• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Citra Merek dan Bauran Promosi Terhadap Minat Beli Mobil Merek Mitsubishi pada Masyarakat Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Citra Merek dan Bauran Promosi Terhadap Minat Beli Mobil Merek Mitsubishi pada Masyarakat Kota Medan"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK DAN BAURAN PROMOSI TERHADAP MINAT BELI MOBIL MEREK MITSUBISHI PADA MASYARAKAT

KOTA MEDAN

OLEH

Xamuel Adhi Pangestu Luckita

100502192

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH CITRA MEREK DAN BAURAN PROMOSI TERHADAP MINAT BELI MOBIL MEREK MITSUBISHI PADA MASYARAKAT KOTA MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan bauran promosi terhadap minat beli mobil merek Mitsubishi pada masyarakat kota medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample . Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat kota Medan. Populasi berjumlah 96 orang dan seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitaif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data primer dan menggunakan studi kepustakaan dari berbagai sumber untuk memperoleh data sekunder.

Pada uji hipotesis secara simultan (Uji F) variabel citra merek, dan bauran promosi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli. Pada uji hipotesis parsial (Uji t) variabel citra merek dan bauran promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.

(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF BRAND IMAGE AND PROMOTION MIX THAT AFFECTING THE BUYING INTEREST OF MITSUBISHI CAR ON PEOPLE OF MEDAN

This research aims to identify and analyze the effect of brand image and promotion mix that affecting the buying interest of Mitsubishi car on people of medan. Sample were taken by simple random sampling method, that means there is a fair chance of all the population members to be selected as a sample. The criteria is people of medan who have the buying interest of mitubishi car.The total of population is 96 and all of the population become sample.

The type of this research is quantitative descriptive. The primary data was collected by questionaire and for secondary data was collected from some litterature.

The result from simultaneous testing (F-test) shows that simultaneously the effect of brand image and promotion mix are positive and significant to the buying interest. On the partial testing (t-test), the effect of brand image are positive and significant to the buying interest.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan Rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini merupakan persembahan terindah buat orang tua tercinta Murni Lukas, dan Laili Marni yang senantiasa mendoakan, memberi dukungan secara moril dan materil, serta memberikan kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dan proses perkuliahan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Citra Merek dan Bauran Promosi terhadap Minat Beli Mobil Merek Mitsubishi pada masyarakat kota Medan”. Penulis telah banyak menerima dukungan dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.

(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof.Dr.Paham Ginting, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu,memberikan arahan dan bimbingan kepada saya. 6. Bapak Liasta Ginting, SE, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Bapak Philip Katio selaku Direktur dari PT. Bintang Nugraha Utama Motors yang membantu memberikan data Mitsubishi.

9. Teman-teman Manajemen 2010 yang memberikan dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini Silfanus Barita, dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Medan, Juli 2014 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.1.4 Pembentukan Citra Merek (Brand Image) ... 16

2.2 Bauran Promosi ... 17

2.2.1 Definisi Bauran Promosi ... 17

2.2.2 Unsur-unsur Bauran Promosi ... 18

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Bauran Promosi ... 19

2.2.4 Ciri Ciri Iklan Yang baik... 20

2.3 Minat Beli ... 21

2.3.1 Pengertian Minat Beli ... 21

2.3.2 Indikator Minat Beli... 23

2.3.3Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen ... 24

2.3.4 Tahap Tahap Minat Beli Konsumen... 25

2.4 Penelitian Terdahulu ... 27

2.5 Kerangka Konseptual ... 28

2.6 Hipotesis ... 29

(7)

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Definisi Operasional ... 30

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.6 Populasi dan Sampel ... 33

3.6.1 Populasi Penelitian ... 33

3.6.2 Sampel Penelitian ... 33

3.7 Jenis dan Sumber data ... 34

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 35

3.9.1 Uji Validitas ... 35

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 37

3.10 Tekhnik Analisis Data ... 38

3.10.1 Analisis Deskriptif... 38

3.10.2 Uji Asumsi Klasik... 38

3.10.2.1 Uji Normalitas... 38

3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas... 38

3.10.2.3 Uji Multikolinieritas... 39

3.10.3 Pengujian Hipotesis... .. 40

3.10.3.1 Uji Signifikan Simultan/Uji Serentak (Uji–F)... 40

3.10.3.2 Uji Signifikan Parsial/Uji Individual (Uji thitung) ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1Gambaran Umum ... 42

4.1.1 Sejarah Mitsubishi ... 42

4.1.2 Produk Mitsubishi. ... 44

4.1.3 Perkembangan Mitsubishi. ... 45

4.2 Analisis Dekriptif ... 52

4.2.1 KarakteristikResponden ... 52

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 52

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 54

4.2.2 Deskriptif Variabel ... 55

4.2.2.1 Deskripsi Variabel Citra Merek ... 55

(8)

4.2.2.3 Deskripsi Variabel Minat Beli ... 58

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 60

4.3.1 Uji Normalitas Data ... 60

4.3.2 Pengujian Heteroskedastisitas ... 62

4.3.3 Pengujian Multikolinieritas ... 63

4.4 Hasil Pengujian Hipotesis DenganAnalisis Regresi Linier Berganda ... 64

4.4.1 Uji Signifikan Simultan/Uji Serentak (Uji-F) ... 66

4.4.2 Uji Parsial/Uji Individu (Uji t) ... 67

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

4.5.1 Hasil Analisis Deskriptif... ... 69

4.5.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden ... 69

4.5.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ... 70

4.5.2 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 71

BABV KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Data Penjualan Mitsubishi Dengan Merek Pesaingnya Di Kota

Medan Pada Tahun 2012 – 2013... 6

3.1 OperasionalisasiVariabel : Definisi , Indikator , Skala Penguku ran ... 31

3.2 Instrumen Skala Likert ... 33

3.3 Item-Total Statistics ... 36

3.4 Reliability Statistics ... 37

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 54

4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Citra Merek ... 55

4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Bauran Promosi ... 57

4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Minat Beli ... 58

4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 61

4.8 Coefficientsa ... 63

4.9 Variables Entered/Removed ... 64

4.10 Coefficientsa ... 64

4.11 ANOVAb ... 66

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 29

4.1 Histogram Uji Normalitas... 60

4.2 Plot Uji Normalitas... 61

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

(12)

ABSTRAK

PENGARUH CITRA MEREK DAN BAURAN PROMOSI TERHADAP MINAT BELI MOBIL MEREK MITSUBISHI PADA MASYARAKAT KOTA MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan bauran promosi terhadap minat beli mobil merek Mitsubishi pada masyarakat kota medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample . Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat kota Medan. Populasi berjumlah 96 orang dan seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitaif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data primer dan menggunakan studi kepustakaan dari berbagai sumber untuk memperoleh data sekunder.

Pada uji hipotesis secara simultan (Uji F) variabel citra merek, dan bauran promosi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli. Pada uji hipotesis parsial (Uji t) variabel citra merek dan bauran promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.

(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF BRAND IMAGE AND PROMOTION MIX THAT AFFECTING THE BUYING INTEREST OF MITSUBISHI CAR ON PEOPLE OF MEDAN

This research aims to identify and analyze the effect of brand image and promotion mix that affecting the buying interest of Mitsubishi car on people of medan. Sample were taken by simple random sampling method, that means there is a fair chance of all the population members to be selected as a sample. The criteria is people of medan who have the buying interest of mitubishi car.The total of population is 96 and all of the population become sample.

The type of this research is quantitative descriptive. The primary data was collected by questionaire and for secondary data was collected from some litterature.

The result from simultaneous testing (F-test) shows that simultaneously the effect of brand image and promotion mix are positive and significant to the buying interest. On the partial testing (t-test), the effect of brand image are positive and significant to the buying interest.

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Saat ini, perkembangan jumlah penduduk yang cukup pesat serta beragamnya aktivitas kerja setiap orang memungkinkan segala aktivitas tersebut harus dilakukan secara cepat. Agar orang dapat melakukan pekerjaan secara cepat, dibutuhkan sarana pendukung, seperti sarana transportasi. Transportasi merupakan alat yang berguna untuk memindahkan barang atau orang dalam kuantitas tertentu, ke suatu tempat tertentu, dalam jangka waktu tertentu (Tjiptono,2000:204).

Salah satu sarana transportasi tersebut adalah mobil. Saat ini, Indonesia tergolong negara yang indeks aspirasi kepemilikan mobilnya tinggi (Majalah Mix,2005), sehingga banyak perusahaan berlomba dan bersaing dalam merebut konsumen dengan menawarkan berbagai jenis merek maupun tipe kendaraan. Banyak sekali merek kendaraan yang ditawarkan, merek kendaraan roda empat yang cukup dikenal oleh banyak orang adalah Mitsubishi, Toyota, Suzuki, Honda, Daihatsu (Republika, 2005).

(15)

Perusahaan sebagai salah satu unit kerja selalu berusaha untuk mengorganisir segala sumber daya yang ada agar dalam aktivitas produksinya tercapai hasil maksimal yang akhirnya dapat meningkatkan minat beli konsumen. Minat beli adalah suatu keinginan yang timbul dibenak konsumen untuk dapat memiliki atau membeli

suatu produk atau jasa yang baru diingat, didengar atau dirasakannya. minat sangat

penting artinya bagi seseorang untuk melaksanakan kegiatan termasuk dalam melakukan pembelian.

Dalam abad millennium seperti sekarang ini perusahaan dituntut bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan dan mempertahankan konsumen yang loyal, dan salah satunya adalah melalui citra merek. Memasuki millennium baru di era globalisasi ini produsen dihadapkan pada persaingan untuk meraih dominasi merek. Iklim usaha yang semakin menantang, seperti dalam dunia otomotif membuat manajemen dapat menjawab tantangan pasar dan memanfaatkan peluang pasar dalam struktur persaingan di masa kini maupun di masa mendatang.

Kemampuan perusahaan dalam menangani masalah pemasaran, mencari dan menemukan peluang-peluang pasar akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dalam persaingan. Salah satu cara yang dilakukan sehingga akan mempengaruhi konsumen dalam memilih produk otomotif adalah melakukan brand image.

(16)

bagi suatu perusahaan salah satunya akan menciptakan suatu keunggulan bersaing. Produk yang memilki citra merek yang baik cenderung akan lebih mudah diterima oleh konsumen. Citra terhadap produk berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu produk. Konsumen dengan citra positif terhadap suatu produk, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu kegunaan utama dari iklan diantaranya adalah untuk membangun citra positif terhadap suatu produk.

Manfaat lain dari citra produk yang positif, yaitu dengan mengembangkan suatu produk dan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap produk lama (Sutisna, 2003:83). Semakin baik citra suatu merek, semakin tinggi minat beli konsumen terhadap produk tersebut.

Menurut Assael (2001:82) sikap terhadap merek yaitu merupakan pernyataan mental yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak sukasuatu produk. Menurut Setiadi (2003:216) juga menyatakan ada tiga komponen sikap, yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Kepercayaan atas merek adalah komponen kognitif dari sikap, evaluasi merek adalah komponen afektif atau perasaan dan maksud untuk membeli adalah komponen konatif atau tindakan.

(17)

dengan konsumen. Komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan promosi.

Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2000:219).

Promosi sebagai salah satu komponen dari bauran pemasaran memiliki peranan penting dalam mengkomunikasikan suatu produk dan dapat menciptakan preferensi konsumen atau calon konsumen mengenai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan perlu mempertimbangkan keefektifan dan keefesienan dari bauran promosi yang digunakan. Bauran promosi yang digunakan oleh setiap perusahaan tidak sama, tergantung dari kondisi perusahaan.

Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing, sehingga hal ini dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi berhubungan erat dengan hasil dari perilaku konsumen, apakah membeli atau tidak membeli.

(18)

Medium Truck 6 x 2 (10 wheel), Medium Truck 6x4 (10 wheel), Mirage, Outlander sport, Pajero sport.

Dalam bauran promosi, untuk lebih memperkenalkan produknya, Mitsubishi melalui salah satu agen nya di Indonesia yaitu PT. Bintang Nugraha Utama Motor gencar melakukan kegiatan promosi untuk menarik minat beli konsumen, yaitu diantaranya dengan membuat iklan di media cetak, display product di showroom, mengadakan event di Mall dan mengadakan event peluncuran barang dengan mengundang konsumen potensial untuk datang ke showroom secara langsung. Konsumen potensial telah ada di database perusahaan yang didapat dari salesman.

Mitsubishi memiliki brand image yang baik di masyarakat, seperti yang di sebutkan di merdeka.com bahwa diantara 10 merek yang diamati dalam studi J.D. Power Asia Pasifik 2013, Mitsubishi menempati posisi tertinggi dalam kepuasan penjualan dengan 792 poin, meningkat 22 poin dibandingkan tahun lalu. Prestasi ini berkat profesionalitas pihak Mitsubishi dalam tiap proses penjualan serta interaksi dengan konsumen yang sangat baik.

(19)

juga melambangkan three stacked rhombuses yang berasal dari keluarga nya (Iwasaki).

Berikut adalah data penjualan Mitsubishi dengan merek pesaingnya pada tahun 2012 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini:

Tabel 1.1

Data Penjualan Mitsubishi Dengan Merek Pesaingnya Di Kota Medan Pada Tahun 2012-2013

No

MEREK Unit

2012 2013

1 Mitsubishi 29.189 33.558

2 Toyota 13.345 13.556

(20)

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dan penjelasan di atas yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Apakah citra merek dan bauran promosi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli mobil merek mitsubishi?

2. Apakah citra merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli mobil merek mitsubishi?

3. Apakah bauran promosi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli mobil merek mitsubishi?

1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas , maka peneliti merumuskan tujuan penelitiannya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan bauran promosi terhadap minat beli mobil merek mitsubishi secara simultan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek terhadap minat beli mobil merek mitsubishi secara parsial.

(21)

1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan daya beli konsumen melalui perwujudan variabel-variabel yang mempengaruhinya.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan mengenai citra merek dan bauran promosi terhadap minat beli mobil merek mitsubishi

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek

2.1.1 Pengertian Citra Merek

Menurut Setiadi (2003:182) menyatakan bahwa image atau citra adalah realitas, oleh karena itu jika komunikasi pasar tidak cocok dengan realitas, secara normal realitas akan menang. Citra akhirnya akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai pengalaman yang cukup dengan realitas baru. Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa sebenarnya organisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerja yang baik.

Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing (Laksana, 2008:77). Merek mempunyai peranan yang penting dan merupakan aset prestisius bagi perusahaan.

(23)

Citra merek umumnya didefinisikan segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek (Suryani, 2008: 113)

Citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan: jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan. (Shimp, 2003:12). Citra merek umumnya didefinisikan segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek (Suryani, 2008:113).

Berdasarkan pendapat di atas Hapsari (2010:22) mengambil beberapa kesimpulan tentang citra merek sebagai berikut:

1. Citra merek mempengaruhi pola pikir dan pandangan konsumen mengenai merek secara keseluruhan.

(24)

3. Citra merek memegang kepercayaan, pemahaman, dan persepsi konsumen terhadap suatu merek.

4. Citra merek merupakan asosiasi yang muncul dalam benak konsumen dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu terhadap suatu merek.

5. Citra merek yang baik dapat meningkatkan penjualan produsen serta menghambat kegiatan pemasaran pesaing.

6. Citra merek merupakan faktor penting dalam keputusan pembelian konsumen hingga konsumen menjadi loyal terhadap merek tertentu.

2.1.2 Acuan Asosiasi Merek

(25)

Suatu merek yang mapan akan memilki posisi yang menonjol dalam persaingan jika didukung oleh asosiasi yang tepat. Berbagai asosiasi yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut citra merek. Semakin banyak suatu asosiasi yang terbentuk akan semakin kuat citra merek yang dimilikinya. Menurut Aaker dalam Simamora (2003:31), terdapat sebelas sumber asosiasi merek, yaitu

1. Product Atributes (Atribut Produk)

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi ini sangat efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.

2. Intengibles Atribute (Atribut tak berwujud)

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsikualitas, kemajuan teknologi, kesan nilai yag mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.

3. Consumer’s Benefit (Manfaat bagi pelanggan)

(26)

4. Relative Price (Harga Relatif)

Evaluasi terhadap merek disebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

5. Aplication (Penggunaan).

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

6. User/consumer (Pengguna/pelanggan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan kelas produk tersebut.

7. Celebrity/person (Orang terkenal/khalayak)

Mengaitkan orang terkenal/artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi yang kuat yang dimiliki oleh orang terkenal kedalam merek tersebut.

8. Life style (Gaya Hidup/ kepribadian)

Asosiasi merek dengan satu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

9. Product Class (Kelas Produk)

Mengasosiasikan sebuah merek melalui kelas produknya 10.Competitors (Para pesaing)

(27)

11.Country/Geographic Area (Negara/wilayah Geografis)

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memilki hubungan yangerat dengan produk, bahan dan kemampuan

2.1.3 Elemen Citra Merek

Berdasarkan Handayani (2010:22), citra merek memiliki empat elemen, yaitu: 1. Ketahanan (Tenacity)

Berkaitan dengan kualitas dan citra merek produk itu sendiri. a. Kualitas produk

Produk yang dipasarkan dan dijual harus memiliki jaminan atau kualitas yang baik sesuai dengan citra merek yang dimiliki.

b. Bahan-bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produk harus merupakan bahan-bahan yang sesuai atau bermutu dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh sebuah perusahaan.

2. Kesesuaian (Congruence)

Berkaitan dengan kesesuaian antara karakteristik merek dengan citra merek itu sendiri yang ingin ditonjolkan dari sebuah produk.

a. Iklan

(28)

b. Logo

Logo merupakan ciri atau simbol yang menunjukkan suatu karakteristik dari sebuah merek. Oleh karena itu, logo mampu menciptakan brand image tersendiri di benak konsumen.

3. Keseksamaan (Precision)

Sejauh mana brand image secara akurat dan konsisten ingin ditampilkan. a. Rasa

Rasa dari sebuah produk harus konsisten dan akurat. Hal ini akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian berulang. Ketika konsumen menemukan ada perbedaan cita rasa produk antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, maka ada kemungkinan konsumen akan dikecewakan karena ekspektasi rasa yang didapatkan sebelumnya tidak terpenuhi di repeated-buying berikutnya. Hal ini dapat menimbulkan penghentian repeated-buying.

b. Harga

(29)

4. Konotasi (Connotation)

Konotasi merupakan pendapat konsumen dari kepribadian produk yaitu dari semua karakteristik merek produk sejenis yang diterima, konsumen menemukan merek produk yang satu berbeda dari merek produk lainnya.

a. Variasi rasa

Rasa yang ditawarkan kepada konsumen tidak hanya satu melainkan memilki variasi atau beragam rasa dari berbagai produk yang ditawarkan. Hal ini berguna untuk menyesuaikan dengan selera konsumen sehingga konsumen dapat memilih sesuai dengan keinginannya.

b. Pelayanan

Pelayanan yang dihasilkan dari sebuah produk atau jasa sangat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap citra merek dari sebuah produk. Apakah pelayanan dari produk tersebut cepat atau lama, ramah atau tidak, menjawab kebutuhan atau tidak, dan lain-lain.

2.1.4 Pembentukan Citra Merek (Brand Image)

Menurut Handayani (2010:22), pembentukan citra merek dalam benak konsumen tidak terjadi secara cepat melainkan membutuhkan proses bertahun-tahun. Pembentukan citra merek dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Kualitas dari produk yang dihasilkan.

(30)

2. Pelayanan yang disediakan.

Produsen tidak hanya menjual produk melainkan pelayanan. Kepuasan pelanggan tergantung pada pelayanan yang diberikan produsen kepada konsumen.

3. Kebijakan perusahaan.

Kebijakan-kebijakan perusahaan yang dibuat akan membentuk nilai dan persepsi untuk perusahaan tersebut di benak konsumen yang berdampak pada citra image perusahaan.

4. Reputasi perusahaan.

Setiap perusahaan memiliki reputasi masing-masing. Perusahaan yang telah memiliki reputasi yang baik harus dapat mempertahankannya dalam segala bidang. Semakin baik reputasi yng dimiliki perusahaan maka citra image perusahaan tersebut juga semakin baik dan kuat.

5. Kegiatan pemasaran perusahaan.

Apa, bagaimana, kapan, dimana, dan siapa yang akan menjadi target pemasaran dari perusahaan sangat penting karena hal tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan sebuah perusahaan dalam membentuk citra image.

2.2 Bauran Promosi

2.2.1 Pengertian Bauran Promosi

Bauran Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif dari

bauran pemasaran. Untuk memasarkan suatu produk seorang pemasar harus

mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada konsumen

(31)

tindakan konsumen yang mengarah kepada keuntungan perusahaan. Menurut Stanton

et al. (2004: 494) bauran promosi ialah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan. Dan menurut Kotler dan Armstrong (2008: 264) bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya.

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bauran promosi merupakan kombinasi dari periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan, humas dan publikasi, dan pemasaran langsung yang semuanya direncanakan untuk membantu pencapaian tujuan program penjualan perusahaan.

2.2.2 Unsur-unsur Bauran Promosi

Unsur-unsur bauran promosi menurut Stanton et al. (2004:487), mengemukakan empat unsur bauran promosi, yaitu :

1. Penjualan tatap muka (Personal Selling)

Penjualan tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan. 2. Periklanan (Advertising)

Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi yang dilakukan bukan secara pribadi mengenai gagasan , barang, atau jasa yang dibiayai oleh sponsor tertentu.

(32)

3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan dibiayai oleh sponsor , yang bertujuan untuk meningkatkan periklanan dan penjualan tatap muka.Terkadang diberikan insentif kepada sales untuk meningkatkan penjualan.

4. Pemasaran hubungan masyarakat (Marketing Public Relation)

Pemasaran hubungan masyarakat merupakan salah satu alat promosi yang penting dan ditujukan untuk membangun opini masyarakat dalam rangka memelihara, meningkatkan dan melindungi citra perusahaan dan produknya. 2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Bauran Promosi

Menurut Alma (2009:179) ada beberapa faktor yang mempengaruhi bauran promosi yaitu:

1. Faktor Anggaran

Bisnis yang memiliki dana banyak tentu memiliki kemampuan besar dalam mengkombinasikan elemen-elemen promosi. Sebaliknya bisnis yang lemah keuangannya sedikit sekali menggunakan advertising dan promosinya kurang efektif.

2. Faktor Pasar

(33)

3. Faktor Produk

Keadaan produk, ini menyangkut apakah produk ditujukan untuk konsumen akhir atau sebagai bahan industri, atau produk pertanian. Lain produk, lain pula teknik yang digunakan.

4. Faktor Tahap Siklus Hidup Produk

Pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan mempengaruhi promosi yang digunakan.

2.2.4 Ciri-Ciri Iklan Yang Baik

Ciri ciri iklan yang baik harus memiliki kriteria di bawah ini :

1 Mempunyai sasaran yang jelas,dengan menentukan target konsumen ada target utama dan target kedua, ini juga untuk menentukan media pasang iklan dan penetapan target konsumen tergantung pada kualitas, harga, distribusi (jangkauan pemasaran)

2 Mempunyai fokus atas hal yang ingin di komunikasikan dari produk dan jasa yang di iklankan.

3 Mempunyai daya tarik tertentu hingga konsumen yang di sasarnya bisa berhenti untuk memperhatikan isi iklan, selain kata kata menarik, daya tarik iklan muncul dari desain layout yang menarik.

(34)

5 Komunikasi iklan memiliki empat unsur utama yaitu :

a. Pengirim iklan adalah produsen atau dalam bisnis periklanan di wakili biro iklan.

b. Isi iklan dalam iklan ada headline kalimat singkat tidak lebih dari sepuluh kata dan di harapkan konsumen langsung dapat banyak informasi mengenai produk dan jasa body copy adalah informasi tambahan bila konsumen tertarik.

c. Media komunikasi tempat iklan di sajikan baik di media cetak, media elektronik atau media lainnya antara lain media internet yang penetrasinya di Indonesia masih kurang, billboard dan lain-lain.

d. Penerima iklan konsumen yang di sasar produk barang atau jasa kita

6. Pilihlah slogan dengan kata-kata padat dan berisi yang merupakan gambaran terhadap headline di mana konsumen dapat membaca lebih detail.

2.3 Minat Beli

2.3.1 Pengertian Minat Beli

(35)

bagaimana proses minat dari dalam diri konsumen sangat penting dilakukan. Perilaku minat konsumen adalah hasil dari evaluasi terhadap merek atau jasa. Tahapan terakhir dari proses tersebut adalah pengambilan keputusan secara kompleks termasuk menggunakan merek atau jasa yang diinginkan, mengevaluasi merek atau jasa tersebut pada saat digunakan dan menyimpan informasi untuk digunakan pada masa yang akan datang.

Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar, maupun para ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksikan perilaku konsumen di masa yang akan datang. Minat beli konsumen adalah sebuah prilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih,menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk .(Kotler dan Keller, 2003:182).

(36)

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka dapat dipahami bahwa minat sangat penting artinya bagi seseorang untuk melaksanakan kegiatan termasuk dalam melakukan pembelian.

2.3.2 Indikator Minat Beli

Menurut Sutantio (2004:14), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

(37)

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha (2009:89) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:

1. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.

2. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

3. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya.

4. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

5. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller, (2003:187) ada beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen yaitu :

(38)

alternatif yang disukai seseorang akan bergantung sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

2. Faktor situasional yang tidak terduga yaitu faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. Beberapa faktor ini terdiri dari: harga, pendapatan dan manfaat produk yang diharapkan.

2.3.4 Tahap-Tahap Minat Beli Konsumen

Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:182), menyatakan konsep model AIDA merupakan rangkaian atau tahap pelanggan bisnis dalam menentukan minat beli atau menentukan dorongan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Tahap-tahap model AIDA diantaranya :

1. Attention

Merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasanya yang dibutuhkan calon pelanggan, dimana dlam tahap ini calon pelanggan nilai mempelajari produk/jasa yang ditawarkan.

2. Interest

(39)

3. Desire

Calon pelanggan memikirkan serta berdiskusi yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk/ jasa yang ditawarkan. Dalam tahapan ini calon pelanggan harus maju serta tingkat dari sekedar tertarik akan produk. Tahap ini ditandai dengan hasrat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk. 

4. Action

Melakukan pengambilan keputusan yang pasif atas penawaran. Pada tahap ini calon pelanggan yang telah mengunjungi perusahaan akan mempunyai tingkat kemantapan akan membeli atau menggunakan suatu produk yang ditawarkan

(40)

2.4 Penelitian Terdahulu

Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Heri Haerudin

Asmoro (2011) Pengaruh

(41)

2.5 Kerangka Konseptual

Salah satu cara untuk meningkatkan minat beli konsumen dapat dilakukan dengan pemasaran. Dalam pemasaran modern, perusahaan tidak hanya mengembangkan produk yang bermutu, penetapan harga yang tepat dan penempatan produk yang terjangkau oleh konsumen tetapi perusahaan melakukan komunikasi dengan konsumen. Komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan promosi.

Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing, sehingga hal ini dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi berhubungan erat dengan hasil dari perilaku konsumen, apakah membeli atau tidak membeli.

(42)

Semakin baik citra suatu merek, semakin tinggi minat beli konsumen terhadap produk tersebut. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Citra merek dan bauran promosi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli mobil merek mitsubishi.

2. Citra merek secara parsial berpengaruh positif dan signifkan terhadap minat beli mobil merek mitsubishi.

3. Bauran promosi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli mobil merek mitsubishi.

Citra Merek (X1)

Bauran Promosi (X2)

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan dengan faktor citra merek dan bauran promosi. (Sugiyono, 2006:13).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada 21 kecamatan di kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juni 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Maka batasan operasional Penelitian ini dibatasi pada variabel bebas (independent), citra merek (X1) danbauran promosi (X2), variabel terikat (dependent) minat beli (Y).

3.4 Definisi Operasional

(44)

menjelaskan defenisi operasional variabel yang berisikan indikator, yang digunakan untuk membantu membuat daftar pernyataan pada penelitian ini.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel : Definisi , Indikator , Skala Pengukuran

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran Citra

Merek (X1)

Seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.

1. Citra positif

2. Merek dikenal oleh masyarakat luas 3. Memiliki ciri khas

yang membedakan dengan merek lain

(45)

Seperti penjelasan sebelumnya dan terlihat pada Tabel 3.1, adapun variabel pada penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya.

a. Variabel citra merek (X1)

Seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.

b. Variabel bauran promosi (X2)

Kombinasi dari periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan, humas dan publikasi, dan pemasaran langsung yang semuanya direncanakan untuk membantu pencapaian tujuan program penjualan perusahaan.

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas

a. Minat beli (Y)

Kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

(46)

penelitian ini diberikan lima alternatif jawaban kepada responden yang dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1 Sumber: Sugiyono, (2006) diolah peneliti

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2006:90) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini populasinya adalah semua masyarakat yang berpotensi membeli / berminat membelimobil dengan merek Mitsubishi yang tidak diketahui secara pasti jumlahnya.

3.6.2 Sampel Penelitian

(47)

=

d

Dimana

N : Jumlah sampel

Zα : Nilai tabel Zα berdasarkan tingkat signifikansi tertentu Bila α = 0,05 Z= 1,67

Bila α = 0,01 Z= 1,96

P : estimasi proporsi populasi yang sesuai dengan kriteria sample Q : proporsi populasi yang tidak sesuai sample (1-p)

d : penyimpangan yang ditolerir (10%)

Penulis memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p yang belum diketahui maka dapat digunakan p-0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

= ,9 , ,

, = 96,04 orang

Jadi, jumlah sampel 96,04 orang dan dibulatkan menjadi 96 orang

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sample yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample(Umar, 2004:96).

3.7 Jenis dan Sumber Data

(48)

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh untuk melengkapi data primer dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi seperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

3.8 Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pernyataantertulis untuk diisi responden.Kuesioner ini menggunakan sistem tertutup, yaitu bentuk pernyataanyang disertai alternatif jawaban dan responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut.

Data yang dikumpulkan meliputi: a. Identitas responden

b. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah, internet dan literatur lainnya yang memiliki hubungan dengan permasalahan yang diteliti.

(49)

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian (Ginting dan Situmorang, 2008:32).

Pada tahap prasurvei, kuesioner yang berisi 12 item pernyataan mengenai faktor citra merek (X1) dan bauran promosi (X2) yang mempengaruhi minat beli Mitsubishi pada masyarakat kota Medan, disebarkan kepada 30 responden di luar sampel penelitian.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16,0 dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung> r tabel, maka pernyataan dikatakan valid 2. Jika r hitung< r tabel, maka pernyataan dikatakan tidak valid

3. r tabel pada sampel (n) sebanyak 30 dengan tingkat signifikansi 5% adalah 0,361 4. r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation

Tabel 3.3

VAR00001 38.0667 86.271 .620 .894

VAR00002 38.4667 86.878 .574 .896

VAR00003 37.9333 85.237 .691 .891

VAR00004 38.4333 86.047 .564 .897

VAR00005 38.0667 86.271 .620 .894

VAR00006 38.3667 85.344 .695 .891

VAR00007 38.3667 86.930 .536 .899

VAR00008 38.3667 86.102 .657 .892

VAR00009 37.8667 83.982 .727 .889

(50)

VAR00011 38.3667 86.102 .657 .892

VAR00012 38.6333 88.171 .552 .897

Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 (Juni 2014)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid, hal ini dapat dilihat dari rhitung pada corrected item-total correlation yang pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel (0,361).

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ginting dan Situmorang, 2008:37).Bila suatu alat pengukur di pakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.

Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha yaitu suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0.60 (Ghozali, 2005:41-42)

Tabel 3.4 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.902 12

Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 (Juni 2014)

(51)

3.10 Teknis Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan penjelasan dari hasil pengumpulan data yang dianalisis sehingga diperoleh gambaran jelas mengenai objek penelitian.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang dipergunakan dalam penelitian. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi:

3.10.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (Ginting dan Situmorang, 2008:55).

Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat pp plot yang membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari keduanya berbentuk linear (dapat didekati garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal (Ginting dan Situmorang, 2008:58).

3.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas

(52)

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ginting dan Situmorang, 2008:65). Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya (SRESID). Deteksi terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot yang disajikan, jika terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.Maka hal ini tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan konsumen, berdasarkan masukan variabel independennya.

3.10.2.3 Uji Multikolinieritas

Pada mulanya multikolinieritas ini berarti adanya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi (Ginting dan Situmorang, 2008:96).

(53)

3.10.3 Pengujian Hipotesis

3.10.3.1 Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji – F)

Uji F yaitu untuk menunjukkan semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau serentak variabel independen yaitu citra merek (X1) dan bauran promosi (X2) terhadap variabel dependen yaitu minat beli konsumen (Y).

H0 : b1,b2,b3 = 0, Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu citra merek (X1) dan bauran promosi (X2) terhadap variabel dependen yaitu minat beli konsumen (Y).

Ha : b1≠ b2≠ b3, Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu citra merek (X1) dan bauran promosi (X2) terhadap variabel dependen yaitu minat beli konsumen (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu: H0 diterima jika Fhitung< Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung> Ftabel pada α = 5%

3.10.3.2 Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji thitung)

(54)

Kriteria Pengambilan Keputusan, yaitu: H0 diterima, apabila thitung< ttabel pada α = 5% Ha diterima, apabila thitung> ttabel pada α = 5%

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu citra merek (X1) dan bauran promosi (X2) terhadap variabel dependen yaitu minat beli konsumen (Y), bentuk pengujiannya adalah:

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu citra merek (X1) dan bauran promosi (X2) terhadap variabel dependen yaitu minat beli konsumen (Y).

Ha : bi≠ 0

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Mitsubishi

Sebagai negara dengan ekonomi terkuat kedua di dunia, kemajuan dan keberhasilan Jepang turut ditopang oleh keberadaan perusahaan-perusahaan Jepang berskala internasional. Kebanyakan, perusahaan tersebut menjadi besar dan berhasil bukan dengan cara instant dan dalam waktu singkat, melainkan karena telah menjalani sejarah dan tradisi sejak lebih dari seratus tahun yang lalu. Salah satu perusahaan tersebut adalah Mitsubishi Companies.

(56)

Yataro Iwasaki merupakan wirausahawan ulet yang mendirikan Mitsubishi. Tahun 1870 ia mendirikan perusahaan perkapalan sendiri dengan nama Tsukumo Shokai, dengan aset tiga buah kapal uap. Inilah awal mula Mitsubishi. Perusahaan tersebut mulai mengadopsi nama Mitsubishi pada Maret 1873 saat Yataro secara resmi menjadi pemimpinya. Simbol Mitsubishi sendiri melambangkan tiga berlian yang memuat tradisi 139 tahun. “Mitsubishi” merupakan kombinasi dari kata mitsu dan hishi. Mitsu berarti tiga dan hishi berarti water chestnut yang digunakan masyarakat Jepang untuk melambangkan bentuk berlian. Simbol tiga berlian yang menjadi simbol Mitsubishi berasal dari three-leaf crest milik klan Tosa (tempat dimana Yataro pertama kali bekerja) dan juga melambangkan three stacked rhombuses dari keluarganya (Iwasaki).

Dalam perjalanannya, perusahaan milik Yataro ini mengalami serangkaian perubahan nama, antara lain Mitsukawa Shokai, Mitsubishi Shokai, Mitsubishi Jokisen Kaisha (Mitsubishi Steamship Company), serta Yubin Kisen Mitsubishi Kaisha (Mitsubishi Mail Steamship Company). Mitsubishi Mail Steamship Company yang bergerak di bidang jasa pelayaran dan perdagangan ke China, menjadi perusahaan Jepang pertama yang membuka rute ke luar negeri.

(57)

Mitsubishi. Adanya kompetisi ini hampir saja membangkrutkan kedua perusahaan. Untuk mengatasinya, dimunculkan isu merger kedua perusahaan. Namun, delapan bulan sebelum merger dilaksanakan, Yataro meninggal dunia akibat kanker perut pada tahun 1885.

4.1.2 Produk Mitsubishi

Mitsubishi merupakan salah satu pabrik otomotif yang sudah berdiri cuku lama dan pabrik ini juga sudah banyak menghasilkan produk otomotif yang berkualitas. Berikut daftar harga beserta jenis mobil Mitsubishi pada tahun 2014:

Daftar Harga Dan Produk Mitsubishi Pada Bulan Juni Tahun 2014

No Jenis Mobil Harga

1 Mitsubishi Grandis GLS INVECS II 355.000.000 2 Mitsubishi Lancer Evolution X 1.270.000.000 3 Mitsubishi Lancer EX 2.0 415.000.000

4 Mitsubishi Maven GLS 154.000.000

(58)

4.1.3 Perkembangan Mitsubishi

Perkembangan Mitsubishi sejak tahun 1970 sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1970

1. Menandatangani kontrak kerjasama antara Presiden dari Mitsubishi Corporation dengan Presiden Komisaris Krama Yudha Bpk. H. Sjarnoebi pada awal tahun 1970.

2. PT. New Marwa 1970 Motors ditetapkan sebagai distributor resmi kendaraan Mitsubishi di Indonesia.

1971

1. Peluncuran Colt T-100 dan Jeep J20 1973

1. PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) didirikan sebagai sebagai pabrik perakitan untuk Truck Mitsubishi.

2. PT. New Marwa Motors 1970 diubah nama menjadi PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors

3. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) didirikan sebagai pabrik perakitan engine, body parts dan chassis.

4. Peluncuran FUSO. 1974

(59)

1975

1. Peluncuran Colt Diesel T200 CU, T200 CH dan T210Fz. 1977

1. Peluncuran Galant Sigma 2000cc GLX dan Sedan 2. Peluncuran Fuso FM215F.

1979

1. Peluncuran Colt Diesel FE101 dan FE111 2. Peluncuran BM115L Bus

1980

1. KTB mengambil alih PT. Pipit Motor Jakarta untuk memasang kendaraan penumpang, yang kemudian menjadi PT. Krama Yudha Kesuma Motor (KKM) 2. Peluncuran Colt L100, 600 cc

3. Pemasaran FUSO FM215H dan Dump truck. 1981

1. KKM mulai mengumpulkan GALANT SIGMA 2000CC GLX dan 1600cc GL ( YC) sedan

2. Peluncuran Colt L300, bensin 1400Cc 3. Peluncuran Lancer 1400cc

1983

(60)

1984

1. Peluncuran Colt Diesel FE104- 4 roda kemudi

2. Peluncuran Colt L300 Bensin, 1600cc dan Colt L300 Diesel, 2300cc 3. Peluncuran Lancer Notchback dan Hatchback.

1985

1. Peluncuran FUSO FM516 1986

1. Peluncuran Jetstar 1000cc 2. Peluncuran BM116L Bus 1987

1. Peluncuran Fuso FM516F

2. Peluncuran Eterna Super Exceed 2000CC SOHC sedan 3. Peluncuran 1600CC GLX sedan.

1988

1. Peluncuran New ETERNA 2000CC DOHC 16 valve GTI dan SOHC 2. Peluncuran Colt L300 diesel 2500CC

1989

1. Peluncuran New Lancer dan Gan 1600cc Gti-16V 2. Peluncuran FUSO BM117L Bus

1990

1. Peluncuran Colt Diesel FE119 Aniki, 120PS

(61)

1991

1. Peluncuran Colt T120Ss, 1300cc

2. Pemasaran ETERNA DOHC Automatic 2000CC GTi Sedan 3. Peluncuran RM117L Bus

1992

1. Peluncuran Lancer Le

2. Gan 1500cc (MT/AT) 1600CC GLXi dan 1800CC GTi-16V Sedan. 1993

1. Peluncuran New Galant 2000cc V6- 24V MT-AT DOHC/VR Sedan 1995

1. Peluncuran Pajero GLS 3000cc- 6V

2. Peluncuran FUSO FN527 dan Fm517H Ganjoo 220PS 3. Peluncuran Fuso Bus RM117 Turbo

4. Peluncuran Colt Diesel FE449 120PS 1996

1. Peluncuran Colt Diesel FE447 1997

1. Peluncuran New Lancer Glxi/Sei 1600cc ECI Multi 16 valve. 2. Peluncuran New Colt Diesel FE304, FE334, FE349 dan FE347 3. Total penjualan KTB mencapai 1 juta unit

1998

(62)

1999

1. Peluncuran Kuda Bensin (Super Exceed, GLS, GLX) dan Kuda Diesel ( GLS, GLX)

2000

1. Peluncuran Kuda Diesel (Super Exceed) 2. Peluncuran Colt Diesel FE446 F Bus Chassis 2001

1. Peluncuran Fuso Truk FN 527 M3, Heavy Duty

2. Peluncuran New Lancer 1.6 SEI& GLXI Minor Change. 2002

1. Peluncuran New Misubishi Kuda (Grandia, Diamond, Deluxe) 2. Peluncuran L 200 4WD STRADA

3. Peluncuran New Colt Diesel FE 304, FE 334, FE 347, FE 349 4. Peluncuran New Lancer 1.6 A/T Sportmode

5. Peluncuran L 300 MB Hiroof

6. Peluncuran All New Lancer INVECS III 1.8 CVT& 1.6 GLXI 2003

1. Peluncuran New Colt Diesel FE 334 HD dan FE349 HD 2004

1. Peluncuran New Colt Diesel FE 304 Bus Chassis

(63)

4. Peluncuran Strada 2.500cc GLS

5. Peluncuran L200 Club Cab 2.800cc dan Single Cab 2.500cc 2005

1. PT. KTB berubah menjadi Perusahaan Multinasional (PMA) 2. Peluncuran Mitsubishi Grandis

3. Peluncuran Mitsubishi Maven

4. PT.KTB meraih prestasi penjualan 1,5 juta unit 2006

1. KTB berpartisipasi di pameran otomotif pertama yang bertaraf International di Indonesia, yaitu 14tahun Indonesia InternationalMotor Show dan menampilkan kendaraan doublecabin terbaru, Strada Triton untuk pertama kalinya.

2007

1. Peluncuran New Mitsubishi Fuso Colt Diesel Turbo Intercooler 2. Peluncuran Strada Triton

2008

1. KTB berhasil meraih ISO 140001:2004 untuk Environment Management System 2. Peluncuran Grandis GLS

3. Peluncuran Strada Triton Exceed 4. Peluncuran Grandis GT

(64)

2009

1. Peluncuran SUV Mitsubishi Pajero Sport 4x2 dan 4x4 (Super Exceed, GLS) 2. Peluncuran New Colt Diesel Super HD

3. Peluncuran varian terbaru Strada Triton GLS AB (Air Bag) 2010

1. Peluncuran varian terbaru Pajero Sport 4x4 M/T (GLS) 2011

1. Peluncuran Mitsubishi Pajero Sport, Reloaded 2. Peluncuran Mitsubishi Colt Diesel FE HD-L 3. Peluncuran Mitsubishi Fuso Tractor Head FV51 JH 2012

1. Peluncuran Mitsubishi Outlander Sport 2. Peluncuran Mitsubishi Mirage

3. Mitsubishi Meraih Customer Satisfaction Index (CSI) 2012 dari J.D.Power Asia Pasific untuk Kedua kalinya

2013

1. Peresmian Mitsubishi Fuso Truck Center & Parts Depo 2. Peluncuran Mitsubishi Strada Single Cabin GLX 2WD 3. Peluncuran Mitsubishi Pajero Sport Limited

4. Peluncuran Mitsubishi New Colt Diesel FE 71L

5. Prestasi Penjualan Kendaraan Niaga Mitsubishi Ke- 1 Juta Unit

(65)

7. Meraih Penghargaan dengan Predikat No.1 di Indonesia dalam hal kepuasan pelanggan terhadap pelayanan penjualan kendaraan. Penghargaan ini diperoleh dari J.D Power Asia Pacific

4.2 Analisis Deskriptif

Merupakan metode analisis data dengan cara data disusun, dikelompokkan, kemudian disajikan sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi. Analisis deskriptif pada penelitian ini adalah semua masyarakat yang berminatmembeli mobil dengan merek Mitsubishi.

Berdasarkan data dari 96 responden sebagai masyarakat yang berminatmembeli mobil dengan merek Mitsubishi, melalui daftar pertanyaan didapat kondisi responden tentang jenis kelamin, usia dan jenis pekerjaan masyarakat yang bermina tmembeli mobil dengan merek Mitsubishi. Penggolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian. Gambaran umum objek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.1 Karakteristik Responden

4.2.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

(66)

Tabel 4.1 

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Pria 61 63.5%

2 Wanita 35 36.5%

Jumlah 96 100%

Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (Juni 2014).

Pada Tabel 4.1 diketahui bahwa jenis kelamin yang paling banyak diteliti adalah priayaitu sebanyak 61 orang (62.5%), sedangkan sisanya yakni sebanyak 35 orang (37.5%) adalah wanita.Hal ini dikarenakan pria lebih memiliki kegiatan yang lebih banyak dibandingkan dengan wanita dan pria juga memiliki keberanian yang lebih dibandingkan wanita.

4.2.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia (tahun) Frekuensi Persentase

1 19-22 16 16.7%

Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (Juni 2014).

(67)

sebanyak 11 orang (11.5%). Lalu usia responden 27-30 tahun sebanyak 19 orang (19.8%) dan umur responden 31-34 tahun sebanyak 22orang (22.9%) serta umur responden diatas 35 tahun, sebanyak 28 orang (29.1%). Berdasarkan karakteristik usia responden tersebut mengindikasikan bahwa responden yang paling banyak berpotensi membeli mobil dengan merek Mitsubishi adalah responden yang berusia >35 tahun. Hal ini dikarenakan pada umumnya di usia tersebut orang-orang telah mapan dan mampu untuk membeli sebuah mobil serta membutuhkan mobil sebagai transportasi untuk bermobilitas dalam kegiatannya sehari-hari.

4.2.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 Mahasiswa 15 15.6%

2 Wiraswasta 27 28.1%

3 Pegawai Negeri 31 32.3%

4 Pegawai Swasta 23 24%

Jumlah 96 100%

Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (Juni 2014).

(68)

tersebut mengindikasikan bahwa responden yang paling banyak bekerja berdasarkan jenis pekerjaannya adalah responden yang bekerja sebagai pegawai negeri. Hal ini dikarenakanpegawai negeri memiliki kehidupan yang lebih mapan dan kerap mendapatkan promosi langsung dari dealer mobil yang memberikan keringanan dalam membeli sebuah mobil.

4.2.2 Deskriptif Variabel

Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan pendapat responden mengenai variabel citra merek, bauran promosi dan variabel minat beli.

4.2.2.1 Deskripsi Variabel Citra Merek

Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek. Hasil tanggapan terhadap citra merekdapat dijelaskan pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 

 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Citra Merek 

Item

(69)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa Mitsubishi merupakan merek terkenal di dunia otomotif, yaitu 6.3% menyatakan sangat tidak setuju, 16.7% menyatakan tidak setuju, 32.3% menyatakan kurang setuju, 25% menyatakan setuju dan 19.8% menyatakan sangat setuju.

2. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa Mitsubishi merupakan merek yang terkenal di masyarakat luas, yaitu 12.5% menyatakan sangat tidak setuju, 21.9% menyatakan tidak setuju, 19.8% menyatakan kurang setuju, 25% menyatakan setuju dan 20.8% menyatakan sangat setuju.

3. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa Mitsubishi memiliki keunggulan yang membuat nya berbeda dari merek lain, yaitu 3.1% menyatakan sangat tidak setuju, 15.6% menyatakan tidak setuju, 38.5% menyatakan kurang setuju, 13.5% menyatakan setuju dan 29.2% menyatakan sangat setuju.

4.2.2.2Deskripsi Variabel Bauran Promosi

(70)

Tabel 4.5 

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Bauran Promosi 

Item

Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 (Juni 2014) Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1 Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa Iklan yang dibuat oleh Mitsubishi mampu menarik perhatian saya, yaitu 8.3% menyatakan sangat tidak setuju, 9.4% menyatakan tidak setuju, 19.8% menyatakan kurang setuju, 35.4% menyatakan setuju dan 27.1% menyatakan sangat setuju.

2 Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa perusahaan Mitsubishi sering membuat kegiatan undian berhadiah, yaitu 10.4% menyatakan sangat tidak setuju, 20.8% menyatakan tidak setuju, 30.2% menyatakan kurang setuju, 24% menyatakan setuju dan 14.6% menyatakan sangat setuju.

(71)

4 Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa penjelasan yang diberikan oleh staff Marketing Mitsubishi membuat saya berminat untuk melakukan pembelian, yaitu 7.3% menyatakan sangat tidak setuju, 10.4% menyatakan tidak setuju, 21.9% menyatakan kurang setuju, 35.4% menyatakan setuju dan 25% menyatakan sangat setuju.

5 Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa kegiatan marketing yang dilakukan perusahaan Mitsubishi dalam mempromosikan produknya cukup baik, yaitu 8.3% menyatakan sangat tidak setuju, 13.5% menyatakan tidak setuju, 20.8% menyatakan kurang setuju, 22.9% menyatakan setuju dan 34.4% menyatakan sangat setuju.

4.2.2.3Deskripsi Variabel Minat Beli

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Hasil tanggapan terhadap minat belidapat dijelaskan pada Tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Minat Beli Item

(72)

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya memilih membeli merek Mitsubishi dibandingkan merek lain, yaitu 11.5% menyatakan sangat tidak setuju, 7.3% menyatakan tidak setuju, 21.9% menyatakan kurang setuju, 29.2% menyatakan setuju dan 30.2% menyatakan sangat setuju.

2. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya memilih merek Mitsubishi karena rekomendasi dari orang lain, yaitu 3.1% menyatakan sangat tidak setuju, 18.8% menyatakan tidak setuju, 24% menyatakan kurang setuju, 29.2% menyatakan setuju dan 25% menyatakan sangat setuju.

3. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya selalu menggunakan produk Mitsubishiuntuk memenuhi kebutuhan berkendaraan, yaitu 9.4% menyatakan sangat tidak setuju, 7.3% menyatakan tidak setuju, 19.8% menyatakan kurang setuju, 32.3% menyatakan setuju dan 31.3% menyatakan sangat setuju.

(73)

4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola distribusi normal, yakni data tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Ada tiga pendekatan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan Histogram, pendekatan Grafik dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.

(74)

Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.

2. Pendekatan Grafik

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Juni 2014) Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas

Pada grafik scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

3. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov Tabel 4.7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 96

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.31285141 Most Extreme

Differences

Absolute .108

Positive .057

(75)

Kolmogorov-Smirnov Z 1.055

Asymp. Sig. (2-tailed) .216

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Juni 2014) 

Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Asymp.sig. (2-tailed) adalah 0.216 dan diatas nilai signifikan (0,05) dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Nilai kolmogorov-smirnov Z lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiric atau dengan kata lain data dikatakan normal. 4.3.2 Pengujian Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Jika tidak terdapat variabel yang signifikan maka dapat disimpulkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian pada Lampiran sebagaimana juga pada Gambar 4.3 di halaman berikut :

Gambar

Tabel 1.1 Data Penjualan Mitsubishi Dengan Merek Pesaingnya
Gambar 2.1: Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel : Definisi , Indikator , Skala
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung &gt; Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya variabel bebas yang terdiri dari citra merek (X 1 ) dan citra

Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan, bauran penjualan eceran cukup berpengaruh terhadap citra merek toko, disini Toko VariasiMX harus memperhatikan dan

Citra merek memiliki dampak penting pada pembelian produk maskara Maybelline, hal ini menunjukkan bahwa memperluas citra merek suatu produk meningkatkan jumlah

Pengaruh Ekuitas Merek dan Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung di Kota Medan..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Ekuitas Merek dan Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung di Kota Medan

Berdasarkan hasil penelitian, variabel Citra Merek dan Promosi melalui WhatsApp berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Beli produk Oriflame secara simultan, sehingga hipotesis

Sehingga berdasarkan literatur diatas maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah: H2 : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap citra merek Pengaruh Promosi Terhadap Citra Merek

Telkomsel Banda Aceh dengan diperoleh Fhitung > Ftabel 67,780 > 2,701 pada tingkat signifikansi 0.000, kemudian hasil penelitian juga membuktikan bahwa bauran promosi secara individu