• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Dalam Melakukan Pembelian Impulsif Pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Dalam Melakukan Pembelian Impulsif Pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DALAM

MELAKUKAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA CARREFOUR CITRA GARDEN PADANG BULAN MEDAN

OLEH

BERNARD 070502141

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dalam Melakukan Pembelian Impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor display produk, suasana toko, tata letak, dan promosi penjualan dalam mempengaruhi perilaku pembelian impulsif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 15.00 for windows. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda.

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan

display produk,suasana toko, tata letak, dan promosi penjualan, berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Secara parsial dapat dilihat bahwa variabel promosi penjualan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi pembelian impulsif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. Nilai Adjusted R Square = 0,629, berarti 62,9 % faktor-faktor keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas (attractiveness, trustworthiness, dan expertise) sedangkan sisanya 37,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

The title of this research is Analysis Factors were Influencing recht faculty students from University of north sumatra to make impulsif buying in Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. The objective of this research is to analyse factors which are product display, athmosphere, settings and sales promotion in influencing impulsif buying behaviour of recht faculty students from University of north sumatra in Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan.

This research is kind of assosiative research. The data that used by this research are primary and secondary data, and it was got from documentation and also from questionaires. This research was measured by using likert scale and operated statistically with SPSS 15.0 for windows program. The analysis methods that used are descriptive analysis method and doubled linear regression Method.

The result out from this research are: Simultantly, product display, athmosphere, settings and sales promotion, positively and significantly influencing impulsif buying behaviour of recht faculty students from University of north sumatra in Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. Separately we can see that sales promotion is the most dominant influencing variable toward the impulsif buying behaviour of recht faculty students from University of north sumatra in Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. The Adjusted R Square = 0.629, it means about 6.29% factors of impulsive buying could be explained by the independent variable (product display, athmosphere, settings and sales promotion), and the residue about 37.1% is explained by another factors that not included in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas kasih karunia, bimbingan dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi Departemen Manajemen pada Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda W. Aritonang dan Ibunda S. Hutabarat. Terima kasih buat doa, kasih, nasehat, motivasi, dan kerja keras dalam membesarkan dan mendidik penulis.

Penulis juga telah banyak memperoleh banyak masukan, bimbingan, nasihat, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tahbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen FE USU.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

5. Ibu Dra. Marhaini, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam proses penulisan serta penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Penguji I . 7. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung selaku Dosen Penguji II.

8. GMKI Komisariat FE USU sebagai ‘kampus kedua’ yang mejadi tempat belajar dan berproses yang memberikan pengalaman berharga dan memboboti penulis dengan pengalaman-pengalaman spiritualitas, intelektualitas serta kreativitas yang lebih dari materi perkuliahan.

9. Seluruh teman-teman seperjuangan di GMKI FE USU. Terimakasih atas ikatan kebersamaan yang kita jalani, tetaplah kita saling bahu-membahu menanggung beban.

10.Adik-adik Penulis; Richard Aritonang, Ricky Aritonang, Putri D Aritonang terima kasih atas dukungan, semangat, dan doanya.

11.Threeska Hutabarat yang selalu memberi dorongan semangat dan doa untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih, naisahuoyevoli. 12.Teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang

telah banyak membantu penulis baik moril maupun materil.

(6)

Penulis

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen ... 7

2.2 Pembelian Impulsif ... 8

2.3 Display Produk ... 9

2.4 Suasana Lingkungan Toko ... 10

2.5 Tata Letak ... 11

2.6 Promosi Penjualan ... 12

2.7 Usaha Eceran ... 13

2.8 Tahap-tahap Pembelian... 16

2.9 Penelitian Terdahulu ... 18

2.10 Kerangka Konseptual ... 19

2.11 Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Batasan Operasional ... 21

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 21

3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 23

(7)

3.6 Populasi dan Sampel ... 23

3.7 Jenis sumber data ... 25

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 26

3.10 Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 31

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

4.3 Metode Analisis Deskriptif ... 45

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 51

3.5 Metode Analisis Regresi Berganda ... 57

3.6 Uji Hipotesis ... 59

4.7 Pembahasan ... 64

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 69

4.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 22

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 41

Tabel 4.2 Uji Validitas ... 43

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas ... 44

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas ... 44

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berbelanja ... 46

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Berbelanja ... 46

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berbelanja ... 47

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel X1 ... 47

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel X2 ... 48

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel X3 ... 49

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel X4 ... 49

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Y ... 50

Tabel 4.14 Uji Kolmogorov-smirnov ... 54

Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas ... 56

Tabel 4.16 Analisis Regresi Berganda ... 57

Tabel 4.17 Analisis Regresi Berganda ... 58

Tabel 4.18 Uji T ... 60

Tabel 4.19 Uji F ... 63

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Tahapan Pembelian ... 18

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 20

Gambar 4.1 Histogram ... 52

Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 53

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner ... 74

2. Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77

3. Uji Normalitas ... 78

4. Uji Heteroskedastisitas ... 80

5. Uji Multikolinearitas ... 81

6. Analisis Regresi Linear Berganda ... 82

(11)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dalam Melakukan Pembelian Impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor display produk, suasana toko, tata letak, dan promosi penjualan dalam mempengaruhi perilaku pembelian impulsif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 15.00 for windows. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda.

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan

display produk,suasana toko, tata letak, dan promosi penjualan, berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Secara parsial dapat dilihat bahwa variabel promosi penjualan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi pembelian impulsif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. Nilai Adjusted R Square = 0,629, berarti 62,9 % faktor-faktor keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas (attractiveness, trustworthiness, dan expertise) sedangkan sisanya 37,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(12)

ABSTRACT

The title of this research is Analysis Factors were Influencing recht faculty students from University of north sumatra to make impulsif buying in Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. The objective of this research is to analyse factors which are product display, athmosphere, settings and sales promotion in influencing impulsif buying behaviour of recht faculty students from University of north sumatra in Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan.

This research is kind of assosiative research. The data that used by this research are primary and secondary data, and it was got from documentation and also from questionaires. This research was measured by using likert scale and operated statistically with SPSS 15.0 for windows program. The analysis methods that used are descriptive analysis method and doubled linear regression Method.

The result out from this research are: Simultantly, product display, athmosphere, settings and sales promotion, positively and significantly influencing impulsif buying behaviour of recht faculty students from University of north sumatra in Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. Separately we can see that sales promotion is the most dominant influencing variable toward the impulsif buying behaviour of recht faculty students from University of north sumatra in Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. The Adjusted R Square = 0.629, it means about 6.29% factors of impulsive buying could be explained by the independent variable (product display, athmosphere, settings and sales promotion), and the residue about 37.1% is explained by another factors that not included in this research.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi perekonomian membentuk negara-negara di seluruh dunia menjadi suatu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi ekonomi akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik (Wikipedia.com).

Terbukanya peluang bisnis bagi pelaku bisnis asing untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia, perkembangan uasaha manufaktur dan oleh upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong perkembangan ritel mengakibatkan tumbuhnya ritel modern yang begitu pesat. Meningkatnya jumlah bisnis ritel modern di Indonesia menciptakan persaingan yang ketat sehingga bisnis ritel sangant membutuhkan pemahaman mendalam terhadap perilaku konsumen untuk bisa memenangkan persaingan.

(14)

mengindikasikan perilaku konsumen yang mudah terpengaruh untuk mengambil keputusan pembelian tertentu yang tidak direncanakan sebelumnya atau yang disebut impulsive buying.

Menurut Hirschman dan Stern (dalam Winardi, 1998:176-177) pembelian impulsif adalah kecendrungan konsumen untuk melakukan pembelian secara spontan, tidak terrefleksi, secara terburu-buru, dan didorong oleh aspek psikologis emosional terhadap suatu produk dan tergoda oleh persuasi dari pemasar.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen, ternyata 85% pembelanja di ritel modern Indonesia cenderung untuk berbelanja sesuatu yang tidak direncanakan. Sebesar 61% konsumen biasanya memang merencanakan membeli sesuatu sehingga mereka datang ke ritel. Namun demikian, mereka kadang-kadang juga membeli sesuatu yang lain. Artinya mereka juga melakukan pembelian yang tidak direncanakan. Sebanyak 13% konsumen selalu membeli yang lain, dan bahkan 10% benar-benar tidak merencanakan untuk membeli (Rosidi, Purwaningsih, dkk, 2010:2-3).

Pembelian impulsif mempunyai dasar pertimbangan yang masuk akal. Sistem penjualan dengan swalayan dan tata ruang terbuka menimbulkan situasi pemasaran dimana konsumen menjadi lebih tertarik pada produk dikarenakan bagaimana produk tersebut dipajang (Setiadi, 2003:356).

(15)

pemasaran langsung di ritel modern. Tujuannya agar menarik konsumen melakukan impulsif buying.

Lingkungan dalam toko seperti musik, pencahayaan, paduan warna, ruang yang cukup merupakan rangsangan yang diciptakan pada lokasi perbelanjaan guna menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian. Suasana toko biasanya diatur sedemikian rupa sehingga konsumen yang datang ke toko merasa nyaman dan senang terhadap keadaan sekitarnya. Hal ini secara tidak langsung mengakibatkan konsumen dikendalikan oleh suasana toko tersebut dan kehilangan logika berbelanja dan melakukan pembelian yang tidak direncanakannya (Sunarto, 2007:91-93). Suasana dan lingkungan dalam toko yang cenderung menstimulus terciptanya pembelian oleh konsumen sebaiknya didukung oleh program promosi untuk merangsang lebih banyak konsumen untuk berkunjung ke toko.

Berbeda dengan iklan yang bertujuan untuk kesadaran dan citra dalam jangka panjang, peritel butuh alat untuk merangsang pembeli mempercepat pembelian transaksi, yaitu promosi penjualan seperti: sale/diskon, demonstrasi, harga premi, kupon atau voucher games, undian, kontes, frequent shopper programs, fashion shows, kue ulang tahun, atau ucapan.

(16)

elektronik tersedia di toserba ini. Keyamanan dan kebersihan lokasi berbelanja sangat terjaga dengan baik.

Carrefour yang berlokasi di daerah Padang Bulan sangat mudah dijangkau oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang termasuk pengunjung hipermarket ini dan tinggal di sekitar lokasi Padang Bulan. Perilaku pembelian impulsif pada mahasiswa didukung dengan adanya fasilitas ATM BNI di lokasi Carrefour ini. Penulis memandang perilaku pembelian impulsif mahasiswa Universitas Sumatera Utara pada Carrefour Padang Bulan perlu diangkat dalam sebuah bentuk penelitian.

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dilihat dari jenis studinya memiliki kajian ilmu yang bersifat sistematis, tetapi hal itu tidak terlihat dalam perilaku khususnya perilaku pengambilan keputusan pembelian. Melihat dari tanya jawab yang penulis lakukan banyak mahasiswa Fakultas Hukum yang melakukan pembelian impulsif pada Carrefour Padang Bulan.

(17)

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka didapat sebuah Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

“Apakah faktor-faktor, yang terdiri dari display produk, suasana lingkungan toko, tata letak dan promosi penjualan mempengaruhi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara secara signifikan dalam melakukan pembelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dalam melakukan pemelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dan strategi pemasaran yang lebih efektif dalam meningkatkan volume penjualan. 1.4.2 Bagi Peneliti

(18)

serta memperdalam pengetahuan dan memperluas cakrawala berfikir ilmiah dalam bidang manajemen pemasaran.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Konsumen

Istilah perilaku erat hubungannya dengan permasalahan manusia. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa yang termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi, 2003:3). Perilaku konsumen merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran, karena melalui pemahaman tentang perilaku konsumen pemasar dapat memahami harapan pelanggan tentang produknya, sehingga perilaku pelanggan sebagai fokus bisnis saat ini dapat lebih dipahami oleh pemasar (Tjiptono, 2003:38).

Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Tjiptono 2003:40), perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghentikan konsumsi produk, jasa dan gagasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku individu dalam mendapatkan dan mengkonsumsi produk baik barang maupun jasa merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

(20)

dan kekuatan psikologis, dimana faktor budaya dikatakan mempunyai pengaruh yang paling luas dan dalam.

2.2 Pembelian Impulsif

Barang tipe impulse item adalah baramg-barang yang dibeli pelanggan dengan spontan (tanpa perencanaan). Nilai pembelian jenis ini seringkali cukup besar (Sunarto, 2007:90)

Pembelian impulsif didefenisikan sebagai tindakan membeli yang dilakukan tanpa memiliki masalah sebelumnya atau maksud/niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko. Pembelian impulsif dapat dijelaskan sebagai pilihan yang dibuat pada saat itu juga karena perasaan positif yang kuat mengenai suatu benda (Mowen dan Minor, 2005:65).

(21)

Pembelian tidak terencana mempunyai dasar pertimbangan yang masuk akal. Sistem penjualan sendiri (Self service) dan tata ruang yang terbuka (open

display) telah menimbulkan situasi pemasaran dimana perencanaan dapat ditunda

sampai pembeli masuk ke dalam toko (Setiadi, 2003:356).

Hal-hal yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan impulsive buying menurut Rosidi, Purwaningsih dkk (2010:3-4).

1. Produk yang memiliki harga rendah sehingga konsumen tidak perlu berpikir mengenai bajet yang dimilikinya.

2. Produk-produk yang memiliki mass advertising, sehingga ketika berbelanja si konsumen ingat bahwa produk tersebut pernah diiklankan di televisi.

3. Produk-produk dalam ukuran kecil, ringan dan mudah disimpan. Biasanya konsumen mengambil produk ini karena dianggap murah dan tidak terlalu membebani keranjang belanjanya.

4. Hal lain yang bisa mempengaruhi orang melakukan pembelian impulsif adalah produk self-service. Selain itu kemampuan si pemasar membuat visualisasi yang baik juga bisa menciptakan

impulsive buying.

2.3 Display Produk

Display produk adalah usaha untuk menonjolkan pajangan produk di

(22)

teriakan-teriakan produk tersebut seolah berkata, “belilah aku, belilah aku!” (Ibrahim, 2004:75).

Survey membuktikan bahwa konsumen lebih tertarik membeli produk berdasarkan bagaimana produk tersebut dipajang. Pemajangan produk yang menarik akan membuat konsumen melakukan pembelian bahkan pembelian yang tidak direncanakan. Display adalah penarik awal yang bisa menggaet pelanggan yang melintas dan masuk ke dalam toko (Sunarto, 2007:93).

2.4 Suasana Lingkungan Toko

Suasana lingkungan toko yang dimaksud merupakan atmosfer toko dengan suasana yang nyaman, susunan barang yang teratur, dekorasi yang menarik sehingga membuat pelanggan merasa betah di dalam toko dan tertarik melakukan pembelian.

(23)

Penjualan bisa didongkrak naik melalui tata cahaya toko yang baik. Hal ini dikarenakan persepsi pelanggan mudah sekali dipengaruhi tata cahaya. Barang yang kelihatan biasa, bisa bertambah nilainya dari persepsi pelanggan jika diberi tata cahaya yang baik. Tujuannya agar pelanggan betah berlama-lama didalam toko dan semakin besar kemungkinan belanja lebih banyak (Sunarto, 2007: 91-92).

2.5 Tata Letak (Layout)

Cara mengatur layout toko penting untuk memenangkan persaingan. Menurut kalangan peritel, pertarungan sesungguhnya ada di dalam toko (Sunarto, 2007:83-84). Ada dua tipe dasar layout yaitu grid layout dan free flow layout.

2.5.1 Grid Layout

Grid layout, semua counter dan fikstur berada pada sudut kanan

untuk masing-masing counter lainnya dan menyerupai satu maze, dengan counter-counter barang yang berfungsi sebagai perintang terhadap arus lalu lintas. Layout ini dirancang guna meningkatkan jumlah produk yang dilihatkan ke konsumen melalui kontak visual, sehingga menambah probabilitas pembelian. Desain grid membantu mengarahkan konsumen ke bagian penyimpanan produk-produk yang lebih menguntungkan. Teknik-teknik grid

layout mendongkrak probabilitas kembalinya konsumen ke toko

(24)

2.5.2 Free-flow layout

Layout alur bebas, barang dan peralatan tetap dikelompokkan ke dalam pola-pola yang mengikuti aliran yang tidak terstruktur dari lalu lintas konsumen. Manajemen alur bebas terutama bermanfaat untuk mendorong belanja rileks dan mendorong pembelian impulsif.

2.6 Promosi Penjualan

Promosi adalah pengkomunikasian informasi antara penjual dan pembeli potensial atau pihak lainnya dalam saluran distribusi guna mempengaruhi sikap dan perilakunya (Simamora, 2000:254).

Menurut Evass dan Berman (dalam Simamora, 2000:254) promosi sebagai bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade) atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu, maupun rumah tangga.

(25)

Promosi penjualan adalah alat yang digunakan peritel untuk merangsang pembeli mempercepat pengambilan keputusan pembelian. Apabila dengan iklan peritel membangun kesadaran, meningkatkan dan mengajak pelanggan, maka peritel memberi dorongan lebih jauh dengan bentuk-bentuk promosi penjualan seperti sale/diskon, demonstrasi, harga premi, kupon atau voucher games, undian, kontes, frequent shopper program, fashion show, kue ulang tahun atau kartu ucapan. Banyak sekali cara kreatif yang bisa dilakukan dengan program promosi penjualan (Sunarto, 2007:58).

2.7 Usaha Eceran

Usaha eceran adalah kegiatan yang menyangkut penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen untuk penggunaan pribadi dan non bisnis. Usaha eceran tidak hanya menjual produk-produk di toko (store retailing) tetapi juga di luar toko (Kotler dan Amstrong, 2003:51).

Usaha eceran memiliki peranan penting dalam proses pemenuhan kebutuhan konsumen, dimana merupakan tahap akhir dari saluran distribusi yang menyampaikan produk langsung kepada konsumen akhir.

(26)

Kategori pengecer diuraikan sebagai berikut: a. Pengecer Toko (Store Retailing)

1. Toko Khusus (Speciality Store)

Toko khusus berkonsentrasi pada sejumlah kategori produk yang terbatas dengan level layanan yang tinggi.

2. Departement Store

Jenis pengecer yang menjual variasi produk yang luas dan dengan menggunakan staff seperti layanan pelanggan dan tenaga sales counter. Pembelian biasanya dilakukan pada masing-masing bagian pada satu arena belanja.

3. Convenience Store

Toko pengecer ini memiliki variasi dan jenis produk yang terbatas dengan ukuran relatif kecil yang hanya menjual lini terbatas dan perputaran produk yang relatif tinggi.

4. Super Store

Merupakan toko pengecer dengan ukuran toko hampir dua kali ukuran

supermarket biasa dan menjual rangkaian produk yang luas yang

terdiri dari produk-produk yang rutin dibeli oleh konsumen. Karena rangkaian produknya lebih luas maka harga yang ditetapkan cenderung lebih tinggi secara umum.

5. Combination Store

(27)

6. Hypermarket

Merupakan toko yang mengkombinasikan berbagai bentuk toko pengecer seperti supermarket, toko diskon dan ware house. Toko ini menjual lebih banyak produk yang rutin dibeli oleh konsumen seperti kebutuhan sehari-hari, perlengkapan rumah tangga, furnitur, pakaian dan lain-lain.

7. Discount Store

Toko diskon menjual sebagian besar variasi produk dengan menggunakan layanan terbatas dan harga murah. Toko diskon menjual produk dengan label atau merek itu sendiri.

8. Off-Prices Retailers

Ritel ini menjual merek dan label produk dengan harga yang lebih murah dari grosir. Cenderung menjual barang dagangan yang merupakan sisa, tidak laku dan cacat yang diperoleh dengan harga yang lebih murah dari produsen lainnya.

9. Catalog Showroom

Jenis ini menjual serangkaian luas produk dengan mark-up yang tinggi merek ternama pada harga diskon.

b. Non Store Retailing

1. Electronic Retailing

(28)

2. Katalog dan Pemasaran Surat Langsung

Perusahaan mengirimkan katalog yang menginformasikan barang dagangan secara lengkap maupun secara terbatas. Biasanya berbentuk cetakan, cd, video, atau secara online.

3. Penjualan Langsung

Merupakan sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan atau transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi penjualan tertentu. 4. Television Home Shopping

Format ritel melalui televisi dimana pelanggan akan melihat demonstrasi produk dagangan dan kemudian menyampaikan pesanan melalui telepon.

5. Vending Machine Retailing

Merupakan format non store yang menyimpan barang dan jasa pada suatu mesin dan menyerahkan barang ke pelanggan dimana pelanggan memasukkan uang tunai ke dalam mesin atau dengan teknologi kartu kredit.

2.8 Tahap-tahap Pembelian

(29)

langsung kepada konsumen untuk mempersingkat proses pengambilan keputusan pembelian yang mengarah kepada pembelian.

Konsumen sebelum melakukan pembelian biasanya melewati tahapan-tahapan sebagai berikut:

2.8.1 Pengenalan Kebutuhan

Tahap awal di mana seseorang memiliki kebutuhan dan keinginannya yang harus dipenuhi. Perasaan ini bisa dipicu dari dalam diri sendiri atau dari luar seperti teman-teman dan keluarga.

2.8.2 Mencari informasi

Tahap di mana konsumen akan mencari informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dibeli. Informasi ini yang didapat dari pengalaman sendiri atau dari jalur komersial seperti iklan-iklan di koran dan majalah.

2.8.3 Evaluasi Alternatif

Setelah memiliki informasi yang cukup konsumen dapat mengevaluasi alternatif pilihan mana yang paling menguntungkan dari segi harga, kualitas atau merek produk yang akan dibeli.

2.8.4 Keputusan Pembelian

Tahap di mana konsumen melakukan pembelian terhadap produk yang telah dievaluasi sebelumnya.

2.8.5 Perilaku Setelah Pembelian

(30)

mengkonsumsi lagi produk tersebut. Atau jika konsumen merasa tidak puas maka ia cenderung akan beralih pada produk pesaing (Taufiq, 2005:66-67).

Sumber : Taufiq (2005:67)

Gambar 2.1 Skema Tahapan Pembelian

Dalam perilaku pembelian impulsif tahapan pengambilan keputusan pembelian tidak melewati semua tahapan diatas, pengambilan keputusan pembelian impulsif dapat menjadi singkat akibat pengaruh psikologi emosional konsumen.

2.9 Penelitian Terdahulu.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Samuel pada tahun 2005 dengan judul. “Pengaruh Respon Lingkungan Berbelanja Sebagai Stimulus Pembelian tidak terencana pada Carrefour Surabaya”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh respon lingkungan berbelanja yang terdiri dari Pleasure,

Arousal, dan Dominance terhadap pembelian tidak terencama konsumen di

Carrefour Surabaya.

Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa ketiga variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat baik secara terpisah maupun bersama-sama, dan variabel dominance merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap pembelian impulsif konsumen Carrefour Surabaya.

(31)

2.10 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kesimpulan sementara dari tinjauan teoritis yang mencerminkan hubungan antara variabel yang diteliti. Hal ini merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan hipotesis yang berbentuk alur yang dilengkapi dengan penjelasan kualitatif. Keputusan pembelian yang tidak selalu diambil dengan tahapan yang logis dan dengan perencanaan, ada keputusan pembelian yang dibuat tanpa ada perencanaan sebelumnya yang disebut pembelian impulsif (impulsive buying). Perilaku pembelian impulsif didorong oleh faktor display produk banyak survey membuktikan bahwa konsumen lebih tertarik untuk membeli suatu produk berdasarkan bagaimana produk tersebut dipajang. Pemajangan produk yang menarik akan membuat konsumen melakukan pembelian bahkan pembelian yang tidak direncanakan. Display toko adalah penarik awal yang bisa menggaet pelanggan yang melintas masuk ke dalam toko (Sunarto, 2007:93).

(32)

demonstrasi, harga premi, kupon atau voucher games, undian, kontes, frequent

shopper program, fashion show, kue ulang tahun atau kartu ucapan. Banyak sekali

cara kreatif yang bisa dilakukan dengan program promosi penjualan (Sunarto, 2007:58).

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara sistematis seperti Gambar 2.2 berikut :

Sumber : Sunarto (2007) (diolah)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.11 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

“Faktor display produk, tata letak, suasana toko dan promosi penjualan mempengaruhi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara secara signifikan dalam melakukan pembelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan.”

Display Produk (X1)

Suasana Toko (X2)

Tata Letak (X3)

Pembelian Impulsif (Y)

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel bebas atau lebih untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel terikatnya (Ginting & Situmorang, 2008:57).

3.2 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

3.2.1 Variabel Bebas (X), terdiri dari : display produk (X1), suasana toko (X2), tata letak (X3), promosi penjualan (X4).

3.2.2 Variabel Terikat (Y), adalah pembelian impulsif

3.3 Defenisi Operasional Vaiabel

Defenisi variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 3.3.1 Display Produk (X1) : adalah usaha untuk menonjolkan pajangan

produk diantara letak produk yang beraneka ragam.

3.3.2 Suasana Toko (X2) : merupakan atmosfer interior toko dengan suasana nyaman, dekorasi yang menarik yang dapat membuat pelanggan merasa betah di dalam toko.

(34)

3.3.4 Promosi Penjualan (X4) : adalah bentuk komunikasi dari penjual kepada pembeli yang bersifat persuasif agar pembeli melakukan keputusan pembelian.

3.3.5 Pembelian Impulsif (Y) : keputusan pembelian secara spontan dengan didorong oleh aspek psikologi dan emosional terhadap suatu produk.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala Pengukuran

Display Produk

(X1)

a. Letak pajangan produk b. Dekorasi produk

a. Kebersihan dan kenyamanan. b.Penerangan.

a.Sering melakukan pembelian tidak direncanakan.

b.Tergoda oleh persuasi toko c. Terpengaruh oleh suasana toko d. Terpengaruh tata letak

e. Tergoda oleh display produk

Likert

(35)

3.4 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert, dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai objek prilaku, objek dan biasanya skala yang diajukan terdiri dari 5 atau 7 titik, (Kuncoro, 2003 : 157)

Pengukuran dengan skala likert ini dilakukan dengan penilaian : Sangat setuju : diberi skor 5

Setuju : diberi skor 4 Kurang setuju : diberi skor 3 Tidak setuju : diberi skor 2 Sangat tidak setuju : diberi skor 1

Pada penelitian ini responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Jl. Universitas No. 4 Kampus USU. Waktu penelitian yaitu bulan Juni hingga Juli 2011.

3.6 Populasi dan Sampel

(36)

(Sugiyono, 2005:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Hukum USU dari yang pernah melakukan pembelian impulsif pada Carrefour Padang Bulan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Supramono (2003:62). Yaitu:

n= (Zα)2

Keterangan:

n = Jumlah sampel.

Zα = Z tabel dengan tingkat signifikansi tertentu.

P = Estimasi proporsi populasi dengan karakteristik tertentu. Q = 1-P.

d = Persentase tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir.

Jika tingkat kesalahan yang dapat ditolerir 10%, maka ukuran sampel yang dapat diambil adalah:

n = (1,96)2 = 96,04 = 96 orang

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan/tujuan tertentu yang disesuaikan dengan maksud penelitian dan menggunakan desain sampel random sederhana.

(PxQ) d2

(37)

3.7 Jenis Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

3.7.1 Data primer menurut Kuncoro (2003:136) yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden terpilih.

3.7.2 Data sekunder menurut Kuncoro (2003:136) yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Teknik Pengumpulan Data 3.8.1 Kuesioner

Kuesioner merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis pada responden yang terpilih.

3.8.2 Wawancara

Yaitu melakukan tanya-jawab secara langsung dengan responden dan pihak-pihak yang terkait.

3.8.3 Studi pustaka

(38)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas untuk mengukur ketepatan alat ukur malakukan tugas mencapai sasarannya.

Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah sebagai berikut : a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut Valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak Valid.

Reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono ; 2003:110). Uji Reliabilitas akan menunjukkan konsisten dari pertanyaan jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah validitas yang di uji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Uji reliabilitas ini menggunakan uji Gronbach

Alpha. Nilai Gronbach Alpha > 0,80 (Kuncoro, 2003).

Kriteria dalam menentukan reliabilitas kuesioner adalah sebagai berikut. Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka pertanyaan tersebut reliabel.

Jika ralpha negatif dan lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tersebut tidak reliabel.

(39)

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menginterpretasi data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data

Pengujian ini dilakukan untuk melihat model regresi, apakah variabel bebas dan variabel terikat memiliki distribusi normal.

2. Heteroskedastisitas

Pengujian ini untuk melihat apakah terjadi variasi dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model yang baik apabila tidak terjaadi heteroskedastisitas.

3. Multikolinearitas

Pengujian ini untuk melihat model regresi apakah ada korelasi antar variabel bebas.

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

(40)

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = skor variabel pembelian impulsif

a = konstant

b1,b2,b3,b4 = koefisien regresi X1 = variabel display produk X2 = variabel suasana toko X3 = variabel tata letak

X4 = variabel promosi penjualan

e = standard error

3.10.4 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikasi Simultan ( Uji – F ).

Uji signifikasi simultan (Uji-F) digunakan untuk menunjukkan apakah secara bersama-sama variabel bebas (X) mempunyai pengaruh positif dan signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah :

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Artinya variabel bebas (X) secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ 0

(41)

Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 2. Uji Signifikasi Parsial (Uji-t).

Uji signifikasi parsial (Uji-t) menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = 0

Artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1≠ 0

Artinya variabel bebas (X) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5% 3. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

(42)
(43)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Perusahaan Carrefour International 1. Sejarah

Perusahaan dagang Carrefour dibentuk pada tahun 1959 oleh keluarga

Fournier dan Defforey, disusul dengan pembukaan supermarket Carrefour

setahun kemudian di kota Annecy, wilayah sebelah timur Perancis. Penemuan konsep swalayan baru ‘hypermarket’ oleh perusahaan ini pada tahun 1963 direalisasikan dengan pembukaan hypermarket Carrefour di Sainte-Genevieve-des-Bois, suatu kawasan di kota Paris, dengan menempati lahan seluas 2500m2 yang memuat 400 buah areal parker dan 12 jalur kasa pembayaran.

(44)

diperkenalkan pada tahun 1981, diikuti dengan peluncuran program asuransi Carrefour pada tahun 1984, dan peluncuran produk-produk menggunakan merek dari Carrefour sendiri.

2. Produk-Produk Carrefour

Produk-produk yang dijual di Carrefour dilakukan secara swalayan (self

service), mencakup beraneka jenis produk untuk memenuhi selera konsumen

yang berbeda-beda, mulai produk makanan, barang-barang kebutuhan pribadi, alat-alat telekomunikasi, sarana penunjang hiburan, sampai produk perlengkapan dan peralatan rumah tangga. Produk-produk tersebut terdiri dari berbagai merek antara lain menggunakan merek dagang Carrefour itu sendiri untuk alat-alat optic, maupun merek turunan dari Carrefour, seperti escapades Gourmandes untuk produk makanan, Carrefour Bio untuk produk asli alam bersertifikat (sayur-sayuran, buah-buahan dan makanan beku), Tex untuk produk tekstil dan pakaian jadi pria, wanita dan anak-anak, Raflets de France untuk produk obat-obatan dan kecantikan. Merek-merek turunan lainnya adalah Destinations

saveurs, Topbike dan Greencut. Selain itu, Carrefour juga membuka produk

layanan jasa seperti asuransi, perbankan, otomotif, penjualan tiket dan pulsa, alat-alat optic dan pemeriksaan mata, pemesanan karangan bunga.

3. Publikasi

(45)

ditujukan untuk kalangan budayawan dengan nama Carrefour savoirs, untuk kalangan umum dengan nama le journal de Carrefour, serta majalah anak-anak berlabel junior.

4. Susunan Kepengurusan

Komite eksekutif pada Carrefour dipimpin oleh Daniel Bernard, yang menjabat sebagai Presiden Direktur dan merupakan posisi tertinggi di perusahaan Carrefour. Jabatan yang sama untuk kawasan Eropa dipegang oleh Joel Saveuse. Dikawasan Asia terdapat sembilan Presiden Direktur yang masing-masing memimpin perusahaan Carrefour di Malaysia, Cina, Singapura, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, Jepang dan Indonesia. Di Indonesia, jabatan ini dipegang oleh Herve Clec’h. Selain komite eksekutif terdapat Dewan Administrasi yang beranggotakan sebelas orang, dimana empat diantaranya berasal dari luar Prancis, yaitu Belgia, Inggris, dan Spanyol. Dewan ini bertugas menentukan kebijakan perusahaan dalam hal pembagian tugas masing-masing jabatan, manajemen perusahaan dan pandangan global perusahaan. Para anggota dewan bukan pegawai, pemimpin maupun Presiden Direktur dari salah satu anak perusahaan Carrefour, melainkan mereka adalah salah satu dari pemegang minimal 600 saham Carrefour untuk masa jabatannya yang berlangsung selama empat tahun.

5. Tenaga Kerja Carrefour

(46)

empat tahun terakhir. Dari jumlah itu, sebanyak 69% tenaga kerja terdapat di Eropa, 21% di Amerika bagian Utara dan Selatan, dan 10% di Asia. Setiap harinya sebanyak 382 ribu tenaga kerja Carrefour bekerja di 9000 paserba Carrefour untuk memuaskan 2,5 juta pembeli. Tenaga kerja Carrefour bekerja antara lain pada bidang pemasaran, pembelian, penjualan, pemasaran, logistik, pengelolaan laba, manajemen cabang, pramuniaga, informatika, manajemen sumber daya manusia, hukum, akuntansi, dan teknis pemeliharaan serta perawatan.

4.1.2 Perusahaan Carrefour Indonesia

Carrefour Indonesia dibuka pertama kali pada bulan Oktober 1998 di kawasan Cempaka Putih. Kemudian pembukaan cabang lainnya yaitu di kawasan Puri Indah, Jakarta Barat, pada tanggal 12 Juni 2002, dengan menempati lahan seluas 8100m2 yang memuat 500 buah areal parkir, 21 buah toko dan mempekerjakan sebanyak 480 pegawai. Hingga kini Carrefour memiliki 17 toserba yang terbesar di Jakarta, termasuk diantaranya di kawasan Cempaka Putih dan Puri Indah, Mega Mal Pluit, ITC Cempaka Mas Mega Grosir, Ratu Plaza, Duta Merlin, Lebak Bulus, ITC Kuningan dan satu cabang di kota Bandung.

(47)

berbelanja pagi para konsumen Indonesia. Ketiga pilar utama tersebut adalah sebagai berikut:

a. Harga yang bersaing b. Pilihan yang lengkap

c. Pelayanan yang memuaskan

Strategi positioning Carrefour sebagai Hypermarket dengan harga yang paling murah diterjemahkan kedalam tagline ”Ada yang Lebih Murah, Kami Ganti Selisihnya”. Lewat statement positioning ini, Carrefour berani menjamin tidak ada ritel lain yang harganya lebih murah dari Carrefour. Strategi ini berhasil mengantarkan Carrefour menjadi peritel paling digemari di seluruh Indonesia sehingga Carrefour bisa mencapai omset Rp 1 miliar per hari per outlet. Riset ACNielsen menunjukkan di Jakarta pada dua tahun lalu Carrefour memiliki Store

Equity Index (SEI) tertinggi 2,4. Angka SEI menunjukkan tingkat preferensi

konsumen terhadap toko yang bersangkutan. Index SEI berkisar antara 1-10. Angka 1 menunjukkan tingkat prefensi rendah. Survey ACNielsen tahun 2009 menunjukkan bahwa secara umum Carrefour dipersepsikan sebagai toko yang menyediakan aneka kebutuhan dengan harga paling murah diikuti oleh Alfamart dan Indomart dan tahun 2010, Carrefour masih menjadi Leader dalam format

hypermarket.

(48)

tangga. Produk yang dijual di tiap gerai Carrefour berasal dari berbagai pemasok atau distributor dari berbagai perusahaan yang dikemas dalam lima bagian yaitu

Grocery, Bazaar, Appliances, Textiles, dan produk Carrefour (Nomor 1). Pemasok

terbesar adalah perusahaan P & G (Protect & Gamble). Produk-produk yang ditawarkan berasal dari dua jenis sumber yaitu:

a. Produk Carrefour Indonesia yaitu produk yang disediakan oleh perusahaan sendiri dengan Private Label (PL) : Nomor 1 Paling Murah”

b. Produk Konsinyasi yaitu produk yang berasal dari pemasok ataupun distributor-distributor yang menyewa gerai Carrefour untuk menjual produk mereka dengan sistem bagi hasil. Jika dalam jangka waktu yang telah disepakati produk tidak terjual maka pemasok harus memberikan diskon sampai tingkat tertentu.

Pengadaan fasilitas-fasilitas pelengkap seperti snack corner, food court, parkir gratis di paserba-paserba tertentu, dan juga garansi harga dan garansi kualitas, menjadikan paserba Carrefour benar-benar merupakan tempat belanja keluarga. Carrefour adalah pilihan belanja masa kini dan masa depan bagi konsumen di Indonesia dan di dunia.

4.1.3 Visi Perusahaan Carrefour Indonesia

Visi perusahaan Carrefour Indonesia adalah menjadi Ritel nomor satu di Indonesia. Visi ini menunjukkan bahwa Carrefour berusaha untuk menjadi Top

Leader dalam bisnis ritel di Indonesia dengan memberikan fasilitas dan suasana

(49)

ritel di Indonesia baik peritel lokal maupun peritel dari luar sehingga persaingan semakin kompetitif dalam merebut, menarik dan mempertahankan konsumen. 4.1.4 Perusahaan Carrefour Citra Garden Medan

Carrefour Citra Garden Medan berada di Padang Bulan Jln. Jamin Ginting Medan. Gerai Carrefour ini dibuka pada tanggal 06 November 2009 sebagai outlet kedua setelah Plaza Medan Fair. Adapun visi Carrefour Citra Garden Medan adalah dikenal dan dicintai karena membantu pelanggan dan konsumen menikmati kualitas hidup yang lebih baik setiap hari. Misi Carrefour Citra garden Medan adalah menjadi ritel pilihan di Indonesia pada tahun 2012 dan tujuan Carrefour Citra Garden Medan yaitu memberi Indonesia akses untuk kehidupan yang lebih baik.

(50)

mandi, perlengkapan bayi, perabot rumah tangga dan semua produk-produk pelengkap.

Carrefour Citra Garden Medan memiliki segmen pasar yang luas yaitu mencakup semua lapisan masyarakat dari konsumen yang berpendapatan rendah, menengah sampai atas. Hal ini memang sesuai dengan strategi yang dijalankan oleh Carrefour yaitu menjual produk dengan harga paling murah. Dan karena harga yang paling murah inilah membuat konsumen Carrefour didominasi oleh kaum ibu-ibu rumah tangga. Harga yang paling murah didukung dengan fasilitas dan suasana yang nyaman saat berbelanja menjadikan Carrefour Citra Garden Medan sebagai pusat perbelanjaan bagi masyarakat kota Medan. Dengan jumlah karyawan sebanyak 309 orang, Carrefour Citra Garden Medan berusaha melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya sehinggan dapat merebut dan mempertahankan loyalitas pelanggan.

Carrefour Citra Garden Medan memiliki fasilitas yang sama di seluruh gerai Carrefour di Indonesia karena hal itu yang menjadi ciri khas Carrefour untuk menarik pelanggan. Fasilitas yang disediakan oleh Carrefour Citra Garden Medan adalah sebagai berikut:

a. Jaminan Harga Lebih Murah

(51)

ada harga yang paling murah di toko lain dibanding di Carrefour maka pihak Carrefour Citra Garden Medan akan mengganti selisih harga jual produk yang telah dibeli konsumen.

b. Penukaran dan Pembatalan Pembelian

Fasilitas penukaran dan pembelian kembali dinyatakan dengan tagline ”Tidak Puas...kami beli kembali”. Dengan Tagline ini Carrefour Citra Garden Medan menjamin kualitas produk yang dijual demi kepuasan pelanggan. Penukaran dan pembatalan pembelian dapat dilakukan konsumen dengan persyaratan sebagai berikut:

1) Pelanggan harus menunjukkan struk belanja Carrefour

2) Barang yang dikembalikan harus masih dalam kemasan asli dan lengkap seperti saat melakukan pembelian

3) Jangka waktu pengembalian barang tidak lebih dari 15 hari dari tanggal pembelian

4) Penukaran dan pembatalan dapat dilakukan diseluruh gerai Carrefour

5) Pakaian dalam tidak dapat dikembalikan c. Parkir Gratis

(52)

d. Pengantaran Gratis

Fasilitas pengantaran barang secara gratis dapat diberikan kepada konsumen Carrefour Citra Garden Medan dengan syarat:

1) Setiap pembelian TV > 25 inci 2) Setiap pembelian kulkas > 100 liter 3) Pembelian mesin cuci

4) Pembelian Standing Stove (kompor gas berdiri) 5) Pembelian lemari dan kursi

e. Sistem Pembulatan

Fasilitas sistem pembulatan merupakan fasilitas yang dapat dinikmati oleh semua pelanggan Carrefour Citra Garden Medan. Sistem pembulatan kebawah menguntungkan konsumen walaupun bernilai kecil dari setiap struk pembelian. Contoh, jumlah pembayaran sebesar Rp.15.340,- tetapi dengan pembulatan kebawah konsumen hanya membayar sebesar Rp.15.300,- bukan Rp 15.350.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ginting dan Situmorang, 2008:172). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005:109).

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0 for

(53)

variabel penelitian adalah valid. Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang di luar sampel, yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi yang pernah melakukan pembelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan. Nilai rtabel dengan ketentuan N (jumlah sampel) = 30 dan taraf signifikansi 5%, maka angka yang diperoleh = 0,361.

Tabel 4.1

(54)

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa semua variabel sudah valid, dimana rhitung>rtabel. 19 variabel pernyataan yang diberikan kepada 30 orang responden dalam kuesioner penelitian, diperoleh

item-total statistic yang menerangkan beberapa hal berikut ini:

1) Scale mean if item deleted menunjukkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 70,5667 dan seterusnya.

2) Scale variance if item deleted menunjukkan besarnya variance total jika

variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus maka nilai

variance adalah 67.426 dan seterusnya.

3) Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai rhitung yang dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap variabel pernyataan. Adapun taraf signifikansinya adalah 5% dan N (jumlah sampel) = 30, sehingga r (0,05;30), diperoleh rtabel adalah 0,361.

(55)

Tabel 4.2 Validitas Instrument Pertanyaan Corrected Item-Total

Correlation (rhitung) rtabel Validitas

Butir 1 .649 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan

software SPSS 16.0 for windows, dengan ketentuan apabila ralpha positif > rtabel, maka pernyataan adalah reliabel atau handal.

(56)

menurut Ghozali suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Pertanyaan Cronbach’s Alpha

if Item Deleted

Ghozali Kuncoro Reliabilitas

Butir 1 .921 .60 .80 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa seluruh pernyataan dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach alpha di atas 0,80 dan 0,60.

Reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.926 19

(57)

Tabel 4.4 menunjukkan seluruh pernyataan reliabel karena nilai Cronbach

alpha sebesar 0,926 lebih besar dari 0,80.

4.3 Metode Analisis Deskriptif

Yaitu metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data, dan mengklasifikasikan data sehingga dapat diperoleh gambaran umum secara jelas mengenai objek yang diteliti. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.

4.3.1 Analisis Deskriptif Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang pernah melakukan pembelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan.

Tabel-tabel dalam penjelasan berikut menjelaskan deskripsi responden yang berjumlah 96 orang.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.5

Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Usia Jumlah (orang) (%)

Pria 27 28.12

Wanita 69 71,87

Total 96 100

Sumber: Data primer, diolah

(58)

untuk kebutuhan sehari-hari, sedangkan pria biasanya hanya berbelanja ketika ada kebutuhan akan barang tertentu yang sulit didapatkan di tempat perbelanjaan lain.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berbelanja Tabel 4.6

Karakteristik Berdasarkan Frekuensi Berbelanja Frekuensi Berbelanja Jumlah (orang) (%)

1 kali dalam sebulan 63 65,62

> 1 kali dalam sebulan 33 34,38

Total 96 100

Sumber: Data primer, diolah

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 96 orang responden sebagian besar memiliki frekuensi berbelanja 1 kali dalam sebulan yaitu 65,62%, pelanggan pada umumnya berbelanja untuk kebutuhan selama satu bulan dari Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan dan akan berbelanja lagi pada bulan berikutnya. Responden yang memiliki frekuensi berbelanja lebih dari 1 kali sebesar 34,38% merupakan pelanggan yang biasanya berbelanja sesuatu pada saat dibutuhkan, kuantitas belanjanya lebih kecil tetapi frekuensinya menjadi lebih sering.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Berbelanja Tabel 4.7

Karakteristik Berdasarkan Alasan Berbelanja Alasan Berbelanja Jumlah (orang) (%)

Alasan Lokasi 17 17,70

Alasan Kelengkapan 47 48,96

Alasan Harga 16 16,67

Alasan Kenyamanan 16 16,67

Total 96 100

Sumber: Data primer, diolah

(59)

Garden Padang Bulan. Pelanggan lebih suka berbelanja di tempat perbelanjaan yang lengkap dengan banyak pilihan produk. Kelengkapan produk ternyata menjadi keunggulan Carrefour dalam mendatangkan lebih banyak pelanggan untuk mencari kebutuhannya.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berbelanja Tabel 4.8

Karakteristik Berdasarkan Waktu Berbelanja Waktu Berbelanja Jumlah (orang) (%)

Pagi 4 4,16

Siang 25 26,04

Sore 61 63,54

Malam 9 9,37

Total 96 100

Sumber: Data primer, diolah

Pada tabel 4.8 terlihat sebanyak 63,54% responden lebih suka berbelanja di Carrefour pada sore hari. 26,04% responden lebih suka berbelanja pada siang hari. Sisanya sebesar 9,37% pada malam hari dan 4,16% pada pagi hari. Melihat responden yang merupakan mahasiswa dan memiliki aktivitas perkuliahan maka sangat masuk akal jika kebanyakan dari mereka memanfaatkan waktu sore untuk berbelanja setelah aktivitas perkuliahannya selesai.

4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel

a. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Display Produk Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Display Produk

(60)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa:

1. Dari 96 responden, 19,79% menyatakan sangat setuju pajangan produk mudah dipandang mata, 64,58% setuju dan 15,62% kurang setuju.

2. Dari 96 responden, 17,71% menyatakan sangat setuju pencahayaan pada pajangan produk baik, 71,87% setuju, 9,37% kurang setuju dan 1,04% tidak setuju.

3. Dari 96 responden, 18,75% menyatakan sangat setuju dekorasi pajangan produk cukup menarik, 56,25% setuju, 21,87% kurang setuju dan 3,12% tidak setuju.

4. Dari 96 responden, 14,46% menyatakan sangat setuju susunan produk teratur, 55,21% setuju dan 33,33% kurang setuju.

b. Distribusi Jawaban Responden terhadap Suasana Belanja Carrrefour Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden terhadap Suasana Belanja Carrefour

Item SS S KS TS STS Total

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:

1. Dari 96 responden, 30,21% menyatakan sangat setuju bahwa suasana di dalam Carrefour bersih, 63,54% setuju dan 6,25% kurang setuju.

(61)

3. Dari 96 responden, 27,08% menyatakan sangat setuju pencahayaan ruangan cukup terang, 64,58% setuju, 5,21% kurang setuju dan 2,08% tidak setuju.

c. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Tata Letak Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Tata Letak

Item SS S KS TS STS Total

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa:

1. Dari 96 responden, 14,58% menyatakan sangat setuju lorong belanja pada Carrefour Citra Garden cukup luas, 80,21% setuju, 4,17% kurang setuju dan 1,04% tidak setuju.

2. Dari 96 responden, 14,58% menyatakan sangat setuju posisi penempatan rak sesuai dengan pengelompokan jenis barang yang dijual, 59,37% setuju dan 26,04% kurang setuju.

3. Dari 96 responden, 30,21% menyatakan sangat setuju mudah menemukan barang yang dicari, 63,54% setuju dan 6,25% kurang setuju.

d. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Promosi Penjualan Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Promosi Penjualan

(62)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:

1. Dari 96 responden, 28,12% menyatakan sangat setuju bahwa Carrefour sering mengadakan promo potongan harga pada waktu-waktu tertentu, 65,62% setuju, 5,21% kurang setuju dan 1,04% tidak setuju.

2. Dari 96 responden, 13,54% menyatakan sangat setuju bahwa papan tanda promosi menarik, 70,83% setuju, 11,46% kurang setuju dan 4,17% tidak setuju.

3. Dari 96 responden, 17,71% menyatakan sangat setuju bahwa hadiah yang ditawarkan menarik, 64,58% setuju, 14,58% kurang setuju dan 3,12% tidak setuju.

4. Dari 96 responden, 28,12% menyatakan sangat setuju bahwa Carrefour memberikan katalog produk pada konsumen, 60,42% setuju dan 11,46% kurang setuju.

e. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Pembelian Impulsif Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Pembelian Impulsif

Item SS S KS TS STS Total

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa:

(63)

2. Dari 96 responden, 27,08% menyatakan sangat setuju bahwa promosi yang ditawarkan membuat mereka melakukan pembelian yang tidak direncanakan, 67,71% setuju, 4,17% kurang setuju dan 1,04% tidak setuju.

3. Dari 96 responden, 13,54% menyatakan sangat setuju bahwa suasana lingkungan toko mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan, 64,83% setuju, 20,83% kurang setuju dan 1,04% tidak setuju.

4. Dari 96 responden, 27,08% menyatakan sangat setuju bahwa tata letak produk mempengaruhi mereka melakukan pembelian yang tidak direncanakan, 60,42% setuju 11,46% kurang setuju dan 1,04% tidak setuju.

5. Dari 96 responden, 18,75% menyatakan sangat setuju bahwa tata letak produk mempengaruhi mereka melakukan pembelian yang tidak direncanakan, 68,78% setuju dan 12,5% kurang setuju.

4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas

(64)

a. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Kriteria pengambilan keputusan:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi klasik.

2)Jika data tidak menyebar di sekitar garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik.

Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

(65)

Gambar 4.1 memberikan interpretasi bahwa grafik histogram memiliki distribusi normal dapat dilihat dari grafik tersebut yang membentuk pola lonceng atau tidak miring ke kanan atau ke kiri.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Gambar 4.2

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan gambar dan gambar kriteria pengambilan keputusan yang pertama dipenuhi yaitu data berdistribusi normal.

b. Analisis Statistik

(66)

Menentukan kriteria keputusan, yaitu :

1. Jika nilai Asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05 maka data tidak mengalami gangguan distribusi normal.

2. Jika nilai Asymp. Sig. (2 Tailed) < 0,05 maka data mengalami gangguan distribusi normal.

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.17661081

Most Extreme Differences Absolute .117

Positive .117

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z 1.143

Asymp. Sig. (2-tailed) .147

a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2 tailed) adalah 0,147 dan di atas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

(67)

heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar residual yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi.

Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola teratur maka regresi terkena gangguan heteroskedastisitas. Jika diagram pencar tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Gambar 4.3

Scatterplot

(68)

4.4.3 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan data dilihat pada tabel 4.15 sebagai berikut.

a. Dependent Variable: Impulsive Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikol adalah dengan melihat

Variance Inflation Factor (VIF) < 5, dan jika VIF > 5 maka variabel memiliki

(69)

4.5 Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (display produk, suasana toko, tata letak, promosi penjualan) terhadap variabel terikat (pembelian impulsif) yang dilakukan pada 96 responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang pernah melakukan pembelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan.

Tabel 4.16

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1

Promosi,

Suasana, Display,

TataLetak

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Impulsive

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

(70)

Tabel 4.17

a. Dependent Variable: Impulsive Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.17, dapat dirumuskan model persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Y = 3,225 + 0.112X1 + 0.058X2 + 0,436X3 + 0,584X4 + e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = 3,225. Ini menunjukkan harga konstan, yaitu jika variabel

display produk (X1), suasana toko (X2), tata letak (X3) dan promosi penjualan (X4) = 0, maka pembelian impulsif mahasiswa Fakultas Hukum USU pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan tetap sebesar 3,225.

b. Koefisien X1 (b1) = 0.112. Ini menunjukkan bahwa variabel display produk berpengaruh secara positif terhadap perilaku pembelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan, atau dengan kata lain, jika variabel

display produk ditingkatkan sebesar satu satuan, maka pembelian impulsif akan

(71)

c. Koefisien X2 (b2) = 0,058. Ini menunjukkan bahwa variabel suasana toko berpengaruh secara positif terhadap perilaku pembelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan, atau dengan kata lain, jika variabel suasana toko ditingkatkan sebesar satu satuan, maka pembelian impulsif akan bertambah sebesar 0,058.

d. Koefisien X3 (b3) = 0,436. Ini menunjukkan bahwa variabel tata letak berpengaruh secara positif terhadap perilaku pembelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan, atau dengan kata lain, jika variabel tata letak ditingkatkan sebesar satu satuan, maka pembelian impulsif akan bertambah sebesar 0.436.

e. Koefisien X4 (b4) = 0,584. Ini menunjukkan bahwa variabel promosi penjualan berpengaruh secara positif terhadap perilaku perilaku pembelian impulsif pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan, atau dengan kata lain, jika variabel promosi penjualan ditingkatkan sebesar satu satuan, maka pembelian impulsif akan bertambah sebesar 0.584.

4.6 Uji Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah:

Gambar

Gambar 2.1 Skema Tahapan Pembelian
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Item-Total StatisticsTabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga secara keseluruhan yang dikatakan Desa wisata merupakan satu kesatuan dan saling berkaitan antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung (Nuryati,1993).. 35

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilaksanakan selama 90 hari dapat disimpulkan bahwa, penambahan jerami jagung fermentasi pada pakan ternak kambing

Dengan mendesain rumah atau gedung yang tepat untuk Dengan mendesain rumah atau gedung yang tepat untuk tujuan memaksimalkan udara alam dan pemanfaatan sinar tujuan

Dari hasil penelitian, menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan melihat

Beberapa pedagang burjo Kuningan di Yogyakarta berinisiatif mendirikan PPWK (Paguyuban Pengusaha Warga Kuningan) sebagai bentuk jaringan sosial mereka di Yogyakarta. Misalnya

Sebaliknya jika siswa memiliki kebiasaan yang buruk dalam belajar, maka prestasi belajarnya pun akan buruk (rendah). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Kategori DRPs yang diteliti adalah obat tanpa indikasi yang sesuai, indikasi butuh obat, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi,

Sistem pendidikan sekolah pada masa ini dikenal adanya tiga kegiatan yaitu kegiatan intrakurikuler (kegiatan yang dilakukan di sekolah yang penjatahan waktunya telah