• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Faktor Emosional, dan Lokasi terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Faktor Emosional, dan Lokasi terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, FAKTOR EMOSIONAL DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN DAN

LOYALITAS KONSUMEN PADA HOTEL INTERNASIONAL SIBAYAK

BERASTAGI

TESIS

OLEH

NORA PITRI NAINGGOLAN

097019006/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, FAKTOR EMOSIONAL DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN DAN

LOYALITAS KONSUMEN PADA HOTEL INTERNASIONAL SIBAYAK

BERASTAGI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

OLEH

NORA PITRI NAINGGOLAN

097019006/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, FAKTOR EMOSIONAL DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PADA HOTEL INTERNASIONAL SIBAYAK BERASTAGI

Nama Mahasiswa : Nora Pitri Nainggolan Nomor Pokok : 097019006

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS ) (Dr. Yeni Absah, M.Si) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 18 Agustus 2011

__________________________________________________________________

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Paham Ginting, MS Anggota : 1. Dr. Yeni Absah, M.Si

2. Dr. Isfenti Sadalia, ME

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini yang berjudul :

“ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, FAKTOR EMOSIONAL DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PADA HOTEL INTERNASIONAL SIBAYAK BERASTAGI”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tesis ini belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 18 Agustus 2011 Yang Membuat Pernyataan

(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian tesis ini, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan penelitian tesis ini masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, cara penulisan dan analisis semuanya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu peneliti masih mengharapkan masukan ataupun kritikan dari semua pihak yang membaca tesis ini agar tesis ini lebih baik.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian tesis ini adalah “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Faktor Emosional, dan Lokasi terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi”.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini peneliti menerima banyak masukan dari banyak pihak yang membantu serta membimbing peneliti untuk menyelesaikan tesis ini atas dasar itu peneliti menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

(7)

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, Selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara. 5. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS selaku pembimbing utama dan Ibu Dr.

Yeni Absah M.Si, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti bagi penelti untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME dan Ibu Dr. Khaira Amalia F, MBA selaku anggota komisi pembanding yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritikan dan masukan serta pengarahan untuk kesempurnaan tesis ini.

7. Bapak dan Ibu staf pengajar Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu dan wawasan yang sangat bermanfaat bagi Peneliti.

8. Bapak dan Ibu pegawai administratif Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara yang membantu dan melayani Peneliti khususnya mengenai administrasi.

(8)

10. Seluruh Mahasiswa Angkatan XVII program studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang tetap memberikan semangat.

11. Teristimewa kepada Orangtua saya, Bapak Bob L Nainggolan dan Ibu P.L. Sitompul yang tak hentinya memberikan doa dan semangat bagi Peneliti. 12. Seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat Peneliti sebutkan satu per satu

dalam penulisan tesis ini.

Semoga Tuhan yang memberikan rahmat dan karuniaNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun materil kepada Peneliti, sehingga Peneliti dapat menyelesaikan tesis ini.

Medan, 18 Agustus 2011

Peneliti,

(9)

RIWAYAT HIDUP

(10)

ABSTRAK

Nora Pitri Nainggolan, 2011, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Faktor Emosional Dan Lokasi Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi , dibawah bimbingan Prof. Dr. Paham Ginting, MS (ketua), Dr. Yeni Absah, SE, M.Si (anggota).

Perusahaan perhotelan di Indonesia berkembang dengan pesat. Perkembangan perhotelan juga terjadi di kota Berastagi dimana terdapat berbagai perusahaan perhotelan dalam jumlah yang cukup banyak. Banyaknya perusahaan perhotelan tersebut, mengakibatkan semakin tingginya persaingan usaha diantara hotel tersebut, adanya hotel- hotel berbintang lain juga menambah ketatnya persaingan antar hotel di Berastagi. Dalam hal ini Hotel Internasional Sibayak Berastagi dituntut untuk menunjukkan kualitas pelayanan yang baik, harga yang sesuai dengan fasilitas yang disediakan, faktor emosional dan lokasi yang strategis dalam menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kualitas pelayanan, harga, faktor emosional dan lokasi terhadap kepuasan konsumen, bagaimana pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen Hotel Internasional Sibayak Berastagi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan, harga, faktor emosional dan lokasi terhadap kepuasan konsumen, serta mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen. Teori yang dipakai pada penelitian ini adalah teori kualitas pelayanan, teori harga, teori faktor emosional, teori lokasi, teori kepuasan konsumen dan teori loyalitas konsumen.

Penelitian dilakukan di Hotel Internasional Sibayak Berastagi. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode purposive sampling dengan sampel 99 orang. Adapun sifat dari penelitian adalah penjelasan (explanatory). Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM), dengan perangkat lunak AMOS 18.

Hasil uji kecocokan yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan, harga, faktor emosional, lokasi mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi. Masing-masing variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen Hotel Internasional Sibayak Berastagi. Variabel faktor emosional merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen artinya variabel faktor emosional lebih berperan dalam menentukan kepuasan konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

(11)

ABSTRACT

Nora Pitri Nainggolan, 2011, The Effect Of Service Quality, Price, Emotional Factors And Location To Customer Satisfaction And Loyalty At Hotel Internasional Sibayak Berastagi, under the guidance of Prof. Dr. Paham Ginting, MS (chairman), Dr. Yeni Absah, SE, M. Si (members).

Hospitality company in Indonesia is growing rapidly. Hospitality developments also occurred in the city of Berastagi where there are a variety of hospitality establishments in considerable amounts. The number of hospitality companies, resulting in increasing competition among the hotel, the other five-star hotels also add to the intense competition among hotels in Berastagi. In this case the International Hotel International Sibayak Berastagi required to demonstrate good service quality, price according to the facilities provided, emotional factors and a strategic location in creating customer satisfaction and loyalty at the International Hotel Sibayak Berastagi.

Formulation of the problem in this study is how the influence of service quality, price, emotional factors and location on consumer satisfaction, and how consumer satisfaction influence to consumer loyalty Hotel International Sibayak Berastagi. The research objective was to determine and analyze the effect of the influence of service quality, price, emotional factors and location on consumer satisfaction, and to know and analyze the influence of customer satisfaction on consumer loyalty. The theory used in this study is the theory of service quality, price theory, theory of emotional factors, location theory, theory of consumer satisfaction and consumer loyalty theory.

The study was conducted at Hotel International Sibayak Berastagi. This type of quantitative descriptive study using purposive sampling method with a sample of 99 people. The nature of the research is the explanation (explanatory). Testing hypotheses using Structural Equation Modeling (SEM), with the software AMOS 18.

Compatibility test results obtained indicate that the variable quality of service, price, emotional factors, the location can explain the variations that occur in customer satisfaction and customer loyalty at the International Hotel Sibayak Berastagi. Each variable has positive and significant impact on customer satisfaction and loyalty International Hotel International Sibayak Berastagi. Variable emotional factor is the most dominant factor influence on consumer satisfaction probably means more variable emotional factors play a role in determining customer satisfaction in the International Hotel Sibayak Berastagi.

(12)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

(13)

2.2.7.3. Tahap Loyalitas Konsumen ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sifat penelitian... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 72

4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 72

4.1.1.1. Profil dan sejarah singkat Hotel Internasional Sibayak Berastagi ... 72

4.1.1.2. Struktur Hotel Internasional Sibayak Berastagi. 75 4.1.1.2. Job Description dan Job Specification ... 76

4.1.2. Karakteristik Responden... 84

4.1.2.1. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 84

4.1.2.2. Karakteristik responden berdasarkan Usia ... 85

(14)

Frekuensi Menginap... 87

4.1.2.5.Karakteristik responden berdasarkan Penghasilan ... 88

4.1.3. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian (Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian) ... 89

4.1.3.1. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kualitas Pelayanan ... 90

4.1.3.2. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Harga... 94

4.1.3.3. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Faktor Emosional... 96

4.1.3.4. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Lokasi ... 97

4.1.3.5. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kepuasan Konsumen ... 99

4.1.3.4. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Loyalitas Konsumen ... 100

4.2.2. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen... 116

4.2.3. Pengaruh Harga terhadap Kepuasan Konsumen ... 118

4.2.4. Pengaruh Faktor Emosional terhadap Kepuasan Konsumen... 119

4.2.5. Pengaruh Lokasi terhadap Kepuasan konsumen... 120

(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 124

5.2. Saran... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 127

(16)
(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 47

3.1. Metode Analisis Data... 66

4.1. Struktur Organisasi Hotel Internasional Sibayak... 75

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman 1...Kuesioner

130

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel ... 135

3. Pengujian SEM ... 141

3.1. Uji Kecocokan Mutlak ... 141

3.2. Uji kecocokan Incremental ... 141

3.3. Uji Kecocokan Parsimoni ... 141

3.4. Uji Normalitas Data ... 142

3.5. Evaluasi Outlier... 143

3.6. Regression Weight ... 146

3.7. Covariances ... 147

3.8. Variances... 147

3.9. Nilai Residual... 148

(19)

ABSTRAK

Nora Pitri Nainggolan, 2011, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Faktor Emosional Dan Lokasi Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi , dibawah bimbingan Prof. Dr. Paham Ginting, MS (ketua), Dr. Yeni Absah, SE, M.Si (anggota).

Perusahaan perhotelan di Indonesia berkembang dengan pesat. Perkembangan perhotelan juga terjadi di kota Berastagi dimana terdapat berbagai perusahaan perhotelan dalam jumlah yang cukup banyak. Banyaknya perusahaan perhotelan tersebut, mengakibatkan semakin tingginya persaingan usaha diantara hotel tersebut, adanya hotel- hotel berbintang lain juga menambah ketatnya persaingan antar hotel di Berastagi. Dalam hal ini Hotel Internasional Sibayak Berastagi dituntut untuk menunjukkan kualitas pelayanan yang baik, harga yang sesuai dengan fasilitas yang disediakan, faktor emosional dan lokasi yang strategis dalam menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kualitas pelayanan, harga, faktor emosional dan lokasi terhadap kepuasan konsumen, bagaimana pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen Hotel Internasional Sibayak Berastagi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan, harga, faktor emosional dan lokasi terhadap kepuasan konsumen, serta mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen. Teori yang dipakai pada penelitian ini adalah teori kualitas pelayanan, teori harga, teori faktor emosional, teori lokasi, teori kepuasan konsumen dan teori loyalitas konsumen.

Penelitian dilakukan di Hotel Internasional Sibayak Berastagi. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode purposive sampling dengan sampel 99 orang. Adapun sifat dari penelitian adalah penjelasan (explanatory). Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM), dengan perangkat lunak AMOS 18.

Hasil uji kecocokan yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan, harga, faktor emosional, lokasi mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi. Masing-masing variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen Hotel Internasional Sibayak Berastagi. Variabel faktor emosional merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen artinya variabel faktor emosional lebih berperan dalam menentukan kepuasan konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

(20)

ABSTRACT

Nora Pitri Nainggolan, 2011, The Effect Of Service Quality, Price, Emotional Factors And Location To Customer Satisfaction And Loyalty At Hotel Internasional Sibayak Berastagi, under the guidance of Prof. Dr. Paham Ginting, MS (chairman), Dr. Yeni Absah, SE, M. Si (members).

Hospitality company in Indonesia is growing rapidly. Hospitality developments also occurred in the city of Berastagi where there are a variety of hospitality establishments in considerable amounts. The number of hospitality companies, resulting in increasing competition among the hotel, the other five-star hotels also add to the intense competition among hotels in Berastagi. In this case the International Hotel International Sibayak Berastagi required to demonstrate good service quality, price according to the facilities provided, emotional factors and a strategic location in creating customer satisfaction and loyalty at the International Hotel Sibayak Berastagi.

Formulation of the problem in this study is how the influence of service quality, price, emotional factors and location on consumer satisfaction, and how consumer satisfaction influence to consumer loyalty Hotel International Sibayak Berastagi. The research objective was to determine and analyze the effect of the influence of service quality, price, emotional factors and location on consumer satisfaction, and to know and analyze the influence of customer satisfaction on consumer loyalty. The theory used in this study is the theory of service quality, price theory, theory of emotional factors, location theory, theory of consumer satisfaction and consumer loyalty theory.

The study was conducted at Hotel International Sibayak Berastagi. This type of quantitative descriptive study using purposive sampling method with a sample of 99 people. The nature of the research is the explanation (explanatory). Testing hypotheses using Structural Equation Modeling (SEM), with the software AMOS 18.

Compatibility test results obtained indicate that the variable quality of service, price, emotional factors, the location can explain the variations that occur in customer satisfaction and customer loyalty at the International Hotel Sibayak Berastagi. Each variable has positive and significant impact on customer satisfaction and loyalty International Hotel International Sibayak Berastagi. Variable emotional factor is the most dominant factor influence on consumer satisfaction probably means more variable emotional factors play a role in determining customer satisfaction in the International Hotel Sibayak Berastagi.

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena

yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut berkompetisi dalam

menjaring konsumen lokal. Dampak globalisasi menyebabkan perusahaan jasa yang

terdiri dari berbagai macam perusahaan seperti perusahaan telekomunikasi,

transportasi, perbankan, dan perhotelan berkembang dengan cepat. Perusahaan lokal

sebagai tuan rumah semakin dituntut untuk mengerti kebutuhan dan keinginan

konsumen untuk kemudian menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan kebutuhan

dan keinginan konsumen.

Perusahaan yang ingin bertahan hidup harus mempunyai nilai lebih yang

menjadikan perusahaan tersebut berbeda dengan perusahaan lain. Nilai lebih yang

ditawarkan ini akan semakin memberikan kepuasan kepada konsumen dan

mendorong para konsumen lama untuk datang kembali. Perusahaan dalam

menjalankan usahanya harus selalu mengamati perubahan perilaku konsumen

sehingga dapat mengantisipasi perubahan perilaku tersebut, untuk kemudian

dijadikan kajian dalam rangka memperbaiki strategi pemasarannya. Pada hakekatnya

tujuan dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen

(22)

Perusahaan perhotelan merupakan perusahaan jasa yang memadukan antara

produk dan layanan. Dahulu fungsi hotel hanya sebagai tempat bermalam bagi

konsumen yang melakukan perjalanan bisnis atau wisata dan tidak memiliki relasi di

tempat tujuan. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi hotel mengalami

peningkatan fungsi, hotel menjadi usaha komersial yang menyediakan tempat

menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum. Saat ini, seringkali

hotel digunakan untuk acara pernikahan, rapat perusahaan, launching untuk produk

baru suatu perusahaan dan tak jarang pula hotel digunakan untuk sarana untuk

berakhir pekan bagi kalangan masyarakat menengah atas. Para pengusaha perhotelan

diharapkan tanggap dan memiliki respon yang cepat terhadap perubahan-perubahan

ini. Desain bangunan, interior dan eksterior kamar hotel, suasana yang tercipta di

dalam kamar hotel, restoran serta makanan dan minuman yang dijual beserta

keseluruhan fasilitas yang ada merupakan contoh produk yang dijual. Sedangkan

layanan yang dijual adalah keramah-tamahan dan ketrampilan karyawan hotel dalam

melayani pelanggannya.

Perusahaan perhotelan di Indonesia berkembang dengan pesat. Perkembangan

perhotelan juga terjadi di kota Berastagi dimana terdapat berbagai perusahaan

perhotelan dalam jumlah yang cukup banyak. Banyaknya perusahaan perhotelan

tersebut, mengakibatkan semakin tingginya persaingan usaha diantara hotel tersebut,

adanya hotel- hotel berbintang lain juga menambah ketatnya persaingan antar hotel di

(23)

Tabel 1.1.

Daftar 10 Hotel Berbintang di Berastagi

HOTEL KELAS LOKASI

Mikie Holiday Resort Bintang Lima Jl. Jamin Ginting Desa Sempajaya Berastagi

Grand Mutiara Bintang Lima Jl. Peceren No.168 Berastagi Sinabung Hotel Resort Bintang Empat Jl. Kolam Renang Berastagi Hotel Internasional

Sibayak

Bintang Empat Jl. Merdeka Berastagi

Hotel Green Garden Bintang Empat Jl. Jamin Ginting Desa Sempajaya Berastagi

Berastagi Cottage Bintang Dua Jl. Gundaling Desa Gongsol Berastagi

Hotel Rudang Bintang Dua Jl. Sempurna No.16 Berastagi Hotel Bukit Kubu Bintang Dua Jl. Jamin Ginting Desa

Sempajaya Berastagi Hotel Danau Toba Int Bintang Satu Jl. Gundaling Berastagi Hotel City Inn Bintang Satu Jl. Jamin Ginting Desa

Sempajaya Berastagi Sumber: alexanderginting.page.tl/Sarana-Pendukung, 2011

Banyak hal yang dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha perhotelan,

salah satunya adalah bagaimana pihak hotel dapat menarik pelanggan dan

mempertahankan mereka dengan cara memberikan kualitas pelayanan terbaik agar

para konsumen puas terhadap layanan yang diberikan dan menjadi loyal terhadap

hotel tersebut. Dalam persaingan bisnis sekarang ini, layanan merupakan hal yang

(24)

produk yang sama. Hal ini membuktikan bahwa kualitas pelayanan merupakan aspek

yang sangat penting yang harus diperhatikan perusahaan. Kualitas pelayanan berpusat

pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta ketepatan penyampaian untuk

mengimbangi harapan pelanggan.

Disamping pelayanan yang baik, fasilitas juga turut berperan dalam menjaring

konsumen. Fasilitas merupakan sarana yang sifatnya mempermudah konsumen untuk

melakukan suatu aktivitas. Konsumen pada jaman sekarang adalah konsumen yang

kritis yang sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang. Konsumen

mempertimbangkan banyak faktor untuk memilih sebuah produk atau jasa termasuk

jasa perhotelan. Fasilitas menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam

menentukan pilihan. Pada tingkat harga yang hampir sama, semakin lengkap fasilitas

yang disediakan pihak hotel, maka akan semakin puas pelanggan dan ia akan terus

memilih perusahaan tersebut sebagai pilihan prioritas.

Perusahaan jasa harus dapat merancang strategi pemasaran yang tepat dalam

mencapai tujuan perusahaan, salah satu tujuan perusahaan adalah memberikan kepuasan

kepada konsumen dan menciptakan loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen akan

sangat menguntungkan bagi perusahaan karena imbalan dari loyalitas bersifat jangka

panjang dan kumulatif, jadi semakin lama loyalitas konsumen terhadap hotel maka

akan semakin memberikan laba yang besar kepada perusahaan perhotelan tersebut.

Salah satu cara untuk memberikan kepuasan kepada konsumen adalah dengan

penetapan harga yang tepat sesuai dengan pelayanan dan kinerja yang ditawarkan

(25)

puas dapat menjadi konsumen yang loyal. Harga berperan penting secara makro (bagi

perekonomian secara umum) dan secara mikro (bagi konsumen dan perusahaan).

Harga dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan lain-lain. Bagi konsumen,

harga dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam membuat keputusan pembelian,

sedangkan bagi perusahaan, harga merupakan elemen bauran pemasaran yang

mendatangkan pendapatan.

Dalam memilih sebuah hotel, para tamu juga memiliki faktor emosional yang

dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan pilihannya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, semakin tinggi pendapatan yang diterimanya dan semakin

tinggi kelas sosialnya, maka hal ini akan mempengaruhi selera dan pilihan tamu

dalam memilih hotel yang terbaik yang dianggap mampu memberikan kepuasan

kepadanya.

Dalam membangun sebuah usaha diperlukan sebuah tempat dimana sebuah

perusahaan tersebut akan berlokasi. Mayoritas dari para pengguna jasa hotel adalah

mereka yang berasal dari luar daerah yang sedang memiliki urusan disekitar hotel itu

berada baik untuk tujuan wisata, bisnis ataupun hanya sebagai tempat transit

sementara untuk kemudian melanjutkan perjalanan mereka. Oleh karena itu, lokasi

hotel yang strategis akan memudahkan konsumen untuk mendapatkan akses terhadap

hotel tersebut. Kedekatan hotel dengan beberapa tempat tujuan wisata, kelancaran

arus transportasi, atau fasilitas-fasilitas umum akan menjadi nilai lebih bagi

(26)

menghancurkan strategi perusahaan. Oleh karena itu, penyedia jasa harus benar–

benar mempertimbangkan, menyeleksi dan memilih lokasi yang strategis.

Hotel Internasional Sibayak merupakan salah satu hotel bintang empat yang

berlokasi di jalan Merdeka Berastagi. Dari hasil observasi pendahuluan Hotel

Internasional Sibayak memiliki beberapa kekurangan, dari segi pelayanan karyawan

yang kurang ramah, harga yang mahal sementara fasilitas kamar yang disediakan

belum lengkap, televisi yang disediakan masih menggunakan fasilitas lama yang

terkesan ketinggalan jaman, akses jalan menuju Berastagi banyak yang rusak

mengakibatkan waktu tempuh perjalanan ke hotel butuh waktu yang lama dan lalu

lintas yang dilewati kurang lancar sehingga menimbulkan kemacetan. Beberapa

kekurangan ini mengakibatkan naik turunnya jumlah konsumen yang datang ke Hotel

Internasional Sibayak. Data konsumen dapat dilihat pada Tabel 1.2:

Tabel 1.2. Data Tamu

Hotel Internasional Sibayak Berastagi Periode Tahun 2005-2010

TAHUN Jumlah Tamu yang

Menginap

Persentase Tingkat Hunian Kamar

2005 13.791 36,68

2006 13.055 34,73

2007 15.041 40,01

2008 15.146 40,29

2009 17.859 47,50

2010 13.865 36,88

Sumber: Hotel Internasional Sibayak

Berdasarkan Tabel 1.2. terlihat bahwa terjadi fluktuasi jumlah tamu yang

(27)

tamu yang menginap cenderung mengalami kenaikan dan penurunan. Dari tahun

2007-2009 jumlah tamu hotel mengalami kenaikan namun kembali mengalami

penurunan pada tahun 2010, hal ini berbeda dengan jumlah wisatawan yang

berkunjung ke Berastagi, pada tahun 2010 wistawan yang berkunjung mengalami

peningkatan 20% yaitu sekitar 35.000 wisatawan jika dibandingkan tahun 2009 yang

berkisar 25.000 wisatawan

Berdasarkan uraian dan permasalahan peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Analisis pengaruh kualitas pelayanan, harga, faktor emosional dan lokasi terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi.”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada

Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

2. Bagaimana pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada Hotel

Internasional Sibayak Berastagi.

3. Bagaimana pengaruh faktor emosional terhadap kepuasan konsumen pada

Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

4. Bagaimana pengaruh lokasi terhadap kepuasan konsumen pada Hotel

(28)

5. Bagaimana pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen pada

hotel Internasional Sibayak Berastagi.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Hotel

Internasional Sibayak Berastagi.

2. Pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Internasional

Sibayak Berastagi.

3. Pengaruh faktor emosional terhadap kepuasan konsumen pada Hotel

Internasional Sibayak Berastagi.

4. Pengaruh lokasi terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Internasional

Sibayak Berastagi.

5. Pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen pada Hotel

Internasional Sibayak Berastagi.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Untuk memberikan saran dan sumbangan pemikiran kepada perusahaan

(manajemen hotel) sebagai masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan dan

menyempurnakan kebijakan perusahaan, terutama yang berhubungan dengan kualitas

(29)

mempertahankan jumlah konsumen dan bila perlu meningkatkan jumlah konsumen

hotel tersebut.

2. Bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU

Untuk menambah dan memperkaya khasanah keilmuan lembaga akademis

dalam penelitian tentang studi kasus dan dapat dijadikan rujukan serta dikembangkan

lebih lanjut.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menambah

pengetahuan di bidang manajemen pemasaran khususnya penelitian yang berkaitan

dengan kualitas pelayanan, harga, faktor emosional, lokasi, kepuasan konsumen dan

loyalitas konsumen.

4. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang dapat menjadi

bahan penelitian lanjutan atau sebagai bahan perbandingan dalam melakukan

penelitian di masa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan

(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1. Penelitian Terdahulu

Diputra (2007), melakukan penelitian dengan judul “Analisis pengaruh

kualitas pelayanan jasa dan penetapan harga terhadap loyalitas konsumen pada Hotel

Arwana di Jakarta”. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier

berganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan dan

penetapan harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan kepuasan konsumen

berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

Terdapat persamaan penggunaan variabel bebas yang diteliti, yaitu variabel

kualitas pelayanan dan harga. Variabel terikat yang diteliti juga sama yaitu tentang

loyalitas konsumen. Namun terdapat perbedaan yaitu peneliti terdahulu tidak meneliti

variabel faktor emosional dan lokasi, sedangkan penelitian ini meneliti empat variabel

bebas yaitu kualitas pelayanan, harga, faktor emosional dan lokasi.

Sulistiono (2010), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh kualitas

pelayanan, fasilitas, lokasi terhadap keputusan menginap (studi kasus pada konsumen

Hotel Srondol Indah Semarang”.Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi

linier berganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan,

fasilitas, lokasi berpengaruh terhadap keputusan menginap

Terdapat persamaan penggunaan variabel bebas yang diteliti, yaitu variabel

kualitas pelayanan dan lokasi. Namun terdapat juga perbedaan yaitu peneliti

(31)

meneliti pengaruhnya terhadap keputusan menginap, sedangkan penelitian ini

meneliti empat variabel bebas yaitu kualitas pelayanan, harga, faktor emosional,

lokasi dan pengaruhnya terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen.

Untuk lebih jelasnya perbedaan para peneliti dapat dilihat dari Tabel 2.1

berikut: 1 Judul Penelitian Pengaruh Kualitas

Pelayanan Jasa dan Penetapan Harga terhadap Loyalitas Konsumen pada Hotel Arwana di Jakarta dan Lokasi terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen pada Hotel

Internasional Sibayak Berastagi

2 Tempat Hotel Arwana Jakarta

Hotel Srondol Indah Semarang

Hotel Internasional Sibayak Berastagi

3 Variabel Bebas Kualitas pelayanan jasa dan penetapan harga

5 Teknik Analisis Data

(32)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Tentang Jasa 2.2.1.1. Pengertian Jasa

Pengertian jasa menurut Kotler (2008) “Service is any act or performance that

one perty can offer to another that is essentially intangible and does not result the

ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product”.

Definisi ini menjelaskan bahwa “Jasa adalah sesuatu tindakan yang ditawarkan oleh

suatu pihak ke pihak lain yang secara fisik tidak berwujud dan tidak memberikan

pemilikan sesuatu”.

Definisi lainnya dari jasa berorientasi pada aspek proses dan aktivitas

dikemukakan oleh Gronroo dalam Tjiptono (2006) bahwa “Jasa adalah proses yang

terdiri dari serangkaian aktivitas intangible yang biasanya terjadi pada interaksi

antara konsumen dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau

sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atasmasalah konsumen”.

Kotler (2008) juga mendefinisikan “Jasa sebagai setiap tindakan atau

perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak dapat menghasilkan

kepemilikan sesuatu”. Oleh sebabitu, jasa memiliki beberapa karakteristik unik yang

(33)

2.2.1.2. Karakteristik Jasa

Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Yazid (2005) menyatakan bahwa jasa

memiliki empatkarakteristik yang berdampak pada desain pemasaran jasa, yaitu:

1. Tidak berwujud (intangibility)

Sifat jasa yang tidak berwujud mengakibatkan suatu jasa tidak dapat

mencium, melihat, mendengar, meraba dan merasakan hasilnyasebelum membelinya.

Untuk mengurangi ketidakpastian tersebut konsumen akan mencoba mencari

informasi tentang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan, rekam jejak kinerja

perusahaan dan apa yang akan didapat dari perusahaan tersebut jika kita melakukan

transaksi serta hal-hal lainnya,

2. Tidak dapat dipisahkan ( inseparability)

Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika

seseorang melakukan pembelian jasa, maka penyedia jasa tersebut merupakan bagian

dari jasa. Karena konsumen selalu menunggu sampai jasa tersebut diproduksi, maka

interaksi penyedia jasa dan konsumen merupakan cirri utama dari pemasaran jasa.

3. Bervariasi (variabillity)

Jasa tergantung kepada siapa penyedia jasa tersebut dan kapan serta dimana

jasa diproduksi, mengakibatkan jasa memiliki hasil yang berbeda – beda. Misalnya

sebuah hotel yang sangat ramah melayani dan tanggap terhadap keluhan-keluhan

konsumennnya, sedangkan hotel yang lain tidak. Hal ini mengakibatkan pembeli jasa

sangat berhati-hati terhadap adanya perbedaan ini, sehingga seringkali meminta

(34)

Perusahaan jasa sangat bervariasi, berada dalam berbagai sektor. Sektor

pemerintahan berupa pengadilan, rumah sakit, kepolisian, pemadam kebakaran,

kantor pos, dan pelayanan ketenagakerjaan. Sektor nirlaba swasta berupa museum,

badan amal, perguruan tinggi, dan yayasan. Sektor bisnis berupa perusahaan

penerbangan, hotel, bank, perusahaan asuransi, firma hukum, konsultan manajemen

dan perusahaan film. Sektor produksi berupa operator komputer, akuntan dan staf

hukum.

4. Tidak tahan lama (perishabillity)

Jasa tidak dapat disimpan. Karakteristik perishability ini tidak akan menjadi

masalah jika permintaan tetap. Tetapi jika perusahaan berfluktuasi, maka perusahaan

jasa mengalami masalah. Misalnya perusahaan transportasi harus menyediakan lebih

banyak kendaraan selama jam-jam sibuk untuk memenuhi permintaan konsumen.

2.2.1.3. Strategi Bauran Pemasaran Jasa

Lupioadi (2006) menyatakan bahwa elemen marketing mix services (bauran

pemasaran jasa) terdiri dari tujuh hal yaitu:

1). Product: jasa seperti apa yang ingin ditawarkan, 2). Price: bagaimana

strategi penentuan harga, 3). Promotion: bagaimana promosi yang harus

dilakukan, 4). Place: bagaimana sistem penghantaran yang akan diterapkan,

5). People: tipe kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam

(35)

Customer Services: tingkat pelayanan yang bagaimana yang akan diberikan

kepada konsumen.

Tawaran suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa.

Komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian utama dari seluruh tawaran

tersebut. Kotler (2008) menyatakan bahwa bauran jasa dapat dibedakan menjadi lima

kategori, yaitu:

a. Barang berwujud murni.

Tawaran tersebut terutama terdiri atas barang berwujud seperti: sabun, tidak

satu pun jasa menyertai produk tersebut.

b. Barang berwujud yang disertai jasa

Tawaran tersebut terdiri atas barang berwujud yang disertai satu atau beberapa

jasa, seperti: mobil, telepon dan komputer, yang penjualannya bergantung

pada mutu dan ketersediaan layanan konsumen yang menyertainya, misalnya

layanan perbaikan, layanan aplikasi dan pemenuhan garansi.

c. Campuran

Tawaran tersebut terdiri atas barang dan jasa dengan bagian yang sama.

Misalnya, konsumen pergi ke restoran untuk mendapatkan makanan maupun

layanan.

d. Jasa utama yang disertai barang yang kecil

Tawaran tersebut terdiri dari jasa utama bersama jasa tambahan atau barang

(36)

perjalanan tersebut disertai beberapa barang berwujud seperti makanan dan

minuman, namun produk utamanya jasa.

e. Jasa murni

Tawaran tersebut terutama terdiri atas jasa. Misalnya, psikoterapi dan panti

pijat.

2.2.2. Teori Tentang Kualitas Pelayanan 2.2.2.1. Pengertian Kualitas Pelayanan

Tjiptono (2006) menyatakan bahwa “Kualitas merupakan suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen”. Sehingga definisi kualitas

pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen.

Kotler dan Keller (2007) menyatakan bahwa “Kualitas pelayanan harus dimulai dari

kebutuhan konsumen dan berakhir pada persepsi konsumen, dimana persepsi

konsumen terhadap kualitas pelayanan merupakan penilaian menyeluruh atas

keunggulan suatu pelayanan”. Dalam hal ini, konsumen adalah pihak yang

mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan, sehingga merekalah yang seharusnya

menentukan kualitas jasa. Menurut Tjiptono (2006) “Persepsi konsumen terhadap

(37)

2.2.2.2. Faktor-Faktor Penentu Kualitas Pelayanan

Adapun lima faktor penentu (dimensi) kualitas pelayanan yang

diidentifikasikan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam Kotler (2008)

meliputi:

1. Kehandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang

disajikan dengan tepat dan terpercaya.

2. Daya Tanggap (responsiveness) yaitu keinginan untuk membantu para konsumen

dan memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin.

3. Jaminan (assurance) yaitu pengetahuan dan kesopansantunan para pegawai

perusahaan serta kemampuan menumbuhkan rasa percaya diri konsumen

terhadap perusahaan.

4. Empati (empathy) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi

yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para konsumen.

5. Berwujud (tangible) yaitu penampilan fisik, peralatan, personil, dan media

komunikasi.

Atribut-atribut yang ada dalam dimensi bukti fisik menurut Parasuraman ,

(2005) dalam Ramdan (2008) adalah:

a. Peralatan yang modern

b. Fasilitas yang menarik

Atribut – atribut yang berada dalam dimensi kehandalan menurut

Parasuraman (2005) dalam Ramdan (2008) adalah:

(38)

b. Pertanggungjawaban tentang penanganan konsumen akan masalah pelayanan.

c. Memberikan pelayanan yang baik saat kesan pertama kepada konsumen, dan tidak

membedakannya satu dengan yang lainnya.

d. Memberikan pelayanan tepat waktu.

e. Memberikan informasi kepada konsumen tentang kapan pelayanan yang dijanjikan

akan direalisasikan.

Atribut - atribut yang ada dalam dimensi daya tanggap menurut Pasuraman

(2005) dalam Ramdan (2008) adalah:

a. Memberikan palayanan yang cepat.

b. Kerelaan untuk membantu / menolong konsumen.

c. Siap dan tanggap untuk menangani respon permintaan dari para konsumen.

Atribut-atribut yang ada dalam dimensi jaminan menurut Parasuraman , 2005

dalam Ramdan (2008) adalah:

a. Karyawan yang memberi jaminan berupa kepercayaan diri kepada konsumen

b. Membuat konsumen merasa aman saat menggunakan jasa pelayanan perusahaan

c. Karyawan yang sopan

Atribut-atribut yang ada dalam dimensi empati menurut Parasuraman (2005)

dalam Ramdan (2008) adalah:

a. Memberikan perhatian individu kepada konsumen

(39)

Garvin dalam Tjiptono (2006) mengembangkan delapan faktor penentu

kualitas layanan, yaitu:

a. Kinerja (performance) yaitu mengenai karakteristik operasi pokok dari produk

inti. Misalnya bentuk dan kemasan yang bagus akan lebih menarik konsumen.

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap.

c. Kehandalan (reability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau

gagal dipakai.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications). Yaitu sejauh mana

karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan

sebelumnya. Seperti halnya produk atau jasa yang diterima konsumen harus

sesuai bentuk sampai jenisnya dengan kesepakatan bersama.

e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus

digunakan. Biasanya konsumen akan merasa puas bila produk yang dibeli tidak

pernah rusak.

f. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi;

penanganan keluhan yang memuaskan.

g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya kemasan

produk dengan warna-warna cerah, kondisi gedung dan lain sebagainya.

h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk

(40)

dikenal masyarakat (brand image) akan lebih dipercaya dari pada merek yang

masih baru dan belum dikenal.

Bila menurut Hutt dan Speh dalam Nasution (2004) Kualitas pelayanan terdiri

dari 3 faktor utama yang terdiri dari :

a. Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output yang

diterima oleh konsumen. Bisa diperinci lagi menjadi :

1) Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi konsumen sebelum

membeli, misalnya: harga dan barang.

2) Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi konsumen

setelah membeli atau mengkonsumsi jasa atau produk. Contohnya

ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan kerapihan hasil.

3) Credence quality, yaitu sesuatu yang sukar dievaluasi konsumen, meskipun

telah mengkonsumsi suatu jasa.

b. Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara

penyampaian suatu jasa.

c. Corporate image, yaitu profit, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus suatu

perusahaan.

Aydin dan Ozer dalam Retansa (2009) menjelaskan pentingnya kualitas

pelayanan untuk meningkatkan profitabilitas dan kesuksesan perusahaan. Kualitas

(41)

superioritas pelayanan perusahaan. Untuk lebih memahami konsep kualitas

pelayanan, adapun beberapa atribut yang harus kita mengerti terlebih dahulu yang

berkaitan dengan kualitas pelayanan, yaitu:

1. Pelayanan merupakan sesuatu yang tak terlihat (intangible).

2. Pelayanan merupakan sesuatu yang heterogen, artinya dalam pengukuran kinerja suatu

jasa sering bervariasi, tergantung dari sisi penyedia jasa dan konsumen.

3. Pelayanan tidak dapat ditempatkan dalam suatu kinerja waktu tertentu, sehingga

penilaiannya dilakukan sepanjang waktu.

4. Hasil pelayanan atau dalam hal ini produknya, tidak dapat dipisahkan dari konsumsi yang

diperlukan.

Dari atribut mengenai kualitas pelayanan di atas, dapat disimpulkan bahwa

kualitas pelayanan yang dirasakan oleh satu orang dengan lainnya pasti berbeda,

disesuaikan dengan perasaan psikis orang tersebut dalam merasakan pelayanan yang

diberikan.

2.2.2.3. Cara Mengukur Kualitas Pelayanan

Kotler (2008) menyatakan bahwa cara mengukur kualitas layanan dapat

berfokus pada dua macam riset, yaitu:

(42)

Mengkaji perspektif konsumen mengenai kekuatan dan kelemahan

perusahaan, serta meliputi aspek-aspek seperti komplain konsumen, survei

purna jual, wawancara kelompok fokus, dan survei kualitas jasa.

2. Riset non-konsumen

Mengkaji perspektif karyawan mengenai kelemahan dan kekuatan

perusahaan, serta kinerja karyawan, dan juga dapt menilai kinerja jasa pesaing

dan dapat dijadikan basis perbandingan.

2.2.3. Teori Tentang Harga 2.2.3.1. Pengertian Harga

Harga merupakan salah satu unsur pemasaran yang penting dan turut

mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Tetapi pentingnya unsur ini

tidak ada artinya jika perusahaan tidak memahami seberapa jauh pengaruh harga

terhadap pilihan membeli bagi konsumen dan peranannya dalam menciptakan

keunggulan persaingan.

Menurut Kotler (2008) “Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk

suatu produk atau jasa”. Menurut Fuad (2005) “Harga adalah sejumlah kompensasi

(uang maupun barang,kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi barang atau jasa”.Laksana (2008) menyatakan bahwa “Harga adalah

jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk

(43)

Keputusan penetapan harga merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan

terhadap tingkat harga umum yang berlaku untuk jasa tertentu yang bersifat relatif

terhadap tingkat harga para pesaing, serta memiliki peran strategis yang krusial dalam

menunjang implementasi strategi pemasaran (Tjiptono, 2006). Dari

pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penetapan harga merupakan keputusan

kritis yang menunjang keberhasilan suatu perusahaan.

2.2.3.2. Tujuan Penetapan Harga

Menurut Lupioadi (2006), metode penetapan harga harus dimulai dengan

pertimbangan atas tujuan penetapan harga itu sendiri, antara lain :

1. Bertahan

Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang

meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang

tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi kelangsungan hidup

perusahaan.

2. Memaksimalkan laba

Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu.

3. Memaksimalkan penjualan

Penetapan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan

(44)

4. Gengsi/prestise

Tujuan penetapan harga di sini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan

tersebut sebagai jasa yang eksklusif.

5. Pengembalian atas investasi (ROI)

Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian atas investasi

(return on investment-ROI) yang diinginkan.

Menurut Tjiptono (2006), terdapat dua macam tujuan penetapan harga, yaitu

tujuan umum dan tujuan spesifik. Adapun masing-masing tujuan tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Tujuan umum penetapan harga

a. Mengurangi risiko ekonomi dari percobaan produk.

b.Menawarkan nilai yang lebih baik dibandingkan bentuk/kelas produk

pesaing.

c. Meningkatkan frekuensi konsumsi.

d. Menambah aplikasi/pemakaian dalam situasi yang lebih banyak.

e. Melayani segmen yang berorientasi pada harga.

f. Menawarkan versi produk yang lebih mahal.

g. Mengalahkan pesaing dalam hal harga.

h. Menggunakan harga untuk mengindikasikan kualitas tinggi.

(45)

j. Menaikkan penjualan produk komplementer.

2. Tujuan spesifik penetapan harga

a. Menghasilkan surplus sebesar mungkin.

b.Mencapai tingkat target spesifik tetapi tidak berusaha memaksimumkan laba.

c. Menutup biaya teralokasi secara penuh termasuk biaya overhead institutional.

d. Menutup biaya penyediaan satu kategori jasa atau produk tertentu (setelah

dikurangi biaya overhead institutional dan segala macam hibah spesifik.

e. Menutup biaya penjualan inkremental kepada satu konsumen ekstra.

f. Mengubah harga sepanjang waktu untuk memastikan bahwa permintaan sesuai

dengan penawaran yang tersedia pada setiap waktu tertentu (sehingga bisa

mengoptimalkan kapasitas produktif).

g. Menetapkan harga sesuai dengan perbedaan kemampuan membayar berbagai

segmen pasar yang menjadi target pemasaran organisasi.

2.2.3.3. Faktor Pertimbangan dalam Penetapan Harga

Menurut Lupioadi (2006) penetapan harga perlu dijabarkan ke dalam program

penetapan harga jasa dengan mepertimbangkan faktor-faktor berikut :

1. Elastisitas harga permintaan

Efektivitas program penetapan harga tergantung pada dampak perubahan

harga terhadap permintaan, karena itu perubahan unit penjualan sebagai akibat

perubahan harga perlu diketahui. Namun, perubahan harga memiliki dampak ganda

(46)

perubahan penerimaan per unit. Jadi, manajer jangan hanya berfokus pada sensitivitas

harga di pasar, namun juga mempertimbangkan dampak perubahan harga terhadap

pendapatan total.

2. Faktor persaingan

Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor penting

yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan.

3. Faktor biaya

Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan faktor

pokok yang menentukan batas bawah harga.

4. Faktor lini produk

Perusahaan bisa menambah lini produknya dalam rangka memperluas served

market dengan cara perluasan lini dalam bentuk perluasan vertikal (vertical

extension) dan perluasan horizontal.

5. Faktor pertimbangan lain

Faktor-faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka merancang

program penetapan harga antara lain :

a. Lingkungan politik dan hukum, misalnya regulasi, perpajakan,

perlindungan konsumen.

b. Lingkungan internasional, di antaranya lingkungan politik, ekonomi, sosial

(47)

Selanjutnya Sulastiyono (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

digunakan sebagai bahan perhitungan dan pertimbangan dalam penetapan harga jasa

dalam penelitian yaitu:

1. Biaya produksi kamar

Yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan sebuah kamar

agar dapat dijual kepada konsumen.

2. Fasilitas tambahan

Yaitu kelengkapan-kelengkapan tambahan di luar fasilitas kamar yang

diberikan kepada konsumen.

3. Kebijakan dari manajemen

Yaitu ketentuan-ketentuan manajemen yang dikeluarkan oleh masing-masing

perusahaan.

4. Pesaing

Yaitu bagaimana perusahaan menyikapi para pesaing di bidang perhotelan.

2.2.4. Teori Tentang Faktor Emosional 2.2.4.1. Pengertian Emosi

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak

menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal

(48)

dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian

kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk

bertindak. Emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri

individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati

seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong

seseorang berperilaku menangis. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan

berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti

meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia

(Prawitasari,1995). Menurut Swasta (2002) faktor emosional adalah rasa bangga,

rasa percaya diri, merupakan contoh emotional value yang mendasari kepuasan

konsumen.

2.2.4.2. Jenis-Jenis Emosi

Beberapa tokoh mengemukakan tentang jenis-jenis emosi, antara lain

Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci),

Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan).

Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu: fear (ketakutan),

Rage (kemarahan), Love (cinta). Daniel Goleman (2002) mengemukakan beberapa

macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu:

a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati

(49)

c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada,

tidak tenang, ngeri.

d. Kenikmatan: gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga, nyaman, aman,

peracaya diri.

e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,

hormat, dan kemesraan.

f. Terkejut : terkesiap, terkejut.

g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka.

2.2.5. Teori Tentang Lokasi 2.2.5.1. Pengertian Lokasi

Lupioadi (2006) menyatakan “Lokasi berarti berhubungan dimana perusahaan

harus bermarkas dan melakukan operasi”. Swastha (2002) menyatakan bahwa

“Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktifitas usaha dilakukan”. Faktor

penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah

perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi.

2.2.5.2. Faktor-Faktor Penentu Lokasi

Lupioadi (2006) menyatakan ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi

lokasi, yaitu:

(50)

Apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan

sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau,

dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen

Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan

adalah penyampaian jasa tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung

Berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu

seperti telepon, komputer, ataupun surat, dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak

penting selama komunikasi antar kedua belah pihak dapat terlaksana.

Menurut Tjiptono (2006) pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang

cermat terhadap beberapa faktor berikut:

1. Akses yaitu kemudahan untuk menjangkau

2. Visiabilitas yaitu kemudahan untuk dilihat

3. Lalulintas ada 2 hal yang diperhatikan :

a. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang yang

besar tejadinya keinginan membeli.

(51)

4. Tempat parkir yang luas dan aman

5. Ekspansi yaitu tersedia tempat yang luas untuk perluasan di kemudian hari.

6. Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

7. Persaingan yaitu lokasi dengan pesaing sejenis

8. Peraturan pemerintah.

Faktor-faktor seperti kepadatan lalu lintas, kepadatan populasi dan taraf

kehidupan disekitar lokasi juga menjadi faktor penting dalam pemilihan lokasi.

2.2.6. Teori Tentang Kepuasan Konsumen 2.2.6.1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Kotler (2008) menyatakan bahwa “Kepuasan adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan

dengan harapannya”.

Tse dan Wilton dalam Lupioadi (2006) menyatakan bahwa “Kepuasan atau

ketidakpuasan konsumen adalah respon konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian

yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan

setelah pemakaiannya”.

Selanjutnya Engel, et al. dalam Tjiptono (2006) menyatakan bahwa

(52)

sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan konsumen, sedangkan

ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan”.

Rangkuti (2002) menyatakan bahwa “Kepuasan konsumen merupakan

respons konsumen terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya

dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian”. Kepuasan konsumen

dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang

bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat.

Menurut Kotler (2008) konsep harapan pelanggan dan kinerja perusahaan

yaitu jika kinerja dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Dan jika kinerja memenuhi

harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau

senang.

Dari berbagai pendapat para ahli bisa disimpulkan definisi kepuasan

konsumen adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dengan

membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan.

2.2.6.2. Cara Mengukur Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler (2008), ada empat metode yang bisa digunakan untuk

mengukur kepuasan konsumen, yaitu :

1. Sistem keluhan dan saran

Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi konsumennya untuk

menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan perusahaan yang

(53)

2. Survei kepuasan konsumen

Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan konsumen terhadap

kualitas jasa atau produk perusahaan tersebut. Survei ini dapat dilakukan dengan

penyebaran kuesioner oleh karyawan perusahaan kepada para konsumen. Melalui

survei tersebut, perusahaan dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan produk atau

jasa perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan pada hal

yang dianggap kurang oleh konsumen.

3. Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang perusahaan

(ghost shopper) untuk bersikap sebagai konsumen di perusahaan pesaing, dengan

tujuan para ghost shopper tersebut dapat mengetahui kualitas pelayanan perusahaan

pesaing sehingga dapat dijadikan sebagai koreksi terhadap kualitas pelayanan

perusahaan itu sendiri.

4. Analisa Konsumen Yang Hilang

Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi kembali

konsumennya yang telah lama tidak berkunjung atau melakukan pembelian lagi di

perusahaan tersebut karena telah berpindah ke perusahaan pesaing. Selain itu,

perusahaan dapat menanyakan sebab-sebab berpindahnya konsumen ke perusahaan

pesaing.

(54)

Sheth dan Mittal dalam Tjiptono (2006) menyatakan bahwa “ Loyalitas

konsumen adalah komitmen konsumen terhadap suatu merek, toko, atau pemasok

(perusahaan), berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian

ulang yang konsisten”.

Selanjutnya Engel, et al. dalam Hasan (2009) mengemukakan bahwa

“Loyalitas konsumen merupakan kebiasaan perilaku pengulangan pembelian,

keterkaitan dan keterlibatan yang tinggi pada pilihannya, dan bercirikan dengan

pencarian informasi eksternal dan evaluasi alternatif”.

Konsep loyalitas konsumen dalam konteks pemasaran jasa didefinisikan oleh

Bendapudi & Berry dalam Tjiptono (2006), sebagai kontinuitas relasi, dan biasanya

tercermin dalam pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas dasar

dedikasi maupun kendala pragmatis.

Menurut Griffin (2003) loyalitas konsumen lebih banyak dikaitkan dengan

perilaku (behavior) dari pada dengan sikap. Bila seseorang merupakan konsumen

loyal, akan menunjukkan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian

teratur yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan

keputusan.

Bramson (2005) menyatakan loyalitas konsumen merupakan suatu konsep

yang mencakup lima faktor:

1. Pengalaman konsumen dengan kepuasan utuh ketika melakukan transaksi.

2. Kesediaan untuk mengembangkan hubungan dengan perusahaan.

(55)

4. Kesediaan untuk merekomendasikan kepada orang lain.

5. Penolakan untuk berpindah pada pesaing.

2.2.7.2. Jenis- Jenis Loyalitas

Griffin (2003) membagi loyalitas dalam empat jenis yaitu:

1. Tanpa loyalitas

Yaitu beberapa konsumen tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk

atau jasa tertentu karena beranggapan tidak ada perbedaan tempat penyedia barang

atau jasa tertentu.

2. Loyalitas lemah

Yaitu keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang

tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Konsumen ini membeli

karena kebiasaan.

3. Loyalitas tersembunyi

Yaitu tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat

pembelian berulang yang rendah. Menunjukkan loyalitas tersembunyi (Latent

loyalty).

4. Loyalitas Premium

Yaitu terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian

(56)

2.2.7.3. Tahap Loyalitas Konsumen

Grifin (2003) membagi tahapan membangun loyalitas sebagai berikut:

1. Susfect

Susfect (tersangka) adalah orang yang mungkin membeli jasa atau produk.

Disebut tersangka karena penjual percaya, atau “menyangka”, mereka akan membeli,

tetapi belum mengetahui mengenai perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan.

2. Prospect

Prospect (prospek) adalah orang yang membutuhkan produk dan jasa, dan

memiliki kemampuan untuk membeli. Pada tahap ini konsumen belum melakukan

pembelian, tetapi lebih mengetahui keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang

ditawarkan, karena seseorang telah merekomendasikan barang atau jasa tersebut

kepadanya.

3. Disqualified Prospect

Disqualified Prospect adalah orang yang telah mengetahui barang atau jasa

tertentu, tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tersebut, atau tidak

mempunyai kemampuan untuk membeli barang atau jasa tersebut.

4. First Time Customer

First Time Customer (Pembeli pertama kali) adalah konsumen yang telah

membeli satu kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan konsumen sendiri dan

sekaligus konsumen pesaing untuk itulah fokus utama pada konsumen pertama kali

dengan memenuhi atau melampaui harapan konsumen.

(57)

Repeat Customer (Konsumen berulang) adalah konsumen yang telah membeli

dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali atau

membeli produk dan jasa yang berbeda pada dua kesempatan atau lebih. Fokus utama

pada konsumen ini yaitu dengan memberikan manfaat bernilai tambah atas

masing-masing pembelian ulang.

6. Client

Client (klien) adalah konsumen yang membeli apapun yang di jual dan yang

dapat ia gunakan serta membelinya secara teratur, memiliki hubungan yang kuat dan

berlanjut, yang menjadikan kebal terhadap tarikan pesaing. Fokus utama untuk

konsumen ini yaitu menyesuaikan jasa dengan kebutuhan klien tertentu.

7. Advocatis

Advocatis (Penganjur) yaitu pendukung yang membeli produk serta

membelinya secara teratur, tetapi penganjur juga mendorong orang lain untuk

membeli, ia membicarakan produsen, melakukan pemasaran, dan membawakan

konsumen pada produsen. Fokus utama yaitu membuat banyak klien. Untuk

melakukan penjualan untuk produsen.

8. Partners

Partners merupakan bentuk hubungan yang paling kuat antara konsumen

dengan perusahaan dan berlangsung secara terus-menerus karena kedua pihak

melihatnya sebagai hubungan yang saling menguntungkan.

(58)

Menurut Lupioadi (2006) konsumen yang loyal akan menunjukkan ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Repeat : Apabila konsumen membutuhkan produk atau jasa akan membeli produk

tersebut pada perusahaan tersebut.

b. Retention : Konsumen tidak terpengaruh kepada pelayanan yang ditawarkan oleh

pihak lain

c. Refferal : Jika produk atau jasa baik, konsumen akan mempromosikan kepada

orang lain, dan jika buruk konsumen diam dan memberitahukannya pada pihak

perusahaan.

2.2.8. Teori Tentang Hotel 2.2.8.1. Pengertian Hotel

Kata hotel memilki pengertian atau definisi yang cukup banyak,

masing-masing orang berbeda dalam menguraikannya. Menurut Menteri Perhubungan, hotel

adalah suatu bentu akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap

orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum

(SK.Menhub.RI.No.PM 10/PW.391/PHB-77 dalam Soenarno 2006). Menurut

AHMA (American Hotel and Motel Associations) dalam Soenarno (2006), hotel

adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan, dan minuman, serta

pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para konsumen atau orang-orang yang

(59)

lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makanan dan minuman serta

pelayanan lainnya untuk umum.

Dengan mengacu pada pengertian diatas dan untuk menertibkan perhotelan

Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat

Keputusan Menparpostel No.KM/37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan usaha dan

penggolongan hotel, Bab 1, Ayat (b) dalam SK tersebut menyebutkan bahwa : Hotel

adalah suatu jenis akomodasi yang dipergunakan sebagian atau seluruh bangunan

untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang

lainnya bagi umum dan dikelola secara komersial.

2.2.8.2. Tipe Hotel

Menurut Soenarno (2006) tipe hotel dapat dibagi menjadi beberapa bagian

besar, yaitu:

1. Tipe Hotel Berdasarkan Lokasi

Berdasarkan lokasinya, ada dua macam hotel, yaitu:

a. City Hotel: Hotel yang berada di tengah kota besar. Konsumen hotel

bertujuan untuk bisnis, pertemuan, seminar, dagang serta untuk acara

resmi perusahaan.

b. Resort Hotel: Hotel yang terletak di daerah tujuan wisata atau tempat

rekreasi. Konsumen hotel bertujuan untuk rekreasi. Jenis Resort hotel

(60)

2. Tipe Hotel Berdasarkan Area

Berdasarkan area, ada beberapa macam hotel, yaitu:

a. Downtown hotel: Hotel yang terletak di daerah pertokoan atau pusat

perbelanjaan. Konsumen yang menginap adalah pedagang dan

businessman.

b. Suburban hotel: Hotel yang terletak dipinggir kota jauh dari

keramaian kota. Konsumen hotel yang datang untuk mengikuti

pertemuan, rapat dan acara keluarga.

c. Country hotel: hotel yang terletak di daerah yang sepi, jauh dari

keramaian kota bahakan jauh dari polusi udara. Konsumen yang

datang untuk refreshing dan mencari udara segar.

d. Airport hotel: hotel yang terletak di dekat Bandar udara. Konsumen

yang menginap adalah untuk transit sebelum melanjutkan ke

perjalanan berikutnya.

3. Tipe Hotel Berdasarkan Maksud Kunjungan

Berdasarkan maksud kunjungan, hotel dibagi menjadi beberapa kategori,

yaitu:

a. Tourism hotel: Konsumen lebih banyak datang untuk rekreasi dan

refreshing, berlibur dan melakukan perjalanan wisata. Hotel biasanya

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Pengaruh Jaringan Komunikasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi.

Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Occupant Pada Hotel Lido Graha Di Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan survey, dengan menggunakan

Jadi kualitas pelayanan sangat berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan Dalam buku Etta dan Sopiah (2013:99), merumuskan bahwa kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi

Mengingat Harga dan Kualitas Pelayanan memiliki pengaruh positif yang signifikan serta memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Kepuasan Konsumen pada Hotel

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga, promosi dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada hotel Enim

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, FASILITAS, HARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI.. HOTEL SAKURA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga , kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan tamu Garuda Citra Hotel Medan.. Penelitian ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga , kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan tamu Garuda Citra Hotel Medan.. Penelitian ini