SKRIPSI
KUALITAS AUDIT DAN BIAYA MODAL EKUITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
Devi Uli Arta S. 090503237
PROGRAM STUDI AKUNTANSI-S1 DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Kualitas Audit dan Biaya Modal Ekuitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2013
ABSTRAK
KUALITAS AUDIT DAN BIAYA MODAL EKUITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kualitas audit dengan biaya modal ekuitas. Kualitas audit dilihat dari segi ukuran Kantor Akuntan Publik, spesialisasi industri audit dan lama masa perikatan (tenur). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan ukuran KAP, spesialisasi industri, audit tenur dengan biaya modal ekuitas perusahaan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara ukuran KAP, spesialisasi industri, dan audit tenur dengan biaya modal ekuitas.
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode analisis yang digunakan untuk melihat dan menganalisis hubungan antara varibel adalah analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu, uji signifikansi
simultan (Uji Statistik F), dan uji signifikansi individual (Uji Statistik t) dengan α
= 5 %. Proses analisis data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00 for windows.
Dari hasil pengolahan data didapat untuk uji signifikansi parsial, ukuran KAP dan spesialisasi industri audit memiliki hubungan yang negatif terhadap biaya modal ekuitas, tetapi hubungan tersebut tidak signifikan, sedangkan audit tenur memiliki hubungan yang positif dengan biaya modal ekuitas, tetapi tidak signifikan juga. Uji uji signifikansi simultan diperoleh hasil bahwa secara simultan ada hubungan yang signifikan.
ABSTRACT
AUDIT QUALITY AND COST OF EQUITY CAPITAL MANUFACTURING COMPANY LISTED IN BURSA EFEK INDONESIA
Formulation of the problem in this research is the extent to relationship between audit quality and cost of quity capital.Audit quality was presented by audit firm size, audit industry specialization and audit tenure. The purpose of this study is to investigate and analyze the relationship between audit firm size, audit industry specialization, audit tenure and cost of equity capital.
The hypothesis of this research is audit firm size, audit industry specialization and audit tenure have any relationship with cost of equity capital.
Secondary data collection through analysis of the financial statements of sample company and Indonesian Capital Market Directory ( ICMD). Hypothesis testing is done by a statistical test that is, simultaneous significance test (Test
Statistic F), and the individual significance test (Test Statistic t) with α = 5%. The
process of data analysis using the statistical data processing software SPSS for windows version18:00.
From data prossesing, for parsial significance test, the result is audit firm siza and audit industry specialization have negative relationship with cost of equity capital, but it is not significance relationship, audit tenure has positive relationship with cost of equity capital but no significance too. The result for simultaneous test is audit firm size, audit industry specialization and audit tenure has significance relationship with cost of equity capital.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
anugerah-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk
memperoleh gelar kesarjanaan (SE) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Skripsi ini berjudul “Kualitas Audit dan Biaya Modal ekuitas Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.Penulis telah banyak menerima bimbingan,
saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Drs.Hj. Arifin Lubis, M.M.,Ak selaku plt Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera utara
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak. selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M.,Ak selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi-S1 dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris
Program Studi Akuntansi-S1
4. Bapak Drs. Arifin Hamzah, M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing
5. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembaca Penilai.
6. Ayah dan Ibu tercinta, G. Sitompul dan Risma Uli Pakpahan serta teman-
teman terbaik yang pernah dimiliki penulis, Lidia Harianja, Ruth Rogate,
dan Dewi Puspitosari.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing ... 7
2.2 Kantor Akuntan Publik, Akuntan Publik dan Akuntan ... 9
2.3 Kualitas Audit ... 10
2.3.1 Ukuran KAP ... 11
2.3.2 Spesialisasi Industri Audit ... 12
2.3.3 Audit Tenur ... 14
2.4 Biaya Modal Ekuitas ... 15
2.4.1 Sumber Biaya Modal Ekuitas ... 17
2.4.2 Pengukuran Biaya Modal Ekuitas ... 18
2.5 Ukuran Perusahaan ... 19
2.6 Leverage ( Debt to Total Asset) ... 20
2.7 Kerangka Konseptual ... 20
2.8 Penelitian Terdahulu ... 23
2.9 Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Tempat dan waktu Penelitian ... 26
3.3 Batasan Operasional ... 26
3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 27
3.4.1 Ukuran KAP ... 27
3.4.2 Spesialisasi Industri Audit ... 27
3.4.3 Masa Jabatan Audit (Audit Tenur) ... 28
3.4.4 Earning Price Ratio ... 28
3.4.5 Size ... 28
3.4.6 Leverage ... 29
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.8 Teknik Analisis ... 33
3.8.1 Analisis Deskriptif ... 33
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 33
3.8.2.1 Uji Normalitas ... 34
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 34
3.8.2.3 Uji Heterokedaskitas ... 34
3.8.2.4 Uji Autokorelasi ... 35
3.8.3 Uji Hipotesis ... 35
3.8.3.1 Uji Regresi Linier Berganda ... 35
3.8.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji- t) ... 36
3.8.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 38
4.2 Hasil Penelitian ... 39
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 39
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 40
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 40
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 43
4.2.2.3 Uji Heterokedaskitas ... 45
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 46
4.2.3 Model Regresi Linier Berganda ... 47
4.2.4 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 49
4.2.4.1 Uji Hipotesis 1 ... 49
4.2.4.2 Uji Hipotesis 2 ... 49
4.2.4.3 Uji Hipotesis 3 ... 50
4.2.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 51
4.3 Pembahasan ... 52
4.3.1 Hubungan Ukuuran KAP dengan Biaya Modal Ekuitas .... 52
4.3.2 Hubungan Spesialisasi Industri Audit dengan Biaya Modal EKuitas ... 52
4.3.3 Hubungan Tenur dengan Biaya Modal Ekuitas ... 53
4.3.4 Hubungan Ukuran KAP, Spesialisasi Industri KAP, Tenur dengan Biaya modal Ekuitas ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 56
5.3 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3.1 Kerangka Sampling 29
4.1 Sampel Penelitian 38
4.2 Statistik Deskriptif 39
4.3 Kolgomorov-Smirnov 41
4.4 Kolgomorov-Smirnov Setelah Dinormalkan 43
4.5 Collinearity Statistic 44
4.6 Uji Autokrelasi 46
4.7 Uji Regresi 47
4.8 Adjusted R Square 47
4.9 Uji t Hipotesis 1 48
4.10 Uji t Hipotesis 2 49
4.11 Uji t Hipotesis 3 50
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
4.1 Normal P-P Plot 40
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Data Perusahaan Sampel 59
2 Statistik Deskriptif 65
3 Uji Normalitas 66
4 Uji Normalitas Kolgomorov-Smirnov 67
5 Uji Normalitas setelah Dinormalkan 68
6 Uji Normalitas Kolgomorov-Smirnov 69
Setelah Dinormalkan
7 Uji Multikolinearitas 70
8 Uji Heterokedaskitas 71
9 Uji Autokorelasi 72
10 Uji Regresi 73
11 Adjusted R Square 74
12 Uji Hipotesis 1 75
13 Uji Hipotesis 2 76
14 Uji Hipotesis 3 77
ABSTRAK
KUALITAS AUDIT DAN BIAYA MODAL EKUITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kualitas audit dengan biaya modal ekuitas. Kualitas audit dilihat dari segi ukuran Kantor Akuntan Publik, spesialisasi industri audit dan lama masa perikatan (tenur). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan ukuran KAP, spesialisasi industri, audit tenur dengan biaya modal ekuitas perusahaan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara ukuran KAP, spesialisasi industri, dan audit tenur dengan biaya modal ekuitas.
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode analisis yang digunakan untuk melihat dan menganalisis hubungan antara varibel adalah analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu, uji signifikansi
simultan (Uji Statistik F), dan uji signifikansi individual (Uji Statistik t) dengan α
= 5 %. Proses analisis data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00 for windows.
Dari hasil pengolahan data didapat untuk uji signifikansi parsial, ukuran KAP dan spesialisasi industri audit memiliki hubungan yang negatif terhadap biaya modal ekuitas, tetapi hubungan tersebut tidak signifikan, sedangkan audit tenur memiliki hubungan yang positif dengan biaya modal ekuitas, tetapi tidak signifikan juga. Uji uji signifikansi simultan diperoleh hasil bahwa secara simultan ada hubungan yang signifikan.
ABSTRACT
AUDIT QUALITY AND COST OF EQUITY CAPITAL MANUFACTURING COMPANY LISTED IN BURSA EFEK INDONESIA
Formulation of the problem in this research is the extent to relationship between audit quality and cost of quity capital.Audit quality was presented by audit firm size, audit industry specialization and audit tenure. The purpose of this study is to investigate and analyze the relationship between audit firm size, audit industry specialization, audit tenure and cost of equity capital.
The hypothesis of this research is audit firm size, audit industry specialization and audit tenure have any relationship with cost of equity capital.
Secondary data collection through analysis of the financial statements of sample company and Indonesian Capital Market Directory ( ICMD). Hypothesis testing is done by a statistical test that is, simultaneous significance test (Test
Statistic F), and the individual significance test (Test Statistic t) with α = 5%. The
process of data analysis using the statistical data processing software SPSS for windows version18:00.
From data prossesing, for parsial significance test, the result is audit firm siza and audit industry specialization have negative relationship with cost of equity capital, but it is not significance relationship, audit tenure has positive relationship with cost of equity capital but no significance too. The result for simultaneous test is audit firm size, audit industry specialization and audit tenure has significance relationship with cost of equity capital.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Auditing didedinisikan oleh Arens et al (2003) adalah pengumpulan dan
pengevaluasian mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Audit haruslah
dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen.
Auditing adalah suatu bentuk pengawasan yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengurangi biaya agensi antara stockholder dan debt holder
Becker et al.,1998 dalam Hajiha dan Neda, 2012). Saat ini transparansi dan
kualitas informasi keuangan yang merupakan dasar investor, kreditor, dan
pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, kualitas audit
adalah salah satu topik yang signifikan dalam profesi audit. Kualitas audit yang
tinggi diperlukan untuk mengurangi adanya anomali dan kekeliruan.
Ada beberapa defenisi yang berbeda tentang kualitas audit. Salah satu
defenisi yang paling umum adalah kemungkinan auditor akan menjelajahi
sekaligus melaporkan kesalahan material dari laporan keuangan atau sistem
akuntansi kliennya (Hajiha dan Neda, 2012).
Deangelo (1981) dalam Wooten (2003) melalui Nuratama (2011)
mendefinisi kualitas audit sebagai probabilitas seorang auditor untuk menemukan
dan melaporkan suatu kecurangan dalam sistem akuntansi klien, dan kemampuan
kemampuan auditor. Lee, Liu dan Wang (1999 dalam Widiastuty dan Febrianto
(2010) melalui Nuratama (2011) mendefinisikan kualitas audit sebagai
probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan audit dengan opini
wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung salah saji
material.
Tanpa auditing, pihak luar akan skeptis terhadap informasi yang disajikan
oleh manager dan akan menolak menginvestasikan modalnya atau akan meminta
tingkat pengembalian yang tinggi sebagai kompensasi atas resiko potensial dari
modal yang ditanamkannya.
Kualitas audit diproksikan dengan variabel yang berbeda- beda. Untuk
penelitian ini proksi kualitas audit diwakili oleh ukuran KAP, spesialisasi industri
audit, dan masa perikatan auditor dengan perusahaan.
Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap
independen dan professional dalam melaksanakan audit. Kategori yang digunakan
adalah afiliasi KAP dengan the Big Four. Spesialisasi industri mengacu pada
keahlian auditor dalam suatu industri tertentu. Spesialisasi audit diukur dengan
melihat market share auditor ( Kantor Akuntan Publik) dalam suatu industri. Masa
perikatan antara auditor dengan perusahaan untuk selanjutnya disebut audit tenur.
Tenur merupakan jangka waktu perikatan antara KAP dengan auditee yang sama.
Sementara itu, ada beberapa kontroversi mengenai pengaruh tenur terhadap
terhadap kualitas audit (Manry et al, 2008), tetapi ada pula yang menyatakan tenur
berpengaruh negatif terhadap kualitas audit (Carey dan Simnett,2006).
Investor yang akan menanamkan uangnya dalam investasi surat berharga
akan melakukan analisis terhadap calon investasinya. Hal ini bertujuan untuk
menganalisis tingkat resiko dari investasi yang akan dilakukannya dan melihat
sejauh apa prospek investasinya akan berkembang. Untuk dapat melakukan
analisis yang baik maka diperlukan informasi-informasi yang relevan dan
terpecaya yang dapat diakses oleh investor maupun calon investor.
Perusahaan yang telah go public memiliki kewajiban menyampaikan
laporan perusahaannya baik berupa laporan keuangan maupun laporan tahunan.
Laporan tahunan yang ditebitkan oleh perusahaan merupakan sarana bagi
manajemen perusahaan untuk menyampaikan informasi ke pihak luar dan
calon-calon investornya.
Untuk itu laporan keuangan atau tahunan yang disampaikan harus dapat
dipahami, relevan dan terpercaya karena adanya tingkat resiko yang akan dihadapi
oleh investor maupun calon investor. Untuk menjamin laporan tersebut dapat
dipercaya maka diperlukan suatu kualitas audit yang baik. Kualitas audit yang
baik akan membantu investor dalam melakukan penilaian yang relevan dan
berkualitas terhadap suatu perusahaan.
Investor harus lebih teliti dalam melakukan penialian terhadap suatu
investasi karena setiap investasi yang dilakukan oleh investor memiliki tingkat
akan membawa suatu tingkat pengembalian tertentu yang diharapkan oleh
investor tersebut. Tingkat pengembalian ini dikenal sebagai biaya modal ekuitas
oleh perusahaan.
Biaya modal ekuitas adalah pengembalian yang diharapkan oleh investor
ketika ia menginvestasikan uangnya pada perusahaan. Dengan kata lain, biaya
modal ekuitas terbentuk dari perdagangan antara resiko dan pengembalian.
Kenyataan yang perlu diperhatikan oleh manager adalah bahwa resiko dari
informasi yang dilaporkan akan mempengaruhi tingkat pengembalian investor.
Lambert et al (2007) dalam Hajiha dan Neda (2012) berpendapat bahwa informasi
yang lebih baik akan mengurangi biaya modal ekuitas karena adanya pemerataan
yang lebih baik antara kesempatan investasi perusahaan dengan pilihan
investasinya. Chen et al.(2010) dalam Hajiha dan Neda (2012) mengatakan jika
kualitas audit yang tinggi akan mengurangi risiko, yang secara tak kasat mata
dapat diartikan merupakan keuntungan dalam bentuk biaya modal ekuitas yang
lebih rendah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas apakah ada
keterkaitan antara kualitas audit dan biaya modal ekuitas perusahaan dengan objek
penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan manufaktur dipilih karena perusahaan sehingga pengambilan sampel
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka perumusan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik memiliki hubungan dengan biaya
modal ekuitas perusahaan?
2. Apakah spesialisasi industri auditor memiliki hubungan dengan biaya modal
ekuitas perusahaan?
3. Apakah masa jabatan auditor (audit tenur) memiliki hubungan dengan biaya
modal ekuitas perusahaan?
4. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik, spesialisasi industri auditor, masa
jabatan auditor (audit tenur) secara bersama-sama memiliki hubungan dengan
biaya modal ekuitas?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari peneltian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti
empiris dari :
1. Hubungan ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap biaya modal ekuitas
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Hubungan spesialisasi industri auditor terhadap biaya modal ekuitas
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Hubungan masa jabatan auditor (audit tenur) terhadap biaya modal ekuitas
4. Hubungan ukuran Kantor Akuntan Publik, spesialisasi industri auditor,
masa jabatan auditor (audit tenur) dengan biaya modal ekuitas perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai pengaruh kualitas
audit terhadap biaya modal ekuitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan kualitas
audit laporan keuangannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Auditing
Tujuan dari auditing adalah untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan yang ada dalam laporan keuangan dengan kriteria yang
telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) dalam Abdul Halim
(2003) melalui Nuratama (2011) mendefinisikan auditing sebagai suatu proses
sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif
mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan.
Definisi auditing secara umum di atas memiliki unsur-unsur penting
berikut (Abdul Halim, 2003 dalam Nuratama (2011)).
1) Proses yang sistematis
Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis,
terstruktur, dan terorganisir.
2) Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif
Hal ini berarti bahwa proses sistematis yang dilakukan tersebut merupakan proses
individu maupun entitas. Auditor kemudian mengevaluasi bukti-bukti yang
diperoleh tersebut, baik pada saat penghimpunan maupun saat pengevaluasian
bukti, auditor harus objektif.
3) Asersi-asersi mengenai berbagai tindakan dan kejadian ekonomi
Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara
keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. Untuk
audit laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen melalui
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4) Menentukan tingkat kesesuaian
Hal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti dimaksudkan untuk
menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian tersebut dapat diekspresikan
dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif.
5) Kriteria yang ditentukan
Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukur untuk
mempertimbangkan asersi-asersi atau representasi-representasi. Kriteria tersebut
dapat berupa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau Standar
Akuntansi Keuangan (SAK), aturan-aturan spesifik yang ditentukan oleh badan
legislatif atau pihak lainnya, anggaran atau ukuran lain kinerja manajemen.
6) Menyampaikan hasil-hasilnya
Hal ini berarti hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang
mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria yang telah
7) Para pemakai yang berkepentingan
Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang
menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang diinformasikan melalui
laporan audit dan laporan lainnya. Para pemakai tersebut meliputi investor
maupun calon investor di pasar modal, pemegang saham, kreditor maupun calon
kreditor, badan pemerintahan, manajemen dan publik pada umumnya.
Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa auditing adalah suatu kegiatan
atau proses yang memiliki sistematika tertentu yang dilakukan oleh pihak yang
independen untuk mengumpulkan bukti-bukti audit kemudian melakukan evaluasi
atas bukti tersebut untuk membandingkan pernyataan atas kegiatan ekonomi
perusahaan dengan kenyataan kemudian diberikan pendapat atas kewajaran
pernyataan tersebut.
2.2 Kantor Akuntan Publik, Akuntan Publik dan Akuntan
Dalam PMK No. 17/PMK.01/2008 dijelaskan Kantor Akuntan Publik
(KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai
wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011, Kantor Akuntan Publik, yang
selanjutnya disingkat KAP, adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha
berdasarkan Undang-Undang ini. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia
No. 5 Tahun 2011, Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin
menurut PMK No. 17/PMK.01/2008 adalah seseorang yang berhak menyandang
gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sedangkan Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin
dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan ini. Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi
akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik,
penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan publik, serta
menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik
di Indonesia.
2.3 Kualitas Audit
Widiastuty dan Febrianto (2010 dalam Nuratama (2011) mendefenisikan
kualitas audit adalah seberapa sesuai audit denagn standar pengauditan. Dengan
kata lain semakin audit dilaksanakan sesuai standar maka audit semakin baik.
Kualitas audit berhubungan erat dengan independensi dan kompetensi
auditor. Widiastuty dan Febrianto (2010 dalam Nuratama (2011)) mendefinisikan
auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi,
memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar serta memahami dan
menggunakan metode penyampelan yang benar. Sebaliknya auditor yang
independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara
melaporkan adanya pelanggaran atau independensi auditor tergantung pada
tingkat kompetensi mereka.
2.3.1 Ukuran Kap
Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap
independen dan melaksanakan audit secara profesional, sebab KAP menjadi
kurang tergantung secara ekonomi kepada klien. KAP besar cenderung
memberikan opini kebangkrutan perusahaan klien (Lenox, 1999 dalam Efraim,
2010). KAP berafiliasi dengan KAP internasional dipakai sebagai proksi reputasi
KAP.
Sejumlah penelitian telah menguji apakah kualitas audit yang diukur
dengan auditor brand name berhubungan positif dengan kualitas audit. Becker et
al. (1998) dan Reynolds and Francis (2000) dalam Efraim (2010) berargumentasi
bahwa auditor berkualitas tinggi (KAP Internasional) dapat mendeteksi
manajemen laba sebab mereka memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat
mencegah tindakan manajemen laba yangoportunis oleh klien
Ukuran KAP dalam penelitian ini diukur dengan kelompok auditor big
four dan nonbig four. Keempat KAP tersebut adalah Ernst & Young, Deloitte
Touche Tohmatsu, KPMG, dan PricewaterhouseCoopers. Pada tahun 2006-2008,
empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big four Auditors adalah sebagai
berikut:
2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu,
3) KAP Siddharta, Siddharta, dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG,
4) KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers.
Pada tahun 2009, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big Four
Auditors yaitu:
1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young,
2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu,
3) KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG,
4) KAP Tanudireja Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
PricewaterhouseCoopers.
2.3.2 Spesialisasi Industri Audit
Craswell et al. (1995) dalam Mayangsari (2004) menunjukkan bahwa
spesialisasi auditor pada bidang tertentu merupakan dimensi lain dari kualitas
audit. Spesialisasi industri KAP menggambarkan keahlian dan pengetahuan audit
seorang auditor yang merupakan proses yang ekstensif dalam mengaudit industry
tertentu (Fernando,2007 dalam Hajiha dan Neda, 2012). Auditor spesialis
diyakini mampu mendeteksi kesalahan- kesalahan secara lebih baik,
meningkatkan efisiensi dan meningkatkan penilaian tentang kejujuran laporan
keuangan. Spesialisasi industri KAP dilihat melalui frekuensi KAP dalam
industri oleh BEI. Semakin sering KAP melakukan pemeriksaan terhadap
perusahaan sejenis, maka KAP tersebut akan spesialis dalam kelompok
perusahaan tersebut. Spesialisasi industri KAP dapat diukur dengan besarnya
market share, auditor spesialis memiliki market share lebih dari 20% dari jumlah
klien yang diterima pada industri tertentu (Hajiha dan Neda, 2012). Selain itu,
O’reilly dan Reisch (2002) dalam Nuratama (2011) memberikan dua ukuran
untuk menentukan suatu KAP dapat dikatakan sebagai auditor spesialis pada
industri tertentu, yaitu jika KAP tertentu memiliki pangsa pasar (market share)
terbesar dalam tiap industri, atau jika KAP tertentu memiliki jumlah klien yang
terbanyak pada industri tertentu.
Pengelompokan perusahaan manufaktur menurut BEI tergabung dalam
19 jenis kelompok usaha, yaitu (1)Food and Beverage, (2)Tobacco Manufaktures,
(3) Textille MillProducts, (4)Apparel and Other Textile Products, (5)Lumber and
Wood Products,(6)Paper and Allied Products, (7)Chemical and Allied Products,
(8)Adhesive, (9)Plastic and Glass Products, (10)Cement, (11)Metal and Allied
Products, (12)Fabricated Metal Products, (13)Stone, Clay, Glass and Concrete
Products,(14)Cables, (15)Electronic and Office Equipment, (16)Automotive and
Allied Products, (17)Photographic Equipment, (18)Pharmaceuticals,
(19)ConsumerGoods.
2.3.3 Audit Tenure
Tenur adalah jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan
antara kualitas dengan masa penugasan audit. DeAngelo (1981) dalam Arie
(2009) melalui Nuratama (2011) melakukan penelitian terkait dengan kualitas
audit berdasarkan teori permintaan dan penawaran kualitas jasa audit. Argumen
utamanya adalah permintaan (dan penawaran) kualitas jasa audit dapat terpenuhi
dengan semakin panjangnya masa penugasan auditor (auditor tenure), karena
auditor dapat terus menggunakan teknologi dan pengetahuan audit yang telah
diperoleh selama menjalankan audit pada periode sebelumnya dan memberikan
jasa secara konsisten.
Efraim (2010) memandang bahwa tenur audit yang panjang akan
mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini
dapat digunakan untuk merancang program audit yang efektif dan menciptakan
laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Jika dilihat dari hasil penelitian dan
alasan logis yang disampaikan terkait dengan hubungan tenur dan kualitas audit,
maka dapat dimunculkan satu proposisi bahwa kualitas audit akan semakin tinggi
ketika tenur auditor semakin lama.
Namun, ada pula teori yang mengemukakan hal yang berbeda hal
tersebut. Audit tenur yang panjang dapat mengurangi kualitas audit sebab dapat
2.4 Biaya Modal Ekuitas
Martin et al (1997) mendefenisikan biaya modal suatu perusahaan
adalah bagian yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasaan
kepada investor pada tingkat resiko tertentu.
Biaya modal suatu perusahaan dikendalikan oleh permintaan dan
penawaran uang dalam perekonomian dan tingkat resiko perusahaan.
Faktor-faktor yang menentukan biaya modal antara lain ( Martin et al (1997)) :
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian
Faktor ini mentukan permintaan dan penawaran modal dalam
perekonomian, seperti inflasi. Variabel perekonomian ini tercermin pada
tingkat hasil bebas-resiko.
2. Keadaan-Keadaan Pasar
Jika investor membeli surat berharga yang memiliki resiko investasi
yang yang signifikan, kesempatan untuk memperoleh hasil tambahan
diperlukan untuk membuat investasi ini menawan. Intinya bila resiko
bertambah, para investor memerlukan tingkat hasil yang lebih tinggi.
Peningkatan ini disebut premi risiko. Jika para investor meningkatkan tingkat
hasil minimumnya, maka akan menyebabkan biaya modal meningkat. Bila
sutau surat berharga mudah dipasarkan dan harganya cukup stabil, para
investor akan menghendaki tingkat hasil yang lebih rendah dan biaya modal
perusahaan tersebut juga akan rendah.
Risiko juga diakibatkan oleh keputusan-keputusan yang diambil dalam
perusahaan. Risiko yang diakibatkan oleh keputusan ini secara umum
dibagi menjadi dua jenis: risiko bisnis dan risiko keuangan. Risiko bisnis
adalah tingkat variasi hasil dari aktiva-aktiva dan disebabkan oleh
keputusan – keputusan investasi perushaan itu. Risiko keuangan adalah
meningkatnya variabilitas hasil untuk pemegang saham umum sebagai
akibat dari pemanfaatan utang dan saham istimewa. Bila resiko bisnis dan
resiko keuangan ini naik atau turun maka tingkat hasil minimum para
investor juga akan bergerak dalam arah yang sama.
4. Besarnya pembiayaan
Bila keperluan pembiayaan suatu perusahaan membesar, bobot biaya
modal akan meningkat dengan berbagai alasan. Contohnya bila semakin
banyak surat berharga yang diterbitkan, biaya-biaya pendirian perusahaan
(biaya penjualan surat berharga) akan mempengaruhi persentase biaya dari
modal untuk perusahaan. Demikian pula jika manajemen mendekati pasar
untuk jumlah modal yang relatif lebih besar daripada ukuran
perusahaannya, para investor akan menaikkan required-rate-of-return-nya.
Biaya modal terdiri atas biaya modal ekuitas dan biaya modal utang( dan
saham preferen).
Biaya modal ekuitas menurut Sjahrial (2009) merupakan tingkat
pengembalian yang pemilik modal sendiri harapkan atas investasi mereka
dalam perusahaan. Horne dan Wachowicz (2007) mengatakan bahwa
Secara teoretis, biaya keduanya bias dianggap sebagai tingkat pengembalian minimum yang harus dihasilkan perusahaan atas bagian yang dibiayai ekuitas dalam proyek investasi agar dapat membuat harga pasar saham biasa perusahaan tidak berubah.
2.4.1 Sumber Biaya Modal Ekuitas
Perusahaan memiliki beberapa sumber dana agar memiliki struktur
biaya modal yang optimal. Biaya modal ekuitas dihitung berdasarkan
sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan. Ada 4 sumber
dana jangka panjang, yaitu:
1) Hutang jangka panjang adalah biaya hutang setelah pajak saat ini untuk
mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman,
2) Saham preferen adalah deviden saham preferen tahunan dibagi dengan
hasil penjualan saham preferen,
3) Saham biasa atau biaya modal ekuitas adalah besarnya rate (tingkat
nilai, harga, kecepatan perkembangan) yang digunakan oleh investor untuk
mendiskontokan deviden yang diharapkan akan diterima pada masa
mendatang. Yang dimaksud dengan diskonto adalah jumlah yang
dikurangkan dari surat-surat berharga karena diperjualbelikan sebelum
jatuh tempo, yang diberikan oleh pembeli karena pembayarannya tunai,
cepat, dalam jumlah besar, atau akan dijual kembali,
4) laba ditahan adalah laba yang tidak dibagikan, tetapi ditambahkan pada
modal.
Ukuran perusahaan merupakan ukuran ketersediaan informasi.
tentang perusahaan sulit didapatkan dan biasanya informasi lebih tersedia
pada perusahaan besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil (Murni,
2004).
2.4.2 Pengukuran Biaya Modal Ekuitas
Pengukuran biaya modal saham biasa (biaya modal ekuitas)
dipengaruhi oleh model penilaian perusahaan yang digunakan. Model
penilaian perusahaan antara lain (Wiwik Utami, 2006) :
1. Model penilaian pertumbuhan konstan (constant growth valuation
model). Model ini dikenal dengan sebutan Gordon Model. Dasar
pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham dengan nilai tunai
(present value) dari semua deviden yang akan diterima di masa yang akan
datang (diasumsikan pada tingkat pertumbuhan konstan) dalam waktu
yang tidak terbatas.
2.. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Biaya modal saham biasa adalah tingkat return yang diharapkan oleh
investor sebagai kompensasi atas risiko yang tidak dapat dideversifikasi
yang diukur dengan beta.
3. Model Ohlson
Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan
mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba
Dalam penelitian ini biaya modal ekuitas diukur dengan
EearningPrice Ratio (EPR). Rasio ini digunakan karena merupakan rasio
yang paling populer digunakan dalam mengestimasi tingkat pengembalian
dalam pasar ekuitas dan merupakan pengukuran yang secara luas
diterapkan (Easton,2004 dalam Li et al., 2009). EPR lebih dapat
menangkap efek harga yang ditimbulkan oleh kualitas audit dengan
indikasi seberapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap dolar
laba yang diaudit (FLOS, 2005).
Sesuai dengan francis et al. (2005) dan Liu dan Wysocki (2008 dalam Li et
al. ,2009), hanya perusahaan dengan laba yang positif yang diteliti sebab
adanya kesulitan dalam menginterpretasikan Earning Price Ratio yang
negatif dalam kaitannya dengan biaya modal ekuitas.
2.5 Ukuran Perusahaan
Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007), ukuran perusahan dapat
dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar
total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran
perusahaan. Semakin besar aktiva ( total aset) maka semakin banyak modal yang
ditanamkan, semakin banyak penjualan sehingga semakin banyak perputaran
uang, sehingga semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin dikenal pula
2.6 Leverage (Debt to Total Asset)
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai oleh hutang.
Hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, bukan dari
pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan Sularto (2007). Debt to total
asset menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin
hutang.
2.7 Kerangka Konseptual
Dilihat dari sudut pandang perusahaan, biaya modal merupakan biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan kepada investornya, meskipun biaya
modal tidak tercantum dalam laporan keuangan. Di sisi investor, biaya modal
merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor atas investasinya
pada tingkat resiko tertentu.
Biaya modal perusahaan dipengaruhi oleh tingkat resiko investasi.
Semakin tinggi resiko dari suatu investasi maka return yang diharapkan oleh
investor akan semakin besar pula.
Seorang investor sebelum menanamkan modalnya dalam suatu
perusahaan, maka ia akan menilai perusahaan tersebut dan menilai kelayakan
investasinya. Salah satu indikator yang dapat dinilai oleh investor adalah kinerja
perusahaan melalui laporan keuangan yang diaudit oleh auditor independen.
Audit yang berkualitas akan memberikan pengungkapan yang lebih
baik mengenai laporan keuangan. Hal ini akan mengurangi terdistorsinya
bahwa informasi yang lebih baik akan membuat biaya modal semakin rendah
sebab kesempatan investasi sejalan dengan pilihan investasinya. Karena itulah,
sejak perusahaan mencari keputusan biaya modal ekuitas mereka dalam rangka
meningkatkan nilai perusaaan dan kesejahteraan pemegang saham, mereka dapat
mencapai tujuan ini dengan menyediakan laporan keuangan yang kualitatif
(Lambert et al, 2007 dalam Hajiha dan Neda, 2012).
Chen et al (2010 dalam Hajiha dan Neda, 2012) mengatakan bahwa
kualitas audit yang tinggi akan akan mengurangi resiko informasi yang tak
terlihat, dapat diartikan sebagai keuntungan yang terlihat dalam bentuk biaya
modal perusahaan yang lebih rendah.
Indikator-indikator dari kualitas audit dapat beraneka ragam. Dalam
penelitian ini digunakan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), spesialisasi
industri audit, dan masa jabatan auditor (audit tenur).
Dari pandangan auditor, ukuran kantor KAP adalah salah satu hal yang
mempengaruhi kualitas audit (Hajiha dan Neda, 2012). DeAngelo (1981 dalam
Hajiha dan Neda, 2012) mengindikasikan bahwa auditor yang besar akan
menyediakan jasa kualitas audit yang lebih tinggi pada klien dibandingkan dengan
auditor yang kecil karena ketergantungan ekonomi auditor lebih kecil pada auditor
yang besar, dan auditor besar memiliki resiko kehilangan reputasi yang lebih
besar dalam hal kegagalan audit dibandingkan auditor kecil.
Perusahaan yang menggunakan KAP besar memiliki biaya modal yang lebih
Auditor dengan keahlian pada industri tertentu dipandang menyediakan
kualitas audit yang lebih tinggi karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih
banyak tentang industri tersebut dan mengaudit dengan lebih efektif untuk
mengembangkan skala ekonomi (Hajiha dan Neda, 2012)
Efraim (2010) memandang bahwa tenur audit yang panjang akan
mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini
dapat digunakan untuk merancang program audit yang efektif dan menciptakan
laporan keuangan yang berkualitas tinggi.
Perusahaan yang mempertahankan hubungannya dengan KAP yang sama
selama empat tahun berturut-turut memiliki biaya modal ekuitas yang lebih
[image:34.595.151.514.450.592.2]rendah (Hajiha dan Neda, 2012).
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Pada gambar 2.1 dapat dilihat kerangka konseptual penelitian yang
menggambarkan tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan
antara ukuran perusahaan audit, spesialisasi industri auditor dan masa
jabatan auditor (audit tenure) sebagai indikator dari kualitas audit dengan
Earning Price Ratio sebagai proksi dari biaya modal ekuitas.
Ukuran Perusahaan Audit
Spesialisasi Industri Audit
Masa Jabatan Auditor
2.8 Penelitian Terdahulu
1. Audit Quality and Cost of Equity Capital: Evidence of Iran (Zohreh Hajiha
dan Neda Sobhani (2012)).
Hasil :
Ada pengaruh yang signifikan antara ukuran KAP dengan biaya modal
ekuitas. Artinya perusahaan yang menggunakan jasa KAP berukuran besar
( dalam konteks di Iran) memiliki biaya modal ekuitas yang lebih rendah
dibanding yang tidak, sebab KAP besar menginginkan lebih lagi
kepercayaan di masyarakat.
Ada pengaruh signifikan antara spesialisasi industri audit dengan biaya
modal ekuitas. Artinya perusahaan yang menggunakan jasa auditor yang
ahli pada suatu industri tertentu akan memiliki biaya modal ekuitas yang
lebih kecil. Mereka memiliki kualitas audit yang lebih baik sebab memiliki
pengetahuan yang lebih baik dalam suatu industri dan dapat mengaudit
secara lebih efisien.
Ada pengaruh signifikan antara audit tenur dengan biaya modal ekuitas.
2. Accounting Information, Disclosure, and the Cost of Capital (Richard
Lambert, Christian Leuz, Robert E. Verrecchia (2005))
Hasil : informasi akuntansi dapat membuat biaya modal ekuitas lebih
rendah.
3. Audit Firm Industry Specialization as a Differentiation Strategy: Evidence
Charged to Firms Going Public (Brian W. Mayhew, Michael Wilkins
(2002)).
4. Audit Quality, Accounting Attributes and the Cost of Equity Capital
(Yang Li, Donald Stokes, Stephen Taylor, Leon Wong (2009)).
Hasil penelitian mengindikasikan kualitas auditing yang lebih tinggi,
pendapatan yang terbentuk dari akrual lebih besar dipercaya memiliki
resiko yang lebih rendah akan menghasilkan arus kas masa depan yang
lebih tinggi, yang membuat biaya modal ekuitas lebih rendah.
5. Disclosure and The Cost of Capital: What Do We Know? (Christine A.
Botosan). Hasilnya menunjukkan lingkungan informasi dan pilihan
laporan keuamngan manajer mempengaruhi biaya modal ekuitas.
2.9 Hipotesis
Hipotesis yang dikemukan atas penelitian adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan signifikan ukuran Kantor Akuntan Publik dengan biaya
modal ekuitas.
2. Ada hubungan signifikan spesifikasi industri audit dengan biaya modal
ekuitas.
3. Ada hubungan signifikan audit tenur dengan biaya modal ekuitas.
4. Ukuran Kantor Akuntan Publik, spesifikasi industri audit, audit tenur
secara simultan memiliki hubungan yang signifikan terhadap biaya
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris. Menurut Uma Sekaran,
penelitian empiris berfokus pada tujuan untuk penyelesaian masalah dan memiliki
tahap-tahap logika, metodenya kuat dan terorganisasi untuk mengidentifikasi
masalah, mengumpulkan data, menganalisanya dan membentuk suatu kesimpulan.
Peneltian ini juga merupakan penelitian korelasi yaitu melihat adanya hubungan
antara satu variabel dengan variabel lain.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data yang diperlukan dari
website Bursa Efek Indonesia
Market Directory (ICMD). Data yang diteliti adalah data perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009. Penelitian dilakukan dari bulan
September- Nopember 2012.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penelitian ini, penulis
1. Data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2007-2009
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Variabel bebasnya adalah ukuran KAP, spesialisasi industri
auditor, masa jabatan audit (tenur)
b. Variabel terikatnya adalah Earning Price Ratio
c. Variabel kontrol penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan
leverage ratio.
3.4 Defenisi Operasional Variabel 3.4.1 Ukuran KAP
Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap
independen dan melaksanakan audit secara profesional, sebab KAP menjadi
kurang tergantung secara ekonomi kepada klien.
Diukur dengan menggunakan variable dummy = 1 jika perusahaan diaudit
oleh Organisasi Audit (The Big 4) dan = 0 jika tidak
3.4.2 Spesialisasi industri auditor
Spesialisasi industri KAP menggambarkan keahlian dan pengetahuan
audit seorang auditor yang merupakan proses yang ekstensif dalam mengaudit
industri tertentu (Fernando,2007 dalam Hajiha dan Neda, 2012). Spesialisasi
audit diukur dengan melihat market share suatu auditor (Kantor Akuntan
Dikategorikan sebagai spesialis industri jika memiliki market share minimal
20%.
Diukur dengan menggunakan variable dummy = 1 jika perusahaan diaudit
oleh auditor spesialis dan = 0 jika tidak.
3.4.3 Masa jabatan audit (audit tenur)
Tenur adalah jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP
dengan auditee yang sama.
Diukur dengan menggunakan variable dummy = 1 jika kerja sama
antara auditor dan klien berlangsung selama 0-1 tahun, 2 jika kerja sama
antara auditor dengan klien belangsung 1-2 tahun, dan 3 jika kerja sama
antara auditor dengan klien berlangsung 2-3 tahun.
3.4.4 Earning price ratio (EPR)
Earning Price Ratio dipakai sebagai ukuran untuk biaya modal
ekuitas
Biaya modal ekuitas adalah pengembalian yang diharapkan oleh
investor ketika ia menginvestasikan uangnya pada perusahaan. Earning
Price Ratio yang digunakan adalah yang bernilai positif.
Earning price ratio = �����������ℎ���
�������ℎ��
Size merupakan variabel kontrol yang didefenisikan sebagai ukuran
perusahaan.
Size = Ln (total asset perusahaan).
3.4.6 Leverage
Leverage merupakan variabel kontrol terhadap model regresi.
Leverage = �����ℎ�����
���������
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel adalah dilakukan dengan
teknik random sampling yaitu dilakukan dengan mengambil secara langsung dari
populasinya secara random (Jogiyanto,2004:72). Dari populasi yang dapat
dijadikan sampel kemudian dipilih 20 sampel secara acak yang akan digunakan
dalam pengolahan data.
Adapun populasi yang memiliki data yang lengkap dan dapat dijadikan
[image:40.595.104.483.581.751.2]sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kerangka Sampling
Nama Perusahaan Kode Sampel
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI √
PT Beton Jaya Manunggal Tbk BTON
PT Citra Turbindo Tbk CTBN
PT Jaya Pari Steel Tbk JPRS
PT Lion Metal Works Tbk LION
PT Lionmesh PrimaTbk LMSH √
PT Pelangi Indah Canindo Tbk PICO
PT Budi Acid Jaya Tbk BUDI
PT Eterindo Wahanatama Tbk ETWA
PT SMART Tbk SMAR √
PT Colorpak Indonesia Tbk. CLPI √
PT Indo Acidatama Tbk SRSN
PT Roda Vivatex Tbk RDTX √
PT Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI
PT Berlina Tbk BRNA
PT Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR √
PT Trias Sentosa Tbk TRST
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA
PT Malindo Feedmill Tbk MAIN
PT Sierad Produce Tbk SIPD
PT Fajar Surya Wisesa Tbk FASW
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM
PT Astra International Tbk ASII √
PT Astra Otoparts Tbk AUTO √
PT Indo Kordsa Tbk BRAM
PT Indomobil Sukses International Tbk IMAS
PT Indospring Tbk INDS
PT Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC √
PT Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN
PT Multistrada Arah Sarana Tbk MASA
PT Nipress Tbk NIPS
PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA √
PT Selamat Sempurna Tbk SMSM √
PT Indo Rama Synthetics Tbk INDR
PT Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT
PT United Tractor Tbk UNTR √
PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk AISA √
PT Cahaya Kabar Tbk CEKA
PT Intraco Penta Tbk INTA √
PT Delta Djakarta Tbk DLTA √
PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
PT Mayora Indah Tbk MYOR √
PT Sekar Laut Tbk SKLT √
PT Siantar Top Tbk
PT Fast Food Indonesia Tbk
STTP
FAST √
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
ULTJ
PT Gudang Garam Tbk GGRM
PT Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA
PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA √
PT Indofarma Tbk INAF
PT Kimia Farma Tbk KAEF
PT Kalbe Farma Tbk KLBF
PT Merck Tbk MERK
PT Pyridam Farma Tbk PYFA
PT Schering Plough Indonesia Tbk SCPI
PT Taisho Pharmaeutical Indonesia Tbk SQBI
PT Tempo Scan Pasific Tbk TSPC
PT Mustika Ratu Tbk MRAT
PT Mandom Indonesia Tbk TCID
PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
PT Kedaung Setia Industrial Tbk KDSI
PT AKR Corporindo Tbk AKRA √
PT Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI
3.6 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang
didapat dari laporan keuangan perusahaan, website Bursa Efek Indonesia dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
metode pengambilan basis data. Pengambilan basis data dilakukan untuk
mendapatkan data arsip sekunder (Jogiyanto,2004:79).
3.8 Teknis Analisis
Penelitian ini adalah penelitian empiris yaitu menggunakan fakta dan data
yang objektif dan nyata kemudian diuji secara sistematis. Teknik analisis data
yang digunakan adalah sebagai berikut.
3.8.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data
dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterepretasikan secara
objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik
yang dibahas.
3.8.2 Pengujian asumsi klasik
Sebelum dilakukan teknik analisis regresi, dilakukan terlebih
dahulu uji asumsi klasik terhadap variabel-variabel yang digunakan agar
pengujian tidak bias. Uji asumsi klasik tersebut meliputi
pengujian-pengujian berikut.
3.8.2.1Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu pengujian untuk mengetahui
apakah variabel bebas dan variabel terikatnya memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan
dengan metode Kolmogorov-Smirnov dengan melihat nilai asymp.sig
(2-tailed) diatas α = 0.05.
3.8.2.2Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah suatu pengujian untuk mengetahui
apakah variabel-variabel yang dioperasikan mempunyai lebih dari satu
hubungan linear (pengaruh). Pengujian ini ditentukan oleh nilai
tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance
lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada
multikolinieritas.
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan. Varians dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Sedangkan bila varians tidak konstan disebut heteroskedastisitas
(Narchrowi, 2006). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Untuk melihat tidak terjadi heterokedasitas,
digunakan scatterplot. Dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas jika
plot data menyebar dengan pola yang tidak jelas.
Uji autokorelasi yaitu pengujian untuk mengetahui apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Pengujian autokorelasi menggunakan pengujian
Breusch-Godfrey / BG test.
3.8.3 Uji Hipotesis
3.8.3.1 Analisis regresi linier berganda
Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu pengaruh ukuran
KAP, spesialisasi industri audit, audit tenur pada biaya modal.
Persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3+β4X4 + β5X5 + ε ……...…(1)
Keterangan:
Y : EPR (Earning-Price Ratio)
X1 : Size (Ukuran perusahaan) = Ln ( total asset perusahaan)
X2 : Leverage = total hutang/total aset
X3 : Ukuran KAP diukur menggunakan variable dummy = 1 jika
perusahaan diaudit oleh Organisasi Audit (The Big 4) dan = 0 jika
tidak
X4 : Spesialisasi industri auditor diukur menggunakan variable
dummy =1 jika perusahaan diaudit oleh auditor spesialis dan = 0
jika tidak
X5 : audit tenur diukur menggunakan variable dummy =1 jika kerja
jika kerja sama antara auditor dan klien berlangsung selama 1-2
tahun, = 3 jika kerja sama antara auditor dan klien berlangsung
selama 2-3 tahun.
3.8.3.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)
Uji- t menentukan seberapa besar pengaruh variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
�0:�� = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan
ukuran KAP terhadap biaya modal ekuitas.
�1:�� ≠0 artinya secara parsial ada hubungan signifikan ukuran
KAP terhadap biaya modal ekuitas.
�0:�� = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan
spesialisasi industri auditor terhadap biaya modal ekuitas.
�2:�� ≠0 artinya secara parsial ada hubungan signifikan
spesialisasi industri auditor terhadap biaya modal ekuitas.
�0:�� = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan
audit tenur terhadap biaya modal ekuitas.
�3:�� ≠0 artinya secara parsial ada hubungan signifikan audit
tenur terhadap biaya modal ekuitas.
Pengujian menggunakan uji- t dengan tingkat pengujian
pada � = 5% derajat kebebasan ( degree of freedom ) atau df
= (n-k).
Kriteria pengambilan keputusan:
�1 diterima jika �ℎ����� > ������ dan �ℎ����� ≤ ������ pada �= 5 %
3.8.3.3 Uji Signifikasi Simultan (Uji- F)
Uji- F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
�0:�� = 0 artinya secara simultan tidak ada hubungan signifikan
dari ukuran KAP terhadap biaya modal ekuitas.
�1:�� ≠ 0 artinya secara simultan ada hubungan signifikan dari
ukuran KAP terhadap biaya modal ekuitas.
�0 diterima jika �ℎ����� ≤ ������ pada �= 5 %
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data-data perusahaan yang diambil dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yaitu memakai sebanyak 20 sampel
perusahaan. Penelitian dilakukan untuk tiga tahun pengamatan yaitu dari tahun
2007-2009 dan diolah dengan menggunakan program SPSS 18. Adapun
[image:49.595.114.516.395.746.2]nama-nama perusahaan yang menjadi sampel adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
Nama Perusahaan Kode
PT Fast Food Indonesia Tbk. FAST
PT Sekar Laut Tbk. SKLT
PT Sinar Mas Agro Resources And Technology (SMART) Tbk. SMAR
PT Roda Vivatex Tbk. RDTX
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI
PT Astra International Tbk. ASII
PT Hexindo Adiperkasa Tbk. HEXA
PT Intraco Penta Tbk. INTA
PT Selamat Sempurna Tbk. SMSM
PT Unggul Indah Cahaya Tbk. UNIC
PT Kageo Igar Jaya Tbk IGAR
PT AKR Corporindo Tbk. AKRA
PT Mayora Indah Tbk. MYOR
PT United Tractor Tbk. UNTR
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA
PT Astra Otoparts Tbk. AUTO
PT Lionmesh Prima Tbk. LMSH
PT Lionmesh Prima Tbk. AISA
PT Delta Djakarta Tbk. DLTA
4.2 Hasil Penelitian
[image:50.595.116.484.213.355.2]4.2.1 Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EPR 60 .0151 .4000 .119353 .0786823
Ukuran 60 0 1 .47 .503
Spesialisasi 60 0 1 .40 .494
Tenur 60 1 3 1.87 .812
Size 60 11.03 18.30 14.1509 1.62632
Leverage 60 .18 .73 .4623 .15376
Valid N (listwise) 60
Dari Tabel dapat dilihat bahwa untuk 60 pengamatan Earning Price ratio
nilai minimumnya 0,0151 dan nilai maksimumnya adalah 0,4. Untuk ukuran KAP
nilai minimumnya adalah 0 dan nilai maksimumnya adalah 1. Nilai rata-ratanya
adalah 0,47 yang artinya 47% dari 60 pengamatan menggunakan jasa audit KAP
yang berafiliasi dengan The Bigfour sedangkan sisanya yaitu sebesar 53%
menggunakan jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP The Bigfour.
Untuk variabel spesialisasi industri audit, nilai minimuo adalah 0 dan nilai
maksimumnya adalah 1 dengan nilai rata-rata 0,40. Artinya sebanyak 40% dari 60
pengamatan menggunakan jasa auditor yang spesialis dalam industrinya dan
sisanya sebesar 60% menggunakan jasa auditor yang tidak spesialis dalam industri
tersebut.
Untuk variabel tenur dapat dilihat nilai minimum adalah 1 dan nilai
dalam tahun pengamatan adalah 1 tahun dan maksimal lama perikatannya adalah
3 tahun dengan rata-rata masa perikatan adalah 1,87 tahun.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji normalitas
Uji normalitas dalam model regresi bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variable pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal.Model regresi yang baik mengharuskan distribusi regresi
residual normal atau mendekati normal (Priyatno,2012).
Normalitas dapat dilihat pada grafik normal probability plot.
Kenormalan dideteksi dengan melihat apakah data menyebar di sekitar garis
[image:51.595.175.515.477.748.2]diagonal dan mengikuti arah diagonal tersebut.
Dari grafik dapat dilihat bahwa distribusi data tidak normal karena
ada data yang menyebar cukup jauh dari garis diagonal. Hal ini juga
[image:52.595.112.422.239.418.2]diperkuat dengan uji Kolgomorov-Smirnov.
Tabel 4.3 Tabel Kolgomorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .07211958
Most Extreme Differences Absolute .183
Positive .183
Negative -.129
Kolmogorov-Smirnov Z 1.414
Asymp. Sig. (2-tailed) .037
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel uji Kolgomorov_Smirnov terlihat angka asymp sig. 0.037
angka ini berada di bawah 0.05 sehingga dapat disimpulkan distribusi data
tidak normal. Syarat agar dapat dilakukan uji hipotesis dengan regresi
adalah data harusberdistribusi normal. Untuk itu dilakukan penormalan
terhadap data dengan tarnsformasi data menggunakan SQRT. Setelah
dilakukan transformasi data maka didapat grafik normal propability plot
Gambar 4.2 Normal P-P plot setelah dinormalkan
Dari grafik dapat terlihat bahwa data menyebar di sekitar diagonal
dan mengikuti arah diagonal sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi
normal.
Selain itu uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
Kolgomorov-Smirnov. Dari tabel terlihat nilai asymp. Sig. sebesar 0,176
Tabel 4.4 Uji Kolgomorov Smirnov setelah dinormalkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .09725859
Most Extreme Differences Absolute .142
Positive .142
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z 1.102
Asymp. Sig. (2-tailed) .176
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan keadaan di mana dua variable
independen atau lebih pada model regresi memiliki hubungan yang linier
sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan
tidak terjadi masalah multikolinearitas. Untuk mendeteksinya dapat dilihat
Tabel 4.5 Collinearity Statistics
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Ukuran .410 2.437
Spesialisasi .415 2.412
Tenur .927 1.079
Size .620 1.612
Leverage .818 1.222
a. Dependent Variable: EPRsqrt
Dari tabel dapat dilihat nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang
dari 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan di mana terjadinya ketidaksamaan
varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik
Gambar 4.3 Scatterplot Uji Heterokedaskitas
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dengan
pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka dapat
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.013 .292 -.045 .965
Ukuran .015 .078 .084 .192 .851
Spesialisasi -.009 .077 -.051 -.119 .907
Tenur .002 .069 .008 .024 .981
Size -.001 .019 -.019 -.053 .959
Leverage .045 .187 .077 .239 .815
Res_2 -.159 .296 -.147 -.536 .601
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Dari tabel terlihat, bahwa nilai signifikansi RES_2 adalah sebesar 0.601. Angka
ini berada di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
4.2.3 Model Regresi Linier Berganda
Dari hasil uji regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi
Y= 0,352 -0,049 X1 - 0,009 X2 + 0,027X3 + 0,005 X4 - 0,285X5 + e
Keterangan :
Y : Biaya modal ekuitas
X1 : Ukuran KAP
X2 : Spesialisasi industri audit
X3 : Audit tenur
X4 : Ukuran perusahaan (size)
Artinya, jika variabel ukuran KAP, spesialisasi industri audit, audit tenur,serta
variabel kontrol ukuran perusahaan dan leverage sama dengan nol maka biaya
[image:58.595.112.529.255.423.2]modal ekuitas akan naik sebesar 0,352.
Tabel 4.6 Uji Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .352 .132 2.667 .010
Ukuran -.049 .041 -.224 -1.191 .239
Spesialisasi .009 .042 .041 .218 .828
Tenur .027 .017 .197 1.572 .122
Size .005 .010 .081 .529 .599
Leverage -.285 .095 -.398 -2.990 .004
a. Dependent Variable: EPRsqrt
Tabel 4.7 Adjusted R Square Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .467a .218 .145 .1016616
[image:58.595.111.408.506.716.2]Dari tabel terlihat nilai adjusted R square sebesar 0,145. Artinya
variabel-variable dependen tersebut dapat menjelaskan variabel biaya modal ekuitas
sebesar 14,5 %.
4.2.4 Uji Signifikansi Parsial (uji-t)
Uji- t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat.
[image:59.595.114.519.415.546.2]4.2.4.1 Uji Hipotesis 1
Tabel 4.8 Uji-t hipotesis 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .377 .127 2.974 .004
Ukuran -.047 .032 -.217 -1.501 .139
Size .009 .010 .126 .863 .392
Leverage -.319 .093 -.446 -3.440 .001
a. Dependent Variable: EPRsqrt
Hipotesis pertama adalah bahwa ada hubungan signifikan antara ukuran
KAP dengan biaya modal ekuitas. Dari persamaan regresi dengan ukuran
perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol maka terlihat koefisien ukuran
KAP adalah sebesar -0,047 Artinya ukuran KAP memiliki hubungan yang negatif
dengan biaya modal ekuitas. Jika ukuran KAP semakin besar (BigFour) maka
Nilai t-hitung sebesar -1,501 berada di bawah negatif t-tabel (-2,003)
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.139 berada di atas 0,05 maka hipotesis
pertama dapat ditolak. Kesimpulan yang didapat adalahtidak ada hubungan
signifikan antara ukuran KAP dengan biaya modal ekuitas.
[image:60.595.113.530.307.443.2]4.2.4.2 Uji Hipotesis 2
Tabel 4.9 Uji-t hipotesis 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .396 .132 2.993 .004
Spesialisasi -.029 .032 -.131 -.901 .371
Size .005 .010 .081 .544 .588
Leverage -.289 .090 -.404 -3.191 .002
a. Dependent Variable: EPRsqrt
Hipotesis kedua adalah bahwa ada hubungan signifikan antara spesialisasi
industri audit dengan biaya modal ekuitas. Dari persamaan regresi dengan ukuran
perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol maka terlihat koefisien
spesialisasi industri audit adalah sebesar -0,02