• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberadaan Ektoparasit pada Gurame Osphronemus goramy Yang Dibudidayakan Secara Tradisional Serta Analisis Korelasi Aspek Biologi Inang-Parasit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keberadaan Ektoparasit pada Gurame Osphronemus goramy Yang Dibudidayakan Secara Tradisional Serta Analisis Korelasi Aspek Biologi Inang-Parasit"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERADAAN EKTOPARASIT PADA GURAME

Osphronemus

goramy

YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA TRADISIONAL SERTA

ANALISIS KORELASI ASPEK BIOLOGI INANG-PARASIT

WIRA TRI BARKAH

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Keberadaan Ektoparasit pada Gurame Osphronemus goramy Yang Dibudidayakan Secara Tradisional Serta Analisis Korelasi Aspek Biologi Inang-Parasit” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

(4)

ABSTRAK

WIRA TRI BARKAH. Keberadaan ektoparasit pada gurame Osphronemus yang dibudidayakan secara tradisional serta analisis korelasi aspek biologi inang-parasit. Dibimbing oleh MUNTI YUHANA dan TAUKHID.

Parasit merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi ikan gurame O. goramy. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan ektoparasit dan menganalisis korelasi aspek biologi inang-parasit ikan gurame O. goramy yang dibudidayakan secara tradisional. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi terhadap 348 ikan gurame dengan berbagai ukuran. Ikan gurame diambil secara acak dari 71 pembudidaya ikan gurame tradisional dari tujuh kecamatan di Kabupaten Bogor. Hasil yang diperoleh yaitu ditemukan ektoparasit jenis Metaserkaria digenea, Chilodonella sp., Kopepoda, Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., Glochidia, Henneguya sp., Icthyophthirius multifiliis, Tetrahymena sp., Trichodina sp., Oodinium sp., Piscinoodinium sp., dan Trematoda. Terdapat korelasi yang erat antara ukuran panjang ikan dengan keberadaan ektoparasit, namun Health Assessment Index (HAI) tidak erat kaitannya dengan jumlah ektoparasit yang ditemukan.

Kata kunci : parasit, ikan gurame, Osphronemus goramy, indeks korelasi

ABSTRACT

WIRA TRI BARKAH. The presence of ectoparasites found in goramy Osphronemus goramy from traditional farming and correlation analysis of biological aspects of host-parasite. Supervised by MUNTI YUHANA and TAUKHID.

Parasites belong to one of causative agent of infection diseases in goramy O. goramy. This study aimed to classifying the ectoparasites and analyze the correlation of biological aspects of host-parasite in goramy O. goramy from traditional farming. In this study, 348 fishes in sizes were used as the samples. The fishes were taken randomly from 71 traditional goramy farmers from seven sub districts in Bogor. The ectoparasites identified as Digenean Metacercaria, Chilodonella sp., Copepode, Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., Glochidia, Henneguya sp., Icthyophthirius multifiliis, Tetrahymena sp., Trichodina sp., Oodinium sp., Piscinoodinium sp. , and Trematode. There are closed correlation between the body length with the presence of parasites in fish, whereas the Health Assessment Index (HAI) was not closely related with the number of ectoparasites found.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

KEBERADAAN EKTOPARASIT PADA GURAME

Osphronemus

goramy

YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA TRADISIONAL SERTA

ANALISIS KORELASI ASPEK BIOLOGI INANG-PARASIT

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

(6)
(7)

Judul Skripsi : Keberadaan Ektoparasit pada Gurame Osphronemus goramy Yang Dibudidayakan Secara Tradisional Serta Analisis Korelasi Aspek Biologi Inang-Parasit

Nama : Wira Tri Barkah

NIM : C14100038

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr. Munti Yuhana, SPi, MSi Pembimbing I

Ir. Taukhid, MSc Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Sukenda, MSc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul

“Keberadaan Ektoparasit pada Gurame Osphronemus goramy Yang Dibudidayakan Secara Tradisional Serta Analisis Korelasi Aspek Biologi Inang-Parasit”. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Maret 2014 di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor. Berbagai pihak telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Usman Hasan dan Ramayani yang selalu

mencurahkan kasih sayangnya, do’a dan dukungan yang tiada henti.

2. Dr. Munti Yuhana, SPi, MSi selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik, Ir Taukhid, MSc selaku Pembimbing II, dan Dr. Domenico Caruso, atas segala masukan dan dukungannya selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini.

3. Indriyani Anggi Pramesti, Sita Pancarini, Edwina, Rifqah Pratiwi S.Pi, Mas Ardea, dan Pak Manta yang telah banyak membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

4. Teman-teman OMDA IKPB Bogor yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan moral.

5. Teman-teman dan sahabat seperjuangan BDP 47 atas semangat, motivasi, kebersamaan, dan kenangan.

6. Sahabat-sahabat terdekat: Riyan Maulana, Haris Achmad N, Rudy Angga K, Fendy Bayu, Vikiet Ardhitio, Abdul Hasyim, Syaddam Husein F, Dio Rheza, Bopont Julian, Deadasa, Agasthya K, Endang Saefudin, Bagus Mukmin P, Azzah Baehaqi, Sulistia Wardani, Siti Kamila, dan Amalia Safitri.

7. Keluarga besar Departemen Budidaya Perairan, BDP 46, BDP 48, dan BDP 49.

8. Iffah Rahmaniyah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, ilmu pengetahuan, masyarakat, dan seluruh pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

BAHAN DAN METODE ... 2

Persiapan Pemeriksaan Ikan Gurame ... 2

Pengambilan Data dan Pemeriksaan Ektoparasit Ikan Gurame ………..3

Analisis Data ... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 3

Hasil ... 3

Pembahasan ... 7

KESIMPULAN DAN SARAN ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 11

LAMPIRAN ... 13

(10)

DAFTAR TABEL

1 Prevalensi Ektoparasit pada ikan gurame yang diperiksa dari 71 kolam tradisional di Bogor, Jawa Barat ... 3 2 Intensitas Ektoparasit pada ikan gurame yang diperiksa dari 71 kolam

tradisional di Bogor, Jawa Barat. ... 4 3 Korelasi rata-rata (Health Assessment Index) HAI dan rata-rata panjang

ikan terhadap jumlah spesies parasit, rata-rata jumlah parasit/wilayah, dan rata-rata jumlah parasit/ikan/wilayah ... 7

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik sebaran ektoparasit pada insang ikan gurame ... 5 2 Grafik sebaran ektoparasit pada kulit ikan gurame ... 5 3 Dendogram (cluster of variables) korelasi antar variabel sebaran

ektoparasit pada ikan gurame di setiap wilayah pengambilan sampel. ... 6

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jadwal pengambilan sampel, daerah asal sampel, jumlah petani/daerah asal sampel, dan jumlah ikan/daerah asal sampel. ... 13 2 Health Assessment Index (HAI) ... 13

3 Parameter biologis ikan gurame di masing-masing daerah pengambilan sampel ... 15 4 Contoh jenis parasit yang ditemukan (nama parasit, famili, dan gambar) ... 17 5 Sebaran jumlah ikan yang terinfeksi parasit pada insang dan kulit ikan

gurame ... 18 6 Pengolahan dara korelasi dengan menggunakan program MINITAB 16

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan gurame O. goramy merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari Indonesia. Gurame termasuk ikan konsumsi yang digemari masyarakat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya, sehingga tidak mengherankan apabila ikan gurame menjadi salah satu komoditi unggulan di sektor perikanan air tawar. Ikan gurame menjadi salah satu komoditas

utama Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) dalam ”Proyeksi Produksi

Perikanan Budidaya tahun 2009-2014”. Permintaan terhadap ikan gurame cenderung meningkat setiap tahunnya. Tahun 2014 target produksi ikan gurame meningkat menjadi 48.900 ton dari 38.500 ton pada tahun 2009 atau ditargetkan mengalami kenaikan sebesar 127 % (KKP, 2010). Tingginya permintaan terhadap ikan gurame mendorong para pembudidaya untuk berbisnis ikan gurame. Saat ini, budidaya ikan gurame telah banyak dilakukan oleh petani-petani tradisional. Selain harganya yang mahal, bisnis ikan gurame dapat dilakukan segmentasi, mulai dari pembenihan, pembesaran, sampai pemasaran yang melibatkan seluruh aspek di dalamnya.

Usaha budidaya ikan gurame tidak terlepas dari masalah penyakit yang dapat menyebabkan penurunan produksinya. Hal ini sesuai dengan Sitanggang dan Sarwono (2002) yang menyatakan bahwa memelihara ikan gurame tidak terlepas dari gangguan hama dan penyakit. Kedua gangguan itu bisa mengakibatkan kerugian yang tidak kecil apabila tidak dicegah atau ditanggulangi sejak awal.

Organisme penyebab penyakit pada ikan sangatlah beragam, salah satunya adalah ektoparasit (Bhakti dkk, 2011). Penyakit infeksi ektoparasit merupakan salah satu kendala dalam pengembangan usaha budidaya ikan termasuk ikan gurame. Umumnya parasit berperan sebagai infeksi primer yang memicu patogen lain seperti bakteri dan fungi yang dapat menghambat pertumbuhan bahkan menyebabkan kematian ikan. Hal ini berdampak pada penurunan produksi dan mengakibatkan kerugian ekonomi bagi pembudidayanya (Alifudin, 2002).

(12)

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan ektoparasit dan menganalisis korelasi aspek biologi inang-parasit ikan gurame O. goramy yang dibudidayakan secara tradisional.

BAHAN DAN METODE

Persiapan Pemeriksaan Ikan Gurame

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013-Maret 2014 di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT) Sempur, Kabupaten Bogor. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan terhadap 348 ikan gurame dengan berbagai ukuran. Ikan gurame diambil secara acak dari 71 pembudidaya ikan gurame di tujuh kecamatan di Kabupaten Bogor yaitu Ciseeng, Parung, Kemang, Bojong Gede, Dramaga, Ciampea, dan Tenjolaya. Ikan yang diambil sebanyak 5-6 ekor ikan per pembudidaya dengan jadwal pengambilan sampel masing-masing per kecamatan (Lampiran 1). Proses pemeriksaan ikan gurame dilakukan per hari, yaitu 3-4 pembudidaya atau 15-20 ekor ikan per hari.

Sebelum dilakukan identifikasi, semua peralalatan dan bahan disiapkan untuk mempermudah dan mempercepat proses pemeriksaan ikan. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya alat bedah, baki, syringe, timbangan, penggaris, buku tulis, pulpen, gelas objek, kaca penutup (cover glass) mikroskop, ember. Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya, ikan gurame, larutan fisiologis, tissue dan air bersih.

Pengambilan Data dan Pemeriksaan Ektoparasit Ikan Gurame

(13)

3 Analisis Data

Parasit-parasit yang ditemukan kemudian diidentifikasi, dicatat, dan difoto menggunakan kamera digital. Pengolahan data dilakukan menggunakan Microsoft Excel dan Program MINITAB 16. Data yang didapat berupa jenis parasit, prevalensi, intensitas, dan korelasi aspek biologi (kondisi dan ukuran) ikan gurame dengan keberadaan ektoparasit. Prevalensi dan intensitas parasit dihitung dengan rumus sebagai berikut (Dogiel et al, 1970):

Selanjutnya data dianalisis menggunakan program MINITAB 16. Metode statistik yang digunakan adalah analisis diskriminasi (cluster of variables) dan korelasi (Pearson correlation) untuk menilai hubungan variabel health assessment index (HAI) dan rata-rata panjang ikan dengan jumlah spesies parasit, rata-rata jumlah parasit/wilayah pengambilan sampel, dan rata-rata jumlah parasit/ikan/wilayah pengambilan sampel ikan gurame (Lampiran 3).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Prevalensi dan Intensitas Parasit

(14)

4 Chilodonella sp., Gyrodactylus sp., dan Ichthyophthirius multifiliis nilai prevalensi yang tinggi ditemukan pada ikan yang berukuran 19,4-25,5 cm (kelas 5). Henneguya sp. dan Trichodina sp. memiliki nilai prevalensi yang paling tinggi dibandingkan dengan parasit lainnya yaitu rata-rata di atas 50%. Intensitas ektoparasit pada ikan gurame dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini;

Tabel 2. Intensitas ektoparasit pada ikan gurame yang diperiksa dari 71 kolam tradisional di Bogor, Jawa Barat.

Jenis Parasit

Intensitas rata-rata pada ikan ukuran (individu/ekor) Kelas 1

Berdasarkan tabel 2, didapatkan pula kecenderungan bahwa semakin besar ukuran ikan maka parasit yang ditemukan akan semakin berkurang. Intensitas parasit tertinggi ditemukan pada Henneguya sp. yaitu berkisar antara 20-51 ind/ekor. Sedangkan intensitas parasit terendah ditemukan pada Chilodonella sp., Kopepoda, Tetrahymena sp., dan Trematoda yaitu berkisar antara 0-1 ind/ekor. Sebaran Jumlah Ikan Gurame yang Terinfeksi Ektoparasit

(15)

5

Gambar 1. Grafik sebaran ektoparasit pada insang ikan gurame. Keterangan warna : ≤10, : 10<n≤30, : 30<n≤50, : 50<n≤70, dan : >70 (individu).

Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa rata-rata ektoparasit yang menyerang insang ikan gurame berjumlah kurang dari atau sama dengan 10 individu. Parasit Henneguya sp. memiliki jumlah paling banyak yaitu berada pada kisaran 30 sampai 50 individu, 50 sampai 70 individu, dan lebih dari atau sama dengan 70 individu. Sedangkan parasit yang paling sedikit ditemukan pada insang ikan gurame adalah Kopepoda yaitu kurang dari 10 individu/ekor.

Gambar 2. Grafik sebaran ektoparasit pada kulit ikan gurame. Keterangan warna : ≤10, : 10<n≤30, : 30<n≤50, : 50<n≤70, dan : >70 (individu).

(16)

6

Korelasi aspek biologi ikan gurame dengan keberadaan ektoparasit

Analisis korelasi aspek biologi dengan keberadaan ektoparasit ikan gurame dilakukan untuk menggambarkan persentase tingkat kekerabatan antar variabel. Tingkat kekerabatan akan menunjukkan variabel yang saling berpengaruh dominan. Representasi bentuk dendogram ini dibuat sistem klaster yang masing-masing sejumlah 4 klaster berdasarkan tingkat kekerabatannya. Besarnya tingkat kekerabatan yang mendekati 100% menunjukkan bahwa hubungan antar variabel yaitu health assessment index (HAI), rata-rata panjang ikan dan variabel-variabel keberadaan ektoparasit saling mempengaruhi dan memiliki korelasi yang erat. Berikut ini merupakan dendogram korelasi aspek biologi (kondisi dan ukuran) ikan gurame terhadap ektoparasit (Gambar 3).

RJI rata jumlah parasit/wilayah pengambilan sampel (ind), dan RJI : Rata-rata jumlah parasit/ikan/wilayah pengambilan sampel (ind).

Sebaran ektoparasit pada ikan gurame diperoleh klaster I (rata-rata panjang ikan) memiliki tingkat kekerabatan paling rendah sebesar 51,64%, klaster II (rata-rata HAI) memiliki tingkat kekerabatan 59,75%, klaster III (jumlah spesies parasit) memiliki tingkat kekerabatan 77,28% dan klaster IV (Rata-rata jumlah parasit/wilayah pengambilan sampel, rata-rata jumlah parasit/ikan/wilayah pengambilan sampel) memiliki tingkat kekerabatan paling tinggi yaitu 98,17% (Lampiran 6).

(17)

7 variabel yaitu health assessment index (HAI) dan rata-rata panjang ikan dengan keberadaan parasit sangat erat. Nilai negatif pada rata-rata health assessment index (HAI) dan rata-rata panjang ikan menunjukkan pengaruh yang berbanding terbalik (Tabel 3). Korelasi rata-rata health assessment index (HAI) dan rata-rata panjang ikan dengan jumlah spesies parasit, rata-rata jumlah parasit/wilayah pengambilan sampel, dan rata-rata jumlah parasit/ikan/wilayah pengambilan sampel ikan gurame dapat dilihat pada tabel berikut ini;.

Tabel 3. Korelasi rata-rata health assessment index (HAI) dan rata-rata panjang ikan terhadap jumlah spesies parasit, rata-rata jumlah parasit/wilayah pengambilan sampel, dan rata-rata jumlah parasit/ikan/wilayah pengambilan sampel.

Variabel

Korelasi variabel (r)

Rata-rata HAI Rata-rata panjang ikan Jumlah spesies parasit (-) 0,372 (-) 0,782

Korelasi rata-rata panjang ikan erat kaitannya dengan jumlah spesies parasit, rata-rata jumlah parasit/wilayah, dan rata-rata jumlah parasit/ikan/wilayah, karena memiliki persentase lebih dari 50%, yaitu berkisar antara 69,9%-78,2%. health assessment index (HAI), tidak erat kaitannya dengan jumlah spesies parasit, rata-rata jumlah parasit/wilayah, dan rata-rata jumlah parasit/ikan/wilayah, karena persentase keterkaitannya kurang dari 50%, yaitu berkisar antara 19%-37,2%.

Pembahasan

Penyakit pada ikan dapat mengganggu keberlangsungan hidup ikan dan menyebabkan pertumbuhan menjadi tidak normal. Secara umum penyakit dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penyakit infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri, dan virus. Sedangkan penyakit noninfeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti pakan, lingkungan, keturunan dan penanganan.

(18)

8

Tenjolaya. Ektoparasit yang ditemukan diantaranya stadia Metaserkaria digenea, Chilodonella sp., Kopepoda, Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., Glochidia (larva kerang air tawar), Henneguya sp., Icthyophthirius multifiliis, Tetrahymena sp., Trichodina sp., Oodinium sp., Piscinoodinium sp., dan Trematoda.

Keberadaan parasit pada suatu populasi biasanya dinyatakan dalam prevalensi dan intensitas. Prevalensi adalah besarnya persentase ikan yang terkena parasit dari ikan contoh yang diperiksa, sedangkan intensitas adalah jumlah rata-rata individu parasit per ekor ikan yang terinfeksi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan parasit pada ikan yaitu jenis ikan, stadia ikan, ukuran ikan, perubahan musim, dan lingkungan atau habitat ikan. Menurut Handajani dan Widodo (2010), kualitas air yang buruk, pemberian pakan ikan yang berlebih dan perubahan iklim merupakan faktor penyebab timbulnya parasit. Hubungan antara inang dengan parasit merupakan hal yang kompleks karena banyaknya faktor yang berpengaruh (Noble dan Noble, 1989). Penyebaran parasit patogen terhadap inangnya antara lain ditentukan oleh umur dan ukuran inang, daya tahan inang, musim dan lokasi geografisnya. Keberadaan parasit berkaitan dengan umur atau stadia ikan, yaitu parasit lebih mudah menyerang ikan pada saat berukuran benih. Kondisi fisiologis benih ikan yang belum sempurna membuat sistem kekebalan tubuhnya masih lemah dibandingkan ikan dewasa, sehingga parasit akan lebih mudah beradaptasi terhadap inang ikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, terdapat beberapa pola hubungan antara parasit dan inang. Pada umumnya jumlah parasit ikan gurame yang diperiksa berkurang dengan semakin bertambahnya umur dan ukuran ikan (Tabel 2). Hal ini sesuai dengan Noble et al (1989) yang menyatakan bahwa beberapa spesies ikan, semakin meningkat umur ikan, maka ada kecenderungan intensitas parasitnya semakin berkurang. Akan tetapi beberapa jenis parasit memiliki prevalensi dan intensitas yang fluktuatif terhadap ukuran ikan. Prevalensi dan intensitas parasit berfluktuasi karena kesehatan ikan sangat bergantung pada pengelolaan kolam ikan yang diterapkan (Azmi et al, 2013). Hal ini juga diduga karena setiap jenis parasit spesifik terhadap inang, yaitu memiliki habitat dan kemampuan yang berbeda dalam menginfeksi inang target. Olsen (1974) menambahkan bahwa hubungan spesifik antara inang dengan parasit ditentukan oleh keberhasilan parasit dalam menginfeksi, menempati dan berkembangbiak pada habitat tertentu pada bagian tubuh inang. Selain itu, pola hubungan yang berbeda juga disebabkan oleh perubahan ukuran ikan. Perubahan ukuran ikan berkaitan dengan perubahan umur morfologi, fisiologi dan perubahan ekologi ikan. Perubahan ini juga berkaitan erat dengan perubahan jenis makanan setiap umur/ukuran ikan (Bauer, 1970). Pola hubungan prevalensi dan ukuran ikan ini berbeda-beda untuk setiap jenis ikan dan kelompok ukuran ikan.

(19)

9 dan Henneguya sp.. Parasit stadia Metaserkaria digenea merupakan parasit dari famili Heterophyidae. Parasit ini memiliki siklus hidup yaitu pada fase dewasa menyerang mamalia dan burung, sedangkan siklus hidup telurnya atau sebelum menetas menyerang ikan. Infeksi parasit stadia Metaserkaria digenea dapat menyebabkan kematian pada ikan. Selain itu, parasit ini juga dianggap patogen bagi manusia (Amaya, 1994).

Parasit Dactylogyrus sp. yang ditemukan pada insang ikan gurame termasuk ke dalam famili Dactylogyridae. Menurut Kabata (1985), parasit ini mempunyai bentuk tubuh pipih dorso-ventral dan bilateral asimetris, mempunyai ospisthaptor yang dilengkapi dengan sepasang kait pusat dan 14 kait marginal. Selain itu kepala Dactylogyrus sp. mengandung empat tonjolan cuping dan dua pasang mata, mempunyai usus yang terbagi dalam dua cabang dan mempunyai testis dan ovary yang membundar. Menurut Azmi et al (2013), Dactylogyrus sp banyak menyerang pada filamen insang, dalam 10 jam ektoparasit ini akan mati apabila ikan yang digunakan sebagai inangnya juga mati namun ratusan larva yang baru menetas siap untuk menyerang ikan lainnya. Infeksi ringan Dactylogyrus sp. cenderung dianggap tidak membahayakan, akan tetapi hal ini harus diwaspadai karena infeksi ringan yang terus-menerus memberikan potensi reproduksi untuk cacing (Kabata, 1985).

Glochidia dikelompokkan ke dalam famili Margaritiferidae dan merupakan fase larva pada jenis kerang air tawar. Berdasarkan hasil penelitian, Glochidia yang ditemukan pada insang ikan gurame biasanya berjumlah kurang dari 10 individu. Dalam jumlah sedikit parasit Glochidia tidak berpengaruh negatif pada ikan, akan tetapi apabila jumlahnya telah melewati batas yang dapat ditoleransi, maka akan berdampak buruk bagi ikan. Penempelan Glochidia tidak berpengaruh buruk terhadap ikan dewasa, tetapi merugikan anak ikan karena adanya infeksi sekunder. Infeksi sekunder tersebut berupa hilangnya cairan atau jaringan tubuh anak ikan yang ditempelinya selama periode parasit berlangsung (Hamidah, 2012). Beberapa gejala klinis akibat infeksi oleh parasit ini antara lain ikan tampak lemah, tidak nafsu makan, pertumbuhan lambat, tingkah laku dan berenang tidak normal disertai produksi lendir yang berlebihan.

(20)

10

baru yang belum pernah dipublikasikan. Oleh karena itu, diperlukan analisis lebih lanjut (sekuensing DNA) dan kemungkinan pemberian nama spesies baru.

Kulit merupakan pertahanan pertama dan utama terhadap infeksi penyakit, karena bagian ini menghasilkan lendir (mukus) inang untuk berbagai jenis parasit. Parasit yang menyerang kulit ikan mudah untuk dideteksi. Jika organisme penyebabnya berukuran cukup besar, maka dapat langsung dikenali secara visual. Akan tetapi jika berukuran kecil maka harus diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop atau dengan mengamati akibat yang ditimbulkan oleh serangan organisme tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, jenis parasit yang menginfeksi kulit ikan gurame diantaranya Kopepoda, Gyrodactylus sp., Icthyophthirius multifiliis, Tetrahymena sp., Trichodina sp., Oodinium sp., Piscinoodinium sp., dan Trematoda. Sebaran parasit di kulit ikan gurame yang diperiksa tidak merata, sama halnya seperti parasit pada insang ikan gurame. Selain Trichodina sp. dan Piscinoodinium sp., parasit kulit lainnya hanya menginfeksi kurang dari 25 ikan dari total sampel 348 ikan gurame.

Trichodina sp. merupakan jenis parasit paling banyak ditemukan pada kulit ikan gurame yang diperiksa. Prevalensi parasit Trichodina sp. paling tinggi yaitu pada ukuran 10,1-13,1 cm dan cenderung menurun dengan semakin bertambahnya ukuran ikan gurame. Trichodina sp. merupakan jenis protozoa dari kelompok Ciliata yang memiliki bulu getar. Trichodina sp. mempunyai bentuk tubuh seperti cawan, berdiameter 5 cm, dengan bulu getar terangkai pada kedua sisi sel (Irianto, 2005). Ogut dan Altuntas (2011) menambahkan bahwa Trichodina sp berbentuk lingkaran seperti piring dan terdapat silia di tepi yang digunakan sebagai pergerakan parasit Trichodina sp. merupakan ektoparasit yang menginfeksi kulit dan insang, biasanya menginfeksi semua jenis ikan air tawar. Karakteristik Trichodina sp. yaitu berkembang biak dengan cara pembelahan yang berlangsung di tubuh inang, mudah berenang secara bebas, dapat melepaskan diri dari inang dan mampu hidup lebih dari dua hari tanpa inang. Dari hasil pengamatan pada saat dilakukan penelitian, dapat dikatakan bahwa ikan gurame yang terserang Trichodina sp. tidak memiliki hubungan spesifik dengan kondisi tubuh ikan pada saat akan diperiksa. Parasit ini banyak ditemukan baik pada ikan gurame yang penampilan tubuhnya baik ataupun kurang baik. Ikan gurame memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap parasit Trichodina sp., namun apabila keberadaan parasit ini melewati batas toleransi tersebut, maka ikan akan terinfeksi.

(21)

11 bakteri dan fungi. Serangan bakteri ataupun fungi ini dipicu oleh infeksi primer oleh parasit yang telah membuat luka pada tubuh ikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Ektoparasit yang ditemukan dari 348 ikan sampel dengan lima kelas berbeda adalah parasit stadia Metaserkaria digenea, Chilodonella sp., Kopepoda, Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., Glochidia (larva kerang air tawar), Henneguya sp., Icthyophthirius multifiliis, Tetrahymena sp., Trichodina sp., Oodinium sp., Piscinoodinium sp., dan Trematoda. Rata-rata panjang ikan berkorelasi dengan keberadaan ektoparasit, sedangkan health assessment index (HAI) tidak erat kaitannya dengan keberadaan ektoparasit. Prevalensi dan intensitas tertinggi di insang ikan gurame uji adalah parasit Henneguya sp., sedangkan di kulit yaitu parasit Trichodina sp.. Prevalensi dan intensitas parasit terendah di insang dan kulit ikan gurame uji adalah parasit Kopepoda.

Pemeriksaan atau identifikasi lanjut perlu dilakukan terhadap endoparasit ikan gurame kemudian dianalisis korelasi antara aspek biologi inang-parasit ikan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Alifuddin, MA., Priyono, A., Nurfatimah. 2002. Investarisasi parasit pada ikan hias yang dilalulintaskan di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta. Jurnal Akuakultur Indonesia No.1. hal. 123-127.

Amaya-Huerta, D., Almeyda-Artigas, J. 1994. Confirmation of Centrocestus formosanus (Nishigori, 1924) Price, 1932 (Trematoda: Heterophyidae) in Mexico. Res. Rev. Parasitol 54:99–103.

Arnott, SA., Barber, I., Huntingford, FA. 2000. Parasite-associated growth enhancement in a fish-cestode system. Proc. Roy. Soc. B.267:657-663.

Arthur, JR., Te, BQ. 2006. Checklist of the parasites of fishes of Vietnam. FAO Fisheries Technical Paper. No. 369/2, Rome, 133 pp.

Azmi, H., Rini, D., Kariada, N. 2013. Identifikasi ektoparasit pada ikan koi (Cyprinus carpio l) di pasar ikan hias Jurnatan Semarang. Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Unnes J Life Sci 2 (2).

Bauer, ON. 1970. Relationship between host fishes and their parasites, p: 84-103. In, Dojil, VA., Petroshevski, GK., Polyanski, YI. (Eds.) Parasitology of Fishes. T.F.H. Publishing Inc. Ltd.

Bhakti, S., Arimbi, Kusnoto. 2011. Prevalensi dan identifikasi ektoparasit pada ikan koi (Cyprinus carpio) di beberapa lokasi budidaya ikan hias di Jawa Timur. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya.

Dogiel, VAG., Petrushevski GK., Polyanski, I. 1970. Parasitology of fishes. T.F.H. Publisher, Hongkong. 384 p.

Hadiroseyani, Y., Hariyadi P., Nuryati S. 2006. Inventarisasi parasit lele dumbo Clarias sp. di daerah Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5:167-177.

(22)

12

Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi. Volume 14, Nomor 1, Hal. 45-48. Handajani, H., Widodo W. 2010. Nutrisi Ikan. Malang : UMM Press.

Hoffman, GL. 1967. Parasites of North American freshwater fishes. University of California Press, Berkeley and Los Angeles. 486 p.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 255p.

Kabata, Z. 1985. Parasites and Disease of Fish Cultured in the Tropics. Taylor and Francis. London. 318p.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Program peningkatan produksi budidaya tahun 2010-2014. Di dalam : Forum Akselerasi Pembangunan Perikanan Budidaya 2010, Batam 25-28 Januari 2010.

Klinger, RE., Floyd, RF. 2009. Introduction to freshwater fish parasites. University of Florida. IFAS Extension.

Noble, ER., Noble GA. 1989. Parasitologi: Biologi Parasit Hewan. Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh Wardiarto. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal: 3-19.

Ogut, H., Altuntas, C. 2011. Monthly variation in the morphological characteristics of Trichodina sp. (Ciliophora: Petrichida) found on whiting Merlangius merlangus euxinus. Revista de Biologia Marina Oceanografia 46(2): 269-274.

Olsen, OW. 1974. Animal parasites, their life cycles and ecology. University Park Press, Baltimore, London, Tokyo. 562p.

Ritvo G, Speed FM, Neill WH, Dixon JB, Lawrence AL, Samocha TM. 1999. Regression analysis of soil chemical composition for two shrimp farms in Texas. Journal of the World Aquaculture Society. 30 (1): 26-35.

(23)

13 LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal pengambilan sampel, daerah asal sampel, jumlah petani/ daerah asal sampel, dan jumlah ikan/ daerah asal sampel.

Tanggal Pengambilan Sampel

Lampiran 2. Health Assessment Index (HAI).

Variabel Kondisi variabel Kode Nilai HAI

Sirip Biasa (normal) norN 0

Luka kecil (small active erosion) saeN 10

Luka dengan beberapa pendarahan (active erosion with some haemorrhage)

Aeh1N 20

Luka dengan banyak pendarahan (active erosion with lot haemorrhage)

Aeh2N 30

Kulit Biasa(normal) norSk 0

Luka sedikit(slight lesions) slilP 10

Luka sedang(moderate lesion) modlP 20

Luka serius (serious lesions) serlP 30

(24)

14

Variabel Kondisi variabel Kode Nilai HAI

Mata Mata balon(Swollen popping eyes) (1atau 2)

SwpopE 30

Pendarahan(haemorrhagic)(1atau 2) haeE 30

Tidak ada(absence)(1atau 2) absE 30

Luka lainnya(Other kind of lesion) othY 30

Insang Biasa(Normal) nG 0

Robek di ujung filamen insang (Frayed erosion of the gill filament end)

fregilG 30

Bengkak di batang filamen insang (Tumefaction of the gill filament end stick)

tumstigilG 30

Sedikit perubahan warna pada filamen insang (marginal discoloration of the gill filament end)

madiscgilG 30

Pucat, kurang darah(Pales, anaemic) panaG 30 Luka lainnya(Other kind of lesion) othG 30

Parasit Banyak(Any) nPar 0

Sedikit parasit(Few parasite) fewparP(organ/s) 10 Cukup banyak parasit(Parasitism moderate) modparP(organ/s) 20 Parasit penting(Important parasitism)

Parasit yang cukup beragam(Multiparasitism moderate)

(25)

15 Lampiran 4. Contoh jenis parasit yang ditemukan (nama parasit, famili, dan gambar).

No Nama parasit Famili Gambar

1 Metaserkaria

digenea Heterophyidae

2 Chilodonella sp. Chlamydodontidae

3 Kopepoda -

4 Dactylogyrus sp. Dactylogyridae

(26)

16

6 Glochidia Margaritiferidae

7 Henneguya sp. Myxobolidae

8 Ichthyophthirius

multifiliis Ichthyophthiriidae

9 Tetrahymena sp Tetrahymenidae

(27)

17

11 Oodinium sp. Oodiniaceae

12 Piscinoodinium

sp. Oodiniaceae

13 Trematoda -

Lampiran 5. Sebaran jumlah ikan yang terinfeksi parasit pada insang dan kulit ikan gurame.

Parasit insang

Jumlah ikan (ekor) dengan investasi parasit

≤10 10< n ≤30 30< n ≤50 50< n ≤70 >70 Total jumlah ikan Metaserkaria

digenea 47 8 2 18 0 75

Chilodonella 10 0 0 0 0 10

Kopepoda 2 0 0 0 0 2

Dactylogyrus 83 6 0 0 0 89

Glochidia 30 0 0 0 0 30

Henneguya 0 0 95 66 73 234

Ichthyophthirius

multifilis 16 3 0 0 1 20

Tetrahymena 14 0 0 0 0 14

Trichodina 4 2 0 1 0 7

Parasit kulit

Jumlah ikan (ekor) dengan investasi parasit

≤10 10< n ≤30 30< n ≤50 50< n ≤70 >70 Total jumlah ikan

Kopepoda 1 0 0 0 0 1

Gyrodactylus 5 0 0 0 0 5

Ichthyophthirius

(28)

18

Lampiran 6. Pengolahan data korelasi dengan menggunakan program MINITAB 16 dengan metode statistik analisis dikriminasi (cluster of variables) dan korelasi (Pearson correlation).

Analisis Klaster dari Variabel: Rata-rata HAI, rata-rata pajang ikan, rata-rata jumlah parasit/ikan/wilayah pengambilan sampel, rata-rata jumlah parasit/wilayah pengambilan sampel, jumlah spesies parasit.

Jarak Koefisien Korelasi, Hubungan Tunggal

Rata-rata jumlah parasit/ikan/wilayah pengambilan sampel,

rata-rata jumlah parasit/wilayah pengambilan sampel

(29)

19

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjungpandan pada tanggal 24 Mei 1992. Penulis adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara, dari pasangan Usman Hasan dan Ramayani. Penulis mengawali pendidikan di SDN 16 Tanjungpandan tahun 1998-2004. Melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tanjungpandan pada tahun 2004-2007 dan SMA Negeri 1 Tanjungpandan pada tahun 2004-2007-2010.

Pada tahun 2010, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor dan memilih Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai Ketua Ikatan Keluarga Pelajar Belitung (IKPB) Cabang Bogor periode 2012/2014, Staf Divisi Budaya Olahraga dan Seni HIMAKUA periode 2012/2013. Selain itu penulis juga aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Biologi Dasar tahun 2013, asisten praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air tahun 2012 dan 2014, asisten praktikum mata kuliah Manajemen Kesehatan Organisme Akuatik tahun 2013, dan asisten praktikum mata kuliah Ikan Hias dan Akuaskap tahun 2014. Penulis juga aktif mengikuti lomba Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI).

Gambar

Tabel 1. Prevalensi ektoparasit pada ikan gurame yang diperiksa dari 71 kolam
Tabel 2. Intensitas ektoparasit pada ikan gurame yang diperiksa dari 71 kolam tradisional di Bogor, Jawa Barat
Gambar 1. Grafik sebaran ektoparasit pada insang ikan gurame. Keterangan
Gambar 3. Dendrogram (cluster of variables) korelasi antar variabel sebaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam distribusi hasil tanaman hortikultura jarang sekali ada pedagang perantara, karena sifat barangnya yang sangat mudah rusak dan juga gampang layu, maka pada umumnya para

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas serangan penggerek kayu di laut dan perubahan sifat fisik dan mekanik serta untuk menentukan kekuatan empat jenis kayu

Dari hasil pra penelitian yang dilakukan di SMA MULIA PRATAMA MEDAN terkait dengan informasi kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada siswa ternyata masih

Tapi hal itu tidak berlaku bagi Jingga, dia mati-matian membenci Janus, sejak hari pertama mereka bertemu setahun lalu.. Tepatnya ketika Jingga mengikuti seleksi masuk tim

Faktor keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh pihak-pihak yang memiliki hubungan darah secara langsung serta kerabat dekat terhadap status anak

Semakin tinggi tingkat probabilitas audit dapat mempengaruhi psikologis wajib pajak, antara lain (1) ketakutan wajib pajak bila teraudit dan ada penggelapan pajak, (2) wajib

,engingatkan kembali ke&#34;ada ibu tentang &#34;ers/nal $ygiene &#34;ada balita  dengan membiasakan kebiasaan 9u9i tangan setela$ melakukan aktiitas?.