• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook di Kalangan Masyarakat Pedesaan Malaysia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook di Kalangan Masyarakat Pedesaan Malaysia"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Karina Mako Oktaviani

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook di Kalangan Masyarakat Pedesaan Malaysia” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dan skripsi saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

(3)
(4)

ABSTRAK

KARINA MAKO OKTAVIANI. Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook di Kalangan Masyarakat Pedesaan Malaysia. Dibimbing oleh SUTISNA RIYANTO.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini kian dirasakan oleh masyarakat dari belahan dunia, termasuk Malaysia. Kampung Gebok yang terletak di Nilai, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia merupakan sebuah desa yang rata-rata penduduknya sudah menggunakan komputer yang terhubung dengan internet. Salah satu media sosial yang ramai digunakan di kalangan masyarakat adalah jejaring sosial Facebook. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemahaman masyarakat pedesaan terhadap jejaring sosial Facebook, menganalisis pemanfaatan jejaring sosial Facebook terhadap masyarakat pedesaan serta untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh jejaring sosial Facebook terhadap masyarakat pedesaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan kuantitatif yang didukung data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan instrument penelitian berupa kuesioner kepada 60 responden, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara pemanfaatan jejaring sosial Facebook dengan dampak positif pada aspek interaksinya. Responden Kampung Gebok menggunakan Facebook untuk keperluan berkomunikasi dengan keluarga dan teman yang tinggal berjauhan.

Kata kunci: Facebook, Masyarakat Pedesaan, Fungsi Jejaring Sosial.

ABSTRACT

KARINA MAKO OKTAVIANI. The usage of the Social Network Facebook among the Rural Citizen. Supervised by SUTISNA RIYANTO.

Citizen of the world is experiencing the rapid technological development, including those in Malaysia. Kampong Gebok which located in Nilai, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia is a village which most of its inhabitant, in average, uses computer and the internet. One of the most common social media that is used there is Facebook. The purpose of this research is to analyze the rural citizen’s understanding on Facebook social networking. This research is conducted with quantitative method approach which supported by qualitative type of data. The quantitative data is gathered through questionnaire to 60 respondents, while the qualitative data is gathered through extensive interview and the observation. The obtained data processed by using descriptive analysis and correlation test. The results showed that there was a concrete relationship between the usage of Facebook and the positive impact in its aspect of interaction. Respondents of Kampung Gebok used Facebook to communicate with distant family and friends.

(5)
(6)

PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK DI KALANGAN MASYARAKAT PEDESAAN MALAYSIA

KARINA MAKO OKTAVIANI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(7)
(8)

Judul Skripsi : Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook di Kalangan Masyarakat Pedesaan Malaysia

Nama : Karina Mako Oktaviani

NIM : I34100101

Disetujui Oleh

Ir Sutisna Riyanto, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, MSc.

Ketua Departemen

(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook di Kalangan Masyarakat Pedesaan Malaysia” ini dengan baik. Skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Ir. Sutisna Riyanto, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan waktu dan tenaganya untuk memberikan motivasi, arahan, saran, dan kritik selama penyusunan skripsi ini. Kepada kedua orangtua penulis, Bapak Adolf Asih Supriyanto dan Ibu Dyah Susilowati serta Kakak tercinta Dhikadian Aulia yang selama ini selalu sabar dan tiada henti memberikan doa, kasih sayang, dan semangat kepada penulis. Teman-teman satu bimbingan, Fadhianisa Pratiwi dan Nazar Kusuma atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini. Nurul Maghfiroh, Arini Handayani, Bebby Olivianti, dan Gebyar Trisula sahabat yang telah memberikan semangat, motivasi, doa dan kebersamaannya selama di kampus. Siti Indah Pratiwi dan Andre Sitompul sahabat yang selalu memberikan semangat dan masukan kepada penulis. Keluarga besar GIC, Annisyia Zarina, Citra Dewi, Fika Bayasut, Wilyanti, Fikra Sufi, Venny sahabat yang selalu memberikan semangat dan pengalaman belajar yang luar biasa kepada penulis selama proses penulisan ini. Seluruh keluarga besar SKPM, para dosen dan staf administrasi yang telah banyak memberikan bantuan, pelajaran dan nasehat-nasehat yang berarti bagi penulis. Seluruh teman-teman seperjuangan SKPM 47 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih telah menjadi bagian dari kehidupan penulis semasa duduk di bangku perkuliahan dan semua pihak yang telah memberikan bantuannya yaitu para responden serta staf Kampung Gebok, terima kasih saya ucapkan sebesar-besarnya.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Bogor, September 2014

(11)
(12)
(13)

DAFTAR ISI

Internet Sebagai Media Massa 6

Jejaring Sosial di Internet 7

Situs Jejaring Sosial Facebook 8

Dampak Jejaring Sosial 12

Lokasi dan Waktu Penelitian 19

Teknik Penentuan Responden dan Informan 19

Teknik Pengumpulan Data 20

Validitas dan Reliabilitas Instrumen 20

Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 20

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Tingkat Pemahaman Tentang Facebook 31

Hubungan Karakteristik Individu dengan Pemahaman Facebook

di Kampung Gebok 35

Hubungan Karakteristik Lingkungan Sosial dengan Pemahaman

Facebook di Kampung Gebok 36

PEMANFAATAN FACEBOOK

Tingkat Pemanfaatan Facebook 37

Hubungan Pemahaman tentang Facebook dengan Pemanfaatan

Facebook di Kampung Gebok 40

DAMPAK PEMANFAATAN FACEBOOK

Tingkat Dampak Pemanfaatan Facebook 41

Hubungan Pemanfaatan Facebook dengan Dampak dari

(14)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 45

Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 47

LAMPIRAN 51

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penggunaan lahan pertanian di Kampung Gebok tahun

2013 23

Tabel 2 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok

berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2013 25 Tabel 3 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok

berdasarkan jenis pekerjaan tahun 2013 25 Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok,

Negeri Sembilan berdasarkan usia tahun 2013 26 Tabel 5 Persentase responden menurut karakteristik responden

di Kampung Gebok tahun 2014 27

Tabel 6 Jumlah dan persentase karakteristik lingkungan sosial responden menurut tingkat interaksi keluarga dan

tingkat interaksi teman di Kampung Gebok tahun 2014 29 Tabel 7 Sebaran responden Kampung Gebok berdasarkan

pemahaman Facebook tahun 2014 31

Tabel 8 Korelasi antara karakteristik individu dengan

pemahaman Facebook di Kampung Gebok tahun 2014 35 Tabel 9 Korelasi antara karakteristik lingkungan sosial dengan

pemahaman Facebook di Kampung Gebok tahun 2014 36 Tabel 10 Sebaran responden Kampung Gebok berdasarkan

pemanfaatan Facebook tahun 2014 37

Tabel 11 Korelasi antara pemahaman tentang Facebook dengan

pemanfaatan Facebook di Kampung Gebok tahun 2014 40 Tabel 12 Sebaran persentase dan rataan penduduk Kampung

Gebok terhadap dampak positif dan negatif tahun 2014 41 Tabel 13 Korelasi antara pemanfaatan Facebook dengan dampak

dari pemanfaatan Facebook di Kampung Gebok tahun

2014 42

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Perbedaan kunjungan situs jejaring sosial Facebook

dan Twitter 9

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Pemanfaatan Jejaring Sosial pada

Masyarakat Pedesaan Malaysia 15

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sketsa lokasi penelitian 51

Lampiran 2 Hasil uji reabilitas dan validitas 52

Lampiran 3 Daftar responden 54

(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir pada setiap aspek kegiatan manusia, baik yang dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama selalu mempunyai hubungan dengan teknologi. Perkembangan media komunikasi antara lain dapat dilihat dari semakin meningkatknya ketergantungan terhadap penggunaan alat eletronik seperti Tablet PC, iPhone, iPad, dan Android, sehingga akses informasi lebih condong dilakukan melalui koneksi internet. Data jumlah pengguna ponsel yang dilaporkan oleh International Telecommunication Union (ITU) (tidak ada tahun) menyatakan bahwa saat ini, 86 dari 100 orang setidaknya memiliki satu buah ponsel, sehingga diperkirakan total pengguna ponsel di dunia sudah menembus angka 6 milyar. Kehadiran internet telah membawa revolusi pada cara manusia melakukan komunikasi.

Menurut O`Brien (2003) seperti dikutip oleh Nindia (2013), internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya berada di lebih dari 200 negara. Kehadiran internet di dunia, memungkinkan masyarakat dimana saja untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Internet juga merupakan salah satu media massa yang dapat menyediakan berbagai informasi, hiburan, edukasi, komunikasi dan interaksi. Situs jejaring sosial sebagai teknologi cyber yang dikembangkan oleh internet sudah semakin banyak menjangkau khalayak.

Internet saat ini tidak hanya dapat dijangkau oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan saja, tetapi masyarakat desa pun sudah mulai mengakses dan menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari mereka. Seiring berjalannya waktu, penggunaan internet di pedesaan bukan lagi dinilai sebagai barang mewah, karena pada kenyataannya internet sudah menjangkau berbagai lapisan masyarakat desa dari anak-anak sampai orang tua. Masyarakat tidak hanya dapat mencari berbagai informasi dengan menggunakan komputer, tetapi juga dapat mencarinya dengan menggunakan gadget seperti handphone sehingga memudahkan masyarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi dengan sangat mudah dan cepat. Teknologi informasi saat ini banyak menggantikan komunikasi interpersonal atau tatap muka sehingga menyebabkan hubungan antar manusia secara tatap muka berkurang.

(18)

menandakan bahwa internet dijadikan sebagai media penting bagi individu (Noor 2012). Tidak dapat dipungkiri keberadaan internet cukup berperan dalam memajukan pengetahuan serta membantu pemecahan berbagai permasalahan yang dihadapi manusia melalui informasi. Namun dengan ketersediaan sumber informasi yang tak terbatas membuat internet tidak hanya memiliki dampak positif tetapi juga negatif bagi masyarakat penggunanya di pedesaan.

Situs jejaring sosial yang saat ini berhasil menarik perhatian masyarakat di seluruh dunia adalah situs jejaring sosial Facebook, dengan lebih dari 800 juta pengguna di seluruh dunia. Sementara itu, menurut Internet World Stats (2012) pengguna Facebook di Malaysia berada pada posisi keenam di Asia Tenggara setelah India, Indonesia, Filipina, Thailand dan Jepang. Hampir 14 juta penduduk Malaysia mendaftarkan diri sebagai pengguna Facebook. Menurut Rachmayani (2011) jejaring sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan sistem software internet yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar.

Dengan adanya jejaring sosial seperti Facebook, masyarakat dapat lebih interaktif dalam berinteraksi dengan sahabat lama. Selain itu, menurut Lin dan Atkin (2002) dalam Juditha (2011) menyatakan bahwa situs jejaring sosial juga membantu dalam penyebaran informasi agar dapat berlangsung secara cepat. Pemanfaatan internet oleh masyarakat khususnya jejaring sosial Facebook bukan hanya sebagai sarana interaksi, namun juga digunakan sebagai sebuah sarana sosialisasi, membentuk hubungan yang lebih bertahan lama, bahkan dapat berkembang secara nyata di dalam kehidupan sosial. Salah satu daerah pedesaan yang memanfatakan jejaring sosial Facebook adalah Desa Gebok (selanjutnya menggunakan bahasa lokal menjadi Kampung Gebok), Mantin, Negeri Sembilan Malaysia. Situs jejaring sosial Facebook di desa tersebut merupakan salah satu situs pertemanan yang sangat berkembang pesat dibanding situs pertemanan lainnya. Hal ini membuat masyarakat Malaysia khususnya masyarakat Kampung Gebok, Mantin, Negeri Sembilan turut menggunakan Facebook sebagai media jejaring sosial.

Pemanfaatan jejaring sosial Facebook dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatif dapat muncul bagi masyakakat yang masih belum memahami tentang Facebook. Dampak positif penggunaan Facebook dapat berupa peningkatan pengetahuan dan peningkatan keterampilan pengguna. Sedangkan dampak negatif dapat berupa kecanduan dan cybercrime. Penting bagi peneliti sosial untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan facebook sebagai salah satu media sosial, dan dampaknya terhadap masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan.

(19)

Perumusan Masalah

Facebook merupakan salah satu situs jejaring pertemanan atau jejaring sosial yang sangat berkembang pesat dibanding dengan situs pertemanan lainnya. Hal ini bersesuaian dengan pernyataan yang diberikan oleh Rochgiyanti et al. (2010) bahwa pada tahun 2007 pengguna aktif Facebook telah mencapai sebanyak 180 juta pengguna di seluruh dunia. Data statistik yang diperoleh dari socialbakers.com menyatakan bahwa pengguna Facebook di Malaysia sudah mencapai lebih dari 13 juta pengguna. Namun, terdapat masyarakat Malaysia khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan masih belum memahami tentang Facebook walaupun sudah memiliki akun Facebook itu sendiri. Penggunaan Facebook sebagai sarana informasi, komunikasi dan hiburan oleh masyarakat akan ditentukan dengan pemahamannya. Setiap individu pasti mempunyai pemahaman sendiri mengenai situs jejaring sosial ini tergantung pada kebutuhan dalam menggunakannya sehingga, penting untuk dianalalisis tentang pemahaman masayarakat pedesaan terhadap jejaring sosial Facebook.

Penggunaan Facebook saat ini sudah menjadi rutinitas sehari-hari bukan hanya untuk kalangan remaja tetapi juga untuk kalangan menengah ke atas karena masalah penggunaan internet sudah bukan merupakan barang yang mahal. Jejaring sosial Facebook mempunyai berbagi fitur yang memudahkan penggunanya untuk saling berinteraksi. Fitur-fitur tersebut mempunyai berbagai kegunaan seperti wall diperuntukkan untuk ruang berkomunikasi antara satu pengguna dengan pengguna lainnya. Dengan adanya berbagai fitur dalam Facebook, pengguna situs jejaring sosial Facebook dapat memilih dan menggunakannya dengan bebas sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya. Oleh karena itu, penting untuk dikaji tentang pemanfataan jejaring sosial Facebook terhadap masyarakat pedesaan.

(20)

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis pemahaman masayarakat pedesaan terhadap jejaring sosial Facebook.

2. Menganalisis pemanfataan jejaring sosial Facebook terhadap masyarakat pedesaan.

3. Menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh jejaring sosial terhadap masyarakat pedesaan.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pemanfaatan jejaring sosial melalui internet dikalangan masyarakat pedesaan. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai penggunaan jejaring sosial oleh khalayak di pedesaan.

2. Bagi kalangan akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi penunjang untuk penelitian-penelitian sejenis.

(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Bitner 1980) seperti dikutip oleh (Riswandi, 2009). Menurut (Riswandi 2009), batasan komunikasi massa ini lebih menitikberatkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang mencakup pesan-pesan, dan media massa (seperti koran, majalah, TV, radio, dan film), serta khalayak. Sementara itu, Mc Quail (1985) seperti dikutip oleh Riswandi (2009) menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator menggunakan media untuk penyebaran pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara, sedangkan menurut Tan dan Wright dalam Utamy (2012), komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu.

Riswandi (2009) juga menyebutkan bahwa dengan adanya perkembangan yang pesat dibidang teknologi komunikasi seperti Internet, newsgroup, mailing list, World Wide Web dan perbincangan di radio dan televisi yang bersifat interaktif menyebabkan definisi komunikasi massa mengalami perubahan. Perkembangan media cetak ditandai dengan munculnya media cetak jarak jauh, sedangkan media elektronik antara lain ditandai dengan adanya high definition television video yang mampu menyuguhkan gambar-gambar sesuai adanya. Munculnya media telematika seperti telex dan videotext merupakan perkembangan yang paling mutakhir. Media telematika mencakup beberapa unit seperti layar gambar, jaringan komputer, sistem transmisi, sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan, sistem pencarian dan sistem pengendalian.

Ciri-ciri media baru secara umum menurut Riswandi (2009) adalah: 1. Pengadaan informasi tidak sepenuhnya berada pada sumber informasi.

2. Kemampuan yang tinggi dalam pengiriman pesan-pesan melalui kabel dan satelit sehingga mengatasi hambatan komunikasi.

3. Proses komunikasi berjalan dua arah (inter-activity) antara sumber dan penerima. Artinya penerima dapat memilih, menjawab kembali, dan menukar informasi secara langsung.

(22)

Internet Sebagai Media Massa

Internet merupakan salah satu bagian dari kemajuan teknologi dunia dan merupakan suatu teknologi yang sering digunakan oleh masyarakat saat ini. Menurut tata bahasa internet berasal dari bahasa Yunani “inter” yang berarti “antara”. Internet berasal dari jaringan komputer Departemen Pertahanan AS yang diciptakan pada 1969 yang disebut ARPAnet, singkatan dari Advanced Research Project Agency Network (Vivian 2008). Sementara itu menurut situs Wikipedia, internet merupakan singkatan dari interconnection-networking yang merupakan sistem jaringan yang menghubungkan tiap-tiap komputer secara global di seluruh penjuru dunia. Koneksi yang menghubungkan masing masing komputer tersebut memiliki standar yang digunakan yang disebut Internet Protocol Suite (TCP/IP). Komputer yang terhubung ke internet akan memiliki kemampuan melakukan pertukaran data dengan sangat cepat. Namun, menurut O`Brien (2003) dalam Nindia (2013), internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara. Dengan adanya internet kita dapat dengan mudah, murah serta cepat memperoleh informasi dari beragam penjuru dunia, seperti dalam mengetahui berita terkini perihal politik di satu negara, ekonomi, olahraga serta yang lainnya.

Menurut Sidharta (1996), walaupun secara fisik internet adalah interkoneksi antar jaringan komputer namun secara umum internet harus dipandang sebagai sumber daya informasi. Internet menyediakan berbagai informasi yang sangat lengkap. Bahkan internet dipandang sebagai dunia dalam bentuk lain (maya), karena dengan adanya internet informasi-informasi mengenai bisnis, hiburan, olahraga, politik dan lain sebagainya dapat diakses dengan sangat mudah.

Internet telah membuat revolusi baru dalam dunia komputer dan dunia komunikasi yang tidak pernah diduga sebelumnya. Internet telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat dunia dalam suatu demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada bulan Oktober.

Ditinjau dari teori perspektif fungsional tentang media yang dikemukakan oleh McQuail (2000) seperti dikutip oleh Larakinanti (2011), internet sebagai media massa memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Information: Internet menyediakan informasi secara berkelanjutan. Dengan adanya internet masyarakat dapat mengetahui mengenai peristiwa dari berbagai belahan dunia hanya dalam waktu beberapa detik setelah peristiwa itu terjadi, bahkan kita dapat mengakses secara langsung melalui video streaming.

2. Correlation: Internet membantu kita untuk memahami informasi yang kita dapat. Internet memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi. Informasi yang didapat dari internet tidak hanya berupa berita dari suatu peristiwa tetapi juga didukung oleh opini-opini dari masyarakat dan dari beberapa ahli.

(23)

4. Entertainment: Internet hiburan dan ketegangan sosial. Dengan adanya internet, masyarakat dapat mengakses berbagai situs yang dapat meringankan pikiran seperti game online, musik, film, dan situs jejaring sosial seperti Facebook.

5. Mobilization: Internet mendorong pembangunan ekonomi, pekerjaan, agama atau memberi dukungan kemanusiaan di saat peperangan. Internet juga dapat menggerakkan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu.

Jejaring Sosial di Internet

Hadirnya internet memudahkan ruang dan jarak dalam berkomunikasi. Seperti yang digambarkan oleh McLuhan dalam bukunya yang berjudul Understanding Media (2001) sebagai kampung global (global village), dimana masyarakat berinteraksi dan dibentuk oleh teknologi elektronik di dunia semakin mengerut. Sejak kemunculan internet, mendukung pula munculnya situs jejaring sosial (social networking site) melalui komunikasi antar komputer (Fakhrurroja dan Munandar 2009) seperti dikutip oleh (Hidayah 2013). Di antara situs jejaring sosial yang cukup fenomenal dan paling sering digunakan adalah Friendster, Facebook, Twitter, dan Multiply. Meskipun inti tujuannya sama, masing-masing jejaring sosial memiliki fitur yang berbeda. Ada yang khusus untuk menjaring pertemanan saja, menjaring pertemanan lebih interaktif dan menguak memori dengan teman lama, atau lebih menonjolkan komunikasi dan interaksi dengan teman (Darma dan Shenia 2009) seperti dikutip oleh Hidayah (2013).

Telah disadari bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat, yaitu; interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan atau industri maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainnya (Unikom 2002).

(24)

situs jejaring sosial juga sebagai pembuka hubungan sosial antara individu (ID-esocial, 2012). Pada intinya, jejaring sosial merupakan suatu struktur sosial yang terdapat pada internet. Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi.

Jejaring sosial dapat memudahkan kita untuk berhubungan dengan teman, keluarga, atau kolega sehingga komunikasi dapat terus terjalin dengan cepat dan praktis. Dengan hadirnya berbagai fitur yang terdapat pada jejaring sosial, pengguna dapat menampilkan dirinya sehingga dapat menambah teman dan memudahkan pengguna lainnya mengenalinya.

Situs Jejaring Sosial Facebook

Facebook merupakan salah satu jejaring sosial yang sangat digemari dikalangan masyarakat. Pengertian Facebook menurut wikipedia berbahasa Indonesia adalah sebuah situs web jejaring sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook dapat juga diartikan sebuah web jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg dan diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook memungkinkan para pengguna menambahkan profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya (Rachmayani, 2011).

Sejarah Facebook berawal ketika Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School membuat situs jejaring sosial Facebook. Awalnya, pengunaannya hanya diperuntukkan bagi mahasiswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston, Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya.

(25)

Gambar 1 Perbedaan kunjungan situs jejaring sosial Facebook dan Twitter (Sumber: siteanalytics.compete.com, 13 Juli 2014)

Hadirnya situs jejaring sosial menurut Melha (2012) adalah suatu kemudahan bagi para penggunanya untuk berinteraksi dengan orang-orang di seluruh dunia dengan biaya yang murah dibandingkan menggunakan telepon dan penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat. Namun, selain memberikan kemudahan bagi penggunanya, kemunculan situs jejaring sosial Facebook juga menyebabkan interaksi interpersonal secara tatap muka (face to face) cenderung menurun. Jejaring sosial ini menurut J.A Barnes (1954) dalam Alela (2012) adalah situs yang menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Alela (2012) menjelaskan bahwa situs jejaring sosial merupakan layanan berbasis web dimana digunakan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan pihak lain baik dengan teman, keluarga, maupun suatu komunitas yang memiliki tujuan yang sama.

Malaysia, merupakan salah satu negara yang menerima kehadiran Facebook sebagai situs jejaring sosial yang banyak diminati saat ini. Salah satu penelitian tentang situs jejaring sosial di Malaysia oleh Persatuan Digital Malaysia (MDA) mendapati bahwa pengguna yang mendaftarkan diri pada situs jejaring sosial Facebook adalah sebanyak 8 juta orang pengguna. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Facebook merupakan situs jejaring sosial yang terbanyak mencatat jumlah pengguna berdaftar di Malaysia.

(26)

Singgih (2011) berpendapat bahwa, komunikasi yang lazim terjadi pada jejaring sosial seperti Facebook, adalah melalui pemberian komentar. Pengguna dapat memberikan status dan pengguna lain yang sudah terdaftar sebagai teman dari pengguna itu dapat memberi komentar. Bila komentar tersebut direspon secara kontinu, maka terjadi proses dimana terdapat komunikasi antar pengguna tersebut. Namun, sistem komentar ini menyerupai e-mail, dimana terdapat jeda dalam penerimaan pesan dan pemberian komentar, sehingga komunikasi yang sedang berlangsung dapat terputus. Selain itu, sistem komentar ini tidak memberi batasan pada satu orang pengguna lainnya, jadi terdapat kemungkinan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi kelompok yang sering kali agak sulit karna yang harus di respon kembali semakin banyak.

Pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah, laba, untung. Pemanfaatan mempunyai arti proses, cara, perbuatan memanfaatkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pemanfaatan ada kaitannya dengan motivasi. Berawal dari kata “motif”, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang (Sardiman, 2004). Berdasarkan teori Maslow, motivasi dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan ego, dan kebutuhan aktualisasi diri (Sumarwan, 2003). Oleh karena itu, penggunaan atau pemanfaatan dalam menggunakan internet dan jejaring sosial tergantung pada motivasi seseorang.

Perilaku dalam menggunakan internet dapat ditunjukkan dari aspek yang mendukungnya. Djohari membagi aspek-aspek tersebut menjadi tiga, yaitu motif yang menjadi latar belakang penggunaan, durasi penggunaan dan frekuensi penggunaan (Andina, 2006). Motif seseorang dalam menggunakan internet dibagi menjadi tiga yaitu motif hiburan, sosial dan pengetahuan (Andina, 2006). Motif hiburan memungkinkan pengguna untuk mencari kesenangannya di dunia maya misalnya mendengarkan musik dan melihat cuplikan (trailer) film layar lebar. Motif sosial mengacu pada hubungan sosial. Pengguna dapat mengembangkan pergaulannya tidak hanya dalam satu negara, bahkan di seluruh dunia dengan menggunakan fasilitas e-mail dan chatting di internet.

Menurut Hall & Parsons (2001) seperti dikutip oleh Kusumaardhiati (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Perilaku Penggunaan Internet Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa, individu menjadi kecanduan internet lebih kepada alasan sosial daripada intelektual. Sedangkan motif pengetahuan mengacu pada kegiatan mencari informasi untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan yang dibutuhkan pengguna. Pancaputra (2002) seperti dikutip oleh Nirmala (2006) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor kunci dalam ubahan informasi, yaitu akses, sarana, dan keahlian. Dengan dasar ini, faktor yang dianggap mempengaruhi pemanfaatan internet adalah:

1. Ketersediaan komputer sebagai sarana mengakses internet, 2. Ketersediaan waktu untuk mengakses internet,

3. Kredibilitas sumber informasi,

4. Ketersediaan biaya untuk mengakses internet,

(27)

Nirmala (2006) juga menyebutkan bahwa internet digunakan tidak hanya sekedar mencari informasi dan ilmu pengetahuan. Seseorang dapat menggunakan internet untuk mengkonsumsi produk barang atau jasa maupun untuk kepentingan sosial. Konsumen dapat mencari suatu merek ataupun produk baru dengan cepat melalui internet. Menurut data dari salah satu situs, internet juga dapat memberikan keuntungan berikut: (1) berbagi data penelitian dan bisnis antarkolega dan antarorang yang mempunyai pendapat yang sama; (2) berkomunikasi dengan orang lain dan mengirim arsip atau data melalui surat elektronik (e-mail); (3) meminta dan menyediakan bantuan pensolusian masalah dan pertanyaan; (4) pemasaran dan publikasi produk dan jasa; dan (5) mengumpulkan umpan balik dan saran berharga dari pelanggan dan mitra bisnis

Hadirnya jejaring sosial yang merupakan salah satu media teknologi informasi, telah menuntut setiap orang untuk dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan. Berdasarkan teori Uses and Gratification, motivasi penggunaan media dalam jejaring sosial, dapat dibagi menjadi tiga, yaitu (Sumarwan 2003):

1. Motivasi Diversi (Hiburan atau Kebutuhan Pelepas Ketegangan)

Media, dalam hal ini situs jejaring sosial dijadikan sebuah sarana hiburan untuk memenuhi kebutuhan hiburan yang tidak didapatkan dari orang lain atau media lain.

2. Motivasi Identitas Personal (Membina Hubungan Sosial)

Motivasi membina hubungan sosial mengacu pada motif untuk mengembangakan hubungan antar remaja yang dipengaruhi oleh kesempatan yang dimiliki oleh remaja untuk mengembangkan motivasi tersebut.

3. Motivasi Orientasi Kognitif (Pengetahuan)

Kebutuhan akan informasi atau pengetahuan, dapat juga diperoleh melalui jejaring sosial. Lengkapnya fasilitas yang disediakan, membuat jejaring sosial menjadi sebuah media diskusi bagi anggota dari grup-grup tertentu. Remaja juga dapat mengirimkan artikel-artikel ilmiah kepada sesama pengguna jejaring sosial untuk sekadar berbagi ilmu pengetahuan kepada teman-teman mereka.

(28)

pelajaran dengan sebuah foto. Siswa-siswa di tag oleh gurunya dan kemudian diminta untuk berkomentar terhadap foto tersebut. Dengan itu, guru bisa mengambil peranan sebagai fasilitator yang baik.

Teori uses and gratification menurut Severin dan Tankard (2008) seperti dikutip oleh Utomo (2013) menjelaskan tentang aktivitas audience dimana pilihan yang disengaja oleh pengguna media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sedangkan Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974) seperti dikutip oleh Hidayah (2013) menjelaskan mengenai asumsi dasar teori uses and gratifications, yaitu: 1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.

2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pemilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak.

3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan. 4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka,

minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan media tersebut kepada para peneliti.

5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak. Aleman dan Wartaman (2009) seperti dikutip oleh Juditha (2011) menyatakan bahwa keberadaan situs jejaring sosial ini memudahkan kita untuk berinteraksi secara mudah dengan orang‐orang dari seluruh belahan dunia dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan telepon. Namun, penggunaan situs jejaring sosial lebih banyak bermotifkan untuk berinteraksi dan hiburan dibandingkan dengan menggunakan jejaring sosial untuk ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan terdapat beberapa dampak positif dan negatif yang dapat diambil dari penggunaan jejaring sosial.

Dampak Jejaring Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak adalah pengaruh kuat yg mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). Dengan adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat (Lin & Atkin 2002) dalam (Juditha 2011). Namun kemunculan situs jejaring sosial ini menyebabkan interaksi interpersonal secara tatap muka (face-to-face) cenderung menurun. Orang lebih memilih untuk menggunakan situs jejaring sosial karena lebih mudah dan praktis. Selain itu, Herring dan Susan (1996) dalam Qamariyah (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa manfaat internet yang terbagi dalam empat kategori, yaitu:

1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan manfaat internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.

2. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup dan WWW (World Wide Web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.

3. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan WWW sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.

(29)

komunitas ini pengguna internet dapat berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja, melakukan transaksi bisnis, dan sebagainya. Internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual world (dunia maya).

Dibalik atmosfer positifnya ternyata tidak dapat dipungkiri, situs jejaring sosial Facebook menyimpan pula sisi negatifnya. Terutama kasus-kasus kejahatan melalui media Facebook yang menimpa para remaja sebagai korbannya. Maraknya pelecehan seksual, praktek prostitusi, tindakan asusila, pertengkaran, penghinaan, pencemaran nama baik, dan cybercrime lainnya yang turut melibatkan remaja banyak ditemui melalui Facebook (Kusumaningtyas 2010). Dampak negatif bermedia Facebook sangat potensial dialami oleh remaja puteri. Hal tersebut dapat dipicu karena remaja puteri cenderung lebih memiliki keterbukaan diri daripada remaja laki-laki.

Keadaan ini sangat ironis dengan tujuan utama jejaring sosial dibuat, yaitu untuk memperluas hubungan sosial. Tidak hanya kehidupan umum saja yang terkena dampak dari jejaring sosial, namun pengaruhnya mulai dirasakan dalam dunia pendidikan. Dampak terburuk dalam dunia pendidikan yang dihasilkan dari jejaring sosial adalah mulai menurunnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Motivasi adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh siswa demi mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Jika motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran telah menurun, maka prestasi belajar yang akan mereka capai juga akan menurun (Rachmayani 2011).

(30)

KERANGKA PEMIKIRAN

Perkembangan teknologi komunikasi informasi kian dirasakan oleh kebanyakan orang di dunia saat ini, termasuk masyarakat Malaysia. Internet merupakan salah satu teknologi yang pesat digunakan. Terbukti dari data statistik yang menyatakan bahwa pengguna internet di Malaysia adalah sebanyak 18 juta orang pada tahun 2012 dan akan terus bertambah tiap tahunnya sehingga diperkirakan sebanyak 25 juta orang menjelang tahun 2015 akan menggunakan internet (Berita Harian Online, 2013). Perkembangan ini menandakan bahwa internet dijadikan sebagai media penting bagi individu.

Internet memunculkan banyak situs yang dapat memberi berbagai hiburan. Salah satunya adalah situs jejaring sosial. Jejaring sosial melalui internet dipahami oleh khalayaknya sebagai bentuk media elektronik yang memberikan kemudahan dalam menambah pertemanan. Dengan adanya jejaring sosial ini, masyarakat dapat mengundang teman atau mengajukan diri kita untuk bergabung ke dalam situs tersebut, sehingga jejaring sosial yang kita miliki bertambah pengunjungnya dan dapat melakukan interaksi di dalamnya. Facebook, merupakan situs jejaring sosial yang berkembang pesat saat ini bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Malaysia. Hal ini dapat dilihat dari penelitian tentang situs jejaring sosial di Malaysia oleh Persatuan Digital Malaysia (MDA) mendapati bahwa pengguna yang mendaftarkan diri pada situs jejaring sosial Facebook adalah sebanyak 8 juta orang pengguna.

Severin dan Tankard (2008) dalam Utomo (2013) yang menjelaskan teori uses and gratification mengatakan bahwa aktivitas audience dimana pilihan yang disengaja oleh pengguna media adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka. Penggunaan dan pemanfaatan media melekat pada individu. Faktor penggunaan media dapat berbeda pada masing-masing individu. Hal ini berarti, dalam penelitian media, perlu diketahui karakteristik individu pengguna media. Faktor individu yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan dan kepemilikan handphone. Tingkat pemahaman pengguna Facebook berpengaruh pada jenis pemanfaatan yang dilakukan oleh pengguna Facebook. Tingkat pemahaman ini dipengaruhi oleh faktor sosial, yaitu keluarga dan teman. Keluarga dan teman dianggap sebagai faktor sosial terdekat yang mampu memberikan pengaruh pada tingkat pemahaman pengguna Facebook. Pemanfaatan Facebook dapat memunculkan berbagai dampak di kalangan penggunanya, baik positif maupun negatif. Dampak positif dari penggunaan Facebook antara lain dapat memberikan berbagai informasi terkait dengan isu-isu yang sedang terjadi saat ini, menambah ketrampilan, memperoleh gambar dan meningkatkan interaksi. Sedangkan, dampak negatifnya adalah pelecehan seksual, memperoleh gambar berunsur negatif, kecanduan, cyber-crime dan kekerasan psikologis (pembulian).

(31)

Keterangan:

: Berhubungan

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook pada Masyarakat Pedesaan Malaysia

Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan nyata antara faktor individu dan faktor sosial terhadap pemahaman tentang Facebook

2. Terdapat hubungan nyata antara pemahaman tentang Facebook dengan pemanfaatan Facebook.

3. Terdapat hubungan nyata antara pemanfaatan Facebook dengan dampak dari penggunaan Facebook.

Faktor individu

 Jenis kelamin

 Usia

 Pekerjaan

 Status dalam keluarga

 Kepemilikan handphone

Faktor sosial

 Teman

 Keluarga

Pemahaman tentang Facebook

Pemanfaatan Facebook

 Melihat profil pengguna lainnya

 Ekspresi diri

 Berinteraksi

 Publikasi

Dampak dari pemanfaatan Facebook

 Positif

(32)

Definisi Operasional

Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan secara operasional, sebagai berikut:

1. Faktor individu adalah ciri-ciri spesifik yang dapat membedakan dirinya dengan orang lain, seperti:

a. Jenis kelamin adalah identitas biologis responden. Diukur dalam skala nominal. Jenis kelamin dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

1: laki-laki 2: perempuan

b. Usia menurut Hoetomo (2005) adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan) dan dihitung secara skala rasio. Pengkategorian umur dewasa tersebut berdasarkan pendapat Havighurst (1950) seperti dikutip oleh Mugniesyah (2006) yaitu dewasa awal (18-29 tahun), dewasa pertengahan (30-50 tahun) dan dewasa tua (≥ 50 tahun).

c. Pekerjaan adalah kegiatan responden yang dapat dijadikan sumber pemasukan keuangan responden, yang diukur dalam skala nominal.

d. Status dalam keluarga adalah hubungan darah yang terjadi dalam satu keluarga, yaitu ayah, ibu dan anak.

e. Kepemilikan handphone adalah pernyataan responden terhadap merk handphone yang digunakan, dan diukur dalam skala nominal.

2. Faktor sosial adalah situasi yang menggambarkan keadaan lingkungan diluar diri responden yang mungkin dapat mempengaruhi atau menimbulkan keterdedahan terhadap Facebook dan diukur dalam skala interval. Indikator faktor sosial terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Tingkat interaksi teman adalah seberapa sering responden membicarakan situs jejaring sosial Facebook dengan temannya sehingga dapat mempengaruhi satu sama lain.

b. Tingkat interaksi keluarga adalah situasi yang menggambarkan keadaan lingkungan keluarga responden dan seberapa sering responden membicarakan situs jejaring sosial Facebook dengan anggota keluarganya sehingga dapat mempengaruhi satu sama lain.

3. Pemahaman tentang Facebook adalah tingkat pengetahuan responden terhadap aplikasi atau jejaring sosial Facebook. Pemahaman ini diukur dari seberapa paham responden terhadap fungsi, isi, dan fitur Facebook yang diukur dalam skala ordinal dan dikategorikan ke dalam:

Kurang paham : skor 1-2 Paham : skor 3-4

4. Pemanfaatan Facebook adalah aktifitas-aktifitas responden yang dilakukan terhadap jejaring sosial Facebook serta diukur dengan skala interval dengan skor 1-6. Hadirnya jejaring sosial yang merupakan salah satu media teknologi informasi, telah menuntut setiap orang untuk dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan. Terdapat beberapa pemanfaatan yang mungkin dilakukan pengguna Facebook seperti:

a. Melihat profil pengguna lainnya atau teman i. Melihat informasi dari pengguna lainnya.

(33)

b. Ekspresi

i. Pengguna Facebook dapat mengungkapkan gagasan melalui status. ii. Pengguna Facebook dapat mengungkapkan pikiran mengenai suatu

peristiwa melalui status.

iii. Pengguna Facebook dapat mengungkapkan perasaannya melalui status.

iv. Pengguna Facebook dapat memberikan suatu informasi melalui status, seperti link terhadap suatu peristiwa.

c. Interaksi

i. Pengguna Facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui komentar terhadap status, video, dan foto seseorang yang menjadi temannya.

ii. Pengguna Facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui wall to wall.

iii. Pengguna Facebook dapat berinterkasi dengan pengguna lainnya melalui aplikasi chatting.

iv. Pengguna Facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui aplikasi poke.

v. Pengguna Facebook dapat berbagi informasi dengan pengguna lainnya melalui aplikasi group.

vi. Pengguna Facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui aplikasi permainan (games).

vii. Pengguna Facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui aplikasi event, yaitu daftar kegiatan yang diagendakan. Dengan adanya aplikasi ini, pengguna Facebook ataupun teman pengguna harus merespon terhadap event tersebut.

d. Publikasi

i. Publikasi foto-foto. ii. Publikasi video

iii. Publikasi tulisan yang berupa notes.

(34)
(35)

PENDEKATAN LAPANG

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data (Singarimbun dan Effendi 1989). Pengumpulan data secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam terhadap informan. Unit analisis dari penelitian ini adalah individu.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu desa yang terdapat di Malaysia yaitu Desa Gebok atau dalam bahasa lokal disebut Kampung Gebok, Mantin, Bandar (kabupaten) Nilai, Seremban, Negeri Sembilan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan sebagian besar masyarakat desa tersebut telah memiliki gadget, sehingga memungkinkan akses terhadap internet dapat dengan mudah dilakukan. Pada tahun 2012, data penduduk Kampung Gebok yang telah memiliki kemudahan seperti komputer adalah sebanyak 150 rumah dari 198 rumah keseluruhannya. Selain itu, jumlah penduduk yang memiliki jaringan terhadap internet adalah sebanyak 97 rumah dari 198.

Teknik Penentuan Responden dan Informan

Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat pedesaan Kampung Gebok, Nilai, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia yang menggunakan jejaring sosial Facebook. Penelitian ini melibatkan responden dan informan sebagai perolehan data primer di lapangan. Responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi dan data relevan untuk mendukung penelitian ini.

Pemilihan responden dipilihdengan prosedur sebagai berikut:

(36)

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumber data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Wawancara terstruktur, yaitu wawancara dengan menggunakan kuesioner dilakukan kepada responden untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

2. Wawancara terbuka dan mendalam, yaitu mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman pertanyaan kepada informan yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya.

3. Observasi, yaitu memperoleh gambaran keadaan desa dan masyarakat secara langsung serta untuk kebutuhan dokumentasi.

Data sekunder diperoleh melalui studi literatur terhadap data monografi Kampung Gebok, data kependudukan desa, dan literatur lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kuesioner sebagai instrument yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel. Validitas kuesioner dilakukan dengan cara:

1. Menyesuaikan dengan kondisi lapang

2. Menggunakan bahasa yang dipahami responden

3. Merujuk kepada berbagai konsep dan teori yang relevan 4. Dikonsultasikan isinya kepada ahli, yaitu dosen pembimbing

Reliabilitas kuesioner dilakukan dengan cara melakukan uji coba kuesioner kepada 10 orang di luar responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Perhitungan koefisien realibilitas dilakukan dengan menggunakan prosedur split half (belah dua). Hasil yang didapat dari beberapa responden diluar kerangka contoh yang memiliki karakteristik relatif sama dengan responden penelitian menunjukan bahwa nilai koefisienn reliabilitas pemanfaatan Facebook sebesar 0.865. Hasil ini menunjukan bahwa kuesioner penelitian ini reliabel.

Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif:

Dilakukan untuk mendeskripsikan keragaman karakteristik khalayak, pemahaman tentang Facebook, pemanfaatan Facebook, dan dampak dari Facebook. Beberapa prosedur statistika yang digunakan meliputi: rataan, standar deviasi, nilai maksimum dan minum, serta frekuensi dan distribusi.

2. Analisis Hubungan:

Dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel penelitian, dengan menggunakan prosedur korelasi Rank-Spearman dan Chi-Square sebagai berikut:

(37)

Keterangan : rs = rank-spearman di = determinan

n = jumlah data atau sampel

Korelasi dapat menghasilkan angka positif yang menunjukkan hubungan yang searah antara dua variabel yang diuji atau negatif yang menunjukkan hubungan yang tidak searah. Keeratan hubungan dari koefisien rs dan C ditetapkan dari korelasi dengan kriteria yang dikemukakan Guilford (1956) dalam Rakhmat (2002) sebagai berikut:

< 0.20 : Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0.20 – 0.40 : Hubungan rendah tetapi pasti 0.40 – 0.70 : Hubungan yang cukup berarti 0.70 – 0.90 : Hubungan yang tinggi; kuat

> 0.90 : Hubungan sangat tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan

b. Uji Chi-Square digunakan untuk melihat keterhubungan antar variabel dengan skala nominal. Rumus Chi-Square sebagai berikut :

Keterangan :

= Nilai chi-kuadrat

(38)
(39)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Kampung Gebok

Pada bab ini dipaparkan mengenai profil Kampung (Desa) Gebok yang akan dibagi menjadi beberapa bab, yaitu wilayah dan geografis, karakteristik penduduk, sosial ekonomi, gambaran umum lokasi, karakteristik responden dan karakteristik individu responden.

Wilayah dan Geografis

Penelitian ini dilakukan di Kampung Gebok. Kampung dalam bahasa Malaysia merupakan sebuah tingkatan yang sama dengan desa di Indonesia. Kampung Gebok merupakan salah satu desa yang rata-rata penduduknya telah menggunakan komputer yang tersambung dengan internet dan Facebook yang terletak di wilayah Negeri Sembilan, Malaysia. Kampung Gebok juga berbatasan dengan tiga wilayah yaitu pada sebelah barat Kampung Gebok terdapat Kampung Batang Benar, sebelah Utara, terdapat Kampung Beranang, sementara sebelah Timur dan Selatan Kampung Gebok terdapat Kampung Mantin.

Luas wilayah Kampung Gebok secara keseluruhan adalah 250 ha. Wilayah yang digunakan untuk bangunan umum, pemukiman, jalan raya, pertanian dan lain-lain adalah seluas 200 ha. Sebanyak 83 ha lahan digunakan untuk lahan pemukiman dan bangunan umum. Namun, wilayah Kampung Gebok sebagian besar digunakan untuk pertanian dan peternakan. Luas lahan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan peternakan adalah sebanyak 117 ha. Lebih lengkapnya data tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1:

Tabel 1 Penggunaan lahan pertanian di Kampung Gebok tahun 2013

Sumber: Data Monografi Kampung Gebok 2013

Tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar lahan pertanian disana digunakan sebagai lahan pertanian buah-buahan seperti nangka, tebu dan pisang. Selain itu, masyarakat Kampung Gebok juga beternak ayam, kambing dan sapi. Kegiatan industri yang terdapat di Kampung Gebok adalah pembuatan kue-kue tradisional yang lebih digiatkan oleh kaum wanita.

Sosial Ekonomi Masyarakat

Kampung Gebok dihuni oleh sebagian besar penduduk asli masyarakat disana. Mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam, namun ada juga sebagian penduduk yang menganut agama Budha dan Hindu. Hal ini dilihat dari

Lahan Pertanian Luas (ha) Persen (%)

Pertanian (tanaman) 57 28.5

Peternakan 45 22.5

Industri (kue tradisional) 15 7.5

(40)

jumlah penduduk kaum Cina yang berjumlah 95 orang dan kaum India yang berjumlah 89 orang. Terdapat dua buah masjid di Kampung Gebok. Setiap bulan Ramadhan tiba, masayarakat desa mulai mengadakan kegiatan-kegiatan seperti buka puasa bersama dan mengaji di masjid Kampung Gebok. Kehidupan religius sangat terasa di desa ini. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh responden sebagai berikut:

Bile dah masuk bulan Ramadhan, biasenye kitorang nih selalu buat masak-masak untuk berbuka puasa kat Masjid Nurul Iman. Kadang, makcik tengok bukan sahaja orang Kampung Gebok yang berbuka puasa kat masjid ni, orang dari luar kampong pun ada juga yang berbuka kat sini. Dengan begini kitorang pun dapatlah lebih mengenal orang-orang Kampung Gebok” (Makcik Lisna, 30thn)

“Biasanya, apabila bulan Ramadhan tiba kami selalu bergantian masak untuk sajian buka puasa bersama di Masjid Nurul Iman. Kadang bukan saja penduduk Kampung Gebok yang datang, tetapi juga masyarakat dari luar kampong juga datang di masjid ini untuk berbuka puasa bersama. Dengan adanya kegiatan seperti ini, penduduk Kampung Gebok dapat lebih mengenal satu sama lain” (Makcik Lisna, 30 thn)

Sarana dan prasarana perekonomian yang terdapat di Kampung Gebok yaitu terdapat peternakan yang hasil ternaknya dapat dijual kepada pengusaha besar, pengolahan makanan dan minuman yang dapat menghasilkan kue-kue tradisional setempat, serta terdapatnya pasar tani. Biasanya, pasar tani hanya diadakan sekali dalam seminggu. Pasar tani merupakan pasar yang menjual hasil usaha tani yang mereka tanam. Seperti menjual hasil panen nangka, pisang, dan tebu.

Kampung Gebok sudah memiliki sarana telekomunikasi seperti jaringan internet dan jaringan telepon. Sebanyak 150 dari 198 rumah telah mempunyai kemudahan telekomunikasi seperti komputer dan telah terhubung dengan internet. Disamping itu, penduduk Kampung Gebok juga rata-rata memiliki telepon rumah dan beberapa telepon genggam. Selain itu, sarana dan kemudahan jalan yang terdapat di Kampung Gebok sudah cukup memadai karena adanya aspal.

(41)

Tabel 2 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2013

Sumber: Data monografi Kampung Gebok tahun 2013

Tabel 2 menjelaskan bahwa distribusi tingkat pendidikan penduduk Kampung Gebok didominasi oleh tamatan SMP/SMA, yaitu sebanyak 569 orang. Diikuti oleh tamatan SD, yaitu sebanyak 140 orang. Penduduk Kampung Gebok juga mempunyai kesadaran untuk melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, sebanyak 78 orang penduduk telah bergelar diploma dan 36 orang telah menjadi sarjana. Sebagian penduduk Kampung Gebok memilih untuk bersekolah di sekolah agama yang setara dengan Madrasah Terapadu Tsanawiyah (MTS), yaitu sebanyak 25 orang. Namun, terdapat juga penduduk yang belum sekolah, yaitu sebanyak 87 orang.

Tabel 3 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok berdasarkan jenis pekerjaan tahun 2013

Sumber: Data Monografi Kampung Gebok Tahun 2013

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan yang terdapat di Kampung Gebok didominasi oleh kaum pelajar, kerja kampung dan penduduk yang masih belum bersekolah. Kerja kampung di Indonesia dikenal sebagai kader, yang terdiri dari kader kesehatan, kader kesenian, kader olahraga, dan kader pemuda. Kemudian, diikuti dengan pekerja pabrik sebanyak 390 orang, petani sebanyak 35 orang, pegawai negeri sebanyak 25 orang dan pedagang sebanyak 8 orang.

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

Belum bersekolah 87 5.78

Sekolah Agama (MTS) 25 1.67

SD 140 9.31

SMP 569 37.83

SMA 569 37.83

Diploma 78 5.19

S1 36 2.39

Total 1504 100

Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persen (%)

Petani 35 2.33

Pedagang 8 0.53

PNS 25 1.66

Buruh Pabrik 390 25.93

Lainnya (kerja kampung, pelajar dan belum

bersekolah)

1046 69.55

(42)

Karakteristik Penduduk

Berdasarkan data demografi Kampung Gebok pada tahun 2013, penduduk Kampung Gebok sebanyak 1.504 orang dengan jumlah bilangan keluarga sebanyak 252 keluarga. Penduduk terbanyak terdapat pada kelompok usia 0-19 tahun yaitu sebanyak 49.33% dari total penduduk. Namun, pada kelompok usia tersebut yang paling dominan adalah dalam kisaran umur 0-17 tahun yaitu sebanyak 46%. Manakala kelompok usia 20-39 tahun sebanyak 21.41%, 40-59 tahun sebanyak 18.62% dan > 60 tahun sebanyak 10.64%. Lebih lengkapnya data tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.

Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok, Negeri Sembilan berdasarkan usia tahun 2013

Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

0-19 (tahun) 742 49.34

20-39 (tahun) 322 21.40

40-59 (tahun) 280 18.62

> 60 (tahun) 160 10.64

Total 1504 100

Sumber: Data Monografi Kampung Gebok Tahun 2013

(43)

GAMBARAN UMUM RESPONDEN mengenai jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok:

Tabel 5 Persentase responden menurut karakteristik responden di Kampung Gebok tahun 2014

Jenis Kelamin

Pada penelitian ini, jumlah individu yang dijadikan sebagai responden adalah sebanyak 60 orang yang dibagikan menjadi 36 orang responden laki-laki dan 24 orang responden perempuan. Persentase untuk responden laki-laki yaitu sebesar 60 persen dan 40 persen pada responden perempuan.

Usia

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah termasuk dalam usia produktif, yaitu sebanyak 90 persen terletak pada usia antara 18-29

2. Usia Dewasa awal (18-29 tahun)

Dewasa menengah (30-50 3. Jenis pekerjaan Petani

(44)

tahun yang menurut pendapat Havighurst (1950) dalam Mugniesyah (2006) termasuk dalam usia dewasa awal. Hal ini dapat dilihat dari rataan kisaran usia pada penelitian ini adalah rata-rata penduduk berumur 24 tahun. Terdapat juga 6.67 persen responden yang termasuk dalam usia dewasa menengah (30-50 tahun) dan sebanyak 3.33 persen responden yang termasuk dalam usia dewasa akhir (≥50 tahun).

Jenis Pekerjaan

Kebanyakan responden memiliki pekerjaan sebagai pelajar, mahasiswa dan kerja kampung dengan jumlah persen sebanyak 56.66 persen. Artinya, sebanyak 34 orang dari 60 responden tersebar pekerjaannya menjadi pelajar, mahasiswa dan kerja kampung. Namun juga terdapat 26.67 persen atau sebanyak 16 orang responden yang bekerja sebagai buruh pabrik dan 13.33 persen atau sebanyak 8 orang responden bekerja sebagai pegawai negeri. Responden yang bekerja sebagai petani dan pedagang pada penelitian ini masing-masing berjumlah 1.67 persen, yaitu sebanyak 2 orang responden yang bekerja sebagai petani dan pedagang. Hal ini dikarenakan oleh, pekerjaan petani bukanlah pekerjaan utama yang mereka lakukan. Pelajar, mahasiswa dan kerja kampung, mereka selalu membantu orang tua mereka dengan cara bertani, menanam tanam-tanaman, dan memungut hasil tani. Namun, pekerjaan utama mereka tetap sebagai pelajar, mahasiswa dan kerja kampung.

Status dalam Keluarga

Responden yang terlibat pada penelitian ini kebanyakannya berstatus anak, yaitu sebanyak 44 orang responden dengan persentase sebesar 73.33 persen. Sementara, responden yang berstatus istri sebanyak 9 orang responden dengan persentase sebesar 15.00 persen. Manakala, responden yang berstatus suami pada penelitian ini adalah sebanyak 7 orang responden dengan persentase sebesar 11.67 persen. Hal ini karena, kebanyakan anak-anak atau remaja di Kampung Gebok lebih banyak akses terhadap Facebook dibandingkan dengan orangtuanya. Sangat jarang orangtua baik suami atau istri yang akses atau menggunakan Facebook. Kepemilikan Handphone

(45)

Karakteristik Lingkungan Sosial

Faktor sosial adalah situasi atau kondisi di luar diri responden yang diduga dapat menimbulkan keterdedahan terhadap penggunaan Facebook. Faktor lingkungan sosial responden dapat diukur dengan dua kategori, yaitu tingkat interkasi teman dan tingkat interaksi keluarga. Teman adalah orang lain yang sering berinteraksi dengan responden yang dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Keluarga adalah suatu hubungan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah dan memiliki hubungan darah. Pada Tabel 6 disajikan mengenai tingkat interaksi teman dan keluarga.

Tabel 6 Jumlah dan persentase karakteristik lingkungan sosial responden menurut tingkat interaksi keluarga dan tingkat interaksi teman di Kampung Gebok tahun 2014

*kisaran skor 1-3

Tingkat interaksi teman dapat diukur dari seberapa sering responden berinteraksi dengan temannya mengenai Facebook. Indikator ini diukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu rendah jika responden jarang membicarakan dengan temannya dan tinggi jika responden sering membicarakan dengan temannya mengenai Facebook. Tabel 6 mengungkapkan bahwa responden menggunakan Facebook lebih banyak karena pengaruh dari teman yaitu dengan rataan skor sebesar 2.54 dibandingkan dengan pengaruh dari keluarga (rataan skor 1.96). Hal ini dikarenakan, saat ini teman dari responden banyak yang menggunakan Facebook sehingga sangat wajar apabila responden mempunyai akun Facebook. Seperti yang diungkapkan oleh Judhita (2011) bahwa perilaku remaja ini juga dapat dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan, dimana saat semua teman‐teman di sekitar mereka memanfaatkan situs jejaring sosial maka mereka juga akan melakukan hal yang sama. Selain itu, sebelum responden menggunakan Facebook kebanyakkan teman dari responden sudah menggunakannya terlebih dahulu sehingga responden menjadi tertarik untuk dapat menggunakannya. Responden juga mengaku bahwa salah satu alasan menggunakan Facebook adalah karena ajakan dari temannya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Andini (2010) yang menyatakan bahwa seringkali anak-anak muda tersebut merasa minder jika tidak mempunyai akun Facebook atau Twitter karena takut dianggap ketinggalan jaman. Berbeda dengan tingkat interaksi keluarga. Responden jarang mendapat pengaruh untuk menggunakan Facebook dari keluarganya, sehingga tingkat interaksi keluarga cenderung rendah.

No. Karakteristik Kategori Jumlah

(46)
(47)

PEMAHAMAN TENTANG FACEBOOK

Tingkat Pemahaman Tentang Facebook

Pemahaman tentang Facebook adalah tingkat pengetahuan responden terhadap aplikasi atau jejaring sosial Facebook. Pemahaman ini dapat diukur dengan beberapa indikator seperti fungsi Facebook, isi Facebook, dan fitur Facebook. Pada Tabel 7 disajikan mengenai pemahaman Facebook.

Tabel 7 Sebaran responden Kampung Gebok berdasarkan pemahaman Facebook tahun 2014

*kisaran skor 1-4

Keseluruhan responden sudah paham tentang bagaimana memanfaatkan Facebook. Hal ini dapat dilihat pada tabel 7 bahwa total rataan skor pada ketiga indikator diatas adalah sebesar 3.44, yang artinya kebanyakkan responden telah paham dalam memanfaatkan dan menggunakan Facebook tersebut.

Fungsi Facebook

Pemahaman responden tentang fungsi Facebook merupakan pengetahuan responden mengenai maksud dari adanya jejaring sosial Facebook ini. Fungsi Facebook dikategorikan menjadi dua, yaitu kurang paham, yang menjelaskan bahwa responden memahami fungsi Facebook dari rataan skor 1-2 dan paham yang mewakili responden sudah cukup memahami fungsi Facebook (rataan skor 3-4). Dapat dilihat pada tabel 7 bahwa rata-rata responden sudah cukup memahami fungsi Facebook itu sendiri yaitu sebanyak 93.33 persen responden dengan rataan skor sebesar 3.47 dan hanya kurang dari 7 persen responden yang kurang paham terhadap fungsi Facebook ini. Hal ini dikarenakan oleh Facebook merupakan situs jejaring sosial yang sangat ramai dibicarakan orang sehingga responden telah mengetahui secara umum fungsi Facebook tersebut sebelum menggunakannya. Facebook digunakan oleh responden karena pemahaman responden untuk menggunakan atau mengoperasikan Facebook sudah cukup baik. Artinya, responden sudah memahami fungsi Facebook untuk sebatas yang mereka gunakan. Hampir semua responden berpendapat bahwa Facebook merupakan wadah untuk bersosialisasi dan menambah teman. Lampe, Ellison, & Steinfield (2007) seperti dikuti oleh Wijaya (2012) juga berpendapat bahwa salah satu fungsi

No. Karakteristik Kategori Persentase

(48)

utama dalam penggunaan situs jejaring sosial adalah pemeliharaan relasional. Dengan ini, dapat diasumsikan bahwa responden Kampung Gebok telah memahami fungsi dari Facebook itu sendiri.

Isi Facebook

Pemahaman responden tentang isi Facebook adalah sejauhmana responden mengetahui apa saja yang terdapat didalam situs jejaring sosial Facebook. Biasanya, isi Facebook lebih kepada tampilan Facebook itu sendiri. Misalnya, apa saja yang terdapat pada home atau beranda Facebook, profile, dan content-content lainnya. Berikut merupakan tampilan dari home Facebook:

Gambar 3 Tampilan home Facebook (Screenshoot)

Terdapat beberapa isi pada tampilan home Facebook. Menurut Patria dan Yulianto (2011), isi tampilan home Facebook meliputi:

1. Profil pengguna, berisi nama serta data pengenal yang lain mengenai pengguna. Dilengkapi dengan gambar pengenal pengguna.

2. Aplikasi dan game, yaitu nama-nama aplikasi penunjang dan permainan yang dipergunakan oleh pengguna.

3. Daftar grup, yaitu daftar nama grup atau kelompok dimana pengguna terdaftar atau bergabung.

4. Pilihan status, merupakan fungsi utama yang dipergunakan oleh pengguna Facebook untuk berinteraksi dengan temannya dengan berbagi status. Status yang bisa dibagikan dengan temannya adalah:

Gambar

Gambar 1 Perbedaan kunjungan situs jejaring sosial Facebook dan Twitter (Sumber: siteanalytics.compete.com, 13 Juli 2014)
Gambar 2   Kerangka Pemikiran Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook pada
Tabel 1  Penggunaan lahan pertanian di Kampung Gebok tahun 2013
Tabel 2   Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok berdasarkan tingkat      pendidikan tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini model algoritma yang dipilih yaitu algoritma naive bayes dengan metode pengujian cross validation, metode ini merupakan metode statistik yang dapat

ISO 26000 memberikan definisi mengenai Guidance on Social Responsibility yaitu tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan

[r]

pedoman guru tidak memberikan petunjuk secara rinci.. mengenai peranan guru dari waktu ke waktu, secara garis besarnya ada beberapa petunjuk bahwa guru dalam

Lembaga Kejaksaan sebagai alat negara berperan untuk menegakkan hukum. Peran kejaksaan dalam bidang pidana yang paling mendasar adalah melakukan penyelidikan,

CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada ( CLI-Canadian Land Inventory) yang merupakan sebuah

Masalah yang ditujukan dalam penelitian ini adalah bagaimana faktor kerusakan bahan pustaka tercetak oleh manusia dan usaha preservasi bahan pustaka pada

Kajian prinsip keterkaitan dilakukan dengan analisis substansi (content analysis) terhadap rumusan isu strategis yang termuat dalam visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan