DAFTAR PUSTAKA BUKU :
Fakhruddin, Hendy M. 2008. Istilah Pasar Modal A-Z.Gramedia. Jakarta.
Fahmi, Irham dan Hadi, Yovi Lavianti.2011. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi.Alfabeta. Bandung.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan ke IV. Universitas Diponegoro. Semarang.
Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portopolio dan Analisis Investasi Edisi
Keenam.BPFE.Yogyakarta.
Hin, L, Thian. 2008. Panduan Berinvestasi Saham. Gramedia. Jakarta.
Mc Dowell, Bennet A. 2008. The Art of Trading : Combining The Science of
Technical Analysis with The Art of Reality-Based Trading. Jon Wiley&
sons, Inc. New York.
Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi :
Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Kuswandi, 2004.Cara MudahMemahamiAngka –
AngkaDalamManajemenKeuanganBagi Orang Awam, Jakarta: PT.Elex
Media Komputindo.
Pring, Martin. 2002. Technical Analysis Explained, Fourth Edition. McGraw Hill
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-DasarPembelanjaan Perusahaan. BPFE.Yogyakarta.
Rusdi, 2006.Pasar Modal. Bandung: Alfabeta
Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Gelora Aksara Pratama. Surabaya.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Situmorang, SyafrizalHelmi, Doli M.Jafar Dalimunte, Iskandar Muda, Muslich
Lufti dan Syahyunan. 2008. Analisis Data
UntukRisetManajemendanBisnis, EdisiKedua, TerbitanPertama, Medan:
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi. Kanisius, Yogyakarta.
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika : Pengantar dan Aplikasi. Ekonisia.Yogyakarta.
Widiatmodjo, Sawidji. 2004. Cara CepatMemulaiInvestasiSaham, PT. Elex Media Komputindo.
JURNAL :
Jungsen. 2008. “PengaruhFaktorTeknikalPergerakanHargaSahamSektorProperti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.
Purba, Ahmad Rifai. 2009. “Pengaruh FaktorTeknikal TerhadapHargaSaham SektorPerbankandan Manufaktur yang Terdaftardi bursa Efek Indonesia”.
Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.
Ayuningtyas, Laksmita. 2008. “ Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
JurnalEkonomidanBisnis.Universitas Stiku bank.
Chang, Yung Ho. 2012. “Technical Analysis of The Taiwanese Stock Market”,
International Journal of Economics and Finance, Vol. 4 No. 1.
Mills, Terence C.1997. “Technical Analysis and The London Stock Exchange : Testing Trading Rules Using The FT30” International Journal Finance
Economics, Department of Financial Management, Vol. 2, pp. 319-331.
Astuti, Eva Dwi, Surachman dan Atim Djazuli.The Effect Of Fundamental and Technical Variables on Stock Price (Study on Manufacturing Companies Listed in Indeonesia Stock Exchange). Journal of Economics, Business
and Accountancy, Vol. 17, No. 3, pp. 345-352. SITUS :
http://www.idx.co.id/
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data
berbentuk angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berasal dari situs Bursa Efek Indonesia, buku-buku referensi, majalah,
internet dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penilaian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan
mengakses situs www.yahoofinance.com.
2. Waktu Penelitian
Penilitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016 sampai dengan selesai.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini hanya melihat pengaruh dalam hal ini membatasi penelitian
sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ada dua, yaitu:
a) Variabel dependen (variabel terikat) adalah harga saham.
b) Variabel independen (variabel bebas) adalah harga saham masa lalu, volume
perdagangandankapitalisasipasar.
2. Objek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar
3.4 Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Harga Saham Masa Lalu (X1) adalah harga saham tahunan yang diperoleh
dari rata-rata harga penutupan saham (closing price) sbulanan perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2013.
2. Volume perdagangan (X2) adalah volume perdagangan tahunan yang
diperoleh dari rata-rata volume perdagangan bulanan perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
3. Kapitalisasi pasar (X3) adalah harga saham dikalikan dengan jumlah saham
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2014.
4. Harga saham (Y) adalah harga saham tahunan yang diperoleh dari rata-rata
harga penutupan saham bulanan perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
3.5 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2014:148) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2011 hingga 2014
berjumlah 16 perusahaan.
Sampel penelitian menurut Sugiyono (2014:149) adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penarikan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik populasi sasaran, yakni metode penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.Adapun sampel penelitian diambil setelah
memenuhi beberapa kriteria berikut:
1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2011-2014.
2. Perusahaan makanan dan minuman yang memiliki data harga saham yang
lengkap periode 2011-2014.
Adapun jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian
dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Sampel
No Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2014 16
2 Perusahaan yang tidak memiliki data harga saham yang lengkap selama periode 2011-2014
(3)
Jumlah Sampel Penelitian 13
Sumber:
Berdasarkan kriteria penarikan sampel di atas, maka diperoleh sampel
penelitian untuk perusahaan makanan dan minuman sebanyak 13 perusahaan.
Tabel 3.2
Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman
No Kode Emiten Nama Emiten
1 ADES PT Akasha Wira Internasional, Tbk
2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
3 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk
4 DLTA PT Delta Djakarta, Tbk
5 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
6 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk
7 MLBI PT Multi Bintang Indonesia, Tbk
8 MYOR PT Mayora Indah, Tbk
9 PSDN PT Prashida Aneka Niaga, Tbk
10 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo, Tbk
11 SKLT PT Sekar Laut, Tbk
12 STTP PT Siantar Top, Tbk
13 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading, Tbk
Sumber : www.idx.co.id (Februari, 2016)
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter). Data yang diperlukan
dalam penelitian ini berasal dari data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Dalam penelitian, data diperoleh dengan cara meneliti
dokumen-dokumen serta mengumpulkan data pendukung berupa literatur, jurnal,
peneliti terdahulu, dan laporan historis perusahaan makanan dan minuman yang
dapat dipergunakan sebagai landasan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Berkaitan dengan data-data yang digunakan dalam penelitian ini, data-data
yang dibutuhkan yaitu data sekunder berupa laporan laporan historis saham yang
3.8 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari
model analisis data yang digunakan.Uji asumsi klasik adalah pernyataan statistik
yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda (Situmorang dan Lufti,
2014: 114).Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.Uji
Normalitas dilakukan dengan pendekatan grafik Jarque-Bera, dan QQ Plot, Uji
Heteroskedastisitas delakukan dengan pendekatan Uji Glejser, Uji
Multikolonearitas dengan pendekatan nilai Variance Inflation Factor (VIF) serta
Uji Autokorelasi dengan pendekatan nilai Durbin Watson (DW).
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif statistik dan analisis statistik data panel dengan eviews.
3.9.1 Analisis Deskriptif Statistik
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang
dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif
sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
3.9.2 Analisis Data Panel
Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen (Capital
Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Biaya Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional) terhadap Return on Assets, penelitian ini menggunakan
teknik analisis regresi data panel.
Di dalam ekonometrika, data panel adalah hasil gabungan dari data deret
Yit = α + b1X1it + b2X2it + b3X3it + eit
Dimana:
Y = Harga Saham
a = Konstanta
i =1, 2, …, N (simbol perusahaan) dan t = 1, 2, …, T
(simbol tahun)
N = banyaknya perusahaan
t = banyaknya tahun
b1, b2, b3 = koefisien regresi parsial untuk X1, X2, dan X3
X1 = Harga Saham Masa Lalu
X2 = Volume Perdagangan Masa Lalu
X3 = Kapitalisasi Pasar
e = disturbance error(faktor pengganggu/residual)
Karena merupakan hasil gabungan dari data deret waktu dan data silang
maka panel data ini memiliki beberapa keunggulan menurut Gujarati (2006:637),
yaitu:
1. Mampu mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak
dapat diatasi dalam data cross section murni atau data time series murni.
2. Mampu mengontrol heterogenitas individu atau unit cross section.
3. Memberikan data yang informatif, mengurangi kolinearitas antar peubah serta
meningkatkan derajat kebebasan sehingga data menjadi lebih efisien.
4. Data panel lebih baik digunakan untuk studi dynamics of adjusment karena
5. Mampu menguji dan mengembangkan model perilaku yang lebih kompleks.
Estimasi model dengan menggunakan data panel dapat dilakukan dengan tiga
metode, yaitu metode kuadrat terkecil (pooled least square), metode efek tetap
(fixed effect), dan metode efek random (random effect).
3.10 Metode Analisis Data Panel
3.10.1 Metode Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square / Common Effect Model)
Metode kuadrat terkecil yaitu mengestimasi data panel dengan Metode
Pooled least square (PLS). Metode ini merupakan metode yang paling sederhana
dalam pengolahan data panel yaitu dengan menggabungkan seluruh data time
series dan data silang. Dengan N sebagai jumlah unit cross section (individu) dan
T adalah jumlah periode waktunya. Dengan mengansumsi komponen error dalam
pengolahan kuadrat terkecil biasa, kita dapat melakukan proses estimasi secara
terpisah untuk setiap unit cross section.
3.10.2 Metode Efek Tetap (Fixed Effect Model)
Kesulitan terbesar dalam pendekatan metode kuadrat terkeciladalah
adanya asumsi intersep dan slope dari persamaan regresi yang dianggap konstan,
baik antar daerah maupun antar waktu yang kurang sesuai dengan tujuan
penggunaan data panel. Untuk mengatasi hal ini dapat digunakan pendekatan
model efek tetap (fixed effect) yaitu dengan menambahkan model dummy pada
data panel, sehingga model efek tetap disebut juga dengan Least Square Dummy
menghadapi masalah omitted variables, yang mungkin membawa perubahan pada
intercept time series atau cross-section .
Pada metode efek tetap estimasi dapat dilakukan dengan tanpapembobot
(no weighted) atau Least Square Dummy (LSDV) dan dengan pembobot
(crosssection weight) atau General Least Square (GLS). Tujuan dilakukan
pembobotan ini adalah untuk mengurangi heterogenitas antar unit cross section
Gujarati (2006:639).
3.10.3 Metode Efek Acak (Random Effect Model)
Pendekatan Metode efek acak memperbaiki efisiensi proses leastsquare
dengan memperhitungkan error dan cross-section dan time series. Model efek
acak adalah variasi dari estimasi generalized least square (GLS). Model efek acak
disebut juga sebagai error component model karena dalam model ini, parameter
yang berbeda antar individu maupun antar waktu dimasukkan ke dalam error.
Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah error secara individual
tidak saling berkorelasi, begitu pula dengan error kombinasinya. Penggunaan
model efek acak dapat menghemat derajat kebebasan dan tidak mengurangi
jumlahnya seperti pada model fixed effect. Hal ini berimplikasi kepada parameter
hasil estimasi akan menjadi efisien. Semakin efisien maka model yang akan
didapat semakin baik. Dengan demikian adanya gangguan asumsi klasik dalam
model ini telah terdistribusi secara normal sehingga tidak diperlukan lagi treatmen
terhadap model bagi pelanggaran asumsi klasik yaitu asumsi adanya autokorelasi,
3.10.4 Pemilihan Model Data Panel
Model mana yang akan dipilih dari 3 pendekatan model yang ada maka
perlu dilakukan analisis terlebih dahulu agar diperoleh pendekatan model yang
paling sesuai terhadap hasil penelitian ini. Pengujian statistik yang digunakan
dalam data panel yaitu:
1. Uji Chow (Chow test)
Uji Chow merupakan pengujian statistik yang digunakan untuk memilih
apakah lebih baik menggunakan model kuadrat terkecil (Pooled Least Square /
Common Effect Model) atau model efek tetap(Fixed Effect). Uji Chow digunakan
untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan model efek tetap(Fixed
Effect) lebih baik dari teknik regresi data panel tanpa variabel dummy dengan
melihat residual sum of squares (RSS). Dalam pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis berikut :
H0 : Model Kuadrat Terkecil
Ha: Model Efek Tetap
Dasar penolakan terhadap hipotesis nol adalah dengan menggunakan F
statistik atau Uji Chow yang dirumuskan dalam bentuk persamaan berikut ini:
F = (RSS 1−RSS 2)/(�−1)
���2/(��−�−�)
Dimana:
RSS1 = residual sum square hasil pendugaan model Efek Tetap
RSS2 = residual sum square hasil pendugaan model PLS
N = jumlah data cross section
K = jumlah variabel bebas
Jika nilai chow statistics (F-stat) hasil pengujian lebih besar dari F-tabel,
maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H0 sehingga model yang
digunakan adalah Model Efek Tetap dan sebaliknya.
2. Uji Hausman
Uji Hausman adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam
memilih apakah menggunakan model efek tetap (Fixed Effect)atau menggunakan
model efek random(Random Effect). Jika nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α
= 5% maka Ho ditolak dan model yang dipilih adalah Fixed Effectdan sebaliknya.
3.11 Pengujian Hipotesis
Setelah mendapatkan paramater estimasi yang dianggap sesuai maka
langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap parameter estimasi
tersebut.Pengujian dilakukan untuk menentukan baik tidaknya sebuah model yang
telah dipilih.
3.11.1 Uji Serempak (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel
independen secara serempak terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah:
a. H0:b1= b2= b3= 0, artinya secara serempakHarga
Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa
Laludan Kapitalisasi Pasar berpengaruh tidak
perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014.
b. Ha: minimal satu bi≠ 0, artinya secara
serempak Harga Saham Masa Lalu, Volume
Perdagangan Masa Laludan Kapitalisasi Pasar
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
pada perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2014.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F > 0,05
maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F < 0,05
maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat
dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan nilai Ftabel. Dimana kriterianya,
yaitu:
a. H0 diterima jika Fhitung <Ftabel pada α = 5%
b. Ha diterima jika Fhitung> Ftabel pada α = 5%
3.11.2 Uji-t ( Uji Signifikansi Parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
H0 :b1 = 0, artinya Harga Saham Masa Laluberpengaruh tidak signifikan
terhadap Harga Sahampada perusahaan makanan dan minuman di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Ha :b1 ≠ 0, artinya Harga Saham Masa Laluberpengaruhsignifikan terhadap
Harga Sahampada perusahaan makanan dan minuman di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2014.
b. Volume Pedagangan Masa Lalu(X2)
H0 :b2 = 0, artinya Volume Perdagangan Masa Laluberpengaruh tidak
signifikan terhadap Harga Sahampada perusahaan makanan dan
minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Ha :b2 ≠ 0, artinya Volume Perdagangan Masa Laluberpengaruh signifikan
terhadap Harga Sahampada perusahaan makanan dan minuman
di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
c. Kapitalisasi Pasar (X3)
H0 :b3 = 0, artinya Kapitalisasi Pasar berpengaruh tidak signifikan terhadap
Harga Saham pada perusahaan makanan dan minumandi Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2014.
Ha :b3≠ 0, artinya Kapitalisasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap
Harga Saham pada perusahaan makanan dan minumandi Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2014.
Dengan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 H0 diterima,
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel
signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat
dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
1. H0 diterima jika –thitung > -ttabel atau thitung < ttabel pada α = 5%.
2. Ha diterima jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel pada α = 5%.
3.11.3 Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian Koefisien determinasi (R2) atau adjusted R2digunakan
untukmengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien
determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1, semakin dekat
nilainya ke angka 1 semakin kuat kemampuan model dalam menjelaskan variabel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Profil Singkat Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI
1. PT. Akasha Wira International, Tbk
PT. Akasha Wira International, Tbk didirikan pada 6 Maret 1985 dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 13Juni 1994. Komposisi kepemilikan
saham sebanyak 91,94% dimiliki oleh Water Partners Bottling, SA dan
sisanya sebesar 8,06% dimiliki publik.
2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk didirikan pada 26 Januari 1990 dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 11Juni 1997. Komposisi kepemilikan
saham sebanyak 14,77% dimiliki oleh Tiga Pilar Corpora, 9,33% dimiliki JP
Morgan Chase Bank Na Re Non-Treaty Clien, 9,22% dimiliki oleh PT
Permata Handrawina Sakti, 10% dimiliki oleh Trophy 2014 Investor Limited,
6,59% dimiliki oleh Primanex Pte. Ltd., 6,59% dimiliki oleh Primanex Pte.
Ltd., 6,52% oleh Morgan Stanley and Co. LLC-Client Account, dan sebesar
36,98% dimiliki publik
3. PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk
PT. Akasha Wira International, Tbk didirikan pada 9 Desember 1980 dan
saham sebanyak 87,02% dimiliki oleh Tradesound Investments Limiteddan
sisanya sebesar 12,98% dimiliki publik.
4. PT. Delta Djakarta, Tbk
PT. Delta Djakarta, Tbk didirikan pada 15 Juni 1970 dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada 27 Februari 1984. Kepemilikan saham sebanyak 58%
dimiliki oleh San Miguel Malaysia Pte.Ltd, 23% dimiliki Pemerintah Daerah
DKI Jakarta, dan 19% dimiliki publik.
5. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk didirikan pada 2 September 2009
dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 7 Oktober 2010. Kepemilikan
saham sebanyak 80% dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, dan 20%
dimiliki publik.
6. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk didirikan pada 14 Agustus 1990 dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 14 Juli 1994. Kepemilikan saham
sebanyak 50,05% dimiliki oleh CAB Holdings Limited dan publik sebanyak
49,95%.
7. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk didirikan pada 3 Juni 1929 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada 15 Desember 1981. Kepemilikan saham sebanyak
76% dimiliki Heineken International BV, dan 7% dimiliki Hollandsch
8. PT. Mayora Indah, Tbk
PT. Mayora Indah, Tbk, didirikan pada 17Februari 1977 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada 4 Juli 1990. Kepemilikan saham sebanyak
32,93% dimiliki Unita Branindo dan dimiliki publik sebanyak 67,07%.
9. PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk
PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk, didirikan pada 16April 1974 dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada 18Oktober 1984. Kepemilikan saham sebanyak
46,93% dimiliki Innovest Offshore Ventures Ltd, 18,92% dimiliki Igianto
Joe, 9,48% dimiliki oleh Aneka Bumi Prasidha, 7,92% dimiliki oleh Aneka
Agroprasidha, 7,77% dimiliki oleh Lion Best Holdings Limited, serta
dimiliki publik sebanyak 8,99%.
10. PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk
Nippon Indosari Corpindo, Tbk didirikan pada 8 Maret 1995 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada 28 Juni 2010. Kepemilikan saham sebanyak
31,50% dimiliki oleh PT. Indoritel Makmur International, Tbk, 26,53%
dimiliki Bonlight Investment Limited, 8,50% dimiliki oleh Pasco Shikhisima
Corporation, dan 33,47 dimiliki oleh publik.
11. PT. Sekar Laut, Tbk
PT. Sekar Laut, Tbk didirikan pada 19 Juli 1976 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 8 September 1993. Komposisi kepemilikan saham sebanyak
26,78% dimiliki oleh Omnistar Investment Holdings Limited, 26,16%
dimiliki oleh Alamiah Sari, 17,22% dimiliki oleh Malvina Investment
oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, dan 3,91% dimiliki oleh
publik.
12. PT. Siantar Top, Tbk
PT. Siantar Top, Tbk didirikan pada 12Mei 1987 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 6Desember 1996. Komposisi kepemilikan saham sebanyak
56,76% dimiliki oleh PT Shindo Tiara Tunggaldan 43,24% dimiliki oleh
publik.
13. PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading, Tbk
PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading, Tbk didirikan pada 2 Nopember
1971 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2Juli 1990. Komposisi
kepemilikan saham sebanyak 21,40% dimiliki oleh PT Prawirawidjaja
Prakarsa, 9,50% dimiliki UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus Account,
8,02% dimiliki PT Indolife Pensiontama, 7,68% dimiliki PT AJ Central Asia
Raya, 6,57% dimiliki oleh Sabana Prawira Widjaja, dan 46,84% dimiliki
publik.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif statistik digunakan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan data masing-masing variabel penelitian meliputi Harga Saham,
Harga Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa LaludanKapitalisasi
Pasarpada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman di Bursa Efek
Pada Tabel 4.1 berikut dapat dilihat nilai minimum, nilai maksimum,
mean, dan nilai standar deviasi dari setiap variabel penelitian. Tabel 4.1
Deskriptif Statistik Variabel Penelitian HARGA_
SAHAM
HARGA_SAHAM_ MASA_LALU
VOLUME_ PERDAGANGAN_ML
KAPITALISASI_ PASAR Mean 62841.18 39788.40 4084010. 12599210377153.07 Median 2991.667 1804.167 563566.7 3398662820000 Maximum 1045417. 620841.7 28461371 63253703079166.66 Minimum 140.0000 106.6667 1425.000 96703670000 Std. Dev. 183327.5 111086.8 6649633. 18624221081178.78
Observations 51 51 51 51
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa harga saham tertinggi sebesar Rp.
1.045.417 dan harga saham terendah sebesar Rp. 140 dengan nilai rata-rata
sebesar Rp. 62.841,18 dan standar deviasi sebesar 183.327,5. Harga saham masa
lalu tertinggi sebesar Rp. 620841,7 dan terendah sebesar Rp. Rp. 106 dengan nilai
rata-rata sebesar Rp. 39.788 dan nilai standar deviasi sebesar 111086,8.
Volume perdagangan tertinggi sebesar 28.461.371 lembar saham, dan
terendah sebesar 1.425 lembar saham, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
4.084.010 dengan nilai standar deviasi sebesar 6.649.633. selanjutnya,
kapitalisasi pasar tertinggi sebesar Rp. 63.253.703.079.167 dan nilai terendah
sebesar Rp. 96. 703.670.000 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar Rp.
12.599.210.377.153 dan nilai standar deviasi sebesar 18.624.221.081.178,78
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Salah satu syarat yang mendasari model regresi berganda dengan metode
estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah terpenuhinya semua asumsi klasik,
agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien. Pengujian asumsi klasik dalam
autokorelasi agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien. Menurut Ghozali
(2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal,
non-multikolinearitas, non-autokorelasi dan non-heteroskedasitas.
Pada pengujian awal asumsi klasik ditemukan bahwa data tidak
terdistribusi secara normal serta terdeteksi adanya heteroskedastisitas.Oleh karena
itu, agar asumsi klasik dapat dipenuhi, maka dilakukan transformasi data ke
bentuk Log (Logaritma) serta melakukan screening data outlier.
Menurut Ghozali (2005:123)Deteksi terhadap unvariat outlier dapat
dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data
outlier yaitu dengan cara mengkonversikan nilai data kedalam skor standardized
atau Z-Score. Untuk sampel besar standar skor yang dinyatakan outlier jika
nilainya pada kisaran 3 sampai 4 atau lebih sedangakan untuk sampel kecil (<80
data) Zscore sebesar ≥ 2,5sehingga data yang memiliki nilai Z-Score pada kisaran
angka tersebut dikeluarkan dari model.
Hasil screening outlier, ditemukan data Zscore ≥2,5 pada PT.
Multibintang Indonesia, Tbk tahun 2014 sehingga pengamatan pada PT. Multi
Bintang, Tbk ditahun 2014 dikeluarkan dari model.
Hasil uji asumsi klasik setelah transformasi data dan screening outlier
disajikan sebagai berikut:
4.2.2.1 Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Histogram Jarque-Bera
Uji normalias dengan pendekatan Histogram Jarque-Bera dapat dilihat
-.8 -.6 -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Quantiles of RESID
Q u a n ti le s o f N o rm a l 0 2 4 6 8 10
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Series: Residuals Sample 1 51 Observations 51
Mean -5.30e-16 Median -0.029225 Maximum 0.789384 Minimum -0.616038 Std. Dev. 0.298519 Skewness 0.188585 Kurtosis 2.779548
Jarque-Bera 0.405569 Probability 0.816454
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Gambar 4.1 Histogram Jarque-Bera
Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa nilai Jarque-Bera sebesar
0,405569< nilai kritis chi-kuadrat (7,814278), sedangkan dari tingkat signifikansi
terlihat bahwa nilai probability sebesar 0,816454>0,05. Dengan demikian sesuai
kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa data telah berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Grafik QQ-Plot
Uji normalitas dengan pendekatan Grafik QQ-Plot dapat dilihat pada
Gambar 4.2 berikut:
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan Gambar 4.2 QQ Plot terlihat bahwa titik-titik penyebaran data
berada disekitar sumbu diagonal dari grafik.Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data telah berdistribusi secara normal.
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji Heteroskedastisitas dengan uji Glejser dapat dilihat pada Tabel
4.2 berikut:
Tabel 4.2 Uji Glejser Heteroskedasticity Test: Glejser
F-statistic 0.366804 Prob. F(3,47) 0.7773
Obs*R-squared 1.166747 Prob. Chi-Square(3) 0.7610 Scaled explained SS 0.960319 Prob. Chi-Square(3) 0.8109
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Sample: 1 51
Included observations: 51
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.312737 0.495965 0.630562 0.5314
LOG(HARGA_SAHAM_MASA_LALU) -0.011990 0.014981 -0.800346 0.4275 LOG(VOLUME_PERDAGANGAN_ML) -0.001047 0.012697 -0.082468 0.9346 LOG(KAPITALISASI_PASAR) 0.001375 0.023258 0.059099 0.9531
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa tingkat signifikansi variabelHarga
Saham Masa Lalu sebesar 0,5314>0,05, tingkat signifikansi Volume
Perdagangan sebesar 0,4275>0,05, tingkat signifikansi Kapitalisasi Pasar sebesar
0,9346>0,05. Dengan demikian terlihat bahwa tidak satupun variabel independen
yang berpengaruh signifikan secara statistik terhadap variabel ARESID (Absolut
Residul).Maka berdasarkan kriteria pengujian dapat disimpulkan bahwa tidak
4.2.2.3 Uji Multikolonearitas
Asumsi selanjutnya yang harus dipenuhi adalah asumsi non
multikolonearitas. Hasil Uji Multikolonearitas dapat dilihat pada Tabel 4.3
berikut:
Tabel 4.3 Uji Multikolonearitas Variance Inflation Factors
Date: 06/02/16 Time: 19:48 Sample: 1 51
Included observations: 51
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
LOG(HARGA_SAHAM_MASA_LALU) 0.000708 26.11105 1.823080 LOG(VOLUME_PERDAGANGAN_ML) 0.000508 48.59145 2.098409 LOG(KAPITALISASI_PASAR) 0.001706 765.0986 3.234673
C 0.775678 417.2869 NA
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas <10
sehingga berdasarkan kriteria pengujian maka dapat disimpulan bahwa antar
variabel bebas tidak terjadi gejala multikolonearitas.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, digunakan nilai
Durbin-Watson. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat pada Tabel
4.4 berikut:
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi Durbin-Watson
R-squared 0.982739 Mean dependent var 8.275770 Adjusted R-squared 0.981637 S.D. dependent var 2.272157 S.E. of regression 0.307899 Akaike info criterion 0.557095 Sum squared resid 4.455685 Schwarz criterion 0.708611 Log likelihood -10.20592 Hannan-Quinn criter. 0.614994 F-statistic 891.9632 Durbin-Watson stat 2.000575 Prob(F-statistic) 0.000000
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai Durbin-Watson Statistik
sebesar 2,000575. Sedangkan nilai dl pada Tabel Durbin-Watson sebesar
1,4273dan nilai du sebesar 1,6754. Dengan demikian nilai dl<dw<4-du maka
1,4273<2,000575<2,3246. Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian maka
dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi sehingga asumsi non-autokorelasi
telah terpenuhi.
4.2.3 Analisis Statistik Data Panel
4.2.3.1 Analisis Regresi Common Efek Model (CEM)
Hasil analisis statistik data panel dengan Common Effect Model (CEM)
dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Common Effect Model (CEM)
Dependent Variable: LOG(HARGA_SAHAM?) Method: Pooled Least Squares
Date: 06/02/16 Time: 19:50 Sample: 2011 2014
Included observations: 4 Cross-sections included: 13
Total pool (unbalanced) observations: 51
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOG(HSML?) 0.990106 0.026604 37.21709 0.0000 LOG(VPML?) -0.043124 0.022547 -1.912596 0.0619 LOG(KAPITALISASI_PASAR?) 0.079418 0.041301 1.922910 0.0606 C -1.358210 0.880726 -1.542149 0.1297
R-squared 0.982739 Mean dependent var 8.275770 Adjusted R-squared 0.981637 S.D. dependent var 2.272157 S.E. of regression 0.307899 Akaike info criterion 0.557095 Sum squared resid 4.455685 Schwarz criterion 0.708611 Log likelihood -10.20592 Hannan-Quinn criter. 0.614994 F-statistic 891.9632 Durbin-Watson stat 2.071241 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan hasil Uji data panel dengan metode Common Effect Model
Perdagangan Masa Lalu dan Kapitalisasi Pasarberpengaruh positif dan signifikan
terhadap Harga Saham dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05. Secara
parsial (Uji t) Harga Saham Masa Lalu memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,000<0,05, Volume Perdagangan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,0619
dan Kapitalisasi Pasar memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,0606.
Dengan demikian, secara parsial hanya Harga Saham Masa Lalu yang
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan volume
perdagangandan kalitalisasi pasar tidak berpengaruh signifikan terhadapharga
saham.
4.2.3.2 Analisis Regresi Fixed Efek Model (FEM)
Hasil uji regresi data panel dengan metode Fixed Effects Model (FEM)
dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Fixed Effect Model (FEM)
Dependent Variable: LOG(HARGA_SAHAM?) Method: Pooled Least Squares
Date: 06/02/16 Time: 19:51 Sample: 2011 2014
Included observations: 4 Cross-sections included: 13
Total pool (unbalanced) observations: 51
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOG(HSML?) 1.009525 0.030655 32.93130 0.0000 LOG(VPML?) -0.064415 0.028893 -2.229420 0.0323 LOG(KAPITALISASI_PASAR?) 0.120146 0.051547 2.330803 0.0257 C -2.409228 1.109891 -2.170688 0.0368 Fixed Effects (Cross)
_ADES--C -0.038492 _AISA--C -0.038137
_CEKA--C 0.193837
_DLTA--C 0.147022
_ICBP--C -0.112356
_INDF--C 0.007729
_MLBI--C 0.332789
_ROTI--C 0.094508 _SKLT--C -0.127242 _STTP--C -0.297760
_ULTJ--C 0.108415
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.986539 Mean dependent var 8.275770 Adjusted R-squared 0.980770 S.D. dependent var 2.272157 S.E. of regression 0.315082 Akaike info criterion 0.779003 Sum squared resid 3.474673 Schwarz criterion 1.385066 Log likelihood -3.864570 Hannan-Quinn criter. 1.010597 F-statistic 171.0109 Durbin-Watson stat 2.237475 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan hasil Uji data panel dengan metode Fixed Effect Model
(FEM) terlihat bahwa secara simultan (Uji F) Harga Saham Masa Lalu, Volume
Perdagangan Masa Lalu, dan Kapitalisasi Pasar berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Harga Saham dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05.
Secara parsial (Uji t) Harga Saham Masalalu berpengaruh positif dan
signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000<0,05, dan Volume
Perdagangan Masa Lalu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0323<0,05, dan kapitalisasi pasar
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,0257<0,05.
4.2.4 Pemilihan Model Data Panel
4.2.4.1 Redundant Fixed Effect Test (Chow Test)
Redundant Fixed Effects Test digunakan untuk membandingkan antara
model CEM dengan FEM. Jika pada Cross-section F memiliki nilai Fhitung>Fkritis
demikian sebaliknya. Hasil Redundant Fixed Effect Test dapat dilihat pada Tabel
4.7 berikut: Tabel 4.7
Redundant Fixed Effect (Chow Test)
Redundant Fixed Effects Tests Pool: RINTO
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 0.823469 (12,35) 0.6260
Cross-section Chi-square 12.682702 12 0.3925
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Pada Tabel 4.7 Hasil Uji Redundant Fixed EffectTest(Chow Test) terlihat
bahwa nilai FhitungCross-section F sebesar 0,823469< Fkritis (2,01728) dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,6260>0,05 Dengan demikian, berdasarkan kriteria
pengujian maka model Common Effect Model(CEM) lebih baik dibanding model
Fixed Effect Model (FEM). Berdasarkan hasil tersebut, maka pengujian dengan
model Random Effect Model (REM) tidak diperlukan, serta pengujian hipotesis
menggunakan Common Effect Model (CEM).
4.2.5 Pengujian Hipotesis 4.2.5.1 Uji Serempak (Uji F)
Hasil pengujian secara simultan (Uji F) dengan menggunakan Metode
Tabel 4.8 Uji Serempak (Uji F) Dependent Variable: LOG(HARGA_SAHAM?)
Method: Pooled Least Squares Date: 06/02/16 Time: 19:52 Sample: 2011 2014
Included observations: 4 Cross-sections included: 13
Total pool (unbalanced) observations: 51
R-squared 0.982739 Mean dependent var 8.275770 Adjusted R-squared 0.981637 S.D. dependent var 2.272157 S.E. of regression 0.307899 Akaike info criterion 0.557095 Sum squared resid 4.455685 Schwarz criterion 0.708611 Log likelihood -10.20592 Hannan-Quinn criter. 0.614994 F-statistic 891.9632 Durbin-Watson stat 2.071241 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Pada Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) terlihat bahwa nilai F-statistik
sebesar 891,9632> Ftabel (2,01728) dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan Harga Saham Masa
Lalu, Volume Perdagangan Masa Lalu, dan Kapitalisasi Pasar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sektor
makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
4.2.5.2 Uji Parsial (Uji t)
Hasil pengujian secara parsial (Uji t) dengan menggunakan Metode
Tabel 4.9 Uji Parsial (Uji t) Dependent Variable: LOG(HARGA_SAHAM?)
Method: Pooled Least Squares Date: 06/02/16 Time: 19:52 Sample: 2011 2014
Included observations: 4 Cross-sections included: 13
Total pool (unbalanced) observations: 51
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOG(HSML?) 0.990106 0.026604 37.21709 0.0000 LOG(VPML?) -0.043124 0.022547 -1.912596 0.0619 LOG(KAPITALISASI_PASAR?) 0.079418 0.041301 1.922910 0.0606 C -1.358210 0.880726 -1.542149 0.1297
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
Berdasarkan Tabel 4.9 hasil uji parsial (Uji t) dengan metode Common
Effects Model (CEM) diperoleh persamaan sebagai berikut: Yit = α + b1X1it - b2X2it + eit
Harga Saham= -1,358210 + 0,990106HSML - 0,043124VPML+ 0,079418KP
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta (C) sebesar -1,358210 hal ini menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Harga Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa Lalu dan
Kapitalisasi Pasar) = 0 maka Harga Saham sebesar -1,358210.
2. Harga Saham Masa Lalu memiliki nilai koefisien yang bernilai sebesar
0,990106 dengan nilai thitung sebesar 37,21709> ttabel (2,007584) dan tingkat
signifikansi sebesar 0,0000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Harga Saham
Masa Lalu (HSML) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham
pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2014. Jika Harga Saham Masa Lalu (HSML) meningkat sebesar
3. Volume Perdagangan (VPML) memiliki nilai koefisien sebesar
-0,043124dengan nilai -thitung sebesar -1,912596 >-ttabel (-2,007584) dan tingkat
signifikansi sebesar 0,0619>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Volume
Perdagangan Masa Lalu (VPML) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Harga Saham pada perusahaansektor makanan dan minuman di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2014.
4. Kapitalisasi Pasar (KP) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,079418
dengan milai thitungsebesar 1,922910 <ttabel(2,007584) dan tingkat signifikansi
sebesar 0,0606>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Kapitalisasi Pasar
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham pada
perusahaansektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2014.
4.2.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Uji Koefien Determinasi (R2) dengan menggunakan Common Effect
Model (CEM) dapat dilihat pada Tabel 4.10 Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi (R2) Dependent Variable: LOG(HARGA_SAHAM?)
Method: Pooled Least Squares Date: 06/02/16 Time: 19:52 Sample: 2011 2014
Included observations: 4 Cross-sections included: 13
Total pool (unbalanced) observations: 51
R-squared 0.982739 Mean dependent var 8.275770 Adjusted R-squared 0.981637 S.D. dependent var 2.272157 S.E. of regression 0.307899 Akaike info criterion 0.557095 Sum squared resid 4.455685 Schwarz criterion 0.708611 Log likelihood -10.20592 Hannan-Quinn criter. 0.614994 F-statistic 891.9632 Durbin-Watson stat 2.071241 Prob(F-statistic) 0.000000
Pada Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2) diketahui bahwa nilai
Adjusted R-square sebesar 0,981637 atau sebesar 98,16%. Hal ini menunjukkan
bahwa Harga Saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 sebesar 98,16% dapat dijelaskan oleh
Harga Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa Lalu, dan Kapitalisasi Pasar
sedangkan sisanya sebesar 1,84% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diikutsertakan pada penelitian ini.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham
Pada penelitian ini analisis teknikal dilakukan dengan menganalisis harga
saham masa lalu, volume perdagangan, dan kapitalisasi pasar terhadap harga
saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun
2011-2014. Hasil pengujian secara simultan (Uji F) menunjukkan bahwa harga saham
masa lalu, volume perdagangan masa lalu, dan kapitalisasi pasar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan yang terjadi pada harga saham masa lalu, volume perdagangan masa
lalu dan kapitalisasi pasar secara bersama sama atau serempak searah dengan
meningkatkan harga saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mahalanie (2011) yang berjudul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga
Saham Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa secara serempak Harga Saham Masa Lalu dan
Selanjutnya hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
variabel harga saham masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham
pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05.
Harga saham yang terjadi ditentukan oleh permintaan dan penawaran atas
saham. Perubahan pola permintaan dan penawaran saham akan mempengaruhi
arah pembentukan harga. Pola pergerakan permintaan dan penawaran saham
dimasa lalu akan mempengaruhi arah pembentukan harga. Pola pergerakan
permintaan dan penawaran yang terjadi di waktu yang lampau akan terulang lagi
dimasa yang akan datang.
Berdasarkan pada mekanisme pembentukan harga, bila terjadi suatu
keadaan dimana permintaan lebih besar dari penawaran maka harga saham akan
meningkat. Sebaliknya, bila penawaran lebih besar dari permintaan maka harga
saham akan mengalami penurunan. Disisi lain para analis teknikal percaya bahwa
gerakan harga saham akan mengikuti tren, baik menurun, meningkat ataupun
mendatar.
Berdasarkan hal tersebut, harga saham masa lalu secara umum pada
perusahaan sektor makanan dan minuman dinilai mengalami trend peningkatan
sehingga berdasarkan analisis teknikal, peningkatan tersebut akan berulang pada
tahun-tahun berikutnya. Hal ini tercermin dari rata-rata harga saham masa lalu
yang mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Berdasarkan trend peningkatan
tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham masa lalu berpengaruh
penelitian yang dilakukan oleh Mahalaeni (2011). Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa harga saham masa lalu berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham.
Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa volume
perdagangan masa lalu berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham
pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,0619>0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa volume perdagangan masa lalu tidak
menyebabkan peningkatan maupun penurunan yang signifikan terhadap harga
saham. Menurut Vibby (2010) Volume perdagangan merupakan cerminan
intensitas minat beli dan tekanan dibalik pergerakan nilai harga yang terjadi.
Volume saham juga dapat memprediksi keadaan pasar yang terjadi
Volume perdagangan masa lalu menunjukkan aktivitas perdagangan
saham yang cenderung mengalami penurunan berturut-turut selama periode
2013 sebaliknya rata-rata harga saham relatif meningkat selama periode
2010-2013. Hal ini mencerminkan bahwa volume perdagangan masa lalu tidak searah
dengan pergerakan harga saham karena kondisi pasar yang sedang uptrend dengan
volume perdagangan yang rendah karena jumlah penjual lebih sedikit dibanding
pembeli. Hal ini menyebabkan penurunan volume perdagangan masa lalu bernilai
negatif namun tidak signifikan terhadap harga saham.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pring (2014: 40)
Menyatakan bahwa terdapat beberapa prinsip dalam penafsiran volume
perdagangan yang menurun adalah kondisi tidak normal dan mengindikasikan
bahwa tren yang terjadi tidak kuat dan akan mengalami perubahan. Aktifitas
seperti ini biasanya merupakan tren menurun ( bearish) dan merupakan salah satu
hal yang haru diperhitungkan.
Hal yang harus diperhitungkan adalah bahwa volume perdagangan
mengukur antusiasme pembeli dan penjual. Pasar yang sedang uptrend dengan
volume perdagangan yang rendah dapat disebabkan oleh kurangnya para penjual
dibandingkan dengan antusiasme pembeli. Cepat atau lambat hal ini akan
mendorong pasar mencapai harga yang membuat penjual bersedia menjual saham.
saat harga saham meningkat dan volume perdagangan menurun menunjukkan
bahwa kondisi pasar mulai melemah. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui
bahwa volume perdagangan pasa masa lalu secara umum berada pada saat kondisi
pasar mulai melemah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Barus
dan Christiana (2014). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa volume
perdagangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham
perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
Selanjutnya pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
kapitalisasi pasar berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,0606>0,05. Kapitalisasi pasar yang terjadi di bursa dari
waktu kewaktu lebih banyak disebabkan oleh naik turunnya harga saham di bursa.
perusahaan makanan dan minuman secara umum cenderung mengalami
peningkatan selama periode 2011-2014 meskipun kapitalisasi pasar di tahun 2014
sedikit menurun dibanding kapitalisasi pasar di tahun 2013.
Meningkatnya kapitalisasi pasar mencerminkan meningkatkan harga
saham perusahaan makanan dan minuman secara umum di Bursa Efek Indonesia.
Meskipun kapitalisasi pasar secara umum cenderung meningkat, namun
peningkatan tersebut tidak memberikan efek yang signifikan terhadap harga
saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Hal ini
karena peningkatan kapitalisasi pasar tidak menjadi perhatian utama para investor
maupun calon investor untuk berinvestasi di perusahaan sektor makanan dan
minuman selama periode 2011-2014 namun lebih memperhatikan faktor
fundamental suatu perusahaan sehingga kapitalisasi pasar meskipun memiliki
koefisien yang bernilai positif tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2014.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz
(2012). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Kapitalisasi Pasar berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diambil kesimpulan berikut:
1. Hasil pengujian secara serempak (Uji F) dengan metode Common Effects
Model (CEM) menunjukkan bahwa Harga Saham Masa Lalu, Volume
Perdagangan Masa Lalu, dan Kapitalisasi Pasar secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan manufkatur
sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
2. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) dengan metode Candom Effects Model
(CEM) menunjukkan bahwa Harga Saham Masa Lalu (HSML) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Harga SahamVolume Perdagangan Masa Lalu
berpengaruh negatif tidak signifikan dan Kapitalisasi Pasar berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap harga saham peusahaan makan dan minuman
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
5.2 Saran
1. Bagi Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman
Bagi perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia
diharapkan agar menjaga berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga
saham baik faktor internal serta meprediksi atau mengantisipasi berbagai
perubahan yang terjadi di eksternal perusahaan agar harga saham dapat lebih
2. Bagi Investor
Bagi investor diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam
mengambil keputusan dalam berinvestasi khususnya investasi pada
perusahaan-perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia sehingga investor dapat memilih perusahaan yang tepat untuk
berinvestasi.
3. Bagi Peneliti Lanjutan
Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
referensi untuk melakukan pengembangan penelitian, khususnya penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal merupakan salah satu sarana efektif untuk mempercepat
pembangunan suatu negara dan perkembangan pasar modal memberikan sumber
investasi bagi investor, sekaligus memungkinkan membuka kesempatan
mengoptimalkan perolehan penghasilan dari dana yang dimilikinya. Apabila para
pemodal relatif terbatas menanamkan dananya, maka dengan perkembangan pasar
modal investor dapat melakukan investasi dalam bentuk saham atau
instrumen-instrumen keuangan lain yang dapat menambah sumber investasinya dalam
bentuk saham.
Pasar modal merupakan representasi yang tepat untuk menilai
kondisi-kondisi perusahaan di suatu negara, karena hampir semua industri terwakili
didalamnya. Oleh karena itu, perkembangan perekonomian suatu negara
terkadang diukur dari perkembangan pasar modal di negara tersebut. Pasar modal
dapat dikatakan sebagai pintu pertama untuk melihat industri-industri yang ada di
dalam suatu negara.
Menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 dikutip dari
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek tersebut”.
Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan
perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan
jangka panjang. Harga saham didalam perdagangan dan investasi adalah harga
yang mengacu pada harga saham terkini dalam perdagangan saham. Indikator
harga saham menggambarkan banyak hal tentang apa yang sebenarnya pada saat
ini sedang terjadi di antara pembeli dan penjual.
Indikator harga saham bukan hanya bukan hanya menggambarkan harga
pasar, tetapi juga menggambarkan siapa yang saat ini sedang memegang kendali
di pasar modal. Informasi terbaru yang masuk ke pasar modal akan menyebabkan
para investor untuk melakukan investasi atau bahkan menjual saham yang
dimilikinya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pergerakan harga. Dengan
membandingkan harga saham saat ini dengan harga saham masa lalu, dapat dapat
disimpulkan bahwa informasi tersebut memberi dampak positif atau negatif
terhadap harga saham di pasar modal (McDowell, 2008:115).
Pasar modal memiliki beberapa peranan yang sangat penting bagi
penyaluran dana dari pihak yang mempunyai dana kepada pihak yang
membutuhkan dana. Pasar modal memiliki lima aspek peranan dalam suatu
negara, yaitu:
1. Sebagai fasilitas dalam melakukan interaksi antara penjual dan
pembeli unutk menentukan harga saham dan surat berharga yang
kemudahan dalam melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka
(penjual dan pembeli bertemu tidak secara langsung).
2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para investor untuk
memperoleh keuntungan yang diharapkan. Keadaan tersebut akan
mendorong emiten untuk memenuhi keinginan para investor untuk
memperoleh hasil yang diharapkan.
3. Pasar modal memberikan kesempatan kepada pihak investor untuk
menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.
Dengan beroperasinya pasar modal, para investor dapat melikuidasi
surat berharga yang dimiliki setiap saat.
4. Pasar modal menciptakan kesempatan pada masyarakat untuk
berpartisiapasi dalam perkembangan perekonomian. Selain menabung,
dapat melakukan investasi melalui pasar modal, yaitu dengan membeli
saham perusahaan publik.
5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.
Bagi paara investor, keputusan investasi harus didasarkan pada
tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal
dapat menyediakan kebutuhan akan informasi bagi para investor secara
lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan
2.1.2 Analisis Fundamental
Analisis fundamental menggunakan data ekonomi dan berita dalam
menganalisis pasar modal. Misalnya, analisis fundamental tentang kurs mata
uang, maka analisi ini akan berfokus hanya pada hal tertentu saja, seperti tingkat
inflasi relatif, tingkat bunga, tingkat pertumbuhan ekonomi dan faktor politik.
Dalam menganalisis suatu saham, analis fundamental akan melihat pada laporan
keuangan, nilai, pendapatan, kewajiban, manajemen, operasional, persaingan dan
data relatif lainnya. Analis Fundamental kerap kali sangat kontras dengan analisis
teknikal. Beberapa menggunakan salah satu diantara keduanya, bahkan ada juga
investor yang menggunakan kombinasi dari keduanya.
Analisis fundamental adalah salah satu analisis saham yang menggunakan
data fundamental dan data faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan.
Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus
bisnis dan lain-lain. Sedangkan data faktor eksternal yang dimaksud adalah
kebijakan pemerintah, tingkat bunga, inflasi dan lain-lain. Analisis fundamental
merupakan analisis penilaian perusahaan, dengan kesimpulan apakah saham
perusahaan tersebut layak dibeli atau tidak.
Analisis fundamental memiliki horizon jangka panjang. Analisis
fundamental selain menggunakan data historis, juga menggunakan data masa
depan yang terdiri dari estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi pertumbuhan
ekonomi di masa depan, estimasi resiko dan berbagai estimasi lainnya, yang
dianggap dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan perusahaan. Analisis
judgementwalaupun juga menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses
analisisnya. Akibatnya, meskipun beberapa analis fundamental menggunakan
metode analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa saja berbeda.
Selain itu, tidak semua investor mendapatkan informasi yang lengkap, sehingga
jika hanya mengandalkan analisis fundamental saja dapat terjadi kesalahan
investasi akibat kurangnya informasi yang diperoleh.
2.1.3 Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah metode peramalan pergerakan harga saham
berdasarkan pada studi terhadap harga saham historis dan volume perdagangan.
Analisis teknikal tidak mencoba untuk menjelaskan mengapa harga mengalami
pergerakan seperti yang akan terjadi. Tujuan dari analisis teknikal adalah untuk
memperhitungkan supply dan demand dari sebuah saham sehingga dapat
diprediksi. Analisis teknikal berusaha untuk mendeteksi perilaku pasar yang dapat
diidentifikasikan karena pernah terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator
teknis yang digunakan untuk memprediksi harga yang akan datang (Fakhruddin,
et al, 2008:21).
Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor untuk menganalisis
keadaan pasar, dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik
atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui
bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas yang akan
dipilih oleh para investor untuk berinvestasi. Meskipun biasanya analisis ini
digunakan untuk menganalisis jangka panjang, dan juga didukung dengan
data-data lain. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan.
Menurut Hin (2008), analisis teknikal didasarkan pada tiga prinsip utama,
yaitu :
1. Market Discount Everything
Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa berpengaruh
terhadap harga saham. Peristiwa tersebut akan tercermin pada harga
sahamnya. Hal ini terjadi karena harga pasar saham tersebut secara alami
ditentukan oleh permintaan dan penawaran investor. Jika mayoritas
investor memiliki persepsi yang buruk terhadap suatu saham dalam suatu
waktu, maka harga saham akan turun, begitu pula sebaliknya. Sebagai
konsekuensinya, analis teknikal tidak akan memperhatikan alasan
mengapa harga mengalami kenaikan dan penurunanm tetapi hanya
mempelajari perubahan harga pada pasar saja.
2. Price Move In Trends
Harga bergerak dalam suatu tren. Prinsip dasar dalam penggunaan
analisis teknikal adalah jangan pernah mengambil keputusan transaksi
yang melawan tren harga. Pengguna analisis teknikal percaya bahwa
semua informasi tercermin pada harga pasar saham, sehigga tren tersebut
menunjukkan sikap para investor pasar atas suatu saham. Harga saham
suatu perusahaan akan bergerak ke satu arah, naik atau turun, dan
melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke
arah yang berlawanan. Tren turun menunjukkan mayoritas investor pasar
mengharapkan saham tersebut turun, begitu pula sebaliknya. Semakin
banyak pelaku pasar yang menginginkan saham tertentu dimana keinginan
ini dipicu oleh berbagai informasi, baik informasi finansial maupun
non-finansial, permintaan akan naik dan mengakibatkan harga saham yang juga
akan naik. Tren merupakan pencerminan dari keinginan pasar, jadi pahami
tren yang ada dan ikuti ke arah mana tren tersebut bergerak. Harga saham
suatu perusahaan akan bergerak ke satu arah, naik atau turun, dan
membentuk suatu tren. Tren ini akan berlanjut sampai pergerakan harga
melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke
arah yang berlawanan.
3. History Repeat Itself
Data historis dapat digunakan untuk memprediksi harga saham
dimasa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis teknikal
mengingat adanya faktor psikologis para investor yang secara umum
bersifat konstan. Dalam bursa saham, hal ini bisa dilihat ketika terjadi
peledakan bom di suatu tempat yang strategis dan penting, misalnya di
gedung World Trade Centre di Amerika Serikat, maka harga saham akan
turun secara drastis. Penurunan ini sebenarnya terjadi karena adanya
kepanikan investor yang berlebihan, sehingga para investor menjual
menjual saham mereka tanpa banyak pertimbangan. Namun setelah
rendah, maka para investor mulai membeli saham kembali dan harga akan
kembali ke kondisi normal.
2.1.4 Teknik Analisis Teknikal
Menurut Tandelin (2010), pengguna analisis teknikal disebut juga sebagai
chartist karena aktifitasnya dalam merekam data atau membuat grafik (chart)
pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Kemudian mencari pola
pergerakan saham maupun volume perdagangan dan mencari celah keuntungan
dari pola tersebut. Ada beberapa teknik penggunaan grafik (charting) yang biasa
digunakan oleh para investorsebagai dasar untuk pengambilan keputusan
investasinya, yaitu :
1. The Dow Theory
The Dow Theory dikemukakan oleh Charles H. Dow pada tahun 1880-an.
Teori ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren harga pasar saham dalam
jangka panjang dengan berdasarkan pada data-data historis harga pasar
saham dimasa lalu.teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pergerakan
harga saham bisa dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a. Primary Trend yaitu harga saham dalam jangka waktu yang lama
(beberapa tahun).
b. Secondary (Intermediate Trend), yaitu pergerakan harga saham yang
terjadi selama pergerakan harga dalam primary trend. Pergerakan
penyimpangan dari pergerakan primer dan biasanya terjadi dalam
beberapa minggu atau beberapa bulan.
c. Minor Trend atau day-to-day move, yaitu merupakan fluktuasi harga
saham yang terjadi setiap hari.
2. Analisis Rata-Rata Bergerak
Menurut Tandelilin (2010:400) teknik rata-rata bergerak (moving average)
adalah salah satu teknik yang dipakai dalam analisis teknikal utuk
mendeteksi dan menganalisis pergerakan saham, baik saham individual
maupun seluruh saham di pasar modal.
Tujuan dari teknik ini adalah untuk mendeteksi arah pergerakan saham dan
besarnya tingkat pergerakan tersebut. Teknik rata-rata bergerak dilakukan
dengan cara menghitung nilai rata-rata bergerak dari harga penutupan
saham harian selama beberapa periode pengamatan. Perhitungan tersebut
akan menghasilkan garis tren rata-rata bergerak yang menunjukkan tren
pergerakan harga saham yang kemudian dapat dipakai untuk memprediksi
pergerakan harga saham di masa depan.
3. Relative Strengh
Menurut Tandelilin (2010), teknik ini menggambarkan rasio antara harga
saham dengan indeks pasar atau industri tertentu. Hasil perbandingan
teknik ini digambarkan dalam plot-plot yang menunjukkan perbandingan
harga relatif saham selama jangka waktu tertentu.
Dalam teknik ini, jika terjadi tren pergerakan yang meningkat, maka hal
dibandingkan dengan indeks pasar. Hal ini juga mengindikasikan bahwa
saham tersebut akan memberikan return yang melebihi return pasar dan
akan menarik investor untuk menjadikan saham tersebut sebagai alternatif
investasi yang baik.
2.1.5 Harga Saham Masa Lalu
Harga saham yang terjadi ditentukan oleh permintaan dan penawaran atas
saham. Perubahan pola permintaan dan penawaran saham akan mempengaruhi
arah pembentukan harga. Pola pergerakan permintaan dan penawaran saham akan
mempengaruhi arah pembentukan harga. Pola pergerakan permintaan dan
penawaran yang terjadi di waktu yang lampau akan terulang lagi dimasa yang
akan datang.
Berdasarkan pada mekanisme pembentukan harga, bila terjadi suatu
keadaan dimana permintaan lebih besar dari penawaran maka hargda saham akan
meningkat. Sebaliknya, bila penawaran lebih besar dari permintaan maka harga
saham akan mengalami penurunan. Disisi lain para analis teknikal percaya bahwa
gerakan harga saham akan mengikuti tren, baik menurun, meningkat ataupun
mendatar.
Pada saat pergerakan harga saham mencapai titik terendah dan mulai
meningkat bagi para analis teknikal merupakan indikator untuk melakukan
tindakan membeli saham. Tren berikutnya, pada saat pergerakan harga saham
mereka juga berharap akan terjadi tren peningkatan sehingga mereka lebih
memilih untuk menahan sahamnya dan tidak segera menjual sahamnya.
Tetapi jika tren yang mendatar diikuti dengan tren penurunan harga
saham, maka situasi ini bagi para analis teknikal akan merupakan sinyal bahwa
inilah waktu yang tepat untuk menjual sahamnya. Untuk menghindari keraguan
yang lebih besar akibat harga saham yang terus mengalami penurunan. Para analis
teknikal juga percaya bahwa data harga saham masa lalu sebagai indikator
pergerakan harga saham masa yang akan datang.
Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Selembar
saham memiliki nilai atau harga, saham merupakan salah satu alternatif investasi
yang dapat menghasilkan keuntungan dalam bentuk deviden atau capital gain.
Harga saham menunjukkan gambaran nilai perusahaan dan kekayaan para
pemegang saham. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan
memberikan suatu kepuasan bagi para investor. Dalam aktifitas perdagangan
saham sehari-hari, harga saham memiliki mengalami fluktuasi naik maupun turun
dalam waktu yang sangat cepat. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya
permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Hal ini terjadi karen berbagai
faktor, baik yang sifatnya spesifik terhadap saham (kinerja perusahaan dan
industri dimana perusahaan tersebut bergerak), maupun faktor yang sifatnya
makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial politik, maupun
Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi
secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga
saham tersebut cenderung mengalami kenaikan. Sebaliknya, semakin banyak
orang yang ingin menjual, maka harga saham tersebut akan cenderung mengalami
penurunan. Selembar saham memiliki nilai atau harga, dimana suatu harga saham
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten
untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga
nominal akan memberikan arti penting saham, karena deviden minimal
biasa ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
2. Harga Perdana
Harga perdana merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat
di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
penjamin emisi dan emiten. De