1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity). Salah satu jenis anemia yang sering dijumpai di masyarakat dunia terutama di negara berkembang adalah Anemia Defisiensi Besi (ADB) dan di Indonesia termasuk dalam 4 masalah gizi utama. Salah satu penyebabnya adalah penduduk miskin di Indonesia sulit mendapatkan nasi untuk konsumsi harian karena distribusi pangan yang tidak merata dan harga beras yang melambung tinggi. Sehingga beberapa diantara mereka beralih mengkonsumsi nasi aking karena harganya murah dan dapat memberikan rasa kenyang. Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50% penderita ini adalah Anemia defisiensi besi, terutama mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil dan menyusui. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi besi pada balita 40,5%, ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun 57,1% dan usia 19-45 tahun 39,5% (Hayati, 2010 ; Khudori, 2003).
2
karena kurangnya kandungan zat besi dalam makanan dan meningkatnya kebutuhan akan zat besi. Bila berlangsung lama ADB akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan, antara lain gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, menurunkan sistem imun, menurunkan produktifitas kerja pada manusia dewasa serta meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas bagi janin dan ibu (Permono, 2005 ; Sudoyo, 2006 ; I Made, 2006 ; Isniati, 2007 ; Bambang, 2009).
Terjadinya ADB ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count). Pemeriksaan yang paling lazim dan paling mudah dilakukan adalah pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin hanya terjadi pada stadium defisiensi besi, sehingga pemeriksaan ini spesifik untuk menentukan ADB (Bothwell, 2000 ; Sudoyo, 2006).
3
Kedelai adalah salah satu bahan alami yang diduga dapat mengatasi ADB. Kedelai (Glycine max L. Merr) merupakan salah satu tanaman polong-polongan yang kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin dan zat besi. Kandungan zat besi dan protein yang tinggi dalam kedelai, dapat menstimulasi produksi sel-sel darah merah sehingga kedelai diduga dapat membantu mengobati anemia. Selain itu kedelai juga mudah didapatkan dan dapat diolah menjadi berbagai macam jenis makanan. Harga kedelai relatif terjangkau oleh semua golongan masyarakat (Evika, 2008).
Dalam penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa pemberian konsentrasi sari kedelai (Glycine max L. Merr) yang memiliki kandungan aktif zat besi dan protein yang tinggi dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus ADB yang diinduksi dengan larutan Natrium Nitrit (Kumala, 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin membuktikan apakah nutrisi kedelai yang mempunyai kandungan zat besi (Fe) dan protein tinggi dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus ADB yang diinduksi pakan nasi aking.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pemberian nutrisi kedelai (Glycine max L. Merr) dapat meningkatkan kadar hemoglobin tikus strain wistar (Anemia defisiensi besi)?
4
Membuktikan pemberian nutrisi kedelai (Glycine max L. Merr) dapat meningkatkan kadar hemoglobin tikus strain wistar (Model Anemia defisiensi besi).
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran hapusan darah untuk melihat perubahan morfologi eritrosit pada berbagai kelompok tikus strain wistar (Model Anemia defisiensi besi).
b. Menentukan dosis nutrisi kedelai (Glycine max L. Merr) yang efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus strain wistar (Model Anemia defisiensi besi).
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis
a. Menambah informasi ilmiah tentang pengaruh pemberian nutrisi kedelai
(Glycine max L. Merr) terhadap peningkatan kadar hemoglobin tikus
strain wistar (Model Anemia defisiensi besi).
b. Menjadi dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh nutrisi kedelai (Glycine max L. Merr)terhadap penyakit lainnya.
1.4.2 Manfaat Klinis
Diharapkan didapatkan bahan komplementer untuk terapi anemia defisiensi besi yang berasal dari alam.
5
KARYA TULIS AKHIR
PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI KEDELAI (Glycine max L. Merr) TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN
TIKUS STRAIN WISTAR ANEMIA (INDUKSI PAKAN NASI AKING)
Oleh:
GALANG FAJAR UTOMO 08020109
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
HASIL PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI KEDELAI (Glycine max L. Merr) TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS STRAIN
WISTAR ANEMIA (INDUKSI PAKAN NASI AKING)
KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
GALANG FAJAR UTOMO 08020109
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
iii
LEMBAR PENGESAHAAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal : 13 Januari 2012
Pembimbing I
dr. Fathiyah Safithri, M. Kes
Pembimbing II
dr. Diah Hermayanti, Sp.PK
Mengetahui, Fakultas Kedokteran
Dekan,
Karya Tulis Akhir oleh Galang Fajar Utomo ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 13 Januari 2012
Tim Penguji
dr. Fathiyah Safithri, M. Kes , Ketua
dr. Diah Hermayanti, Sp.PK , Anggota
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Penelitian dalam tugas akhir ini berjudul “Pengaruh Pemberian Nutrisi
Kedelai (Glycine max L. Merr) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Tikus Strain Wistar Anemia (Induksi Pakan Nasi Aking)”. Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini, saya selaku penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia kesehatan, kesabaran dan lindungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. dr. Irma Suswati, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang atas bimbingannya selama di FK UMM.
4. dr. Diah Hermayanti, Sp.PK selaku pembimbing II, atas bimbingan, dukungan dan kesabarannya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
5. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku penguji tugas akhir ini sekaligus Pembantu Dekan I, terimakasih atas semua bimbingan, dukungan, dan masukan-masukannya yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. 6. dr. Thotowi Djauhari, M. Kes, dr. Febri Endra Setiawan, M. Kes, dr. Moch
Aleq Sander M. Kes.,Sp.B, dr. Moch Bahrudin, Sp.S, dan seluruh dosen FK UMM yang selalu memberikan ilmu, inspirasi, bimbingan, dan semangatnya dalam menjalani pendidikan Dokter.
7. Mas Arisandy dkk, terimakasih atas segala bantuannya dalam penelitian ini di Laboratorium Kimia UMM.
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Noto Budi Utomo dan Ibunda Nunuk Sriwigati atas dukungan, doa restu, dorongan semangat tiada tara, hingga dapat menjalani pendidikan ini dengan lancar. Betapa bersyukur dan bangga mempunyai orang tua seperti Ayah dan Ibu.
9. Adekku, Gustiba Alghifari Utomo, terimakasih atas ejekannya yang bersifat motifasi, Kakek, Nenek, Mas, Mbk, dan seluruh keluargaku, terimakasih atas dukungannya.
vii
11.Kawan – kawan seperjuangan di FK ’08 terimakasih atas suka, duka, dukungan moral dan semangatnya selama menjalani pendidikan Dokter. Semoga perjuangan kita berbuah kesuksesan. Amin
12.Staf TU, Pak Yono, Bu Rom, Mas Jamil, Mas Didit, Mas Faisal, Mbak Fath dan seluruh karyawan FK UMM, terima kasih atas bantuan dalam urusan administrasi tugas akhir ini.
13.Kakak tingkat, Adek tingkat, dan kawan – kawan TBMM Nurul Qolbi yang super sekali. Terimakasih atas segala bantuan dan semangatnya.
14.Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini sehingga penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini sebagai suatu karya tulis ilmiah yang dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 10 Januari 2012
ABSTRAK
Utomo, Galang Fajar. 2012. Pengaruh Pemberian Nutrisi Kedelai (Glycine max L. Merr) Terhadap Kadar Hemoglobin Tikus Strain Wistar Anemia (Induksi Pakan Nasi Aking). Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (I) Fathiyah Safithri (II) Diah Hermayanti.
Latar Belakang : Kedelai diduga dapat menanggulangi anemia dengan meningkatkan kadar hemoglobin karena mengandung zat besi dan protein yang tinggi yang merupakan bahan baku dalam pembentukan hemoglobin.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pemberian nutrisi kedelai terhadap kadar hemoglobin pada tikus strain wistar anemia yang diinduksi pakan nasi Aking. Metode : Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan The Post Test Control Group Design. Sampel penelitian 25 ekor tikus putih (Strain wistar) jantan yang dibagi 5 kelompok, yaitu kontrol negatif, kontrol positif (pakan nasi aking) selama 41 hari,kelompok III, IV, dan V diberi nasi aking 41 hari dan nutrisi kedelai 0,6 gr, 1,2 gr, dan 1,8 gr/200 gr BB/hari selama 20 hari. Pemberian nasi aking merupakan salah satu metode untuk membuat tikus dalam kondisi anemia. Dilakukan pemeriksaan hapusan darah pada semua sampel untuk mengetahui gambaran eritrosit.
Hasil dan diskusi : Kadar hemoglobin kelompok kontrol positif (pakan nasi aking) lebih rendah dibandingkan dengan kontrol negatif. Kadar hemoglobin pada kelompok yang diberi nutrisi kedelai (kelompok III, IV, dan V) lebih tinggi daripada kontrol positif (sig = 0,000 (p < 0,05), r = 0,966, dan R² = 0,933). Semakin besar dosis nutrisi kedelai, semakin besar pula kadar hemoglobin. Kedelai dapat meningkatkan kadar hemoglobin diduga karena mengandung zat besi, protein, dan vitamin C yang berperan dalam proses eritopoiesis.
Kesimpulan : Pemberian kedelai terbukti dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus strain wistar anemia (induksi pakan nasi Aking)
ix ABSTRACT
Utomo, Galang Fajar. 2012. The Effect of Soybean (Glycine max L. Merr) to Hemoglobin Levels in Anemia Rats Wistar Strains (Induced by Feeding Stale Rice). Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Malang. Counsellor : (I) Fathiyah Safithri (II) Diah Hermayanti.
Background : Soybean expected to address the problem of anemia by increasing hemoglobin levels because it contains iron and high protein which is the raw material in the synthesis of hemoglobin.
Aim : This research is for determine the effect of soybean to levels of hemoglobin in rats wistar strain, made in the conditions of anemia induced by feeding stale rice.
Method : This research is a true experimental with the posttest control group design. The research sample 25 white rats (Strain Wistar) males divided 5 groups, that is negative control, positive control (fed with stale rice) for 41 days, group III, IV, and V given stale rice for 41 days and soy nutrition 0,6 grams, 1,2 grams, and 1,8 grams/200 grams weight/day for 20 days. Giving of stale rice is one of method to made rats in conditions of anemia. Done blood smear examinations on all samples to determine the morphology of erythrocyte.
Results and discussion : Hemoglobin levels of positive control (fed with stale rice) was lower than negative control. Hemoglobin levels in the group which given soy nutrition (group III, IV, and V) was higher than positive control (sig = 0.000 (p < 0.05), r = 0,966, and R² = 0,933). The higher dose of soy nutrition, higher the hemoglobin levels. Soy nutrition could increase hemoglobin levels because contains of iron, protein, and vitamin C which used in the process of erythropoiesis.
Conclusion : The treatment of soy nutrition could increase hemoglobin levels strain wistar rats anemia which induced by stale rice.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGUJI ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... viii
ABSTRACK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1Tujuan Umum ... 4
1.3.2Tujuan Khusus ... 4
1.4Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat Akademis ... 4
1.4.2 Manfaat Klinis ... 4
xi
2.1 Anemia ... 6
2.2 Anemia Defisiensi Besi... 12
2.2.1 Definisi Anemia Defisiensi Besi ... 12
2.2.2 Etiologi ... 14
2.2.3 Gejala Anemia Defisiensi Besi ... 15
2.2.4 Pemeriksaan Laboratorium ... 16
2.2.5 Terapi Anemia Defisiensi Besi ... 18
2.2.6 Komplikasi Anemia Defisiensi Besi ... 19
2.3 Kedelai (Glycine max L. Merr) ... 21
2.3.1 Klasifikasi Kedelai (Glycine max L. Merr) ... 21
2.3.2 Morfologi Kedelai (Glycine max L. Merr) ... 22
2.3.3 Kandungan Kimia Kedelai (Glycine max L. Merr) ... 22
2.3.4 Manfaat Kedelai (Glycine max L. Merr) ... 24
2.3.5 Pengaruh Kedelai Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin (Hb) ... 26
2.4 Nasi Aking ... 28
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ... 31
3.2 Hipotesis ... 32
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian... 33
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
4.3 Populasi dan Sampel ... 33
4.3.2 Sampel... 33
4.3.3 Besar Sampel ... 33
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel... 34
4.3.5 Karakteristik Sampel Penelitian ... 34
4.3.6 Variabel Penelitian ... 35
4.3.6.1 Variabel Bebas ... 35
4.3.6.2 Variabel Tergantung ... 35
4.3.7 Definisi Operasional... 35
4.4 Alat dan Bahan ... 36
4.5 Prosedur Penelitian ... 37
4.6 Alur Penelitian ... 44
4.7 Analisis Data ... 45
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Data Hasil Penelitian ... 46
5.2 Analisis Data Pengukuran Kadar Hemoglobin ... 48
5.3 Hasil Evaluasi Hapusan Darah Tikus ... 51
BAB 6 PEMBAHASAN ... 52
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 61
7.2 Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Batasan Normal Hemoglobin ... 8 Tabel 2.2 Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi dan Etiopatogenesis ... 9 Tabel 2.3 Kandungan Nutrisi Kedelai ... 18 Tabel 2.4 Kandungan Protein Kedelai dibandingkan dengan Bahan Pangan
Lainnya ... 18 Tabel 2.5 Kandungan Zat Besi (Fe) organic dari berbagai Sumber Pangan .... 19 Tabel 2.6 Kandungan Nutrisi Beras Standart dibandingkan dengan Nasi
Aking dan Kedelai ... 30 Tabel 5.1 Kadar Hemoglobin (gram/dl) Setelah Pemberian kedelai (Glycine
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Peran Hemoglobin dalam Mengikat Oksigen dalam Sel Darah
Merah ... 5
Gambar 2.2 Diagram Representatif Sintesis Hemoglobin ... 7
Gambar 2.3 Skema Patofisiologi Anemia ... 11
Gambar 2.4 Kuku Sendok (Koilonychia) pada Jari Tangan Seorang Pasien Anemia Defisiensi Besi ... 14
Gambar 2.5 Morfologi Kedelai (Glycine max L. Merr) ... 17
Gambar 2.6 Nasi Aking ... 21
Gambar 4.1 Sonde Modifikasi ... 32
Gambar 5.1 Diagram Batang Rerata Kadar Hb Setelah Pemberian Kedelai .... 47
Gambar 5.2 Grafik Persamaan Kadar Hemoglobin Akhir Penelitian ... 51
Gambar 5.3 Normokrom Normositik ... 51
xv
DAFTAR SINGKATAN
ADB : Anemia Defisiensi Besi
COP : Cardiac Output
CO2 : Carbondioxide
DNA : Deoxyribonucleic acid
DPG : Diphospho Glycerate
Fe2+ : Ferro
Hb : Hemoglobin
Hcl : Hydrochloric acid
KCN : Kalium cyanide
K3Fe(CN)6 : Kalium ferricyanide
MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin
MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
MCV : Mean Corpuscular Volume
Na2CO3 : Natrium carbonate
NSAID : Non-Steroid Anti Inflammatory Drugs
O2 : Oxygen
RCDW : Red Cell Distribution Width
Tfr : Transferrin Receptors
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xvii
DAFTAR PUSTAKA
A.D.A.M, 2009, Function of Hemoglobin, American Accreditation Health Care Commission, www.urac.org (Akses Online : 17 April 2010)
Almatsier S, 2003, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia hal. 160-252
Andarina D, Sumarmi S, 2006, Hubungan Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Balita Usia 13-36 Bulan, The Indonesian Journal of Public Health, Vol.3, No.1, pp. 19-23
Balai Riset dan Standardisasi Industri, 2008, Laporan Hasil Uji Protein dan Zat Besi (Fe) Nasi Karak, Surabaya : Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Baristand Surabaya
Bakta, IM, 2006, Hematologi Klinik Ringkas, EGC, Jakarta
Bambang, 2010, Anemia Defisiensi Besi, <www.pediatrik.html> (Akses Online 2 Desember 2010)
Beutler E, Lichtman MA, Coller BS, et al, 2001, Iron Deficiency, Williams Hematology, 6th edition, Mc Graw Hill, New York.
Bothwell TH, 2000, Iron requirement in pregnancy and strategies to meet them, Amj Clin Nutr, pp. 71-85
Corwin E, Elizabeth J, 2001, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta
Duggan C, 2008, Nutrition in Pediatrics, 4th ed. Hamilton, Ontario, Canada : BC Decker Inc
Greer JP, Foerster J, Lukens JN, et al, 2004, Disorders of Iron Metabolism and Heme Synthesis, Wintrobe’s Clinical Hematology, 11th edition, Lippincott, Williams & Wilkins, Philadelphia
Hariana A, 2008, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, seri 3, Penebar Swadaya, Jakarta
Harmening DM, 2002, Clinical Hematology and Fundamental of Hemostasis, 4th edition, Davis Company, Philadelphia
Hayati RM, 2010, Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN SU Medan Tahun 2010, Skripsi Strata Satu, Universitas Sumatra Utara, Medan
Hilman RS, 2001, Hematopoetic Agents Growth Factors, Mineral and Vitamins. In : Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of Therapeutics. 10th ed. New York : McGraw-Hill
Hoffbrand V, Mehta A, 2006, At a Glance Hematologi, Ed.2, Erlangga, Jakarta John LB, Joseph W, Elizabeth C, 2001, Purified Ferritin and Soybean Meal Can
be Sources of Iron for Treating Iron Deficiency in Rats, The Journal of Nutrition, Vol.3, No.5
Kabinawa IN, 2006, Spirulina platensis : Ganggang Penggempur Aneka Penyakit, PT. Agromedia Pustaka, Jakarta
Khudhori, 2003, Paceklik Beras dan Pangan Lokal, PT. Agromedia Pustaka, Jakarta
xix
Novergicus), Skripsi Strata Satu, Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang
Kusumawati D, 2004, Bersahabat dengan Hewan coba, UGM Press, Yogyakarta.
Marzuki AR, Soerapto, 2004, Bertanam Kedelai, Penebar Swadaya, Jakarta.
Murray, Granner M, Rodwell, 2003, Sintesis Hemoglobin, Biokimia Harper, edisi 25, EGC, Jakarta
Murtini, 2009, Pengaruh Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Dibandingkan dengan Tepung Kedelai (Glycine max) Terhadap Peningkatan Kadar Besi (Fe) dan Berat Badan pada Rattus novergicus strain Wistar, Skripsi Strata Satu, Universitas Brawijaya, Malang
Permono B, Sutaryo, 2005, Anemia Defisiensi Besi, Buku Ajar Hematology – Oncology , Badan penerbit IDAI, Jakarta
Price S, Lorraine M, 2006, Gangguan Defisiensi Besi, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Translated by Peter Anugerah, EGC, Jakarta Rahmawati LA, 2008, Kadar Hemoglobin pada Darah Mencit (Musmusculus)
starin B Albino clone setelah Diberi Asupan Pelet Nasi Aking, Skripsi Strata Satu, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Reksadiputra, 2004, Mekanisme Anemia Defisiensi Besi, Cermin Dunia Kedokteran,No.95,<http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05MekanismeA nemi95.pdf/05MekanismeAnemi95.html.> (Akses Online 14 Januari 2010)
Sadikin M, 2002, Biokimia Darah, Widya Medika, Jakarta
Sheikh MN, 2008, The Protective Effect of Soybean and Thyme on Iron Deficiency Anemia in Rats, The Egyptian Journal of Hospital Medicine, Vol. 33: 510-520
Shinta, DA, 2010, Pengaruh Pemberian Spirulina platensis Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Tikus Strain Wistar Anemia (Induksi Pakan Nasi Aking), Skripsi Strata Satu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. Sjabana D, 2006, Uji Toksisitas Akut, In : Toksikologi Fakultas Farmasi Unair,
edisi I, Erlangga, Surabaya
Sudoyo W, Setyohadi B, Alwi I, et al, 2009, Pendekatan terhadap Pasien Anemia, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi V, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sudoyo W, Setyohadi B, Alwi I, et al, 2009, Anemia Defisiensi Besi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi V, Balai Penerbit FKUI, Jakarta Supranto J, 2007, Teknik Sampling Survey & Eksperimen, PT Rineka Cipta,
Jakarta
World Health Organization, 2001, Research Guidelines for Evaluating The Safety and Efficacy of Herbal Medicines, Region all Office for The Western, Manila, Phillliphines.
Zhang Z, Lei Z, Lu Y, et al, 2008, Cemical Composition and Bioactivity Changes in Stale Rice after Fermentation with Cordyceps sinensis, Journal of Bioscience and Bioengineering, Vol. 106, No. 2, 188-193