• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS SENYAWA N-(4-HIDROKSIFENIL)-4-METILPENTANAMIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (Mus musculus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SINTESIS SENYAWA N-(4-HIDROKSIFENIL)-4-METILPENTANAMIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (Mus musculus)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

DELLA FIBRILIA

SINTESIS SENYAWA

N

-(4-HIDROKSIFENIL)-4-METILPENTANAMIDA DAN UJI AKTIVITAS

ANALGESIK PADA MENCIT (

Mus musculus

)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

(2)

v

(3)

vi

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji sykur kehadirat Allah SWT yang tiada hentinya memberikan nikmat,

karunia, hidayah kepada penulis, salah satu nya nikmat yang telah tercurahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Sintesis Senyawa

N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida Dan Uji Aktivitas Analgesik Pada Mencit (Mus musculus)” guna untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Shalawat

serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih yang tulus penulis haturkan kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua penulis, ayahanda Drs. Muhariyanto dan ibunda Lucia

Antini yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan secara moral, spiritual, materi, do’a yang senantiasa mengalir dan kasih sayang yang tidak pernah putus dalam menyusun skripisi ini.

3. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Atas

kesempatan mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi kepada penulis

untuk menamatkan program pendidikan sarjana.

4. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melakukan penelitian dan pengamatan data guna

terselesaikannya penelitian ini.

5. Bapak Dr. Bambang Tri Purwanto, Apt., MS. selaku pembimbing I yang

senantiasa memberikan semangat, nasihat dan bukan hanya sekedar menjadi

dosen bagi penulis tetapi menjadi ayah kedua bagi penulis karena telah

membagikan banyak waktu, ilmu dan pengalaman.

6. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt. Selaku pembimbing II.

Terimakasih atas bimbinganya dan memberikan pengalaman yang luar biasa

kepada penulis agar tidak mudah menyesrah dan selalu berusaha.

(4)

vii

vii

7. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt. Selaku dosen penguji I dan Dra. Uswatun

Chasanah M.Kes., Apt. Selaku dosen penguji II yang selalu memberikan

dukungan untuk menyelesaikan skripsi penulis dengan sebai-baiknya.

8. Ibu Arina Swastika selaku dosen wali yang telah memberikan arahan,

pandangan dan semangat yang tidak pernah henti kepada penulis.

9. Bapak dan Ibu dosen dan seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi atas

wawasan keilmuan selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universtas Muhammadiyah Malang.

10. Adik penulis Yoga Afri Ananta serta keluarga besar Soemohardjo yang tiada

henti memanjatkan doa dan dukungan moral kepada penulis.

11. Umi Ratih Widyawati yang tidak pernah berhenti memberikan semangat,

menemani saat berjuang skripsi, mendengarkan keluh kesah dan senantiasa

memberikan dorongan doa, motivasi dan bimbingan spiritual kepada penulis.

12. Sahabat skripsi kimia medisinal yang penulis cintai : Fitriasnyah Bachruddin,

Gitta Asrina yang telah memberikan semangat serta setia kepada penulis

selama menempuh pendidikan sarjana di Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Malang. Terima kasih telah berjuang bersama untuk

menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman penelitian skripsi kimia medisinal Anita Racmawati dan Fathimatus K

yang telah berjuang bersama menyelesaikan penelitian skripsi.

14. Sahabat yang senantiasa bersama dari semester awal kuliah hingga akhir

kuliah yang selalu berjuang bersam Vivi Aviatus S, Luluk Agustin, Wenny

Meiriani.

15. Teman-teman KKN 47 Desa Pulungdowo Tumpang 2015 dan teman-teman

Farmasi UMM 2012 yang penulis cintai.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritis dan saran yang

membangun untuk dijadikan koreksi demi memperbaiki penulisan skripsi ini.

Malang, 2016

Penulis

(5)

viii

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ………..…………... i

LEMBAR PENGESAHAN ………...………... ii

KATA PENGANTAR ………...………... iv

RINGKASAN...………...………... vi

ABSTRAK………...………... vii

ABSTRACT ………...………... viii

DAFTAR ISI ………...………... ix

DAFTAR TABEL ………...………... xiii

DAFTAR GAMBAR ………...………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………...………... xv

BAB I PENDAHULUAN ………...………... 1.1 Latar Belakang ………...………... 1.2 Rumusan masalah...………...……….... 1.3 Tujuan Penelitian ………...………... 1.4 Hipotesis ………...………... 1.5 Manfaat Peneletian………...………... 1 1 7 7 7 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………...……... 8

2.1 Tinjauan Tentang Nyeri ………...………….…... 8

2.1.1 Definisi Nyeri ………...……….……... 8

2.1.2 Klasifikasi Nyeri ……….………... 8

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri …….…... 9

2.1.4 Fisiologi Nyeri ….………...………... 9

2.1.5 Mekanisme Nyeri ………... 10

2.2 Tinjauan Tentang Analgetika ….………... 12

2.3 Pembagian Analgetika …….………...…... 12

2.3.1 Analgetika Narkotik ……….…...………... 12

2.3.2 Analgetika Non Narkotik……….……...………... 12

2.4 Tinjauan Tentang Bahan Sintesis ……….…………... 12

2.4.1 p-aminofenol …... 15

2.4.2 Isovaleril Klorida…... 15 Halaman

(6)

ix

ix

2.5 Tinjauan Reaksi Asilasi ………...………... 2.6 Tinjauan Tentang Kemurnian dan Identifikasi Senyawa...

2.6.1 Tinjauan Tentang Titik Lebur………... 2.6.2 Tinjauan Tentang Kromatografi Lapis Tipis………... 2.6.3 Tinjauan Tentang Identifikasi Senyawa dengan

Spektrofotometer Uv-vis...

2.6.4 Tinjauan entang Identifiksai Senyawa dengan

Spektrofotometer Inframerah...

2.6.5 Tinjauan tentang Spektrometri Resonansi Magnet Inti (1H-NMR)………... 2.7 Tinjauan Tentang Metode Pengujian Aktivitas Analgesik...

2.7.1 Metode Stimulasi Panas.... 2.7.2 Metode Stimulasi Listrik.... 2.7.3 Metode Geliat.... 2.7.4 Metode Mekanik....

2.8 Tinjauan Tentang Penentuan ED50 ………...

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL...

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian...

3.2 Skema Kerangka Konseptual...

BAB IV BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN...

4.1 Bahan Penelitian...

4.1.1 Bahan Kimia...

4.1.2 Kriteria Hewan Coba yang digunakan...

4.2 Alat Penelitian...

4.3 Tempat Penelitian...

4.4 Metode Penelitian...

4.4.1 Prosedur Sintesis Senyawa N-

(4-Hidroksifenil)-4-metilpentanamida...

4.5 Analisis Senyawa Hasil Sintesis...

4.5.1 Pemeriksaan Organoleptis...

4.5.2 Pemeriksaan Jarak Lebur...

4.5.3 Identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis...

(7)

x

x

4.6 Identifikasi Struktur Senyawa N-(4-Hidroksifenil)-4-

metilpentanamida...

4.6.1 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer UV-Vis...

4.6.2 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer IR...

4.6.7 Identifikasi Struktur dengan Spektrometer Resonansi Magnet

Inti (1H-NMR)...

4.7 Uji Aktivitas Analgesik...

4.7.1 Persiapan Sebelum Uji Aktivitas...

4.7.2 Pembuatan Larutan Asam Asetat 0,6 % v/v dan CMC-Na 0,5

% b/v...

4.7.2.1 Pembuatan Larutan Asam Asetat 0,6 % v/v...

4.7.2.2 Pembuatan Larutan CMC-Na 0,5 % b/v...

4.7.3 Pengaturan Dosis...

4.7.4 Pembuatan Sediaan Uji...

4.7.5 Pemberian Sediaan Uji pada Mencit...

4.7.6 Pelaksaan Uji Aktivitas...

4.8 Analisis Data...

4.8.1 Analisis Statistik ANOVA...

4.8.2 Penentuan Hambatan Nyeri...

4.8.3 Kerangka Operasional...

BAB V HASIL PENELITIAN...

5.1 Senyawa Hasil Sintesis...

5.2 Hasil Analisis Kualitatif Senyawa Hasil Sintesis...

5.2.1 Pemeriksaan Organoleptis Senyawa Hasil Sintesis...

5.2.2 Pemeriksaan Jarak Lebur...

5.2.3 Identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis...

5.3 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis...

5.3.1 Identifikasi Struktur Senyawa dengan Spektrofotometer

Uv-Vis...

5.3.2 Identifikasi Senyawa Hasil dengan Spektrofotometer

(8)

xi

xi

5.3.3 Identifikasi Struktur dengan Spektrometer Resonansi Magnet

Inti (1 H-NMR)...

5.4 Hasil Uji Aktivitas Analgesik...

5.4.1 Penentuan Frekuensi Respon Nyeri dan Persentasi Hambatan

Nyeri...

5.4.2 Analisis Data dengan ANOVA...

5.4.3 Penentuan ED50...

BAB VI PEMBAHASAN...

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN...

7.1 Kesimpulan...

7.2 Saran...

DAFTAR PUSTAKA ... 38

40

40

42

43

46

53

53

53

55

(9)

xii

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Surat Pernyataan ... 58

2 Daftar Riwayat Hidup ………. 59

3 Perhitungan Persentase Hasil Sintesis ... 60

4 Perhitungan Dosis Uji Aktivitas ... 62

5 Perhitungan % Hambatan Nyeri ... 69

6 Perhitungan ED50 aktivitas analgesik senyawa N -(4-Hidroksifenil)-4-metilpentanamida dan senyawa pembanding parasetamol ... 70

7 Hasil analisis data dengan ANOVA (oneway anova)... 71

8 Tabel R ... 74

9 Tabel F ... 75

10 Skema Sintesis Senyawa N-(4-Hidroksifenil)-4-metilpentanamida... 76

11 Gambar Hasil Penelitian ... 78 Halaman Lampiran

(10)

53

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi, 2001. Analgesic and Anti-inflammatory Effects of The Aqueous Extract of Leaves of Persea americana Mill. (Lauraceae).J. Fitoterapia, 73, Elsevier, Indena, pp. 375-377.

Budiarti, E. 2014. SintesisSenyawa 4-Hidroksifenil-4-metilbenzamida Dan Uji Aktivitas Analgesik pada Mencit (Mus nusculus). Malang: Skripsi Jurusan S1 Farmasi.

Bresnick, S. 2003. Intisari Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Brunner & Suddarth, 2004.Medical surgical nursing. (8th Ed.). Philadelphia: J.B.Lippincott Company.

Chemical Book, 2010.Isovaleryl Chloride.http://www.chemicalbook.com/ Search_EN.aspx?keyword=isoValeryl%20chlorie. Diakses tanggal 29 Oktober 2015.

ChemBioDraw Ultra Application, 2009. Chemical Structure Synthesis Version 12.0. Diakses tanggal 27 Agustus 2015.

Clayden, 2001. Organic Chemistry. New York :Oxford University Press, pp. 279-303 .

Dachriyanus, 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Cetakan I, Padang: Andalas University Press, hal 39.

Darsono, 2002. Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol. JKM. Vol. 2. No. 1.

Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke-4, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal 1083-1084.

Ekowati, J., Dyah, N.W., Astika, G.N., Budiati, T., 2010. Sintesis Asam O

rto-metoksi-sinamat dari Material Awal O-metoksibenzaldehida dan Uji

Aktivitas Analgesiknya. Airlangga J. of Pharmacy, Vol. 8(2).

Fessenden, R. J., Fessenden, J. S, 1999. Kimia Organik. Jilid 1, Edisi ke-3, Jakarta : Penerbit Erlangga.

(11)

54

54

Gandjar, G.I., dan Rohaman, A., 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan Kromatografi. Yogyakarta : Pustaka Ilmu, hal 284-321.

Gupta, S., Khadivar, PV. Mathur, KC, 2003, Topological Modelling of Analgesia. Dalam: Janda, KD, Bioorganic & Medical Chemistry, Oxford: Elsivier 11 (8).

Gringauz A, 1997. Introduction to Medicine Chemistry How Drugs Act and Why. Wiley- VCH, Inc., New York. Pp 141-167.

Guyton dan Hall, 2007. BukuAjar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC.

Hart, H., Craine, L.E., Hart, D.J. 2003. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Jakarta : Erlangga.

Katzung, B.G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Sjabana, D., Isbandiati, E., Basori, A., Soejdak, M., Uno, Indriyani., Ramadhani, R.B., Zakaria, S.s, Buku II, sixth edition, 352, 359, 360 dan 3 365. Jakarta : Salemba Medika.

Katzung, BG., 2011.Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 10. Diterjemahkan oleh Aryandhito Widhi N, Leo Rendy, Linda Dwijayanthi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC, hal 748-787.

Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica. 1993, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta : Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, hal 167-170.

Khopkar, S.M., 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI press.

Manihuruk, E., 2000. Aktivitas Analgesik Daun Dewa (Gynura pseudochina (L.) (DC.) pada Mencit Dengan Metode Geliat. Jatinagor : Skripsim,Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Padjajaran.

Mutschler, E., 1991. Dinamika Obat, Edisi V, 88. Bandung : ITB.

Potter, Patricia A, 2005. Buku ajar Fundamental : Konsep, proses dan praktek. Edisi ke-4, Jakarta : EGC.

Pavia D.L, 1966. Introoduction to Specroscopy:AGuide for Students of Organic Chemistry, 2nd ed. Washington Departement of Chemistry, Harcourt Brace Collage Publisher, pp. 28-29

(12)

55

55

Purwanto, B.T. dan R. Susilowati, 2000. Hubungan Struktur, Sifat Kimia Fisika dan Aktivitas Biologis Obat, In: Siswandono dan B. Soekardjo, (Eds.), Kimia Medisinal 1, ed. 2, Surabaya : Airlangga University Press, hal 161-163.

Rachdiati, Henny dan Ricson P Hutagaol dan Erna Rosdiana. Penentuan Waktu Kelarutan Parasetamol Pada Uji Disolusi. Nusa Kimia Jurnal Vol.8 No.1: 1-6, Juni 2008. FMIPA UNB.

Sartono, 1993. Pengaruh Pemberian Dosis Tunggal Parasetamol Terhadap Komposisi Metabolit Parasetamol Dalam Urin Tikus Jantan Malnutrisi.

Setiawan, Trisnowati, dan Dadan Hermawan. 2006. Sintesis Natrium Pentagamavunonat Dan Uji Stabilitasnya Menggunakan Spektrofotometer Uv-Visible. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman. Sherma, J., Fried, B., 2003, Handbook of Thin-Layer Chromatography, 3rd

edition, New York : Marcel Dekker, Inc.

Silverstein, R.M., Bassler, GC., and Morril, T.C., 2005. Spekctrofotometric Identification of Organic Compound. Fifth edition, New York : John Willey and Sons, pp. 809-898

Siswandono dan R. Susilowati, 2000. Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas. In: Siswandono & B. Soekardjo, (Eds.), Kimia Medisinal 1, ed. 2, Surabaya : Airlangga University Press, hal 261-273.

Siswandono dan Soekardjo, B., 2000. Kimia Medisinal. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, hal. 240-243, 283-297. 291.303.

Siswandono dan Soekardjo, B., 2008. Kimia Medisinal. Edisi 2. Surabaya : Airlangga University Press.

Skoog DA, Holler FJ, Nieman TA, 1998. Principles of Instrumental Analysis. 5 th edition. Orlando: Hourcourt Brace.

Smeltzer, S. C, & Bare, B.G. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner and Suddarth. (8 th edition): editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare; alih bahasa, Agung Waluyo, dkk; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Ellen panggabean. Jakarta: EGC Springer-Verley Berlin, Deidelbarg, New York.

Supratman, U. 2010. Elusidasi Struktur Senyawa Organik. Widya Padjadjaran. Bandung.

(13)

56

56

Tikus Putih. Purwokerto : Laporan Penelitian SPP/DPP Universitas Jenderal Soedirman.

Tamsuri, 2007.Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

Taylor & Le Mone, 1997. Fundamental of Nursing. Third Edition, Philadelphia Lipincort.

Thompson, EB, 1990.Drug Bioscreening, Drug Evaluation Technique in Pharmacology. New York: VCH Publisher Inc.

Tjay, T. H. dan Rahardja K. 2002. Obat – Obat Penting. Edisi ke-5, Jakarta : Penerbit Elex Media Komputindo, hal 702 – 703.

Tjay, T.H dan Rahardja., 2007. Obat-obat Penting. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal 293-327.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya Edisi ke-6, Jakarta: Elex MediaKomputindo.

Vogel, A.I., 1986. A Text Book of Practical Chemistry Including Qualitative Organic Analysis. 4th Ed., London : English Book Society and Longman Green Co ltd.

Vogel, H.G., 2002. Drug Discovery and Evaluation Pharmacologycal Assays.

Vohora, S.B. and P.C. Dandiya. 1992. Herbal Analgesic Drugs. Italy: J. Fitoterapia, LXIII (3), Elsevier, Indena. p. 202.

Wall, P. D & Jones. M. 1991. Defeating pain: the war againts a silent epidemic patric the wall and Mervin Jones. New York: Plenum Press. Watson, D.G., 2009. Analisis Farmasi. Edisi kedua, Jakarta : Kedokteran

Jakarta.

Willette, R.E., 1982. Analgesic Agents, dalam J.N. Delgado dan W. A. Remers (eds.) Wilson and Gisvold’s Textbook of Organic Medicinal and Pharmacetical Chemistry, 8th Ed. J.B. Lippincott, Philadelphia, p. 637-652

Wilmana, P.F., dan Gan, S., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti- Inflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5, Jakarta : bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 230-346.

(14)
(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang

dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul jika terjadi

kerusakan jaringan, hal ini menyebabkan individu bereaksi dengan cara

memindahkan stimulus nyeri tersebut. Kerusakan jaringan yang terjadi dapat

disebabkan karena tusukan, terbakar, sobekan atau tekanan (Guyton & Hall,

2007). Nyeri terjadi bersama dengan berbagai proses penyakit atau bersamaan

dengan pemeriksaan diagnostik atau pengobatan (Brunner & Suddarth, 2004).

Nyeri dapat disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi, termal dan

listrik yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Rangsangan tersebut memicu

pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri, seperti histamin,

bradikinin, leukotrien dan prostaglandin (Mutschler, 1991). Nyeri dapat dihambat

oleh zat-zat yang dapat mengurangi atau menekan rasa nyeri tanpa menghilangkan

kesadaran atau obat penghalang nyeri (Mutschler, 1991). Oleh karena itu,

tingkatan nyeri dapat dikaji dengan mengobservasi reaksi yang muncul akibat

nyeri tersebut (Wall & Jones, 1991).

Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi

atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan

anestetika umum (Tjay dan Rahardja 2007). Obat yang bersifat analgesik

(penahan rasa sakit/nyeri) dan antipiretik (penurun panas/demam) adalah obat

yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, karena obat ini dapat berkhasiat

menyembuhkan demam, sakit kepala dan rasa nyeri. Umumnya obat yang bersifat

analgesik dan antipiretik ini mengandung zat aktif yang lebih dikenal dengan

parasetamol (Rachdiati dkk, 2008).

Salah satu obat analgetik-antipiretik yang sering digunakan adalah

parasetamol. Hal ini disebabkan parasetamol bekerja pada tempat yang tidak

terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat leukosit yang

(16)

2

berguna untuk nyeri ringan sampai nyeri sedang, seperti sakit kepala,

mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain. (Katzung BG, 2011).

Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan

tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam

sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas (Darsono, 2002).

Parasetamol mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya

kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung

(Sartono, 1993).

Analgetik adalah obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri. Obat

analgetik dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu obat golongan opioid dan NSAID.

Golongan Opioid bekerja pada sistem saraf pusat, sedangkan golongan NSAID

bekerja di reseptor saraf perier dan sistem saraf pusat (Katzung BG, 2002).

Analgesik antipiretika dan obat anti radang bukan steroid atau Non Steroidal Antiinflamatory Drugs (NSAIDs) merupakan obat analgesik non narkotik. Analgesik antipiretik digunakan untuk pengobatan simptomatik yaitu hanya

meringankan gejala penyakit, tidak menyembuhkan atau menghilangkan

penyebab penyakit (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Obat anti radang bukan

steroid (NSAIDs) mempunyai aktivitas menghambat biosintesis dan pengeluaran

prostaglandin dengan cara memblok secara terpulihkan enzim siklooksigenase

sehingga dapat menurunkan gejala keradangan. Obat-obat NSAIDs secara

kimiawi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu NSAIDs turunan karboksilat

dan turunan asam enolat. Turunan karboksilat meliputi turunan asam asetat

(diklofenak, indometasin), turunan asam salisilat (aspirin, benorilat), turunan asam

propionat (ibuprofen, ketoprofen) dan turunan asam fenamat (asam mefenamat)

sedangkan turunan asam enolat meliputi turunan prednizolon (fenilbutazon) dan

turunan oksikam (piroksikam) (Wilmana, 2007).

Untuk meningkatkan efek farmakologis dari parasetamol dan mengurangi

efek samping, maka dibutuhkan modifikasi struktur dari parasetamol. Modifikasi

molekul merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan obat baru dengan

aktifitas yang dikehendaki, antara lain yaitu meningkatkan aktifitas obat,

(17)

3

memperpanjang masa kerja obat, meningkatkan kenyamanan penggunaan

obat dan meningkatkan aspek ekonomis obat (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

Pada senyawa penuntun ini dapat dilakukan sintesis, yaitu dengan cara

penggabungan molekul, memasukkan gugus gugus tertentu yang dapat merubah

sifat fisika kimia sehingga akan berpengaruh pada suatu aktivitas obat,

pengubahan gugus fungsi atau penutupan gugus yang bersifat toksigenik senyawa

penuntun yang telah diketahui khasiat atau aktivitas biologisnya (Siswandono dan

Soekardjo, 2000). Salah satu senyawa penuntun yang mempunyai aktivitas analgetika adalah p-aminofenol. Modifikasi struktur parasetamol dilakukan untuk mendapatkan senyawa bioaktif yang baru dengan aktivitas analgesik yang optimal

dan toksisitas yang minimal. Pada awalnya pengembangan obat baru bersifat

coba-coba (trial and error) sehingga memerlukan biaya yang sangat mahal. Untuk mengurangi resiko tersebut, dilakukanlah rancangan obat (Siswando dan

Soekardjo, 2000).

Parasetamol merupakan turunan para aminofenol dan secara luas telah

digunakan di industri farmasi dan masyarakat sebagai obat analgesik-antipiretik.

Parasetamol diabsorpsi cepat oleh saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam

plasma dicapai dalam waktu 30-60 menit dan dinonaktifkan pada hepar.

Parasetamol tidak dianjurkan untuk pemakaian jangka panjang dan dalam dosis

besar (dosis toksik), karena obat ini memiliki efek samping yang cukup berbahaya

berupa hepatotoksik dan methemoglobinemia. Efek hepatotoksik yang berbahaya

terjadi karena metabolisme parasetamol dalam tubuh menghasilkan metabolit

reaktif yang disebut N-asetil midokuinon yang dapat mengikat jaringan hati secara ireversibel sehingga menyebabkan terjadinya nekrosis (Wilmana, 2007).

Parasetamol seperti terlihat pada gambar 1.1. merupakan obat analgetik

non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di

Sistem Syaraf Pusat (SSP). Parasetamol digunakan secara luas diberbagai negara

baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun

kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep dokter atau

[image:17.595.230.393.713.773.2]

yang dijual bebas (Darsono, 2002).

(18)

4

Parasetamol berupa serbuk hablur putih, tidak berbau dan rasa sedikit

pahit dengan titik lebur 169-170.5◦C. Parasetamol mudah larut dalam air mendidih, sangat mudah larut dalam chloroform, larut dalam etanol, metanol,

dimetil formamida, aseton dan etil asetat, praktis tidak larut dalam benzen (Dirjen

POM, 1995).

Penemuan obat baru tersebut bertujuan untuk pengobatan suatu jenis

penyakit tertentu, meningkatkan aktivitas obat, menurunkan efek samping yang

merugikan, memperpanjang masa kerja, memperbesar tingkat kenyamanan dan

meningkatkan selektivitas obat (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Senyawa baru

yang diinginkan adalah senyawa yang mempunyai aktivitas analgesik yang lebih

baik dengan meningkatkan sifat lipofiliknya agar dapat dengan mudah menembus

membran sehingga konsentrasi senyawa yang berinteraksi dengan reseptor lebih

banyak dan aktivitasnya meningkat (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

Metode pengembangan obat dapat melalui modifikasi molekul dengan

optimasi senyawa penuntun (lead compound) dan rancangan obat yang rasional (Siswandono dan Soekardjo, 2009). Sintesis merupakan bagian yang terpenting

dalam pencarian senyawa obat baru yang mempunyai khasiat lebih baik dan harga

yang lebih ekonomis. Sintesis dilakukan dengan penggabungan molekul,

pengubahan gugus fungsi atau penutupan gugus yang bersifat toksigenik senyawa

penuntun yang telah diketahui khasiat atau aktivitas biologinya. Senyawa

penuntun bisa berasal dari tumbuhan, hewan, mikroba atau hasil sintesis. Salah

satu senyawa penuntun yang mempunyai aktivitas analgetika adalah

p-aminofenol.

Senyawa p-aminofenol merupakan suatu senyawa analgetika kuat dan antiinflamasi lemah yang sangat toksik. Hal yang perlu dilakukan untuk

mengurangi toksisitas dan menambah aktivitasnya dilakukan modifikasi molekul

yaitu pengubahan atau penambahan gugus fungsi yang terdapat pada

p-aminofenol. Pengubahan dapat dilakukan pada gugus amino, pada gugus hidroksi fenolik atau pada kedua gugus amino dan hidroksi fenolik (Willette,

(19)

5

fenolik misalnya anisidin dan fenaldin. Pengubahan pada gugus amina dan

OH misalnya fenasetin dan laktilfenetidin (Susilowati dan Chasani, 2003).

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan modifikasi struktur golongan

obat analgetik yaitu p-aminofenol menjadi senyawa 4-hidroksifenil-4-metilbenzamida, yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa analgesik turunan

p-aminofenol yang memiliki aktifitas analgesik lebih tinggi dibanding parasetamol. Senyawa tersebut dilakukan dengan mereaksikan p-aminofenol dengan p-toluolbenzoil klorida. Hal ini berdasarkan teoritis ChemBioDraw Ultra

versi 13.02, sedangkan parasetamol sendiri mempunyai Log P (Log koefisien

partisi) parasetamol adalah 0,28 dan log P dua senyawa turunannya adalah 2,94.

Nilai MR (Molar Refractivity) parasetamol adalah 40,25 cm3/ mol dan nilai MR dua senyawa turunan adalah 66,28 cm3/mol (Budiarti, 2014). Peningkatan harga

log P yang merupakan parameter lipofilik pada senyawa turunan menunjukkan

peningkatan penembusan senyawa kedalam membarane biologis. Harga MR

merupakan parameter sifat sterik yang dapat mempengaruhi keserasian

obat-reseptor (Siswandono dan Susilowati, 2000).

Pada penelitian kali ini untuk mendapatkan N -(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida dilakukan modifikasi struktur senyawa p-aminofenol dengan isovaleril klorida dengan melakukan reaksi asilasi dengan menempelkan gugus

amina menggunakan reaksi Schotten-Baumaan yang dimodifikasi. Sebagai pelarut yang digunakan aseton yang merupakan pelarut semi polar yang mampu

melarutkan senyawa organik dan juga berbagai garam. Pelarut semi polar juga

lebih mendorong arah reaksi ke substitusi nukleofilik 2 karena tidak membantu

terjadinya ionisasi dibandingkan pelarut polar (air) yang mendorong reaksi

substitusi nukleofilik 1 karena terjadinya ionisasi ion (Fessenden & Fessenden,

1999).

Senyawa hasil sintesis kemudian dilakukan analisis dengan uji titik lebur,

kromatografi lapis tipis (KLT), spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer

inframerah dan spektroskopi magnet inti ('H-NMR). Uji aktivitas analgesik

dilakukan dengan memberikan senyawa penginduksi nyeri pada mencit secara

(20)

6

induksi nyeri selama 30 menit. Aktivitas analgesik dihitung dari frekuensi

geliat berdasarkan persentase hambatan nyeri.

Substitusi p-aminofenol dengan isovaleril klorida menghasilkan senyawa

N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida yang didapat dengan melakukan subtitusi gugus nukleofil pada atom dapat dilihat pada :

[image:20.595.116.512.195.455.2]

p-aminofenol isovaleril klorida N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida

Gambar 1.2 Sintesis dari N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida

Senyawa hasil sintesis dilakukan uji organoleptis, uji kemurnian senyawa

dengan uji titik leleh dan kromatografi lapis tipis. Uji identifikasi struktur hasil

sintesis menggunakan spektrofotometer UV, spektrofotometer inframerah (IR),

dan spektrometer resonansi magnetik inti (1H-NMR). Sedangkan untuk pengujian

aktivitas analgesik, digunakan beberapa metode yaitu metode kimia (hewan coba

diberi bahan penginduksi nyeri seperti asam asetat, fenilkuinon, bradikinin),

metode panas (dengan cara pemanasan di hot plate), metode elektrik dengan stimulasi listrik, metode mekanik (Vogel, 2002).

Pada penelitian ini, untuk menguji N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida akan dilakukan pengujian aktivitas analgesik yang digunakan adalah metode

stimulasi kimiawi pada hewan coba. Metode ini dipilih karena senyawa kimia

yang akan diuji diasumsikan memiliki efek analgesik, yang mana nyeri terjadi

akibat induksi kimiawi berhubungan dengan faktor inflamasi. Respon nyeri yang

tampak akibat rangsangan kimia ini adalah menggeliatnya mencit setelah

(21)

7

kemampuan menurunkan frekuensi respon nyeri yang dihitung sebagai

% hambatan nyeri pada suatu dosis tertentu. Potensi analgesik senyawa uji

dinyatakan dalam ED50.asala

h

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah senyawa N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida dapat dihasilkan melalui sintesis struktur p-aminofenol dengan isovaleril klorida?

2. Apakah senyawa N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida mempunyai aktivitas analgesik yang lebih besar dibandingkan parasetamol?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan senyawa N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida melalui sintesis struktur antara p-aminofenol dengan isovaleril klorida.

2. Mengetahui aktivitas analgesik senyawaN -(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida pada mencit (Mus musculus) dan membandingkan aktivitas analgesiknya dengan parasetamol?

1.4 Hipotesis

1. Senyawa N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida dapats dihasilkan melalui sintesis struktur antara p-aminofenol dengan isovaleril klorida.

2. Senyawa N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida memiliki aktivitas analgesik pada mencit (Mus musculus) dan aktivitas analgesiknya lebih besar dibandingkan dengan parasetamol.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan mendapatkan senyawa baru yaitu

N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida yang merupakan golongan analgesik dalam bidang farmasi, sehingga sintesis molekul obat akan meningkatkan usaha

dalam mendapatkan calon obat baru dengan aktivitas analgesik yang lebih besar

dari parasetamol sehingga dapat sebagai calon obat analgesik setelah melalui uji

Gambar

Tabel R ...................................................................................................
Gambar 1.1 Struktur Parasetamol
Gambar 1.2 Sintesis dari N-(4-hidroksifenil)-4-metilpentanamida

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB Paru,

ntqh!do!o]trNflDidgko.

Tiasrizqi, Alifia. Kajian Fasilitas Bagi Masyarakat Penyandang Disabilitas Di Indonesia. Program Studi S1 Departemen Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Pendidikan Seni Rupa

2 - شور و ﺪﻨﻠﺑ ﺔﻈﻓﺎﺣ ﻲﮔﮋﻳو ﺺﻴﺨﺸﺗ يﺎﻫ ﻞﺿﺎﻔﺗ ﺮﺘﻣارﺎﭘ ﺔﺒﺳﺎﺤﻣ يﺮﻴﮔ 2 - 1 - هﺪﺷ دراﺪﻧﺎﺘﺳا ﺔﻨﻣاد ﻞﻴﻠﺤﺗ 6 ﺖﺳرﻮﻫ يﺮﻨﻫ ﻂﺳﻮﺗ رﺎﺑ ﻦﻴﻟوا ﻪﻛ شور ﻦﻳا لﺎﺳ رد7 1951 ﺖـﻓﺎﻳ ﻪﻌﺳﻮﺗ و ﻲﻓﺮﻌﻣ

[r]

Sebagaimana dikemukakan terdahulu bahwa tujuan utama penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah sekumpulan komponen sumber

Terdapat tiga informan yang menggunakan strategi ini yaitu informan IK, MK, dan MP. Informan IK melakukan perencanaan dalam menghadapi tugas kuliah dan pekerjaan,

Prevalensi hipertensi yang terus meningkat menyebabkan dicarinya pengobatan alternatif selain dari bidang farmakologi untuk menurunkan tekanan darah, yaitu herbal..

Unfortunately, ordinary attempt and mistake strategy is tedious and also high cost. The purpose for this research is to develop an interactive system using

Sinar Abdi Gulo: Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Bukan Akuntansi Terhadap Persetujuan Kredit Yasa Griya..., 2005... Sinar Abdi Gulo: Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Bukan