• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KORELASI MASA KERJADENGAN GANGGUAN FUNGSI PENDENGARAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN St.KETEL PG.KEBON AGUNG MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA KORELASI MASA KERJADENGAN GANGGUAN FUNGSI PENDENGARAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN St.KETEL PG.KEBON AGUNG MALANG"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KORELASI MASA KERJA DENGAN GANGGUAN

FUNGSI PENDENGARAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN

St.KETEL PG.KEBON AGUNG MALANG

SKRIPSI

OLEH :

ANDRIAN DANIEL JOHNY TRI SASONGKO

NIM. 07060054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ANALISA KORELASI MASA KERJA DENGAN GANGGUAN

FUNGSI PENDENGARAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN

St.KETEL PG.KEBON AGUNG MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH :

ANDRIAN DANIEL JOHNY TRI SASONGKO

NIM. 07060054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Analisa Korelasi Masa Kerja Dengan Gangguan Pendengaran Pada Tenaga Kerja Bagian St.Ketel PG.Kebon Agung Malang

SKRIPSI Disusun Oleh:

ANDRIAN DANIEL JOHNY TRI SASONGKO NIM. 07060054

Skripsi ini Telah Disetujui Tanggal 2 Februari 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom. Ririn Harini, S.Kep., Ns. NIP.UMM. 112.0309.0405 NIP.UMM.112.0501.0420

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

Analisa Korelasi Masa Kerja Dengan Gangguan Pendengaran Pada Tenaga Kerja Bagian St.Ketel PG.Kebon Agung Malang

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Disusun Oleh:

ANDRIAN DANIEL JOHNY TRI SASONGKO NIM. 07060054

Diujikan

Pada Tanggal 3 Februari 2012

Penguji I, Penguji II,

Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom. Ririn Harini, S.Kep., Ns. NIP.UMM. 112.0309.0405 NIP.UMM.112.0501.0420

Penguji III, Penguji IV,

Aini Alifatin, M.Kep Prof. DR.Sujono, M.Kes. NIP.UMM. 112.9311.0305 NIP.UMM. 131.8770.94

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

ABSTRAK

Analisa Korelasi Masa Kerja Dengan Gangguan Pendengaran Pada Tenaga Kerja Bagian St.Ketel Pg.Kebon Agung Malang

Andrian Daniel Johny Tri Sasongko1, Yoyok Bekti Prasetyo2, Ririn Harini3

Latar belakang : Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentudapat menimbulkan gangguan pendengaran. Pendegaran akibat terpapar suara yang bising atau Noise Induced Hearing Loss (NHL) merupakan salah satu penyakit akibat kerja paling banyak dijumpai diperusahaan. Noise Induced Hearing Loss dalam bahasa Indonesia disebut Tuli Akibat Bising (TAB). TAB adalah suatu kelainan atau gangguan pendengaran berupa penurunan fungsi indera pendengaran akibat terpapar oleh bising dengan intensitas yang berlebih terus-menerus dalam waktu lama. Hubungan antara kebisingan dengan kemungkinan timbulnya gangguan terhadap kesehatan sangat dipengarui oleh beberapa faktor yaitu intensitas kebisingan dan lamanya seseorang berada di tempat bising atau di tempat bunyi tersebut baik dari hari kehari ataupun untuk seumur hidup.

Metode : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian non eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah tenaga kerja tetap di bagian st.ketel PG.Kebon Agung Malang. Teknik pengambilan menggunakan Total sampling dengan jumlah sampel 36 responden. Cara pengambilan data menggunakan observasi. Analisis uji statistik menggunakan SPSS 16 dengan uji Chi Square dengan taraf signifikasi 0,05.

Hasil : Dari uji Chi Square didapatkan hasil P=0,027, makan nilai P<0,05 maka H0 ditolak. Artinya ada korelasi masa kerja dengan gangguan fungsi pendengaran pada tenaga kerja bagian St.Ketel PG.Kebon Agung Malang. Di dapatkan Gambaran masa kerja tenaga kerja pada bagian St.Ketel PG.Kebon Agung Malang mempunyai rata-rata masa kerja 21 tahun, terdapat masa kerja yang paling rendah 8 tahun dan paling tinggi masa kerja 27 tahun, Gambaran fungsi pendengaran terdapat 17 orang (47%) normal,19 orang (53%) mengalami gangguan fungsi pendengaran.

Kesimpulan : Ada korelasi masa kerja dengan gangguan fungsi pendengaran pada tenaga kerja bagian st.ketel PG.Kebon Agung Malang. Peneliti berharap pada penelitian selanjutnya menanmbahkan variabel yang mengacu pada factor-faktor penyebab terjadinya fungsi pendengaran.

Kata Kunci : Masa Kerja, Gangguan Fungsi Pendengaran.

1. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

(6)

ABSTRACT

Correlation Analysis of Tenure and Hearing Disorder at St. Ketel Labor of Pg. Kebon Agung Malang

Andrian Daniel Johny Tri Sasongko1, Yoyok Bekti Prasetyo2, Ririn Harini3

Background: Loud noise would comprise of all undesirable voices originated from production process equipment and or working equipment which at particular level could induce hearing disorder. Hearing disorder as the result of loud noise or Noise Induced Hearing Loss (NHL) is one of the disease caused by occupational hazard and commonly found in some companies. Noise Induced Hearing Loss in Bahasa would be called Tuli Akibat Bising (TAB). TAB is a hearing disorder in decreasing function of hearing sense as the result of hearing loud noises in high intensity for considerable amount of period. Relationship between loud noise and the possibility of hearing disorder would be highly affected by several factors such as loudness intensity and duration of one in loud noise environment either in days or for life.

Method: Study design used for this paper is non experimental study design with cross sectional approach. Population is permanent workers at st. ketel division of PG. Kebon Agung Malang. Collection technique is using Total sampling with sample consist of 36 respondent. Data collection technique is using observation. Statistical test analysis is using SPSS 16 by Chi Square test with significance level of 0,05.

Results: From Chi Square test it is resulted P = 0,027, therefore P value < 0,05 and H0 is rejected. It means that there is correlation of tenure and hearing disorder toward St. Ketel division of PG. Kebon Agung Malang. It is obtained that labor tenure at St. Ketel division of PG. Kebon Agung Malang has average tenure of 21 years, lowest tenure for 8 years and highest tenure for 27 years. Hearing disorder description suggest that 17 people (47% normal), 19 person (53%) has hearing disorder.

Conclusion: There is correlation between hearing disorder for St. Ketel division of PG. Kebon Agung Malang. Author hopes that in subsequent study, researcher would add variables that referred to causal factors of hearing disorder.

Keywords: Tenure, Hearing Disorder

1. Study of Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Muhammadiyah University Malang

2. Teaching Staff of Muhammadiyah University Malang 3.

(7)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ANDRIAN DANIEL JOHNY TRI SASONGKO

Nim : 07060054

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Analisa Korelasi Masa Kerja Dengan Gangguan Pendengaran Pada Tenaga Kerja Bagian St.Ketel PG.Kebon Agung Malang.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambialihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, Februari 2012 Yang Membuat Pernyataan,

Andrian Daniel J.T.S

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan BimbinganNya saya

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisa Korelasi Masa Kerja Dengan

Gangguan Pendengaran Pada Tenaga Kerja Bagian St.Ketel PG.Kebon Agung

Malang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

keperawatan (S.Kep) pada program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan tulus kepada :

1. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang. terima kasih atas masukan, motivasi dan

semua ilmu yang telah diberikan dan juga dukungannya terhadap saya.

2. Nurul Aini, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas masukan

dan semua ilmu yang telah diberikan serta dedikasinya terhadap ilmu

keperawatan.

3. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom, selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan motifasi, dan masukan serta saran dalam penelitian ini.

4. Edi purwanto, S.Kep., Ns dan Ririn Harini, S.Kep., Ns, selaku pembimbing II

yang telah banyak memberikan motifasi, dan masukan serta saran dalam

(9)

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar dan Staf TU Program Studi Ilmu Keperawatan

dan Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

6. Kepala HRD PG.Kebon Agung Malang, Yaitu Bapak Thomas yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di PG.Kebon

Agung Malang.

7. Kepala Pekerja/Mandor di Bagian St.Ketel yaitu Bapak Priyono yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Bagian

St.Ketel PG.Kebon Agung Malang.

8. Papi dan Mamiku tercinta serta seluruh keluarga tercinta saya yaitu kakak

perempuan saya dan kakak laki-laki saya, yang selama ini telah memberikan

semangat, motivasi, kasih sayang, doa dan dukungan baik moril maupun materiil

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Para Semua Karyawan/Pekerja di Bagian St.Ketel PG.Kebon Agung yang telah

memberikan kesempatan waktu dan bisa bekerja sama dengan baik untuk

melakukan pengumpulan dan pengambilan data dengan melakukan observasi

pemeriksaan fungsi pendengaran.

10. Semua dosen PSIK UMM yang telah memberikan ilmu, pendidikan serta

bimbingan kepada saya selama menjadi mahasiswa di PSIK UMM.

11. Seluruh Teman-teman PSIK tercinta, khususnya angkatan 2007 yang banyak

memberikan saran dan masukan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, Khususnya

kepada saudari Merlinda, Afi, Dea, dan sodara Fandy, Brian, Nikmatul Mubarok,

Bagus yang telah mendukung dan memberi motivasi dan dukungan kepada

(10)

Penulis menyadari bahwa penyusun tugas akhir sekripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang

bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini

bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan dan

kesehatan masyarakat.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, Januari 2012

(11)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Intisari ... Abstract ... Lembar pernyataan Keaslian ... iv

Kata Pengantar ... v

Dafter Isi ... vi

Daftar Tabel... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan khusus ... 8

1.3.2 Tujuan Umum ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan ... 8

1.4.2 Bagi Peneliti ... 8

1.4.3 Bagi Pekerja Pabrik ... 9

1.4.4 Bagi Pabrik ... 9

1.5 Definisi Istilah ... 9

1.6 Keaslian Penelitian ... 11

1.7 Batasan Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Konsep Keselamatan Kesehatan Kerja ... 13

2.1.1 Pengertian K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) ... 13

2.1.2 Tujuan K3 ... 13

2.2 Konsep Kebisingan ... 15

2.2.1 Pengertian Kebisingan ... 15

2.2.2 Nilai Ambang batas Kebisingan ... 15

2.2.3 Pengaruh Bising Terhadap Pendengaran ... 17

2.2.4 Pengaruh Bising Terhadap Tenaga Kerja ... 18

2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Ketulian Akibat Kerja ... 20

2.3 Konsep Pendengaran ... 20

2.3.1 Anatomi Telinga ... 19

2.3.2 Patofisiologi Pendengaran... 22

2.2.3 Pengertian Pendengaran ... 22

2.3.4 Mekanisme Pendengaran ... 23

2.3.5 Pengertian Gangguan Pendengaran ... 24

2.3.6 Tingkat Kemampuan Mendengar ... 25

2.4 Konsep Pemeriksaan Pendengaran ... 25

2.4.1 Test Bisik ... 25

2.4.2 Test Grpu Tala Batas Atas Batas Bawah ... 27

2.4.3 Test Rinne ... 27

2.4.4 Tes Schwabach ... 28

2.5 Konsep Perawat Keselamatan Kesehatan Kerja ... 28

2.5.1 Pengertian Perawat Kesehatan kerja ... 28

2.5.2 Peranan Perawat Dalam Kesehatan Kerja... 29

(12)

3.1 Kerangka Konsep ... 30

3.2 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB IV METODE PENELITIAN ... 33

4.1 Desain Penelitian ... 33

4.2 Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ... 33

4.2.1 Populasi ... 33

4.2.2 Sampel ... 33

4.2.2.1 Kreteria Inklusi... 34

4.2.2.2 Kreteria Eksklusi ... 34

4.2.3 Teknik Sampling ... 34

4.3 Variabel Penelitian... 34

4.3.1 Variabel Independen ... 35

4.3.2 Variabel Dependen ... 35

4.4 Definisi Operasional ... 35

4.5 Tempat Penelitian ... 36

4.6 Waktu Penelitian ... 36

4.7 Instrumen Penelitian ... 36

4.8 Prosedur Pengumpulan data ... 36

4.9 Analisa Data ... 38

4.10 Etika Penelitian ... 40

4.10.1 Informed Consent ... 40

4.10.2 Anomity (Tanpa Nama) ... 40

4.10.3 Confidentiality (Kerahasiaan) ... 41

BAB V HASIL PENELITIAN ... 42

5.1 Gambaran Masa Kerja Tenaga Kerja ... 42

5.2 Gambaran Status Kesehatan Pendengaran Tenaga Kerja ... 43

5.3 Gambaran Hubungan Masa Kerja Dengan Gangguan Pendengaran Pada Tenaga Kerja ... 43

BAB VI PEMBAHASAN ... 45

6.1 Interpretasi Dan Hasil Diskusi ... 45

6.1.1 Gambaran masa kerja karyawan di bagian ketel PG.Kebon Agung Malang ... 46

6.1.2 Gambaran status kesehatan pendengaran karyawan PG.Kebon Agung Malang ... 47

6.1.3 Gambaran Lama Pemaparan Bising Menurut Masa Kerja Dengan Gangguan Pendengaran... 50

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 52

6.3 Implikasi Keperawatan ... 53

BAB VII PENUTUP ... 56

7.1 Kesimpulan ... 56

7.2 Saran ... 57

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2.2 Skala Intensitas Kebisingan ... 16 Tabel 4.4.1 Definisi Operasional ... 34 Tabel 5.1.1 Gambaran masa kerja karyawan di bagian mesin ketel PG.Kemon Agung Malang Bulan januari tahun 2012 ... 41 Tabel 5.2.2 Gambaran status pendengaran karyawan di bagian mesin ketel

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. (2008). Hubungan Perilaku Keselamatan Dan Kesehatan kerja Dengan Dosis Radiasi Pada Pekerja reaktor Kartini. Yogyakarta

Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC Gabriel. JF. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: Buku kedokteran EGC

Handojo, Yurita. (2000). Atlas Berwarna & Teks Fisiologi alih bahasa. Jakarta. Hipokrates.

Hidayat, AAA (2008). Riset Keperawatan dan Tekhik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, AAA (2009). Metode penelitian Keperawatan dan tekhnik analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Magnis (1992) didalam as’ary (2011). Hubungan Status Pekerjaan Dengan Terjadinya Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

May Smith (1992) di dalam as’ary (2011). Hubungan Status Pekerjaan Dengan Terjadinya Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Mengel, Mark B dan Sehwiebert, L Peter. (2011). Referensi Manual Kedokteran keluarga. Jakarta: Hipokrates

Mukono, Hj. (2006). Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan.Edisi 2. Erlangga. Universitas Press. Surabaya

Nursalam (2008). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Rukmini, Sri. (2000). Teknik Pemeriksaan Teling hidung Tenggorokan.EGC. Jakarta

Santoso, gempur. (2004). Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta: Indopnesia

Sasongko dkk, 2003. Kebisingan Lingkungan. Semarang; Badan penerbit Undip

Soepardi & Iskandar. (2001). Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Sugiyono, Bambang. (2003). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, UNDIP, Semarang.

(16)

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan Riset. Bandung: Alfabeta.

Suma’mur. (1989). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Haji Masagung.

Suma’mur PK. 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT took Gunung Agung.

Suyono, `Joko. (1995). Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: EGC.

Tambayong, Jan. (2000). Potofisiologi Untuk Keperawatan. Cetakan I. Jakarta: Monica Ester. EGC.

Tjokronegoro, Arjatmo. (2001). Buku Ajar Ilmu Kesehatan telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Wiyono, Djoko. (2000). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Vol 2. Cetakan kedua. Surabaya: Airlangga Universitas Press

Buchari. (2007 ). Kebisingan Industri Dan Hearing Conservasion Progam. USU Repository. Diakses dari http://library.usu.ac.id/download/ft/07002749.pdf. Pada tanggal: 15 juni 2011.

Lianasari, Christin. (2010). Hubungan Antara Kebisingan Dengan Fungsi Pendengaran Pada Pekerja Penggilingan Padi Di Colomadu Karanganyar. Surakarta. Diakses dari http://etd.eprints.ums.ac.id/9450/1/J210050084.pdf. Pada tanggal: 15 Juni 2011 Lubis (2002), didalam lianasari (2010). Hubungan Antara Kebisingan Dengan Fungsi

Pendengaran Pada Pekerja Penggilingan Padi Di Colomadu Karanganyar. Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses dari

http://etd.eprints.ums.ac.id/9450/1/J210050084.pdf. Pada tanggal 15 juni 2011 Rani,Siti. (2008). Gambaran dosis Panjanan Bising Terhadap Keluhan Pendengaran . FKM

UI dakses dari

:http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=hubungan%20lam%20kerja%20ter hadap%20gannguan%20fungsi%20pendengaran&source=web&cd=5&ved=0C DkQFjAE&url=http://www.lontar.ui.ac.id/file%3Ffile%3Ddigital/123563S526 4Gambaran%2520dosisLiteratur.pdf&ei=2TmuTsm0JdGeiAfwxeC0Dw&usg=A FQjCNFE9h7STHnNpHL7efgub0-sBI90OA pada tanggal 15 juni 2011.

Roestam, Ambar W. (2002). Peranan Perawatan Kesehatan Masyarakat dalam Kesehatan

dan Keselamatan

Kerja.Diaksesdarihttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/12_PerananPerawatanKese hatanMasyarakatdlmKesehatan.pdf/12_PerananPerawatanKesehatanMasyarakatdl

mKesehatan.html. Pada tanggal 15 juni 2011.

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang

bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada

tingkat tertentudapat menimbulkan gangguan pendengaran (Kepmenaker No

51. tahun 1999). Pendegaran akibat terpapar suara yang bising atau Noise

Induced Hearing Loss (NHL) merupakan salah satu penyakit akibat kerja paling

banyak dijumpai diperusahaan. Noise Induced Hearing Loss dalam bahasa

Indonesia disebut Tuli Akibat Bising (TAB). TAB adalah suatu kelainan atau

gangguan pendengaran berupa penurunan fungsi indera pendengaran akibat

terpapar oleh bising dengan intensitas yang berlebih terus-menerus dalam

waktu lama (Rotinsulu, 2008 didalam Lianasari, 2010).

Gangguan pendengaran dapat terjadi pada manusia diakibatkan oleh

bising yang umumnya mengacu pada tingkat pendengaran dimana individu

tersebut mengalami kesulitan untuk melaksanakan kehidupan normal,

biasanya dalam hal memahami pembicaraan (Lubis, 2002 didalam Lianasari,

2010). Angka gangguan pendengaran dan ketulian sesuai survey kesehatan

indera pendengaran di delapan provinsi tahun 1993-1996 menyebutkan

prevalensi morbiditas Telinga Hidung Tenggorokan (THT) mencapai 38,6%,

kesakitan telinga 18,5 %, gangguan pendengaran 16,8 % dan ketulian

mencapai 0,4 % (Arifiani, 2004 didalam Lianasari 2010).

Bising menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja,seperti

(18)

2

atau ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan auditory,

misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non auditory seperti

komunikasi terganggu, ancaman bahaya keselamatan, menurunnya

performance kerja, kelelahan dan stress (Buchari, 2007).

Kebisingan ditempat kerja sering kali merupakan problem tersendiri

bagi tenaga kerja. Umumnya berasal dari mesin kerja, peralatan yang bergerak,

kontak dengan logam, kompresor dan sebaginya. Sayangnya banyak tenaga

kerja yang telah terbiasa dengan kebiasaan tersebut, bahkan banyak pekerja

yang tidak mau memakai alat pelindung dengan alasan: tidak mengerti, panas,

sesak, tidak enak dipakai, berat, atasan juga tidak memakai. Meskipun tidak

mengeluh tetapi gangguan kesehatan tetap terjadi (Santoso, 2004).

Permasalahan yang ada di Pabrik Gula Kebon Agung adalah bahwa

Pabrik Gula Kebon Agung berproduksi setiap hari selama 24 jam tanpa henti,

suara bising dan getaran selalu dirasakan oleh semua pekerja meskipun

pekerja yang tidak bekerja didekat sumber bising, terlebih lagi suara bising

dan getaran sangat terasa sekali dibagian mesin ketel. Hasil wawancara

menurut Kepala Bagian ST Ketel Bapak Priono bahwa intensitas bising di

Pabrik Gula Kebon Agung adalah 85 dB. Dari data klinik kesehatan pabrik

gula Kebon Agung di bulan September 2011 kami dapatkan data karyawan

bagian ketel sebanyak 250 karyawan yang melakukan pemeriksaan kesehatan

di klinik kesehatan pabrik yang mengalami keluhan gangguan pendengaran.

Minimnya pemakaian APD yang digunakan oleh karyawan pabrik

pada saat bekerja dan minimnya penyuluhan kesehatan tentang masalah K3

yang ada di pabrik tersebut. Kebisingan tidak dapat dipisahkan dari

(19)

3

diciptakan manusia dengan maksud mengurangi beban kerja baik di pabrik

maupun di rumah hampir selalu disertai dengan kebisingan ( YPE-Maxus :

2000 ). Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki

ataupun yang merusak kesehatan. Saat ini, kebisingan merupakan salah satu

penyebab “ penyakit lingkungan “ yang penting. Di Amerika Serikat pada

tahun 70-an 20% dari penduduk yang terpapar bising pada 90 dB (A)

menderita ketulian. Di Swedia pada tahun 1973 didapat 5000 kasus gangguan

pendengaran, sedangkan pada tahun 1977 kasus naik menjadi 16.000 orang.

Permasalahan yang dihadapi adalah sumber kebisingan dari jalan raya, udara,

industri kontruksi dan dari perusahaan sendiri. Sedangkan di Indonesia yang

masih terus membangun, taraf bising akan terus naik terutama dari jalan raya

dan dari industri. (Juli Soemirat Slamet ,2002).

Menurut Indro Soetirto (2001), secara umum bising adalah bunyi

yang tidak diinginkan. Secara audiologik bising adalah campuran nada bunyi

murni dengan berbagai frekuensi. Bising yang intensitasnya 85 desibel (dB)

atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan pada reseptor pendengaran corti di

telinga dalam. Yang sering mengalami kerusakan adalah alat corti utnuk

reseptor bunyi yang berfrekuensi 6000 Hz dan yang terberat kerusakan alat

corti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi 4000 Hz. Batas pajanan bising

yang diperkenankan sesuai Keputusan Mentri Tenaga Kerja 1999 tidak boleh

lebih dari 140 dB walau sesaat.

Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat bising

terpajan bising, antara lain intensitas bising yang lebih tinggi, berfrekuensi

tinggi, lebih lama terpapar bising, mendapat pengobatan yang bersifat racun

(20)

4

(golongan aminoglikosida), kina, asetosal.

Pengaruh utama kebisingan kepada manusia adalah kerusakan pada

indera-indera pendengaran yang menyebabkan ketulian progresif dan akibat

ini diketahui dan diterima umum untuk berabad-abad lamanya

(Suma’mur,1996). Hubungan antara kebisingan dengan kemungkinan

timbulnya gangguan terhadap kesehatan sangat dipengarui oleh beberapa

faktor yaitu intensitas kebisingan dan lamanya seseorang berada di tempat

bising atau di tempat bunyi tersebut baik dari hari kehari ataupun untuk

seumur hidup (Azrul Azwar, 2000). Kebisingan merupakan salah satu faktor

bahaya bagi tenaga kerja, sedangkan ketentuan tentang kebisingan yaitu

Keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor : 51/Men/1999 tentang Nilai

Ambang Batas (NAB) faktor fisik di tempat kerja.

Intensitas bising di lingkungan kerja, di ukur dengan Sound Level

meter. Untuk mengukur nilai ambang pendengaran digunakan Audiometer.

Untuk menilai tingkat pajanan pekerja lebih tepat digunakan Noise Dose

Meter karena pekerja umumnya tidak menetap pada suatu tempat kerja

selama 8 jam bekerja. Nilai ambang batas [NAB ] intensitas bising adalah 85

dB dan waktu bekerja maksimum adalah 8 jam per hari. Sound Level Meter

adalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila ada benda bergetar,

maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang dapat

ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakan meter penunjuk.

Audiometer adalah alat untuk mengukur nilai ambang pendengaran.

Audiogram adalah chart hasil pemeriksaan audiometri. Nilai ambang

pendengaran adalah suara yang paling lemah yang masih dapt didengar telinga

(21)

5

Kerja merupakan aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan

manusia. Hampir separuh kehidupanya manusia melakukan aktivitas tersebut,

karena untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya manusia terdorong

untuk melakukan aktivitas kerja. Menurut (Magnis, 1992) mengatakan, kerja

adalah kegiatan yang direncanakan. Jadi kerja itu memerlukan pemikiran yang

khusus yang tidak dapat dijalankan oleh binatang. Menurut (May Smith,1992)

tujuan dari kerja adalah untuk hidup. Maka mereka yang memerlukan

kegiatan fisik atau kegiatan otak dengan sarana kebutuhan untuk hidup,

berarti mereka bekerja.

Keselamatam dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk

menciptakan suasana kerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah

mencapai produktifitas setinggi-tingginya. Maka dari itu K3 mutlak untuk

dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa terkecuali. Upaya K3

diharapkan dapat mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan

maupun penyakit akibat melakukan suatu pekerjaan.

Pelaksanaan K3 sangat dipengaruhi 3 faktor utama yaitu manusia,

bahan, metode yang digunakan, yang artinya ketiga unsur tersebut tidak dapat

dipisahkan dalam mencapai penerapan K3 yang efektif dan efisien. Sebagian

dari ilmu kesehatan kerja, penerapan K3 dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu

adanya organisasi kerja, administrasi K3, pendidikan dan pelatihan, penerapan

prosedur dan peraturan di tempat kerja, dan pengendalian lingkungan kerja.

Faktor lingkungan dalam ilmu kesehatan kerja merupakan salah satu faktor

terbesar dalam mempengaruhi kesehatan pekerja, namun demikian tidak bisa

meninggalkan faktor lainnya yaitu perilaku. Perilaku seseorang dalam

(22)

6

efektifitas keberhasilan K3. Demikian juga terjadi pada pekerja bagian mesin

di pabrik tebu, dimana tingkat kepatuhan terhadap peraturan dan pengarahan

K3 akan mempengaruhi perilaku terhadap penerapan prinsip K3 dalam

melakukan pekerjaanya (Setyawati L, 2000 didalam Abidin,dkk. 2008 ).

Gangguan pendengaran dapat terjadi pada manusia diakibatkan oleh

bising yang umumnya mengacu pada tingkat pendengaran dimana individu

tersebut mengalami kesulitan untuk melaksanakan kehidupan

normal,biasanya dalam hal memahami pembicaraan (Suyono, 2001).

Bising dengan intensitas lebih dari 85 dB dalam waktu tertentu dapat

mengakibatkan ketulian. Kerusakan pendengaran pada tingkat kebisingan 85

dB ada kemungkinan bahwa setelah 5 tahun bekerja 1% pekerja akan

memperlihatkan sedikit (biasanya minor) gangguan pendengaran, setelah 10

tahun kerja 3 % pekerja mungkin mengalami kehilangan pendengaran dan

setelah 15 tahun meningkat menjadi 5 %. Pada tingkat bising 90 dB

presentasenya adalah 4%, 10% dan pada 95 dB 7%, 17% dan 24% (wiyono,

2000).

Dalam Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan

pencegahan kecelakaan dijelaskan bahwa perusahaan wajib melindungi

keselamatan pekerja yaitu dengan memberi penjelasan kepada tenaga kerja

tentang kondisi dan bahaya tempat kerja, alat pelindung diri, yang diharuskan

dalam tempat kerja, alat pelindung diri bagi tenaga kerja serta cara dan sikap

yang aman dalam melaksanakan pekerjaan ( Suma’mur,2003 ).

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.

SE-01 /MEN/ 1978, Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempa kerja

(23)

7

diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap

untuk waktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam

seminggunya Tindakan pengendalian yang terpenting adalah mengurangi

tingkat bunyi dengan cara- cara teknis, baik korelatif (peredam bunyi, panel

anti pantulan, lapisan pelindung, pelindung kepala), atau lebih baik dengan

merancang mesin yang kurang bising. Pemeriksaan kebisingan secara berkala

baik dilapangan maupun dilaboratorium, dan memberikan motivasi dan

pendidikan kesehatan, melakukan evaluasi dan audit program ( Mukono,

2006).

Identifikasi status kesehatan pekerja dengan kebisingan dalam

penelitian ini dengan mengetahui status kesehatan pada pekerja di pabrik

terkait dari efek suara bising dapat diambil kesimpulan bahwa prosentase

terbesar adalah responden yang mengalami tuli berat (54%) dan tuli sedang

(23%) serta kerusakan mengikuti pembicaraan sehari-hari (15%) sisanya (8%)

tuli ringan dan pendengaran normal (0%) ( Suyono 1995 ).

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti ingin melakukan penelitian

yang berjudul “Analisa Korelasi Masa Kerja Dengan Gangguan Fungsi

Pendengaran Pada Tenaga Kerja Bagian St.Ketel PG.Kebon Agung Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“ Bagaimanakah Korelasi Masa Kerja Dengan Gangguan Fungsi Pendengaran

Pada Tenaga Kerja Bagian St.Ketel PG.Kebon Agung Malang

“.

(24)

8

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Korelasi Masa Kerja Dengan Gangguan Fungsi

Pendengaran Pada Tenaga Kerja Bagian St.Ketel PG.Kebon Agung

Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran masa kerja karyawan di bagian mesin

St.Ketel di PG.Kebon Agung Malang.

2. Mengetahui gambaran status kesehatan fungsi pendengaran

karyawan di bagian St.Ketel di PG.Kebon Agung Malang.

3. Mengidentifikasi Korelasi Masa Kerja Dengan Gangguan Fungsi

Pendengaran Pada Tenaga Kerja Bagian St.Ketel PG.Kebon

Agung Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1.4.1. Manfaat bagi institusi pendidikan

Dapat memberikan sumbangan untuk mengembangkan ilmu

dan teori keperawatan, khususnya bagi bidang keperawatan

komunitas. Sebagai informasi bagi dunia keperawatan untuk

mengetahui lebih banyak tentang kesehatan kerja, terutama pada

kaum buruh.

1.4.2. Manfaat bagi peneliti

Manfaat yang ingin didapatkan yaitu Untuk menambah dan

memperdalam ilmu, juga pemahaman untuk penulis tentang cara serta

proses penelitian khususnya tentang gangguan sistem sensori fungsi

(25)

9

Malang.

1.4.3. Manfaat bagi subjek yang diteliti ( pekerja di pabrik )

Pekerja dapat lebih memperhatikan prosedur perlindungan

dan keselamatan kerja, sehingga efek samping dari pekerjaan dapat

diminimalisir.

1.4.4. Manfaat bagi Pabrik

Pabrik dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan

keselamatan kerja (K3) sehingga faktor yang mempengaruhi terhadap

ketulian akibat bising dapat diminimalisir.

1.5 Definisi istilah 1. Lama kerja.

Lama bekerja adalah lama waktu untuk melakukan suatu kegiatan atau

lama waktu seseorang sudah bekerja ( Tim penyusun KBBI, 2001). Lama

bekerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja di

suatu tempat. Menurut (Handoko 2002), Faktor-faktor yang mempengaruhi

lama bekerja diantaranya: Tingkat kepuasan bekerja, Stress lingkungan kerja

Pengembangan karir, Kompensasi hasil kerja

Lama bekerja menurut (Handoko, 2002) di kategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu

a) Lama bekerja katagori baru : 0-1 th b) Lama bekerja katagori sedang : 1-3 th.

c) Lama bekerja katagori lama : >3 th.

Kerusakan pendengaran pada tingkat kebisingan 85dB ada

kemungkinan bahwa setelah 5 tahun bekerja 1% pekerja akan

memperlihatkan sedikit (biasanya minor) gangguan pendengaran, setelah 10

(26)

10

setelah 15 tahun meningkat menjadi 5 %. Pada tingkat bising 90 dB

presentasenya adalah 4%, 10% dan pada 95 dB 7%, 17% dan 24% (Wiyono,

2000 di dalam Oktaningsih, 2007).

2.Fungsi Pendengaran

Pendengaran merupakan salah satu indera yang berhubungan dengan

komunikasi audio/suara. Alat pendengaran yang berbentuk telinga berfungsi

sebagai fonoreseptor yang mampu merespons suara pada kisaran antara 0

- 140 dB tanpa menimbulkan rasa sakit. Frekuensi yang dapat direspons

oleh telinga manusia antara 20-20000 Hz dan sangat sensitif pada

frekuensi antara 1000-4000Hz. Kerusakan pendengaran (dalam bentuk

ketulian) merupakan penurunan sensitifitas yang berlangsung secara terus

menerus (Sasongko, 2000).

Tingkat kemampuan mendengar dibagi dalam.

a. Pendengaran normal, bila tidak terdapat kesukaran mendengar

pembicaraan dengan suara biasa maupun suara perlahan. Pada pemeriksaan

audiometri tidak lebih dari 25 dB.

b. Tuli ringan, bila tidak terdapat kesukaran mendengar suara biasa, tetapi

sudah ada kesukaran mendengar pembicaraan dengan suara perlahan. Pada

pemeriksaan audiometri 26-40 dB.

c. Tuli sedang, bila seringkali terdapat kesukaran mendengar suara biasa. Pada

pemeriksaan audiometri 41-60 dB.

d. Tuli berat, bila sudah terdapat kesukaran mendengar suara biasa, sehingga

harus dengan suara keras. Pada pemeriksaan audiometri 61-90 dB.

e. Tuli sangat berat, meskipun dengan suara keras, komunikasi tidak lancar.

(27)

11

1.6 Keaslian Penelitian

Cahyasiwi (2002), dengan judul “ Hubungan antara kebisingan

dengan depresi pada karyawan perusahaan penggilingan padi P.T Badri Septi

Masaran Sragen Universitas sebelas maret Surakarta”. Menggunakan metode

analitik, dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah

para karyawan penggilingan padi di PT. Badri Septi Masaran Sragen. Data

dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan

depresi pada karyawan perusahaan penggilingan padi PT. Badri Septi Masaran

Sragen dimana dengan sampel 45 responden tingkat hubungan sebesar r =

0,46 dengan p= 0,000. Perbedaan dengan penelitian di atas adalah alat analisis

yang digunakan adalah korelasi Product moment Pearson, sedangkan dalam

penelitian ini menggunakan Regresi linier sederhana. Jumlah sampel adalah 45

responden, sementara penelitian ini menggunakan 42 responden. Persamaan

dalam penelitian ini adalah variabel yang digunakan adalah variabel

kebisingan.

Widyastuti (2002), dengan judul “ Hubungan antara kebisingan

dengan kecemasan karyawan pada tempat penggilingan padi PT. Badri Sepat

Masaran Sragen Universitas Sebelas Maret Surakarta”. Menggunakan metode

analitik, dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah

para karyawan penggilingan padi PT. Badri Sepat Masaran Sragen. Data

dianalisis menggunakan uji korelasi person. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan

kecemasan karyawan pada tempat penggilingan padi PT. Badri Sepat Masran

(28)

12

sampel sebanyak 15 orang responden dan pengujian menggunakan uji

korelasi Pearson. Sedangkan penelitian ini sampel sebanyak 42 responden

danpengujian menggunakan uji Regresi linier sederhana. Persamaan adalah

mengenai variabel penelitian, yaitu mengenai kebisingan.

Zaini (1995), dengan judul “Hubungan kenaikan nilai ambang

pendengaran sementara terhadap gangguan kenyamanan pendengaran

karena pemaparan bising pada tenaga kerja di perusahaan penggilingan

padi”. Menggunakan metode analitik, dengan rancangan cross sectional.

Sampel dalam penelitian ini adalah para tenaga kerja di industri penggilingan

padi di Kelurahan Kaliwuluh Kecamatan Kebakkramat kabupaten

Karanganyar. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik korelasi

product moment. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara kenaikan nilai ambang pendengaran

sementara dengan kenyamanan pendengaran karena pemaparan bising

pada tenaga kerja di perusahaan penggilingan padi dengan nilai p-value =

0,01. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Zaini dengan penelitian

ini adalah alat uji statistik. Peletian tersebut menggunakan uji korelasi

Pearson, sementara penelitian ini menggunakan Regresi linier sederhana.

Jumlah responden penelitian Zaini sebanyak 40 responden, sedangkan

penelitian ini berjumlah 42 responden.

1.7 Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada status kesehatan Fungsi Pendengaran

pekerja dengan masa kerja lebih dari 5 tahun.Status kesehatan yang diukur

dalam penelitian ini dibatasi pada indera pendengaran. Pekerja yang bekerja di

Referensi

Dokumen terkait

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui hubungan kandungan nitrat terhadap pertumbuhan lamun Enhalus acoroides

The surface effect phenomena of the Flying Boat remote control model was simulated by using CFx Computational Fluid Dynamics software, AnSys with the airspeed, V = 35.0

Pada jenjang pendidikan, banyak sekali metode dan strategi yang digunakan oleh para guru untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari matematika, akan tetapi

Penggunaan metode dekomposisi Adomian untuk menyelesaikan persamaan (1) masih belum terlihat sederhana, sehingga metode dekomposisi Adomian perlu dimodifikasi agar dapat

Manfaat keberadaan jabatan fungsional PTP dapat dilihat dari 3 pihak, yaitu dari: (1) lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan dari program studi teknologi

Pada Bahagian A, penyelidikan dijalankan ke atas proses fabrikasi KMA yang dihasilkan dengan menggunakan serbuk Al berbentuk kepingan dengan gentian pendek alumina Saffil 

32 Ideas yang terdapat dalam upacara adat Rai rate adalah penyembahan kepada leluhur sebagai suatu simbol bahwa orang yang sudah meninggal masih ada bersama-sama

objek harta bersama, penghasilan yang tumbuh dari harta pribadi suami isteri pun akan jatuh. menjadi objek