• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERIMBANGAN ZAT PENGATUR TUMBUH KINETIN DAN NAA TERHADAP EKSPLAN Anthurium plowmanii (GELOMBANG CINTA) SECARA KULTUR IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERIMBANGAN ZAT PENGATUR TUMBUH KINETIN DAN NAA TERHADAP EKSPLAN Anthurium plowmanii (GELOMBANG CINTA) SECARA KULTUR IN VITRO"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERIMBANGAN ZAT PENGATUR TUMBUH KINETIN DAN

NAA TERHADAP EKSPLAN Anthurium plowmanii (GELOMBANG CINTA)

SECARA KULTUR IN VITRO

Oleh: Tricahyo Hernanto ( 03710005 ) Agronomy

Dibuat: 2008-10-28 , dengan 3 file(s).

Keywords: kinetin, NAA, eksplan, Anthurium plowmanii ( gelombang cinta ), Kultur In Vitro

Anthurium gelombang cinta banyak dimanfaatkan sebagai penghias ruang kerja atau ruangan kantor dengan penataan yang modern Adapun harga yang ditawarkan pada tanaman Anthurium gelombang cinta berkisar antara Rp 1,5 juta – Rp 4 juta, untuk ukuran daun 60-80 cm, sedangkan untuk jenis Anthurium Jemanii dengan daun berukuran 20 cm dipatok seharga Rp 1 juta. Secara komersial Anthurium gelombang cinta dapat diperbanyak melalui biji dan pemotongan rimpang namun cara ini membutuhkan waktu yang lama dan menghasilkan tanaman yang cenderung tidak sesuai dengan sifat induknya. Kultur In Vitro merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman Anthurium gelombang cinta yang tepat untuk mendapatkan tanaman yang sesui dengan sifat induknya dan membutuhkan waktu yang relatif cepat untuk perbanyakannya.

Penelitian ini bertujuan untuh mendapatkan komposisi perimbangan zat pengatur tumbuh Kinetin dan NAA yang baik pada proses pertumbuhan eksplan Anthurium gelombang cinta secara kultur In Vitro. Hipotesis dari penelitian ini adalah Diduga pemberian perimbangan zat pengatur tumbuh Kinetin dan NAA pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan pertumbuhan eksplan Anthurium gelombang cinta secara kultur In Vitro

Pemelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 sampai dengan selesai di laboratorium Mitra Anggrek Indonesia Jalan Hasanuddin 1 no 24 Junrejo, Batu Malang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Standart Deviasi dan data disajikan dalam bentuk deskriptif. Perimbangan konsentrasi zat pengatur tumbuh yang digunakan yaitu Kinetin dan NAA yang dicampur pada media Murashige and Skoog (MS). Dimana tiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali dengan masing-masing ulangan terdiri dari 1 botol kultur sehingga didapat 25 botol

perlakuan. Pengamatan dilakukan satu minggu sekali, parameter yang diamati adalah persentase eksplan hidup, persentase eksplan kontaminasi, jumlah tunas, jumlah daun, jumlah akar, saat muncul kalus, dan persentase eksplan berkalus.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pada konsentrasi perimbangan zat pengatur tumbuh Kinetin dan NAA yang menunjukkan hasil rerata tertinggi terlihat pada perlakuan L3 (Kinetin 1,0 ppm dan NAA 1,0 ppm) dengan rerata jumlah tunas yang muncul sebanyah 3,8 ± 0,17 per-botol pada minggu ke 12 setelah tanam. Pada perlakuan L5 (Kinetin 2,0 ppm + NAA 0,1 ppm) dengan rerata jumlah daun yang muncul

sebanyak 12,8 ± 0,17 per-botol pada minggu ke 12 setelah tanam. Pada perlakuan L3 (Kinetin 1,0 ppm + NAA 1,0 ppm) dengan rerata jumlah akar yang muncul sebanyak 3 ± 0,28 per-botol pada minggu ke 12 setelah tanam. Pada perlakuan L3 (Kinetin 1,0 ppm + NAA 1,0 ppm) mampu mempercepat saat munculnya kalus pada 5 minggu setelah tanama (MST) dengan rerata muncul kalus 6 minggu setelah tanam.

(2)

jumlah tunas yang muncul sebanyah 2,6 ± 0,31 per-botol pada minggu ke 12 setelah tanam. Pada perlakuan L3 (Kinetin 1,0 ppm + NAA 1,0 ppm) dengan rerata jumlah daun yang muncul

sebanyak 1,6 ± 0,24 per-botol pada minggu ke 12 setelah tanam. Pada perlakuan L2 (Kinetin 0,5 ppm + NAA 1,5 ppm) dengan rerata jumlah akar yang muncul sebanyak 2,5 ± 0,25 per-botol pada minggu ke 12 setelah tanam. Pada perlakuan L4 (Kinetin 1,5 ppm + NAA 0,5 ppm) mampu mempercepat saat munculnya kalus pada 7 minggu setelah tanama (MST) dengan rerata muncul kalus 8 minggu setelah tanam.

Anthurium was one of interesting leaf decorative crop type because of its beautiful leaf pattern and form. Conventional propagation of Anthurium, is a time consume process, and less of uniformly result. One of the methods may be used to propagate anthurium uniformly in a lot of number is by culture in vitro. The aim of this study is to get the right balancing composition of growth regulator Kinetin and NAA at growing process of Anthurium Wave of Love eksplan by Culture In Vitro.

This research was conducted at Mitra Anggrek Indonesia laboratory, Batu – Malang, from April until December 2007. This research was arranged in Simply Complete Randomized Design. The observations started at 2 weeks after planting on once a week interval, with parameters :

percentage of life eksplan, number of shoot, number of leaves, number of root, date of emerge callus, and percentage of eksplan having callus.

The result of this research indicate that balance concentration of growth regulator Kinetin and NAA that showing result of highest average seen at treatment of L3 ( Kinetin 1,0 and ppm of NAA 1,0 ppm) with average of number of shoot which emerge as much as 3,8 ± 0,17 each bottle at 12 week after planting. The treatment of L5 ( Kinetin 2,0 ppm + NAA 0,1 ppm) showed the highest number with average number of leaf which emerge counted 12,8 ± 0,17 each bottle at 12 week after planting. Treatment of L3 ( Kinetin 1,0 ppm + NAA 1,0 ppm) with average of number of root which emerge counted 3 ± 0,28 each bottle at 12 week after planting. Treatment of L3 ( Kinetin 1,0 ppm + NAA 1,0 ppm) shows faster appearance of callus at 5 week after planting with average emerge callus 6 week after planting.

Referensi

Dokumen terkait

35 Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L) adalah kegiatan pengembangan/ pembangunan masyarakat/ komunitas yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan

Pada data mengenai tingkat pendidikan, respon yang digunakan memiliki skala ukur ordinal sehingga untuk memodelkan data tersebut harus menggunakan model logistik ordinal

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO BADAN LINGKUNGAN HIDUP PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA.. Jalan Raya

Table 1: Number of cattle with suspected lesions and tested for foot and mouth disease (FMD) using a pen-side test (Svanodip FMD ag test) per village, out of three randomly

Menjelaskan bahwa pada pemeriksaan vulva dan vagina tidak terdapat tanda-tanda infeksi atau vulva bersih dengan karakteristik lochea sanguilental (putih bercampur

Penelitian ini bertujuan: 1) meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi hidrokarbon menggunakan penerapan model pembelajaran problem solving berbantuan animasi

Judul : Keefektifan Model Penemuan Terbimbing ( Guided Discovery ) dengan Scientific Approach dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya dalam Meningkatkan Prestasi

Dalam kondisi saat ini, dari semua alat transportasi yang ada, sepeda motor menjadi favorit masyarakat karena dianggap paling efektif dan efisien.dalam proses