• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN WAHANA UDARA TANPA AWAK VTOL-UAV SEBAGAI WAHANA IDENTIFIKASI DINI KONDISI UDARA BERBASIS VIDEO SENDER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANG BANGUN WAHANA UDARA TANPA AWAK VTOL-UAV SEBAGAI WAHANA IDENTIFIKASI DINI KONDISI UDARA BERBASIS VIDEO SENDER"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

RANCANG BANGUN WAHANA UDARA TANPA AWAK VTOL-UAV SEBAGAI WAHANA IDENTIFIKASI DINI KONDISI UDARA

BERBASIS VIDEO SENDER

Oleh

M. Yusuf Tamtomi

Pencemaran udara atau yang biasa disebut polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat–zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya. Pencemaran udara disebabkan oleh berbagai macam zat kimia, baik berdampak langsung maupun tidak langsung yang semakin lama akan semakin mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat polusi udara yang ada disuatu daerah tertentu maka perlu adanya teknologi yang digunakan untuk mendeteksi tingkat polusi udara tersebut. Maka dari itu perlu adanya sebuah wahana udara yang dapat difungsikan untuk memantau dan memotret kondisi udara disuatu daerah agar dapat dianalisa dan diambil proses citranya. Salah satu wahana yang digunakan yaitu wahana Vertical Take off and Landing (VTOL) Unmaned Aerial Vehicle (UAV) dengan flight controller fixhawk. Wahana VTOL-UAV secara autonomus akan mengikuti titik waypoint

dengan ketinggian yang telah ditentukan pada mission planner. Dengan batas toleransi GPS M8N yang digunakan mencapai 2 meter untuk mencapai titik

waypoint tersebut maka akan diperoleh gambar pada daerah yang akan diamati kondisi udaranya. Wahana VTOL-UAV menggunakan video sender dalam mengirimkan gambar dari titik waypoint daerah yang akan diidentifikasi. Wahana akan secara langsung mengirimkan gambar pada ground control station melalui GUI (Grafics User Interface) yang telah disiapkan. Pada GUI tersebut akan terlihat gambar yang akan diambil datanya dan hasil gambar yang diperoleh dari pengolahan citra yang dilakukan. Dari data gambar tersebut dapat dianalisa kondisi udara yang ada pada daerah tersebut berpolusi atau tidak berpolusi.

(2)

ABSTRACT

DESIGN UNMANNED AERIAL VEHICLE VTOL-UAV AS EARLY IDENTIFICATION AIR CONDITION VEHICLE BASED VIDEO SENDER

By

M. Yusuf Tamtomi

Air pollution or so-called weather pollution is defined as the presence of materials or foreign substances in the air that cause changes in the arrangement or the composition of air than normally. Air pollution caused by various chemicals both direct and indirect impacts that the longer it will even disrupt the life of humans, animals, and plants. Therefore to determine the level of air pollution that exist in a specified area, need the existence technology that is used to detect the level of air pollution. Thus it is necessary for an aerial vehicle that can be used to monitor and photograph the air condition in an area that can be analyzed and retrieved image process. One of the vehicle used is a vehicle for Vertical Take off and Landing (VTOL) unmaned Aerial Vehicle (UAV) with fixhawk flight controller. A VTOL-UAV vehicle is autonomously will follow the waypoint point with a predetermined height on the mission planner. By the tolerance limit of GPS M8N used up to 2 meters to reach the waypoint point you will get an image on the area to be observed the air-condition. A VTOL-UAV vehicle using video sender to transmit images from the waypoint point area to be identified. A vehicle will directly send the image to the ground control station via the GUI (grafics User Interface) has been prepared. The GUI will look the picture to be taken and the image data obtained from image processing is done. From the image data can be analyzed air conditions that exist in the area polluting or non-polluting.

(3)

\

RANCANG BANGUN WAHANA UDARA TANPA AWAK

VTOL-UAV SEBAGAI WAHANA IDENTIFIKASI DINI KONDISI

UDARA BERBASIS VIDEO SENDER

Oleh

M. YUSUF TAMTOMI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gedong Tataan pada tanggal 21

Juni 1992, sebagai anak kesembilan dari sembilan

bersaudara, dari Bapak Saleh Latif (alm) dan Ibu

Arbaiyah. Pendidikan di Sekolah Dasar di SDN 1

Gedong Tataan diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah

Menengah Pertama di SMPN 1 Gedong Tataan

diselesaikan pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 9

Bandarlampung dengan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam diselesaikan

pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur UML (Ujian Masuk Lokal).

Pada semester 5 penulis memilih Konsentrasi Sistem Isyarat Elektronika sebagai

fokus dalam perkuliahan dan penelitian. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif

di lembaga kemahasiswaan Himatro (Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro)

sebagai anggota Divisi Minat dan Bakat tahun 2010-2011. Kemudian di tahun

2011-2012 penulis menjabat sebagai anggota Divisi Minat dan Bakat di Himatro.

Selain itu penulis juga merupakan asisten praktikum teknik digital. Pada tahun

2015 penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di PT. UAV IndoNusantara untuk

(8)

penulis banyak belajar di dunia UAV (Unmaned Aerial Vehicle) terutama bidang

kendali elektronik.

Penulis tergabung juga dalam tim URO (Unila Robotika dan Otomasi) dan telah

mengikuti berbagai macam perlombaan tingkat nasional. Diantaranya Kontes

Robot Line Follower di PNJ 2010-2011, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia

2013,2014 divisi berkaki dimana pada tahun 2014 mendapatkan best design

“ARSYAD” serta tergabung dalam tim Kontes Robot Terbang Indonesia 2014.

Selain itu penulis juga pernah menjadi guru pendamping tim robotik SMAN 2 dan

SMAN 9 Bandar Lampung pada kontes robot Line Follower dan mendapatkan

(9)

Jangan berhenti berharap karena ALLAH lebih

tahu saat yang tepat mengabulkan permintaan kita

Sesuatu yang dapat dibayangkan

pasti dapat kita raih, Sesuatu

yang kita mimpikan pasti dapat

terwujud

menjadi kenyataan”

Hidup adalah Proses, segala sesuatu yang pernah kita temui

akan memberikan kita pelajaran hidup yang menambah

pengalaman hidup kita

Tidak ada hal yang sulit jika kita mau berusaha dengan kerja

keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, yang penting ada

kemauan dan ada kesungguhan serta gunakan logika serta

ilmu pengetahuan sesuai kapasitas kita masing masing yang

telah Allah Ta'ala karuniakan

(10)

Kupersembahkan Karya Kecil dan Sederhana Ini Untuk

Ayah Dan Ibuku Tercinta ;

Saleh Latif (Alm)

&

Arbaiyah

atas ketulusan, kasih sayang, doa dan semua pemberian

yang tiada henti...

Tak lupa untuk kakak-kakakku tersayang ;

Zainuri, Suhairiyah, Saifudin, Bahruddin, Alfa Toni, Nurmila,

Ainal Uyun, dan Rosmala

(11)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan hidayah-NYA

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Rancang Bangun Wahana Udara Tanpa Awak VTOL-UAV Sebagai Wahana Identifikasi Dini Kondisi Udara Berbasis Video Sender ” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung. Penulis

dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun bila

terdapat kekurangan dalam skripsi ini.

Selama melaksanakan penelitian, penulis banyak mendapatkan pengalaman yang

sangat berharga. Penulis juga telah mendapat bantuan baik moril, materi,

bimbingan, petunjuk serta saran dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik;

2. Bapak Dr. Ing. Ardian Ulvan, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro;

(12)

4. Bapak Muhamad Komarudin, S.T., M.T. selaku Pembimbing Utama atas

kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan

kritik dalam proses penyelesaian tugas akhir ini;

5. Ibu Dr. Ir. Sri Ratna Sulistiyanti, M.T. selaku Pembimbing Kedua atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

penyelesaian tugas akhir ini;

6. Bapak Dr. Eng. FX. Arinto Setyawan, M.T. selaku Penguji Utama tugas

akhir. Terima Kasih atas bimbingan, masukan dan saran-sarannya dalam tugas

akhir ini;

7. Bapak Yuliarto Raharjo, S.T., M. T.(Alm) selaku Ayah dan Pembimbing URO

atas kesediaannya membimbing penulis dan selalu memberi semangat;

8. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung atas pengajaran

dan bimbingannya yang diberikan selama ini kepada penulis;

9. Mbak Ning dan mas Daryono beserta seluruh jajarannya atas semua

bantuannya menyelesaikan urusan administrasi di Teknik Elektro Universitas

Lampung selama ini;

10.Kedua orang tua penulis, Almarhum Ayahanda dan Ibunda tercinta yang

senantiasa memberikan dukungan, cinta dan kasih sayang sehingga penulis

mampu menyelesaikan tugas akhir ini;

11.Kakak-kakak penulis, Zainuri, Suhairiyah, Saifudin, Bahruddin, Alfa Toni,

Nurmila, Ainal Uyun dan Rosmala serta seluruh keluarga besarku yang tidak

dapat disebut satu persatu, atas segala kasih sayang, perhatian, dukungan dan

(13)

12.Saudara-saudara seperjuangan di lab TD, Choirudin, Gata, dan Ka Aris atas

segala dukungan, motivasi dan selalu menemani penulis dalam suka maupun

duka;

13.Teman, adik, kakak di URO yang selalu membagi kesenangan kesusahan dan

pengalaman yang luar biasa selama di Unila Robotika dan Otomasi (URO);

14.Seluruh punggawa Teknik Elektro 2010 “Terimakasih” atas kebersamaan dan

dukungannya, kalian adalah sahabat-sahabat ELEKTRO yang luar biasa;

15.Seluruh Keluarga Besar Laboratorium Terpadu Teknik Elektro yang telah

bersama-sama sebagai penghuni lab dengan segala keriangannya;

16.Semua pihak yang telah membantu serta mendukung penulis dari awal kuliah

hingga terselesaikannya tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per

satu;

17.Almamater tercinta, atas kisah hidup yang penulis dapatkan semasa kuliah.

Semoga kebaikan, kemurahan hati dan bantuan yang telah diberikan semua pihak

mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT dan semoga hari-hari kita

selalu indah dan menjadi lebih baik lagi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu masukan serta saran dan kritik yang membangun

sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya,

semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 17 Desember 2015

Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 3

1.3. Manfaat Penelitian ... 3

1.4. Rumusan Masalah ... 3

1.5. Batasan Masalah ... 4

1.6. Hipotesis ... 4

1.7. Sistematika Penulisan ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ... 7

2.2.Quadcopter ... 11

2.3.Parameter Kualitas Udara ... 13

2.4.Sistem Pengiriman Video Sender ... 14

(15)

ii

3.5.3 Perancangan Perangkat Keras (Hardware) ... 22

3.5.4 Perancangan perangkat lunak (Software) ... 27

3.5.5 Pengujian Sistem ... 29

3.5.6 Analisa dan Kesimpulan ... 31

3.5.7 Pembuatan Laporan ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ... 32

4.1.1. Vertical Take Off and Landing (VTOL) ... 32

4.1.2. Pengujian Sensor dan Telemetry ... 36

4.1.3. Pengujian Sistem Video Sender ... 42

4.1.4. Pengujian Sistem Propulsi ... 44

4.1.5. Pengujian Sistem Autopilot ... 46

4.2. Pembahasan ... 61

(16)

iii

4.2.2. Pengujian Misi Autopilot dan video sender ... 63

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ... 66

5.2. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Diagram Alir Penelitian ... 20

3.2. Diagram Block Keseluruhan Sistem... 21

3.3. UAV – VTOL dengan Bentuk Quadcopter ... 22

3.4. Blok Diagram Sistem Autopilot VTOL ... 23

3.5. Diagram Alir Sistem Waypoint... 24

3.6. Diagram Alir Position Hold ... 26

3.7. Blok Diagram Sistem FPV ... 27

3.8. Flight Plan Editor ... 28

3.9. Information View ... 28

3.10 Primary Flight Display ... 29

4.1. Tata Letak Perangkat Elektronik ... 32

4.2. Turnigy 9X ... 35

4.3. (a). Roll kekanan 30º. (b). Roll kekiri 30º ... 36

4.4. (a). Bow Up 30º. (b). Bow Down 30º. ... 37

4.5. (a). Compass 290º. (b). Compass 190º ... 38

4.6. Tampilan utama U-Center ... 39

4.7. Pengujian Sistem Telemetry ... 40

(18)

v

4.9. Kamera cmos pada wahana VTOL (a) dan tampilan video sender

(b)... ... 42

4.10. Grafik Hasil Pengujian Sistem Propulsi ... 45

4.11. Test Mode Loiter ... 46

4.12. Lokasi Pengamatan Udara pada Google Map ... 47

4.13. Gambar Initial ParameterArducopter ... 48

4.14. Flight Plan Misi Pertama. ... 49

4.15. Grafik Ketinggian pada Misi Pertama ... 50

4.16. Hasil Gambar Misi Pertama ... 51

4.17. Flight Plan Misi Kedua ... 52

4.18. Grafik Ketinggian pada Misi Kedua ... 53

4.19. Hasil Gambar Misi Kedua ... 54

4.20. Flight Plan Misi Ketiga ... 55

4.21. Grafik Ketinggian pada Misi Ketiga ... 56

4.22. Hasil Gambar Misi Ketiga. ... 57

4.23. Flight Plan Misi Keempat ... 58

4.24. Grafik Ketinggian pada Misi Keempat ... 59

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Hasil Pengujian Telemetri Diluar Ruangan ... 41

(20)

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pencemaran udara atau sering disebut dengan istilah polusi udara menurut

Akhmad (2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat –zat asing

didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara

dari keadaan normalnya. Pencemaran udara disebabkan oleh berbagai macam

zat kimia, baik berdampak langsung maupun tidak langsung yang semakin

lama akan semakin mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang

ada seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi, dan lain-lain.

Masing-masing sumber pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan

pengaruhnya bagi kehidupan. Pencemar udara yang terjadi sangat ditentukan

oleh kualitas bahan bakar yang digunakan, teknologi, serta pengawasan yang

dilakukan.

Sumber pencemaran umumnya dari kegiatan industri pengolahan, transportasi,

dan rumah tangga. Menurut Setyowidagdo (2000) dari beberapa penelitian

yang telah dilakukan ternyata 70% dari total emisi yang dibuang ke udara

berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Pencemaran udara yang

melampaui batas kewajaran akan menimbulkan dampak terhadap makhluk

(21)

2

bermotor maka konsumsi bahan bakar juga mengalami peningkatan dan

berujung pada bertambahnya jumlah polutan yang dilepaskan ke udara. Di

Indonesia kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan emisi kendaraan

bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat – zat berbahaya yang

memiliki dampak negatif baik terhadap kesehatan manusia maupun

lingkungannya.

Oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat polusi udara yang ada disuatu daerah

tertentu maka perlu adanya teknologi yang digunakan untuk mendeteksi

tingkat polusi udara tersebut. Maka dari itu perlu adanya sebuah wahana udara

yang dapat difungsikan untuk memantau dan memotret kondisi udara disuatu

daerah agar dapat dianalisa dan diambil proses citranya. Salah satu wahana

yang digunakan yaitu wahana Vertical Take off and Landing (VTOL)

Unmaned Aerial Vehicle (UAV). Sebuah wahana udara atau yang disebut rotary-wing yakni gabungan beberapa buah motor dengan model yang

diinginkan seperti bentuk huruf “X”, “+”, “H” ataupun bentuk yang lainnya

yang memiliki kelebihannya masing-masing. Wahana tanpa awak ini take off

dan landing dapat dilakukan tanpa memerlukan landasan pacu yang luas sehingga memudahkan dalam pengoperasiannya untuk memantau daerah

perkotaan dalam mendeteksi kondisi udara. Disamping meneruskan penelitian

Wiguna Utama (2013) yang telah berhasil menciptakan sistem kendali holding position pada quadcopter berbasis mikrokontroler atmega 328p maka dirancanglah sebuah wahana quadcopter atau vertical take off and landing

(22)

3

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Merancang wahana udara tanpa awak Vertical Take off and Landing

(VTOL) sebagai wahana identifikasi dini kualitas udara .

2. Merancang sistem autopilot untuk wahana udara tanpa awak Vertical Take off and Landing (VTOL) .

3. Merancang pengiriman data kamera menggunakan video sender untuk pemantauan udara secara langsung.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat digunakan sebagai wahana pemantau daerah berpolusi.

2. Dapat digunakan untuk pengambil gambar daerah berpolusi.

3. Dapat digunakan untuk pembuatan peta suatu daerah.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana wahana VTOL dapat berguna sebagai wahana identifikasi dini

kondisi udara ?

2. Bagaimana sistem autopilot dapat membuat wahana VTOL terbang secara

autonomus ?

3. Bagaimana merancang pengiriman data kamera menggunakan video sender

(23)

4

1.5 Batasan Masalah

Beberapa hal yang membatasi masalah dalam pembahasan tugas akhir ini

adalah:

1. Tidak membahas airframe yang digunakan untuk wahana VTOL .

2. Flight controller yang digunakan untuk wahana Vertical Take off and Landing (VTOL)adalah Pixhawk.

3. Mempresentasikan hasil terbang dari wahana VTOL dengan flight controller Pixhawk .

4. Mempresentasikan hasil pengiriman data kamera menggunakan video sender .

1.6 Hipotesis

Wahana yang dirancang diduga dapat digunakan sebagai wahana identifikasi

dini kondisi udara serta melakukan pengiriman data kamera secara realtime. Penggunaan VTOL diduga dapat memudahkan proses pemantauan kondisi

udara khususnya didaerah perkotaan. Pengiriman hasil data kamera secara

realtime menggunakan kamera diduga dapat mempermudah dan membantu dalam proses pemantauan kondisi udara suatu wilayah untuk menentukan

(24)

5

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan dan pemahaman mengenai materi tugas akhir

ini, maka tulisan ini dibagi menjadi lima bab, yaitu

BAB 1 Pendahuluan

Memuat latar belakang, tujuan, manfaat, perumusan

masalah, batasan masalah, hipotesis dan sistematika

penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Berisi teori-teori yang mendukung dalam perancangan

wahana VTOL, perancangan gambar dan video sender,

parameter kualitas udaradan sistem autopilot fixhawk.

BAB III Metode Penelitian

Berisi rancangan sistem, meliputi alat dan bahan,

langkah-langkah pengerjaan yang akan dilakukan, penentuan

spesifikasi sistem, perancangan sistem, dan masing-masing

bagian blok diagram.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Menjelaskan prosedur pengujian, hasil pengujian dan

(25)

6

BAB V Simpulan dan Saran

Memuat simpulan yang diperoleh dari pembuatan dan

pengujian alat, dan saran-saran untuk pengembangan lebih

lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1UAV (Unmanned Aerial Vehicle)

Unmaned Aerial Vechile (UAV) merupakan sebuah teknologi wahana udara tanpa awak yang saat ini banyak diteliti dibelahan dunia tak terkecuali

Indonesia sendiri yang telah banyak melakukan riset dibidang UAV. Beberapa

penelitian dilakukan salah satunya oleh Darmawan dan Bambang Pramujati

(2013) mengenai rancang bangun prototype Unmaned Aerial Vehicle (UAV) dengan tiga rotor yang menghasilkan sebuah perhitungan pergerakan UAV

serta analisa mengenai struktur UAV dengan metode elemen hingga. UAV

juga sekarang ini mulai memasuki era perubahan dimana sistem mulai

dikembangkan dengan memanfaatkan perpaduan antara dua macam mode

pesawat yaitu pesawat rotary wing dan fixed wing yang sering disebut juga mode Vertical Takeoff and Landing (VTOL).Pada mode rotary wing pesawat bertujuan untuk menghindari area sulit jika tidak ada landasan pacu untuk

pesawat, sedangkan untuk mode fixed wing digunakan untuk penghematan energi terbang pesawat sebab pada mode pesawat fixed wing bisa menggunakan mode glider dan mengurangi kecepatan putaran motor pesawat sehingga flight time dari pesawat akan lebih lama. Sistem pesawat VTOL ini pernah dilakukan penelitian oleh Svetoslav Zabunov, Petar Getsov, dan Gro

(27)

8

Landing Multi-Rotor Aircraft” didalamnya memuat sebuah rancangan pesawat

dengan desain bernama XZ-4 VTOL. [5]

2.1.1 Sejarah UAV

Kegunaan UAV pertama kali yang dicatat adalah untuk peperangan pada 22

Agustus 1849 ketika Austria menyerang salah satu kota di Itali Venice

dengan balon yang tidak berawak yang dilengkapi dengan bahan peledak.

Setidaknya beberapa balon diluncurkan dari kapal Austria Volcano. Meskipun beberapa balon telah bekerja, lainnya terjebak pada perubahan

arah angin dan meledak di belakang garis Austria. Pesawat terbang tanpa

pilot pertama digunakan sebagai aerial torpedoes atau apa yang kita sebut sekarang dengan cruise missiles, yang dibuat selama hingga sesaat setelah perang dunia pertama. Pada 12 September 1916, Hewitt-Sperry Automatic Airplane, yang dikenal sebagai bom yang dapat terbang melakukan penerbangan pertamanya, menunjukkan konsep dari sebuah pesawat tak

berawak. Dengan kesuksesan pesawat tanpa pilot sebelumnya, membawa

kepada pengembangan radio kontrol (RC) pesawat tanpa pilot di Inggris dan

US pada tahun 1930. Pada tahun 1931 Inggris mengembangkan Fairey Queen radio kontrol yang berasal dari Fairey IIIF, dan pada tahun 1935 melanjutkan eksperimen dengan memproduksi lebih besar radio kontrol

lainnya, DH 82B Quenn Bee. Setelah beberapa lama nama Queen Bee

(28)

9

selama perang dunia pertama, dan setelah perang pindah ke Amerika untuk

menemukan keberuntungannya di hollywood sebagai aktor. Diantara pekerjaan aktingnya dia terus mengejar keinginannya mengenai radio

kontrol model pesawat terbang pada tahun 1930. Dia dan rekan bisnisnya

membentuk Reginald Denny Industries dan membuka toko model pesawat pada tahun 1934 di Hollywood Boulevard yang dikenal dengan nama

Reginald Denny Hobby Shops. Toko berubah menjadi Radioplane Company. Denny percaya bahwa radio kontrol murah dapat sangat berguna untuk berlatih menghindari senjata anti pesawat, dan pada tahun 1935 dia

menunjukkan prototipe drone RP-1, kepada militer amerika. Denny kemudian membeli rancangan dari Walter Righter pada tahun 1938 dan

memulai penjualaannya kepada para hobi sebagai Dennymite, dan

menunjukkannya pada militer sebagai RP-2, dan setelah modifikasi menjadi

RP-3 dan RP-4. Pada tahun 1940, Denny dan rekannya memenangkan

kontrak dengan militer untuk radio kontrol mereka RP-4, yang menjadi OQ-2 Radioplane. Mereka telah membuat hampir 15.000 drones untuk militer selama perang dunia kedua. Tahun 1940 : selama perang dunia kedua,

inovasi Nazi German V-1 menunjukkan bentuk ancaman UAV dapat

menjadi mesin perang. Amerika berusaha untuk menghancurkan V-1.

Tahun 1960 : dari kegunaan awal sebagai target drones dan kendaraan tempur yang dipiloti dari jarak jauh, Amerika juga menjadikan UAV

memiliki peran penting dalam perang Vietnam untuk pengawasan

(29)

10

Tahun 1970 : kesuksesan Firebee yang dikembangkan oleh Israel berlanjut hingga akhir perang Vietnam. Ketika negara lainnya memulai untuk

mengembangkan sistem UAV mereka, Amerika telah menetapkan

pandangannya kepada jenis UAV yang berbeda.

Tahun 1980 : selama akhir tahun 1970 hingga 1980, Israeli Air Force, pengembang UAV yang agresif, sebagai pioneer beberapa UAV baru.

Tahun 1990 hingga sekarang : UAV menjadi posisi yang tetap dan kritis

dalam teknologi tinggi gudang senjata militer sekarang, dari Amerika dan

Eropa hingga Asia dan Timur Tengah. Mereka juga menggunakan untuk

tujuan damai seperti memonitor lingkungan di bumi.

UAV ke depan : pengawasan yang dilakukan UAV kedepan dapat berubah

menjadi MAV (Micro Aerial Vehicle) mata-mata yang kecil, begitu kecilnya, MAV dapat mengudara dan mendarat pada telapak tangan

operator. Amerika, Inggris, Korea, dan Israel, sedang mengembangkan

(30)

11

2.2 Quadcopter

Quadcopter adalah pengembangan dari helikopter yang hanya menggunakan sebuah motor. Quadcopter memiliki empat buah motor penggerak utama yang ditempatkan dalam formasi persegi dengan jarak yang sama dari pusat beban

quadcopter. Quadcopter digunakan dalam pengawasan, pencarian dan penyelamatan, keperluan inspeksi dan beberapa aplikasi lainnya. Komponen dasar

dari sebuah quadcopter adalah :

1. Motor brushless

2. ESC (Electrical Speed Controller)

3. Flight controller

4. Sensor accelerometer dan gyro

5. Baterai

6. Penerima RC dan antena

Sistem kendali pada quadcopter terletak pada pengaturan kecepatan motor yang dapat menentukan sudut dari quadcopter tersebut. Setiap motor pada quadcopter

menghasilkan gaya dorong dan torsi. Pada quadcopter terdapat empat buah motor yang berputar dengan dua buah motor yang berputar searah jarum jam, dan dua

buah motor yang berlawanan arah jarum jam. Sehingga apabila keempat motor

tersebut berputar pada kecepatan yang sama maka akan menghasilkan percepatan

(31)

12

Sebuah jurnal karya dari Didik Setyo P., Nu Rhahida, dan Bachtiar Septiawan

(2010) yang berjudul “ Navigation and Control System of Quadrotor Helicopter

menjelaskan jika menginginkan suatu perpindahan dalam satu titik ke titik lain

(satu tempat ke tempat lain) dibutuhkan diferensial kecepatan pada motor

quadrotor. Karena prinsip kerja dari pergerakan quadrotor bertitik pada kecepatan

motor masing-masing sisi. Quadrotor helicopter dikontrol dengan memvariasikan pitch dan torsi roll yang dihasilkan secara independen dengan mengontrol

kecepatan relatif dari rotor pada sisi berlawanan. Torsi yaw dihasilkan dengan

mengendalikan kecepatan relatif motor yang berputar terbalik untuk menghasilkan

reaksi torsi total yang berbeda-beda pada shaft motor. Percepatan vertikal

dikendalikan oleh kecepatan total dari semua motor dan percepatan lateral

dikendalikan melalui lapangan dan roll quadrotor. [4]

Didalam sebuah jurnal karya dari M. Rizky Wiguna, M. Komarudin, dan Agus

Trisanto (2013) yang berjudul “ Sistem Kendali Holding Postion Pada

Quadcopter Berbasis Mikrikontroler Atmega 328p ” menjelaskan bahwa

quadcopter mampu mempertahankan posisi (holding position) ketika mode

holding position diaktifkan dari salah satu channel remote pada pilot, dan mampu mengirim data telemetri ke GCS dalam bentuk GUI melalui radio frekuensi

(32)

13

2.3Parameter Kualitas Udara

Didalam melakukan penelitian ataupun pemantau diperlukan sebuah

parameter yang digunakan untuk menentukan batasan penelitian yang akan

dilakukan. Dalam hal ini, parameter kondisi udara diperlukan untuk

melakukan pemantauan keadaan kondisi udara. Berdasarkan penelitian dari

Anak Agung Gede Suguiarta (2008) dalam sebuah jurnal yang berjudul

“Dampak Bising Dan Kualitas Udara Pada Lingkungan Kota Denpasar” ada

beberapa macam parameter dalam menentukan kondisi udara antara lain :

1. Debu

Adanya debu didalam kandungan atmosfer/udara ambien sebagian besar

terjadi karena kontribusi zat pencemar partikulat yang bersumber dari

kendaraan bermotor.

2. Timbal (Pb)

Adanya timbal dalam konsentrasi udara disebabkan oleh adanya

kontribusi zat buang kendaraan bermotor yang dalamm bahan bakarnya

terutama bensin masih mengandung timbal walupun kecil sekali

kandungannya didalam bahan bakar, karena sifat dari gas timbal adalah

bersifat akumulatif.

3. Karbon Monoksida (CO)

Adanya gas karbon monoksida diudara ambien lebih banyak disebabkan

dari kontribusi asap kendaraan bermotor yang banyak melintas disuatu

(33)

14

2.4Sistem pengiriman Video Sender

Video Sender merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk mengirimkan sebuah data audio dan video dari sisi pemancar (Tx) dan sisi

penerima (Rx). Didalam sebuah penelitian dengan jurnalnya yang berjudul

“Aplikasi Rangkaian Terintegrasi mc 1374 Sebagai Pemancar Audio Video

Pada Kanal Very High Frequency Televisi” Rizal A Duyo membuat sebuah hipotesis bahwa dengan dibuatnya video sender menggunakan metode rangkaian terintegrasi akan didapatkan sebuah video sender yang secara fisik dikatakan kecil akan tetapi jarak pancar akan semakin jauh. Perangkat video sender ini dimanfaatkan untuk memancarkan informasi berupa gambar dan suara yang berkerja didalam sebuah kanal televisi. Pada penelitian tersebut

didapatkan sebuah hasil yaitu video sender bekerja pda kanal 3 standar CCIR-ITU dengan pencapaian jarak pancar sejauh 26 meter pada kondisi terhalang,

sedangkan pada lintasan langsung (line off sight) dapat mencapai 60 meter dengan memberikan tingkat gambar dan suara menjadi bagus. [6]

2.5Pixhawk

Pixhawk adalah sistem autopilot advance dirancang oleh proyek PX4 terbuka hardware dan diproduksi oleh 3D Robotika. Ini fitur prosesor canggih dan

teknologi sensor dari ST Microelectronics® dan sistem operasi real-time

NuttX, memberikan kinerja yang luar biasa, fleksibilitas, dan keandalan untuk

mengendalikan setiap kendaraan autonomous. Adapun fitur utama dari

(34)

15

 Memiliki prosessor 32 bit yakni 32bit STM32F427 Cortex M4

 Memiliki Output 14 PWM / Servo (8 dengan failsafe dan manual

override, 6 tambahan, kompetible dengan daya tinggi)

 Pilihan konektivitas berlimpah untuk peripheral tambahan (UART,

I2C, CAN)

 Terintegrasi sistem cadangan untuk pemulihan dalam penerbangan

dan manual override dengan prosesor yang berdedikasi dan

memiliki power supply terpisah.

 Sistem cadangan mengintegrasikan pencampuran, menyediakan

autopilot konsisten dan petunjuk pencampuran menimpa mode

(menggunakan sayap tetap) [7]

2.6 First Person Viem (FPV)

First-person View (FPV) atau dikenal juga dengan Remote-person View

(RPV) merupakan metode yang digunakan untuk mengontrol sebuah wahana

atau kendaraan radio control dari sudut pandang pilot. Sebagian besar FPV

digunakan untuk wahana udara tak berawak (UAV) atau pesawat yang memakai radio control. Dengan kamera yang diletakkan tersebut kita dapat merasakan seolah-olah kita berada di dalam wahana tersebut dan melakukan

pengendalian wahana dengan mudah. Pergerakan wahana tetap dikendalikan

oleh operator secara manual, dengan adanya FPV maka operator dapat

mengetahui arah, kondisi sekitar maupun lokasi yang akan dituju.

Terdapat dua sistem utama dalam penggunaan FPV yaitu komponen perekam

(35)

16

(36)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dan perancangan tugas akhir dilaksanakan mulai Agustus 2015

sampai Desember 2015 (jadwal dan aktifitas penelitian terlampir), bertempat

di Laboratorium Teknik Digital, Laboratorium Terpadu Teknik Elektro,

Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian dan perancangan tugas akhir ini

antara lain :

a.1 Unit VTOL Unmaned Aerial Vechile

b.1 Unit Audio Video Receiver Boscam RC805 5,8 Ghz 8 Ch c.1 Unit Audio Video Transmitter Boscam 2000 mW. d.1 Unit USB Stick TV Tuner

e.2 Baterai Lithium-Polimer 14.8v 5200mAh 20C f. 1 unit laptop Asus A43sv

g.Software Mission Planner

h.1 Unit Kamera Sony Super HAD II CCD 600TVL FPV IR

i. 1 Unit monitor FPV 7 inch

(37)

18

k.GPS Neo M8N

l. Telemetry kit 433 Mhz

m. 1 unit remote control turnigy 9x 8 channel 2.4Ghz

3.3 Spesifikasi Alat

Spesifikasi alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.Menggunakan Wahana VTOL Unmaned Aerial Vechile sebagai pendeteksi dini kualitas udara.

b. Menggunakan Sistem Autopilot berbasis pixhawk sebagai pusat kontrol VTOL.

c. Video Sender yang digunakan adalah boscam RC805 dengan frekuensi pengiriman 5,8 Ghz 8 Ch yang digunakan sebagai pengirim video.

d. Menggunakan kamera Sony Super HAD II CCD 600TVL FPV IR Block

Camera 2.8mm Lens yang digunakan sebagai media penangkap gambar.

e. Telemetri kit RC Timer 433 MHz sebagai pengiriman data nirkabel. f. Pengendali sekunder menggunakan Remote Control turnigy 9x 2.4 Ghz. g. Laptop Asus A43SV dan Software Mission Planner sebagai media

(38)

19

3.4 Spesifikasi Sistem

Spesifikasi sistem yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

a. Sistem autopilot memiliki dua mode. Mode pertama mampu mengikuti waypoint atau titik tuju yang telah di program pada perangkat lunak Mission Planner dan dapat melakukan Position Hold pada waypoint. Mode kedua yakni mode stabilize yang digunakan saat take off, landing atau apabila terjadi error pada

VTOL dalam mode autonomus dan wahana tidak menuju titik tujuan yang diinginkan maka pengendalian akan dialihkan

menggunakan remote control.

b. Mampu menampilkan video yang direkam oleh kamera FPV

(39)

20

3.5 Metode Penelitian

Pada penelitian dan perancangan tugas akhir ini, langkah-langkah kerja yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

3.5.1 Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian ini dibuat untuk memperjelas

langkah-langkah kerja yang akan dilakukan dalam penelitian.

Mulai

(40)

21

3.5.2 Perancangan Model Sistem

Perancangan blok diagram perangkat keras dibuat untuk

mempermudah dalam realisasi alat yang akan dibuat.

Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem

Keseluruhan sistem dapat dilihat pada gambar 3.2. Terdapat

beberapa sub sistem antara lain system autopilot yang terdiri dari GPS, Kompas, dan sensor gyro yang diolah pada sistem utama yang berbasiskan pixhawk. Pentransmisian data autopilot

(41)

22

3.5.3 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

1.Perancangan Vertical Take Off and Landing (VTOL)

Vertical Take Off and Landing yang digunakan yaitu tipe multirotor dengan model quadrotor, sistem propulasi menggunakan motor brushless RC Timer tipe 2218-800kV, ESC

RC Timer 40A , dan, propeller 11x5”.

 Lebar VTOL = 60 cm

 Tinggi VTOL = 35 cm

 Berat VTOL = 2,5 Kg

Pembuatan VTOL menggunakan bahan baku arm plastik dengan

center plate karbon ketebalan 5mm untuk rangka penyusun. Gambar 3.3 memperlihatkan sketch VTOL yang akan dibuat dimana wahana akan memiliki landing skid untuk menambah tinggi wahana agar dapat membawa payload. Adapun payload yang akan dibawa berupa kamera serta baterai lippo yang dipakai.

(42)

23

2.Perancangan Sistem Autopilot

Perancangan blok diagram sistem autopilot dibuat untuk mempermudah dalam realisasi alat yang akan dibuat.

Gambar 3.4 Blok Diagram Sistem Autopilot VTOL

Gambar 3.4 memperlihatkan blok diagram sistem autopilot yang akan digunakan pada quadcopter. Sensor gyro, kompas, dan GPS akan menjadi masukan pada mikrokontroler yang kemudian akan

diolah untuk sistem autonomus. GPS dikoneksikan melalui slot

UART untuk kemudian data dari GPS akan diolah pada MCU dan

dikirim ke Ground Control Station melalui sistem telemetri. Keluaran sistem autopilot akan mempengaruhi perputaran motor brushless yang dipakai sehingga wahana dapat bergerak secara

(43)

24

Gambar 3.5 Diagram alir sistem waypoint

Pada gambar 3.5 menjelaskan diagram alir dari sistem waypoint

yang digunakan. Setelah inisialisasi dan lock GPS, kita menentukan waypoint yang akan dituju oleh VTOL menggunakan perangkat lunak Mission Planner. Data link yang dihasilkan

(44)

25

memberikan arus ke Motor Brushless dan memberikan sinyal PWM untuk menentukan kecepatannya. Jika sudah mencapai titik

tuju (waypoint) maka VTOL akan melakukan Position Hold.

b. Position Hold

Position Hold merupakan upaya VTOL untuk dapat mempertahankan posisi nya di titik waypoint. Position Hold

mengacu pada sensor posisi GPS dan kompas digital CMPS10.

Sensor GPS akan mengunci lokasi VTOL dan akan

mempertahankan lokasi tersebut. Orientasi wahana akan diatur oleh

(45)

26

Gambar 3.6 Diagram Alir Position Hold

c. Sistem First Person View (FPV)

(46)

27

Receiver RF FPV FPV Camera Transmitter RF FPV

Gambar 3.7 Blok Diagram Sistem FPV

Pada gambar 3.7 dapat dilihat FPV kamera akan dikirim melalui

transmitter 5.8 Ghz FPV. Kemudian receiver 5.8 Ghz akan menampilkan video yang terekam oleh kamera FPV di LCD

Monitor 7 inchi atau layar monitor laptop.

3.5.4 Perancangan perangkat lunak (software)

Perancangan perangkat lunak dibutuhkan agar informasi-informasi

yang didapatkan dari VTOL dapat dengan mudah ditampilkan pada

Ground Control Station. Perangkat lunak yang digunakan yaitu

MissionPlanner.

a. Flight Plan Editor (Waypoint)

Digunakan dalam penentuan koordinat waypoint yang akan dijalankan oleh VTOL dengan mengacu pada GPS. Data-data

(47)

28

Gambar 3.8 Flight Plan Editor

b. Information View

Information View digunakan untuk mengetahui kondisi VTOL di lapangan, kondisi tersebut meliputi Ketinggian (Altitude), status GPS, serta kondisi sudut kemiringan kapal (Pitch, Roll,Yaw, dan

Heading). Data untuk information view didapat dari data NMEA 0183 GPS.

(48)

29

c. Flight Display

Memiliki informasi yang sama dengan Information View akan tetapi pada Flight Display, informasi ditampilkan dengan bentuk

Graphical User Interface (GUI). Data didapat dari perubahan nilai

accelero dan gyro pada pixhawk.

Gambar 3.10 Primary Flight Display

3.5.5 Pengujian Sistem

Uji coba sistem ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dari alat yang telah dibuat. Adapun pengujian dilakukan

secara perbagian serta secara keseluruhan, diantaranya adalah :

1. Uji Laboratorium

Pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui

kemampuan perangkat dapat berfungsi dengan baik sebelum

(49)

30

a. Pengujian pengiriman paket data melalui sistem telemetri

Pada pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah

pengiriman data melalui perangkat telemetri ini dapat

diterima dengan baik dan juga untuk mengetahui jarak

maksimal telemetri yang digunakan.

b. Pengujian akurasi GPS

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi

dari GPS yang digunakan, dengan menggunakan GCS

untuk dapat menghitung error GPS data sehingga radius

akurasi dari GPS itu sendiri dapat kita ketahui dan juga

pengaruh lingkungan terhadap kinerja GPS.

c. Pengujian sensor-sensor

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sensor-sensor

yang akan digunakan pada VTOL dapat bekerja dengan

baik atau tidak. Pengecekan sensor Inertial Measurement Unit (IMU) yang ada pada PX4 dengan bantuan GCS

sehingga dapat diketahui jika ada ketidaksesuaian dengan

arah gerak VTOL. Pengecekan sensor IMU seperti

accelerometer, gyroscope, dan barometer juga dilakukan untuk mengetahui apakah wahana yang digunakan sesuai

(50)

31

2. Uji Lapangan

Uji lapangan dilakukan untuk dapat mengetahui sistem secara

keseluruhan dapat bekerja atau tidak. Pengujian dilakukan dengan

menjalankan VTOL di udara maupun uji respon darat. Uji

respon darat dilakukan dengan membawa VTOL berjalan dan

melihat respon perubahan dari IMU saat VTOL digerakkan.

Parameter pengujiian meliputi respon sensor IMU, kompas, dan

GPS terhadap perubahan yang terjadi pada tampilan HUD yang

berada pada mission planner. Pengujian di udara dengan menjalankan sistem autopilot mengikuti waypoint yang ditentukan pada perangkat lunak mission planner. Pengujian dapat dikatakan berhasil apabila VTOL dapat bergerak menuju

waypoint dengan selisih simpangan kurang dari 2 meter.

3.5.6 Analisa dan Kesimpulan

Analisa dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengujian

sistem ini baik per bagian maupun secara keseluruhan dengan nilai

yang diharapkan dari literatur yang ada.

3.5.7 Pembuatan Laporan

Akhir dari tahap penelitian ini adalah pembuatan laporan dari

(51)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Setelah melalui semua tahapan dalam penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Wahana Vertical Take Off and Landing (VTOL)-UAV dapat dikendalikan

secara autonomous untuk pendeteksian dini kondisi udara yang berbasis

video sender.

2. Telah terealisasi flight mode stabilize, Alt Hold, Loiter, Auto dan Land

yang digunakan pada VTOL untuk mendukung fungsi wahana sebagai

pendeteksi dini kondisi udara.

3. Penggunaan Pixhawk 2.4.5 dengan firmware Arducopter telah terealisasi dan dapat menjalankan misi pendeteksian dini kondisi udara dengan lancar

tanpa kendala.

4. Pengiriman video untuk sistem Video sender menggunakan Video Sender (VTx dan VRx) berfrekuensi 5,8GHz 1000mw dan ditampilkan pada

(52)

67

5.1. Saran

1. Peningkatan kualitas kamera cmos pada sistem video sender agar video yang ditampilkan pada monitor atau laptop akan terlihat lebih baik.

2. Penggunaan telemetry 433Mhz yang perlu ditambahkan antena tambahan

agar jangkauannya menjadi lebih jauh lagi daripada menggunakan antena

standar.

3. Penggunaan baterai lippo yang kapasitas arusnya lebih besar lagi agar

(53)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wiguna Utama, M. R. (2013). Sistem Kendali Holding Position Pada

Quadcopter Berbasis Mikrokontroler Atmega 328p. Tugas Akhir. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

[2] Sugiarta, A. A. G., (2008). Dampak Bising Dan Kualitas Udara Pada Lingkungan Kota Denpasar, Volume 8 No.2 , p. 162 - 167.

[3] Hoffman, G.M. and Waslander, S.L. (2008). Quadrotor Helicopter Trajectory Tracking Control. AIAAGuidance, Navigation and Control Conference andExhibit. 18-21 2008 Augustus. Honolulu. Hawaii.AIAA 2008-7410.

[4] S Purnomo Didik, R Arini Nu, dan Septiawan Bachtiar. (2011). Navigation and Control System of QuadrotorHelicopter. Electronics Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS). Surabaya.

[5] Zabunov, S, dkk., (2014). XZ-4 Vertical Takeoff and Landing Multi-Rotor

http://copter.ardupilot.com/wiki/common-pixhawk-overview/

Diakses pada 1 Juli 2015

[8] Suja, M. J. J., (2015). Sistem Navigasi Pada Unmanned Surface Vehicle

Untuk Pemantauan Kondisi Daerah Perairan.Tugas Akhir. Teknik Elektro

Gambar

Gambar
Gambar Initial Parameter Arducopter ...............................................  48
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem
+7

Referensi

Dokumen terkait

141/016/1998 tanggal 30 Desember 1998 tentang Pemberhentian Dengan Hormat Atas Permintaan Sendiri Saudara Sutrisno dari Jabatan Kepala Urusan Pemerintahan Desa

Kemampuan toilet training selain dipengaruhi oleh lingkungan dapat dipengaruhi juga oleh faktor yang ada dalam diri anak yaitu faktor kesiapan fisik seperti anak

Sebagai contoh para petinggi Negara kita yang harusnya menyadari bahwa mereka dipercaya masyarakat Indonesia untuk mengurus Bangsa dengan ideologi sendiri, tetapi

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia–Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Brotowali (Tinospora crispa,

Pekerjaan penanganan material secara manual untuk aktivitas pengangkatan galon air minum pada gedung bertingkat, dinilai masih terdapat ketidak ergonomisan, ditinjau

Sebanyak 6 ZOM, awal musim kemarau antara dasarian I – III April 2021, meliputi Buleleng bagian barat, Buleleng bagian utara, Jembrana bagian utara, Bangli bagian utara,

Apabila pada saat pelaksanaan tes, tampilan peserta di aplikasi zoom tidak sesuai petunjuk dan/atau aplikasi Zoom peserta mengalami masalah sehingga video tidak tampil di

Sama halnya dengan parameter pertumbuhan dan biomassa akar, pertumbuhan dan biomassa tajuk genotipe padi Solok juga belum menunjukkan perbedaan nyata dengan berbagai konsentrasi