• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PRADEWASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PRADEWASA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN

GURAMI (Osphronemus gouramy) PRADEWASA

Oleh

Tia Indrawati Kesuma

Abstrak

Taurin merupakan salah satu jenis asam amino bebas yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan, penglihatan, neurotransmitter, pelepasan hormon, anti oksidasi, dan lainnya. Disamping itu, taurin juga berperan penting dalam proses reproduksi, demikian juga pakan yang merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan taurin pada pakan daun kimpul (Xanthosoma sagittifolium) terhadap perkembangan dan kematangan gonad ikan gurame (Osphronemus gouramy) pra dewasa. Penelitian dilakukan selama 60 hari dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan, yaitu pemberian taurin (dosis 3 mg) pada pakan alami dan kontrol tanpa taurin. Pada satu perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 12 individu. Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi Indeks Gonad Somatik (IGS) dan berat tubuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa taurin tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan gonad, tetapi berpengaruh terhadap pertambahan berat tubuh gurami. Hal ini diduga karena ikan yang digunakan masih terlalu muda untuk pertumbuhan gonad.

(2)

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN

GURAMI (Osphronemus gouramy) PRADEWASA

Oleh

Tia Indrawati Kesuma

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA SAINS

Pada Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(3)
(4)

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN

GURAMI (Osphronemus gouramy) PRADEWASA (Skripsi)

Oleh

Tia Indrawati Kesuma

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gurami Jantan ......... 7

Gambar 2. Gurami Betina ... 7

Gambar 3. Daun Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) ... 10

Gambar 4. Tepung Kacang Kedelai ... 11

Gambar 5. Taurin ... 11

Gambar 6. Karakteristik gonad jantan atau betina ... 30

Gambar 7. Gonad Perlakuan Kontrol ... 41

Gambar 8. Gonad Perlakuan Taurin ... 42

Gambar 9. Pakan Gurami ... 42

(7)

ix DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Kerangka Pemikiran ... 4

E. Hipotesis ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Gurami ... 6

1. Klasifikasi ... . 6

2. Morfologi Gurami ... 6

3. Habitat ... 7

B. Pakan dan Vitamin ... 8

C. Daun Kimpul ... 9

D.Tepung Kacang Kedelai ... 10

(8)

x

B.Pemberian Senyawa Taurin Pada Pakan Daun Kimpul Terhadap Pertambahan Indeks Gonad Somatik (IGS) dan Perkembangan Gonad ... 27

(9)

xi

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

A. Kesimpulan... 32

B. Saran... 32

DAFTAR PUSTAKA ... . 34

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Pertambahan Rerata Berat Gurami selama 60 hari pada dua perlakuan

berbeda ... 25

Tabel 2. Nilai Rerata Indeks Gonad Somatik (IGS) jantan atau betina selama

60 hari pada dua perlakuan berbeda ... 27

Tabel 3. Data kisaran kualitas air pada aquarium selam 60 hari penelitian ... 31

Tabel 4. Nilai pertambahan rerata berat tubuh ikan gurami dengan

uji T-Test α=5% pada kedua perlakuan selama 60 hari ... 39 Tabel 5. Pertambahan nilai rerata Indeks Gonad Somatik (IGS) dengan uji

(11)
(12)
(13)

Motto

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka

apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya

kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(QS. 94 : 5-8)

Anda harus melakukan tugas yang kurang disukai

sebelum

terlibat dalam aktivitas yang lebih disukai. Anggap saja

aktivitas yang lebih disukai itu sebagai

hadiah

(Premack).

Kita hidup dalam dunia tempat para pelopor berkuasa secara

mental. Kita terlatih untuk menjadi individu kuat yang

menjaga diri kita sendiri, bergantung pada diri sendiri, dan

benar-benar bertahan sendiri. Namun, untuk mengangkat

Tingkat Kelayakan kita dan mendapatkan apa yang kita

inginkan dalam hidup, kita membutuhkan cinta dan

(14)
(15)

Kupersembahkan Karyaku ini untuk

Mama dan papa tercinta yang selalu berusaha memberikan

yang terbaik untuk masa depanku, yang tiada hentinya

mendoakan, mendukung, memberikan kasih sayang dan

perhatian. Semua letih kalian itu tulus. Semua hebatku tak

kan pernah ada tanpa ikhlas pengorbanan kalian, tak mampu ku

membalas segala yang telah kalian berikan. Kalian adalah

orang tua terbaik.

Kakak-kakakku tersayang saudara terbaik, Maulana Hendra

dan Dani Permana, terima kasih atas segala dukungan, doa,

(16)

ii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 1 Maret 1991, anak bungsu dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Alimuddin Umar dan Ibu Herawati Dahlan.

Penulis mengenyam pendidikan pertama di Taman Kanak-Kanak Setia Kawan dan diselesaikan pada tahun 1997. Pendidikan SD di SD Negeri 2 Panjang Utara diselesaikan pada tahun 2003, lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 3 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2009. Pada Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur SNMPTN.

(17)

iii Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun

2012 dengan judul “Pengaruh Hasil Interpretasi BTA Terhadap Waktu

Pengambilan Sputum Pada Pasien Suspek Tuberkulosis Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung”.

Pada tahun 2013 penulis melakukan penelitian untuk menyelesaikan studinya di Laboratorium Penelitian Biologi Molekuler Jurusan Biologi Gedung Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu (MIPA-T) dengan judul “Pengaruh

(18)

vi SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala Berkat dan Rahmat-Nya karena penulis telah menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Sains (S.Si) di jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan judul “Pengaruh Penambahan Senyawa Osmolit Organik Taurin Pada Pakan Alami Terhadap Perkembangan Gonad Gurami (Osphronemus gouramy) Pra-Dewasa.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengalami kesulitan dan hambatan, tetapi atas doa, bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, dengan segala hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Mama dan Papa tercinta atas segala doa, kasih sayang, pengorbanan, dukungan, semangat kalian, dan perhatian yang tiada hentinya selama ini. 2. Ibu Endang Linirin Widiastuti, Ph.D selaku Pembimbing I atas kesediaan

waktu dan kesabarannya untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran, dan petunjuk dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(19)

vii 4. Bapak Dr. G.Nugroho Susanto, M.Sc selaku Dosen Penguji atas saran,

masukan, dan kritiknya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Prof. Suharso, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

6. Bapak Drs. Suratman Umar, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik atas segala bimbingan, nasihat, dan motivasinya.

7. Seluruh dosen, guruku, pendidikku yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas ilmu yang telah diberikan sehingga menambah wawasanku. 8. Kakak-kakakku tersayang Maulana Hendra, Dani Permana atas segala doa,

kasih sayang, dukungan dan semangat kalian selama ini.

9. Cece Iyus, Om Aris, Ibu Ida, Cece Uum, Om Erwin, Om Iwan, dan keluarga besarku yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan baik moriil maupun materiil, dukungan, doa, motivasi, semangat kalian, serta keponakanku tersayang Diva Aulia Maulana, Neysa Malika Maulana atas keceriaan yang telah kalian berikan.

10.Sahabat-sahabatku tercinta keluarga keduaku, Serli Widyasti, Melani Pakpahan, Heti, Wida Witriani, Selvi Marcelli, Akmalia Rahmani, dan Monica Sapitri yang tidak pernah membiarkankanku melakukan hal yang tidak masuk akal menjadi masuk akal sendirian, sehingga hari-hariku semakin berwarna. Terima kasih atas pedih yang telah kita bagi dan tawa kebersamaannya selama ini,

11. Muhammad Yusuf yang selalu mendoakan, mendukung, memberikan saran dan motivasinya.

(20)

viii Pini, Garnis, Duo Septi, Arini, Annisa, Fajar, Berta, Cynthia, Indah, Dita, Siti Nur Eka, Septria atas kebersamaan, segala bantuan dan dukungan kalian.

13.Bapak Surya dan Bapak Amral staf BBPBL atas segala informasinya dalam pembuatan pakan ikan

14.Kak Ali, Kak Pius, Bu Ambar, Mas Yanto, Mba Nunung, Mba Ida, Pak Hambali, Pak Ali, Pak Sungadi atas segala bantuannya selama ini. 15.Seluruh rekan-rekan Biologi FMIPA Unila.

16.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, Amin.

Bandar Lampung, 11 Mei 2013 Penulis

(21)

1 I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ikan gurami merupakan salah satu ikan air tawar asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke seluruh perairan Asia Tenggara dan Cina . Ikan ini dapat tumbuh dan berkembang di peraiaran tropis dan subtropis. Di indonesia ikan gurami telah lama dikembangkan secara komersial oleh para pembudidaya, baik yang khusus memelihara gurami atau memelihara dengan jenis ikan lainnya. Menurut Ricky (2008), ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi ini memiliki hambatan pertumbuhan tetapi dapat diatasi dengan pemberian pakan berkualitas dalam jumlah yang cukup.

(22)

2 pematangan gonad, karena proses vitelogenesis membutuhkan nutrien, kualitas telur sangat ditentukan oleh kandungan nutrien yang ada dalam pakan, baik kualitas maupun kuantitasnya (Izquierdo et al, 2005).

Dalam teknik pembudidayaan ikan perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui aspek penting yaitu pertumbuhan, pertambahan panjang, berat, serta kematangan gonad pada ikan. Untuk mengoptimalkan aspek-aspek tersebut dibutuhkan ketercukupan nutrisi yang baik yang meliputi nutrien protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat. Asam amino merupakan salah satu senyawa yang diperlukan dalam pertumbuhan ikan sehingga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup (Yulfiperius, 2003).

Taurin merupakan salah satu jenis asam amino bebas yang keberadaannya melimpah pada jaringan ikan dan mamalia. Menurut Redmond et al (1983) taurin berfungsi untuk stabilitas membran, keseimbangan homeostatis dari kalsium, menstimulasi glikolisis dan glikogenesis, memacu pertumbuhan dan penglihatan. Taurin berperan dalam proses osmoregulasi, modulasi,

neurotransmitter, pelepasan hormon, anti oksidasi. Taurin juga berperan penting dalam proses reproduksi (Matsunari, 2006). Meskipun demikian, kemampuan ikan untuk mensintesis taurin bergantung dari spesies itu sendiri dan kemungkinan berpengaruh terhadap stadia perkembangan ikan.

Salah satu upaya pengembangan perbenihan dalam memacu produksi hasil perikanan yaitu dengan percepatan kematangan gonad. Secara alamiah,

(23)

3 (Unuma, 1995). Vitelogenesis terjadi karena adanya sinyal lingkungan yang diterima oleh saraf radial. Saraf radial akan memberi respon dengan melepaskan GSS ( Gonad Stimulating Substance) yang akan merangsang sel-sel folikel gonad mensintesis MIS (Maturating Inducing Substance), seperti; 1-metiladenin dan hormon steroid (testosteron dan estradiol) secara de novo dengan bantuan enzim cytokrom P450. Testosteron dan estradiol merangsang pelepasan nutrien ke gonad melalui cairan koelomik dari usus dan juga merangsang pengambilan nutrien dari cairan koelomik melalui sel gonadal nutritif (pagosit nutritif), yang selanjutnya mensuplai nutrien ke gamet secara langsung melalui lumen gonadal (Unuma, 1995). Sinyal lingkungan seringkali kurang atau lemah dalam wadah budidaya (Ricky, 2008), sehingga untuk merangsang perkembangan dan pematangan gonad perlu dilakukan manipulasi hormonal sebagai jalan pintas. Untuk mempercepat kematangan gonad, pemanfaatan daun kimpul sebagai pakan alami dengan penambahan taurin perlu diteliti.

B.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan taurin pada pakan alami daun kimpul terhadap perkembangan gonad ikan gurami (Osphronemus gouramy) pra dewasa.

C.Manfaat Penelitian

(24)

4 gouramy) serta untuk mengetahui peran penambahan taurin pada pakan alami daun kimpul terhadap perkembangan gonad.

D.Kerangka Pemikiran

Ikan gurami merupakan salah satu komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi, pemeliharaan mudah. Namun ikan gurami memiliki masa pertumbuhan yang lambat bila dibandingkan dengan ikan budidaya air tawar lainnya. Upaya peningkatan produksi gurami (Osphronemus gouramy) dapat dilakukan melalui perbaikan kualitas pakan dan genetik. Perbaikan kualitas pakan dilakukan melalui perbaikan formulasi pakan sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan ikan yang optimal. Formulasi pakan yang baik harus megandung nutrisi yang cukup, seperti protein, karbohidrat, lipid, mineral, vitamin C dan E, dan senyawa osmolit organik untuk melengkapi kebutuhannya.

Untuk menjamin kualitas ikan konsumsi yang baik, perlu penyediaan induk unggul karena dari induk unggul akan menghasilkan benih unggul pula. Salah satu upaya pengembangan perbenihan dalam memacu produksi hasil perikanan yaitu dengan percepatan kematangan gonad. Perkembangan gonad

dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan fisiologis. Akumulasi nutrien ke dalam sel gonadal nutritif melalui sintesis vitolegenin (vitolegenesis) dapat

(25)

5 MIS (Maturating Inducing Substance), seperti; 1-metiladenin dan hormon steroid (testosteron dan estradiol) secara de novo dengan bantuan enzim cytokrom P450. Testosteron dan estradiol merangsang pelepasan nutrien ke gonad melalui cairan koelomik dari usus dan juga merangsang pengambilan nutrien dari cairan

koelomik melalui sel gonadal nutritif (pagosit nutritif), yang selanjutnya mensuplai nutrien ke gamet secara langsung melalui lumen gonadal.

Taurin adalah asam amino yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk memberikan stimulasi pada bagian adenohiposis pada hipotalamus. Adenohipofisis menghasilkan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH), yaitu hormon yang berperan dalam reproduksi. Hormon-hormon ini akan dilepaskan dan kemudian bekerja pada gonad yang membantu dalam proses kematangan gonad.

E.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu pemberian pakan alami (yang

menggunakan daun kimpul (Xanthosoma sagittifolium) ) pada ikan gurami (Osphronemus gouramy) pra dewasa dengan penambahan taurin akan

(26)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Gurami

1. Klasifikasi

Menurut Jangkaru (2004), klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata Class : Pisces Order : Labirinthici; Sub-Order : Anabantoidei; Family : Anabantidae; Genus : Osphronemus;

Species : Osphronemus gouramy

2. Morfologi Gurami

(27)

7

sepasang benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip yang keras menempel pada punggungnya, sedangkan garis rusuknya menyilang di bagian bawah sirip punggung. Panjang tubuh maksimum 65 cm.

3. Habitat

Ikan gurami merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dapat hidup di perairan yang tenang dan dalam. Gurami dapat tumbuh dan berkembang pada perairan tropis dan subtropis (Djarijah dan Pusowardoyo, 1992). Menurut Weber dan Beaufort (1922), di alam, gurami hidup di sungai-sungai, rawa, dan kolam, serta dapat menyesuaikan diri pada perairan yang agak payau. Sari (2009) mengungkapkan pada suhu antara 24oC - 280C ikan gurami akan tumbuh sangat baik. Bila berdasarkan ketinggian tempat, ikan ini menyukai daerah pantai hingga tanah dengan ketinggian hingga 800 meter dari permukaan laut.

(28)

8

B.Pakan dan Vitamin

Ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan pertumbuhan ikan yang dipelihara. Pemberian pakan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan menjadi lebih cepat. Pemberian pakan hewani dan pakan nabati yang ideal dapat merangsang pertumbuhan gurami. Komposisi pemberian pakan hewani dan nabati yang baik adalah 2%/kg. Untuk memenuhi pakan nabati, bisa disediakan berbagai jenis hijauan seperti daun sente, kangkung, daun ubi kayu, tanaman air atau daun tanaman darat yang lunak dan masih muda. Pemberian daun sente (Alocasia machoriza), sejenis talas-talasan menunjukkan

pertumbuhan yang paling baik (Agus, 2001).

Halver (1980) mengungkapkan bahwa pakan induk mempunyai peranan penting bagi pematangan gonad dalam menghasilkan telur dan perkembangan larva dengan kualitas baik (daya tetas tinggi, tingkat kelangsungan hidup tinggi). Pemberian pakan yang berkualitas baik pakan buatan maupun hijauan pada tahapan produksi telur gurame merupakan satu hal yang penting.

Disamping itu ikan gurame pada semua tahap pemeliharaan tidak dapat terlepas dari kebutuhannya terhadap bahan alami terutama hijauan . Pembesaran gurame secara intensif tanpa pemberian hijauan umumnya mengakibatkan ketahanan terhadap penyakit yang relatif rendah.

(29)

9

utama yang diperlukan oleh ikan adalah A, D, E, K, B1, B2, B3, B5, B6, dan B12. Vitamin A dan E merupakan faktor penting untuk menjaga ikan berada dalam kondisi prima untuk memijah. Jika ikan kekurangan vitamin A, dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ikan dan dapat menyebabkan terjadinya tulang punggung yang melengkung. Vitamin K merupakan vitamin yang berperan penting dalam proses penggumpalan darah. Vitamin B1, B2, dan B6 penting untuk pertumbuhan normal. Vitamin B3 dan C diperlukan untuk proses pencernaan. Selain itu vitamin C juga diperlukan dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Vitamin B5 merupakan faktor utama dalam proses metabolisme.

C.Daun Kimpul

Tanaman kimpul dapat tumbuh baik di daerah tropika basah dengan curah hujan merata sepanjang tahun. Umumnya tanaman kimpul akan memberikan hasil yang optimum pada lahan yang kering dan gembur, sedangkan pada lahan yang becek atau tergenang air tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik (Kay, 1973).

(30)

10

Daun dan umbi kimpul mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu daunnya juga mengandung alkaloida dan polifenol. Kandungan senyawa tersebut dapat meningkatkan daya tahan ikan terhadap serangan penyakit, terutama penyakit bisul dan mata belo (http://tanamanobat.org/475/kimpul/, 2013). Oleh karena itu, para pembudidaya gurami menggunakan daun kimpul sebagai pakan hijauan.

Gambar 3. Tanaman kimpul (Xanthosoma sagittifolium)

D.Tepung Kacang Kedelai

Tepung kacang kedelai mengandung energi sebesar 347 kkal, protein 35,9 g, karbohidrat 29,9 g, lemak 20,6 g, kalsium 195 mg, fosfor 554 mg, dan zat besi 8 mg. Selain itu dalam tepung kacang kedelai juga terkandung vitamin A sebanyak 140 IU, vitamin B1 0,77 mg dan vitamin C 0 mg

(http://keju.blogspot.com, 2013)

(31)

11

dibandingkan jenis kacang-kacangan lainnya. Kandungan proteinnya setara dengan protein hewani dari daging, susu dan telur (http://www.femina-online.com.htm, 2006).

Gambar 4. Tepung Kedelai

E.Taurin

Taurin merupakan salah satu jenis asam amino bebas yang keberadaannya melimpah pada jaringan ikan dan mamalia. Taurin berperan penting dalam menjaga kelancaran berbagai proses pada tubuh hewan dan manusia. Lebih dari 50 persen asam amino bebas di jantung adalah taurin. Taurin memiliki aksi positif terhadap kontraksi otot jantung, yaitu melalui pengaturan kadar ion kalsium dalam sel. Taurin juga membantu pergerakan ion kalium, natrium, kalsium, dan magnesium keluar masuk sel yang berperan dalam penghantaran impuls sel saraf sehingga bila ada rangsangan dari Sistem Saraf Pusat (SSP) maka rangsangan ini akan diteruskan dengan cepat ke sel-sel efektor (Ismail et al., 2005).

(32)

12

Taurin berperan dalam proses osmoregulasi, modulasi, neurotransmitter, pelepasan hormone, anti oksidasi, modulasi tingkat kalsium selular, dan berkaitan dengan asam empedu di mamalia. Taurin juga berperan penting dalam proses reproduksi (Matsunari, 2006). Menurut Redmond et al (1983), taurin berfungsi untuk stabilitas membran, keseimbangan homeostatis dari kalsium, menstimulasi glikolisis dan glikogenesis, memacu pertumbuhan dan penglihatan. Meskipun demikian, kemampuan ikan untuk mensintesis taurin bergantung dari spesies itu sendiri dan kemungkinan berpengaruh terhadap stadia perkembangan ikan.

Taurin dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan susunan syaraf juga penting untuk pertumbuhan retina. Pada hewan percobaan dengan defisiensi taurin akan berakibat kegagalan pertumbuhan, kegagalan fungsi sistem saraf, kerja asam empedu dan terjadinya gangguan pada retina mata (Fatimah 2005). Aktivitas taurin untuk meregulasi tekanan osmotik sel. Taurin digunakan oleh hewan air dalam beradaptasi terhadap perbedaan salinitas lingkungan. Untuk proses regulasi ini, tubuh lebih menggunakan asam amino nonesensial seperti taurin dibandingkan asam amino esensial (Okuzumi dan Fujii 2000).

F. Matang Gonad Ikan

Kematangan gonad merupakan suatu tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Dalam proses reproduksi, sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin

(33)

13

mengungkapkan bahwa semakin meningkat tingkat kematangan gonad, diameter telur yang ada dalam gonad akan menjadi semakin besar. Pertambahan bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad

umumnya dapat mencapai 10-25 persen dari bobot tubuh dan pada ikan jantan 5-10 persen.

Tingkat kematangan gonad dapat ditentukan melalui 2 cara yaitu melalui penelitian mikroskopis dengan cara mengamati pertumbuhan sel-sel gonad serta melalui pengamatan morfologi (visual) dengan cara melihat keadaan dan ukuran gonad. Pengamatan secara morfologi merupakan cara yang umum yang sering digunakan untuk melihat kematangan gonad. Dalam mencapai kematangan gonad, dapat dibagi dalam beberapa tahapan. Secara umum tahap tersebut adalah akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Ukuran ikan saat pertama kali matang gonad (length at first maturity, Lm) bergantung pada pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor lingkungan.

Pembagian tahap kematangan gonad dilakukan dalam dua cara, yakni analisis laboratorium dan pengamatan visual. Cara yang umum digunakan ialah metode pengamatan visual berdasarkan ukuran dan penampakan gonad, sebagai catatan metode ini bersifat subyektif. Indikator pembagian tahapan kematangan gonad dengan cara visual ialah:

1. Ukuran gonad dalam menempati rongga badan (kecil, 1/4 bag, 1/2 bag, 3/4 bag atau penuh);

(34)

14

4. Penampakan butiran telur (ova) untuk ikan betina (opaque, translucens/ripe/gravid),

5. Ada tidaknya pembuluh darah, dll.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan gonad dibedakan atas faktor yang berkaitan dengan sistem endrokinologi atau sistem hormonal yang bekerja didalam (endogenous) tubuh dan faktor lingkungan yang ada diluar (exogenous). Faktor lingkungan yang mempengaruhi kematangan gonad meliputi temperatur, air, kualitas air, periode panjang (photoperiod), pasang surut, gelombang, temperatur udara, dan makanan (kualitas dan kuantitas) (Setyono, 2011).

Indeks kematangan gonad (IKG) merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif yang menunjukkan perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad yang dinyatakan dalam persen. IKG akan meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada waktu akan terjadi pemijahan. Pada ikan jantan nilai IKG ini lebih kecil dibandingkan dengan ikan betina (Effendie, 1997).

G.Kebutuhan Nutrisi

Semua jenis ikan membutuhkan zat gizi yang baik, biasanya terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energi untuk aktivitas. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan bergantung kepada jenis, ukuran, lingkungan hidup ikan dan stadia reproduksi. Menurut Musida (2008), untuk

(35)

masing-15

masing jenis nutrien mempunyai peran yang berbeda. Ikan yang telah mencapai fase matang gonad kebutuhan nutriennya akan meningkat untuk pembentukan hormon reproduksi dan pemenuhan energi untuk pertumbuhan gonad, sehingga pola kebiasaan makannya akan mengalami perubahan.

Komponen nutrien yang diperlukan untuk pematangan gonad ikan betina menurut Yulfiperius (2003) antara lain :

a. Protein

Protein merupakan molekul kompleks yang terdiri dari asam-asam amino, baik esensial maupun non-esensial. Protein dengan kandungan asam-asam aminonya diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh, pembentukan enzim dan beberapa hormon serta antibodi dalam tubuh, disamping itu juga berfungsi sebagai sumber energi. Protein merupakan komponen esensial yang dibutuhkan untuk reproduksi. Protein merupakan komponen dominan kuning telur, sedangkan jumlah dan komposisi telur menentukan besar kecil ukuran telur dan ukuran telur merupakan indikator kualitas telur. Komposisi kimia kuning telur bergantung kepada status nutrien yang diberikan dan kondisi induk itu sendiri. Kebutuhan protein untuk ikan berbeda-beda menurut spesiesnya dan pada umumnya berkisar antara 25 sampai 40%.

b. Lipid/lemak

Lemak mempunyai peranan yang penting bagi ikan, karena selain sebagai sumber energi non protein dan asam lemak esensial juga berfungsi

(36)

16

kekurangan asam lemak essensial menghasilkan laju pematangan gonad yang rendah. Lemak berperan dalam pembetukan hormon tetstosteron, estradiol, dan steroid. Peranan asam lemak esensial bagi perkembangan embrio adalah sebagai penyusun struktur membran sel dan sebagai prekursor prostaglandin, selain sebagai sumber energi. Komposisi lipida yang relatif rendah dengan Ω3-HUFA tinggi dapat meningkatkan

kematangan gonad.

c. Karbohidrat

Pada ikan, tingkat pemanfaatan karbohidrat dalam pakan umumnya lebih rendah khususnya pada ikan karnivora. Ikan yang hidup di perairan tropis dan di air tawar lebih mampu memanfaatkan karbohidrat daripada ikan yang hidup di perairan dingin dan air laut. Sebagai sumber energi, ikan laut lebih banyak memanfaatkan protein dan lemak daripada karbohidrat. Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat bergantung kepada kemampuannya dalam menghasilkan enzim amilase. Umumnya ikan air tawar memerlukan karbohidrat lebih besar dari 20%.

d. Vitamin C dan E

Vitamin C dan E diperlukan sebagai antioksidan untuk melindungi butir-butir lemak yang terdapat dalam sel telur. Vitamin C secara struktural merupakan vitamin yang paling sederhana, dibutuhkan untuk

(37)

17

lisin, penilalanin dan prolin. Kebutuhan vitamin C untuk ikan bergantung kepada spesies, kondisi lingkungan, ada atau tidaknya stres fisiologis, umur ikan dan komposisi pakan. Untuk induk ikan nila merah

membutuhkan vitamin C sebesar 2000 mg/kg pakan. Sedangkan untuk pemeliharaan induk rainbow trout pemberiannya paling sedikit 100 mg AAs/kg pakan.

Vitamin E (α-tokoferol) adalah salah satu unsur nutrien yang harus ada

dalam pakan, karena dibutuhkan sebagai bahan struktur somatik, gonadik dan penentu kualitas telur. Apabila oosit atau telur dalam

perkembangannya tidak memperoleh vitamin dalam jumlah yang cukup, maka telur akan menjadi busuk, diameter telur relatif kecil dan derajat penetasan rendah, selanjutnya memungkinkan terjadinya derajat kelangsungan hidup larva yang rendah. α-tokoferol berperan dalam

melindungi unit-unit oosit atau telur akibat kerusakan oleh proses oksidasi. Jadi dengan adanya α-tokoferol, maka asam lemak tidak jenuh terutama

asam lemak esensial tidak teroksidasi, sehingga selanjutnya hasil reproduksi dapat ditingkatkan.

H.Hormon

Hormon yang potensial digunakan untuk merangsang ovulasi dan pemijahan pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Gonadotropin

(38)

18

Gonadotropin-releasing hormones (dihasilkan oleh hipotalamus) merangsang hipofisa untuk menghasilkan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH).

LH dan FSH merangsang pematangan kelenjar reproduktif dan pelepasan hormon seksual:

a. Ovarium pada wanita melepaskan estrogen

b. Testis pada pria melepaskan androgen (misalnya testosteron).

(Crim, 1991) dalam (Zairin, 2003).

Perkembangan gonad pada ikan membutuhkan hormon gonadotropin yang dilepaskan oleh kelenjar pituitari yang kemudian terbawa aliran darah masuk ke gonad. Gonadotropin kemudian masuk ke sel teka, menstimulir

terbentuknya testosteron yang kemudian akan masuk ke sel granulosa untuk diubah oleh enzim aromatase menjadi estradiol 17β. Hormon estradiol 17β kemudian masuk ke dalam hati melalui aliran darah dan merangsang hati untuk mensintesis vitelogenin yang akan dialirkan lewat darah menuju gonad untuk diserap oleh oosit sehingga penyerapan vitelogenin ini disertai dengan

perkembangan diameter telur (Sumantri 2006) dalam (Permadi, 2009).

(39)
(40)

19 III. METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Penelitian Biologi Molekuler Jurusan Biologi Gedung

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu (MIPA-T).

B.Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquarium, timbangan/ neraca ohaus digunakan untuk menimbang pakan dan ikan, timbangan digital digunakan untuk menimbang senyawa taurin dan organ gonad, 1 buah meteran untuk mengukur panjang dan lingkar perut ikan, jaring atau serok untuk menangkap ikan, kamera untuk pengambilan gambar, ember dan keranjang plastik untuk tempat pakan ikan, dan alat tulis untuk mencatat data.

Alat-alat lainnya yang diperlukan untuk pengukuran kualitas fisika-kimia air seperti; pH stick, termometer untuk mengukur suhu.

(41)

20 digunakan sebagai perlakuan, akriflavin yang digunakan untuk mengobati luka luar pada ikan, multivitamin, vitamin E sebagai suplemen pendukung dan minyak cengkeh yang digunakan untuk membius ikan.

C.Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan, yaitu pemberian taurin (dosis 3 mg/ikan) pada pakan alami dan kontrol tanpa taurin. Pada satu perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 12 individu yang dipelihara dalam aquarium yang masing-masing aquarium berisi 2 ekor ikan gurami.

D.Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Ikan

Ikan gurami dibeli di penyediaan gurami. Ikan gurami yang digunakan untuk penelitian ini yaitu ikan gurami pradewasa dengan berat 150-160 g sebanyak 24 ekor. Masing-masing perlakuan menggunakan 12 ekor sebagai pengulangan.

2. Pemeliharaan Ikan Gurami

Gurami berumur pra dewasa dipelihara di aquarium. Sebelum diberi perlakuan ikan diaklimatisasi terlebih dahulu selama 2 hari, dan diberi pakan daun kimpul. Pemberian pakan 2 kali dalam sehari, pakan diberikan pada pagi dan sore hari. Sehari sebelum diberi perlakuan gurami

(42)

21 mempermudah dilakukan penaggingan pada ikan. Pembedahan dilakukan setiap kali sampling untuk mengambil gonad ikan gurami.

3. Persiapan Taurin

Taurin yang digunakan adalah sesuai dosis manusia dengan perhitungannya: DTtot = x 1 g

DT =

Keterangan :

DT : Dosis taurin (g) DT tot : Dosis taurin total (g) n : jumlah individu (ekor)

W1 : Berat standart biomassa manusia (kg) W2 : Berat biomassa ikan (kg)

Berdasarkan dari perhitungan tersebut didapatkan dosis taurin yang digunakan untuk rata-rata bobot ikan 150 g sebanyak 3 mg.

4. Persiapan Pakan Alami

Komposisi pakan ikan gurame dengan kandungan protein 35% adalah sebagai berikut:

1. Daun kimpul 97,23%

2. Tepung kacang kedelai 2,77% 3. Minyak Cumi 1 %

(43)

22 2. Daun kimpul yang telah dibuang tulang daunnya kemudian

dipotong-potong lalu diblender.

3. Setelah daun kimpul halus dicampur dengan kacang kedelai secukupnya. 4. Adonan pelet kemudian ditambahkan sagu sebagai perekat pelet

sebanyak 3% dari berat adonan.

5. Minyak cumi ditambahkan ke dalam adonan sebanyak 1% dari berat adonan untuk memberi wangi yang disukai ikan dan meningkatkan nafsu makan ikan.

6. Adonan yang telah jadi dicetak dengan menggunakan gilingan daging, kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 7 jam. 7. Untuk pelet yang ditambahkan taurin, pelet yang telah dicetak

disemprotkan dengan taurin yang telah dilarutkan dengan aquades, kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 7 jam.

5. Pemberian perlakuan

Perlakuan diberikan setelah dilakukan aklimatisasi selama 2 hari. Ikan dibagi menjadi dua kelompok untuk dua perlakuan, masing-masing berisi 12 ekor. Perlakuan yang diberikan yaitu; kelompok pertama sebagai kontrol atau diberi pakan alami (tanpa taurin) dan kelompok kedua diberi pakan alami dengan penambahan taurin.

- Pemberian pakan

(44)

23 yang tidak diberi taurin hanya diberikan pakan alami. Pemberian pakan 2 kali dalam sehari, pakan diberikan pada pagi dan sore hari.

6. Pengambilan data

Pengambilan data diambil pada awal penelitian (D0) kemudian diambil lagi setiap 20 hari sekali. Data yang diambil berupa berat tubuh dan berat gonad. Gonad diambil dengan cara pembedahan pada hewan uji yang sebelumnya dilakukan pembiusan terlebih dahulu menggunakan minyak cengkeh. Pengambilan data gonad meliputi pengukuran dimensi gonad meliputi : panjang, diameter, berat basah gonad.

7. Sampling Kualitas Air

Sampling kualitas air dilakukan dua kali dalam seminggu. Parameter yang diamati yaitu suhu dan pH.

E.Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi 1. Indeks Gonad Somatik (IGS)

Menurut Yustina et al (2002) IGS dapat ditentukan dengan rumus sebagai

(45)

24 F. Analisis Data

Data yang diperoleh berupa pertambahan berat tubuh, lingkar tubuh, panjang ikan, dan indeks gonad somatik, dianalis secara statistik dengan menggunakan t-test pada α = 5% adalah hasil rataan Indeks Gonad Somatik (IGS) pada masing-masing perlakuan yang diberi taurin dan tidak diberi taurin, IGS

didapat dari 100%

(g) Tubuh Berat

(g) Gonad Berat

(46)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan : Penambahan senyawa taurin pada pakan tidak berpengaruh terhadap

perkembangan gonad gurami jantan atau betina, tetapi berpengaruh terhadap pertambahan berat tubuh gurami.

B.Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan

(47)

34 DAFTAR PUSTAKA

Adelina. 1997. Pengaruh Pakan Dengan Kadar Protein Dan Rasio Protein Energi Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Juwana Ikan Kakap Putih. IPB. Bogor.

Agus, B. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kansius. Yogyakarta.

Djarijah dan Puspowardoyo. 1992. Membudidayakan Gurami Secara Intensif. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 80 hal.

Dellmann, H.D. dan E.M. Brown. 1992. Histologi Veteriner. Edisi ke–3. Hartono, R. (2009). Penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Text book of veterinery histology.

Effendie, M.I. 1997. Budidaya Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Effendy, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nustama. Yogyakarta.Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan “Dasar Pengembangan Teknik Perikanan”. Rineka Cipta. Jakarta.

Fatimah N. 2005. Mengenal senyawa lain yang diklaim sebagai nutrien. Institut Teknologi Bandung.

Favian, H. A. 2009. Aspek Biologi Pertumbuhan, Reproduksi, Dan Kebiasaan Makan Ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis). IPB. Bogor.

Halver. 1980. Protein dan amino acid. 3. In fish feed technology. United nation development programme. FAO. Rome.

Hartono. 2009. Indeks Kematangan Gonad.

http//langlangungublokspot.com/2009/12/indeks-kematangan-gonad. Diakses pada tanggal 1 november 2012 pukul 20.45

http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-tepung-kacang-kedelai-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html, 2013

(48)

35 (http://www.femina-online.com.htm, 2006).

Ismail N.E., R. Suheryanto, S. Kustomo, Harsono W.J.B. 2005. Efektivitas

extrajoss dalam memperbaiki kinerja ketahanan kerja. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Izquierdo, M. S., H. Fernandez-Palacios, and A. G. J.Tacon, 2001. Effect of broodstock on reproductive performance in fish. Aquaculture, 197, 25 – 42. Jangkaru, Z. 2004. Memacu Pertumbuhan Gurami. Penebar Swadaya. Jakarta. Kay, D.E .1973. Roots Crops. The Tropical Products Institute Foreign and

Common Wealth Office. London

Kordi, G. 2000. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Jakarta.

Lylian R, I. Peniche, T.R. Preston, K. Peters. 2009: Nutritive value for pigs of new cocoyam (Xanthosoma sagittifolium); digestibility and nitrogen balance with different proportions of fresh leaves and soybean meal in a basal diet of sugar cane juice. Livestock Res Rural Dev 21 (1): Article #16.

http://www.lrrd.org/lrrd21/1/rodr21016.htm

Martinez, J.B., S. Chatzfotis, P. Divanach and T. Takeuchi. 2004. Effect of dietary taurine suplementation on growth performanceand feed selection of sea bass Dicentrachus labrax fry fed with demand-feeders. Fish Sci: 70; 74-79. Matsunari, H. 2006. Effects of taurine levels in broodstock diet on reproductive

performance of yellowtail Seriola quinqueradiata. Tokyo: Departement of Marine Biosciences, Tokyo University of Marine Science and Technology. Mokoginto, I., M. A. Suprayudi, dan M. Setiawati. 1995. Kebutuhan Optimum

Protein dan Energi Pakan Benih Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.). Jurnal Penelitian. Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Musida. 2008. Nutrisi yang diperlakukan untuk pematangan gonad. Diakses pada 31 Mei 2008. http://www..musida.web.id/?qindo/nutrisi-yang-diperlukan-untuk-pematangan-gonad.

Nicolsky, G. V. 1969. Theory Of Fish Population Dynamic, As the Biological Background Of Rational Exploitation And The Management Of fishery Resource. Translated by Brandley. Oliver and Boyd, 323 pp.

(49)

36 Park, G. S., T. Takeuchi, T. Seikai and M. Yokohama. 2001. The effect of dietary

taurine on growth and taurine levels in whole body juvenil Japanese Flounder Paralichthys olivaseus (Abstrak). Nippon Suisan Gakaishi 67 (2) 238 -243. http: www. Miyagi. Kopas. Co.

Pradina. 1996. Metoda Pengkajian Reproduksi Teripang (Holothuroida,

Ekhinodermata). Balitbang Sumberdaya Laut. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Ambon.

Permadi. 2009. Teknologi Reproduksi (Spawning) dalam Pembenihan Ikan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Redmond, H., P. Stapkleton, dan David. 1983. Immunustrition. The ple of taurine. Nutrition14. 559-604.

Ricky, B. 2008. Usaha Pemeliharaan Gurami (Osphronemus gouramy sp). Penebar Swadaya. Jakarta.

Sari, G. S. 2009. Budidaya Pertanian Dan Peternakan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy sp). Sastra Hudaya. Jakarta.

Saparinto, C. 2008. Panduan Lengkap Gurami. Penebar Swadaya. Jakarta Setyono. 2011. Tingkat Kematangan Gonad.

http://chuurunien.blogspot.com/2012/10/tkg. Diakses pada tanggal 1 November 2012 pukul 21.00 WIB

Susanto, H. 1998. Budidaya ikan gurami. Kansius. Jakarta.

S, T, H, Petrus. VariasiFisiologi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)Dalam Menghadapi Ketersediaan Sumber Pakan. S3 Dissertations Mathematics And Natural Sciences. ITB Central Library Bandung.1999.

Unuma, T. 1995. Combinational use of malt protein flour and soybean meal as alternative protein sources of fish meal in fingerling rainbow trout diets.Fisheries Sci, 61: 828-832

Wardoyo, S. T. H. 1981. Kriteria Kualitas Air Untuk Evaluasi Pertanian dan Perikanan. Training Analisa Dampak Lingkungan PPLH-UND-PSL. IPB. Bogor. PPLH-UND-PSL .IPB

Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1922. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago IV:344-345. E.J. Brill. Leiden

(50)

37 Yulfiperius, 2003. Penambahan Vitamin E Dalam Formulasi Pakan Induk Ikan

Dapat Memperbaiki Kualitas Produksinya. IPB. Bogor.

Gambar

Gambar 1. Gurami Jantan  ......................................................................................
Tabel 4 – 5  ..................................................................................
Gambar  1. Gurami Jantan
Gambar 3. Tanaman kimpul (Xanthosoma sagittifolium)
+2

Referensi

Dokumen terkait

dibutuhkan pasien. Berikan makanan yang terpilih udah dikonsultasikan dengan ahli gizi. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kolaborasi. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan

Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis menjadi mahasiswa.. Bapak Hendro Setiadi,

pertemuan sebelumnya, diawali dengan pembentukan kelompok 4 sampai 5 orang (penomoran), kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa (mengajukan pertanyaan),

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu telah dibuat prototype akses kendali pintu menggunakan sensor fingerprint (sidik jari) berbasis arduino

Kegiatan Usaha Bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas Jumlah Saham yang ditawarkan 210.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa pengaruh pelayanan pusat pengembangan bahasa terhadap kepuasan mahasiswa sangat berpengaruh/signitifikan, hal ini diketahui dari

Forsyth (2010) mengatakan kelompok adalah dua atau lebih individu yang dihubungkan dengan dan dalam hubungan sosial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan akhlak pada siswa di sekolah SMP Samakkee Islam Wittaya sudah mendidik dengan baik, tetapi secara