• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

DEWI HERLINDA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

Dewi Herlinda

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan PMR dengan pembelajaran konvensional. PMR merupakan pembelajaran yang bermula pada masalah riil dan siswa dibimbing menemukan konsep matematika pada masalah riil tersebut. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIID dan kelas VIIIF yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest control design.

Berdasarkan analisis data, dari hasil uji hipotesis diperoleh simpulan bahwa secara umum nilai rata-rata pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran PMR lebih efektif daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jadi, pembelajran dengan PMR lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Kata kunci : efektivitas, pemahaman konsep, pendekatan matemarika

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori... 7

1. Efektifitas Pembelajaran ... 7

2. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik ... 8

3. Pembelajaran Konvensional ... 14

4. Pemahaman Konsep ... 15

B. Kerangka Pikir ... 18

C. Hipotesis Penelitian ... 19

III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 20

(7)

E. Langkah Penelitian ... 22

F. Instrumen Penelitian ... 23

a. Uji Validitas Instrumen ... 23

b. Uji Reliabilitas Instrumen ... 24

G. Teknik Analisis Data ... 25

a. Uji Normalitas ... 25

b. Uji Homogenitas Varians Populasi ... 26

c. Uji hipotesis ... 26

VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian ... 29

b. Pembahasan ... 33

V. SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan ... 35

b. Saran ... 35

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan, suatu negara yang telah maju dalam bidang teknologi atau pun bidang yang lainnya tidak terlepas dari bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan orang yang cerdas atau orang yang berpendidikan akan memberikan konstribusi yang positif kepada perkembangan teknologi. Salah satu proses yang penting dalam pendidikan adalah proses pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran, terjadi transfer ilmu dari guru ke siswa dan dari siswa ke siswa lainnya.

(9)

Sebagian tugas kita sebagai guru adalah bagaimana cara meningkatkan pendidikan yang menyenangkan dan bermakna sesuai keinginan siswa, sehingga siswa tersebut mendapat pengalaman-pengalaman baru yang terkait dengan pengalaman sebelumnya. Selain menguasai materi seorang guru juga dituntut untuk meng-uasai strategi-strategi penyampaian materi yang akan diajarkan. Cara guru men-ciptakan suasana kelas akan berpengaruh terhadap respon siswa dalam proses pembelajaran. Apabila guru berhasil menciptakan suasana kelas yang menyebab-kan siswa termotivasi aktif dalam belajar amenyebab-kan memungkinmenyebab-kan terjadi peningkatan penguasaan konsep materi pembelajaran. Semua guru mengetahui bahwa motivasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, tetapi tidak banyak guru yang mengetahui bagaimana cara membangkitkan motivasi belajar siswa.

(10)

pengetahuan yang telah didapat siswa di dalam kelas akan mudah dilupakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Henvel-Panhizen (Suharta, 2002: 642) bahwa bila anak belajar matematika terpisah dengan pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika.

Pembelajaran matematika yang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat pelajaran tersebut, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan siswa tidak akan cepat lupa dalam mengaplikasikan matematika. Kebanyakan orang beranggapan bahwa matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dikuasai oleh sebagaian besar siswa, sehingga matematika adalah pelajaran yang kurang diminati siswa. Pendapat tersebut sesuai dengan ungkapan yang dikemukankan oleh Winataputra (2007:12) yang menyatakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang tidak mudah untuk dipelajari dan pada akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik terhadap pelajaran matematika.

(11)

bahwa:

Dalam Pembelajaran Siswa harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali matematika melalui bimbingan guru. Pada hakekatnya guru tidak berdiam diri tetapi guru tetap aktif melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa, memberikan bimbingan, memotovasi siswa selama pembela-jaran sehingga tercipta suasana belajar yang bermakna dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru matematika kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar lampung, ternyata proses pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru, yang sering disebut dengan pembelajaran konven-sional. Pada dasarnya di SMP Negeri 20 Bandar lampung dalam pembelajarannya bukan belum pernah mengguanakan model pembelajaran, hanya saja masih belum menjadi kebiasaan sehingga peneliti ingin melakukan penelitian dengan meng-gunakan model pembelajaran dengan pendekatan matematiaka realistik di sekolah tersebut. Dan berdasarkan nilai rata-rata ujian semester ganjil pemahaman konsep matematis siswa masih rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan PMR terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar lampung tahun ajaran 2012/2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini oSoNoa/ “Apakah pendekatan matematika realistik efektif diterapkan pada

(12)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemahaman konsep marematis siswa di SMP Negeri 20 Bandar lampung dengan penerapan Pendekat-an Matematika Realistik (PMR).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini secara teoritis diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap pengembangan pembelajaran matematika, terutama terhadap pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan PMR.

2. Manfaat praktis

a. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meng-adakan perbaikan mutu pembelajaran matematika.

b. Bagi guru, memberikan wawasan dalam penerapan pendekatan pembelajaran yang efektif dilihat dari aktivitas, motivasi, dan penguasaan konsep mate-matika siswa.

c. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian yang sejenis.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

(13)

pembelajaran yang bermula dari penyajian permasalahan real bagi siswa dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam menemukan dan menggunakan konsep matematika untuk menyelesai-kan masalah baik secara individu maupun kelompok.

2. Efektivitas pembelajaran adalah ketepatgunaan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran dikatakan efektif jika nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan PMR lebih tinggi dari pada rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

3. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa hanya menjadi pendengar yang baik dan siswa tidak diberikan kesempatan untuk berargumentasi terhadap apa yang dipikirkannya.

4. Penguasaan konsep siswa merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsep suatu materi pelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa setelah diadakan tes. Adapun indikator pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Mengetahui ciri-ciri suatu konsep

b. Mengenal beberapa contoh dan bukan contoh dari konsep tersebut c. Mengenal sejumlah sifat-sifat dan esensinya

d. Dapat menggunakan hubungan antar konsep e. Dapat mengenal hubungan antar konsep

f. Dapat mengenal kembali konsep itu dalam berbagai situasi

g. Dapat menggunakan konsep untuk menyelesaikan masalah matematika h. Khusus dalam geometri, dapat mengenal wujud, dapat meragakan, dan

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Teori-teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini akan diuraikan pada penjelasan berikut ini.

1. Efektifitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 250), “/ EfoapSf/ bo o pS/ oSo/ ofoa yo/ (oaibatnya, pengaruhnya, kesannya) Sotop/ o bowo/ aooSN”./ Oleh sebab itu, efektivitas diartikan sebagai keadaan

berpengaruh, hal yang berkesan atau keberhasilan dalam usaha dan tindakan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran. Sutikno (2005) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupa-kan suatu pembelajaran yang memungkinmerupa-kan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

(15)

efektif dilihat dari sikap dan aktifitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Hamalik (2001:171) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri siswa atau melaku-kan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri siswa dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang sedang dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antar siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik (PMR)

Pendekatan Matematika Realistik (PMR) merupakan suatu pendekatan pem-belajaran yang pertama kali diperkenankan dan dikembangkan di Belanda sejak tahun 70-an oleh Institute Freudenthal. oo ggu ooao /aopo/ “realistik” yo/ bo oooN/ So S/ boaooo/ BoNo So/ yoSpu/ “zich realiseren” yo g/ bo o pS/ “u pua/

SSboyo gao ”/ opou/to imagine. Menurut Van den Heuvel Panhuizen (Wijaya

2012:20) sebenarnya penggunaan kata realistik tidak hanya sekedar menunjukan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata (real-world) tetapi juga mengacu pada penekanan situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa.

(16)

dibayangkan oleh siswa. Sesuatu yang dibayangkan tersebut digunakan sebagai starting point (titik tolak atau titik awal) dalam pemahaman konsep-konsep matematika. Ditegaskan oleh Soejadi (2002:49) yang mengemukakan bahwa:

Pendekatan Matematika Realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik daripada masa lalu.

Realitas yang dimaksud adalah hal-hal nyata yang dapat diamati atau dipahami oleh siswa. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan tempat siswa berada, seperti lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat yang mudah di-bayangkan oleh siswa. Zulkardi (2003:14) menyatakan bahwa:

Pendekatan Matematika Realistik adalah pendekatan pendidikan matematika yang berdasarkan ide bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan nyata dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa sebagai suatu sumber pengembangan sekaligus sebagai aplikasi melalui proses matema-tisasi baik horizontal maupun vertikal.

Pada pembelajaran dengan PMR, pemahaman konsep matematis siswa terjadi melalui proses matematisasi baik horizontal maupun vertikal. Treffers (Hadi, 2005:20) menjelaskan dua tipe matematisasi yaitu:

1. Matematisasi Horizontal

(17)

mengubah masalah nyata ke masalah matematika, menemukan hubungan dan aturan-aturan.

2. Matematisasi vertikal

Dalam tahap ini, siswa melakukan proses pengorganisasian kembali menggunakan sistem matematika itu sendiri, aktivitas yang dilakukan siswa adalah memper-hatikan hubungan dalam rumus, membuktikan aturan, dan membuat generalisasi.

De Lange dan Heuvel (Hadi, 2005:22) mengemukan bahwa:

Pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik adalah pembela-jaran matematika yang mengembangkan konsep matematika yang dimulai oleh siswa secara mandiri dengan memberikan peluang pada siswa untuk berkreasi mengem-bangkan pemikirannya.

Pengembangan konsep berawal dari siswa itu sendiri siswa menggunakan strategi untuk mengembangkan dan menemukan konsep itu, dan guru hanya membimbing siswa untuk menemukan konsep itu secara aktif. Dipertegas oleh Hadi (2009) menyatakan bahwa:

Pada pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik, peran seorang guru tak lebih dari seorang fasilitator, harus mampu membangun pengajar yang interaktif, memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif menyumbang pada proses belajar dirinya, dan secara aktif membantu siswa dalam menafsirkan persoalan riil dan juga aktif mengkaitkan kurikulum dengan dunia riil, baik fisik maupun sosial. Sementara siswa berfikir, mengkomunikasikan alasanya, melatih nuansa demokrasi dengan meng-hargai pendapat orang lain.

(18)

PMR memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan yang lain dalam pendidikan matematika. Marpaung (2004) menjelas-kan karakteristik PMR yaitu:

(1) Murid aktif, guru aktif (matematika sebagai aktivitas manusia).

(2) Pembelajaran sedapat mungkin dimulai dengan menyajikan masalah kontekstual/ realistik.

(3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa menyelesaikan masalah dengan cara sendiri.

(4) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

(5) Siswa dapat menyelesaikan masalah dalam kelompok (kecil atau besar) (6) Pembelajaran tidak sselalu di dalam kelas.

(7) Guru mendorong interaksi dan negosiasi.

(8) Siswa dapat secara bebas memilih modus representasi yang sesuai dengan struktur kognitifnya sewaktu menyelesaikan suatu masalah

(9) Guru bertindak sebagai fasilitator (Tutwuri Handayani).

(10) Kalau siswa membuat kesalahan dalam menyelesaikan masalah jangan di-marahi, tetapi dibantu melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan (motivasi).

Selain memiliki karakteristik yang khas, PMR juga memiliki prinsip yang berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang lain dalam pendidikan matematika. Gravenmeijer (Hadi, 2005: 29) menjelaskan tiga prinsip PMR yaitu: Penemuan Terbimbing dan Bermatematika Progresif (Guided Reinvantion and Progressive Mathematization). Artinya siswa harus diberikan kesempatan untuk mengalami proses penemuan konsep matematika. Pembelajaran diatur sedemi-kian sehingga agar siswa dapat menemukan konsep tersebut dengan cara mem-berikan masalah kontekstual yang memiliki banyak kemungkinan solusi.

a. Fenomena Didaktil (Didactil Phenomeno)

Maksudnya topik-topik matematika sebaiknya dikenalkan pada siswa melalui

(19)

b. Pengembangan Model Mandiri (Self Developed Models)

Artinya dalam menyelesaikan masalah kontekstual siswa harus mengembangkan sendiri model penyelesain. Setelah itu, dengan arahan guru siswa menyelesaikan permasalahan matematika dengan model matematika formal. Marpaung (2004) menyatakan bahwa:

Salah satu kegiatan inti dalam pembelajaran dengan PMR adalah diskusi kelas tentang masalah dan prosdur pemecahannya. Pelaksanaan diskusi kelas ini dimaksudkan untuk menyamakan pemahaman siswa terhadap konsep yang telah didiskusikan dalam diskusi kelompok kecil yang dibentuk. Sebelum pelaksanaan diskusi kelas, terlebih dahulu diskusi dalam kelompok kecil.

Selanjutnya, Hadi (2005:4) menyebutkan urutan pembelajaran dengan PMR adalah sebagai berikut:

1. Memahami Masalah Kontekstual

Guru menyajikan masalah kontekstual dengan memperhatikan pengalaman, tingkat pengetahuan siswa, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penyajian masalah kontekstual tersebut dapat dilakukan dengan memberikan soal/ pertanyaan yang memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selanjutnya guru meminta siswa menelaah permasalahan yang terkandung di dalam soal yang diberikan. Pada kegiatan ini guru memberikan penjelasan pada bagian-bagian tertentu yang belum dipahami oleh siswa.

2. Menyelesaikan Masalah Kontekstual

(20)

memotivasi siswa agar mampu menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.

3. Membandingkan dan Mendiskusikan Jawaban

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar pikiran atau mendis-kusikan jawabannya dengan siswa yang lain dalam kelompok kecil yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelas.

4. Menyimpulkan

Siswa diminta menyimpulkan jawaban dari masalah kontekstual yang disajikan, dan guru memberikan arahan sehingga diperoleh jawaban yang benar.

Mencermati uraian di atas, Pembelajaran dengan PMR memiliki kelebihan antara lain:

a. Siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena materi yang disajikan sering dijumpai dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.

b. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lebih lama membekas dalam pikiran- nya karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Sedangkan kekurangannya antara lain:

a. Memerlukan kreativitas yang tinggi untuk dapat menyakitan topik atau pokok bahasan secara rill bagi siswa.

b. Membutuhkan waktu yang cukup lama agar siswa dapat menemukan konsep yang sedang dipelajari.

(21)

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru. Metode belajar yang lebih banyak digunakan dalam pembelajaran konvensional adalah ekspositori. Metode ekspositori ini sama dengan cara mengajar yang biasa (tradional) dipakai guru pada pembelajaran matematika. Menurut Suyitno (2004: 4) metode ekspositori (cerita) adalah cara penyampaian materi pelajaran dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara berbicara di awal pelaja-ran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab. Hal ini berarti kegiatan guru yang utama menerangkan dan siswa mendengarkan atau mencatat apa yang disampaikan oleh guru.

(22)

4. Pemahaman Konsep

Pembelajaran matematika lebih menekankan pada konsepsi awal yang sudah dikenal oleh siswa yaitu tentang ide-ide matematika. Setelah siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses belajar matematika, maka proses yang sedang berlangsung dapat ditingkatkan ke proses yang lebih tinggi sebagai pembentukan pengetahuan baru. Pada proses pembentukan pengetahuan baru tersebut, siswa bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dan moderator harus mampu mendesain pembelajaran yang interaktif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menyumbangkan pemikirannya dalam proses belajarnya baik untuk diri sendiri maupun aktif membantu siswa lain dalam menafsirkan permasalahan real.

(23)

Pemahaman konsep adalah kemampuan dalam memahami konsep yang dipelajari. Penguasaan konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah (domain) kognitif dari tujuan pembelajaran. Ranah kognitif ini meliputi berbagai tingkah laku dari yang rendah sampai yang tinggi pengetahuaan, pemahaman, penerapan, analisis, sintetis, dan evaluasi. Pemahaman konsep akan memberikan suatu pemahaman dari kemampuan untuk mengaplikasikan konsep yang telah dikuasai. Pengapli-kasian tersebut terjadi dengan adanya pengaktualisasian stimulus yang spesifik sehingga dapat diterapkan dalam suatu situasi yang berkenaan dengan konsep tersebut. Skemp (dalam Muaddab, 2010) membedakan pemahaman menjadi dua yaitu: Pemahaman intruksional (instructional understanding) dan pemahaman relasional (relational understanding). Pada Pemahaman instrucional siswa hanya sekedar tahu mengenai suatu konsep namun belum memahami mengapa hal itu terjadi. Sedangkan pada pemahaman relational, siswa telah memahami mengapa hal tersebut bisa terjadi dan dapat menggunakan konsep dalam memecahkan masalah-masalah sesuai kondisi yang ada.

(24)

Interpretaion, yaitu kemampuan menafsirkan, menjelaskan, membandingkan, membedakan, dan mempertentangkan makna yang terdapat di dalam simbol baik simbol verbal maupun non verbal. Misalnya, siswa membedakan kubus dengan limas, dua garis yang saling berpotongan, bersilangan, dan sejajar, titik-titik yang terletak pada bidang dan tidak terletak pada bidang; dua bidang berpotongan, dua bidang sejajar dan sebagainya.

Ekstrapolation, yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah kelanjutan dari suatu temuan (menghitung). Misalnya, jika siswa diberi suatu pernyataan tentang garis yang melalui dua titik yang ada pada bangun ruang, maka siswa bisa menunjukkan bahwa kedua titik tersebut terletak pada satu bidang.

Ketercapain dari pemahaman konsep matematika siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa berdasarkan hasil tes kuantitatif. Wirasto dalam Rokhayati (2010: 16) memberikan ciri-ciri siswa yang sudah menguasai konsep dibawah ini dan peneliti menggunakan indikator dari pemahaman konsep yang digunakan oleh Rokhayati:

a. Mengetahui ciri-ciri suatu konsep

b. Mengenal beberapa contoh dan bukan contoh dari konsep tersebut c. Mengenal sejumlah sifat-sifat dan esensinya

d. Dapat menggunakan hubungan antar konsep e. Dapat mengenal hubungan antar konsep

f. Dapat mengenal kembali konsep itu dalam berbagai situasi

g. Dapat menggunakan konsep untuk menyelesaikan masalah matematika h. Khusus dalam geometri, dapat mengenal wujud, dapat meragakan, dan

(25)

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran dengan metode ceramah atau konvensional masih belum efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sangat diperhatikan. Guru aktif bertindak sebagai pembimbing dan siswa aktif dalam menemukan konsep yang sedang dipelajari. Dalam pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik, siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika formalnya melalui masalah-masalah kontektual yang disajikan. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga konsep matematika yang bersifat abstrak dapat terkonstruksi dengan mudah dan lebih lama tersimpan pada diri siswa sekaligus siswa dapat mengetahui penerapan konsep yang sedang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

(26)

akan memperoleh kesimpulan yang tepat dan guru akan memberikan penguatan dengan menjelaskan materi yang dipelajari.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran akan menumbuhkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang telah diikuti. Adanya aktivitas belajar dan respon positif tersebut akan mempermudah siswa dalam memahami konsep yang sedang dipelajari sehingga penguasaan konsep siswa lebih optimal. Penguasaan konsep yang optimal akan mempermudah siswa untuk menyelesaikan masalah matematika formal yang dihadapinya. Dengan demikian, PMR efektif diterapkan pada pembelajaran matematika.

C. Hipotesis Penelitian

(27)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan menggunakan Purposive Sampling yaitu dengan mengambil 2 kelas yang memiliki rata-rata kemampuan matematika yang sama atau mendekati sama yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai hasil ujian semester ganjil dan diajar oleh guru yang sama. Sampel dalam penelitian ini terpilih kelas VIIID yang terdiri dari 37 siswa sebagai kelas kontrol, dan kelas VIIIF yang terdiri dari 36 siswa sebagai kelas eksperimen.

Tabel 3.1 Nilai Rata-rata Ujian Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013.

No. Kelas Nilai Rata-rata

1 VIII A 37

2 VIII B 40

3 VIII C 39

4 VIII D 35

5 VIII E 46

6 VIII F 35

7 VIII G 47,5

(28)

B. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan posttest control design dengan kelompok pengendali yang tidak diacak sebagai mana dikemukakan Furchan (1982: 369) sebagai berikut :

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

E X O

P C O

Keterangan :

E = Kelas eksperimen

P = Kelas pengendali atau kontrol

X = Perlakuan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan Pendekatan Matematik Realistik (PMR)

C = Kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional O = Skor post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian adalah data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang berupa data kuantitatif, yang diperoleh setelah dilakukan tes pemaha-man konsep matematis terhadap kelas yang diberi perlakuan dengan mengguna-kan PMR dan terhadap kelas yang menggunamengguna-kan pembelajaran konvensional.

D. Teknik Pengumpulan Data

(29)

yang diberikan. Tes yang digunakan ini adalah tes pemahaman konsep yang berbentuk uraian, tes diberikan setelah pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

E. Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Penelitian pendahuluan berguna untuk melihat kondisi sekolah seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru matematika selama pengajaran.

2. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk kelas eksperime n menggunakan PMR, sedangkan untuk kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

3. Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes pemahaman konsep sekaligus penskoran.

4. Melakukan validasi instrumen. 5. Melakukan uji coba instrumen. 6. Melakukan perbaikan instrumen.

7. Melaksanakan perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan PMR sedang-kan pada kelas kontrol menggunasedang-kan pembelajaran konvensional. Pelaksana-an pembelajarPelaksana-an sesuai dengPelaksana-an RPelaksana-ancPelaksana-angPelaksana-an PelaksPelaksana-anaPelaksana-an PembelajarPelaksana-an (RPP) yang telah disusun

8. Menggunakan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 9. Menganalisis hasil penelitian.

(30)

F. Instrumen Penelitian

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diberikan oleh guru. Setelah pembelajaran maka diberikan (post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes diberikan setelah pembelajaran dimaksudkan untuk melihat pengaruh pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematis siswa SMP Negeri 20 Bandar Lampung. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik. Oleh sebab itu, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dari tes pemahaman konsep matematis ini dapat diketahui dengan cara memban-dingkan isi yang terkandung dalam tes pemahaman konsep, dengan tujuan instruk-sional khusus yang telah ditentukan untuk pelajaran matematika. Apakah hal-hal yang tercantum dalam tujuan instruksional khusus sudah terwakili secara nyata dalam tes pemahaman konsep tersebut atau belum.

Untuk mendapatkan perangkat tes yang valid dilakukan langkah-langkah berikut: a. Membuat kisi-kisi dengan indikator yang telah ditentukan.

b. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi

c. Meminta pertimbangan kepada guru mitra dan dosen pembimbing yang dipandang ahli mengenai kesesuaian antara kisi-kisi dengan soal.

(31)

oleh guru. Hasil penilaian terhadap soal tes untuk mengambil data penelitian telah memenuhi validitas isi (Lampiran B.3). Tabel berikut menunjukkan hasil validitas isi.

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi

No Soal Posttest

1 Valid

2 Valid

3 Valid

4 Valid

5 Valid

6 Valid

7 Valid

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas tes diukur berdasarkan koefisien reliabilitas dan digunakan untuk me-ngetahui tingkat keterandalan suatu tes. Suatu tes dikatakan reliabel jika hasil pe-ngukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut berulang kali terhadap subjek yang sama senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg (stabil). Untuk menghitung reliabilitas tes ini didasarkan pada pendapat Sudijono (2001: 207) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha, yaitu :

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas n = Banyaknya butir soal = Jumlah varians skor dari tiap butir item = Varians total

(32)

1 antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi 2 antara 0,600 sampai dengan 0,700 : tinggi 3 antara 0,500 sampai dengan 0,600: sedang 4 antara 0,300 sampai dengan 0,400 : rendah 5 antara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah

G. Teknik Analisis Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan post-test pada siswa. Sebelum melakukan analisis data, data yang diperlukan dalam penelitian ini dikategorikan kedalam jenis data kualitatif dan data kuantitatif. Data tersebut selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya. Analisis data dilakukan dengan uji-t, untuk itu terhadap data yang diperoleh akan dilakukan uji normalitas dan homogenitas.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas ini berfungsi untuk mengetahui apakah data keadaan awal populasi berdistribusi normal atau tidak. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah :

H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : Data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji ini menggunakan uji Chi-Kuadrat

Keterangan :

x2 : Harga Chi-Kuadrat.

Oi : Frekuensi pengamatan.

(33)

k : Banyaknya kelas interval.

Kriteria pengujian, jika x2hitung ≤ x2tabel dengan dk = k -1, maka data berasal dari kelompok data yang berdistribusi normal. (Sudjana, 2005: 273). Uji normalisasi pada data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa juga dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat, dengan kriteria uji yaitu data berdistri-busi normal x2hitung≤ x2tabel.

b) Uji Homogenitas Varians Populasi

Uji homoginitas bertujuan untuk mengetahui apakah data skor tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh memiliki varians sama atau sebaliknya. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen. Menurut Sudjana (2005: 251) untuk menguji homogenitas varians ini dapat menggunakan uji F. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0 : (kedua populasi memiliki varians yang sama)

H1 : (kedua populasi memiliki varians yang berbeda)

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

Kriteria uji: terima Ho jika Fhitung < dengan diperoleh

dari daftar distribusi F dengan peluang α. Untuk n1-1 adalah dk pembilang (varians terbesar) dan n2-1 adalah dk penyebut (varians terkecil).

Fhitung =

terkecil Varians

(34)

c) Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas dua varians, analisis berikutnya adalah menguji hipotesis, yaitu uji ketaksamaan dua rata-rata skor post-test (skor pemahaman konsep). Uji hipotesis yang digunakan adalah uji

ketaksamaan dua rata-rata. Analisis data dengan menggunakan uji t, uji satu pihak yaitu pihak kanan. Uji ini juga digunakan pada analisis data tes akhir. Hipotesis untuk uji ketaksamaan dua rata-rata, uji pihak kanan menurut Sudjana (2005: 243) adalah:

H0 : µ1 ≤ µ2 (Rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan PMR kurang dari atau sama dengan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konven-sional)

H1 : µ1 > µ2 (Rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan PMR lebih baik dari pada rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional) Untuk menguji hipotesis di atas, dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus statistik sebagai berikut :

Karena data berdistribusi normal dan kedua kelompok data homogen, maka dalam pengujian hipotesis statistik yang digunakan adalah uji t.

(35)

keterangan:

= skor rata-rata post-test dari kelas eksperimen

= skor rata-rata post-test dari kelas kontrol

n1 = banyaknya subyek kelas eksperimen n2 = banyaknya subyek kelas kontrol

= varians kelompok eksperimen

= varians kelompok kontrol

s2 = varians gabungan

(36)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan PMR efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa. Hal ini ditinjau dari nilai rata-rata pemahanan konsep matematika siswa pada kelas yang menggunkan PMR lebih efektif daripada nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jadi, pembelajran dengan PMR lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Diharapkan agar guru dapat menggunakan model pembelajaran dengan PMR

untuk keefektifan dalam pencapaian indikator pemahaman konsep matematis siswa.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2008. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Dahar, R. W. 1998. Teori - Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004; Standar Kompetensi Mata Pelajaran Mate-matika SMP dan MTS. Depdiknas. Jakarta.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan. [on line]. Tersedia: http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. (21 Desember 2011) Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Usaha Nasional

: Surabaya

Gravenmeijer. PMR : Menjadikan Pelajaran Matematika Lebih Bermakna Bagi Siswa. http://www. duniaguru.com/indeks.php.

Hadi, Sutarto. 2003. PMR: Menjadikan Pelajaran Matematika Lebih Bermakna Bagi Siswa. http://www.duniaguru.com/index.php?option=com_

content&task=view&id=236&Itemid=26/. Diakses Tanggal 7 Desember 2007

___________. 2005 Pendidikan Matematika Realistik. Tulip. Banjarmasin. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hiebert dan Carpenter. 1992. [online] http://whi5eza.wordpress.com/2011/04/21/ pembelajaran dan pemahaman konsep matematika (16 februari 2013)

Juliantara, ketut. 2009. Pembelajaran konvensional. [on line]. Tersedia: http://www.kompasiana.com/ikpj.

Marpaung. 2004. PMRI, Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Makalah: Jakarta.

Muaddab, Hafis. 2010. Pemahaman Siswa. [on line]. Tersedia: http://hafismuaddab. wordpress.com/pemahaman-siswa/.

(38)

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Banung: Tarsito.

Suharta, I Gusti Putu. 2002. Matematika Realistik: Apa dan Bagaimana. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No 038 Tahun ke 8 September 2002.

Soejadi. 2002. Pemanfaatan Realitas dan Lingkungan dalam Pembelajaran Matematika. Bumi Aksara. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1995. Kamus Sosiologi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sutikno, M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif. NTP Pres. Mataram.

Suyitno. 2004. Menjelajahi pembelajaran inovatif. Mass media buana pustaka. Sidoarjo.

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Zulkardi. 2003. Realistic Mathematics Education Theory Meets Web

(39)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1)

Sekolah : SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII / 2

Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran

5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan

limas serta bagian-bagiannya.

Indikator :

1. Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok

2. Menyebutkan definisi dan menunjukkan letak dari rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, bidang frontal, bidang ortogonal dari kubus dan balok

A. Tujuan Pembelajaran

1. Diberikan gambar/model berbentuk kubus dan balok, siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok pada gambar/model tersebut. 2. Diberikan gambar gambar/model berbentuk kubus dan balok, siswa dapat

menyebutkan definisi rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang frontal, dan bidang ortogonal dari kubus dan balok.

3. Diberikan gambar gambar/model berbentuk kubus dan balok, siswa dapat menunjukkan letak rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang frontal, dan bidang ortogonal dari kubus dan balok.

Karakter siswa yang akan dibentuk: - Disiplin dan

Menghargai - Tekun dan Kreatif - Tanggung jawab

- Rasa Ingin tahu - Teliti dan jujur - Kerjasama

- Tenggang rasa - Pantangmenyerah

B. Materi Pokok Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar : Unsur-unsur kubus dan balok. C. Pendekatan Pembelajaran

(40)

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal (±10 menit)

No Kegiatan Karakter

Keterlak-sanaan Ya/tidak 1. Guru memotivasi atau memfokuskan

siswa pada pembelajaran dengan mengaitkan masalah di lingkungan sekitar dengan materi. Siswa diminta menyebutkan contoh-contoh benda dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan bentuk kubus dan balok.

Disiplin Tekun dan kreatif

2. Guru memberikan apersepsi untuk menggali kemampuan awal siswa.

Menghargai Rasa ingin tahu 3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Menghargai 4. Siswa diberikan pengarahan tentang

langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik

Menghargai

Kegiatan Inti (±60 menit)

No Kegiatan Karakter

Keterlak-sanaan Ya/tidak Eksplorasi

1. Siswa dibagi ke dalam

kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang.

Disiplin dan menghargai Kerjasama 2. Setiap kelompok mendapatkan Lembar

Kegiatan Kelompok (LKK I). Di dalam LKK tersedia masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari yang harus

dipahami oleh siswa.

Disiplin dan menghargai. Kerjasama

3. Siswa membaca dan melengkapi materi pada LKK untuk selanjutnya dibawa pada tahap diskusi kelompok

Tekun Rasa ingin tahu Pantang menyerah Elaborasi

4. Siswa bersama kelompoknya

mendiskusikan kegiatan pada LKK. Pada saat siswa berdiskusi, guru berkeliling, memperhatikan, memotivasi, dan

memberikan bantuan apabila dibutuhkan.

(41)

kelompoknya untuk menyelesaikan kegiatan yang sudah tersedia di LKK.

jawab Kerjasama Teliti, jujur Konfirmasi

6. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi, menyanggah bila jawaban temannya tidak sesuai dengan jawaban

kelompoknya, guru mengkondisikan jalannya presentasi. Displin dan menghargai Rasa ingin tahu Jujur

7. Siswa melengkapi, merevisi, dan mengonstruksi hasil diskusi pada LKK.

Tanggung jawab Tekun dan Teliti 8. Guru memberikan umpan balik positif

dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun isyarat terhadap keberhasilan kelompok.

Menghargai

KegiatanPenutup (±10 menit)

No Kegiatan Karakter

Keterlak-sanaan Ya/tidak 1. Siswa dan guru bersama-sama

menyimpulkan pelajaran.

Tanggung jawab 2. Siswa menerima tugas membaca dan

mempersiapkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Tanggung jawab Menghargai 3. Memberikan motivasi belajar dengan

pemberian tugas pekerjaan rumah yang menantang dan menarik.

Menghargai Tanggung jawab 4. Menginformasikan kepada siswa untuk

setiap kelompok membawa model kubus dan balok, spidol/pena, gunting, dan penggaris pada pertemuan berikutnya.

Menghargai

F. Alat/ Bahan/ Sumber Pembelajaran  Model Kubus dan Balok

 Buku Matematika SMP Kelas VIII :

 M. Cholik Adinawan Sugijono. 2006. Seribu Pena Matematika: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Erlangga. Jakarta.

 Umi Salamah. 2008. Berbagi Logika dengan Matematika 2 Untuk Kelas VIII SMP dan MTS. Platinum. Jakarta.

 Marsigit. 2009. Matematika 2 SMP Kelas VIII. Yudistira. Jakarta  Lembar Kegiatan Kelompok (LKK I )

(42)

G. Penilaian

Teknik penilaian dan Bentuk Instrumen

Teknik : Tes Tertulis

Bentuk Instrumen : Uraian

Instrumen :

1. Perhatikan gambar kubus PQRS.TUVW di samping. Tentukan mana yang dimaksud dengan:

a. sisi, e. diagonalruang,

b. rusuk, g. bidang frontal, c. titik sudut, h. bidang ortogonal. d. diagonal bidang,

2. Perhatikan gambar balok KLMN.PQRS di samping. Tentukan mana yang dimaksud dengan:

a. sisi, e. diagonalruang,

b. rusuk, g. bidang frontal, c. titik sudut, h. bidang ortogonal. d. diagonal bidang,

Bandar Lampung, Maret 2013

Guru Mitra, Peneliti,

Muryati, S.Pd Dewi Herlinda

NIP. 19661222 199102 2 002 NPM. 0853021015 N

K L

M

P Q

R S

P Q

R S

T U

(43)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 2)

Sekolah : SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII / 2

Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran

6. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : Membuat jaring-jaring kubus dan balok.

Indikator

Menggambar jaring-jaring kubus dan balok. H. Tujuan Pembelajaran

Diberikan gambar/model berbentuk kubus dan balok, siswa dapat menggambar jaring-jaring kubus dan balok sesuai gambar/model tersebut.

Karakter siswa yang akan dibentuk: - Disiplin dan

Menghargai - Tekun dan Kreatif - Tanggung jawab

- Rasa Ingin tahu - Teliti dan jujur - Kerjasama

- Tenggang rasa - Pantangmenyerah

I. Materi Pokok Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: jaring-jaring kubus dan balok. J. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan Matematika Realistik K. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil

L. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal (±10 menit)

No Kegiatan Karakter

Keterlak-sanaan Ya/tidak 1. Guru memotivasi atau memfokuskan

siswa pada pembelajaran dengan mengaitkan masalah di lingkungan sekitar dengan materi yang berkaitan dengan bentuk kubus dan balok.

(44)

2. Guru memberikan apersepsi untuk menggali kemampuan awal siswa.

Menghargai Rasa ingin tahu 3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Menghargai

Kegiatan Inti (±60 menit)

No Kegiatan Karakter

Keterlak-sanaan Ya/tidak Eksplorasi

1. Guru mengkondisikan kembali kelompok-kelompok yang sudah terbentuk pada pertemuan sebelumnya.

Disiplin dan menghargai Kerjasama 2. Setiap kelompok mendapatkan

Lembar Kegiatan Kelompok (LKK II). Di dalam LKK tersedia masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari yang harus dipahami oleh siswa.

Disiplin dan menghargai. Kerjasama

3. Siswa membaca dan melengkapi materi pada LKK untuk selanjutnya dibawa pada tahap diskusi kelompok

Tekun

Rasa ingin tahu Pantang

menyerah Elaborasi

4. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan kegiatan pada LKK. Pada saat siswa berdiskusi, guru berkeliling, memperhatikan,

memotivasi, dan memberikan bantuan apabila dibutuhkan.

Disiplin dan menghargai. Kerjasama

5. Setiap siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk menyelesaikan kegiatan yang sudah tersedia di LKK.

Tekun

Rasa ingin tahu Pantang

menyerah Konfirmasi

6. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi, menyanggah bila

jawaban temannya tidak sesuai dengan jawaban kelompoknya, guru

mengkondisikan jalannya presentasi.

Tanggung jawab Teliti dan jujur Tenggang rasa

7. Siswa melengkapi, merevisi, dan mengonstruksi hasil diskusi pada LKK.

(45)

dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun isyarat terhadap keberhasilan kelompok.

Kegiatan Penutup (±10 menit)

No Kegiatan Karakter

Keterlak-sanaan Ya/tidak 5. Siswa dan guru bersama-sama

menyimpulkan pelajaran.

Tanggung jawab 6. Siswa menerima tugas membaca dan

mempersiapkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Tanggung jawab Menghargai 7. Memberikan motivasi belajar dengan

pemberian tugas pekerjaan rumah yang menantang dan menarik.

Menghargai Tanggung jawab 8. Menginformasikan kepada siswa untuk

setiap kelompok membawa model berbentuk kubus dan balok satuan yang berukuran 1cm,spidol/pena,dan peng-garis pada pertemuan berikutnya. (Setiap kelompok membawa kubus satuan sebanyak 20 buah)

Menghargai

M. Alat/ Bahan/ Sumber Pembelajaran  Model Kubus dan Balok

 Buku Matematika SMP Kelas VIII :

 M. Cholik Adinawan Sugijono. 2006. Seribu Pena Matematika: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Erlangga. Jakarta.

 Umi Salamah. 2008. Berbagi Logika dengan Matematika 2 Untuk Kelas VIII SMP dan MTS. Platinum. Jakarta.

 Marsigit. 2009. Matematika 2 SMP Kelas VIII. Yudistira. Jakarta  Lembar Kegiatan Kelompok (LKK II )

 White Board, Spidol, Penggaris dan alat tulis lainnya

N. Penilaian1

Teknik penilaian dan Bentuk Instrumen

Teknik : Tes Tertulis

Bentuk Instrumen : Uraian

Instrumen :

(46)

2. Dari rangkaian daerah persegi panjang berikut manakah yang merupakan jaring-jaring balok.

Bandar Lampung, Maret 2013

Guru Mitra, Peneliti,

Muryati, S.Pd Dewi Herlinda

(47)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 3)

Sekolah : SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VIII / 2

Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran

7. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,

prisma, dan limas.

Indikator :

- Menemukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus dan balok - Menemukan rumus volume dan menghitung volume kubus dan balok O. Tujuan Pembelajaran

- Diberikan gambar/model berbentuk kubus dan balok, siswa dapat menemukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus dan balok

- Diberikan gambar/model berbentuk kubus dan balok, siswa dapat menemukan rumus dan menghitung volume kubus dan balok

Karakter siswa yang akan dibentuk: - Disiplin dan

menghargai - Tekun dan Kreatif - Tanggung jawab

- Rasa Ingin tahu - Teliti dan jujur - Kerjasama

- Tenggang rasa Pantangmenyerah

P. Materi Pokok Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: luas permukaan dan volume kubus dan balok. Q. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan Matematika Realistik R. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil

S. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal (±10 menit)

No Kegiatan Karakter

Keterlak-sanaan Ya/tidak 1. Guru memotivasi atau memfokuskan

siswa pada pembelajaran dengan

(48)

mengaitkan masalah di lingkungan sekitar dengan materi yang berkaitan dengan bentuk kubus dan balok.

kreatif

2. Guru memberikan apersepsi untuk menggali kemampuan awal siswa.

Menghargai Rasa ingin tahu 3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Menghargai

Kegiatan Inti (±60 menit)

No Kegiatan Karakter

Keterlak-sanaan Ya/tidak Eksporasi

1. Guru mengkondisikan kembali kelompok-kelompok yang sudah terbentuk pada pertemuan sebelumnya.

Disiplin dan menghargai Kerjasama 2. Setiap kelompok mendapatkan Lembar

Kegiatan Kelompok (LKK III). Di dalam LKK tersedia masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari yang harus

dipahami oleh siswa.

Disiplin dan menghargai. Kerjasama

3. Siswa membaca dan melengkapi materi pada LKK untuk selanjutnya dibawa pada tahap diskusi kelompok

Tekun Rasa ingin tahu Pantang menyerah Elaborasi

4. Siswa bersama kelompoknya

mendiskusikan kegiatan pada LKK. Pada saat siswa berdiskusi, guru berkeliling, memperhatikan, memotivasi, dan

memberikan bantuan apabila dibutuhkan.

Tanggung jawab Teliti dan jujur Tenggang rasa 5. Setiap siswa bekerjasama dalam

kelompoknya untuk menyelesaikan kegiatan yang sudah tersedia di LKK.

Tanggung jawab Kerjasam Konfirmasi

6. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi, menyanggah bila jawaban temannya tidak sesuai dengan jawaban

(49)

7. Siswa melengkapi, merevisi, dan mengonstruksi hasil diskusi pada LKK.

Tanggung jawab Tekun dan Teliti 8. Guru memberikan umpan balik positif

dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun isyarat terhadap keberhasilan kelompok.

Menghargai

Kegiatan Penutup (±10 menit)

No Kegiatan Karakter

Keterlak-sanaan Ya/tidak 9. Siswa dan guru bersama-sama

menyimpulkan pelajaran.

Tanggung jawab 10. Siswa menerima tugas membaca dan

mempersiapkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Tanggung jawab Menghargai 11. Memberikan motivasi belajar dengan

pemberian tugas pekerjaan rumah yang menantang dan menarik.

Menghargai Tanggung jawab 12. Menginformasikan kepada siswa untuk

setiap kelompok membawa kawat, lidi, model prisma segitiga/pembungkus makanan berbentuk prisma segitiga dan model berbentuk limas persegi,

spidol/pena, dan penggaris pada pertemuan berikutnya.

Menghargai

T. Alat/ Bahan/ Sumber Pembelajaran  Model Kubus dan Balok

 Buku Matematika SMP Kelas VIII :

 M. Cholik Adinawan Sugijono. 2006. Seribu Pena Matematika: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Erlangga. Jakarta.

 Umi Salamah. 2008. Berbagi Logika dengan Matematika 2 Untuk Kelas VIII SMP dan MTS. Platinum. Jakarta.

 Marsigit. 2009. Matematika 2 SMP Kelas VIII. Yudistira. Jakarta  Lembar Kegiatan Kelompok (LKK III )

 White Board, Spidol, Penggaris dan alat tulis lainnya

U. Penilaian

Teknik penilaian dan Bentuk Instrumen

Teknik : Tes Tertulis

Bentuk Instrumen : Uraian

(50)

1. Diketahui sebuah kubus dari bahan triplek memiliki panjang rusuk 30 cm. Berapakah luas triplek yang dibutuhkan untuk membuat kubus tersebut? 2. Sebuah ruangan berbentuk kubus memiliki tinggi 2,8 m. Jika tembok di

ruangan tersebut akan dicat, tentukan luas bagian yang akan dicat? 3.

Sebuah balok tanpa tutup yang terbuat dari bahan karton memiliki ukuran panjang 15 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 20 cm. Banyaknya karton yang dibutuhkan untuk membuat balok tersebut

4. Sejumlah batu bata disusun seperti terlihat dalam gambar di bawah ini. Setiap batu bata tersebut berukuran panjang 20 cm, lebar 7,5 cm dan tebalnya 7,5 cm. Berapa volume benda yang bentuknya seperti dalam gambar ini?

5. Sebuah bak mandi berbentuk kubus memiliki panjang rusuk 1,4 m. Tentukan banyak air yang dibutuhkan untuk mengisi bak mandi tersebut hingga penuh.

Bandar Lampung, Maret 2013

Guru Mitra, Peneliti,

Muryati, S.Pd Dewi Herlinda

(51)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 4)

Sekolah : SMP Negeri 20 Bandar Lampung Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII / 2

Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran

8. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat prisma dan limas serta bagian-

bagiannya.

Indikator :

3. Menyebutkan unsur-unsur prisma dan limas

4. Menyebutkan definisi dan menunjukkan letak dari rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, bidang frontal, bidang ortogonal dari prisma dan limas

V. Tujuan Pembelajaran

4. Diberikan gambar/model berbentuk prisma dan limas, siswa dapat menyebutkan unsur-unsur prisma dan limas pada gambar/model tersebut. 5. Diberikan gambar gambar/model berbentuk prisma dan limas, siswa dapat

menyebutkan definisi rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang frontal, dan bidang ortogonal dari prisma dan limas.

6. Diberikan gambar gambar/model berbentuk prisma dan limas, siswa dapat menunjukkan letak rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang frontal, dan bidang ortogonal dari prisma dan limas.

Karakter siswa yang akan dibentuk: - Disiplin dan

menghargai - Tekun dan Kreatif - Tanggung jawab

- Rasa Ingin tahu - Teliti dan jujur - Kerjasama

- Tenggang rasa - Pantangmenyerah

W.Materi Pokok Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: Unsur-unsur prisma dan limas. X. Pendekatan Pembelajaran

(52)

Z. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal (±10 menit)

No Kegiatan Karakter Keterlaksanaan

Ya/tidak 1. Guru memotivasi atau memfokuskan

siswa pada pembelajaran dengan mengaitkan masalah di lingkungan sekitar dengan materi yang berkaitan dengan bentuk prisma dan limas.

Disiplin Tekun dan kreatif

2. Guru memberikan apersepsi untuk menggali kemampuan awal siswa.

Menghargai Rasa ingin tahu 3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Menghargai

Kegiatan Inti (±60 menit)

No Kegiatan Karakter Keterlaksanaan

Ya/tidak Eksplorasi

1. Guru mengkondisikan kembali kelompok-kelompok yang sudah terbentuk pada pertemuan sebelumnya.

Disiplin dan menghargai Kerjasama 2. Setiap kelompok mendapatkan Lembar

Kegiatan Kelompok (LKK IV). Di dalam LKK tersedia masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari yang harus dipahami oleh siswa.

Disiplin dan menghargai. Kerjasama

3. Siswa membaca dan melengkapi materi pada LKK untuk selanjutnya dibawa pada tahap diskusi kelompok

Tekun Rasa ingin tahu Pantang menyerah Elaborasi

4. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan kegiatan pada LKK. Pada saat siswa berdiskusi, guru berkeliling, memperhatikan,

memotivasi, dan memberikan bantuan apabila dibutuhkan. Tanggung jawab Teliti dan jujur Tenggang rasa 5. Setiap siswa bekerjasama dalam

kelompoknya untuk menyelesaikan kegiatan sudah tersedia di LKK.

(53)

Konfirmasi

6. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi, menyanggah bila jawaban temannya tidak sesuai dengan jawaban kelompoknya, guru mengkondisikan jalannya presentasi. Displin dan menghargai Rasa ingin tahu Jujur

7. Siswa melengkapi, merevisi, dan mengonstruksi hasil diskusi pada LKK.

Tanggung jawab Tekun dan Teliti 8. Guru memberikan umpan balik positif

dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun isyarat terhadap keberhasilan kelompok.

Menghargai

KegiatanPenutup (±10 menit)

No Kegiatan Karakter

Keterlak-sanaan Ya/tidak 13. Siswa dan guru bersama-sama

menyimpulkan pelajaran.

Tanggung jawab 14. Siswa menerima tugas membaca dan

mempersiapkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Tanggung jawab Menghargai 15. Memberikan motivasi belajar dengan

pemberian tugas pekerjaan rumah yang menantang dan menarik.

Menghargai Tanggung jawab 16. Menginformasikan kepada siswa untuk

setiap kelompok membawa model berbentuk prisma segitiga dan limas persegi yang terbuat dari karton, spidol/pena, dan penggaris pada pertemuan berikutnya.

Menghargai

AA. Alat/ Bahan/ Sumber Pembelajaran  Model Prisma dan Limas

 Buku Matematika SMP Kelas VIII :

 M. Cholik Adinawan Sugijono. 2006. Seribu Pena Matematika: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Erlangga. Jakarta.

 Umi Salamah. 2008. Berbagi Logika dengan Matematika 2 Untuk Kelas VIII SMP dan MTS. Platinum. Jakarta.

(54)

 Lembar Kegiatan Kelompok (LKK IV )

 White Board, Spidol, Penggaris dan alat tulis lainnya

BB.Penilaian

Teknik penilaian dan Bentuk Instrumen

Teknik : Tes Tertulis

Bentuk Instrumen : Uraian

Instrumen :

3. Perhatikan gambar prisma ABC.DEF di bawah. Tentukan mana yang dimaksud dengan:

e. sisi, f. rusuk, g. titik sudut, h. diagonal bidang, i. diagonal ruang, j. bidang diagonal.

4. Perhatikan gambar limas segiempat E.ABCD di bawah. Tentukan mana yang dimaksud dengan:

a. sisi, b. rusuk, c. titik sudut, d. diagonal bidang, e. diagonal ruang, f. bidang diagonal.

Bandar Lampung, Maret 2013

Guru Mitra, Peneliti,

Muryati, S.Pd Dewi Herlinda

(55)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 5)

Sekolah : SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VIII / 2

Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran

9. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : Membuat jaring-jaring prisma dan limas.

Indikator

Menggambar jaring-jaring prisma dan limas. CC. Tujuan Pembelajaran

Diberikan gambar/model berbentuk prisma dan limas, siswa dapat menggambar jaring-jaring prisma dan limas sesuai gambar/model tersebut.

Karakter siswa yang akan dibentuk: - Disiplin dan

Menghargai - Tekun dan Kreatif - Tanggung jawab

- Rasa Ingin tahu - Teliti dan jujur - Kerjasama

- Tenggang rasa - Pantangmenyerah

DD. Materi Pokok Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar : Jaring-jaring prisma dan limas. EE. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan Matematika Realistik FF.Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil

GG. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal (±10 menit)

No Kegiatan Karakter Keterlaksanaan

Ya/tidak 1. Guru memotivasi atau memfokuskan

siswa pada pembelajaran dengan mengaitkan masalah di lingkungan sekitar dengan materi yang berkaitan dengan bentuk prisma dan limas.

(56)

2. Guru memberikan apersepsi untuk menggali kemampuan awal siswa.

Menghargai Rasa ingin tahu 3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Menghargai

Kegiatan Inti (±60 menit)

No Kegiatan Karakter Keterlaksanaan

Ya/tidak Eksplorasi

1. Guru mengkondisikan kembali kelompok-kelompok yang sudah terbentuk pada pertemuan sebelumnya.

Disiplin dan menghargai Kerjasama 2. Setiap kelompok mendapatkan

Lembar Kegiatan Kelompok (LKK V). Di dalam LKK tersedia masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari yang harus dipahami oleh siswa.

Disiplin dan menghargai. Kerjasama

3. Siswa membaca dan melengkapi materi pada LKK untuk selanjutnya dibawa pada tahap diskusi

kelompok

Tekun

Rasa ingin tahu Pantang

menyerah Elaborasi

4. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan kegiatan pada LKK. Pada saat siswa berdiskusi, guru berkeliling, memperhatikan, memotivasi, dan memberikan bantuan apabila dibutuhkan.

Tanggung jawab Teliti dan jujur Tenggang rasa

5. Setiap siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk menyelesaikan kegiatan yang sudah tersedia di LKK.

Tanggung jawab Kerjasama Teliti dan jujur Konfirmasi

6. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi, menyanggah bila jawaban temannya tidak sesuai dengan jawaban kelompoknya, guru mengkondisikan jalannya presentasi.

Displin dan menghargai Rasa ingin tahu Jujur

7. Siswa melengkapi, merevisi, dan mengonstruksi hasil diskusi pada LKK.

(57)

8. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun isyarat terhadap keberhasilan kelompok.

Menghargai

Kegiatan Penutup (±10 menit)

No Kegiatan Karakter Keterlaksanaan

Ya/tidak 17. Siswa dan guru bersama-sama

menyimpulkan pelajaran.

Tanggung jawab 18. Siswa menerima tugas membaca dan

mempersiapkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Tanggung jawab Menghargai 19. Memberikan motivasi belajar dengan

pemberian tugas pekerjaan rumah yang menantang dan menarik.

Menghargai Tanggung jawab 20. Menginformasikan kepada siswa untuk

setiap kelompok membawa model berbentuk prisma segitiga dan limas segiempat yang terbuat dari kardus atau karton, spidol/pena, dan penggaris pada pertemuan berikutnya.

Menghargai

HH. Alat/ Bahan/ Sumber Pembelajaran  Model Prisma dan Limas

 Buku Matematika SMP Kelas VIII :

 M. Cholik Adinawan Sugijono. 2006. Seribu Pena Matematika: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Erlangga. Jakarta.

 Umi Salamah. 2008. Berbagi Logika dengan Matematika 2 Untuk Kelas VIII SMP dan MTS. Platinum. Jakarta.

 Marsigit. 2009. Matematika 2 SMP Kelas VIII. Yudistira. Jakarta  Lembar Kegiatan Kelompok (LKK V )

 White Board, Spidol, Penggaris dan alat tulis lainnya

II. Penilaian

Teknik penilaian dan Bentuk Instrumen

Teknik : Tes Tertulis

Bentuk Instrumen : Uraian

(58)

3. Tentukan apakah bangun ruang berikut merupakan prisma atau bukan. Jika ya, tentukan jenis prisma yang dimaksud.

4. Buatlah jaring-jaring prisma yang alasnya trapesium sama kaki! 5. Buatlah jaring-jaring limas yang alasnya segilima!

Bandar Lampung, Maret 2013

Guru Mitra, Peneliti,

Muryati, S.Pd Dewi Herlinda

(59)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 6)

Sekolah : SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VIII / 2

Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran

10.Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,

prisma, dan limas.

Indikator

Menemukan rumus dan menghitung luas permukaan prisma dan limas. JJ.Tujuan Pembelajaran

- Diberikan gambar/model berbentuk prisma, siswa dapat menemukan rumus dan menghitung luas permukaan prisma

- Diberikan gambar/model berbentuk prisma, siswa dapat menemukan rumus dan menghitung luas permukaan prisma

Karakter siswa yang akan dibentuk: - Disiplin dan

menghargai - Tekun dan Kreatif - Tanggung jawab

- Rasa Ingin tahu - Teliti dan jujur - Kerjasama

- Tenggang rasa - Pantangmenyerah

KK. Materi Pokok Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: luas permukaan prisma dan limas. LL. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan Matematika Realistik MM. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil

NN.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal (±10 menit)

No Kegiatan Karakter Keterlaksanaan

Ya/tidak 1. Guru memotivasi atau memfokuskan

siswa pada pembelajaran dengan mengaitkan masalah di lingkungan sekitar dengan materi yang berkaitan dengan bentuk prisma.

(60)

2. Guru memberikan apersepsi untuk menggali kemampuan awal siswa.

Menghargai Rasa ingin tahu 3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Menghargai

Kegiatan Inti (±60 menit)

No Kegiatan Karakter Keterlaksanaan

Ya/tidak Eksporasi

1. Guru mengkondisikan kembali kelompok-kelompok yang sudah terbentuk pada pertemuan sebelumnya.

Disiplin dan menghargai Kerjasama

2. Setiap kelompok mendapatkan Lembar Kegiatan Kelompok (LKK VI). Di dalam LKK tersedia masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari yang harus dipahami oleh siswa.

Disiplin dan menghargai. Kerjasama

3. Siswa membaca dan melengkapi materi pada LKK untuk selanjutnya dibawa pada tahap diskusi kelompok

Tekun Rasa ingin tahu Pantang menyerah Elaborasi

4. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan kegiatan pada LKK. Pada saat siswa berdiskusi, guru berkeliling, memperhatikan,

memotivasi, dan memberikan bantuan apabila dibutuhkan.

Tanggung jawab

Teliti dan jujur Tenggang rasa

5. Setiap siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk menyelesaikan kegiatan yang sudah tersedia di LKK.

Tanggung jawab Kerjasama Teliti dan jujur Konfirmasi

6. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi, menyanggah bila

jawaban temannya tidak sesuai dengan jawaban kelompoknya, guru

mengkondisikan jalannya presentasi.

Displin dan menghargai Rasa ingin tahu Jujur

7. Siswa melengkapi, merevisi, dan mengonstruksi hasil diskusi pada

(61)

LKK. Tekun dan Teliti 8. Guru memberikan umpan balik positif

dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun isyarat terhadap keberhasilan kelompok.

Menghargai

Kegiatan Penutup (±10 menit)

No Kegiatan Karakter Keterlaksanaan

Ya/tidak 21. Siswa dan guru bersama-sama

menyimpulkan pelajaran.

Tanggung jawab 22. Siswa menerima tugas membaca dan

mempersiapkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Tanggung jawab Menghargai 23. Memberikan motivasi belajar dengan

pemberian tugas pekerjaan rumah yang menantang dan menarik.

Menghargai Tanggung jawab 24. Menginformasikan kepada siswa

untuk setiap kelompok membawa model berbentuk prisma segit

Gambar

Tabel 3.1 Nilai Rata-rata Ujian Semester   Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013.
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Gambar 8.12  Balok
Gambar  (c)  menunjukkan  sebuah  kubus  ABCD . EFGH .  Kubus  tersebut  memiliki  4  buah  diagonal  ruang  yang  saling  berpotongan  di  titik  O

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa; (2) ada hubungan

Berdasarkan data statistik di PPN Kejawanan tahun 2011, hampir setengahnya 47% hasil volume produksi jenis ikan yang didaratkan di PPN Kejawanan yaitu Cumi-cumi

Manfaat laporan tersebut sangat tergantung dari nilai ketepatwaktuan pelaporan tersebut, sebaliknya laporan yang tidak tersaji tepat pada waktunya akan mengurangi nilai manfaat dari

Bencana erosi tanah yang terjadi di desa Watuagung ada beberapa faktor mulai dari tingginya intensitas curah hujan dan lokasi yang sangat berpotensi erosi tanah atau

Teori evolusi sosio-kultural Sanderson dalam buku berjudul Makro Sosiologi (2003) digunakan untuk menjelaskan penyebab terjadinya reaktualisasi fungsi bale banjar di Kota Denpasar

Pengaruh Konsentrasi Pelarut (n-Heksana) terhadap Rendemen Hasil Ekstraksi Minyak Biji Alpukat untuk Pembuatan Krim Pelembab Kulit (Suratmin Utomo).. PENGARUH KONSENTRASI

Judul Proyek Tugas Akhir : Medan Traditional Handicraft Center Tema : Arsitektur Metafora.. Rekapitulasi Nilai

tidak mengetahui bahwa Salmah adalah Mas Merah yang disebut Salam