• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA UKM DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA (STUDI EMPIRIS PADA USAHA KECIL MENENGAH MANUFAKTUR DI KABUPATEN BANTUL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA UKM DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA (STUDI EMPIRIS PADA USAHA KECIL MENENGAH MANUFAKTUR DI KABUPATEN BANTUL)"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

FACTORS THAT INFLUENCE SMALL MEDIUM ENTERPRISES PERFORMANCE AND ITS DEVELOPMENT STRATEGY

(Empirical Study of Small Medium Enterprises of Manufacture at Bantul Regency)

Oleh

AHMAD FAROBY 20120430269

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

(2)

i

FACTORS THAT INFLUENCE SMALL MEDIUM ENTERPRISES PERFORMANCE AND ITS DEVELOPMENT STRATEGY

(Empirical Study of Small Medium Enterprises of Manufacture at Bantul Regency)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

AHMAD FAROBY 20120430269

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

(3)

ii

Bantul)

FACTORS THAT INFLUENCE SMALL MEDIUM ENTERPRISES PERFORMANCE AND ITS DEVELOPMENT STRATEGY

(Empirical Study of Small Medium Enterprises of Manufacture at Bantul Regency)

Diajukan Oleh

AHMAD FAROBY 20120420069

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

(4)

iii

Bantul)

FACTORS THAT INFLUENCE SMALL MEDIUM ENTERPRISES PERFORMANCE AND ITS DEVELOPMENT STRATEGY

(Empirical Study of Small Medium Enterprises of Manufacture at Bantul Regency)

Diajukan Oleh

AHMAD FAROBY 20120430269

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal 26 April 2016

Yang terdiri dari

Dr. Nano Prawoto, SE., Msi. Ketua Tim Penguji

Masyhudi Muqarrobin, Dr., M.Sc., Ak Agus Tri Basuki, SE., M.Si. Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(5)

iv Nomor Mahasiswa : 20120430269

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KINERJA UKM DAN STRATEGI

PENGEMBANGANNYA” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 26 April 2016

Materai, 6.000,-

(6)

v

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu

dan

orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

(Al-Mujadillah: 11)

ط

ْه ل

ا

ْ ع ل

:

ْه ل َط

َْ لا

ْ َم ح

،

َط

ْه ل

ْ ا

ْ مل

:

ْهر

ْهن ى

ْ ا

إ

َْل س

ْ

ىَط عهي َو

َْأ

ْههَر ج

َْعَم

ا

َْن ي ي بَنل

“Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat;

orang yang menuntut ilmu berarti menjalankan rukun Islam

dan Pahala yang diberikan kepada sama dengan para Nabi”.

( HR. Dailani dari Anas r.a )

Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam

setiap malapetaka, sedangkan orang yang pesimis akan

melihat malapetaka dalam setiap kesempatan

(Nabi Muhammad SAW)

Satu-satunya hal yang menjadi milik kita sepenuhnya adalah waktu,

bahkan seseorang yang tidak memiliki apapun

(7)

vi

Terimakasih untuk Ayah dan Ibu terbaik yang selalu mendoakan,

yang selalu memberikan motivasi dan dorongan baik moral maupun

materi dengan ikhlas dan tak sedikit pun mengeluh.

Terimakasih untuk Mba Liliek Nurkhalida, Mba Riries, dan Atika

yang selalu memberikan semangat, mendukung dan memberikan

masukan serta yang selalu menghibur dikala lelah.

Terimakasih kepada bapak Dr. Nano Prawoto, S.E.,M.Si. yang

selalu memberikan solusi, masukan, dan dukungan disaat melakukan

bimbingan maupun diluar bimbingan, terimakasih banyak, Pak.

Abi, Apri, Hafid, Yakub, Tegar, Sahran, Chandra dan Riza kalian

yang selalu ada saat susah dan senang, selalu memberikan dukungan,

motivasi, semangat. Terimakasih banyak ya mas-mas kalian keluarga

ke dua yang terhebat dan terbaik.

Arya, Karca, Wijanarko, Wandi, Sofyan, Fathin, Tutut, Alin,

Rizka, Rini, Widi, Rianti, Awan, Topik, Yustina, Yusnita, Ervin,

Fitria dan Tiwi kalian teman-teman yang selalu memberikan support,

selalu ada buat saya, kalian teman yang luar biasa, yang telah banyak

membantu dan memberikan solusi serta motivasi atas penelitian yang

saya lakukan.

Ian, Bastian, Oby, Ardi, Rama, Adi, Adi alamin, Fadil dan Dayah

kalian semua Josss!!!

Teman-teman seperjuangan Ilmu Ekonomi angkatan 2012

terimakasih, nama tidak bisa disebut satu-satu intinya terimakasih

buat kalian semua.

(8)

vii

terdaftar di dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten Bantul Tahun 2015. Teknik pemilihan sampel menggunakan metode nonrandom sampling dan dipilih secara purposive. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap analisis. Tahap pertama menggunakan analisis regresi linier berganda, yang menganalisis pengaruh modal usaha, karakteristik wirausaha dan teknologi informasi terhadap kinerja UKM. Tahap kedua menganalisis menggunakan analisis SWOT untuk menentukan pengembangan UKM di Kabupaten Bantul.

Hasil penelitian pada model penelitian tahap pertama dijelaskan, modal usaha, karakteristik wirausaha dan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM. Untuk model penelitian tahap kedua dijelaskan, ada dua pendekatan yaitu demand pull strategy dan supply push strategy, mempunyai peranan yang penting untuk mengembangkan UKM. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu untuk menggunakan sampel yang lebih luas, data yang terbaru dan menambah variabel-variabel lain.

(9)

viii

150 owners of medium small enterprise of manufacture as the sample, which the SME listed at Department of Industry, Trade, and Cooperation of Bantul Regency on 2015. The study applied nonrandom sampling technique and the sample were purposively taken. The study was performing two stage of analysis. First step was using multiple regression analysis to examine the effect of capital business, entrepreneur characteristic and information technology toward small medium enterprise performance. The second step was to examine using SWOT analysis to decide the strategies on developing the enterprises.

The result of the first model study showed that capital business, entrepreneur characteristic and information technology do have positive and significant effect on small-medium enterprises performance. The second model study which using demang pull strategy and supply push strategy, showed that it has significant role on developing the enterprise. The next study should use wider sample with updated data and add some other variables.

(10)

ix ukm dan strategi pengembagannya”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat menambah pengetahuan pembaca maupun penulis.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

Bapak Nano Prawoto yang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

Ayah, Ibu, dan saudara-saudaraku serta teman-temanku yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian yang lebih kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

Semua pihak yang telah memberikan motivasi, semangat, dukungan, bantuan, dan kemudahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, tidak ada karya tulis yang benar-benar sempurna, penulis sangat menyadari dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian dikemudian hari sangat diperlukan untuk mempertajam hasil dari topik ini.

Yogyakarta, 26 April 2016

(11)

x

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... .xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1. Pengertian Kinerja ... 11

2. Faktor Pengaruh Kinerja ... 13

3. Definisi Analisis SWOT ... 15

5. Dimensi ... 17

6. Kinerja Usaha Kecil Menengah ... 23

B. Kerangka Penelitian Dan Hipotesis ... 25

1. Hubungan modal usaha terhadap kinerja UKM ... 25

2. Hubungan karakteristik terhadap kinerja UKM ... 26

3. Hubungan teknologi informasi terhadap kinerja UKM ... 28

4. Strategi pengembangan UKM ... 29

C. Model Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Objek Dan Subjek Penelitian ... 32

B. Jenis Data dan Sumber Data ... 32

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 33

(12)

xi

4. Strategi Pengembangan ... 40

F. Metode Analisis Data ... 41

1. Analisis deskriptif ... 41

2. Analisis kuantitatif ... 41

G. Pengujian Kualitas Instrumen ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 42

H. Alat Analisis ... 43

1. Uji Hipotesis ... 43

2. Uji Statistik ... 46

3. Analisis SWOT ... 47

BAB IV GAMBARAN OBJEK ... 49

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 49

1. Keadaan Alam ... 49

2. Pemerintahan ... 51

3. Kependudukan ... 51

B. Penggunaan Lahan ... 52

C. Potensi Pengembangan Wilayah ... 55

D. Kondisi Ekonomi ... 57

E. Teknologi Informasi ... 59

F. Potensi Unggulan dibidang Perindustrian ... 61

G. Pertumbuhan Ekonomi ... 63

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Gambaran Umum Responden ... 66

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 67

1. Uji Validitas ... 67

2. Uji Reliabilitas ... 70

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 71

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 71

(13)

xii

1. Uji Persamaan Regresi ... 75

2. Koefisien Determinasi (R2) ... 76

3. Uji F ... 76

4. Uji T ... 77

E. Hasil Analisis SWOT ... 80

1. Analisis SWOT ... 80

2. Pengembangan Berdasarkan Analisis SWOT. ... 84

3. Pengembangan Usaha UKM. ... 87

F. Pembahasan (Interpretasi) ... 96

1. Pembahasan Hipotesis Pertama... 96

2. Pembahasan hipotesis kedua ... 96

3. Pembahasan Hipotesis Ketiga ... 97

4. Pembahasan Analisis SWOT ... 98

BAB VI PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Keterbatasan ... 102

C. Saran ... 102 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiii

TABEL 4.2. Media Komunikasi Daerah ... 60

TABEL 4.3. Industri Unggulan ... 63

TABEL 4.4. Presentase PDRB ... 64

TABEL 4.5. Pertumbuhan PDRB ... 65

TABEL 4.6. Perkembangan PDRB per Kapita ... 65

TABEL 5.1. Profil Responden ... 67

TABEL 5.2. Uji Validitas Modal Usaha ... 68

TABEL 5.3. Uji Validitas Karakteristik Wirausaha ... 69

TABEL 5.4. Uji Validitas Teknologi Informasi ... 69

TABEL 5.5. Uji Validitas Kinerja UKM ... 70

TABEL 5.6. Uji Reliabilitas ... 71

TABEL 5.7. Hasil Analisis Deskriptif ... 72

TABEL 5.8. Uji Normalitas ... 72

TABEL 5.9. Uji Heteroskesdasitas ... 73

TABEL 5.10. Uji Multikolinieritas ... 74

TABEL 5.11. Hasil Perhitungan Regresi ... 75

TABEL 5.12. R Square ... 76

TABEL 5.13. Uji F-test ... 77

TABEL 5.14. Uji T-test ... 79

TABEL 5.15. Masalah Internal dan Eksternal ... 81

(15)

xiv

GAMBAR 2.2. Model Penelitian Analisis SWOT ... 31

GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Bantul ... 51

GAMBAR 5.1. Siklus Kondisi Umum UKM ... 87

GAMBAR 5.2. Strategi Secara Umum Perkembangan UKM ... 88

(16)

1

A. Latar Belakang

Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan struktur ekonomi dari struktur ekonomi pertanian atau agraris ke struktur ekonomi industri. Tidak dapat dipungkiri bahwa industrialisasi memberikan dampak yang positif bagi perekonomian di Indonesia, dengan kata lain sektor industri manufaktur muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan dan telah tumbuh pesat mengimbangi laju pertumbuhan sektor pertanian.

Sulistyastuti (2004) mengemukakan bahwa Pengembangan industri kecil adalah cara yang dinilai besar peranannya dalam pengembangan industri manufaktur. Pengembangan industri berskala kecil akan membantu mengatasi masalah pengangguran mengingat teknologi yang digunakan adalah teknologi padat karya, sehingga bisa memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha, yang pada giliranya mendorong pembangunan daerah dan kawasan pedesaan.

(17)

tersebut seperti tingkat kemiskinan yang tinggi, jumlah pengangguran yang besar terutama dari golongan masyarakat berpendidikan rendah, ketimpangan distribusi pendapatan, dan proses pembangunan yang tidak merata antara kota dan desa. Untuk itu, keberadaan atau pertumbuhan industri kecil diharapkan dapat memberi suatu kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut.

Pengembangan usaha kecil di tanah air selayaknya mendapat perhatian yang serius guna mendukung pengembangan UKM agar dapat berperan dalam perekonomian nasional dan sebagai upaya penyerapan tenaga kerja di masa depan. Fakta menunjukan bahwa perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 1.135,8 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 1993 sebesar Rp 276 triliun, dengan pertumbuhan mencapai 5,45 persen terhadap tahun 2003 laju pertumbuhan selalu bergerak lebih tinggi dibandingkan dengan total PDB nasional sebesar 4,86 persen. Pertumbuhan PDB UKM terjadi hampir di semua sektor ekonomi, kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan tertinggi ditopang oleh sector pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,02 persen, diikuti sektor bangunan sebesar 7,48 persen dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 6,64 persen.

(18)

persen berasal dari pertumbuhan UKM. Kemudian, pada tahun 2004 dari 4,86 persen pertumbuhan 3 PDB nasional secara total, meningkat menjadi 2,85 persen berasal dari pertumbuhan UKM. Jumlah unit usaha UKM pada tahun 2004 adalah sebesar 43,22 juta naik 1,61 persen terhadap tahun sebelumnya, sementara jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor UKM pada tahun yang sama sebesar 79,06 juta pekerja yang ternyata lebih rendah 337.332 pekerja dibandingkan tahun 2003 sebanyak 79,40 juta pekerja. (KADIN, 2006).

Pendapat mengenai peran UKM atau sektor informal tersebut ada benarnya setidaknya bila dikaitkan dengan perannya dalam meminimalkan dampak sosial dari krisis ekonomi khususnya persoalan pengangguran dan hilangnya penghasilan masyarakat. Setidaknya terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang belakangan ini memandang penting keberadaan UKM. Alasan pertama adalah karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas ketimbang usaha besar. (Kuncoro; 2000) juga menyebutkan bahwa usaha kecil dan usaha rumah tangga di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga.

(19)

berskala kecil dengan kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000, tidak termasuk 4 tanah dan bangunan tempat usaha. Dalam pembahasan ini lembaga-lembaga keuangan formal dan non-formal sangat dibutuhkan perananya untuk mendorong pelaku UKM untuk maju, pemerintah. Dorongan yang dibutuhkan tidak hanya dalam aspek permodalan, tetapi juga dalam aspek pengembangan manajemen pengelolaan usaha serta informasi pasar baik domestik maupun manca negara. Untuk itu pelaku UKM memerlukan sokongan dari pemerintah agar dapat bersaing di pasar global.

Semenjak krisis ekonomi 1998 hingga krisis keuangan global kegiatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mampu bertahan. Ekonom kerakyatan, pejuang reformasi, atau peneliti ekonomi dari Bank Dunia hampir bulat menyepakati bahwa usaha kecil dan menengah paling tahan terhadap guncangan krisis moneter. Mulyanto (2008) berpendapat roda ekonomi Indonesia bisa bergerak sedikit demi sedikit karena keberadaannya. Oleh karena itu, menurut Radhi (2008) dalam sistem ekonomi kerakyatan, pengembangan industri pedesaan melalui usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) merupakan langkah strategis dalam pembangunan ekonomi bangsa.

(20)

Usaha Kecil Menengah (UKM) saat ini memiliki peran yang sangat besar terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi nasional, hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan hasil survei dan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UKM terhadap PDB Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya. Perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UKM terhadap PDB (tanpa migas) pada Tahun 1997 tercatat sebesar 62,71 persen dan pada Tahun 2002 kontribusinya meningkat menjadi 63,89 persen. Perbandingan komposisi PDB menurut kelompok usaha pada Tahun 1997 dan 2003 (Hafsah, 2004).

(21)

Melihat kondisi ekonomi Indonesia sekarang ini seharusnya pemerintah berfokus pada ekonomi kerakyatan, yakni pengusaha kecil, menengah dan koperasi yang ternyata mampu menunjukkan eksistensinya dengan tetap survive dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam dunia usaha. UKM menjadi tumpuan bagi 99,45% tenaga kerja di Indonesia selama periode 2000-2003, UKM ternyata mampu membuka lapangan kerja baru bagi 9,6 juta orang, sementara usaha besar hanya mampu membuka lapangan kerja baru bagi 55.760 orang, dan terus meningkat hingga pada 2014 tercatat 57,9 juta pelaku UKM dan memberikan kontribusi terhadap PBD 58,92% dan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 97,30%.

Dalam perekonomian Indonesia Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu Kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok usaha kecil dan menengah yang melibatkan banyak kelompok. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Kecil dan Menengah telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang.

(22)

kewirausahaan dan pelatihan yang di berikan kepada para pelaku UKM sangat membantu perkembangan dan menciptakan suatu inovasi baru untuk bersaing pada usaha yang dijalani. Penggunaan TI dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah yang besar. Studi kasus di Eropa juga menunjukkan bahwa lebih dari 50% produktifitas dicapai melalui investasi di bidang TI. UKM dikatakan memiliki daya saing global apabila mampu menjalankan operasi bisnisnya secara reliable, seimbang, dan berstandar tinggi.

Berdasarkan data tahun 2005, jumlah UKM di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 93.854 unit atau sebesar 99,98 persen dari total unit usaha yang ada di wilayah tersebut (Astungkoro, 2010). Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh UKM sebanyak 37.260 orang atau sebesar 95,39 persen dari total tenaga kerja yang diserap oleh unit usaha di Provinsi DIY. Selanjutnya pada tahun 2007, jumlah UKM di Provinsi DIY menurun menjadi 88.862 unit usaha, namun persentasenya tetap sebesar 99,98 persen. Jumlah tenaga kerja yang terserap oleh UKM pada tahun 2007 sebanyak 36.426 orang atau sebesar 96,04 persen dari total tenaga kerja. Penurunan jumlah unit usaha dan tenaga kerja secara absolut tersebut terkait dengan terjadinya gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006. Berdasarkan data jumlah unit usaha dan tenaga kerja tersebut, maka UKM di Provinsi DIY mempunyai kontribusi yang penting dan strategis dalam perekonomian daerah.

(23)

diantaranya bergerak di bidang industri (Disperindagkop, 2015). Banyaknya UKM yang ada di Kabupaten Bantul membuat pemerintah Kabupaten Bantul berupaya keras memberdayakan semua UKM agar dapat mampu berkembang dan bersaing. Namun luas wilayah Kabupaten Bantul dan banyaknya UKM berimbas pada kurang efektifnya pelayanan dan belum sepenuhnya merata hingga daerah terpencil.

Permodalan di UKM Kabupaten Bantul rata-rata masih menggunakan simpan pinjam koperasi dan modal usaha sendiri, jadi rata-rata peminjam hanya dari anggota koperasi itu sendiri dan pengusaha enggan untuk meminjam dana di perkreditan lain karena bunga yang tinggi dan proses yang sulit. Hal ini memperlihatkan kurangnya peran pemerintah dalam mendorong penyaluran kredit kepada UKM. Penguatan karakteristik wirausaha sendiri pemerintah Kabupaten Bantul sudah berupaya maksimal, namun masih terkendala dengan keterbatasan-keterbatasannya. UKM Kabupaten Bantul masih banyak menggunakan peralatan sederhana dan masih banyak menggunakan alat tradisional, terkendalanya dana dan kurangnya ketersediaan alat yang lebih modern membuat kualitas produktifitas UKM berkurang.

(24)

Kurangnya kontribusi yang merata dari pemerintah terhadap modal, karakteristik wirausaha dan Teknologi Informasi UKM di Kabupaten Bantul menjadikan fokus utama peneliti.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan suatu penelitian

dengan mengambil judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja UKM

dan strategi pengembangannya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah modal usaha berpengaruh terhadap kinerja UKM di Kabupaten Bantul?

2. Apakah karakteristik wirausaha berpengaruh terhadap kinerja UKM di Kabupaten Bantul?

3. Apakah teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja UKM di Kabupaten Bantul?

4. Bagaimana pengaruhi modal usaha, karakteristik wirausaha, teknologi informasi dan kinerja UKM terhadap strategi pengembangan UKM di Kabupaten Bantul?

(25)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai modal usaha UKM di Kabupaten Bantul terhadap kinerja UKM.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai karakteristik wirausaha di Kabupaten Bantul terhadap kinerja UKM.

3. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai teknologi informasi terhadap kinerja UKM.

4. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh modal usaha, karakteristik wirausaha, teknologi informasi dan kinerja terhadap strategi pengembangan di sektor UKM Kabupaten Bantul.

5. Untuk menganalisis strategi pengembangan UKM Kabupaten Bantul.

D. Manfaat penelitian

(26)

11

A. Landasan Teori

1. Pengertian Kinerja

Kinerja, adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam organisasi dan merupakan sarana penentu dalam suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja organisasi harus dapat diukur berdasarkan ukuran tertentu dan dalam kesatuan waktu. Indikator kinerja meliputi : keuntungan, kondisi keuangan, hasil produk mampu bersaing, jumlah pelanggan yang dimiliki, jumlah penjualan, kepuasan karyawan akan kompensasi dan motivasi karyawan.

(27)

Menurut Levbinson, 1979 (dalam Ardiana, dkk 2010) Unjuk kerja atau kinerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Sedangkan Mathis dan Jackson (2001) berpandangan bahwa kinerja adalah fungsi dari kemampuan, usaha dan dukungan. Secara empiris dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

a. Kinerja = f (A x E x S)

A = Abitlity (kemampuan) E = Effort (usaha)

S = Support (dukungan)

Faktor (A) berhubungan dengan rekrutmen dan seleksi yaitu kemampuan alami dengan memilih orang berbakat dan memiliki minat yang tepat dengan pekerjaan yang diberikan. Faktor (E) merupakan usaha yang dilakukan seseorang yang dipengruhi oleh masalah sumber daya manusia, seperti motivasi, insentif dan rangcangan pekerjaan. Faktor (S) merupakan dukungan organisasi seperti, pelatihan, pengembangan karier karyawan yang jelas dan adil, konsistensi manajemen, peralatan yang disediakan memadai.

(28)

dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Prestasi kerja merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan, dan persepsi tugas. Usaha merupakan hasil dari motivasi yang menunjukkan jumlah energi (fisik atau mental) yang digunakan oleh individu dalam menjalankan suatu tugas.

Menurut Seymour (1991), kinerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan-pelaksanaan tugas yang dapat diukur. Adapun menurut

As’ad (1998) yang mengutip dua pendapat, yang pertama dari Maiier yang

memberi batasan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Kedua, pendapat dari Lawer dan Porter,

menyatakan bahwa kinerja adalah “successful role achievement” yang

diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya. Sedangkan Byard dan Rue,1984 (dalam Widodo, 2010) mendefinisikan kinerja sebagai derajat penyelesaian tugas yang menyertai pekerjaan seseorang. Kinerja adalah yang merefleksikan seberapa baik seorang individu memenuhi permintaan pekerjaan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut menunjukkan bahwa kinerja merupakan hasil yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

2. Faktor Pengaruh Kinerja

(29)

didasarkan pada bagaimana manajemen perusahaan merespon kondisi eksternal dan internalnya, yang dengan tolok ukur tertentu akan dapat diketahui berapa tingkat turbelensinya dan berapa tingkat kemampuan untuk mengantisipasinya.

Analisa kompetensi yang dimaksudkan adalah untuk menghasilakan profil atau model yang digunakan untuk:

a. Manajemen kinerja individu b. Penerimaan atau penempatan c. Pengembangan karier.

Beberapa yang dapat dianalisis antara lain:

a. Dorongan individu (motivasi untuk sukses) b. Dampak dan hasil

c. Daya analisis d. Berpikir strategis

e. Berpikir kreatif (kemampuan berinovasi) f. Ketegasan dalam mengambil keputusan g. Penilaian secara komersial

h. Tim manajemen dan kepemimpinan i. Hubunagan antar pribadi

j. Kemampuan berkomunikasi

(30)

Analisis kompetensi juga bisa di lihat dari bagaimana sifat individu dengan cara menilai pengetahuan, pendidikan, pengetahuan yang dibutuhkan, pelatihan dan pengalaman. Ada beberapa teknik analisis yang sedang digunakan antara lain:

a. Critical Incident (Peristiwa kritis), yaitu digunakan untuk mengumpul-kan dan memperoleh data mengenai perilaku yang efektif atau kurang efektif, lalu dihubungkan dengan peristiwa kritis yang sebenarnya. b. Repertory grid analysis; Digunakan untuk mengidentifikasi dimensi

yang membedakan orang yang mempunyai kinerja baik dari orang yang mempunyai kinerja kurang standard.

c. Job competency assessment (penilaian kompetensi pekerjaan)

3. Definisi Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2011:199), ”penelitian menentukan bahwa

kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis

SWOT”. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan

(31)

a. Strategi S-O

Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

b. Strategi S-T

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

c. Strategi W-O

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

d. Strategi W-T

(32)

Menurut Yusmini (2011:68), "Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats)."

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan Analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Menurut Rangkuti (2011:197), “tujuan analisa SWOT yaitu

membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat

diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi”.

4. Dimensi

a. Modal Usaha

(33)

terhadap perkembangan usaha dalam pencapaian pendapatan (Bambang Riyanto,2001).

Penelitian yang dilakukan Iman Pirman Hidayat dan Adi Ridwan

Fadillah (2011) mengenai “Pengaruh Penyaluran Kredit Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM) Dan Pendapatan Operasional Terhadap Laba

Operasional (Kasus Pada PT Bank Jabar Banten. Tbk)” menyimpulkan

Pengaruh penyaluran kredit UMKM terhadap pendapatan operasional diperoleh hasil berpengaruh positif tidak signifikan. Pengaruh penyaluran kredit UMKM terhadap laba operasional secara parsial diperoleh hasil berpengaruh positif tidak signifikan. Pengaruh pendapatan operasional terhadap laba operasional secara parsial diperoleh hasil berpengaruh signifikan. Pengaruh penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional terhadap laba operasional setelah dilakukan analisis diperoleh hasil berpengaruh Signifikan.

Salah satu faktor yang membuat kebanyakan pengusaha kecil tidak dapat mengembangkan usahanya adalah keterbatasan dana/modal usaha. Dalam rangka meningkatkan kegiatan usaha ataupun ekspansi Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia maka perlu adanya bantuan modal.

(34)

memiliki kualitas produksi yang bagus. Disamping itu juga pendapatan tersebut juga didorong oleh faktor lokasi pemasaran yang luas dan strategis, adanya bantuan modal kerja yang dikelola secara profesional dan bantuan dana bergulir dari pemerintah daerah.

Modal intangibel adalah modal yang tidak berujud nyata seperti ide-ide kreatif. Secara keseluruhan modal usaha terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

1) Modal investasi

Yang dimaksud modal investasi adalah jenis modal usaha yang harus dikeluarkan yang biasanya dipakai dalam jangka panjang. Modal usaha untuk investasi nilainya cukup besar karena dipakai untuk jangka panjang, namun modal investasi akan menyusut dari tahun ke tahun bahkan bisa dari bulan ke bulan.

2) Modal kerja

Modal usaha yang harus dikeluarkan untuk membuat atau membeli barang dagangan. Modal kerja ini dapat dikeuarkan tiap bulan atau pada waktu-waktu tertentu.

3) Modal operasional

(35)

b. Karakteristik Wirausaha

Steinhoff dan Burgess, 1993 (dalam Wijyanto, 2013) menyebutkan bahwa seorang wirausahawan harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini agar berhasil, yaitu:

1) Memiliki rasa percaya diri untuk bekerja secara independen, kerja keras, dan memahami risiko sebagai bagian dari upaya meraih sukses.

2) Memiliki kemampuan organisasi, dapat menentukan tujuan, berorientasi hasil, dan memiliki tanggung jawab terhadap hasilnya, baik maupun buruk.

3) Kreatif dan selalu mencari celah-celah untuk kreatifitasnya.

4) Menyukai tantangan dan mendapatkan kepuasan pribadi ketika berhasil mencapai ide-idenya.

(36)

Kewirausahaan ternyata sangat berperan penting dalam perkembangan UKM dan juga bisa berpengaruh langsung terhadap kinerja usaha. Menurut Baum et al, 2001 (dalam Priyanto, 2009) mengatakan bahwa sifat seseorang (yang bisa diukur dari ketegaran dalam menghadapi masalah, sikap proaktif dan kegemaran dalam bekerja), kompetensi umum (yang bisa diukur dari keahlian berorganisasi dan kemampuan melihat peluang), kompetensi khusus yang dimilikinya seperti keahlian industri dan keahlian teknik, serta motivasi (yang bisa diukur dari visi, tujuan pertumbuhan dan self

efficacy), berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan usaha.

c. Teknologi Informasi

(37)

antar lintas dunia menjadi tanpa hambatan. Globalisasi dalam ekonomi industri menambah nilai-nilai informasi untuk perusahaan dan menambah penawaran-penawaran kesempatan baru bagi bisnis, sedangkan sistem informasi menyediakan komunikasi yang diperlukan perusahaan dalam melaksanakan perdagangan dan mengelola bisnis dalam skala global (Yadi, 2001).

TI adalah sesuatu yang digunakan untuk menciptakan sistem informasi, yang semuanya merupakan perangkat keras serta perangkat lunak yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem yang berbasis komputer Callon, 1996 (dalam Basu, 1998). Sedangkan menurut Sarosa dan Zowghi, 2003 (dalam Endraswari, 2006) TI adalah semua teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan menyebarkan informasi.

d. Strategi Pengembangan

Untuk menentukan strategi pengembangan UKM di Kabupaten Bantul secara tepat, maka atas dasar hasil survei dapat diketahui berbagai masalah yang dihadapi oleh pelaku UKM. Berbagai masalah tersebut dapat diklasifikasikan dalam dua aspek, yaitu aspek internal yang dihadapi dalam UKM, dan aspek eksternal yang berasal dari luar UKM.

(38)

dan menengah (IKM). Periode survei dilakukan 6-7 bulan setelah terjadinya gempa 17 Mei 2006. Jenis IKM mencakup industri gerabah dan keramik, industri kerupuk kulit, industri makanan tahu, industri genteng, dan industri kerajinan kulit. Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapangan, wawancara mendalam, dan focus group discussion (FGD). Analisis data dilakukan secara deskriptif. Masalah utama yang dihadapi oleh pengusaha pasca gempa adalah ketidakmampuan memenuhi kewajiban finansial terhadap pihak lain dan keterbatasan untuk menambah modal. Masalah lain yang dihadapi adalah menurunnya hasil produksi dan pemasaran hasil produksi. Bagaimana dengan kinerja usahanya? Dengan indikator kinerja tingkat produksi maka sebagian besar unit usaha (65 persen) mengalami penurunan, sedangkan 23 persen produksinya tetap, dan sebanyak 12 persen mengalami penurunan.

5. Kinerja Usaha Kecil Menengah

Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen (Helert, 1996). Lalu untuk mengukur kinerja perusahaan, Kotler (1991) menyarankan agar didasarkan pada ROI bukan pada margin laba atau profit. Sedangkan Soetjipto (1997) menyatakan bahwa untuk mengukur kinerja bisnis, dapat

dilakukan dengan “balanced score card” (BSC).

(39)

kecil dan menengah (UKM) di indonesia yaitu: 1) Hampir 60% usaha kecil masih menggunakan teknologi tradisional; 2) Pangsa pasar cenderung menurun karena kekurangan modal; 3) Sebagian besar usaha kecil tidak mampu memenuhi administratif guna memperoleh bantuan dari Bank; 4) Tingkat ketergantungan terhadap fasilitas pemerintah cenderung sangat besar.

Sedangkan kendala-kendala yang umumnya dihadapi oleh para pengusaha kecil menengah atau UKM adalah:

1. Produktivitas rendah. 2. Nilai tambah rendah.

3. Jumlah investasi yang sangat kecil. 4. Jangkauan pasar yang sempit. 5. Jaringan usaha sangat terbatas.

6. Akses ke sumber modal dan bahan baku terbatas.

7. Manajemen yang masih belum profesianal dan sumberdaya manusia pada umumnya belum memiliki kualitas yang bersaing untuk maju (Rizal, 2002).

(40)

B. Kerangka Penelitian Dan Hipotesis

Kerangka penelitian merupakan bagian terpenting dalam suatu laporan hasil penelitian. Selain menggambarkan model konseptual penelitian, juga sebagai gambaran secara umum proses penelitian tersebut dilakukan. Menurut Umar Sekaran (2006;14), kerangka penelitian merupakan model konseptual mengenai bagaimana teori berhubungan dengan berbagai masalah yang penting. Suatu konseptual memberikan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi masalah (obyek) penelitian.

1. Hubungan modal usaha terhadap kinerja Usaha Kecil Menengah

(UKM)

Besar kecilnya modal akan mempengaruhi terhadap perkembangan usaha dalam pencapaian pendapatan (Bambang Riyanto,2001). Modal usaha bisa didapatkan dari dua sumber, pertama adalah modal sendiri dan yang kedua adalah modal dari luar yaitu dari lembaga perkreditan.

(41)

Dalam penelitian yang dilakukan Purwanti (2012) diketahui modal usaha secara individu maupun secara bersama berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha. Menurut Imamah (2009) penelitiannya mengungkapkan Usaha Kecil Menengah untuk memperoleh modal dan memperluas pangsa pasar mempunyai peranan yang signifikan dalam pengembangan Usaha Kecil Menengah. Menurut Hidayat (2014) Pendanaan modal kerja berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, dimana peningkatan pendanaan modal kerja yang berupa peningkatan jumlah pinjaman yang dipakai untuk membiayai operasional perusahaan menyebabkan peningkatan profitabilitas. Menurut penelitian Ekowati, dkk (2012) diketahui secara statistik terbukti terdapat pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

Adanya peningkatan modal usaha yang didapatkan UKM, maka akan meningkatkan kualitas kinerja. Peran UKM dalam menghasilkan pendapatan dan nilai tambah yang lebih baik untuk kinerjanya ditunjang oleh modal usaha UKM tersebut.

2. Hubungan karakteristik wirausahaan terhadap kinerja Usaha Kecil

Menengah (UKM)

(42)

menciptakan peluang. Kreativitas: kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Intinya kreativitas adalah memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang. Intinya inovasi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Jong and Wennekers, 2008 (dalam Hadiyati, 2011) menyatakan bahwa kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengam-bilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan.

(43)

3. Hubungan teknologi informasi (TI) terhadap kinerja Usaha Kecil

Menengah

Menurut Callon, 1996 (dalam Endraswari., 2014) Teknologi informasi (TI) adalah sesuatu yang digunakan untuk menciptakan sistem informasi, termasuk di dalamnya adalah komputer, disk file, modem dan lainlain yang semuanya merupakan perangkat keras serta perangkat lunak yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem yang berbasis komputer. Menurut Ang et al, 1997 (dalam Seyal et al., 2000) istilah TI didefinisikan sebagai semua teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan menyebarkan informasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Gooodhue dan Thompson, 1995 (dalam Jumaili., 2005) yang sebelumnya mencoba melihat hubungan teknologi informasi dengan kinerja (technology to performance chain/TPC). Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa pemanfaatan sistem informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Endraswari (2006) menunjukan hasil Aplikasi TI akan berdampak pada kinerja perusahaan dengan standar loading sebesar 0.726 dan Aplikasi Teknologi Informasi (TI) memberikan banyak manfaat positif bagi UKM.

(44)

meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja suatu individu, organisasi atau pelaku usaha kecil menengah.

4. Hubungan kinerja terhadap strategi pengembangan UKM

Kinerja UKM yang baik mempengaruhi berkembang atau tidaknya sebuah UKM untuk bisa bersaing dengan UKM lainnya. Hal ini harus diperhatikan mengingat UKM menurut survei yang dilakukan Hamid dan Susilo (2011) dari hasil survei diperoleh beberapa masalah yang dihadapi oleh UMKM di Provinsi DIY antara lain: (1) Pemasaran; (2) Modal dan pendanaan; (3) Inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi; (4) Pemakaian bahan baku; (5) Peralatan produksi; (6) Penyerapan dan pemberdayaan tenaga kerja; (7) Rencana pengembangan usaha; dan (8) Kesiapan menghadapi tantangan lingkungan eksternal.

(45)

Masalah dan Kinerja UMKM di Provinsi DIY. Sri Susilo dan Sutarta (2004) melakukan kajian masalah dan dinamika industri kecil pasca krisis ekonomi pada tahun 1998 di Provinsi DIY. Besar sampel mencakup 200 unit usaha yang mencakup industri pengolahan makanan, industri kerajinan kulit, industri gerabah, dan industri kerajinan lainnya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan survei lapangan, wawancara mendalam, dan focus group discussion (FGD). Permasalahan yang dihadapi industri kecil antar kelompok industri mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan yang menonjol adalah kenaikan harga faktor produksi yang memaksa mereka menaikkan harga jual produk. Masalah yang lain adalah menurunnya tingkat produksi dan employment.

Berdasarkan uraian diatas dan penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Diduga modal usaha berpengaruh positif terhadap kinerja

UKM.

H2: Diduga karakteristik wirausaha berpengaruh positif terhadap

kinerja UKM

H3: Diduga teknologi informasi berpengaruh positif terhadap

(46)

C. Model Penelitian

1. Model Penelitian

Berdasarkan penurunan hipotesis yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti mengajukan model penelitian sebagai berikut:

2. Model Analisis SWOT

Modal Usaha

Kineja Usaha Kecil Menengah Karakteristik

Wirausaha

Teknologi Informasi

Strategi Pengembangan Kinerja Usaha

(47)

32

A. Objek Dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitan dalam penelitian ini adalah data kuisioner yang di ambil dari UKM Kabupaten Bantul. Penelitian ini meliputi semua pelaku atau UKM di Kabupaten Bantul yang masih aktif usahanya di tahun 2015.

B. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder bersumber dari profil data jumlah Sentra UKM. Sedangkan sumber data primer dari responden UKM yang terdiri dari pemilik atau jajaran manajemen UKM yang terdapat pada Sentra UKM di Kabupaten Bantul.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dalam penlitian ini dilakukan dengan teknik Non Random Sampling secara purposive yaitu memilih UKM yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebagai berikut:

(48)

b. Usaha Kecil yang memiliki jumlah tenaga kerja minimum 6 orang. c. Yang menjadi responden (sampel) adalah Pemilik/Pengurus dan

jajaran yang ada di UKM tersebut.

d. Dari jumlah Unit Usaha yang terseleksi sesuai poin 1 dan 2, yang akan dijadikan sampel hanya sebesar 20%, dan ditentukan secara proporsional.

Sampel yang diambil adalah jumlah dari keseluruhan unit atau obyek analisa yang ciri-ciri karakteristiknya sudah ditetapkan menurut sampling yang digunakan. Sampel dalam penelitian ini adalah usaha kecil menengah yang bergerak pada bidang manufaktur di Kabupaten Bantul dengan total populasi UKM berjumlah ± 16.000 yang di publikasikan, ada 726 UKM yang memenuhi kireteria, sehingga jumlah sampel adalah 20% x 726 = 145 unit usaha. Dengan demikian sampel pada penelitian ini ditetapkan 150 orang responden.

(49)

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik sebagai berikut:

1. Teknik Dokumenter, digunakan untuk pengumpulan data yang bersumber dari data sekunder seperti:

a. Keadaan Fisik dan Geografis daerah b. Sentral UKM yang ada

c. Jumlah dan karakteristik UKM

2. Teknik Kuesioner, dilakukan dengan membuat serangkaian pertanyaan yang terkait dengan kinerja UKM di Kabupaten Bantul.

3. Teknik Wawancara: digunakan sebagai pelengkap untuk memperoleh data yang tidak dapat dikumpulkan melalui teknik lain, sekaligus sebagai

Cross-check terhadap data yang dikumpulkan.

Data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisa dengan cara deskriptif degan menggunakan beberapa teknik analisa statistik yang sesuai dengan kebutuhan.

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Merekrut surveyor dan supervisor sebagai pelaksana lapangan 2. Mengadakan pelatihan terhadap surveyor dan supervisor 3. Menyebarkan kuisioner

(50)

5. Selanjutnya data yang terkumpul akan ditabulasi, diolah, dan diinterpretasi sesuai tujuan penelitian.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini yang diuji adalah variabel dependen kinerja UKM yang kemudian akan dilakukan analisis SWOT untuk hasil strategi pengembangannya.

a. Kinerja UKM

Untuk menentukan kinerja dapat diawali dengan menetapkan standar kinerja perusahaan berdasarkan tujuan yang akan dicapai, kemudian diproyeksikan pada standard kinerja yang ada. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan standar kinerja yang ditetapkan. Kinerja merupakan hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugas. Sedangkan menurut Byars, 1984 (dalam Widodo, 2010) kinerja diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.

(51)

kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, pendapat atau pernyataan yang disampaikan, dan perencanaan kerja.

b. Strategi Pengembangan

Perkembangan sebuah UKM harus dilandasi berbagai faktor yang mempengaruhinya, menurut Haeruman (2000), tantangan bagi dunia usaha, terutama pengembangan UKM, mencakup aspek yang luas, antara lain:

1) Peningkatan kualitas SDM dalam hal kemampuan manajemen, organisasi dan teknologi.

2) Kompetensi kewirausahaan

3) Akses yang lebih luas terhadap permodalan 4) Informasi pasar yang transparan

5) Faktor input produksi lainnya, dan

6) Iklim usaha yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan dan praktek bisnis serta persaingan yang sehat.

(52)

Analisis SWOT ini biasa digunakan untuk men-swot per item permasalahan yang dihadapi perusahaan ataupun men-swot perusahaan secara keseluruhan.

Diagnosis ini mutlak diperlukan untuk mengidentifikasi karakteristik dari produk yang dihasilkan (keunggulan yang telah ada atau memungkinkan untuk dikembangkan), pasar yang telah dimasuki (peluang pengembangan dan kemampuan tambahan yang diperlukan), teknologi yang digunakan (optimalisasi penggunaan teknologi disesuaikan dengan karakteristik UKM tersebut), akses bahan baku dan asupan lainnya (kendala yang dihadapi dan kemungkinan pemecahannya), modal yang terserap (optimalisasi kebutuhan modal disesuaikan dengan peluang pasar), serta aspek manajerial pengelolaan (pembukuan, organisasi dan sebagainya).

(53)

2. Variable independen

Dalam penelitian ini ada tiga variabel independen, variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Modal Usaha

Modal usaha merupakan faktor penting dalam rangka membangun, mengembangkan dan mempertahankan berdirinya sebuah perusahaan. Modal pun dijadikan instrumen untuk mengantisipasi risiko kerugian perusahaan dan alat untuk melakukan ekspansi usaha. Modal adalah faktor usaha yang harus tersedia sebelum melakukan kegiatan. Besar kecilnya modal akan mempengaruhi terhadap perkembangan usaha dalam pencapaian pendapatan (Bambang Riyanto,2001). Modal usaha dapat diperoleh dari dua sumber yaitu modal sendiri dan modal dari luar yaitu dari lembaga lembaga kredit.

b. Karakteristik Wirausaha

Terdapat 6 karakteristik pokok dari wirausahawan dari Swa, 16 Januari 2007 (dalam Wijayanto, 2013) yaitu:

1) Kreatif dan inovatif

2) Mampu mengaplikasikan kreativitasnya 3) Memiliki semangat berkarya

(54)

6) Berbeda dari persepsi atau stereotip wirausaha sebagai figur pemberani dan hanya bekerja sendiri, mereka sangat kolaboratif.

Seorang wirausahawan dicirikan dengan karakteristik mempunyai hasrat untuk selalu bertanggung jawab bisnis dan sosial, komitmen terhadap tugas, memilih resiko yang moderat, merahasiakan kemampuan untuk sukses, cepat melihat peluang, orientasi ke masa depan, selalu melihat kembali prestasi masa lalu, sikap haus terhadap

money”, skill dalam organisasi, toleransi terhadap ambisi, fleksibilitas

tinggi.

Steinhoff dan Burgess (1993) menyebutkan bahwa seorang wirausahawan harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini agar berhasil, yaitu: (a) memiliki rasa percaya diri untuk bekerja secara independent, kerja keras, dan memahami risiko sebagai bagian dari upaya meraih sukses; (b) memiliki kemampuan organisasi, dapat menentukan tujuan, berorientasi hasil, dan memiliki tanggung jawab terhadap hasilnya, baik maupun buruk; (c) kreatif dan selalu mencari celah-celah untuk kreatifitasnya; (d) menyukai tantangan dan mendapatkan kepuasan pribadi ketika berhasil mencapai ide-idenya.

c. Teknologi Informasi

(55)

Zinatelli et al., (1997) dalam penelitiannya menemukan bahwa kurangnya keahlian dan training komputer, kurangnya dukungan dari manajer dan keuangan yang terbatas merupakan faktor terbesar yang menghambat aplikasi TI.

Salah satu cara agar organisasi bisnis mampu bersaing dengan para kompetitornya adalah dengan menggunakan sistem informasi, tidak sedikit organisasi bisnis yang mengeluarkan dana besar dalam investasi sistem informasi tersebut. Rockart, 1995 (dalam Irwansyah, 2003) menyatakan bahwa teknologi informasi merupakan sumber daya keempat setelah sumber daya manusia, sumber daya uang, dan sumber daya mesin yang digunakan manajer untuk membentuk dan mengoperasikan perusahaan.

d. Strategi Pengembangan

(56)

Instrumen kinerja UKM diadobsi dari Bernadine (dalam

Mas’ud, 2004, dalam Abdilah, 2012) menggunakan skala 5 poin skala

likert. Responden diminta memilih alternatif jawaban dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 5 (sangat setuju), dengan jumlah 42 item pertannyaan yang tersedia.

F. Metode Analisis Data

Analisis data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Analisis deskriptif berupaya untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari suatu situasi.

Analisis deskriptif digunakan untuk mengemukakan hasil penelitian mengenai pengaruh modal usaha, karakteristik wirausaha dan teknologi informasi terhadap kinerja UKM. Data dikumpulkan meliputi data primer yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung terhadap responden di Kabupaten Bantul dilengkapi dengan data sekunder yang diperoleh dari perpustakaan, BPS, dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi dan instansi terkait.

2. Analisis kuantitatif

(57)

Pengujian terhadap pengaruh modal usaha, karakteristik wirausaha dan teknologi informasi terhadap kinerja UKM menggunakan model regresi linear berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.

G. Pengujian Kualitas Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2011). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlasion yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila yang didapat memiliki nilai Pearson Correlation

dibawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha

dengan signifikan yang digunakan sebesar > 0,6 dimana jika nilai

(58)

memadai dan sebaliknya apabila nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel < 0,6 maka reliabilitasnya kurang memadai (Ghozali, 2007 : 46).

H. Alat Analisis

1. Uji Hipotesis

Analisis penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier berganda, untuk mengetahui Modal Usaha, Karakteristik Kewirausahaan dan Teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja UKM di Kabupaten Bantul.

Berdasarkan beberapa uraian konsep dan teori di atas, maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dirumuskan seperti dibawah ini, dimana variable independen yang terdiri dari Modal Usaha (X-1), variabel Karakteristik Kewirausahaan 2) dan variabel Teknologi Informasi (X-3) secara langsung berpengaruh terhadap variabel Kinerja UKM (Y).

Keterangan : �0 = Konstanta

�1 = Koefisien regresi dari 1

1 = Modal Usaha 2 = Kewirausahaan 3 = Teknologi Informasi

= Kinerja UKM

(59)

� = Standart Error

Dalam analisis data tersebut dilakukan dengan dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer yaitu SPSS Statistic 22. Dalam uji analisis regresi berganda dapat dilakukan berbagai macam uji, yaitu :

a. Uji Asumsi Klasik

Pengujian yang dilakukan pada uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah uji asumsi klasik yang kita gunakan sebelum kita melanjutkan ke uji Regresi Linear berganda. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regressi, apabila model regressi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih meragukan, karena statistik uji F dan uji t pada analisis regressi diturunkan dari distribusi normal.

Cara mendeteksi normal atau tidaknya suatu data adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dengan grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

(60)

b) Jika data menyabar jauh dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal,maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskesdasitisitas berguna untuk melihat ada tidaknya kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi, apabila variance dari satu residual satu ke pengamatan yang lain tetap maka disebut

homoskesdastisitas, sedangkan apabila hasilnya berbeda disebut

heteroskesdastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskesdastisitas digunakan uji spearman yaitu dengan cara mengkorelasikan nilai absolute dari residual dengan masing-masing variabel independen. Jika hasil pengujian diperoleh nilai sig > 0,05 maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.

3)Uji Multikoleniaritas

(61)

Cara mendeteksi adanya gejala multkoleniaritas adalah dengan melihat nilai VIF dan Tolerance. Dasar pengambilan keputusan :

a) Jika nilai VIF < 10 dan Tolerance < 1 maka model regresi tersebut mengalami gejala multikoleniaritas

b) Jika nilai VIF > 10 dan Tolerance > 1 maka model regresi tersebut tidak mengalami gejala multikoleniaritas

2. Uji Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted ��)

Nilai Koefisien determinasi (Adjusted �2) digunakan untuk mengukur seberapa besar variasi dari variabel terikat (Y) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (X), bila nilai koefisien determinasi = 0 (Adjusted�2 = 0), artinya variasi dari variabel Y tidak dapat dijelaskan oleh variabel X. Sementara bila �2 = 1, artinya variasi dari variabel Y secara keseluruhan dapat dijelasan oleh variabel X, dengan kata lain jika

Adjusted �2 mendekati 1, maka variabel independen mampu

menjelaskan perubahan variabel dependen, tetapi jika Adjusted �2

(62)

b. Uji F

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas (variabel independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (variabel dependen) pada tingkat signfikansi 0.05 (5%). Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-f dengan pengujian, sebagai berikut :

Hipotesis : Bila probabilitas βi > 0.05 artinya tidak signifikan

Bila probabilitas βi < 0.05 artinya signifikan.

3. Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Oppotunities, Threats)

Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Analisis ini digunakan untuk mengetahui Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman sebuah objek. Tujuannya dari pemantauan tersebut peneliti bisa menganalisis dan mengembangkan objek secara lebih baik.

(63)
[image:63.595.142.517.299.566.2]

Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan.

Tabel 3.1 Analisis SWOT

SW

OT

STRENGTHS

Faktor-faktor kekuatan internal

WEAKNESS

Faktor-faktor kelemahan internal

OPPORTUNITY

Faktor-faktor peluang eksternal

Strategi SO Strategi WO

TREAT

Faktor-faktor ancaman eksternal

Strategi ST

(64)

49

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Keadaan Alam

Sumber data yang di dapat dari Disdukcapil Kab. Bantul. Kabupaten Bantul terletak di sebelah Selatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

b. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

c. Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Kidul

d. Sebelah Barat : Kabupaten Kulon Progo

Kabupaten Bantul terletak antara 07° 44' 04" - 08° 00' 27" Lintang Selatan dan 110° 12' 34" - 110° 31' 08" Bujur Timur.

Luas wilayah Kabupaten Bantul 506,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah Propinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari separonya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari :

(65)

Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94 km2 (41,62 %).

Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%).

Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikir berlagun, terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek.

Tata Guna Lahan :

a. Pemukiman : 3.927,61 Ha (7,75 %) b. Sawah : 15.879,40 Ha (31,33 %) c. Tegalan : 6.625,67 Ha (13,07 %) d. Hutan : 1.385 Ha (2,73 %) e. Kebun Campuran : 16.599,84 (32,75%) f. Tanah Tandus : 543 (1,07%)

(66)

Kabupaten Bantul dialiri 6 Sungai yang mengalir sepanjang tahun dengan panjang 114 km2. Yaitu:

[image:66.595.152.492.173.628.2]

a. Sungai Oyo : 35,75 km b. Sungai Opak : 19,00 km c. Sungai Code : 7,00 km d. Sungai Winongo : 18,75 km e. Sungai Bedog : 9,50 km f. Sungai Progo : 24,00 km

(67)

2. Pemerintahan

Terdiri dari 17 Kecamatan, 75 Desa, 933 Dusun.

3. Kependudukan

Hasil Registrasi Peduduk Tahun 2015 a. Total Penduduk (Jiwa) 919.440 jiwa b. Kepala Keluarga (KK) 299.772 kk c. Mutasi Penduduk Tahun 2011

1) Lahir (L) 9.499 = 0.94 % 2) Datang (D) 14.358 = 1.41 % 3) Mati (M) 4.578 = 0,45 % 4) Pergi (P) 11.350 = 1,12 % d. Kenaikan Penduduk = - e. Kenaikan Alami (L-M) = 7.929 f. Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) 2.012,93

B. Penggunaan Lahan

(68)

a. Kawasan Lindung Kabupaten Rencana pengembangan Kawasan Lindung Kabupaten meliputi:

1) Kawasan hutan lindung Penyebaran kawasan hutan lindung meliputi Desa Dlingo, Desa Mangunan, Desa Muntuk, Desa Jatimulyo, Desa Temuwuh, Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Desa Wonolelo Kecamatan Pleret, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, dan Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan.

2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu kawasan resapan air.

3) Kawasan perlindungan setempat. Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan pantai, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau perkotaan kabupaten.

4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya

5) Kawasan rawan bencana. Kawasan rawan bencana meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan kekeringan. b. Kawasan budidaya Kabupaten

(69)

1) Kawasan peruntukan hutan rakyat. Kawasan peruntukan kehutanan (hutan rakyat) direncanakan seluas kurang lebih 8.545 Hektar atau 16,86% dari luas wilayah Kabupaten Bantul.

2) Kawasan peruntukan pertanian. Kawasan peruntukan pertanian meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian lahan basah di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 13.324 Hektar atau 26,29%. Kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 5.247 Hektar atau 10,35% dari luas wilayah Kabupaten Bantul.

c. Kawasan peternakan di Kabupaten direncanakan sebagai berikut:

1) Peternakan itik di Kecamatan Kretek, Kecamatan Bantul, dan Kecamatan Sanden;

2) Peternakan sapi perah di Kecamatan Srandakan, Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Jetis, dan Kecamatan Sedayu;

3) Peternakan sapi potong tersebar di hampir seluruh kecamatan; 4) Peternakan babi di Kecamatan Srandakan dan Kecamatan Kasihan; 5) Peternakan kambing tersebar di hampir seluruh kecamatan;

6) Peternakan kerbau di Kecamatan Sanden dan Kecamatan Banguntapan; dan

(70)

d. Kawasan peruntukan perikanan e. Kawasan peruntukan pertambangan f. Kawasan peruntukan industri g. Kawasan peruntukan pariwisata h. Kawasan peruntukan permukiman

[image:70.595.120.515.326.598.2]

i. Kawasan peruntukan lainnya (lihat Tabel 4.1)

(71)

C. Potensi Pengembangan Wilayah

Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi pengembangan, hal ini berdasarkan:

1. Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun perkembangan saat ini telah melewati batas tersebut,

2. Topografi kawasan yang relatif datar,

3. Tidak terdapat kendala terhadap kawasan resapan air,

4. Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk pengembangan sektor hotel dan restoran.

Sesuai Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030, potensi pengembangan kawasan di Kabupaten Bantul dilakukan dengan penetapan kawasan strategis kabupaten yang meliputi kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosio-kultural, dan pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup. Kawasan strategis ekonomi kabupaten meliputi:

1. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY); 2. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM);

(72)

4. Kawasan Strategis Industri Sedayu; dan 5. Kawasan Strategis Industri Piyungan.

Sedangkan kawasan strategis sosio–kultural kabupaten meliputi Kawasan Strategis Desa Wisata dan Kerajinan Gabusan – Manding – Tembi (GMT) dan Kasongan – Jipangan – Gendeng – Lemahdadi (Kajigelem). Dan kawasan strategis lingkungan hidup kabupaten meliputi:

1. Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di Kecamatan Sanden, Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Dlingo; dan

2. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian.

D. Kondisi Ekonomi

(73)

komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa yang mengalami laju pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan tahun 2012. Adapun sektor pertanian dan sector industri pengolahan sebagai penyumbang terbesar dalam aktivitas perekonomian Kabupaten Bantul mengalami perlambatan laju pertumbuhan. Nilai tambah dari kedua

Gambar

Tabel 3.1 Analisis SWOT
Gambar 4.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Auliyannisa (2014) bahwa adanya pengaruh positif terhadap pendapatan dan keuntungan keuntungan dari penerima

pemberian kredit UMKM parsial” diterima. Nilai t positif menunjukkan bahwa DPK mempunyai hubungan yang searah dengan kredit UMKM. Hal ini membuktikan bahwa bank

Pendapatan operasional mempunyai pengaruh terhadap laba operasional, pernyataan tersebut didukung teori yang diungkapkan oleh Rudianto (2009: 16) yang menyatakan “Laba adalah

Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah: Diduga bahwa pemberian kredit mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif terhadap tingkat pendapatan

Efektivitas kredit usaha rakyat (KUR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan laba usaha kecil dan menengah pada nasabah PT.Bank BRI Unit

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga rill berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit UMKM, sementara pendapatan perkapita, dan jumlah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kemampuan Wirausaha berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja usaha UMKM, selanjutnya Market Orientation berpengaruh negatif dan signifikan

Hasil Analisis Uji t menunjukan bahwa Kredit Usaha Rakyat berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM dengan nilai signifikan 0,000, Modal Sendiri berpengaruh positif terhadap