• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Pendiagnosaan Penyakit THT Untuk Pegawai Bagian Keuangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Berbasis Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Pendiagnosaan Penyakit THT Untuk Pegawai Bagian Keuangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Berbasis Web"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Maulana Lingga Saputra 1.05.04.335

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 4

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 4

1.5 Batasan Masalah ... 5

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem ... 7

2.1.1 Karakteristik Sistem ... 7

(3)

2.3 Sistem Informasi ... 12

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi ... 12

2.4 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 14

2.4.1 Struktur dan Komponen Sistem Pakar ... 16

2.3.2.1 Antarmuka pemakai (user interface) ... 16

2.3.2.2 Basis pengetahuan... 16

2.3.2.3 Aturan (Rule)... 16

2.3.2.4 Mesin inferensi... 17

2.5 Metode Pengembangan Sistem ... 20

2.6 Alat Pengembangan Sistem ... 22

2.6.1 Diagram Konteks ... 22

2.6.2 Data Flow Diagram ... 22

2.6.3 ERD (Entity Relationship Diagram)... 24

2.6.4 Relasi Tabel... 25

2.7 Pengertian Jaringan Komputer ... 25

2.7.1 Jenis-jenis Jaringan Komputer ... 26

2.7.2 Topologi Jaringan Komputer ... 27

2.7.3 Manfaat Jaringan Komputer... 29

2.8 Pengertian Client Server ... 30

2.9 Perangkat Lunak Pendukung... 31

2.9.1 Sekilas Macromedia Dreamweaver 8... 31

(4)

3.1.1 Sejarah singkat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

Geologi... 33

3.1.2 Visi dan misi organisasi ... 35

3.1.3 Struktur Organisasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ... 35

3.1.4 Deskripsi Tugas... 37

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.2.2 Sumber Data Primer... 41

3.2.3 Sumber Data Sekunder... 41

3.3 Metode Pendekatan/Pengembangan Sistem... 42

3.3.1 Metode Pendekatan Terstruktur ... 42

3.3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 42

3.3.3 Alat bantu Analisis dan Perancangan... 43

3.3.3.1 Diagram Konteks ... 43

3.3.3.2 Data Flow Diagram ... 44

3.3.3.3 ERD (Entity Relationship Diagram) ... 45

3.3.3.4 Relasi Tabel... 45

3.5 Faktor Pengujian Software... 45

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan ... 47

(5)

4.2 Perancangan Sistem ... 59

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 60

4.2.2 Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan ... 60

4.2.3 Perancangan Aturan (Rule) ... 61

4.2.4 Perancangan Prosedur yang Diusulkan... 63

4.2.4.1 Diagram Konteks ... 63

4.2.4.2 Data Flow Diagram Program ... 64

4.2.5 Perancangan Database... 70

4.2.5.1 Relasi Tabel... 70

4.2.5.2 Entitiy Relationship Diagram... 70

4.2.5.3 Struktur File ... 72

4.2.5.4 Kodifikasi... 74

4.2.6 Perancangan Antar Muka... 75

4.2.6.1 Struktur Menu ... 75

4.2.6.2 Perancangan Input... 76

4.2.6.3 Perancangan Output ... 79

4.2.7 Perancangan Arsitektur Jaringan ... 81

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi ... 82

5.1.1 Batasan Implementasi ... 82

5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak... 82

(6)

5.1.5.1 Implementasi Antar Muka Halaman Utama ... 85

5.1.5.2 Implementasi Sub Menu Login... 85

5.1.5.3 Implementasi Sub Menu Login Admin... 86

5.1.5.4 Implementasi Sub Menu Input Data ... 86

5.1.5.5 Implementasi Sub Menu Lihat Data ... 86

5.1.5.6 Implementasi Sub Menu Lihat Pengguna ... 87

5.1.5.7 Implementasi Sub Menu Lihat Penyakit ... 87

5.1.5.8 Implementasi Sub Menu Lihat Gejala... 87

5.1.5.9 Implementasi Sub Menu Lihat Aturan... 88

5.1.5.10 Implementasi Sub Menu Login Pengguna ... 88

5.1.6 Implementasi Instalasi Program... 89

5.1.7 Penggunaan Program ... 94

5.2 Pengujian Sistem... 100

5.2.1 Rencana Pengujian ... 100

5.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian... 100

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 103

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 104

6.2 Saran... 104

(7)

7 2.1 Konsep Dasar Sistem

Pengertian sistem terbagi dua yaitu dilihat dari pendekatan yang

menekankan pada prosedur dan pendekatan yang menekankan pada elemen atau

komponennya.

Menurut [Jog05] pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai : ”jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

atau untuk menyelesaikan sasaran tertentu”.

Adapun pendekatan sistem yang menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai : ”kumpulan dari elemen-elemen

yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem

adalah kumpulan elemen-elemen atau jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang

saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

2.1.1 Karakteristik Sistem

Menurut [Jog05] suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat

tertentu, yaitu :

a. Komponen-komponen (Components)

Suatu sistem terdiri dari kumpulan komponen atau subsistem yang saling

(8)

Setiap komponen atau subsistem tersebut memiliki sifat-sifat dan fungsi

tertentu yang mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem yaitu daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan

lingkungan luarnya atau dengan sistem yang lainnya. Batas suatu sistem

merupakan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. Dan batas sistem ini

memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.

c. Lingkungan Luar Sistem (environments)

Environments dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari

sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat

menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem yang

harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar sistem yang bersifat

merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan

mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang

lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya

mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output)

dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lain

dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat

(9)

e. Masukan (Input)

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa

masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut

dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan

keluaran. Sebagai contoh di dalam istem komputer, program adalah

maintaenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan data

adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

f. Keluaran (Output)

Keluaran merupakan hasil dari energi yang diolah. Keluaran ini dapat berupa

keluaran yang berguna atau keluaran yang tidak berguna. Sebagai contoh

panas yang dikeluarkan dari sistem komputer merupakan keluaran yang tidak

berguna dan merupakan sisa pembuangan. sedangkan informasi adalah

keluaran yang berguna dan dibutuhkan.

g. Pengolah (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah

masukan menjadi keluaran. Sistem akuntansi akan mengolah data-data

transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan yang

dibutuhkan oleh manajemen.

h. Sasaran Sistem (Objectives)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau

suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada

(10)

dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem

dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.2 Klasifikasi Sistem

Menurut [Jog05] sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut

pandang diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sistem abstrak (abstrak system) dan sistem fisik (phisical system)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik, misalnya sistem teologi. Adapun sistem fisik merupakan

sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer.

b. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (Human Made

System).

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat

manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Adapun sistem buatan manusia

adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Misalnya, sistem buatan manusia

yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin yang disebut human

machine system.

c. Sistem tertentu (Deterministik System) dan sistem tak tertentu (Probabilistik

System).

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.

Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga

keluaran dari sistem dapat diramalkan. Misalnya sistem komputer. Adapun

sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat di

(11)

d. Sistem tertutup (Closed System) dan sistem terbuka (Open System).

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak

terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis

tanpa adanya turut campur dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup

ini ada, tetapi kenyataannnya tidak ada sistem yang sifatnya tertutup, yang ada

hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar

tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh

dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan

keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena

sistemnya terbuka dan terpengaruh lingkungan luarnya, maka suatu sistem

harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik.

2.2 Pengertian Informasi

Informasi merupakan hasil dari data yang di proses yang berasal dari

inputan suatu kejadian yang nyata yang berguna bagi pemakainya. Pengertian

informasi di atas merupakan pengembangan teori yang di kemukakan oleh

[Jog05] yang menyatakan bawah informasi adalah data yang diolah menjadi

bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

2.2.1 Konsep Dasar Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan yang di sajikan secara tepat

dan akurat. Sumber dari informasi adalah data, data merupakan bentuk jamak dari

bentuk tunggal atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata kejadian-kejadian (event). Kejadian adalah

suatu yang terjadi pada saat tertentu yang menyangkut perubahan nilai yang

(12)

dan terjadi pada saat kejadian berlangsung. Data juga dapat diartikan suatu yang

perlu diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan suatu informasi. Menurut [Jog05]

kualitas informasi yang di harapkan tergantung 4 (empat) hal pokok yaitu:

1. Akurat

Akurat mempunyai arti informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan–

kesalahan, yang tidak biasa, tidak menyesatkan dan menceminkan maksudnya.

2. Tepat waktu

Tepat waktu berarti informasi yang disampaikan ke penerima tidak terlambat,

karena informasi adalah landasan untuk mengambil suatu keputusan. Untuk

itu diperlukan suatu teknologi untuk dan mengirim dengan cepat dan tepat.

3. Relevan

Berarti informasi mempunyai manfaat dan berguna bagi pemakainya. Karena

batas relevensi seseorang berbeda, maka informasi bisa dikatakan berguna jika

benar – benar berguna dan dibutuhkan pemakainya.

4. Aman

Aman berarti informasi harus terbebas dari penyadapat oleh pihak orang yang

tidak berwenang dalam penggunaan informasi tersebut.

2.3 Sistem Informasi

Sistem yang ada berfungsi sebagai penghasil suatu keluaran, baik berupa

informasi maupun berupa objek / benda. Untuk keluaran berupa informasi, maka

sistem tersebut dikatakan sebagai sistem informasi.

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen-komponen sistem yang

(13)

menghasilkan sebuah informasi yang bertujuan untuk pihak manajemen tertentu

dan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut [Jog05] faktor – faktor yang menentukan kehandalan dari suatu sistem

informasi atau informasi dapat dikatakan baik jika memenuhi kriteria-kriteria

sebagai berikut :

1. Keunggulan (usefulness)

Yaitu suatu sistem yang harus dapat menghasilkan informasi yang tepat dan

relevan untuk mengambil keputusan manajemen dan personil operasi dalam

organisasi.

2. Ekonomis

Kemampuan sistem yang mempengaruhi sistem harus bernilai manfaat

minimal, sebesar biayanya.

3. Kehandalan (Reliability)

Keluaran dari sistem harus mempunyai tingkat ketelitian tinggi dan sistem

tersebut harus beroperasi secara efektif.

4. Pelayanan (Customer Service)

Yakni suatu sistem memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada para

pengguna sistem pada saat berhubungan dengan organisasi.

5. Kapasitas (Capacity)

Setiap sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani

setiap periode sesuai yang dibutuhkan.

6. Sederhana dalam kemudahan (Simplicity)

Sistem tersebut lebih sederhana ( umum ) sehingga struktur dan operasinya

(14)

7. Fleksibel (Fleksibility)

Sistem informasi ini harus dapat digunakan dalam kondisi yang bagaimana

yang diinginkan oleh organisasi tersebut atau pengguna tertentu.

2.4 Konsep Dasar Sistem Pakar

Tiap-tiap orang mempunyai keahlian masing-masing yang mungkin satu

orang dengan yang lainnya mempunyai keahlian berbeda, tergantung

pengetahuannya masing-masing. Komputer dapat diprogram untuk berbuat seperti

ahli dalam bidang tertentu. Komputer yang demikian dapat dijadikan konsultan

atau tenaga ahli di bidang tertentu yang dapat menjawab pertanyaan dan

nasihat-nasihat yang dibutuhkan. Sistem yang demikian disebut dengan sistem pakar.

[image:14.612.135.505.342.433.2]

(Sumber: Muhammad Arhami, “Konsep Dasar Sistem Pakar”)

Gambar 2.1 Konsep dasar fungsi sistem pakar

Gambar 2.1 menggambarkan konsep dasar suatu sistem pakar. Pengguna

(user) menyampaikan fakta atau informasi untuk sistem pakar dan kemudian

menerima saran dari pakar atau jawaban ahlinya. Bagian dalam sistem pakar

terdiri dari dua komponen utama, yaitu knowledge base yang berisi pengetahuan

dasar dari pakar atau ahlinya dan mesin inferensi yang menggambarkan

kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan respon dari sistem pakar atas

permintaan pengguna. User

Knowledge base

Mesin inferensi Fakta

(15)

Suatu pengetahuan (knowledge) dari sistem pakar bersifat khusus untuk

satu domain masalah saja. Sistem pakar menyerupai kepakaran manusia yang

secara umum dirancang untuk menjadi pakar dalam satu domain masalah saja.

Sebagai contoh, sistem pakar kedokteran yang dirancang untuk mendiagnosis

infeksi penyakit akan mempunyai suatu uraian pengetahuan (knowledge) tentang

gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi penyakit. Dalam kasus ini

domain pengetahuan (knowledge-nya) adalah bidang kedokteran yang terdiri dari

knowledge tentang penyakit, gejala, dan cara pengobatan.

Menurut Turban [Ami05] terdapat tiga orang yang terlibat dalam

lingkungan sistem pakar, yaitu:

1. Pakar

Orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman, dan

metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut untuk

menyelesaikan masalah.

2. Perekeyasa sistem

Orang yang membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan

menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban pakar atas pertanyaan

yang diajukan, menggambarkan analogi, dan menerangkan kesulitan-kesulitan

konseptual.

3. Pengguna

Sistem pakar memiliki beberapa pengguna yaitu pengguna bukan pakar,

pelajar, pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah

(16)

2.4.1 Struktur dan Komponen Sistem Pakar

Menurut Turban [Ami05], sistem pakar disusun oleh dua bagian utama,

yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan

konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar

digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem

pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan

pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen-komponen utama yang

terdapat dalam sistem pakar yaitu:

2.4.1.1 Antarmuka pemakai (user interface)

Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar

untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan

mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu

antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk

yang dapat dimengerti oleh pemakai.

2.4.1.2 Basis pengetahuan

Basis pengetahuan ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan

aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan

tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana

memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui. Basis pengetahuan

merupakan kunci kekuatan sistem pakar.

2.4.1.3 Aturan (Rule)

Aturan dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Kaidah ini dapat

dikatakan sebagai hubungan implikasi dua bagian, yaitu bagian premise (jika) dan

(17)

juga akan bernilai benar. Sebuah aturan terdiri dari klausa-klausa. Sebuah klausa

mirip dengan sebuah kalimat subyek, kata kerja dan objek yang menyatakan suatu

fakta. Ada sebuah klausa premise dan klausa konklusi ada sebuah aturan. Suatu

aturan jug dapat terdiri atas beberapa premise dan lebih dari satu konklusi. Antara

premise dan konklusi dapat berhubungan dengan or atau and.

2.4.1.4 Mesin inferensi

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang

digunakan oleh pakar dalam pakar menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi

adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang

informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk

memformulasikan kesimpulan, Turban [Ami5].

Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar

berbasis aturan, yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining) dan pelacakan

ke depan (forward chaining). Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang

dimotori tujuan. Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya

dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya

proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru

sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan.

[image:17.612.140.505.545.619.2]

(Sumber: Muhammad Arhami, “Konsep Dasar Sistem Pakar”)

Gambar 2.2 Proses backward chaining Observasi A

Observasi B

Aturan R1

Aturan R2

Fakta C

Fakta D

Aturan R3

Aturan R2

(18)

Sedangkan pelacakan ke depan adalah pendekatan yang dimotori oleh data. Dalam

pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya

mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang

sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN. Ditunjukkan pada gambar 2.3.

[image:18.612.137.504.181.256.2]

(Sumber: Muhammad Arhami, “Konsep Dasar Sistem Pakar”)

Gambar 2.3 Proses forward chaining

Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam penelusuran

data, yaitu:

1. Depth-first search

Teknik penelusuran data pada node-node secara vertikal dan sudah

didefinisikan, misalnya dari kiri ke kanan. Keuntungan pencarian dengan teknik

ini adalah bahwa penelusuran masalah dapat digali secara mendalam sampai

ditemukan solusi yang optimal. kekurangannya adalah membutuhkan waktu yang

sangat lama untuk ruang lingkup masalah yang besar.

(Sumber: Muhammad Arhami, “Konsep Dasar Sistem Pakar”)

Gambar 2.4 Depth-first search Observasi A 

Observasi B 

Kesimpulan 1 

Kesimpulan 2  Aturan R3

Aturan R2 Fakta C

Fakta D

Fakta E Aturan R1

[image:18.612.244.396.518.638.2]
(19)

2. Breadth-first search

Teknik penelusuran data pada semua node dalam satu level atau satu

tingkatan sebelum ke level atau tingkatan dibawahnya. Keuntungannya adalah

sama dengan depth first search, hanya saja penelusuran dengan teknik ini

mempunyai nilai tambah, dimana semua node akan dicek secara menyeluruh pada

setiap tingkatan node. Kekurangannya terletak pada waktu yang dibutuhkan yang

sangat lama apabila solusi berada pada node terakhir sehingga menjadi tidak

efisien. Teknik ini ditunjukkan pada gambar 2.5.

[image:19.612.260.387.291.403.2]

(Sumber: Muhammad Arhami, “Konsep Dasar Sistem Pakar”)

Gambar 2.5 Breadth-first search 3. Best-first search

Teknik penelusuran data yang menggunakan pengetahuan akan suatu masalah

untuk melakukan panduan pencarian ke arah node tempat dimana solusi berada.

Pencarian jenis ini dikenal juga sebagai heuristik. Pendekatan yang dilakukan

adalah mencari solusi yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

sehingga penelusuran dapat ditentukan harus dimulai dari mana dan bagaimana

menggunakan proses terbaik untuk mencari solusi. Keuntungan penelusuran jenis

ini adalah mengurangi beban komputasi karena hanya yang memberikan harapan

(20)

merupakan model yang menyerupai cara manusia mengambil solusi, hanya saja

yang diambil bisa saja salah dan tidak ada jaminan bahwa solusi yang dihasilkan

merupakan solusi yang mutlak benar.

2.5 Metode Pengembangan Sistem

Dewasa ini,metode pengembangan sistem untuk menyelesaikan sebuah

proyek sistem informasi banyak sekali ragamnya, dan salah satunya adalah model

prototipe. Metode ini bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan yang jelas dan

disetujui calon pemakai.

[image:20.612.218.422.314.449.2]

Adapun tahapan dari model prototipe dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.6 Prototype Model

Menurut Lucas [Kad03], sasaran prototipe secara garis besar adalah sebagai

berikut:

1. Menyediakan umpan balik yang cepat dari pemakai (user) kepada

pengembang (sistem developer).

2. Membantu menggambarkan kebutuhan pemakai (user) dengan kesalahan

yang lebih sedikit.

3. Meningkatkan pemahaman pengembang (sistem developer) dan pemakai

(21)

4. Menjadikan keterlibatan pemakai (user) sangat berarti dalam analisis dan

desain sistem.

Seluruh metode pengembangan memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut

adalah kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan dari model prototipe

[Kad03].

Berikut ini kelebihan model prototipe yaitu :

1. Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan

pemakai yang lebih intensif.

2. Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe kesalahan

segera terdeteksi oleh pemakai.

3. Pemakai mempunyai kesempatan dalam meminta perubahan-perubahan.

4. Mempersingkat waktu dalam mengembangkan sistem secara

keseluruhan.

5. Menghemat biaya jika dibandingkan dengan menggunakan metode

SDLC tradisional.

Adapun kekurangan metode prototipe yaitu :

1. Sistem akan baik jika pemakai sungguh-sungguh meluangkan waktunya

untuk menggarap prototipe.

2. Dokumentasi sering terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi

pada tahap pengujian dan pembuatan prototipe.

3. Waktu yang singkat dapat menghasilkan sistem yang tidak lengkap dan

kurang teruji.

4. Jika proses pengulangan terlalu sering dapat mengakibatkan pemakai

(22)

Apabila prototipe tak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan prototipe tak

pernah berakhir karena usulan perubahan terlalu sering dipenuhi.

2.6 Alat Pengembangan Sistem

Dalam mengerjakan tahapan-tahapan yang berada dalam metode

pengembangan sistem, maka dibutuhkan alat agar lebih mudah dalam

melaksanakannya. Adapun alat yang digunakan umumnya berupa suatu gambar

diagram atau grafik karena gambar dipandang akan lebih mudah untuk dipahami.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah sebagai

berikut :

2.6.1 Diagram Konteks

Diagram Konteks merupakan diagram yang menggambarkan suatu

sistem secara garis besar. Diagram Konteks ini menggambarkan hubungan input /

output antara sistem dengan dunia luarnya. Suatu diagram konteks selalu

mengandung satu dan hanya satu proses saja. Proses ini mewakili proses dari

seluruh sistem.

2.6.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) merupakan model grafis dari sistem yang

menunjukkan aliran data dalam sistem secara terstruktur dan jelas . DFD ini sering

digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru

yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan

fisik dimana data tersebut mengalir, misalnya lewat telepon, surat dan sebagainya

atau dimana data tersebut akan simpan, misalnya hard disk, file kartu, diskette dan

(23)

Beberapa Notasi atau simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai

berikut :

1. Kesatuan luar (External entity) disimbolkan dengan suatu notasi kotak Entitas

ini merupakan kesatuan diluar sistem yang dapat berupa orang, organisasi,

atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luar lainnya yang akan

[image:23.612.284.355.234.291.2]

memberikan input atau menerima output dari sistem.

Gambar 2.7 Notasi Entitas dalam DFD (Sumber : Jogiyanto, HM, “Analisis dan Desain”)

2. Arus data pada DFD disimbolkan dengan suatu notasi panah. simbol panah ini

menggambarkan aliran dari data yang mengalir diantara proses, simpanan

data, dan entitas baik berupa masukan untuk sistem ataupun hasil dari proses

sistem. Ditunjukkan pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Notasi Arus Data

(Sumber : Jogiyanto, HM, “Analisis dan Desain”)

3. Proses (Process) disimbolkan dengan suatu notasi lingkaran. Proses adalah

kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer karena

ada arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan aliran dari data

(24)

Gambar 2.9 Notasi Proses

(Sumber : Jogiyanto, HM, “Analisis dan Desain”)

4. Simpanan Data disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang

tertutup disalah satu ujungnya.

Gambar 2.10 Notasi Simpanan Data (Sumber : Jogiyanto, HM, “Analisis dan Desain”)

Simpanan Data (Data Store) merupakan simpanan data yang dapat berupa

sebagai berikut :

a. Suatu file atau database di sistem komputer.

b. Suatu arsip atau catatan manual.

c. Suatu kotak tempat data di atas meja.

d. Suatu tabel acuan manual.

e. Suatu agenda atau buku.

2.6.3 ERD (Entity Relationship Diagram)

Entity Relationship Diagram merupakan sebuah model yang

menggambarkan hubungan antara entitas yang satu dengan yang lainnya melalui

penghubung berupa relasi.

Entitas yang dimaksud berupa objek-objek dasar yang terkait di dalam

(25)

disimpan di dalam basis data. Dan relasi yang dimaksud adalah kejadian atau

transaksi yang terjadi diantara dua buah entitas yang keterangannya perlu

disimpan dalam basis data.

2.6.4 Relasi Tabel

Relasi tabel adalah gambaran tentang hubungan yang terjadi antar tabel –

tabel yang akan digunakan dalam program aplikasi melalui teknik normalisasi

sehingga memiliki sebuah kunci yang menghubungkan relasi datanya.

Tabel 2.1 Simbol-simbol ERD (Entity Relationship Diagram)

Gambar/Simbol Nama Keterangan

Entitas Merupakan individu yang mewakili

sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan

dapat dibedakan dari sesuatu yang lain.

Atribut Mendeskripsikan karakteristik (properti)

dari Entitas

Belah

Ketupat

Menunjukan relasi atau adanya hubungan

di antara sejumlah entitas yang berasal dari

himpunan entitas yang berbeda

Link/Garis Menunjukkan adanya suatu relasi antar

entitas

2.7 Pengertian Jaringan Komputer

Menurut [Kad03] jaringan komputer adalah hubungan dua buah simpul

(umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk

[image:25.612.133.505.286.556.2]
(26)

Dalam prakteknya, jaringan komputer memungkinkan untuk melakukan

berbagi (sharing) perangkat lunak, perangkat keras, dan bahkan berbagi (sharing)

kekuatan pemrosesan.

2.7.1 Jenis-jenis Jaringan Komputer

Menurut [Bud05] ada empat kategori utama jaringan komputer, yaitu :

1. LAN (Local Area Network)

LAN digunakan untuk menghubungkan komputer yang berada dalam

suatu area yang kecil, jarak antara komputer yang dihubungkannya hanya bisa

mencapai 5 sampai 10 km. Suatu LAN biasanya bekerja pada kecepatan 10

sampai 100 Mbps. LAN menjadi populer karena memungkinkan banyak

pengguna untuk memakai sumber daya secara bersama-sama.

2. MAN (Metropolitan Area Network)

MAN merupakan suatu jaringan yang cakupannya meliputi suatu kota.

MAN menghubungkan LAN-LAN yang lokasinya berjauhan. Jangkauan MAN

bisa mencapai 10 sampai beberapa ratus km. Suatu MAN biasanya bekerja pada

kecepatan 1,5 sampai 150 Mbps.

3. WAN (Wide Area Network)

WAN dirancang untuk menghubungkan komputer-komputer yang terletak

pada suatu cakupan geografis yang luas, seperti hubungan dari satu kota ke kota

lain dalam suatu negara. Cakupan WAN dapat meliputi 100 sampai 1.000 km, dan

(27)

4. GAN (Global Area Network)

GAN merupakan jaringan yang menghubungkan negara-negara di seluruh

dunia. Kecepatan GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai 100 Gbps dan

cakupannya mencapai ribuan kilometer.

2.7.2 Topologi Jaringan Komputer

Menurut [Abd03] yang dimaksud topologi jaringan adalah susunan fisik

bagaimana node-node saling dihubungkan. Ada tiga topologi jaringan komputer

yaitu :

1. Topologi Bus

Pada topologi ini semua simpul (umumnya komputer) dihubungkan melalui

kabel yang disebut bus. Kabel yang digunakan adalah kabel koaksial. Jika

seorang pemakai mengirimkan pesan ke seorang pemakai lain maka pesan

tersebut akan melalui bus. Setiap komputer perlu membaca alamat dalam

pesan. Sekiranya alamat pesan cocok dengan alamat komputer pembaca,

komputer tersebut segera mengambil pesan tersebut. Topologi ini ditunjukkan

pada gambar 2.11.

[image:27.612.234.404.476.578.2]

(Sumber: Abdul Kadir, “Pengenalan Sistem Informasi”)

(28)

2. Topologi Cincin (Ring)

Topologi cincin mirip dengan topologi bus. Informasi dikirim oleh sebuah

komputer akan dilewatkan ke media transmisi, melewati satu komputer ke

komputer berikutnya. Topologi ini ditunjukkan pada gambar 2.12.

[image:28.612.233.373.203.299.2]

(Sumber: Abdul Kadir, “Pengenalan Sistem Informasi”)

Gambar 2.12 Topologi Cincin 3. Topologi Bintang (Star)

Pada topologi ini terdapat komponen yang bertindak sebagai pusat pengontrol.

Semua simpul yang hendak berkomunikasi selalu melalui pusat pengontrol

tersebut. Dalam hal ini, pusat pengontrol berupa hub atau switch. Topologi ini

ditunjukkan pada gambar 2.13.

(Sumber: Abdul Kadir, “Pengenalan Sistem Informasi”)

Gambar 2.13 Topologi Bintang Hub

[image:28.612.258.386.492.609.2]
(29)

2.7.3 Manfaat Jaringan Komputer

[Abd03] Manfaat yang didapat dari membangun jaringan komputer adalah

sebagai berikut:

1. Sharing Resources

Sharing resources bertujuan agar seluruh program, peralatan/periperal lainnya

dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa

terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh dari pemakai. Dengan kata lain,

seorang pemakai yang letaknya jauh sekalipun dapat memanfaatkan data

maupun informasi yang lainnya tanpa mengalami kesulitan.

2. Media komunikasi

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antara pengguna,

baik untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan/informasi yang

penting lainnya.

3. Integrasi Data

Pembangunan jaringan komunikasi dapat mencegah ketergatungan pada

komputer pusat. Setiap proses data tidak harus dilakukan satu komputer saja,

melainkan dapat didistribusikan ketempat lainnya, oleh sebab inilah maka

dapat terbentuk data yang terintegrasi sehingga dengan demikian

memudahkan pemakai untuk memperoleh dan mengolah informasi setiap

saat.

4. Pengembangan dan Pemeliharan

Menerapkan jaringan komunikasi ini, maka perkembangan peralatan dapat

dilakukan dengan mudah dan menghemat biaya. Jaringan komputer bisa

(30)

Misalnya untuk memberikan perindungan serangan virus maka pemakai cukup

memusatkan perhatian pada harddisk yang ada pada komputer pusat.

5. Keamanan Data

Sistem jaringan komputer memberikan perlindungan terhadap data jaminan

keamanan, data tersebut diberikan melalui pengaturan hak akses para pemakai

dan password, serta teknik perlindungan terhadap harddisk sehingga data

mendapatkan perlindungan yang efektif.

6. Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini

Menerapkan pemakaian sumberdaya secara bersama-sama, maka pemakai bisa

mendapatkan hasil dengan maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu data

atau informasi yang di akses selalu terbaru. Karena ada perubahan yang terjadi

dapat secara langsung diketahui oleh setiap pemakai.

2.8 Pengertian Client Server

Client-server merupakan model hubungan sebuah jaringan yang

memungkinkan untuk mensentralisasi fungsi dari aplikasi kepada satu atau dua

dedicated file server. Model hubungan ini menyediakan mekanisme untuk

mengintegrasikan seluruh komponen yang ada di jaringan dan memungkinkan

banyak pengguna secara bersamaan memakai sumber daya pada file server.

Sebuah file server menjadi jantung dari keseluruhan sistem, dan

Workstation yang berdiri sendiri dapat mengambil sumber daya yang ada pada file

(31)

Gambar 2.14 Model hubungan Client-Server 2.9 Perangkat Lunak Pendukung

Adapun Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem

informasi ini yaitu Macromedia Dreamweaver v.8 dan MySQL phpMyAdmin

2.11.0. Berikut ini penjelasan singkat dari kedua perangkat pendukung tersebut.

2.9.1 Sekilas Macromedia Dreamweaver 8

Dreamweaver 8 merupakan salah satu software unggulan macromedia

yang dapat membantu dalam pembuatan web. Disarankan memahami dengan baik

tampilan utama dalam Dreamweaver 8 dan bagaimana menentukan pilihan yang

tepat dalam bekerja.

Sangat banyak interface atau menu-menu yang dapat memudahkan

pembuat web yang bisa digunakan di dalam Dreamweaver 8. Di antaranya adalah:

Jendela Dokumen, menampilkan dokumen yang sedang dikerjakan dan hampir

mirip seperti yang akan ditampilkan pada browser web. Toolbar Dokumen,

komponen ini merupakan beberapa kumpulan dari tombol-tombol yang

memberikan pilihan tampilan pada jendela dokumen, sperti design view, code

[image:31.612.237.399.76.202.2]
(32)

2.9.2 Sekilas MySQL phpMyAdmin 2.11.0

Inilah salah satu database server yang paling populer dan sangat terkenal.

Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar

untuk mengakses databasenya, dan mampu menampung sampai banyak data di

dalamnya.

MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management

System). Itulah sebabnya istilah seperti tabel, baris, dan kolom digunakan pada

MySQL. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel.

Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa

(33)

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan skripsi ini adalah:

Dengan adanya sistem informasi pendiagnosaan penyakit telinga, hidung, dan

tenggorokan, pegawai bagian keuangan Pusat Vulkanologi bisa melakukan

diagnosa mengenai penyakit telinga, hidung, dan tenggorokan di kantornya.

6.2 Saran

Dari kegiatan penelitian ini ada beberapa saran yang hendak disampaikan

khususnya bagi pembaca, yaitu antara lain :

1. Koneksi yang dipakai sekarang baru mencakup area lokal saja, yaitu di

bagian keuangan pada Pusat Vulkanologi, ke depannya diharapkan bisa

terkoneksi antar daerah.

2. Diharapkan juga kedepannya sistem ini dikembangkan menjadi sebuah

(34)

[Abd03] Abdul Kadir. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta, ANDI Yogyakarta, 2003.

[Ami05] Muhammad Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar. ANDI Yoyakarta, Yogyakarta. 2005.

[Bud05] Budhi Irawan. Jaringan Komputer. Graha Ilmu, Yogyakarta. 2005.

[Jog05] Jogiyanto, HM. Analisis dan Desain Sistem Informasi. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta. 2005.

(35)

I. Data Pribadi

II. Pendidikan Formal

III. Pendidikan Non Formal (Kursus, Pelatihan, Seminar dan lain-lain)

IV. Pengalaman Kerj a / Praktek di Industri

Maulana Lingga Saput ra

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 13 Juli 1984

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Al amat : Jl . Mars Selat an VI No. 8

RT 004/ RW 009 Kel. Manj ahlega

Kec. Rancasari Bandung 40135

No Telepon : (022) 92613807

No Handphone : 085624695453

E-mail : link. lunk46@gmail . com

1991 - 1997 : SD BPI Bandung

1997 - 2000 : SLTP Negeri 2 Bandung

2000 - 2003 : SMU Negeri 12 Bandung

2004 – 2008 : Universit as Komput er Indonesia

2007 : Workshop Tabloid Comput ers News

10 Juli 2007 – 13 Agust us 2007 : Kerj a prakt ek di Telkom Rist i

Demikian daf t ar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya. At as perhat ian Bapak/ Ibu saya ucapkan t erima kasih.

Hormat saya,

Gambar

Gambar 2.1 Konsep dasar fungsi sistem pakar
Gambar 2.2 Proses backward chaining
Gambar 2.3 Proses forward chaining
Gambar 2.5 Breadth-first search
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila transaksi yang dilakukan oleh nasabah bertentangan dengan ketentuan Bank Indonesia ataupun tidak sesuai dengan batas kewajaran maka hal tersebut

Dalam proses Customer Due Diligence (CDD), bank wajib untuk mengelompokkan nasabahnya sesuai dengan tingkat resiko terjadinya pencucian uang berdasarkan analisis terhadap

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Kontrol

Hal ini dipengaruhi oleh komposisi yang berbeda pada penelitian sebelumnya dilihat dari jumlah jenis yang didapatkan yaitu 125 jenis serta kepadatan yang sangat

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Daftar data perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, properti & realestate, dan

The development of sport is a part of an effort to enchance the quality of indonesian, which is specialized in enhancing the physics and spirits of all people, character,

harus membuat catatan medis” dengan nilai 9,938. 3) Dari hasil perhitungan defuzzyfikasi per kriteria dan per dimensi, yang memiliki nilai servqual (gap) tertinggi

Perakitan bagian kepala robot (CMUcam5 beserta motor servo mini dan juga bracket). Pada proses ini, bagian kepala dari robot humanoid yang sudah dirakit kemudian diganti