TUGAS
BAHASA INDONESIA ILMIAH
“PEMILIHAN KATA ATAU DIKSI”
Kelompok 2:
Firdaus Maulana Abdillah 201410050311005
Kiky Dwi Kurniawati 201410050311007
Rizky Wahyuda Surya Pamukti 201410050311016
Meritha Indra 201410050311023
Pemilihan Kata atau Diksi
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas.
Dalam kehidupan bermasyarakat atau dalam dunia pemerintahan sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham. Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.
Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis. Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih. Dalam artikel ini akan membahas mengenai pengertian pemilihan kata dalam bahasa Indonesia, syarat pemilihan kata, fungsi pemilihan kata, dan jenis-jenis pemilihan kata, serta memberikan contoh dalam pemilihan kata yang benar.
A.
Pengertian
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat pemakainya.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pemilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
baik digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Sedangkan kelompok kata (frase) adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi, (Keraf, Gorys, 1985).
B. Syarat Ketepatan Diksi
Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai maksud tersebut. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham. Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut pesyaratan yang harus di penuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan.
Berikut merupakan syarat-syarat ketepatan pilihan kata:
1) Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
Denotasi ialah kata yang bermakna lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi ialah kata yang dapat menimbulkan bermacam-macam makna.
Contoh :
Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (Denotasi)
Sinta adalah bunga desa di kampungnya. (Konotasi) 2) Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha?
Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha.
3) Membedakan kata-kata yang mirip ejaannya.
Intensif – insensif
Karton – kartun
Korporasi – koperasi
4) Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan.
Contoh :
Modern : terbaru atau muktahir (menurut kamus)
Canggih : banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual (menurut kamus)
5) Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing. Contoh :
Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.
Koordinir seharusnya koordinasi.
6) Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat. Contoh :
Pasangan yang salah Pasangan yang benar
antara ... dengan .... antara .... dan ... tidak ... melainkan ... tidak ... tetapi ...
baik ... ataupun ... baik ... maupun ... bukan ... tetapi ... bukan ... melainkan ...
7) Membedakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang
luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret.
Contoh :
Kata umum : melihat
Kata khusus : melotot, membelak, melirik, mengintai, mengamati,
mengawasi, menonton, memandang, menatap.
8) Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal. Contoh :
Isu (berasal dari bahasa Inggris “issue”) berarti publikasi, perkara.
Isu (dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus.
9) Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi.
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.
Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan
berbeda makna.
Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda
makna. Contoh :
Sinonim : Hamil (manusia) – Bunting (hewan)
Homografi : Apel (buah) – Apel (upacara)
10) Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referensi objek yang diamati.
Contoh :
Kata abstrak
Kebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan sifat terpuji.
Kata konkret
APBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen.
C.
Fungsi Diksi
1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara formal. 2. Untuk mencegah perbedaan penafsiran atau kesalapahaman. 3. Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
4. Untuk melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal. 5. Agar suasana yang tepat bisa tercipta.
6. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca, (Sugono, Dendy. 2003).
D. Jenis-Jenis Diksi
Berdasarkan Makna
Makna Denotatif
Adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami
perubahan makna. Makna denotatif berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotatif dapat dibedakan atas dua macam relasi :
Pertama
Relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya
Kedua
antara sebuah kata dan ciri-ciri atauperwatakan tertentu dari barang yang diwakiliny
Contoh Makna Denotatif
Misal : Presiden RI ke-7 adalah Ir.H. Joko Widodo
Contoh lain : Andi makan roti.
Irma menulis surat di meja belajar.
Makna Konotatif
Adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan criteria tambahan yang di kenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan
Contoh Makna Konotatif Misal :
Kata kamar kecil : Kata ini berarti sebuah ruangan yang kecil pada makna denotatif tapi pada makna konotatif berarti jamban.
Contoh lain :
Joni adalah sampah masyarakat dikampungnya.
Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam. Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat.
Politisi partai X terjerat kasus korupsi dan dicap sebagai tikus berdasi.
Berdasarkan Leksikal
Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama tetapi bentuknya berlainan. Sinonim ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan.
Sinonim mutlak :
Kata-kata yang dapat bertukar tempatdalam konteks kebahasaan apa pun tanpa mengubahmakna struktural dan makna leksikal dalam rangkaian kata /frasa / klausa / kalimat.
Sinonim semirip :
Kata-kata yang dapat bertukar tempatdalam konteks kebahasaan tertentu tanpa mengubahmakna struktural dan leksikal dalam rangkaian kata / frasa /klausa / kalimat tersebut saja.
Sinonim selingkung :
Kata-kata yang dapat saling menggantidalam satu konteks kebahasaan tertentu saja secarastruktural dan leksikal.
Contoh Sinonim mutlak :
kosmetik = alat kecantikan laris = laku, larap
leksikografi = perkamusan kucing = meong
melatis = menerobos lahiriah = jasmaniah
Contoh Sinonim selingkung :
lemah = lemas binatang = fauna bohong = dusta haus = dahaga pakaian = baju bertemu = berjumpa Cerdas = cerdik Agung = besar = raya
Mati = mangkat = wafat = meninggal
Kesinoniman masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.
Contoh kalimat:
Aku masih beruntung karena perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat ibuku bekerja, berbaik hatimau melunasi semua tunggakan kuliahku.
Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Antonim berpasangan :
kata-kata yang secara makna jelasbertentangan karena didasarkan pada makna pasangannyasehingga tidak bisa dipertentangkan tanpa kehadiranmakna pasangannya. Jika salah satu unsur dinegatifkan,tidak secara serta-merta memunculkan pasangannya.
Antonim melengkapi :
kata-kata yang secara maknabertentangan, tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang lain.
Antonim berjenjang :
kata-kata yang secara maknamengandung pertentangan, tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang/bertahap/bertingkat.
Contoh Antonim berpasangan :
(ber)-dosa >< suci Pria><Wanita Pembeli >< penjual Jual >< beli
Kaya><Miskin Tu a >< m u d a
Contoh Antonim melengkapi :
Contoh Antonim berjenjang :
dingin >< hangat >< panas kaku >< lentur >< elastis mahal >< wajar >< murah
Contoh Kalimat Berantonim :
Hanya janji Allah SWT, yang menyatakan akan datang kemudahan setelah kesulitan Kegagalan adalah gerbang menuju Kesuksesan.
Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut Homofon. Ada dua bentuk Homonim :
Homograf
Homonim yang mempunyai lafal yang sama
Homofon
Homonim yang mempunyai ejaan yang sama
Contoh Homofon :
Masa dengan Massa Masa = Waktu.
Pada masa pemerintah Presiden SBY banyak pejabat yang terjerat kasus korupsi. Massa = Masyarakat Umum.
Massa pendemo mulai bergerak ke arah Istana Negara.
Contoh Homograf :
Amplop
Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kitaharus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa)
Agar bisa diterima menjadi pns ia member amplop kepada para pejabat (amplop =sogokan atau uang pelicin)
Bisa
Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)
E. Gaya Bahasa Dalam Pemilihan Kata ( Diksi )
Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah cara penutur mengungkapkan maksudnya. Banyak cara yang dapat dipakai untuk mengungkapkan maksud. Ada cara yang memakai perlambang (majas metafora, personifikasi) ada cara yang menekankan kehalusan (majas eufemisme, litotes) dam masih banyak lagi majas yang lainnya. Semua itu pada prinsipnya merupakan corak seni berbahasa untuk menimbulkan kesan tertentu bagi mitra komunikasi kita (pembaca/pendengar).
Sebelum menampilkan gaya tertentu ada enam faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa seorang komunikator dalam berkomunikasi dengan mitranya, yaitu :
a) Cara dan media komunikasi : lisan atau tulisan, langsung atau tidak langsung, media
cetak atau media elektronik.
b) Bidang ilmu : filsafat, sastra, hukum, teknik, kedokteran, dll.
c) Situasi : resmi, tidak resmi, setangah resmi.
d) Ruang atau konteks : seminar, kuliah, ceramah, pidato.
e) Khalayak : dibedakan berdasarkan umur (anak-anak, remaja, dewasa, orang tua); jenis
kelamin (laki-laki, perempuan); tingkat pendidikan dan status sosial (rendah, menengah, tinggi).
f) Tujuan : membangkitkan emosi, diplomasi, humor, informasi.
GAYA BAHASA BERDASARKAN PILIHAN KATA
Berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat. Dengan kata lain, gaya bahasa ini mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.
Beberapa macam gaya bahasa yang dibedakan menjadi : A. Gaya Bahasa Resmi
Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. Gaya bahasa resmi biasa kita jumpai dalam penyampaian amanat kepresidenan, berita negara, khotbah-khotbah mimbar, tajuk rencana, pidato-pidato yang penting, artikel-artikel yang serius atau esai yang memuat subyej-subyek yang penting, semuanya dibawakan dengan gaya bahasa resmi.
Contoh dalam pembukaan UUD 1945,
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ini ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
B. Gaya Bahasa Tak Resmi
Gaya bahasa tak resmi juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. Gaya bahasa ini biasanya dipergunakan dalam karya-karya tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel mingguan atau bulanan yang baik, dalam perkuliahan, dan sebagainya. Singkatnya gaya bahasa tak resmi adalah gaya bahasa yang umum dan normal bagi kaum terpelajar.
Contoh :
“Sumpah pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 adalah peristiwa nasional, yang mengandung benih nasionalisme. Sumpah Pemuda dicetuskan pada zaman penjajahan. Nasionalisme pada zaman penjajahan mempunyai watak khusus yakni anti penjajahan. Peringatan kepad Sumpah Pemuda sewajarnya berupa usaha merealisasikan gagasan-gagasan Sumpah Pemuda.”
C. Gaya Bahasa Hiperbola
Gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekankan, memperhebat, meningkatakan kesan dan pengaruhnya.
Contoh: Harga kebutuhan pokok akhir-akhir ini mulai meroket. D. Gaya Bahasa Metafora
Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua hala secara implicit. Metafora dibentuk berdasarkan penyimpangan makna. Sebenarnya, seperti juga pada simile, dalam metafora terdapat dua bentuk bahasa (penanda) yang maknanya diperban-dingkan
Contoh:“Banyak mahasiswa yang mencoba memperebutkan mawar fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya itu.”
E. Gaya Bahasa Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang menampilkan binatang, tanaman, atau benda sebagai manusia. Contoh:
“Melambai-lambai nyiur di pantai” (cuplikan lagu Tanah airku Indonesia) . F. Gaya Bahasa Litotes
Gaya bahasa yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh: Apa yang kami berikan memang tidak berarti bagimu G. Gaya Bahasa Pleonasme
Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya.
Dampak Pemanasan Global
Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkankarena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim. Suhu Global Cenderung Meningkat
Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Tabel Data Perbaikan
N o
Salah Diksi Perbaikan Alasan/Analisis
1. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapaprakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat
beberapaperkiraan mengena i dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Kata prakiraan merupakan kata tidak baku. Sedangkan kata perkiraan
merupakan kata baku, yang memiliki kata dasar ‘kira’ dengan imbuhan per-..-an
2. Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere)akan memanas lebih daridaerah-daerah lain di Bumi.
Para ilmuan
memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern
Hemisphere)akan lebih memanas daripada daerah-daerah lain di Bumi.
Kata ‘akan memanas lebih dari’, sebaiknya diperbaiki
dengan kata ‘akan lebih memanas
daripada’ karena kata lebih biasanya diikuti oleh kata sifat dan kata daripada menunjukkan sebuah perbandingan sedangkan kata dari
asal. 3. Akibatnya, gunung-gunung
es akan mencair dan daratan akan mengecil.
Akibatnya, gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil.
Kata ‘gunung-gunung es’ merupakan pemborosan kata karena gunung es hanya terdapat di daerah kutub, sehingga dapat ditulis ‘gunung es’ saja.
4. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi.
Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi.
Sebaiknya
penggunaan kata ‘malah’ sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Hal ini disebabkan olehuap air yang merupakangas rumah kaca, sehingga ditambah kata ‘yang’ sebagai penjelas.
6. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air).
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke pemborosan kata dan kata tersebut tidak dapat dipakai dalam kalimat
7. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara merata,sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
Kata ‘rata-rata’ menunjukkan suatu hasil perhitungan. Sehingga kata ‘rata-rata’ perlu diubah menjadi ‘merata’
8. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini).
(Curah hujan di dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini).
Kata ‘di seluruh dunia’ sebaiknya di singkat menjadi ‘di dunia’ karena bagaimana pun juga dunia hanya ada satu.
9. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Selain itu, air akan lebih asal, sedangkan kata ‘daripada’ berarti
perbandingan. Dalam kalimat tersebut
membandingkan keadaan suatu daerah dengan sebelumnya. Sehingga kata ‘dari’ perlu diubah menjadi ‘daripada’.
10 .
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan darisebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di ya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat.
Kata ‘dari’ perlu diubah menjadi ‘daripada’ karena dalam kalimat tersebut pertumbuhannya, mencari daerah
Tumbuhan akan mengubah arah
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
pertumbuhannya danmenca ri daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.