KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA MALANG DALAM
PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN
(Studi di Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial Kota Malang)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
OLEH:
Debby Fajar Mulia
Nim: 08230028
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
Nama
: Debby Fajar Mulia
NIM
: 08230028
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Kebijakan Pemerintah Kota Malang Dalam Perlindungan Dan
Pemberdayaan Anak Jalanan (Studi di Dinas Ketenagakerjaan dan
Sosial Kota Malang).
Disetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
(Drs. Krishno Hadi, MA)
(
Dra, Hj. Su’adah, M.Si
)
Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Nama
: Debby Fajar Mulia
NIM
: 08230028
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Kebijakan Pemerintah Kota Malang Dalam Perlindungan Dan
Pemberdayaan Anak Jalanan (Studi di Dinas Ketenagakerjaan dan
Sosial Kota Malang).
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal: 04-Februari- 2015
Dihadapan Dewan Penguji
Mengesahkan,
Dekan FISIP UMM
(Drs. Asep Nurjaman, M.Si)
1.
Yana Syafrie YH, S.IP
(...)
2.
Drs. Jainuri, M.Si
(...)
3.
Drs. Krishno Hadi, MA
(...)
SURAT PERNYATAAN
Nama
: Debby Fajar Mulia
NIM
: 08230028
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Kebijakan Pemerintah Kota Malang Dalam Perlindungan Dan
Pemberdayaan Anak Jalanan (Studi di Dinas Ketenagakerjaan dan
Sosial Kota Malang).
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Malang, 04-Februari- 2015
KATA PENGANTAR
Penelitian yang kami lakukan ini berjudul
“
Kebijakan Pemerintah Kota
Malang Dalam Perlindungan Dan Pemberdayaan Anak Jalanan (Studi di Dinas
Ketenagakerjaan dan Sosial Kota Malang)
”
. Secara sadar kami mengakui, bahwa
penelitian ini masih terdapat kekurangan terutama karena penelitian sifatnya
kasuistik, sehingga kesimpulan yang dihasilkan tidak dapat digeneralisasi secara
umum. Untuk itu, penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan fokus penelitian
ini sangat diperlukan. Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tidak terhingga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak
langsung terhadap penelitian ini. Secara khusus kami sampaikan kepada :
1.
Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami
dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.
2.
Bapak Drs. Krishno Hadi, MA, kepada beliau kami sampaikan terima
kasih dan rasa simpati saya atas motivasi dan bimbingannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
3.
Ibu
Dra, Hj. Su’adah, M.Si
, kepada beliau juga kami sampaikan banyak
terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam proses
bimbingan skripsi.
4.
Bapak Yana Syafrie YH, S.IP,. selaku penguji terimakasi atas masukan
dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini
5.
Bapak Drs. Jainuri, M.Si,. selaku penguji juga kami sampaikan terimakasi
atas masukan yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini
Akhirnya kami tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya selama
perkuliahan ini terutama terhadap kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
Kami tetap berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan
penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat, Amiin.
Malang, 04-Februari- 2015
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama
: Debby Fajar Mulia
NIM
: 08230028
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Kebijakan Pemerintah Kota Malang Dalam Perlindungan Dan
Pemberdayaan Anak Jalanan (Studi di Dinas Ketenagakerjaan dan
Sosial Kota Malang)
Pembimbing :1. Drs. Krishno Hadi, MA
2.
Dra, Hj. Su’adah, M.Si
Kronologi Bimbingan
Tanggal
Paraf Pembimbing
Keterangan
Pembimbing I
Pembimbing II
02-09-2012
Acc. Judul
29-09-2012
Acc.BAB I
25-11-2012
Acc.BAB II
05-12-2014
Acc.BAB III
20-12-2014
Acc.BAB IV
24-01-2015
Acc.BAB V
23-01-2015
Acc.Seluruh Naskah
Malang, 23-01-2015
Disetujui oleh,
Pembimbing I
Pembimbing II
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan... i
Lembar Pengesahan ... ii
Lembar Pernyataan ... iii
Lembar Persembahan ... iv
Kata pengantar ... v
Abstraksi ... vi
Daftar Isi ... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat penelitian ... 7
E. Definisi Konsep Dan Ruang Lingkup ... 7
F. Metode Penelitian ... 10
1.
Jenis
Penelitian ... 10
2. Sumber Data ... 11
3. Teknik Pengumpulan Data ... 12
4. Subyek Penelitian ... 13
5. Lokasi Penelitian. ... 14
6. Teknik Analisis Data. ... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebijakan Publik.. ... 16
1. Pengertian Kebijakan Publik ... 16
2. Dampak Kebijakan ... 17
3. Implementasi Kebijakan ... 20
4. Tujuan kebijakan ... 24
5. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Publik. ... 24
B. Perlindungan Anak ... 28
1. Pengertian Perlindungan Anak... 28
2. Tujuan Perlindungan Anak ... 29
3. Ruang Lingkup Perlindungan Anak ... 30
C. Pemberdayaan Anak ... 32
D. Kategori Anak Jalanan ... 32
1. Pengertian Anak Jalanan ... 32
2. Kategori Anak Jalanan ... 34
BAB III. DESKRIPSI WILAYAH
A. Gambaran Umum Kota Malang ... 37
1. Kondisi Fisik Geografis Kota Malang ... 37
2. Visi dan Misi Kota Malang ... 39
3. Pemerintahan ... 41
4. Kependudukan dan Tenaga Kerja ... 41
5. Ekonomi. ... 42
B. Profil Dinas Ketenagakerjaan Dan Sosial Kota Malang ... 44
1. Gambaran Umum / Kelembagaan ... 44
2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Kebijakan ... 45
C. Malang sebagai Kota Layak Anak ... 48
BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Responden ... 51
B. Kebijakan Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial dalam Perlindungan dan
Pemberdayaan Anak Jalanan ... 51
1. Bentuk kebijakan ... 51
2. Pelaksanaan Perlindungan dan Pemberdayaan ... 56
3. Hasil dari Proses Perlindungan dan Pemberdayaan ... 63
C. Faktor-faktor yang menjadi menghambat pihak Bidang Sosial pada
Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial kota Malang dalam melakukan
Perlindungan terhadap anak jalanan di Kota Malang ... 68
1. Faktor internal ... 68
2. Faktor eksternal ... 73
D. Pembahasan ... 77
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ... 83
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Arikunto Suharsimi, 2002 , Prosedur Penelitian, Rineke Cipta, Jakarta
Bambang Sunggono, 1994.
Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika
Jakarta
Edi Suharto,2009.
Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat,
Bandung: PT Refika Aditama
Farid Mohammad. 1997. Kejahatan Seksual Terhadap Anak. Jakarta
Gulo, W, 2002, Metodologi Penelitian, Grasindo, Jakarta
Henny.2007.Ranperda Gepeng Sapu Anak Jalanan.Medan .YJP Bandung.
Hermawan Warsito, 1995,
Pengantar Metode Penlitian, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Heru Prasadja, dan Murniati Agustin,. 2000.
Anak Jalanan dan kekerasan. SET
Poduction. Jakarta
Joko Widodo.2006.Analis Kebijakan Publik.Bayu Media. Malang
Linebery, Robert L, 1977, American Public Policy, New York : Harper & Row
Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman,
Analisa data Kualitatif . UI-Pers
Jakarta
Moeleong Lexy, 2002,
Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, Bandun
Natzir M, 1998, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta
Sholichin Abdul, Wahab S. 2005.
Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi Aksara.
Jakarta
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D,
ALFABETA, Bandung
Sumber Lain:
Pasal 3 UU No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak
Pasal 2 UU No. 23 tentang Perlindungan Anak
Dirjen Bina Kesejahteraan Sosial Depsos RI 1999
BAHAN PENELITIAN
Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial kota Malang
Nama
:
Jabatan
:
Tgl Wawancara:
1.
Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai perkembangan anak jalanan di Kota
Malang?
2.
Program apa saja selama ini yang telah dilakukan oleh Dinas Ketenagakerjaan
dan Sosial kota Malang dalam Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Jalanan?
3.
Apa saja bentuk kebijakan Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial kota Malang
dalam Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Jalanan?
4.
Bagaimana selama ini pelaksanaan kebijakan Dinas Ketenagakerjaan dan
Sosial kota Malang dalam Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Jalanan?
5.
Bagaimana selama ini hasil dari proses Perlindungan dan Pemberdayaan Anak
Jalanan di Kota Malang?
6.
Selama menjalankan kebijakan Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial kota Malang
dalam Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Jalanan faktor apa saja yang
menjadi penghambatnya?
7.
Sejauh mana perhatian Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial kota Malang dalam
Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Jalanan?
8.
Apakah sudah dilakukan kerjasama yang baik antara Dinas Ketenagakerjaan
dan Sosial kota Malang dan anak jalanan?
BAHAN PENELITIAN
Anak Jalanan
Nama
:
Alamat
:
Tgl wawancara:
1.
Sejak kapan anda menjadi anak jalanan?
2.
Sejak menjadi anak jalanan apa yang anda lakukan di jalanan?
3.
Selama menjadi anak jalanan adakah orang yang memperhatikan kehidupan
anda?
4.
Apakah selama ini anda pernah diajak Dinas Sosial untuk berlatih ketrampilan?
5.
Apakah anda pernah diberikan peralatan oleh Dinas Sosial untuk bekerja?
6.
Apakah selama ini anda pernah diberikan bantuan pendidikan?
7.
Apakah anda aktif mengikuti program kegiatan agar mendapat bantuan?
8.
Bagaimana menurut anda tentang razia terhadap anak jalanan?
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan sosial budaya, politik, ekonomi, teknologi serta
pertumbuhan penduduk yang cukup cepat, langsung atau tidak langsung telah
mempengaruhi tatanan nilai dan budaya suatu bangsa. Secara material arus
pertumbuhan dan perkembangan tersebut seolah-olah berjalan dengan mulus
dan menjadi kebanggaan suatu bangsa. Namun kenyataan sebenarnya telah
terjadi kesenjangan yang sangat mencolok.
Di satu pihak telah terwujud bangunan–bangunan mewah yang dapat di
banggakan dan menjadi pusat perhatian, tetapi tidak jauh dari areal tersebut,
tumbuh perkampungan kumuh yang sangat memprihatinkan dan perlu
mendapat perhatian khusus. Pemerataan pembangunan yang selama ini
menjadi salah satu kata kunci di semua lini pemerintahan ternyata tidak
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Munculnya kesenjangan sosial dalam
masyarakat merupakan suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri sebagai hasil
dari pembangunan tersebut.
Kondisi ini jelas terlihat dari ketimpangan pembangunan wilayah
khususnya daerah perkotaan dan pedesaan. Munculnya pusat-pusat
pemerintahan dan perekonomian di daerah perkotaan membawa pengaruh pada
semakin tingginya tingkat mobilitas dan kompetisi masyarakat dalam upaya
memenuhi kebutuhan ekonominya. Tingginya tingkat kompetisi masyarakat
2
masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari tingkat status sosial dan strata ekonomi
masyarakat itu sendiri.
Perkembangan perkotaan yang begitu pesat ternyata tidak hanya
dirasakan oleh para orang dewasa yang harus bekerja guna memenuhi
kebutuhan hidupnya, kondisi serupa juga harus dirasakan oleh anak-anak yang
berasal dari keluarga kurang mampu/ miskin mereka terpaksa harus ikut serta
bekerja demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Salah satu cara yang
dihadapi oleh anak dalam membantu ekonomi keluarga adalah ketika mereka
terpaksa atau dipaksa oleh keluarga ataupun keadaan untuk kejalanan guna
mendapatkan kebutuhan ekonomi tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa
fenomena anak jalanan khususnya di daerah perkotaan merupakan suatu
masalah klasik yang harus dihadapi oleh pemerintah kota dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di wilayahnya.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak Tahun 1997 yang
ditandai dengan terjadinya krisis moneter hingga berlakunya kebijakan
menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) awal Maret 2005, mengakibatkan
terjadinya peningkatan jumlah penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan. Saat ini ada 37,4% dari total penduduk yang mencapai 227 juta
jiwa lebih berada di bawah garis kemiskinan1.
Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan
sosial yang komplek. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan
pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak
1
3
bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi “masalah”
bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Namun, perhatian
terhadap nasib anak jalanan tampaknya belum begitu besar dan solutif. Padahal
mereka adalah saudara kita, mereka adalah amanah Allah yang harus
dilindungi, dijamin hak-haknya, sehingga tumbuh-kembang menjadi manusia
dewasa yang bermanfaat.
Pada tahun 2002 jumlah mereka sekitar 39.861 orang, di tahun 2004
sebanyak 94.674, dan pada tahun 2006 jumlah anak jalanan menjadi 98.113
orang. Jumlah tersebut jika kita telusuri dari penyebab kemiskinan orang tua,
maka disinyalir bahwa jumlah anak jalanan sebagai bagian dari anak terlantar
diperkiran lebih besar dan pada tahun 2004 mencapai angka 3.308.642. Jumlah
tersebut belum termasuk Anak Balita terlantar sebanyak 1.138.126 orang,
Anak Korban Tindak Kekerasan sebanyak 48.526 orang, Anak Nakal sebanyak
189.075 orang, dan anak cacat sebanyak 365.868 orang. Yang lebih
mengkhawatirkan lagi ketika pada tahun 2005 Badan Pusat Statistik (BPS),
memaparkan data anak-anak berusia antara 6 - 18 tahun sebanyak 36.500.000
jiwa yang masih hidup dalam kategori miskin di 12 kota besar di Indonesia2.
Dengan kenyataan tersebut, pada tahun 2008 Departemen Sosial RI.
melalui dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 46.510.000 yang telah dialokasikan di
12 Propinsi hanya berharap bisa menangani 46.800 anak jalanan. Kondisi
seperti itu tidak lantas membuat Pemerintah dan masyarakat harus berhenti
untuk memperhatikan dan memenuhi hak-hak anak jalanan. Selanjutnya, ketika
2
4
diakui kemiskinan dan ketiadaan ruang aktivitas dalam lingkungan keluarga
dan masyarakat, menjadi sebab anak-anak turun ke jalan, maka langkah untuk
memberikan ruang aktivitas bersama di suatu tempat yang disediakan khusus,
diharapkan dapat membantu mengurangi aktivitas anak-anak di jalanan.
Sehingga secara normatif pemerintah mempunyai tanggung jawab
terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak
jalanan, Persoalannya adalah seberapa jauh pemerintah dan masyarakat
menganggap penting penyelesaian masalah tersebut. Tidak semua anak
memperoleh kesempatan yang sama untuk mengembangkan dunianya secara
wajar dan normal. Karena, ada cukup banyak anak yang sudah harus berperan
ganda pada peran yang bukan semestinya (misalnya: menjadi tulang punggung
keluarga). Anak-anak tersebut harus bekerja mencari nafkah untuk keluarga
dan dirinya sendiri. Sehingga sebagian dari mereka telah memikul tanggung
jawab di luar batas kemampuannya sebagai akibat dari kenyataan hidup yang
harus di hadapainya.
Anak- anak yang seharusnya mengenyam jenjang pendidikan sebagai
bekal hidup, memilih mengais rezeki dijalan raya, serta bekerja membahayakan
keselamatan jiwa dengan pekerjaan beresiko untuk anak-anak, baik sebagai
pengasong, pengemis, pengamen, penyemir sepatu, tukang parkir, kuli kasar,
buruh pasar, kernet, dan sebagainya. Anak-anak jalanan ini membutuhkan
perrhatian khusus karena rawan terhadap perlakuan buruk preman atau oknum
lain yang ingin mengambil keuntungan dan manfaat dari anak jalanan, juga
5
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi3.
Sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, Kota
Malang juga dihadapkan pada masalah anak jalanan. Data di Pemkot Malang
menunjukkan jumlah anak jalanan pada 2008 sebanyak 555 anak, dan 600 anak
setahun kemudian. Sebagian besar mereka berasal dari Blitar, Kepanjen, dan
Pasuruan4. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan
menekan angka anak jalanan maka pemerintah Kota Malang melalui Dinas
Ketenagakerjaan dan Sosial melakukan berbagai upaya untuk membina
sekaligus memberdayakan anak jalanan melalui memberikan lapangan
pekerjaan, memberikan modal serta menyediakan rumah singgah bagi anak
jalanan.
Pembinaan yang diberikan kepada anak jalanan agar mereka terampil
dan mandiri dalam menuju kedewasaan nantinya, hal yang terpenting lainya
adalah dengan memberikan pembinaan terhadap keluarga anak jalanan
tersebut. Jika karena kondisi ekonomi keluarga tesebut yang kurang
mendukung menjadi faktor anak jalanan turun ke jalanan untuk membantu
orang tuanya, maka pembinaan yang harus dilakukan adalah dengan
pemberdayaan ekonomi keluarga yang yang menciptakan kemandirian serta,
sehingga akhirnya dengan berbagai progran pembinaan yang diberikan, baik
kepada si anak maupun kepada keluarganya agar tidak kembali ke jalanan.
3
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 4 4
6
Berdasarkan fenomena yang ada maka penulis tertarik untuk melakukan
riset ilmiah (Skripsi) tentang perlindungan terhadap anak-anak jalanan dengan
judul “Kebijakan Pemerintah Kota Malang Dalam Perlindungan Dan
Pemberdayaan Anak Jalanan (Studi di Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial
Kota Malang) ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang permasalahan di atas, maka
terdapat beberapa permasalahan penting yang patut dilakukan kajian mendalam
dan tindakan-tindakan riil untuk mencari solusi dan memecahkan permasalahan
yang ada, yaitu :
1. Bagaimana kebijakan Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial Kota Malang
Dalam Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Jalanan ?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang menghambat pihak Bidang Sosial pada
Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial kota Malang dalam melakukan
Perlindungan dan Pemberdayaan terhadap anak jalanan di Kota Malang ?
C.Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tuuan
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui kebijakan Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial Kota
Malang Dalam Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Jalanan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pihak Bidang Sosial
pada Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial kota Malang dalam melakukan
7
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Akademis :
a. Sebagai sumbangan pemikiran serta wacana terkait dengan
perlindungan anak jalanan dan sebagai pengembangan Ilmu
Pemerintahan.
b. Sebagai sumbangan bahan referensi bagi calon peneliti berikutnya yang
mempelajari fenomena yang sama.
2. Manfaat Praktis :
a) Bagi masyarakat sebagai pengetahuan mengenai pentingnya peranan
Pemeritah sebagai pembuat kebijakan dalam melakukan perlindungan
dan pembinaan untuk anak jalanan.
b) Bagi pemerintah penelitian ini dapat menjadi bahan masukan mengenai
model kebijakan yang sesuai bagi perlindungan dan pembinaan yang
diberikan kepada anak jalanan.
E. Definisi Konsep Dan Ruang Lingkup
1. Definisi Konsep
a. Kebijakan
Menurut Friedrich menyatakan bahwa kebijakan merupakan suatu
tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu dengan adanya
hambatan- hambatan tertentu dalam mencapai tujuan atau mewujudkan
sebuah sasaran yang diinginkan.5
5
8
b.Pemerintah Kota Malang
Pemerintahan Kota Malang merupakan bagian dari sistem
penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia, yang menganut
sistem desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi dalam
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan menjalankan otonomi seluas-luasnya serta tugas
pembantuan di Kota Malang. Pemerintahan Kota Malang dipimpin
oleh seorang wali kota, yang dipilih secara demokratis berdasarkan
UUD 1945, dan dalam penyelenggaraan pemerintahan Kota Malang
terdiri atas pemerintah Kota Malang dan DPRD Kota Malang.
c. Perlindungan dan Pemberdayaan Anak
Perlindungan dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti: tempat
berlindung, hal (perbuatan) melindungi. Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan kekerasan dalam Rumah
Tangga, perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk
memberikan rasa aman bagi korban yang dilakukan oleh pihak
keluarga, advokat, lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan
atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan
pengadilan.
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
9
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi6.
d.Anak Jalanan
Anak jalanan adalah anak yang tinggal bersama orang tuanya dan
senantiasa pulang setiap hari dan anak yang melakukan kegiatan
ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan
hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik secara berkala
ataupun dengan jadwal yang tidak tertentu. Children of the street adalah
anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya
dijalanan yang tidak mempunyai hubungan dengan orang tuanya atau
keluarga lagi. Children in the street atau children from families of the
street adalah anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan dari
keluarga yang hidup di jalanan.7
2. Ruang Lingkup Penelitian
a. Kebijakan Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial kota Malang
DalamPerlindungan dan Pemberdayaan Anak Jalanan, dilihat dari:
1. Bentuk kebijakan
2. Pelaksanaan Perlindungan dan Pemberdayaan
3. Hasil dari Proses Perlindungan dan Pemberdayaan
b. Faktor-faktor yang menjadi menghambat pihak Bidang Sosial pada
Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial kota Malang dalam melakukan
Perlindungan terhadap anak jalanan di Kota Malang.
6
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 1 7
10
1. Faktor internal
a) Kurangnya perhatian dari pihak pemerintah terkait dengan
anak jalanan.
b) Belum terjadi kerjasama yang baik antara pemerintah dengan
anak jalanan.
2. Faktor eksternal
Kurangnya minat anak jalanan terhadap program atau kebijakan
yang telah diberikan pemerintah.
F. Metode Penelitian
Yaitu menguraikan metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti, mulai
dari jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, subyek
penelitian, lokasi penelitian, analisis data, dan validasi data.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dihadapkan pada masalah yang hendak diteliti.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang berdasarkan
atas gambaran-gambaran realitas yang terjadi atau data yang diperoleh dari
suatu penelitian untuk menjawab permasalahan peneliti8. Dengan
demikian peneliti berusaha mencari atau menggalih data sebagai bahan
untuk medeskripsikan secara tepat tentang kebijakan Dinas
Ketenagakerjaan dan Sosial Kota Malang dalam perlindungan dan
pemberdayaan anak jalanan.
8
11
2. Sumber Data
Sumber data merupakan sumber informasi yang digunakan sebagai
pokok kajian dalam melakukan penelitian. Data tersebut harus digali dari
sumber-sumber yaang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk
memperoleh hasil yang baik. Dalam penelitian ini sumber data yang
digunakan oleh peneliti adalah:
a. Data Primer
Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti
langsung dari sumbernya9. Dengan demikian peneliti berhadapan
langsung dengan wawancara pada sumber yang tepat untuk
mendapatkan data dari lokasi penelitian dan nara sumber yang dapat
dipercaya tanpa adanya perantara secara lengkap dari nara sumber yang
mempunyai andil besar dan dianggap mampu dalam memberikan
informasi secara lengkap dan terpercaya karena peneliti berhadapan
langsung dengan sumber yang tepat.
b. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain jadi
dalam hal ini peneliti tidak langsung memperoleh data dari sumbernya,
peneliti hanya sebagai pemakai data10. Diperoleh dalam bentuk yang
sudah jadi atau sudah diolah oleh instansi, kantor atau lembaga lain
yang sesuai dengan bidangnya. Dimana data tersebut bisa berbentuk
9
Hermawan Warsito , 1995, Pengantar Metode Penlitian, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Hal. 69
10
12
buku-buku ilmiah, dokumen-dokumen resmi yang di dapat di kantor
Dinas Ketenagakerjjan dan sosial, koran-koran lokal, maupun dari
internet atau televisi, dan perundang-undangan yang berhubungan dan
berkaitan erat dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti
dengan responden. Dalam pengambilan data disini biasanya juga
diikuti dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman
wawancara. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan
informasi-informasi dari nara sumber. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang disusun secara terperinci
atau jelasnya mengunakan draf pertanyaan dengan pihak yang dapat
memberikan penjelasan yang berkaitan dengan peneliti yang akan di
teliti. Dengan maksud wawancara yang dilakukan peneliti akan tetap
dalam lingkup peneliti, dan tidak meluas pada masalah-masalah lain. 11
b. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan12. Observasi
yaitu dimana peneliti mengumpulkan data dengan mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan secara langsung dengan melihat,
11
Gulo, W, 2002, Metodologi Penelitian, Grasindo, Jakarta, Hal-118 12
13
mendengar, yang kemudian dicatat secara seobyektif mungkin, maka
penelitian ini menggunakan observasi terstruktur yaitu observasi yang
dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan
dimana tempatnya. Data yang diperoleh deri observasi adalah data
untuk mengetahui kebijakan Dinas ketenagakerjaan dan sosial Kota
Malang dalam perlindungan dan pemberdayaan anak jalanan.
c. Dokumentasi
Teknik ini dilaksanakan dengan melakukan pencatatan terhadap
berbagai dokumen-dokumen resmi, laporan-laporan,
peraturan-peratuaran maupun arsip-arsip yang tersedia di kantor Dinas
Ketenagakerjaan dan Sosial dengan tujuan mendapatkan bagian yang
menunjang secara teoritis terhadap data penelitian13.
4. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah seseorang atau lebih yang dipilih dengan
sengaja sehingga nara sumber data dapat terkumpul, karena dianggap
menguasai bidang yang berhubungan dengan sasaran penelitian14.
Subyek penelitian ini berkaitan dengan sumber-sumber informasi di
dapatkan oleh peneliti saat dilakukannya penelitian yang berupa
orang-orang dan bisa memberikan data informasi secara lengakap mengenai
permasalahan yang terjadi pada pusat penelitian. Dalam penelitian ini,
yang menjadi subyek penelitian adalah:
13
Surahmad Winarya, 1993, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Hal-71 14
14
a. Kepala Dinas Sosial Kota Malang.
b. Peksos Dinas Sosial Kota Malang
c. 2 anak jalanan di Kota Malang
5. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah letak dimana penelitian akan dilaksanakan
untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan
permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, lokasi yang diambil adalah
adalah area Alun-alun Kota Malang dan Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial
Kota Malang beralamat di Jl. Sulfat Nomor 12 Kota Malang.
6. Analisis Data
Metode analisa data dengan menggunakan metode kualitatif, prosedur
analisa data penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu berupa
kata-kata tertulisatau lisan dari orang-orangperilaku yang dapat diamati
dengan tujuan untukmeproleh data yang lebih akurat ataupun lebih
meyakinkan terhadap gejala atau peristiwa sehingga membuat suatu
kesimpulan.
a. Reduksi data, dimana peneliti merangkum hal-hal yang penting agar
bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti
untuk mengumpulkan data selanjutnya.
b. Penyajian data, dimana peneliti menyajikan data-data yang telah
15
c. Menarik kesimpulan, yakni adanya kesimpulan yang menjadi titik
temu dari data-data yang terkumpul agar bisa menemukan jawaban
dalam penelitian tersebut.
Hal ini dapat digambarkan mengenai alur model penelitian yang lebih
[image:27.612.166.529.246.432.2]dikenal dengan model interaktif seperti dibawah ini:
GAMBAR 1
Model Interaktif Analisis Data
Sumber: Analisis Data Kualitatif, UI-Pers Jakarta
7. Validasi Data
Validitas data merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi
pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data “ yang tidak berbeda” antar
data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek obyek penelitian15. Untuk menguji validitas data yang
dikumpulkan, peneliti akan melakukan: pertama, teknik trianggulasi yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data dimana peneliti mengecek data yang
diperoleh dari wawancara, observasi maupun dokumentasi.
15
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, ALFABETA, Bandung, Hal-267
Pengumpulan Data
Penyajian / Data Display
Reduksi Data