• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (Fitk) Uin Syarif Hidayatulah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (Fitk) Uin Syarif Hidayatulah Jakarta"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

DAN KEGURUAN (FITK) UIN SYARIF HIDAYATULAH

JAKARTA

Oleh

Kursiwi

1111015000113

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Gadget

terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V (Lima) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun teori yang mendasari penelitian ini peneliti bagi ke dalam dua penggolongan yakni; Pertama, pengaruh penggunaan gadget terhadap diri mahasiswa, Kedua, pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi dengan mahasiswa lain. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskritif. Sampel responden dalam penelitian ini sebanyak 6 (enam) mahasiswa, terdiri dari 3 (tiga) laki-laki dan 3 (tiga) perempuan. Berdasarkan temuan hasil penelitian di dapati bahwasanya terdapat dampak positif dan negatif dalam penggunaan gadget pada

mahasiswa. Dampak positif penggunaan gadget meliputi; memudahkan

mahasiswa menjalin komunikasi dengan orang yang jauh, dan memudahkan mahasiswa memperoleh informasi perkuliahan secara cepat. Adapun dampak

negatif penggunaan gadget meliputi; mahasiswa mengalami disfungsi sosial,

intensitas interaksi langsung dengan mahasiswa lain berkurang, mahasiswa kurang peka terhadap lingkungan sekitar, kualitas interaksi langsung sangat rendah, mahasiswa jarang melakukan komunikasi langsung (tatap muka) dan mahasiswa menjadi konsumtif. Meski demikian bentuk interaksi yang berlangsung antar mahasiswa cenderung ke arah asosiatif, artinya mahasiswa memanfaatkan gadget telekomunikasi untuk melakukan kerjasama dengan mahasiswa lain dengan

membentuk grup-grup pada media chatting dan media sosial, tujuan utama

pembentukan grup tersebut adalah untuk penyebaran informasi waktu perkuliahan, menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan sebagainya.

Kata Kunci : Gadget, Pengaruh Penggunaan Gadget, Interaksi Sosial

(6)

Semester V (Five) Schools of Social Science (IPS) Tarbiyah Faculty and Teaching (FITK) State Islamic University (UIN) in Jakarta.

The purpose of this study was to determine the effect of the use of gadgets on social interaction in the fifth semester students (Lima) Tarbiyah and Teaching Faculty, Department of Education Social Sciences, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. The theory underlying this study, researchers divided into two classifications namely; First, the effect of the use of gadgets to the students themselves, the Second, the effect of the use of gadgets to interact with other students. The methodology used in this study using a qualitative descriptive approach. Sample of respondents in this study were 6 (six) students, consisting of three (3) male and three (3) women. Based on the research findings find that there are positive and negative impact on students in the use of gadgets. The positive impact of the use of the gadget include; facilitate student communication with the remote, and facilitate students to obtain information quickly lectures. As for the negative impact of the use of the gadget include; Student social dysfunction, the intensity of direct interaction with other students is reduced, students are less sensitive to the surrounding environment, the quality is very low direct interaction, students rarely have direct communication (face to face) and students become consumptive. Nevertheless forms of interaction that takes place between students tended toward associative, which means that students utilize telecommunication gadgets to cooperate with other students by forming groups on media chat and social media, the main objectives of the group is for information dissemination time lectures, completing tasks lectures and so on.

(7)

Alhamdullilah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT berkat

rahmat dan karunia-Nya, dan Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya skripsi dengan judul “Dampak Penggunaan Gadget Terhadap

Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V Jurusan P. IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian

skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) yang senantiasa memberikan nasehat-nasehat yang

positif dan motivasi selama penulis kuliah.

4. Ibu Dr. Maila Dinia Husni Rahim, MA., Cut Dhien Nourwahida, MA dosen

pembimbing skripsi yang tak berhenti memberikan saran produktif dan kritik

yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Syaripulloh selaku sekertaris jurusan dan civitas akademika pendidikan

IPS Ibu Tri Harjawati, Bapak Rusmin Tumanggor, Ibu Rukmina Ghanibala,

Ibu Anisa, Ibu Neng Sri, Ibu Siti Sahara, Bapak Abd Rozak, Bapak Iwan

Hermawan, pembimbing PIQI bapak Furqon, Bapak Andri, Bapak Sodikin,

Bapak Moch Noviadi, Pak Arif dan semua dosen yang penulis belum

disebutkan.

(8)

selalu memberikan semangat kepada penulis sehingga bisa menempuh

pendidikan sampai tingkatan sarjana

7. Keluarga Besar Permai-Ayu dan KMSGD dimana penulis mengabdikan diri

selama ini

8. Buat teman-teman satu angkatan di jurusan Pendidikan IPS Angkatan 2011

dan teman teman kosan yang selalu memberikan semangat dalam mengatasi

kemalasan.

9. Teman-teman Angkatan 2013 Pendidikan IPS yang sudah membantu untuk

menggali informasi, suami tercinta Rifqi yang telah memberikan dukungan

penuh, dan para sahabat Wazakah Savas, Nurafnisfa Sya’bani, Mayasari, NH

Amalia, winda Alfiani yang selalu memberikan semangat.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga penulis

bisa menjadi seseorang individu yang seperti ini, mudah-mudahan skripsi yang

penulis tulis dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Jakarta, November 2016

Penulis

Kursiwi

(9)

ABSTRACT ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Pembatasan Masalah ... 9

D.Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 10

1. Kegunaan Teoritis ... 10

2. Kegunaan Praktis ... 10

BAB II PENDEKATAN TEORITIK ... 11

A. Teori-Teori yang Relevan dengan Variabel Penelitian ... 11

1.Definisi Dampak ... 11

2. Definisi Gadget ... 12

3.DampakPenggunaan Gadget ... 14

4. Definisi Interaksi Sosial ... 16

a. Pengertian dan Konsep Dasar Interaksi Sosial ... 17

b. Syarat - Syaratdan Faktor – Faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial ... 18

c. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial... 20

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 21

1. Skripsi ... 21

2. Jurnal ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 24

(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Tempat Dan WaktuPenelitian ... 26

B. Metode Penelitian... 27

C. Sumber Data dan SampelPenelitian ... 28

1. Sumber Data ... 28

2. Sampel ... 28

D. Instrumen Penelitian... 29

E. TeknikPengumpulan Data ... 29

1. Observasi ... 29

2. Wawancara ... 30

3. Dokumentasi ... 31

F. TeknikAnalisis Data ... 31

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data ... 32

1. Triangulasi ... 32

2. Meningkatkan Ketekunan ... 33

3. Member Check ... 33

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A.Pendahuluan ... 34

B. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian ... 34

C.Informasi Partisipan ... 37

D.Paparan Hasil Penelitian ... 39

1. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Positif Penggunaan Gadget Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial ... 42

a. Interaksi Menggunakan Gadget Telekomunikasi Dapat Membantu Mahasiswa Menjalin Komunikasi Dengan Teman Yang Jauh ... 42

b. Gadget Telekomunikasi Memudahkan Mahasiswa Memperoleh Informasi Perkuliahan ... 45

2. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Negatif Penggunaan Gadget Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial ... 47

(11)

b. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Waktu Interaksi

Langsung Berkurang ... 49

c. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Kurang Peka Terhadap Lingkungan Sekitarnya ... 50

d. Kehadiran Gadget Telekomunikasi Mengurangi Kualitas Interaksi Langsung Berkurang ... 52

e. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Jarang Melakukan Komunikasi Tatap Muka ... 54

f. Gadget Telekomunikasi Menjadikan Mahasiswa Konsumtif ... 55

E. DISKUSI(Analisis Hasil Penelitian) ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A.Kesimpulan ... 66

B. Implikasi ... 67

C.Saran ... 67

a. Bagi Mahasiswa ... 67

b. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 68

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial adalah bagian dari masyarakat. Manusia

tidak lepas dari hubungan antara sesama manusia untuk dapat memenuhi

kebutuhannya. Kecenderungan hubungan tersebut melahirkan sebuah komunikasi

dengan manusia yang lain melalui media interaksi. Interaksi merupakan suatu

hubungan antar manusia yang bersifat dinamis.1

Pola interaksi tersebut menimbulkan hal-hal baru seperti simbol-simbol,

gestur, serta media komunikasi dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan

teknologi, manusia makin terampil dengan menciptakan alat-alat mekanis yang

bermaksud untuk mempermudah kehidupan manusia.

Pasca revolusi industri, ketergantungan manusia pada alat-alat mekanis

tidak dapat dipisahkan, begitu pun dengan media komunikasi, agar manusia tetap

terhubung satu sama lain baik untuk mendapatkan informasi dan untuk tujuan lain

tanpa harus mendatangi tempat tujuan tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa

keterkaitan manusia pada alat-alat mekanis yang bersifat baru dan mudah

digunakan tidak dapat terpisahkan, sesuatu tersebut disebut dengan Gadget.

Di antara pengertian Gadget sebagai berikut yaitu pertama, pengertian

Gadget menurut Merriam Webster yaitu an often small mechanichal or electronic

device with practical use but often though of as a novelty yang berarti (sebuah

perangkat mekanik atau elektronik dengan penggunaan praktis tetapi sering

diketahui sebagai hal baru).2 Pada intinya yang dimaksud dengan Gadget adalah

suatu alat atau perangkat mekanik yang bersifat baru dan mudah digunakan.

Peneliti hanya menggunakan penggunaan kata Gadget yang kedua yakni

telepon seluler. Pada intinya peneliti hanya ingin membatasi penjelasannya

terhadap alat mekanis yang memiliki fungsi sebagi alat komunikasi yaitu telepon

1

Setiyadi, Elly dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial ; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. (Jakarta: Prenada Media, 2011), h. 62 2

Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0.

1

(13)

selular atau telepon genggam atau handphone. Dengan demikian penggunaan

istilah Gadget dalam penelitian ini yang dimaksud adalah telepon seluler.

Telepon yaitu pesawat dengan listrik dan kawat, untuk bercakap-cakap

antara dua orang yang berjauhan tempatnya. Seluler adalah telepon mandiri yang

menggunakan baterai, tanpa kabel dan menerima suara melalui sinyal. Telepon

mandiri yang sedang banyak sekarang dipasarkan adalah telepon seluler karena

bentuknya yang paling kecil dan paling ringan.3 Jadi telepon seluler mengandung

makna sebagai alat untuk bercakap-cakap antara dua orang atau lebih yang

menggunakan baterai tanpa kabel dan menerima suara melalui sinyal. Sebelum

ditemukannya telepon seluler, dahulu orang menggunakan telepon dengan kabel

yang ditempatkan di rumah-rumah atau kantor mereka, itu pun hanya beberapa

saja yang memilikinya. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan

teknologi membawa perubahan pola komunikasi, media komunikasi sekarang

tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh, tetapi juga

digunakan sebagai alat untuk mencari informasi, hiburan dan gaya hidup.

Sehingga keberadaannya tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Atas dasar tersebut manusia berupaya mencari dan menciptakan sistem dan alat

untuk dapat memudahkan manusia dalam berkomunikasi dan mendapatkan

informasi serta hiburan.

Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua

dekade terakhir ini, baik di negara maju ataupun di negara berkembang. Termasuk

di Indonesia, telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara

bebas. Sehingga bentuk telepon seluler lebih kecil, ringan, layar lebih hidup dan

mudah disimpan serta kecanggihan-kecanggihan lain yang tidak dimiliki generasi

sebelumnya.

Adapun pengertian smartphone sendiri adalah ..a small telephone that

people can take with them and use outside their homes.4 Artinya smartphone

(telepon pintar) adalah telepon atau handphone yang dapat orang bawa bersama

mereka dan digunakan di luar rumah. Terdapat definisi lain mengenai pengertian

3

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008). 4

Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0.

(14)

smartphone yaitu sebuah device yang memungkinkan untuk komunikasi dan juga

didalamnya terdapat fungsi PDA (Personal Digital Assistant) dan berkemampuan

layaknya komputer. Selain itu smartphone juga dilengkapi dengan Organizer

Digital.5

Menurut Menkominfo pada tahun 2014 bisa dikatakan hampir semua orang

menggunakan Gadget (telepon seluler), yakni sekitar 270 juta pengguna,

sementara itu jumlah sambungan internet di Indonesia memiliki 47 juta

pengguna6. Bila kita amati di berbagai tempat mulai dari keluar rumah sepanjang

perjalanan menuju tempat tujuan, sekolah, kantor, mall sampai kendaraan umum,

begitu banyak orang disibukkan dengan Gadget-nya. Gadget menjadi magnet

yang sangat menarik dan menjadi candu, sehingga berkomunikasi melalui dunia

maya menjadi kewajiban setiap hari dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam.

Gadget yang paling sering dijumpai dan dimiliki oleh hampir semua orang dari

berbagai kalangan saat ini adalah smartphone.

Kecanggihan smartphone menawarkan berbagai macam fitur dan aplikasi

serta mampu mengakses internet dilengkapi juga dengan kamera dengan beragam

resolusi, mulai yang paling rendah sampai paling tinggi (sebagaimana yang tidak

terdapat pada telepon genggam sebelumnya) kecanggihan smartphone ini sudah

hampir menyerupai komputer, sehingga smartphone dapat meng-install berbagai

program dalam komputer seperti Microsoft Office, Winamp, serta media sosial

seperti facebook, twiter, path, line, whatsapp, imo, instagram, dan

program-program yang lain yang dapat memudahkan dan memanjakan kehidupan manusia.

Program-program dalam smartphone tersebut (utamanya media sosial)

memungkinkan kita berhubungan dengan jutaan orang di berbagai belahan dunia,

bahkan yang tidak kita kenal sekalipun. Dengan Gadget, interaksi sosial yang

idealnya harus bertatap muka sekarang tidak harus bertatap muka. Interaksi antar

manusia pun kini secara perlahan tergantikan dengan interaksi manusia dengan

Gadget. Kapanpun dan di manapun orang selalu tergantung dengan Gadget-nya.

Banyak orang yang lebih asyik dengan Gadget-nya ketimbang berinteraksi dengan

5

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan v 9. No 1 (Januari 2012): h, 98. 6

http://ugm.ac.id/id/berita/8776-menkominfo:.270.juta.pengguna.ponsel.di.indonesia. Penggunaan ponsel di Indonesia. Diakses pada 16 November 2015

(15)

lingkungan sosial di sekitarnya. Orang lebih suka mencari teman di media sosial

ketimbang berkenalan dengan teman satu bangku di kendaraan umum. Terkadang

kita berada dalam satu ruangan yang sama namun tidak terlibat dalam sebuah

pembicaraan, semua sibuk dengan Gadget masing-masing, asyik dengan dunianya

sendiri.

Teman-teman di jejaring sosial pun nampak lebih dekat dan nyata dibanding

keberadaan tetangga kita sendiri. Orang kemudian menjadi begitu terobsesi

dengan dunia maya dan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal inilah yang

kemudian menimbulkan berbagai gangguan kepribadian seperti sikap menyendiri,

anti-sosial cenderung tidak peka dengan kebutuhan orang sekitar, individualistis

dan lain-lain.7

Pada akhirnya Penggunaan Gadget sekarang bukan hanya sebagai alat

komunikasi semata melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama

sekali berbeda dengan interaksi tatap muka disini interaksi yang terbentuk

kemudian dipercepat prosesnya melalui suara dan teks atau tulisan.8 Umpan balik

komunikasi atau dikenal dengan Feedback merupakan reaksi (tanggapan) yang

diberi penerima pesan atau komunikasi kepada penyampai pesan atau

komunikator sumber. Selain itu, umpan balik juga dapat berupa reaksi yang

timbul dari pesan kepada komunikator.9

Sehingga komunikasi tatap muka (baik dalam keluarga maupun lingkungan

sosial yang lain) yang dianggap merupakan hal yang sangat diperlukan. Seiring

dengan perkembangan teknologi di era millenium sebagaimana peneliti singgung

sebelumnya berlangsung sangat pesat dan terjadi pergeseran komunikasi maupun

di bidang-bidang lain, sebagai implikasi dari berbagai perkembangan revolusi

komunikasi. Demam Gadget memang sedang melanda masyarakat Indonesia,

orang seperti keranjingan berbagai informasi, rasa, canda, tawa, hasrat, ekpresi,

7

Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi

Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451 8

Brotosiswoyo B Suprapto. Dampak Sistem Jaringan Global dan Pendidikan Tinggi:

Peta Permasalahan Komunikasi. NO 28/IX. Tangerang Univ Terbuka 2002 9

Elvina Ardianto, Lukiati Komals, Komunikasi Massa (Bandung : Remaja Rosdakarya)

2004. Hal 45

(16)

dan impian lewat jejaring sosial di dunia maya. Anak sekolah, mahasiswa,

karyawan, hingga ibu rumah tangga menggunakan Gadget.

Penelitian yang dilakukan mengenai dampak pemakaian internet yang

dilakukan oleh tim peneliti di Carnegie Mellon University menemukan bahwa

pemakaian internet yang lebih tinggi berkaitan dengan hubungan dengan anggota

keluarga. Menurutnya hubungan sosial di luar keluarga dan meningkatnya depresi

dan rasa kesepian. Internet dapan menyingkirkan hubungan sosial bertatap muka

langsung. Internet juga dapat menyebabkan orang mengubah hubungan sosial

yang kuat yang dikembangkan dalam komunitas langsung dengan hubungan

sosial lemah yang dibangun dengan web.10

Sementara itu hasil survey yang dilakukan oleh Yugof memperlihatkan

bahwa situs jejaring sosial menjauhkan orang dari lingkungan sosialnya

mengurangi penggunaaan SMS, telepon, radio, bermain game bahkan menonton

televisi sebanyak 63% dari 1600 orang yang di survey mengungkapkan bahwa

situs jejaring sosial tersebut telah mengubah hidup mereka, karena mereka

mengaku lebih banyak berkomunikasi secara online dari pada berbicara dengan

keluarga dan temannya. Penelitian dalam bidang akademik menunjukan bahwa

jejaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan mulai dari keluarga hingga

negara dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan

masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seseorang dalam

mencapai tujuannya.11

Tren jejaring sosial pertemanan seperti facebook tidak hanya berhenti pada

tahap pencarian teman. Para pengguna facebook menyebut jejaring ini sebagai

tempat dimana seseorang dapat menjadi dirinya sendiri dan bebas berbicara

dengan teman dekat, ibu, bapak, sepupu, pacar, teman bisnis, atau jejaring yang

lebih luas. Facebook dianggap paling aman untuk berkomunikasi selama

percakapan penting dilakukan melalui kotak pesan (inbox) dengan orang yang

dapat dipercaya.

10

Serverin J Werner dan JW Tankard Jr. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode dan

Terapan Di Dalam Media Masa (Jakarta; Kencana Prenada media group). 2005. Hal 464 11

Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi

Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451

(17)

Meskipun seorang pengguna facebook bisa memiliki 1000 teman tetapi dia dapat memilih berkomunikasi dengan siapa, tentang apa, melalui fasilitas kotak

pesan ini sehingga dengan cara ini pengguna tidak perlu merasa ada yang

tersisihkan karena tidak diajak bicara. Akan tetapi juga sebaliknya, semua

pengguna akan ikut berpartisipasi (memberikan saran atau komentar) jika topik

disajikan di wall. Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial yang terdapat

pada Gadget canggih sehingga para pengguna dapat bergabung dalam komunitas

di dunia maya seperti kota asal, profesi, sekolah, untuk berinteraksi dengan orang

lain.

Terdapat fenomena dimana tidak jarang individu lebih memilih memainkan

atau menggunakan telepon selularnya, meskipun ia berada di tengah-tengah suatu

kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, berdasarkan survey siemens mobile lifestyle III, menyebutkan bahwa 60% dari respondennya lebih

senang mengirim dan membaca SMS atau memainkan Gadgetnya di tengah acara

keluarga yang dianggap membosankan.12

Kemajuan teknologi juga sangat berpengaruh bagi remaja yang selalu ingin

tahu hal-hal yang yang baru dan unik. Kondisi usia mereka merupakan usia paling

rawan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Sering kali orang mendefinisikan

remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa atau masa

usia belasan tahun, atau sesorang yang menunjukan tingkah laku tertentu seperti

susah diatur, emosional, dan sebagainya.13

Perlu kita ketahui bahwa pada awal tahun 2000 teknologi komunikasi mulai

berkembang dengan pesat. Gadget mulai tumbuh dan berkembang dalam

kehidupan masyarakat. Departemen Psikiatri Universitas Michigan melakukan

studi meta-analisis yang menggabungkan hasil dari tujuh puluh studi yang

berbeda pada empati antara tahun 1974 hingga 2009. Studi tersebut menghasilkan

bahwa mahasiswa saat ini memiliki empati yang lebih rendah dibandingkan

dengan mahasiswa tahun 1980an dan 1990an. Studi tersebut menemukan

terjadinya penurunan empati terbesar terjadi setelah tahun 2000. Mahasiswa saat

12

Nurudin, Sistem Komunikasi di Indonesia (Jakarta : Raja Grafindo Persada). 2005

13

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta Raja Grafindo Persada, 1994). Hal

2

(18)

ini memiliki empati 40% lebih rendah dibandingkan mahasiswa sebelum tahun

2000.14

Perbedaan antara yang nyata dan maya, yang asli dan palsu sangat tipis dan

sulit dibedakan. Banyak orang yang suka meng update statusnya di jejaring sosial

dan mendapat simpati ataupun komentar dari teman-temannya di dunia maya. Kita

merasa memiliki begitu banyak teman padahal bisa jadi orang yang ketika di

dunia maya memberi komentar dan simpati, ketika bertemu bahkan saling tidak

peduli. Perbedaan tentunya pasti kita rasakan ketika interaksi sosial terjadi secara

langsung daripada hanya sebatas virtual. Mimik muka, bahasa tubuh, sentuhan,

mungkin tidak bisa kita rasakan secara nyata.15

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti pada 09 Oktober

2015 di ruang 4.19, peneliti menunjukan bahwa hampir semua mahasiswa

menggunakan Gadget. Namun seringkali para mahasiswa memainkan Gadget nya

di tengah-tengah perkuliahan atau ketika perkuliahan berlangsung. Mereka juga

umumnya tergabung dengan berbagai grup di media sosial. Dari berbagai merk

dan jenis Gadget, rata-rata mahasiswa menggunakan Gadget jenis handphone

merk Samsung.16 Dengan berbagai pertimbangan (diantaranya cukup terjangkau

dan cukup canggih) mahasiswa umumnya memilih merk Samsung dibandingkan

dengan merk-merk yang lain, dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti

padahari jumat, tanggal 09-16 Oktober 2015 di ruang 4.19 pada mahasiswa

pendidikan ilmu pengetahuan sosial semester V (Lima) dari 80 mahasiswa

menunjukkan bahwa pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan semuanya

menggunakan Gadget dengan berbagai merk, 36 diantaranya menggunakan

Samsung, 6 menggunakan Oppo, 4 menggunakan Asus, 4 Apple, 5 Xiamoi, 4

Evercross, 4 Lenovo, 5 Smartfren, 3 Blackberry, 1 Redmi, 2 Nokia, 4 Sony

Experia. 2 LG.

14

Sigman, A. (2010). The Impact Of Screen Media On Children: A

Eurovision For Parliament. Diunduh pada tanggal 21 September 2015 dari http://www.ecswe.com/downloads/publications/QOC-V3/Chapter-4.pdf

15

http://bpptik.kominfo.go.id/2014/03/10/399/Gadget-dan-interaksi-sosial-2/. Diakses pada

02 Oktober 2015. 16

Observasi Peneliti pada 09 Oktober 2015.

(19)

Dari hasil observasi tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa

mahasiswa semester V Jurusan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mahasiwa yang aktif dalam menggunakan

Gadget. Sehingga dirasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

dampak atau pengaruh yang ditimbulkan akibat penggunaan Gadget terhadap

kehidupan sosial mahasiswa. Karena peneliti menemukan berbagai permasalahan

dampak atau pengaruh penggunaan Gadget di kehidupan sosial terutama pada

kehidupan sosial mahasiswa, baik yang bersifat negatif maupun positif. Selain itu,

mahasiswa dianggap sebagai agen of change, yang diharapkan mampu

memberikan kontribusi (baik pemikiran maupun tindakan) terhadap berbagai

permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat. Dengan demikian sehingga

peneliti mengambil judul penelitian ini dengan “Dampak Penggunaan Gadget

Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang didapatkan peneliti dengan cara

observasi dan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa mahasiswa semester

V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, maka dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terlebih

tekonologi informasi dan komunikasi mengakibatkan pola interaksi

mengalami perubahan.

2. Penggunaan media sosial sebagai media komunikasi mengakibatkan

individu lebih menyukai komunikasi via gadget dibandingkan komunikasi

tatap muka.

3. Hampir semua mahasiswa menggunakan Gadget sebagai alat komunikasi,

(20)

4. Manusia membutuhkan manusia lainya, salah satunya kebutuhan

komunikasi. Kebutuhan manusia untuk berkomunikasi di permudah

dengan adanya gadget, sehingga terkadang gadget medekatkan yang jauh

dan menjauhkan yang dekat.

5. Kebanyakan mahasiswa menggunakan gadget telekomunikasi canggih

yang dilengkapi dengan banyak fitur dan aplikasi sehingga memudahkan

mahasiswa untuk mencari informasi seputar perkuliahan, sehingga

terkadang mahasiswa merasa tidak perlu untuk mencari referensi dalam

bentuk cetak.

C. Pembatasan Masalah

Masalah penelitian ini dibatasi pada pembahasan bagaimana dampak

penggunaan Gadget terhadap intekasi sosial, pada mahasiswa semester V (Lima)

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini

didasarkan pada selain faktor pertimbangan pelaksanaan penelitian juga karena

mahasiswa pada angkatan tersebut merupakan angkatan yang dianggap dapat

merepresentasikan penggunaan Gadget yang makin hari makin berkembang (up to

date), Selain itu, dari berbagai jenis Gadget akan peneliti batasi pada smartphone.

Karena Gadget jenis ini yang banyak dimiliki oleh mahasiswa.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana dampak penggunaan

Gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V (Lima) Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh penggunaan Gadget terhadap inteaksi sosial pada mahasiswa semester V

(21)

Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

F. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran

terkait dengan dampak penggunaan Gadget.

2. Diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan informasi/referensi

bagi penelitian selanjutnya atau pun mahasiswa lain yang berminat

mendalami studi tentang dampak penggunaan Gadget.

3. Diharapkan dapat mengembangkan khazanah keilmuan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Kegunaan Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan manfaat

terutama bagi:

1. Peneliti

Diharapkan hasil temuan penelitian ini memberi kontribusi

pengalaman pilan bagi peneliti dalam mengaplikasikan teori secara

empiris yang sejalan dengan disiplin ilmu peneliti.

2. Mahasiswa

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pembelajaran

terhadap mahasiswa, khususnya mahasiswa semester lima dalam

menggunakan Gadget, supaya dapat memberikan dampak dan

pengaruh yang bersifat posotif terhadap kehidupan sosialnya.

3. Universitas

Diharapkan hasil temuan penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran atau saran-saran atau kebijakan kampus

(22)

A. Teori – Teori yang Relevan dengan Variabel yang Diteliti 1. Definisi Dampak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang di maksud

dengan dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik

positif maupun negatif). Adapun pengertian pengaruh sendiri seperti yang

dipaparkan beberapa ahli yakni: Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul

dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang.1 Senada dengan Purwadarminta yang mendefinisikan

pengaruh sebagai sebuah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu

(orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan (gaib

dan sebagainya).2 Sehingga bagi beberapa ahli pengaruh merupakan segala

hal baik itu benda atau pun manusia serta apa pun yang mana atas hal-hal

tersebut dapat membentuk karakter, keyakinan atau perilaku seseorang.

Menurut Uwe Becker yang di kutip oleh Nurlaela Syarif pengaruh

adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan

tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan

kepentingan. Hafied Cangara mendefinisikan pengaruh sebagai salah satu

elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui besar

tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh dapat dikatakan

mengena apabila terjadi perubahan sesuai dengan tujuan.3

Dengan kata lain pengaruh tidak hanya berdasarkan unsur-unsur

pemaksaan, contoh yang dapat dilihat secara nyata misalnya dalam

komunikasi, dimana ketika pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat

dicerna dengan baik oleh si penerima sehingga si penerima dapat bertingkah

1

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008). Hal 1045 2

Nurlaelah Syarif, Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi

Interpersonal Siswa SMK IT Airlangga Samarinda, (eJurnal Ilmu Komunikasi Univ. Mulawarman, 2015) h. 218

3

Ibid., h. 218

11

(23)

sebagaimana yang komunikator kehendaki. Hal ini tentu sangat berkaitan

erat dengan sosok si komunikator terlebih wibawa atau kharisma si

komunikator.4

2. Definisi Gadget

Diantara pengertian Gadget sebagai berikut yaitu menurut Merriam

Webster yaitu “ an often small mechanichal or electronic device with

practical use but often thought of as a novelty . Yang artinya dalam bahasa

Indonesia adalah sebuah perangkat mekanik atau elektronik dengan

penggunaan praktis tetapi sering diketahui sebagai hal baru.5 Gadget

mempunyai banyak definisi yang berbeda satu dengan yang lainya, Gadget

merujuk pada suatu peranti atau instrument kecil yang memiliki tujuan dan

fungsi praktis spesifik yang berguna.

Selain itu, dewasa ini Gadget lebih merupakan suatu media (alat) yang

dipakai sebagai alat komunikasi modern. Gadget semakin mempermudah

kegiatan komunikasi manusia, kini kegiatan komunikasi semakin

berkembang semakin lebih maju dengan munculnya gadget.6 Dalam kamus

Oxford terdapat perbedaan antara gadget dengan barang elektronik yang

biasa digunakan orang-orang. Perbedaan tersebut yaitu unsur kebaruannya

yang terus berkembang dari hari ke hari. Gadget merupakan objek teknologi

seperti perangkat atau alat yang memiliki fungsi tertentu dan sering

dianggap hal baru. Gadget merupakan alat mekanis yang menarik, karena

selalu baru sehingga menimbulkan kesenangan baru kepada penggunanya.

Menurut kamus Oxford kata gadget pertama kali muncul pada abad ke 19.

Awalnya gadget digunakan sebagai nama tempat untuk menyimpan item

teknis tertentu dimana orang tidak dapat mengingat nama item tersebut.7

Dengan demikian, gadget merupakan sebuah alat mekanis yang terus

mengalami pembaruan (upgrade) selain untuk membantu memudahkan

4

Ibid., h. 218 5

Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0. 6

Lucia Tri Ediana P dan F Anita Herawati, Segmentasi Mahasiswa Program Studi Ilmu

Komunikasi. Jurnal.Hal 2 7

Id.m,wikipedia,org/wiki/Oxford_English_Dictionary

(24)

kegiatan manusia gadget juga menjadi gaya hidup masyarakat modern.

Salah satu gadget yang hampir setiap orang miliki dan senantiasa dibawa

pada kehidupan sehari-hari adalah handphone.

Klemens menyebutkan bahwa handphone adalah salah satu gadget

berkemampuan tinggi yang ditemukan dan diterima secara luas oleh

berbagai Negara di belahan dunia. Selain berfungsi untuk melakukan dan

menerima panggilan, handphone berfungsi untuk mengirim dan menerima

pesan singkat (Short Message Service).8 Menurut Gary B, Thomas J &

Misty E Smartphone (gadget) adalah telepon yang bisa di pakai internetan

yang biasanya menyediakan fungsi Personal Digital Assistanst (PDA),

seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator. Adapun

Schmidt mengemukakan bahwa istilah smartphone merupakan istilah yang

digunakan untuk mendeskripsikan mobile device yang menggabungkan

fungsi cellphone, PDA, audio player, digital camera, camcorder, Global

Positioning System (GPS) receiver dan PersonalComputer (PC).9

Teknologi handphone dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini

handphone dilengkapi dengan berbagai macam fitur, seperti game, radio,

Mp3, kamera, video dan layanan internet. Handphone terbaru saat ini sudah

menggunakan processor dan OS (Operating System) sehingga

kemampuannya sudah seperti sebuah komputer. Orang bisa mengubah

fungsi handphone tersebut menjadi mini komputer. Fitur ini membantu

mahasiswa dalam mengerjakan tugas sehingga bisa diselesaikan dalam

waktu yang singkat.

Mengenai kecanggihan teknologi gadget pada ponsel juga memiliki

beberapa keunggulan seperti adanya teknologi Infrared dan Bluetooth,

Bluetooth merupakan nirkabel yang dapat menyambungkan beberapa

8

Agusli, R. Panduan Koneksi Internet 3G & HSDPA di Handphone & Komputer. Jakarta:

Mediakita 2008 9

Nurlaelah Syarif, Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi

Interpersonal Siswa SMK IT Airlangga Samarinda, (eJurnal Ilmu Komunikasi Univ. Mulawarman, 2015) h. 219

(25)

perangkat melalui gelombang radio berfrekuensi rendah (daya jangka

maksimal 50 meter) tanpa dihubungkan dengan kabel sedangkan pada

Infrared kedua perangkat harus berhadapan.10 Mengenai aplikasi yang ada

pada gadget salah satu nya media hiburan pada gadget atau ponsel sudah

menggunakan teknologi yang canggih saat ini. Telah dibuat suatu

pengembangan yang lebih lanjut dinamakan MP3. Suara keliling ini pada

dasarnya akan memberikan ilusi suara pada pendengarnya seolah-olah

berada pada lingkungan tertentu selain itu teknologi terbaru pada gadget

adalah menyaksikan televisi melalui layar ponsel tersebut.11

Pada akhirnya kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya gadget

yang paling canggih dan diterima oleh masyarakat di seluruh Negara adalah

handphone atau Smartphone. Dengan kecanggihan yang dimilikinya

handphone mampu menjadi gadget dengan penjualan nomor satu di dunia,

serta mampu memberikan kemudahan bagi manusia tidak hanya pada

kecanggihan komunikasi tetapi juga mempermudah pekerjaan-pekerjaan

manusia dan dapat menjadi hiburan.

3. Pengaruh Penggunaan Gadget

Dalam Teori Kehadiran Sosial (Social Presence Theory) yang di

kembangkan oleh Jhon Short, Ederyn Wiliams, Bruch Christie (1976).

Menurut teori kehadiran sosial, komunikasi akan efektif bila memiliki

media komunikasi yang sesuai dengan kehadiran sosial yang dibutuhkan

untuk tingkat keterlibatan interpersonal yang diperlukan. Media tatap muka

dianggap memiliki kehadiran sosial yang sangat berarti sedangkan yang

ditulis (teks) adalah yang paling rendah. Fenomena komunikasi melalui

gadget (smartphone) sekarang ini bagi sebagian orang tampaknya lebih

menarik daripada berkomunikasi secara langsung (tatap muka). Gejala ini

yang oleh Walhter disebut komunikasi hyperpersonal yakni komunikasi

dengan perantara jaringan internet yang secara sosial lebih menarik dari

10

Fiati, Rina. Akses Internet Via ponsel, (Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta). 2005

11

Ina Astari Utaminingsih, Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja Terhadap

Interaksi Sosial Remaja. 2006. Hal 12

(26)

pada komunikasi langsung. Fasilitas chating pada smartphone memberikan

atau dapat meningkatkan efektifitas pesan komunikasi dengan

mendayagunakan emoticon untuk membantu mengekpresikan perasaan serta

teks dan grafis sehingga efektivitasnya dapat mengimbangi komunikasi

tatap muka.12

Dengan hadirnya gadget (smartphone) bukan berarti efektifitas

komunikasi berkurang, melainkan gadget membantu manusia melakukan

komunikasi secara efektif. Selain itu, teknologi dalam gadget juga

membantu manusia untuk dapat mengekspresikan berbagai macam perasaan

yang dirasakan ketika berkomunikasi seperti halnya yang terjadi pada

komunikasi langsung (tatap muka). Meski demikian, komunikasi langsung

(tatap muka) merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan mengingat

nilai keterlibatan manusia secara jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

komunikasi dengan menggunakan perantara.

Dari penjelasan tersebut Badwilan membagi dua bagian mengenai

dampak penggunaan gadget yaitu, Pertama, Aspek Psikologis yakni

banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakan-ajakan bersifat rasisme

dapat mempengaruhi kondisi psikologi seseorang, contohnya yang marak

ditemukan adalah pesan yang berisi pemboikotan barang produksi Amerika,

selain itu juga terdapat peredaran pesan teks, gambar, maupun video yang

bersifat pornografi mudah akses keluar masuk pesan tersebut melalui gadget

ponsel membawa dampak negatife terutama untuk generasi muda sekarang

ini. Kedua, Aspek Sosial yakni, Salah satu hal yang sering terjadi adalah

tindakan seseorang yang membiarkan gadget miliknya tetap aktif atau hidup

sehingga mengeluarkan bunyi nyaring. Hal ini jelas mengganggu

konsentrasi serta mengejutkan orang- orang disekitarnya seperti ketika

sedang rapat bisnis, di rumah sakit, di tempat-tempat ibadah dan lain-lain,

selain itu penggunakaan gadget sebagai media komunikasi secara langsung

12

Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi

Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 455

(27)

(tatap muka) sering terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan pesan melalui

komunikasi secara tidak langsung.13

Sebelum adanya ipod, iphone, walkman, android dan semacamnya,

orang-orang dengan mudah saling menyapa dan melakukan kontak ketika

berada di jalan maupun berkumpul bersama. Saat ini banyak orang yang

asyik dengan gadget yang mereka miliki. Seolah-olah orang-orang lupa

dengan adanya teman yang sesungguhnya ada disampingnya. Saat ini

banyak orang memiliki alasan untuk menghindar dari perjumpaan dengan

orang. Manusia hanya dianggap sebagai objek, bukan lagi manusia

selayaknya saat mereka bertemu.

Paula Pile ahli terapi dari Greensboro Carolina Utara bersama tim nya

menganalisa tanda-tanda ketergantungan smartphone para ahli terapi

mengkhawatirkan ketergantungan pada smartphone dan juga fitur yang ada

didalamnya karena dapat menyebabkan seseorang mengalami disfungsi

sosial. Seseorang dikategorikan ketergantungan smartphone jika yang

pertama, tidur larut malam akibat asik bermain gadget atau smartphone,

kedua, menggunakannya lebih dari dua jam, lalu yang ketiga adalah

terobsesi untuk menemukan hal-hal baru dalam gadget atau smartphone,

yang ke empat yaitu mengabaikan pekerjakaan demi berlama-lama

memainkan gadget atau smartphone dan yang terakhir merasa tidak bisa

hidup tanpa gadget atau smartphone. 14

4. Definisi Interaksi Sosial

Untuk memahami definisi interaksi sosial secara menyeluruh, maka

pada bagian ini peneliti akan menguraikan pengertian konsep dan interaksi

sosial, syarat-syarat dan faktor-faktor yang mendasarai interaksi sosial, dan

bentuk-bentuk interaksi sosial

a. Pengertian dan Konsep Dasar Interaksi Sosial

13

Badwilan, Rayan Ahmad, Rahasia Dibalik Handphone, (Jakarta: Darul Falah). 2004

14

Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi

Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 456

(28)

Dalam kehidupan sosial kita tidak dapat memungkiri bahwa

masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktur seperti

kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga, strata dan kekuasaan.

Disadari atau tidak struktur tersebut mempunyai suatu derajat

dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku yang

berbeda, bergantung pada situasi yang dihadapi. Dengan kata lain,

perubahan dan perkembangan masyarakat disebabkan karena adanya

hubungan satu dengan yang lainnya baik secara individu maupun

kelompok.15 Interaksi sosial merupakan kunci kehidupan sosial,

karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama.16

Bertemunya manusia secara fisik belaka tidak dapat

menghasilkan kebutuhan hidup dalam suatu kelompok sosial,

kebutuhan hidup tersebut dapat diperoleh apabila manusia saling

bekerja sama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan

bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan sebagainya.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang

dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu

yang lain, antara kelompok dengan kelompok yang lain maupun

individu dengan kelompok17. Apabila dua orang bertemu, interaksi

sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan,

saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Walaupun

orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak

saling menukat tanda interaksi sosial telah terjadi, karena

masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan

perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf individu yang

bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, aroma

15

Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),

hlm. 53 16

Kimball Young dan Raymond, W. Mack: Sociology and Social Life, (New York:

American Book Company, 1959), hlm. 137 dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 55 17

Gillin dan Gillin, Cultural Sociology, a revision of An Introduction to Sociology, (New

York: The Macmillan Company, 1954), hlm. 489 dalam Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu

Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 56

(29)

minyak wangi, suara berjalan dan lain sebagainya. Hal tersebut

memberikan kesan di dalam pikiran seseorang yang kemudian

menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.18

Di dalam interaksi tidak mesti terjadi komunikasi. Dengan kata

lain, ketika dua orang bertemu dan mereka saling menyadari

keberadaan keduanya pada saat itu sudah terjadi interaksi. Meskipun

diantara keduanya tidak terjadi percakapan. Berbeda apabila keduanya

tidak menyadari dengan tidak melihat atau mendengar atau apa pun

yang dapat dirasakan oleh panca indra, maka tidak terjadi interaksi.

b. Syarat-Syarat dan Faktor-Faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial

Secara teoritis ada dua syarat bagi terjadinya suatu interaksi

sosial, yaitu terjadinya kontak sosial dan komunikasi. Adanya kontak

sosial yang terjadi dalam tiga bentuk yaitu antar individu, antar

individu dengan kelompok, antar kelompok, selain itu suatu kontak

sosial dapat bersifat langsung maupun tidak langsung, kontak sosial

tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tergantung

kepada adanya tanggapan terhadap tindakan tersebut. Sedangkan

aspek dari komunikasi adalah apabila seseorang memberikan tafsiran

pada sesuatu atau perlakuan orang lain, perasaan-perasaan apa yang

ingin disampaikan oleh orang tersebut, orang yang bersangkutan

kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan

oleh orang tersebut.19

Ketika individu bertemu dengan individu yang lain maka kontak

sosial telah terjadi, ketika individu kemudian melakukan suatu

gerakan atau tindakan yang mana gerakan atau tindakan tersebut

kemudian di interpretasi oleh individu yang lain sehingga kemudian

18

Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 55

19

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),

hlm. 62

(30)

memberi reaksi atau respon atas gerakan atau tindakan tersebut maka

telah terjadi komunikasi.

Adapun faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial; Faktor

Imitasi, Sugesti, Identifikasi dan Simpati. Faktor Imitasi merupakan

dorongan untuk meniru orang lain. Menurut Tarde faktor imitasi ini

merupakan satu satunya faktor yang mendasari atau melandasi

interaksi sosial.

Faktor Sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri

sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umunya

diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Peranan

sugesti dan imitasi dalam interaksi sosial hampir sama satu dengan

yang lain, namun sebenarnya keduanya berbeda. Dalam hal imitasi

adalah pasif. Dalam arti bahwa yang di-imitasi tidak dengan aktif

memberikan apa yang diperbuatnya.

Faktor Identifikasi merupakan suatu sitilah yang dikemukakan

oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi, khususnya psikoanalisis.

Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik (sama)

dengan orang lain. Pada proses identifikasi ini seluruh norma-norma,

cita-cita, sikap dan sebagainya itu dari anak sendiri, dan anak

menggunakan hal tersebut dalam perilaku sehari-hari. Segala sesuatu

yang diperbuat oleh orang tua akan dijadikan tauladan bagi

anak-anaknya. Misal pada perkembangan anak, mula-mula anak

mengidentifikasi diri pada orang tuanya, tetapi kemudian setelah anak

masuk sekolah, tempat identifikasi dapat beralih dari orang tua kepada

gurunya atau kepada orang lain yang dianggapnya bernilai tinggi dan

yang dihormatinya.

Faktor Simpati merupakan rasa tertarik kepada orang lain, oleh

karena simpati merupakan perasaan, maka simpati timbul tidak atas

dasar logis rasional melainkan atas dasar emosi atau perasaan. Simpati

berkembang dalam hubungan individu satu dengan individu yang lain,

(31)

berdasarkan atas simpati akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan

dengan interaksi baik atas sugesti maupun imitasi.20

c. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama,

persaingan, dan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian.

Gillin dan Gillin pernah mengadakan penggolongan yang lebih luas

lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul

sebagai akibat adanya interaksi sosial, yang pertama proses yang

asosiatif (akomodasi, asimilasi dan akulturasi), yang kedua adalah

proses yang disasosiatif yakni persaingan dan pertentangan.21

1) Proses Sosial Asosiatif

Akomodasi adalah suatu proses kearah tercapainya persepakatan

sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah

bersengketa. Akomodasi ini terjadi pada orang-orang atau

kelompok-kelompok yang mau tak mau harus bekerja sama sekalipun dalam

kenyataanya masing-masing selalu memiliki paham yang berbeda dan

bertentangan. Asimilasi merupakan proses yang lebih berlanjut apabila

di bandingkan dengan proses akomodasi. Pada proses asimilasi terjadi

proses peleburan kebudayaan, sehingga pihak-pihak atau warga-warga

dari dua-tiga kelompok yang tengah berasimilasi akan merasakan

adanya kebudayaan tunggal yang dirasakan sebagai milik bersama.

Adapun Akulturasi merupakan proses sosial yang melebur dua

kelompok budaya menjadi satu, yang pada akhirnya melahirkan

sesuatu yang baru.22

2) Proses Sosial Diasosiatif

Kompetisi atau persaingan merupakan bentuk interaksi sosial

disasosiatif yang sederhana. Proses ini adalah proses sosial yang

20

Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Yogyakarta: andi) 2003 . hal 72-74

21

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),

hlm 64-65 22

J.Dwi Narwoko, Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan (Jakarta :

Kencana) 2007. Hal 58-62

(32)

mengandung perjuangan untuk merebutkan tujuan-tujuan tertentu

yang sifatnya terbatas yang semata-mata bermanfaat untuk

mempertahankan suatu kelestarian hidup. Yang kedua dari proses

disasosiatif adalah Konflik berbeda dengan kompetisi yang selalu

berlangsung di dalam suasana “damai”, konflik adalah suatu proses

sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau

kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman

kekerasan.23

Akhirnya dapat kita simpulkan bahwasanya bentuk dari interaksi

sosial dapat berupa asosiatif yakni ikatan kerjasama antar individu

dengan individu atau individu dengan kelompok maupun kelompok

dengan kelompok. Kerjasama yang dijalin memiliki beberapa bentuk

seperti akomodasi, asimilasi dan akulturasi. Adapun bentuk interaksi

sosial yang lain adalah disasosiatif yakni terjadinya suatu persaingan

dan pertikaian baik antar individu dengan individu maupun individu

dengan kelompok bahkan kelompok dengan kelompok. Bentuk

persaingan dan pertikaian tersebut dapat berupa kompetisi dan

konflik.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dari hasil penelitian penulis menemukan beberapa penelitian yang lain yang

berkaitan dengan pengaruh penggunaa Gadget terhadap interaksi sosial.

Diantaranya:

1. Skripsi

- Skripsi, Ina Astari Utaminingsih (A 14202036)“Pengaruh Penggunaa

Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja” (Program

studi komunikasi dan pengembangan masyarakat. Fakultas pertanian,

Institut Pertanian Bogor (IPB)). Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengidentifikasi tingkat penggunaan ponsel pada remaja saat

ini, pengambilan sampel penelitian menggunakan purposivesampling,

tujuan pengggunaan ponsel responden mayoritas untuk

kegiatan-23

Ibid. hal 64-70

(33)

kegiatan yang tidak terlalu penting, mengenai interaksi penelitian ini

melihat suatu variabel interaksi sosial dari waktu ke intensitas

interaksi secara tatap muka antara responden dengan lingkungan

sosial, berdasarkan semua data yang diperoleh dapat diketahui bahwa

interaksi antar responden dengan lingkungan keluarga lebih baik

dalam hal kualitas. Dalam skripsinya tersebut menunjukan bahwa

tingkat penggunaan ponsel pada remaja cenderung tinggi. Hal ini

meunjukan bahwa ponsel sebagai media komunikasi dan juga media

hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi

remaja, baik remaja laki-laki maupun remaja perempuan.0,014 tidak

terdapat mempengaruhi antara tingkat penggunaan ponsel dengan

interaksi sosial.24

- Nesy Aryani Fajrin “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap

Pola Pemikiran Remaja Di era Globalisasi“ (Program Studi Sosiologi

Agama, Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam

Negeri Yogyakarta). Tujuan dari penelitian ini adalah menetahui pola

pikir dan perilaku akibat pengaruh penggunaan handphone dan untuk

mengidentifikasi penggunaan handphohe akan membentuk identitas

baru remaja masa kini atau tidak. Teknik berupa pengumpulan data,

wawancara, observasi dan dokumentasi, berdasarkan hasil waancara

bahwa yang memeiliki handphone sangat berpengaruh terhadap pola

pemikiran mereka, kemajuan teknologi menciptakan nilai-nilai,

norma, kebudayaan, gaya hidup dan ideologi baru bagi remaja dan

masyarakat desa, mereka menjadi malas untuk bersosialisasi,

lunturnya jiwa sosial, perubahan pola interaksi sehingga tidak ada

bedanya antara masyarakat desa dan kota. Ini merupakan akibat dari

adanya alat-alat konsumsi baru salah satunya handphone. Dalam hasil

penelitian tersebut menunjukan bahwa pemikiran remaja penggunaan

handphone memiliki dampak negatif yang sangat besar dalam

24

Ina Astari Utaminingsih. (Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran

Remaja Di Era Globalisasi) (Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). 2006

(34)

kehidupan pendidikan, sosial, maupun keagamaan karena mereka

menjadi malas untuk bersosialisasi dengan teman dan

lingkungannya.25

- Penelitian Anggit Purnomo Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan

Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta “Hubungan Antara

Kecanduan Gadget (Mobile Phone) dengan Empati Pada

Mahasiswa” metode penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala empati hal ini menjelaskan bahwa ada perbedaan empati

antara mahasiswa prodi psikologi dengan mahasiswa prodi bimbingan

konesling islam dimana dilihat dari mean mahasiswa psikologi

memiliki empati yang besar yaitu 63,21 sedangkan mahasiswa

bimbinan konselin islam hanya 59,74. Akan tetapi -1,612 dengan taraf

signifikan p=0,109 (p>,05) pada kecanduan gadget, menunjukan

indeks perbedaan Penelitian ini menggunakan teori Goleman dan

Leung, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara kecanduan Gadget dengan empati pada

mahasiswa. 26

2. Jurnal

- Tara lioni, Holilulloh, Yunisca Nurmalisa pengaruh penggunaan

Gadget pada peserta didik terhadap interaksi sosial. Penelitian ini

bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh penggunaan

Gadget pada peserta didik terhadap interaksi sosial. Jenis penelitian

ini adalah kuantitatifdengan menggunakan uji pengaruh antar variabel

yang akan diteliti populasi penelitian ini sebanyak 300 peserta

didiksehingga sampel yang diambil sebanyak 20 % yaitu 60 peserta

didik. Hasil perhitungan hipptesis melalui uji t diperoleh, t hitung

25

Nesy Aryani Fajrin “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran

Remaja Di era Globalisasi” (Program Studi Sosiologi Agama. Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam.Universitas Islam Negeri Yogyakarta). 2013

26

Anggit Purnomo, (Hubungan Antara Kecanduan Gadget (Mobile Phone) dengan Empati

Pada Mahasiswa),Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2014

(35)

GADGET

INTERAKSI SOSIAL

MAHASISWA

OO

DISASOSIATIF

- Persaingan

- Pertentangan

ASOSIATIF

- Akomodasi

- Asimilasi

- Akulturasi

untuk variabel kelompok referensi sebesar 8,872 dan t tabel sebesar

1,672 yang artinya t hitung lebih besar dari pada t table serta nilai

probabilitasnya kurang dari 0,05 yaitu 0,000 yang berarti Ho ditolak

dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan secara persial kelompok

referensi berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial.

C. Kerangka Berfikir

Menurut Sugiyono, “kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan

sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan

secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti”.27

27

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2012). Hal 91

Gambar. 1.1 Bagan Kerangka Berpikir

(36)

Berdasarkan kerangka diatas maka dapat dijelaskan bahwa Gadget dapat

mempengaruhi mahasiswa terhadap interaksi sosial. Adapun bentuk interaksi

(37)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di kampus Universitas Islam Negeri Syarif

(38)

Transkip

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

deskritif kualitatif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil

penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang

logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan

lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik

penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam,

dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Pendekatan kualitatif

adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah.1 Karena itu, sifat penelitian ini adalah naturalistik dan mendasar atau

bersifat kealamiahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan Pengaruh

1

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Alfabeta, 2012). h. 1

(39)

Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial pada Mahasiswa Semester V (lima)

Pendidikan IPS FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

C. Sumber Data dan Sampel Penelitian

1. Sumber Data

Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini adalah

sumber data primer dan sumber data sekunder :

Pada penelitian ini sumber data primer adalah hasil dari pengumpulan

informasi-infromasi yang dilakukan secara langsung melalui wawancara

dengan mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Pengumpulan data primer dengan teknik wawancara bertujuan guna

memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaan gadget terhadap

interaksi sosial pada mahasiswa secara lebih mendalam.

Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang berupa dokumen

dan rekaman sebagai data penunjang penelitian, diperoleh dari pihak-pihak

yang berkaitan dengan objek kajian penulisan skripsi ini. Adapun data

dokumen dan rekaman dalam penelitian ini berupa ponsel dan arsip-arsip

yang dimiliki oleh peneliti mengenai kepemilikan ponsel pada mahasiswa.

2. Sampel

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V

(Lima) jurusan IPS, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik purpossive

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu.2 Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut

yang dianggap paling tahu tentang apa yang ingin peneliti tanyakan kepada

partisipan.

Partisipan penelitian yang menjadi narasumber penelitian ini adalah

mahasiswa semester V (Lima) jurusan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa

yang memiliki gadget yang canggih, dan mahasiswa yang memiliki gadget

2

Sugiyono, op.cit., h. 53-54.

(40)

yang biasa, jumlah keseluruhan ada 78 mahasiswa.3 Alasan peneliti

mengambil partisipan tersebut adalah ingin mengetahui bagaimana dampak

penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa. Hal ini dilihat

dari keadaan mahasiswa yang kekinian. Sampel responden dalam penelitian

ini sebanyak 6 (enam) mahasiswa, terdiri dari 3 (tiga) laki-laki dan 3 (tiga)

perempuan.

D.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti itu

sendiri.4 Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi,

seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian untuk selanjutnya terjun ke

lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi

terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan

tehadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek

penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai

human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,

analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulannya atas temuannya.

Instrumen teknis yang dipakai peneliti adalah dengan pedoman

wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam proses wawancara. Peneliti

akan terjun langsung kelapangan untuk melakukan pengumpulan data, analisis

data dan membuat kesimpulan.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik

pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

3

Hasil Observasi Peneliti 09 Oktober 2015 4

Sugiyono, op.cit., h.59

(41)

1. Observasi

Observasi adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara mengamati

secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan

mencatatnya pada alat observasi.5 Observasi dalam penelitian ini dilakukan

untuk mencari partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti dengan

kriteria mahasiswa yang menggunakan smartphone canggih dan mahassiswa

yang menggunakan smartphone biasa dengan data yang sudah diperoleh.

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan

dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui

saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai

sebagai sumber data.6 Wawancara ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu

wawancara pembuka, wawancara inti dan terakhir member check yang

dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada

sumber-sumber data yang telah memberikan data.7

Wawancara pembuka yaitu dimulai dengan perkenalan profil

partisipan, wawancara ini dilakukan selama 10-20 menit, lalu peneliti dan

partisipan membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk

melakukan wawancara ketahap selanjutnya yaitu wawancara inti dimana

wawancara ini dilakukan untuk menemukan jawaban atau hasil dari

perumusan masalah yang telah ditentukan, wawancara ini dilakukan selama

kurang lebih 35-45 menit.

Setelah itu peneliti menyusun hasil wawancara yang telah dilakukan

oleh narasumber dalam bentuk transkrip wawancara. Selanjutnya, tahap

terakhir member check dimana peneliti mendiskusikan kembali hasil

wawancara yang berupa transkip wawancara untuk disepakati oleh peneliti

dan narasumber agar data tersebut valid sehingga data semakin dipercaya.

Dalam penelitian ini partisipan yang akan diwawancarai berjumlah

enam mahasiswa yaitu, terdiri dari; tiga mahasiswa yang menggunakan

(42)

smartphone canggih dan tiga mahasiswa yang menggunakan smartphone

biasa.

3. Dokumentasi

Dokumen digunakan untuk mendukung dan menambah bukti yang

diperoleh dari sumber yang lain misalnya kebenaran data hasil wawancara.8

Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa arsip-arsip yang

berkaitan dengan data mahasiswa yang menggunaan gadget dari hasil

observasi secara langsung.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di

fahami oleh diri sendiri maupun orang lain.9 Proses analisis data dalam

penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Reduksi Data, kegiatan peneliti menyeleksi memilah-milah data serta

memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Menyajikan Data, setelah data direduksi, peneliti menyajikan data. dalam

penlitian kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam grafik dan

sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami tersebut.

3. Menyimpulkan Data dan Verifikasi, dalam analisis data kualitatif menurut

Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi. Peneliti

8

Ibid., h. 74 9

Ibid., h. 89

Gambar

Gambar. 1.1 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait