1
PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP LOYALITAS
KONSUMEN DI RESTORAN TIP-TOP
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.AB) dalam Program Studi S1 Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh :
ALFIS VIKRAM
110907097
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
i
ABSTRAK
PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DI RESTORAN TIP-TOP
Nama : Alfis Vikram
NIM : 110907097
Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Pembimbing : Drs. Yance, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen di restoran TIP-TOP.
Metode yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh brand image melalui variabel keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh parsial dan simulant keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association), terhadap loyalitas konsumen.
Penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel lainya. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen di restoran TIP-TOP Medan, dengan jumlah sampel 95 responden dengan menggunakan teknik non probability sampling. Pengumpulan data kuesioner, metode analisis yaitu uji instrument ( uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda menggunakan SPSS 18.0 for Windows.
Hasil penelitian ini dengan analisis regresi secara simultan maupun parsial menunjukkan bahwa ada pengaruh antara keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek terhadap loyalitas konsumen yang berarti keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek meningkat maka loyalitas konsumen akan meningkat.
Kata Kunci : brand image, variabel keunggulan asosiasi merek (favorability
of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association),
ii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE ON CONSUMER LOYALTY IN RESTAURANT TIP-TOP
Name : Alfis Vikram
NIM : 11090097
Departmen : Science Business Administration / Business
Faculty : Social Science And Political Science
Supervisor : Drs . Yance, M.Si
This study aims to identify and analyze the influence of brand image on consumer loyalty in the restaurant TIP-TOP.
The method studied in this research is how the influence of brand image through favorability of brand association, strenght of brand association and uniqueness of brand association either partially or simultaneously. The purpose of this study was to analyze the effect of partial and excellence simulant favorability of brand association, strenght of brand association and the uniqueness of brand associations, to customer loyalty.
This study uses associative method using a quantitative approach which aims to analyze the problems of the relationship of a variable with other variables. The population in this study is a customer in the restaurant TIP-TOP Medan, with a sample of 95 respondents using non-probability sampling techniques. Data collection questionnaire, methods of analysis, test instrument (validity and reliability test), the classic assumption test and multiple regression analysis using SPSS 18.0 for Windows.
Results of this research by regression analysis simultaneously or partially showed that there is influence between brand association excellence, strength of brand association and uniqueness of brand associations on consumer loyalty meaningful brand association excellence, strength of brand association and uniqueness of brand associations increases, customer loyalty will increase.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Rasulullah SAW yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul “pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen di restoran TIP-TOP”. Guna mememuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Secara khusus rasa hormat dan terima kasih yang dalam, penulis haturkan kepada ayahanda Amrin, Ibunda Wijianti, dan adikku Ramika Baby , Nindia
Syahfitri dan juga tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih untuk keluarga
besar penulis Kakek M.M. Sundram dan keluarga besar penulis Kakek Adam
Shah yang selalu memberikan dukungan moral dan material dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA, selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Bapak Muhammad Arifin Nasution,S.Sos,MSP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang juga selalu memberikan motivasi dan masukan yang luar biasa bagi penulis selama menjalani perkuliahan sampai sekarang.
iv
5. Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu penulis selama kuliah dalam menyelesaikan keperluan surat -menyurat, serta memberikan motivasi dan masukan yang luar biasa selama menjalani perkuliahan dan yang telah membimbing kami selama magang sampai selesai seminar magang.
6. Bapak Drs. Yance, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran, kritik serta saran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Bapak Darmawan Sriyanto, SE, M.si, Ak yang banyak memberikan sumbangan pemikiran, saran, dan membantu penulis sharing mengenai judul skripsi di tahap awal penulis memulai pengerjaan skripsi.
8. Bapak Agus Edi Rangkuti, SE, M.si yang telah memberikan saran, motivasi dan semangat kepada penulis untuk mengerjakan skripsi.
9. Bang Farid, selaku administrator Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan banyak membantu penulis selama kuliah dalam hal KRS, KHS dan keperluan administrasi lainnya.
10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan tanpa terkecuali yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi, masukan serta bimbingan untuk kehidupan yang lebih.
11. Sahabat penulis tercinta dan tersayang Reza Pahlevi, M.Ghofur,
M.Ghofar, Dwi Yuda Syahputra, Derick Azwindy, Indah Fahrunisa,
Sally Sisva, Rini Ernita, dan Henni Damanik Terima kasih telah
menjadi teman disaat susah dan senang yang saling mendukung dalam menjalani studi selama ini.
12. Sahabat penulis tercinta dan tersayang sejak SMA Adrianto Jau, William
Tanaka, Andrew Citra, Sufena dan Meillisa Lim yang sudah begitu
banyak mendukung penulis dari dulu hingga saat ini.
v
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran, penulis harapkan dengan penuh rasa terima kasih.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya, khususnya untuk Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak – pihak yang telah bersedia membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Amin.
Medan, 07 Agustus 2015
Penulis
vii
2.3 Hubungan brand image dengan loyalitas konsumen ... 16
2.4 Penelitian Terdahulu ... 17
viii
3.8 Teknik Analisis Data ... 30
3.8.1 Uji Asumsi Klasik ... 31
3.8.1.1 Uji Normalitas ... 31
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas ... 31
3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 32
3.9 Metode Analisis Data ... 32
4.4.1 Deskripsi Data Identitas Responden ... 40
4.4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 42
4.4.2.1 Deskripsi Data Variabel brand image ... 42
4.4.2.1.1 keunggulan asosiasi merek (X1) ... 42
4.6.2 Uji Asumsi Multikolinearitas ... 63
4.6.3 Uji Asumsi Heterokedastisitas ... 64
4.7 Metode Analisis Data ... 65
4.7.1 Regresi Linier Berganda ... 65
4.7.2 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ... 67
ix
4.7.4 Uji Parsial (Uji Statistik T) ... 69
4.8 Pembahasan ... 71
4.8.1 Pengaruh Keunggulan Asosiasi Merek terhadap
Loyalitas Konsumen ... 72
4.8.2 Pengaruh Kekuatan Asosiasi Merek terhadap
Loyalitas Konsumen ... 72
4.8.3 Pengaruh Keunikan Asosiasi Merek terhadap
Loyalitas Konsumen ... 73
4.8.4 Pengaruh Brand Image (Keunggulan Asosiasi Merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan merek)
terhadap Loyalitas Konsumen ... 73
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 76
5.2 Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Bagan Operasional Variabel ... 26
Tabel 4.1 Jenis Kelamin responden ... 40
Tabel 4.2 Usia Responden ... 41
Tabel 4.3 Pekerjaan Respoden ... 41
Tabel 4.4 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 1 ... 42
Tabel 4.5 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 2 ... 43
Tabel 4.6 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 3 ... 43
Tabel 4.7 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 4 ... 44
Tabel 4.8 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 5 ... 45
Tabel 4.9 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 1 ... 45
Tabel 4.10 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 2 ... 46
Tabel 4.11 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 3 ... 47
Tabel 4.12 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 4 ... 47
Tabel 4.13 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 5 ... 48
Tabel 4.14 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 6 ... 48
Tabel 4.15 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 1 ... 49
Tabel 4.16 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 2 ... 50
Tabel 4.17 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 3 ... 50
Tabel 4.18 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 4 ... 51
Tabel 4.19 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 5 ... 51
Tabel 4.20 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 6 ... 52
Tabel 4.21 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 1 ... 53
Tabel 4.22 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 2 ... 53
Tabel 4.23 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 3 ... 54
Tabel 4.24 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 4 ... 55
Tabel 4.25 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 5 ... 55
Tabel 4.26 Distribusi jawaban kuesioner pernyataan 6 ... 56
Tabel 4.27 Uji Validitas Keunggulan Asosiasi Merek (X1) ... 57
Tabel 4.28 Uji Validitas Kekuatan Asosiasi Merek (X2) ... 58
Tabel 4.29 Uji Validitas Keunikan Asosiasi Merek (X3) ... 58
Tabel 4.30 Uji Validitas Loyalitas Konsumen Merek (Y) ... 59
Tabel 4.31 Uji Reliabilitas Keunggulan Asosiasi Merek (X1) ... 60
Tabel 4.32 Uji Reliabilitas Kekuatan Asosiasi Merek (X2) ... 60
Tabel 4.33 Uji Reliabilitas Keunikan Asosiasi Merek (X3) ... 60
Tabel 4.34 Uji Reliabilitas Loyalitas Konsumen Merek (Y) ... 61
Tabel 4.35 Hasil Uji Reliabilitas ... 61
Tabel 4.36 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas ... 63
Tabel 4.37 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 66
Tabel 4.38 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 67
Tabel 4.39 Hasil Uji Simultan F ... 69
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 15
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Restoran TIP-TOP ... 38
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 62
i
ABSTRAK
PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DI RESTORAN TIP-TOP
Nama : Alfis Vikram
NIM : 110907097
Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Pembimbing : Drs. Yance, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen di restoran TIP-TOP.
Metode yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh brand image melalui variabel keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh parsial dan simulant keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association), terhadap loyalitas konsumen.
Penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel lainya. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen di restoran TIP-TOP Medan, dengan jumlah sampel 95 responden dengan menggunakan teknik non probability sampling. Pengumpulan data kuesioner, metode analisis yaitu uji instrument ( uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda menggunakan SPSS 18.0 for Windows.
Hasil penelitian ini dengan analisis regresi secara simultan maupun parsial menunjukkan bahwa ada pengaruh antara keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek terhadap loyalitas konsumen yang berarti keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek meningkat maka loyalitas konsumen akan meningkat.
Kata Kunci : brand image, variabel keunggulan asosiasi merek (favorability
of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association),
ii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE ON CONSUMER LOYALTY IN RESTAURANT TIP-TOP
Name : Alfis Vikram
NIM : 11090097
Departmen : Science Business Administration / Business
Faculty : Social Science And Political Science
Supervisor : Drs . Yance, M.Si
This study aims to identify and analyze the influence of brand image on consumer loyalty in the restaurant TIP-TOP.
The method studied in this research is how the influence of brand image through favorability of brand association, strenght of brand association and uniqueness of brand association either partially or simultaneously. The purpose of this study was to analyze the effect of partial and excellence simulant favorability of brand association, strenght of brand association and the uniqueness of brand associations, to customer loyalty.
This study uses associative method using a quantitative approach which aims to analyze the problems of the relationship of a variable with other variables. The population in this study is a customer in the restaurant TIP-TOP Medan, with a sample of 95 respondents using non-probability sampling techniques. Data collection questionnaire, methods of analysis, test instrument (validity and reliability test), the classic assumption test and multiple regression analysis using SPSS 18.0 for Windows.
Results of this research by regression analysis simultaneously or partially showed that there is influence between brand association excellence, strength of brand association and uniqueness of brand associations on consumer loyalty meaningful brand association excellence, strength of brand association and uniqueness of brand associations increases, customer loyalty will increase.
1
BAB I
PENDAHULUAN
3.10 Latar Belakang
Seperti kita ketahui makan merupakan kebutuhan pokok setiap orang.
Akan tetapi dalam mengonsumsi makanan setiap orang memiliki selera yang
berbeda-beda dan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda pula. Maka
banyak penyaji atau penjual makanan yang menyajikan berbagai variasi dan jenis
makanan dengan suasana tempat, cara, dan konsep penyajian yang berbeda-beda.
Salah satu usaha yang melayani jasa pelayanan makanan/kuliner adalah restoran.
Usaha restoran sangat berkembang saat ini dan semakin menjamur diberbagai
wilayah. Begitu pula dengan konsumen yang membutuhkan jasa pelayanan
kuliner dari restoran tersebut yang semakin hari semakin bertambah.
Karena semakin banyaknya restoran saat ini membuat konsumen memiliki
banyak pilihan dalam penentuan jasa pelayanan restoran yang akan menjadi
pilihannya. Di Kota Medan sendiri banyak pilihan restoran yang bisa dikunjungi
untuk dinikmati hidangannya, akan tetapi diantara sekian banyaknya pilihan
restoran tersebut ada beberapa diantaranya yang tidak hanya sekedar untuk
dinikmati hidangannya saja, tetapi juga suasana dan kesan yang dimilikinya,
misalnya seperti restoran yang memiliki nilai sejarah, usianya yang sudah cukup
tua, keunikan penyajian, cita rasa yang memiliki ciri khas tersendiri, brand yang
sudah dikenal luas oleh masyarakat, dsb. Hingga saat ini di Kota Medan masih
mempunyai restoran-restoran yang memiliki ciri-ciri dan keunikan seperti diatas.
tersebut adalah Restoran TIP-TOP, Garuda, Kalasan, Lembur Kuring, dsb. Dari
beberapa contoh restoran tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian di
restoran TIP-TOP, karena restoran TIP-TOP merupakan restoran tertua di Kota
Medan dan memiliki nilai sejarah yang dimulai sejak jaman penjajahan Belanda
yang menjadi saksi bisu betapa cepat kota ini berkembang. Tip-Top berada di
gerbang menuju Kesawan, di Jalan Ahmad Yani, selama sejarah sosial berjalan di
masa lalu. Tak hanya bernilai sejarah, restauran Tip-Top juga merupakan tempat
berkumpulnya orang-orang yang ingin mengingat kenangan indah masa lalu.
Turis-turis tua Belanda yang dulu pernah berada di sini akan datang kembali jika
mereka berkunjung ke Sumatera Utara. Suasana romantis tempo dulu masih dapat
dirasakan di tempat ini.
Pada saat ini, Tip-Top dikelilingi oleh bangunan-bangunan tua yang
mungkin tidak lama lagi akan dihancurkan. Keadaan berubah dengan cepat, tapi
restauran ini tetap konsisten akan keberadaannya. Barang-barang lama seperti
bangunan, mesin, meja dan kursi serta piano masih tetap digunakan. Tip-Top
masih menggunakan tungku kayu bakar jaman Belanda sejak tahun 1934. Tungku
ini menggunakan kayu bakar berkualitas baik sehingga dapat menghasilkan kue
dengan aroma yang harum dan cita rasa yang enak. Kue-kue istimewa seperti kue
tart, specolaas, saucijsebrood, moorkop, horen dan lain-lain dihasilkan dari tungku
kayu bakar ini. Restauran ini juga menyediakan berbagai menu makanan dari
Indonesia, China dan Eropa seperti steak ayam, steak lidah, salad, omelet,
bitterballen, pancake, nasi goreng, cap-cay, fouyonghai, gado-gado, kari kambing,
memiliki cita rasa tersendiri menjadi hidangan penutup yang istimewa sesuai
dengan iklim kota Medan yang cukup panas.
Waktu terus berlalu, tapi restaurant ini tetap berjalan dengan konsep,
tradisi serta resep-resep lama yang tetap dipertahankan. Setiap orang dapat
melihat sejarah yang terpampang di dinding restaurant tua ini, banyak foto-foto
kenangan aktivitas restoran TIP-TOP dan momen-momen daerah Kesawan pada
zaman Belanda. Alunan live music Kwint Vocal Group dari ruang musik, merdu
terdengar seakan mengajak pengunjung bernostalgia. Tip-Top tidak hanya dikenal
dengan makanan dan kue yang enak, tapi juga merupakan bagian dari sejarah
dimana TIP-TOP juga merupakan salah satu restaurant tertua di Indonesia.
Hal inilah yang membuat TIP-TOP tetap bertahan hingga saat ini dan
menjadikannya berbeda dari restoran lainnya di Kota Medan, sehingga para
konsumen akan terkesan untuk mengunjungi kembali. TIP-TOP tentunya
mempunyai pesaing sejenis di segmen pasarnya yang tentu saja juga mempunyai
keunggulannya tersendiri dalam bersaing untuk mempertahankan minat beli
konsumennya. Sehingga membuat adanya kompetisi bagi para pengusaha restoran
untuk berlomba dan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan
terbaik serta melakukan strategi pemasaran yang baik agar dapat mempertahankan
minat beli konsumennya.
Pemasaran adalah salah satu jalan untuk memperkenalkan produk kepada
konsumen. Menurut Kotler (dalam Kartajaya, 2000) sejak dulu pemasaran dikenal
memiliki 9 elemen yaitu: segmentasitargetting, possitioning, diferensiasi,
maka suatu usaha restoran dapat berkembang dan bertahan dengan baik disegmen
pasarnya, dan juga dapat membentuk paradigma positif terhadap brand yang
dipasarkannya sehingga brand tersebut akan melekat diingatan konsumen dan
membentuk citra tersendiri, yang disebut dengan brand image.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001) brand image atau citra suatu merek
adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. brand image
yang kuat di benak pelanggan dibentuk dari 3 unsur yang terdapat pada Badan
Pemegang Merek (Keller,1993), yaitu; Keungulan Asosiasi Merek (Favorability
of Brand Association), Kekuatan Asosiasi Merek (Strength of Brand Association)
dan Keunikan Asosiasi Merek (Uniqueness of Brand Association). Semakin kuat
brand image di benak pelanggan maka semakin kuat pula rasa percaya diri
pelanggan untuk tetap loyal atau setia terhadap produk yang dibelinya. Sehingga
membentuk loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.
Loyalitas konsumen sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan
hidup suatu usaha, karena apabila suatu usaha kehilangan loyalitas dari
konsumennya maka usaha tersebut ibarat berjalan dengan satu kaki. Loyalitas dari
konsumen sangat berpengaruh besar karena konsumen yang loyal akan terus
kembali dan membeli produk atau jasa yang kita jual tanpa banyak
mempertimbangkan harga lagi. Oleh karena itu, Memelihara loyalitas konsumen
merupakan tuntutan yang harus diperhatikan dalam era bisnis saat ini, karena pada
dasarnya melalui terpeliharanya loyalitas konsumen maka perusahaan akan dapat
survive menghadapi ketatnya persaingan yang terjadi. Adapun defenisi loyalitas
adalah pembentukan sikap dan pola perilaku seorang konsumen terhadap
(Griffin, 2005). sehingga hal tersebut dapat mengantar sebuah perusahaan untuk
tetap mendapatkan keuntungan dari waktu kewaktu.
Hal inilah yang membuat restoran TIP-TOP masih survive dan banyak
diminati hingga saat ini oleh para konsumennya. Sedangkan disisi lain, banyak
juga restoran baru yang muncul dengan menu, suasana tempat dan konsep baru.
Tentu saja ini menjadi ancaman bagi TIP-TOP yang tidak bisa diabaikan, maka
dalam hal ini yang dipertanyakan adalah bagaimana brand image TIP-TOP
dibenak konsumen sehingga membuat konsumen tetap loyal terhadap
produk-produk dari restoran TIP-TOP.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image terhadap loyalitas konsumen
3.11 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi
perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. apakah brand image melalui variable-variabel keunggulan asosiasi merek
(favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of
brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand
association) berpengaruh secara positif terhadap loyalitas konsumen
restoran TIP – TOP Medan?
2. variabel brand image manakah yang dominan berpengaruh terhadap
loyalitas konsumen restoran TIP TOP Medan?
3.12 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh brand image melalui variabel keunggulan
asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi
merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek
(uniqueness of brand association) terhadap loyalitas konsumen restoran
TIP TOP Medan.
2. Untuk mengetahui variabel brand image mana yang dominan
1.5 Manfaat Penelitian
1. sebagai referensi bagi restaurant TIP-TOP agar tetap menjaga dan
mempertahankan brand image untuk mempertahankan loyalitas
konsumennya.
2. Bagi Program Studi untuk memberikan tambahan referensi bagi peneliti
lain dimasa mendatang yang bermaksud mengkaji hal yang relevan
dengan penelitian ini.
3. Bagi peneliti sebagai tambahan kajian khususnya mengenai pengaruh
brand image terhadap loyalitas konsumen yang akan dilakukan untuk
8
BAB II
KERANGKA TEORI
2.2 Deskripsi Teori
5.1.1 Brand (Merek)
brand (merek) dapat diibaratkan seperti kita mengenal manusia lewat
namanya. Sedangkan menurut Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan
Brand (Merek) sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi
dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikannya dari barang atau
jasa pesaing (Kotler, 2008). Brand (Merek) adalah suatu nama, istilah, tanda,
lambang atau desaign, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan
akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing (Laksana, 2008).
Pendapat Keller (dalam Sadat, 2009) istilah brand berasal dari kata brandr
yang berarti “to brand” yaitu aktivitas yang sering dilakukan para peternak sapi
Amerika dengan memberikan tanda pada ternak-ternak mereka untuk
memudahkan identifikasi kepemilikan sebelum dijual ke pasar. Sedangkan
menurut Afif (dalam Sadat, 2009) kata merek yang sering kita gunakan sebagai
terjemahan kata brand berasal dari bahasa Belanda yang diadopsi dan digunakan
secara luas dalam bahasa pemasaran kita.
Dalam perkembangannya, merek memiliki banyak definisi. Hal ini tidak
lepas dari beragamnya perspektif pemerhati dan ahli pemasaran. Seperti pendapat
Kegan (dalam Sadat, 2009) misalnya mendefinisikan merek sebagai sekumpulan
citra dan pengalaman kompleks dalam benak pelanggan, yang mengomunikasikan
diproduksi oleh perusahaan tertentu. Menurut Sadat (2009) dari beberapa
pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa menciptakan merek dapat dimulai
dengan memilih nama, logo, simbol, desain, serta atribut lainnya, atau dapat saja
merupakan kombinasi dari aspek-aspek tersebut yang bertujuan untuk
membedakan sebuah produk dengan produk pesaing melalui keunikan serta segala
sesuatu yang dapat menambah nilai bagi pelanggan.
5.1.2 Kriteria Brand (Merek)
Menilai baik-tidaknya suatu brand (Merek) dapat dilihat dari kriteria-kriteria
mengenai merek yang baik. Ada beberapa kriteria merek yang baik, yaitu
(Setiawan, 2006) :
1. Terlindung dengan baik
2. Mudah diucapkan
3. Mudah Diingat Mudah dikenali
4. Menarik
5. Menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk
6. Menonjolkan citra perusahaan atau produk
7. Menonjolkan perbedaan produk dibanding pesaing
4.1.3 Image (Citra)
Image (citra) merupakan suatu komponen pendukung bagi sebuah merek,
dimana ia mewakili “wajah” dan juga mutu sebuah produk. Jika merek ibarat
mengenal manusia dari namanya, maka image (citra) bagaikan kesan yang kita
lihat dari manusianya. Seperti yang dikatakan Kotler (dalam Kotler & Susanto,
1999) bahwa citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan. Pendapat
bahwa citra merupakan apa yang dipikirkan atau bahkan dibayangkan orang-orang
tentang sesuatu.
Menurut Setiadi (2003) mengatakan bahwa persepsi merupakan proses
dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Selain itu
Harowitz (dalam Francoeur, 2004) menemukan bahwa citra adalah sekumpulan
dari memory fragmens, rekonstruksi, reinterpretasi, dan simbol yang dikenakan
objek, perasaan ide-ide. Jadi dapat kita lihat secara lebih mendalam bahwa citra
merupakan serangkaian proses yang terangkum dalam persepsi individu.
Jadi jelaslah bahwa persepsi konsumen mengenai sebuah merek berisi gambaran
dari sekumpulan identitas ataupun ekspresi kepribadian yang dimasukkan ke
dalam suatu produk atau merek. Untuk itu produsen perlu kreatifitas dan usaha
yang keras dalam membangun citra, karena belum tentu apa yang kita
proyeksikan sama dengan apa yang dipersepsikan konsumen. Membangun citra
merupakan suatu hal yang penting bagi produsen. Sebab citra adalah suatu kriteria
yang digunakan konsumen dalam membuat keputusan membeli. Sebagaimana
dikatakan oleh Beach (dalam Francoeur, 2004) yang mendefinisikan citra sebagai
skemata atau cognitif pathways yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
5.1.4 Brand Image (Citra Merek)
Sepeti yang telah diuraikan di atas, bahwa brand (merek) bagaikan
mengenal orang lewat namanya dan image (citra) itu bagaikan melihat orang dari
kesannya. Maka brand image (citra merek) dapat dianalogikan sebagai melihat
suatu kesan dari sebuah nama. Seperti yang dikatakan oleh Susanto (2007) bahwa
merek. Dimana hal ini menyangkut bagaimana seorang konsumen
menggambarkan apa yang mereka pikirkan mengenai sebuah merek dan apa yang
mereka rasakan mengenai merek tersebut ketika mereka memikirkannya (Maja
Hribar, 2007). Hal ini sejalan dengan penjelasan Setiadi (2003) mengenai persepsi
yang mengatakan bahwa persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti di dunia ini.
Selain itu, dalam konsep pemasaran, citra merek sering direferensikan
sebagai aspek psikologis, yaitu : citra yang dibangun dalam alam bawah sadar
konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau
jasa (Setiawan, 2006). Untuk itulah pembangunan sebuah citra merek, terutama
citra yang positif menjadi salah satu hal yang penting. Sebab tanpa citra kuat dan
positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan
mempertahankan yang sudah ada, dan pada saat yang sama meminta mereka
membayar harga yang tinggi (Susanto, 2007).
Brand image juga dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul
dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut
secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang
dikaitkan kepada suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir tentang orang lain.
Asosiasi ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan: jenis, dukungan, kekuatan, dan
keunikan (Shimp, 2003). Menurut Fandi Tjiptono (1997) citra merek (Brand
Image) yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek
tertentu. Menurut Kotler (2008) citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang
memori konsumen. brand image (Citra merek) umumnya didefinisikan segala hal
yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen.
Brand image (citra merek) merepresentasikan keseluruhan persepsi
konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman
konsumen terhadap suatu merek (Suryani, 2008). Citra merek dibentuk melalui
kepuasan konsumen, penjualan dengan sendirinya diperoleh melalui kepuasan
konsumen, sebab konsumen yang puas selain akan kembali membeli, juga akan
mengajak calon pembeli lainnya (Aaker, 1996). Merek yang kuat adalah merek
yang jelas, berbeda, dan unggul secara relevatif dibanding pesaingnya. Kalau kita
berbicara tentang produk, kita hanya membicarakan ruang lingkup, kualitas, dan
penggunaan.
5.1.5 Loyalitas Konsumen
Loyalitas adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli brand
(merek) tertentu dibandingkan brand (merek) yang lain dalam kategori produk
(Giddens dalam Dewi, 2011). Menganalisa loyalitas konsumen akan lebih berhasil
apabila mampu memahami aspek psikologis manusia. Persepsi merupakan salah
satu aspek tersebut dan sebelum persepsi konsumen terbentuk terhadap suatu
objek, dalam hal ini kualitas, harga, dan suasana restoran merupakan faktor yang
memotivasi konsumen dalam suatu produk. Konsumen mempunyai rasa suka dan
tidak suka setelah mereka membeli produk dan kemudian persepsi terbentuk dan
akan menentukan perilaku terhadap merek restoran yang menjual produk tersebut.
Hal ini dikarenakan persepsi menjelaskan evaluasi kognitif, perasaan emosional,
Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh
suatu perusahaan yang tercermin dari kebiasaan konsumen dalam melakukan
pembelian barang atau jasa secara terus menerus harus selalu diperhatikan oleh
perusahaan atau produsen. Bagi perusahaan, loyalitas konsumen dapat
memberikan nilai yang tinggi bagi inisiatif kepedulian para pelanggan, yaitu lebih
mudah dan lebih murah untuk mempertahankan pelanggan yang loyal, daripada
menarik pelanggan baru yang loyalitasnya belum terbukti. Dengan demikian
perusahaan perlu mengamati loyalitas konsumen untuk dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen serta tercapainya tujuan suatu perusahaan.
Loyalitas menurut Engel adalah loyalitas konsumen akan suatu barang
atau jasa tersebut secara terus-menerus, kebiasaan ini termotivasi sehingga sulit
dirubah dan sering berakar dalam keterlibatan yang sangat tinggi (Engel, dkk,
1995).
Selanjutnya Griffin (dalam Jasfar, 2002) berpendapat bahwa seorang
pelanggan dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan
perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan
pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu. Upaya
memberikan kepuasan pelanggan dilakukan untuk mempengaruhi sikap
pelanggan, sedangkan konsep loyalitas pelanggan lebih berkaitan dengan perilaku
pelanggan daripada sikap dari pelanggan. Dari pernyataan di atas memberikan
dimensi yang lebih luas tentang ukuran perilaku pelanggan yang loyal, antara lain:
1. Loyalitas pelanggan diukur dari frekuensi konsumsi suatu produk tertentu
lebih tinggi berarti dapat dikatakan lebih loyal dari pelanggan yang
frekuensinya lebih rendah.
2. Ukuran loyalitas pelanggan berkembang pada perilaku pembelian
pelanggan terhadap layanan baru yang dikeluarkan, artinya bila suatu
restoran mengeluarkan produk/varian baru maka pelanggan akan bersedia
mencoba produk baru tersebut.
3. Loyalitas pelanggan adalah sikap daripada pelanggan dalam memberikan
rekomendasi bagi orang lain untuk memakai jasa yang sama.
Pada umumnya konsumen yang mempunyai loyalitas tinggi terhadap suatu
restoran cenderung fanatik dan memakai kembali produk restoran tersebut apabila
memerlukannya, tanpa berfikir panjang konsumen yang mempunyai loyalitas
tinggi akan mengambil keputusan untuk memakai barang atau jasa tersebut.
Konsumen dengan loyalitas tinggi akan memberitahukan keunggulan dan kualitas
layanan tersebut kepada orang lain bahkan sering memberikan saran untuk
menggunakan layanan jasa yang diberikan kepada konsumen. Fullerton dan
Taylor (dalam Jasfar 2002) membagi tingkat loyalitas konsumen dalam tiga tahap:
1. Loyalitas advokasi, merupakan sikap pelanggan untuk memberikan
rekomendasi kepada orang lain untuk melakukan pembelian ulang
terhadap produk atau jasa. Loyalitas advokasi pada umumnya disertai
dengan pembelaan konsumen terhadap produk atau jasa yang dipakai.
2. Loyalitas repurchase, loyalitas pelanggan berkembang pada perilaku
pembelian pelanggan terhadap layanan baru yang dikeluarkan oleh suatu
3. Loyalitas paymore, loyalitas pelanggan untuk kembali melakukan
transaksi untuk menggunakan produk atau jasa yang telah dipakai oleh
konsumen tersebut dengan pengorbanan yang lebih besar.
Ciri-ciri loyalitas konsumen :
Konsumen yang loyal terhadap suatu merek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki komitmen pada merek tersebut
2. Berani membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan dengan
merek lain.
3. Merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain.
4. Dalam melakukan pembelian kembali produk tersebut, tidak melakukan
pertimbangan
5. Selain mengikuti informasi yang berkaitan dengan merek tersebut, juga
selalu mengikuti perkembangannya.
6. Dapat menjadi semacam juru bicara dari merek tersebut dan selalu
5.2 Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
7.3 Hubungan brand image dengan loyalitas konsumen
Brand image akan sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam
memilih dan mengambil keputusan untuk membeli dan mengkonsumsi suatu
produk, brand image yang baik akan membuat konsumen menjadi loyal dengan
produk/jasa yang ditawarkan begitu pula sebaliknya, maka dengan brand image
yang baik konsumen akan melakukan pembelian secara berulang. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa brand image merupakan salah satu yang
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.
5.4 Penelitian Terdahulu
Adapun yang mendukung penelitian ini dapat dipengaruhi oleh penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh brand image terhadap loyalitas
konsumen, sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti sehingga dapat
dijadikan referensi dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian tersebut adalah
menganalisis pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Danny Alexander Bastian, dengan judul Analisa Pengaruh Citra Merek
(Brand Image) dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) Terhadap Loyalitas
Merek (Brand Loyalty) ADES PT. Ades Alfindo Putra Setia, tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Image terhadap Brand
Trust ADES PT Ades Alfindo Putra Setia. Kesimpulan, variabel brand image
berpengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty. Hal ini menunjukkan
citra merek yang dibentuk karena perusahaan mampu memberikan presepsi
yang baik kepada konsumennya dan juga menjaga dan mengelola hubungan
dengan konsumen ADES. Variabel brand trust berpengaruh terhadap brand
loyalty. Hal ini menunjukkan upaya yang ada dalam membangun
kepercayaan konsumen melalui pemenuhan kebutuhan keinginan konsumen
akan air minum kemasan. Variabel brand image berpengaruh signifikan
terhadap brand trust. Hal ini menunjukkan bahwa sejauh mana citra merek
perusahaan mampu menciptakan kepercayaan merek terhadap pelanggan,
karena ketika konsumen sudah terpuaskan kebutuhan dan harapannya, maka
2. Antonio Nalau, dengan judul Brand Image Terhadap Loyalitas Pelanggan
J.Co Donuts & Coffee Di Plaza Mulia Samarinda, tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh Citra Merek (Brand Image) melalui variable
keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan
asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek
(uniqueness of brand association) terhadap Loyalitas Pelanggan J.CO Donuts
& Coffee di Plaza Mulia Samarinda. Untuk mengetahui variabel Citra Merek
(Brand Image) yang mana yang dominan mempengaruhi Loyalitas Pelanggan
J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda. Kesimpulan, Melalui
pengujian secara serempak/simultan (Uji F) dapat disimpulkan bahwa citra
merek (brand image) dengan indikator keunggulan asosiasi merek
(favorability of brand associaton), kekuatan asosiasi merek (strength of brand
association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
variabel dependen, yaitu loyalitas pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa
citra merek melalu indicator keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi
merek dan keunikan asosiasi merek berpengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda.
Berdasarkan pengujian secara parsial (Uji t), ternyata hasil penelitian
membuktikan bahwa tidak semua indikator dari variabel independen citra
merek (brand image), yaitu keunggulan asosiasi merek (favorability of brand
associaton), kekuatan asosiasi merek (strength of brand association) dan
keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) mempunyai
pelanggan J.CO Donuts & Cofee di Plaza Mulia Samarinda. Variabel
keunggulan asosiasi merek disini terbukti berpengaruh secara dominan positif
dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa
keunggulan asosiasi merek berpengaruh dominan dan positif terhadap
loyalitas pelanggan. Lalu keunikan asosiasi merek disini juga terbukti
berpengaruh secara positif tetapi tidak dominan dan signifikan terhadap
loyalitas pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa keunikan asosiasi merek
berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. sedangkan kekuatan
asosiasi merek disini terbukti berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap loyalitas pelanggan atau dapat dikatakan keunggulan asosiasi merek
tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
3. Farid Yuniar Nugrohoho, judul Pengaruh Citra Merek dan Kepuasan
Pelanggan Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Perilaku Konsumen
Rumah Makan Gudeg Pawon Di Janturan Umbulharjo). Tujuan penelitian
Menganalisis citra merek rumah makan “Gudeg Pawon” Menganalisis
kepuasan konsumen rumah makan “Gudeg Pawon” Menganalisis loyalitas
pelanggan rumah makan “Gudeg Pawon” Menganalisis pengaruh citra merek
dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan pada produk rumah
makan “Gudeg Pawon”. Kesimpulan, Citra merek pada rumah makan gudeg
pawon baik, dengan skor rata-rata skor rata – rata citra merek sebesar 32,743.
Dengan skor rata – rata tertinggi adalah pada dimensi keempukan
(krecek,tempe,telur/ayam) sesuai dengan harapan konsumen sebesar 4,37 .
Kepuasan konsumen rumah makan gudeg pawon adalah cukup baik, dengan
tertinggi adalah pada dimensi bumbu dan bahan olahan lain sebesar 4,05 .
Loyalitas konsumen rumah makan gudeg pawon adalah baik, dengan skor
rata–rata loyalitas konsumen adalah sebesar 19,62 (78,50), dengan skor rata –
rata tertinggi adalah pada dimensi merekomendasikan Gudeg Pawon kepada
orang lain dan melakukan pembelian ulang Gudeg Pawon sebesar 4,083.
Adanya pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan pada produk
rumah makan gudeg pawon. Teknik analisis yang digunakan adalah
menggunakan model regresi linear berganda. Nilai konstanta (a) diperoleh
sebesar 0,046 yang berarti apabila variabel citra merek diasumsikan tidak ada
maka loyalitas konsumen yang terbentuk sebesar 0,046. Koefisien regresi
citra merek (b) sebesar 0,379 menunjukkan bila ada peningkatan citra merek
maka akan meningkatkan loyalitas konsumen Rumah Makan Gudeg Pawon.
Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh adalah sebesar 0.447
yang berarti kontribusi pangaruh variabel citra merek, adalah sebesar 44,7 %
dan sisanya sebesar 55,3 % dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Hal ini
berarti variabel citra merek mampu memberikan pengaruh yang besar
terhadap perubahan loyalitas konsumen Rumah Makan Gudeg Pawon.
4. Priska Nita Anggraeni, judul Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas
Konsumen Deangan Kepuasan Konsumen Sebagai Mediasi Pada Produk
VIVA Kosmetik di Kota Surabaya. Tujuan penelitian untuk menganalisis
pengaruh functional benefit terhadap kepuasan konsumen pada produk Viva
kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh functional benefit
terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya.
pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh
symbolic benefit terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di
kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan konsumen terhadap
loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk
menganalisis kepuasan konsumen memediasi hubungan functional benefit
terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya.
Untuk menganalisis kepuasan konsumen memediasi hubungan symbolic
benefit terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota
Surabaya.
5. Novita Wongso, judul Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Konsumen
KFC di Perumahan Citra Garden 2. Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh Brand image terhadap loyalitas konsumen KFC di Perumahan Citra
Garden 2. Kesimpulan, Berdasarkan hasil perhitungan Mean Score pada
indikator brand image seperti: kualitas produk, bahan yang digunakan, iklan,
logo, rasa, harga, variasi rasa, dan pelayanan, maka indikator utama brand
image KFC adalah kualitas produk, yaitu sebesar 4.16. Kemudian hasil
perhitungan Overall Mean Score (OMS) pada brand image, memiliki nilai
sebesar 3.85, yang terletak pada rentang: 3.41 – 4.20, yang berarti bahwa
brand image KFC di mata konsumen adalah baik. Hal ini dikarenakan
kualitas produk KFC yang bermutu dan terjamin serta pelayanan yang cepat
sehingga memenuhi kepuasan konsumen. Berdasarkan hasil perhitungan
Mean Score pada indikator loyalitas konsumen seperti: melakukan pembelian
kembali, membeli antarlini produk, rekomendasi, dan tidak berpindah merek,
produk, yaitu sebesar 4.01. Kemudian hasil perhitungan Overall Mean Score
(OMS) pada loyalitas, memiliki nilai sebesar 3.78, yang terletak pada rentang:
3.41 – 4.20, yang berarti bahwa loyalitas konsumen KFC adalah tinggi.
Loyalitas konsumen KFC pada tingkat ini termasuk dalam kategori loyalitas
yang terbagi, yaitu konsumen yang loyal kepada dua atau tiga merek. Dalam
penelitian ini, terlihat bahwa variabel brand image memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap variabel loyalitas konsumen. Besarnya pengaruh
brand image terhadap loyalitas konsumen KFC di Perumahan Citra Garden 2
yaitu 77.1%. Berdasarkan hasil analisa regresi sederhana, dapat disimpulkan
bahwa apabila brand image ditingkatkan maka loyalitas konsumen KFC di
Perumahan Citra Garden 2 akan meningkat. Selain itu, berdasarkan hasil uji f
dan uji t, kolom sig. terdapat P-Value sebesar 0.000, yang berarti
menunjukkan bahwa P-Value lebih kecil dari _ = 0.05 (0.000 < 0.05). Hal ini
menyatakan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain secara
statistik terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
brand image terhadap variabel loyalitas konsumen KFC Perumahan Citra
23
BAB III
METODE PENELITIAN
6.1 Pendekatan Penelitian
Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode asosiatif dengan menggunakan analisa data kuantitatif yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Dengan metode ini
diharapkan dapat mengetahui hubungan antara brand image terhadap loyalitas
konsumen.
6.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis akan melakukan penelitian di restoran TIP-TOP Jl. Jend. Ahmad
Yani No.92 A-B, Kota Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Juni 2015 sampai dengan selesai.
6.3 Populasi dan Sampel
6.3.1 Populasi
Menurut Azuar Juliandi (2013) populasi penelitian merupakan seluruh
elemen/unsur yang akan diamati atau diteliti. Pada penelitian ini, populasi yang
diambil adalah konsumen dari restoran TIP-TOP. Berdasarkan hasil pra survey
yang dilakukan peneliti terhadap karyawan TIP-TOP menyatakan bahwa rata rata
konsumen/pengunjung yang datang adalah sebanyak 60 orang per harinya. Maka
rata rata jumlah konsumen dalam sebulan adalah 1.800 orang. Jumlah konsumen
7.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang dipilih dalam
penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan metode
purposive sampling/judgement sampling. Pengambilan sampel dengan metode
purposive sampling/judgement sampling adalah dengan memilih sampel dari suatu
populasi berdasarkan pertimbangan ahli maupun pertimbangan ilmiah. Teknik ini
memberikan persyaratan yang cukup ketat agar sampel yang dipilih sesuai dengan
karekteristik yang dikehendaki dalam analisis (Juliandi, 2013).
Rumus yang digunakan dalam penarikan sampel ini adalah dengan
menggunakan formulasi slovin dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
� = N
1 +�(�)2
�= 1800
1 + 1800(0.10)2
�= 1800
19
� = 94,7
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang akan diambil
N = Jumlah populasi yang ada yaitu 1800 orang konsumen
e = Batas kesalahan yang diinginkan/desired margin of error (10%)
Dari rumus slovin tersebut, maka ditentukan jumlah sampel dalam penelitian ini
6.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan
memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti. Pembuktian
dari hipotesa tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang
jelas. Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesa sebagai
berikut :
1. Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Brand Image
terhadap loyalitas konsumen di restoran TIP-TOP.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Brand
Image terhadap loyalitas konsumen di restoran TIP-TOP.
2. Diduga keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) adalah
variabel yang berpengaruh dominan terhadap Loyalitas Pelanggan restoran
TIP-TOP.
6.5 Definisi Konsep
Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai
ciri yang sama. Menurut singarimbun (1995) konsep adalah istilah dan definisi
yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian dan
keadaan akan kelompok maupun individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang
berkaitan satu sama lainnya.
Untuk menetapkan batasan yang lebih jelas dari kedua variabel yang
a. Brand Image
Brand Image mengacu pada apa yang dipersepsikan oleh konsumen
mengenai sebuah merek. Yang terbagi atas 3 variabel :
1. Keunggulan Asosiasi Merek (Favorability of brand association)
2. Kekuatan dari Asosiasi Merek (strenght of brand association)
3. Keunikan dari Asosiasi Merek (uniqueness of brand association)
b. Loyalitas Konsumen
Loyalitas Konsumen merupakan kebiasaan konsumen dalam melakukan
pembelian suatu barang dan jasa dengan brand (merek) secara
berulang-ulang.
6.6 Definisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995). Hal ini
bertujuan untuk mempermudah operasionalisasi kerangka teori yang telah
ditentukan sebelumnya.
Tabel 3.1
Bagan Operasional Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator
Keunikan Dari Asosiasi
Tidak ada pesaing yang
menggunakan nama yang
Kualitas jasa dan produk.
Harapan konsumen.
6.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data-data
yang relevan bagi penelitian (Azuar Juliandi, 2013). Teknik pengumpulan data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil
penelitian langsung yang dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti anatara lain:
a. Observasi
Observasi dilakukan secara langsung di lokasi yang menjadi objek
penelitian guna mendapatkan data primer.
b. Kuisioner (Angket)
Penelitian dilakukan dengan melakukan penyebaran kuisioner
(angket). Kuisioner yaitu daftar pertanyaan tertutup kepada responden
yang merupakan konsumen dari restoran TIP-TOP.
Skala instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert, yaitu mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang/kelompok
orang tentang fenomena instrument (Juliandi, 2013). Dalam penelitian ini
akan digunakan lima tipe alternative instrument sebagai berikut:
1. Sangat setuju (SS) : skor 5
2. Setuju (S) : skor 4
3. Kurang setuju (KS) : skor 3
4. Tidak Setuju (TS) : skor 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber ketiga yang
berfungsi sebagai pendukung data primer. Pengumpulan data sekunder ini
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mendokumentasikan kejadian
yang berkaitan dengan penelitian pada lokasi penelitian serta dengan
mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan objek penelitian.
6.7.1 Uji Validitas
Validitas instrument menurut Juliandi (2013) uji validitas yaitu dengan
cara menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu instrument sebagai alat
ukur variabel penelitian. Jika variabel benar atau valid maka hasil pengukuran pun
kemungkinan akan benar. Teknik statistik yang dapat digunakan adalah korelasi
sebagai berikut :
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
x = skor tiap item
y = skor seluruh item responden uji coba
Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistik. Umumnya penelitian sosial nilai α yang dipilihg adalah 0.005. jika nilai sig > α
0.005 maka suatu item instrumen yang diuji korelasinya valid.
6.7.2 Uji Reliabilitas
Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen
penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya (Azuar Juliandi,
2013). Untuk menguji reliabilitas, peneliti dapat menggunakan half, yaitu
N.Σxy – (Σx) (Σy)
r
=√{N.ΣX2 - (Σx)2
}{N.Σy2 – (Σy)2
mengkorelasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian memasukkan nilai
korelasi (r) yang diperoleh ke dalam rumus Spearman Brown :
ri =
2�1+�
Keterangan :
ri = nilai koefisien reabilitas
r = nilai korelasi
Jika nilai koefisian reabilitas (Spearmen Brown) > 0.6 maka instrumen
memiliki reabilitas yang baik/reliable/terpercaya. Dan sebaliknya, jika nilai
koefisien rebilitas (Spearman Brown) < 0.6 maka instrumen tidak terpercaya.
6.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang dilakukan untuk menganalisis
data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian, kemudian data tersebut
diinterpretasikan sehingga menghasilkan strategi-strategi yang dibutuhkan oleh
pihak restoran. Analisis data yang digunakan adalah dengan statistik regresi
sederhana. Dalam hal ini peneliti menggunakan program SPSS versi 18,00.
Analisis regresi bertujuan untuk mempredeksi perubahan nilai variabel terikat
akibat pengaruh dari nilai variabel bebas (Juliandi, 2013), maka digunakan rumus
sebagai berikut :
Apabila persamaan regresi tidak menggunakan konstanta (constant) maka
persamaan regresinya adalah :
Y = β + β1X1 +β2X2 + e
Namun terdapat beberapa pengujian untuk melengkapai analisis regresi ini
yaitu sebagai berikut:
6.8.1 Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah
menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Proses
pengujian asumsi klasik dilakukan bersama dengan proses uji regresi sehingga
langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan
langkah kerja yang sama dengan uji regresi. Asumsi klasik regresi menurut
Ghozali (2006) meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, dan Uji
Heteroskedastisitas.
6.8.1.1Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan
variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode
yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain: analisis grafik dan analisis
statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis
statistik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga data dalam
model regresi penelitian ini merupakan data normal atau mendekati normal.
6.8.1.2Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasiantar variabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak
6.8.1.3Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah asumsi residual dari model regresi yang
memiliki varian tidak konstan. Pada pemeriksaan ini, diharapkan asumsi
heteroskedastisitas tidak terpenuhi karena model regresi linear berganda memiliki
asumsi varian residual yang konstan (homoskedatisitas).
3.9 Metode Analisis Data
3.9.1 Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh brand image melalui variabel keunggulan asosiasi merek, kekuatan
asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek terhadap loyalitas konsumen di
restoran TIP-TOP. Persamaan regresi linier berganda adalah :
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y = Loyalitas Konsumen α = Konstanta
b1 = koefisien regresi dari keunggulan asosiasi merek
b2 = koefisien regresi dari kekuatan asosiasi merek
b3 = koefisien regresi dari keunikan asosiasi merek
X1 = keunggulan asosiasi merek
X2 = kekuatan asosiasi merek
X3 = keunikan asosiasi merek
6.9.2 Pengujian Hipotesis
6.9.2.1Koefisien Determinasi (R2)
Digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel X terhadap Y.
sebelum mengetahui besarnya koefisien determinasi, terlebih dahulu ditentukan
berapa koefisien korelasinya (r). Rumus koefisien korelasi dan koefisien
determinasi menurut Ridwan (dalam azhuar juliandi, 2013) yaitu :
r =
�.(∑ ��)−(∑ �).∑ ��{�.∑ ��−(∑ �)�}.{�.∑ ��−(∑ �)�}
�
2= (
�
)
2�
100%
Keterangan:
r = Koefisien korelasi variable bebas dan variable terikat
n = Banyaknya sampel
X = Skor tiap item
Y = Skor total variabel
5.9.2.2 Uji F
Kemudian untuk menguji keberartian dari koefisien regresi secara
simultan, digunakan pengujian statistik uji F dengan formulasi sebagai berikut
(Rangkuty, 1997) :
Keterangan:
F = Diperoleh dari tabel distribusi
k = jumlah variabel independen
R2 = Koefisien determinasi ganda
n = jumlah sampel
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut :
- Jika Fhitung > Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti
bahwa keempat faktor tersebut secara simultan mempengaruhi keputusan
pembelian. Dengan demikian hipotesis alternative (H1) diterima dan hipotesis
mula-mula (H0) diterima.
- Jika Fhitung < Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti
bahwa keempat faktor tersebut secara simultan tidak mempengaruhi
keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis alternative (H1) ditolak dan
hipotesis mula-mula (H0) diterima.
5.9.2.3Uji T
Untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial
(individual) atau untuk mengetahui variabel mana yang lebih mempengaruhi
keputusan pembelian digunakan uji-t, dengan formulasi dari Rangkuty (1997)
sebagai berikut :
Keterangan:
t = observasi
n = banyaknya observasi
r = koefisien korelasi
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut :
- Jika thitung > ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti
bahwa variable faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis secara
parsial mempengaruhi keputusan pembelian.
- Jika thitung < ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti
bahwa variable faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis secara
parsial tidak mempengaruhi keputusan pembelian
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
8.1 Sejarah restoran TIP-TOP
Pada tahun 1929, restauran ini bernama Jangkie, sesuai nama pemiliknya,
dan berada di jalan Pandu, Medan. Setelah beberapa waktu, restauran ini pindah
ke Kesawan pada tahun 1934 dan bernama Tip-Top (yang berarti “sempurna”).
Pada masa lalu, Kesawan merupakan pusat bisnis di kota Medan. Banyak kantor
pemerintah dan kantor perusahaan asing yang berlokasi di sini. Orang Belanda
yang bekerja di perkebunan atau kantor pemerintah biasanya datang untuk makan
pagi atau menikmati kopi pada sore hari. Mereka sangat tergila-gila akan kopi
robusta lokal dari Sidikalang yang beraroma harum dari dapur Tip-Top. Ketika
Jepang menjajah Indonesia pada tahun 1942, nama Tip-Top berubah menjadi
Jangkie kembali. Ini disebabkan karena nama Tip-Top yang bernuansa
ke-Belandaan.
Setelah Jepang kalah dalam perang dunia ke II pada tahun 1945, nama
Tip-Top kembali digunakan. Setelah kemerdekaan, Tip-Top menjadi populer di
kalangan penduduk lokal, Terutama pada kelas menengah dan atas. Mereka
biasanya membawa keluarga dan anak-anak pada akhir pekan. Tip-Top tidak
hanya dikunjungi anggota keluarga, tapi juga oleh laki-laki dan perempuan muda
yang sedang jatuh cinta. Mereka membuat kenangan manis yang romantis di
restaurant ini. Para orang tua datang untuk bernostalgia, mengenang kebersamaan
8.2 Visi dan Misi Restoran TIP-TOP
8.2.1 Visi Restoran TIP-TOP
Mempertahankan eksistensi, cita rasa, ciri khas dari restoran TIP-TOP
sejak tahun 1934.
8.2.2 Misi Restoran TIP-TOP
1. Tetap bertahan menghadapi perubahan jaman dengan tetap
mempertahankan tradisi dan konsep tempo dulu.
2. Membuat sebanyak mungkin masyarakat mengenal TIP-TOP.
8.3 Struktur Oragianisasi di TIP-TOP
Struktur organisasi merupakan kerangka dari satuan perwujudan pola
hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, dan orang yang menunjukkan
kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
perusahaan/usaha. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja dalam
pengambilan keputusan kerja. Melalui struktur organisasi akan terlihat jelas
bagaimana informasi mengalir dari satu bagian ke bagian yang lain, sehingga
memberikan petunjuk tentang pemberian tugas, wewenang dan tanggung jawab
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Restoran TIP-TOP
8.3.1 Uraian Tugas
Berikut ini adalah pembagian tugas dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut:
1. Pemilik (Manager)
a. Sebagai pimpinan tertinggi dalam segala kegiatan berkaitan yang terjadi di
dalam maupun di luar restoran.
b. Sebagai pemilik dari resep yang telah turun-temurun disajikan oleh
restoran TIP-TOP.
c. Berhubungan langsung dengan notaris dalam hal pengurusan izin usaha,
pendirian maupun hak kepemilikan.
d. Mengawasi dan mengevaluasi tanggung jawab para karyawan.
2. Koki (dapur masak)
a. Sebagai penanggung jawab dalam memasak makanan seperti nasi goreng,
steak, roti lapis, dan aneka mie.
b. Sebagai penanggung jawab dalam menjaga resep rahasia makanan yang
menjadi adalan dari restoran TIP-TOP. Pemilik (manager)
Koki (dapur masak)
Pelayan/waiters
kasir Koki (minuman)
3. Koki (dapur kue)
a. Sebagai penanggung jawab dalam memasak aneka kue dan cake.
b. Sebagai penanggung jawab dalam menjaga resep rahasia kue dan cake
yang menjadi adalan dari restoran TIP-TOP.
4. Koki (dapur minuman dan es krim)
a. Sebagai penanggung jawab dalam membuat aneka minuman dan es krim.
b. Sebagai penanggung jawab dalam menjaga resep rahasia minuman dan es
krim yang menjadi adalan dari restoran TIP-TOP.
5. Kasir
a. Menerima uang tunai masuk dan menyerahkan kuitansi/struk pembayaran
kepada konsumen.
b. Menyajikan laporan keuangan harian kepada pemilik (manager).
6. Pelayan/Waiters
a. Melayani konsumen serta memberikan informasi tentang menu yang
diinginkan oleh konsumen.
b. Menjaga dan memelihara kebersihan setiap ruangan restoran.
8.3.2 Waktu
Restoran TIP-TOP menjalankan usahannya dimulai pada pukul 08.00 WIB
sampai 23.00 WIB, Akan tetapi untuk pemesanan terakhir/last order pukul 22.30
WIB. Restoran TIP-TOP biasanya tutup pada hari-hari tertentu, seperti hari-hari
besar keagamaan dan hari lain sesuai kebijakan pemilik restoran tersebut.
8.4 Penyajian Data
Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui