• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas Pemeriksaan Piutang Usaha Pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas Pemeriksaan Piutang Usaha Pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1Latar Belakang Kerja Praktek

Perusahaan industri, jasa maupun dagang sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan sumber daya yang ada. Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan (internal control).

(2)

organisasi misalnya bidang pemasaran, produksi, keuangan dan lain-lain. Perlu adanya struktur organisasi memadai, yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap staf bisa mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan tanggung jawabnya serta dengan siapa ia bertanggung jawab. Selain itu, dengan bertambah besarnya perusahaan diperlukan suatu pengawasan yang lebih baik agar perusahaan dapat dikelola secara efektif. Salah satu sistem pengawasan yang baik adalah melalui sistem internal control.

Internal control adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan karyawan lain dari suatu perusahaan, yang dirancang untuk memberikan jaminan memadai sehubungan dengan pencapaian tujuannya. Terdapat 3 tujuan dari internal control diantaranya adalah keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap undang-undang serta peraturan yang berlaku dan efektivitas serta efesiensi operasional. ( Manahan Nasution )

Pemeriksaan internal (internal Audit) dengan pengendalian internal (internal control) memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain karena dengan adanya pemeriksaan internal suatu perusahaan akan dapat meningkatkan efektivitas pengendalian internal dalam hal ini khususnya pengendalian internal piutang usaha.

(3)

untuk diterapkan. Kecurangan dalam siklus kerja sangat sering terjadi sehingga merugikan perusahaan. kecurangan yang mungkin terjadi pada bagian piutang usaha adalah tidak mencatat pembayaran dari debitur, membuat pembukuan palsu atas mutasi piutang usaha dan sebagainya.

PT INTI memiliki piutang usaha dengan nilai yang cukup material bagi perusahaan, untuk itu perlu adanya penjagaan dan pengawasan agar menghindari terjadinya piutang yang tak tertagih, maka dari itu diadakannya pemeriksaan intern dengan cara dilakukannya audit pada piutang usaha sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka pada PT INTI itu sendiri, dibentuk Divisi Auditor Internal atau bagian pemeriksaan intern.

Berdasarkan data di atas, maka diperlukan pemeriksaan piutang yang sesuai dengan prosedur audit sehingga dapat terlaksana kegiatan perusahaan yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan dari PT INTI (persero) itu sendiri. Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas pemeriksaan piutang usaha pada PT INTI (persero) Bandung dan menjadikan sebagai objek laporan kerja praktek dengan judul “TINJAUAN ATAS PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA PADA PT INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO)”.

1.2 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek

(4)

informasi relevan tentang pemeriksaan piutang selama suatu periode pada PT.INTI (persero).

Berdasarkan masalah yang ada, maka tujuan yang akan dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur, dokumen dan laporan pemeriksaan piutang usaha pada PT.INTI (Persero).

2. Untuk mengetahui hambatan serta upaya-upaya yang dilakukan oleh auditor dalam mengatasinya dalam proses pemeriksaan piutang usaha pada PT INTI (Persero).

1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek

Informasi-informasi yang berhasil dikumpulkan selama penelitian ini baik yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti maupun literatur, diharapkan akan memberi manfaat bagi penulis, bagi perusahaan serta masyarakat secara umum. 1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan perbandingan yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi informasi dasar yang memadai tentang pemeriksaan piutang pada PT INTI (persero).

2. Bagi Perusahaan

(5)

dengan pemeriksaan piutang dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan agar mampu meningkatkan kinerjanya pada masa yang akan datang.

3. Bagi Pihak Lainnya

Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi mengenai pemeriksaan piutang, serta menambah pengetahuan rekan mahasiswa lain yang kelak akan membutuhkannya.

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam suatu pemecahan masalah penelitian diperlukan keteraturan, kehati-hatian dan bersifat kontinuitas atau terus-menerus, untuk melaksanakannya maka diperlukan pengetahuan bagaimana langkah-langkah penelitian. Hal tersebut harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis menggunakan metode Block Release, yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan dalam suatu periode selama satu periode tertentu.

Di dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Penelitian Lapangan ( Field Research )

(6)

1. Pengamatan ( Observation )

Pengamatan (Observation) adalah teknik penelitian dan pengumpulan data dengan cara mengamati objek secara langsung pada PT INTI (persero) Bandung. Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Instrumen yang dipakai dapat berupa lembar pengamatan, paduan pengamatan dan lain-lain.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview) adalah salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksanaanya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancara, dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara maupun checklist. Penulis memperoleh data dengan mewawancarai pegawai

bagian audit.

b) Penelitian Kepustakaan (Library Research)

(7)

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis melakukan penelitian di PT INTI (persero) Bandung yang berlokasi di Jl. Mohamad Toha No.77 Bandung 40253, Indonesia. Tlp (022) 520-1501, fax (022) 520-2444. Sedangkan waktu kerja praktek yang dilaksanakan dalan satu periode penuh yaitu dari tanggal 5 Juli 2010 sampai dengan 6 Agustus 2010. Hari kerja praktek yang berlaku dari hari Senin sampai dengan Jum’at dan waktu pelaksanaan kegiatan

(8)

Jadwal Penelitian

No.

Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember

Kegiatan / minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Memperoleh surat ijin Kerja Praktek dari

kampus

2 mencari tempat untuk melaksanakan Kerja Praktek

3 Mengajukan surat permohonan Kerja Praktek ke perusahaan

4 Menentukan tempat Kerja Praktek

5 Meminta surat pengantar kepada perusahaan 6 Melaksanakan Kerja Paktek di perusahaan 7 Pengambilan dan pengumpulan data dari

perusahaan

8 Menyiapkan laporan Kerja Praktek 9 Bimbingan di perusahaan

10 Penyusunan laporan Kerja Praktek 11 Bimbingan di kampus

(9)

9 2.1. Sejarah Singkat PT INTI (Persero)

PT Industri Telekomunikasi Indonesia resmi berdiri melalui peraturan pemerintah No.34 Tahun 1974. Sejak tanggal 28 Desember 1974 dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.34 Kep.171/MK/IV/12/1974 merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status perseroan yang dibawahi oleh departemen keuangan sebagai pemilik saham. Dengan demikian PT.INTI (persero) setiap tahunnya diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Selain itu PT.INTI (persero) memiliki auditor internal dibawah Satuan Pengawas Intern (SPI).

Berdasarkan PP No.59 Tahun 1989,PT.INTI dimasukan kedalam kelompok BPIS (Badan Pengelola Industri Strategis) bersama sembilan perusahaan lainnya, yaitu: PT.PINDAD, PT.PAL Indonesia, PT.DAHANA, PT.KRAKATAU STEEL, PT.IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), PT.LEN (Lembaga Elektronika Nasional), PT.BOMA BISMA INDRA, PT.BARATA, PT.INKA (Industri Kereta Api)

Tahap-tahap perkembangan PT. INTI (Persero) Sebelum tahun 1945

(10)

menjadi bagian penting bagi penelitian dan pengembangan pertelekomunikasian di indonesia.

Tahun 1945-1960

Setelah perang dunia ke-2 selesai, Laboratorium tersebut ditingkatkan kedudukannya menjadi labolatorium telekomunikasi yang mencakup seluruh bidang telepon,telegrap dan radio. Sedangkan bengkel pusat diubah menjadi pusat telekomunikasi.

Tahun 1960-1968

Perkembangan PT.INTI dimulai sejak terjalin kerjasama antara perusahaan negara telekomunikasi dengan Siemen AG pada tanggal 26 mei 1966 dan pelaksanaannya dibebankan pada Lembaga Penelitian danPengembangan POS dan Telekomunikasi (LPP POSTEL). Dengan adanya unsur industri pada lembaga ini, maka selanjutnya LPP POSTEL diubah menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Industri pos dan telekomunikasi (LPPI POSTEL). Pada tanggal 22 juni 1968, industri telekomunikasi yang berpangkal pada bagian telepon diresmikan oleh Presiden RI yang diwakilkan pada menteri Ekuin yang pada waktu itu dijabat oleh Sultan Hamengkubuwono IX.

Tahun 1968-1974

(11)

1. Dalam tubuh LPP POSTEL, diresmikan bagian Industri Telekomunikasi oleh Presiden RI pada tanggal 22 juni 1968 di bandung.

2. Untuk keperluan industri diatas, ditetapkan bentuk hukum sebaik-baiknya, sehingga cakup kualiatas di LPPI POSTEL telah diubah menjadi LPP POSTEL.

3. Sehubungan dengan itu, dianggap tepat apabila proyek tersebut ditetapkan Sebagai proyek industri yang dipimpin oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pos dan Telekomunikasi.

Kemudian dengan PP RI nomor 34 tahun 1974, proyek industri pada Departemen Perhubungan dijadikan sebagai suatu badan pelaksana kegiatan produksi alat-alat dan perangkat telekomunikasi dalam memenuhi sarana dan prasarana telekomunikasi.

Agar pelaksanaan kegiatan produksi tersebut dapat berjalan dan berkembang secara wajar berdasarkan kemampuan sendiri, maka dipandang perlu untuk menentukan bentuk usaha yang sesuai dengan sifat bidangnya, yaiyu perusahaan PERSEROAN.Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI no.Kep.1711/MK/IV/12/1974 akta notaris Abdul Latief, Jakarta no.332, proyek industri telekomunikasi diubah menjadi PT.INTI (persero) sejak tanggal 30 Desember 1974.

Tahun 1974-1979

(12)

HF/SBB dan alat penunjang kelancaran pemilu berupa Sambungan Telepon Kendaraan Bermotor (STKB).

Tahun 1980-1990

Periode ini merupakan periode pemantapan struktur menuju lepas landas pelita IV. Perkembangan terutama didukung oleh keputusan pemerintah dengan sasaran program dan ditetapkan sistem telekomunikasi nasional sehingga melahirkan pabrik telekomunikasi digital pertama di Indonesia.

Tahun 1991- sekarang

Masih merupakan rencana dimana PT.INTI (persero) bersama dengan industri dalam negri lainnya, harus mampu untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri. Hal ini karena usaha pencapaian teknologi merupakan dasar bagi pencapaian sasaran tersebut.

Perkembangan yang telah dicapai dengan didukung oleh proyeksi arah teknologi yang akan datang serta dengan peningkatan kualitas karyawan merupakan faktor yang mempercepat laju pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu, dalam keppres no.59, pemerintah menetapkan PT.INTI (persero) sebagai salah satu dari 9 jajaran strategis di indonesia.

2.1.1 Visi dan Misi PT. INTI (Persero)

(13)

salah satu perusahaan terkemuka dalam mensukseskan industri telekomunikasi diindonesia memiliki visi dan misi yang jelas demi kemudahan bersama.

a. Visi PT. INTI (Persero)

PT. INTI bertujuan menjadi pilihan pertama bagi para pelanggan untuk mentransformasikan “MIMPI” menjadi “REALITA” (To be the customer's first

choice in transforming DREAMS into REALITY).

b. Misi PT.INTI (Persero)

1. Fokus PT. INTI akan tertuju sepenuhnya pada kegiatan jasa engineering yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen.

2. Dalam menjalankan bisnis, PT.INTI akan berusaha semaksimal mungkin untuk kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders).

3. Akan dikembangkan jejaring bisnis yang sinergis, baik dengan pemakai jasa PT.INTI maupun pemasok demi menumbuhkembangkan kinerja yang saling menguntungkan.

2.2 Struktur Organisasi PT INTI (Persero)

(14)

Struktur organisasi adalah keseluruhan yang menunjukan antara fungsi-fungsi dan otoritas relatif serta tanggung jawab individu yang memimpin atau bertanggung jawab atas masing-masing fungsi respektif.

Bentuk yang digunakan adalah struktur organisasi fungsional, namun secara bertahap perusahaan mulai mengoorientasikan ke bentuk divisional sejalan dengan dibentuknya divisi-divisi.

Struktur organisasi perusahaan terdiri dari; A.Direksi

B.Internal Audit

C.Pusat Pengembangan Bisnis dan Produk D.Divisi Sekretariat Perusahaan dan SDM E. Divisi Keuangan

F. Unit PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) G.Unit RICE (Regional Infocom Centre of Excellence) H.Unit Bisnis yang terdiri dari;

a. Divisi Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT) b. Divisi Jaringan Telekomunikasi Seluler (JTS) c. Divisi Jasa Integrasi Teknologi (JIT)

(15)

2.3 Deskripsi Jabatan PT INTI (Persero) A. Direksi

merupakan dewan yang bekerjasama secara kolektif dibawah koordinasi direktur utama. Tiap-tiap direktur bertanggung jawab atas berjalannnya fungsi-fungsi unit organisasi dan mempunyai kewenangan menetapkan kebijakan strategis dan operasional sesuai dengan fungsinya.

1. Direksi terdiri dari:

a. Direktur utama, bertanggung jawab atas berjalannya semua fungsi organisasi di perusahaan dan berwenang menetapkan arah kebijakan serta strategi perusahaan yang menyeluruh.

b. Direktur Pemasaran, bertanggung jawab atas fungsi-fungsi dibawah ini: 1. Fungsi pemasaran

2. Fungsi Account Manager 3. Kebijakan Promosi

4. Kebijakan penjualan dan Kontrak penjualan 5. Kebijakan Harga

6. Kebijakan Pemasok

7. Kebijakan Hubungan Pelanggan (CRM)

c. Direktor Operasi dan Teknik, bertanggung jawab atas fungsi-fungsi dibawah ini:

(16)

3. Fungsi Operasi 4. Fungsi Logistik

5. Fungsi Pelayanan Purna Jual

d. Direktur Administrasi dan Keuangan, bertanggung jawab atas fungsi-fungsi dibawah ini:

1. Fungsi Akuntansi dan Keuangan 2. Fungsi Administrasi

3. Fungsi Hukum 4. Fungsi Humas

5. Funsi pengelola Sumber Daya Alam 6. Fungsi Kesekretariatan Perusahaan 7. Fungsi Sistem Informasi Manajemen 8. Fungsi Manajemen Aset

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya direksi dibantu oleh Kepala Divisi dan atau Kepala Unit Organisasi serata dibantu oleh Staf Ahli Direksi.

B. Internal Audit

(17)

1. Perencanaan, pengendalian dan pengembangan audit 2. Audit Operasional

3. Audit Keuangan 4. Tindak Lanjut Temuan

Kepala Internal Audit menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan norma-norma pengawasan yang berlaku.

C. Pusat Pengembangan Bisnis dan Produk

Pusat pengembangan bisnis dan Produk unit organisasi yang dibentuk untuk membantu Direksi dalam melaksanakan beberapa tugas strategis di Bidang Pengenbangan Bisnis Perusahaan dan Pengembangan Produk.

1. Pusat pengembangan bisnis dan produk dipimpin oleh pejabat struktural layer 1 / Senior General Manager

2. Untuk melaksanakan tugasnya Kepala Pusat Pengembangan Bisnis dan Produk dibantu oleh beberapa unit dan fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Bagian kesekretariatan PUSBISPRO dan SIM yang dipimpin dan dikelola oleh pejabat struktural layer 2

b. Bidang pengembangan bisnis yang dipimpin dan dikelola oleh pejabat struktural layer1 / General Manajer

(18)

3. Bagian kesekretariatan PUSBISPRO dan SIM melaksanakan funsi kesekretariatan uti organisasi PUSBISPRO dan funsi strategi perencanaan dan pengendalian pengembangan SIM perusahaan.

4. Bidang pengenbangan bisnis perusahaan terdiri dari beberapa kelompok yang melaksanakan beberapa fungsi yang mencakup namun tidak terbatas pada: a. Kelompok kajian bisnis

Kelompok kajian bisnis melaksanakan fungsi kajian bisnis dengan kajian yang tertuang dalam dokumen kajian bisnis yang meliputi namun tidak terbatas pada:

- Dokumen SWOT Analysis - Dokumen Business Portofolio - Dokumen Business Plan b. Kelompok perencanaan strategi

Kelompok perencanaan strategi melaksanakan fungsi penyusunan dokumen perencanaan strategi yang meliputi namun tidak terbatas pada: - RJPP

- SCI

c. Kelompok manajemen kualitas

(19)

pelaksanaan sertifikasi dan atau penerapan manajemen kualitas yang meliputi namun tidak terbatas pada:

- ISO (International Standard Organization) - MB (Malcom Baldrige)

- BSC (Balance Score Card)

5. Bidang pengembangan produk terdiri dari beberapa kelompok yang melaksanakan beberapa fungsi yang mencakup namun tidak terbatas pada: a. Kelompok perencanaan teknologi

Melaksanakan fungsi-fungsi analisa perkembangan teknologi, penyusunan arah strategi adaptasi perusahaan dengan perkembangan teknologi dn penyusunan dokumen perencanaan teknologi yang meliputi namun tidak terbatas pada Technology Road penyusunan kebijakan Map.

b. Kelompok pengenbangan produk

Melaksanakan fungsi-fungsi penyusunan kebijakan arah produk, mengkoordinasikan pelaksanaan dan auatu melaksanakan pengembangan produk serta melakukan pendaftaran patent HAKI (hak atas kekayaan intelektual) dari produk hasil pengembangan mandiri perusahaan pada Genuine Product.

c. Kelompok peningkatan kandungan lokal

(20)

usaha-usaha peningkatan kandungan lokal produk yang akan dijual perusahaan kepada pelanggan.

6. Kepala pusat pengembangan bisnis dan produk bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi unitnya baik internal unit maupun antara unit dengan unit lainnya.

D. Divisi Sekretariat Perusahaan dan SDM

Pembentukan divisi sekretariat perusahaan dan SDM ditujukan untuk mendukung dan membantu Direksi mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang administrasi perusahaan, humas, hukum, pengembangan sistem SDM dan organisasi, pengembangan pelayanan SDM.

Divisi sekretariat perusahaan dan SDM melaksanakan fungsi-fungsi meliputi namun tidak terbatas pada:

a. Fungsi administrasi perusahaan, menangani urusan administrasi perkantoran, umum, kerumahtanggaan, infrastruktur SIM dan pengadaan.

b. Fungsi hukum, menangani urusan administrasi hukum dan fungsi dukungan dan atau pelayanan hukum serta evaluasi penerapan GCG.

c. Fungsi humas, menangani komunikasi internal, komunikasi korporasi, komunikasi media dan fungsi dukungan pelayanan humas.

(21)

e. Fungsi pengembangan dan pelayanan SDM, menangani urusan pengembangan SDM, sistem informasi SDM, administrasi pelayanan personalia daaan kesejahterrraan, hubungan industial dan penggajian.

E. Divisi Keuangan

Pembentukan divisi keuangan ditujukan untuk mendukung dan membantu direksi, mengelola dan menjalankan kegiatan pada bidang keuangan perusahaan meliputi tidak terbatas pada; perencanaan pengembangan sistem akuntansi dan keuangan, akuntansi dan anggaran, pendanaan, manajemen aset dan pajak dan asuransi.

Divisi keuangan melaksanakan fungsi-fungsi yang meliputi namun tidak terbatas pada:

a. Fungsi perencanaan pengembangan sistem akuntansi dan keuangan, menangani urusan yang meliputi fungsi administrasi perencanaan dan pengembangan sistem akuntansi dan keuangan, dan pelaksanaan serta pengelolaannya.

b. Fungsi akuntansi dan anggaran, menangani urusan yang meliputi pda fungsi akuntansi, laporan manajemen, pengendalian anggaran dan verifikasi.

(22)

d. Fungsi manajemen aset, menangani urusan pada funsi optimalisasi asit dan portofolio investasi.

e. Fungsi pajak dan asuransi, menangani urusan pad apajak dan asuransi. F. Unit PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

Pembentukan unit PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) ditujukan untuk mendukung dan membantu Direksi dalam mengemban tugas dari pemerintah dalam melaksanakan program kemitraan unit usaha kecil dan menengah dengan perusahaan dan program pembinaan lingkungan perusahaan.

Unit PKBL melaksanakan fungsi-fungsi yang meliputi namun tidak terbatas pada:

a. Fungsi perencanaan dan pengendalian program kemitraan dan bina lingkungan.

b. Fungsi operasional program kemitraan dan bina lingkungan. G. Unit RICE (Regional Infocom Center of Excellence)

Pembentukan Unit RICE ditujukan untuk mendukung dan membantu Direksi dalam mengemban tugas dari pemerintah Departemen Perindustrian sebagai inkubator usaha kecil dan menengah bidang infocom atau sebagai salah satu Regional Infocom Center of Exellence.

(23)

a. Fungsi administrasi RICE yang meliputi namun tidak terbatas pada perencanaan dan evaluasi program garapan RICE dan hal-hal yang bersifat administratif.

b. Fungsi kelompok operasional program RICE yang mempunyai tugas meliputi:  Menusun strategi dan program kerja, anggaran untuk pelaksanaan

program kerjanya.

 Melaksanakan bagi usaha kecil dan menengah dibidang IT dan membangun hubungan baik dengan komunitas di bidang IT.

 Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pelatihan, seminar, workshop dan event organizer yang berkaitan dengan bidang IT bagi usaha kecil dan menengah.

 Menguoayakan sumber dana dan fasilitas untuk pelaksanaan program RICE dari pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya.

 Mengevaluasi efektivitas kegiatan pelatihan, seminar, workshop dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan bidang RICE.

H. Unit Bisnis

(24)

meningkatkan nilai tambah perusahaan melalui usaha-usaha memupuk keuntungan bagi perusahaan dengan menjalankan proses bisnis:

 Rekayasa produk / jasa  Pemasaran

 Pengadaan matrial dan

 Pengantaran produk, instalasi dan test commissionoing  Integrasi sistem

 Penyerahan dan layanan produk / jasa  Purna jual di area bisnisnya masig-masing.

Kepala divisi bertanggung jawab dalam membuat dan menyusun organisasi, uraian tugas unit-unit kerja di lingkungannya, sistem dan prosedur, penempatan serta pengembangan kompetensi SDM dilingkungan divisinya membuat laporan manajemen yang dibutuhkan oleh top manajemen serta mempunyai kewenangan melakukan pengambilan keputusan lainnnya ayng berkenaan dengan penegelolaan usahanya.

(25)

Area Bisnis

DIVISI AREA BISNIS

JTT  Perangkat telekomunikasi yang menjadi kebutuhan pelanggan dari operator telekomunikasi fix (TelCo).

 Solusi IT yang menjadi VAS (Value Added Service), Embedded SW bagi operator telekomunikasi fix

JTS  Perangkat telekomunikasi yang mrenjadi kebutuhan pelanggan dari operator telekomunikasi seluler.

 Solusi IT yang menjadi VAS (Value Added Service), Embedded SW bagi operator telekomunikasi seluler.

JIT  Repair and maintance baik dari operator telekomunikasi fix maupun operator telekomunikasi seluler.

 Jasa produksi

 Solusi IT atau VAS (Value Added Service), Embedded SW bagi pelanggan enterprice diluar dari area IT Div. JTS dan Div JIT JTP  Perangkat Telekomunikasi ataupun solusi IT/MIS bagi

nonpublik (komunitas tertutup / privat) antara lain: Hankam, Polri, dan komunitas tertutup lainnya.

 KWH meter

 Jasa pelayanan IDC

(26)

 I-GOS (Indonesia Go Open Source)  INTI tone

 Solusi IT / MIS yang mengarah pada bisnis Manage Service OSP  Mencakup area bisnis jaringan optik dan tembaga.

2.4 Aspek Kegiatan PT INTI (Persero)

Dalam masa 3 tahun mendatang, dimana tekanan persaingan global semakin kuat, PT INTI (Persero) akan lebih memfokuskan pada kompetensi bidang jasa engineering-nya dengan produk perangkat keras yang di-out source ke Vendor global

yang kompetitif. Jasa engineering yang akan ditekuni oleh PT INTI (Persero) meliputi Sistem Infokom :

a. Manajemen jaringan

b. Pengembangan piranti lunak dan piranti keras c. Optimalisasi jaringan

d. Solusi teknologi informasi Integrasi Teknologi :

(27)

d. Integrasi system komunikasi e. Penyedia jasa aplikasi

Selain itu sesuai dengan kebutuhan pengguna, PT INTI (Persero) juga menyiapkan diri untuk menjadi Penyedia Solusi Total Infokom, termasuk mencarikan penyelesaian permasalahan pendanaan yang dihadapi konsumen.

Sejak tahun 1975 sampai dengan sekarang PT. INTI ( persero ) telah melakukan kerja sama dengan perusahaan dari Negara lain seperti :

a SIEMENS AG Jerman b Japan Radio Co. Ltd. Jepang

c Bell Telecommunication Manufacturing Ltd./ ITT Belgia d Nippon Electric Ltd. Philadlphia, Amerika

e VIZ Manufacturing Ltd. Philadelphia, Amerika f ERICCSON, Swedia

Adapun kegiatan utama yang meliputi seluruh tata kerja PT. INTI, yaitu : a. Engineering system

b. Perancangan c. Pabrikasi d. Perakitan

(28)

28 3.1 Bidang Pelaksanaa Kerja Praktek

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. INTI (Persero) Bandung. Penulis ditempatkan pada divisi Satuan Pemeriksaan Intern (SPI), Satuan Pemeriksaan Intern ditujukan untuk mendukung dan membantu Direktur Utama dalam mengawasi jalannya kegiatan usaha. Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan instansi.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek, yaitu sebagai berikut:

1. Mendapatkan penjelasan umum mengenai kepegawaian dan struktur organisasi PT.INTI (persero). Informasi dan penjelasan singkat mengenai sejarah perusahaan, budaya, dan nilai – nilai dasar perusahaan.

2. Perkenalan dengan para staff dan karyawan divisi Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) pada PT. INTI (persero).

3. Mendapatkan penjelasan mengenai sistem pemeriksaan yang dilaksanakan divisi Satuan Pemeriksaan Intern (SPI).

4. Menyampaikan surat tanggapan dari divisi Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) atas kinerja dari divisi-divisi lain yang terkait.

(29)

6. Menghitung laba kotor yang diperoleh perusahaan pada bulan juni. 7. Menginput data penjualan dan HPP.

8. Meninput tinjauan dan rekomendasi audit. 9. Menginput data tindak lanjut audit.

10.Menginput tentang pengawasan melekat (waskat) pada BUMN berdasarkan keputusan mentri dalam negeri.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

PT INTI memiliki piutang usaha dengan nilai yang cukup material bagi perusahaan, untuk itu perlu adanya penjagaan dan pengawasan agar menghindari terjadinya piutang yang tak tertagih, maka dari itu diadakannya pemeriksaan intern dengan cara dilakukannya audit pada piutang usaha sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

3.3.1 Prosedur, Dokumen dan Laporan Pemeriksaan Piutang Usaha pada PT.INTI (Persero)

(30)

Kondisi dapat dijadikan suatu tolak ukur oleh seorang auditor untuk mengevaluasi dan mengumpulkan informasi dalam lingkup akuntansi dan keuangan. Jadi seorang auditor harus memahami ruang lingkup akuntansi dan keuangan dalam melakukan pemeriksaan, khususnya pemeriksaan keuangan atau finansial audit, karena proses audit merupakan kebalikan dari proses akuntansi.

Pada hakikatnya auditing merupakan suatu proses pemeriksaan yang membandingkan antara kondisi yang terjadi di lapangan dengan kriteria yang telah ditentukan.

Dalam hal ini, Sukrisno Agoes (2004:3) dalam buku,”Auditing(Pemeriksaan

Akuntan Publik)” mengatakan bahwa:

“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”

Dari pernyataan di atas jelas bahwa audit harus dilakukan secara sistematis oleh orang yang independen melalui serangkaian pemeriksaan yang sistematis. Adapun pengertian audit menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke (2000 : 9) mendefinisikan auditing sebagai berikut :

(31)

Dari definisi audit tersebut dapat diketahui bahwa audit dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Adapun dalam prosesnya dilakukan tindakan-tindakan mengumpulkan (accumulation), mengevaluasi (evaluation), menentukan (determine), dan melaporkan (report).

Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. (Mulyadi : 2002).

Secara umum berdasarkan pengertian audit di atas dapat diketahui unsur-unsur audit sebagai berikut :

(32)

Piutang Usaha

Piutang usaha merupakan sejumlah tagihan pada pihak ketiga di masa yang akan datang pada saat jatuh temponya yang timbul dari penyerahan barang atau jasa secara kredit.

Menurut Jerry J Weygandt (2007 : 512) dalam bukunya “Accounting

Principel” terjemahan Ali Akbar Yulianto,Wasilah, dan Rangga Handika mengemukakan bahwa piutang usaha adalah :

“Piutang usaha adalah jumlah pembelian secara kredit dari pelanggan. Piutang

timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 sampai 60 hari.”

Sedangkan menurut Warren (2008:356) dalam bukunya “Pengantar Akuntansi”

terjemahan Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan menerangkan bahwa piutang usaha adalah :

“Piutang Usaha adalah penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek. Seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai asset lancar.”

(33)

Tujuan Pemeriksaan Piutang Usaha

Terdapat beberapa tujuan dilakukannya pemeriksaan terhadap Piutang Usaha diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk menentukan tingkat validitas piutang, karena akun ini timbul dari transaksi yang sah atau valid dan tidak fiktif.

2. Untuk menentukan tingkat kolektibilitas piutang.

3. Umtuk memastikan klasifikasi dan penyajian akun piutang usaha telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

4. Pengungkapan akun piutang usaha sudah cukup memadai.

3.3.1.1 Prosedur dalam Pelaksanaan Pemeriksaan Piutang Usaha

Prosedur pemriksaan adalah langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan. Prosedur pemeriksaan piutang usaha pada PT.INTI diantaranya adalah :

1. Mendapatkan rincian saldo piutang usaha pada tahun yang akan dilakukan pemeriksaan.

2. Cek kebenaran perhitungan aritmatikanya dalam hal ini adalah footing dan cross footing.

3. Cocokan dengan buku besar dan masing-masing buku pembantunya.

(34)

5. Cocokan jawaban dari konfirmasi dengan daftar piutang yang terdapat di perusahaan, kemudian melakukan analisis. Apabila konfirmasi belum dijawab dilakukan prosedur pemeriksaan alternatif lain.

6. Mempelajari kebijakan mengenai penjualan kredit, diskon dan hal-hal yang terkait, kemudian memastikan ada tidaknya transaksi penjualan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

7. Melakukan aging atas pitang usaha.

8. Mempelajari kebijakan mengenai pengahapusan piutang serta kosistensi dengan tahun sebelumnya.

9. Mendapatkan berita acara penghapusan piutang atau dokumen pengesahan lain dari yang berwenang.

10.Memastikan ada atau tidaknya piutang yang dijaminkan atau digadaikan 11.Melakukan pemeriksaan ke bukti transaksi dengan uji sampling,kemudian

kaitkan dengan siklus transaksi yang berhubungan.

12.Melakukan pemeriksaan atas cut off dengan cara memeriksa transaksi setelah tanggal neraca.

13.Membuat adjustment dan atau reklasifikasi yang disertai penjelasan.

14.Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan , catatan temuan pemeriksaan dan catatan atas laporan keuangan.

(35)

Jika membandingkan antara prosedur di atas dengan keadaan sebenarnya dapat dikatakan bahwa auditor-auditor PT.INTI telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Sehingga tidak terjadi kesalahan saat melakukan pemeriksaan piutang usaha.

3.3.1.2 Dokumen yang diperlukan dalam Melakukan Pemeriksaan Piutang Usaha

Dalam melaksanakan pemeriksaan piutang usaha auditor menggunakan dokumen-dokumen yang menunjang proses pemeriksaannya. Dokumen – dokumen tersebut diantaranya adalah :

1. Order penjualan (sales order)

Merupakan formulir yang berisi tentang pencatatan pesanan yang diterima dari pelanggan.

2. Surat pengiriman barang (shipping document)

Surat pengiriman barang adalah surat yang dikeluarkan oleh perusahaan yang digunakan sebagai bukti bahwa adanya pengriman barang kepada pelanggan.

3. Nota kredit (credit notes)

(36)

4. Faktur penjualan (sales invoice)

Merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat tagihan atas barang yang telah dikirimkan kepada pelanggan.

5. Bukti penerimaan kas (cash voucher)

Adalah bukti transaksi yang membuktikan bahwa perusahaan telah menerima sejumlah uang tunai atau alat pembayaran lainnya yang setara dengan uang tunai.

Jika dokumen yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan pemeriksaan piutang usaha tersebut tidak lengkap, maka proses pemeriksaannya akan terhambat.

3.3.1.3 Laporan Pemeriksaan Piutang Usaha

Hasil akhir dari pemriksaan terhadap piutang usaha adalah berupa laporan . Laporan tersebut diantarnya adalah :

1. Kertas Kerja Pemeriksaan.

Kertas kerja pemeriksaan adalah catatan-catatan yang dibuat oleh auditor mengenai audit yang ditempuhnya , pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.

Jenis-jenis kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh auditor selama audit berlangsung adalah :

(37)

3. Memorandum dan informasi pendukung, dan 4. Jurnal penyesuaian dan reklasifikasi.

2. Rekomendasi Audit

Rekomendasi audit merupakan solusi atau saran alternatif untuk menyelesaikan/mengatasi masalah tertentu yang dideskripsikan dalam setiap unsur temuan audit. Rekomendasi harus bersifat fisibel, operasional, spesifik, dan mengidentifikasi subjek yang bertanggung jawab untuk melakukan tidak lanjut. Faktor yang perlu dipertimbangkan oleh Auditor dalam memberikan rekomendasi audit diantaranya adalah :

1. Berdasarkan pertimbangan profesional, rekomendasi tersebut dapat mengatasi masalah.

2. Manajemen atau auditee mampu mengimplementasikan rekomendasi yang diberikan oleh auditor.

3. Rekomendasi harus sesuai dengan sifat operasi auditee 4. Rekomendasi harus mempertimbangkan asas biaya – manfaat.

(38)

3.3.2 Hambatan Serta Upaya-upaya yang Dilakukan oleh Auditor dalam Mengatasinya dalam Proses Pemeriksaan Piutang Usaha pada PT INTI (Persero)

3.3.2.1 Hambatan Pemeriksaan Piutang usaha

Dalam menjalankan tugasnya auditor seringkali menemukan kendala yang bisa menghambat pemeriksaan. Kendala-kendala ini biasanya akan mengganggu para auditor menjalankan prosedur pemeriksaanya secara benar dan sesuai dengan prosedur yang ada. Hambatan-hambatan yang ada diantaranya :

1. Kesulitan dalam memperoleh data yang berhubungan dengan Piutang Usaha. 2. Adanya pihak – pihak yang sulit diajak berdiskusi atau dimintai keterangan

mengenai hal-hal yang sedang dilakukan pengauditan.

3. Adanya perbedaan antara piutang usaha yang tercatat di perusahaan dengan piutang usaha yang tercatat di perusahaan lain.

Hambatan-hambatan yang dialami oleh auditor seperti yang telah dijelaskan di atas merupakan hambatan yang cukup serius. Karena apabila auditor tidak mampu mengatasi hambatan-hambatan tersebut maka auditor akan mengalami kesulitan dalam melakukan pemeriksaan selain itu akan memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan.

3.3.2.2Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Piutang Usaha

(39)

1. Meminta Izin Kepada kepala bagian (atasan) divisi yang akan di audit. 2. Melakukan pendekatan serta mengadakan rapat kecil agar pihak yang

bersangkutan mau berdiskusi atau dimintai keterangan mengenai Pemeriksaan piutang usaha.

(40)

40 4.1Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pelaksanaan kerja praktek tersebut dan setelah penulis menganalisa, memahami dan mempelajari serta menguraikan masalah tentang pelaksanaan pemeriksaan piutang usaha, maka penulis mencoba menyimpulkan beberapa hasil dari kerja praktek yang dilakukan di PT. INTI (Persero) yaitu :

1. PT INTI (Persero) telah memiliki prosedur dan tujuan yang jelas dalam melakukan audit atau pemeriksaan terhadap piutang usaha, selain itu dokumen-dokumen yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan pemeriksaan pun lengkapp, maka akan diperoleh suatu kesimpulan bahwa piutang usaha perusahaan telah dicatat, diklasifikasikan dan dilaporkan dengan wajar.

2. Ada pun hambatan dalam pemeriksaan piutang usaha perusahaan, yaitu: a. Kesulitan dalam memperoleh data yang berhubungan dengan

piutang usaha.

b. Adanya pihak – pihak yang sulit diajak berdiskusi atau dimintai keterangan mengenai hal-hal yang sedang dilakukan pengauditan. c. Adanya perbedaan antara piutang usaha yang tercatat di

(41)

Dan upaya yang dilakukan auditor untuk mengatasi hambatanya itu dengan cara:

a. Meminta Izin Kepada kepala bagian (atasan) divisi yang akan di audit.

b. Melakukan pendekatan serta mengadakan rapat kecil agar pihak yang bersangkutan mau berdiskusi atau dimintai keterangan mengenai pemeriksaan piutang usaha.

c. Menyesuaikan antara piutang usaha yang tercatat dengan bukti fisik piutang usaha perusahaan dan konfirmasi dengan pihak yang bersangkutan.

4.2 Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk peningkatan serta kelancaran dalam proses pemeriksaan piutang usaha, diantaranya adalah :

1. Prosedur pemeriksaan piutang usaha pada PT INTI (Persero) sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Namun akan lebih baik seiring dengan berjalanya waktu jika terus dilakukan evaluasi – evaluasi terhadap prosedur pemriksaan piutang usaha yang ada agar tetap bisa dijadikan pedoman untuk pemeriksaan piutang usaha di perusahaan.

(42)
(43)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mata Kuliah Kerja Praktek Studi S-1 Program Studi Akuntansi

Oleh :

NAMA : GITTA SATYA RACHMI NIM : 21107086

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(44)

42

Arens dan Loebbecke.2000. Auditing an integrated approach, eight edition. New Jersey: Prentice – hall, Inc.

Kieso, Donald. 2002. Akuntansi Intermediate. (Penerjemah Gina Gania dan Ichsan Setiyo Budi). Jakarta: Erlangga.

Boyton, Johnson, Kell. 2003. Modern Auditing. (Penerjemah Paul A Rajoe dan Ichsan Setiyo Budi). Jakarta: Erlangga.

Halim, Abdul.1995. Auditing 1 (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Yogyakarta: AMP YKPN.

Ikatan Akuntansi Indonesia.2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Emapt.

Mulyadi.2002. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Reeve, Warren. 2008. Pengantar Akuntansi. (Penerjemah Aria Farahmita, Amunugrahani, dan Taufik Hendrawan). Jakarta: Salemba Empat.

Weygandt, Jerry. 2007. Accounting Principle. (Penerjemah Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika). Jakarta: Salemba Empat.

Jerry j weygandt, Donald E kieso Paul D kimmel 2007 salemba empat Jakarta (512)

Penerjemah: ali akbar yulianto,wasilah, rangga handika

(45)

S.R, Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

Syafri Harahap, Sofyan.1991. Auditing Kontemporer. Jakarta: Erlangga.

Tuanakotta, M. Theodorus.1982. Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik. Jakarta: FE UI.

Widjaja Tunggal, Amin.2008. Dasar-Dasar Audit Operasional. Jakarta: Harvarindo. Widjayanto, Nugroho.2001. Pemeriksaan Operasional Perusahaan. Jakarta:

(46)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : GITTA SATYA RACHMI

Tempat tanggal lahir : Bandung, 14 Mei 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Cisebe No. 2 RT 12/ RW 07 Cikaso Baru Bandung 40121

DATA PENDIDIKAN

SDPN SABANG Bandung 1995-2001

SMP NEGERI 35 Bandung 2001-2003

SMA PASUNDAN 2 Bandung 2004-2007

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar fenomena tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan return on Asset terhadap Return saham Yang

Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa terdapat tren peningkatan jumlah surat keluar. Hal tersebut merupakan cerminan dari peningkatan kegiatan yang ada di

Informasi mengenai dinamika populasi ikan wader pari yang meliputi parameter pertumbuhan, mortalitas dan rekrutmen belum ada sehingga penelitian yang terkait dengan

Keberhasilan anak dalam mencapai tugas perkembangan sesuai dengan tahapannya didukung oleh beberapa faktor, baik internal dan eksternal, diantaranya adalah pola

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis telah melakukan penelitian yang berjudul “ P engaruh Variasi Dosis Pupuk Kompos Kempaan Gambir dan Intensitas

Penggal I secara fungsi didominasi oleh rumah tinggal dengan wujud fisik bangunan khas rumah lama, atau rumah kampung. Atap pelana atau limasan. Dilihat dari tampilan

Penyakit-penyakit yang mengenai ginjal dan traktus urinarius yang biasanya terdapat pada lanjut usia adalah infeksi saluran kemih, inkontinensia urin, hipertrofi prostate jinak,

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tari bedana pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning memperoleh nilai rata-rata 88