• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty Produk-produk Nokia pada Pegawai Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty Produk-produk Nokia pada Pegawai Universitas Sumatera Utara"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP BRAND LOYALTY PRODUK - PRODUK NOKIA PADA PEGAWAI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH

LIPRANTA SINULINGGA 070502181

PROGRAM STUDI STRATA – 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty

Produk-produk Nokia pada Pegawai Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif variabel-varibael brand trust (brand reliability dan brand intention) terhadap brand loyalty produk - produk Nokia pada pegawai USU. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah variabel

brand trust (brand reliability dan brand intention) berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty produk Nokia pada pegawai Universitas Sumatera Utara. Hipotesis dari permasalahan yang ada yaitu : “Variabel - variabel

brand trust (brand reliability dan brand intention) secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembentukan brand loyalty

pada pegawai Universitas Sumatera Utara”.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode puposive sampling. Dengan populasi sasaran adalah pegawai-pegawai Universitas Sumatera Utara yang sedang memakai produk-produk Nokia selama satu tahun atau lebih. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Variabel yang diukur menggunakan skala likert. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 14.00 dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel - variabel brand trust (brand reliability dan brand intention) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan brand loyalty produk-produk Nokia pada pegawai Universitas Sumatera Utara dengan adjusted R square sebesar 50,7%.

(3)

ABSTRACT

This research titled “The influence of the brand trust on Brand Loyalty for the products of Nokia to North Sumatera University officials” . This research aims to determine the positif influence of Brand Trust Variables(Brand reliability and Brand Intention) on Brand Loyalty for the products of Nokia to North Sumatera University officials . The problem in this research is whether the variabels of Brand Trust (brand reliability and brand intention) influence positif and significan for brand loyalty the product of Nokia on University of North Sumatera officials. Hypothesis of the existing problems are : “ The brand trust’s variables (brand reliability and brand intention) jointly have a positive and significant effect on the establishment of brand loyalty on the University of North Sumatera officials”.

Sampling technique using a purposive sampling method. With the target population are the officials of North Sumatera University who are using the products of Nokia along a year or more. Data collected by questionnaire. Data measured using Likert scale. Data processing using software SPSS 14.00 for Windows and hypothesis testing using linear regression analysis.

Results showed that the Variables of brand trust (brand reliability and brand intention) jointly have a positive and significant effect on the establishment of brand loyalty on the official of North Sumatera University with adjusted R square 50,7%.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas segala rahmat, berkah, dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Brand Trust terhadap

Brand Loyalty Produk-produk Nokia pada Pegawai Universitas Sumatera Utara”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Universitas Sumatera Utara. Selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini

penulis telah banyak menerima saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak

khususnya pihak keluarga. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bpk Drs. Jhon Tafbu Ritonga. M.Ec, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini. SE, M.Si, sebagai Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. ME., sebagai Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Marhayanie, SE., M.Si, sebagai Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Chairuddin Nasution Selaku Dosen Wali yang banyak

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa

(5)

6. Ibu Dra.Ulfah.MS sebagai Dosen Pembimbing penulis. Penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau, karena

telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan pengertian.

7. Ibu Dr.Yeni Absah,SE.M.Si, sebagai Dosen Penguji I yang telah

memberikan masukan dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan dan isi

dalam penelitian ini. Terima kasih banyak bu Yeni.

8. Bapak Liasta Ginting,SE.M.Si sebagai Dosen Penguji II yang telah banyak

memberikan masukan, arahan, serta nasehat yang memotivasi penulis

untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan terarah.

Terimakasih banyak pak Liasta.

9. Kepada seluruh dosen-dosen yang telah mengajar penulis dengan sangat

baik, terima kasih banyak ibu/ bapak dosen .

10.Kepada Ibunda tersayang Salmah Br Bangun dan Ayahanda Golar

Sinulingga, terimakasih yang sebesar-besarnya buat doa, dukungan, dan

kasih sayang yang Ibu dan Ayah berikan selama ini. Aku sayang kalian

selalu. Dan semoga Tuhan memberikan umur yang panjang buat Ayah dan

Ibu.

11.Untuk abang dan kakak-kakakku, Edy shanta, Amk, Eva Diana, Spd,dan

Ns. Elly Diawarni, Skep. Terimakasih banyak buat doa dan dukungannya

juga ya.

12.Kepada teman-teman seangkatan dan sepermainan : Arifin ritonga,

(6)

El reza andria ananda, Frans BHS, Bernard, Adrian Sitepu, dan

teman-teman seangkatan manajemen 2007 lainnya.

Medan, November 2011

Penulis

(7)

D A F T A R I S I

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Konseptual... 20

2.4 Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Jenis Penelitian ... 22

(8)

4.1.6 Prestasi Perusahaan ... 51

4.1.7 Kerjasama Nokia dengan Perusahaan Lain ... 52

4.2 Hasil Penelitian... 58

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 58

4.2.2 Analisis Deskriptif ... 60

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 67

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 71

4.3 Pembahasan ... 75

4.3.1 Pengaruh Brand Reliability (X1) terhadap Brand Loyalty(Y).. 75

4.3.2 Pengaruh Brand Intention (X2) terhadap Brand Loyalty(Y) .. 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Penjualan dan Market Share 10 besar merek Hand Phone

secara global Tahun 2009- 2010 ... 6

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 24

3.2 Skor Pernyataan ... 25

4.1 Konsentrasi bisnis Nokia ... 49

4.2 Validitas Instrumen ... 59

4.3 Uji Realibilitas ... 60

4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Unit Kerja / Fakultas ... 61

4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

4.6 Karakteristik Responden berdasarkan waktu pemakaian ... 62

4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Brand reability ... 63

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Brand Intention ... 65

4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Brand Loyalty ... 66

4.10 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 69

4.11 Uji Glejser ... 70

4.12 Uji Multikoliniearitas ... 71

4.13 Uji Simultan (Uji F) ... 72

4.14 Uji Parsial (Uji t) ... 73

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Alur kepercayaan konsumen pada merek ... 15

2.2 Kerangka Konseptual ... 21

4.1 Pabrik Penggilingan bubur kayu Nokia ... 34

4.2 Pabrik pembuatan galosh Nokia ... 35

4.3 Pabrik pembuatan kabel Nokia ... 35

4.4 Penggabungan ketiga perusahaan Nokia ... 36

4.5 Perkembangan produk Nokia ... 37

4.6 Struktur Organisasi Nokia Corporation ... 38

4.7 Nokia dengan Aston Martin ... 53

4.8 Nokia 5320 hasil kerjasama Nokia dengan Universal ... 54

4.9 Nokia N93 dengan software Adobe ... 56

4.10 Histogram Uji Normalitas ... 68

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 78

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliability ... 81

Lampiran 3 Analisis Regresi Berganda ... 82

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty

Produk-produk Nokia pada Pegawai Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif variabel-varibael brand trust (brand reliability dan brand intention) terhadap brand loyalty produk - produk Nokia pada pegawai USU. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah variabel

brand trust (brand reliability dan brand intention) berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty produk Nokia pada pegawai Universitas Sumatera Utara. Hipotesis dari permasalahan yang ada yaitu : “Variabel - variabel

brand trust (brand reliability dan brand intention) secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembentukan brand loyalty

pada pegawai Universitas Sumatera Utara”.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode puposive sampling. Dengan populasi sasaran adalah pegawai-pegawai Universitas Sumatera Utara yang sedang memakai produk-produk Nokia selama satu tahun atau lebih. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Variabel yang diukur menggunakan skala likert. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 14.00 dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel - variabel brand trust (brand reliability dan brand intention) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan brand loyalty produk-produk Nokia pada pegawai Universitas Sumatera Utara dengan adjusted R square sebesar 50,7%.

(13)

ABSTRACT

This research titled “The influence of the brand trust on Brand Loyalty for the products of Nokia to North Sumatera University officials” . This research aims to determine the positif influence of Brand Trust Variables(Brand reliability and Brand Intention) on Brand Loyalty for the products of Nokia to North Sumatera University officials . The problem in this research is whether the variabels of Brand Trust (brand reliability and brand intention) influence positif and significan for brand loyalty the product of Nokia on University of North Sumatera officials. Hypothesis of the existing problems are : “ The brand trust’s variables (brand reliability and brand intention) jointly have a positive and significant effect on the establishment of brand loyalty on the University of North Sumatera officials”.

Sampling technique using a purposive sampling method. With the target population are the officials of North Sumatera University who are using the products of Nokia along a year or more. Data collected by questionnaire. Data measured using Likert scale. Data processing using software SPSS 14.00 for Windows and hypothesis testing using linear regression analysis.

Results showed that the Variables of brand trust (brand reliability and brand intention) jointly have a positive and significant effect on the establishment of brand loyalty on the official of North Sumatera University with adjusted R square 50,7%.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Merek adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi suatu produk

barang ataupun jasa, karena merek dapat menjadi keunggulan bersaing bagi

perusahaan. Merek yang baik adalah merek yang dapat membedakan dirinya

dengan merek dari perusahaan yang lain. Merek adalah salah satu ciri khas yang

menggambarkan perusahaan.

Di sebagian besar negara berlaku undang-undang yang mengatur

perlindungan hak cipta atas penggunaan nama perusahaan maupun merek produk

yang dihasilkannya. Setidaknya ini menandakan bahwa nama itu sangat penting.

Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek. Produk hanyalah

sesuatu yang dihasilkan pabrik. Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli

konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing, maka merek selalu

memiliki keunikan yang relatif sukar dijiplak. Merek berkaitan erat dengan

persepsi, sehingga sesungguhnya persaingan yang terjadi antar perusahaan adalah

pertarungan persepsi dan bukan sekedar pertarungan produk.

Merek bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building activity yang

bukan sekadar berdasarkan komunikasi, tetapi merupakan segala macam usaha

lain untuk memperkuat merek tersebut. Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan

sesuatu, bahkan lebih dari janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand

(15)

harus dijaga dari waktu ke waktu, selain tentunya juga harus mempunyai

kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik, tentu suatu merek harus terlihat

bernilai di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Selain

itu, merek harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan sehingga

pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut.

Banyaknya persaingan di dunia usaha pada saat sekarang ini membuat

setiap perusahaaan harus mempunyai strategi khusus untuk menghadapinya.

Perusahaan harus mampu bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Dalam

konsep pemasaran modern, setiap perusahaan dituntut berupaya menciptakan

keunggulan kompetitif yang sifatnya unik dan berkesinambungan dalam

memuaskan pasar sasarannya secara efektif dan menguntungkan.

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menghadapi

persaingan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mempertahankan

pelanggan yang telah ada dan terus mencari pelanggan potensial baru yang

diharapkan dapat meningkatkan aktivitas perekonomian perusahaan. Dengan kata

lain perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggan.

Salah satu upaya untuk mempertahankan loyalitas pada konsumen adalah

dengan memberikan kepuasan pada konsumen terhadap produk yang ditawarkan

sehingga akan menimbulkan kepercayaan pada merek tersebut, karena brand trust

memiliki pengaruh terhadap brand loyalty dimana trust atau kepercayaan akan

menciptakan suatu hubungan yang sangat bernilai baik bagi perusahaan maupun

(16)

Delgado berpendapat, kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk

dipercaya (brand trust) yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk

tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan (brand reliability) dan intensi

baik merek (brand intention) yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa

merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen

(Ferrinadewi,2008:150).

Brand reliability memainkan peranan yang penting dalam menentukan

keputusan konsumen dalam mempercayai suatu merek. Kemampuan sebuah

merek dalam memenuhi setiap nilai yang dijanjikannya akan membuat konsumen

mempertimbangkan untuk lebih mempercayai merek tersebut. Hal ini akan

berdampak positif bagi perusahaan karena di dalam benak konsumen telah

tertanam kepercayaan pada merek dari perusahaan tersebut yang mampu

memenuhi setiap nilai yang dijanjikannya kepada konsumen.

Selain itu, brand intention juga mempengaruhi loyalitas konsumen

terhadap suatu merek. Keyakinan konsumen terhadap suatu merek didasari pada

kemampuan sebuah merek dalam mengutamakan kepentingan konsumen dan

kepuasan konsumen sehingga konsumen merasa menikmati pemakaian produk

suatu merek tersebut. Perusahaan harus lebih memperhatikan setiap keluhan dari

para konsumennya sehingga konsumen merasa lebih diperhatikan kepentingannya

akan pemakaian produk dari merek tersebut. Kemampuan perusahaan dalam

(17)

Loyalitas pelanggan terhadap suatu merek produk merupakan konsep yang

sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat di

dunia bisnis pada saat sekarang ini. Pada kondisi demikian loyalitas pada sebuah

merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Loyalitas

pembelian menurut Chaudburi dan Holbrook adalah perilaku untuk membeli

secara berulang-ulang pada suatu merek serta meliputi tingkat komitmen akan

nilai unik yang diasosiasikan terhadap merek (Irawan, 2003:82).

Produk handphone dalam beberapa tahun terakhir mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Produk handphone dari berbagai merek terus

menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat menarik minat konsumen dan juga

dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produknya. Dalam hal ini,

konsumen akan dimanjakan dengan berbagai produk yang sangat menarik melalui

layanan yang diberikan pada masing-masing merek handphone tersebut, di sinilah

loyalitas konsumen akan diuji.

Sebagai merek yang sudah lama eksis dalam dunia komunikasi, Nokia

terus menunjukkan konsistensi kualitas dan peningkatan keunggulan komparatif

dalam mempertahankan brand mengalahkan pesaing kuat lainnya seperti Sony

Ericksson, Samsung, maupun Motorola. Adapun keunggulan komparatif dari

Nokia tersebut adalah banyaknya fitur-fitur yang ditawarkan oleh Nokia di

berbagai jenis produknya. Melalui keunggulan komparatif tersebut Nokia

membangun brand trust dalam benak konsumennya. Diharapkan dengan

terciptanya brand trust konsumen terhadap Nokia maka akan timbul sebuah

(18)

Selama ini, Nokia mampu memenuhi setiap nilai yang dijanjikan kepada

konsumennya sehingga konsumennya selalu yakin untuk menggunakan

handphone Nokia. Segala kekurangan yang didapat dalam satu series akan

diperbaiki oleh Nokia dalam series berikutnya. Strategi Brand reliability yang

ditanamkan Nokia inilah yang membuat konsumennya menjadi loyal dan tidak

ingin beralih dari produk Nokia. Keyakinan konsumen terhadap

produk-produk Nokia ditanggapi oleh perusahaan Nokia dengan memberikan rasa nyaman

dalam pemakaian produk-produk mereka dan menjamin kepuasan bagi setiap

konsumennya. Selain itu juga, harga jual kembali produk Nokia membuat

konsumennya selalu merasa yakin untuk menggunakan handphone merek Nokia.

Pemakai handphone Nokia dapat menjual kembali produknya kepada orang lain

dengan harga yang tidak jauh berbeda sewaktu pembelian. Hal ini membuat para

pemakai handphone Nokia merasa aman dan nyaman dalam setiap pemakaiannya.

Selain brand reliability, ada satu komponen brand trust lainnya yang

diusung oleh Nokia agar konsumennya dapat loyal terhadap Nokia. Komponen

tersebut yaitu brand intention. Nokia selalu memberikan perhatian kepada setiap

konsumennya dengan membantu konsumennya apabila mengalami masalah dalam

pemakaian produk-produk merek Nokia. Nokia akan selalu memberikan

pelayanan yang terbaik kepada konsumennya agar konsumen selalu loyal dalam

menggunakan Nokia. Nokia berharap kemampuan dalam melayani dan

memuaskan konsumennya dapat membuahkan hubungan jangka panjang antara

(19)

Pada wawancara prasurvey terhadap 30 orang pegawai Universitas

Sumatera Utara, diperoleh data 16 pegawai telah menggunakan handphone Nokia

lebih dari satu tahun. 14 orang lainnya pernah memakai handphone merek Nokia

tapi tidak lebih dari satu tahun dan ada juga di antara pegawai tersebut memiliki

lebih dari satu handphone di mana salah satu handphone nya adalah Nokia. Hal

ini menunjukkan bahwa para pegawai Universitas Sumatera Utara menyenangi

produk merek Nokia. Banyak pegawai Universitas Sumatera Utara beralasan

bahwa mereka lebih merasa nyaman dalam memakai produk-produk Nokia karena

produk-produk Nokia mudah untuk digunakan dan memiliki fitur-fitur yang

lengkap di setiap serinya.

Para pegawai Universitas Sumatera Utara merasa bangga menggunakan

produk-produk Nokia karena mereka adalah satu dari jutaan orang yang telah

memakai produk yang dikeluarkan oleh Nokia di seluruh dunia. Kebanyakan di

antara mereka merasa enggan untuk menjual handphone Nokia miliknya dan

merasa lebih baik untuk memperbaikinya ketika handphone tersebut rusak. Hal ini

mencerminkan bahwa Nokia telah memberikan kepuasan bagi setiap

konsumennya dengan menerapkan strategi brand trust melalui brand reliability

dan brand intention dengan baik sehingga menimbulkan brand loyalty dari

konsumen terhadap produk-produk Nokia.

Pada saat sekarang ini, banyak bermunculan merek handphone yang

berbasis smartphone. Sebagai contohnya samsung galaxy, iphone, blackberry,

blueberry dan masih banyak lagi. Meskipun begitu, Nokia terbukti masih menjadi

(20)

diperoleh, Nokia masih merajai penjualan handphone di dunia. Dari tabel 1.1

berikut akan dijelaskan penjualan beberapa merek handphone secara global

berikut dengan market share dari merek handphone tersebut selama dua tahun

belakangan ini.

Tabel 1.1

Penjualan dan Market Share 10 besar merek Hand Phone secara global Tahun 2009- 2010 handphone di dunia pada tahun 2010/

(21)

market share Nokia menurun di tahun 2010, akan tetapi penjualan produk-produk

Nokia masih terus bertambah setiap tahunnya. Hal ini, membuktikan bahwa para

pemakai handphone di seluruh dunia lebih menyukai dan mencari produk-produk

Nokia.

Di Indonesia sendiri, Nokia merajai penjualan dan market share

produk-produk handphone. Meskipun berada di tengah himpitan para pesaingnya, Nokia

masih menjadi nomor satu di hati konsumennya di Indonesia. Berikut ini enam

besar market share penjualan handphone di indonesia.

1. Nokia: 45% 2. Samsung: 15% 3. Nexian: 10% 4. Sony Ericsson: 6% 5. HT Mobile: 5% 6. Lainnya : 19%

Sumber:

Berdasarkan fenomena di atas, terlihat bahwa Nokia masih mampu

mempertahankan pelanggannya di tengah ketatnya persaingan antar perusahaan

khususnya dibidang produksi handphone.

Penelitian akan dilakukan pada pegawai Universitas Sumatera Utara yang

telah memakai produk-produk Nokia selama satu tahun lebih. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh brand trust yang diberikan oleh

(22)

pegawai USU dalam memakai handphone merek Nokia dan seberapa banyak

pegawai yang loyal dalam memakai produk-produk Nokia meskipun banyak

handphone merek lainnya yang menawarkan harga yang lebih murah.

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Produk-produk Nokia pada Pegawai Universitas Sumatera Utara”.

1.2Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Apakah variabel brand trust (brand reliability dan brand intention)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty produk – produk

Nokia pada pegawai Universitas Sumatera Utara?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh positif

variabel-varibael brand trust (brand reliability dan brand intention) terhadap

brand loyalty produk – produk Nokia pada pegawai USU.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi yang

(23)

2. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan wawasan yang telah diperoleh

selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berfikir ilmiah

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang/logo, desain,

warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan

dapat memberikan identitas dan diferensiasi yang membedakannya dengan produk

pesaing. Pada dasarnya merek juga merupakan janji produsen untuk secara

konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri/fitur, manfaat, dan layanan tertentu

kepada para konsumen. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan

berupa jaminan kualitas.

Dalam The Brand Gap, Marty Nuemeier (2003:131) mengatakan, “Merek

adalah perasaan terdalam seseorang tentang suatu produk, layanan atau

perusahaan. Itu adalah perasaan terdalam karena kita semua merupakan makhluk

emosional dan intuitif, walaupun kita berusaha keras untuk menjadi rasional. Itu

adalah perasaan terdalam seseorang karena akhirnya merek didefinisikan oleh

individu, bukan oleh perusahaan, pangsa pasar atau yang disebut publik.”

Menurut Aaker (1991 : 7), merek adalah nama dan atau simbol yang

bersifat membedakan (seperti, sebuah cap, logo atau kemasan) dengan maksud

mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok

penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang dan

(25)

konsumen maupun produsen dari para kompetitor yang berusaha memberikan

produk-produk yang tampak identik.

Merek dapat memiliki enam level pengertian (Kotler, et al., 1996; 200)

yaitu sebagai berikut:

1. Atribut

Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes

mengisyaratkan tahan lama (awet), mahal, desain berkualitas, nilai jual

kembali yang tinggi, prestisius, cepat dan sebagainya.

2. Manfaat

Merek bukanlah sekadar sekumpulan atribut, sebab yang dibeli konsumen

adalah manfaat, bukannya atribut. Atribut harus diterjemahkan ke dalam

manfaat fungsional dan emosional/psikologis. Misalnya atribut mahal

dapat diungkapkan dalam manfaat emosional seperti “Mobil ini dapat

menaikkan gengsiku”. Sedangkan atribut tahan lama dapat mencerminkan

dalam manfaat fungsional seperti “Saya tidak perlu membeli mobil baru

lagi selama beberapa tahun mendatang”.

3. Nilai

Merek juga menyatakan nilai-nilai yang dianut produsennya. Contohnya

Mercedes (sebagaimana umumnya produk-produk buatan Jerman)

mencerminkan kinerja tinggi, keamanan dan prestise.

4. Budaya

Dalam merek terkandung pula budaya tertentu. Mercedes mencerminkan

(26)

5. Kepribadian

Merek bisa pula memproyeksikan kepribadian tertentu. Apabila suatu

merek divisualisasikan dengan orang, binatang, atau suatu obyek, apa yang

akan terbayangkan? Mercedes memberi kesan pimpinan yang berwibawa

(orang), singa yang berkuasa (binatang), atau istana yang megah (obyek).

6. Pemakai

Merek juga menyiratkan tipe konsumen yang membeli atau menggunakan

produknya. Contohnya, mobil Mercedes kerapkali dipersepsikan sebagai

mobil untuk eksekutif puncak paruh baya.

2.1.2 Tipe Merek

Pemahaman mengenai peran merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe

utama merek, karena masing-masing tipe memiliki citra merek yang berbeda

(Whitwell, dalam Tjiptono 2005:22).

Ketiga tipe tersebut meliputi:

1. Attribute Brands

Yakni merek-merek yang memiliki citra yang mampu

mengkomunikasikan keyakinan / kepercayaan terhadap atribut fungsional

produk. Kerapkali sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan

fitur secara obyektif atas begitu banyak tipe produk, sehingga mereka

cenderung memiliki merek-merek yang dipersepsikan sesuai dengan

(27)

2. Aspirational brands

Yaitu merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang

membeli merek yang bersangkutan. Citra tersebut tidak banyak

mengandung produkna, tetapi justru lebih banyak berkaitan dengan gaya

hidup yang didambakan. Keyakinan yang dipegang konsumen adalah

bahwa dengan memiliki merek semacam ini, akan tercipta asosiasi yang

kuat antara dirinya dengan kelompok aspirasi tertentu.

3. Experience brands

Mencerminkan merek-merek yang menyampaikan citra asosiasi dan emosi

bersama. Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih

berkenaan dengan kesamaan filosofi antara merek dan konsumen

individual. Kesuksesan sebuah experience brands ditentukan oleh

kemampuan merek bersangkutan dalam mengekspresikan individualitas

dan pertumbuhan personal.

2.1.3 Kepercayaan Merek (Brand Trust)

Kepercayaan merek adalah keyakinan konsumen terhadap suatu merek

produk setelah merasakan manfaat yang diberikan oleh produk itu sendiri.

Keyakinan konsumen tersebut sangat perlu dijaga oleh perusahaan agar

perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang memproduksi produk

yang sama. Perusahaan harus mampu menciptakan suatu ciri khas terhadap

produk yang mereka tawarkan agar calon pembeli potensial dapat tertarik untuk

membelinya. Hal ini dapat dimulai oleh perusahaan dengan memberikan nama

(28)

orang beranggapan bahwa nama merek tidak terlalu penting untuk diperhatikan

karena mereka beranggapan bahwa apalah arti sebuah nama. Akan tetapi, bagi

sebuah perusahaan hal ini sangatlah perlu diperhatikan karena dengan pemberian

nama merek pada sebuah produk maka para calon pembeli akan mudah untuk

mengenal langsung produk tersebut. Selain itu, nama merek memudahkan para

calon pembeli untuk mencari produk tersebut. Bagi perusahaan, merek berfungsi

sebagai media komunikasi bagi konsumennya untuk menggambarkan ciri khas

dari produk tersebut. Oleh karena itu, peran merek ini haruslah diperhatikan dan

jangan pernah dianggap remeh. Tugas perusahaan dalam menanamkan

kepercayaan merek dalam diri konsumennya sangatlah sulit. Perusahaan harus

mampu memenuhi komponen-komponen kepercayaan merek itu sendiri, di

antaranya adalah brand reliability dan brand intention (Mowen,2002;312).

Kepercayaan bersumber dari harapan konsumen akan terpenuhinya janji

yang diberikan oleh merek. Ketika harapan mereka tidak terpenuhinya maka

kepercayaan akan berkurang bahkan hilang. Akan tetapi, jika harapan tersebut

dapat dipenuhi oleh perusahaan maka konsumen akan terus percaya terhadap

merek tersebut (Ferrinadewi,2008;153).

(29)

.

Sumber : Ferrinadewi (2008:153)

Gambar 2.1 Alur kepercayaan konsumen pada merek

2.1.4 Kepuasan Pelanggan

Menurut Irawan (2003 : 16), kepuasan pelanggan merupakan salah satu

alat ukur untuk melihat daya saing suatu perusahaan. Berdasarkan beberapa artikel

ilmiah tentang kepuasan pelanggan, terdapat lima faktor utama yang menentukan

tingkat kepuasan pelanggan, antara lain:

1. Kualitas produk

Konsumen atau pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Beberapa

dimensi yang berpengaruh dalam membentuk kualitas produk adalah

performance, features, reliability, conformance to spesification, durability,

serviceability, estetika, dan perceived quality.

2. Kualitas pelayanan

Pelanggan akan merasa puas apabila mereka mendapatkan pelayanan yang

baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Dimensi kualitas pelayanan

sudah banyak dikenal yang meliputi reliability, responsiveness, assurance,

(30)

3. Faktor emosional

Konsumen merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain

akan kagum terhadap dia apabila menggunakan produk dengan merek

tertentu. Kepuasan ini bukan semata-mata karena kualitas produk tersebut,

tetapi social value yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek

produk tertentu.

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama, tetapi menetapkan harga

yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

pelanggan. Di sini jelas bahwa faktor harga juga merupakan faktor yang

penting bagi pelanggan untuk mengevaluasi tingkat kepuasannya.

5. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan suatu biaya tambahan atau tidak

perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa akan

cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.

2.1.5 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Oliver dalam Tjiptono (2005:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek

adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan

dengan produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang,

sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun

pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku

(31)

Aaker (1996 : 8) mendefinisikan brand loyalty sebagai “A measure of the

attachment that a costumer has a brand“. Loyalitas merek menunjukkan adanya

suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai

dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan.

Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati adanya

beberapa tingkatan brand loyalty. Masing-masing tingkatannya menunjukkan

tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan

(Aaker,1997:57).

Adapun tingkatan brand loyalty tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tingkatan loyalitas yang paling dasar adalah pembeli yang sama sekali

tidak loyal (switcher buyer). Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk

memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain

mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal

atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apa pun

mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil

dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling kelihatan dari jenis

pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya

murah.

2. Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan

sebagai pembeli yang puas dengan mereka produk yang dikonsumsikan

atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam

mengkonsumsi merek produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya

(32)

membeli produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan

tersebut memerlukan usaha, biaya maupun berbagai pengorbanan lain.

Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek

didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini (habitual buyer).

3. Pada tingkatan ketiga, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila

mereka mengkonsumsi merek tersebut (satisfied buyer), meskipun

demikian mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek

lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait

dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan

mereka beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang

masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi

biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam

kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar

sebagai kompensasinya (switching cost loyal).

4. Pada tingkat keempat, pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini

merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut

(likes the brand). Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang

terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi

yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan

sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun

disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. Meskipun demikian

(33)

diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam

sesuatu yang spesifik.

5. Tingkat teratas adalah pelanggan yang setia (commited buyer). Mereka

memiliki suatu kebanggan sebagai pengguna suatu mereka dan bahkan

merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi

fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya

mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli

ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan

merek tersebut kepada pihak lain. Loyalitas merek yang tinggi dapat

meningkatkan perdagangan. Dan dapat menarik minat pelanggan baru

karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek

minimal dapat mengurangi risiko. Keuntungan lain yang didapat dari

loyalitas merek adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk merespons

gerakan pesaing.

Mowen (2002 : 109) mengemukakan bahwa loyalitas dapat didasarkan

pada perilaku pembelian aktual produk yang dikaitkan dengan proporsi

pembelian. Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai

loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena

biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan

(34)

2.2 Penelitian Terdahulu

M. Novri Hendri S (2009) dalam judul “Analisis Pengaruh Brand Equity

Teh Botol Sosro Terhadap Loyalitas Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis

data dengan metode analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa elemen

Brand Equity Teh Botol Sosro yang terdiri dari Brand Awareness (kesadaran

merek), Perceived Quality (persepsi kualitas), Brand Association(asosiasi merek)

dan Brand Loyalty (Loyalitas merek), berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pembelian pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Yefri Yudianto (2010), dalam Judul “Pengaruh Brand Community

Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan persepsi terhadap iklan yang ditayangkan di televisi dengan

loyalitas merek. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incindental

sampling. Hasil uji coba menunjukkan daya beda item dengan nilai alpha 0,866

untuk skala brand community dan 0,937 untuk skala loyalitas merek.

2.3Kerangka Konseptual

Konsumen yang loyal pada satu merek (brand loyalty) akan bersedia

membayar lebih untuk merek tersebut karena ia merasa telah mendapatkan nilai

(value) dari merek tersebut yang tidak didapatkan dari merek lain. Keunikan nilai

tersebut didapat melalui kepercayaan yang lebih besar terhadap merek tersebut

(brand trust).

(35)

Berdasarkan defenisi ini kepercayaan merek merefleksikan dua komponen penting

yaitu brand reliability dan brand intention (Delgado dalam Ferrinadewi

2008:150). Brand reliability merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi

terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan merek memenuhi

nilai yang dijanjikannya akan membuat konsumen menaruh rasa yakin akan

kepuasan yang sama di masa depan. Sedangkan brand intention didasarkan pada

keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan

konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga.

Dari gambar 2.2 di bawah ini dapat kita lihat bagaimana hubungan antara

komponen kepercayaan merek yang terdiri dari brand reliability dan brand

intention terhadap loyalitas suatu merek (brand loyalty)

Kerangka konseptual

Sumber : Delgado, (dalam Ferrinadewi:2008)data diolah Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Brand reliability

(X1)

Brand intention

(X2)

(36)

2.4Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka penulis menetapkan

hipotesis sebagai berikut:

Variabel brand trust (brand reliability dan brand intention) mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty produk Nokia pada

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif yaitu

meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan

mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Data kuantitatif dikumpulkan

melalui daftar pertanyaan dalam survei, wawancara, quesioner, ataupun observasi

(Kuncoro, 2003:8).

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian

dimulai dari bulan Juli 2011 sampai November 2011.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini mengkhususkan pembahasan mengenai pengaruh brand trust

terhadap brand loyalty. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

1.Variabel independen yaitu brand trust yang terdiri dari 2 komponennya yaitu

brand reliability (X1), brand intention(X2).

2. Variabel dependen yaitu brand loyalty (Y).

3.4 Operasionalisasi Variabel

Defenisi operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan

variabel-variabel yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam penelitian.

(38)

Kepercayaan merek (brand trust) adalah kemampuan merek untuk

dipercaya dan intensi baik merek. Berdasarkan defenisi ini kepercayaan merek

merefleksikan dua komponen penting yaitu brand reliability dan brand intention.

Brand reliability (X1) merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan

terhadap merek karena kemampuan merek memenuhi nilai yang dijanjikannya

akan membuat konsumen menaruh rasa yakin akan kepuasan yang sama di masa

depan.

Adapun indikatornya antara lain:

1. Keyakinan konsumen terhadap merek tersebut

2. Dapat memberikan kenyamanan dalam penggunaan

3. Menjamin kepuasan bagi konsumen

4. Harga jual kembali yang dapat dijamin

Brand intention (X2) didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek

tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam

konsumsi produk muncul secara tidak terduga.

Adapun indikatornya antara lain:

1. Kejujuran merek

2. Dapat diandalkan ketika muncul masalah dalam produk

3. Selalu berusaha memuaskan konsumen melalui pelayanan yang diberikan

4. Memberikan kompensasi atas merek

Loyalitas merek (Brand Loyalty) (Y) adalah komitmen yang dipegang

(39)

disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian

merek yang sama secara berulang.

Indikatornya antara lain:

1. Melakukan pembelian ulang

2. Merekomendasikan kepada konsumen lain

3. Kesediaan membayar lebih tinggi

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan operasionaliasi variabelnya dalam tabel

3.1 berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi variabel

Variabel Indikator Skala pengukuran

Brand reliability (X1)

1.Keyakinan konsumen terhadap merek

2.Memberikan kenyamanan dalam penggunaan

3.Menjamin kepuasan

4.Harga jual kembali yang tinggi

Likert

(40)

Brand loyalty

(Y)

1.Melakukan pembelian ulang 2.Merekomendasikan kepada

konsumen lain

3.Kesediaan membayar lebih

tinggi Likert

Sumber : Kotler (2003), data diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini variabel diukur menggunakan Skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86). Dalam

penelitian ini diberikan 5 alternatif jawaban kepada responden yang dapat dilihat

pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skor Pernyataan

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

(41)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (1999:57), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Universitas

Sumatera Utara yang menggunakan produk Nokia yang jumlahnya tidak

diketahui.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan rumus Supramono (2003:62), yaitu:

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

Za = Nilai standard normal yang besarnya tergantung a,

bila a = 0,05 → z = 1,96

bila a = 0,01 → z = 1,66

p = Estimator proporsi populasi

q = 1− p

(42)

Dari hasil pra survei yang dilakukan oleh penulis, dari 30 orang di luar sampel

penulis mendapati 16 orang sedang memakai handphone merek Nokia lebih dari 1

tahun karena untuk mengukur seseorang loyal atau tidak dalam memakai suatu

produk dibutuhkan jangka waktu 1 tahun atau lebih. Oleh karena itu, penulis

mendapatkan nilai p sebesar 55% (0.55). Dengan nilai a =0.05, maka dapat

dihitung jumlah sampel seperti berikut:

n = (Zα)2(p) (q) d2

n = (1,96) 2(0,55)(0,45) (0,1)2

n = 95,07 = 95 orang

Teknik penarikan sampel yang dipakai adalah metode purposive sampling,

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2008:122). Adapun kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah pegawai

Universitas Sumatera Utara yang sedang memakai handphone mereke Nokia dan

telah memakai handphone merek Nokia selama satu tahun atau lebih, tujuan dari

pembatasan ini dengan mempertimbangkan pegawai yang dianggap mampu

mengukur pengaruh variabel independen (brand reliability dan brand intention)

(43)

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Dokumentasi

Dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet

dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

melalui daftar pertanyaan pada objek penelitian yang sesuai dengan

variabel yang diteliti.

3.8 Uji validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keabsahan dan

kevalidan suatu alat ukur atau instrument penelitian. Validitas menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang diukur dalam suatu

penelitian. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS

14.00 for windows dengan kriteria sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian ini dapat

(44)

pada kuesioner. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS

(Statistic Package for the Social Science) 14.00 for windows.

Kriteria dalam menentukan reliabilitas suatu kuesioner adalah sebagai

berikut:

Jika r alpha > r tabel maka pernyataan tersebut reliabel.

Jika r alpha < r tabel maka pernyataan tersebut tidak reliabel.

Pada penelitian ini peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas pada

pegawai Universitas Sumatera Utara sebanyak 30 orang di luar sampel.

3.9 Teknik Analisis

Dalam melakukan penelitian ini jenis data yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi

penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada

responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.

2. Data Sekunder

Data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk

mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapat data sekunder

dari buku-buku, majalah, koran, dan internet.

Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner selanjutnya diolah dan

(45)

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang

telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian

diinterprestasikan secara objektif untuk memperoleh gambaran tentang

masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.

b. Metode Analisis Statistik

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh hubungan dari variabel-variabel independen, yaitu brand

reliability (X1), dan brand intention (X2). Dengan variabel dependen,

brand loyalty (Y). Menggunakan software SPSS 14.00 for Windows.

Adapun model persamaan yang digunakan :

Y=b0+b1X1+b2X2+ e

Keterangan :

Y = Brand loyalty

X1 = Skor dimensi variabel bentuk

X2 = Skor dimensi variabel jenis huruf

b1-b2 = Koefisien Regresi

b0 = Konstanta

e = Standar Error

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum

data dianalisis adalah sebagai berikut :

(46)

Uji normalitas adalah mengetahui apakah variabel dependen,

independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal

atau tidak.

b. Uji Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan Uji Glejser dengan

pengambilan keputusan jika variabel independent signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau

pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari

model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance

Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut :

a). VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas.

b). Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.

1. Pengujian Hipotesis

Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan

digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

(47)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara

individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji-t menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

H0 : b1 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H0 : b1 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

2) Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji-F)

Uji F pada dasaranya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

(serentak) variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

H0 : b1 = b2 = 0

Artinya, secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1≠ b2≠ 0

Artinya, secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat (Y).

3) Koefisien Determinan (R²)

Identifikasi determinan (R²) digunakan untuk melihat seberapa besar

pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Identifikasi

determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel,

maka harus dicari koefisien determinan (R²). koefisien determinan

(48)

variabel terikat (Y). Semakin besar nilai koefisien determinan, maka

semakin baik kemampuan variabel terikat (Y).

Jika determinan (R²) semakin besar (mendekati satu) maka dapat

dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu

brand reliability (X1) dan brand intention (X2), serta variabel terikat

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Nokia Corporation (Nokia,Corp.) merupakan produsen peralatan

komunikasi terbesar di dunia dan juga merupakan perusahaan terbesar di

Finlandia. Kantor pusat dari perusahaan ini berada di kota Espoo, Finlandia.

Perusahaan ini dikenal melalui produk-produk telepon genggamnya. Nokia

memproduksi telepon genggam untuk seluruh segmen pasar baik pasar GSM,

CDMA dan W-CDMA.

Sejarah dari perusahaan ini dimulai pada tahun 1865, ketika seorang

insinyur bernama Fredrick Idestam mendirikan sebuah pabrik penggilingan bubur

kayu di selatan Finlandia dan memulai untuk memproduksi kertas. Pabrik ini

diberi nama Nokia, yang kemudian menjadi sukses seiring dengan meningkatnya

konsumsi akan kertas oleh masyarakat Finlandia. Kemudian Idestam membangun

kerjasama perdagangan internasional dan produknya di ekspor pertama kali ke

Rusia, Inggris dan Prancis.

Sumber: www.nokia.com

(50)

Selanjutnya didirikan sebuah pabrik karet di finlandia pada tahun 1898,

yang memproduksi galosh ( sepatu bagian luar, terbuat dari karet ). Kemudian

pabrik ini mengadopsi nama Nokia setelah kedua eksekutif perusahaan

mengadakan kerjasama pada tahun 1920.

Sumber: www.nokia.com

Gambar 4.2 Pabrik pembuatan galosh Nokia

Sedangkan pada tahun 1912 dibukalah sebuah pabrik yang memproduksi

kabel di pusat kota Helsinki, Finlandia. Permintaan akan kabel semakin besar

seiring dengan besarnya permintaan akan power transmition dan pembuatan

jaringan telepon sehingga perusahaan ini tumbuh dengan cepat. Pada tahun 1922,

kembali perusahaan yang sedang tumbuh ini menggunakan nama Nokia.

Sumber:

(51)

Akhirnya pada 1967, ketiga perusahaan tersebut (perusahaan galosh/karet

sepatu), perusahaan penggilingan bubur kayu dan perusahaan pembuat kabel)

resmi bersatu membentuk sebuah perusahaan baru dan menggunakan nama Nokia,

dibawah kepemimpinan Nokia Group.

Sumber:

Gambar 4.4 Penggabungan ketiga perusahaan Nokia

Pada tahun 1969, Nokia merupakan perusahaan pertama yang

memperkenalkan PCM Transmission ( Pulse Code Modulation Transmission ),

yang sesuai dengan standar CCIT ( Badan Penasihat Komite Internasional

Telegraf dan Telekomunikasi ). Di awal tahun 1970 an, sebagai penanda awal dari

pertumbuhan pasar Nokia di segmen wireline dan microwave transmission. Di

awal tahun itu pula, Nokia mengeluarkan produk yang diberi label Nokia DX-200,

yang mana Nokia memperikirakan bahwa terjadi peralihan dari masa telegrap

menjadi era digital. Produk inilah yang menjadi titik balik perusahaan Nokia, dari

tiga cabang produksi menjadi fokus ke bidang telekomunikasi digital.

Produk-produknya semakin dikenal masyarakat luas dari waktu ke waktu. Semula Perusahaan

Penggilingan bubur kayu

Perusahaan galosh

Perusahaan pembuat kabel

(52)

produknya berdimensi cukup besar hingga akhirnya Nokia sanggup menguasai

pasar dengan produk-produk hand-heldnya yang simpel namun canggih.

Sumber: www.nokia.com

Gambar 4.5 Perkembangan Produk Nokia

Pada saat keadaan semakin berkembang Nokia memutuskan untuk

memecah konsentrasi bisnisnya menjadi 2 bagian penting (Nokia Networks dan

Nokia Mobile Phones) dan 2 bagian pendamping (Nokia Ventures Organization

dan Nokia Research Center). Produk yang dihasilkannya antara lain adalah

beberapa jenis produk pada bidang networking, handphone, dan beberapa layanan

dalam bidang multimedia seperti TV kabel.

4.1.2 Struktur Organisasi

Nokia merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk corporation atau

perseroan terbatas, memiliki badan hukum, membayar pajak kepada pemerintah

dan secara hukum terpisah dari pemiliknya. Berikut ini struktur organisasi

(53)

Sumber: www.nokia.com

Gambar 4.6 Struktur Organisasi Nokia Corporation

Dari gambar di atas dapat dijelaskan fungsi dan kinerja masing-masing

bagian dalam organisasi:

1. Annual General Meeting

Pemegang saham Nokia menggunakan kekuatan untuk memberikan

keputusan pada saat Rapat Umum Tahunan diadakan. Didalam rapat ini

juga berfungsi untuk memilih para dewan eksekutif dan juga untuk

memutuskan siapa Auditor pada tahun berikutnya. Pada tahun 2007

Auditor Nokia adalah sebuah badan independent yang bernama

PriceWaterHorse Coopers Oy.

2. The Board of Directors

Dewan direksi bertanggung jawab terhadap para pemegang saham pada

perusahaan. Dewan direksi ini bertanggung jawab, secara aktif bukan pasif

(54)

perusahaan, kebijakan perusahaan, keefektifan manajemen perusahaan.

Dewan direksi juga mempunyai wewenang untuk menunjuk dan

mengganti ketua Dewan eksekutif dan anggota-anggotanya

3.The Group of Executive Boards

Dewan eksekutif inilah yang menjalankan perusahaan sehari-harinya.

4.Service & Softwares

Merupakan sebuah divisi yang menekankan strategi untuk

mengembangkan dan bagaimana caranya menawarkan Internet Service,

Enterprise Solution dan software-software yang ada di dalamnya.

5.Devices

Sebuah divisi yang bertanggung jawab untuk membuat dan

mengembangkan alat-alat (handphone) terbaik untuk dipasarkan termasuk

bagaimana mendapatkan bahan-bahannya.

6.Markets

Divisi yang memiliki tanggung jawab untuk memanajemen rantai suplai

(supply chain), sales (penjualan produk) dan aktifitas yang berkaitan

dengan marketing (pemasaran).

7.NAVTEQ

Sebuah divisi yang memimpin disektor penyedia data peta digital baik

untuk navigasi automotif, aplikasi peta digital yang berbasis internet, dan

aplikasi-aplikasi lain yang digunakan di lingkungan pemerintahan dan

(55)

8.Nokia Siemens Network

Semua infrastruktur dan operasi bisnis berpusat pada NOKIA SIEMENS

NETWORK, sebuah divisi atau dapat dikatakan perusahaan yang dibentuk

melalui gabungan antara Nokia dengan Siemens dan dikelola oleh Nokia.

9.Corporate Development Office

Sebuah divisi yang memfokuskan pada pengembangan perusahaan dimasa

sekarang dan dimasa depan dan mengcover seluruh dukungan operasional

untuk mengintegrasikan seluruh divisi yang ada di Nokia.

Berkaitan dengan stake holder, di Nokia terdapat beberapa stake holder

yang sangat menentukan bagaimana keadaan perusahaan dimasa sekarang dan

dimasa mendatang, diantaranya adalah ;

a.Investor

b.Pemegang Saham

c.Karyawan

d.Developer

e.Suppliers

f.Wholesaler, Retailer, dan Distributor

g.Pemerintah

h.Para pemberi Opini

4.1.3 Etika Bisnis Perusahaan Nokia

Di dalam tubuh Nokia Group terdapat sebuah Etika Bisnis, mereka

(56)

mengalami revisi seiring dengan perkembangan lingkungan bisnis, berikut kode

etik yang dipegang erat oleh Nokia Group;

a.Abstrak

Nokia selalu mengakui bahwa tujuan jangka panjangnya dan mereka yang

merupakan para pemilik saham yang ada di dalamnya bergantung pada

kepatuhan terhadap standar tertinggi kode etik pelaksanaan dan hukum

yang berlaku. Kode Etis Pelaksanaan telah disetujui Dewan Eksekutif

Grup Nokia dan diperkenalkan serta diperkuat pelaksanaannya kepada

segenap karyawan Nokia melalui induksi, pelatihan dan komunikasi

internal. Norma-norma Nokia terdapat dalam Kode Etik Pelaksanaan ini,

dan setiap karyawan Nokia diharapkan dapat membawa diri dan bisnisnya,

sesuai dengan Kode Etik ini tanpa kecuali. Panduan yang lebih ketat atau

instruksi yang lebih rinci mungkin lebih cocok diberlakukan di daerah atau

negara tertentu, tetapi panduan tersebut harus tidak bertentangan dengan

Kode Etik Pelaksanaan. Nokia secara periodik mengkaji ulang Kode Etik

Pelaksanaan ini dan berkomitmen mengubah isi dan implementasinya jika

perubahan atau klarifikasi lebih lanjut diperlukan.

b.Etika dan Hukum

Nokia sangat berkomitmen pada standar tertinggi pelaksanaan yang

beretika, dan mematuhi sepenuhnya semua hukum nasional dan

internasional yang berlaku. Hal ini mencakup, sebagai contoh, hal-hal

(57)

korupsi, sekuritas yang diperdagangkan secara umum, keselamatan dalam

penggunaan produk dan layanan yang diberikan Nokia kepada pelanggan,

hukum maupun praktik ketenagakerjaan, lingkungan, hukum dan standar

internasional hak asasi manusia, dan perlindungan hak cipta, aset

perusahaan dan bentuk lain dari kepemilikan intelektual. Tujuan Nokia

bukan hanya kepatuhan legal yang minimal, namun menjadi pemimpin

industri yang terbaik di dunia dalam hal tanggung jawab perusahaan,

pelaksanaan tata laksana kewarganegaraan korporasi yang baik di mana

pun Nokia melakukan bisnisnya. Nokia menghormati privasi dan integritas

para pemilik sahamnya, serta berusaha keras mematuhi standar yang ketat

ketika mengolah data pribadi dan informasi produk. Semua data pribadi

yang diperoleh dan dimiliki Nokia akan diproses secara adil, cermat dan

berdasarkan hukum dengan cara yang melindungi privasi individu.

c.Hak Asasi Manusia

Nokia akan menghormati dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia.

Nokia mengakui, bersama dengan komunitas internasional, bahwa hak-hak

asasi manusia tertentu harus dianggap sebagai sesuatu yang mendasar dan

universal, berdasarkan hukum dan praktik internasional, seperti yang

tercantum dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB, Organisasi

Buruh Internasional dan prinsip-prinsip Dunia Yang Sempit (Compact

Global). Di antara hak-hak tersebut, yang dipandang Nokia sebagai hal

yang mendasar dan universal adalah: suatu kebebasan dari diskriminasi

(58)

jender, pembagian jender, orientasi seksual, status pernikahan, hubungan

dengan minoritas nasional, disabilitas tubuh, atau status lainnya;

kebebasan dari penahanan yang tak menentu, eksekusi ataupun

penyiksaan; kebebasan berkumpul dan berasosiasi; kebebasan berpikir,

bernurani dan beragama; dan kebebasan berpendapat serta berekspresi.

Nokia tidak akan menggunakan pekerja anak-anak atau pekerja paksa.

Nokia takkan menoleransi kondisi dan perilaku kerja yang bertentangan

dengan hukum serta praktik internasional.

d.Konflik Kepentingan, Hadiah dan Penyuapan

Karyawan Nokia harus menghindari aktivitas yang mengarah pada konflik

kepentingan. Hal ini mencakup, tapi tak terbatas pada tindakan untuk

menerima dan memberikan hadiah, atau keramahan dari atau kepada para

pemegang saham Nokia, selain hadiah dari nilai nominalnya atau

keramahan yang pantas diberikan pada proses bisnis biasa. Segala

persetujuan atau pemahaman yang berkaitan dengan kebaikan atau

keuntungan yang ditukar dengan hadiah harus dihindari. Hadiah selain

nilai nominal tidak boleh diterima, tanpa keterbukaan seutuhnya dan

sebelum mendapatkan izin dari penyelia sang karyawan. Nokia dan

karyawannya tidak akan membayar atau menawarkan untuk membayar

uang suap ataupun pungutan liar kepada para petugas pemerintah atau

kandidat, atau pihak-pihak lainnya, dalam rangka mendapatkan atau

(59)

Nokia tidak boleh mengambil atau membantu orang lain mengambil

keuntungan dari kesempatan yang diperoleh melalui penggunaan informasi

perusahaan atau jabatan. Karyawan Nokia tidak boleh menggunakan aset

perusahaan untuk hal-hal lain, selain bisnis yang sah atau tujuan lainnya

yang telah diotorisasikan sebelumnya. Karyawan Nokia juga tidak boleh

berkompetisi dengan pihak perusahaan.

e.Praktik di Tempat Kerja

Karyawan Nokia harus menghormati serta menjunjung tinggi

norma-norma Nokia di tempat kerja, meningkatkan kerja sama tim, tanggung

jawab individu, dan kekuatan yang muncul dari keanekaragaman. Nokia

akan berusaha keras membayar kompensasi yang adil, dan memberikan

tempat kerja yang aman dan sehat bagi para karyawannya. Nokia

berkomitmen terhadap keseteraan kesempatan di semua praktik, kebijakan

dan prosedur pekerjaannya. Persyaratan kerja terpenuhi, oleh karena itu

tidak ada karyawan atau karyawan potensial yang akan menerima

perlakuan tak menyenangkan akibat ras, kepercayaan, warna kulit,

kewarganegaraan, asal etnis, usia, agama, jender, pembagian jender,

orientasi seksual, status pernikahan, hubungan dengan minoritas nasional,

opini, disabilitas, keanggotaan atau non-keanggotaan dari suatu serikat

perdagangan. Nokia akan terus berinvestasi dalam pertumbuhan

pembelajaran pribadi maupun profesional para karyawan Nokia. Nokia

akan mendorong karyawannya untuk menjalani kehidupan pribadi dan

(60)

f.Lingkungan

Aktivitas lingkungan Nokia dilakukan berdasarkan pemikiran siklus

kehidupan. Tujuannya untuk mengurangi dampak lingkungan selama

siklus kehidupan produk kami. Hal ini dilakukan dengan mengelola

operasional kami sendiri dan jaringan kerja penyedia, menerapkan

Rancangan Bagi Lingkungan (DIE) dalam pengembangan produk, proses

dan rancangan layanan kami, serta mendukung dilakukannya praktik bisnis

End of Life yang sehat. Nokia tidak menggunakan species yang terancam

punah untuk tujuan bisnis apapun, terlebih lagi meminta par pemasoknya

agar menghindari pengadaan bahan mentah yang berasal dari sumber yang

jelas-jelas memasukkan unsur-unsur penganiayaan terhadap manusia dan

hewan, atau metode pengadaan dan distribusi yang ilegal. Dalam aktivitas

pemasaran dan aktivitas yang lainnya, Nokia akn menampilkan hewan

secara layak.

g.Pemasok

Nokia akan melakukan yang terbaik untuk hanya mengontrak

subkontraktor atau pemasok yang mematuhi hak asasi internasional,

hukum lingkungan, maupun praktik-praktiknya. Nokia berkomitmen untuk

memantau kinerja etis dari para pemasoknya dan melakukan

langkah-langkah yang segera dan menyeluruh jika kinerja etis pemasoknya

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Alur kepercayaan konsumen pada merek
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Operasionalisasi variabelTabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel diferensiasi produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Berdasarkan uji F, prior experience dan iklan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa berdasakan hipotesis pertama yang menyatakan Trust in brand berpengaruh positif terhadap brand loyalty pada

Berdasarkan uji regresi linier berganda Secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif antara variabel kualitas produk, brand trust,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand image , customer perceived value ,dan brand trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer satisfaction , serta

1. Variabel brand image memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap brand trust pada Lipstik Revlon. Hal ini dapat diartikan semakin baik atau tinggi brand

Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa brand image dan word of mouth secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand preference Amanda Brownies

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Brand Awareness BA, Word Of Mouth WOM berpengaruh positif dan signifikan sedangkan Brand Trust BT berpengaruh positif dan tidak signifikan