• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN PERKUSI PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATASDISANGGAR CITRA BUDAYA LESTARI DESA SIMPANG III KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN PERKUSI PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATASDISANGGAR CITRA BUDAYA LESTARI DESA SIMPANG III KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN PERKUSI PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DISANGGAR

CITRA BUDAYA LESTARI DESA SIMPANG III KECAMATAN SAWIT SEBERANG

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh GelarSarjana Pendidikan

Oleh :

WAHYU SYAHPUTRA

NIM. 2102142009

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Wahyu Syahputra, 2102142009, Pembelajaran Perkusi Pada Remaja Sekolah Menengah Pertama Dan Sekolah Menengah AtasDisanggar Citra Budaya Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembelajaran perkusi di sanggar Citra Budaya Lestari di Desa Simpang III, serta bagaimana metode pembelajarannya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana keberadaan sanggar Citra Budaya Lestari dan faktor apa saja sehingga sanggar Citra Budaya Lestari terbentuk.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang pembelajaran perkusi, metode pembelajaran, instrumen musik, dan Sanggar Citra Budaya Lestari.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Simpang III Kecamatan Sawit SeberangKabupaten Langkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 1 pembina, 4 pelatih, 22 pengurus, 23 anggota.untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, audiovisual, dan studi kepustakaan.

Penelitian ini menunjukan bahwa metode pembelajaran perkusi di Sanggar Citra Budaya Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang menggunakan metode ceramah, metode demontrasi, metode eksperimen, dan metode latihan. Proses pembelajaran perkusi di SanggarCitra Budaya Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang memiliki tahapan yaitu, tahap latihan dasar, dan tahap latihan lanjut.faktor kesulitan yang dimiliki pelatih adalah kondisi waktu dalam remaja untuk membagi sebuah tanggung jawab, baik tanggung jawab dirumah maupun didalam proses latihan. Namun hasil yang diperoleh oleh remaja menghasilkan hal yang baik walau terkadang terdapat masalah didalam proses latihan.

(7)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunianya

yang dilimpahkan dengan memberikan kesehatan, ketabahan, serta ketekunan kepada penulis

selama menyusun selama nyusun skripsi ini mulai dari awal sampai selesai.

Adapun penulisan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana di Jurusan Sendratasik Program Studi Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis mengangkat judul tentang Pembelajaran Perkusi

Pada Reaja Sekolah Menengah Pertama Dan Sekolah Menengah Atas di Sanggar Citra Budaya

Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat.

Skripsi ini dikerjakan dengan sangat sungguh-sungguh dengan hati yang penuh ikhlas

tetapi ini belumlah sempurnah dan juga masih banyak kekurangannya dan kesalahan baik

disengaja maupun tidak disengaja. Untuk itu dengan lapang dada penulis mengharapkan kepada

semua yang membaca hasil penelitian ini, diharapkan kerjasamanya dalam memberikan kritik

dan saran agar dapat menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan, baik moril maupun material serta motivasi yang begitu sangat berarti

bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi, terutama kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri

Medan

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni

Universita Negeri Medan, sekaligus sebagai Pembimbing yang dengan sabar memberikan

masukan, arahan, dan motivasi bagi penulis.

4. Dr. Pulumun P Ginting, S.Sn, M.Sn, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Musik

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, Sekaligus sebagai pembimbing

Skripsi II, yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi bagi penulis.

5. Seluruh Dosen dan Pegawai di Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

(8)

ii

6. Terimakasih juga kepada Bapak Suwarno selaku Pembina Sanggar Citra Budaya Lestari

yang telah banyak membantu memberikan informasi dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Teristimewah kedua orang tua Penulis baik ayahanda Legiman Dan ibunda Ramini yang

sangat Penulis sayangi, dan telah sabar memberikan didikannya baik nasehat, motivasi

dengan sangat ikhlas.

8. Terimakasih kepada kakanda kandung Rismaini dan kakanda kandung Tri Suprapto yang

telah memberikan saya kasih sayang dan motivasi.

9. Terimakasih kepada kakanda Adri ihsan, M.Si,yang telah banyak membantu baik moral

maupun material beserta motivasinya.

10.Terimakasi kepada kakanda Muhamad Hidayat Pitopang, S.E, Ramadhani koto,S.Pd,

Khairul Anwar,S.Pd, Kakanda Muhamad Hafis Lubis, S.E, Kakanda Danu Sapta Hadi

Batubara, S,Si, M.Hardian S.pd Yang tidak pernah lelah memberikan nasihat.

11.Terimakasih kepada Siti Asmita, dan teman-teman, Dian Rahmad Fadli Dalimunte,

Ahmad Syahrudi Pane, Namora Zukrufina, S.Pd, Muhamad Sholeh Rambe, S.Pd, Mawar

Ningsih, S.E, Luci Irmayani, S.E, Nanda Fitria Endita,S.E, Bela Kholida, Putri Khairani,

Rahmad Hidayat, Mifta Candra Marwan, Ridho Akbar Siregar, Eben Ezer

Lumbantoruan, Redy Kusuma, Syopian Sani, Randian Pradana, Hendra Syahputa, Reza,

Razali, Sandi yang banyak membantu peneliti hingga selesai.

Medan, April 2016

Penulis,

(9)

iv

DAFTAR ISI Halaman

Daftar Gambar ... vii

Daftar Tabel ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Metodologi Penelitan ... 21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

1. Studi Pustaka ... 24

2. Observasi Lapangan ... 26

3. Wawancara ... 27

4. Dokumentasi ... 28

(10)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Keberadaan Sanggar Citra Budaya Lestari ... 30

B. Alat Musik Yang Digunakan Dalam Sanggar Citra Budaya Lestari ... 40

C. Metode Pembelajaran Perkusi di Sanggar Citra Budaya Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang... 45

D. Proses Pembelajaran Perkusi di Sanggar Citra Budaya Lestari ... 47

1. Tahap Latihan Dasar ... 47

2. Tahap Latihan Lanjut ... 50

E. Kendala Yang Dihadapi Remaja ... 58

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Sanggar Citra Budaya Lestari 30

Gambar 4.2 Lambang Sanggar Citra Budaya Lestari 31

Gambar 4.3 Bass Drum 41

Gambar 4.4 Kwarto 41

Gambar 4.5 Tong Bekas 42

Gambar 4.6 Tabung Gas 43

Gambar 4.7 Kaleng Bekas 44

Gambar 4.8 Partitur Single Stroke 48

Gambar 4.9 Partitur Double Stroke 49

Gambar 4.10 Partitur Paradidle 49

Gambar 4.11 Partitur Konsep Musik Perkusi 51

Gambar 4.12 Penampilan Sanggar Citra Budaya Lestari 56

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tim Perkusi Yang Pertama Mengikuti Perlombaan 22

Tabel 4.2 Struktural kepengurusan Sanggar Citra Budaya Lestari 33

Tabel 4.3 Tim Pelatih Sanggar Citra Budaya Lestari 34

Tabel 4.4 Tim Perkusi Sanggar Citra Budaya Lestari 34

Tabel 4.5 Tim Penari Sanggar Citra Budaya Lestari 35

Tabel 4.6 Tim Drama Theater Sanggar Seni Citra Budaya Lestari 35

Tabel 4.7 Kegiatan LDFM (Latihan Dasar Fisik Dan Mental) 36

Tabel 4.8 Kegiatan Musik Camp 38

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran memiliki beberapa komponen yaitu: tujuan pengajaran,

peserta didik, guru, perencanaan pengajaran, strategi pembelajaran, media

pengajaran, dan evaluasi pengajaran. Pembelajaran telah terjadi ketika seorang

individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman

dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya.

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran juga merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan

kepada siswa.

Pembelajaran perkusi tidak hanya dilingkungan sekolah, diluar sekolah

juga dapat belajar perkusi seperti di Sanggar Citra Budaya Lestari yang

pembelajarannya diluar jam sekolah. Remaja di Sanggar Citra Budaya Lestari

tertarik dengan pembelajarannya yang memiliki tahapan dasar hingga tahapan

lanjut, sehingga remaja mampu untuk belajar dengan baik. Teknik yang dipelajari

dalam tahap dasar adalah single stroke, double stroke, dan paradidle, dalam

tahapan ini remaja diharuskan dapat menguasai tahap dasar agar dapat

melanjutkan tahap lanjut, sehingga remaja mampu mengaplikasikan materi yang

sudah disampaikan dengan baik.

(14)

2

Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda yang dapat

menimbukan sumber bunyi karena dipukul, dikocok, digosok, diadukan, atau

dengan cara apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. Istilah

instrumen perkusi biasanya digunakan pada benda yang digunakan sebagai

pengiring dalam suatu permainan musik.

Instrumen musik perkusi merupakan alat bantu bermain musik pertama

yang pernah diciptakan, sementara suara manusia merupakan alat musik pertama

yang digunakan manusia. Instrumen perkusi seperti tangan, kaki, tongkat, batu,

dan batang kayu sangat mungkin masuk sebagai generasi selanjutnya dalam

evolusi musik. Seiring dengan dibuatnya perkakas yang digunakan untuk berburu,

dan bertani, keahlian dan teknologi yang ada membuat manusia mampu untuk

membuat instrumen yang lebih kompleks.

Sanggar Citra Budaya Lestari berdiri pada Bulan Agustus 2013, sanggar

tersebut berdiri karena adanya sebuah faktordan keinginan masyarakat yang

berantusias untuk menjadikan sanggar Citra Budaya Lestari tersebut sebagai

wadah pembelajaran musik perkusi terhadap Desa Simpang III Sawit

Seberang.Sanggar Citra Budaya Lestari dapat menunjukkan sebuah kreatifitas

yang cukup tinggidimata masyarakat yang berada didesa lain.Awal berdirinya

sanggar Citra Budaya Lestari dimulai dari sebuah perlombaan tabuh beduk takbir

lebaran yang diselenggarakan oleh Desa Mekar Sawit Kecamatan Sawit Seberang

yang pesertanya mencakup tiga kecamatan yaitu Sawit Seberang, Padang Tualang,

dan Batang Serangan. Setiap mengikut sertakan dalam perlombaan tabuh beduk.

Desa Simpang III mengikut sertakan sebuah kelompok yang diwakili oleh anak

(15)

3

Desa Simpang III Sawit Seberang mendapatkan juara satu umum dalam kompetisi

tersebut. Pada tahun 2012 Desa Simpang Tiga tidak pernah mengikuti sama sekali

perlombaan tabuh beduk tersebut, mereka lebih sering memilih bersenang-senang

dengan hal yang tidak layak sebenarnya dilakukan.Namun dengan adanya

Sanggar Citra Budaya Lestari, terlebih lagi remaja mempunyai aktifitas yang

positif dan dapat menjadi contoh yang lebih.

Masyarakat Desa Simpang III mengapresiasi keberadaan sanggar Citra

Budaya Lestari, bahkan mendorong untuk memajukan Sanggar Citra Budaya

Lestari, bahkanmasyarakat yang berdomisili di Desa Simpang III Sawit Seberang

bersedia menyediakan pendanaan seperti pengutipan uang untuk kebutuhan

Sanggar Citra Budaya Lestari. Masyarakat beranggapan bahwa Sanggar Citra

Budaya Lestari sebagai sarana pembelajaran remaja di usia sekolah, agar anak

remaja dapat terus berkreatifitas dalam mengembangkan seni di Desa Simpang III

Sawit Seberang.

Pembelajaran perkusi yang ada di Sanggar Citra Budaya Lestari,

menggunakan metode pembelajaran tehnik dasar pekusi, seperti single struk, para

didle, tree all, dll. Proses latihan dilaksanakan tiga kali dalam seminggu dimulai

dari pukul 16.00-18.00 WIB.Apabila ada kegiatan seperti perlombaan, proses

latihan ditambah hingga malam, alat-alatyang digunakan untuk latihan sangat

sederhana, seperti kaleng-kaleng bekas, botol,dll. setiap anggota diwajibkan

membawa properti sendiri seperti stik yang mereka buat sendiri dari kayu yang

cukup lumayan kuat dan alat yang dapat menghasilkan sumber bunyi, seperti

kaleng, ember, dll. Setiap anggota wajib mampu merasakan perbedaan warna

(16)

4

membedakan warna suara dalam alat perkusi yang tersedia disanggar seperti, tom

bass drum, flour, dll.

Pembelajaran perkusi yang terdapat Disanggar Citra Budaya Lestari,

memiliki dampak positif terhadap remaja Didesa Simpang III, bahkan sampai

kalangan anak-anak pun terpengaruh dengan pembelajaran perkusi. Setiap anak

yang biasanya senang bermain dengan permainannya yang sering dimainkan oleh

sekelompok anak-anak seperti permain kelereng, petak umpet, dll, sekarang

mereka berantusias mencari barang bekas untuk dimainkan untuk menjadi sebuah

permainan atau musik perkusi.Remaja yang memiliki waktu untuk latihan perkusi

membuat mereka lupa dengan kegiatan yang biasanya dilakukan sebelum nya.

sebelum adanya pembelajaran perkusi, waktumereka terbuang dengan kegiatan

yang tidak menimbulkan dampak positif, seperti bermain judi, mabuk-mabukan,

yang dapat meresahkan masyarakat.Kegiatan negatif tersebut biasanya dilakukan

sampai malam bahkan pagi sehingga mereka sulit untuk melakukan suatu hal yang

sebenarnya menjadi kewajibannya, untuk bersekolah.Jadi dari paparan latar

belakang yang telah dijabarkan, penulis tertarik untuk mengangkat judul

Pembelajaran Perkusi Pada Remaja Sekolah Tingkat Menengah Pertama Dan Sekolah Menengah Atas Disanggar Citra Budaya Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat”.

B. Identifikasi Masalah

Indentifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, melacak,

menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian

(17)

5

diangkat sejumlah masalah yang saling keterkaitan satu dengan yang lainnya,

Riduwan (2010:4). Permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Bagaimana keberadaan Sanggar Citra Budaya Lestari Desa Simpang

IIISawit Seberang?

2. Bagaimana metode pembelajaran perkusi di Sanggar Citra Budaya Lestari

Desa Simpang IIISawit Seberang?

3. Apa yang membuat Sanggar Citra Budaya Lestari itu terbentuk?

4. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar tentang sanggar Citra Budaya

Lestari Desa Simpang III?

5. Apa dampak pembelajaran perkusi bagi remaja di Desa Simpang III?

6. Instrumen apa saja yang digunakan Sanggar Citra Budaya Lestari dalam

pembelajaran perkusi?

7. Bagaimana proses pembelajaran perkusi di Sanggar Citra Budaya Lestari?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah

dilakukan, dipilih sejumlah masalah (dua, tiga, atau empat) masalah disertai

penjelasan ruang lingkup masalah, baik keluasan maupun kedalamnya.

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak

melenceng ke mana-mana. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan materi,

kelayakan, dan keterbatasan dari peneliti tanpa keluar dari jalur peneliti ilmiah,

(18)

6

1. Bagaimana keberadaan Sanggar Citra Budaya Lestari Desa Simpang

III Kecamatan Sawit Seberang.

2. Alat musik apa saja yang digunakan di Sanggar Citra Budaya Lestari

Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang.

3. Bagaimana metode pembelajaran perkusi di Sanggar Citra Budaya

Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang.

4. Bagaimana proses pembelajaran yang digunakan Sanggar Citra

Budaya Lestari dalam latihan.

5. Kendala apa yang dihadapi remaja pada saat mengikuti proses

pembelajaran di Sanggar Citra Budaya Lestari Desa Simpang III

Kecamatan Sawit Seberang.

D. Rumusan Masalah

Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sulit bagi setiap peneliti.

Hal ini dapat menolong peneliti keluar dari kesulitan merumuskan judul dan

masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan

hasil-hasil penelitian para ahli terdahulu dalam bidang-bidang yang terkait dengan

masalah yang akan diteliti. Riduwan (2010:5).Permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

(19)

7

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, pada umumnya pasti

mempunya tujuan tertentu yang jelas sehingga kegiatan tersebut dapat terarah

karena tahu apa yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang dilakukan. Berhasil

tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan terlihat pada tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hariwijaya (2008:50) Tujuan penelitian

merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan

penelitian dan mengacu pada permasalahan. Berdasarkan pendapat tersebut

makapenelitian harus selaras dengan rumusan masalah. Adapun dalam penelitian

ini tujuan yang hendak dicapai oleh penulis antara lain:

1. Untuk mengetahui keberadaan Sanggar Citra Budaya Lestari Desa

Simpang III Kecamatan Sawit Seberang.

2. Untuk mengetahui alat musik yang digunakan di Sanggar Citra

Budaya Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang.

3. Untuk mengetahuimetode pembelajaran perkusi di Sanggar Citra

Budaya Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang.

4. Untuk mengetahuiproses pembelajaran yang digunakan Sanggar Citra

Budaya Lestari dalam latihan.

5. Untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi remaja pada saat

mengikuti proses pembelajaran di Sanggar Citra Budaya Lestari Desa

(20)

8

F. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan.

Kegunaan penelitian adalah untuk menjelaskan tentang manfaat dari penelitian itu

sendiri. Riduwan (2010:6). Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai

berikut :

1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat yang menekuni bidang musik

khususnya mengenai pembelajaran perkusi, agar dapat memahami

pembelajaran perkusi tersebut.

2. Untuk menambah wawasan penulis, mahasiswa Prodi musik,serta

masyarakat umum yang menyukai musik.

3. Sebagai bahan referensi untuk menjadi bahan acuan bagi penelitian yang

relevan dikemudian hari.

4. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat yang belajar atau memahami

pembelajaran perkusi.

5. Sebagai bahan tambahan atau pengayaan kepustakaan dalam bidang

(21)

60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari semua penelitian yang telah diteliti dilapangan berdasarkan dengan uraian yang

sudah dijelaskan mulai dari latar belakang sampai dengan pembahasan maka peneliti dapat

menyimpulkan keseluruhan dari hasil penelitian terhadap Pembelajaran perkusi terhadap remaja

usia sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas disanggar citra budaya lestari desa

simpang tiga kecamatan sawit seberang kabupaten langkat sebagai berikut :

1. Sanggar Citra Budya Lestari adalah salah satu sanggar seni yang terdapat di

Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara yang menjadi sarana bagi para remaja

Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang untuk menyalurkat bakat dibidang seni.

Sanggar Citra Budaya Lestari beranggotakan anak remaja usia sekolah menengah

pertama dan sekolah menengah atas, terkhusus lagi untuk anak remaja Desa Simpang

III.

2. Sanggar Citra Budaya Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang memiliki

alat musik yang sangat terbatas yaitu seperti bass drum, kwarto, dan sebagian alat

musik lainnya adalah alat yang dibuat sendiri oleh anak remaja seperti dari kaleng

bekas, tabung gas, tong bekas, dan sebagainya.

3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran perkusi di Sanggar Citra Budaya Lestari

yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode eksperimen, dan metode latihan.

(22)

61

4. Proses pembelajaran perkusi di Sanggar Citra Budaya Lestari Desa Simpang III

Kecamatan Sawit Seberang memiliki dua tahap yaitu tahap latihan dasar dan tahap

latihan lanjut.

5. Minimnya alat instrumen perkusi menjadi sebuah kendala didalam pembelajaran

perkusi di Sanggar Citra Budaya Lestari, sehingga remaja dibebankan untuk membuat

alat musik perkusi dari barang bekas. Dapat disimpulkan juga bahwa anak remaja

Sanggar Citra Budaya Lestari Desa Simpang III Kecamatan Sawit Seberang menjadi

kreatif dengan keterbatasannya alat.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka peneliti dapat

memberikan beberapa saran, yaitu :

1. Sanggar Citra Budaya Lestari adalah sebuah wadah yang dibentuk oleh masyarakat

dan remaja di Desa Simpang III, guna meningkatkan keterampilan atau bakat para

remaja didalam bidang seni didalam sanggar Citra Budaya Lestari.

2. Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap kepada pemerintah daerah agar

memberikan perhatian khusus terhadap berdirinya sanggar, agar sanggar yang

dimiliki masyarakat Desa simpang tiga dalam penyajiannya dapat diangkat

kepermukaan agar tetap menjadi seni budaya yang tetap dijunjung tinggi.

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar seluruh masyarakat Desa Simpang Tiga

(23)

62

desa Simpang III selalu memiliki hal yang dapat dijunjung dipermukaan dalam hal

positif.

4. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Langkat lebih sering mengadakan

pertunjukan kesenian karena akan sangat membantu masyarakat luas dapat mengenal

dan memahami kesenian yang telah dilakukan baik secara bentuk musik dan makna

yang ingin di sampaikan akan tersampaikan kepada penikmat seni maupun

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Andjani, karina. 2014. Apa Itu Musik? Kajian Tentang Sunyi dan Bunyi Berdasarkan 4’33 “karya john cage. Tangerang: Marjin Kiri

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Bungin, Burhan. 2004. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Corazon. 2007. Musik theory. New York: Barner & Nobels Books

Erika P. Tarigan, 2003. Dengan Judul Skripsi : Dampak Musik Film “Ada Apa Dengan Cinta”. Skripsi Unimed

Ester Meriam Berkat Hutabarat, 2013, Dengan Judul Skripsi : Keberadaan Alat Musik Mengmung Dalam Upacara Ritual Junjungan DiDesa Turpuk Limbong Kecamatan Harian Boho Kabupaten Samosir. Skripsi Unimed

Kadijat Latifah. 1989. Istilah-Istilah Musik. Yogyakarta: Djambatan

Hariwijaya, M dan Trinton. 2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi. Yogyakarta: Oryza

Ikbar, Yanuar. 2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif, Bandung. 2012: Bumi Aksara

Lidya Sna Togatorop, 2007, Dengan Judul Skripsi : Keberadaan Musik Ensembel DiSMP Swasta Kristen Imanuel Medan. Skripsi Unimed

Maristina D Hutapea. 2014 Denga Judul Skripsi : Pembelajaran Ekstrakulikuler Musik Pada SLB/ABCD PK HEPHATA Di Laguboli. Skripsi Unimed

Maryeani. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Riduwan. 2010. Pembelajaran Mudah Penelitian. Bandung.

Sugiyono, 2010. Metode Penulisan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Wardiyanta, Metode Penelitian Pariwisata, Andi, Yogyakarta, 2006, hlm.. menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan

Telah periksa dan disetujui oleh dosen pembimbing untuk disajikan dan dipertahankan didepan dosen Penguji Skripsi Progra Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan

polymyxa , Trichoderma sp., dan fungisida berbahan aktif metalaksil tidak berpengaruh nyata terhadap keterjadian penyakit bulai pada tanaman jagung hibida NK22 berumur 19

Hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk. Gerakan ini hanya untuk bayi yang telah lepas tali pusat.. 1) Mengayuh sepeda, lakukan gerakan memijat pada perut

Dilihat dari angka masih rendahnya jumlah kunjungan ibu hamil di Puskesmas Turi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian, apakah ada hubungan antara persepsi ibu tentang

Secara umum, upacara sesudah perkawinan dalam adat istiadat Suku Bangsa Rejang dimaksudkan sebagai ucapan rasa syukur dan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

Sementara itu, Depdiknas (2003) mengemukakan dalam kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian formatif, dengan memperhatikan hal-hal berikut: (a) kembangkan cara-

dengan cara menginokulasikan kultur murni Bacillus megaterium pada media NA miring dengan metode goresan, kemudian diinkubasi pada suhu kamar..