• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi Mahasiswa Angkatan 2007/ 2008 dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi Mahasiswa Angkatan 2007/ 2008 dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MOTIVASI

MAHASISWA BARU ANGKATAN 2007 DALAM

MEMILIH DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:

SAHAT RENOL 030502124

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha

Pengasih atas berkat dan kasih serta pertolongan-Nya yang senantiasa melimpah,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat

menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan

juga memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Brand

Image terhadap Motivasi Mahasiswa Angkatan 2007/ 2008 dalam Memilih

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

Penulis dalam proses penyusunan skripsi ini, telah mendapatkan

bimbingan, masukan dan bantuan lainnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi, selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Nakman Harahap, MSi selaku Dosen Wali dan Pembimbing

Akademik.

5. Ibu Dra. Ramona RI Hasibuan, MP selaku Dosen Pembimbing, yang telah

(3)

7. Ibu Dr. Arlina Nurbaity, MBA selaku Dosen Penguji II yang telah banyak

memberikan saran dan arahan kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi

ini.

8. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, untuk

jasanya selama perkuliahan.

9. Khusus kepada orang tuaku tercinta, Ayahanda M. Samosir, dan Ibunda M.

Br. Silitonga, kakakku Nurhaida dan Lae Purba beserta bereku tercinta, kedua

adikku tercinta Evi Febrianti dan Heri yanto yang selama ini selalu memberi

dukungan kepada penulis. Terima kasih atas segala dukungannya secara moril

maupun materil serta nasehat selama ini.

10.Keluarga Samosir dan Silitonga yang selalu memberikan nasihat dan saran

kepada penulis selama ini.

11.Teman-teman sepermainan (David, Kalam, Adit, Edu, Gea Ganas, Erik,

Djemba, Winston, Benny, Bogel) yang selalu memberi dukungan dalam suka

dan duka. Saling dukung satu sama lain, harus makin dewasa dalam pemikiran

dan perbuatan bro juga buat Bang Doly yang berbaik hati minjamin komputer.

12.Sobat-sobatku di kampung kelahiran (Jambi City), Manefhow Cs yang selalu

memberikan semangat buat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Buat

Linda dan keluarga (Jambi) yang juga selalu memberikan semangat buat

penulis. Tidak lupa juga buat Fina yang selalu memberikan motivasi buat

penulis.

(4)

15.Seluruh rekan-rekan perjuangan di Pasar 1 dan sekitarnya.

16.Bang Jum, Kak Susi, Kak Dani, Kak Vina dan seluruh Staf serta pegawai

Fakultas Ekonomi Universitas Sematera Utara yang telah banyak membantu

17.Senior dan junior di kampus yang membuat kampus begitu menarik untuk

didatangi dan untuk belajar tentunya.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen

Manajemen Universitas Sumatera Utara. Semoga sukses yaa!

Medan, 25 Agustus 2008

Penulis

(5)

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi ... 3

1.2 Definisi Operasional Variabel ... 10

1.3 Skala Perbandingan ... 11

1.4 Jumlah Responden Penelitian ... 12

4.1 Item – Total Statistic ... 45

4.2 Validitas Instrumen ... 46

4.3 Reliabilitas Instrumen ... 48

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 49

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jalur Penerimaan ... 50

4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Favorability ... 51

4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Strength ... 52

4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Uniqueness ... 53

4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Existence ... 54

4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Relatedness ... 55

4.12 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Growth ... 56

4.13 Coefficients (a) ... 57

4.14 Model Summary ... 58

(6)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 4

B.Perumusan Masalah ... 5

C.Kerangka Konseptual ... 5

D.Hipotesis ... 6

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 8

1. Batasan Operasional ... 8

2. Definisi Operasional ... 8

3. Skala Pengukuran Variabel ... 10

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

5. Populasi dan Sampel ... 11

6. Jenis dan Sumber Data ... 12

7. Teknik Pengumpulan Data ... 12

(7)

c. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 14

d. Koefisien Determinan ... 14

e. Uji t ... 15

BAB II. URAIAN TEORITIS ... 16

A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Merek ... 17

1. Pengertian merek ... 17

2. Fondasi Merek ... 20

3. Faktor merek ... 22

4. Elemen Merek ... 22

5. Komponen merek ... 24

6. Strategi merek ... 24

C. Image ... 26

1. Pengertian Image ... 26

2. Proses persepsi ... 27

D. Brand Image ... 28

1. Pengertian Brand Image ... 28

2. Faktor-faktor pembentuk Brand Image ... 28

3. Acuan Asosiasi Merek ... 29

E. Motivasi ... 32

1. Pengertian motivasi ... 32

(8)

B.Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi Manajemen ... 39

C.Susunan Kepemimpinan Program Studi Manajemen ... 40

D.Struktur Organisasi, Dekanat, Program Studi, Lembaga Bagian, Senat Fakultas, dan Dosen Tetap Fakultas Ekonomi USU Tahun 2003 ... 42

E. Susunan Organisasi Program Studi Manajemen ... 43

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ... 44

A.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

1. Uji Validitas... 45

2. Uji Reliabilitas ... 47

B.Karakteristik Responden ... 49

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 49

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jalur Penerimaan ... 50

C.Analisis Deskriptif ... 51

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Favorability 51 2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Strength ... 52

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Uniqueness . 53 4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Existence .... 54

(9)

2. Pengujian koefisien Determinasi (R2) ... 58

3. Uji t hitung (Uji Parsial) ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A.Kesimpulan ... 60

B.Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA

(10)

ABSTRAK

Sahat Renol (2008), Pengaruh Brand Image Terhadap Motivasi Mahasiswa Baru Angkatan 2007/2008 Dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dibawah bimbingan Dra.Ramona RI Hasibuan, MP.; Ketua Departemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi.; Penguji I Dra. Friska Sipayung, MSi.; Penguji II Dr. Arlina Nurbaity, SE, MBA.

Brand image atau citra merek merupakan anggapan tentang merek yang direfleksikan oleh suatu asosiasi merek yang berpegang pada ingatan konsumen. Citra merek (brand image) yang terbentuk dengan baik, maka akan membawa dampak yang positif bagi suatu perusahaan, yaitu semakin meyakinkan konsumen untuk memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli suatu produk sehingga konsumen semakin termotivasi untuk menggunakannya. Dengan demikian diharapkan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat lebih dikenal dan lambat laun dapat membentuk suatu persepsi di benak masyarakat yang akan membangun citra tersendiri (brand image).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. Penulis menarik hipotesis bahwa Brand Image berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif (regresi linear sederhana). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Peneliti menggunakan 72 orang responden sebagai sampel. Penelitian didukung oleh teori pemasaran dan teori motivasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand Image mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dari koefisien determinasi diketahui bahwa variabel Brand Image mempengaruhi pembentukan Motivasi sebesar 68,4% dan sisanya 31,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.

(11)

ABSTRAK

Sahat Renol (2008), Pengaruh Brand Image Terhadap Motivasi Mahasiswa Baru Angkatan 2007/2008 Dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dibawah bimbingan Dra.Ramona RI Hasibuan, MP.; Ketua Departemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi.; Penguji I Dra. Friska Sipayung, MSi.; Penguji II Dr. Arlina Nurbaity, SE, MBA.

Brand image atau citra merek merupakan anggapan tentang merek yang direfleksikan oleh suatu asosiasi merek yang berpegang pada ingatan konsumen. Citra merek (brand image) yang terbentuk dengan baik, maka akan membawa dampak yang positif bagi suatu perusahaan, yaitu semakin meyakinkan konsumen untuk memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli suatu produk sehingga konsumen semakin termotivasi untuk menggunakannya. Dengan demikian diharapkan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat lebih dikenal dan lambat laun dapat membentuk suatu persepsi di benak masyarakat yang akan membangun citra tersendiri (brand image).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. Penulis menarik hipotesis bahwa Brand Image berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif (regresi linear sederhana). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Peneliti menggunakan 72 orang responden sebagai sampel. Penelitian didukung oleh teori pemasaran dan teori motivasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand Image mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dari koefisien determinasi diketahui bahwa variabel Brand Image mempengaruhi pembentukan Motivasi sebesar 68,4% dan sisanya 31,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dan merupakan suatu hal

yang wajib dikonsumsi oleh seseorang, terutama di era globalisasi ini. Ketika

memasuki dunia kerja, seseorang dituntut memiliki suatu standar pendidikan

tertentu. Umumnya, semakin tinggi pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka

akan semakin tinggi kedudukannya pada dunia kerja yang dinaunginya, tentunya

apabila orang tersebut dianggap mampu untuk memanfaatkan ilmu atau

pendidikan yang dimilikinya dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Pemerintah telah menyadari akan pentingnya pendidikan bagi warganya.

Hal ini dapat dilihat dengan adanya campur tangan pemerintah melalui salah satu

programnya, yaitu mencanangkan program pendidikan 9 tahun bagi setiap

warganya, dimana pemerintah berharap akan tercipta suatu sumber daya manusia

yang dapat diandalkan untuk membangun bangsa dan negara Indonesia.

Perusahaan baik besar maupun kecil juga merasakan pentingnya

pendidikan dalam usaha mencari sumber daya manusia yang handal dan produktif

yang bagi perusahaan. Hal ini tampak dengan adanya kebijakan-kebijakan tertentu

yang telah ditetapkan suatu perusahaan dalam perekrutan calon tenaga kerja, yaitu

dengan memberikan kriteria-kriteria pendidikan tertentu sebagai salah satu syarat

agar diterima oleh suatu perusahaan. Umumnya perusahaan membatasi

pendidikan seseorang, misalnya minimal SMA. Seiring perkembangan ilmu

(13)

benar-benar siap mengaplikasikan pendidikannya dan berdedikasi tinggi terhadap dunia

kerja.

Perguruan Tinggi Negeri di Medan yang terdaftar sebanyak 3 perguruan

tinggi yaitu Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, dan

Politeknik Negeri Medan yang terdiri dari beberapa jurusan, yang jumlahnya

diyakini terus bertambah seiring perkembangan dunia pendidikan saat ini. Seiring

bertambah banyaknya jurusan dari perguruan negeri tersebut, maka menyebabkan

persaingan tiap jurusan semakin ketat, terutama dalam persaingan memperoleh

calon-calon mahasiswa baru. Universitas Sumatera Utara yang merupakan salah

satu universitas negeri di kota Medan, menyadari pentingnya hal tersebut. Hal ini

tampak dari apa yang sudah Universitas Sumatera Utara lakukan. Mulai dari

perekrutan mahasiswa baru dari tiap-tiap sekolah yang lebih dini dilakukan

(sebelum pelajar dinyatakan lulus dari bangku SMA) atau yang lebih dikenal

dengan jalur PMP, melalui jalur SPMB, dan penerimaan jalur Mandiri.

Universitas Sumatera Utara memiliki beberapa fakultas, salah satunya

adalah Fakultas Ekonomi yang terdiri dari beberapa departemen. Salah satu

departemen dalam Fakultas Ekonomi yang cukup banyak mengundang perhatian

dan minat calon mahasiswa adalah Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan informasi yang berkembang dan

diperoleh secara informal, terdapat beberapa pandangan terhadap Departemen

Manajemen, baik pandangan yang pro maupun kontra. Meskipun demikian,

terdapat suatu sudut pro yang patut diperhatikan, yaitu minat yang cukup tinggi

dari calon mahasiswa dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

(14)

mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara termasuk yang terbanyak dibandingkan dengan departemen yang lain. Hal

ini menjadikan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara sebagai salah-satu departemen favorit dan dapat dikatakan Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memiliki brand image

yang baik di mata calon mahasiswa baru dan diprediksi situasi ini akan terus

terjadi selama beberapa tahun yang akan datang. Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara jg harus mempertahankan brand

image yang telah melekat selama ini, apabila Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara tetap ingin menjadi departemen favorit.

Berikut ini adalah tabel perbandingan jumlah mahasiswa yang terdapat di

tiga departemen yang ada di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara :

Tabel 1.1

Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Tahun Ekonomi Sumber : Bagian Akademik FE USU (2008) diolah

Brand image atau citra merek merupakan anggapan tentang merek yang direfleksikan oleh suatu asosiasi merek yang berpegang pada ingatan konsumen.

Brand image terdiri atas beberapa faktor pembentuk dalam kaitannya dengan

(15)

Motivasi adalah satu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan

ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan (Robbins, 2003 :

208). Teori motivasi yang digunakan ialah teori ERG (Existence, Relatedness,

Growth) yang dikemukakan oleh Aldefer, dimana urutan kebutuhan menurut Maslow diurutkan atau disusun kembali secara lebih dekat dengan penelitian

secara empiris, yang didalamnya juga mengandung kebutuhan psikologi,

keamanan, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Existence merupakan gabungan antara kebutuhan fisiologis dengan kebutuhan akan rasa aman. Relatedness

merupakan kebutuhan sosial, dimana terdapat rasa saling membutuhkan antara

manusia yang satu terhadap yang lain, mengingat manusia adalah makhluk sosial.

Growth merupakan gabungan antara kebutuhan akan pengakuan orang lain atas harga diri seseorang dengan kebutuhan akan aktualisasi diri (Robbins, 2003 :

214).

Penelitian ini mengarah kepada mahasiswa Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara angkatan 2007/2008. Hal ini

dikarenakan mahasiswa angkatan 2007/2008 merupakan mahasiswa baru, dimana

pandangan mereka mengenai departemen manajemen dianggap masih baru atau

“fresh”.

Berdasarkan uraian terdahulu, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh brand image terhadap motivasi mahasiswa

angkatan 2007/2008 dalam memilih dan mengambil Departemen Manajemen

(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, penulis

merumuskan masalah sebagai berikut: apakah brand image berpengaruh terhadap

motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara?

C. Kerangka Konseptual

Merek digunakan sebagai sesuatu yang membedakan suatu produk

dengan produk lainnya (Kotler, 2002 : 357). Suatu perusahaan harus memiliki

merek yang baik sehingga dapat dengan mudah dikenali oleh konsumen. Merek

juga mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat

suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak

brand association yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image (Durianto, dkk, 2001: 2). Citra merek (brand image) yang terbentuk dengan baik, maka akan membawa dampak yang

positif bagi suatu perusahaan, yaitu semakin meyakinkan konsumen untuk

memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli suatu produk sehingga

konsumen semakin termotivasi untuk menggunakannya (Rangkuti, 2004: 5).

Sebuah brand image memiliki faktor-faktor pembentuk yang dalam kaitannya dengan asosiasi merek, yaitu favorability of association, strength of

(17)

Penelitian ini menggunakan teori Aldefer, yaitu: existence, relatedness dan growth, atau yang sering disebut ERG theory. Existence merupakan gabungan antara kebutuhan fisiologis dengan kebutuhan akan rasa aman. Relatedness adalah

kebutuhan sosial dimana terdapat rasa saling membutuhkan antara manusia yang

satu dengan yang lain, mengingat manusia adalah makhluk sosial. Growth

merupakan gabungan antara kebutuhan akan pengakuan orang lain atas harga diri

seseorang dengan kebutuhan akan aktualisasi diri (Robbins, 2003: 214).

Gambar 1. 1 Kerangka konseptual

Sumber: Robbins, 2003 : 214 ; Russel dan Lane, 1995 : 3 (diolah)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut: Brand image berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa baru

angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan, maka penulis menetapkan tujuan

penelitian ini: untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen

(18)

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

1. Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan

serta sebagai sarana untuk latihan berpikir secara logis dan

sistematis.

2. Penelitian ini merupakan sarana belajar dalam menerapkan ilmu

yang didapat di bangku kuliah.

b. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara tentang brand

image Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di mata mahasiswa baru angkatan 2007/2008.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai motivasi

mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memasuki Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

c. Bagi peneliti lain

Memperluas wawasan pengetahuan dengan harapan dapat dipakai

(19)

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan terfokus dan

mendalam. Penelitian yang terfokus adalah penelitian yang tidak

memasukkan semua masalah untuk diteliti. Penelitian juga memerlukan

batasan variabel apa saja yang akan diteliti serta bagaimana hubungan

variabel tersebut dengan variabel yang lain. Penelitian ini hanya dibatasi

pada brand image dan pengaruhnya terhadap motivasi mahasiswa baru

angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Variabel

dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel

bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat

(Sugiyono, 2001: 33). Variabel bebas penelitian ini adalah brand

image, dengan indikator yang digunakan antara lain: 1) Favorability of brand associations

Keberhasilan dari suatu program pemasaran tercermin dalam

(20)

percaya bahwa merek yang mempunyai atribut dan keuntungan

tersebut akan dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka

sehingga terbentuklah sebuah perilaku positif terhadap merek

tersebut secara keseluruhan.

2) Strength of brand associations

Kekuatan dari suatu asosiasi akan menentukan pembentukan citra

merek. Hal ini juga tergantung pada bagaimana informasi masuk ke

dalam ingatan pembeli dan bagaimana kekuatan asosiasi tersebut

bertahan sebagai sebuah bagian dari citra merek.

3) Uniqueness of brand associations

Inti dari penempatan merek adalah merek mempunyai keuntungan

kompetitif (persaingan) yang dapat dipertahankan atau proporsi

penjualan yang unik yang dapat mengikat pembeli sebagai suatu

alasan yang memaksa untuk membeli merek tertentu itu. Atribut

lebih lanjut atau percobaan yang fungsional atau keuntungan

gambaran terhadap merek tersebut.

b. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2001: 33).

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah motivasi. Motivasi

adalah pemberian motif, penimbulan motif/ hal yang menimbulkan

dorongan/ keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat

diartikan pula sebagai faktor pendorong orang untuk bertindak dengan

(21)

menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu. Tidak akan ada

motivasi apabila tidak dirasakan adanya suatu kebutuhan dan

kepuasan serta keseimbangan. Rangsangan terhadap hal-hal di atas

akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh

menjadi dorongan untuk mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan

atau mencapai keseimbangan. Berikut dapat dilihat tabel definisi

operasional variabel:

Tabel 1.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala Ukur

Brand Image (X)

Brand image atau citra merek merupakan

3. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran indikator variabel dalam penelitian ini menggunakan skala

Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang

masing-masing item diberi range skor dalam skala Likert. Menurut Sugiyono

(2001 : 102) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

(22)

Kuisioner dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan skala Likert

dengan skor sebagai berikut:

Tabel 1.3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono, 2001 : 102.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jl.

Prof. T. M. Hanafiah, S. H. Penelitian dimulai dari bulan Februari sampai

dengan bulan Juli 2008.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek ataupun

objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu

kesimpulannya (Sugiyono, 2005: 72). Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU

program S-1 reguler angkatan 2007/2008 yang berjumlah 239 orang.

b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro,

2003: 103). Menurut Gay dalam Umar (2000: 147) ukuran sampel

(23)

minimal 10 % dari populasi, jumlah ini dianggap sudah representative dan telah mewakili populasi. Penulis dalam penelitian ini mengambil

ukuran sampel sebanyak 30 % dari jumlah populasi. Metoda penarikan

sampel yang digunakan adalah random sampling yaitu metoda penarikan sampel secara acak dari jumlah populasi.

Tabel 1.4

Jumlah Responden Penelitian

Angkatan Laki-Laki Perempuan Total

2007/2008 113 126 239

Sampel 30 % 34 38 72

Sumber : Bagian Akademik FE USU (2008) diolah

6. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari:

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap

sumber yang diteliti. Pada penelitian ini data primer diperoleh dari

penyebaran kuesioner kepada mahasiswa Departemen Manajemen S-1

Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang dapat menjadi

referensi pendukung yaitu berupa buku-buku, hasil karangan dan

(24)

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

sebagai berikut :

a. Kuesioner

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar

pertanyaan pada responden terpilih, yaitu mahasiswa Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah, dan

internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

8. Teknik Analisis Data

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji

apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur, dan reliabel artinya instrumen yang digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama (Sugiyono, 2005: 109). Uji validitas dan reliabilitas

penelitian ini dilakukan dengan metode analisis item, dimana pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan mengkorelasikan

skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor

(25)

b. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau

penjelasan dari hasil pengumpulan data, yang kemudian disusun dan

dianalisis sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai objek

penelitian.

c. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui

pengaruh/ hubungan variabel bebas (brand image) dan variabel terikat

(motivasi). Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 13.0.

Perhitungan persamaan regresi linear sederhana :

Y = a + bx + e

Dimana :

Y = Motivasi

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

x = Brand image

e = StandardError

d. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

variabel bebas dalam menerangkan varibel terikat. Jika R2 semakin

besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh

(26)

Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat

dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap

variabel terikat (Y).

e. Uji-t

Uji-t merupakan pengujian dengan menggunakan kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut :

Ho : β = 0 (tidak ada pengaruh brand image terhadap motivasi) Ha : β≠ 0 (terdapat pengaruh brand image terhadap motivasi)

Kaidah pengambilan keputusan :

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%.

(27)

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian terdahulu

Penelitian Widyantoro (2003) yang berjudul: ”Pengaruh brand image

terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2003 dan 2004 dalam memasuki

Jurusan Manajemen Universitas Kristen Petra.” Penelitian dilakukan untuk

mengetahui, menganalisis, dan membuktikan besarnya pengaruh brand image

terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2003 dan 2004 dalam memasuki

Jurusan Manajemen Universitas Kristen Petra.

Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut bahwa:

1. Hasil analisis deskriptif diperoleh brand image Jurusan Manajemen

Universitas Kristen Petra di mata mahasiswa baru angkatan 2003 dan 2004

untuk setiap indikator. Indikator favorability dapat diketahui bahwa

pernyataan tentang mahasiswa dari kalangan menengah ke atas, mampu

bersaing dengan universitas lain dalam hal kualitas pendidikan yang

diberikan serta lokasi kampus Universitas Kristen Petra sulit untuk

dijangkau merupakan pernyataan yang mempunyai ranking tinggi.

Indikator strength diperoleh tiga pernyataan tertinggi yaitu mahasiswa dari

kalangan menengah ke atas, mahasiswa memperoleh pengetahuan yang

berkualitas sehingga dapat digunakan sebagai bekal di masa depan serta

mampu bersaing denga universitas lain dalam hal kualitas pendidikan yang

diberikan. Indikator uniqueness diketahui bahwa pernyataan mampu

(28)

memperoleh pengetahuan yang berkualitas sehingga dapat digunakan

sebagai bekal masa depan merupakan tiga pernyataan yang mempunyai

ranking tertinggi.

2. Hasil tabulasi silang dapat diketahui bahwa motivasi dari mahasiswa

Jurusan Manajemen Universitas Kristen Petra angkatan 2003/2004

termasuk dalam kategori sedang.

3. Analisis diskriminan diketahui bahwa pernyataan yang berpengaruh

terhadap motivasi mahasiswa untuk indikator favorability adalah

mahasiswa dari kalangan menengah ke atas dan lokasi kampus Universitas

Kristen Petra yang sulit dijangkau. Indikator strength pernyataan yang

berpengaruh adalah mahasiswa dari kalangan menengah ke atas dan

mahasiswa memperoleh pengetahuan yang berkualitas sehingga dapat

digunakan sebagai bekal masa depan. Indikator uniqueness pernyataan

yang berpengaruh adalah mahasiswa dari kalangan menengah ke atas,

mampu bersaing dengan universitas lain dalam hal kualitas pengetahuan

yang berkualitas sehingga dapat dijadikan sebagai bekal masa depan.

B. Merek (Brand) 1. Pengertian Merek

Menurut Kotler (2002: 357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan

atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk

atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk

(29)

cerminan value yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Berdasarkan

pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa merek disamping menjadi identitas

produk yang membedakan dengan produk pesaing tetapi juga memberi manfaat

bagi pembeli, penjual maupun masyarakat.

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun

kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan

sebuah perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakan

dengan produk yang ditawarkan perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya

merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah

trademark (merek dagang) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat ini merek telah menjadi konsep

yang kompleks dengan sejumlah ratifikasi teknis dan psikologis (Durianto,

Sugiarto, dan Sitinjak, 2001: 1).

Merek merupakan persepsi dan emosi yang dipertahankan dan dipelihara

oleh pembeli dan calon pembeli yang melukiskan pengalaman yang berhubungan

denngan persoalan menjalankan bisnis-bisnis bersama sebuah organisasi atau

memakai produk atau jasa-jasanya (beberapa pakar di bidang merek mengatakan

bahwa merek yang kuat dapat “tersembunyi di dalam pandangan biasa”). Suatu

merek sungguh-sungguh bagus maka kita dapat langsung mempercayainya,

seperti halnya kita langsung mempercayai orang-orang sangat berpengaruh dalam

hidup kita, padahal kita jarang menyempatkan diri untuk memperhatikan mengapa

(30)

merek pada sebuah produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol,

karena merek memiliki enam tingkat pengertian yaitu (Rangkuti, 2004: 2-4) :

a. Atribut

Semua merek memiliki atribut. Atribut ini diciptakan agar pelanggan dapat

mengetahui dengan pasti atribut-atribut yang terkandung dalam sebuah merek.

b. Manfaat

Merek memiliki berbagai manfaat. Konsumen tidak membeli merek, tetapi

konsumen membeli manfaat. Produsen harus mampu menerjemahkan atribut

menjadi manfaat baik manfaat fungsional maupun emosional.

c. Nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang

memiliki nilai yang tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang

memiliki kelas, sehingga akan dapat mencerminkan siapa pengguna merek

tersebut.

d. Kepribadian

Merek memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi penggunanya. Jadi

diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan

tercermin dari merek yang digunakannya.

e. Pemakai

Merek juga menjelaskan jenis konsumen pemakai merek. Oleh sebab itu para

pemasar selalu menggunakan analogi orang-prang terkenal untuk penggunaan

(31)

Mewakili suatu budaya tertentu yang terorganisir, efisien dan bermutu tinggi.

Jadi pengertian merek adalah sesuatu yang dapat membedakan barang atau

jasa suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Dan merek dapat digambarkan

dalam bentuk logo, kemasan, atau cap.

2. Fondasi Merek

Merek merupakan sesuatu yang sangat penting bagi konsumen maupun

produsen. Merek mempermudah pembelian konsumen. Tanpa merek, konsumen

terpaksa mengevaluasi semua produk yang tidak memiliki merek setiap kali

konsumen melakukan pembelian. Merek juga dapat meyakinkan konsumen bahwa

mereka akan memperoleh kualitas yang konsisten ketika mereka mereka membeli

suatu produk dengan merek tertentu (Rangkuti, 2004: 5).

Bagi produsen, merek dapat dipromosikan. Merek dapat dengan mudah

diketahui ketika ditempatkan dalam suatu display. Merek juga dapat digunakan

untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah salah satu faktor

yang perlu dipertimbangkan membandingkan produk-produk sejenis yang berbeda

(Rangkuti, 2004: 5).

Menurut Rangkuti (2004: 5), membangun merek yang kuat tidak berbeda

dengan membangun sebuah rumah. Ketika ingin memperoleh bangunan yang

kokoh, diperlukan fondasi yang kuat, begitu juga dengan membangun dan

(32)

a. Memiliki positioning yang tepat.

Membangun positioning adalah menempatkan semua aspek dari brand value

(termasuk manfaat fungsional) secara konsisten sehingga selalu menjadi nomor

satu di benak pelanggan. Tujuan utama positioning adalah menjadi yang nomor

satu di benak pelanggan, tetapi menjadi nomor satu di benak pelanggan bukan

berarti selalu menjadi nomor satu untuk semua aspek. Keberhasilan positioning

adalah tidak sekedar menemukan kata kunci atau ekspresi dari core benefit

suatu merek, tetapi juga harus dapat menjembatani antara keinginan dan

harapan pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan. Positioning selalu

berubah setiap saat.

b. Memiliki brand value yang tepat.

Merek akan semakin kompetitif apabila positioning merek semakin tepat di

benak pelanggan. Untuk mengelolanya kita perlu mengetahui brand value.

Brand value membentuk brand personality. Brand personality lebih cepat

berubah dibandingkan dengan brand positioning, karena brand personality

mencerminkan perubahan selera konsumen.

c. Memiliki konsep yang tepat.

Untuk mengkombinasikan brand value dan brand positioning yang tepat

kepada konsumen harus didukung oleh konsep yang tepat. Pengembangan

konsep merupakan proses kreatif, karena berbeda dari positioning. Konsep

terus berubah sesuai dengan daur hidup produk yang bersangkutan. Konsep

(33)

ditingkatkan.

3. Faktor Merek

Beberapa faktor yang menyebabkan merek menjadi sangat penting saat ini,

antara lain (Durianto, dkk, 2001: 2) :

a. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin

kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin

banyak brand association yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang

kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image (citra merek).

b. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang

kuat memiliki kemampuan untuk merubah perilaku konsumen.

c. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen.

Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk

yang akan dibelinya dengan produk yang lain sehubungan dengan kualitas,

kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa merek

mempunyai peranan yang penting dan merupakan “asset prestisius” bagi

perusahaan. Kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan

adalah kunci kesuksesan. Terlebih pada kondisi sekarang, nilai suatu merek yang

mapan sebanding dengan realitas makin sulitnya menciptakan merek (Durianto,

Sugiarto, dan Sitinjak, 2001:3).

4. Elemen Merek

Menurut Durianto, dkk (2001: 165-166), elemen-elemen merek memiliki

(34)

Brand platform adalah suatu blue print perencanaan merek yang strategis yang

meliputi visi dan misi merek, serta wilayah kekuasaan dari suatu merek dan

lain-lain.

b. Brand identity and naming (identitas merek)

Brand identity mengidentifikasi keunikan dan diferensiasi suatu merek, sehingga suatu merek akan diidentifikasikan berbeda dengan merek pesaing.

Berikut adalah tugas penting dalam mengelola brand identity :

1. Mengembangkan nama merek yang tepat dan berbeda yang mencerminkan

strategi.

2. Mengembangkan sistem identifikasi visual yang komprehensif yang

meliputi grafik, lingkungan dan produk.

3. Mengembangkan brand identity dalam proses pembedaan dengan merek

pesaing terutama dikaitkan dengan brand association.

c. Brand communication (komunikasi merek)

Suatu merek harus dapat dikomunikasikan dengan terencana dan stratejik,

dalam arti bahwa seluruh aspek kreatif dalam komunikasi harus disesuaikan

dengan platform merek, sehingga komunikasi merek in-line dengan platform

mereknya. Jadi komunikasi harus diarahkan untuk melayani merek bukan

produknya sehingga tercipta brand differentiation, bukan produk

(35)

Ada tiga komponen utama yang tergabung menjadi satu, yang menentukan

kekuatan dari sebuah merek. Merek yang kuat adalah (McNally dan Speak, 2004 :

22)

a. Merek yang khusus: yakni merek yang mewakili sesuatu. Merek tersebut

memiliki suatu sudut pandang.

b. Merek yang relevan: apa yang diwakili oleh merek tersebut terkait dengan apa

yang dianggap penting oleh orang lain.

c. Merek yang konsisten: orang menjadi yakin dalam suatu hubungan

berdasarkan kepada konsistensi perilaku yang mereka rasakan atau amati.

6. Strategi Merek

Menurut Rangkuti (2004: 10 -12), ada lima pilihan dalam penentuan suatu

strategi merek, yaitu :

a. Perluasan lini (line extension)

Perluasan lini terjadi apabila perusahaan memperkenalkan unit produk

tambahan dalam kategori produk yang sama dengan merek yang sama,

biasanya dengan tampilan baru, seperti bentuk, rasa, warna, kandungan, ukuran

kemasan, dan sebagainya. Pada umumnya perkenalan produk baru merupakan

perluasan lini. Strategi ini dapat dilakukan apabila perusahaan mengalami

kelebihan kapasitas produksi atau perusahaan ingin memenuhi meningkatnya

selera konsumen terhadap tampilan baru. Selain itu perluasan lini dapat

(36)

Perluasan merek dapat terjadi apabila perusahaan memutuskan untuk

menggunakan merek yang sudah ada pada produknya dalam satu kategori baru.

Strategi perluasan merek memberikan sejumlah keuntungan, karena merek

tersebut pada umumnya lebih cepat dihargai (karena sudah dikenal

sebelumnya), sehingga kehadirannya dapat cepat diterima oleh konsumen. Hal

ini memudahkan perusahaan untuk memasuki pasar dengan kategori produk

baru.

c. Multi brand

Multi brand terjadi apabila perusahaan memperkenalkan berbagai merek

tambahan dalam kategori produk yang sama. Strategi multi brand juga

memungkinkan perusahaan melindungi merek utamanya dengan menciptakan

merek sampingan (flanker brand). Multi brand dapat juga terjadi akibat

warisan beberapa merek dari perusahaan lain yang telah diakuisisi oleh

perusahaan tersebut.

d. Merek baru

Merek baru dilakukan apabila tidak terdapat suatu merek yang sesuai dengan

produk yang dihasilkan atau apabila citra merek tersebut tidak dapat membantu

produk baru tersebut. Kondisi ini memaksa perusahaan untuk menciptakan

merek baru dibandingkan memakai merek yang telah ada sebelumnya. Namun

perusahaan tersebut haruslah berhati-hati, sebab peluncuran suatu merek baru

biasanya memerlukan biaya yang besar, terlebih untuk mencapai tahap brand

(37)

Kecenderungan yang muncul saat ini adalah menciptakan strategi co-branding

atau disebut juga dengan kerjasama branding. Co-branding terjadi apabila dua

merek terkenal atau lebih digabung dalam suatu penawaran. Tujuan

co-branding adalah agar merek yang satu dapat memperkuat merek yang lain

sehingga dapat membantu menarik minat para konsumen.

C. Image

1. Pengertian Image

Menurut Kotler (1997: 607): “image is the set of beliefs, ideas, and

impressions that a person holds regarding an object. People’s attitudes and actions toward an object are highly conditioned by that object’s image.” Image

adalah suatu rangkaian dari kepercayaan, ide, dan kesan-kesan yang dimiliki

seseorang mengenai suatu objek tertentu.

Menurut William J. Stanton (dalam Setiadi, 2003: 160), Persepsi dapat

didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa

lalu serta stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera.

Sedangkan, Webster (dalam Setiadi, 2003: 160) menyatakan bahwa persepsi

adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan

diinterpretasikan. Dengan adanya persepsi maka seseorang akan mempunyai

gambaran tersendiri terhadap produk yang berbeda dengan orang lain. Motif

seseorang untuk berperilaku seringkali didasarkan dari persepsi yang mereka

rasakan, bukan berdasarkan fakta atau realitas yang mereka lihat. Persepsi dapat

(38)

yang bermakna dan saling berkaitan” (Schiffman dan Kanuk, 2000: 122). Persepsi

sebagai suatu proses, dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan

menginterpretasi stimuli ke dalam gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh

Simamora, 2002: 102).

2. Proses Persepsi

Tiga proses persepsi yang menyebabkan seseorang dapat memberikan

persepsi yang berbeda terhadap rangsangan yang sama, antara lain (Simamora,

2002: 12-13) :

a. Perhatian yang selektif (Eksposur Selektif).

Perhatian yang selektif berarti harus dapat menarik perhatian konsumen,

dimana pesan yang akan disampaikan akan hilang bagi kebanyakan orang yang

tidak berada dalam pasar untuk produk tersebut, kecuali untuk pesan yang

cukup menonjol atau dominan yang mengelilingi konsumen pasar tersebut.

b. Gangguan yang selektif (Distorsi Selektif).

Distorsi selektif menggambarkan kecenderungan orang untuk meramu

informasi ke dalam pengertian pribadi. Orang cenderung menafsirkan

informasi dengan cara yang lebih mendukung daripada menentang

konsepsi-konsepsi yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pemasar harus berupaya

memahami susunan pikiran konsumen dan dampak serta interpretasi iklan dan

produk mereka.

c. Mengingat kembali yang selektif (Retensi Selektif).

Mengingat yang selektif berarti mereka akan mengingat apa yang dikatakan

(39)

1. Pengertian Brand Image

Brand image (citra merek) merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap

waktu. Brand image (citra merek) dibangun berdasarkan kesan, pemikiran

ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada

akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi,

2003: 180).

Brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen (Rangkuti, 2004: 244). Citra merek juga merupakan

keseluruhan dari persepsi konsumen mengenai merek tersebut, atau bagaimana

cara mereka memandangnya, yang mungkin tidak serupa dengan identitas merek

(Temporal & Lee 2002: 51).

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa brand

image adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap

merek tertentu. Brand image dapat disampaikan melalui setiap sarana komunikasi

yang tersedia.

2. Faktor-faktor pembentuk Brand Image

Faktor-faktor yang membentuk brand image dalam kaitannya dengan

asosiasi merek menurut Russel dan Lane (1995: 3):

a. Favorability of brand associations

Keberhasilan dari suatu program pemasaran tercermin dalam sebuah kreasi

asosiasi merek yang menarik, sehingga pembeli percaya bahwa merek yang

(40)

positif terhadap merek tersebut secara keseluruhan.

b. Strength of brand associations

Kekuatan dari suatu asosiasi akan menentukan pembentukan citra merek. Hal

ini juga tergantung pada bagaimana informasi masuk ke dalam ingatan

pembeli dan bagaimana kekuatan asosiasi tersebut bertahan sebagai sebuah

bagian dari citra merek.

c. Uniqueness of brand association

Inti dari penempatan merek adalah merek mempunyai keuntungan kompetitif

(persaingan) yang dapat dipertahankan atau proporsi penjualan yang unik

yang dapat mengikat pembeli sebagai suatu alasan yang memaksa untuk

membeli merek tertentu itu.

3. Acuan asosiasi merek

Setiap konsumen memiliki kesan tertentu terhadap suatu merek. Kesan

tersebut dapat muncul setelah konsumen melihat, mendengar, membaca atau

merasakan sendiri merek suatu produk. Brand image adalah persepsi konsumen

terhadap suatu merek yang digambarkan melalui asosiai merek yang ada dalam

ingatan konsumen.

Menurut Durianto, dkk (2001: 69), asosiasi merek adalah segala kesan

yang muncul di benak seseoreng yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu

merek. Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin

banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan

semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya,

(41)

persaingan bila didukung oleh asosiasi yang tepat. Berbagai asosiasi merek yang

yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut Brand

image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat Brand image yang dimilikinya. Menurut Aaker dalam Simamora (2002: 31), ada sebelas

sumber asosiasi merek, yaitu :

a. Product attributes (Atribut produk)

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi

positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam

ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung

diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.

b. Intangibles attributes (Atribut tak berwujud)

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi

kualitas, kemajuan teknologi, kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian

atribut yang objektif.

c. Costumer’s benefits (Manfaat bagi pelanggan)

Manfaat bagi pelanggan dapat dibagi dua, yaitu rational benefit (manfaat

rasional) dan psychological benefit (manfaat psikologi). Manfaat rasional

berkaitan erat dengan atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari

proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis sering kali

merupakan konsekuensi ekstrem dalam proses pembentukan sikap, berkaitan

dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek

(42)

Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali

dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

e. Application (Penggunaan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu

penggunaan atau aplikasi tertentu.

f. User/ customer (Pengguna/ pelanggan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah

type pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.

g. Celebrity/ person (Orang terkenal/ khalayak)

Mengaitkan orang terkenal artis dengan sebuah merek dapat mentranfer

asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

h. Life style/ personality (Gaya hidup/ kepribadian)

Asosiasi merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para

pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya

hidup yang hampir sama.

i. Product class (Kelas produk)

Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.

j. Competitors (Para pesaing)

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli

pesaing.

k. Country/ geographic area (Negara/ wilayah geografis)

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan

(43)

1. Pengertian motivasi

“Motivation as the process that account for an individual’s intensity,

direction, and persistence of effort toward attaining a goal.” (Robbins, 2001: 155). Motivasi didefinisikan sebagai satu proses yang menghasilkan suatu

intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu

tujuan (Robbins, 2003: 208).

Motivasi adalah pemberian motif, penimbulan motif, hal/ keadaan yang

menimbulkan dorongan. Motivasi dapat diartikan pula sebagai faktor pendorong

orang untuk bertindak dengan cara tertentu (Manulang, 2001: 165).

Berdasarkan pengertian motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah kondisi yang menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu.

Jadi tidak akan ada motivasi apabila tidak dirasakan adanya suatu kebutuhan dan

kepuasan serta keseimbangan. Rangsangan terhadap hal-hal di atas akan

menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh menjadi dorongan untuk

mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan atau mencapai keseimbangan.

2. Teori Motivasi

a. Teori Motivasi Abraham Maslow

Abraham Maslow telah mengembangkan suatu konsep hirarki yang

menunjukkan adanya suatu tingkatan keinginan dan kebutuhan. Konsep dasarnya

menekankan adanya suatu hirarki dari kebutuhan (hierarchy of needs), dimana

kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan

(44)

berikut (Robbins, 2003: 209):

Aktualisasi Diri

Penghargaan

Sosial

Keamanan

Psikologis

Gambar: 2. 1 Konsep Hirarki Abraham Maslow Sumber : Robbins (2003: 209)

Maksud dari jenjang kebutuhan Maslow tersebut adalah sebagai berikut :

1) Psikologis (Physiological needs)

Kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan

fisiologis seperti pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan ini sering disebut

pula kebutuhan fisiologis.

2) Keamanan (Safety needs)

Kebutuhan atas perlindungan dari gangguan pihak lain yang berasal dari

manusia lain atau makhluk lain seperti binatang buas. Pemenuhan kebutuhan

ini berupa pemilikan alat-alat perlindungan, persenjataan, dan alat tanda

(45)

Kebutuhan akan bergaul dengan orang lain atau anggota masyarakat yang lain.

Pemenuhan kebutuhan ini adalah memberi dan menerima rasa cinta kasih dari

orang lain, rasa diterima, rasa saling membutuhkan dan dibutuhkan serta

berteman dan bekerjasama. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk

sosial, sehingga mempunyai kebutuhan sosial, antara lain :

a. Kebutuhan akan perasaan diterima orang lain dimana ia hidup dan bekerja.

b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya

penting.

c. Kebutuhan untuk bisa berprestasi.

4) Penghargaan (Esteem needs)

Pengakuan orang lain atas harga diri seseorang. Pengakuan kebutuhan ini ialah

pemilikan kebebasan, prestasi atau suatu kekuatan atau wewenang.

5) Aktualisasi diri (Self actualization needs)

Kebutuhan yang memperihatkan kepribadian seseorang secara khusus, yang

lain daripada yang lain, dengan mengembangkan seluruh potensi yang

dimilikinya. Kebutuhan ini adalah berupa keinginan seseorang untuk

menghasilkan sesuatu yang dapat diakui oleh umum untuk kepentingan

masyarakat. Menurut Maslow, pemenuhan tingkat keinginan dan kebutuhan

dilakukan secara bertahap. Dimulai dari tingkat yang paling dasar, yaitu

physiological needs. Manusia akan berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan ini, hal ini disebabkan karena kebutuhan ini menyangkut

kelangsungan hidup manusiaitu sendiri. Setelah tingkat pertama terpenuhi,

(46)

needs sudah terpenuhi. Begitu pula seterusnya sampai pada tingkat yang paling

akhir, yaitu self actualization needs.

b. Teori Motivasi Aldefer

Aldefer mengungkapkan bahwa ada 3 kelompok dari kebutuhan inti, yaitu

existence, relatedness, and growth yang dinamakan dengan ERG theory. The existence group berhubungan dengan penyediaan kebutuhan keberadaan materi

dasar kita. Kebutuhan-kebutuhan itu termasuk hal-hal yang dianggap oleh Maslow

sebagai kebutuhan keamanan dan kebutuhan psikologi (Robbins, 2003: 214).

Kelompok kedua dari kebutuhan tersebut adalah relatedness. Adanya

keinginan yang kita miliki untuk mempertahankan hubungan interpersonal yang

penting. Keinginan status dan sosial membutuhkan interaksi dengan yang lainnya

jika mereka ingin mendapatkan kepuasan dan itu sesuai dengan Maslow’s social

need dan external component of Maslow’s esteem category and the characteristic termasuk under self-actualization (Robbins, 2003: 214).

Kelompok ketiga dari kebutuhan inti menurut Aldefer adalah growth.

Growth merupakan gabungan antara kebutuhan akan pengakuan orang lain atas

harga diri seseorang dengan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Teori Aldefer berbeda dengan teori Maslow. Secara kontras dengan hirarki

teori kebutuhan, teori ERG menunjukkan bahwa :

1) Lebih dari sebuah kebutuhan dapat dioperasikan pada saat yang bersamaan.

2) Jika gratifikasi dari sebuah kebutuhan level yang lebih tinggi meningkat,

kebutuhan untuk memuaskan sebuah kebutuhan level yang lebih rendah

(47)

tingkat dan kaku. Teori ERG tidak mengandaikan suatu hierarki yang kaku

dimana kebutuhan yang lebih rendah harus lebih dipuaskan sebelum orang dapat

maju terus. Misalnya, seseorang dapat mengusahakan pertumbuhan meskipun

kebutuhan eksistensi dan hubungan belum dipuaskan; atau ketiga kategori

kebutuhan dapat beroperasi sekaligus (Robbins, 2003: 214).

Teori ERG juga mengandung suatu dimensi frustasi-regresi. Maslow

berargumen bahwa seorang individu akan tetap pada suatu tingkat kebutuhan

tertentu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi. Teori ERG menyangkalnya dengan

mengatakan bahwa suatu tingkat kebutuhan dari dari urutan-lebih-tinggi

terhalang, akan terjadi hasrat individu itu untuk meningkatkan kebutuhan tingkat

lebih-rendah. Ketidakmampuan memuaskan suatu kebutuhan akan interaksi sosial,

misalnya, mungkin meningkatkan hasrat memiliki lebih banyak uang atau kondisi

kerja yang lebih baik. Jadi frustasi (halangan) dapat mendorong pada suatu

kemunduran ke kebutuhan yang lebih rendah (Robbins, 2003: 214).

Ringkasnya, teori ERG berargumen, seperti Maslow, bahwa kebutuhan

tingkat lebih-rendah yang terpuaskan menghantar ke hasrat untuk memenuhi

kebutuhan tingkat lebih-tinggi; tetapi kebutuhan ganda dapat beroperasi sebagai

motivator sekaligus, dan halangan dalam mencoba memuaskan kebutuhan tingkat

lebih-tinggi dapat menghasilkan regresi ke suatu kebutuhan tingkat lebih-rendah

(Robbins, 2003: 214).

Teori ERG lebih konsisten dengan pengetahuan kita mengenai perbedaan

individual di antara orang-orang. Variabel seperti pendidikan, latar belakang

(48)

Beberapa studi telah mendukung teori ERG, tetapi ada juga bukti bahwa teori

ERG tidak berhasil dalam beberapa organisasi. Bagaimanapun, secara

keseluruhan teori ERG menyatakan suatu versi yang lebih sahih (valid) dari

(49)

B A B III

GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN

A. Sekilas Tentang Program Studi Manajemen

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

merupakan salah satu dari tiga Program Pendidikan Starta-I yang berada dibawah

Fakultas Ekonomi USU. Melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

RI. No.0535/O/1983 tanggal 8 Desember, Program Studi Manajemen pada

Fakultas Ekonomi USU, yang dahulunya merupakan Jurusan Ekonomi

Perusahaan dibakukan. Pembakuan tersebut diperkuat dengan Keputusan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No.131/Dikti/Kep/1984, disusul dengan

Surat Keputusan No.23/Dikti/Kep/1987 dan yang terakhir dengan Surat

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan No.028/Dikti/Kep/1996, tanggal 11 Juli

tentang Program Studi pada Program Sarjana di Lingkungan Universitas Sumatera

Utara.

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris dengan beberapa

pegawai administrasi. Ketua dan Sekretaris dipilih untuk masa bakti 4 tahun.

Ketua dan Sekretaris Program Studi melaksanakan sepenuhnya kegiatan

operasionil Program Studi, antara lain: membagi beban mengajar setiap dosen,

mengkoordinir pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa program studi,

mengatur pendistribusian tugas pembimbingan skripsi mahasiswa bagi dosen

Program Studi, mengatur dan melaksanakan ujian komprehensif bagi para

(50)

B. Visi, Misi dan Tujuan Program Studi Manajemen 1. VISI Program Studi Manajemen USU

Menjadi Program Studi Manajemen yang mandiri, mampu memberikan

pelayanan pendidikan yang berkualitas tinggi, menjadi pusat informasi

bisnis bagi masyarakat, serta berpartisipasi penuh dalam pengembangan

Bisnis dan Manajemen di wilayah Asia Tenggara (ASEAN Region).

2. MISI Program Studi Manajemen USU

Mempersiapkan tenaga ahli di bidang bisnis dan manajemen untuk

menghasilkan manajemen yang profesional dalam berbagai bidang bisnis

dalam rangka memenuhi perkembangan yang pesat dari bisnis dan

industri, terutama untuk perkembangan ekonomi di wilayah Sumatera

Utara.

a. Meningkatkan komitmen dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas

dan berwawasan Internasional.

b. Meningkatkan Akses ke Usaha Kecil dan Menengah, Dunia Bisnis,

dan Industri.

c. Meningkatkan sarana dan prasarana Program Studi Manajemen dalam

menghadapi persaingan global.

3. TUJUAN PENDIDIKAN S-1 Program Studi Manajemen USU

a. Mampu menghasilkan manajer-manajer profesional untuk menghadapi

perkembangan dunia bisnis dan industri.

b. Mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas, dapat diterapkan di

(51)

c. Mampu mempublikasikan dan menyebar luaskan hasil-hasil penelitian

kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

d. Mampu memberikan konsultasi bisnis, seperti pemberian saran-saran

pelaksanaan bisnis dan layanan konsultasi dalam berbagai bidang

manajemen.

C. Susunan Kepemimpinan Program Studi Manajemen : Periode 1989 s/d 1992 :

Ketua : Prof. DR. Amrin Fauzi

Sekretaris : Dra. Adja Syafinat

Periode 1992 s/d 1995 :

Ketua : Dra. Adja Syafinat

Sekretaris : Drs . Nakman Harahap

Periode 1995 s/d 1998 :

Ketua : Drs. Rahim Siregar, MA

Sekretaris : Dra.Marhaini, MS

Periode 1998 s/d 2002 :

Ketua : Drs. Rahim Siregar, MA

Sekretaris : Dra. Prihatin Lumbanraja, MSi

Periode 2003 s/d 2006 :

Ketua : Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi

Sekretaris : Dra. Prihatin Lumbanraja, Msi (2003 – 2004)

(52)

Periode 2006 s/d 2010 :

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi

Sekretaris : Dra. Nisrul Irawati, MBA

Berikut ini tabel jumlah mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif perkuliahan :

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah 2003 13 orang 2 orang 15 orang 2004 70 orang 94 orang 164 orang 2005 90 orang 126 orang 216 orang 2006 92 orang 101 orang 193 orang 2007 103 orang 114 orang 217 orang Jumlah 368 orang 437 orang 805 orang Sumber: Bagian Akademik FE USU (2008) diolah

Berikut ini dapat dilihat struktur organisasi Departemen Manajemen Fakultas

(53)

FAKULTAS EKONOMI USU TAHUN 2008

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi, Dekanat, Program Studi, Lembaga Bagian, Senat Fakultas Dan Dosen Tetap Falkultas Ekonomi USU 2008

MANAJEMEN (PROG S! REG & S1 EKS)

KETUA DEPARTEMEN AKUNTANSI

SEKRETARIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

SEKRETARIS DEPARTEMEN MANAJEMEN (PROG S1 REG & S1 EKS)

SEKRETARIS DEPARTEMEN AKUNTANSI

(54)

Keterangan : : Garis Komando

: Garis Koordinasi

Gambar 3.2 : Struktur Organisasi Program Studi Manajemen KONSENTRASI

KETUA PROGRAM D-III KESEKRETARIATAN

(55)
(56)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan menggunakan analisis deskriptif dan

model regresi linear sederhana. Analisis deskriptif digunakan untuk merumuskan

dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas

mengenai pengaruh terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007 dalam

memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh atau

hubungan variabel bebas (brand image) terhadap variabel terikat (motivasi). Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) Versi 13.0.

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil

penelitian yang baik dan bermutu. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap

alat penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner. Valid artinya data-data yang

diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian,

sedangkan reliabel artinya konsisten dan stabil. Uji validitas dan reliabilitas

penelitian ini dilakukan dengan metode analisis item, yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap

(57)

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.00 dengan

kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Item-Total Statistics

Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted

(58)

1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus. Misalnya jika butir 1 dihapus maka rata-rata total bernilai

67,25. Jika butir 2 dihapus maka rata-rata total bernilai 67,05, dan seterusnya.

2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya varian total jika variabel (butir) tersebut dihapus. Besarnya varian total jika butir 1 dihapus

adalah 41,25. Jika butir 2 dihapus maka besarnya varian total adalah 40,576.

dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang

akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir

pertanyaan.

rtabel pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = jumlah kasus – 2.

Jumlah kasus adalah 18, maka df = 18 – 2 = 16.

Maka, r (0,05;16) pada uji satu sisi = 0,3170.

Tabel 4.2 Validitas Instrumen

Pertanyaan Corrected Item Total Correlation (rhitung) rtabel Validitas

Butir 1 .413 .3170 Valid

Butir 2 .364 .3170 Valid

Butir 3 .558 .3170 Valid

Butir 4 .599 .3170 Valid

Butir 5 .534 .3170 Valid

Gambar

Tabel 1.1  Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Gambar 1. 1 Kerangka konseptual      Sumber: Robbins, 2003 : 214 ; Russel dan Lane, 1995 : 3 (diolah)
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel
Tabel 1.3 Skala Perbandingan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan investasi saham di pasar modal terutama terkait faktor-faktor yang mempengaruhi return

Dalam penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian saja (misalnya ketika Perusahaan masih memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang

Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran di SD 4 Jati Wetan masih berpusat pada guru ( teacher oriented ). Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran karena selama

Selain itu, berdasarkan perhitungan diketahui bahwa variabel kontrol yang terdiri dari jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan tidak mampu mengontrol pengaruh kualitas

Nilai signifikansi sebesar 0,674 lebih besar dari α (0,05), hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan berdasarkan manajemen pada Bank Mega

In some CCTV telemetry control systems a twisted pair cable is run alongside the co-axial video signal cable to carry the telemetry data to the pan/tilt/zoom (PTZ) units.. Where

[r]

Hubungan sebab-akibat menurut Kurniasih dan Sani (2014:39) adalah hal-hal yang mengemukakan sebab terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. Pola