• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TRI PERKASA AMIN INDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TRI PERKASA AMIN INDAH"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

“PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN

DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN

PT. TRI PERKASA AMIN INDAH”

SKRIPSI

Oleh ;

Dwi Satya Wira Sabrang 05610139

FAKULTAS EKONOMI/JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PELAKSANAAN K3 TERHADAP KINERJA KARYAWAN TP. TRIPERKASA AMININDAH

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat guna menempuh ujian skripsi pada jenjang Strata Satu (S-1)

Universitas Muhammadiyah Malang

Disusun Oleh: Dwi Satya Wira Sabrang

05610139

Malang, 3 Mei 2012

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Aniek Rumijati, Dra. MM. Shobari, H. Drs. MM.

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid H, 1994. Teknik Penyusunan Sampel dan Penyusunan Skala. Program Studi Ilmu Sosial Bidang Kajian Utama Sosiologi Antropologi. Program Pasca Sarjana. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Amirin T.M, 2000. Menyusun Rencana Penelitian. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Anonimous, 2010. OSHS.PT.Tri Perkasa Amin Indah.Surabaya.

Azwar S, 1988. Seri Psikologi: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Cochran W.G, 1991. Teknik Penarikan Sampel. Edisi Ketiga. Penerjemah: Rudiansyah. Penerbit Universitas Indonesia.

Ridley J, 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Singarimbun M dan Effendi S, 2006. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Sugiyono, 2000. Statistika untuk Pertanian. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono dan Eri Wibowo, 2001. Statisika Penelitian: dan aplikasinya dengan SPSS 10.0 for windows. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Suma’mur P.K, 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Penerbit CV. Haji Masagung. Jakarta.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha

Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk skripsi ini sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan.

Penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Tri

Perkasa Amin Indah” ini adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas

Muhammadiyah Malang.

Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah

memberikan bantuan, dorongan serta bimbingan baik moril maupun materiil.

Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Dr. H. Muhadjir Effendy, MAP. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Anik Rumijati MM. selaku ketua jurusan manajemen serta

pembimbing I yang telah dengan sabar dan banyak mamberikan

bimbingan, nasehat dan arahan kepada penulis.

4. Drs. H. Shobari, M.M, selaku pembimbing II yang telah banyak

(5)

5. Bapak Sisworo Priyo Utomo, ST, selaku Site Manajer di proyek

pembangunan dermaga Tanjung Tembaga Probolinggo, serta karyawan /

staf pegawai yang telah banyak membantu dan memberikan informasi dan

data-data yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ayahanda yang penulis banggakan dan Ibundaku tercinta, serta adik-adik

dan kakakku yang telah banyak memberikan dukungan dan pengorbanan

baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi dengan baik.

7. Semua sahabat yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan serta

motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesasikan.

8. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan... Amin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 13 Juni 2012

(6)

DAFTAR ISI

(7)

F. Teknik Pengumpulan Data ……….. 36

2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……… 56

3. Berdasarkan Masa Kerja ………. 57

3. Pengujian Hipotesis Secara Simultan ……… 66

4. Pengujian Hipotesis Secara Parsial ……….. 67

(8)

E. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 70 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………... 77

B. Saran ……… 78

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Data Kasus Kecelakaan Kerja di Indonesia ……...………... 2

Tabel 2 : Data Kecelakaan Kerja di PT. Tri Perkasa Amin Indah …... 4

Tabel 3 : Persamaan dan Perbedaan Penelitian ………... 10

Tabel 4 : Skala Likert ……….. 37

Tabel 5 : Tingkat Reliabilitas Jawaban Kuesioner ……….. 40

Tabel 6 : Jumlah Responden Berdasarkan Usia ……….. 56

Tabel 7 : Identitas Pendidikan Responden ……….. 57

Tabel 8 : Data Masa Kerja Responden ……… 58

Tabel 9 : Penilaian untuk variabel Keselamatan dan kesehatan kerja serta Kinerja ……….. 62

Tabel 10 : Perhitungan untuk variabel Kesehatan Kerja ………... 62

Tabel 11 : Perhitungan untuk variabel Keselamatan Kerja ………... 63

Tabel 12 : Perhitungan untuk variabel Kinerja Karyawan ……… 64

Tabel 13 : Rekapitulasi Hasil Perhitungan Regresi ………... 65

Tabel 14 : Rekapitulasi Hasil Uji Parsial ………... 67

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Pikir ………. 29

Gambar 2 : Kurva uji t ……… 44

Gambar 3 : Kurva Uji t Terhadap X1 ………. 68

(11)

DAFTAR BAGAN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid H, 1994. Teknik Penyusunan Sampel dan Penyusunan Skala. Program Studi Ilmu Sosial Bidang Kajian Utama Sosiologi Antropologi. Program Pasca Sarjana. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Amirin T.M, 2000. Menyusun Rencana Penelitian. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Anonimous, 2010. OSHS.PT.Tri Perkasa Amin Indah.Surabaya.

Azwar S, 1988. Seri Psikologi: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Cochran W.G, 1991. Teknik Penarikan Sampel. Edisi Ketiga. Penerjemah: Rudiansyah. Penerbit Universitas Indonesia.

Ridley J, 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Singarimbun M dan Effendi S, 2006. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Sugiyono, 2000. Statistika untuk Pertanian. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono dan Eri Wibowo, 2001. Statisika Penelitian: dan aplikasinya dengan SPSS 10.0 for windows. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Suma’mur P.K, 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Penerbit CV. Haji Masagung. Jakarta.

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga kerja merupakan aset yang penting bagi perusahaan, tenaga kerja juga merupakan faktor produksi yang memiliki peran dalam kegiatan perusahaan.

Dalam pelaksanaannya tenaga kerja ini akan menghadapi ancaman bagi keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam upaya menjalankan usaha yang aman maka perlindungan bagi tenaga kerja melalui

penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) harus dilakukan secara maksimal. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003,

tentang ketenagakerjaan, yang menyatakan kewajiban pengusaha melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang dihadapinya.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipasi

apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi biaya

perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

(14)

2

Angka tersebut mengalami tren menurun sejak 2008 yang sempat mencapai 83.714 kasus dan melorot pada 2009 yang hanya 58.600 kasus. Tahun sebelumnya

sangat tinggi yakni tercatat sebanyak 95.418 kasus (tahun 2005), 99.023 kasus

(tahun 2006) dan 95.264 kasus (2008).

Tabel 1

Data Kasus Kecelakaan Kerja di Indonesia. Tahun 2005-2010

Sumber: data internet JAMSOSTEK

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya dengan membuat aturan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh tenaga kerja agar

tenaga kerja merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan kinerja

karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya. Kinerja karyawan dapat dilihat dari faktor-faktor yang memengaruhi kinerja karyawan yang terdiri dari

(15)

3

Kinerja mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis,

filosofis dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, kinerja berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep

filosofis, kinerja mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari

hari ini. Hal inilah yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa

pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.

Setelah memperhatikan hal tersebut, maka keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan Kinerja karyawan menjadi penting untuk diteliti, karena kedua faktor

tersebut dapat memengaruhi kinerja perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan misi perusahaan.

Penelitian ini dilakukan di PT. Tri Perkasa Amin Indah Study pada Proyek

Pembangunan Dermaga Jl. Mayangan Probolinggo

Adapun komitmen PT. Tri Perkasa Amin Indah dalam menjalankan

aktivitasnya dan melindungi karyawannya menetapkan beberapa upaya, yaitu:

Dalam bidang Kesehatan:

(16)

4

2. Selalu menjalin kerjasama dengan departemen medis di wilayah lokasi

pelaksanaan proyek.

3. Mengasuransikan seluruh tenaga kerja baik karyawan perusahaan maupun pekerja lepas dalam lokasi pelaksanaan proyek.

4. Mengadakan program kebersihan secara periodik dilokasi pelaksanaan proyek.

Dalam bidang Keselamatan Kerja:

1. Berusaha menjaga dan melindungi serta mencegah karyawan dari keadaan bahaya perusahaan, menjaga serta melindungi peralatan atau barang

perusahaan dari kerusakan atau kehilangan.

2. Menjaga kelestarian lingkungan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan.

3. Bekerja aktif dan bekerja teamwork untuk menggalakkan keselamatan dan

kesehatan kerja.

4. Menyediakan tempat kerja yang aman, jauh dari bahaya.

5. Penerapan program-program keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Menyediakan perlengkapan alat pelindung diri yang memadai dan

memastikan memakai alat pelindung diri bila diperlukan.

Namun usaha tersebut kurang maksimal dikarenakan masih terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan dan kecelakaan kerja yang timbul

(17)

5

biaya yang timbul akibat kecelakaan dampak lainnya berupa kerusakan,

kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, cacat serta kematian. Berikut adalah tabel data kecelakaan yang terjadi di Proyek-proyek yang telah dijalankan

PT. TPAI.

Tabel 2

Data Kecelakaan Kerja di PT. Tri Perkasa Amin Indah

No. Bulan Tahun (dalam orang)

Sumber: Data Project Side Accident PT. TPAI

PT. Tri Perkasa Amin Indah sebagai perusahaan jasa konstruksi yang mempunyai banyak karyawan yang sangat rentan terhadap kecelakaan dan memburuknya kesehatan kerja karyawan. Terjadinya kecelakaan di PT. Tri

(18)

6

kecelakaan kerja di dalam proyek seperti terjepit mesin, jatuh dari ketinggian,

terkena percikan api las, tergores besi, kejatuhan benda berat dan lain-lain. Terjadinya kecelakaan tersebut menyebabkan meningkatnya absensi dan menurunnya produksi, dan kecelakaan kerja karyawan juga mengakibatkan kinerja

perusahaan akan mengalami penurunan ketika karyawan ada pada kondisi tidak prima karena kecelakaan.

Gangguan kesehatan karyawan juga akan mempengaruhi kinerja karyawan di

PT. Tri Perkasa Amin Indah, gangguan kesehatan yang sering mengganggu karyawan antara lain flu, demam, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), gigi,

infeksi kulit, hipertensi, nyeri otot sendi, gangguan THT, dan mata. Di PT. Tri Perkasa Amin Indah, gangguan kasehatan ini sering dialami karyawan bagian produksi PT. Tri Perkasa Amin Indah agar sedini mungkin dapat meminimalisir

ganguan kesehatan karyawan.

Keselamatan kerja erat kaitannya dengan Kinerja dan peningkatan produksi. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas

dasar:

1) Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat, dan kematian dapat dikurangi atau

(19)

7

2) Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan

penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan berhubungan dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.

3) Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan

kondisikondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisiensi yang tinggi pula.

4) Praktek keselamatan tidak bisa dipisah-pisahkan dari keterampilan, keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi.

Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan

landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.

Dengan latar belakang diatas diketahui keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh pada produktivitas karyawan, maka penulis tertarik mengajukan

penelitian dengan judul ―Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Tri Perkasa Amin

(20)

8

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah program kesehatan dan keselamatan kerja di Proyek

pembangunan dermaga?

2. Bagaimana kinerja karyawan di proyek pembengunan dermaga?

3. Apakah program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan?

4. Diantara keselamatan dan kesehatan kerja, manakah yang paling berpengaruh terhadap Kinerja?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada:

1. Pekerja harian lepas atau Buruh di Proyek Pembangunan Dermaga Mayangan Probolinggo, karena karyawan bagian Produksi atau Buruh memiliki resiko dan jam kerja yang tinggi sehingga lebih berpotensi

menyebabkan kecelakaan kerja dibandingkan bagian lain.

2. Konsep teori keselamatan dan kesehatan kerja yang dipakai menggunakan

teori Suma‘mur.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mendeskripsikan program keselamatan dan kesehatan kerja

(21)

9

2. Untuk menganalisis bagaiamana pengaruh program keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap Kinerja karyawan.

3. Untuk mengetahui manakah yang paling berpengaruh antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap Kinerja.

E. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan dan saran pertimbangan dalam menjalankan program

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan di PT. TPAI.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan

kerja untuk penelitian selanjutnya.

(22)
(23)

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Dari penelitian Lestari dan Erlin (2007) dengan judul ―Hubungan

Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan Kinerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor), menyatakan hubungan antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan kinerja karyawan adalah positif,

sangat nyata dan berkorelasi kuat. Semua faktor keselamatan dan kesehatan kerja memiliki hubungan yang positif, sangat nyata, dan berkorelasi kuat dengan kinerja karyawan. Pengawasan dan disiplin memiliki nilai korelasi tertinggi menunjukkan

bahwa faktor ini memiliki hubungan yang paling kuat dengan kinerja karyawan dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Kemudian diikuti oleh peningkatan

kesadaran K3, kontrol lingkungan kerja, pelatihan keselamatan, dan publikasi keselamatan kerja memiliki nilai korelasi terendah.

Dari penelitian Novi (2008) dengan judul ―Pengaruh Penerapan Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Melalui

Motivasi Pada Perusahaan Garmen di Kawasan Industri Rancaekek‖,

menyimpulkan bahwa SMK3 memiliki pengaruh positif dan signifikan baik

terhadap motivasi maupun terhadap kinerja, namun salah satu elemen SMK3 yaitu analisis tempat kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi.

(24)

2

selanjutnya.

Persamaan dari penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah variabel bebas yaitu keselamatan dan kesehatan, sedangkan perbedaan dengan

penelitian sebelumnya adalah pada variabel terikat yaitu pada peneliti terdahulu semangat kerja dan Produktifitas sedangkan penelitian sekarang Kinerja kemudian terletak pada lokasi penelitian yang dilakukan di perusahaan jasa konstruksi yg

mengkonsumsi tenaga kerja manusia yang cukup besar di tiap-tiap pelaksanaan proyeknya. Penulis disini sebagai peneliti tentang pengaruh program kesehatan

dan keselamatan kerja terhadap Kinerja karyawan di PT. TPAI Study pada Proyek

Pembangunan Dermaga.

Tabel 3

Persamaan dan Perbedaan Penelitian

Peneliti Variabel Alat Analisis Lokasi

Sri Ayu Ningsih

Sumber: Data Penelitian Tahun 2004 – 2008

(25)

3

B.Landasan Teori

1. Keselamatan Kerja

Menurut Suma‘mur (1989:1), keselamatan kerja adalah keselamatan yang

berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja berada dalam segala tempat kerja, baik di darat, dalam tanah,

permukaan air di dalam air maupun di udara. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi,

terutama teknologi tinggi dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan masyarakat pada umumnya.

Tujuan keselamatan kerja adalah melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di

tempat kerja dan memelihara sumber produksi dan dipergunakan secara aman dan efisien. Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacad, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik

adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses

produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan kerja, baik langsung atau tidak langsung

(26)

4

Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai ancaman

disekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa dan mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya. Jadi sangat jelas bahwa keselamatan kerja adalah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja. Dalam hubungan ini, bahaya yang

dapat timbul dari mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja, lingkungan, cara melakukan pekerjaan, karakteristik fisik dan mental dari pekerjanya harus dikendalikan.

Menurut Suma‘mur (1989:3) 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor

manusia. Maka dari itu, usaha-usaha keselamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam

hubungan ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana penting. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih mungkin terjadi, dan dalam hal inilah, adalah besar peranan

kompensasi kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosial bagi meringankan beban penderita.

Beberapa aspek industri yang harus diperhatikan dari aspek keselamatan dan

kesehatan kerja adalah: (Bennett dan Rumondang, 1991, 86)

a. Penerangan yang cukup

Penerangan harus memperhatikan tidak timbulnya kesilauan (glare), pantulan dari permukaan yang berkilat, dan peningkatan suhu ruangan.

(27)

5

Kebisingan di atas batas normal (85 db) perlu disisihkan dari tempattempat

kerja guna mencegah kemerosotan syaraf karyawan, mengurangi keletihan mental, dan meningkatkan moral kerja. Pengendalian atas kebisingan dan getaran yang timbul adalah:

1) Bagian-bagian bergerak dari seluruh mesin, perlengkapan dan peralatan harus dilumasi dengan pelumas.

2) Cegah penggunaan mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan di atas

95 db.

3) Pergunakan peredam getaran seperti tegel akustik, karet, dan barangbarang lain yang sejenis.

4) Sumber-sumber getaran harus diisolasi.

5) Permukaan tembok dan langit-langit sedapat mungkin dilapis dengan tegel akustik.

6) Lengkapi karyawan yang bekerja ditempat kebisingan dengan

pelindung telinga.

c. Pengendalian suhu

Suhu yang ekstrim seperti dingin dan panas sangat mempengaruhi produktivitas dan kesehatan para karyawan. Setiap mesin menimbulkan panas. Debu, kelembaban udara, dan pencemar udara serta tubuh manusia

(28)

6

meningkatkan suhu yang ada. Oleh sebab itu, perlu kiranya diadakan alat

pengendalian suhu, debu, dan bau disetiap tempat kerja.

d. Sarana

Sarana industri terpenting adalah air. Sistem air industri harus mencakup sumber air bersih untuk minum, sumber air biasa untuk alat-alat pendingin, toilet, dan kebersihan, dan sumber air untuk penanggulangan

kebakaran. Kemudahan lain yang perlu diadakan adalah tempat istirahat, musolla, kantin, dan klinik PPPK.

2. Kesehatan Kerja

Kesehatan merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita untuk menikmati hidup, baik dirumah maupun ditempat kerja. Tanpa kesehatan kita

tidak dapat melakukan aktivitas yang produktif dalam suatu organisasi. Fakta ini dinyatakan oleh Health and Safety Executive (HSE) atau pelaksana keselamatan

dan kesehatan kerja sebagai ‗Good Health is Good Business‘ (kesehatan yang

baik menunjang bisnis yang baik). (Ridley, 2008).

Menurut (Mangkunegara, 2000:161), program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang

(29)

7

Menurut (Bennet dan Rumondang, 1991:139), penyakit akibat kerja atau yang

lebih dikenal sebagai man made diseases, dapat timbul setelah seorang karyawan yang tadinya terbukti sehat memulai pekerjaannya. Memang tidak seluruh pekerjaan menimbulkan penyakit, yang jelas adalah ada pekerjaan yang

menyebabkan beberapa macam penyakit, dan ada pula yang mencetuskannya. Baik penyebab maupun pencetus dapat dicegah sedini mungkin. Pencegahan dapat dimulai dengan pengendalian secermat mungkin pengganggu kerja dan kesehatan.

Gangguan ini terdiri dari:

a. Beban kerja (ringan/sedang/berat atau fisik/mental/sosial)

b. Beban tambahan oleh faktor-faktor lingkungan kerja seperti faktor fisik, kimia, biologis, dan psikologis.

c. Kapasitas kerja, atau kualitas karyawan itu sendiri yang mencangkup

kemahiran, umur, daya tahan tubuh, jenis kelamin, gizi, ukuran tubuh, dan motivasi kerja.

Keadaan lingkungan yang dapat menimbulkan keadaan tidak sehat dan berbahaya:

a. Suhu dan kelembaban udara.

b. Kebersihan udara.

c. Penerangan dan kuat cahaya.

d. Kekuatan bunyi.

e. Cara kerja dan proses kerja.

f. Udara, gas-gas yang bertekanan.

(30)

8

h. Keadaan lingkungan setempat

Menurut (Ranupandojo dan Husnan, 2002:263), program kesehatan fisik yang dibuat oleh perusahaan sebaiknya terdiri dari salah satu atau keseluruhan

elemenelemen berikut ini :

a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima

bekerja.

b. Pemeriksaan keseluruhan para karyawan kunci (key personal) secara

periodik.

c. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua karyawan secara periodik.

d. Tersedianya peralatan dan staf media yang cukup.

e. Pemberian perhatian yang sistematis yang preventif masalah ketegangan.

f. Pemeriksaan sistematis dan periodik terhadap persyaratan-persyaratan sanitasi yang baik.

Kondisi atau material yang memungkinkan reaksi yang berdampak terhadap

kondisi kesehatan karyawan menurut Ridley (2008):

Kondisi/material Reaksi tubuh

Debu jika terhirup, mempengaruhi paru-paru

(31)

9

1) asbes: asbestosis

2) silika: silikosis

3) debu batubara: pneumokoniosis.

Racun racun yang telah dicerna:

1) dapat mempengaruhi organ tubuh mana saja 2) tubuh menyerap sejumlah racun dengan sangat

cepat, sisanya melewati tubuh dan akhirnya di evakuasi.

3) Tidak perlu dimuntahkan dengan cara dipancing karena dapat menyebabkan kerusakan yang

lebih besar ketimbang racun itu sendiri.

Zat pelarut masuk ke tubuh melalui:

1)asupan cairan.

2)hirupan asap.

3)penyerapan melalui kulit. dapat menimbulkan:

1)efek narkotika (bius) pada sistem saraf

2)efek racun pada organ-organ seperti hati, ginjal, atau sumsum tulang

(32)

10

Gas

karena sifat beracun dari gas atau asap yang terhirup, misalnya khlorin, karbonmonoksida, hidrogen sulfida, dan sebagainya.

Pemekaan

pekerja dapat menjadi peka terhadap zat-zat seperti isosianat, debu kayu dan fluor, jamur dari jerami busuk, uap solder, dan sebagainya

setelah pemekaan, eksposur ke konsentrasi yang sangat kecilpun dapat menyebabkan reaksi

dapat sangat mempengaruhi prospek pekerjaan dimasa datang khususnya pada penggunaan

substansi tertentunya

Alat kerja yang menyebabkan luka-luka di tangan dan lengan

bergetar (dikenal secara umum sebagai ‗sindrom getaran tangan-lengan‘ (‗hand-arm vibration syndrome‘—

HAVS)

dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di tangan, diawali dengan kondisi yang dikenal sebagai vibration white finger dimana jari-jari memucat dan mengalami mati rasa

operator-operator yang mengalami kondisi ini sebaiknya dipindahkan ke jenis pekerjaan lain.

Kebisingan

(33)

11

kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan kepenatan (fatigue) dan disorientasi

Panas dan lembab bekerja pada temperatur dan tingkat kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan: 1)

kejang/kram

2) stroke panas (heat stroke)

3) kelelahan

tidak ada standar untuk diberlakukan, namun pengaruh dingin dari hembusan udara dapat

membantu.

Tekanan/stres reaksi psikologis terhadap faktor-faktor yang berada

diluar kendali manusia, seperti:

1) tuntutan pekerjaan berada di atas atau di bawah kemampuan.

2) lingkungan kerja.

3) hubungan dengan sesama pekerja atau

organisasi.

3. Kecelakaan Kerja

Menurut Suma‘mur (1989:4), kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubung

(34)

12

pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya teersebut disebut

potensial, jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan kecelakaan. Jika kecelakaan telah terjadi, maka bahaya tersebut sebagai bahaya nyata. Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting, yaitu:

a. kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, atau

b. kecelakaan terjaadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dalam tahun 1962 merumuskan kecelakaan akibat kerja seperti yang dikutip dalam Silalahi (1995:133) yang

digolongkan sebagai berikut:

a. Penggolongan kerja menurut tipe kecelakaan:

1) Terjatuh

2) Terhantam benda jatuh

3) Tersentuh atau terpukul benda yang tidak bergerak

4) Terjepit diantara dua benda

b.Penggolongan kecelakaan menurut penyebab

1) Mesin

2) Alat pengangkut dan sarana angkutan

3) Material, bahan-bahan dan radiasi

4) Lingkungan kerja

c. Penggolongan menurut sifat luka

1) Patah tulang

2) Terkilir

(35)

13

4) Amputasi

5) Memar dan remuk

d.Penggolongan menurut letak luka di tubuh

1) Kepala

2) Leher

3) Badan

4) Tangan dan Tungkai

Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan Occupational

Safety and Healty Act adalah manusia dalam hal ini adalah karyawan perusahaan.

Tujuan keselamatan kerja menurut Suma‘mur (2001:31) adalah:

a. Mencegah terjadinya kecelakaan

b. Pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja

c. Peningkatan produktivitas kerja atas dasar tingkat keamanan kerja yang tinggi

d. Pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat, aman dan nyaman

e. Pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya cacat akibat

pekerjaan.

Sedangkan menurut Budiono (2000:232) adalah:

(36)

14

b. Menjaga supaya orang-orang yang berada disekitar tempat kerja

terjamin keselamatannya.

c. Menjaga supaya sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan berdayaguna.

Dalam memberikan keselamatan kerja kepada karyawannya sebuah

perusahaan hendaknya memperhatikan:

a. Ruang kerja yang memadai, bersih, tenang dan tidak pengap.

b. Setiap ruang gerak harus aman, lapang dan tidak licin. c. Pemindahan material sesedikit mungkin.

d. Letak mesin dan peralatan harus rapi dan baik.

e. Setiap kegiatan perawatan dan perbaikan harus selamat.

f. Fasilitas alat pemadam kebakaran yang memadai.

g. Setiap kegiatan yang berbahaya dan rawan harus terisolir pelaksanaannya.

h. Setiap peralatan dan mesin-mesin sudah dilengkapi dengan alat pencegahan kecelakaan.

Tujuan dari program keselamatan dan kesehatan kerja di atas dapat diperinci

(37)

15

4. Pengertian Kinerja

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot

sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda

peringatan adanya kinerja yang merosot.

Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67)

―Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya‖. Kemudian menurut Ambar Teguh

Sulistiyani (2003 : 223) ―Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari

kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya‖.

Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan ―kinerja (prestasi kerja) adalah

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu‖.

(38)

16

fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,

suatu pameran umum ketrampikan‖. Menurut Barry Cushway (2002 : 1998)

―Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan

target yang telah ditentukan‖.

Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : ―

merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan‖.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan

Bayu Prawira (2001 : 78), ―menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa

yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan‖. Menurut John Witmore dalam

Coaching for Perfomance (1997 : 104) ―kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran

umum keterampilan‖.

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta

mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi

(39)

17

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang

memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi, 3.Dukungan yang diterima, 4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di

atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh

dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain : a. Faktor

kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. b.

Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc Cleland (1997) seperti dikutip

Mangkunegara (2001 : 68), berpendapat bahwa ―Ada hubungan yang positif

antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja‖. Motif berprestasi dengan

pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu

mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang

(40)

18

berjuang untuk merealisasi tujuan. 5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit

dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1)Faktor individu : kemampuan,

ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2)Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja 3)Faktor organisasi : struktur organisasi, desain

pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)

5. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor

kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika

pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

Menurut Bernardin dan Russel ( 1993 : 379 ) ― A way of measuring the

contribution of individuals to their organization ―. Penilaian kinerja adalah cara

mengukur konstribusi individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka

(41)

19

gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang

terkait dari seseorang atau suatu kelompok‖. Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 :

101 ) ―penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik

dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk

potensi pengembangannya‖. Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) ― penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi

pelaksanaan kerja individu karyawan‖.

6. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian

dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus menyelesaikan : 1.Hasil penilaian digunakan sebagai

dasar pemberian kompensasi 2.Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision 3.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan : 1.Prestasi riil

yang dicapai individu 2.Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja 3.Prestasi- pestasi yang dikembangkan.

[sunting] Manfaat Penilaian Kinerja

Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja

(42)

20

kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian pegawai 6.Membantu diaknosis terhadap

kesalahan desain pegawai.

7. Hubungan Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kinerja.

Menurut Suma‘mur (1989:4), keselamatan kerja erat kaitannya dengan kinerja dan peningkatan produksi. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan kineraja atas dasar:

a. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan

yang menjadi sebab sakit, cacat, dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat

dihindari.

b. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan

berhubungan dengan tingkat produksi dan kinerja yang tinggi.

c. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja,

sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisiensi yang tinggi pula.

d. Praktek keselamatan tidak bisa dipisah-pisahkan dari keterampilan,

(43)

21

e. Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan

partisipasi pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran

produksi.

Dalam penelitian Lestari dan Erlin (2007) dijelaskan hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas adalah positif, berpengaruh

signifikan dan berkorelasi kuat dengan produktivitas karyawan. Semakin tinggi jaminan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan maka semakin tinggi juga produktivitas, dan sebaliknya semakin rendah jaminan keselamatan dan kesehatan

kerja karyawan maka semakin rendah juga produktivitasnya.

C. Kerangka Pikir

Berikut adalah kerangka pikir dalam penelitian ini yang menggambarkan keterkaitan hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan Kinerja

(44)

22

Gambar I

dalam melakukan pembahasan. Menurut Suma‘mur (1989:4), keselamatan kerja

erat kaitannya dengan kinerja dan peningkatan produksi. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan kinerja. Jadi diindikasikan bahwa

keselamatan dan kesehatan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. TPAI. Keselamatan dan kesehatan kerja yang diukur dari kebersihan lingkungan, tingkat kebisingan dan getaran, sarana (air, alat pendingin, toilet),

keadaan tempat lingkungan kerja, pakaian kerja, peralatan perlindungan diri dan penerangan kemungkinan besar secara positif mempengaruhi kinerja karyawan.

Hubungan Keselamatan dan KesehatanKerja dengan Kinerja Karyawan

(45)

23

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dan

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasar pada pokok masalah yang telah dirumuskan maka dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah:

a. Keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

b. Keselamatan kerja mempunyai pengaruh yang lebih signifikan terhadap

Gambar

Tabel 1  Data Kasus Kecelakaan Kerja di Indonesia. Tahun
Tabel 2
Tabel 3  Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Gambar I  dalam melakukan pembahasan. Menurut Suma‘mur (1989:4), keselamatan kerja

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Genotipe biji lurik pada peubah kadar kemanisan biji memberikan tanggapan yang tidak berbeda nyata pada semua dosis pemberian pupuk kalium, kecuali berbeda nyata hanya

Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya ' infeksi cacing tambang adalah faktor karakteristik (meliputi : umur, jenis kelamin, imunitas), faktor lingkungan

Dalam penelitian ini metode terse- but dignuakan untuk dapat mendapatkan suatu fakta mengenai adanya pemanfaatan sampah sebagai produk karena sampah meru- pakan salah satu fenomena

Berdasarkan penjelasan tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah proses dari awal hingga hasil terbitnya sebuah laporan audit yang dilakukan oleh seseorang

Pada Pasar Induk memerlukan bangunan relatif sangat luas ( karena bennacam-macam barang, jenis, sifat materi yang diperdagangkan ), adanya zoning untuk mata

Kebutuhan akan real-time simulation yang tidak mampu didukung oleh teknologi komputer yang ada pada saat itu, mendorong US Navy untuk memulai suatu proyek riset yang dinamakan