• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SELF LEADERSHIP DENGAN KINERJA SALES (Studi pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Malang Kayutangan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SELF LEADERSHIP DENGAN KINERJA SALES (Studi pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Malang Kayutangan)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA SELF LEADERSHIP

DENGAN KINERJA SALES

(Studi pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Malang Kayutangan)

Disusun Oleh Tyas Tunjung Pinasti

06810004

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA SELF LEADERSHIP

DENGAN KINERJA SALES

(Studi pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Malang Kayutangan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1) Psikologi

Disusun Oleh Tyas Tunjung Pinasti

06810004

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Pemilik dan penguasa alam

semesta beserta isinya, hidayah, kasih sayang, kemudahan serta nikmat – nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya. Hanya dengan seizin-Nya lah akhirnya penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

junjungan, suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, beserta

orang-orang yang senantiasa berada di jalan-Nya.

Skripsi ini berjudul “Hubungan antara Self Leadership dengan Kinerja

Sales pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Kayutangan Malang”. Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat gelar

Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu penulisan ini

juga dimaksudkan supaya pembaca bisa memahami hubungan antara kematangan

emosi dengan kualitas pelayanan pada karyawan, sehingga penulis mohon saran dan

kritik yang membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulis

banyak melibatkan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Allah Ya Rahman Ya Rahhim, yang telah memberikan Rahmad-Nya sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Malaikat ku di dunia, Papa dan mama tercinta terima kasih untuk semua do’a, semua peluh dan keringat serta kerja keras yang tiada tara demi kebahagiaan

anak mu ini. Tyas sebagai anak berharap bisa membalas semua kasih sayang dan

pengorbanan yang ada.

3. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. Dra. Djudiah M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar

mengarahkan dan memberikan bimbingan serta masukan yang berarti demi

(7)

5. Ibu Tri Muji Ingarianti S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang juga

dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak. Yudi Suharsono selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan

dukungan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang.

8. Seluruh sales AJB Bumiputera 1912 Cabang Malang Kayutangan terima kasih

telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian. Terimakasih banyak kepada

Ibu Mulatatik selaku kepala Admintrasi keuangan yang telah banyak membantu

dan membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi serta para karyawan

marketing yaitu sales yang telah banyak membantu dalam memberikan data

penelitian.

9. Untuk adik-adikku tercinta Sandi Suksmantoyo dan Dyah Mustika Maulid

terima kasih atas semua dukungan yang diberikan semua sangat bermanfaat

bagiku.

10. Untuk sahabat-sahabat terbaik yang pernah ku miliki Puji Lestari, Ramdhani tri

Khanti, Virda, Edelwis, Nuraina Puspita, Riska, Anam, Iratanti, Ayu, Mba Dwi

Suhartiningsih, mba fitriany, dilla dan anak kost KAV 40. Terima kasih untuk

sebuah kekeluargaan, perhatian, tangisan, serta canda dan tawa yang telah kita

lewati bersama. Love you guyz. Semua kenangan itu tak akan pernah aku

lupakan kawan.

11. Special thank’s for my someone special Thank’s still beside meWassalamualikum Wr. Wb.

Malang, 21 Oktober 2011

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

5. Strategi Untuk Meningkatkan Kinerja ... 16

B. Self Leadership

4. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sales ... 27

D.Hubungan antara self leadership dengan kinerja sales ... 28

(9)

F. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian ... 33

B. Identifikasi Variabel ... 33

C.Definisi Operasional ... 34

D.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi ... 35

2. Sampel ... 35

E. Jenis data dan Metode Pengumpulan Data (Instrumen Penelitian) 1. Jenis Data ... 35

2. Metode Pengumpulan Data ... 36

F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas ... 40

2. Reliabilitas ... 44

G. Prosedur Penelitian ... 47

H. Teknik Analisa Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 51

B. Analisa Data ... 52

C.Pembahasan ... 53

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print skala Self Leadership ... 39

Tabel 2 Blue Print Skala Kinerja Sales ... 40

Tabel 3 Hasil Uji Validitas Skala Self Leadership ... 43

Tabel 4 Hasil Uji Validitas Skala Kinerja ... 44

Tabel 5 Uji Relibilitas Skala Self Leadership ... 46

Tabel 6 Uji Relibilitas Skala Kinerja ... 46

Tabel 7 Uji Relibilitas Keseluruhan ... 47

Tabel 8 Rancangan Analisa Data ... 49

Tabel 9 Sebaran T – Score Pada Self Leadership ... 52

Tabel 10 Sebaran T – Score Pada Kinerja ... 52

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala untuk Penelitian ... 63

Lampiran 2. Data Skala Self Leadership ... 68

Lampiran 3 Data Skala Kinerja ... 69

Lampiran 4. Validitas dan Relibilitas ... 70

Lampiran 5. Hasil Analisis ... 83

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan dan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aristyawati. D. Hubungan antara percaya diri dengan persuasi pada sales. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang : UMM.

As’ad. 1995. Psikologi industri ( Seri SDM). Yogjakarta : Liberty

Azwar, S. 2008. Sikap manusia. Yogayakarta: Pustaka Pelajar Offset.

________ 2010. Reliabilitas dan validitas. Yogayakarta: Pustaka Pelajar Offset.

________ 2001. Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Baduara & Sirait. 1992. Salesmanship. Jakarta : Bumi Aksara

Bajari, M. 2006. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja tenaga penjual untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Tesis. Tidak diterbitkan. Semarang : Universitas Diponegoro.

Bluen, S.D, Barling, J.,& Burns, W. 1990. Predicting sales performance, job satisfaction, and depression by using the achievment strivings and impatience-irrability dimensions of type a behavior. Journal of Applied Psychology Vol 75 no. 2.

Carmeli, A. 2006. Self leadership skills and innovative behavior at work. International Journal of Manpower vol 27 no.1.

Darmawi, H. 2004. Manajemen asuransi. Jakarta : Bumi Aksara.

Dilileo, T. C., & Houghton, J.D. Does organizational level influence self leadership in the defense acquisitions workforce. Defense Acouisition Review Journal.

Dolbier, C. L., Soderstrom. M., & Steinhardt, M. A. 2001. The Relationships between self leadership and enhance psychological, health, and work outcomes. The journal of psychology - University of Texas at Austin.

Haryanti, D. Pengaruh faktor-faktor self leadership terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Jatim Cabang Perak Malang. Skripsi . Tidak diterbitkan.Surabaya : Fakultas Ekonomi.Universitas Airlangga.

(13)

Houghton, J.D. 2000. The relationship between self leadership and personality. Blacksburg, VA.

Kerlinger. 2006. Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada

University Perss.

Mangkunegara, A.P. 2007. Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Manz, C. C.& Neck, C.P. 2004. Mastering self leadership : Empowering yourself for personal excellence ( Third Edition). Pearson Prentice Hall. Upper Sadle River, New Jersey.

Milianti, 2006. Pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap hasil penilaian kinerja SALES FORCE di Departemen Sales & Marketing PT.Danapaint Indonesia. Skripsi tidak diterbitkan .FISIP-Universitas Indonesia.

Pangestuti, R. 2009. Pelatihan kepemimpinan diri : Intervensi untuk meningkatkan kepemimpinan diri pada karyawan bagian operasional. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi – Universitas Gajah Mada Yogjakarta. Poerwanti, E. 1998. Dimensi dimensi riset ilmiah. Malang: Pusat Penerbit UMM.

Prastikasari.I. W. 2010. Pengaruh dimensi kepribadian terhadap kinerja karyawan dinas luar pada asuransi jiwa bersama Bumiputera 1912 cabang Malang Dieng. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Prussia, G.E. Anderson, J.S. and Manz, C.C. 1998. Self leadership and performance

outcomes (The mediating influence of self efficacy). Journal of

Organizational Behavior, 19, 523-538.

Rivai, V & Basri. 2005. Performance appraisal. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Ruky, A.S. 2002. Sistem manajemen kinerja. Jakarta : PT Gramedia.

Sapran.F.D.K. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja salesman. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.

Sari. S.W.K. 2007. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan bagian sortir di PT Insan Citra Prima Sejahtera Tuban. Skripsi. Tidak diterbitkan.Malang : UMM

Sjoberg, L. 2005. Personality and emotional intelligence as factors in sales performance. Departement of Economic Psychology – Stockholm School of Economics. Organisational Theory and Practice No.2.

(14)

Tandjung, J.W. 2004. Marketing management pendekatan pada nilai-nilai pelanggaran. Malang : Bayu Media publishing.

Yuniarsih.T & Suwatno. 2008. Manajemen sumber daya manusia. Bandung : Alfabetha.

Wijayanti, A.W. 2003. Pengaruh kepemimpinan diri terhadap kinerja dengan keyakinan diri sebagai variabel pemediasi pada mahasiswa S1 reguler angkatan 2003. Semarang : UNS

Winarsunu, T. 2002. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan (edisi revisi). Malang : UMM press

Wulandari, A. 2006, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tenaga penjual melalui kerja cerdas, kemampuan menjual yang dimiliki oleh tenaga penjual sebagai intervening variabel. Skripsi. Tidak diterbitkan. Semarang : Magister manajemen. Universitas Diponegoro.

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perekonomian yang semakin berkembang dan maju ini, banyak

bermunculan perusahaan baik kecil, menengah maupun besar. Banyaknya

perusahaan yang ada ini menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis menjadi

semakin ketat. Setiap perusahaan harus pandai dalam menghadapi persaingan

yang ada. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persaingan ini, salah satu

faktor yang terpenting adalah dari faktor sumber daya manusianya. Faktor

sumber daya manusia dikatakan penting karena merupakan penggerak roda

kehidupan perusahaan.

Industri jasa termasuk industri Jasa Asuransi sedang mengalami

pertumbuhan dan diperkirakan akan terus berkembang, namun persaingannya

juga cukup tinggi. Hal ini terlihat dari pertumbuhan industri asuransi jiwa

setiap tahunnya. Sampai akhir 2006, total laba industri ini mencapai Rp. 2,43

triliun atau melonjak 89,23% dari tahun sebelumnya. Kinerja industri asuransi

jiwa kian melesat sepanjang 2007. Dalam hal pendapatan premi,

pertumbuhannya 66% pertahun. Juni 2006, pendapatan premi yang terkumpul

Rp. 11,87 triliun. Sampai Juni 2007, total pendapatan preminya naik menjadi

Rp. 18,27 triliun. Kondisi serupa juga terjadi pada pendapatan premi baru (new

business) yang melonjak 85% pertahunnya. Jika pada Juni 2006 jumlahnya Rp.6,41 triliun, sampai dengan Juni 2007, pendapatan premi baru (new

business) meningkat menjadi Rp. 11,87 triliun. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang belum di audit (unaudited) perolehan

premi asuransi jiwa tahun 2007 mencapai Rp.43,36 triliun. Jumlah tersebut

tumbuh sebesar 61,2%. Setiap tahun pertumbuhan premi asuransi jiwa

biasanya rata-rata berkisar 30%. (infobanknews, 28 Januari 2008).

Semakin ketatnya persaingan di era pasar bebas, maka setiap sektor

memerlukan kesiapan dalam menyediakan kebutuhan masyarakat. Dengan

semakin ketatnya persaingan, maka Perusahaan asuransi dan perbankan

(16)

2

yang competitive dan diminati masyarakat. Bagaimana perusahaan perbankan dan perusahaan asuransi dapat membantu sektor swasta sebagai pelaku bisnis

yang bekerja sama dengan pemerintah, bisa maksimal mengelola sumber daya

yang dimiliki agar berguna bagi masyarakat luas, sehingga tercipta pemerataan

pembangunan dibidang ekonomi secara terpadu. Sektor swasta diharapkan

dapat melakukan kegiatan perdagangan dan pemasaran dari potensi yang

dimilikinya (Dewan Asuransi, 2000).

Industri jasa asuransi masih tertinggal dibanding dengan industri

perbankan, dalam hal penghimpunan dana masyarakat walaupun

produk-produk asuransi telah mengalami penyempurnaan, misalnya penggabungan

investasi dengan proteksi. Inovasi produk asuransi belum menjawab

permasalahan yang terjadi pada industri asuransi berkenaan rendahnya minat

masyarakat menjadi peserta asuransi asuransi. Berdasarkan data yang diperoleh

dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (dalam Bajari,2006) pada tahun 2005,

dana masyarakat yang dihimpun perbankan nasional sudah mencapai Rp. 980

triliun sedangkan premi asuransi jiwa, asuransi umum dan reasuransi baru

sekitar 25 triliun. Angka tersebut menjelaskan bahwa pemegang polis individu

asuransi jiwa lebih sedikit, yaitu 4 juta peserta asuransi, dibanding jumlah

penabung dan deposan bank, yaitu 125 juta.

Jenis bidang usaha perasuransian menurut Pasal 3 UU No.2/1992

(Undang-undang tentang usaha perasuransian dibagi atas usaha asuransi dan

usaha penunjang usaha asuransi. Salah satu yang termasuk dalam usaha

asuransi yaitu asuransi jiwa. Usaha asuransi jiwa, memberikan jasa dalam

penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang

yang dipertanggungjawabkan (Darmawi, 2004).

Dalam perekonomian negara banyak mempengaruhi perkembangan

bisnis asuransi jiwa. Laju pertumbuhan ekonomi nasional menentukan

bertambah kuat atau melemahnya daya beli masyarakat, termasuk

pembelanjaan untuk polis asuransi jiwa (Darmawi, 2004). Sehubungan dengan

hal tersebut, AJB Bumiputera 1912 adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa

tertua di Indonesia dan selama beberapa dekade memosisikan diri sebagai

(17)

3

persaingan yang ketat seiring dengan dominasi pemain-pemain jiwa patungan,

AJB Bumiputera 1912 pun ibarat menghadapi gelombang pasang kompetisi

sehingga pangsa pasarnya mengalami pasang surut. Takhta AJB Bumiputera

1912 sebagai perusahaan asuransi jiwa terbesar pun direbut pesaing secara

bergantian. Pada 2005 AIG Life (kini berganti nama menjadi AIA Financial)

tampil menjadi yang terbesar. Pada 2006 sampai dengan 2008 Prudential Life

merebut posisi itu. Tahun lalu Mega Life yang memegang supremasi sebagai

pemain asuransi jiwa terbesar di Indonesia. Dengan pendapatan premi bruto

Rp4,51 triliun, AJB Bumiputera 1912 berada di posisi keempat setelah

Sinarmas Life. Menurut Dirman Pardosi, AJB Bumiputera 1912 berambisi

memperbesar pangsa pasar bahwa lima tahun ke depan, paling tidak bisa

merebut pangsa pasar 30% dari sekarang 8%. Untuk mencapai ambisi itu, AJB

Bumiputera 1912 akan memperkuat sumber daya manusia (SDM)-nya,

mengembangkan produk berbasis investasi, dan memperluas saluran distribusi.

Produk unit link yang terbukti telah membuat banyak pemain asuransi jiwa

berlari cepat, rencananya juga akan diluncurkan AJB Bumiputera 1912 pada

tahun ini.Yang jelas, ambisi AJB Bumiputera 1912 dan semangat tumbuh

perusahaan-perusahaan asuransi jiwa raksasa lain memperketat persaingan di

bisnis asuransi jiwa. Kendati kompetisi bakal kian ketat, semua perusahaan

asuransi sesungguhnya masih memiliki ruang lebar untuk sama-sama tumbuh.

Hal itu melihat jumlah penduduk Indonesia yang belum berasuransi masih

sangat besar dan itu merupakan potensi pasar yang belum tergali. Tumbuhnya

perekonomian dan naiknya tingkat pendapatan per kapita ke depan akan

menjadi pupuk penyubur masyarakat untuk sanggup membeli produk asuransi.

Tentu, hal ini harus diimbangi dengan sosialisasi, edukasi, dan promosi

mengenai pentingnya perlindungan risiko (infobanknews, 28 Juli 2010).

Sehubungan dengan hal diatas, maka salah satu langkah yang dapat

diambil untuk mengatasi persaingan para Perusahaan asuransi yaitu dengan

pemanfaatan serta penyerapan sumber daya manusia oleh perusahaan. Faktor

pemasaran berupa tenaga pemasar juga menentukan kelangsungan hidup suatu

perusahaan. Meskipun suatu perusahaan mempunyai organisasi yang teratur

(18)

4

dukungan yang kuat dari para tenaga pemasar, maka semuanya itu tidak

berarti sama sekali. Oleh karena itu diperlukan tenaga pemasar yang cakap,

terampil dan terlatih. Walker et al. (dalam Bajari, 2006) mengatakan bahwa kinerja tenaga penjual merupakan konsekuensi dari faktor-faktor personal,

organisasional dan lingkungan sehingga untuk meningkatkan kinerja tenaga

penjual maka perusahaan harus memperhatikan ketiga aspek tersebut.

Bila pemasar melakukan tugas dengan memahami kebutuhan pelanggan

dengan baik, mengembangkan produk yang memberikan nilai superior dan

menetapkan harga, mendistribusikan serta mempromosikan secara efektif,

produk ini akan dijual dengan amat mudah. Hal tersebut merupakan tugas yang

dilakukan oleh sales, mengingat tenaga pemasar adalah sumber daya strategis

untuk mencapai keunggulan kompetitif perusahaan. Peran SDM dalam

organisasi atau perusahaan mempunyai arti yang sama pentingnya dengan

pekerjaan itu sendiri. Kemampuan yang tinggi dari tenaga pemasar serta

kondisi kerja yang baik akan menentukan kualitas tenaga pemasar yang pada

akhirnya akan menentukan kualitas kompetitif perusahaan.

Sales merupakan presentasi penyampaian pesan-pesan promosi secara

lisan melalui tenaga penjualan atau sales untuk mempengaruhi calon konsumen

dengan tujuan untuk membeli produk perusahaan (Tandjung, 2004). Hasil

survey dari Sales Executive Club dari New York (As’ad, 1995) para penjual

rata-rata mendapatkan 9 pesanan dari 100 orang yang didatangi yang belum

pernah dihubungi secara apapun sebelumnya, 16 pesanan dari 100 orang yang

didatangi yang telah membaca iklan dan 38 pesanan dari 100 orang yang

didatangi yang sebelumnya telah mendapatkan dan mempelajari katalogus dari

barang-barang yang dijual. Disini ditunjukkan bahwa sales berperan dalam

peningkatan penjualan disebuah perusahaan.

Dengan semakin kompleknya proses pembelian yang dilakukan pembeli

individu ataupun perusahaan, maka dibutuhkan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penjualan yang matang agar hasil yang dicapai maksimal. Oleh karena

itu masalah Penjualan memerlukan berbagai kemampuan di bidang penjualan

(19)

5

Selain itu, adanya banyak tantangan yang harus dihadapi sales dalam

melaksanakan tugasnnya. Salah satu tugas sales yaitu berhubungan langsung

dengan customer. Dalam menghadapi customer tentunya tidak mudah karena

menemukan banyak tantangan dalam menghadapi beraneka ragam customer,

baik dalam kepribadian, budaya, sikap dan lain sebagainya. Dengan adanya

keanekaragaman pada seorang customer, tentunya sales menghadapi

tantangan-tantangan dalam menjalankan tugasnya sehingga dalam menghadapi hal

tersebut dibutuhkan kompetensi pada diri sales yaitu self leadership. Dengan adanya self leadership seorang sales mampu mengontrol, mendorong serta memotivasi dirinya untuk dapat bekerja sebaik-baiknya meskipun sales

tersebut menemukan banyak tantangan dalam menjalankan tugasnya dalam

menghadapi keanekaragaman customer atau pelanggan.

Kinerja sales merupakan faktor utama yang sangat menentukan

keberhasilan organisasi karena merupakan ujung tombak dari perusahaan

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja merupakan hasil kerja

yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawabnya, selain bermanfaat bagi perusahaan kinerja

juga bermanfaat bagi diri sales tersebut.

Menurut Mangkunegara (2000). Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Spencer

and Spencer (dalam Yuniarsih, 2008) secara umum mengelompokkan kedalam

enam jenis kemampuan untuk mencapai kinerja yang tinggi, baik teknisi dan

profesional , tenaga penjual, helping and human service, manajer maupun

pengusaha diantaranya adalah : Kemampuan berprestasi dan tindakan,

kemampuan melayani, kemampuan memimpin, kemampuan mengelola,

kemampuan berpikir dan kemampuan kepribadian yang efektif .

Self leadership atau kepemimpinan diri merupakan suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dirinya

serta mengembangkan kemampuannya tersebut sehingga menjadi pribadi yang

(20)

6

leadership meliputi tiga hal yakni, mengetahui dan menilai bakat, menyadari kekurangan atau kelemahan diri dan bersikap fleksibel terhadap kesempatan

yang ada.

Penelitian-penelitian tentang Kinerja sales atau penjualan yang

mempengaruhi beberapa variabel telah banyak dilakukan, seperti dalam

penelitian Sjoberg dkk (2005) tentang Kepribadian dan kecerdasan emosi

emosi sebagai faktor kinerja penjualan, menunjukkan bahwa kecerdasan emosi

berkaitan dengan variabel lainnya, banyak ditandai dalam kehidupan atau

keseimbangan dalam bekerja, untuk nada affektif (positif) dan nilai-nilai

material dan obsesi keuangan (negatif). kecerdasan emosi sudah jelas

berhubungan dengan perilaku kewarganegaraan dan kurang terhadap kinerja

tugas inti, seperti yang diharapkan. Kinerja tugas ini sangat berkaitan dengan

kesadaran dan mempengaruhi positif dan kemauan atau ketertarikan dalam

berkerja. Kepuasan kerja memiliki hubungan yang lebih lemah terhadap

kinerja, sesuai dengan pekerjaan yang banyak sebelumnya. Kecerdasan emosi

muncul sebagai kemungkinan dimensi untuk mengukur dengan sifat yang

diharapkan.

Sedangkan dalam penelitian Milianti ( 2006 ), tentang pengaruh

faktor-faktor motivasi terhadap hasil penilaian kinerja sales force di Departemen Sales

dan Marketing PT DANAPAIN Indonesia, menunjukkan bahwa ternyata

jumlah karyawan yang memiliki tingkat motivasi dan kinerja rendah sangat

tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka tidak termotivasi dengan baik oleh

atasan mereka. Karena tingkat motivasi rendah maka hal ini berdampak pada

rendahnya kinerja mereka juga. Faktor motivasi memberikan konstribusi 37.7

% terhadap hasil penilaian kinerja mereka.

Dalam penelitian Bluen dkk (1990) tentang prediksi Kinerja sales,

kepuasan kerja dan depresi dengan menggunakan perjuangan prestasi dan

ketidaksabaran- pemarah dalam dimensi perilaku tipe A. Analisa yang

dihasilkan adalah bahwa perjuangan prestasi dan kepuasan kerja tidak

berkaitan dengan depresi, sedangkan ketidaksabaran dan pemarah berkaitan

(21)

7

Penelitian lain oleh Herawati (2007) mengenai Analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi aktivitas tenanga penjual untuk meningkatkan kinerja

tenaga penjualan pada PT Bank Mandiri Persero. Hasil penelitian menunjukkan

keahlian komunikasi , perencanaan penjualan, dukungan material dan sistem

kontrol berpengaruh positif terhadap aktivitas tenaga penjual, kemudian

aktivitas tenaga penjual berpengaruh positif terhadap kinerja tenaga penjual.

Dalam penelitian Wulandari (2006) yaitu menganalis faktor orientasi

pembelajaran terhadap kinerja tenaga penjual melalui kerja cerdas, kemampuan

menjual yang dimiliki oleh tenaga penjual. Dengan menggunakan metode

SEM, sampel penelitian ini adalah 118 tenaga penjual yang bekerja pada PT.

Indo Sunmotor Gemilang Semarang. Hasil analisi SEM memenuhi criteria

Goodness of Fit Index ; X2 (chi square) 60.728, probability 0.142 (≥0.05),

RMSEA 0.043 (≤0.08), GFI 0.920 (≥0.90), AGFI 0.876 (≥0.90), TLI 0.975

(≥0.95), CFI 0.981 (≥0.95). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi

pembelajaran berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap kinerja tenaga

penjual dan kerja cerdas. Kemampuan menjual berpengaruh positif terhadap

kinerja tenaga penjual. Jadi seorang penjual atau sales yang baik tidak hanya

dipengaruhi oleh kecerdasan dalam bekerja tetapi lebih pada kemampuannya

dalam melakukan penjualan.

Sapran (2009) melakukan penelitian yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi rendahnya kinerja salesman di CV. Panca Tirta Pratama.

Ditemukan bahwa kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan

(meliputi kurang beraninya subjek berbicara secara persuasif, dan masuknya

permasalahan pribadi ke pekerjaan), tingkat usaha yang dicurahkan (meliputi

kurangnya motivasi untuk bekerja, kehadiran dalam waktu kerja, dan tidak

disepakatinya jam kerja oleh pihak perusahaan), serta dukungan organisasi

(meliputi kurangnya pengembangan promosi oleh pihak perusahaan,

manajemen karyawan tentang penggantian uang tagihan atas outlet yang hilang

yang tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatkan, dan adanya konflik

dengan rekan kerja yang belum terselesaikan).

Seorang sales tentunya mempunyai tuntutan-tuntutan yang secara umum

(22)

8

Baduara (1992) bahwa sales yang berhasil menjual produknya harus memiliki

karakteristik tertentu mengenai mutu salesman yang baik antara lain, memiliki

hasrat berprestasi atau motivasi berprestasi yang tinggi, memiliki rasa percaya

diri yang tinggi, memiliki gairah, semangat dan tekad yang membara,

menghargai waktu, bekerja dengan cepat, memiliki kepribadian yang menarik

juga menyenangkan, dan memiliki kemampuan bergaul, berbicara yang baik

serta sopan.

Tercapai atau tidaknya kinerja dipengaruhi banyak hal baik dalam diri

individu maupun dari luar individu. Salah satu faktor dalam diri individu yang

dapat meningkatkan kinerja sales adalah kepemimpinan diri (self leadership).

Self leadership menuntut seluruh anggota organisasi untuk mampu menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Dengan self leadership dapat menemukan cara

menuju sukses dengan mengoptimalkan potensi diri sendiri.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Houghton (2000). Penelitian ini

menguji hubungan antara Self leadership dan kepribadian melalui analisis dan perbandingan faktor struktur hirarkis. Lebih khusus, penelitian ini menguji

hubungan antara dimensi kepemimpinan diri-strategi perilaku-terfokus, alam

hadiah strategi, dan strategi berpikir konstruktif, dan dimensi kepribadian dari

extraversion, stabilitas emosional, dan kesadaran. Hasil penelitian ini

memberikan bukti bahwa dimensi self leadership yang berbeda dari, namun terkait dengan, yang ditentukan ciri-ciri kepribadian. hipotesis bahwa strategi

self leadership yang berbeda dari kepribadian yang dipilih sifat didukung melalui analisis model persamaan struktural memeriksa bersaing model

menggabungkan faktor struktur hirarkis kepemimpinan diri (self leadership) dan kepribadian. Model yang fit meningkat secara signifikan melalui

perkembangan model yang menunjukkan semakin besar Perbedaan antara

dimensi self leadership dan ciri kepribadian. Model terbaik saat di perkembangan tersebut, selaras dengan kedua self leadership dan sifat teori kepribadian, terdiri dari faktor struktur hirarki dengan tiga faktor urutan

pertama self leadership, tiga urutan pertama faktor kepribadian, dan dua faktor

urutan berkorelasi kedua (yaitu, self leadership dan kepribadian). Selanjutnya,

(23)

9

leadership dan kepribadian, sehingga memberikan bukti tambahan diferensiasi.

Meskipun bukti-bukti menunjukkan bahwa self leadership dimensi

keterampilan yang unik dengan sehubungan dengan ciri-ciri kepribadian, hasil

ini juga menunjukkan bahwa self leadership dan faktor kepribadian tetap saja signifikan terkait. Secara khusus, baik extraversion dan kesadaran yang

signifikan yang berkaitan dengan semua tiga dimensi self leadership, sementara stabilitas emosional signifikan yang berkaitan hanya dengan dimensi

strategi penghargaan alam. Dalam penjumlahan, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa self leadership merupakan konstelasi berbeda dari strategi

yang signifikan yang berkaitan dengan ciri-ciri kepribadian kunci.

Dalam penelitian Dilileo dkk (2004) tentang studi meneliti perbedaan

dalam kepemimpinan diri (self leadership), kreativitas, dan persepsi organisasi dukungan untuk kreativitas . Analisis yang dihasilkan adalah bahwa self leadership secara signifikan berhubungan dengan potensi kreatif dan dipraktekkan kreativitas bagi karyawan-line dan pengawasan-tingkat, Selain

itu, temuan penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan pada potensi

kreatif, kreativitas dipraktekkan, kesenjangan skor, dan persepsi dukungan

organisasi untuk kreativitas.

Dalam penelitian Haryanti (2005) tentang Pengaruh faktor-faktor self leadership terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Jatim Cabang Surabaya, menunjukkan bahwa faktor-faktor dalam self leadership terdiri dari Self observation, self-set goals, praktek dan self reward punishment secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Bank

Jatim cabang Surabaya.

Penelitian lain mengenai self leadership juga dilakukan oleh Carmeli (2006) tentang kemampuan Self leadership dengan perilaku inovatif ditempat kerja. Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa skala 3 dimensi

keterampilan kepemimpinan diri secara positif yang terkait dengan kedua

peringkat diri dan pengawas perilaku inovatif. Temuan juga menunjukkan

bahwa pendapatan dan masa kerja secara signifikan berhubungan dengan

perilaku inovatif di tempat kerja. Organisasi yang mencari cara untuk

(24)

10

pentingnya membangun diri pemimpin yang dapat berhasil memenuhi harapan

yang diperlukan dan standar perilaku yang inovatif.

Menurut penelitian yang dilakukan Dolbier dkk (2001) Tentang

hubungan Self leadership dan peningkatan psikologis, kesehatan dan hasil kerja

menunjukkan bahwa Self leadership berhubungan tinggi dengan peningkatan psikologis, kesehatan dan hasil kerja.

Sedangkan Prussia dkk (1998) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Self

leadership pada kinerja dimediasi oleh self efficacy persepsi. Sebuah kunci dasar pemberdayaan organisasi adalah kepemimpinan diri (self leadership)

pada karyawan. Pada sampel 151 responden menunjukkan strategi self leadership memiliki dampak yang signifikan terhadap evaluasi self efficacy dan self efficacy kinerja secara langsung terkena dampak. lebih lanjut persepsi self efficacy ditemukan untuk sepenuhnya memediasi self leadership atau hubungan kinerja.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat diketahui bahwa Self leadership dipengaruhi oleh Peningkatan psikologis, kesehatan, hasil kerja, kreativitas, self observation, self-set goals, praktek dan self reward-punishment. penelitian penelitan tersebut dapat menolong untuk memberikan asumsi bahwa kinerja yang baik ataupun prestasi kerja tidak timbul dengan

mudah, akan tetapi timbul secara intern pribadi dan secara ekstern. Prestasi

kerja atau kinerja yang baik bisa ditingkatkan melalui pendidikan, pengalaman,

belajar dan kemampuan memimpin diri sendiri. Disini jelas bahwa self leadership dan kinerja atau prestasi kerja merupakan suatu sistem di mana sikap hanyalah suatu komponen saja dalam sistem dan sikap tersebut yang

berinteraksi dengan nilai-nilai emosi, peran, struktur sosial dan lingkungan.

Berdasarkan latar belakang berbagai penelitian diatas, maka peneliti

tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi apakah ada Hubungan Self

(25)

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada hubungan

antara self leadeship dengan kinerja sales ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara self leadeship dengan kinerja sales.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Manfaat teoritis yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain

diharapkan dapat memberikan masukan bagi kemajuan ilmu pengetahuan

psikologi, dalam disiplin ilmu Psikologi Industri dan Organisasi terutama

dalam Psikologi SDM.

2. Secara Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan atau informasi dan bahan pertimbanagn perusahaan dalam

pengambilan keputusan berkaitan dengan masalah kinerja sales yang ada di

Gambar

Tabel 1 Blue Print skala Self Leadership .......................................................

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN HIPERTENSI PADA KARYAWAN BANK (Study pada Bank Jatim Cabang Ponorogo).. KARYA

1. Hubungan antara keahlian kepala cabang PT Bank Sinarmas Terhadap Kinerja Karyawan Di Abdul Rivai Bandung memilki hubungan yang kuat. Hal ini mengartikan bahwa

hipotesis yang diajukan dalam penulisan ini adalah: ”Hubungan Interpersonal mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Lampung

Sesuai dengan judul penelitian yakni “Pengaruh Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Asuransi Jiwa pada AJB Bumiputera 1912 kantor cabang Cibubur Syariah”,

Untuk pihak AJB Bumiputera 1912 cabang Tikala untuk meningkatkan kinerja agen harus selalu memperhatikan pimpinan langsung agen atau supervisor agar selalu

Sehingga rekomendasi yang di dapat dari hasil penelitian ini adalah motivasi kerja karyawan pada PT BPD JATIM Kantor Cabang Surabaya dapat ditingkatkan lagi dengan cara

Proses penempatan terhadap karyawan yang dilaksanakan suatu organisasi sangat penting, karena jika sesuai dengan kriteria, prosedur, dan faktor-faktor yang dipertimbangkan

Pengaruh kinerja karyawan terhadap Organizational Citizenship Behavior OCB pada karyawan Bank Jatim Cabang Pacitan Variabel OCB Z berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja