• Tidak ada hasil yang ditemukan

Edible Portion Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk di Jasa Pelayanan Akikah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Edible Portion Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk di Jasa Pelayanan Akikah"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

EDIBLE PORTION

DOMBA EKOR TIPIS DAN DOMBA

EKOR GEMUK DI JASA PELAYANAN AKIKAH

ADHE WAHYU SEPTIAN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Edible Portion Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk di Jasa Pelayanan Akikah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan sebelumnya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2013

Adhe Wahyu Septian

(4)

ABSTRAK

ADHE WAHYU SEPTIAN. Edible Portion Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk di Jasa Pelayanan Akikah. Dibimbing oleh MUHAMAD BAIHAQI dan SRI RAHAYU.

Akikah adalah penyembelihan hewan untuk anak yang dilahirkan dalam ritual keagaman masyarakat muslim. Domba ekor tipis dan domba ekor gemuk adalah jenis domba lokal yang pada umumnya digunakan untuk hewan akikah. Permintaan hewan akikah sangat bervariasi dari segi bobot badan, sehingga diperkirakan sangat berpengaruh terhadap bagian yang dapat dikonsumsi atau

edible portion. Penelitian ini bertujuan membandingkan pengaruh dari perbedaan

bangsa terhadap porsi tubuh yang dapat dimakan (edible portion) dari domba akikah pada bangsa domba ekor tipis dan domba ekor gemuk di jasa pelayanan akikah. Penelitian ini menggunakan 17 ekor domba Ekor Tipis dan 5 ekor domba ekor gemuk. Analisis data yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dan data dianalisa dengan Analysis of covariance (ANCOVA) dimana bobot potong dijadikan sebagai covariable. Hasil penelitian ini menunjukkan pada bobot potong yang disamakan, nilai bobot karkas, lemak karkas, dan ekor domba ekor gemuk nyata dan lebih tinggi (P<0.05) dari domba ekor tipis. Persentase karkas domba ekor tipis dan domba ekor gemuk adalah 42.56% dan 44.37%, nilai edible

portion dari domba ekor tipis dan ekor gemuk masing masing adalah 75.34% dan

70.90%, nilai inedible portion masing-masing adalah 14.66% dan 29.10%. Kata kunci : akikah, domba ekor gemuk, domba ekor tipis, edible portion.

ABSTRACT

ADHE WAHYU SEPTIAN. Edible Portion of Javanese Thin Tailed and Javanese Fat Tailed in Akikah Service. Supervised by MUHAMAD BAIHAQI and SRI RAHAYU.

(5)

3

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

EDIBLE PORTION

DOMBA EKOR TIPIS DAN DOMBA

EKOR GEMUK DI JASA PELAYANAN AKIKAH

ADHE WAHYU SEPTIAN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

5

Judul Skripsi : Edible Portion Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk di Jasa Pelayanan Akikah

Nama : Adhe Wahyu Septian NIM : D14080307

Disetujui oleh

Muhamad Baihaqi, SPt MSc Pembimbing I

Ir Sri Rahayu, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat serta karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini telah diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah edible portion, dengan judul Edible

Portion Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk di Jasa Pelayanan Akikah.

Edible Portion merupakan porsi tubuh yang dapat dimakan, penelitian ini

bertujuan untuk membandingkan pengaruh bangsa terhadap edible portion yang dihasilkan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Muhamad Baihaqi, SPt MSc dan Ibu Ir Sri Rahayu, MSi selaku pembimbing skripsi. Penulis juga sampaikan terima kasih kepada Ibu Ir Komariah, MSi, Bapak Ir K Budi Santoso, MS, dan Bapak Edit Lesa Aditia, SPt MSc selaku dewan penguji ujian sidang akhir sarjana. Terima kasih kepada Bapak Budi Susilo, Bapak Afnan, dan Mang Ajid selaku pengelola Salamah Akikah serta Bapak Herman selaku pengelola di Bogor Akikah Center yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih disampaikan juga kepada bapak, ibu, serta seluruh keluarga dan sahabat atas segala doa dan bantuannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2013

(9)

7

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

PENDAHULUAN 1

Latar belakang 1

Tujuan 1

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Lokasi Penelitian 2

Bahan 2

Prosedur Penelitian 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 3

Bobot dan Persentase Karkas 4

Komponen Karkas dan Non Karkas 6

Edible Portion 8

SIMPULAN 10

Kesimpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 12

(10)

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik karkas domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG) 4 2 Nilai persentase karkas domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG) 6 3 Nilai persentase komponen non karkas bangsa domba ekor tipis (DET) dan

domba ekor gemuk (DEG) 7

4 Karakteristik edible portion pada bangsa domba ekor tipis (DET) dan domba

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Akikah adalah penyembelihan hewan untuk anak yang dilahirkan dalam ritual keagaman masyarakat muslim. Menurut Sabiq (2009), salah satu hewan yang digunakan untuk akikah adalah domba. Alasan penggunaan domba untuk akikah selain harga relatif terjangkau, juga karena daging domba lebih digemari oleh konsumen khususnya di Jawa Barat. Kebutuhan domba terus meningkat, khususnya untuk kebutuhan akikah, selain karena populasi bayi muslim yang meningkat, faktor pengetahuan, budaya dan tingkat pendapatan.

Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013), populasi domba di provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 berjumlah 7.8 juta ekor ekor. Jumlah ini meningkat dibandingkan populasi tahun 2011 sebesar 7.04 juta ekor. Hasil penelitian Ramadhani (2012), meyatakan bahwa permintaan domba untuk akikah di peternakan Salamah Akikah yang berlokasi di Kabupaten Bogor pada tahun 2011 berjumlah 342 ekor, meningkat dari tahun 2010, permintaan untuk domba akikah berjumlah 247 ekor. Jumlah permintaan yang meningkat tiap tahunnya di Salamah Akikah dipengaruhi oleh tingkat kelahiran bayi muslim tiap bulannya, harga pesaing, tingkat pendapatan masyarakat, sosial budaya, dan tingkat pemahaman terhadap hukum dan manfaat akikah (Ramadhani 2012).

Salah satu hasil dari ternak domba adalah karkas dan non karkas. Herman (1986), menyatakan bahwa karkas adalah bagian tubuh ternak tanpa kepala, kaki, ekor, darah, dan organ dalam tubuh. Karkas merupakan produk utama usaha peternakan ternak potong karena karkas adalah bagian terbesar yang dapat dimakan (edible portion). Selain karkas, bagian non karkas juga terdapat bagian yang bisa dimakan. Produksi daging banyak ditentukan mulai dari pemeliharaan sampai dengan penanganan pasca pemotongan. Faktor genetik dan lingkungan termasuk pertumbuhan, umur, bobot tubuh, jenis kelamin dan bangsa dapat mempengaruhi produksi daging. Peningkatan produksi tersebut perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan edible portion domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk yang merupakan bangsa domba yang dijadikan hewan akikah.

Tujuan Penelitian

(12)

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mencangkup data porsi tubuh yang dapat dimakan (edible

portion) dari domba akikah pada bangsa domba Ekor Tipis dan domba Ekor

Gemuk berdasarkan keterangan dari pelayanan jasa akikah. Penelitian ini menganalisis pengaruh perbedaan bangsa terhadap edible portion, dengan melakukan pendataan dari bobot potong, bobot tubuh kosong, bobot karkas, bobot non karkas dan persentase karkas untuk mendapatkan data edible portion dari kedua bangsa tersebut.

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian berlangsung pada bulan November 2012 hingga Maret 2013. Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu di Salamah Akikah, Desa Tegal Waru RT 04/05, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan di Bogor Aqiqah Center, Jl. Raya Semplak, RT 02/03, Pangkalan Batu, Kota Bogor.

Bahan dan Peralatan

Penelitian ini menggunakan ternak domba ekor tipis dan domba ekor gemuk yang masing-masing bangsa terdiri dari 17 ekor domba ekor tipis dengan rataan bobot potong 17.7± 4.5 kg dan 5 ekor domba ekor gemuk dengan rataan bobot potong 22.5 ± 5 kg.

Prosedur

Domba ditimbang untuk mengetahui bobot potong tanpa dipuasakan terlebih dahulu. Penyembelihan diawali dengan pemotongan bagian leher pada persendian atlantis hingga semua pembuluh darah oesophagus, dan trakea terpotong. Darah yang keluar ditampung dan kepala serta empat kaki bagian bawah dipisahkan pada sendi carto-metacarpal dan sendi tarso-metatarsal dan ekor dipisahkan dari tubuhnya. Selanjutnya tubuh ternak digantung pada

tendo-achiles pada kedua kaki belakang, selanjutnya dilakukan pengulitan serta

pengeluaran isi perut.

(13)

3

jeroan diurai dan saluran pencernaan dibersihkan, kemudian didapat bobot saluran pencernaan bersih, jantung, paru-paru, hati, ginjal, trakea dan organ produksi. Bobot edible portion ekor, didapat dari ekor yang telah dikuliti.

Bobot inedible portion kepala diperoleh dari tulang kepala, bobot inedible

portion kaki diperoleh dari tulang kaki, bobot inedible portion jeroan diperoleh

dari saluran pencernaan, bobot inedible portion ekor diperoleh dari kulit ekor dan bobot inedible portion total diperoleh dari total bobot inedible portion karkas, kepala, kaki, jeroan, dan ekor ditambah bobot kulit dan darah.

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian ini adalah perbedaan bangsa, yaitu antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 17 ulangan untuk domba Ekor Tipis dan lima ulangan untuk domba Ekor Gemuk sehingga terdapat 22 unit percobaan. Model matematika rancangan percobaan menurut Gasperz (1992):

Yij = µ + PI + Xij + ɛij Keterangan :

Yij = Komposisi edible portion domba berdasarkan bangsa ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai rata-rata edible portion domba

Pi = Pengaruh perbedaan bangsa ke-i (Ekor Tipis dan Ekor Gemuk)

Xij = Pengukuran kovariat yang dihasilkan bangsa ke-i pada ulangan ke-j yang berkaitan dengan Yij

ɛij = Pengaruh galat percobaan pada taraf perbedaan bangsa ke-i pada ulangan ke-j

Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Covariance (ANCOVA) yaitu bobot potong digunakan sebagai covariable.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan diwilayah Bogor dengan mengambil 2 lokasi yang terdapat usaha akikah, selain itu, lokasi ini dipilih karena kedua tempat ini menyediakan area pemotongan, sehingga bisa dilakukan pengambilan data, berikut gambaran lokasi penelitian.

Salamah Akikah

(14)

ekor. Sebagian besar domba yang tersedia untuk akikah pada peternakan ini berasal dari domba ekor tipis, karena harga yang relatif lebih murah dibanding domba dari bangsa lain.

Bogor Aqiqah Center

Bogor Aqiqah Center merupakan perusahaan yang mirip dengan Salamah Akikah, namun perusahaan ini merupakan perusahaan utama dan memiliki cabang perusahaan lain di Kota Bogor. Perusahaan ini baru berdiri tahun 2012. Kandang perusahaan ini terletak di jalan raya Semplak RT 02/03 desa Pangkalan Batu, sedangkan alamat kantor perusahaan ini terletak di jalan raya Yasmin RT 02/01 Kota Bogor.

Jenis ternak yang dipelihara di perusahaan ini terdiri dari kambing kacang, domba ekor tipis, dan domba ekor gemuk. Jumlah kambing yang dipelihara di perusahaan ini 2 ekor, domba ekor tipis 15 ekor, dan domba ekor gemuk 3 ekor. Pakan yang diberikan berupa rumput yang diberikan pada pada pagi, siang, dan sore hari, dan jenis ternak yang digunakan untuk akikah sesuai dengan syariah, dan boleh menggunakan jenis kelamin jantan dan betina, bertanduk dan tidak bertanduk.

Bobot dan Persentase Karkas

Hasil penelitian terhadap bobot potong antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk serta kompenen lain seperti bobot tubuh kosong, bobot karkas, dan nilai persentase karkas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik karkas domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk Keterangan* : Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 18807g

Bobot Potong

(15)

5

Bobot Tubuh Kosong

Bobot tubuh kosong domba ekor gemuk tidak berbeda nyata dari bobot tubuh kosong domba ekor tipis. Nilai bobot tubuh kosong domba ekor gemuk lebih tinggi dikarenakan bobot potong yang besar, namun saat bobot potong kedua bangsa antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk disamakan maka nilai bobot tubuh kosong relatif sama.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Baihaqi dan Herman (2013), bahwa domba ekor gemuk dan domba priangan memiliki bobot tubuh kosong yang sama pada bobot potong yang sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada bobot potong yang sama, bobot tubuh kosong domba ekor tipis dan domba ekor gemuk memiliki karakteristik bobot yang relatif sama.

Bobot Karkas

Nilai bobot karkas berbeda nyata (P<0.05) pada bobot karkas domba ekor tipis dengan domba ekor gemuk. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Herman (1993) menyatakan semakin tinggi bobot potong yang diperoleh akan menghasilkan bobot karkas yang semakin tinggi. Bobot karkas adalah bobot bagian tubuh setelah dikurangi bobot darah, kepala, kaki, kulit, saluran pencernaan, kantong urin, jantung, intestin, paru-paru, ginjal, trakea, limpa, hati, dan jaringan lemak yang melekat pada bagian tubuh tersebut (Lawrie 2003). Soeparno (2005) menyatakan bahwa bobot potong yang meningkat akan menghasilkan karkas yang semakin meningkat sesuai dengan besarnya bobot potong.

Persentase Karkas

Persentase karkas yang diperoleh pada penelitian ini untuk domba ekor tipis dan domba ekor gemuk adalah 42.69% dan 44.52%. Persentase karkas adalah perbandingan bobot karkas dan bobot potong (Sunarlim dan Setiyanto 2005). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata. Nilai persentase karkas domba ekor tipis cenderung lebih rendah dibandingkan domba ekor gemuk karena bobot potong domba ekor tipis lebih rendah dibanding domba ekor gemuk. Hasil penelitian ini sama dengan hasil yang diperoleh oleh Baihaqi dan Herman (2013), bahwa domba ekor gemuk dan domba priangan pada bobot yang sama menghasilkan persentase yang tidak berbeda nyata (P>0.05), hal ini dikarenakan proses pemotongan yang dilakukan pada saat dewasa tubuh menghasilkan kuantitas karkas yang mirip meskipun secara kualitas karkas berbeda.

(16)

Komponen Karkas dan Non Karkas

Komponen karkas domba penelitian ini terdiri dari daging, lemak, dan tulang. Komponen non karkas terdiri dari darah, kepala, kaki, kulit, saluran pencernaan, intestine, kantong urin, jantung, trakea, paru-paru, ginjal, limpa, hati, dan jaringan lemak yang melekat pada bagian tubuh., nilai komponen karkas dan non karkas dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2 Nilai persentase karkas domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG)*

Parameter DET DEG Nilai P

Karkas (%) 42.56 ± 4.39 44.37 ± 8.33 0.095*

Daging (%) 60.94 ± 6.28 57.91 ± 18.56 0.075*

Lemak (%) 1.37 ± 0.68a 4.26 ± 2.99b 0.003*

Tulang (%) 38.29 ± 6.22 36.78 ± 14.89 0.716*

Keterangan* : Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 18807g

Komponen Karkas

Persentase karkas domba ekor tipis dan ekor gemuk adalah 42.56% dan 44.52% dan hasil analisis data menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Natasasmita (1976) menyatakan bahwa komponen karkas yang dikehendaki konsumen adalah karkas dengan proporsi otot yang tinggi, tulang rendah, dan lemak optimal. Davendra dan Mcleroy (1982) menyebutkan bahwa komponen karkas dan potongan dapat diuraikan secara fisik menjadi komponen jaringan daging tanpa lemak, lemak, tulang, dan jaringan ikat. Hasil yang sama juga didapat dari persentase bagian karkas seperti persentase daging dan tulang karkas. Persentase daging, lemak, dan tulang karkas didapat dengan cara membandingkan bobot bagian tersebut dengan bobot karkas.

Persentase daging antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk tidak berbeda nyata. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh tulang karkas, namun hasil yang berbeda untuk lemak karkas yang menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0.05), hal ini berarti secara proporsional bobot lemak karkas domba ekor gemuk lebih tinggi, selain itu nilai ini menunjukkan penimbunan lemak domba ekor gemuk tinggi pada bagian karkas. Daging dan lemak karkas merupakan bagian edible portion karkas, sementara tulang karkas merupakan bagian inedible

portion, karena pada penelitian ini tulang tidak dimasukkan sebagai bagian yang

(17)

7

Tabel 3 Nilai persentase komponen non karkas bangsa domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG)* Keterangan* : Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 18807g

Komponen Non Karkas

Penelitian ini menunjukkan hasil persentase non karkas domba ekor tipis dan domba ekor gemuk tidak berbeda nyata. Hasil yang menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05) terdapat pada bagian kulit, kepala, kulit kepala, otak, mata, lidah, tulang kaki, pankreas, organ produksi, ginjal, hati, dan ekor. Bagian lain seperti darah, tulang kepala, telinga, kaki, kulit kaki, jeroan, saluran pencernaan, saluran bersih, trachea, paru-paru, jantung, limpha dan lemak ekor menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk.

(18)

kekurangan pakan akibat kekeringan maka lemak yang disimpan tersebut akan digunakan untuk proses metabolisme tubuhnya. Nilai lemak ekor yang merupakan bagian dari edible potion menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Persentase kepala menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05). Bagian dari kepala yang menunjukkan hasil yang sama adalah kulit kepala, otak, mata, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan. Tobing et al. (2004) menyatakan kaki merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan yang besar pada awal pertumbuhan, namun mengalami penurunan pertumbuhan pada akhir pertumbuhan. Total persentase bagian organ eksternal ini adalah sekitar 17% sedangkan menurut Lawrie (2003) bagian organ eksternal memiliki persentase 20% - 24% dari bobot potong.

Persentase jeroan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Bagian yang termasuk kedalam jeroan dan memiliki hasil yang sama adalah saluran pencernaan, saluran pencernaan bersih, organ produksi, trachea, paru-paru, hati, jantung, dan limpha. Bagian yang mendapatkan hasil yang berbeda nyata (P<0.05) adalah pankreas dan hati. Persentase bobot internal ini terhadap bobot potong adalah sekitar 33%, dan menurut Lawrie (2003) persentase organ internal terhadap bobot potong adalah 32% - 33%. Hudallah et al. (2007) menyatakan bahwa bobot viscera mempengaruhi perbedaan bobot non karkas, jika bobot viscera berbeda maka bobot non karkas juga akan berbeda.

Bagian non karkas yang termasuk kedalam inedible portion adalah kulit dan darah, persentase kulit pada penelitian ini memiliki perbedaan yang nyata (P<0.05), hasil ini sesuai dengan pendapat Tobing et al. (2004), yang menyatakan bahwa bobot potong yang semakin besar menghasilkan persentase kulit yang lebih besar. Darah mendapatkan hasil tidak berbeda nyata dengan persentase 4.9% dan menurut Lawrie (2003) persentase darah sekitar 4% terhadap bobot potong.

Edible Portion

(19)

9

Tabel 4 Karakteristik edible portion pada bangsa domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG)* Keterangan* : Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 18807 g

Menurut Romans et al. (1994) edible portion juga terdiri atas lidah, hati, paru-paru, pankreas, ginjal, limpa, otak, jantung dan saluran pencernaan. Edible

portion karkas berbeda nyata antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk

(P<0.05). Edible portion karkas diambil dari data bobot daging dan lemak. Soeparno (2005), menyatakan bahwa proporsi komponen karkas dan potongan karkas yang dikehendaki konsumen adalah karkas yang terdiri atas proporsi daging tanpa lemak yang tinggi dan tulang yang rendah. Pemotongan komersil pada penelitian ini lemak dianggap sebagai edible portion karkas sedangkan tulang merupakan bagian inedible portion. Lawrie (2003), perbedaan bangsa mempengaruhi bobot daging, bobot tulang karkas dan bobot lemak. Bobot daging dan bobot lemak karkas merupakan bobot yang menjadi komponen edible portion

karkas pada penelitian ini. Peningkatan tubuh ternak sebagian besar terdapat pada bagian karkas, dengan bertambahnya bobot tubuh menyebabkan bobot potong meningkat diikuti oleh peningkatan bobot karkas dan persentase karkas (Rianto et al. 2004).

Hasil dari edible portion kepala diperoleh dari bobot otak, mata, lidah dan tulang kepala. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (P<0.05) antara edible portion kepala domba ekor tipis dan domba ekor gemuk.

Edible portion bagian kepala dari domba ekor tipis lebih tinggi dari domba ekor

gemuk, hal ini menunjukkan komponen yang dijadikan edible portion bagian kepala domba ekor tipis lebih tinggi nilainya. Persentase otak, mata, dan lidah yang dijadikan edible portion kepala memiliki perbedaan yang nyata. Bobot kepala yang digunakan pada penelitian ini menunjukkan bobot kepala domba ekor tipis lebih tinggi dibanding bobot kepala domba ekor gemuk pada bobot hidup diperoleh bangsa ini lebih tinggi dibanding domba ekor tipis, karena tulang kaki merupakan bagian yang dijadikan edible portion kaki.

(20)

tidak mempengaruhi perbedaan edible portion jeroan. Frandson (1996), menyatakan bahwa semakin besar tubuh ternak maka ukuran organ dalamnya akan semakin besar, domba ekor tipis dan domba ekor gemuk memiliki ukuran tubuh yang tidak jauh berbeda sehingga menghasilkan persentase jeroan yang relatif sama, dan edible portionnya juga relatif sama.

Hampir semua bagian dari ekor masuk kedalam edible portion ekor seperti tulang dan lemak kecuali kulit. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0.05). Nilai yang diperoleh untuk domba ekor tipis dan domba ekor gemuk adalah 50.59 g dan 156 g. Bagian edible portion domba Ekor Gemuk terlihat lebih tinggi dibandingkan domba ekor gemuk, hal ini menunjukkan ekor domba ekor gemuk memiliki bobot deposit lemak yang tinggi.

Edible portion total merupakan jumlah dari semua edible portion yang

dihitung, hasil penelitian menunjukkan adanya perberbedaan yang nyata (P<0.05) antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk. Hasil ini menunjukkan nilai keseluruhan edible portion dari domba ekor gemuk lebih tinggi dan terdapat perbedaan yang nyata, hasil ini berkorelasi dengan edible portion karkas yang memiliki persentase tinggi untuk ukuran edible portion dibanding persentase dari non karkas, karena bagian non karkas hanya beberapa bagian yang menjadi komponen dari edible portion.

Hasil edible portion total pada penelitian ini tidak berbeda nyata namun hasil ini lebih besar jika dibandingkan dari penelitian Akhmadi (2003) dimana persentase edible portion 51.81% dari bobot potong. Domba dengan bobot potong tinggi, mempunyai edible portion total yang tinggi pula, sebaliknya domba dengan bobot potong rendah, edible portion yang akan dihasilkan akan rendah pula (Lestari et al. 1999).

KESIMPULAN

Simpulan

Karakteristik domba ekor tipis dan domba ekor gemuk di jasa pelayanan akikah memiliki persentase karkas sebesar 42.56% dan 44.37% dari bobot potong. Pada bobot potong yang disamakan, domba ekor gemuk mempunyai bobot karkas, lemak karkas dan ekor yang lebih tinggi dibanding domba ekor tipis. Nilai persentase non karkas pada domba ekor tipis dan ekor gemuk adalah 52.56% dan 47.90% dari bobot potong, untuk nilai edible portion dari domba ekor tipis dan ekor gemuk masing masing 75.34% dan 70.90% dari bobot potong, nilai inedible

portion dari domba ekor tipis dan domba ekor gemuk 14.66% dan 29.10% dari

bobot potong.

Saran

(21)

11

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi D. 2003. Persentase “edible portion” domba lokal jantan yang diberi ampas tahu dengan aras yang berbeda. [skripsi]. Semarang (ID): Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.

Baihaqi M, Herman R. 2013. Carcass and non-carcass of priangan and javanese fat-tailed rams slaughtered at mature live weight. ISSN 0126-0472: MP. Berg RT, Butterfield R. 1976. New Concept of Cattle Growth. Sydney (AU):

Sydney University Pr.

Cordray JC, Huffman DL, McGuire JA. 2013. Predictive equations for estimating protein and fat in the pork carcass. J. Anim Sci 1978. 46:666-673.

Davendra C, Mc Leroy DB. 1982. Goat and Sheep Production In The Tropics. Singapore (SI): Longman Group Ltd.

Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan. 2013. Statistik Peternakan Tahun 2013. Jakarta (ID): Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Frandson RD. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. B.Srigandono dan K.Praseno, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr . Ed ke-4 Gasperz V. 1992. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Bandung (ID):

Vol 2. Tarsito.

Hardjosubroto W, Astuti JM. 1993. Buku Pintar Peternakan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Herman R. 1993. Perbandingan pertumbuhan komposisi tubuh dan karkas antara domba priangan dan domba ekor gemuk. [disertasi]. Bogor (ID):Institut Pertanian Bogor. Nasional melalui Pengembangan dan Perkembangan IPTEK. Prosiding

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner ; Bogor, 21-22

Agustus 2007, hal 487-484.

Kurnia II. 2012. Komposisi jaringan pada potongan komersial karkas domba garut dan ekor tipis umur sebelas bulan dengan ransum penggemukan mengandung Indigofera sp. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Lawrie RA. 2003. Ilmu Daging. Terjemahan: Aminuddin Parakkasi. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Pr.

Lestari CMS, Prawoto JA, Gazala Z. 1999. Edible portion domba lokal jantan dengan pakan rumput gajah dan pollard.Semarang (ID) : Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro. Lokakarya Nasional Domba dan Kambing: Strategi Peningkatan Produksi dan Mutu Bibit Domba dan Kambing.

Natasasmita A. 1976. Pedoman Standar Mutu Hasil Ternak (Domba dan

Kambing). Bogor (ID): Fakultas Peternakan dan Biokimia Fakultas

(22)

Nugraha A. 2012. Komposisi jaringan pada potongan karkas domba garut dan ekor tipis umur sebelas bulan dengan ransum penggemukan mengandung limbah tauge. skripsi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Oberbauer AM, Arnold AM, Thoney ML. 1994. Genectically size-scaled growth and composition of Dorset and Suffolk rams. J. Anim Prod. 59: 223-234. Ramadhani WS. 2012. Analisis proyeksi permintaan dan strategi pengembangan

usaha ternak domba untuk akikah. skripsi. Bogor (ID): Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Rianto E, Lindasari E, Purbowati E. 2006. Pertumbuhan dan komponen fisik karkas domba ekor tipis jantan yang mendapat dedak padi dengan aras berbeda. Purwokerto (ID): Jurnal Peternakan Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto. 8 (1): 28-33.

Romans JR, Costello WJ, Carlson CW, Greaser ML, Jones KW. 1994. The Meat

We Eat. 13th Ed. Interstate Publishers Inc: Danviile. Illinois.

Sabiq Sayyid. 2009. Fiqih Sunnah. Jilid 4. Cetakan ke-1. Terjemahan : Mujahidin Muhayan, Lc. Jakarta(ID): Penerbit Pena Pundi Aksara.

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Edisi ke-4. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.

Sunarlim R, Setiyanto H. 2005. Potongan komersial karkas kambing kacang jantan dan domba lokal jantan terhadap komposisi fisik karkas, sifat fisik dan nilai gizi daging. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan

dan Veteriner. Bogor, 12-13 September 2005. Bogor (ID): Puslitbang

Peternakan, Hal 672-679.

Tobing MM, Lestari CMS, Dartosukarno S. 2004. Proporsi karkas dan non karkas domba lokal jantan menggunakan pakan rumput gajah dengan berbagai level ampas tahu. Pengembangan Peternakan Tropis. Hal. 90-97.

LAMPIRAN

Data yang didapat kemudian diolah menggunakan analisis Anova dengan program SAS menghasilkan data berupa Tabel Anova sebagai berikut.

(23)
(24)

Lampiran 9 Persentase kulit kepala

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.78 0.390 20.19 <0.01

Bobot Potong 1 0.31 0.155 8.12 0.01

Galat 19 0.74 0.370

Total 21 1.57

Lampiran 10 Persentase otak

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.050 0.0250 4.98 0.03

Bobot Potong 1 0.009 0.0045 0.86 0.36

Galat 19 0.210 0.1050

Total 21 0.260

Lampiran 11 Persentase mata

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.06 0.03 13.72 <0.01

Bobot Potong 1 0.04 0.02 8.99 <0.01

Galat 19 0.08 0.04

Total 21 0.15

Lampiran 12 Persentase lidah

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.11 0.055 8.83 <0.01

Bobot Potong 1 0.06 0.030 4.97 0.03

Galat 19 0.25 0.125

Total 21 0.55

Lampiran 13 Persentase tulang kepala

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.03 0.015 0.07 0.78

Bobot Potong 1 0.14 0.070 0.27 0.61

Galat 19 10.06 5.030

Total 21 10.20

Lampiran 14 Persentase telinga

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.009 0.0045 1.15 0.29

Bobot Potong 1 0.022 0.0110 2.70 0.11

Galat 19 0.157 0.0785

(25)
(26)

Lampiran 21 Persentase organ produksi

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.52 0.260 1.66 0.21

Bobot Potong 1 0.94 0.470 3.02 0.09

Galat 19 5.97 2.985

Total 21 8.42

Lampiran 22 Persentase trakea

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.001 0.0005 0.09 0.75

Bobot Potong 1 0.058 0.0290 4.01 0.05

Galat 19 0.275 0.1375

Total 21 0.338

Lampiran 23 Persentase paru-paru

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.001 0.0005 0.01 0.93

Bobot Potong 1 0.762 0.3810 2.90 0.10

Galat 19 4.999 2.4995

Total 21 5.878

Lampiran 24 Persentase hati

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.32 0.160 4.51 0.04

Bobot Potong 1 0.15 0.075 2.14 0.16

Galat 19 1.34 0.670

Total 21 1.70

Lampiran 25 Persentase jantung

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.001 0.0005 0.01 0.95

Bobot Potong 1 0.105 0.0525 5.93 0.02

Galat 19 0.337 0.1685

Total 21 0.460

Lampiran 26 Persentase ginjal

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 0.13 0.065 3.63 0.07

Bobot Potong 1 0.20 0.10 5.54 0.02

Galat 19 0.69 0.345

(27)
(28)

Lampiran 33 Berat edible portion jeroan

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 19 696 9 848 6.46 0.79 Bobot Potong 1 8 085 026 4 042 513 5.96 <0.01

Galat 19 5 320 750 2 660 375

Total 21 15 402 145

Lampiran 34 Berat edible portion ekor

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 27 202 13 601.0 6.46 0.01

Bobot Potong 1 3 664 1 832.0 5.96 0.28

Galat 19 58 349 29 174.5

Total 21 104 945

Lampiran 35 Berat edible portion total

Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F

Kulit 1 3 553 515 1 776 758 6.46 0.42 Bobot Potong 1 61 259 279 30 629 640 5.96 0.003

Galat 19 101 242 045 50 621 023

Total 21 193 065 114

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Purworejo tanggal 16 September 1990 sebagai anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Bapak Rayono dan Ibu Tri Widi Asih. Penulis memperoleh pendidikan sekolah menengah pertama di SMP negeri 2 Depok dan lulus tahun 2005 dan kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 5 Depok dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih program studi mayor Ilmu Produksi Teknologi Peternakan.

Gambar

Tabel 1  Karakteristik karkas domba ekor tipis (DET) dan domba ekor  gemuk                    (DEG)
Tabel 2  Nilai persentase karkas domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk     (DEG)*
Tabel 3  Nilai persentase komponen  non karkas bangsa domba ekor tipis (DET)                  dan domba ekor gemuk (DEG)*
Tabel 4  Karakteristik edible portion pada bangsa domba ekor tipis (DET) dan                domba ekor gemuk (DEG)*

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang tidak berpengaruh nyata diitunjukan analisis peragam dari pengaruh perbedaan bangsa terhadap bobot tubuh kosong domba ekor tipis dan domba garut.Hal

Hasil analisis ragam menunjukkan bahrva tidak terdapat interaksi yang nyata (P&gt;0,05) antara jenis domba Ekor Gemuk @1) dan domba Merpal @) dengan pemberian r&amp;nsum vang

Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk menguji penyusutan bobot badan, respon fisiologis, analisis biaya transportasi dan kerugian penyusutan bobot badan ternak domba ekor gemuk

Berdasarkan analisis statistic dapat diketahui bahwa hasil dari Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan pada Domba Ekor Gemuk adalah (P&lt;0,05) berbeda nyata dengan

Hasil penelitian yang dapat disimpulkanbahwa pengaruh kualitas fisik silase batang pisang sangat baik, sedangkan pengaruh palatabilitas pada ternak domba ekor gemuk tidak

Karkas domba Priangan mempunyai kelompok otot di bagian dada dan leher yang lebih tinggi dari pada karkas Ekor Gemuk.. Bobot kelompok otot penting yang terdiri

Hasil yang tidak berpengaruh nyata diitunjukan analisis peragam dari pengaruh perbedaan bangsa terhadap bobot tubuh kosong domba ekor tipis dan domba garut.Hal

Penelitian ini menggunakan 32 ekor domba jantan dan 78 ekor domba betina dari domba Ekor Tipis (DET) Jonggol yang menurut peternak telah terjadi persilangan dengan domba