• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran Dakwah Habib Abdullah Al-Haddad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemikiran Dakwah Habib Abdullah Al-Haddad"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukai1 Untuk Mcmenuhi Persyaralan セ@ lempcrolch Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos I )

Oleh

iVJoch.

llilmi HAS

NIM: 104051001837

.JURUSAN KOiVIUNIKASI

DAN PENYIAlt·\'.'i ISL\,\1

FAKlJLTAS DAK\VAH DAN

KO:\HlNIKASI

li \'

IVERSIT AS ISLAi\<1 NEG ERI SYARIF III DAY A TULLAH

▸ Baca selengkapnya: silsilah habib muhammad bin alwi al haddad

(2)

\

Diajukan Kcpada Fakultas Dakwah dan Kornunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana llmu Sosial (S.Sos.J)

Oleh:

MOCH. HILMI HAS

NIM: 104051001837

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN !SLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKAS!

UN!VERSJTAS ISLAM NEGERI (UIN)

SY ARIF HIDAY ATULLAll

JAKARTA

(3)

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullrrh Jakarta pada 25 Juni 2008. Skripsi ini telah c\iterima sebagai salah sHtll syarat memperoleh gelar Sar:jana Sosial Islam (S. Sos. I.)

pac\a Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota.

Dr. Arie nbhan, M.A.

NIP : 150 262 442

Anggota,

Penguji I

セセ@

Ors. Hclmi Rustandi, M.A.

NIP : 150 235 946

Pem imbing

Jakarta, 25 Juni 2008

Sekretaris Merangkap Anggota,

ゥセ@

i Nilamsari, M. Si.

IP: 150 293 223

pB^セWTG@

,...,-/

(4)

De11gan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini mernpakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk mcmcnuhi persyaratan memperoleh gelar strata I (satu) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang ;aya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentu: n yang berlaku di UJN Syarif Hiday:itullah Jakarta.

3. Jika dikemud1an ha1 i terbukti bahwa karya ini bukan basil karya asli saya at au merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bcrsedia mcncrima sanksi yang berlaku di UIN Syarif hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 25 Juni 2008

(5)

Pemikira11 Dakwah Habib Abdullah al-Haddad.

Dakwah menipakan suatu kcwajiban yang hams dilaksanakan olch scl!ap muslim pada umumn)a dan da'i khususnya. Peran da'i dalam menyampaikan ajaran Islam tidaklah tcrlepas dari ni ai-nilai ajaran dan tuntunan para ulama (da'i) terdahulu yang banyak memberikan kontribusi baik dari segi pemikiran maupun perjuangan dakwah. Sal ah satunya adalah Habib Abdullah al-· Haddad, be! iau tel ah mempengaruhi pcmikin.n dan kchidupan umat Islam dengan pemikirannya yang cemerlang dalam upaya mcncapai puncak dari segala tujuan dakwah, schingga beliau dikenal sebagai pemimpin da'i pada masanya dari kalangan kaum alawiyyin di Hadramaut, Yaman. Dengan demikian, alangkah baiknya jika para da'i dapat menjadikan ulama-ulama terdahulu scbagai a.cuan dalam bcrdakwah agar senantiasa langkah-langkah yang diambil sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang sebenamya.

Maka perumusan masalahnya adalah : I) Bagaimana konsep dakwah Habib Abdullnh Haddad?, 2) Metode apa yang digunakan Habib Abdullah al-Haddad dalam berdakwah?. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-amilitik dengan pendck.1tan kualitatif, yaitu dengan berusaha memaparkan dan menggambarkan pemikiran dakwah Habib Abdullah al-Haddad. Pencliti mengambil sumber data fari hasil penelitian kepustakaan (Librwy Research).

Menurnt Habib Abdullah al-Haddad, dakwah adalah upaya seorang da'i (ulama) untuk mengajak umat kepada jalan Tuhan (Allah) dcngan melakukan amal-amal saleh bai!c itu yang berkaitan langsung kepada Allah (hahlum minallah) maupun sesama manusia (hablum minannas} dan mcninggalkan pcrbuatan yang ticlak diajarkan menurut syara' (agama) clalam rangka mcmbangun kualitas umat dalam memahami ajaran Islam yang sebenarnya, agar senantiasa mendapatkan kebahagi rn di dunia dan di akhirat. Karena menurutnya clakwah bukan saja mcngajak scseorang kcpada nilai-nilai ajarar agama, tctapi juga cla'i harus bisa membina dan membcntuk masyarakat untuk bcruhah kcarah yang lebih baik. Dalam melaksanakan dakwah, seorang da'i tidak bolch mclupakan kesatuan clari unsur-unsur clakwrh. Karena clengan mempcrhatikan unsur-unsur dakwah, da 'i clapat memahami bagaimana situasi clan koncl1si clalam menyampaikan dakwahnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

(6)

Assalamu'alaikum W.W.

Segala puji serta syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT., Pcmilik dan sumber segala ilr1L, yang hidayah-Nya selalu terpancar kepada makhluk-Nya, sehingga penulis yang berada pada bagian yang amat kecil dari sebuah titik makhluk-Nya, mamp l menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam, tctap atas

Nabi Muhammad SAW yang telah membcri penjelasan kepada manusia melalui al-Qur'an dan haditsnya.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak rnendapatkan kcsulitan, rintangan dan hambatan, tetapi akhirnya hal itu dapat di atasi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

I. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA., selaku Rektor yang mcndapat amanah ilmiah dari Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Mmodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 3. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, sckaligus sclaku pembimbing dalam pcnulisan skripsi ini, yang telah m<:mberikan bimbingan dan arahan kepada pcnulis schingga penu'is dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

satu persatunya tidak sempat penulis sebutkan.

6. Pimpinan perpustakaan UJN Syarif Hidayatullah Jakarta serta seluruh staf dan karyawan yang telah melayani clan membenkan fasihtas literatur, selama ー・ョオャゥセ@ belajar sampai bisa rnenyelesaikan st1.•di di UIN Jakarta. 7. Para pegawa1/ staf Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah

memberikan pelayanan yang prima kepada penulis.

8. J\bi tercinta H. Abdullah Syafi'i, S. Ag. clan Umrni tersayang Hj. J\ti Maryati, yang dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang tulw. dan ikhlas mengasuh, m<mdidik serta senantiasa mendo'akan penulis, schingga penulis bisa mengenyarn pendidikan formal tingkat perguruan tinggi hingga selesai.

9. Kakak tercinta セIオィ。ゥャ。ィ@ HAS, S.Pd.I, clan adik-adik tcrsayang; Masruroh HAS, Nur Azizah HAS, Fadhli HAS, dan Ahmad Syauqi HAS yang ikut andil dalam mernberikan rnotivasi pada pcnulis.

10. Guru-guru tercinta; al-Marhfurlah Syaikh K.H. Moh. llilmi, K.1 L Fndang Daruquthni, dan Ust. Hancdi al-Batawi. yang kesemuanya telah banyak mengarahkan penulis dalam membuka cakrawala berpikir.

11. Tcman-teman seperjuangan yang ikut andil dalam mcmbcrikan bantuan dan dorongan terutama sahabat-sahabat di KP! C angkatan 2004/ 2005. 12. Rekan-rekan Kuliah Kerja Sosial (KKS) mahasiswa Komunikasi clan

(8)

bagi nusa, bangsa dan agarna.

Pcnulis 111cndc 'akan scrnoga bantuan, dukungan, birnbingan dan pcrhatian yang telah dibcrikan <Jleh scmua pihak akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT disertai limpahan rahmat, hidayah scrta bcrkah-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Akhimya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum scpcnuhnya dapat menenteramkan kegelisahan inteleLtual scrta rnenyirarni dahaga ilmiah, untuk itu penul1s sangat berlapang dada rnenerima masukan-rnasukan apalagi kritik konstruktif. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif, rnempcrluas wawasan keihnuan serta rnenambah khazanah perpustakaan.

Jakarta, }uni 2008 M

(9)

ABSTRAK ... .

KATA PENGANTAR ... .

DAFTAR ISi ... .

BABI PEND·\HlJLUAN

A. L1tar I3elakang Masalah ... . B. Pembatasan clan Perumusan Masai ah .... . C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... . D. '. 11t:todologi Pcnclitian ... . E. Tinjaun Kcpustakaan ... .

F. :iistematika Penulisan.

RAB IT PEJ\.'IIKIRAN DAK\VAH

A. Pengertian Pcmikiran ... . I3. Dakwah

I. Pengcrtian Dakwah .. 2. Unsur-unsur Dakwah ...

BABIII BIOGRAFI HABIB ABDULLAH AL HADDAD

A. Latar Belakang Habib Abdullah al-Haddad .. ··· B. Pendidikan Habib Abdullah al-Haddad.

c

Perjalanan Hidup Habib Abdullah al-Haddad ..

D Karya-karya Habib Abdullah al-Haddad ..

(10)

BABV

A. K1insep Dakwah Habib Abdullah al-Haddad ... 56 1. Pengertian d。ォキセィNNNNNN@ .. . .. .. . .. . . . .. ...

2. Materi Dakwah ... ..

3. Kepribadian Da'i ... . 4. Kategorisasi Mad'u ... ..

58 58 59

61

5. Media Dakwah... 63 6. Motivasi Dakwah... .... ... . 65 B. M.:tode Dakwah Habib Abdullah al-Haddad .. ... .... .... . . 66

PENUTUP A. Kesimpulan. B. Saran .. DAFTAR PlJSTAKA

LAMPI RAN

69

70

(11)

A. Latar Bclakang Masalah

Al-Habib Abdullah l-in Alawi bin Muhammad al-Haddad adalah scorang ulama yang memiliki kejeniusan luar biasa, yang tumbuh ditcngah-tcngah peradaban lslam yang subur. Habib Abdullah al-Haddad yang tclah mempengaruhi pemiLiran dakwah dengan pemikirannva yang ccmcrlang, dalam upaya mcncapai puncak dari scgala tujuan. l labib Abdullah al-l laddad dikenal sebagai orang yang tcrkcndali oleh .iiwa agamis dan sufi, yang kcduanya telah nwmbuat l labib Abdullah al-Haddad mcncari jalan untuk mcndekatkan diri kcpada Allah dan mcncari kcbahagiaan akhirat.

(12)

ilmu; menambah fikrah; latihar. bcramal; mcrapatkan barisan koordinasi kerja; '

pengawasan kegiatan; dan dorongan untuk bckcrja.""

Tujuan dakwah tersebut di atas dapat dikembangkan lebih terperinci,

SL bagai bcrikut:

I. Membentuk manusia yang bcriman dan bcrtakwa kcpada Allah SWT, karena orang yang memiliki keimanan yang tinggi dan kctakwaan akan senantiasa dekat dcngan Allah. Mcrcka beriman dan bcrtakwa, dcngan mclakukan pcrintah Allah dan mcnjauhi scgala Jarangan-Nya, dcngan penuh keikhlasan akan senantiasa dekat dengan-Nya.

2. Mcmiliki ilmu pcngctahuan dan mcngamalkannya bagi kcscjahtcraan umat manusia. Pcngamalan ilmu yang dimiliki, mcrupakan salah satu tujuan dakwah, yang ditekankan Habib Abdullah al-Haddad, dalam kitab al-Nashaih al-Diniyyah wa al-Washaya al-!ma111yyah, ia menyatakan : manusra selu1 dmya binasa kecuali orang-orang bcrilmu. Orang yang bcrilmu scluruhnya akan binasa kccuali orang-orang yang ikhlas 1

3. Mcncapai kcle;·,1tan intelcktual

Sebagian dari tujuan dakwah adalah untuk ilmu pengctahuan 1tu scndiri. Mcngenai ha! ini, ia mcngatakan bahwa bila seorang mengadakan penelitian dan penalaran terhadap ilmu pcngP-tahuan, maka ia akan menjumpai kenikmatan dan kelezatan intelektual, sehingga dapat

2Ummu Yasmin.

A1ateri Tarbi;·ah Pm1duan 1:uriA11'111n !Ja '1 dan Aiurahh1. (Solo: Media

(13)

menumbuhkan kecintaan mendalam terhadap ilmu, dan mcndalaminya dengan pcnuh semangat dan kesungguhan.

4. Membentuk keluruhan akhlak dan budi pekerti, mengarahkan dakwahnya pada pembentukan akhlak yang qur'ani dan budi pekerti yang luhur. Habib Abdullah al-Ha.Jdad menyarankan kepada setiap penuntut ilmu dan para ulama tidak diperkenankan mencari ilmu dengan tujuan memperoleh jabatan, meraih harta untuk bennegah-megahan dihadapan orang banyak.4 5. Memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mempcrolch kebahagiaan

masa kini dan masa yang akan datang, merupakan dambaan semua manus1a.

6. Merchabilitasi akhlak umat yang telah rusak, agar menjadi baik kembali. Memperbaiki berbagai kerusakan lain di tengah-tengah masyarakat, mcngarahkan mereka dari kegelapan menuju cahaya dan dari keburukan menuju kebaikan.5

7. Menanamkan .x:rsaudaraan, kasih sayang scsama umat dan menjaga kclcstarian alam scmesta. Dalam berbagai kajian Habib Abdullah al-Haddad menjeiaskan pentingnya mcnanamkan pcrsaudaraan, kasih sayang tcrhadap makl'luk.

Kekhawatiran akan terus mcnurunkan nilai-nila1 qur"arn dalarn proses lahirn;·a generasi baru dalam masyarakat modern di masa mcndatang condong untuk dirasakan. Budaya dan 1x:radaban barat 111ak1n mcndcsak untuk mcmasuki kcscmpatan yang bclum d1tangan1, khususrna dalam bidang

(14)

dakwah lslamiyah yang merupakan kecemerlangan dan idealisasi generas1 masa depan. Kepentingan-kepentingan yang tidak berimbang akan selalu

muncul dipermukaan antara kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrawi. Menonjolnya kepentingan duniawi akan selalu muncul dari segala aspek kehidupan tidak terkecuali di bidang dakwah. Budaya meniru dan mcngadopsi sistem barat terns berkembang di kalangan masyarakat modern tanpa

pertimbangan sesuai atau tidaknya sistem tersebut. Dari seg1 yang dipcrtimbangkan adalah aspek mate:ri, seperti Habib Chirzin, mengatakan bahwa:

··Pcniruan ini tidak akan membawa kita mencapai tujuan di segala bidang. malah ia telah menimbulkan dcislamisasi tcrhadap lapisan atas masyarakat musi 111 dan de111oralisasi terhadap lapisan lainnya. Pandangan Islam menjadi kabm karcna pandangan-pandangan lain yang kita tcrima dari makhluk-makhluk kolonial.'"1'

Berdasarkrn penjelasan tersebut di atas. penulis mclakukan penelitian terhadap pcmikiran dakwah Habib Abdullah al-Haddad yang mcmiliki nilai-nilai dakwah yang banyak 111enckankan pada pembcntukan manusia yang qur'ani mcnurut Habib Abdullah al-Haddad.

Atas c!asar inilah, penul1s ingin mengctahui clan mcmahami lebih c!alam mengcnai sosok ulama yang tclah sukscs pac!a masanya dalam mcngemban amanat c!akwah yang dituangkan ke c!alam Skripsi, dcngan judul "Pcmikiran Dakwah Habib Abdullah al-Haddad".

(15)

B. Pembatasan dan l'erumusan Masalah

Penulis membatasi tulisan ilmiah ini pada pcmikiran Habib Abdullah al-Haddad yang dalam pcrjalanan dakwahnya banyak mcnghasilkan bcntuk pcrubahan dalam i'chidupan masyarakat. Dari batasan tcrscbut pcnulis dapat merumuskan masalahnya scbagai 「QセイゥォオエZ@

l. Bagaimana konscp dakwah Habib Abdullah al-Haddad')

2. Metodc apa yang digunakan Habib Abdullah al-l laddad dalarn berdakwah?

3.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penclitian:

I) Untuk mengetahui konsep dakwah Habib Abdullah al-l laddad.

2) Untuk mengetahui mctode yang digunakan Habib Abdullah al-Haddad dalam berdakwah.

Adapun manfaat pcnclitian yaitu: I. Segi Akademis

Dapat membi:rikan kontribusi dan pcngctahuan tcntang dakwah !slamiyah khususnya bagi Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada Jurusan Komunikasi u,n Penyiaran !slam.

2. Segi Praktis

(16)

D. Metode Penelitian

Seperti Jazimnya pada sebuah penelitian, peneliti pasti menggunakan metode untuk menganalisis, membuat langkah-Jangkah atau landasan berpijak dalam mdakukan pembahasan dengan teori-tcori yang sudah ada dan sudah berjalan pada pengayaan kontcks Islam, lalu pada tahapan berikutnya dapat dijelaskan secara

s:

stematis yang mudah untuk dicema dan dipahami karena itu metode yang digunakan dari hasil penelitian nanti menggunakan metodc-metode deskri ptif anal itik. 7

Metode deskriptif dan analitik adalah dengan mencoba memaparkan atau menggambarkan pemikiran dakwah Habib Abdullah al-Haddad. Peneliti mengambil sumbcr da1a dari hasil penelitian kepustakaan (Library Research).

Penclitian kepustakaan (Ubrary Research) adalah cara pengumpulan data dengan berusaha mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan, dipakai, digunakan, dan diperhitungkan dalam penelitian dengan earn mcmbaca dan m :nganalisis baha1 -bahan kcpustakaan yang acla kaitannya dengan pembahasan ini.

I. Subjek clan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah karya Habib Abdullah al-Haddad. Scdangkan objek penelitiannya adalah pemikiran dakwah H1bib Abdullah al-Haddad. 2. Teknik Pengumpulan Data

(17)

al-Qur'an dan al-Hadis, Kitab Nashaih Diniyah, Dakwalz al-Tammah, Risa/ah al-Afu'awanah yang ketiga kitab tcrscbut merupakan karya Habib '\bdullah al-Haddad, serta buku-buku yang mcmbahas tentang Habi'' Abdullah al-Haddad diantaranya, Thariqah Alawiyah karangan Umar Ibrahim, Risa/a/:. Pemantap Hat1 karangan Syaikh Ahmad bin Abdul Karim al-1-lasawi asy-Syajjar, dan juga dari berbagai macam artikel, majalah dan lain-lain yang berhubungan dengan pembahasan ini. 3. Teknik Pengolahan Data

Tahap selanjutnya setelah data terkumpul, m2ka data diklasifikasikan berdasarkan topik bahasan. Setelah itu penulis akan menguji kcotentikan informasi yang terdapat di dalamnya dengan kritil- intren dan ekstern se11a memilah dan memilih data yang sesuai dengan objek pcnelitian.

4. Teknik Analisis Data

Dari data yang dikumpulkan dengan penelusuran melalui litcra1:ur kcpustakaan, kcmudian pcnulis mcnganalisisnya, mcncrangkan, dan ュ」ュ「。ョ、ゥョァセ@ an sclanj utnya menginterprctasikan data yang tcrkumpul secara general schingga mcnghasilkan kesimpulan yang valid,x

5. Teknik Penulisa.1

(18)

E. Tinjauan Kepusta セサ。。ョ@

Penelitian tcrdahulu ada vang membahas tentang pcmikiran seorang tokoh. Misalnya, Zulham, l'e1111kiran Dakwah Prof Kl!. A/1 Yafie, (Skripsi: UIN Jakarta, 2006). Pembatasan masalahnya yaitu pada mengctahui amaliah sosial keagamaan: lng bcrhubungan dcngan pcmikiran dakwah Prof. Kl!. Ali Yafie. Sedangkan pcrumusan masalahnya itu tentang metode dakwah yang efektif menurut l'rof. KH. Ali Yafic saat ini. Dia rncnyimpulkan bahwa dakwah merupakc,n ajaran yang bersumbcr dan al-Qur'an dan al-Hadis sebagai inti kepere<1yaan tauhid dan pcngakuan atas kcrasulan scbagai akidah yang mcmiliki dua dimensi: so:;ial dan ritual.

(19)

belakang dari sesuatu yang akan diteliti serta alasan-alasan mcngena1

penelitian yang akan dilakukan harus dibatasi dan dirumuskan pennasalahan

yang akan diangkat. Tujuan penelitian yang merupakan hal penting yang harus

diketahui, karena merupakan nilai yang menjadi inti skripsi ini yang akan

dikaitkan dengan I •1r,gkai teoritis dan metode penulisan yang akan digunakan.

Agar diketahui bahwa :Jenelitian yang akan dilakukan memang layak untuk

diangkat, dan agar penelitian yang dilakukan sistematis, maka dibuatlah

sistem penulisan. Pal-hat yang disebutkan di atas, dipaparkan di bab I.

Pada bab ll, membahas mengenai landasan teori tentang pemikiran

dakwah, meliputi pengertian pemikiran, hakikat dakwah dan unsur-unsur

dakwah.

Pada bab III, dibahas tentang biografi Habib Abdullah al-Haddad,

meliputi latar bel.ikang keluarga, pendidikan, perjalanan hidup dan

karya-karya Habib Abdullah al-Haddad. Pembahasan ini bertujuan agar kita dapat

mengetahui lebih dalam sosok Habib Abdullah al··Haddad.

Pada bah IV. membahas pemikiran dakwah Habib Abdullah aJ-,-Jaddad,

meliputi konsep dakwah Habib Abdullah al-Haddad dan metode dakwah

Habib Abdullah .ii-Haddad.

Ketika seb-1ah pcnelitian diawali dengan pendahuluan, maka harus pula

diakhin dengan penutup yang berisikan kesimpulan-kesimpulan dari hasil

pen itian yang dilakukan, dan saran-saran yang diberikan olch pcneliti guna

(20)

A. Pengertian Pemikiran

Berpikir me1 upakan aktifitas yang tidak bisa di ーゥセ@ Jhkan dari kehidupan manusia. Selama kesadaran terjadi, selama itu pula aktifitas berpikir berlangsung. Objek pemikiran pun sangat luas, seluas wilayah jagad raya ini. Untuk itu, otak yang dipandu nilai, ibarat pengembara di pa<lang luas berjalan tanpa arah, tcntu saja lcbih mungkin tersesat <laripa<la selamat.

l\tas <lasar itu, aka! manusia perlu metode dan arah d<ilam berpikir. Ketika Islam mcnyinggung aspek pemikiran, bukan bcrarti ia mcmasung potensi akal pikiran, namun mengarahkan <lan membimbingnya menuju hi<lup yang maslahat. Bag<iimana bcrpikir Islami, a<lalah upaya mcnjclaskan hakikat, rambu-rambu dan arah berpikir agar sesuai dengan kaidah ilrniah obyektif <lan

itu bcrarti scsuai <lcngan nilai-nilai Islam.

Dalam KamJs Umum Bahasa Jn<lonesia,1

(21)

menyelesaikan ses1.1atu dengan menggunakan akal budi. "Pemikiran .. adalah cara atau hasil piki1

Kata fikr terdir dari huruf fa', kaf dan ra ', dari bentuk /ii/: Jakara yafkiru, artinya mcnggunakan akal untuk sesuatu yang diketahui agar dapat

mengungkap perkara yang tidak diketahui. Dari kata/1kr lahir pula kata taf!({r, dari bentukfakkaro yufakkiru, yang berarti memfungs1kan aka! dalam suatu masalah untuk mendapatkan pernecahannya. 2.

12

Toha Jabir A Jwani ( 1989) mengatakan bahwa dalarn al-Qur'an kata jikr tidak disebut dalam bentuk isim (kata benda), tetapi dalarn bentuk fi'il (kata kerja); yakni fl'il madhi (telah terjadi) dan fl'i/ mudhon' (sedang atau akan terjadi), serta dalam sighah mukharab (bentuk orang keclua) dan ghwh (orang ketiga). Misalnya Jakkara, ratafi1kkaruun, dan yatafakkaruun. Dalarn bahasa Arab, fi'il senantiasa menunjukkan atau mengandung aclanya dua hakikat, yakni perhuatan itu sendiri dan ada .flkr (perbuatan pikir) clan ada mufakk11· (orang yang berpil;ir). Di samping itu, kegiatan berpikir tennasuk yang memerlukan objek yang clipikirkan (objek berpikir).3

Ada beberapa pendapat atau pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dalam mendefinisikan kata pikir.

Secara terminn/ogi, acla beberapa pendapat atau pengertian yang dikemukakan ole 1 para ahli pikir tentang pemikirrm, tetapi ada perbcclaan

yang endasar di antara rnereka:

2

(22)

l) Menurut Ibnu Khaldun, bcrpikir atau fikr ialah pcnjamahan bayang-bayang yang telah di indra - ini di balik pcrasaan - dan aplikasi akal di dalamnya untuk membuat analisis dan sintesis.4

2) Samsul Nizar berpcndapat bahwa pemikiran adalah upaya cerclas

(ijl ihady) dari proses kerja aka! dan kalbu untuk melihat fenomena dan

berusaha mecari penyelesaiannya secara bijaksana.'

3) Thoha Jabir /.lwani, mengatakan bahwa pemikiran atau bcrpikir aclalah kata bencla dari aktivitas aka! yangacla di clalam cliri manusia, baik kekauatan aka! berupa kalbu, ruh, atau clengan pengamatan atau pendalaman untuk menemukan makna yang tcrsembunyi clari pcrsoalan yang clapat cl1ketahui, maupun untuk sampai pada hukum atau hubungan an tar sesuatu 6

4) Menurut lmuah, mengatakan bahwa "pemikiran" secara tem1enologi aclalah pendayagunaan pemikiran terhaclap sesuatu clan sejumlah aktivitas otak. berupa berpikir, berkehenclak, clan perasaan, yang bcntuk paling tingginya aclalah kegiatan menganalisis, menyusun, clan mengkorclinasikan.7

Dari beberapa makna clan pengertian berpikir tersebut, kita clapat mengetahui bahwa clalam berpikir terclapat beberapi bal, yaitu: ( l) aclanya kegiatan atau aktivitas aka! bucli yang berupr. pengamatan, perenungan, analisis, dan sintesis; (2) aclanya "sarana" berupa incra, aka!, clan hati (roh);

4

lbnu Khaldun, Muqaddima/1 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986), h. 43.

(23)

(3) adanya sesuatu yang tel ah diketahui; dan ( 4) ad:rnya scsuatu yang akan diketahui atau dihasilkan berdasarkan hal-hal yang tel ah diketahui.

Pengertian berpikir juga dikemukakan olch Imam Ghawli dengan pemikirannya yang lebih praktis dan operasional. Beliau mcngatakan, ketahuilah, berpikir itu menghadirkan dua makrifat (premis, pernyataan, tinjauan, aspek) yang mendahuluinya. Jika permasalahannya lebih luas, maka semakin banyak premis atau makri(at yang dikcmukakan, kcsimpulannya akan scmakin kuat.8

Dari definisi Imam Ghawli tcrsebut, maka dapat dipahami bahwa menyimpulkan scsuatu dengan satu premis (,nakrii'ah/ mukadimah), besar kemungkinannya tdak akan bisa sampai pada hakikatn; a: a tau 、・ョァセNョ@ kata Jain tidak akan memperoleh konklusi yang bcnar dan valid. Jika pun benar, hanyalah sebuah kebetulan dan kadang juga bersifat parsial. Karena itu, ia belum atau tak darat m ·mpcrtanggung1awabkan sccara ilmiah.

Dapatlah sedikit mencerna dan memahami bahwa pcmikiran adaiah sebuab pendayagunaan otak mcnggunakan aka I bu di untuk mempertimbangkan clan memutuskan sesuatu: rncnimbang-nimbang dalam rngatan. "Memikirkan" artinya mcncari daya upaya untuk mcnyclcsaikan 'esuatu clengan menggunakan akal budi. '·Pcmikiran'' adalah cara atau hasil pikir

(24)

(3) adanya sesuatu yang telah diketahui; dan (4) adany1 scsuatu yang akan diketahui atau di ha> ilk an berdasarkan hal-hal yang tel ah diketahui.

Pengertian 「ᄋセイーゥォゥイ@ juga dikemukakan oleh Imam Ghazali dengan pemikirannya yang lcbih praktis clan operasionaL Bcliau mengatakan, ketahuilah, bcrpikir itu menghadirkan dua mukr{fia (premis, pernyataan, tinjauan, aspek) yang mendahuluinya. Jika permasalahannya lebih luas, maka semakin banyak premis atau maknfi11 yang dikemukakan, kesimpulannya akan semakin kuat.8

Dari definisi Imam Ghazali tcrsebut, maka dapat dipahami bahwa menyimpulkan scsuatu dcngan satu prcmis (makrifah/ mukadimah), bcsar kemungkinannya tidak akan bisa sampai pada hakikatnya; atau dcngan kata lain tidak akan mLmpcrolch konklusi yang bcnar dan valid. Jika pun bcnar, hanyalah sebuah l(ebetulan dar kadang juga bersifat parsial. Karena itu, ia belum atau tak dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dapatlah sedikit mencerna dan memahami bahwa pcmikiran adalah sebuah pendaya5unaan otak menggunakan aka! budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu: menimbang-nimbang dalam ingatan. "Memikirkan" artinya mencari daya upaya untuk menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan akal budi. "Pemikiran" adalah cara atau hasil pikir.

(25)

Secara garis besar, manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Manusia telah dibekali dengan berbagai potensi, berupa indra, aka! pikiran, dan nati. Potensi yang lain adalah kejahatan dan takwa yang Allah ilhamka.n kepadanya.

Oleh karena itu, berpikir sesungguhnya merupakan suatu kebutuhan insani yar.g tak terdakkan untuk tumbuh dan berkembar»5, sekaligus menjadi suatu kebutuhan akan aktualisasi fitrahnya. Tegasnya, manusia tidak dapat lepas dari berpikir, seberapa pun intensitas dan kuantitasnya.

B. Dakwah

I. Pengertian Dakwah

Ditinjau dan scgi bahasa "dakwah" bcrarti: panggilan, scruan, atau ajakan. Bcntuk pcrkataan tcrscbut dalam bahm.a Aral, discbut mashdar. )edang bentuk kata kerja atau

/i

'i/nya adalah yang berarti memanggil,

menyeru, atau ·ncngajak,

o

_JC..l -

,JC.:.;

J .. c..l,'1 Scdangkan orang yang

berdakwah biasa d 1sebut da'i ( LS""'.i..l ), dan orang yang mencrima dakwah

disebut mad'u

(.,.v-...i..o ).

10
(26)

"Siapakah yang leh1h haik perkataannya danpada orung yang menyeru kepada Allah, 111e111;.:rjakan amal yang saleh dan herkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang herserah diri" (QS. F1J.1!11l111: 33;

Tujuannya adalah membangkitkan kesadaran manusia untuk kembali kc jalan Allah SWT. Upaya mcmanggil atau mcngajak kcmbali kc jalan Allah tersebut bcrsifat ekspansif yaitu mcmperbanyak jumlah manusia yang bcrada di jalan-Nya, sedangkan yang menjadi objek panggilan ialah (I) manusia yang bcrada di luar jalrn Allah atau (2) yang meninggalkan jalan-Nya, atau (3) mereka yang sudah berada di jalan Allah namun baru satu kaki yaitu mcreka yang masuk dalam kategori abangan atau belum menjalankan agama dcngan benar, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.11

Secara definitif, dakwah dirumuskan para ahli dalam Kks dan konteks yang bcrvariasi. Hal ini tcrlihat dalarn oricntasi dan penekanan bcntuk kegiatan. Berikut ini di kemukakan berbagai macam rumusan definisi dakwah: I. Prof Toha Yahya Omar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kema<;lahatan di dunia clan akhirat.12 2. Syekh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin mcrnberikan

definisi dakwah sebagai berikut.

. - ' , •11 ,

w'

'.:.·.11.i • ,

<yr

._,_

1

·.-,

1

1

1:.

\.lll

セ@ セNjcM セ@ .Y • _J_)''-""' • ..>" .J c.S ""!!-' .J セ^ZpMj@ セ@ U-"

J?.

';Jr..9

j_Nセャャ@ セセエNセ@

.

.o.f QSIZ⦅L。[セ@

p1

11 Ki Moesa A. h1achfoeld,

(27)

"A1endorong manusia agar memperbuar kehakan dan 111e1111r111 petunjuk, menyeru mereka berbuat kebqjikan Jan melarang mereka

dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebaliagiaan di dunia d an a kl · 11rat. ' .. 11

3. Hamzah Ya'qub mengatakan "Dakwah adalah :mengajak umat manusia

dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan

Rasul-Nya". 14

4. Menurut Prof Dr. Hamka dakwah adalah seruan dan panggilan untuk

menganut suatu pendirian yang pada dasamya berkonotasi positif

dengan substansinya terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar

ma'rufnahi nunkar.15

5. Syaikh Al)('ullah Ba'alawi mengatakan dakwah adalah mcngajak,

membimbing. dan memimpin orang yang belum mengerti atau sesat

jalanya dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada

Allah, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka berbuat

jclek agar rnercka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.16

6. Menurnt Muhammad Natsir dakwah mcngandung arti kewajiban yang

menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar ma 'ruf nahi

munkar. 17

13

Ali Malifudz, Hidm'tli11I M11rsyidi11, Tcrj. Chadijah Nasution, (\ ogyakarta: Tiga •\. 1970).

h 17

14

Hamzah Ya'qub, /'11blisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV

Diponcgoro, 1981), h. 13.

"Hamka, Pe/ajaran Agwna Islam, (Jakarta. Bulan Binlang, 1956). h. 233.

16

Moh. Ardani, Merwhanu Permasalahan Fikih l)akwah, (Jakarta PT. Mitra Cahaya Utama,

(28)

7. Syaikh mオセᄋ。ュュ。Q@ Abduh mengatakan dakwah adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari yang munkar adalah fardhu yang diwajibkan kepada setiap muslim.1"

Dari definisi··definisi tersebut. meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan, tetapi apabila diperbandingkan satu sama Jain, dapatlah diambil kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

a. Perilaku muslim dalam menjalankan Islam sebagai agama dakwah, yang dalam prosesnya mclibatkan unsur da'i, pesan dakwah, metode, media, dan mad'u da1am mencapai tujuan dakwah yang mclekat dengan tujuan

Islam sepanjrng zaman dan disetiap tempat.

b. Proses internalisasi, transfonnasi, transmisi, dan difusi ajaran Islam.

Makna "dakwah" juga berdekatan dengan konsep ta'/im, ta::kir, dan

taswir. Walaupun setiap konscp tcrsebut mcmpunyai makna, tujuan. sifat, dan objek yang berbcda, namun substansinya sama yaitu rnenyampaikan ajaran Islam kcpada manusia, baik yang berkaitan dengan :ijaran Islam ataupun

. I 19

SeJara rnya.

la'/1111 bcrarti mcngajar, tu.1uannya mcnambah ー」ョLセ」エ。ィオ。ョ@ orang yang diajar, keg1atann .'a bersifat promotif yaitu meningkatkan pcngetahuan, sedangkan objekn:·a adalah orang yang masih kurang pengetahuannya. fo::kir

bcrarti mengingatkm dcngan tujuan mempernaiki dan mengingatkan pada orang yang lupa terhadap tugasnya scbagai seorang muslim. Karena itu

18

(29)

kegiatan ini bersi 0

at reparatif atau memperbaiki ウゥセ。ーL@ dan perilaku yang

msak akibat pengaruh lingkungan keluarga dan sosial-budaya yang kurang

baik, objeknya jelas mcreka yang scdang lupa aka tugas dan perannya sebagai

muslim. Taswir berarti ュ・ャオセ@ iskan sesuatu pada alam pikiran seseorang, tujuannya membangkitkan pcmahaman akan s.esuatu mclalui pcnggambaran

atau penjelasan. Kegiatan ini bcrsifat propagatif, yaitu menanamkan ajaran

agama kepada m musia, sehingga mcreka terpengaruh untu.k mengikutinya.

Objeknya massa at lU kelompok masyarakat yang henclak dibcri pengertian,

dan perhatian melalui penggambaran tersebut.

Ismail R. c :-Faruqi dan istrinya Lois Lam ya membagi hakikat dakwah

pada tiga term: K:bebasan, rasionalitas dan universailsme. Ketiganya saling

berkaitan dan melcngkapi.2"

Kebcbasan sangat dijar.1in dalam agama Islam tcrmasuk kcbcbasan

meyakini aga1rnt. Objek da \Wah harus mcrasa bebas sama sckali dari

mcaman, harus bcnar-benar yakin bahwa kcbcnaran ini hasil pcnilainnya

sendiri. Hal ini tem1aktub dalam al-Qur'an:

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); .... (Q.S. al-Baqarah: 256).

Dari ayat d1 atas, nampak jelas bahwa "dakwah" tidak bersifat memaksa.

Dakwah adalah ajakan yang tujuannya dapat tercapai hanya dengan

(30)

Dakwah juga merupakan suatu ajakan untuk berpikir, bcrdebat dan beragumen, dan untuk menilai .uatu kasus yang muncul. Dakwah tidak dapat disikapi dengan k,;acuhan kecuali olch orang bodoh atau berhati dcngki. llak berpikir merupakan sifat dan milik semua rnanusia. Tak ada orang yang dapat

. k . 21

mengtng ·annya.

2. Unsur-unsur Dakwah

Agama Islam dapat bertahan sarnpai saat ini berkat adanya kcgiatan dakwah. Dakwah merupakan suatu usaha untuk rnengajarkan dan rnewariskan nilai-nilai kelslaman. Berdakwah merupakan suatu kewajiban bagi sctiap pemeluk agarna tidak hanya rnenjadi kewajiban seorang dai . Hal ini didasari pada tugas dasar r.ianusia hidup di muka bumi, yaitu:

a. Sebagai hamba Allah

b. Sebagai khalifah di rnuka burni c. Berdak wah di jalan Allah

Dari tuga; rnanLsia di atas jelaslah bahwa berdakwah rnerupakan sebuah kewajiban. Dakrn kegiatan dakwah dibutuhkan adanya saling mcndukung antara unsur-uns11r dakwah. Unsur- Unsur dakwah ini antara lain:

I. Da 'i (Subjek Dakwah)

Da 'i secara etirnologis berasal dari bahasa A1ab, bentuk 1s1111 fi1i! (kala

(31)

mukal!af (aqil baLgh) dengan kewajiban dakwah22 Jadi da'i merupakan orang yang melakukan dakwah.23 atau dapat diartikan sebagai orang yang menyampaikan pesan dakwah kepada orang lain (mad'u).

Setiap muslim adalah da'i dalam arti Juas, karena s.etiap muslim memiliki kewajiban meny:.mpaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia (QS. An

Nahl 16: 125) Narr.un demikian al-Qur'an juga mengisyaratkan bahwa

dakwah bisa dilakukan oleh muslim yang memiliki kemampuan di bidang dakwah Hーイッヲ・ウゥッセ。ャ@ di bidang dakwah) seperti dalam firman Allah surat at-Taubah 9: 122,

"Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-liap golongan di anlara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka lenlang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnyu upabila mereka teluh kembali kepadan; a, supaya mereka ilu dapal menjaga dirinya ". (QS. 9: 122)

Setiap muslim yang hendak menyampaikan dakwah, khususnya da'i seyogyanya memiliki kepribadian yang baik untuk menunjang keberhasilan dakwah, baik kerriba,'ian yang bersifat rohaniah (ps1kologis) atau kepribadian yang bersifat jasrnaniah ( fisik).

Sosok da'i yang memiliki kepribadian sangat tinggi dan tak pernah kering untuk d1gali dan diteladani adalah kepribadian Rasulullah saw.

(32)

Ketinggian kepribadian Rasulullah saw. dapat dilihat dari pemyataan al-Qur'an, pengakuan Rasulullah saw. sendiri, dan kesaksian kelw•rga dan para sahabat yang mendampingi beliau. Kesaksian al-Qur'an tentang kepribadian Rasulullah saw. dapat kita lihat dalam firman Allah Surat al-Ahzab 33:21,

"Sesungguh 1ya , c!ah ada pada (dm) Rasulullah 11u suri 1elada11 yang baik bagimu ryailu) hagi 1 rang yang mengharap (rahmal) Allah dan

(kedau.mgan) hari kiamal sena hanyak mengmgal Allah Sw1. "(r]S. 33:21)

2. Mad'u Ho「ェᄋセォ@ Dakwah)

Secara etim.>logi kata mad'u berasal dari bahasa Arab, diambil dari bentuk isim maf'ul (kata yang menunjukkan objek atau sasaran). Menurut terminologi mad'u adalah orang atau kelompok yang lazim discbut dengan jama'ah yang secang menuntut ajaran agama dari seorang da'i, baik mad'u itu orang dckat atBu jauh, muslim atau non muslim, laki-laki ataupun perempuan.24 Seorang da'i akan menjadikan mad'u scbagai objek bagi transformasi kcil·nuan yang dirnilikinya.

(33)

I. Sasaran yang mcnyangkut kclompok masyarakat dilihat dari scg1 sosiologis berupa masyarakat tcrasing, pedcsaan, kota besar clan kecil serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.

2. Sasaran yang mcnyangkut golongan masyarnkat dilihat dari seg1 struktur kclcmbagaan berupa ma 'yarakaL pcmcrintahan clan keluarga.

3. Sasaran yang bcrupc; kclompok dilihat dan segi sosial kultural berupa t.olongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi ini terutama terletak dalam masyarakat jawa.

4. Sasaran) ang berhubungan dengan golongan rnasyarakat dilihat dari segi tingkat usia, berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua. 5. Sasaran yang berhubungan dcngan golongan masyarakat dilihat dari

segi okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri (administrator).

6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup sosial-ekonomi berupa golongan orang kaya,

ュ・ョ・ョァセィ@ dan miskin.

7. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari jenis kelamin berupa golongan pria dan wanita.

8. Sasara11 yang berhubungan dengan golongan clilihat dari segi khusus berupa :5olongan masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya,

'd cl b . 25

(34)

Mad'u adalah objck dakwah bagi seorang da'i baik yang bcrsifat

individual, kolektif atau masyarakat um um. Masyarakat sebagai objek dakwah

atau sasaran dakwah merupakan salah satu unsur yang pcnting dalam sistcm

dakwah yang tidak kalah peranannya di bandingkan dengan unsur-unsur

dakwah yang lain. Oleh sebab itu, masalah masya.rakat ini seharusnya

dipelajari dengan sebaik-baiknya sebelum melangkah ke aktivitas dakwah

yang sebenarnya. Maka dari itu sebagai bekal dakwah bagi seorang da'i/

muballigh hendaknya memperlengkapi dirinya dengan beberapa pengetahuan

dan pengalaman yang erat hubungannya dengan masalah masyarakat.

3. Materi Dakwah ('vfaudhu' al-Da'wah)

Materi dak•v.1h merupakan komponen dakwah sekaligus satu diantara

jari cahaya hikma.h. Da'i dituntut untuk memilah dan memilih materi secara

hikmah agar dakwahnya berhasil dengan baik. Pemilihan materi yang baik

akan menjadikan penyampaian dakwah terasa •!nak didengar, mudah

dimengerti dan dipatuhi oleh objek.26

Materi dakwah tidak lain adalah seluruh ajaran-ajaran Islam yang

bersumbcr dari al-Qur'an dan al-Hadis sebagai sumber utama yang meliputi

aqidah, syariah, clan akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang

(35)

lain-lain. Syariah t'dak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia (sesamanya), seperti tolong menolong, bahu mcmbahu demi terciptanya dinamika hidup

yang penuh denga11 kcharmonisa i, kerukunan dan kedamaian.

Syariah adalah peraturan-pcraturan yang diwahyukan Allah di dalam kitab suci yang merupakan pegangan bagi umat manusia yang kcbanyakan bersifat global, n-.enyangkut pokok-pokok ajaran agama agar manusia berpegang kepadany1 dalam mclakukan hubungan dcngan Tuhan, dcngan saudara sesama muslim, dengan saudara sesama manusia, alam semesta dan kehidupan.29

Syariah menurut para ulama pada dasarnya mcrupakan kumpulan hukum-hukum atau peraturan-pcraturan yang dimaksudkan untuk memclihara kehidupan masyarakat atau individu. Oleh karena itu, syariah dapat bcrubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing umat yang mcnjadi tujuan syariah. Nrnnun tidak menghilangkan asas substansial syariah itu sendiri, yaitu demi kemaslahatan (mashalih) manusia di dunia dan di akhirat dengan mengarahkan manusia kepada hal-hal yang bermanfaat dan menjaga dari segala bahaya.

Sed·mgkan akhlak adalah perbuatan yang dilakuk.an dengan mudah dan sederhana yang tidak membutuhkan kepada fikiran dan kesadaran.Jo Jadi

"Mahmud Syaltut, A I-Islam 'Aqidah "'" Syari'ah, terjemahan Abdurrahman Zain, (Jakarta:

(36)

Banyak sekali bentuk-bentuknya, seperti televisi, radio, internet, handphone, dan sebagainya.

5) Akhlak, media ini adalah suatu bentuk pelaksanaan seorang da'i sebagai manifestas1 dalam memberikan contoh dan tcladan yang baik kcpada mad'u.3J

Anwar Mas'an menyebutkan beberapa media dan sarana yang diperlukan olehjuru dakwah antara lain:

1) Mimb<.r dalam khitobah 2) Qalam dan khitobah

3) Masrah (pcmcntasan) malhamah (drama) 4) Scni suara dan scni bahasa

5) Medan ,Jakwah

6) Alat bant J perlengkapan.34

Sedangkan menurut Zaini Muhtarom, media yang dapat dija<likan sebagai media dakwah secara umum dibagi kc <lalam beberapa bcntuk <liantaranya:

I) Media Lisan

Di banc'ing dengan media lain, media lisan merupakan suatu media yang sering digunakan karena sifatnya yang prkatis dan ckonomio. Tcnnasuk di dalamn:;a media lisan adalah diskusi, khutbah. rarnah tamah <lan sebagainya.

(37)

Di kenal juga sebutan media tulisan, idc-ide pcmikiran dan ajaran Islam y3·1g dituangkan dalam bcntuk tulisan scperti surat kabar, buletin, sprnduk, majalah dan sebagainya.

3) Media E ektronik

Media Jcktronik mcrupakan suatu media yang lahir karena pemikiran manusia dalam bidang teknologi modern yang lahir karena pemikiran manusia dalam bidang teknologi modern. Pada media i ni cmosi dan kctcgangan pcnonton a tau pcndcngar dapat terpanci11g melalui tingkah laku, kata-kata ataupun suara yang dihasilkan tcrmasuk dalam media jenis ini mcliputi radio, telcvisi, tape, film dan scbagainya.

4) Media Organisasi

Organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara eketif dan efisien maka Je1vat organisasi sosial maupun keagamaan, dakwah dapat tcrus dilaksanakan dalam sctiap kcgiatan intern ataupun ckstcrn. 5) Media Seni dan Budaya

(38)

melalui seni bahasa dan scni suara, seperti syair-syair agama,

ataupun musabaqoh tilawatil qur'an.'''

5. Metode Dakwah (!7wnqah a/-Da'wah)

Dari segi etimologi (bahasa) "metode" bernsal dari dua kata yaitu "meta"

(melalui) dan "hodos" (jalan, cara).36 Dengan demikian kita dapat artikan

bahwa metode adalah earn atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu

tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode bernsal dari bahasa

Jerman methodica, artinya ajaran ten tang metode. Dal am bahasa Yunani

"metode" berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab

disebut thariqn \ ャセエッ、・@ berarti earn yang tel ah diatur dan melalui proses pemikiran untuk tT,cncapai suatu maksud.

Scdangkan セN・」。イ。@ terminulogi (istilah) "metode" adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh

untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Efektif artinya

antara biaya, tenaga, dan waktu dapat seimbang. Sedangkan efisien atau

sesuatu yang berkenaan dengan pencapaian suatu hasil. Jadi "metode dakwah"

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara berdakwah untuk

mencapai suatu tu,iuan dakwah yang efektif dan efisien.3"

Mengenai metode dakwah ini, Amir lhsan Isiahi menegaskan tentang

metode yang digunakan oleh para Rasul bahwa:

35

Zaini Muhtarom. !Jasar-dasar Manujen1en /Jaku·ah !slan1. (Yogyakarta_ 1\l-1\n1in Press,

1996}, h. I 15.

(39)

-"Metode-m< tode para rasul adalah mctode yang paling modern dan maju pada zamannya, dan senantiasa mcngalami pcrubahan sejalan dengan perubahan situasi, kondisi serta kemajuan budaya. Ini merupakan bukti bahwa memaksakan suatu metode tertentu saja tidaklah dibenarkan. Sebaliknya para da'i haruslah menggunakan metodc-metodc yang sedang menjadi mode dijaman mereka sendiri agar upaya dan kemampuan mereka bisa lcbih manfaat dan membuahkan hasil.39

Kcterangan di atas menunjukkan bahwa metode dakwah t1dak baku dan tidak statis. Dakwah Islam memiliki metode yang fleksibel dan tidak sedikit jumlahnya. Bagi seorang da'i mengetahui dakwah yang baik itu sangat dipcrlukan karer,a dengan mengetahui metode-ml;tode seorang dapat mencntukan strategi dakwah yang akan digunakan dalam mcnyampaikan dakwah kepada masyarakat dengan kondisi tertentu sehingga materi yang disampaikan dapat diphami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara global metode dab, ah ada tiga yaitu; H1kmah, 1'v!oudwh !Jwonah

dan U1yada/ah hi//011 iuya ah.1w1. Kctiga mctodc terscbut banyak digunakan oleh para nabi dan rasul, sahabat clan tabi'in serta para ulama-ulama terclahulu clan sekarang, karena mctodc tcrscbut bersumbcr clari al-Qur'an surat al-Nahl:

(40)

Artinya: "Serufah (manmia) kepada jalan Tl'hanmu dengan hikmah dan pelajaran yang haik dan hantahfah mereka denga,1 cara yang hcuk. Sesunggulmya Tuhrmmu Dia/ah yang /ebih mengetahw tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia/ah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapal pe!Unjuk". (QS: al-Nahl: I 25)

!'ertama, hikmah secara etimologi dapat berarti keadilan, ilmu, murah ha ti, kenabian, al-Qur'an, al-Hadis serta ii/at (sebab ), seperti ungkapan "ma hikmah al-tasyn"' yang bcrarti sebab diturunkan syariah."0 Bcrdasarkan makna-makna tersebut, para ulama berbeda dalam mendefinisikannya.

Al-Raghib al-Isfahani dalam Muji-adat al-Qur'an mengatakan, al-lukmuh ;1dalah mencapai kebenaran dcngan ilmu dan aka!. Mcnurut beliau kata hikmah jika disandarkan kcpada Allah maka bcrarti mcngctahui dan pcncipta segala sesuatu den,;an sempurna, namun jika disandarkan kepada manusia maka akan berarti ュ」ョァ」エ。ィセゥ@ scgala yang ada dan melakukan scgala kebaikan:11

Abu Hayyan dalam a/-B,i/1r a/-Muhith mengatakan, a/-Hikmah adalah mcncmpatkan sesuatu pada tcmpatnya atau kcbenaran dalam pcrkataan dan pcrbuatan42

Ibn Katsir mengatakan dalam tafisrnya, kata af-!I1k111ah bcrarti segala sesuatu yang benar dalam perkataan dan perbuatan sehingga dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya. 43

40

lbn Manshur, Usan ul-'Arab, jilid 12, h 140-143.

(41)

Sedangkan Syckh Zamakhsyari dalam kitabnya "al-Kasyaf', al-Hikmah

adalah perkataan yang pasti dan benar. la adalah dal ii yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan kcraguan atau kesamaran.·'4

Sebagai met«de dakwah, al-Hikmah diartikan bijaksana, aka! budi yang

mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, dan menarik pcrhatian orang

kepada agama dan "'uhan (Allah Swt).45

Kedua, mau'izhah hasanah secara etimologi terdiri dari dua kata, yaitu

mau 'dwh dan hasanah. Kata mau 'dwh berasal dari kata |^。G。、コセQMケ。Gゥ、コオM

wa'dzan-idzatan yang berarti; nasihat, bimbingan, pendidikan dan

peringatan.46 Sementara kata hasanah merupakan kebalikan dari sayy1 'ah

yang artinya kebaikan lawannya kejelekan.

Adapun pcngertian secara terminologi, ada bebcrapa pendapat antara

lain:

I) Menurut Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh H.

Hasanuddin adalah sebagai berikut:

"Al-ma 1 '1=fwh al-hasanah" adalah (perkataan-perkataan) yang

lidak ャセャGャG・ュャコュケゥ@ hag1 mereka, hahwa engkcm memherikm.' nas1hat dan me11ghe11daki 111a11fi1at kepada mereka a/a11 de11ga11 a/.·Qur 'an.·'7

2) Menuru1 Abd. Hamid al-Bilali "mau'izhah hasanah" mcrupakan

salah satu manhaj ( rnetode) dalam dakwah untuk rnengajak kc jalan

44

Munzier Suparta dan Harjani Hefni, ed, Metode Dakwah, h. 10.

(42)

Allah dengan memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah

lembut agar mereka mau berbuat baik.'"

Mau 'izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang

mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita

gembira, peringatan, pesan-pesan positif(wasiat yang bisa dijadikan pedoman

dalam kehidupan n15ar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat).

Ketiga, al-tvlujadalah bi-al-lati hiya ahsan. Seeara etimologi lafazh

mujadalah diambil dari dari kata "jadala" yang bennakna memintal, melilit.

Apabila ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan Faa'ala,

".Jaa dala" dapat bennakna berdebat, dan "mujadalah" bcnnakna

perdebatan.49

Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab, dalam kitab ィAヲNセゥイ@ al .. Afishah, mengartikan bahwa kata ''jadala" dapat bermakna menarik tali dan

mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Orang yang berdeoat bagaikan

menarik dengan ucapan untuk menyakinkan lawannya dengan menguatkan

pcndapatnya melalui argumentasi yang disampaikan.50

Menurut Ali al-Jarisyah, dalam kitabnya Ad,,b Hiwar wa

al-Munadzarah, mengartikan bahwa "al-.Jidal" secara bahasa dapat bcnnakna

pula "Datang untuk memilih kebenaran" dan apabila berbentuk isim

"al-.Jwllu" maka be,·arti 1:>ertentangan atau persetujuan yang tajam".51

48

Abdul Hamid al-Bilali, .1··1qh ul-/Jakwah fi mgkar al-M1111gkar (Kuwait Dar al-Dakwah.

1989), h. 260.

"Ahmad Warson ャNQオョ。||セカゥイL@ al-M1111aww1r (Jakarta Pustaka Progresif. 1997). h 175

(43)

Dari segi terminologi (istilah) terdapat bebcrapa pengcrtian al-Mujaclalah (al-Hiwar). Al-Mujadalah berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharnskan lahirnya pennusuhan di antara kecluanya. 52

Sedangkan menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi ialah suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan penclapat lawan dengan cara menyajikan

argumentasi dan uukti yang kuat.5)

Menurut tafsir an-Nasafi, kata ini mengandung arti:

Berbantahan dengan baik yaitu dengan ja/an yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan pcrkataan yang hmak, lemah lembut, tidak de11gan ucapa11 ·' a11g kasar a tau de11gan mempergunakan sesuatu (perkataan) yang bisa menyadarka11 hat1. memba11gunka11 }iwa clan menerangi aka/ pikiran. ini merupaka11 pe110/aka11 hagi orang yang enggan mclakuka11 perd,:batan dalam agama. 54

Dcngan berhugai pcngcrtian clan penclapat yang dikcmukakan oleh para pakar, clapatlah cliambil suatu kesimpulan bahwa '"Mujadalah" merupakan tukar penclapat yang dilakukan oleh dua pihak sccara sincrgis, tanpa melahirkan penrusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pcndapat yang diajukan dengan 1nemberikan argumentasi dan bukti-bukti yang kuat. Antara satu clcngan lainnya saling mcnghargai clan menghonnati pendapat kccluanya berpegang kcp&da kebcnarar, mengakui kebenaran pihak lain clan ikhlas menerima huku1 ian kebenara 1 tersebut.

" World Assembly of Muslim Yo 1th (WAMY), Ni I Mui! al-Hnmr (Maktabah Wahbah

Cairo, Mcs.ir) di1crje1nahl an olch Ahd11\ Salarn T\1 ()an !\..1uhil f)hafir dcng_an judul 1crjc1nahnn

"Etika Diskusi", (Era lnicr Media, 2001), h. 21.

'-' Sayyid Muhammad Thantawi, Adah al-Khiwar fl/ Islam, Dar al-Nahdhah, Mesir,

(44)

6. Tujuan Dakwah (Muqashul a/-/)u'wuh)

Tujuan dakv·1h merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi tuJuan dak\,ah adalah mengajak umat manusia kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT, agar hidup bahagia dan ウ・ェ。ィエセイ。@ di dunia dan akhirat. 55

Sedangkan m•:nurut Ors. K. H. Didin HafiJhuddin, M.Sc. dalam bukunya Dakwah aktual mcncrangkan tujuan dakwah secara umum adalah mcngubah perilaku sasara11 dakwah agar mau mencmna a1aran !slam dan mengamalkannya dalam datan.n kenyataan kehidupan sehari-hari baik yang

「ᄋセイウ。ョァォオエ。ョ@ dengan masa'ah pribadi, keluarga, maupun sosial

kemasyarakatannya agar tcrdapat kchidupan yang pcnuh dcngan kebcrkahan samawi dan keberkahan ard/11 (Al-A 'raf: 96) mendapa.t kcbaikan dunia dan akhirat serta terbebas dari azab neraka (al-Baqarah: 202-202).5''

Ki Moesa A. Machfoeld juga pemah mengatakan di dalam bukunya bahwa tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan rnau mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik. Menjadikan orang baik itu berarti menyelamatkan orang itu dari kesesatan, kebodohan, kemiskinan clan keterbelakangan. 57

(45)

1. Menyiarkan tuntunan Islam, 111embetulkan aqidah, dan meluruskan amal

perbuatan manusia, terutama budi pckcrti.

2. Memindahkan ha ti dari keadaan yang jelek kepada keadaan yang baik.

3. Membentuk pcrsaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara kaum

muslimin.

4. Menolak faham atheisme, dengan mengimbangi cara-cara mereka

bekerja.

5. Menolak syubhat-syubhat, bid'ah, dan khurafal atau kepercayaan yang

tidak bersumber dari agama dengan mendalami ilmu ushuluddin.58

Namun Prof. Dr. H. Moh. Ardani menyatakan bahwa tujuan dakwah

terdiri dari tuju.m umum (mayor objektive) dan tujuan khusus (minor

ob1ek1ive).

a. Tujuan Um um

Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat rnanusia (rneliputi orang

rnukrnin, kafir atau rnusyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai Allah agar

dapat hidup bahagia sejahtera di dunia dan akhirat.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dakwah merupakan perurnusan tujuan sebagai perincian

dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dirnaksudkan agar dalam pelaksanaan

seluruh aktivitas dakwah dapat diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis

kegiatan apa yanr hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara

(46)

A. Latar Bclakang Krluarga Habib Abdullah al-Haddad

I labib Abdullah a1-Haddad dilahirkan pada han Rabu malam Kamis tanggal 5 Bulan Sha far I 044 11 di Desa Sabir di Kota Tarim. wilayah I-ladramaut, Negeri Yaman.1

Asy-Syaikh I 1asanain Muhammad Makhluf (mantan mulli Mcsir, anggota jamaah ulama besar Al-Azhar serta ketua Lembaga Fatwa Al-Azhar Mesir) mengatakar. al-'Allamah Al-Haddad as-Sayyid Abdulah bin Alwi bin Muhammad al-Ha·'dad liol1111111h11/lah adalah seorang ulama ahli dakwah, suti, mursyid, iman1 pada zamannva yang schtlu bcrjuang membcla agama Islam yang suci, baik dengai 1 lisan maupun buah karyanya yang scla!u menjadi tumpuan dan rujukan masyarakat banyak dalam mcnuntut ilmu

' pcngetahuan agama:

Syaikhul Islam Al-Haddad al-'Allamah al-Da'i llallah, ia juga biasa disebut Habib, Sa;3·1d otu11 Syaikh. Tepatnya Habib Abdullah bin Alawi

al-Haddad bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alawi bin Ahmad bin Abu Bakar al-Thowil bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad al-Faqih bin Abdurrahman bin Alawi bin Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Kholi' Qosam bin Alawi bin Muhammad Shohib Shouma'ah bin Alawi bin Ubaidillah bin al-Mubajir llalloh Ahmad bin Isa bm

1

Umar Ibrahim, 111anqah Aiall'tyah, (Bandung: Mizan, 200 I), h. 67.

(47)

Muhammad /\n-Naqib bin J\li al-Uraidhi bin Imam Ja'far as-Shodiq bin Muhammad al-Baq'r bin J\lt Zainal J\bidin bin Imam as-Sibth Al-Husein bin Al-Haddad J\mirul Mukminin Ali bin Abi Tholib suarni az-Zahro Fatimah al-Batul binti Rasulullah Muhammad SA W.1

Sayyid Alawi bin Muhammad al-Haddad, ayah dari Habib Abdullah Al-Haddad dikenal sebagai seorang yang saleh, lahir dan tumbuh di kota Tarim. Sayyid J\lawi, sejak kccil berada di bawah asuhan 1bunya Syarifah Salwa, yang dikenal sebagai wanita ahli ma'rifah dan wilayah. Bahkan Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad scndiri banyak rncriwayatkan kekcrarnatannya. Kakck al-Haddad dari sisi ibunya ialah Syaikh Umar bin Ahmad al-Manfar Ba 'Alawy yang tenna:.uk ularna yang mencapai derajat ma'1ifah scmpurna.

Setclah berumur empat tahun, al-Haddad terkena penyakit cacar hingga rnenyebabkannya !Juta. Habib Abdullah al-Haddad tumbuh sebagai anak kecil yang cacat fisik. Khalil Efendi al-Muradi, mcngatakan bahwa scbagian para ahli telah mencatat kelahiran Syaikh al-Haddad scbagai Imam Mulia, yang telah lahir di Ko11 Tarim pada 1044 H4

(48)

Idrus adalah saudara dari Habib Husein bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy. Yang mana Habib Husein ini adalah kakek dari Al-Arifbillah Habib Ali bin Muhammad bin Husein bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy (Mu'alif Simtud Durror). Ma:rn lahirlah dari pernikahan itu Habib Abdullah al-Haddad. Ketika Syaikh al-Haddad lahir, ayahnya berujar; "Ahr sehelwnnya tulak mengerli makna te•·srrat yang ducapkan Syaikh Ahmad Al-Hahsy terdahulu,

setelah lahrrnya Ahdullah, aku haru mengertr, aku melrhat pada dirmya

tanda-tun,/a .wwr al-IVrlayuh (kcwalian)".5

(49)

B. Pendidikan Habib Abdullah al-Haddad

Dari semenjak kecil begitu banyak perhatian yang beliau dapatkan dari

Allah. Allah menjrga pandangan beliau dari segala apa yang diharamkan.

Penglihatan lahiriah beliau diamhil oleh Allah dan diganti dengan penglihatan

batin yang jauh I ebih kuat dan berharga. Hal itu merupakan salah satu

pendorong bagi beliau untuk lebih giat dan tekun dalam rnencari cahaya Allah

dengan menuntut ilmu agama. Sungguh sangat mengherankan seakan-akan

anak kecil ini tahu bahwa ia tidak dilahirkan untuk yang lain, tctapi untuk

mengabdi kcpada Allah SWT.6

Dalam diwan-nya dan syarahnya,7 Syaikh al-Haddad menyebutkan

beberapa セケ。ゥォィョケ。@ sebagai berikut:

Pada bait-bait sya1r di atas, Syaikh al-Huddad memulai den gun

menyebutkan beberapa syaikh yang beliau mcndapa.tkan ilmu thariqah

(50)

kata-kata "perhatikan dan dengarkan" (t"""'I-' U...Ul.l), sebagai sikap ta'addub (sopan

santun) terhadap syaikhnya.

Setelah itu, dia menyebutkan tiga nama syaikh thariqah-nya, yaitu

pertama, Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abu Bal;ar bin Ahmad bin Abd

al-Rahman al-Saqqaf ( 1002-1071 H). Dia lahir di daerah Syihr, kota

pelabuhan, atau yang biasa disebut dengan Bandar al-Syihr. Dia belajar dan

mendapatkan ija::ah dari Sayyid Umar Ba Umar. Kemudian pergi ke Tarim

dan belajar dengar Syaikh Ali bin Abdullah al-Aidarus, Syaikh Ahmad bin

Husain bin Abdullah bin Syaikh al-Aidarus, af-Ar&r billah Syaikh Abdullah

bin Ahmad al-Aidarus, al-Arif bill ah Syaikh Zain bin Al-Haddad Husain Ba

Fadhl, dan Sayyid Aqil bin Abd al-Rahman bin Aqil al··Saqqaf. Syaikh yang

terakhir ini kemudian memerintahkannya untuk ber-kha/wah ( menyendiri beribadah) di zawiyah (tempat khusus untuk untuk khalwah) di Masjid Syaikh

bin Abi bakar selama 40 hari. Kemudian dia meneruskan perjalanannya ke

daerah 'lnat, dan menimba ilmu dari Sayyid al-Husain bin Abi Bakar bin

Salim dan para saudaranya, serta dari al-Arif bi//ah Syaikh Husain bin Ahmad

Ba Syu'aib. Setelah itu, al-Haddad pergi ke India dan menimba ilmu dari dua

imam, Sayyid Abd al-Qadir bin Syaikh al-Aidarns dan Sayyid Muhammad bin

Abdullah bin Sy<.ikh al-Aidarns, dan darinya dia berhak menjadi .1yaikh

tahkim. 8

Kedua, Syaikh Abu Bakar bin Imam Abu Bakr bin Imam Abd

(51)

Al-Haddad mengambul pelajaran ilmu fiqih, hadis, ushul, tafsir dan tasawuf darinya. Ketiga, Sajyid Aqil bin Abd al-Rahman bin Muhammad bin Ali hin Aqil bin Syaikh Ahmad bin Abu Bakar bin Syaikh bin Abd Rahman

al-Saqqaf. Al-Haddad mendaptkan khin, '.Jh shuflyyah darinya. Keempat, Sayyid Umar bin Abd al-Rahman al-Aththas bin Aqil bin Salim bm Abdullah bin Abd al-Rahman al-Saqqaf (w. I 072 H). Keli ma, Abd al-Rahman bin S) ·1ikh Maula Aidid Ba Alawi dan putranya Syaikh bin Abd al-Rahman. Keenam, Sayyid Syaikhan bin Imam al-Husain bin Syaikh Abu Flakar oin Salim, Shuhih '!nat. Ketujuh, Syihabudc in Ahmad bin Syaikh Nashir bin (:iayyid Ahmad bin Syaikh Sayyid Imam Abu Bakar bin Salim, Shahib 'Ina/. Kedelapan, Sayyid Jamal al-Din Muhanmad bin Abd al-Rahman bin Muhammad bin Syaikh a/-Arif hillah Ahmad bin セケ。ゥォィ@ al-Husain bin Syaikh al-Quthh a!-Rahhw11 Abu Bakar bin Abdullah al-Aidarus ( 1035-·I I 12 11). Kese111bila11, Sayyid 11!-Faq1h a!-Shu/i Abdullah bin Ahmad Ba Alawi, yang dikenal dcngan al-Asqa'.

Kesepuluh, Syaikh al-Qusyasyi di Madinah (w. 1072 H).';

(52)

C. Perjalanan Hidup セャ。@ bib Abdullah al-Haddad

Berkat kctckunan rlan akhlakul karimah yang beliau miliki pada saat usia yang sangat dini, beliau dinobatkan olch Allah dan guru--guru beliau scbagai da'i, yang mcnjadikan nama bcliau harum di seluruh penjuru wilayah Hadramaut dan mengundang datangnya para rnurid yang berminat besar dalam mencari ilmu. Mcrcka ini tidak datang hanya dari Hadramaut tctapi juga datang dari luar Hadramaut. Mcreka datang dengan tujuan mcnimba ilmu, rnendengar nasihat dan wejangan serta tabarukan (rnencari bcrkah), mernohon do'a dari Habib Abdullah al-Haddad. Di anta1 a murid-murid senior Habib Abdullah al-Haddau adalah putranya scndiri yaitu Habib Hasan bin Abdullah bin Alawi al-Haddad, Habib Ahmad bin Zain bin Alawi bin Ahmad bin Muhammad al-H11bsy, Habib Ahmad bin Abdullah Ba-Faqih, Habib Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih, dan lain-lain.1

"

Selain mengkader pakar-pakar ilmu agama, beliau juga mcncetak gencrasi unggulan yang diharapkan mampu melanjutkan perjuangan kakek beliau Rasullullah SAW. Dalam kehidupannya beliau juga aktif merangkum dan mcnyusun buku-buku nasihat dan wejangan baik dalam bentuk kitab, ォッイ・ウーッョ、セョ@ (surat-mcnyurat) atau dalam bentuk syair schingga banyak buku-buku beliau yang terbit dan dicetak, dipelajari dan diajarkan, dibaca dan dialih bahasakan, sel1ingg<, ilmu beliau benar-benar ilmu yang bermanfaat. Tidak lupa beliau juga m1;nyusun wirid-wirid yang dipergunakan untuk mendckatkan

10

(53)

diri kepada Allah dan bcrmanlaat untuk agama, dunia dan akhirat. Salah satunya yang agung dan tcrken1l adalah Ratih al-Haddad, ratib ini disusun oleh beliau dimalam Lailatul Qodar tahun 1071 H.

al-Haddad (rahimahullah) memiliki perwatakan badan yang tinggi, berdada bidang, tidak terlalu gempal, berkulit putih, sangat berhaibah dan tidak pula di wajahnya kesan maupun parut cacar.

Wajahnya sentiasa manis dan menggcmbirakan orang lain ketika berada di dalam majlisnya. Ketawanya sekadar senyuman manis; apabila bcliau gembira dan girang, wajahnya bercahaya bagaikan bulan. Majlis kendalian beliau sentiasa tenang dan penuh kehonnatan sehingga tidak terdapat hadirin berbicara maupun bergerak keterlaluan bagaikan terletak seekor burung di atas

kepala mereka.

Mereka yang menghadiri majlis Habib Abdullah al-Haddad bagaikan telah terlupakan ol セィ@ kehidupan dunia bahkan terkadang scorang yang sedang lapar akan lupa dengan kelaparannya; Si-sakit hilang sakitnya; Si-demam sembuh dari demamnya. Hal ini membuktikan bahwa beliau adalah seorang da'i yang memiliki banyak kelebihan sehingga majlisnya tcrasa nyaman bagi penuntut ilmu.

(54)

keadilan dan menghindari puJian dari orang lain; bahkan beliau sentiasa memperccpat scgal<.. tugasnya tanpa membuang-buang waktu. Beliau bersifat mulia dan pemurah, lebih-lebih lagi di bulan Ramndhan. Ciri inilah yang menyebabkan banyak orang dari pelosok kampung sering berbuka puasa bersama beliau di rnmahnya dengan hidangan yang tidak pcrnah putus

semata-mata mencari keberkahan darinya.

al-Haddad rnenyatakan "Sesuap makanan yang dihadiahkan a/au disedekahkan mawpu menolak k, ·seng1araan ". Bel iau juga bcrkata; "K iranva ditanga11 kita ada kemamp11an, 111scaya segala keper/11a11 fakir 1111sk111 akan

terpenuh. Sesungg•.ilmya agama in1 (Islam) /fdak akan juya )lka /ldak ada

kekuatan (ukhuwa/11 d1 antara sesama /l.fuslim ".

12

Beliau adalah :.eorang yang memiliki hati yang amat suc1, scnantiasa sabar tcrhadap sih.ap buruk dari yang selainnya :;erta tidak pcrnah merasa marah. Kalaupun ia marah, bukan karcna pribadi ウ」ウᄋセッイ。ョァ@ tetapi scbab amalan ュオョァォ。イョセᄋ。@ yang telah mcmbuat bcliau benar-bcnar marah. lnilah yang ditcgaskan olchnya; "Adup1m sega/11 kesa/ahan yang herkwtan de11g1111 !wk aku, aku te/Jh maafkan; te1ap1 hak Allah ses1mgguhnya t1dak akan

dimaafkan ".

(55)

tersebut, beliau ュNセュ「・イゥ。ョ@ hadiah untuk mercdakan rasa marah beliau sehinggakan pembar tunya bcrkata: "a/angkah hmlcn_ia pka Al-Haddad

sentwsa 111emarahi1(11 ".

Kehidupan l!abib Abdullah al-Haddad memang dijalaninya scsuar dengan tuntunan Qur'an dan Sunnah; kehidupannya p<;nuh dengan keilmuan di tam bah pula dcngan sifat wara'. A pabila beliau memberikan upah dan sewa kepada orang Jain, beliau sclalu memberikan jumlah yang lebih tanpa diminta. Kesenangannya adalah mcmbina dan mcnta'mirkan masjid. Di Nuwaidarah dibinanya masjid hernama al-Awwabin, begitu juga Masjid Ba-Alawi di Seiwun, Masjid Abrar di as-Sabir, Masjid Falah di Hawi, Masjid al-Abdal di Shibam, Masjid al-Asrar di Madudah dan banyak Jagr.

Al-Haddad adalah sosok da'i (ulama) yang selalu shalat wajib pada awal waktu, dan tidak pernah terlihat shalat sendirian. Selain itu, juga tidak pernah tergesa-gesa dalam shalatnya. Dia sangat tidak suka berbicara antara azan dan iqamah, bahkan dia sangat tidak suka diajak ber

Gambar

Gambar diakses pada 20 Februari 2008 dari http://www.alhawi.net/riwavatJ1trn
Gambar diakses pada 20 Februari 2008 dari

Referensi

Dokumen terkait

Perspektif ilmu pendidikan Islam terhadap pemikiran Habib Abdullah Alawi Al-Hadad tentang pendidikan akhlak dalam kitab Adabu Sulukil Murid di bidang tujuan pendidikan.

Mufasir dari generasi pertengahan Abu Bakar Muhammad bin Abdullah atau sering dikenal dengan Ibnu al-Arabi menafsirkan surat an-Nisa’ dalam Tafsir Ah } kam

Banyak dari tulisan-tulisan beliau yang diberi pengantar oleh para ulama besar seperti Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin

al-Hanbali, Abu Muhammad Muwafiq ad-Diin Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah al-Jama'ili ad-Dimasyqi.. al-Hindi, Zain ad-Din Ahmad bin Abd al-Aziz bin Zain

maka Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad menjelaskan baktinya seorang anak kepada orang tua yang telah meninggal adalah dengan selalu membacakan istighfar,

Abi Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwainy, Sunan Ibnu Majah, Juz I, ditahqiq oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi, Beirut, Libanon: Dar al- Kutub al-Ilmiyah..

i METODE DAKWAH AL-HABIB MUHAMMAD BIN ABU BAKAR AL’AYDRUS DI MAJELIS TA’LIM NURUNNUBUWWAH DESA KARANGAN PUTIH KECAMATAN KELUA KABUPATEN TABALONG SKRIPSI Diajukan Kepada

67 DAFTAR PUSTAKA „Abdullah Muhammad Abu bin Ismail, Shahih Bukhari, Surabaya: Darul Ilmi, Juz 4, Abdullah Musṭhafa al-Maraghi, Ensiklopedia Lengkap Ulama Ushul Fiqiḥ Sepanjang