• Tidak ada hasil yang ditemukan

karya al-habib ali bin muhammad bin husain al-habsyi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "karya al-habib ali bin muhammad bin husain al-habsyi"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

MELALUI KEGIATAN PEMBACAAN KITAB MAULID SIMTUDDUROR KARYA AL-HABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSAIN AL-HABSYI

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANYUWANGI TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pedidikan Agama dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra NIM. T20181022

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(2)

ii

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

MELALUI KEGIATAN PEMBACAAN KITAB MAULID SIMTUDDUROR KARYA AL-HABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSAIN AL-HABSYI

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANYUWANGI TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pedidikan Agama dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra NIM. T20181022

Disetujui Pembimbing:

Abd. Rozzaq, S.H.I., M.Pd.

NUP. 201603116

(3)

iii

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

MELALUI KEGIATAN PEMBACAAN KITAB MAULID SIMTUDDUROR KARYA AL-HABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSAIN AL-HABSYI

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANYUWANGI TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Jum’at Tanggal : 9 Desember 2022

Tim Penguji Ketua

Dr. Istifadah, S.Pd., M.Pd.I.

NIP.196804141992032001

Sekretaris

Siti Aminah, M.Pd.

NIP. 198405212015032003

Anggota :

1. Dr. H. Mursalim, M.Ag ( )

2. Abd. Rozzaq, S.H.I., M.Pd. ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I.

NIP.196405111999032001

(4)

iv MOTTO

:ملسو ويلع للها ىلص ِوَّللا ُلوُسَر َلاَق َلاَق ُوْنَع ُوَّللا َىِضَر َةَرْ يَرُى ِبَِأ ْنَع َمِراَكَم َمَِّتَُلأ ُتْثِعُب اََّنَِّإ

ىقهيبلا هاور. ِقَلاْخَلأا

Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi)*

* Imam Baihaqi, Kitab Sunan Al Kubro, v, (Dar al-Fikr, Kairo, Mesir: 1976), hal 75

(5)

v

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis haturkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sholawat serta salam penulis haturkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW. Penulis persembahkan skripsi ini kepada orang-orang yang sangat memberikan banyak arti dalam hidup:

1. Orang tua, Ayah Prasetya Ibnu Rohmadi dan Ibu Yuli Hidayati yang senantiasa memberikan doa, motivasi serta memberikan kasih sayang, dukungan, ridho yang tiada terhingga dan tidak mungkin dapat penulis balas dengan balasan yang sepadan. Dengan seluruh kasih sayangnya, hanya selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan ini yang dapat penulis berikan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik kepada beliau.

2. Kakak dan Adik yang saya sayangi Putri Rosida, Faridha Rizkiyana dan Fabella Karunia yang telah memberikan doa, motivasi, semangat dan keceriaan yang selalu menghangatkan.

Semoga segala bantuan dan doa, motivasi dan semangat yang telah diberikan kepada penulis, Allah SWT berikan pahala yang berlipat. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia- Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan termakasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achamad Siddiq Jember yang sudah memberikan kebijakan sehingga memudahkan lancarnya proses studi..

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni‟ah M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achamad Siddiq Jember.

3. Bapak Dr. Rif'an Humaidi, M.Pd.I. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa yang telah memberikan arahan kepada kami.

4. Ibu Dr. Hj. Fatiyaturrahmah, M. Ag. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan persetujuan kepada penulis untuk melaksanakan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Abd. Rozzaq S.H.I. M,Pd.I. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan senantiasa membimbing serta mengarahkan penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

(7)

vii

6. Bapak Abdul Muis, S.Ag, M.Si selaku kepala perpustakaan Universitas Islam Negeri Kh.Achmad Siddiq Jember, beserta para karyawan yang telah pelayanan dan memfasilitasi Penulis dalam mencari referensi.

7. Segenap dosen pengajar di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama proses perkuliahan.

8. Bapak Drs. H. Abd. Hadi Suwito M.Pd. selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian sehingga memudahkan lancarnya proses penelitian yang dilakukan.

9. Bapak Akhmad Musollin, S.Ag, M.Pd.I. selaku Bidang Keagamaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi yang telah membantu dan membimbing peneliti selama melakukan penelitian.

10. Bapak Ahmad Rizki Maulana , S.Pd. selaku koordinator kegiatan pembacaan kitab maulid simtudduror yang telah membantu dan membimbing peneliti selama melakukan penelitian.

11. Bapak Mochammad Nur Hadi, S.Pd. selaku Guru yang telah membantu dan membimbing peneliti selama melakukan penelitian.

12. Peserta didik Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi yang telah meluangkan waktu dan bekerja sama dalam membantu dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian ini bisa terlaksana dengan baik.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini membutuhkan arahan dan bimbingan, berkat kerja sama dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan. Tanpa bantuan dari berbagai pihak , skripsi ini tidak dapat

(8)

viii

terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari masih adanya banyak kekurangan di dalam skripsi ini dan kekeliruan, baik dalam pembahasan maupun Penulisan .Oleh karena itu Penulis kritik dan saran demi tersusunnya skripsi ini.

Akhir Nya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri Penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Jember, 25 November 2022

Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra NIM. T20181022

(9)

ix ABSTRAK

Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra, 2022: Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

Kata Kunci : Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror.

Pendidikan Akhlak merupakan usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai moral kepada peserta didik. Sehingga membentuk peserta didik dalam berperilaku terpuji. Beberapa madrasah yang ada di Banyuwangi menjadikan penanaman nilai-nilai akhlak sebagai progam. Pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan pembiasaan positif seperti sholat berjama‟ah, bertadarus sebelum pelajaran, mencium tangan guru dan mengucapkan salam ketika masuk ruang belajar. Adapun di MAN 1 Banyuwangi penanaman akhlak dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan kegiatan rutin pembacaan Kitab Maulid Simtudduror yang dilaksanakan satu kali setiap minggunya yaitu pada hari Jum‟at pagi diawali dengan pembacaan Tawassul kepada Nabi Muhammad SAW dan diakhiri dengan doa penutup.

Fokus masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Apa saja nilai- nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

2) Bagaimana metode penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi. 3) Bagaimana faktor penghambat dan faktor pendukung penanaman nilai nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

Tujuan pada penelitian ini yaitu: 1) Mendeskripsikan penanaman nilai nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi. 2) Mendeskripsikan Bagaimana metode penanaman nilai nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi. 3) Mendeskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung penanaman nilai nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan model miles, huberman dan saldana. Dalam penentuan informan menggunkan teknik purposive . Sementara teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan langkah-langkanh sebagai berikut 1) kondensasi data, 2) penyajian data, 3) Penarikan kesimpulan. Untuk analisis keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

(10)

x

Hasil dari peneltian ini adalah 1) nilai-nilai pendidikan akhlak yang ditanamkan kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi adalah Dzikrullah (akhlak kepada Allah SWT), Mahabbah (akhlak kepada Rosulullah SAW), Tawadhu‟ (akhlak kepada sesama manusia). 2) Dalam penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror menggunakan metode keteladanan dan metode Pembiasaan. 3) Faktor pendukung penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror yaitu a) motivasi dan tekad siswa untuk selalu melakukan hal-hal baik sesuai dengan yang diajarkan oleh guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi. b) dukungan dari pihak Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi berupa fasilitas yang menunjang, demi kelancaran kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror setiap hari jum‟at. c) Kerjasama antar guru dalam pelaksanaan kegiatan. 4) Faktor penghambat penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror yaitu: a) Adanya peserta didik yang mengobrol dengan temannya. b) Adanya peserta didik yang bermain handphone ketika kegiatan berlangsung.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 9

F. Sistematika Pembahasan... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Terdahulu ... 12

B. Kajian Teori ... 18

1. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak 18

2. Kitab Maulid Simtudduror 42

(12)

xii BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 51

B. Lokasi Penelitian ... 52

C. Subyek Penelitian ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 54

E. Teknik Analisis Data ... 60

F. Keabsahan Data ... 63

G. Tahap-tahap Penelitian ... 64

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyektif Penelitian ... 66

B. Penyajian Data dan Analisis ... 79

C. Temuan Penelitian ... 82

D. Pembahasan Temuan ... 83

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 91

B. Saran-saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu ...16 Tabel 4.1 Hasil Temuan ... 82

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

Gambar 4.1 Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror ...72 Gambar 4.2 Pembacaan Mahallul Qiyam ...74

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN

Kemerosotan akhlak merupakan tantangan baru dalam dunia modern terutama pada kalangan remaja sekolah. Salah satu peran pendidikan adalah membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan diantaranya adalah menjadi manusia yang berbudi pekerti atau akhlak yang luhur (akhlakul karimah). Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Sesuai dengan tujuan tersebut dan dalam rangka membentuk karakter bangsa, maka dibuatlah ”Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).” Di dalam peraturan tersebut antara lain dinyatakan bahwa:

Penguatan pendidikan karakter adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi

2 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: SISDIKNAS,2006).

(16)

Mental (GNRM).3

Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaran dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh terpadu dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia tersebut sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-hari.4

Menurut Al-Ghazali “tujuan pendidikan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan untuk mencari kedudukan, kemegahan dan kegagahan atau kedudukan yang menghasilkan uang. Karena jika tujuan pendidikan diarahkan bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, akan dapat menimbulkan kedengkian, kebencian dan permusuhan. Selain itu rumusan tersebut mencerminkan sikap zuhud terhadap dunia, merasa qana‟ah (merasa cukup dengan yanng ada), dan banyak memikirkan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia”.5 Adapun tujuan pendidikan agama islam yang dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu :

Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

3 Suanto dan Nurdiyana, Implementasi Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 7 No. 2 (September 2020), Hal 109. http://openjournal.unpam.ac.id/

4 Desy Nurlaida Khotimah, Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Melalui Kegiatan 5s Di Sekolah Dasar, Inopendas Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 2 No. 1 ( Februari 2019),Hal 28-29. https://jurnal.umk.ac.id/

5 Sungkowo, Konsep Pendidikan Akhlak (Komparasi Pemikiran Al – Ghazali Dan Barat), Nur El-Islam Vol. 01 No. 02 (April 2014), Hal 55.

https://media.neliti.com/media/publications/226421-konsep-pendidikan-akhlak-komparasi-pemik- 1e4b9496

(17)

manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.6

Sedangkan Pendidikan akhlak adalah pendidikan dasar mengenai moral dan tata krama yang harus dimiliki dan dibiasakan para siswa sejak usia kanak kanak hingga menjadi mukallaf. Peran pedidikan sangat dibutuhkan dalam proses membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan diantaranya adalah menjadi manusia yang berbudi pekerti atau akhlak yang luhur (akhlakul karimah).

Pendidikan Akhlak merupakan hal yang sangat penting untuk dihayati dan dipahami dalam menghadapi zaman globalisasi. Namun faktanya, di zaman globalisasi ini masalah akhlak khusunya pada kalangan pelajar sedang mengalami “degradasi” dalam hal berperilaku. Adapun beberapa fakta mengenai kondisi Indonesia saat ini, di mana penurunan etika dan moral membuat rasa khawatir mendalam terhadap generasi penerus bangsa. Hal ini tercemin dari perilaku yang tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan seperti tawuran remaja, kurang menghormati orang tua, penyalahgunaan narkoba, dan pergaulan bebas.

Kemerosotan akhlak yang dihadapi sekolah dan masyarakat juga dapat terjadi apabila masuknya nilai budaya global tidak bisa di “filter”, seperti hadirnya nilai-nilai budaya generasi millenial (generasi yang menjadikan teknologi informasi sebagai gaya hidup atau lifestyle) yang dipicu oleh

6 Erwin Kusumastuti, Hakikat Pendidikan Islam : Konsep Etika dan Akhlak Menurut Ibn Miskkawaih, (Surabaya : CV. Jakad Media Publishing, 2020), 11.

(18)

perkembangan teknologi informasi, tentu akan berpengaruh terhadap aspek pendidikan sekolah maupun kehidupan individu baik positif maupun negatif.

Peran guru dalam menanamkan nilai-nilai akhlak terhadap siswa dapat dilakukan dengan mengikuti apa yang telah diajarkan dalam islam yaitu dengan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Karena Implementasi akhlak dalam Islam merupakan karakter pribadi Nabi Muhammad SAW. Dalam diri Rasul, bersemi nilai-nilai akhlak mulia dan agung. Dalam Al-Qur‟n konsep pendidikan akhlak terdapat dalam QS. Al- Ahzab Ayat 21.





































Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah SWT dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah SWT. (QS. Al-Ahzab : 21).7

Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi atau yang lebih dikenal dengan sebutan MAN 1 Banyuwangi merupakan salah satu sekolah yang sangat memperhatikan tentang nilai-nilai akhlak terhadap peserta didiknya.

Hal ini dapat terlihat dalam strategi yang digunakan untuk menanamkan nilai- nilai pendidikan akhlak kepada peserta didiknya.

Berdasarkan observasi penelitidi Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi. Peneliti menemukan adanya program Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi tidak hanya menggunakan metode pembiasaan kepada siswa

7 Departemen Agama RI, Al Qur‟an Al Karim dan Terjemahnya, (Jakarta : Halim Publishing & Distributing, 2013) , Hal 420.

(19)

seperti sholat berjama‟ah, bertadarus sebelum pelajaran, mencium tangan guru dan mengucapkan salam ketika masuk ruang belajar seperti yang diterapkan oleh madrasah aliyah lain yang berada di Kabupaten Banyuwangi.

Akan tetapi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi, kegiatan penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak juga melalui progam lain. Seperti kegiatan rutin pembacaan Kitab Maulid Simtudduror dengan diiringi alunan musik hadrah Al-banjari yang dilaksanakan satu kali setiap minggunya yaitu pada setiap hari jum‟at.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta didik MAN 1 Banyuwangi, setiap hari Jum‟at pagi yang bertempat di Masjid Darul Muta‟allimin MAN 1 Banyuwangi. Kegiatan ini diadakan dalam rangka untuk menanamkan nilai pendidikan akhlak kepada siswa madrasah melalui kandungan Kitab Simtudduror yang berisi tentang kisah kelahiran manusia paling mulia dan menjadi suri tauladan yakni Nabi Muhammad SAW beserta akhlak-akhlak, sifat-sifat, dan juga riwayat hidupnya. Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi memilih kitab Simtudduror karena banyak berisikan nilai-nilai yang ada dalam diri Rasulullah yang pantas untuk ditiru dan di contoh pada generasi muda, sehingga dapat melekat menjadi karakter pada diri siswa.

Karena pada dasarnya karakter yang baik merupakan acuan yang sangat penting dan harus diketahui oleh para siswa dalam berperilaku sehari-hari.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk menjaga ruh Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi. sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Rizki Maulana yang berperan sebagai koordinator kegiatan

(20)

pembacaan Kitab Maulid Simtuduror di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi, menjelaskan bahwa :

Yang dinamakan ruh sekolah menurut saya itu Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi ini sekolah berbasis agama, tidak seperti sekolah pada umumnya. Sehingga kami ingin menonjolkan keagamaannya, salah satunya melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror.8

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi merupakan sah satu sekolah yang mengutamakan penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada siswa. Kegiatan penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak tidak hanya dilaksanakan dengam pembiasaan kegiatan positif. Akan tetapi juga melalui progam lain, salah satu progam sekolah yang di jadikan media penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak adalah kegiatan pembacaan Kitab Simtuddurror. Hal ini bertujuan agar siswa dapan mengenal dan meneladani sifat, sikap dan prilaku Nabi Muhammad Saw.

Berdasarkan uraian, peneliti tertarik untuk meneliti kegiatan tersebut.

Dan peneliti memutuskan untuk mengambil penelitian dengan judul “ Penanaman Nilai Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi Tahun Ajaran 2022/2023”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

8 Ahmad Rizki Maulana, diwawancarai penulis, 09 September 2022.

(21)

1. Apa saja Nilai- Nilai Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi ?

2. Bagaimana Metode Penanaman Nilai Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi ?

3. Bagaimana Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Penanaman Nilai Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

2. Mendeskripsikan Bagaimana Metode Penanaman Nilai Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

3. Mendeskripsikan Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Penanaman Nilai Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi

(22)

D. MANFAAT PENELITIAN

Adanya penelitian ini diharapkan dapat mendapatkan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil peneitian ini diharapkan mampu memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam dunia Pendidikan Agama Islam, khususnya tentang bagaimana Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui pembacaan kitab maulid simtudduror, yang nantinya nilai-nilai pendidikan akhlak ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir yaitu skripsi dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna untuk memberikan pengetahuan kepada peneliti mengenai Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan kitab maulid simtudduror

b. Bagi kampus UIN. KH. Achmad Shiddiq Jember

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi UIN KH. Achmad Shiddiq khususnya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber tambahan bagi calon peneliti lain yang akan melaukan penelitian pada kajian yang sama.

(23)

c. Bagi MAN 1 Banyuwangi

Diharapkan dengan dilakukan penelitian ini, dapat membantu untuk membentuk kualitas siswa MAN 1 Banyuwangi dengan didasari Akhlakul Karimah secara mendalam yang bersifat kontinuitas sehingga siswa tidak melakukan kesalahan yang fatal yang nantinya dapat merugikan masa depan dan cita-citanya.

d. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan tentang Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan Pembacaan maulid simtudduror karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi.

E. DEFINISI ISTILAH

1. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Penanaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses atau cara dalam menanamkan suatu konsep kepada peserta didik tentang sekumpulan norma atau prinsip tentang kebiasaan atau cara hidup yang berfungsi sebagai pedoman bertingkah laku seseorang atau kelompok dalam bermasyarakat.

Nilai penidikan akhlak merupakan suatu sifat berharga dari sebuah proses menjadikan pribadi seseorang berperilaku santun dalam kehidupannya yang dapat membentuk karakter seseorang.

(24)

Nilai pendidikan akhlak harus dihayati dan dipahami sebab mengarah kepada kebaikan dalam berpikir atau bertindak sehingga dapat mengembangkan budi pekerti dan pikiran. Melalui penenanam nilai-nilai pendidikan akhlak demi mencapai kesempurnaan perilaku merupakan tujuan sebenarnya dari sebuah pendidikan. Nilai-nilai pendidikan akhlak harus dapat mencakup sifat-sifat terpuji seseorang dalam berperilaku.

Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai, kebiasaan- kebiasaan kepada seseorang (peserta didik) sehingga terbentuk kepribadian yang berakhlak mulia.

2. Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror

Pembacaan kitab Maulid Simtudduror merupakan pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW yang dikarang oleh Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsy yang mana dalam pelaksanaannya diirimgi dengan alunan musik Al-banjari dan syair-syair shalawat kepada Rosulullah SAW. Penulis disini bermaksud untuk mendeskripsikan nilai- nilai pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan maulid Simtud Duror di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan berisikan tentang gambaran secara singkat mengenai hal yang berkaitan dalam kerangka penulisan skripsi dan pembahasan skripsi yang nantinya akan dapat memberikan pemahaman

(25)

sekilas bagi penulis dan pembaca karya tulis ini, sistematika tersebut terdiri dari :

BAB I membahas tentang pendahuluan yang merupakan dasar dalam penelitian yang terdiri dari sub-sub bab yaitu konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,definisi istilah, serta sistematika penelitian.

BAB II membahas tentang kajian kepustakaan, dalam bab ini berisi tentang ringkasan kajian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini, serta memuat tentang kajian teori.

BAB III membahas tentang metodologi penelitian, dalam bab ini berisi tentang metode yang digunakan peneliti, yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB IV membahas tentang penajian data dan analisis yang di dalamnya berisikan gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, serta pembahasan temuan dalam penelitian yang dilakukan.

BAB V yakni penutup, kesimpulan dan saran. Dalam bab terakhir ini ditarik kesimpulan yang ada setelah proses di bab-bab sebelumnya yang kemudian menjadi sebuah hasil atau analisa dari permasalahan yang di teliti.

Kemudian dilanjutkan dengan saran-saran untuk pihak-pihak yang terkait di dalam penelitian ini secara khusus ataupun pihak-pihak yang membutuhkan secara umum.

(26)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Berikut ini peneliti sajikan beberapa penelitihan terdahulu yang bertujuan untuk meperoleh bahan perbandingan dan sebagai bahan acuan.

Peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian ini :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Hilato pada tahun 2021 program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon dengan judul “ Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA 1 Di SMA Negeri 13 Ambon”. Dalam skripsinya, Hasil penelitian menunjukkan (1) proses penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam melalui pembinaan di kelas maupun di luar kelas tentang etika pergaulan dan juga kebiasaan yang baik. Dimana dalam pembinaan tersebut mampu memberikan acuan bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan nilai pendidikan akhlak terhadap peserta didiknya yaitu tentang nilai religius, jujur, toleransi, disiplin dan juga tanggung jawab sudah berjalan dengan baik. Kemudian (2) faktor pendukung dalam penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, antara lain adanya kurikulum 2013 yang mendukung proses pembelajaran, tenaga pendidik dan warga sekolah, serta sarana prasana

(27)

yang menunjang. Untuk faktor penghambat, yaitu belum maksimal peran dari beberapa orang tua di lingkungan keluarga dan perkembangan teknologi yang begitu pesat.9

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Saputra pada tahun 2020 program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto dengan judul

“Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Melalui Metode Pembiasaan Di MI Ma‟arif NU Al-Muttaqin Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga”. Dalam skripsinya, Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai akhlak melalui metode pembiasaan di MI Ma‟arif NU Al-Muttaqin Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar bertujuan untuk membina anak agar memliki kecerdasan intelektual, sosial dan spiritual dan menanamkan sedini mungkin nilai-nilai akhlak mulia dan budaya ahlussunnah kepada anak. Penanaman nilai-nilai akhlak melalui metode pembiasaan dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung yang terbagi kedalam tiga ruang lingkup hubungan akhlak yaitu: (1). Akhlak manusia kepada Allah SWT, berupa pembiasaan dalam praktek peribadatan seperti praktik wudhu, shalat dhuha dan dhuhur berjamaah, baca tulis al-Qur‟an dan hafalan Juz „amma, pembacaan yasin dan tahlil, ziarah kubur dan doa harian, (2). Akhlak manusia kepada sesama manusia, berupa pembiasaan senyum, salam dan salim, saling tolong menolong dan gotong royong, (3). Akhlak manusia kepada lingkungan, berupa

9 Fitria Hilato,” Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA 1 Di SMA Negeri 13 Ambon”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri Ambon, 2021). http://repository.iainambon.ac.id/1831/

(28)

pembiasaan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, merawat tumbuhan disekitar sekolah agar selalu terlihat asri sebagai manifestasi rasa syukur dan upaya menjaga kelestarian lingkungan.10

3. Penelitian yang dilakukan oleh Mila Ulfah Fadhila pada tahun 2020 Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dengan judul “Metode Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Pada Program Bina Diri Siswa Tunagrahita Di SDLB Wiyata Dharma 3 Ngaglik”. Dalam skripsinya, Hasil penelitian menunjukan bahwa metode penanaman nilai-nilai akhlak pada program bina diri siswa tunagrahita di SDLB Wiyata Dharma 3 Ngaglik adalah metode ceramah, teladan, pembiasaan, latihan, demostrasi, tugas, motivasi, nasehat, dan tanya jawab yang diterapkan pada program bina diri, seperti : program bina diri makan dan minum, membantu ibu di dapur, perawatan diri, berpakaian dan berhias diri, sikap bersahabat, dan keindahan ruangan rumah tangga dan sekitarnya. Adapun faktor penghambat dari segi internal sekolah adalah adanya minat dan mud siswa yang naik turun. Sedangkan, dari segi ekstenal sekolah yaitu adanya beberapa orang tua yang sibuk, sehingga tidak dapat secara maksimal ikut serta membantu dalam menjalankan program bina diri dengan mengarahkan anak-anaknya saat

10 Rizki Saputra, “Penanaman nilai-nilai akhlak melalui metode pembiasaan di MI Ma‟arif NU Al-Muttaqin Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2020).

http://repository.iainpurwokerto.ac.id/7334/1/Rizki%20Saputra_Penanaman%20Nilai- Nilai%20Akhlak%20Melalui%20Metode%20di%20MI%20Ma%27arif%20NU%20Al- Muttaqin%20Desa%20Ponjen%20Kecamatan%20Karanganyar%20~1

(29)

dirumah. Adapun faktor pendukung yaitu adanya prasarana yang memadai, dukungan orang tua baik sosial ataupun moral, dan antusias siswa yang tinggi.11

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Amira pada tahun 2019 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Barzanji Karangan Syaikh Ja‟far Al-Barzanji”.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan Dalam Kitab Al-Barzanji Karangan Syaikh Ja‟far Al-Barzanji adalah; 1). Perintah untuk menjaga keimanan dengan taat pada perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya., 2). Berbakti kepada orang tua dengan jalan menghormati, mematuhi, sebagai bagian dari mengharap ridho Allah SWT. 3).Menjaga akhlak dalam setiap pergaulan yang dijalaninya diantaranya dalam keluarga, kepada anak, istri, dan orang lain, dengan indikator sopan dalam bertutur kata, berperilaku, dan amanah dalam setiap tugas yang diberikan. 4). Menjadikan Rasul sebagai uswah khasanah (suri tauladan) dalam kehidupan sehari-hari, terutama didalam bidang aqidah, syariah, ibadah, dan muamalah. Relevansi yang bisa diambil dari nilai- nilai pendidikan akhlak didalam kitab ini dengan pendidikan Islam: 1).

Menjadikan perilaku Islam tidak berhenti pada ranah kognitif saja, namun juga pada sisi afektif, dan psikomotorik., 2). Mencetak generasi insan

11 Mila Ulfah Fadhila, “metode penanaman nilai-nilai akhlak pada program bina diri siswa tunagrahita di SDLB Wiyata Dharma 3 Ngaglik”. Skripsi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2020). https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/30825

(30)

kamil (pari purna) karena pengetahuan yang dimiliki berbanding lurus dengan akhlak yang terpuji (mahmudah) sebagaimana yang digambarkan dalam kitab Al-Barzanji.12

5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Abdul Aziz pada tahun 2021 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo dengan judul “Nilai-Nilai Akhlak Dalam Kitab Simtudduror Karya „Ali Bin Muhammad Bin Husein Al- Habsyi Dan Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Islam” Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang berada dalam kitab simtudduror dengan tujuan pendidikan islam memiliki keterkaitan antara keduanya sehingga nilai-nilai akhlak dalam kitab Maulid Simtudduror relevan dengan tujuan pendidikan Islam.13

Table 2.1

Persamaan Dan Perbedaan Penelitihan Terdahulu No Nama Peneliti, Judul

Dan Tahun Penelitian Persamaan Perbedaan

1 2 3 4

1. Fitria Hilato, 2021. “ Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA 1 Di SMA Negeri 13 Ambon”.

Mengkaji tentang Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dan Penelitian ini Menggunakan metode penelitian Kualititatif

Perbedaan terletak pada obyek yang diteliti dimana penelitian ini membahas tentang Penanaman Nilai- Nilai Pendidikan Akhlak Dalam

12 Nurul Amira, “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Barzanji Karangan

Syaikh Ja‟far Al-Barzanji”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2019).

http://erepository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6274/

13 Muhamad Abdul Aziz, “Nilai-Nilai Akhlak Dalam Kitab Simtudduror Karya „Ali Bin

Muhammad Bin Husein Al-Habsyi Dan Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Islam” , Skripsi Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2021).

http://etheses.iainponorogo.ac.id/14828/1/210316270_Muhamad%20Abdul%20Aziz_Pendidikan

%20Agama%20Islam

(31)

1 2 3 4 Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA 1 sementara penelitian yang akan dilakukan membahas

Penanaman Nilai- Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror 2. Rizki Saputra, 2020.

“Penanaman Nilai- Nilai Akhlak Melalui Metode Pembiasaan Di MI Ma‟arif NU Al- Muttaqin Desa Ponjen Kecamatan

Karanganyar Kabupaten Purbalingga”.

Mengkaji tentang Penanaman Nilai-Nilai Akhlak dan Penelitian ini Menggunakan metode penelitian Kualitatif

Pembahasan pada temuan ini terdapat perbedaan pada objek yang diteliti dimana penelitian ini membahas tentang Penanaman Nilai- Nilai Akhlak Melalui Metode Pembiasaan sementara penelitian yang akan dilakukan membahas

Penanaman Nilai- Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror 3. Mila Ulfah Fadhila,

2020. “Metode

Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Pada Program Bina Diri Siswa Tunagrahita Di SDLB Wiyata Dharma 3 Ngaglik”.

Mengkaji tentang Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Penelitian ini Menggunakan metode penelitian Kualitatif

Penelitian ini

membahas mengenai metode penanaman nilai-nilai akhlak yang diterapkan pada program bina diri siswa tunagrahita.

4. Nurul Amira, 2019.

“Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al- Barzanji Karangan Syaikh Ja‟far Al- Barzanji”.

Mengkaji tentang Nilai-Nilai akhlak.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kepustakaan (library research) dan

mengkaji tentang nilai-nilai pendidikan

(32)

1 2 3 4 akhlak yang terkandung dalam Kitab Al-Barzanji 5. Muhamad Abdul Aziz,

2021. “Nilai-Nilai Akhlak Dalam Kitab Simtudduror Karya „Ali Bin Muhammad Bin Husein Al-Habsyi Dan Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Islam”.

Variabel yang diteliti sama, yaitu Nilai- Nilai akhlak dan Kitab Maulid Simtudduror Karya

„Ali Bin Muhammad Bin Husein Al- Habsyi.

Peneltian ini

membahas relevansi dari nilai-nilai pendidikan akhlak terhadap tujuan pendidikan islam.

B. Kajian Teori

1. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak a. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai

Penanaman berasal dari kata “tanam” yang artinya menaruh, menaburkan (paham, ajaran dan sebagainya). Sedangkan penanaman itu sendiri berarti proses, atau suatu kegiatan atau cara, perbuatan menanamkan. 14Penanaman yang dimaksud adalah suatu cara atau proses untuk menanamkan suatu perbuatan sehingga apa yang diinginkan untuk ditanamkan akan tumbuh dalam diri seseorang.

Nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia, khususnya mengenai kebaikan dan tindak kebaikan suatu hal, Nilai artinya sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Menurut Thoha Chatib, nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, bukan benda konkrit, bukan fakta, bukan hanya persoalan benar dan salah yang menuntut

14 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penanaman.

(33)

pembuktian empririk, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki, disenangi, dan tidak disenangi.15

Sedangkan Menurut Zaim El-Mubarok, secara garis besar nilai di bagi dalam dua kelompok; pertama, nilai nurani (values of being) yaitu nilai yang ada dalam diri manusia dan kemudian nilai tersebut berkembang menjadi perilaku serta tata cara bagaimana kita memperlakukan orang lain. Yang termasuk dalam nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta damai, potensi, disiplin, kemurnian. Kedua, nilai-nilai memberi (values of giving) adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan di terima sebanyak yang diberikan. Yang termasuk nilai-nilai memberi adalah setia, dapat di percaya, ramah, adil, murah hati, tidak egois, peka, dan penyayang.16

Berdasarkan beberapa definisi tentang nilai di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perilaku manusia tentang sesuatu yang baik dan buruk yang bisa di ukur oleh agama, tradisi, moral, etika dan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Dengan demikian, proses menanamkan prinsip-prinsip moral ke dalam jiwa seseorang itulah yang dimaksud dengan “penanaman nilai”.

Proses ini menghasilkan perilaku dan kepribadian sehari-hari seseorang

15 Tim Penyusun Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi

Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, (2020), Al-Hikmah: Jurnal Theosofi dan Peradaban Islam, Vol.2 No.1 , Hal 93. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/alhikmah

16 Niken Ristianah, (2020), Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman Perspektif Sosial Kemasyarakatan Darajat: Jurnal PAI Vol.3 No. 1, Hal 3. https://ejournal.iai- tabah.ac.id/index.php/Darajat/article/view/437

(34)

yang sesuai dengan norma-norma agama dan masyarakat.

b. Metode Penanaman Nilai-Nilai

Salah satu unsur pendidikan Islam yang tidak kalah pentingnya dengan unsur lainnya adalah meedote. Metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses penanaman pendidikan akhlak diantaranya yaitu :

1) Metode Keteladanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Keteladanan” dasar katanya teladan yaitu perbuatan atau barang yang dapat ditiru dan dicontoh. Keteladanan dalam pendidikan adalah cara yang paling efektif dan berhasil dalam mempersiapkan peserta didik dari segi akhlak, membentuk mental dan sosialnya. Disini guru menjadi panutan utama bagi peserta didik dalam segala hal, karena akan sulit untuk mencapai tujuan pendidikan tanpa seorang guru yang memberi contoh, pendekatan ini sangat membantu dalam menumbuhkan nilai- nilai moral pada peserta didik.

Metode keteladanan adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam proses pendidikan baik melalui perbuatan atau tingkah laku maupun perkataan yang dapat dijadikan panutan atau teladan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga

(35)

terbentuk karakter yang mulia.17 2) Metode Pembiasaan

Metode pembiaaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan.

Metode pembiasaan pada dasarnya ialah suatu usaha yang dilakukan oleh guru maupun orang tua untuk membentuk suatu hal, baik itu karakter ataupun perilaku anak agar menjadi lebih baik lagi.

3) Metode nasehat

Metode nasehat merupakan metode yang efektif dalam membentuk keimanan anak, akhlak, mental dan sosialnya, hal ini dikarenakan nasihat memiliki pengaruh yang besar untuk membuat anak mengerti tentang hakikat sesuatu dan memberinya kesadaran tentang prinsip-prinsip islam.

4) Metode Perhatian atau Pengawasan

Maksud dari metode perhatian atau pengawasan adalah senantiasa mencurahkan perhatian penuh dan mengikuti perkembangan anak dan mengawasinya dalam membentuk akidah, akhlak, mental, sosial dan juga terus mengecek keadaannya dalam pendidikan fisik dan intelektualnya.

5) Metode Hukuman

Metode hukuman merupakan suatu cara yang dapat

17 Napsen Efendi, “Implementasi Metode Penanaman Nilai Akhlak Pada Anak”

Vol. 2 No. 3

( Desember 2017) , Hal 603. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/annizom/article/wnload/

1835/1545

(36)

digunakan oleh guru dalam mendidik anak apabila penggunaan metode-metode yang lain tidak mampu membuat anak berubah menjadi lebih baik. Dalam menghukum anak, tidak hanya menggunakan pukulan saja, akan tetapi bisa menggunakan sesuatu yang bersifat mendidik.18

6) Metode reward dan punishment tanpa kekerasan

Dalam kamus bahasa inggris reward, diartikan sebagai hadiah. Hadiah secara etimologi merupakan pemberian penghargaan, penghormatan dan kenang-kenangan. Selanjutnya hadiah juga diartikan sebagai ganjaran. Ganjaran di sini dimaknai pemberian penghargaan atau sesuatu hal yang menyenangkan sebagai hadiah bagi siswa atas prestasi yang diraihnya, baik dalam belajar maupun dalam sikap perilaku. Dengan pemberian ganjaran diharapkan bisa memotivasi siswa lainnya serta agar siswa tersebut dapat mempertahankan dan meningkatkan hasil yang dicapainya sehingga dapat mencapai target pendidikan secara maksimal.19

Pemberian motivasi berupa penghargaan, pujian ataupun hadiah kepada anak, dapat menjadi salah satu latihan positif dalam proses pembentukan akhlak. Secara psikologis seseorang yang akan melakukan sesuatu pekerjaan membutuhkan sebuah motivasi atau dorongan.

18 Napsen Efendi, Implementasi Metode Penanaman Nilai Akhlak Pada Anak , Hal 604

19 Hairul Fauzi, Membentukan Akhlak Terpuji Peserta Didik Melalui Penerapan Reward

Dan Punishment, At-Ta‟lim : Jurnal Kajian Pendidikan Agama Islam, Volume 3 Edisi 1 (April 2021), Hal 73. www.ejournal.an-nadwah.ac.id.

(37)

Sedangkan punishment menurut Indakusuma adalah suatu tindakan hukuman yang diberikan oleh pendidik terhadap siswa sehingga timbul efek jera. Dengan demikian, siswa akan sadar dan berjanji tidak akan melakukan lagi. Hukuman digunakan karena adanya sebuah pelanggaran dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran secara berulang.

Namun perlu diperhatikan bahwa jiika hukuman perlu untuk diterapkan, maka harus diperhatikan dan dipikirkan secara matang agar hukuman yang diberikan bernar-benar mengandung nilai pendidikan. Dalam artian, hukuman yang diberikan mampu menumbuhkembangkan kepribadian anak. Selain itu juga hukuman yang diberikan, harus dilandasi dengan rasa cinta dan semata mata demi kebaikan anak.20

c. Pengertian Pendidikan Akhlak

Kata pendidikan akhlak merupakan dua rangkaian kata yang terdiri dari kata pendidikan dan akhlak. Sebelum peneliti menjelaskan mengenai pendidikan akhlak, terlebih dahulu akan peneliti jelaskan mengenai pengertian pendidikan, kemudian pengertian akhlak dan selanjutnya pengertian pendidikan akhlak yang merupakan penggabungan dari dua kata yaitu kata pendidikan dan kata akhlak.

20 Hairul Fauzi, Membentukan Akhlak Terpuji Peserta Didik Melalui Penerapan Reward

Dan Punishment, Hal 75.

(38)

Pendidikan merupakan bagian yang melekat dalam kehidupan.21 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.22

Pendidikan juga merupakan upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk terwujudnya proses belajar dan pembelajaran untuk mengembangkan potensi jasmani, rohani dan potensi lainnya, sehingga dapat berkembang dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor serta dapat hidup secara harmonis dalam hidup dan kehidupan.23

Dalam konteks islam istilah pendidikan telah dikenal dengan banyak istilah yang beragam yaitu “At-tarbiyah, At-ta‟lim dan At- ta‟dib”. Dari setiap istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda- beda, walaupun dalam beberapa hal mempunyai arti yang sama.

Tarbiyah” berasal dari kata “rabba yurabbiy tarbiyatan” yang berarti memelihara, mendidik dan mengasuh. Sedangkan “al-Ta‟lim” berasal

21 Munir Yusuh, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: LPK IAIN Palopo, 2018), Hal 7.

https://core.ac.uk/download/pdf/198238855.

22 Rahmat Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya”, (Medan:Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2019), Hal 23-24. http://repository .uinsu.ac.id/8064/1/Buku%20Ilmu%20Pendidikan%20Rahmat%20Hidayat%20%26%20Abdillah.

23 Hamengkubuwono, Ilmu Pendidikan Dan Teori-Teori Pendidikan, (Curup : CV. Karya Harzi Zitaq, 2016), Hal 5. http://repository.iaincurup.ac.id/59/

(39)

dari kata “„allama” yang berarti proses transisi ilmu pengetahuan atau sama dengan pengajaran, yang sering disebut dengan “transfer of knowledge”. Kata “al-Ta‟dib” berasal dari kata “Adaba” yang berarti bersopan santun dan beradab. Seseorang dalam menuntut ilmu harus mempunyai sopan santun agar ilmu yang sedang dipelajari bisa bermanfaat dan diridhoi oleh AllahTa‟ala.24

Dari uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan adalah segala upaya untuk mendidik, membimbing membina, membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi manusia yang berpotensi dan berakhlak mulia serta dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan dari sisi akhlak, secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari kata khuluq, yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat dan muru‟ah. Dengan demikian secara etimologi, akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti, watak, tabiat. 25

Adapun pengertian akhlak secara terminologi menurut Imam Ghazali, akhlak adalah hay‟at atau sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Ibnu Maskawaih juga memaparkan pandangannya mengenai pengertian dari

24 Suhartono dan Roidah Lina, Pendidikan Akhlak Dalam Islam, (Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2019), Hal 4-6.

http://repository.iainpurwokerto.ac.id/11783/1/Umi%20Faridatul%20Ngatiqoh_Nilai-

Nilai%20Pendidikan%20Akhlak%20Dalam%20Kitab%20na%E1%B9%A3%C5%8Di%E1%B8%

A5ul%20%27ib%C4%81d%20Karya%20Imam%20Nawawi%20Al-%20Bantani.

25 Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: AMZAH, 2019), Hal 1.

(40)

akhak, yaitu keadaaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja.26

Istilah akhlak sebenarnya merupakan istilah yang netral, yaitu mencakup pengertian baik dan buruk seseorang. Jika perbuatan yang dilakukan itu melahirkan perbuatan yang baik menurut pandangan akal dan syariat islam, maka disebut dengan istilah akhlak Mahmudah (akhlak terpuji). Namun jika perbuatan itu dapat melahirkan perbuatan yang buruk, maka disebut dengan akhlak Madzmumah (akhlak tercela).27

Dari beberapa pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan, akhlak adalah suatu kehendak yang melekat pada diri seseorang sehingga menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa pertimbangan apapun. Apabila perbuatan yang timbul sesuai dengan akal dan syariat islam maka disebut akhlak terpuji (akhlak Mahmudah), sedangkan perbuatan yang timbul tidak sesuai dengan akal dan syariat islam maka disebut akhlak yang tercela (akhlak madzmummah).

Dengan demikian, maka pendidikan akhlak adalah segala bentuk usaha yang dilakukan secara sadar untuk membina perkembangan

26 Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, Hal 3-4.

27 Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, Hal 6.

(41)

jasmani dan rohani sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan budi pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlak karimah).28

Berdasarkan definisi tentang pendidikan dan akhlak, peneliti mensimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan akhlak adalah usaha-usaha yang dilakukan individu maupun kelompok untuk mendidik, membina, membimbing, dan menanamkan nilai-nilai yang mengarahkan dalam berperilaku terpuji sehingga terbentuk manusia yang tidak hanya ber-intelektual akan tetapi juga mempunyai budi pekerti yang tertanam dalam jiwanya.

d. Macam – Macam Akhlak

1) Akhlak Terpuji (Akhlak Mahmudah)

Secara etimologi, akhlak “mahmudah” adalah akhlak yang terpuji. Muhmudah merupakan bentuk “maf‟ul” dari kata hamida, yang berarti dipuji. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji disebut pula dengan “akhlaq al-karima” (akhlak mulia), atau “al-akhlaq al- munjiyat” (akhlak yang menyelamatkan pelakunya).

Adapun mengenai pengertian akhlak mahmudah secara terminologi, para ulama berbeda pendapat. Berikut ini dikemukakan beberapa penjelasan tentang pengertian akhlak mahmudah atau akhlak terpuji. Menurut Al-Ghazali, akhak terpuji merupakan

28 Resiana, Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang Terkandung Dalam Surah Al- Luqman, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,2019), Hal 14.

http://repository.uinjambi.ac.id/1648/1/RESIANA%2C%20TP151449%2C%20Pendidikan%20Ag ama%20Islam%20-%20Resiana%20Resi.

(42)

sumber ketaatan dan kedekatan kepada Allah SWT, sehingga mempelajari dan mengamalkannya merupakan kewajiban individual setiap muslim.

Menurut Ibnu Qayyim, pangkal akhlak terpuji adalah ketundukan dan keinginan yang tinggi. Sifat-sifat terpuji, menurutnya berpangkal dari kedua hal tersebut. Ia memberikan gambaran tentang bumi yang tunduk pada ketentuan Allah SWT.

Ketika air menimpanya, bumi merespon dengan kesuburan dan menumbuhkan tanaman-tanaman yang indah. Demikian pula manusia, tatkala diliputi rasa ketundukan kepada Allah SWT, kemudian turun taufik dari Allah SWT, ia akan meresponnya sifat- sifat terpuji.

Menurut Abu Dawud As-Sijistani, akhlak terpuji adalah perbuatan-perbuatan yang disenangi, sedangkan akhlak tercela adalah perbuatan-perbuatan yang harus dihidari.

Jadi, yang dimaksud dengan akhlak mahmudah adalah perilaku manusia yang baik dan disenangi menurut individu maupun sosial, serta sesuai dengan ajaran yang bersumber dari Tuhan.

2) Akhlak Tercela (Akhlak Madzmumah)

Secara etimologi, kata “madzmumah” berasal dari bahasa Arab yang artinya tercela. Oleh karena itu, akhlak madzmumah artinya akhlak tercela. Istilah akhlak madzmumah digunakan dalam beberapa kitab akhlak, seperti “ihya‟ Ulumuddin” dan “Ar-Risalah

(43)

Al-Qusyairiyyah”.

Semua bentuk perbuatan yang bertentangan dengan akhlak terpuji, disebut akhlak tercela. Akhlak tercela merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan seseorang, dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia. Akhlak tercela juga menumbulkan orang lain merasa tidak suka terhadap perbuatan tersebut.

Akhlak tercela adalah akhlak yang bertentangan dengan perintah Allah SWT. Dengan demikian, pelakunya mendapat dosa karena mengabaikan perintah Allah SWT. Akhlak tercela merupakan perilaku yang tidak baik. Oleh karena itu, perilaku ini harus dijauhi karena tidak membawa manfaat bagi pelakunya.

e. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Ajaran-ajaran agama Islam, merupakan tuntunan yang ditujukan kepada manusia agar hidup di dunia menurut aturan norma yang terpuji. Akhlak dalam ajaran islam memiliki kandungan untuk berbuat baik dan terpuji. 29Karena itu, ruang lingkup pendidikan akhlak tidak terlepas dari perbuatan-perbuatan yang terpuji, baik hubugannya dengan Allah SWT sebagai hablunminallah (interaksi vertikal) dan hubungannya dengan makhuk Allah SWT sebagai hablunminannas (interaksi horizontal).

29 Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: AMZAH, 2019), 181.

(44)

Akhlak mempunyai ruang lingkup yang secara khusus berkaitan dengan pola hubungan. Pola hubungan yang dimaksud dalam akhlak adalah sebagai berikut:30

1) Akhlak terhadap Allah SWT

Akhlak terhadap Allah SWT merupakan sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk terhadap Khaliknya. Di antara akhlak mulia kepada Allah SWT adalah:

a) Mentauhidkan Allah SWT

Tauhid adalah menegaskan Allah SWT, mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Dasar agama slam adalah iman kepada Allah SWT Yang Maha Esa, yang disebut dengan tauhid. Tauhid dapat berupa pengakuan bahwa Allah SWT satu-satunya yang memiliki sifat “rububiyah dan uluhiyah”, serta kemampuan nama dan sifat.

b) Taubat

Taubat adalah sikap menyesali perbuatan buruk yang pernah dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta menggantinya dengan perbuatan baik. Jika seseorang yang bersalah melakukan taubat dan berkomitmen untuk tidak melakukan perbuatan salah lagi, Allah SWT akan mengampuni kesalahan tersebut.

30 Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak , Hal 183

(45)

c) Husnuzhan (baik sangka) kepada Allah SWT

Husnudzon terhadap Allah SWT merupakan salah satu akhlak terpuji. Diantara ciri Akhlak terpuji ini, adalah ketaatan yang sungguh-sungguh kepada-Nya. Karena sesungguhnya, apa yang ditentukan oleh Allah SWT kepada seorang hamba, adalah jalan terbaik baginya. Allah SWT itu tergantung kepada prasangka hamba-Nya.

d) Dzikrullah (mengingat Allah SWT)

Secara etimologi, dzikir berakar dari kata “dzakara

yang artinya mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti, dan ingatan.

Biasanya perilaku dzikir diperlihatkan orang hanya dalam bentuk renugan sambil duduk dengan membaca bacaan-bacaan tertentu. Sedangkan dalam pengertian terminologi dzikir sering dimaknai sebagai suatu amal ucapan atau amal qauliyah melalui bacaan-bacaan tertentu untuk mengingat Allah SWT.

Dzikir kepada Allah SWT (dzikrullah) secara sederhana dapat diartikan ingat kepada Allah SWT atau menyebut nama Allah SWT secara berulang-ulang. Dzikir dalam pengertian mengingat Allah SWT sebaiknya dilakukan setiap saat baik secara lisan maupun dalam hati. Dimanapun kita berada, sebaiknya selalu ingat kepada Allah SWT sehingga kita dihadapan Allah SWT merasa malu akan berbuat dosa dan

(46)

maksiat kepadanya.

e) Tawakal atau menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT Tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT setelah berbuat semaksimal mungkin, untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu, syarat utaa bagi seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu yang diharapkannya, ialah harus berusaha sekuat tenaga, kemudian menyerahkan ketentuannya kepada Allah SWT, dengan cara demikian, manusia dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya.

2) Akhlak terhadap Rasulullah

Nabi Muhammad adalah nabi utusan Allah SWT yang harus dimuliakan oeh seluruh umat islam. Beliau diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia hingga hari kiamat. Kedatangan beliau sebagai utusan Allah SWT merupakan rahmat bagi seluruh alam atau “rahmatan lil‟alamin”. Diantara akhlak kepada Allah SWT sebagai berikut:31

a) Mengikuti dan menaati Rosulullah SAW

Di antara akhlak kepada Rosulullah SAW adalah mengikuti dan menaati apa yang diperintahkan dan diajarkan kepada Rosulullah SAW. Mengikuti Rosulullah SAW dan menaati Rosulullah SAW adalah salah satu bukti bahwa

31 Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak , Hal 193.

(47)

seseorang mencintai Allah SWT.

Mengikuti dan menaati Rosulullah SAW berarti juga mengikuti jalan dan petunjuk dan ajaran yang disampaikan Rosulullah SAW. Petunjuk dan ajaran Rosulullah SAW terdapat dalam Al-Qur‟an dan sunnah. Dua warisan itu yang ditinggalkan Rosulullah SAW untuk umat manusia, yang apabila selalu berpegang teguh kepada keduanya, maka umat manusia tidak akan tersesat selama-lamanya.

b) Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rosulullah SAW Di samping menjalankan petunjuk dan tuntunan Rosulullah SAW, mencintai Rosulullah SAW juga dapat di buktikan dengan mendoakan Rosulullah SAW, yaitu dengan membaca sholawat sholawat dan salam kepada Rosulullah SAW, maka seseorang telah mencintai beliau, karena membaca sholawat dan salam adalah mendoakan, menyebut, dan juga mencintai Rosulullah SAW. Bahkan Allah SWT dan para malaikat-Nya juga mengucapkan sholawat kepada Rosulullah SAW. Bahkan Allah SWT dan para malaikat-Nya juga mengucapkan shalawat kepada Rosulullah SAW dalam QS. Al – Ahzab ayat 56 :





























Artinya

:

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya
(48)

bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab : 56).32

3) Akhlak terhadap diri sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani maupun rohani. Menurut Samsul Munir Amin diantara akhlak terhadap diri sendiri adalah:33

a) Sabar

Sabar menurut terminologi adalah keadaan jiwa yang kokoh, stabil, dan konsekuen dalam pendirian. Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak berubah bagaimnapun berat tantangan yang di hadapi.

Menurut Athaillah, sabar adalah tabah menghadapi cbaan dengan penuh kesopanan. Di pihak lain, Al-Qusyairi menyebutkan bahwa sabar adalah lebur (fana) dalam cobaan, tanpa menampakkan keluhan sedikitpun. Sikap sabar dilandasi oleh anggapan bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan iradah Tuhan.

b) Syukur

Syukur diperlukan adalah membuka dan menyatakan.

Adapaun menurut terminologi adalah menggunakan nikmat Allah SWT untuk taat kepada Allah SWT dan tidak

32 Departemen Agama RI, Al Qur‟an Al Kari

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu  ...............................16  Tabel 4.1 Hasil Temuan ....................................................................................
Gambar 4.1 Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror  ..........................................72  Gambar 4.2 Pembacaan Mahallul Qiyam  ..........................................................74
Tabel 4.1  Data Temuan
Foto tampak depan Masjid Darul Muta‟allimin  MAN 1 Banyuwangi

Referensi

Dokumen terkait

م ةماعلا ديس رفعج دبعو ريدقلا نب دبع نمرلا نب يلع نب رمع نب فغيس فغيسلا ةماعلاو ديس دمح نب يدا نب نسح فغيسلا ةماعلاو ديس ماس نب ياص نب خيش فغيسلا ةماعلاو ديس يلع

Oleh sebab itu, penelitian ini dibatasai dengan hanya membahas beberapa bab yang terdapat di dalam Kitab Taqrib Karya Ahmad bin al-Husain bin Ahmad al-Isfhani yang dianggap

Habib Abdulah bin Abdul Qodir Bilfaqih (Malang) suatu ketika Beliau sakit dan hendak tidak menghadiri Haul Habib Husein bin Hadi Al Hamid (Brani) kemudian Beliau bermimpi bertemu

Setelah di uraikan seluruh rangka isi skripsi pada bab-bab sebelumnya yang membahas tentang manajemen wisata religi pada Makam Keturunan Habib Ali al-Habsyi di

Beberapa hal yang akan disampaikan dalm penelitian ini adalah: (1) Latar belakang Al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al- Haddad, (2) Konsep pendidikan

Nilai-nilai pendidikan tauhid dalam kitab Sullam At-Taufiq karya Syaikh Sayyid Abdullah bin Husain bin Thahir yang dapat penulis paparkan, yaitu pertama, nilai ilahiyah

Dengan batasan-batasan istilah diatas, maka yang dimaksud dari judul penelitian ini Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Cinta Rasul yang terkandung dalam kitab Maulid Shimthu’d-Durar adalah

Abdurahman Al-Habsyi said: "Before making a pilgrimage to the tomb of Habib Abdurrahman Abdullah, people would start with wudu to clean themselves from hadast and minor impurities