• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan Data

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah atau cara yang dilakukan oleh peneliti guna memperoleh data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Agar penelitian ini berjalan dengan baik, maka peneliti menentukan teknik pengumpulan data, adapun beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik atau cara untuk memperoleh data dengan cara yang sistematis terhadap objek penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung. Observasi yang dilakukan oleh peneliti di sini dilakukan dengan cara peneliti mendatangi lokasi penelitian secara langsung dan melihat dengan mata dan kepala sendiri mengenai fenomena yang terjadi, mendengar, dan kemudian mencatat serta menganalisis.

Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi pasif, yaitu peneliti tidak ikut andil dalam kegiatan yang dilakukan. Peneliti hanya mengamati dan mencatat mengenai objek penelitian.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data yang riil tentang bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Habib Ali bin Muhammad Bin Husain Al Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

Adapun data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik observasi antara lain:

1. Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror adalah program yang di jalankan oleh Madrasah Aliyah Negerti 1 Banyuwangi dalam rangka menanamkan nilai-nilai pendidikan Akhlak. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pembacaan sholawat dan syair-syair pujian terhadap Rosulullah SAW yang juga diiringi dengan kesenian musik hadrah al-banjari.

2. Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror dilaksanakan di Masjid Darul Muta‟allimin Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi dan di ikuti oleh seluruh peserta didik Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

3. Kegiatan pembacaan Kitab Maulid simtudduror karya Al-Habib Ali bin Muhammad bin HusainAl-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1 banyuwangi dilaksanakan setiap hari jumat pagi tepatnya pada pukul 06.30 hingga pukul 07.30 WIB. Kegiatan tersebut di awali dengan pembacaan Tawassul kepada Nabi Muhammad dan di akhiri dengan doa penutup.

4. Kitab Maulid Simtudduror berisi tentang kisah kelahiran manusia paling mulia dan menjadi suri tauladan yakni Nabi Muhammad SAW beserta akhlak-akhlak, sifat-sifat, dan juga riwayat hidupnya.

Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror diadakan dalam rangka untuk menanamkan nilai pendidikan akhlak kepada peserta

didik madrasah melalui kandungan Kitab tersebut.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara ialah proses interaksi atau kegaiatn tanya jawab antara pewawancara dengan sumber informasi atau orang yang diwawancarai yang dilakukan melalui komunikasi langsung untuk memperoleh suatu informasi.49

Teknik wawancara yang dipakai oleh peneliti menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur. Jenis wawancara tidak terstruktur ini merupakan merupakan wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan di tanyakan.50

Dalam hal ini wawancara digunakan untuk dapat memperoleh data tentang Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Habib Ali bin Muhammad Bin Husain Al Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

Adapun data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik wawancara antara lain:

49 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, Hal 372.

50 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualtati dan R&D (Bandung : Alfabeta), Hal 306.

a. Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror merupakan upaya yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak kepada peserta didik, adapaun nilai-nilai pendidikan akhlak yang di tanamkan dalam kegiatan tersebut yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada Rosulullah, dan akhlak kepada sesama manusia.

b. Metode yang digunakan dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror yaitu metode keteladanan dengan guru memberikan contoh teladan yang baik kepada peserta didik dan metode pembiasaan dengan membiasakan peserta didik bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

c. Dukungan dan fasilitas yang di berikan oleh pihak madrasah dan kerjasama guru demi kelancaran kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror merupakan faktor pendukung dalam menanamkan nilai- nilai pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror. Selain itu, motivasi dan tekad siswa untuk selalu berbuat baik dapat mempermudah guru dalam menanamkan nilai- nilai pendidikan akhlak.

d. Ada beberapa faktor penghambat dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror yaitu masih ada peserta didik yang mengobrol dan aktif bermain handphone ketika kegiatan berlangsung sehingga terjadi ketidakfokusan dalam mengikuti kegiatan tersebut.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang- barang tertulis.51 Teknik Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan mengumpulkan data-data tertulis atau cetak, yang berbentuk tulisan, gambar, rekaman yang diabadikan selama wawancara berlangsung dan catatan lain yang berhubungan dengan pokok persoalan tentang hal yang diteliti.

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ini merupakan pelengkap dari teknik wawancara dan observasi. Dengan teknik dokumentasi ini peneliti dapat memperoleh foto atau gambar sehingga dapat memperkuat hasil yang diperoleh. Adapun dokumen yang diperoleh dari penelitian ini yakni sebagai berikut: dokumentasi berupa gambar, tulisan, data, dan arsip dalam bentuk berkas yang berkaitan dengan penelitian.

Adapun data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik dokumentasi antara lain:

a. Dokumen Profil Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

b. Dokumen Visi Misi Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

c. Data pendidik dan kependidikan Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

d. Data jumlah siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

51 Hardani et al., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu,2020),149.https://www.researchgate.net/profile/HardaniHardani/publication/340021548_Buk u_Metode_Penelitian_Kualitatif_Kuantitatif/links/5e72e011299bf1571848ba20/Buku-Metode- Penelitian-Kualitatif-Kuantitatif.pdf

e. Data sarana prasarana Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

f. Foto-foto pelaksanaan kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses pengolahan data secara sistematis yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi, serta mengklasifikasi data ke dalam beberapa kategori. Data yang dihasilkan kemudian diubah menjadi satuan sintetis. Sehingga data yang dihasilkan dapat dibentuk dan dipilah untuk dipelajari, digunakan dan digunakan dalam penelitian. Hasil dari proses analisis data diharapkan dapat memberikan kesimpulan yang mudah dipahami oleh peneliti dan orang lain.52

`Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan karena tidak terlibat di lapangan, selama dan setelah selesai lapangan, tetapi difokuskan pada analisis data kualitatif selama proses penelitian lapangan beserta pengumpulan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam peelitian ini adalah teknik analisis model interaktif Miles, Huberman, dan Saldana.53 Komponen dalam analisis data Miles Huberman dan Saldana sebagai berikut:

1. Kondensasi Data

Adapun Kondensasi data merupakan proses menyeleksi, memilih ,menyederhanakan, mengabstrakkan dan menginformasikan data yang mendekati keseluruhan bagian catatan-catatan lapangan yang berbentuk

52 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2019) hal 320.

53 Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldana, Qualitative Data Analysis (USA: SAGE Publishing, 2014), Hal 12 – 14.

tulisan, hasil wawancara, dokumen-dokumen dan materi empiris lainnya.

Menurut Miles dan Huberman, kondensasi merujuk kepada proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksi dan mentransformasi data yang terdapat pada catatan lapangan maupun transkip. Dalam penelitian ini diantaranya:

a. Selecting, peneliti harus dapat menentukan data yang digunakan dan tidak digunakan.

b. Focusing, peneliti harus memberikan perhatian lebih pada data-data yang penting.

c. Simplifying, peneliti harus menyederhanakan terhadap data agar mudah dipahami.

d. Abstracting, Peneliti memberikan gambaran secara umum atau gambaran ketika menampilkan data.

e. Transforming, mendeskripsikan gambaran umum ke dalam bentuk tampilan data yang mudah dipahami.54

2. Penyajian Data

Data display adalah sekumpulan informasi yang tersusun dengan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian, kita dapat memahami apa yang seharusnya di lakukan. Peneliti ini menyajikan data berupa deskriptif atau menjabarkan data mengenai Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al-Habib

54 Morison, Riset Penelitian (Jakarta: Prenada Media Group, 2019), hlm 19-20.

Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

Penyajian data pada tahap ini peneliti mengorganisasikan data yang didapat, apabila data sesuai dengan fokus penelitian maka peneliti menggabungkan data terebut ke dalam Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Kemudian, peneliti menguraikan hasil isi dari data tersebut.

Tahap berikutnya, peneliti memahami informasi data yang telah terkumpul untuk kemudian dianalisis dan di koreksi kembali apakah data- data tersebut telah sesuai dengan yang peneliti inginkan ataukah peneliti mengambil tindakan kembali hasil dari data yang telah tersaji terkait Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

3. Verifying Conclusions

Tahap ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak disertai dengan bukti- bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung bukti-bukti yang kuat saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.55

Pada tahap ini, setelah data-data telah terkumpul dan dikoreksi dengan teliti, sesuai dengan fokus penelitian ini dan telah diverifikasi maka tahap akhir peneliti memberi kesimpulan tentang Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

F. Keabsahan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi adalah cara untuk menguji keabsahan data yang memanfaatkan data yang lain dan mengecualikan data yang sudah ada.

Triangulasi bertujuan verifikasi atau untuk perbandingan data dengan data lain. Alasan peneliti menggunakan triangulasi karena peneliti ingin mengecek temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber.

1. Triangulasi sumber merupakan kegiatan membandingkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.56 Dalam hal ini, peneliti berusaha membandingkan data dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah, bidang keagamaan, koordinator kegiatan, guru,, peserta didik.

2. Triangulasi teknis adalah memeriksa keabsahan data dari sumber yang sama dengan menggunakan metode yang berbeda..57 Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi dan diperkuat

55 Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldana, Qualitative Data Analysis (USA: SAGE Publishing, 2014), 15 & 16

56 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2019) hal 369.

57 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hal 369.

dengan data dokumentasi.

Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik adalah karena data yang diperoleh peneliti benar atau sesuai dengan data yang peneliti cari. Dengan demikian, data yang diperoleh harus diverifikasi menggunakan teknik triangulasi.

G. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam tahap penyelesaian penelitian ini, ada tiga tahapan yang dilalui oleh peneliti yaitu pra penelitian, penelitian, dan pasca penelitian. Tahap- tahap penelitian ialah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian a. Observasi

b. Mengidentifikasi masalah/keunikan

c. Pengajuan judul penelitian ke Dosen Pembimbing Akademik (DPA) d. Melakukan kegiatan pustaka yang sesuai dengan judul penelitian e. Menyusun rancangan penelitian diantaranya judul, konteks penelitian,

fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan metode pengumpulan data.

f. Menentukan informan g. Membuat matrik

h. Mengurus surat perizinan penelitian Penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

a. Memasuki lapangan

b. Konsultasi dengan pihak yang berwenang dan berkepentingan

c. Mengumpulkan data dan menganalisis 3. Tahap Penyusunan Laporan

a. Menyusun kerangka laporan hasil penelitian b. Menyusun laporan hasil penelitian

c. Ujian pertanggungjawaban hasil penelitian di dewan penguji.

66 BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

1. Profil MAN 1 Banyuwangi

Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi (MAN Banyuwangi) bermula dari Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri (SPIAIN) Situbondo. Dengan Surat Keputusan Menteri Agama No. 27 tahun 1980, tertanggal 31 Mei 1980, SPIAIN Situbondo di relokasi ke Banyuwangi menjadi Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi. Penerimaan siswa baru dimulai sejak tahun pelajaran 1979/1980 yang di prakarsai oleh Bapak Drs. H. Damin Nasar. Sejak keluarnya SK Menteri Agama tersebut, secara operasional Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Banyuwangi secara bertahap terus mengembangkan diri. Seiring dengan semangat dan antusiasme masyarakat terhadap madrasah,maka Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi secara bertahap mulai membuka kelas jauh (fillial) Tahun Pelajaran 1981/1982 di Parijatah Srono, Tahun Pelajaran 1982/1983 di Situbondo, Tahun Pelajaran 1983/1984 di Genteng.

Ketiga MAN Fillial tersebut sekarang sudah menjadi Madrasah Negeri yang berdiri sendiri, lepas dari Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi. Pada masa awal keberadaannya, sebagaimana madrasah belum memiliki gedung sendiri, sehingga kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada gedung pinjaman,dengan kronologis sebagai berikut : 1) Tahun Pelajaran 1979/1980 di MI Penataban Giri. 2) Tahun Pelajaran

1980/1981 di MI Roudlotul Ulum Panderejo . 3) Tahun Pelajaran 1981/1982 di kelas I dan II di SDN Kebalenan Banyuwangi, sedang kelas III di gedung sendiri di jalan ikan tengiri no. 02 Sobo, Banyuwangi.

Masa kepemimpinan di MAN 1 Banyuwangi:

a. Tahun 1979-1981: Drs. H. Damin Nasar.

b. Tahun 1981-1990: Drs. H. Anies Malady.

c. Tahun 1990-1995: Drs. H. Dulhalim.

d. Tahun 1995-2002: Drs. H. Mursid.

e. Tahun 2003-2008: Drs. H. Sumiraan.

f. Tahun 2008-2010: H. Choirul Anam, S.H.,M.Pd.I g. Tahun 2010-2011: Drs. H. Kosim, M.Pd.I

h. Tahun 2011-2012: H. Hairomi Hasyim, M.Pd.I.

i. Tahun 2012-2016: Drs. H. Moh Anwar, M.Pd.I j. Tahun 2016-2022: Drs. H. Saeroji, M.Ag

k. Tahun 2022 – sekarang: Drs. H. Abd. Hadi Suwito M.Pd

Pada tanggal 17 November 2017 Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan surat keputusan Menteri Agama nomor 673 Tahun 2016 tentang perubahan nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah negeri di Provinsi Jawa Timur, nama tersebut merubah Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi menjadi MAN 1 Banyuwangi. Namun perubahan nama tersebut mendoring juga peningkatan fasilitas, lingkungan, kenyamanan, dan meningkatkan mutu madrasah baik secara akdemik maupun non

akademik.58

2. Visi, Misi, dan Tujuan MAN 1 Banyuwangi

MAN 1 Banyuwangi mempunyai visi “Unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dilandasi Iman dan Taqwa serta berwawasan lingkungan”. Adapun Misi dari MAN 1 Banyuwangi yaitu:

a. Menumbuh kembangkan sikap, perilaku dan amaliah keagamaan Islam di madrasah.

b. Menumbuhkan semangat belajar ilmu keagamaan Islam.

c. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

d. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing yang sehat kepada seluruh warga madrasah baik dalam prestasi akademik maupun non akademik.

e. Mendorong, membantu dan memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minatnya, sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal dan memiliki daya saing yang tinggi.

f. Mengembangkan life skills dalam setiap aktivitas pendidikan.

g. Mengembangkan sikap kepekaan terhadap lingkungan.

h. Menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih dan indah.

58 MAN 1 Banyuwangi, studi dokumen profil lembaga, 09 September 2022.

i. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah, komite madrasah dan stakeholders dalam pengambilan keputusan.

j. Mewujudkan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

B. Penyajian dan Analisis Data

Penyajian dan analisis data memuat tentang uraian data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan seperti pada bab III. Uraian ini terdiri atas deskripsi data yang disajikan dengan topik yang sesuai dengan penelitian.

Selanjutnya peneliti akan sajikan data tentang penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi, data yang dapat disajikan sebagai berikut : 1. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Yang Terkandung Dalam Kegiatan

Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

Pendidikan Akhlak merupakan upaya yang dilakukan untuk membina, mendidik, membimbing dan menanamkan nilai-nilai yang mengarahkan dalam berprilaku terpuji, baik kepada Allah SWT, sesama manusia maupun diri sendiri yang berguna untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan akhlak, karena pada dasarnya tujuan pendidikan dalam islam adalah membentuk perilaku peserta didik menjadi lebih baik dan mulia. Hasil pendidikan yang baik, akan meghasilkan perilaku akhlak yang baik pula bagi peserta didik.

Akhlak sendiri merupakan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang telah melekat pada diri seseorang. Akhlak sebagai nilai moralitas dalam Islam memberikan peran penting bagi kehidupan, baik yang bersifat individual maupun kolektif.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi khususnya pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror, peneliti menemukan beberapa nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kegiatan tersebut. Peneliti akan menjabarkan nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat di temui dalam kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror di Madrasah Aliya Negeri 1 Banyuwangi, yaitu :

a. Dzikrullah

Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror ada bukan tanpa alasan, Kegiatan tersebut di rancang dalam upaya menanamkan nilai- nilai pendidikan akhlak yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya yaitu dzikrullah (mengingat Allah SWT).

Menurut hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi, Bapak Abd. Hadi Suwito menuturkan bahwa:

Kegiatan itu (Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror) memang kami rancang dalam upaya membudayakan sholawatan di

kalangan siswa Madrasah, jika sholawatan itu sudah menjadi budaya, maka harapannya siswa itu bisa mengenali, mencintai sekaligus mencontoh perilaku akhlak yang ada pada diri Rosulullah SAW. Otomatis jika sudah mencintai Rosulullah SAW pasti akan selalu ingat dengan Allah SWT. 59

Berdasarkan wawancara diatas bahwa kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror merupakan budaya yang sudah diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi. Bapak Abd. Hadi Suwito selaku kepala madrasah juga menyampaikan bahwa budaya ini semata- mata unuk mengajarkan peserta didik lebih mengenal dan mencintai Rasulullah terutama akhlak yang ada pada diri Rasulullah, beliau menambahkan jika sudah mencintai Rasul maka secara otomatis peserta didik akan selalu mengingat Allah SWT.

Dzikrullah atau mengingat Allah SWT dalam kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror dapat di lihat ketika pembacaan rawi yang di bacakan oleh salah satu peserta didik pada teks Kitab Maulid Simtudduror. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak Achmad Rizki Maulana selaku koordinator kegiatan pembacaan maulid kitab simtudduror, beliau mengatakan :

bacaan Alhamdulillahil qowiyyi sulthonuh. al-wadlihi burhanuh.

al-mabsuthi fil wujudi karomuhu wa ihsanuh. Rawi yang kita baca itu merupakan bentuk iman kita kepada Allah SWT dan itu merupakan tanda bahwa kita selalu ingat kepada Allah SWT.60 Berdasarkan uraian wawancara di atas bahwa ada salah satu bacaan teks Kitab Maulid Simtudduror yang setiap hari jum‟at dibaca oleh peserta didik memiliki makna bacaan bahwa bentuk iman kita

59 Bapak Abd. Hadi Suwito, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 9 September 2022

60 Bapak Ahmad Rizki Maulana, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 30 September 2022

kepada Allah SWT Merupakan tanda bahwa kita selalu mengingat Allah SWT. Adapun bacaan tersebut Alhamdulillahil qowiyyi sulthonuh. al-wadlihi burhanuh. al-mabsuthi fil wujudi karomuhu wa ihsanuh. ta‟ala majduhu wa „adzhuma syanuh yang artinya “Dengan nama Allah SWT maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah SWT yang amat teguh kekuasaan-Nya. Terbentang luas kedermawanan dan kemurahan-Nya. Maha tinggi kemuliaann-nya, Maha Agung kedudukan-Nya.

Gambar 4.1

Peserta didik melakukan dan membacakan teks Kitab Maulid Simtudduror61

b. Mahabbah (Rasa Cinta terhadap Rosulullah SAW)

Sebagai seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Roslullah SAW, karena implementasi akhlak dalam islam merupakan karakter pribadi Nabi Muhammad SAW, sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat terpuji dan merupakan contoh teladan terbaik bagi seluruh umat muslim,

61 Dokumen Foto Pelaksanaan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror, Banyuwangi, 9 September 2022

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Akhmad Musollin sebagai Bidang Keagamaan MAN 1 Banyuwangi, mengatakan :

Peserta didik harus memiliki sosok figur yang semestinya dicontoh, siapa ? ya Nabi Muhammad. Karena nabi Muhammad merupakan suri tauladan yang seharusnya di contoh oleh peserta didik. Maka dari itu kita kenalkan melalui kegiatan pembacaan maulid simtudduror, dengan itu peserta didik dapat mencintai Rosulullah SAW.62

Berdasarkan wawancara di atas bahwa penting bagi peserta didik memiliki sosok panutan yang dapat mengarahkan ke hal - hal yang terpuji. Menurut Bapak Akhmad Musollin, Nabi Muhammad merupakan sosok figur yang semestinya diteladani oleh peserta didik, karena Nabi Muhammad merupakan suri tauladan bagi umat muslim, dengan adanya kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror ini menjadi sarana peserta didik untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad sehingga tumbuh rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini juga diungkapkan oleh Affan Arifani sebagai peserta didik, mengatakan bahwa:

Aku merasa senang dengan adanya kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror rutin setiap hari jumat, Soale iku iso menambahkan rasa cinta kepada kanjeng Nabi Muhammad, opo maneh waktu moco Mahallul Qiyam iku rasane menghayati banget, 63

Hasil wawancara ini senada dengan wawancara kepada Fatihah Naufala Yusifatul Azizah seabagai peserta didik, mengatakan bahwa :

Sholawatan rutin seminggu sekali sudah menjadi ciri khas mansawangi, nah aku bisa merasakan kerinduan dan kecintaan kepada kanjeng nabi Muhammad SAW terus kalo sudah selesai

62 Bapak Akhmad Musollin, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 16 September 2022.

63 Affan Arifani, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi, 27 Oktober 2022

Dokumen terkait