PENGARUH STRATEGI RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR IPS (SOSIOLOGI) SISWA
di SMP NUSANTARA PLUS KELAS VIII
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana
Disusun Oleh:
Khoirul Muttaqin
NIM : 109015000151
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIEF HIDAYATULLAH
PENGARUH STRATEGI
RESOURCE BASEDLEARNI|YG
TERHADAP HASIL BELAJAR
IPS(SOSIOLOGI)
SISWA
SMPNUSANTARA
PLUSKELAS VIII
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Pendidikan (S-1)
Oleh:
KHOIRUL MUTTAQIN NIM.10901s000151
Di Bawah Bimbingan
,[l,/M
CUT DHIEN NOURWAHIDA. M.A NIP. 1 979t22t200801201 6
JURLTSAN
PENDIDIKAN
ILMU
PENGETAHUAN
SOSIAI
FAKULTAS
ILMU
TARBIYAH DAN I(EGURUAN
UIN SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
.:r:uI L.F
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASAH
Skripsi berjudul Pengaruh Strategi Resource Basecl Learning terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP Nusantara Plus Kelas
VIII,
disusun oleh Khoirul Muttaqino NIM. 10901500015i, diajukan kepada Fakultas ilmu Tarbiyan danKeguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan telah dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah pada tanggal 08 Juli 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
sl
(S.pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial"Panitia Ujian
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)
Dr.Iwan Purwanto. M.Pd NIP. 19730424 200801
I 0t2
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)Drs. H. Syaripulloh. M.Si
NrP. 1 9670909 200701 1 033
Penguji I
Tri Hariawati. M. Si
Penguji II
Abd Roiak. M.Si
NrP.19690908 199603 1 004
Jakarta, Munaqasah
Tanggal
S:.fr..:.:ot'I
21 Agustus 2014
Tanda Tangan
€
...'..=k...
3-og-z
.t:1:1?11
L'3
-
l-'u..
ruan
,i. MA.Ph.D
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
NIM
Jurusan Fakultas
Khoirul Muttaqin
r 0901 s0001 5 I
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IpS) Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi
yang berjudul"
Pengaruh Strate gi Resource Based LearningTerhadap Hasil Belajar IPS Siswa di SMP Nusantara Plus Kelas VIII,,
merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata
(sI)
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisanini
telah sayacantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hudayatullah J akarta.
3. Jika
kemudian hari terbukti karyaini bukan
merupakan hasil karyasaya atau merupakan jiplakan dari orang lain, makan saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku
di
Universitas Islam Negeri SyariHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Juni 2014
i
ABSTRAK
Khoirul Muttaqin, Pengaruh Strategi Resource Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP Nusantara Plus Kelas VIII, Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi
resource based learning terhadap hasil belajar IPS siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian the post-test only control design.
Populasinya adalah seluruh siswa SMP Nusantara Plus, Ciputat dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling dimana sampel akan dibagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar IPS berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t.
Berdasarkanperhitungan uji-t menunjukkan thitung 2.81 dan ttabel 1.67 pada
taraf signifikansi 5% yang berarti thitung > ttabel (2.81 > 1.67), jadi hasil pengujian
hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan strategi
resource based learning terhadap hasil belajar IPS siswa. Rata-rata hasil belajar IPS siswa yang menggunakan strategi resource based lerning lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
ii
Khorul Muttaqin, influence of strategy Resource Based Learning corcern to social study result of Nusantara junior highschool’s student class VIII, Minithesis of Socual Education, Tarbiyah and Education Faculty, State Islamic University of Jakarta Syarif Hidayatullah.
This research as a purpose for knowing influence of using strategy Resource Based Learning concern to study result of social student. Method of research that used is qualitative research with method of quacy experiment and research design the post-test only control design.
The population is all of junior highschool’s student of Nusantara Plus,
Ciputat. The Sample taking that used is Purposive Sampling, this sample divide to two class: experiment and control class. The instrument that used is test of social study result concrete multiple choice (A, B, C, D). Technique data analysis that used in this research is Uji-t.
Based on counting of Uji-t shows 2,81 with amount of list 1,67 on the signification level 5% that means 2,81 > 1,67, so hypotheses testing result can be abstracted that there is influence of using strategy Resource Based Learning concern to study result of social student. The average of study result of social student who use strategy Resource Based Learning is higher from the average of study result of social student who is studied with conventional learning.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Syukur Alhamdulilah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis maka selesailah skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Strategi Resource Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP Nusantara Plus Kelas VIII”. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi manusia, dan semoga kita menjadi pengikutnya hingga nanti.
Selesainya skripsi ini tak lupa do’a dan kesungguhan hati, kerja keras serta
bantuan dari berbagai pihak baik saran maupun bantuan lainnya. Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan ini, dan lebih khusus ucapan terimakasih yang saya ucapkan kepada:
1. Nurlena Rifa’i MA.Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. dan Drs. H. Syaripulloh, M.Si., selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Cut Dhien Nourwahida. MA., selaku Dosen pembimbing skripsi, terimakasih atas segala bimbingan, saran, pengarahan, ilmu, waktu, serta motivasinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,
4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS, yang telah dengan sabar dan ikhlas mendidik penulis, sehingga ilmu yang diberikan kepada kepada penulis dapat bertambah dan bermanfaat.
5. Bapak Kepala SMP Nusantara Plus Cecep Setiawan, MA. dan Pak Siswandi, SE. Selaku guru mata pelajaran IPS siswa siswi SMP Nusantara Plus terutama Kelas VIII. 1 dan VIII. 4.
6. Bapak Ngalimin dan Ibu Sulastri, yang telah membesarkan penulis dengan penuh pengorbanan dan kasih sayang, serta senantiasa mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Kakak dan Adik, yang terus menanyakan kapan skripsi ini akan selesai, itupun memjadikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi 8. Mahbub Jaelani, S.Pd, terimkasih atas arahan yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesikan skripsi ini dengan baik.
9. Teman-teman penulis, Furqon, Cessna, Feri, Iqbal, Bayu , Ucup, Kober, DJ, Beles, Zaki, Gagap, Agung, Desi, Mubin, Rifki, Niken, Awang, dkk. 10.Teman-teman Seperjuangan di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
iv
12.Semua teman-teman seperjuangan Jurusan IPS angkatan 2009, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.
Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca umumnya. Semoga skipsi ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Alhamdulillahirrobil’Alamin
Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.
Jakarta, 02 Juni 2014 Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Hasil Penelitian ... 7
BAB II Kajian Teori ... 9
A. Hakikat Strategi Resource Based Learning ... 9
1. PengertianStrategi Pembelajaran ... 9
2. Pengertian Strategi Resource Based Learning ... 10
a. Pengertian ... 10
b. Karakteristik ... 12
c. Tujuan ... 15
d. Kelebihan dan Kekurangan ... 17
B. Hakekat dan Hasil Belajar ... 18
1. Pengertian Belajar ... 18
vi
1. Pengertian IPS ... 24
2. Karakteristik IPS ... 25
D. Penelitian Relevan ... 27
E. Kerangka Berfikir ... 29
F. Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32
B. Metode dan Desain Penelitian ... 32
C. Populasi dan Sample ... 33
D. Variabel Penelitian ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
F. Instrumen Penelitian ... 36
1. Kisi-kisi Soal Test ... 36
2. Lembar Observasi ... 45
3. Pedoman Wawancara ... 47
G. Instrumen Hasil Belajar ... 47
1. Uji Validitas ... 47
2. Uji Reliabilitas ... 48
3. Uji Tingkat Kesukaran ... 49
4. Penguju Daya Pembeda ... 51
H. Tekhnik Analisis Data ... 51
1. Tabel Distribusi Frekuensi ... 52
2. Mean ... 52
3. Median ... 53
4. Modus ... 53
5. Simpangan Baku ... 54
6. Uji Normalitas ... 54
7. Uji Homogenitas ... 55
vii
I. Hipotesis Statistik ... 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Profil SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan ... 58
1. Sejarah Singkat SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan .... 58
2. Visi, Misi, Kurikulum dan Alokasi Jam Belajar ... 61
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61
1. Hasil Uji Coba Instrumen Test... 62
2. Data Hasil Belajar ... 63
C. Pengujian Analisi Data ... 66
1. Uji Normalitas Data ... 66
2. Uji Homogenitas ... 67
D. Pengujian Hipotesis ... 68
E. Hasil Observasi ... 69
F. Hasil Wawancara ... 70
G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71
H. Keterbatasan Penelitian ... 76
BAB V PENUTUPAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
viii
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... ... 32
Tabel 3.2 Desain Kontrol yang Hanya Menggunakan Postest ... 33
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pretest ... 36
Tabel 3.4 Lembar Observasi ... 45
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... 47
Tabel 3.6 Kriteria Validitas Soal ... 48
Tabel 3.7 Kriteria Reabilitas Soal ... 49
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 50
Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda ... 51
Tabel 4.1 Daftar Pengajar SMP Nusantara Plus ... 59
Tabel 4.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 63
Tabel 4.3 Klasifikasi Daya Pembeda ... 63
Tabel 4.4 Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 64
Tabel 4.5 Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 64
Tabel 4.6 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 66
Tabel 4.7 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen ... 67
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 68
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 68
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Observasi : Lingkungan/Latar Kelas dalam Belajar
Mengajar IPS ... 82
Lampiran 2. Lembar Observasi : Pengamatan Pembelajaran IPS SMP Nusantara Plus ... 83
Lampiran 3 Lembar Observasi : Instrumen Penelitian Responden ... 85
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Siswa Observasi Awal ... 86
Lampiran 5 Hasil Wawancara Siswa Observasi Awal ... 87
Lampiran 6 Hasil Soal Valid ... 89
Lampiran 7 RPP Kelas Eksperimen ... 94
Lampiran 8 RPP Kelas Kontrol ... 111
Lampiran 9 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar ... 128
Lampiran 10 Pedoman Wawancara Siswa Setelah Pembelajaran ... 130
Lampiran 11 Pedoman Wawancara Guru Setelah Pembelajaran ... 131
Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Postest Kelas Eksperimen ... 132
Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Postest Kelas Kontrol ... 133
Lampiran 14 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, untuk Skor Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 135
Lampiran 15 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, untuk Skor Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 138
Lampiran 16 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, untuk Skor Hasil Postest Kelas Kontrol ... 142
Lampiran 17. Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, untuk Skor Hasil Postest Kelas Eksperimen ... 145
Lampiran 18. Uji Normalitas Data ... 148
Lampiran 19. Uji Homogenitas Data ... 150
1
A. Latarbelakang Masalah
Salah satu cita-cita kemerdekaan Indonesia adalah keinginan untuk
mencedaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945. Dengan cita-cita yang di tuangkan oleh pendiri
bangsa kita dalam UUD 1945 jelaslah bahwa para pendiri bangsa
menginginkan semua rakyat Indonesia cerdas dengan pendidikan, agar bisa
bersaing dengan negara-negara lain di dunia Internasional.
Pendidikan juga merupakan salah satu pilar kehidupan bangsa, masa
depan suatu masa depan suatu bangsa bisa diketahui melalui sejauh mana
komitmen masyarakat, bangsa, ataupun Negara dalam menyelenggarakan
pendidikan nasional. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan
besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena
dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Menurut sejarahnya “pendidikan adalah pemindahan isi kebudayaan
untuk menyempurnakan segala kecakapan anak-didik guna menghadapi
persoalan-persoalan dan harapan-harapan kebudayaan”.1
Menurut Prof. Richey, dalam buku Planning for Teaching, an Introduction to Education yang di kutip oleh Drs. M. Noor Syam dinyatakan:
The term “Education” refers to the broad function of preserving and iproving the life of the group trough bringing new member into its shared concerns. Education is thus a far broaded process than that which occurs in school. It is an essential social activity by which communicaties continue to exist. In complex communities this function is specialized and institutionalized in formal education, but there is always the education outside the school with wich the formal process in related.2
Yang pada intinya menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu
aktifitas sosial esensial yang memugkinkan masyarakat yang kompleks,
1
Danasaputra Jumhur, Sedjarah Pendidikan, (Bandung: Tjerdas,1959), h. 5. 2
2
modern, fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga
dengan pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan pendidikan
in-formal di luar sekolah. Dan memberikan pembelajaran pada siswa dari
berbagai sumber yang ada di sekitarnya bukan hanya di sekolah.
Dalam arti sederhana Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat
dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau
paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.3
Jadi pada dasarnya pendidikan merupakan proses pembelajaran seseorang
untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman untuk menjadi
dewasa. Pendidikan biasanya terjadi dibawah bimbingan orang lain, namun
juga tidak jarang yang terjadi secara otodidak seperti pengalaman.
Pendidikan tidak dapat di pisahkan dengan kegiatan belajar, karena
sejatinya jika ingin mendapatkan pendidikan maka belajarlah. “Belajar adalah proses orang memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap”.4
Namun pada
dasarnya belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Dalam proses belajar tentunya yang sering kita dengar adalah di sekolah
atau madrasah, atau dalam lembaga pendidikan formal, informal maupun
non-formal. Jika ditanya mengenai sumber belajar, maka kebanyakan orang akan
menjawab melalui buku. Karena ada pepatah yang mengatakan bahwa buku
adalah jendela dunia, jadi jika ingin melihat dunia maka belajarlah dari buku.
Dan juga pembelajaran yang paling sering di dengar adalah pembelajaran di
dalam kelas dengan media belajar buku paket atau buku-buku pelajaran
lainnya.
Tapi apakah kita sadar bahwa sumber belajar yang terdapat di dunia ini
bukan hanya melalui buku, ada banyak sekali sumber yang bisa di jadikan
3
Dewasa dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, pedagogies dan sosiologis.
4
bahan untuk belajar dan juga medianya. Seperti belajar dari internet,
lingkungan sekitar, televisi, dan juga tempat belajarnya bisa di perpustakaan
dan sebagainya.
Kemudian dalam proses pembelajarannya yang masih menggunakan
proses belajar konvensional, proses pembelajaran secara klasik. Menurut
Ujang Sukandi “pembelajaran konvensional ditandai dengan guru mengajar
tentang konsep-konsep bukan kompetisi, tujuannya adalah siswa mengetahui
sesuatu bukan mampu melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran
siswa lebih banyak mendengarkan”.5
Disini terlihat bahwa pembelajaran
konvensional dalam prosesnya lebih di dominasi oleh guru sebagai pentransfer
ilmu, sedangkan lebih pasif sebagai penerima ilmu.
Proses pembelajaran yang seperti ini tidaklah membuat siswa menjadi
lebih berkembang dan cenderung lebih pasif, jadi potensi yang ada di dalam
diri siswa tidak terlihat dan pembelajarannya bersifat satu arah. Karenanya
belajar dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan sambil melakukan
hal yang menyenangkan. Misalkan, belajar dengan mendengarkan musik,
menonton TV, bermain game dan juga belajar sambil ngemil, bahkan ada juga
yang belajar menggunakan sistem kebut semalam (SKS) biasanya ini di
lakukan semalam sebelum ujian atau ulangan.
Manusia seringkali disebut human society, manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya selalu membutuhkan orang lain untuk
melanjutkan hidupnya. Karena tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain, pada saat dilahirkan manusia di lahirkan dalam
keadaan lemah dan takberdaya. Itu sebabnyalah membutuhkan orang lain,
kemudian dalam pertumbuhannya membutuhkan orang lain untuk
berinteraksi, berkomunikasi, belajar dan lain-lain.
Dalam keseharian dalam dunia pendidikan sering kita dengan dengar
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang mencakup beberapa mata
jenis mata pelajaran di dalamnya seperti Sosiologi, Geografi, Sejarah ,dan
Ekonomi. Jika di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
5
Muhammad Kholik, Metode Pembelajaran Konvensional, dari
4
(SMP) beberapa pelajaran tersebut di jadikan dalam satu induk mata pelajaran
yaitu IPS, namun di tingkan Sekolah Menengah Atas (SMA) itu sudah
dipisahkan dalam pemberian materinya karena dalam penjelasannya lebih
spesifik dan juga untuk kepentingan penjurusan masing-masing siswa.
Pembelajara Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan membina siswa
agar dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan mendorong siswa untuk
memahami nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, agar dapat menjadi
pewaris yang baik bagi bangsa.
Dalam proses pembelajarannya IPS di sekolah biasanya lebih terpaku
pada pembelajaran di dalam kelas, hanya terpusat pada buku yang diberikan
dan melalui penjelasan dari guru yang menjelaskan. Padahal jika kita lihat
konteks materi dalam mata pelajaran IPS itu berhubungan sekali dengan
kehidupan manusia sehari-hari, misalnya interaksi, perdagangan, tata
kependudukan, cerita-cerita masyarakat yang semuanya itu berhubungan
dengan materi yang ada dalam pelajaran IPS. Dan juga sumber-sumber belajar
lain seperti dari internet, mengingat teknologi masa kini sudah sangat maju
dan informasi pun lebih mudah didapatkan bisa memlalui computer, bahkan
melalui hand phone yang kebanyakan orang miliki. Atau bisa juga
menggunakan sumber belajar dari perpustakaan, dimana banyak buku-buku
yang bisa di jadikan sumber belajar.
Seperti yang terjadi di SMP Nusantara Plus Ciputat kelas VIII, dimana
banyak sekali ditemukan sumber-sumber belajar yang belum termanfaatkan
dengan baik, seperti perpustakaan dan ruang computer yang seharusmya bisa
menjadi sarana penunjang pembelajaran IPS disekolah tersebut. Kemudian
juga dalam proses pembelajarannya yang masih menggunakan metode
konvensional terus menerus. Dimana pembelajaran hanya terpusat pada guru
dan siswa terkesan sangat pasif, karena hanya mendangarkan penjelasan dari
guru saja.
Padahal jika saja sumber-sumber belajar yang tersedia ini di manfaatkan
dengan baik, tentunya akan sangat berguna untuk mencapai keberhasialan
dalam belajar dan juga penggunaan berbagai metode atau strategi belajar yang
Pemanfaatan berbagai sumber untuk belajar dalam pembelajaran IPS
sangatlah berguna untuk mempercepat pengetahuan siswa tentang materi
yang diberikan di sekolah. Tapi proses belajar seperti ini masih belum di
gunakan oleh banyak sekolah, kebanyakan dari mereka masih mengunakan
proses belajar klasik yang hanya terpusat pada guru dan siswa yang pasif.
Belajar IPS pun juga memerlukan kenyamanan dan menyenangkan ketika
siswa dalam proses belajar, sehingga mata pelajaran yang sering dianggap
sulit dan menyeramkan itu pada akhirnya mampu membuat siswa tertarik
mempelajarinya dan akan mencapai prestasi belajar yang memuaskan sesuai
dengan tujuan belajar mengajar IPS. Cara belajar yang kaku dan hanya
terpaku pada buku paket sekolah dan guru dapat diperbaiki dengan cara
menerapkan metode pembelajaran yang dapat membangun SDM berkualitas.
Salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang
dapat di aplikasikan melalui strategi resources based learning.
Menurut Suryobroto “Resource based learning adalah suatu pendekatan yang dirancang untuk memudahkan siswa dalam mengatasi keterampilan
siswa tentang luas dan keanekaragaman sumber-sumber informasi tersebut
berupa buku, jurnal, surat kabar, multi media dan sebagaimana”.6
Resource Based Learning merupakan salah satu strategi penerapan paradigma konstruktivisme, di bandingkan dengan strategi belajar klasik yang hanya
terpusat pada guru. Resource Based Learning mengharuskan siswa menjadi aktif dalam proses belajar karena pembelajarannya bukan lagi terpusat pada
guru melainkan pada siswa.
Strategi resource based learning lebih berpusat pada siswa (student centered learning) yang memungkinkan siswa dapat menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri, dimana guru lebih berperan sebagai
fasilitator. Segala sesuatu yang kita temui dapat digunakan sebagai sumber
belajar IPS. Dalam proses pengumpulan informasi siswa akan membaca,
mendengar, menyentuh, atau melihat sendiri sumber informasi tersebut.
selama proses tesebut, mereka akan mengembangkan metode untuk
6
6
menangkap informasi penting tersebut. Bisa saja dengan cara mencatat pada
kartu catatan, atau dalam bagan atau mungkin juga mereka membuat salinan
(copy) dari buku, koran, dll.
Dengan Resource Based Learning akan membuat siswa mengembangkan sikap positif dan keterampilannya yang berguna bagi dirinya di era sekarang
maupun yang akan datang. Dan disini di harapkan Resource Based Learning
dapat membuat siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran IPS.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis mencoba mengangkat
permasalahan sumber belajar tersebut kedalam skripsi dengan judul,
“Pengaruh Strategi Resource Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS
(Sosiologi) Siswa SMP Nusantara Plus Kelas VIII”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah penulis uraikan, menunjukan bahwa
pembelajaranIPS tidah hanya terpaku pada guru dan buku saja. Tapi
pembelajaran IPS dapat dilakukan dengan banyak cara melalui berbagai
sumber (resource based learning), maka penulis mencoba mengidentifikasi beberapa masalah, antara lain:
1. Masih kurangnya sumber belajar yang tersedia disekolah
2. Masih kurangnya pemanfaatan sumber belajar dilingkungan siswa
3. Siswa masih bersikap pasif saat proses belajar
4. Pembelajaran IPS dikelas masih monoton dan cenderung berpusat pada
guru
5. Guru lebih mendominasi di dalam kelas.
6. Hasil belajar IPS kelas VIII yang masih kurang yaitu rata-rata hanya
mencapai 60.
C. Pembatasan Masalah
Begitu kompleksnya permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti hanya
membatasi maslaah pada:
1. Masih kurangnya pemanfaatan sumber belajar dilingkungan siswa
2. Hasil belajar IPS kelas VIII yang masih kurang yaitu rata-rata hanya
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah
pengaruh Strategi Resource Based Learning terhadap hasil belajar IPS (sosiologi) Siswa di SMP Nusantara Plus ?
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang aktual tentang
seberapa besar pengaruh strategi resource based learning terhadap hasil belajar IPS (sosiologi) siswa.
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
1) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan, pengetahuan tentang pembelajaran IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial) tingkat SMP pada sekolah Nusantara Plus
Tangerang Selatan.
2) Bagi Pembaca
Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan
lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.
b) Manfaat Praktis
1) Baagi Siswa
Memberikan dampak positif bagi siswa sehingga hasil belajar IPS
siswa menjadi lebih baik.
2) Bagi Sekolah
Dapat mengetahui bagaimana kegiatan dan hasil pembelajaran di
SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan
3) Bagi Guru
Bagi para guru sebagai referensi dalam meningkatkan hasil belajar
IPS siswa dengan menggunakan strategi resource based learning.
8
Bagi masyarakat terutama yang mempunyai perhatian terhadap
pendidikan diharapkan dapat menggugah kesadaran mereka untuk
ikut berpartisipasi dalam mewujudkan pendidikan di indonesia
9
A. Hakikat Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi pembelajaran
Strategi, “merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah rencana. Strategi dapat diartikan sebagai a plan of operation achieng something, (rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu)”.7
Dalam pembelajaran, strategi memiliki arti perencanaan guru-murid
dalam mewujudkan kegiatan pembelajran. Menurut J.R David dalam
Teaching Strategies for College Class Room yang di kutip oleh Isjoni, dkk, mengemukakan, A plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal,8 Menurut pengertian ini strategi pembelajaran meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Wina senjaya mengemukakan bahwa ”strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dapat pula diartikan sebagai usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, bahan. Metode dan alat, serta evaluasi agar dapat mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan”.9
Menurut Darmasyah, “strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran, dan pengelolaan
kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat
dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran”.10
Pendapat yang lebih spesifik tentang strategi pembelajaran
disampaikan oleh Romiszowski yang di kutip oleh Darmasyah, dia
menyatakan bahwa strategi adalah sebagai titik pandang dan arah berbuat
yang diambil dalam rangka memilih metode pembelajaran yang tepat,
7
Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007). h. 2.
8
Ibid., h. 2.
9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group,2006)
10
10
yang selanjutnya mengarah pada yang lebih khusus yaitu rencana, taktik,
dan latihan.11
Jadi strategi pembelajaran merupakan cara pandang dan pola yang
digunakan guru dalam mengajar agar dalam proses pembelajaran jadi
teratur dan tercapai sesuai dengan harapan. Strategi pembelajaran juga
merupakan cara pengorganisasian yang dilakukan sebelum memberikan
pelajaran kepada murid, agar materi yang akan diberikan lebih terarah dan
efektif.
Strategi pembelajaran merupakan sebuah kelengkapan materi dan
pembelajaran yang digunakan untuk menimbulkan hasil belajar pada
siswa. Strategi pembelajaran juga merupakan hal yang penting yang perlu
di perhatikan oleh guru atau pengajar dalam proses pembelajaran, paling
tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:
strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian
pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Strategi resource based learning merupaka strategi belajar yang menekankan untuk menggunakan berbagai sumber yang ada untuk belajar. Dengan
menggunakan sumber yang ada disekitar siswa sangat memungkinkan
untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan siswa juga
bisa lebih aktif.
2. Pengertian Strategi Pembelajaran Resource Based Learning
a. Pengertian
Pemahaman yang mendalam tentang pelajaran dapat dilakukan
dengan memperkaya informasi dari berbagai sumber yang tersedia di
sekitar kita. Menurut Sri Widawati yang dikutip oleh Suryobroto resource based learning adalah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan sesuatu atau sejumlah individu atau kelompok dengan
segala kegiatan belajar yang berkaitan dengan itu, bukan dengan cara
11
konvensional dimana guru menyampaikan beban pelajaran kepada
murid”.12
Menurut Baswick “pembelajaran berdasarkan sumber (resource based learning) melibatkan keikutsertaan secara aktif dengan berbagai sumber (orang, buku, jurnal, suratkabar, multimedia, web dan masyarakat),
dimana siswa akan termotivasi untuk belajar dengan berusaha meneruskan
informasi sebanyak mungkin”.13
Menurut Seels & Richey yang dikutip oleh Agusnadi sumber belajar
adalah manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak ke
bentuk bahan pembelajaran dan dapat dikategorikan menjadi 4 jenis
teknologi yaitu cetak, audiovisual, komputer, dan terpadu.14
Menurut Nasution ”resource based learning adalah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan sesuatu atau sejumlah
individu atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang berkaitan
dengan itu, bukan dengan cara konvensional dimana guru menyampaikan
beban pelajaran kepada murid”.15
Dari beberapa pendapat diatas tentang resource based learning
penulis berkesimpulan bahwa resource based learning adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan berbagai sumber yang
tersedia di lingkungan sekolah untuk digunakan dan di manfaatkan dalam
proses pembelajaran.
Banyak sekali sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
belajar, tidak hanya guru satu-satunya sumber belajar dan buku-buku
pelajaran dari sekolah selain itu juga belajar tidak hanya bisa di lakukan di
dalam kelas. Karena sejatinya amat banyak sumber belajar dan tempat
yang bisa digunakan seperti laboratorium, perpustakan, ruang computer,
halaman sekolah bahkan lingkungan diluar sekolah.
12
B Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 215
13
Ibid., h. 216 14
Eveline Siregar, Pengembangan Belajar Berbasis Sumber, dari http://www.teknologipendidikan.net/2008/02/11/pengembangan-belajar-berbasis-aneka-sumber-resources-based-learning/. Diakses pada 11 desember 2013 pukul 20:59
15
12
Pembelajaran dengan menggunakan strategi resource based learning
membuat guru memiliki berbagai macam peran. Ada kalanya ia memberi
penjelasan kepada siswa secara keseluruhan dan dilain waktu guru dapat
bertindak sebagai pemimpin diskusi kelompok apabila para siswa belajar
secara individual, guru dapat bertindak sebagai penasihat, sumber
informasi, pengawas, fasilitator, dan sebagainya.
Guru bertanggung jawab atas hasil anak didiknya secara keseluruhan
oleh karena itu guru harus selalu memantau dalam setiap langkah proses
pembelajaran, mulai dari perencanaan, penentuan dan mengumpulkan
sumber-sumber informasi, memberi motivasi dan mamberi bantuan kepada
siswa apabila diperlukan.
b. Karakteristik
Sumber pembelajaran berdasarkan sifat dasarnya dibagi menjadi 2,
yaitu: Sumber insani (guru, sastrawan, tokoh masyarakat, tutor sebaya)
dan Sumber non-insani (buku, majalah, surat kabar, radio tv, internet).
Kedua sumber tersebut memiliki pengaruh yang sama besar dalam
perkembangan pendidikan. Sebab itu, pembelajaran dengan menggunakan
berbagai sumber sangatlah penting. Berikut ini akan dijelaskan ciri-ciri
belajar dengan menggunakan strategi Resource Based Learning.
Menurut Nasution ciri-ciri belajar berdasarkan sumber resource based learning adalah :
1. Belajar berdasarkan sumber memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio-visual dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia. Ini tidak berarti bahwa pengajaran berbentuk kuliah atau ceramah ditiadakan akan tetapi dapat digunakan segala macam metode yang dianggap paling sesuai untuk tujuan tertentu .
2. Belajar berdasarkan sumber beruasaha memberi pengertian kepada siswa tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sumber-sumber itu berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan manusia, museum, organisasi, bahan cetakan, perpustakaan, alat audio-visual, dan sebagainya. Siswa harus diajarkan teknik melakukan kerja lapangan, menggunakan perpustakaan, buku referensi, sehingga mereka lebih percaya diri. 3. Belajar berdasarkan sumber berhasrat untuk mengganti pasivitas siswa
keterlibatan diri dalam pendidikannya. Untuk itu apa yang dipelajari hendaknya mengandung makna baginya, penuh variasi.
4. Belajar berdasarkan sumber berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan meyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium komunikasi yang berbeda sekali dengan kelas konvensional yang mengharuskan para siswa belajar yang sama dengan cara yang sama.
5. Belajar brdasarkan sumber memberi kesepaytan kepada siswa untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masing dan tidak dipaksa menurut kecepatan yang sam dalam hubungan yang kelas. 6. Belajar berdasarka sumber lebih flexibel dalm penggunaan waktu dan
ruang belajar.
7. Belajar berdasarkan sumber berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri siswa dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya.16
Dari ciri-ciri di atas, belajar berdasarkan berbagai sumber (resource based learning) merupakan belajar dengan memanfaatkan berbagai informasi yang ada untuk dijadikan sumber belajar, termasuk diantaranya
menggunakan alat-alat audio-visual, serta memberi kesempatan kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki
masing-masing agar siswa belajar dengan aktif.
Dalam menggunakan resource based learning dibutuhkan kegiatan perencanaan untuk memilih sumber-sumber belajar yang tersedia dan
menggunakannya dengan semaksimal mungkin agar mencapai hasil yang
maksimal. Supaya dapat memotivasi siswa untuk terus mengembangkan
sumber belajar yang ada.
Strategi resource based learning dipakai dalam pembelajaran dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan dalam melaksanakan
tugas apa saja berdasarkan teknik, pemecahan masalah, percobaan dan
penelitian, tergantung kepada keputusan guru serta kemungkinan yang ada
dalam rangka kurikulum yang berlaku disekolah itu.
16
14
Sumber pembelajaran juga banyak jenisnya. Jenis sumber
pembelajaran Menurut Association of Education Communication Technologi (AECT) meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan sebagai
fasilitas belajar, sumber tersebut terdiri dari:
Pertama: Message/Pesan, Informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data, termasuk disini bahan pelajaran yang dituangkan dalam buku. Contohnya adalah ketika siswa belajar tentang materi segitiga dan segiempat guru meminta siswa untuk menyebutkan benda apa saja yang ada disekitar mereka yang berbentuk segitiga dan persegi.
Kedua: People/narasumber, Manusia yang bertindak sebagai penyaji pesan. Contohnya adalah guru memberi masukan dan membantu siswa mengenai materi segitiga dan persegi yang masih belum bisa mereka mengerti dengan baik.
Ketiga: Materials/bahan, Perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat (tranparansi, slide, film, audio, vidio, modul, majalah, buku, dan sebaginya). Contohnya guru menjelaskan bagian-bagian serta sifat-sifat segitiga dan persegi dengan menggunakan media power point.
Keempat: Device/alat, Suatu perangkat keras yang digunakan untuk menyempaikan pesan yang tersimpan dalam bahan (OHP, tape recorder, pesawat radio, dan sebagainya). Contohnya guru meminta siswa membuat bentuk bangun datar dari karton.
Kelima: Technique/teknik, Acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. Contohnya guru mengajak siswa belajar ke tempat yang bisa memperkenalkan mereka dengan bentuk bangun datar secara luas.
Keenam: Setting/lingkungan, Suasana sekitar dimana pembelajaran disampaikan. Lingkungan belajar dibagi menjadi dua: yaitu: Lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik. Lingkungan fisik terdiri dari ruang kelas, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan non-fisik terdiri dari iklim belajar, tenang, ramai, lelah, dan sebagainya.17
Dari contoh di atas, pembelajaran IPS menggunakan berbagai sumber
akan lebih menarik dan tidak membosankan, serta dapat memanfaatkan
lingkungan sebagai tempat belajar. Dan juga akan menumbuhkan sikap
siswa yang lebih kreatif untuk terus berprestasi dalam pelajaran IPS.
17
c. Langkah-langkah Strategi Resource Based Learning
Menurut Nasution dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi Resource based learning perlu diperhatikan langkah-langkah berikut:
1. Pengetahuan yang ada.
Guru harus mengetahui tentang latar belakang murid dan pengetahuan murid tentang materi pelajaran.
2. Tujuan pelajaran.
Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai dengan pelajaran itu. Tujuan ini turut menentukan metode yang akan digunakan oleh guru.
3. Memilih metodologi.
Metode pengajaran banyak ditentukan oleh tujuan. Bila topik yang dihadapi itu luas seperti dalam pengajaran unit, berbagai metode akan perlu digunakan. Biasanya metode-metode itu mengandung unsur seperti berikut:
a. Uraian tentang apa yang akan dipelajari. b. Diskusi dan pertukaran pikiran.
c. Kegiatan-kegiatan yang manggunakan media. d. Kegiatan-kegiatan dalam lingkungan sekolah.
Dalam berbagai kegiatan itu murid-murid berlatih untuk mengadakan observasi yang sistematis, membuat catatan, dan membuat laporan tertulis.
4. Koleksi dan penyediaan bahan.
Harus diketahui bahan dan alat yang dimiliki oleh sekolah. Bahan dapat pula dipinjam, seperti buku-buku perpustakaan. Sumber-sumber diluar sekolah juga dapat dimanfaatkan bila diperlukan. 5. Penyediaan tempat.
Segala kegiatan harus dilakukan dalam ruangan tertentu. Ruangan sering merupakan suatu kesulitan dalam melaksanakan pelajaran yang memerlukan berbagai fasilitas dan kegiatan yang berbagai macam.18
Proses pembelajaran dengan resource based learning membutuhkan kesiapan yang matang dalam pelaksanaannya, prasyarat ini sangat penting juga guna memaksimalkan proses ini agar apa yang diharapkan dapat terwujud.
d. Tujuan
Menurut Suryosubroto, tujuan pendekatan resource based learning
adalah sebagai berikut:
18
16
1. Membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik.
2. Guru dapat mengetahui perbedaan individu baik dalam hal gaya belajar, kemampuan, kebutuhan, minat, dan pengetahuan siswa. Dengan demikian, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Sumber balajar dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
3. Mendorong pengembangan kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan keterampilan mengevaluasi. Jadi, siswa menjadi kreatif dan memiliki ide-ide orisinil.
4. Mendorong siswa untuk bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri. Dapat melatih siswa mandiri dalam belajar sehingga pembelajarn dapat menjadi lebih bermakna, lebih tertanam dalam pada dirinya karena ia sendiri secara pribadi yang menemukan dan membangun pemahaman.
5. Menyediakan peluang kepada siswa untuk menjadi pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang efektif. Dengan demikian dapat membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siswa akan mampu bagaimana menemukan, dan memilih informasi yang tepat, menggunakan informasi tersebut, mengolah dan menciptakan pengetahuan baru berdasarkan informasi tersebut serta menyebarluaskan atau menyajikan kembali informasi tersebut kepada orang lain.
6. Siswa akan belajar bagaimana belajar. Sekali ia melihat informasi, ia akan mengembangkan sikap positif dan keterampilan yang sangat berguna bagi dirinya dalam era informasi yang sedang dan akan dihadapinya nantinya. Jadi, pada akhirnya resource based learning dapat membekali keterampilan berfikir kreatif siswa.19 Berdasarkan pemaparan di atas dapat dirumuskan pula tujuan
resource based learning sebagai berikut:
1. Merangsang daya penalaran dan kreativitas siswa sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan masing-masing karena berhubungan
langsung dengan berbagai sumber informasi dalam pembelajaran
2. Meningkatkan motivasi, keaktifan dan pengembangan rasa percaya
diri siswa dalam belajar.
3. Meberikam kesempatan proses bersosialisasi kepada siswa untuk
mendapatkan dan memperkaya pengetahuan denga menggunakan
alat, nara sumber atau tempat.
19
4. Meningkatkan perkembangan siswa dalam berbahasa melalui
komunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan
dengan sumber belajar
e. Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran resource based learning juga memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut merupakan kelebihan dari resource based learning:
1. BEBAS mengakomodasi perbedaan individu baik dalam hal gaya
belajar, kemampuan, kebutuhan, minat dan pengetahuan awal
mereka. Dengan demikian, siswa dapat belajar sesuai dengan
kecepatannya masing-masing. Sumber belajar dapat dipilih sesuai
dengan kebutuhan masing-masing siswa.
2. BEBAS mendorong pengembangan kemampuan memecahkan
masalah, mengambil keputusan dan keterampilan mengevaluasi.
Jadi BEBAS memungkinkan siswa menjadi kreatif dan memiliki
ide-ide orisinal.
3. Proses pembelajaran dengan metode BEBAS mendorong siswa
untuk bisa bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri. Jadi
dapat melatih kemandirian belajar sehingga pembelajaran dapat
menjadi lebih bermakna, lebih tertanam dalam pada diriinya karena
ia sendiri secara pribadi yang menemukan dan membangun
pemahaman.
4. BEBAS menyediakan peluang kepada siswa untuk menjadi
pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang effektif. Ia
akan mampu bagaimana menemukan dan memilih informasi yang
tepat, menggunakan informasi tersebut, mengolah dan menciptakan
pengetahuan baru berdasarkan informasi tersebut serta
menyebarkan atau menyajikan kembali informasi tersebut kepada
orang lain.
5. Dengan BEBAS siswa akan belajar bagaimana belajar (learning to
learn). Sekali ia melihat informasi, ia akan mengembangkan sikap
18
era informasi yang sedang dan akan dihadapinya kelak. Jadi pada
akhirnya BEBAS dapat membekali keterampilan hidup bagi siswa.
Menurut Darrel yang dikutip oleh Eveline Siregar, belajar berbasis aneka sumber dapat memberikan keuntungan bagi siswa sebagai berikut;
1. Memungkinkan untuk menemukan bakat terpendam pada diri seseorang yang selama ini tidak tampak. Tidak saja pada masa sekolah, tapi perkembangan terus berlanjut sepanjang hidup, memungkinkan perluasan wawasan dan harapan.
2. Dengan menggunakan sumber belajar, memungkinkan pembelajaran berlangsung terus menerus dan belajar menjadi mudah diserap dan lebih siap diterapkan. Keterampilan dan pengetahuan meningkat secara bersamaan.
3. Seseorang dapat belajar sesuai dengan kecepatannya, sesuai dengan waktuya sendiri dan tanpa rasa takut akan persaingan atau adanya orang lain (big brother) yang mengawasi.20
Kemudian kekurangannya:
1. Menuntut kemampuan dan kreatifitas siswa dan guru.
2. Menuntut persiapan pembelajaran yang matang dari seorang guru.
3. Resource based learning seringkali menyita banyak waktu jika pengelolaan kelas tidak efisien.
4. Strategi ini mengharuskan penyediaan sejumlah sumber dan contoh
dan seringkali diluar kemampuan sekolah dan siswa.
5. Melalui pengalaman langsung atau dengan train and eror,
informasi tidak dapat diperoleh dengan cepat, berbeda halnya
memperoleh abstraksi melaui penyajian secara lisan oleh guru.
B. Hakekat Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Belajar adalah suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup. Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks itu telah
lama menjadi obyek penelitian ilmuan. Karena kompleksnya masalah
belajar, banyak sekali yang berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses
20
belajar itu terjadi. Dengan demikian salah satu fungsi teori belajar
mengungkapkan seluk beluk atau kerumitan peristiwa yang kelihatan
sederhana.21
“Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian lain, belajar adalah suatu proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan
kelakuan”.22
Menurut H.C. Witherington dalam Education Psychology
menjelaskan “pengertian belajar sebagai suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengrtian”.23 Sedangkan menurut Harold Spears mengemukakan pengertian belajar
dalam perspektifnya yang lebih detail, menurut Spear learning is to observe, to read, to imitate, to try something them selves, to listen, to follow direction.“Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan”.24
Ngalim Purwanto menjelaskan dalam bukunya definisi belajar mernurut
para ahli :
a. Hilgard dan Bower, dalam buku Ngalim Purwanto mengemukakan, Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya),
21
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran:Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2008), Cet I, h. 65
22
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. XI. h. 36
23
Eveline Siregar, dan Hartini Nara,Si, Teori Belajaran Pembelajaran ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) h.4
24
20
b. Gagne, dalam buku Ngalim Purwanto menyatakan bahwa, Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
c. Morgan,dalam buku Ngalim Purwanto mengemukakan, Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
d. Witherington, dalam buku Ngalim Purwanto mengemukakan, Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”25
Menurut Margaret E. Bell Gerdler “belajar adalah proses orang memperoleh bebagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar mulai
dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil ketrampilan
yang sederhana, seperti memegang botol susu dan mengenal ibunya”.26 Dari beberapa pengertian di atas bahwa pengertian belajar seperti di
atas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah proses manusia mengenal
dan memahami apa yang ada di sekitar kehidupannya dan menimbulkan
suatu perubahan pada manusia yang pada awalnya tidak tahu menjadi
tahu untuk keberlangsungan hidupnya.
2. Pengertian Hasil Belajar
Setelah belajar perlu dilakukannya evaluasi agar dapat mengetahui
sejauh mana siswa memahami apa yang telah di pelajari. “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah dia menerima
pengalaman belajarnya”.27 Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, kemudian sikap
dan cita-cita.
Menurut Nana Sudjana “Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan hasil belajar
25
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 84.
26
Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), h. 1.
27
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”.28
Hasil belajar merupakan realisasi dari pengoptimalan potensi-potensi
yang dimiliki siswa. Hasil belajar siswa dapat terlihat melalui perubahan
perilaku siswa dan hasil evaluasi di dalam kelas.
Menurut Purwanto “hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur
untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil belajar
harus sesuai dengan tujuan pendidikan”.29
Namun hasil belajar yang tidak sesuai dengan kurikulum akan
menyebabkan kekecewaan pada orang tua murid dan guru. Keberhasilan
dalam belajar tergantung juga pada bagaimana penyampaian materi yang
yang di berikan guru kepada siswa. Jika penyampaianya tidak diminati
siswa maka akan berdampak juga pada informasi yang akan diterima
siswa.
Muhibbin Syah berpendapat bahwa “untuk mencapai hasil belajar
yang ideal kemampuan para pendidik guru dalam membimbing belajar
murid-muridnya amat dituntut. Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki
kemampuan tinggi menunaikan kewajibannya, harapan terciptanya sumber
daya yang berkualitassudah tentu akan tercapai”.30
Guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan mengajar yang baik,
karena informasi yang diterima oleh siswa berawal dari gurunya. Dengan
cara-cara mengajar yang unik dan berdasarkan sumber yang banyak akan
memudahkan siswa menyerap dan mengolah segala informasi yang
diterimanya. Dengan begitu hasil belajar yang diharapkanpun akan
tercapai.
28
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 2009), cet-Ke-13. h. 22.
29
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. I, h. 54 30
22
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan atau kemampuan
siswa setelah melakukan latihan atau prosesselama belajar.Namun
keberhasilan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal tidak
mudah begitu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi proseshasil
belajar siswa.
Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar secara global dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal,
faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.
1)Faktor internal siswa
a) Aspek psikologis( Jasmaniah) kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi di sertai pusing-pusing kepala dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.Untuk mempertahankan kondisi jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahrga ringan yang dapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.
mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menetukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang. Dengan demikian, setiap orang pasti memiliki bakat dalam artian potensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu dengan kapasitas masing-masing. Keempat minat. Minat minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Kelima motivasi. Motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh motivasi baik yang ada dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa semakin semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi dorongan untuk belajar.
2) Faktor Eksternal Siswa
a) Faktor lingkungan Sosial. Pertama, faktor lingkungan sosial sekolah. Faktor lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suriteladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Kedua, lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat juga tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Ketiga, lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengolahan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberikan dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
b) Lingkungan Nonsosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsiosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
3) Faktor Pendekatan Belajar
24
berdasarkan pemaksimalan pemahaman (deep approach) terhadap materi pelajaran mungkin berpeluang untuk meraih prestasi belajar bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar dengan cara menghapal rincian-rincian materi (surface approach).31
Dengan demikian bahawa keberhasilan dalam proses belajar tidak
sepenuhnya dititik beratkan pada faktor internal siswa tetapi ada
faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi yaitu faktor-faktor eksternal siswa
(lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial) dan faktor pendekatan
belajar.
C. Hakekat Pembelajaran IPS
1. Pengertian IPS
“Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam system pendidikan nasional dalam Kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajran ilmu sosial lainnnya”. 32
Berdasarkan sejarahnya dijelaskan bahwa “IPS adalah perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosia seperti sejarah, geografi, ekonomi,
antropologi, budaya, dan sebagainya untuk diperuntukan sebagai
pembelajaran pada tingkat persekolahan”. 33
Menurut Muhammad Nu'man Somantri, IPS adalah ”suatu
penyederhana disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi, dan disiplin ilmu
lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah”.34
31
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 12, h. 132
32
Sapriya, Pendidikan IPS, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 7 33
Saprina Dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), cet I, h. 3
34
Menurut Sapriya Mata Pelajaran IPS “ Merupakan sebuah nama
mata pelajaran dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi
serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya”.35
IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkahlaku manusia
di masyarakat yang meliputi beberapa aspek seperti aspek ekonomi,
sosial, budaya, dan politik, yang di padukan menjadi satu bidang ilmu
yang didalamnya terbagai beberapa cabang seperti geografi,
ekonomi,sosiologi, sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya.
”Sedangkan menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu :Merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/Mts/SMPLB mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan terdiri dari materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi sehingga siswa menjadi warganegara Indonesia yang demokrasi dan bertanggungjawab, serta menjadi warga dunia yang cinta
damai”.36
Peajaran IPS dalam dunia pendidikan hanya di berikan kepada
sekolah tingkat dasar dan tingkat menengah, sedangkan pada tingkat
atas sudah di pisahkan antara bidang-bidang ilmu yang terkandung di
dalam IPS tersebut. Yang mempelajari tentang seperangkat peristiwa,
fakta, konsep dan generalisasi yang ada kaitannnya dengan isu sosial
dalam masyarakat.
2. Karakteristik IPS
Karakteristik pembelajaran IPS yang membedakan dengan
pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya yang dikemukakan oleh
A.Kosasih Djahiri sebagai berikut :
a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu)
b. Penelahaan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja,melainkan bersifat komprehenshif (meluas/dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik. Pendekatan seperti ini disebut juga sebagai pendekatan integrated.
35
Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), cet ke-1 h. 7
36
26
c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis,rasional dan analitis.
d. Program pembelajaran disusun dengan
meningkatkan/menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari lingkungan fisik/alam maupun budayanya.
e. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya. f. IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan
antarmanusia yang bersifat manusiawi.
g. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya.
h. Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.
i. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.37
Nu’man Sumantri mengaskan bahwa “IPS adalah suatu
synthetic discipline yang berusaha untuk mengorganisasikan dan mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Makna synthetic discipline, bahwa IPS bukan sekedar mensintesiskan konsep-konsep yang relevan antara ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga mengkorelasikan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan38.
Diana Nomida Musnir dan Maas DP menjelaskan hakikat
pendidikan IPS adalah berbagai konsep dan prinsip yang terdapat
dalam ilmu-ilmu sosial, misalnya tentang kependudukan, kriminalitas,
korupsi dan kolusi dan sebagainya yang dikemas untuk kepentingan
pendidikan dalam rangka upaya pencapaian tujuan di berbagai jenjang
pendidikan. Berbagai realitas tersebut dijelaskan melalui pendekatan
37
Saprina Dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. (Bandung: UPI PRESS, 2006), cet I, h. 7-8
38
multi dimensi arah dalam melakukan berbagai prinsip dan generalisasi
yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi,
antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik.
D. Penelitian Relevan
Penelitain yang dilakukan ini didukung juga oleh penelitian
sebelumnya: pertama penelitian yang dilakukan oleh Yulia Izzawati
(2013) dengan judul “Penerapan Pendekatan Resource Based Learning
(RBL) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa”.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulia didapatkan hasil
penelitian menunjukan peningkatan rata-rata skor pemahaman konsep
matematika siswa dari 68,27 pada tindakan I menjadi 80,33 pada
tindakan II. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa
aktifitas belajar siswa tergolong aktif dengan diterapkannya
pembelajaran dengan pendekatan Resource Based Learning.39 Pengaruh resour