• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Habis Gelap Terbitlah Terang Menurut Islam (Refleksi Pendidikan Bagi Kaum Perempuan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep Habis Gelap Terbitlah Terang Menurut Islam (Refleksi Pendidikan Bagi Kaum Perempuan)"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

MENURUT ISLAM

(Refleksi Pendidikan Bagi Kaum Perempuan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I.)

Oleh:

ARDI BARIKLI 107011000967

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Pendidikan merupakan hak semua manusia, baik laki laki maupun perempuan. Namun, pada realitanya jumlah perempuan yang ke perguruan tinggi lebih sedikit dibanding pria. Hal ini salah satunya juga disebabkan oleh budaya tradisional kita yang bersumber pada konsep dari perempuan dan laki-laki secara tipikal atau stereotip gender. Hal yang menarik adalah telah terjadi pemberontakan kebudayaan dalam skala kecil pada abad 19 oleh gadis bernama Kartini. yang menjadi lebih bermakna karena ia mewakili kaum perempuan yang menjadi manusia kedua dalam kebudayaannya, melalui surat-surat Kartini untuk sahabatnya yang kemudian diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang, secara tepat Kartini menempatkan permasalahan penindasan perempuan sebagai bagian dari permasalahan sistem budaya masyarakatnya. Kartini mengambil pendidikan sebagai titik strategis yang harus didobrak dan dibuka untuk kaum perempuan.

Penulis bermaksud menganalisis konsep Armijn Pane dalam Habis Gelap

Terbitlah Terang guna mengetahui bagaimanakah konsep habis gelap terbitlah

terang secara umum, secara khusus (Islam) dan bagaimana praksisnya dalam pendidikan perempuan dengan menggunakan metode study pustaka dan pembahasan

Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa Habis Gelap Terbitlah Terang merupakan suara pena untuk menggambarkan perjuangan seorang perempuan dengan cara-cara dan maksud-maksud tertentu yang diharapkan bisa memotivasi perempuan muslim khususnya dan perempuan Indonesia pada umumnya untuk bisa berbuat dan berjuang bersama-sama mendapatkan hak-hak dan peranannya sebagai individu dan masyarakat dalam segala bidang dari keterpurukan kepada peradaban dan bermakna yang tentunya melalui pendidikan, hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam dimana Allah mengutus Rasul-Nya untuk membacakan dan mengajarkan isi Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat bermacam-macam ilmu pengetahuan dan hukum-hukum untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan tersebut kepada cahaya yaitu ilmu pengetahuan, petunjuk jalan yang benar dan peradaban yang tinggi.

(6)

small scale cultural rebellion in the 19th century by a girl named Kartini. which becomes more meaningful because it represents the women who became the second man in the culture, through Kartini's letters to his friend who later translated by Armijn Pane with the publication of "after the darkness comes brightness"title, appropriately Kartini put issues of women's oppression as a part of the community culture system problems. Kartini take education as a strategic point to be broken.

The author intends to analyze the concept Armijn Pane in the "after the

darkness comes brightness" to determine how the concept of "after the darkness

comes brightness"in general, in particular (Islam) and how praxis in the education of women using the library study and discussion.

(7)

iii

Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbilalamiin, rasa syukur yang terdalam penulis panjatkan

kepada sang maha pemilik pengetahuan, atas limpahan cinta dan kasih sayang –

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

beserta salam senantiasa penulis haturkan kepada nabi agung Muhammad saw

pendobrak kebathilan menuju peradaban, habis gelap terbitlah terang.

Selanjutnya, melihat realita agama dan kehidupan yang menuntut umatnya

untuk memerangi kebodohan dan menuntut ilmu pengetahuan sebanyak–

banyaknya dan sepanjang masa tanpa membedakan jenis kelamin, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul “ Konsep Habis Gelap Terbitlah

Terang Menurut Islam (Refleksi Pendidikan bagi Kaum Perempuan)”.

Merupakan cita–cita penulis ingin mengetahui ajaran agama Islam

sehubungan dengan sepak terjang tokoh- tokoh perempuan dalam segala bidang

permasalahan–permasalahan yang timbul dalam perjuangannya dengan

mengambil contoh dari tokoh pahlawan pendidikan Indonesia, Kartini dan tokoh-

tokoh perempuan lainnya yang terdapat dalam Al–Qur’an dan Hadis.

maka dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi, M. A., selaku DEKAN FITK

2. Drs. Bahrissalim, M. A., selaku KAJUR Pendidikan Agama Islam

3. Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag., selaku SEKJUR Pendidikan Islam

4. Dra Mahmudah Fitriyah ZA selaku dosen pembimbing skripsi

5. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan support untuk

menyelesaikan skripsi ini.

6. Kakanda Yaumi Nahdliyah yang memberikan dorongan untuk menulis

skripsi ini.

7. Mas Ardan yang senantiasa memberi suntikan finansial

8. Mba fitri dan Mba Arum

9. Kawan-kawan basecamp seperjuangan baik yang ganteng maupun tidak.

(8)

iii

Atas segala segala jasa baiknya, penulis menghaturkan jaza kumullah ahsanal

jaza.

Penulis sadar banyak kekurangan dan ketidaksemprnaan skripsi ini. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi

perbaikan selanjutnya dan semoga karya sederhana ini bisa bermanfaat bagi

pembaca umumnya dan khususnya bagi kaum perempuan yang ingin berpikir dan

bertindak maju sebagai sumbangsih dalam proses pendidikan dan menjalankan

kehidupan yang lebih baik.

Jakarta, 3 Januari 2013

Penulis

(9)

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Arab Latin Arab Latin Arab Latin

a` z q

B s k

T sy l

ts sh m

J dh n

H th w

kh zh h

d

dz gh y

r f

Al-Malik :

كلاملا

a (a panjang), contoh

:

....

اـ

Ar-Rahim

:

مْيحَّلا

: i (i panjang), contoh

...

ْيــ

Al-Ghafur

:

رْوفغلا

u (u panjang), contoh
(10)

v

DAFTAR ISI

Abstraksi ... i

Kata Pengantar ... ii

Pedoman Transeliterasi ... iv

Daftar Isi ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

a. Latar Belakang Masalah ... 1

b. Identifikasi Masalah ... 4

c. Pembatasan Masalah ... 4

d. Perumusan Masalah ... 5

e. Tujuan Penelitian ... 5

f. Metode penelitian ... 5

BAB II PEREMPUAN DAN PENDIDIKAN ... 8

a. Pengertian Pendidiakan Perempuan ... 8

b. Sejarah Singkat Pendidikan Indonesia……….. 10

c. Perempuan Dalam Sejarah Kebudayaan Jawa ... 12

d. Islam dan Perempuan ... 17

e. Pentingnya Pendidikan dalam Memajukan Masyarakat ... 31

BAB III KONSEP HABIS GELAP TERBITLAH TERANG ... 40

a. Pengertian dan Sejarah Habis Gelap Terbitlah Terang ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

a. Habis Gelap Terbitlah Terang dalam Perspektif Islam ... 48

BAB V PENUTUP ... 58

a. Simpulan ... 58

b. Saran-saran ... 58

(11)
(12)

1

Pendidikan merupakan kunci utama bagi masa depan pemuda bahkan

dunia, terapi yang paling tepat untuk memajukan negara sedang berkembang

yang pada umumnya hidup serba terbelakang dan wahana yang ampuh untuk

mengangkat manusia dari berbagai ketinggalan, termasuk dari limbah

kemiskinan. Melalui pendidikan, selain memperoleh kepandaian berolah

pikir, manusia juga memperoleh wawasan baru yang akan membantu upaya

mengangkat harkat mereka, baik sebagai pribadi maupun sebagai anak

bangsa. Namun realitas yang ada, kesadaran akan pentingnya pendidikan

sangat rendah. Hal ini didukung mahalnya pendidikan di Indonesia.

Pendidikan menjadi salah satu komoditas yang sangat menguntungkan secara

bisnis di seluruh Asia.

Indonesia yang mayoritas atau sekitar 60% penduduknya adalah

perempuan, sudah selayaknya harus diperhatikan pendidikannya. Karena

diakui ataupun tidak, perempuan juga ikut berperan aktif dalam memajukan

bangsa.1 Ditinjau dari partisipasi perempuan dalam pendidikan, tampak bahwa pada umumnya perempuan masih ketinggalan daripada pria. Padahal

kemampuan membaca dan menulis adalah persoalan dasar dalam bidang

pendidikan. Dengan kemampuan tersebut, seseorang akan dapat mempelajari

dan menyerap ilmu pengetahuan, karena itu tingkat buta huruf dapat dijadikan

sebagai salah satu indikator tingkat pendidikan suatu negara. Persentase

perempuan buta huruf yang benimur 10 tahun ke atas lebih tinggi daripada

laki-laki ialah sebesar 25, 72% pada perempuan dan 12,22% pada laki-laki.2 Data dari BPS tahun 2009 menunjukan bahwa 75.69% perempuan

1

May Yamani, Feminisme dan Islam (Perspektif Hukum Islam), (Jakarta: Yayasan Adi Karya IKAPI dan The Ford fondation, 2000), h.352

2

(13)

2

usia 15 tahun keatas hanya berpendidikan tamat SMP ke bawah, dimana

mayoritas perempuan hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat SD,

yakni 30.70%. Semakin tinggi tingkat pendidikan, persentase partisipasi

pendidikan perempuan semakin rendah, yaitu SMA (18.59%), Diploma

(2.74%) dan Universitas (3.02%).3

Angka partisipasi sekolah perempuan memang sudah meningkat

dibandingkan persentase angka partisipasi sekolah pria, tetapi hal itu terjadi

hanya pada tingkat pendidikan rendah. Proporsi terbesar dari pekerja

perempuan juga diisi oleh pekerja yang hanya tamatan SD (35.03%), sesuai

dengan kisaran jumlah perempuan tamat SD.4

Hal ini tentunya disebabkan angka kaum perempuan miskin di

Indonesia lebih dari separuh hingga saat ini mengalami lilitan hidup yang

sangat keras, 77,8% mereka tinggal pedesaan dan umumnya berasal dari

keluarga petani, 31% berasal dan kelas pekerja atau buruh, 18% berasal dari

kelas menengah.5 Kecilnya jumlah perempuan yang memilih untuk mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi juga disebabkan oleh budaya

tradisional kita yang bersumber pada konsep dari perempuan dan laki-laki

secara tipikal atau stereotip gender.6 Misalnya seorang laki-laki harus kuat dan berani, perempuan harus lemah lembut, emosional, penggoda dan lain

sebagainya.

Islam tidak melihat derajat seseorang berdasarkan jenis kelaminnya.





















Artinya :"Sesimgguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi

3

http://www.sampoernafoundation.org/?q=id/news/kondisi-perempuan-di-indonesia

4

http://www.sampoernafoundation.org/?q=id/news/kondisi-perempuan-di-indonesia

5

May Yamani, Op.Cit, hal. 353

6

(14)

Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu" (Q.S.

Al-Hujurat:13).7

Anggapan bahwa perempuan itu irasional atau emosional sehingga

perempuan tidak bisa tampil memimpin, berakibat munculnya sikap yang

menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting.8

















































Artinya: "Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih

baik dari apa yang telah mereka kerjakan". (An-Nahl [16]: 97).9





















Artinya : "Kaum laki-laki memiliki bagian dari apa yang mereka usahakan dan kaum perempuan pun memiliki bagian dari apa yang mereka

usahakan" (Q.S. An-Nisa': 32).10

Jadi, permasalahan yang timbul selama ini adalah terjadinya

kerancuan ajaran agama dengan adat atau kepercayaan tradisional.

Manifestasi kepercayaan tersebut salah satunya dapat dilihat dalam bidang

pendidikan, karena mainstream yang muncul: "Untuk apa perempuan sekolah

tinggi-tinggi toh nantinya juga akan kembali ke dapur, sumur dan kasur,

mengurus anak dan suami?". di beberapa negara-negara Islam, fenomena

sosial yang masih berkembang adalah masih mempertanyakan apakah belajar

bagi perempuan itu wajib menurut syara' atau tidak. Kerancuan inilah yang

akhirnya mengantarkan kaum perempuan kepada ketidakjelasan status dalam

masyarakat.

Situasi kebudayaan yang tercermin dalam ungkapan tersebut di atas,

7

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI,1971), h. 7

8

'Mansour Faqih, Op. Cit, h. 15.

9

(15)

4

sangat dominan hingga pergantian abad 20 ini. Hal yang menarik adalah telah

terjadi pemberontakan kebudayaan dalam skala kecil yang dilakukan oleh

seorang gadis yang sangat maju di zamannya pada abad 19, persis dari dalam

salah satu benteng kebudayaan Jawa saat itu: kamar pingitan dalem

Kabupaten Jepara Pemberontakan oleh gadis bernama Kartini itu menjadi

lebih bermakna karena ia mewakili kaum perempuan yang menjadi manusia

kedua dalam kebudayaannya.

Dalam surat-surat Kartini untuk sahabat-sahabatnya yang kemudian

diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan judul Habis Gelap terbitlah Terang,

secara tepat Kartini menempatkan permasalahan penindasan perempuan

sebagai bagian dari permasalahan sistem budaya masyarakatnya. Kartini

mengambil pendidikan sebagai titik strategis yang harus didobrak dan dibuka

untuk kaum perempuan.11

Dengan mengacu kepada sejarah perjuangan gerakan perempuan

dalam dunia pendidikan yang dimulai dari Kartini, penulis bermaksud

menganalisis konsep Armijn Pane dalam Habis Gelap Terbitlah Terang

menurut perspektif proposisi yang ingin dikemukakan adalah pendidikan

kaum perempuan akan bisa eksis karena pendidikan tidak mengenal

perbedaan gender baik laki-laki maupun perempuan mereka sama-sama tidak

dapat diabaikan dan pendidikan adalah hak segala bangsa serta kewajiban

setiap muslim yang teriman. Maka dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul “KONSEP HABIS GELAP TERBITLAH TERANG MENURUT ISLAM (REFLEKSI PENDIDIKAN BAGI KAUM

PEREMPUAN)

B. Identifikasi Masalah

1. Minimnya perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi.

2. Budaya patriakhi yang menomor duakan perempuan dalam ranah sosial.

3. Beberapa negara muslim masih memepertanyakan tentang apakah

10

Ibid, h. 122.

11

(16)

kewajiban perempuan mengenyam pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu melebar, maka penulis

membatasi permasalahan yaitu pada konsep habis gelap terbitlah terang

menurut Islam.

D. Rumusan Masalah

Untuk memberikan pemahaman yang terperinci maka penulis perlu

mengemukakan inti permasalahan dalam skripsi ini, yaitu:

1. Bagaimanakah konsep Habis Gelap Terbitlah Terang menurut Islam?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui konsep Habis Gelap Terbitlah Terang menurut Islam.

F. Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Dalam skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian pustaka

(library research). Karena skripsi ini mengkaji sumber data dari materi atau

literatur yang relevan dengan judul skripsi yang terdapat dalam

sumber-sumber pustaka, maka skripsi ini secara khusus bertujuan mengumpulkan

data atau informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat

di ruang perpustakaan, baik itu berupa buku, majalah, ataupun surat kabar

yang ada kaitannya dengan skripsi inidengan cara menelaah dan menganalisa

sumber-sumber tersebut dan mencatat hasilnya untuk kemudian

dikualifikasikan menurut kerangka yang sudah ditentukan.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam skripsi ini adalah berbentuk

paper.Paper adalah sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf.

Artinya, dokumen atau literatur yang berupa karya ilmiah baik buku,

makalah, artikel, dan lain-lain yang relevan dengan pembahasan permasalahan.

Sumber data tersebut dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu sumber

(17)

6

1. Data primer

Adalah data utama dari berbagai referensi atau sumber-sumber

yang memberikan data langsung dari tangan pertama. Adapun yang

menjadi data primer dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a) Pane, Armijn. Habis Gelap Terbitlah Terang. Jakarta: (Balai Pustaka, 1978).

b) Sobadio, Haryanti dan Sapartinag Sadli. Kartini Pribadi Mandiri. (Jakarta: Gunung Agung,1980)

c) Shihab, M. Quraish. Perempuan. (Tangerang Lentera Hati,2005). d) Katapp, Aristides, dkk. Satu Abad Kartini 1879-1979. (Jakarta:

PT. Sinara Agrape Press, 1990).

2. Sumber Sekunder

Sebagai penopang dalam penulisan skripsi ini, penulis juga

menggunakan sumber sekunder yang berasal dari referensi buku-buku, artikel

dan sebagainya yang relevan dengan penulisan skripsi ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data adalah

metode dokumentasi. yang dimaksud dengan metode dokumentasi di sini

adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa buku-buku, jurnal,

surat kabar, majalah dan lain sebagainya yang representatif, relevan dan

mendukung terhadap kajian.

D.Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh diramu dalam beberapa tahap. Pertama,

menelaah habis gelap terbitlah terang. Kedua, melakukan klasifikasi agar

penulisan lebih terfokus pada inti pembahasan. Ketiga, melakukan Content

analysis yaitu penafsiran isi habis gelap terbitlah terang terhadap Islam

melalui media Al-Qur’an dan Hadist serta beberapa pendapat ahli agar

penelitian menjadi objektif. Keempat, mengambil kesimpulan dari seluruh

(18)

E.Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan

(19)

8

BAB II

PEREMPUAN DAN PENDIDIKAN

A.Pengertian Pendidikan Perempuan

Dalam kehidupan manusia, ada tiga bentuk aktivitas yang berkenaan

dengan kepentingan mereka: pertama, aktivitas yang menopang kehidupan

individual; kedua, aktivitas yang bermanfaat bagi keluarga; dan ketiga,

aktivitas yang bisa memberi manfaat bagi sosial masyarakat.

Maka dari itu, kaum perempuan sebagaimana kaum laki-laki memiliki

kewajiban moral dan agama untuk menuntut ilmu pengetahuan,

mengembangkan daya intelektualitasnya, mengolah minat dan bakatnya, yang

kemudian memanfaatkan potensi dirinya bagi kemanfaatan dirinya sendiri,

keluarganya maupun bagi masyarakatnya. Untuk aktivitas yang bermanfaat

keluarga perempuan sebagai ibu bisa menjadi teman bermain, bercanda,

bercerita dan belajar bagi anak-anaknya. dan sebagai istri perempuan juga bisa

bekerja sama dengan suami dalam melakukan pekerjaan domestik,

menyelesaikan permasalahan-permasalahan keluarga, merencanakan masa

depan dan lain sebagainya. Kemudian perempuan juga diberi kesempatan

aunuk mengembangkan karier profesi di segala bidang yang bisa memberi

manfaat bagi sosial masyarakat.

Namun biasanya perempuan yang ingin berkarier masih menghadapi

berbagai kendala antara lain:

1. Peranan alamiah perempuan sebagai ibu rumah tangga dalam sudut

pandang budaya yang sempit menyebabkan prospek pengembangan karier

perempuan belum memperoleh dukungan masyarakat secara luas.

2. Pengembangan karier perempuan dalam lembaga-lembaga pemerintahan

belum optimal karena pegawai negeri perempuan yang telah menikah

selalu memiliki status "ikut suami" sehingga mobilitas kerjanya relatif

terbatas.

Disamping faktor eksternal juga faktor internal yang dapat menjadi

(20)

a. Rasa bersalah karena adanya perasaan telah menelantarkan keluarga

terutama bila anak-anak masih kecil.

b. Sikap mendua antara membina peran di luar rumah dengan keinginan

sebagai ibu rumah tangga.

c. Sikap konvensional dari suami yang beranggapan bahwa tugas

perempuan adalah di rumah tangga sebagai istri dan ibu.

Arti pendidikan sekolah etimologi: paedagogi, berasal dari bahasa Yunani,

terdiri dari kata "pais" artinya anak dan "again" diterjemahkan pembimbing.

Jadi paedagogi yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.

Secara definitif, pendidikan (paedagogi) diartikan oleh para tokoh

pendidikan sebagai berikut:

1. John Dewey

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental

secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.

2. S A. Branata, dkk.

Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun

tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangan mencari

kedewasaan.

3. Reusseau

Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa

anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.1

Pendidikan bisa diartikan sebagai "usaha dan aktivitas" manusia untuk

meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi,

kepribadian untuk menuju kepribadian yang utama, atau dengan kata lain, Itu

berarti Pendidikan adalah sebuah proses dialektika manusia untuk

mengembangkan kemampuan akal pikirnya, menerapkan ilmu pengetahuan

dalam menjawab Problem-problem sosial, mencari hipotesa-hipotesa baru

yang kontekstual terhadap perkembangan manusia dan zaman serta media dan

alat untuk mencerdaskan kehidupan rakyat dan bangsa, sekaligus instrumen

(21)

10

penompang bagi Perkembangan hidup masyarakat.2 Sedangkan perempuan mempunyai arti jenis kelamin, lawan laki-laki.3 Jadi maksudnya ialah suatu usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina

potensi-potensi golongan atau kaum perempuan tanpa ada bentuk pendiskriminasian

terhadap kaum perempuan hanya karena perbedaan jenis kelamin.

Namun realitas yang terjadi pada masyarakat kita kebanyakan orang .

masih berasumsi bahwa pendidikan bagi perempuan tidaklah penting.

Laki-laki selalu mendapat peluang emas dalam mengenyam pendidikan, sedangkan

perempuan selalu jadi yang dinomorduakan. Anggapan mereka anak

perempuan kurang produktif karena memetakan selesai sekolah hanya akan

menjadi ibu rumah tangga yang harus melahirkan anak dan mengurus suami.

Padahal kalau kita tinjau jauh ke depan, perempuan yang memiliki

pengetahuan dan pendidikan yang cukup akan lebih baik. Kalau ia harus ibu

rumah tangga total, ia akan menjadi ibu rumah tangga yang baik, juga

keluarganya tetap berjalan harmonis dan anaknya tumbuh menjadi

anak-anak yang sehat mental dan fisiknya.

B. Sejarah Singkat Pendidikan Indonesia

di abad 15-16, dimana sistem kerajaan masih mendominasi, pendidikan

juga telah dikenal oleh masyarakat pendidikan yang diberikan selain

menyalurkan ilmu pengetahuan, juga ditujukan untuk melanggengkan

kekuasaan raja dan keturunannya. Pengetahuan tentang pemerintahan, strategi

perang dan berbagai pengetahuan mempertahankan kekuasaan adalah materi

wajib yang diberikan kepada keturunan dan kerabat raja. Rakyat biasa tidak

mendapat penyaluran pengetahuan tersebut.

Memasuki fase kolonialisme (termasuk zaman Kartini), empatan

mengenyam pendidikan bagi masyarakat masih tetap terbatas walaupun

kolonial Belanda melaksanakan program edukasi melalui politik etis. Belanda

1

Abu Ahmadi, dan Nuh Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 69

2

Front Mahasiswa Nasional, (Jakarta: Majalah PERLAWANAN Edisi 04, Front Mahasiswa Nasional, Maret, 2005), h 9

3

(22)

mendirikan sekolah hanya untuk memperoleh tenaga kerja rendahan yang

akan mengoperasionalkan pabrik dan perkebunan modern serta mengisi pos

administrasi pemerintah kolonial, sekolah hanya dinikmati oleh sebagian

golongan saja sesuai stratifikasi sosial pemerintah kolonial, hanya orang

Belanda, Eropa, golongan Indo, Priyayi, Pribumi(tuan tanah), Rakyat pribumi

jauh yang bisa merasakan bangku sekolah. Menyadari pemerintah sangat

diskriminatif dalam menyelenggarakan pendidikan, sebagian kaum pribumi

yang maju berinisiatif. Mendirikan sekolah-sekolah bagi masyarakat luas.

Pasca proklamasi 17 Agustus 1945 (masa Soekamo), pemerintah

berupaya untuk membangun infrastruktur pendidikan dengan mendirikan

sekolah dan perguruan di Indonesia. Dan pada masa ini, perhatian pemerintah

dengan kondisi pendidikan mulai terbangun.

Naiknya Rezim Orde Baru tidak lantas membuat kondisi dunia

pendidikan Indonesia membaik. Ilmu pengetahuan diarahkan atas nama

pembangunan sesungguhnya bertujuan menopang kelancaran operasional

imperialis dan melanggengkan kekuasaan. Kualitas pendidikan tidak merata

dan kurikulum terdistorsi demi mendukung kepentingan pasar. Kampus

berubah menjadi mesin pencetak tenaga terdidik yang siap pakai dan murah.

Peran mahasiswa sebagai intelektual tidak diarahkan mengabdi kepada rakyat

tapi justru sebaliknya.

Kemudian memasuki fase pemerintah sekarang, kondisi pendidikan

juga tidak memprihatinkan. Pern "BHMN" an perguruan tinggi negri (PTN)

atau Otonomi Kampus (OTKAM) telah mengakibatkan kuliah menjadi

barang langka di pasaran, karena biayanya selangit. Di tingkat pendidikan

dasar dan menengah, komersialisasi pendidikan banyak yang semakin

menjadi-jadi. Kesempatan yang minim selain persoalan biaya, juga

disebabkan tidak meratanya pembangunan sarana dan prasarana pendidikan.

Dan dibukanya kesempatan bagi lembaga pendidikan asing menjadi ancaman

tersendiri bagi lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.4

305

4

(23)

12

Dari sejarah singkat pendidikan di Indonesia di atas maka istilah masa

depan suram atau tren disebut "madesu" mungkin tepat untuk menggambarkan

kondisi pendidikan Indonesia. Satu yang tetap ada yang tumbuh subur dari

zaman ke zaman di pendidikan kita adalah bahwa pendidikan hanya bisa

dinikmati oleh kalangan tertentu, rakyat biasa (yang tidak memiliki biaya untuk

pendidikan) tidak dapat menikmatinya. "Istilahnya; orang miskin dilarang

sekolah, pendidikan mahal bikin otak pindah ke dengkul". Itu pun masih

didukung dengan masih mengentalnya budaya, adat yang bias gender dalam

pendidikan.

C.Perempuan dalam Sejarah Kebudayaan Jawa

Memahami berbagai konsep yang berbeda-beda tentang perempuan

dalam berbagai kebudayaan, tidak akan banyak gunanya bila kemudian kita

cockkan dengan praktek kebudayaan bersangkutan dalam memperlakukan

perempuan. Dalam kata lain, sekalipun terdapat berbagai konsep yang baik

tentang perempuan, namun dalam prakteknya hanya ada dalam satu kenyataan

perempuan berada di bawah dominasi lelaki. Dari sejarah manusia, yang

sakral, yakni yang diambil dari kitab-kitab suci atau mitos maupun . sakral,

yakni yang disusun secara ilmiah, senantiasa menunjukkan diri sebagai sejarah

lelaki. Kaum lelaki itulah yang membangun dunia, dimana terdapat perempuan

di dalamnya. Dengan kata lain, lelaki dan perempuan tidak setara.

Kelelakian sejarah bukanlah suatu keniscayaan, sekalipun bukti

kelakian sangat kuat dan melimpah. Kasus seperti kebudayaan Minangkabau

yang matrilinial itu misalnya, barangkali amat berguna sebagai bukti ketidak

niscayaan kelelakian sejarah. Walaupun hal tersebut tidaklah seberapa

berpengaruh terhadap citra kebudayaan mereka secara keseluruhan yang tetap

maskulin. Namun yang penting di sini adalah perbedaan dibuat, sekalipun pa

dalam wilayah konsep5

Perbedaan yang hanya ada pada wilayah konsep ini menjadi penting t

5

(24)

dibandingkan dengan kebudayaan Jawa, yang secara konsep pun manganggap

lelaki lebih tinggi dari pada perempuan, menempatkan parempuan sebagai

the second sex, kawula Wingking (kaum kedua) dalam segala peran sosial di

masyarakat. Bahkan tercermin dalam ungkapan-ungkapan proverbial yang

sangat mengunggulkan lelaki. Misalnya ungkapan swargo nunut neroko katut,

yang berarti bahwa kebahagiaan atau penderitaan istri hanya bergantung pada

suami, adalah contoh dimana perempuan dianggap tidak berperan dalam

kehidupan.

Fenomena ini begitu nampak pada komunitas masyarakat padat,

masyarakat keraton, yang sampai saat ini masih dipegang teguh sebagai budaya

oleh kelompok tradisional Jawa di desa, namun biarpun sebenarnya di kota

gaya diskriminasi terhadap perempuan bentuknya lebih parah bahkan mm

berupa kekerasan, intimidasi, perbudakan dan perdagangan kaum perempuan.

Perempuan dalam kebudayaan belum merdeka, mereka masih tertindas. seluruh

elemen pembentuk kebudayaan tampak jelas memiliki watak memihak atau

dominasi laki-laki.6

Kasus Jawa menjadi penting untuk konteks Indonesia karena dominasi

mereka di negara ini. Dalam kebudayaan Jawa, lelaki adalah penulis sejarah

kebudayaan Jawa, yang seperti kebudayaan lain, kebenarannya telah ditabalkan

dalam nilai-nilai resmi dan diluhurkan, Jawa juga menghadapi masalah dalam

mempertahankan nilai kelelakiannya ketika warganya semakin banyak yang

pandai berpikir.7

Diskriminasi terhadap kaum perempuan Jawa tersebut tidak terlepas dari

masih mengentalnya budaya patriarkhi yaitu budaya dimana kaum laki-laki

berkuasa dalam menentukan segala sesuatu. Kerja produksi disesuaikan dengan

pembagian kerja berdasarkan seks atau jenis kelamin. Itulah sebabnya

perempuan lebih banyak berkutat dalam urusan domestik (dapur, kasur dan

sumur).8 Budaya tersebut juga mengakibatkan peran dan posisi perempuan

6

P3M Ford Foundation, Menakar Harga Perempuan, (Bandung: Mizan, 1999), h.89

7

Fauzie Ridjal, dkk, Op. Cit, h. 51

8

(25)

14

tersubordinasi (anggapan bahwa perempuan irasional, lemah sehingga

perempuan tidak bisa menjadi pemimpin) dan termarginalkan ("pemikiran"

terhadap perempuan). Salah satu bentuk subordinasi dalam kebudayaan Jawa

pemisahan kerja produksi dan reproduksi, perempuan hanya bertugas kerja

reproduksi, yaitu "kerja memproduksi manusia''', sedangkan kerja produksi

adalah tanggung jawab laki-laki. Namun pada kenyataannya, kerja produksi

tidak hanya mengandung, melahirkan dan menyusui saja, tapi pengasuhan.

perawatan sehari-hari anak secara fisik dan mental dipikul semata-mata oleh

perempuan.9 Ideologi gender komunitas Jawa tradisional lebih mengutamakan pengabdian mutlak perempuan kepada laki-laki, mereka mengatakan bahwa

laki-laki adalah soko guru yang bertugas mengayomi, ngantepi dan

menganyomi mengayani ngantepi. Sedangkan perempuan dianggap sebaliknya.

Manifestasi dari budaya patriarkhi yang lain yaitu marginalisasi

perempuan, seperti proses eksploitasi dan lain sebagainya. Disebut Bung

Karno: I'exploitation de I'homme par I'homme (penghisapan oleh manusia lain

dalam segala bentuk). Dari segi sumbernya bisa kebijaksanaan pemerintah,

keyakinan atau tafsiran keagamaan, tradisi kebiasaan. atau bahkan asumsi ilmu

pengetahuan.10 Di Jawa misalnya, program pendekatan panen dengan sistem tebang menggunakan sabit, mcmungkinkan lagi menggunakan ani-ani yaitu

alat yang biasanya oleh perempuan. Akibatnya banyak perempuan miskin di

desa termarginalisasi yakni tersingkir dari sawah. Ini berarti program dirancang

tanpa mempertimbangkan aspek gender

Dari segi kepercayaan/religi, orang Jawa percaya bahwa hidup manusia ini

sudah diatur dalam alam semesta, sehingga tidak sedikit dari mereka bersikap

nrimo, yaitu menyerahkan diri pada takdir. Selain itu orang Jawa percaya

kepada kekuatan atau kesakten (kesaktian) yang terdapat pada Inada-benda

pusaka, seperti keris, gamelan dan lain-lain. Mereka juga mempercayai

keberadaan arwah atau roh leluhur, dan makhluk-makhluk halus seperti

Front Mahasiswa Nasional (FMN), Wonosobo, 25 September 2007. 9

Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Pustaka Pelajar Offset, 1996). h. 4.

10

(26)

memedi, lelembut, tuyul dan lain-lain. Menurut kepercayaan, makhluk tersebut

dapat mendatangkan kesuksesan, kebahagiaan, ketenteraman. 'sebaliknya ada

juga makhluk halus yang dapat menimbulkan ketakutan atau kematian.

Pada dasarnya, di Jawa cukup banyak tokoh perempuan pelaku sejarah

dalam. berbagai bidang kehidupan seperti pendidikan, politik, ekonomi, sosial

dan agam. Di antara tokoh-tokoh perempuan Jawa tersebut antara lain :

1. Ratu Sima (674)

Menurut kitab sejarah dinasti Tang, di Jawa ada sebuah kerajaan yang

disebut kerajaan Ho-Ling atau Kaling. Letaknya di Jawa Tengah, tanahnya

subur dan kaya. Di situ terdapat sumber air asin. Kerajaan aasebut

diperintah oleh raja perempuan yang bernama Sima sejak tahun 674

memerintah dengan keras. Ia juga menghendaki agar kejujuran dijungjung

tinggi. Hukum dijalankan tanpa pilih kasih, semua yang bersalah dihukum

dengan setimpal. Tidak ada orang yang berani melanggar hak

kewajibannya masing-masing, barang yang tercecer di jalan tidak ada yang

berani mengambil kecuali pemiliknya. Oleh karena itu, kerajaan kaling

aman. Rakyatnya hidup aman, tenteram dan juga pandai menulis dan

mengenal ilmu perbintangan.

2. Ratu Tribuanatunggadewi Jayawisnuwhadani (1329)

Kerajaan Majapahit di Jawa Timur juga pernah diperintah oleh -ang

raja putri selama 22 tahun. Ketika raja Jayanegara meninggal Adak

meninggalkan putra mahkota, maka adiknya seorang putri diangkat Untuk.

Menggantikannya dengan gelar Ratu Tribuanatunggadewi

Jayawisnuwhadani. Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi

pemberontakan dalam perebutan tanah kekuasaan Majapahit. Namun di

bawah perintah dan kekuatan pengawal pribadinya, pemberontakan itu

dapat dipadamkan. Pada tahun 1350-an ia mengundurkan diri dan

pemerintahan digantikan oleh putranya yang bernama Hayam Wuruk

dibantu Patih Gajahmada. Mereka berhasil meluaskan kekuasaannya ke

sriuruh nusantara.

(27)

16

Pada masa perkembangan Islam di Jawa juga mengenal pemimpin

wanita. Salah satunya adalah Ratu Kalinyamat yang berkuasa di

Kalinyamat, wilayah yang terletak dekat Jepara ini adalah daerah bawahan

Kesultanan Demak. Di masa ini pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara

berkembang aaenjadi bandar yang penting dan didatangi oleh armada

dagang baik lokal aaaupun asing dalam menghadapi saingan dari Portugis

dan melindungi asaha para saudara Islam, pada tahun 1574 Ratu

Kalinyamat membantu Aceh menyerang Malaka yang menjadi pusat

kekuasaan Portugis. Walaupun serangan-serangan itu mengalami

kegagalan, semangatnya sntuk menentang orang Portugis terus berkobar.

Misalnya, ia juga diminta okh para pimpinan persekutuan Hindu di Ambon

untuk membantu menghadapi Portugis. Ia meninggal pada tahun 1579 dan

digantikan oleh irmenakannya karena Ratu Kalinyamat tidak berputra.

4. Raden Ajeng Kartini (1879-1904)

Memasuki abad ke-20, ide atau pemikiran dari Barat mulai masuk

bersamaan diperkenalkan dan disebarluaskan pendidikan cara Barat. Kaum

perempuan walaupun jumlahnya terbatas, mulai ada kesempatan

menikmati pendidikan Barat tersebut. Sebagai putri Bupati, Kartini

disekolahkan di ELS (Europeesche Lagerschool - sekolah rendah Belanda)

di Jepara. Itu pun karena dianggap hanya sekolah itulah yang dapat

membawa kehormatan.

R.A. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879, putri Adipati

Sasraningrat, anak kedua dari tiga bersaudara. Kartini tumbuh di tengah

masyarakat Jawa yang adat istiadatnya waktu itu tidak memperbolehkan

perempuan berpendidikan, tidak boleh bekerja di luar rumah dan

menduduk jabatan. Dalam masyarakat Jawa, perempuan bumiputra, harus

bersedia dikawinkan oleh orang tuanya. Perkawinan hanya itu cita-cita

yang diangan-angankan oleh gadis.11

Waktu berumur 12 tahun, Kartini dilarang sekolah dan dipingit

11

(28)

(ditutup, tidak boleh keluar rumah) memenuhi adat istiadat bangsawan.

Dalam usia 16 tahun dimerdekakan lagi, selama dalam pingitan, hanya

dapeibolehkan berkirim-kirim surat dengan sahabat karibnya bangsa da.

Surat tersebut berisi tentang diri dan cita-cita seorang Kartini, dalah yang

mula-mula pandai menguraikan pikirannya dan pendapatnya lentang

masyarakat Jawa dan tentang apa yang harus dilakukan untukmemperbaiki

keadaan tersebut12

Perjuangan emansipasi kaum perempuan yang dilakukan R.A. kartini

disalurkan melalui pendidikan, yakni dengan mendirikan sekolah khusus

kaum wanita. Jenis sekolah yang dirintis dan didirikan oleh R.A. kartini

adalah :

a. Sekolah Gadis di Jepara, dibuka tahun 1903.

b. Sekolah Gadis di Rembang.13

Jejak emansipasi perempuan-perempuan Jawa tersebut di atas

Hanjutkan oleh perempuan-perempuan Indonesia dalam segala bidang.

D.Islam dan Perempuan

Sebelum Islam datang, status perempuan di beberapa negara di belahan

duni sangat diremehkan dan dirampas hak-haknya secara paksa. Perempuan

tidak hanya dijadikan budak tapi juga berhak untuk dibunuh. Berikut ini

dangan orang-orang (sebelum datangnya Islam) tentang kedudukan wanita

1. Perempuan di mata orang-orang Yunani

Di mata mereka, perempuan sangat dilecehkan dan diejek.

Sampai-sampai mengklaim kaum perempuan sebagai najis dan kotoran dari hasil

perbuatan syetan, perempuan sama rendahnya dengan dagangan yang bisa

diperjual belikan di pasar dan perempuan boleh dirampas haknya, tidak

periu. Diberikan hak bagian harta pusaka dan juga tidak berhak

menggunakan hartanya sendiri sekalipun.

2. Perempuan di mata orang-orang Romawi

12

Armijn Pane, Habis Gelap Terbitlah Terang, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet XII), h. 25

13

(29)

18

Di zaman Romawi, orang-orangnya memiliki semboyan cukup

terkenal "wanita itu tidak punya ruh", perempuan mengalami berbagai

macam siksaan yang sangat kejam, misalnya diikat pada ekor kuda yang

disurah lari sekencang mungkin sampai mati dan Iain sebagainya.

3. Perempuan di mata orang-orang Cina

Mereka menyamakan perempuan dengan air penyakit yang

membasuh harta dan benda, dan berhak menjual istrinya sebagaimana

badak perempuan. Apabila seorang wanita Cina menjadi janda, maka

Keluarga mendiang suaminya berhak atas istrinya dan bahkan seorang

suami berhak mengubur istrinya hidup-hidup.

4. Perempuan di mata Undang-Undang Hammurabi

Perempuan dianggap binatang ternak yang diperlakukan

seenaknya. Misalnya, seorang membunuh anak perempuan orang lain naka

dia harus menyerahkan anak perempuannya kepada orang tadi untuk

dibunuh atau dimiliki.

5. Perempuan di mata orang-orang Hindu

Di dalam syariat Hindu ditegaskan : "Sesungguhnya kesabaran

tertentu, angin, kematian, neraka, racun dan ular itu tidaklah lebih jahat

daripada perempuan".

Perempuan tidak berhak hidup dan harus membakar diri apabila

suaminya mati.

6. Perempuan di mata orang-orang Persia.

Menurut mereka, seseorang boleh saja menikahi ibunya sendiri,

saudara perempuan kandung, tante, bibi, keponakannya dan

muhrim-muhnm yang lain serta pada saat menjelang haid, perempuan harus

diasingkan jauh di luar kota.

7. Perempuan di mata orang-orang Yahudi

Mereka menganggap perempuan adalah laknat atau kutukan Tuhan

lantaran perempuan yang telah menyesatkan Adam dan ayah dari anak

perempuan berhak menjualnya dengan harga yang paling murah sekalipun.

(30)

Perempuan di mata orang-orang Nasrani

Mereka mengatakan bahwa "perempuan adalah sumber kejahatan,

aaalapetaka yang disukai, sangat penting bagi keluarga dan rumah tangga,

pembunuh yang dicintai dan musibah yang dicari".

Demikian sekilas tentang perempuan di masa sebelum datangnya

Islam sama sekali tidak mencerminkan peradaban namun sebaliknya lebih

kalau disebut sebagai penindasan dan kedustaan. Islam datang membawa

cahaya kebebasan yang sebenarnya bagi manusia, baik laki-laki maupun

perempuan. Kaum perempuan yang pada atasa pra-Islam mengalami

masa-masa suram dan menyedihkan, secara khusus telah diakui sifat

kemanusiaannya.

Kebangkitan Islam juga menyebabkan kedudukan perempuan

didefinisikan ulang secara radikal. Pertama, Islam melarang "pembunuhan

bayi perempuan" dan mengembalikan hak-hak lahir bagi perempuan.

Untuk selanjutnya, baik laki-laki maupun perempuan dihargai sama dalam

kemanusiaan mereka.

Dalam Islam terdapat prinsip-prinsip yang harus mendasari relasi

(persamaan) lelaki-perempuan dalam kemanusiaan tersebut sebagai mana

diajarkan dalam Al-Qur'an:

1. Persamaan

a. Mereka sama-sama dimuliakan oleh Allah sebagai keturunan Adam





















(31)

20

Al-Isra' [17]: 70).14

b. Diciptakan untuk menjadi hamba yang harus beribadah

kepada-Nya





Artinya: " Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (Adz-Dzariyat [51]:

56).15

c Sebagai khalifah yang harus memakmurkan bumi





Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan

seorang khalifah di muka bumi" (Al-Baqarah [2]: 30).16

d. Menjadi hamba yang harus beribadah kepada-Nya (Adz-Dzariyat

[51]: 56) dan khalifah-Nya yang harus memakmurkan bumi (Al- 30)





Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan Supaya mereka menyembah-Ku''' (Adz-Dzariyat [51]:

56)17





14

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI. 1971), h. 435

15

Ibid, h. 862

16

Ibid, h. 13

17

(32)

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang

khalifah di muka bumr (Al-Baqarah [2]: 30).18

e. Jika mereka beriman dan beramal shaleh maka akan diberi kehidupan

yang baik dan balasan yang terbaik











Artinya: "Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa

yang telah mereka kerjakari''. (An-Nahl [16]: 97).19

f. Kelebihan yang satu dengan yang lain ditentukan oleh ketakwaan

(Al-Hujurat [49]: 13) dan prestasinya (Al-An'am [6]: 165).

















.Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal (Al-Hujurat [49]: 13)20

18

Ibid, h. 13

19

Ibid, h. 417

20

(33)

22











Artinya: "Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang" (Al-An'am [6]: 165).21

2. Persaudaraan

a. Manusia merupakan bangsa yang satu





Artinya: "Manusia itu adalah umat yang satu''' (Al-Baqarah [2]:

213).22

b. Manusia diarahkan untuk bekerja sama dalam kebaikan dan

menghindari tolong menolong dalam dosa dan permusuhan



Artinya: "... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam

berbual dosa danpelanggaran" (Al-Maidah [5]: 2).23

3. Kemerdekaan

21

Ibid, h. 217

22

Ibid, h. 51

23

(34)

a. Allah memberi amanah kepada manusia yang sebelumnya ditawarkan

kepada langit, bumi, gunung-gunung namun mereka menolaknya











Artinya: "Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh"

(Al-Ahzab [33]: 72).24

b. Dalam melaksanakan kehendak bebasnya (amanah) itu, manusia diberi beban sesuai kemampuannya



Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari

kebajikan) yang diusahakannya" (Al-Baqarah [2]: 286).25

c. Seseorang tidak memikul dosa orang lain dan

mempertanggung-jawabkan atas perbuatannya sendiri



Artinya: " ... dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain"

(Al-An'am [6]: 164).26

4. Keadilan

Perintah untuk menegakkan keadilan untuk siapa saja, karena keadilan

merupakan kewajiban yang paling dekat dengan takwa (Al-Maidah [5]: 8)

24

Ibid, h. 680

25

Ibid, h. 72

26

(35)

24

baik di pemerintahan (An-Nisa [4]: 58) maupun keluarga (An-Nisa [4]: 3)













Artinya : "Hai orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan add. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, karena add itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakah"

(Al-Maidah[5]: 8).27









Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar bagi Maha Melihat (An-Nisa

[14]. 58)28





















Artinya : "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap

(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu

mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu

27

Ibid, h 159

28

(36)

takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya" (An-Nisa [4]:

3).29

Hal yang paling besar yang diberikanlslam kepada perempuan

adalah bahwa Islam telah menghapus untuk kali pertama "kesalahan abadi"

sebagai penyebab utama Adam a.s. memakan pohon terlarang di surga.

Islam Mengembalikan status perempuan dalam masyarakat dan mencela

mitos lama tentang hawa yang dianggap sebagai penggoda dan sumber

kejahatan. Sebagai penyebab dosa asal dan jatuhnya manusia, Islam

menganggap keduanya sama-sama bersalah karena mendengarkan bisikan

setan. Firman Allah :





Artinya "Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan

dikeluarkan dari keadaan semula" (Q.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pengaruh Kepemilikan Publik yang diproksi dengan Saham Publik, Kebijakan hutang yang diproksi oleh Debt to Equity

Mengenai proses pengembalian buku, proses awalnya adalah guru dan karyawan memberikan koleksi buku pinjaman dan petugas perpustakaan mengecek kondisi buku, jika

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif studi kasus, hal ini dikarenakan peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui secara mendalam proses

Sifat yang paling menonjol dari asam karboksilat adalah sifat asamnya yang merupakan asam

Yang dimaksud dengan potensi heritage dalam hal ini yaitu kekayaan sejarah yang dimiliki Kabupaten Purworejo, benipa fisik bangunan-bangiman kuno peninggalan Pemerintah Hindia

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa variabel kualitas produk, kualitas layanan, dan lokasi yang semua memiliki efek positif pada keputusan pembelian di Raharjo motor

Tahapan yang dilakukan, meliputi; analisis kompetensi dasar Matapelajaran IPA SMP untuk kelas VII, mahasiswa mengidentifikasi kearifan lokal dalam setiap KD yang

Hasil penelitian didapat hasil uji Chi square menunjukkan bahwa seluruh faktor yaitu umur, paritas, pendidikan, riwayat persalinan, anemia, berat badan bayi lahir,