• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Perbaikan Pelayanan RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan Integrasi Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Usulan Perbaikan Pelayanan RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan Integrasi Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD)"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini sesuai

waktu yang telah ditentukan.

Tugas Sarjana ini merupakan salah satu persyaratan dalam penyelesaian

studi dan memperoleh gelar sarjana teknik pada Program Reguler Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universetas Sumatera Utara. Dalam hal ini, penulis meneliti

kepuasan pelayanan pada rawat inap kelas III RSUD Dr. Pirngadi Medan yang

kemudian dirancang usulan perbaikannya. Adapun judul penelitian ini adalah

“Usulan Perbaikan Pelayanan RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan Integrasi

Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (Qfd).

Akhirnya dengan keterbatasan yang ada penulis menyadari bahwa

penyusunan Tugas Sarjana ini belum sempurna sehingga memerlukan perbaikan

dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun dari para dosen dan teman-teman mahasiswa.

Penulis berharap tulisan ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan

umumnya dan bagi perusahaan khususnya.

Juni 2012

PENULIS.

(3)

UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta

telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan Tugas

Sarjana ini.

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun

administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas

Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Humala Napitupulu, DEA. selaku Dosen Pembimbing I

atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan penulis

dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II dan

Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Industri USU atas waktu,

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan penulis dalam

(4)

4. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Bidang

Manajemen Rekayasa dan Produksi atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan

masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

5. Seluruh pegawai RSUD Dr. Pirngadi Medan yang membantu penulis

melakukan penelitian dan membantu penulis dalam pengumpulan data.

6. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang

Nurmansyah, Bang Kumis, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas

bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan Tugas Sarjana

ini.

7. Orang tua penulis (S. Aritonang Ompusunggu dan T. Siregar Sormin) dan

saudara-saudara penulis (abang, kakak dan adik tercinta) yang telah

mendukung penulis dalam doa, dana dan semangat.

8. Rekan-rekan KOSTUTI, ALE-ALE FC, dan teman-teman group SD 066052

Marcelona Ratika, Novi Adhalia, Karina Lolo, Shimon, Eko, Bahri, dan

teman-teman lainya yang senantiasa memberikan semangat yang luar biasa

(5)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... ii

SURAT KEPUTUSAN SIDANG KOLOKIUM ... iii

FORM PERBAIKAN CATATAN SIDANG SARJANA ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xviii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1

1.2. Rumusan Masalah ... I-3

1.3. Tujuan Penelitian ... I-4

1.4. Manfaat Penelitian ... I-5

(6)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Malahayati Medan … ... II-1

2.2. Uraian Tugas (Job Description) ... II-3 2.3. Jaringan Usaha/Kegiatan ... II-8

2.4. Fasilitas atau Pelayanan Kesehatan ... II-9

III LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Pelayanan atau Jasa ... III-1

3.2. Service Quality (Servqual) ... III-3 3.3. Proses Penilaian Kualitas Pelayanan ... III-6

3.4. Pembuatan Kuesioner ... III-7

3.5. Validiras Data ... III-11

3.6. Reliabilitas Data ... III-11

3.7. Skala Penilaian ... III-14

3.8. Teknik Sampling ... III-15

3.9. Konsep Dasar Fuzzy ... III-17 3.10. Konsep Dasar QFD ... III-25

(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Peneltian ... IV-1

4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1

4.3. Objek Penelitian ... IV-1

4.4. Karangka Konseptual Penelitian ... IV-3

4.5. Identifikasi Variabel Penelitian ... IV-2

4.4.1. Variabel Independen ... IV-2

4.4.2. Variabel Dependen ... IV-3

4.6. Sumber Data ... IV-3

4.7. Instrumen Penelitian ... IV-4

4.8. Teknik Samping ... IV-4 4.9. Metode Pengumpulan Data ... IV-5

4.10. Blog Diagram Prosedur Penelitian ... IV-6

4.11. Pengolahan Data ... IV-7

(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data... V-1

5.1.1. Perancangan Kuesioner penelitian ... V-1

5.1.2. Penyebaran Kuesioner Pendahuluan ... V-2

5.1.3. Penyebaran Kuesioner Tertutup ... V-4

5.2. Pengolahan Data ... V-6

5.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-6

5.2.2. Perhitungan Fuzzy Servqual ... V-14 5.2.2.1. Menetapkan Fungsi Keanggotaan Fuzzy ... V-14 5.2.2.2. Menghitung Fuzzy Aritmatic ... V-15 5.2.2.3. Defuzifikasi ... V-17

5.2.3. Perhitungan Fuzzy Tingkat Kepentingan ... V-19 5.2.3.1. Menetapkan Fungsi Keanggotaan Fuzzy ... V-19 5.2.3.2. Menghitung Fuzzy Aritmatic ... V-19 5.2.3.3. Defuzifikasi ... V-22

5.2.4. Gap Antara Tingkat Pelayanan dan Tingkat

Kepentingan ... V-23

5.2.5. Pembangunan Matrix QFD ... V-26

5.2.5.1. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.5.2 .Menyusun Matriks Perencanaan ... V-27

5.2.5.3. Menetapkan Karakteristik Pelayanan ... V-36

5.2.5.4. Menetapkan Tingkat Hubungan

Antara Karakteristik Pelayanan dengn

Kebutuhan Pelanggan ... V-38

5.2.5.5.Menentukan Prioritas Desain

Karakteristik Pelayanan ... V-39

5.2.5.6.Menetapkan Hubungan Antara

Karakteristik Pelayanan ... V-41

5.2.5.7. Membangun Matriks House of Quality ... V-41

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1. Analisis Kuesioner... VI-1

6.2. Analisis Fuzzy Servqual ... VI-2 6.3. Analisis Gap Antara Tingkat Pelayanan dan Tingkat

Kepentingan ... VI-3 6.4. Analisis Matriks House Of Quality ... VI-4

6.4.1. Analisis Matriks Variabel Pelayanan terhadap

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.4.2. Analisis Matriks Variabel Pelayanan terhadap

Rasio Perbaikan ... VI-5

6.4.3. Analisis Matriks Variabel Pelayanan Terhadap

Peringkat ... VI-6

6.5. Analisis Fuzzy Servqual dan Quality Function

Deployment ... VI-10

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-2

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

5.1. Variabel Pelayanan ... V-2

5.2. Tabulasi Kuesioner Penilaian Tingkat Kepuasan ... V-5

5.3.

Total Frekuensi Skor Jawaban Atribut

... V-6 5.5. Perhitungan Validitas Persepsi Pasien ... V-6

5.6. Hasil Perhitungan Validitas Ekspektasi Konsumen ... V-8

5.7. Perhitungan Varians Tiap Butir Persepsi Konsumen ... V-9

5.8. Perhitungan Varians Tiap Butir Ekspektasi Konsumen ... V-10

5.9. Fuzzy Number Tingkat Kepuasan ... V-11 5.10. Fuzzy Number Tingkat Kepuasan Pelanggan Variabel 1 ... V-15 5.11. Nilai Mean Tingkat Kepuasan Pelanggan ... V-14 5.12. Nilai Mean Of Maximum Kebutuhan Pelanggan ... V-17 5.13. Fuzzy Number Tingkat Kepentingan ... V-18 5.14. Fuzzy Number Tingkat Kepentingan Pelanggan Variabel 1 ... V-19 5.15. Nilai Mean Tingkat Kepentingan Pelanggan ... V-19

5.16. Nilai Mean Of Maximum Kepentingan Pelanggan... V-21 5.17. Nilai Gap Tingkat Pelayanan dan Tingkat Kepentingan ... V-25 5.18. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan ... V-28

(12)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.20. Target Tingkat Kualitas Pelayanan ... V-29

5.21. Nilai Setiap Variabel Kepuasan Pelanggan ... V-30

5.22. Nilai Rasio Perbaikan untuk Setiap Variabel ... V-31

5.23. Nilai Sales Point untuk Setiap Variabel Pelayanan ... V-33 5.24. Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-34

5.25. Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-36

5.26. Karakteristik Pelayanan yang Dibutuhkan untuk

Memenuhi Kebutuhan Pelanggan ... V-37

5.27. Perhitungan TKA untuk Karakteristik Kamar ... V-39

(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

3.1. Model Konseptual Kualitas Jasa Servqual ... III-4 3.2. Assesment / Evaluasi Pelanggan terhadap Kualitas Jasa ... III-7 3.3. Himpunan Fuzzy dan Fungsi Keanggotaan ... III-12 3.4. House of Quality ... III-14 4.1. Kerangka Konsep Pelayanan Rumah Sakit ... IV-4

4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-7

4.3. Block Diagram Pengolahan Data ... IV-8 5.1. Fungsi Keanggotaan Tingkat Kepuasan... V-16

5.2. Kesenjangan (Gap) antara Tingkat Kepuasan dan

Tingkat Kepentingan Pelayanan ... V-27

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Penelitian Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit (Terbuka) ... L-1

2. Kuesioner Penelitian Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit (Tertutup) .. L-2

3. Hasil Tabulasi Kuesioner Tertutup Bagian 1 ... L-3

4. Hasil Tabulasi Kuesioner Tertutup Bagian 2 ... L-4

5. Tabel Nilai Kritis untuk Korelasi r Product Moment ... L-5

6. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-6

7. Formulir Penetapan Tugas Sarjana ... L-7

8. Surat Penjajakan ke Perusahaan ... L-8

9. Surat Balasan Perusahaan ... L-9

10. Surat Rujukan Penelitian ... L-10

11. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-11

12. Lembar Asistensi Dosen Pembimbing 1 ... L-12

(15)

ABSTRAK

Kesehatan merupakan salah satu investasi yang sangat berharga bagi setiap orang, sehingga mutlak harus dijaga oleh setiap orang dengan sangat baik. Rumah sakit sebagai penyedia jasa kesehatan bagi masyarakat menjadi instansi yang sangat penting untuk mencapai hidup yang sehat bagi setiap orang. Kondisi ini mengharuskan RSUD Dr. Pirngadi Medan memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap masyarakat yang membutuhkannya.

Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan dengan metode fuzzy-Servqual untuk menentukan variabel kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi dengan menghitung gap (kesenjangan) antara pelayanan yang diberikan dengan harapan pelanggan sebagai voice of costumer. Logika fuzzy

digunakan mengestimasi kesubjektifan responden dalam memberikan nilai pada kuesioner.

Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk merancang usulan perbaikan pelayanan rumah sakit sesua voice of costumer pada fuzzy-servqual. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Dari hasil penyebaran kuesioner pendahuluan digunakan 21 variabel pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien rawat inap yang dikelompokkan berdasarkan 5 dimensi

servqual. Hasil perhitungan gap persepsi dan harapan menunjukkan bahwa pelayanan di RSUD Dr. Pirngadi Medan belum memuaskan pelanggannya karena seluruh variabel kebutuhan yang dinilai memiliki nilai gap negatif. Variabel pelayanan “kemampuan dokter dalam mendiagnosa penyakit” memiliki nilai gap terbesar yakni -0,326. Dari pembentukan matriks House of Quality (HOQ) diketahui bahwa karakteristik pelayanan “pelatihan/training tenaga medis dan karyawan”, memiliki nilai Tingkat Kepentingan Relatif (TKR) sebesar 10,028% sehingga “pelatihan/training tenaga medis dan karyawan” menjadi prioritas untuk perbaikan pelayanan.

(16)

ABSTRAK

Kesehatan merupakan salah satu investasi yang sangat berharga bagi setiap orang, sehingga mutlak harus dijaga oleh setiap orang dengan sangat baik. Rumah sakit sebagai penyedia jasa kesehatan bagi masyarakat menjadi instansi yang sangat penting untuk mencapai hidup yang sehat bagi setiap orang. Kondisi ini mengharuskan RSUD Dr. Pirngadi Medan memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap masyarakat yang membutuhkannya.

Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan dengan metode fuzzy-Servqual untuk menentukan variabel kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi dengan menghitung gap (kesenjangan) antara pelayanan yang diberikan dengan harapan pelanggan sebagai voice of costumer. Logika fuzzy

digunakan mengestimasi kesubjektifan responden dalam memberikan nilai pada kuesioner.

Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk merancang usulan perbaikan pelayanan rumah sakit sesua voice of costumer pada fuzzy-servqual. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Dari hasil penyebaran kuesioner pendahuluan digunakan 21 variabel pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien rawat inap yang dikelompokkan berdasarkan 5 dimensi

servqual. Hasil perhitungan gap persepsi dan harapan menunjukkan bahwa pelayanan di RSUD Dr. Pirngadi Medan belum memuaskan pelanggannya karena seluruh variabel kebutuhan yang dinilai memiliki nilai gap negatif. Variabel pelayanan “kemampuan dokter dalam mendiagnosa penyakit” memiliki nilai gap terbesar yakni -0,326. Dari pembentukan matriks House of Quality (HOQ) diketahui bahwa karakteristik pelayanan “pelatihan/training tenaga medis dan karyawan”, memiliki nilai Tingkat Kepentingan Relatif (TKR) sebesar 10,028% sehingga “pelatihan/training tenaga medis dan karyawan” menjadi prioritas untuk perbaikan pelayanan.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kualitas merupakan faktor yang sangat penting dan telah menjadi isu

sentral di era ini. Kualitas tidak hanya menjadi variabel penting sektor industri

manufaktur namun juga sektor industri jasa. Kualitas jasa pada dasarnya lebih

sulit untuk dievaluasi dibandingkan dengan kualitas suatu produk fisik yang

bersifat nyata. Oleh karena itu, kriteria yang tepat untuk mengevaluasi jasa

cenderung lebih sulit untuk dipahami oleh pengguna dan penyedia jasa. Salah satu

bentuk pelayanan di bidang jasa adalah pelayanan kesehatan, yang merupakan

bagian pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Pada dasarnya

penyedia jasa kesehatan memiliki beberapa sarana, salah satu sarana pelayanan

kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit sebagai penyedia

jasa kesehatan harus tetap menjaga kualitas pelayanan sehingga mampu bersaing

dengan rumah sakit lain yang ada di kota medan dimana jumlah rumah sakit yang

terdapat di Kota Medan saat ini berjumlah 71 (sumber : dinas kesehatan Kota

Medan), hal ini memberikan gambaran bahwa persaingan dalam merebut market share cukup tinggi disamping kewajiban dan tanggung jawab rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi setiap individu yang membutuhkan,

(18)

RSUD Dr. Pirngadi Medan sebagai salah satu penyedia jasa layanan

kesehatan bagi masyarakat belum sepenuhnya mampu memenuhi kualitas layanan

yang diinginkan pengguna jasa kesehatan, dimana pengguna jasa kesehatan

merasakan beberapa keluhan terhadap kualitas jasa kesehatan yang di sediakan

rumah sakit seperti tingkat pengalaman dokter dan tenaga medis, ketepatan

dokter, paramedis, dan karyawan dalam menganalisis kebutuhan pasien,

ketersediaan waktu konsultasi yang memadai dengan dokter, kesigapan tenaga

medis dan karyawan dalam melakukan tugasnya juga menjadi salah satu keluhan

pengguna layanan kesehatan.

Berdasarkan keluhan konsumen dalam hal ini pasien rawat inap kelas III

RSUD Dr. Pirrngadi Medan pelayanan rumah sakit belum terpenuhi secara baik.

Untuk memenuhi ekspektasi pelanggan terhadap pelayanan kesehatan, maka perlu

dianalisis kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD Dr. Pirngadi. Untuk

menganalisis masalah pelayanan yang terjadi dan memberikan solusi metode

pelayanan yang lebih baik, maka digunakan metode fuzzy Servqual dan metode

Quality Function Deployment. (QFD).

Metode fuzzy Servqual digunakan untuk menentukan atribut kebutuhan pelanggan dan menghitung gap (kesenjangan) antara pelayanan yang diberikan dengan harapan pelanggan. Metode Quality Function Deployment (QFD) akan menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang harus

dihasilkan oleh perusahaan. Metode Quality Function Deployment (QFD) telah terbukti sebagai alat yang efektif dalam mengatur produk/jasa dalam berbagai

(19)

Metode Servqual dan QFD sudah pernah digunakan oleh Hot Pangihutan Sianturi dan Moses Laksono Singgih untuk perbaikan kualitas layanan instalasi

rawat jalan rumah sakit yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

rumah sakit guna meningkatkan keunggulan bersaing. House of Quality QFD digunakan untuk menganalisis usulan perbaikan kualitas layanan yang menjadi

seolusi dari permasalahan untuk dilakukan oleh pihak manajemen instalasi rawat

jalan rumah sakit. Metode Fuzzy Servqual dan QFD juga digunakan oleh Evelyn Darmawan dalam upaya peningkatan kualitas layanan pada bengkel mobil.

Servqual digunakan untuk melihat gap atau kesenjangan antara persepsi dan

ekspektasi konsumen. Logika fuzzy digunakan sebagai usaha untuk mengurangi

implicise responden dalam memberikan nilai ekspektasi dan persepsi dalam

Servqual. Usulan perbaikan akan diolah dengan menggunakan Quality Funtion Deployment (QFD). Dalam penelitian ini digunakan metode Fuzzy Servqual dan QFD untuk menghasilkan solusi perbaikan kualitas layanan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan dalam

penelitian ini adalah pengguna jasa pelayanan RSUD Dr. Pirngadi Medan belum

sepenuhnya merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit.

Untuk mengatasinya maka pihak management rumah sakit perlu berupaya

melakukan tindakan perbaikan mutu pelayanan jasa kesehatan. Penelitian ini akan

menganalisis atribut-atribut pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pengguna jasa

(20)

memuaskan keinginan pengguna jasa kesehatan dengan fuzzy servqual kemudian disusun rancangan perbaikan pelayanan dengan quality function deployment

(QFD)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terbagia atas dua, yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus.

Tujuan umum penelitian adalah untuk mengidentifikasi gap tingkat kepuasan pengguna jasa kesehatan serta keinginan dan kebutuhan pengguna jasa

kesehatan dengan menggunakan metode fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD), untuk memperbaiki kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD Dr. Pirngadi Medan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanannya,

Tujuan khusus penelitian:

1. Mengetahui karakteristik-karakteristik pelayanan jasa yang digunakan

pelanggan jasa kesehatan dalam menilai kualitas pelayanan RSUD Dr.

Pirngadi Medan.

2. Mengukur tingkat kepuasan pelanggan jasa kesehatan terhadap pelayanan

yang diberikan oleh RSUD Dr. Pirngadi Medan.

3. Menyusun prioritas karakteristik rancangan perbaikan sistem pelayanannya

dalam rangka memenuhi keinginan pengguna jasa kesehatan RSUD Dr.

(21)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama di

bangku perkuliahan dengan cara membandingkan teori-teori ilmiah yang ada

dengan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya mengenai konsep

jasa, kualitas, metode serta aplikasinya di lapangan.

2. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Dapat meningkatkan hubungan kerjasama Departemen Teknik Industri dengan

pihak rumah sakit Dr. Pirngadi Medan.

3. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan bagi Rumah Sakit mengenai atribut-atribut pelayanan yang

dianggap penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan

datang dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

mengenai kinerja pelayanan perusahaan.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan terhadap masalah yang akan dianalisis antara lain, yaitu:

(22)

2. Penelitian dilakukan hanya pada pengguna pelayanan jasa kesehatan pasien

umum rawat inap kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.

Sedangkan perespon teknisnya adalah pihak manajemen Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. Pirngadi Medan.

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Dalam memberikan jawaban pada kuesioner, responden tidak dipengaruhi

oleh pihak lain.

2. Kondisi pelayanan rumah sakit tidak berubah selama penelitian dilakukan.

3. Pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi dianggap berperilaku rasional dan

bersedia memberikan informasi yang cukup dalam memberikan solusi

tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam memenuhi keinginan

(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM

beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan yang merupakan salah satu

unit pelayanan kesehatan di kota Medan yang berstatus milik pemerintah Kota

Medan. RSU Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan oleh pemerintah kolonial

Belanda dengan nama GEMENTE ZIEKEN HUIS pada tanggal 11 Agustus Anno

1928. Peletakan batu pertamanya dilakukan seorang bocah berumur 10 tahun

bernama MARIA CONSTANTIA MACKY, dimana sebagai pimpinan yang

pertama dipegang oleh Dr. W. BAYS.

Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini

diambil alih oleh Bangsa Jepang dan berganti nama menjadi SYURITSU

BYUSONO INCE dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putra Indonesia

yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro. Setelah bangsa Indonesia pada tanggal

17 Agustus 1945 menyatakan kemerdekaannya, pada tahun 1947 rumah sakit ini

diambil alih oleh pemerintah Negara bagian Sumatera Timur Republik Indonesia

Sementara (RIS) dengan nama “Rumah Sakit Kota Medan”. Dengan berdirinya

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1950 maka

Negara bagian (RIS) dihapuskan, rumah sakit kota Medan diambil alih oleh

pemerintah pusat/kementerian kesehatan di Jakarta dengan nama “Rumah Sakit

(24)

ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan berganti nama menjadi Rumah Sakit

Umum Pusat Provinsi Medan. Pada tahun 1979, Rumah Sakit Umum Pusat

Provinsi Medan ditabalkan menjadi “Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan”.

Sejalan pelaksanaan otonomi daerah, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi

pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan dan berganti nama

menjadi “Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan”. Pada tanggal 6

September 2002, status kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi

ditetapkan menjadi Badan dan berganti nama menjadi “Badan Pelayanan

Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan”. Sebagai direktur, pada saat itu

dipercayakan kepada Dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA.

Pada tahun 2004, Walikota Medan yang menjabat pada saat itu Drs. H.

Abdillah, Ak., MBA mencanangkan pengembangan rumah sakit Dr. Pirngadi

menjadi delapan tingkat yang peletakan batu pertamanya tepatnya dilaksanakan

pada tanggal 4 Maret 2004. Kemudian pada tahun 2005, pemakaian gedung rumah

sakit umum Dr. Pirngadi dengan delapan tingkat diresmikan oleh beliau. Dengan

adanya peresmian tersebut, maka gedung baru dengan delapan tingkat siap untuk

digunakan.

Masa jabatan direktur yang dipegang oleh Dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA

telah berakhir. Beliau telah menjabat sebagai direktur selama tujuh tahun. Tepat

pada tanggal 8 April 2009, pimpinan Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.

Pirngadi Kota Medan secara resmi dipindahtangankan kepada Dr. dr. Umar Zein,

(25)

2.2. Uraian Tugas (Job Description)

Setiap jenjang mempunyai wewenang yang menjadi pokok kegiatan dalam

menjalankan tugas, sebagaimana yang tertera dalam struktur organisasi.

1. Dewan Penyantun

Tugas pokoknya adalah mengarahkan kepala badan dalam melaksanakan misi

rumah sakit dengan memperhatikan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh kepala

daerah.

2. Sekretariat

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan urusan

ketatausahaan, melakukan urusan perlengkapan, melakukan urusan

kepegawaian, melakukan urusan penyusunan anggaran, perbendaharaan dan

verifikasi, melakukan urusan akuntansi keuangan dan mobilisasi dana, serta

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai

dengan bidang tugasnya. Sekretariat terdiri dari:

a. Sub bagian tata usaha, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang

surat menyurat, arsip, penggandaan, perawatan dan penyimpanan

dokumentasi serta urusan kerumahtanggaan,

b. Sub bagian perlengkapan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di

bidang perlengkapan dan pengadaan barang kebutuhan rumah sakit,

c. Sub bagian kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pengelolaan administrasi di bidang kepegawaian dan kesejahteraan

(26)

d. Sub bagian penyusunan anggaran, perbendaharaan, dan verifikasi,

mempunyai tugas meliputi penyusunan anggaran, perbendaharaan dan

verifikasi,

e. Sub bagian akuntansi keuangan dan mobilisasi dana, mempunyai tugas

meliputi akuntansi keuangan dan mobilisasi dana.

3. Bidang Perencanaan dan Rekam Medik

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

pengumpulan, pengolahan data dan perencanaan serta penyusunan program

dan laporan, melakukan kegiatan rekam medis, melakukan kegiatan

pengelolaan data rawat jalan dan rawat inap, serta melaksanakan tugas-tugas

lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang

perencanaan dan rekam medik terdiri dari :

a. Sub bidang penyusunan program dan laporan mempunyai tugas

mengumpulkan, mengelola data dan menyusun program serta laporan,

b. Sub bidang rekam medik mempunyai tugas mengatur pelaksanaan kegiatan

pencatatan dokumen medik,

c. Sub bidang pengelolaan data rekam medik, rawat jalan, dan rawat inap

mempunyai tugas mempersiapkan, mengelola data rawat jalan dan rawat

inap.

4. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan rujukan

pasien, melakukan penyusunan kebutuhan tenaga medis, melakukan

(27)

penunjang medis, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

kepala badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang pelayanan medis dan

penunjang medis terdiri dari:

a. Sub bidang rujukan yang mempunyai tugas melakukan rujukan pasien,

b. Sub bidang ketenagaan, pemeliharaan mutu dan fasilitas pelayanan medis

yang mempunyai tugas melakukan penyusunan tenaga medis serta

pemeliharaan mutu dan fasilitas pelayanan medis,

c. Sub bidang penunjang medis mempunyai tugas menyediakan semua

kebutuhan penunjang medis.

5. Bidang Keperawatan

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

penyusunan standar asuhan, melakukan pelayanan keperawatan, melakukan

pengembangan sumber daya manusia keperawatan, serta melaksanakan

tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan bidang tugas-tugasnya.

Bidang keperawatan terdiri dari:

a. Sub bidang pelayanan keperawatan yang mempunyai tugas melakukan

pelayanan keperawatan rawat inap dan rawat jalan,

b. Sub bidang pengendalian mutu keperawatan yang mempunyai tugas

melakukan pengendalian mutu pelayanan keperawatan,

c. Sub bidang ketenagaan dan pengembangan SDM keperawatan yang

mempunyai tugas melakukan penyusunan kebutuhan tenaga keperawatan

(28)

6. Bidang Pendidikan dan Penelitian

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan kegiatan

pendidikan dan pelatihan, melakukan kegiatan penelitian, melakukan kegiatan

perpustakaan rumah sakit, melakukan dan mengelola perpustakaan rumah

sakit, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan

sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang pendidikan dan penelitian terdiri dari:

a. Sub bidang pendidikan dan pelatihan mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan pendidikan dan pelatihan,

b. Sub bidang penelitian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian,

c. Sub bidang perpustakaan mempunyai tugas mengelola perpustakaan runah

sakit.

7. Bidang Pemeliharaan

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan kegiatan

pemeliharaan sarana medis, melakukan kegiatan pemeliharaan sarana non

medis, melakukan kegiatan kebersihan, keamanan, dan ketertiban rumah sakit,

serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai

dengan bidang tugasnya. Bidang pemeliharaan terdiri dari :

a. Sub bidang pemeliharaan sarana medis mempunyai tugas melakukan

pemeliharaan sarana medis,

b. Sub bidang pemeliharaan sarana non medis mempunyai tugas melakukan

pemeliharaan sarana non medis,

c. Sub bidang kebersihan, keamanan dan ketertiban mempunyai tugas

(29)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas pokoknya adalah melaksanakan sebagian tugas Badan Pelayanan

Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan sesuai dengan

keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terbagi atas komite

medik, staf medik fungsional, komite keperawatan, dan instalasi.

a. Komite Medik

Komite medik mempunyai tugas membantu kepala badan dalam menyusun

standar pelayanan medik, memantau pelaksanaannya, pembinaan etika

profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medik fungsional, dan

mengembangkan program pelayanan.

b. Staf Medik Fungsional

Staf medik fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis

pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan

kesehatan serta penyuluhan kesehatan. Dalam melaksanakan tugasnya, staf

medik fungsional dikelompokkan berdasarkan keahlian yang terdiri dari:

Staf Medik Fungsional Penyakit Anak; Kebidanan dan Penyakit

Kandungan; Neurologi; Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT); Bedah;

Penyakit Mata; Penyakit Gigi dan Mulut; Penyakit Dalam; Penyakit Jiwa;

Kardiologi; Kehakiman; Dokter Umum; Radiologi; Patologi Klinik;

Anestesi; Rehabilitasi Medis; Patologi Anatomi; Penyakit Paru; Penyakit

(30)

c. Komite Keperawatan

Komite keperawatan mempunyai tugas membantu kepala badan menyusun

standar keperawatan, pembinaan asuhan keperawatan, melaksanakan

pembinaan etika profesi keperawatan.

d. Instalasi

Instalasi mempunyai tugas membantu kepala badan dalam penyelenggaran

pelayanan fungsional sesuai dengan fungsinya. Instalasi terdiri dari:

Instalasi Rawat Jalan; Instalasi Rawat Inap; Instalasi Rawat Darurat;

Instalasi Bedah Sentral; Instalasi Emergency; Instalasi Anesthesi, Reanimasi

dan ICU; Instalasi Hemodalysis; Instalasi Dianostik; Instalasi Rehabilitasi

Medis; Instalasi Radiologi; Instalasi Farmasi; Instalasi Gizi; Instalasi

Patologi Anatomi; Instalasi Patologi Klinik; Instalasi Pemulasaraan Jenazah

dan Kedokteran Kehakiman; Instalasi Kemotoran; serta Instalasi Loundry

dan Sandang.

2.3. Jaringan Usaha/Kegiatan

Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota

Medan adalah unsur penunjang Pemerintah Daerah dan merupakan rumah sakit

rujukan di wilayah Kota Medan, dengan komposisi pasien: penduduk yang berasal

dari Kota Medan sebanyak 62 %, serta penduduk yang berasal dari luar kota

Medan sebesar 38 % (Kabupaten/ Kota di Sumut 36 %; luar provinsi Sumut 2 %).

RSU Dr. Pirngadi Medan bertugas melakukan upaya kesehatan kepada

(31)

merata, bermutu serta terjangkau. RSU Dr. Pirngadi Medan juga terus

meningkatkan kualitas pelayanan melalui penambahan sarana dan prasarana

penunjang kesehatan serta demi tercapainya “Program Indonesia Sehat 2010”

seperti yang dicanangkan oleh Pemerintah bersama Departemen Kesehatan. RSU

Dr. Pirngadi Medan bekerja sama dengan PT. ASKES (PERSERO) yang tersebar

di seluruh wilayah Kota Medan untuk pelayanan JAMKESMAS, serta PT. Bank

Sumut untuk pelaksanaan pembayaran gaji pegawai. Saat ini, dana anggaran

JAMKESMAS yang dialokasikan Departemen Kesehatan melalui Kas Negara

sebesar Rp. 8,74 milyar telah diterima oleh pihak RSU Dr. Pirngadi Medan untuk

dikelola sendiri. Selama ini, RSU Dr. Pirngadi Medan masih melakukan sistem

Askeskin, yang mana anggarannya dikelola oleh PT ASKES sehingga pihak RSU

Dr. Pirngadi Medan harus mengklaimnya terlebih dahulu.

2.4. Fasilitas atau Pelayanan Kesehatan

Fasilitas dan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pihak Rumah

Sakit Islam Malahayati Medan adalah sebagai berikut :

2.4.1. Pelayanan Medis

Jenis pelayanan medis yang diberikan oleh pihak RSUD Dr. Pirngadi

Medan adalah sebagai berikut :

1. Medical Check Up

2. Dokter Umum

3. Dokter Gigi

(32)

a. Anak

b. Bedah

c. Kebidanan & Kandungan

d. Penyakit Dalam

e. Syaraf

f. THT

g. Mata

h. Paru

i. Kulit & Kelamin

j. Jantung

k. Bedah Tulang

l. Jiwa

m.Urologi

n. Bedah Syaraf

2.4.2. Pelayanan Penunjang

Jenis pelayanan penunjang yang diberikan oleh pihak RSUD Dr. Pirngadi

Medan adalah sebagai berikut :

1. Laboratorium Patologi Klinik

2. X-Ray

3. USG

4. EKG

(33)

6. Konsultasi Gizi

7. Farmasi

8. Hemodialisa

2.4.3. Fasilitas

Fasilitas yang disediakan oleh pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan yakni

sebagai berikut :

1. UGD 24 Jam

2. Rawat Jalan

3. Rawat Inap

4. Kamar Bedah

5. Kamar Bersalin

(34)

III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Pelayanan atau Jasa1

Jasa memiliki perbedaan yang cukup mendasar jika dibandingkan dengan

produk fisik manufaktur. Kualitas suatu jasa lebih sulit dievaluasi oleh konsumen

dibandingkan dengan kualitas suatu produk fisik. Jasa didefinisikan sebagai

tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan kepada suatu pihak kepada pihak

yang lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan

kepemilikan apapun.

Pada penelitian ini, definisi kualitas jasa mengacu pada definisi yang

diberikan oleh Berry, Parasuraman dan Zeithaml. Adapun definisinya adalah :

sejauh mana tingkat pelayanan yang diberikan mampu memenuhi harapan

konsumen. Penyediaan kualitas pelayanan berarti tingkat penyesuaian pelayanan

dengan harapan konsumen secara konsisten.

Atau dengan kata lain, kualitas jasa merupakan tingkat kesempurnaan

yang diharapkan dan pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan dan kualitas jasa dipengaruhi dua faktor yaitu jasa yang

diharapkan dan jasa yang dipersepsikan.

1

(35)

Kotler2 mendefinisikan pelayanan sebagai setiap tindakan atau perbuatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya

bersifat tidak berwujud (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Pelayanan atau jasa memiliki empat karakteristik umum yang

membedakannya dengan barang, yaitu :

1. Tidak berwujud (Intangibility)

Jasa adalah tidak nyata atau tidak berwujud. Tidak seperti produk fisik, ia

tidak dapat dilihat secara visual, dikecap atau didengar sebelum ia dibeli

maupun digunakan oleh konsumen. Orang yang mendapat facelift tidak dapat melihat hasilnya sebelum pembelian, dan pasien dalam kantor psikiater tidak

dapat meramalkan hasilnya sebelum pelayanan diberikan kepada konsumen.

Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti

dari mutu jasa tersebut.

2. Tidak terpisahkan (Inseparibility)

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak

berlaku pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada persediaan,

didistribusikan melalui pengecer, dan akhirnya dikonsumsi.

3. Bervariasi (Variability)

Jasa-jasa sangat bervariasi, karena ia tergantung kepada siapa yang

menyediakan jasa dan kapan serta dimana ia disediakan. Para pembeli jasa

akan berhati-hati terhadap keragaman ini dan sering kali akan

membicarakannya dengan yang lain sebelum memilih seorang penyedia jasa.

2

(36)

4. Mudah lenyap (Perishability)

Jasa tidak dapat disimpan. Kursi kereta api yang kosong, kamar hotel yang

tidak dihuni atau jam tertentu tanpa pasien di tempat praktik seorang dokter,

akan berlalu/hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan untuk dapat

dipergunakan di lain waktu. Hal ini tidak menjadi masalah bila

permintaannya tetap karena mudah untuk menyiapkan pelayanan untuk

permintaan tersebut sebelumnya.

3.2. Model Service Quality (Servqual)3

Definisi kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan terhadap suatu

pelayanan yang didapatkannya. Kualitas jasa memiliki lima dimensi dasar. Jasa

yang diharapkan (expected services) dan jasa yang dirasakan (perceived service) memiliki dimensi yang sama. Dimensi ini dinilai sewaktu pelanggan diminta

untuk menyatakan expected dan perceived services yang diterimanya. Dimensi kualitas jasa tersebut adalah :

1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan dan sarana komunikasi

2. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap,

3

(37)

yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan

karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.

4. Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan

kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan

informasi, kemampuan dalam memberikan di dalam memanfaatkan jasa yang

ditawarkan, dan kemampuan dalam menentukan kepercayaan pelanggan

terhadap perusahaan.

5. Empati (empathy), yaitu perhatian secara individual secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk

menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi

dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan

kebutuhan pelanggannya.

Suatu model kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama dibentuk

agar penyedia jasa mampu memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Model itu

mengidentifikasikan lima gap yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa.

(38)

Komunikasi Kebutuhan pribadi Pengalaman masa lalu Jasa yang

diharapkan

Jasa yang dipersepsikan

Penyampaian Jasa

Spesifikasi Kualitas

Persepsi Manajemen atas Harapan Pelanggan

Komunitas Eksternal kepada Pelanggan Konsumen

Pemasar

Gap 5

Gap 4 Gap 3

[image:38.595.156.470.105.369.2]

Gap 2 Gap 1

Gambar 3.1. Model Konseptual Kualitas Jasa Servqual

1. Gap 1 : persepsi manajemen, yaitu adanya perbedaan penilaian pelayanan

menurut pengguna jasa dan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna

jasa. Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya orientasi riset pemasaran,

pemanfaatan yang tidak memadai atas penemuan penelitian, kurangnya

interaksi antara pihak manajemen dan pelanggan, komunikasi dari bawah ke

atas kurang memadai serta terlalu banyaknya tingkat manajemen. Dengan

kata lain, manajemen tidak selalu dapat merasakan apa yang diinginkan para

pelanggan secara cepat.

2. Gap 2 : spesifikasi kualitas, yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen

mengenai harapan pengguna jasa dan spesifikasi-spesifikasi kualitas jasa

yang ditetapkan. Kesenjangan ini terjadi antara lain karena tidak memadainya

(39)

ketidaklayakan, tidak memadainya standarisasi tugas dan tidak adanya

penyusunan tujuan.

3. Gap 3 : penyampaian jasa, yaitu kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa

dan penyerahan jasa (delivery service). Karyawan perusahaan mungkin kurang dilatih atau bekerja melampaui batas dan tidak memenuhi standar atau

mereka dihadapkan pada standar-standar bertentangan.

4. Gap 4 : komunikasi pemasaran, yaitu kesenjangan yang terjadi antara jasa

yang diberikan melalui iklan, humas, dengan penyampaian layanan yang

sesungguhnya. Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan-pernyataan

yang dibuat oleh wakil dan iklan perusahaan.

5. Gap 5 : penyampaian jasa, yaitu perbedaan persepsi antara yang dirasakan

dengan jasa yang diharapkan oleh pelanggan. Adanya perbedaan antara jasa

yang dirasakan dan yang diharapkan pelanggan.

3.3. Proses Penilaian Kualitas Pelayanan

Proses penilaian suatu jasa oleh pelanggannya dimulai sebelum ia

berinteraksi dengan penyedia jasa itu sendiri. Sebelum berinteraksi, pelanggan

melakukan penjajakan apakah penyedia jasa akan bisa memenuhi kebutuhannya.

Dibenak pelanggan terbentuk jasa yang diharapkan (expected services) yang ia rasakan pantas untuk diterimanya jika ia rasa pantas untuk diterimanya jika ia

melakukan pembelian.

(40)

1. Word of mouth (kabar dari mulut ke mulut) 2. Personal needs (kebutuhan pribadi)

3. Past experience (pengalaman masa lalu)

4. External communication (komunikasi eksternal)

Kabar dari mulut ke mulut mengenai pengalaman orang dan reputasi

penyedia layanan menjadi salah satu masukan untuk membandingkan (jika belum

pernah mencoba sebelumnya). Sedangkan komunikasi eksternal yang dilakukan

penyedia jasa dan penyampaian janjinya akan membentuk expected services yang pantas dituntut dan menjadi hak pelanggan. Keempat faktor ini akhirnya

membentuk jasa yang diharapkan secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar

3.2.

Komunikasi dari mulut ke mulut

Kebutuhan perorangan

Pengalaman masa lalu

Dimensi Kualitas : · Tangibles · Responsivenss · Assurance · Empaty · Reliability

Jasa yang diharapkan

Jasa yang diterima

Kualitas jasa yang diterima Komunikasi

eksternal

Gambar 3.2. Assesment / Evaluasi Pelanggan terhadap Kualitas Jasa

3.4. Pembuatan Kuisioner

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

(41)

yang sangat pokok dalam pengmpulan data. Tujuan pokok pembuatan kuesioner

adalah untuk memperoleh informasi yang relevann dengan tujuan dengan cara

mengisi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terhadap responden yang dipilih.

Syarat pengisian kuesioner adalah pertanyaan harus jelas dan mengarah ketujuan

penelitian.

Kuesioner dapat dibedakan berdasarkan :

1. Berdasarkan cara menjawab

a. Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan kalimatnya sendiri tanpa dibatasi oleh apapun.

b. Kuesioner tertutup, yang telah disediakan jawabannya sehingga responden

hanya tinggal memilih sesuai pilihan yang ada.

2. Berdasarkan jawaban yang diberikan

a. Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya atau

memberikan informasi mengenai perihal pribadi.

b. Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden memberikan respon

tentang perihal orang lain.

3. Berdasarkan bentuknya

a. Kuesioner pilihan ganda, yaitu sama seperti kuesioner tertutup, dimana

terdapat pilihan jawaban.

b. Kuesioner isian, yaitu sama seperti kuesioner terbuka, berbentuk essay. c. Check List, yaitu sebah daftar dimana responden tinggal membubuhkan

(42)

d. Rating Scale, yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya, mulai dari sangat setuju

hingga sangat tidak setuju.

Ada empat komponen inti dari sebuah kuesioner, yaitu :

1. Adanya subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian

2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti untuk turut serta mengisi

secara aktif dan objektif pertanyaan maupun pernyataan yang tersedia

3. Adanya petunjuk pengisisan kuesioner, dimana petunjuk yang tersedia harus

mudah dimengerti

4. Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban, baik

secara tertutup, ataupun terbuka. Dalam membuat pertanyaan ini juga

disertakan dengan identitas responden.

Ada beberapa jenis pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner, yaitu :

1. Pertanyaan terbuka, yaitu kemungkinan jawaban tidak ditentukan terlebih

dahulu dan responden diberi kebebasan memberi jawaban.

2. Pertanyaan tertutup, yaitu kemungkinan jawabnnya sudaj ditentukan terlebih

dahulu dan responden tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban

lain.

3. Pertanyaan kombinasi terbuka dan tertutup, yaitu jawaban sudah ditentukan

tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

4. Pertanyaan semiterbuka, dimana alternatif jawaban tersusun tetapi masih ada

(43)

3.5. Validitas Data

Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian

antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang

valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Beberapa

literatur membedakan validitas instrumen atas dua tipe yaitu validitas internal dan

validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat keakurasian

rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang baik termasuk rancangan

pengumpulan data akan dapat mengidentifikasi sumber data yang tepat dan

alat/instrumen pengumpulan data yang juga tepat. Validitas eksternal berkenaan

dengan derajat akurasi hasil penelitian jika dilakukan generalisasi dan diterapkan

pada populasi dari mana data penelitian diambil.

Salah satu cara yang umum yang digunakan untuk menguji validitas

instrumen ialah melalui analisis korelasi (correlational analysis). Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut :

Dimana, r = koefisien korelasi antara X dan Y

X = skor variabel independen X

(44)

3.6. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu

memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliable). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Kadang-kadang

reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan,

konsistensi, kestabilan dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep

reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh

mana skor hasil pengukuran terbebas dari galat pengukuran (measurement error). Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien

sebasar 0,00-1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien sebesar 1,00 tidak

pernah tercapai dalam suatu pengukuran, karena manusia sebagai subjek

pengukuran psikologis merupakan sumber error yang potensial. Disamping itu

walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), akan tetapi

dalam reliabilitas, koefisien yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya

karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu kepada koefisien yang positif.

Metode-metode perhitungan reliabilitas dapat dikelompokkan berdasarkan

sumber-sumber galat pengukuran sebagai berikut

1. Test retest reliability

Metode perhitungan reliabilitas yang paling baik digunakan untuk

mengetahui sumber-sumber galat yang berkaitan dengan waktu. Metode ini

(45)

pengadministrasian suatu test pada dua waktu yang berbeda. Metode ini akan

lebih cepat digunakan untuk mengevaluasi reliabilitas dari

pengukuran-pengukuran “traits” atau karakteristik-karakteristik individu yang dipercaya

tidak berubah karena waktu (stable traits). Metode ini dilakukan dengan cara mengadministrasikan suatu test dengan dua kesempatan yang berbeda dan

kemudian mengkorelasikan skor-skor dari kedua pengadministrasian tersebut.

2. Parralel forms reliability

Metode ini merupakan metode perhitungan reliabilitas yang digunakan untuk

mengevaluasi galat yang berkaitan dengan penggunaan item-item tertentu.

Jadi metode ini digunakan untuk membandingkan dua tes yang ekivalen,

yaitu dua bentuk tes yang dikonstruksi berdasarkan aturan-aturan yang sama

tetapi kedua bentuk tersebut mempunyai item-item yang berbeda. Metode ini

digunakan karena tes yang dikonstruksi dengan cara yang sama seharusnya

mengukur aspek yang sama, dan metode ini dilakukan dengan cara

mengadministrasi dua bentuk tes yang paralel terhadap sekelompok subjek

yang sama pada hari yang sama. Skor hasil pengukuran bentuk pertama

kemudian dikorelasikan dengan skor hasil pengukuran bentuk kedua.

3. Internal consistency

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

sumber-sumber variasi dari suatu alat tes tunggal. Salah satunya adalah dengan

mengevaluasi internal consistency suatu tes dengan membagi tes tersebut ke dalam komponen-komponen dengan cara sebagai berikut.

(46)

Yaitu metode perhitungan reliabilitas yang dilakukan dengan cara

memberikan suatu tes pada sejumlah subjek dan kemudian tes tersbut

dibagi menjadi dua bagian yang sama besar. Hasil dari bagian pertama

kemudian dibandingkan dengan hasil bagian kedua. Membagi suatu tes

dua bagian yangsama dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain

dengan membagi tes tersebut menjadi dua bagian secara acak (random), atau dapat juga dilakukan dengan membagi tes menjadi dua bagian denga

cara mengambil item-item sebagai awal bagian pertama dan item-item

terakhir sebagai bagian kedua. Cara yang terakhir mempunyai kelemahan

utama terutama jika disajikan dengan tingkat kesukaran yang semakin

tinggi, sehingga metode yang lebih disarankan untuk membagi suatu tes

menjadi dua bagian adalah metode genap-ganjil, dimana tes dibagi

menjadi item-item yang terdiri dari item-item bernomor ganjil dan

bernomor genap. Perhitungan reliabiitas dengan menggunakan metode ini

dilakukan dengan cara menghitung korelasi diantara kedua bagian

tersebut, dan kemudian hasilnya dikoreksi dengan menggunakan korelasi

Spearman Brown sebagai berikut:

dengan R = koefisien reliabilitas split half

r = korelasi antara skor bagian pertama dan kedua

b. Alpha Cronbach, yaitu metode perhitungan reliabilitas yang dikembangkan oleh Cronbach. Koefisien Alpha Cronbach menggunakan koefisien

(47)

menggambarkan variasi dari item-item baik untuk format benar/salah ataupun

bukan, sehingga koefisien Alpha Cronbach merupakan koefisien yang paling

umum untuk mengevaluasi internal consistency.

3.7. Skala Penilaian

Tujuan skala penilaian ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri atau

karakteristik sesuatu hal berdasarkan suatu ukuran tertentu, sehingga dapat

membedakan, menggolongkan bahkan mengurutkan ciri-ciri atau karakteristik

tersebut.

Karena itu, pengukuran dapat didifinisikan sebagai upaya pendayagunaan

bilangan terhadap objek atau peristiwa yang sesuai akidah. Skala pengukuran ini

telah diklasifikasikan berdasarkan 4 karakteristik sistem bilangan yaitu nominal,

ordinal, interval dan rasio.

1. Skala nominal, skala ini hanya sekedar membedakan suatu kategori denghan

kategori yang lainnya dari suatu variabel. Angka-angka yang diberikan

kepada objek merupakan label dan tidak diasumsikan adanya tingkatan antara

satu kategori dan kateogri lainnya dari suatu variabel.

2. Skala ordinal adalah skala yang bertujuan untuk membedakan antara

kategori-kategori dalam satu variabel dengan asumsi bahwa ada urutan atau

tingkatan skala. Angka-angka ordinal lebih menunjukkan urutan peringkat.

3. Skala interval adalah skala suatu variabel yang selain dibedakan, dan

mempunyai tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara

(48)

4. Skala rasio adalah skala suatu variabel yang selain dibedakan, mempunyai

tingkat serta jarak antara suatu nilai dengan nilai yang lainnya, juga

diasumsikan bahwa setiap nilai variabel diukur dari suatu keadaan atau titik

yang sama (mempunyai titik nol mutlak). Angka-angka pada skala

menunjukkan besaran sesungguhnya dari sifat yang kita ukur.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dengan skala Likert, variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

3.8. Teknik Sampling

Untuk tahap pengumpulan data suatu penelitian, diperlukan proses

sampling terhadap data yang dibutuhkan. Terdapat dua metode teknik sampling

yang umum digunakan dalam suatu penelitian yaitu : Metode Probabilistik dan

Metode Nonprobabilistik.

Metode probabilistik berarti sampel dipilih melalui proses acak dan setiap

anggota populasi harus mempunyai probabilistik yang sama untuk dipilih sebagai

sampel. Metode ini dapat dibagi menjadi :

1. Sampling Acak Sederhana

Suatu sampel dikatakan random jika setiap unsur atau anggota populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

(49)

Apabila unsur-unsur populasi tidak homogen, proses pengambilan sampel

dengan sampling acak sederhana akan menimbulkan bias karena

masing-masing anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama dan ada

kemungkinan tidak mewakili semua unsur yang ada dalam populasi. Untuk

mengurangi faktor heterogenitas tersebut dilakukan pembagian unsur-unsur

dalam kelompok kecil yang disebut strata.

3. Cluster Sampling

Unsur-unsur populasi dibagi ke dalam sub kelompoknya yang disebut klaster.

Dari beberapa klaster yang dibagi atas dasar wilayah, batas alam, batas

administrasi, dan lain-lain kemudia dipilih salah satu klaster secara acak.

Klaster yang terpilih kemudian diambil sampelnya secara acak pula.

4. Sampling Sistematis

Unsur-unsur populasi dipilih dengan jarak interval yang sama. Sebelum kita

memilih sampel secara sistematis, biasanya kita memilih titik awal secara

acak sebagai sampel pertama. Setelah itu kemudian untuk sampel berikutnya

diambil dengan jarak interval yang sama.

Sedangkan metode nonprobabilistik melakukan sampling dengna tidak

melalui proses-proses statistik. Adapun pembagian metode nonprobabilistik

antara lain adalah :

1. Quota Sampling

Merupakan metode memilih sampel yang memiliki ciri-ciri tertentu dan

jumlah kuota yang diinginkan.

(50)

Merupakan prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit

yang paling mudah dijumpai atau diakses.

3. Purposive Sampling

Merupakan teknik sampling yang memilih orang-orang terseleksi oleh

peneliti berpengalaman berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel

4

tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri

atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

3.9. Logika Fuzzy

3.9.1. Pengertian Logika Fuzzy

Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar-samar. Suatu nilai dapat bernilai besar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal erajat

keanggotaan yang memiliki rentang nilai 0 (nol) hingga 1(satu). Berbeda dengan

himpunan tegas yang memiliki nilai 1 atau 0 (ya atau tidak). Logika Fuzzy

merupakan seuatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran (fuzzyness) antara benar atau salah. Dalam teori logika fuzzy suatu nilai bias bernilai benar atau salah secara bersama. Namun berapa besar keberadaan dan

kesalahan suatu tergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya. Logika fuzzy memiliki derajat keanggotaan dalam rentang 0 hingga 1. Berbeda dengan logika digital yang hanya memiliki dua nilai 1 atau 0. Logika fuzzy digunakan untuk menterjemahkan suatu besaran yang diekspresikan menggunakan bahasa

(51)

dengan pelan, agak cepat, cepat, dan sangat cepat. Dan logika fuzzy menunjukan sejauh mana suatu nilai itu benar dan sejauh mana suatu nilai itu salah. Tidak

seperti logika klasik (scrisp)/ tegas, suatu nilai hanya mempunyai 2 kemungkinan yaitu merupakan suatu anggota himpunan atau tidak. Derajat keanggotaan 0 (nol)

artinya nilai bukan merupakan anggota himpunan dan 1 (satu) berarti nilai

tersebut adalah anggota himpunan. Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output, mempunyai nilai kontinyu. Fuzzy dinyatakan dalam derajat dari suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran. Oleh sebab itu sesuatu dapat dikatakan sebagian benar dan sebagian

salah pada waktu yang sama (Kusumadewi. 2004) Logika Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan juga hitam dan putih, dan

dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti seperti "sedikit", "lumayan" dan "sangat" (Zadeh 1965).

Kelebihan dari teori logika fuzzy adalah kemampuan dalam proses penalaran secara bahasa (linguistic reasoning). Sehingga dalam perancangannya tidak memerlukan persamaan matematik dari objek yang akan dikendalikan.

Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang

input ke dalam suatu ruang output. Sebagai contoh:

1. Manajer pergudangan mengatakan pada manajer produksi seberapa banyak

persediaan barang pada akhir minggu ini, kemudian manajer produksi akan

menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi esok hari.

2. Pelayan restoran memberikan pelayanan terhadap tamu, kemudian tamu akan

(52)

3. Anda mengatakan pada saya seberapa sejuk ruangan yang anda inginkan, saya

akan mengatur putaran kipas yang ada pada ruangan ini.

4. Penumpang taksi berkata pada sopir taksi seberapa cepat laju kendaraan yang

diinginkan, sopir taksi akan mengatur pijakan gas taksinya.

Salah satu contoh pemetaan suatu input-output dalam bentuk grafis antara

input dan output terdapat satu kotak hitam yang harus memetakan input ke output

yang sesuai seperti terlihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Contoh Pemetaan Suatu Input-Output

3.9.2. Alasan Digunakannya Logika Fuzzy

Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara

lain:

1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari

penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.

2. Logika fuzzy sangat fleksibel.

3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.

4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat

(53)

5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalamanpengalaman

para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.

6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara

konvensional.

7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.

3.9.3. Aplikasi

Beberapa aplikasi logika fuzzy, antara lain:

1. Pada tahun 1990 pertama kali dibuat mesin cuci dengan logika fuzzy di Jepang

(Matsushita Electric Industrial Company). Sistem fuzzy digunakan untuk

menentukan putaran yang tepat secara otomatis berdasarkan jenis dan

banyaknya kotoran serta jumlah yang akan dicuci. Input yang digunakan

adalah: seberapa kotor, jenis kotoran, dan banyaknya yang dicuci. Mesin ini

menggunakan sensor optik , mengeluarkan cahaya ke air dan mengukur

bagaimana cahaya tersebut sampai ke ujung lainnya. Makin kotor, maka sinar

yang sampai makin redup. Disamping itu, sistem juga dapat menentukan jenis

kotoran (daki atau minyak).

2. Transmisi otomatis pada mobil. Mobil Nissan telah menggunakan sistem fuzzy

pada transmisi otomatis, dan mampu menghemat bensin 12 – 17%.

3. Kereta bawah tanah Sendai mengontrol pemberhentian otomatis pada area

(54)

4. Ilmu kedokteran dan biologi, seperti sistem diagnosis yang didasarkan pada

logika fuzzy, penelitian kanker, manipulasi peralatan prostetik yang didasarkan

pada logika fuzzy.

5. Manajemen dan pengambilan keputusan, seperti manajemen basisdata yang

didasarkan pada logika fuzzy, tata letak pabrik yang didasarkan pada logika

fuzzy, sistem pembuat keputusan di militer yang didasarkan pada logika fuzzy,

pembuatan games yang didasarkan pada logika fuzzy.

6. Ekonomi, seperti pemodelan fuzzy pada sistem pemasaran yang kompleks.

7. Klasifikasi dan pencocokan pola.

8. Psikologi, seperti logika fuzzy untuk menganalisis kelakuan masyarakat,

pencegahan dan investigasi kriminal.

9. Ilmu-ilmu sosial, terutam untuk pemodelan informasi yang tidak pasti.

10. Ilmu lingkungan, seperti kendali kualitas air, prediksi cuaca.

11. Teknik, seperti perancangan jaringan komputer, prediksi adanya gempa bumi.

12. Riset operasi, seperti penjadwalan dan pemodelan, pengalokasian.

13. Peningkatan kepercayaan, seperti kegagalan diagnosis, inspeksi dan

monitoring produksi,dll.

3.9.4. Himpunan Fuzzy

Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu

himpunan A, yang sering ditulis dengan μA[x], memiliki 2 kemungkinan, yaitu: _

(55)

atau _ nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu

himpunan.

Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu:

a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau

kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: MUDA,

PAROBAYA, TUA.

b. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu

variabel seperti: 40, 25, 50, dsb.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy,

yaitu:

a. Variabel fuzzy

Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem

fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan, dsb.

b. Himpunan fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau

keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

c. Semesta Pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk

dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan

himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari

kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun

negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.

(56)

Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam

semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.

Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan

real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai

domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif.

3.9.5. Fungsi Keanggotaan

Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang

menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya

(sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0

sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai

keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang

bisa digunakan.

a. Representasi Kurva Segitiga

Kurva Segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis

b. Representasi Linear

Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotannya

digambarkan se

Gambar

Gambar 3.1. Model Konseptual Kualitas Jasa Servqual
Gambar 3.4. House of Quality
Gambar 4.2.
Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengolahan atau analisis terhadap matrik QFD ( Qualiy Function Deployment ) diketahui bahwa yang memiliki bobot kepentingan yang tertinggi adalah untuk

Hasil House of Quality (HoQ) dari produk kemasan kuliner yang ramah lingkungan diperoleh karakteristik teknis dengan tingkat kesulitan dan perkiraan biaya paling

Maka dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) dapat mengidentifikasi kebutuhan pelanggan seperti kepentingan dan kepuasan pelanggan serta

Dari pembuatan Quality Function Deployment (QFD), diketahui bahwa atribut “tingkat kepercayaan diri karyawan yang tinggi saat melayani konsumen” menjadi prioritas pertama dalam

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quality Function Deployment (QFD) yang diinterpretasikan kedalam matriks House of Quality (HoQ) dan

Dimana pelanggan yang melakukan pangkas rambut di perusahaan Seriouscut Barbershop dapat memberikan penilaian berupa tingkat kepentingan dan kepuasaan terhadap kualitas maupun

Dimana pelanggan yang melakukan pangkas rambut di perusahaan Seriouscut Barbershop dapat memberikan penilaian berupa tingkat kepentingan dan kepuasaan terhadap

Dari hasil penghitungan planning matrix, penyusunan respon teknis dan penghitungan technical matrix, maka diketahui bahwa 4 (empat) besar prioritas kebutuhan mahasiswa yang