• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan Notebook Acer Dan Minat Beli (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak terhadap Minat Beli Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Iklan Notebook Acer Dan Minat Beli (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak terhadap Minat Beli Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

IKLAN NOTEBOOK ACER DAN MINAT BELI

(Studi Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak terhadap Minat Beli Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

DISUSUN OLEH:

INGRID R.M.R TAMBUN

080922023

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI (EKSTENSI)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Iklan Notebook Acer dan Minat Beli (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak Terhadap Minat Beli Mahasiswa FMIPA USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat beli mahasiswa FMIPA USU terhadap notebook Acer dan faktor – faktor apa yang mempengaruhi minat beli mahasiswa FMIPA USU serta mengetahui pengaruh iklan notebook Acer terhadap minat beli mahasiswa FMIPA USU.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel X (Iklan Notebook Acer) berpengaruh terhadap variabel Y (Minat Beli). Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Cetak, Iklan, Teori AIDDA, Minat Beli dan Teknologi Komunikasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FMIPA USU dengan jumlah populasi 648 orang. Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% yakni menjadi 87 orang. Dengan teknik penarikan sampel menggunakan Propotional Stratified Sampling dan Purposive Sampling dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Dalam menganalisis data penelitian digunakan tabel tunggal dan tabel silang sedangkan untuk menguji hipotesa penelitian digunakan tes statistic

Spearman dan hasil pengujian menunjukkan hubungan bahwa hipotesa (Ha)

diterima dan diperoleh Rs = 0,655 dan jika dilihat dalam skala Guilford yaitu terdapat hubungan yang cukup berarti, dilihat dari koefisien korelasi. Artinya bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Iklan Notebook Acer dan Minat Beli Mahasiswa FMIPA USU.

(3)

KATA PENGANTAR

Sungguh karena kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, penulis telah

menyelesaikan skripsi dengan judul ‘Iklan Notebook Acer dan Minat Beli (Studi

Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak terhadap

Minat Beli Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara)’. Skripsi ini diajukan guna memperoleh gelar sarjana

sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini bisa selesai tak lepas dari dorongan dan dukungan orang –

orang terdekat. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak Drs. R.Tambun dan Mama

S.I.T.Sinaga, S.Sos yang selalu memberikan doa, dukungan dan dorongan untuk

menyelesaikan tugas akhir ini, juga untuk adik – adik penulis, Samuel Tambun,

Novi Tambun, dan Asima Tambun.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah banyak berjasa selama penulis kuliah dan akhirnya

menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara, di antaranya:

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik USU.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

FISIP USU.

3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, MSi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Komunikasi FISIP USU dan juga selaku dosen pembimbing yang telah

(4)

4. Bapak Drs. Humaiz, selaku dosen wali penulis.

5. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Komunikasi (Kak Maya, Kak

Ros, dan Kak Icut) khususnya dan dosen FISIP umumnya atas

pembekalan ilmupengetahuan selama penulis kuliah di FISIP USU.

6. Kepada Dekan FMIPA USU dan bagian tata usaha FMIPA USU, Ibu

Nasrah, yang telah membantu dalam mengurus izin penelitian

7. Keluarga besar Tambun [Pulo Gambar, Galang] dan Sinaga [Sentosa Baru

20], yang selalu mendukung penulis dalam doa dan materi.

8. Hot Maringan Samosir, yang selalu ada dan siap membantu baik waktu

dan tenaga dengan kasih sayang dan doa

9. Sahabat – sahabatku, Devi, Eka, Bintang , Theodolita dan Harry [jadi kita

kan S.Sos, S.T, S.Kom, S.H ], teman – teman di P3MI [K’Enty, terima

kasih untuk waktu berbaginya]

10.Adikku Alman dan Iphon [Teknik Informasi ‘09], yang sudah membantu

penulis menyebarkan kuesioner dan juga untuk Efriany [Sistem Informasi

‘09] serta seluruh responden yang telah membantu dan member kritikan 

11.Teman – teman di USU KOM FM, K’Windi Siregar dan para penyiar, dan

juga K’Puan dan K’Anim [terima kasih udah bantu untuk ngolah data

pakai SPSS],

12.Teman – teman di Ilmu Komunikasi Ekstensi ’08 dan ’09, K’Ika, Isma

[asisten dosen SPSS mendadak], K’Yessi, Tata, B’Chris, B’Ezuar,

K’Esther [segera menyusul ya kak ], B’Jan, teman satu bimbingan

13.Semua pihak yang turut membantu kelancaran penulisan tugas akhir ini

(5)

Tidak akan pernah ada karya yang sempurna, yang ada hanya upaya untuk

mencapai kesempurnaan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

skripsi ini, untuk itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk

memperoleh hasil yang terbaik. Dan penulis berharap skripsi ini dapat berguna

dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.

Medan, Juni 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

5.1 Komunikasi & Komunikasi Massa ... 8

5.2 Media Cetak ... 10

II.1.1Pengertian Komunikasi ... 24

(7)

A. Bidang Komunikasi ... 27

II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa ... 31

II.2.2 Ciri – cirri Komunikasi Massa ... 32

II.4.6 Kelebihan dan Kelemahan Iklan ... 52

II.5 Teori AIDDA ... 53

II.6 Minat Beli ... 54

II. 7 Teknologi Komunikasi ... 56

II.7.1 Pengertian Teknologi Komunikasi ... 56

II.7.2 Karakteristik Teknologi Komunikasi ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 59

(8)

III.4.2 Sampel ... 65

III.5 Teknik Penarikan Sampel ... 66

III.5.1 Sampling Stratifikasi Proporsional ... 66

II.5.2 Purposive Sampling ... 67

III.6 Teknik Pengumpulan Data ... 67

III.7 Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 70

IV1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 70

IV.1.1 Tahap Persiapan ... 70

IV.1.2 Tahap Pengumpulan Data ... 70

IV.2 Teknik Pengolahan Data ... 70

IV.3 Analisi Tabel Tunggal ... 72

IV.3.1 Karakteristik Responden ... 72

IV.3.2 Iklan Notebook Acer di Media Cetak... 74

IV.3.3 Minat Beli Mahasiswa FMIPA USU ... 81

IV.4 Analisis Tabel Silang ... 84

IV.5 Pengujian Hipotesa ... 88

IV.6 Pembahasan ... 90

BAB V PENUTUP ... 92

V.1 Kesimpulan ... 92

V.2 Saran ... 93

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Variabel Operasional

Tabel 2 : Populasi Mahasiswa FMIPA USU

Tabel 3 : Sampling Stratifikasi Proporsional

Tabel 4 : Departemen

Tabel 5 : Jenis Kelamin

Tabel 6 : Uang Saku

Tabel 7 : Melihat Iklan

Tabel 8 : Frekuensi Melihat Iklan

Tabel 9 : Media Cetak

Tabel 10 : Isi Pesan

Tabel 11 : Pemahaman Isi Pesan

Tabel 12 : Tampilan Gambar

Tabel 13 : Penggunaan Gambar Visual

Tabel 14 : Penggunaan Warna

Tabel 15 : Penggunaan Judul Iklan

Tabel 16 : Penjelasan Produk

Tabel 17 : Penggunaan Slogan

Tabel 18 : Sikap Terhadap Iklan

Tabel 19 : Perhatian

Tabel 20 : Ketertarikan Terhadap Produk

(10)

Tabel 23 : Pertimbangan Dalam Membeli

Tabel 24 : Hubungan Antara Frekuensi Melihat Iklan Notebook Acer di

Media Cetak dengan Keingintahuan Akan Informasi Mengenai Notebook Acer

Tabel 25 : Hubungan Antara Melihat Tampilan Gambar pada Iklan

Notebook Acer di Media Cetak dengan Hasrat Untuk Membeli Notebook Acer

Tabel 26 : Hubungan Antara Melihat Penjelasan Produk pada Iklan

Notebook acer di Media Cetak dengan Keingintahuan Akan Informasi Mengenai

Notebook Acer

Tabel 27 : Hubungan Antara Memahami Isi Pesan pada Iklan Notebook Acer

di Media Cetak dengan Hasrat Untuk Membeli Notebook Acer

Tabel 28 : Hasil Uji Korelasi Antara Iklan Notebook Acer di Media Cetak

(11)

DAFTAR BAGAN

(12)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Iklan Notebook Acer dan Minat Beli (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak Terhadap Minat Beli Mahasiswa FMIPA USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat beli mahasiswa FMIPA USU terhadap notebook Acer dan faktor – faktor apa yang mempengaruhi minat beli mahasiswa FMIPA USU serta mengetahui pengaruh iklan notebook Acer terhadap minat beli mahasiswa FMIPA USU.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel X (Iklan Notebook Acer) berpengaruh terhadap variabel Y (Minat Beli). Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Cetak, Iklan, Teori AIDDA, Minat Beli dan Teknologi Komunikasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FMIPA USU dengan jumlah populasi 648 orang. Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% yakni menjadi 87 orang. Dengan teknik penarikan sampel menggunakan Propotional Stratified Sampling dan Purposive Sampling dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Dalam menganalisis data penelitian digunakan tabel tunggal dan tabel silang sedangkan untuk menguji hipotesa penelitian digunakan tes statistic

Spearman dan hasil pengujian menunjukkan hubungan bahwa hipotesa (Ha)

diterima dan diperoleh Rs = 0,655 dan jika dilihat dalam skala Guilford yaitu terdapat hubungan yang cukup berarti, dilihat dari koefisien korelasi. Artinya bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Iklan Notebook Acer dan Minat Beli Mahasiswa FMIPA USU.

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan unik karena sikap dan

pemilihan terhadap objek setiap orang berbeda. Banyak faktor yang

mempengaruhi minat beli konsumen, di antaranya status sosial dan kemampuan

ekonomi. Produsen, baik barang dan jasa, perlu memahami faktor – faktor

tersebut, sehingga para produsen tahu bagaimana cara untuk menarik konsumen

untuk membeli dan memakai produk yang dihasilkan.

Seiring perkembangan dunia yang semakin pesat, perkembangan kondisi

pasar juga mempengaruhi perusahaan dalam menentukan strategi dalam

menawarkan dan memasarkan produk mereka. Para konsumen juga berusaha

memperoleh informasi akan produk – produk yang ditawarkan. Salah satu strategi

yang digunakan oleh perusahaan untuk menawarkan produk mereka dan menarik

minat konsumen terhadap produk tersebut adalah melalui iklan.

Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang

memberikan informasi kepada khalayak mengenai suatu produk,baik barang atau

jasa, sehingga mampu menarik hati calon pembeli hingga akhirnya melakukan

tindakan pembelian atas barang atau jasa yang diiklankan tersebut.

Tujuan periklanan harus dipandang dari sudut pandang komunikasi,

(14)

keseluruhan rencana pemasaran dan melaksanakan elemen komunikasi dari

program pemasaran yang menjangkau lebih jauh. (Lane, King, Russel; 2009:48)

Media memiliki peran yang sangat penting dan strategis bagi kegiatan

periklanan. Media yang digunakan di dalam periklanan terdiri dari beragam jenis.

Iklan dapat disampaikan di antaranya melalui media cetak (surat kabar, majalah,

brosur, leaflet, poster dan sebagainya), media elektronik baik media audio maupun

audio visual (radio, televisi, film, video dan sebagainya), media luar ruang

(billboard, spanduk, neon sign, dan sebagainya), dan lain-lain.

Dalam penelitian ini, media yang akan diteliti adalah media cetak. Media

cetak yang merupakan media statis yang mengutamakan pesan – pesan visual,

merupakan media yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata – kata, gambar

atau fotografi, dalam suatu tata warna serta halaman putih. Fungsi utama media

cetak adalah sebagai wahana penyampaian pesan dan sekaligus sebagai media

penghibur yang dapat memuaskan perasaan keindahan pemirsanya. Dalam

hubungannya dengan kegiatan periklanan yang disebut sebagai media cetak

adalah surat kabar, majalah, maupun media – media lain yang diproduksi lewat

proses cetak mencetak (poster, selebaran, brosur dan lain – lain). Sehingga

pengertian iklan media cetak adalah pesan – pesan komersial dari produsen

kepada khalayak konsumennya yang disampaikan lewat media cetak. (Riyanto;

2000:19 – 20)

Produk yang diiklankan dalam media cetak, baik barang maupun jasa,

sudah beragam, mulai dari barang kebutuhan sehari – hari hingga barang mewah

dan juga berbagai jenis jasa. Salah satu jenis barang yang diiklankan di media

(15)

Notebook merupakan istilah lain dari laptop. Laptop atau notebook sendiri

sebenarnya adalah varian dari Portable PC untuk menyebut komputer yang dapat

dibawa-bawa. Pada perkembangannya, istilah laptop sepertinya lebih popular

disebut dengan istilah notebook. Laptop yang merupakan gabungan dari dua kata,

yaitu Lap yang berarti pangkuan dan Top yang berarti atas, yang artinya perangkat

yang diletakkan di atas pangkuan. Sedangkan notebook sendiri merupakan

perangkat yang digunakan di atas meja. Perbedaan istilah notebook dan laptop

sendiri lebih diakibatkan pergeseran makna pada penempatan posisi pemakaian

perangkat tersebut, namun sebenarnya memiliki arti dan fungsi yang sama.

Notebook merupakan komputer portabel, kecil dan dapat dibawa ke

mana-mana dengan sangat mudah, yang terintegrasi pada sebuah casing. Berat notebook

bervariasi mulai dari 1 hingga 6 kilogram tergantung dari ukurannya, bahan dan

spesifikasi. Sumber listrik berasal dari baterai atau A/C adaptor yang dapat

digunakan untuk mengisi ulang baterai dan menyalakan notebook itu sendiri.

Baterai notebook pada umumnya dapat bertahan sekitar 1 hingga 6 jam

bergantung pada cara pemakaian, spesifikasi, dan ukuran baterai. Sebagai

komputer pribadi, notebook memiliki fungsi yang sama dengan komputer desktop

meskipun dengan kemampuan yang lebih rendah. Komponen yang terdapat

didalamnya adalah sama dengan yang terdapat pada komputer desktop dengan

ukuran yang diperkecil, lebih ringan dan irit listrik. Notebook kebanyakan

menggunakan layar LCD (Liquid Crystal Display) berukuran 10 inci hingga 17

inci bergantung dari ukuran notebook itu sendiri. Selain itu, keyboard yang

(16)

mouse tambahan dapat dipasang melalui soket USB.

(http://ilmu-ilmukomputer.blogspot.com)

Iklan notebook Acer muncul di media cetak seperti koran atau surat kabar ,

majalah, selebaran atau brosur. Iklan notebook Acer di media cetak seperti koran

atau surat kabar hadir dalam warna hitam putih. Di sudut kiri kotak dari bingkai

iklan selalu ada tulisan ‘acer’. Pada iklan tersebut terdapat juga ilustrasi berupa

gambar produk beserta kemampuan apa yang dimiliki oleh notebook yang sedang

diiklankan tersebut, seperti adanya fasilitas webcam yang diwakilkan dengan

gambar kamera, fasilitas musik diwakilkan dengan gambar headset, fasilitas

koneksi internet untuk mengirim surat elektronik atau email diwakilkan dengan

gambar amplop surat. Pada iklan tersebut terdapat jenis dan seri produk dari

notebook Acer, harga dalam kurs dollar AS, spesifikasi produk dan juga kantor

cabang di mana notebook Acer dapat dibeli dan layanan purna jual. Selain itu,

terdapat pula syarat dan ketentuan yang berlaku jika ada promo.

Iklan notebook Acer juga hadir dalam bentuk selebaran. Jenis dan seri

notebook yang diiklankan di selebaran lebih beragam dari pada di surat kabar atau

koran. Dalam satu lembar selebaran dapat memuat spesifikasi dari empat jenis

notebook dengan spesifikasi yang berbeda. Selain itu terdapat pula panduan untuk

memastikan garansi resmi atas notebook yang telah dibeli. Iklan notebook Acer

pada selebaran juga terdapat alamat dealer atau Acer center.

Acer Group Indonesia merupakan perusahaan PC terkemuka di Indonesia.

Acer yang baru-baru ini dinyatakan oleh Gartner Inc. resmi naik peringkat

menjadi PC vendor No.2 dunia , siap menginvasi pasar PC Indonesia dengan

(17)

pameran komputer, hingga komunitas untuk memberi kesempatan kepada

pelanggannya pengalaman mencoba langsung produk-produk Acer yang didukung

teknologi terbaru. Di Indonesia, Acer telah merajai pasar notebook Indonesia

selama empat tahun berturut-turut (IDC PC Tracker 2005-2008), sementara di

segmen total PC Acer dilaporkan menjadi vendor PC No.1 di Indonesia sejak

tahun 2007.

Produk yang dikeluarkan oleh Acer terdiri dari empat seri, yaitu seri

Ferrari, TravelMate, Aspire dan Extensa. Keseluruhan seri yang dikeluarkan Acer,

dilengkapi dengan teknologi unggulan Acer, seperti, eLock Management,

eRecovery management, eData Security Management, ePower Management,

ePresentation Management, dan eSetting Management.

Berbagai teknologi unggulan tersebut tentu sangat membantu

penggunanya seperti para pekerja kantor dan mahasiswa. Penggunaan notebook di

kalangan mahasiswa sudah semakin ramai ditemukan. Mahasiswa menggunakan

notebook sebagai sarana pembantu dalam proses belajar dan juga sarana hiburan.

Notebook dianggap praktis dan efisien. Praktis karena mudah untuk dibawa –

bawa dan efisien karena dapat digunakan dimana saja dan kapan saja.

Peneliti memilih mahasiswa Departemen Sistem Informasi dan

Departemen Teknik Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Sumatera Utara sebagai responden dalam penelitian ini. Kedua

departemen tersebut dipilih karena dalam proses belajar di setiap mata kuliah yang

(18)

kegiatan belajar, notebook tentu merupakan barang kebutuhan mahasiswa

Departemen Sistem Informasi dan Teknik Informatika.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti sejauhmanakah pengaruh iklan notebook ACER di media cetak terhadap

minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sumatera Utara.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dikemukakan perumusan masalah penelitian, yakni, “Sejauhmanakah pengaruh

iklan notebook Acer di media cetak terhadap minat beli mahasiswa Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara?”.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga

dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan

diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bersifat mencari

atau menjelaskan hubungan, yakni pengaruh iklan notebook ACER

terhadap minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Sumatera Utara.

2. Penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa Departemen Sistem

(19)

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, yang pernah melihat

iklan notebook Acer di media cetak.

3. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juni 2010.

4. Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh iklan notebook Acer

terhadap minat beli mahasiswa FMIPA USU.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara terhadap notebook

ACER.

2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli calon

konsumen.

3. Untuk mengetahui pengaruh iklan notebook ACER di media cetak

terhadap minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan

memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di

(20)

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan

mahasiswa tentang pengaruh iklan komersil terhadap minat beli di

kalangan konsumennya.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada

pihak – pihak yang membutuhkan, khususnya para praktisi periklanan

dalam memahami efektifitas sebuah iklan dalam kaitannya dengan minat

beli konsumen.

1.6 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan titik tolak atau landasan berpikir dalam

memecahkan atau menyoroti permasalahan dan menjelaskan berbagai fenomena –

fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerangka teori yang ada

membantu peneliti menentukan arah dan tujuan penelitian serta menggunakan

konsep – konsep yang tepat, guna membentuk hipotesa selanjutnya.

1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai

tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya

komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations).

Masyarakat palingsedikit terdiri dari dua orang yang salimgh berhubungan

satusama lain yang karena berhubungan menimbulakn interaksi sosial (social

interaction).

Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin communication

dan perkataan ini bersumber pada kata Communis yang artinya sama yaitu sama

(21)

orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang

dikomunikasikan (Effendy,1993:3).

Menurut Harold Laswell, cara yang baik untuk menggambarkan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Who

(siapa), Says What (mengatakan apa), In Which Channel (dengan saluran apa),

ToWhom (kepada siapa), With What Effect (dengan pengaruh bagaimana).

(Mulyana, 2002:62)

Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu yakni (Effendy,

1990:10):

Komunikator (communicator, source, sender) Pesan (message)

Media (channel, media)

Komunikan (communicant, communicate, receiver, receipent) Efek (effect, impact, influence)

Effendy (1993:50) mendefenisikan komunikasi massa sebagai penyebaran

pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada masssa yang abstrak,

yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.

Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright,

dalam Liliweri. 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara misal,

berjumlah banyak bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan

(22)

Adapun ciri–ciri komunikasi massa,yaitu, pertama, komunikator pada

komunikasi massa berlembaga. Kedua, pesan yang disampaikan bersifat umum,

karena ditujukan kepada umum. Ketiga, komunikannya anonim dan heterogen.

Keempat, media komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Kelima,

komunikasi bersifat satu arah.

2. Media Cetak

Media cetak yang merupakan media statis yang mengutamakan pesan –

pesan visual, merupakan media yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata –

kata, gambar atau fotografi, dalam suatu tata warna serta halaman putih. Fungsi

utama media cetak adalah sebagai wahana penyampaian pesan dan sekaligus

sebagai media penghibur yang dapat memuaskan perasaan keindahan pemirsanya.

Dalam hubungannya dengan kegiatan periklanan yang disebut sebagai

media cetak adalah surat kabar, majalah, maupun media – media lain yang

diproduksi lewat proses cetak mencetak (poster, selebaran, brosur dan lain – lain).

Sehingga pengertian iklan media cetak adalah pesan – pesan komersial dari

produsen kepada khalayak konsumennya yang disampaikan lewat media cetak.

(Riyanto, 2000:19 – 20)

Surat kabar atau koran dan majalah merupakan media massa cetak yang

menjadi alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada

khalayak (penerima), oleh sebab itu agar ppesan yang akan disampaikan oleh

media massa cetak dapat diterima secara efektif oleh khalayaknya, maka media

(23)

Boove (dalam Liliweri, 2001:75) mengemukakan media massa cetak yang

baik harus memiliki daya tarik, antara lain:

1. Daya tarik pesan, meliputi isi pesan, tata bahasa, sistem penulisan dan

aktualitas berita.

2. Daya tarik fisik, meliputi gambar (kualitas gambar/ foto dan kualitas

kertas), tata letak, tata warna (teknik pewarnaan dan kualitas warna).

3. Daya tarik kuantitas, meliputi frekuensi terbitnya media massa cetak

tersebut dan jumlah halaman yang tersedia.

4. Daya tarik dengan menggunakan teknik propaganda, untuk

menciptakan daya tarik media massa cetak, maka digunakan public

figure dan slogan.

Surat kabar atau koran dan majalah adalah media massa cetak yang umum

digunakan untuk beriklan. Keunggulan dalam beriklan di surat kabar atau koran

adalah pembaca surat kabar tersebut cenderung mempertimbangkan informasi

dalam iklan secara serius. Studi menunjukkan bagaimana orang, ketika siap

membeli, lebih mencari iklan di surat kabar atau koran daripada media lain. Surat

kabar mudah didapatkan dan pembaca dapat melihat iklan berkali-kali dan ini

tidak bisa dilakukan melalui televisi atau radio. Kelemahan dari surat kabar atau

koran adalah kurang menjangkau pembaca muda. Selain itu, dari segi pencetakan

yang menggunakan kertas murah yang mudah menyerap tinta. Akibatnya, iklan

tidak tampil sebagus di majalah. Sisipan lepas bisa menutup kelemahan ini, tetapi

banyak pembaca membuang sisipan itu begitu mereka mulai membuka halaman

(24)

Seperti medium cetak lainnya, majalah punya banyak keunggulan seperti

koran. Keunggulan dalam beriklan di majalah adalah tampilannya yang lebih

cantik dibandingkan surat kabar. Kertas yang digunakan lebih tebal dan grafis

yang lebih cerah. Majalah menawarkan audien yang lebih jelas definisinya

dibandingkan koran. Kelemahannya, majalah mensyaratkan pemesanan untuk

ruang iklan sampai tiga bulan sebelum pemuatan, sehingga kesempatan untuk

melakukan perubahan atas iklan tersebut sangat sedikit bahkan tidak ada. (Vivian,

2008:372)

3. Iklan

Istilah – istilah tentang iklan di antaranya seperti iklan dari bahasa Melayu

(berasal dari bahasa Arab I’Ian), reklame berasal dari bahasa Perancis, reclamare

yang berarti meneriakkan sesuatu secara berulang – ulang, advertere berasal dari

bahasa Latin yang berarti berlari menuju ke depan, advertentie berasal dari bahasa

Belanda untuk penyebutan iklan dan advertising yang berasal dari bahasa Inggris.

Semua peristilahan yang digunakan itu menunjuk kepada suatu pengertian yang

sama terhadap iklan yang secara umum dapat didefinisikan sebagai pesan yang

menawarkan suatu produk atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat lewat

suatu media. Untuk membedakan dengan penyampaian pesan yang lebih

diarahkan untuk membujuk seseorang atau sekelompok orang agar membeli

barang dan jasa yang dikomunikasikan. Istilah iklan pertama kali diperkenalkan

oleh Soedarjo Tjokrosisworo, seorang tokoh pers nasional Indonesia pada tahun

(25)

(bahasa Inggris) agar sesuai dengan semangat penggunaan bahasa nasional

Indonesia.(Riyanto, 2000:19)

Menurut Widjaja (1996: 6), iklan adalah setiap bentuk presentasi gagasan

barang atau jasa yang bukan perorangan dan dibayar oleh sponsor yang dikenal

atau iklan juga bisa diartikan sebagai kegiatan memuat dan menyebarluaskan

pesan dalam media yang bersifat umum tentang perusahaan, organisasi dan atau

tentang produknya, jasanya, atau gagasan yang terkandung di dalamnya. Iklan

adalah metode penjualan non personal yakni dengan sasaran massa publik.

Peter dan Olson (2000: 181) mendefinisikan iklan ialah penyajian informasi

nonpersonal tentang suatu produk, brand, perusahaan atau toko yang dilakukan

dengan bayaran tertentu.

Menurut Krugman (1965) (Mc. Quail, 1996: 264), ciri-ciri utama iklan

adalah jumlahnya sangat besar dan secara jelas didorong oleh kepentingan

pengirim bukannya kepentingan penerima. Meskipun iklan selalu direncanakan

dengan sengaja, namun sasarannya bisa beraneka ragam. Kebanyakan iklan masuk

ke dalam klasifikasi model ‘pertunjukan-perhatian’ (‘display-attention’) dan

orientasi khalayaknya biasanya memiliki tingkat keterlibatan yang rendah.

Iklan digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mencapai tujuan

pemasaran barang atau jasa, baik tujuan jangka panjang atau tujuan jangka

pendek. Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau

membangkitkan kesadaran akan merk (brand awareness), citra merk (brand

images), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk membeli

(26)

4. Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut juga proses A-A atau A-A Procedure (Attention-Action

Procedure). Teori AIDDA adalah akronim dari kata – kata

A Attention (perhatian) I Interest (minat) D Desire (hasrat) D Decision (keputusan) A Action (tindakan).

Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi

hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, komunikator

harus menimbulkan daya tarik. Apakah perhatian komunikan telah terbangkitkan,

hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat atau interest. Minat adalah

kelanjutan dari perhatian yang diharapkan komunikator. Hasrat ada pada diri

komunikan harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan atau decision, yakni

melakukan kegiatan atau action sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy,

1992: 304 – 305)

Maka bila dikaitkan dengan penelitian ini, tahapan-tahapannya dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Attention (perhatian)

Dalam tahap ini, kegiatan mulai dilakukan dengan maksud

menumbuhkan perhatian mahasiswa terhadap iklan notebook Acer yang ada di

media cetak.

(27)

Ini adalah tahapan kedua, di mana mahasiswa tidak saja menaruh

perhatian, tetapi juga mulai tertarik atau berminat kepada iklan notebook Acer

c. Desire (hasrat)

Pada tahap ini mahasiswa telah memiliki motivasi untuk membeli barang

yang diiklankan, yaitu notebook Acer, seperti yang ada pada iklan tersebut.

5. Minat Beli

Menurut Onong U. Effendy (1990: 103), minat adalah perhatian yang

merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang

diharapkan.

Menurut Khasali (1995: 83-86) minat dapat ditimbulkan melalui adanya

perhatian (attention). Jika perhatian sudah berhasil dibangkitkan, kini menyusul

upaya menumbuhkan minat melalui ketertarikan (interest), yang merupakan

derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan kelanjutan dari

perhatian yang merupakan titik tolak dari timbulnya hasrat (desire) untuk

melakukan kegiatan yang diharapkan oleh komunikator.

Secara teori ciri-ciri minat adalah objeknya merupakan suatu hal tertentu,

minat tidak dibawa sejak lahir, minat dapat berubah – ubah, minat tidak berdiri

sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek (Wijaya,

(28)

Adapun ciri-ciri lain dari minat, yaitu:

a. Minat timbul dari perhatian terhadap suatu objek

b. Setiap orang mempunyai ketertarikan terhadap objek yang diminati.

c. Minat memunculkan kecenderungan hati untuk mencari objek yang disenangi.

d. Minat ditunjukkan dalam bentuk hasrat melakukan kegiatan.

Menurut KBBI Dalam Jaringan

(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php), ‘minat’ adalah kecenderungan

hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan dan arti kata ‘beli’ adalah

memperoleh sesuatu melalui penukaran (pembayaran) dengan uang, memperoleh

sesuatu dengan pengorbanan, usaha yang berat.

Berdasarkan pengertian tentang minat dan beli tersebut di atas, dapat

diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat beli dalam penelitian ini

adalah kecenderungan hati calon konsumen terhadap suatu produk dan akhirnya

mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian.

6. Teknologi Komunikasi

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikin

pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun

kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, sejak sekarang sudah dapat

diperkirakan terjadinya berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun

bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari

perkembangan keadaan yang dimaksud. Perrubahan-perubahan yang kelak terjadi,

(29)

tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi

kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas (Nasution, 1989:6)

Pengertian teknologi komunikasi menurut Rogers (1986) perlengkapan

hardware, struktur organisasi dan nilai – nilai sosial dimana individu – individu

mengumpulkan, memproses, dan tukar - menukar individu lain. Sedangkan

teknologi informasi menurut Ely (1982) mencakup sistem-sistem komunikasi

seperti satelit siaran langsung, kabel interaktif dua arah, penyiaran bertenaga

rendah (low power broadcasting), komputer termasuk Personal Computer dan

Notebook, serta televisi (VCD dan Video tape cassette. (Nasution, 1989). Menurut

Mc. Luhan (1965), teknologi komunikasi dapat membawa seseorang individu

melintasi batas ruang dan waktu serta mendapat informasi yang tidak didapat

sebelumnya. (Noegroho, 2010:3)

1.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep harus dirumuskan sebagai hasil pemikiran rasional yang

bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan

dicapai. Perumusan kerangka konsep itu merupakan bahan yang akan menuntun

dalam merumuskan hipotesa penelitian (Nawawi, 1995: 40).

Konsep merupakan istilah dan definisi yang akan digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak suatu fenomena yang hendak diuji (Singarimbun,

(30)

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

• Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor unsur yang menentukan

atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsure lain

(Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan

notebook Acer di media cetak.

• Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor unsur yang ada atau

muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi,

1995:57). Varibel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli mahasiswa

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU.

• Variabel Antara

Variabel antara adalah variabel yang menghubungkan variabel terikat dan

variabel bebas. Variabel antara dalam hubungan ini adalah karakteristik

responden, yaitu mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam USU. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah jenis

(31)

1.8 Model Teoritis

Variabel – veriabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep

akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Bagan 1: Model Teoritis Variabel Bebas (X)

Iklan notebook Acer di media cetak

Variabel Terikat (Y)

Minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sumatera Utara

Variabel Antara

(32)

1.9 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di

atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian, perlu dibuat operasional variabel

– variabel sebagai berikut:

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Iklan notebook Acer di

2. Variabel Terikat (Y)

Minat Beli Mahasiswa

a. Perhatian (Attention)

b. Ketertarikan/minat (Interest)

(33)

1.10 Definisi Variabel Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep

yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional juga

merupakan unsure penelitian untuk mengetahui bagaimana caranya mengetahui

suatu variabel.

Dalam definisi operasional, akan disampaikan beberapa pengertian di antaranya:

1. Variabel Bebas (X): Iklan notebook Acer di media cetak.

a. Kejelasan pesan adalah suatu bentuk penyampaian pesan dengan

menggunakan kata – kata atau kalimat dan bahasa yang mudah

dimengerti sehingga memiliki kesamaan arti antara komunikator

dengan komunikannya.

b. Tampilan gambar adalah suatu bentuk penggunaan gambar dalam

suatu iklan yang dapat menarik minat khalayaknya.

c. Penggunaan warna adalah suatu bentuk penggunaan warna dalam

suatu iklan yang mampu menarik perhatian khalayaknya.

d. Headline adalah judul atau kepala tulisan iklan yang paling utama

dibaca oleh khalayak pembaca iklan.

e. Body-copy adalah penjelasan tentang suatu produk serta

memberitahukan secara lengkap tentang apa yang dijual kepada

khalayak.

f. Slogan adalah kalimat atau kata-kata yang pada umumnya digunakan

untuk lebih meyakinkan dan memperkuat sikap calon untuk memilih

(34)

g. Ilustrasi adalah bentuk-bentuk atau gambaran visual yang bersifat

estetik (indah) yang berfungsi untuk menjelaskan atau menerangkan isi

teks iklan.

2. Variabel Terikat (Y): Minat beli

a. Perhatian (Attention) adalah perhatian terhadap penyajian suatu iklan

di media cetak.

b. Ketertarikan / minat (Interest) adalah perhatian terhadap suatu iklan

yang kan menimbulkan ketertarikan atau minat terhadap produk yang

diiklankan tersebut.

c. Keinginan / hasrat (Desire) adalah timbulnya keinginan untuk

mencoba sebagai pemenuhan kebutuhan karena merasa produk

(35)

1.11 Hipotesa

Hipotesa tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesa adalah pernyataan yang

diterima sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya.

Hipotesa yang diajukan dalam peneliitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara iklan notebook Acer yang disajikan di

media cetak terhadap minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam.

Ha : Terdapat pengaruh antara iklan iklan notebook Acer yang disajikan di

media cetak terhadap minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu

(36)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi

II.1.1 Pengertian Komunikasi

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai

tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya

komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations).

Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu

sama lain dan menimbulkan interaksi social (intercommunication). Komunikasi

adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk

memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara

lisan maupun tidak langsung melalui media. (Effendy, 1992:5).

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah

komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio

yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang

bermakna umum atau bersama-sama. Maksudnya, bila seseorang menyampaikan

pesan komunikasi kepada orang lain maka terlebih dahulu harus menyadarkan

persamaan lambang dengan orang yang dituju sebagai sasaran komunikasi.

(Suwardi, 2005:11)

Menurut Shanon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk

interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak

sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal

(37)

Book (1980) mengemukakan definisi komunikasi pada mengkhususkan

diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa

komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang mengkehendaki

orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antara sesama

manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan

tingkah laku orang lain, (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

(Cangara, 2004:19)

Everett M. Rogers, seorang pakar sosiologi pedesaan Amerika yang telah

banyak member perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal

penyebaran inovasi membuat definisi bahwa: “Komunikasi adalah proses di mana

suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud

mengubah tingkah laku mereka” (Cangara, 2004:19)

Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan

adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana pesan menginginkan adanya

perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling

pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi

(Cangara, 2004:19)

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi opini dan lain-lain yang muncul dari

benaknya. Perasaan bisa merupakan keyakinan, kepastian, keragu-raguan,

kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul

(38)

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan

secara sekunder. Secara primer, proses komunikasi adalah proses penyampaian

pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain menggunakan lambang (simbol)

sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah

bahasa, kiat, isyarat, gambar dan lain sebagainya yang secara langsung mampu

“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

(Effendy, 2000:11)

Secara sekunder, proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator

menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan

sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak.

Surat, telepon, faks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi

yang merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi (Effendy,

(39)

II.1.2 Ruang Lingkup Komunikasi A. Bidang Komunikasi

Berdasarkan bidangnya (Amir Purba, 2006:38), komunikasi meliputi

jenis-jenis sebagai berikut:

1. Komunikasi social (social communication)

2. Komunikasi organisasi/managemen (organization/management

communication)

3. Komunikasi bisnis (business communication)

4. Komunikasi politik (political communication)

5. Komunikasi internasional (international communication)

6. Komunikasi antar budaya (intercultural communication)

7. Komunikasi pembangunan (development communication)

8. Komunikasi tradisional (traditional communication)

9. Komunikasi lingkungan (environmental communication)

B. Sifat Komunikasi

Ditinjau dari sifatnya (Amir Purba, 2006:36), komunikasi diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Komunikasi verbal (verbal communication)

(40)

2. Komunikasi non verbal (non verbal communication)

a. Komunikasi kial (gestural/body communication)

b. Komunikasi gambar (pictorial communication)

3. Komunikasi tatap muka (face to face communication)

4. Komunikasi bermedia (mediated communication)

C. Tatanan Komunikasi

Berdasarkan situasi komunikan (Effendy, 2003:53) maka dapat

diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut:

1. Komunikasi pribadi (personal communication)

a. Komunikasi intra pribadi (intrapersonal communication)

b. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)

2. Komunikasi kelompok (group communication)

a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

b. Komunikasi kelompok besar (large group communication)

3. Komunikasi massa (mass communication)

a. Komunikasi media massa cetak/pers (printed mass media

communication)

i. Surat kabar (daily)

(41)

b. Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media

communication)

i. Radio

ii. Televisi

iii. Film

iv. Lain-lain

4. Komunikasi media (media communication)

a. Surat

b. Telepon

c. Pamflet

d. Poster

e. Spanduk

f. Lain-lain

D. Tujuan Komunikasi

Berdasarkan tujuannya (Effendy, 2003:55), komunikasi terbagi empat,

yaitu:

1. Untuk mengubah sikap (to change the attitude)

(42)

4. Untuk mengubah masyarakat (to change the society)

E. Teknik Komunikasi

Teknik komunikasi, (Effendy, 2003:55), diklasifikasikan menjadi:

1. Komunikasi informatif (informative communication)

2. Komunikasi persuasif (persuasive communication)

3. Komunikasi pervasif (pervasive communication)

4. Komunikasi koersif (coercive communication)

5. Komunikasi instruktif (instructive communication)

6. Hubungan manusiawi (human relation)

F. Metode komunikasi

Metode komunikasi (Effendy, 2003:56), meliputi kegiatan-kegiatan yang

terorganisasi sebagai berikut:

1. Jurnalisme/ jurnalistik (journalism)

a. Jurnalisme cetak (printed journalism)

b. Jurnalisme elektronik (electronic journalism), yaitu radio dan

televisi

2. Hubungan masyarakat (public relation)

3. Periklanan (advertising)

(43)

5. Perang urat saraf (psychological warfare)

6. Perpustakaan (library)

7. Lain-lain

II.2 Komunikasi Massa

II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass

communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media

massa). Artinya, komunikasi yang menggunkan media massa. Istilah mass

communication atau communication diartikan sebagai salurannya, yaitu mass

media (media massa) kependekan dari media of mass communication.

Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi

yang dilakukan dengan menggunakan media massa (mass media of

communication). Komunikasi massa adalah komunikasi dengan massa (audiens

atau khalayak sasaran). Massa di sini dimaksudkan sebagai para penerima pesan

(komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama

lain. Pada umumnya proses komunikasi massa tidak menghasilkan umpan balik

(feedback) yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri

massa yaitu:

a. Jumlahnya besar

(44)

Massa mengandung pengertian orang banyak, tetapi mereka tidak harus

berada pada satu lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau terpencar

di berbagai lokasi yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat

memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama (Wiryanto, 2000:2)

Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai, ‘komunikasi yang

berlangsung dalam situasi interposed. Ketika antara sumber dan penerimaan tidak

terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada

penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio,

film atau televisi’ (Wiryanto,2000:3)

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa

(media cetak dan media elektronik). Sebab pada awal perkembangannya saja,

komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication

(media massa komunikasi yaitu media yang dihasilkan oleh teknologi modern.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner (dalam Erdinaya dkk, 2004:3), yakni komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass

communication is messages communicated through a mass medium to large

number of people).

II.2.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada

komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan

(45)

Ciri-ciri komunikasi massa (Nurudin, 2004:16-29), yakni:

1. Komunikator dalam komunikasi melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan

orang artinya gabungan berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain

dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai

sebuah sistem. Sebagaimana sistem itu adalah sekelompok orang.

Pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah,

menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan

dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling

pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan menjadi sumber

informasi.

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen

Artinya khalayak dengan beragam pendidikan, jenis kelamin, umur, status

sosial, ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki kepercayaan

atau agama yang beragam.

Menurut Herbert Blumer (dalam Nurudin, 2004:20), adapun ciri tentang

karakteristik audien/komunikan sebagai berikut:

a. Audien dalam komunikasi massa sangatlah heterogen, artinya ia

mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari

(46)

b. Berisi individu – individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama

lain. Di samping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain

secara langsung.

c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

3. Pesannya bersifat umum

Pesan – pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang

atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan –

pesannya ditujukan kepada khalayak yang plural.

4. Komunikasinya berlangsung satu arah

Komunikasi berlangsung dari media massa kepada khalayak dan tidak

terjadi sebaliknya. Walaupun komunikasi terjadi dua arah, tetapi bukan

kepada semua khalayak.

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Adanya keserampakan dalam proses penyebaran pesan – pesan kepada

khalayak. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut

hampir bersamaan.

6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada

khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan

(47)

7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/ palang pintu/

penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyampaian

informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi untuk

menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah data dan mengurangi

pesan – pesannya. Intinya adalah pihak yang ikut menentukan pengemasan

sebuah pesan dari sebuah media massa.

II.3 Media Cetak

Media cetak yang merupakan media statis yang mengutamakan pesan –

pesan visual, merupakan media yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata –

kata, gambar atau fotografi, dalam suatu tata warna serta halaman putih. Fungsi

utama media cetak adalah sebagai wahana penyampaian pesan dan sekaligus

sebagai media penghibur yang dapat memuaskan perasaan keindahan pemirsanya.

Media cetak merupakan suatu dokumen yang merekam segala peristiwa dalam

kehidupan masyarakat, yang ditangkap oleh jurnalis atau desainernya dan

kemudian diubah dalam bentuk informasi yang berupa kata-kata, gambar,

fotografi dan sebagainya.

Dalam hubungannya dengan kegiatan periklanan yang disebut sebagai

media cetak adalah surat kabar, majalah, maupun media–media lain yang

diproduksi lewat proses cetak mencetak (poster, selebaran, brosur dan lain – lain).

(48)

produsen kepada khalayak konsumennya yang disampaikan lewat media cetak.

(Riyanto, 2000:19 – 20)

Surat kabar atau koran dan majalah merupakan media massa cetak yang

menjadi alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada

khalayak (penerima), oleh sebab itu agar ppesan yang akan disampaikan oleh

media massa cetak dapat diterima secara efektif oleh khalayaknya, maka media

massa cetak harus memiliki daya tarik.

Boove (dalam Liliweri, 2001:75) mengemukakan media massa cetak yang

baik harus memiliki daya tarik, antara lain:

1. Daya tarik pesan, meliputi isi pesan, tata bahasa, sistem penulisan dan

aktualitas berita.

2. Daya tarik fisik, meliputi gambar (kualitas gambar/ foto dan kualitas

kertas), tata letak, tata warna (teknik pewarnaan dan kualitas warna).

3. Daya tarik kuantitas, meliputi frekuensi terbitnya media massa cetak

tersebut dan jumlah halaman yang tersedia.

4. Daya tarik dengan menggunakan teknik propaganda, untuk

menciptakan daya tarik media massa cetak, maka digunakan public

figure dan slogan.

Surat kabar atau koran dan majalah adalah media massa cetak yang umum

digunakan untuk beriklan. Surat kabar memiliki keuntungan besar dibandingkan

kebanyakan pesaing mereka karena diterima sebagai wahana komunikasi massa

yang paling dipercaya dan diyakini (Lane, dkk; 2009: 424). Periklanan surat kabar

menawarkan banyak manfaat kepada bisnis mulai dari koporasi nasional besar

(49)

pendapatan surat kabar dan lebih dari 50 persen total ruang surat kabar dicurahkan

pada periklanan (Lane, dkk; 2009:400).

Dalam periklanan, surat kabar menawarkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Surat kabar menawarkan keluwesan format periklanan dan cakupan

pemirsanya cukup besar pengiklan dapat membeli ruang yang berkisar

dari halaman penuh, iklan empat warna hingga catatan kecil yang

diklasifikasikan. Selain itu, surat kabar menawarkan beragam rencana

periklanan khusus, termasuk pilihan online untuk memungkinkan

pengiklan menjangkau bagian terpilih dari total sirkulasi surat kabar.

2. Surat kabar terutama berguna untuk menjangkau rumah tangga kelas

atas dan pemimpin opini. Tetapi, dibandingkan sebagian besar media

lainnya, surat kabar memiliki jangkauan yang cukup besar dalam

banyak segmen demografi besar.

3. Surat kabar member pengiklan banyak pilihan kreatif, termasuk sisipan

pracetak, periklanan dalam edisi internet mereka dan kemempuan

untuk menyampaikan sampel produk.

4. Surat kabar menyediakan lingkungan kredibilitas dan kecepatan yang

tidak tertandingi oleh kebanyakan media. Banyak survey

memperlihatkan bahwa konsumen memandang periklanan surat kabar

sebagai sumber informasi maupun periklanan yang penting dan handal

jenis media yang ingin dirangkul oleh pengiklan (Lane, dkk; 2009:392)

(50)

serius. Studi menunjukkan bagaimana orang, ketika siap membeli, lebih mencari

iklan di surat kabar atau koran daripada media lain. Surat kabar mudah didapatkan

dan pembaca dapat melihat iklan berkali-kali dan ini tidak bisa dilakukan melalui

televisi atau radio. Kelemahan dari surat kabar atau koran adalah kurang

menjangkau pembaca muda. Selain itu, dari segi pencetakan yang menggunakan

kertas murah yang mudah menyerap tinta. Akibatnya, iklan tidak tampil sebagus

di majalah. Sisipan lepas bisa menutup kelemahan ini, tetapi banyak pembaca

membuang sisipan itu begitu mereka mulai membuka halaman koran.

Majalah juga merupakan salah satu media cetak yang digunakan untuk

beriklan. Semua majalah ditargetkan untuk minat khusus, bisnis, demografi atau

gaya hidup pembaca mereka. Jumlah dan jangkauan majalah khusus member

peluang pada pengiklan untuk meraih pemirsa yang dituju secara sempit atau sulit

dijangkau. Majalah menyediakan visual yang kuat untuk meningkatkan kesadaran

merek dan memiliki kemampuan menyampaikan pesan yang dapat melekat pada

pembaca mereka. Kebanyakan majalah menawarkan beberapa bentuk edisi

regional dan/atau demografi untuk menyediakan penargetan dan peluang yang

lebih besar bagi periklanan yang tidak terlalu bersifat nasional untuk

menggunakan majalah (Lane, dkk; 2009:427).

Bergantung pada produk dan tujuan periklanan, majalah dapat

menawarkan banyak manfaat sebagai wahana media utama atau sekunder. Dalam

suatu hasil studi menunjukan lebih dari separuh pembaca majalah berkata bahwa

mereka bertindak atau berencana akibat penonjolan iklan majalah. Hampir

(51)

membeli produk atau jasa yang diiklankan dan sekitar sebelas persen berkata

bahwa mereka mengumpulkan lebih banyak informasi tentang produk atau jasa.

Dalam beriklan di majalah, pengiklan mempertimbangkan keunggulan

majalah, yaitu segmen pasar pembaca majalah yang telah jelas targetnya, seperti

majalah untuk minat khusus, bisnis, demografi atau gaya hidup pembaca mereka.

Majalah merupakan media cetak visual dengan banyak pilihan kreatif. Majalah

menawarkan pengiklan kisaran formal luwes yang luas, seperti sebaran halaman

ganda, warna cerah bahkan sampel produk. Majalah sangat sesuai dengan naskah

panjang (Lane, dkk; 2009:435-436).

Namun, ada beberapa hal penting yang menjadi pertimbangan bagi

pengiklan yang ingin beriklan di majalah, yaitu:

1. Harga yang tinggi. Pada umumnya majalah merupakan media yang

paling mahal biaya beriklannya. Banyak pengiklan perlu menggunakan

beberapa publikasi untuk mencapai tingkat pencapaian yang dapat

diterima. Manakala jumlah majalah dalam jadwal media meningkat

dan resiko tingkat pembaca berganda, maka terjadi tumpang tindih

pembacaan yang tidak dapat diterima.

2. Tanggal penutupan yang panjang. Oleh karena proses pencetakan,

kebanyakan iklan majalah harus dipersiapkan dengan baik sebelum

publikasi. Sebagai contoh, iklan majalah bulanan akan tayang 8 hingga

10 minggu setelah pengiklan memasukkannya. Waktu yang panjang

ini menyulitkan pengiklan untuk bereaksi terhadap kondisi pemasaran

(52)

alasan mengapa sebagian besar naskah majalah sangat umum (Lane,

dkk; 2009:440).

II.4 Iklan

II.4.1 Pengertian Iklan

Iklan berasal dari bahasa Arab ‘iqlama’, yang dalam bahasa Indonesia

artinya pemberitahuan, sementara kata ‘advertensi’ berasal dari bahasa Inggris

‘advertising’ atau dalam bahasa Belanda ‘advertentie’, sedangkan reklame berasal

dari bahasa Prancis ‘re-klame’ yang berarti berulang-ulang. Semua istilah di atas

memiliki pengertian yang sama yaitu member informasi tentang suatu barang/jasa

kepada khalayak.

Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan

suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali,

1995:45).

Klepper mengungkapkan bahwa iklan atau advertising berasal dari bahasa

latin ‘advore’ yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain

(Liliweri, 2001:20)

Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan

sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa

sebuah media massa atas penyiaran iklannya. Adapun iklannya itu sendiri

biasanya dibuat atas pesanan si pemasang iklan itu, oleh sebuah agen atau biro

iklan atau oleh bagian humas (public relation) lembaga pemasang iklan itu sendiri

(53)

Wright mengemukakan bahwa iklan merupakan suatu proses yang

mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu

menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran

tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif (Liliweri, 2001:20)

Pengertian yang diajukan Wright ini mengandung dua makna, yaitu:

1. Iklan dipandang sebagai alat pemasaran

2. Iklan dalam pengertian proses komunikasi yang bersifat persuasif

Namun, keduanya tetap mengandung arti yang sama, yaitu kegiatan

menjual barang, jasa dan gagasan kepada pihak khalayak (Liliweri, 2001: 21)

Masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala

bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan

kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sedangkan menurut The American

Marketing Association (AMA) mengemukakan iklan adalah setiap bentuk

pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan

dan layanan yang bersifat non-personal atas tanggungan sponsor tertentu (Kasali,

1995: 11)

Iklan mengandung enam prinsip dasar, yaitu:

1. Adanya pesan tertentu

Sebuah iklan tidak akan nada tanpa adanya pesan. Tanpa pesan, iklan

tidak akan berwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa

tulisan, gambar atau bentuk apapun, bila di media radio, tidak akan

(54)

dan suara apapun, maka ia tidak dapat disebut iklan karena tidak

terdapat pesan.

Pesan yang disampaikan oleh sebuah iklan, dapat berbentuk perpaduan

antara pesan verbal dan pesan non verbal. Pesan verbal adalah pesan

yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Semua pesan yang

bukan pesan verbal adalah pesan non verbal. Sepanjang bentuk non

verbal tersebut mengandung arti, maka ia dapat disebut sebagai sebuah

pesan komunikasi

2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor)

Pesan iklan ada karena dibuat oleh komunikator. Sebaliknya bila tidak

ada komunikator maka tidak ada pesan iklan. Dengan demikian, cirri

sebuah iklan adalah bahwa sebuah pesan tersebut dibuat dan

disampaikan oleh komunikator atau sponsor tertentu dengan jelas.

Komunikator dalam iklan dapat dating dari perseorangan, kelompok

masyarakat, lembaga atau organisasi, bahkan negara.

3. Dilakukan dengan cara non personal

Dari pengertian iklan yang diberikan, hampir semua menyepakati

bahwa iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukkan secara

non personal. Non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka.

Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media

(yang kemudian disebut dengan media periklanan). Media yang

digunakan dalam kegiatan periklanan secara umum dapat

(55)

media surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Sementara yang

termasuk dalam kategori media lini bawah, misalnya poster, leaflet,

folder, spanduk, baliho, balon udara, direct mail, kemasan produk sisi

luar dan kemasan dalam, flyers, dll.

4. Disampaikan untuk khalayak tertentu.

Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditujukan kepada

khalayak tertentu. Dalam dunia periklanan, khalayak sasaran

cenderung bersifat khusus. Pesan yang disampaikan tidak

dimaksudkan untuk diberikan kepada semua orang, melainkan

kelompok target audience tertentu. Sasaran khalayak yang dipilih

tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada dasarnya setiap

kelompok khusus audience memiliki kesukaan, kebutuhan, keinginan,

karakteristik dan keyakinan yang khusus. Dengan demikian, pesan

yang diberikan harus dirancang khusus yang sesuai dengan target

khalayak. Bilamana target audience diganti, maka sudah tentu akan

mempengaruhi bentuk dan strategi pesan iklan. Sebuah bentuk dan

strategi pesan tunggal tidak cocok untuk diterapkan atau ditujukan

kepada semua khalayak.

5. Dalam menyampaikan pesan tersebut, dilakukan dengan cara

membayar.

Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus

dimaknai secara luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan

(56)

6. Penyampaian pesan tersebut mengharapkkan dampak tertentu.

Dalam sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan semestinya

merupakan pesan yang efektif. Artinya, pesan yang mampu

menggerakkan khalayak agar mereka mengikuti pesan iklan. Semua

iklan yang dibuat oleh pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan

tertentu, yaitu beberapa dampak tertentu di tengah khalayak. Aneh

rasanya jika membuat pesan iklan namun tidak bermaksud

mendapatkan pengaruh tertentu sebagaimana diharapkan. Dampak

tertentu yang diharapkan oleh pengiklan dapat berupa pengaruh

ekonomis maupun dampak sosial. Pengaruh ekonomis adalah dampak

yang diharapkan diwujudkan oleh iklan untuk maksud – maksud

mendapatkan keuntungan ekonomi. Misalnya laku dan bertambahnya

penjualan produk sehingga mendapatkan keuntungan materi.

Sementara dampak sosial adalah keuntungan non ekonomi, yaitu

terbangunnya citra baik berupa penerimaan sosial oleh masyarakat.

Dalam kajian pemasaran, citra baik yang dibentuk pada akhirnya juga

akan membawa keuntungan ekonomi. Sebab, penerimaan yang baik

oleh masyarakat, yang pada gilirannya akan dipilih oleh konsumen

dibandingkan produk lain. Sebagai contoh perusahaan yang ramah

lingkungan dan banyak berderma. Citra sosial seperti itu pada

umumnya akan membuat masyarakat lebih menerima produk secara

positif dibandingkan produk lain yang tidak memiliki citra sosial.

(57)

kecenderungan yang lebih besar untuk memilih produk tersebut

dibandingkan merek lain.

Sebuah pesan iklan disebut efektif bila pesan tersebut mampu

menggambarkan apa yang dikehendaki oleh komunikator secara tepat

dan apa yang dituangkan dalam pesan iklan tersebut mampu dipersepsi

secara sama oleh khalayak dengan apa yang dikehendaki oleh

komunikator. Melalui pesan yang efektif ini diharapkan pesan akan

mampu memberikan dampak tertentu pada khalayak yang sesuai

dengan yang dikehendaki oleh komunikator.

Dari definisi di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa iklan

merupakan kegiatan yang menyangkut penyampaian pesan mengenai suatu

produk atau jasa yang bersifat komersial yang berfungsi untuk menyebarkan

informasi, ide-ide, gagasan ataupun jasa melalui media tertentu yang bertujuan

untuk mempengaruhi khalayak agar mau membeli barang yang ditawarkan.

Sedangkan periklanan merupakan kegiatan komunikasi yang menyangkut

persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap iklan itu sendiri

(Widyatama, 2007:17-24).

II.4.2. Fungsi iklan

Fungsi iklan menurut Alo Liliweri (1998) yang dikutip dari beberapa sumber

seperti Wright (1978), S.W. Dunn (1978) dan Bover (1976) dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Gambar

Tabel  1 Variabel Operasional
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4 Departemen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diberikan teks tentang hidup rukun, siswa dapat menceritakan pengalaman menerapkan sila kelima Pancasila di tempat bermain dengan benar.. Dengan diberikan

PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SELAKU KELOMPOK KERJA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI JAWA TENGAH. PADA DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH DANA APBD TAHUN

EKO BUDIHARTANTO,

PA/KPA Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi Lainnya (K/L/D/I) Provinsi jawa Tengah Alamat Jl. ENDANG

Panitia Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Pengadaan Barang Selaku Kelompok Kerja Pekerjaan Jalan dan Jembatan Provinsi Jawa Tengah. pada Balai Pelaksana Teknis Bina marga

Perbedaan yang sangat mendasar anatara analisis institusional dengan analisis rezim adalah jika dalam analisis institusional yang dikaji adalah proses apa yang terjadi

Indian Ocean Rim Association (IORA) atau Asosiasi Kerja Sama Lingkar Samudra Hindia menjadi salah satu bentuk nyata dari pelaksanaan diplomasi maritim

Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama