IKLAN NOTEBOOK ACER DAN MINAT BELI
(Studi Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak terhadap Minat Beli Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
DISUSUN OLEH:
INGRID R.M.R TAMBUN
080922023
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI (EKSTENSI)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Iklan Notebook Acer dan Minat Beli (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak Terhadap Minat Beli Mahasiswa FMIPA USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat beli mahasiswa FMIPA USU terhadap notebook Acer dan faktor – faktor apa yang mempengaruhi minat beli mahasiswa FMIPA USU serta mengetahui pengaruh iklan notebook Acer terhadap minat beli mahasiswa FMIPA USU.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel X (Iklan Notebook Acer) berpengaruh terhadap variabel Y (Minat Beli). Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Cetak, Iklan, Teori AIDDA, Minat Beli dan Teknologi Komunikasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FMIPA USU dengan jumlah populasi 648 orang. Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% yakni menjadi 87 orang. Dengan teknik penarikan sampel menggunakan Propotional Stratified Sampling dan Purposive Sampling dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Dalam menganalisis data penelitian digunakan tabel tunggal dan tabel silang sedangkan untuk menguji hipotesa penelitian digunakan tes statistic
Spearman dan hasil pengujian menunjukkan hubungan bahwa hipotesa (Ha)
diterima dan diperoleh Rs = 0,655 dan jika dilihat dalam skala Guilford yaitu terdapat hubungan yang cukup berarti, dilihat dari koefisien korelasi. Artinya bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Iklan Notebook Acer dan Minat Beli Mahasiswa FMIPA USU.
KATA PENGANTAR
Sungguh karena kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, penulis telah
menyelesaikan skripsi dengan judul ‘Iklan Notebook Acer dan Minat Beli (Studi
Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak terhadap
Minat Beli Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara)’. Skripsi ini diajukan guna memperoleh gelar sarjana
sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini bisa selesai tak lepas dari dorongan dan dukungan orang –
orang terdekat. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak Drs. R.Tambun dan Mama
S.I.T.Sinaga, S.Sos yang selalu memberikan doa, dukungan dan dorongan untuk
menyelesaikan tugas akhir ini, juga untuk adik – adik penulis, Samuel Tambun,
Novi Tambun, dan Asima Tambun.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak berjasa selama penulis kuliah dan akhirnya
menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara, di antaranya:
1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik USU.
2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi
FISIP USU.
3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, MSi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP USU dan juga selaku dosen pembimbing yang telah
4. Bapak Drs. Humaiz, selaku dosen wali penulis.
5. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Komunikasi (Kak Maya, Kak
Ros, dan Kak Icut) khususnya dan dosen FISIP umumnya atas
pembekalan ilmupengetahuan selama penulis kuliah di FISIP USU.
6. Kepada Dekan FMIPA USU dan bagian tata usaha FMIPA USU, Ibu
Nasrah, yang telah membantu dalam mengurus izin penelitian
7. Keluarga besar Tambun [Pulo Gambar, Galang] dan Sinaga [Sentosa Baru
20], yang selalu mendukung penulis dalam doa dan materi.
8. Hot Maringan Samosir, yang selalu ada dan siap membantu baik waktu
dan tenaga dengan kasih sayang dan doa
9. Sahabat – sahabatku, Devi, Eka, Bintang , Theodolita dan Harry [jadi kita
kan S.Sos, S.T, S.Kom, S.H ], teman – teman di P3MI [K’Enty, terima
kasih untuk waktu berbaginya]
10.Adikku Alman dan Iphon [Teknik Informasi ‘09], yang sudah membantu
penulis menyebarkan kuesioner dan juga untuk Efriany [Sistem Informasi
‘09] serta seluruh responden yang telah membantu dan member kritikan
11.Teman – teman di USU KOM FM, K’Windi Siregar dan para penyiar, dan
juga K’Puan dan K’Anim [terima kasih udah bantu untuk ngolah data
pakai SPSS],
12.Teman – teman di Ilmu Komunikasi Ekstensi ’08 dan ’09, K’Ika, Isma
[asisten dosen SPSS mendadak], K’Yessi, Tata, B’Chris, B’Ezuar,
K’Esther [segera menyusul ya kak ], B’Jan, teman satu bimbingan
13.Semua pihak yang turut membantu kelancaran penulisan tugas akhir ini
Tidak akan pernah ada karya yang sempurna, yang ada hanya upaya untuk
mencapai kesempurnaan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
skripsi ini, untuk itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk
memperoleh hasil yang terbaik. Dan penulis berharap skripsi ini dapat berguna
dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.
Medan, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
5.1 Komunikasi & Komunikasi Massa ... 8
5.2 Media Cetak ... 10
II.1.1Pengertian Komunikasi ... 24
A. Bidang Komunikasi ... 27
II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa ... 31
II.2.2 Ciri – cirri Komunikasi Massa ... 32
II.4.6 Kelebihan dan Kelemahan Iklan ... 52
II.5 Teori AIDDA ... 53
II.6 Minat Beli ... 54
II. 7 Teknologi Komunikasi ... 56
II.7.1 Pengertian Teknologi Komunikasi ... 56
II.7.2 Karakteristik Teknologi Komunikasi ... 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 59
III.4.2 Sampel ... 65
III.5 Teknik Penarikan Sampel ... 66
III.5.1 Sampling Stratifikasi Proporsional ... 66
II.5.2 Purposive Sampling ... 67
III.6 Teknik Pengumpulan Data ... 67
III.7 Teknik Analisis Data ... 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 70
IV1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 70
IV.1.1 Tahap Persiapan ... 70
IV.1.2 Tahap Pengumpulan Data ... 70
IV.2 Teknik Pengolahan Data ... 70
IV.3 Analisi Tabel Tunggal ... 72
IV.3.1 Karakteristik Responden ... 72
IV.3.2 Iklan Notebook Acer di Media Cetak... 74
IV.3.3 Minat Beli Mahasiswa FMIPA USU ... 81
IV.4 Analisis Tabel Silang ... 84
IV.5 Pengujian Hipotesa ... 88
IV.6 Pembahasan ... 90
BAB V PENUTUP ... 92
V.1 Kesimpulan ... 92
V.2 Saran ... 93
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Variabel Operasional
Tabel 2 : Populasi Mahasiswa FMIPA USU
Tabel 3 : Sampling Stratifikasi Proporsional
Tabel 4 : Departemen
Tabel 5 : Jenis Kelamin
Tabel 6 : Uang Saku
Tabel 7 : Melihat Iklan
Tabel 8 : Frekuensi Melihat Iklan
Tabel 9 : Media Cetak
Tabel 10 : Isi Pesan
Tabel 11 : Pemahaman Isi Pesan
Tabel 12 : Tampilan Gambar
Tabel 13 : Penggunaan Gambar Visual
Tabel 14 : Penggunaan Warna
Tabel 15 : Penggunaan Judul Iklan
Tabel 16 : Penjelasan Produk
Tabel 17 : Penggunaan Slogan
Tabel 18 : Sikap Terhadap Iklan
Tabel 19 : Perhatian
Tabel 20 : Ketertarikan Terhadap Produk
Tabel 23 : Pertimbangan Dalam Membeli
Tabel 24 : Hubungan Antara Frekuensi Melihat Iklan Notebook Acer di
Media Cetak dengan Keingintahuan Akan Informasi Mengenai Notebook Acer
Tabel 25 : Hubungan Antara Melihat Tampilan Gambar pada Iklan
Notebook Acer di Media Cetak dengan Hasrat Untuk Membeli Notebook Acer
Tabel 26 : Hubungan Antara Melihat Penjelasan Produk pada Iklan
Notebook acer di Media Cetak dengan Keingintahuan Akan Informasi Mengenai
Notebook Acer
Tabel 27 : Hubungan Antara Memahami Isi Pesan pada Iklan Notebook Acer
di Media Cetak dengan Hasrat Untuk Membeli Notebook Acer
Tabel 28 : Hasil Uji Korelasi Antara Iklan Notebook Acer di Media Cetak
DAFTAR BAGAN
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Iklan Notebook Acer dan Minat Beli (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak Terhadap Minat Beli Mahasiswa FMIPA USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat beli mahasiswa FMIPA USU terhadap notebook Acer dan faktor – faktor apa yang mempengaruhi minat beli mahasiswa FMIPA USU serta mengetahui pengaruh iklan notebook Acer terhadap minat beli mahasiswa FMIPA USU.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel X (Iklan Notebook Acer) berpengaruh terhadap variabel Y (Minat Beli). Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Cetak, Iklan, Teori AIDDA, Minat Beli dan Teknologi Komunikasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FMIPA USU dengan jumlah populasi 648 orang. Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% yakni menjadi 87 orang. Dengan teknik penarikan sampel menggunakan Propotional Stratified Sampling dan Purposive Sampling dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Dalam menganalisis data penelitian digunakan tabel tunggal dan tabel silang sedangkan untuk menguji hipotesa penelitian digunakan tes statistic
Spearman dan hasil pengujian menunjukkan hubungan bahwa hipotesa (Ha)
diterima dan diperoleh Rs = 0,655 dan jika dilihat dalam skala Guilford yaitu terdapat hubungan yang cukup berarti, dilihat dari koefisien korelasi. Artinya bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Iklan Notebook Acer dan Minat Beli Mahasiswa FMIPA USU.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan unik karena sikap dan
pemilihan terhadap objek setiap orang berbeda. Banyak faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen, di antaranya status sosial dan kemampuan
ekonomi. Produsen, baik barang dan jasa, perlu memahami faktor – faktor
tersebut, sehingga para produsen tahu bagaimana cara untuk menarik konsumen
untuk membeli dan memakai produk yang dihasilkan.
Seiring perkembangan dunia yang semakin pesat, perkembangan kondisi
pasar juga mempengaruhi perusahaan dalam menentukan strategi dalam
menawarkan dan memasarkan produk mereka. Para konsumen juga berusaha
memperoleh informasi akan produk – produk yang ditawarkan. Salah satu strategi
yang digunakan oleh perusahaan untuk menawarkan produk mereka dan menarik
minat konsumen terhadap produk tersebut adalah melalui iklan.
Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang
memberikan informasi kepada khalayak mengenai suatu produk,baik barang atau
jasa, sehingga mampu menarik hati calon pembeli hingga akhirnya melakukan
tindakan pembelian atas barang atau jasa yang diiklankan tersebut.
Tujuan periklanan harus dipandang dari sudut pandang komunikasi,
keseluruhan rencana pemasaran dan melaksanakan elemen komunikasi dari
program pemasaran yang menjangkau lebih jauh. (Lane, King, Russel; 2009:48)
Media memiliki peran yang sangat penting dan strategis bagi kegiatan
periklanan. Media yang digunakan di dalam periklanan terdiri dari beragam jenis.
Iklan dapat disampaikan di antaranya melalui media cetak (surat kabar, majalah,
brosur, leaflet, poster dan sebagainya), media elektronik baik media audio maupun
audio visual (radio, televisi, film, video dan sebagainya), media luar ruang
(billboard, spanduk, neon sign, dan sebagainya), dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, media yang akan diteliti adalah media cetak. Media
cetak yang merupakan media statis yang mengutamakan pesan – pesan visual,
merupakan media yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata – kata, gambar
atau fotografi, dalam suatu tata warna serta halaman putih. Fungsi utama media
cetak adalah sebagai wahana penyampaian pesan dan sekaligus sebagai media
penghibur yang dapat memuaskan perasaan keindahan pemirsanya. Dalam
hubungannya dengan kegiatan periklanan yang disebut sebagai media cetak
adalah surat kabar, majalah, maupun media – media lain yang diproduksi lewat
proses cetak mencetak (poster, selebaran, brosur dan lain – lain). Sehingga
pengertian iklan media cetak adalah pesan – pesan komersial dari produsen
kepada khalayak konsumennya yang disampaikan lewat media cetak. (Riyanto;
2000:19 – 20)
Produk yang diiklankan dalam media cetak, baik barang maupun jasa,
sudah beragam, mulai dari barang kebutuhan sehari – hari hingga barang mewah
dan juga berbagai jenis jasa. Salah satu jenis barang yang diiklankan di media
Notebook merupakan istilah lain dari laptop. Laptop atau notebook sendiri
sebenarnya adalah varian dari Portable PC untuk menyebut komputer yang dapat
dibawa-bawa. Pada perkembangannya, istilah laptop sepertinya lebih popular
disebut dengan istilah notebook. Laptop yang merupakan gabungan dari dua kata,
yaitu Lap yang berarti pangkuan dan Top yang berarti atas, yang artinya perangkat
yang diletakkan di atas pangkuan. Sedangkan notebook sendiri merupakan
perangkat yang digunakan di atas meja. Perbedaan istilah notebook dan laptop
sendiri lebih diakibatkan pergeseran makna pada penempatan posisi pemakaian
perangkat tersebut, namun sebenarnya memiliki arti dan fungsi yang sama.
Notebook merupakan komputer portabel, kecil dan dapat dibawa ke
mana-mana dengan sangat mudah, yang terintegrasi pada sebuah casing. Berat notebook
bervariasi mulai dari 1 hingga 6 kilogram tergantung dari ukurannya, bahan dan
spesifikasi. Sumber listrik berasal dari baterai atau A/C adaptor yang dapat
digunakan untuk mengisi ulang baterai dan menyalakan notebook itu sendiri.
Baterai notebook pada umumnya dapat bertahan sekitar 1 hingga 6 jam
bergantung pada cara pemakaian, spesifikasi, dan ukuran baterai. Sebagai
komputer pribadi, notebook memiliki fungsi yang sama dengan komputer desktop
meskipun dengan kemampuan yang lebih rendah. Komponen yang terdapat
didalamnya adalah sama dengan yang terdapat pada komputer desktop dengan
ukuran yang diperkecil, lebih ringan dan irit listrik. Notebook kebanyakan
menggunakan layar LCD (Liquid Crystal Display) berukuran 10 inci hingga 17
inci bergantung dari ukuran notebook itu sendiri. Selain itu, keyboard yang
mouse tambahan dapat dipasang melalui soket USB.
(http://ilmu-ilmukomputer.blogspot.com)
Iklan notebook Acer muncul di media cetak seperti koran atau surat kabar ,
majalah, selebaran atau brosur. Iklan notebook Acer di media cetak seperti koran
atau surat kabar hadir dalam warna hitam putih. Di sudut kiri kotak dari bingkai
iklan selalu ada tulisan ‘acer’. Pada iklan tersebut terdapat juga ilustrasi berupa
gambar produk beserta kemampuan apa yang dimiliki oleh notebook yang sedang
diiklankan tersebut, seperti adanya fasilitas webcam yang diwakilkan dengan
gambar kamera, fasilitas musik diwakilkan dengan gambar headset, fasilitas
koneksi internet untuk mengirim surat elektronik atau email diwakilkan dengan
gambar amplop surat. Pada iklan tersebut terdapat jenis dan seri produk dari
notebook Acer, harga dalam kurs dollar AS, spesifikasi produk dan juga kantor
cabang di mana notebook Acer dapat dibeli dan layanan purna jual. Selain itu,
terdapat pula syarat dan ketentuan yang berlaku jika ada promo.
Iklan notebook Acer juga hadir dalam bentuk selebaran. Jenis dan seri
notebook yang diiklankan di selebaran lebih beragam dari pada di surat kabar atau
koran. Dalam satu lembar selebaran dapat memuat spesifikasi dari empat jenis
notebook dengan spesifikasi yang berbeda. Selain itu terdapat pula panduan untuk
memastikan garansi resmi atas notebook yang telah dibeli. Iklan notebook Acer
pada selebaran juga terdapat alamat dealer atau Acer center.
Acer Group Indonesia merupakan perusahaan PC terkemuka di Indonesia.
Acer yang baru-baru ini dinyatakan oleh Gartner Inc. resmi naik peringkat
menjadi PC vendor No.2 dunia , siap menginvasi pasar PC Indonesia dengan
pameran komputer, hingga komunitas untuk memberi kesempatan kepada
pelanggannya pengalaman mencoba langsung produk-produk Acer yang didukung
teknologi terbaru. Di Indonesia, Acer telah merajai pasar notebook Indonesia
selama empat tahun berturut-turut (IDC PC Tracker 2005-2008), sementara di
segmen total PC Acer dilaporkan menjadi vendor PC No.1 di Indonesia sejak
tahun 2007.
Produk yang dikeluarkan oleh Acer terdiri dari empat seri, yaitu seri
Ferrari, TravelMate, Aspire dan Extensa. Keseluruhan seri yang dikeluarkan Acer,
dilengkapi dengan teknologi unggulan Acer, seperti, eLock Management,
eRecovery management, eData Security Management, ePower Management,
ePresentation Management, dan eSetting Management.
Berbagai teknologi unggulan tersebut tentu sangat membantu
penggunanya seperti para pekerja kantor dan mahasiswa. Penggunaan notebook di
kalangan mahasiswa sudah semakin ramai ditemukan. Mahasiswa menggunakan
notebook sebagai sarana pembantu dalam proses belajar dan juga sarana hiburan.
Notebook dianggap praktis dan efisien. Praktis karena mudah untuk dibawa –
bawa dan efisien karena dapat digunakan dimana saja dan kapan saja.
Peneliti memilih mahasiswa Departemen Sistem Informasi dan
Departemen Teknik Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Sumatera Utara sebagai responden dalam penelitian ini. Kedua
departemen tersebut dipilih karena dalam proses belajar di setiap mata kuliah yang
kegiatan belajar, notebook tentu merupakan barang kebutuhan mahasiswa
Departemen Sistem Informasi dan Teknik Informatika.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti sejauhmanakah pengaruh iklan notebook ACER di media cetak terhadap
minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sumatera Utara.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dikemukakan perumusan masalah penelitian, yakni, “Sejauhmanakah pengaruh
iklan notebook Acer di media cetak terhadap minat beli mahasiswa Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara?”.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga
dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan
diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bersifat mencari
atau menjelaskan hubungan, yakni pengaruh iklan notebook ACER
terhadap minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Sumatera Utara.
2. Penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa Departemen Sistem
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, yang pernah melihat
iklan notebook Acer di media cetak.
3. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juni 2010.
4. Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh iklan notebook Acer
terhadap minat beli mahasiswa FMIPA USU.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara terhadap notebook
ACER.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli calon
konsumen.
3. Untuk mengetahui pengaruh iklan notebook ACER di media cetak
terhadap minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan
memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan
mahasiswa tentang pengaruh iklan komersil terhadap minat beli di
kalangan konsumennya.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada
pihak – pihak yang membutuhkan, khususnya para praktisi periklanan
dalam memahami efektifitas sebuah iklan dalam kaitannya dengan minat
beli konsumen.
1.6 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan titik tolak atau landasan berpikir dalam
memecahkan atau menyoroti permasalahan dan menjelaskan berbagai fenomena –
fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerangka teori yang ada
membantu peneliti menentukan arah dan tujuan penelitian serta menggunakan
konsep – konsep yang tepat, guna membentuk hipotesa selanjutnya.
1. Komunikasi dan Komunikasi Massa
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai
tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya
komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations).
Masyarakat palingsedikit terdiri dari dua orang yang salimgh berhubungan
satusama lain yang karena berhubungan menimbulakn interaksi sosial (social
interaction).
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin communication
dan perkataan ini bersumber pada kata Communis yang artinya sama yaitu sama
orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang
dikomunikasikan (Effendy,1993:3).
Menurut Harold Laswell, cara yang baik untuk menggambarkan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Who
(siapa), Says What (mengatakan apa), In Which Channel (dengan saluran apa),
ToWhom (kepada siapa), With What Effect (dengan pengaruh bagaimana).
(Mulyana, 2002:62)
Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu yakni (Effendy,
1990:10):
• Komunikator (communicator, source, sender) • Pesan (message)
• Media (channel, media)
• Komunikan (communicant, communicate, receiver, receipent) • Efek (effect, impact, influence)
Effendy (1993:50) mendefenisikan komunikasi massa sebagai penyebaran
pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada masssa yang abstrak,
yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.
Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright,
dalam Liliweri. 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara misal,
berjumlah banyak bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan
Adapun ciri–ciri komunikasi massa,yaitu, pertama, komunikator pada
komunikasi massa berlembaga. Kedua, pesan yang disampaikan bersifat umum,
karena ditujukan kepada umum. Ketiga, komunikannya anonim dan heterogen.
Keempat, media komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Kelima,
komunikasi bersifat satu arah.
2. Media Cetak
Media cetak yang merupakan media statis yang mengutamakan pesan –
pesan visual, merupakan media yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata –
kata, gambar atau fotografi, dalam suatu tata warna serta halaman putih. Fungsi
utama media cetak adalah sebagai wahana penyampaian pesan dan sekaligus
sebagai media penghibur yang dapat memuaskan perasaan keindahan pemirsanya.
Dalam hubungannya dengan kegiatan periklanan yang disebut sebagai
media cetak adalah surat kabar, majalah, maupun media – media lain yang
diproduksi lewat proses cetak mencetak (poster, selebaran, brosur dan lain – lain).
Sehingga pengertian iklan media cetak adalah pesan – pesan komersial dari
produsen kepada khalayak konsumennya yang disampaikan lewat media cetak.
(Riyanto, 2000:19 – 20)
Surat kabar atau koran dan majalah merupakan media massa cetak yang
menjadi alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima), oleh sebab itu agar ppesan yang akan disampaikan oleh
media massa cetak dapat diterima secara efektif oleh khalayaknya, maka media
Boove (dalam Liliweri, 2001:75) mengemukakan media massa cetak yang
baik harus memiliki daya tarik, antara lain:
1. Daya tarik pesan, meliputi isi pesan, tata bahasa, sistem penulisan dan
aktualitas berita.
2. Daya tarik fisik, meliputi gambar (kualitas gambar/ foto dan kualitas
kertas), tata letak, tata warna (teknik pewarnaan dan kualitas warna).
3. Daya tarik kuantitas, meliputi frekuensi terbitnya media massa cetak
tersebut dan jumlah halaman yang tersedia.
4. Daya tarik dengan menggunakan teknik propaganda, untuk
menciptakan daya tarik media massa cetak, maka digunakan public
figure dan slogan.
Surat kabar atau koran dan majalah adalah media massa cetak yang umum
digunakan untuk beriklan. Keunggulan dalam beriklan di surat kabar atau koran
adalah pembaca surat kabar tersebut cenderung mempertimbangkan informasi
dalam iklan secara serius. Studi menunjukkan bagaimana orang, ketika siap
membeli, lebih mencari iklan di surat kabar atau koran daripada media lain. Surat
kabar mudah didapatkan dan pembaca dapat melihat iklan berkali-kali dan ini
tidak bisa dilakukan melalui televisi atau radio. Kelemahan dari surat kabar atau
koran adalah kurang menjangkau pembaca muda. Selain itu, dari segi pencetakan
yang menggunakan kertas murah yang mudah menyerap tinta. Akibatnya, iklan
tidak tampil sebagus di majalah. Sisipan lepas bisa menutup kelemahan ini, tetapi
banyak pembaca membuang sisipan itu begitu mereka mulai membuka halaman
Seperti medium cetak lainnya, majalah punya banyak keunggulan seperti
koran. Keunggulan dalam beriklan di majalah adalah tampilannya yang lebih
cantik dibandingkan surat kabar. Kertas yang digunakan lebih tebal dan grafis
yang lebih cerah. Majalah menawarkan audien yang lebih jelas definisinya
dibandingkan koran. Kelemahannya, majalah mensyaratkan pemesanan untuk
ruang iklan sampai tiga bulan sebelum pemuatan, sehingga kesempatan untuk
melakukan perubahan atas iklan tersebut sangat sedikit bahkan tidak ada. (Vivian,
2008:372)
3. Iklan
Istilah – istilah tentang iklan di antaranya seperti iklan dari bahasa Melayu
(berasal dari bahasa Arab I’Ian), reklame berasal dari bahasa Perancis, reclamare
yang berarti meneriakkan sesuatu secara berulang – ulang, advertere berasal dari
bahasa Latin yang berarti berlari menuju ke depan, advertentie berasal dari bahasa
Belanda untuk penyebutan iklan dan advertising yang berasal dari bahasa Inggris.
Semua peristilahan yang digunakan itu menunjuk kepada suatu pengertian yang
sama terhadap iklan yang secara umum dapat didefinisikan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat lewat
suatu media. Untuk membedakan dengan penyampaian pesan yang lebih
diarahkan untuk membujuk seseorang atau sekelompok orang agar membeli
barang dan jasa yang dikomunikasikan. Istilah iklan pertama kali diperkenalkan
oleh Soedarjo Tjokrosisworo, seorang tokoh pers nasional Indonesia pada tahun
(bahasa Inggris) agar sesuai dengan semangat penggunaan bahasa nasional
Indonesia.(Riyanto, 2000:19)
Menurut Widjaja (1996: 6), iklan adalah setiap bentuk presentasi gagasan
barang atau jasa yang bukan perorangan dan dibayar oleh sponsor yang dikenal
atau iklan juga bisa diartikan sebagai kegiatan memuat dan menyebarluaskan
pesan dalam media yang bersifat umum tentang perusahaan, organisasi dan atau
tentang produknya, jasanya, atau gagasan yang terkandung di dalamnya. Iklan
adalah metode penjualan non personal yakni dengan sasaran massa publik.
Peter dan Olson (2000: 181) mendefinisikan iklan ialah penyajian informasi
nonpersonal tentang suatu produk, brand, perusahaan atau toko yang dilakukan
dengan bayaran tertentu.
Menurut Krugman (1965) (Mc. Quail, 1996: 264), ciri-ciri utama iklan
adalah jumlahnya sangat besar dan secara jelas didorong oleh kepentingan
pengirim bukannya kepentingan penerima. Meskipun iklan selalu direncanakan
dengan sengaja, namun sasarannya bisa beraneka ragam. Kebanyakan iklan masuk
ke dalam klasifikasi model ‘pertunjukan-perhatian’ (‘display-attention’) dan
orientasi khalayaknya biasanya memiliki tingkat keterlibatan yang rendah.
Iklan digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mencapai tujuan
pemasaran barang atau jasa, baik tujuan jangka panjang atau tujuan jangka
pendek. Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau
membangkitkan kesadaran akan merk (brand awareness), citra merk (brand
images), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk membeli
4. Teori AIDDA
Teori AIDDA disebut juga proses A-A atau A-A Procedure (Attention-Action
Procedure). Teori AIDDA adalah akronim dari kata – kata
A Attention (perhatian) I Interest (minat) D Desire (hasrat) D Decision (keputusan) A Action (tindakan).
Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi
hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, komunikator
harus menimbulkan daya tarik. Apakah perhatian komunikan telah terbangkitkan,
hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat atau interest. Minat adalah
kelanjutan dari perhatian yang diharapkan komunikator. Hasrat ada pada diri
komunikan harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan atau decision, yakni
melakukan kegiatan atau action sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy,
1992: 304 – 305)
Maka bila dikaitkan dengan penelitian ini, tahapan-tahapannya dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Attention (perhatian)
Dalam tahap ini, kegiatan mulai dilakukan dengan maksud
menumbuhkan perhatian mahasiswa terhadap iklan notebook Acer yang ada di
media cetak.
Ini adalah tahapan kedua, di mana mahasiswa tidak saja menaruh
perhatian, tetapi juga mulai tertarik atau berminat kepada iklan notebook Acer
c. Desire (hasrat)
Pada tahap ini mahasiswa telah memiliki motivasi untuk membeli barang
yang diiklankan, yaitu notebook Acer, seperti yang ada pada iklan tersebut.
5. Minat Beli
Menurut Onong U. Effendy (1990: 103), minat adalah perhatian yang
merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang
diharapkan.
Menurut Khasali (1995: 83-86) minat dapat ditimbulkan melalui adanya
perhatian (attention). Jika perhatian sudah berhasil dibangkitkan, kini menyusul
upaya menumbuhkan minat melalui ketertarikan (interest), yang merupakan
derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan kelanjutan dari
perhatian yang merupakan titik tolak dari timbulnya hasrat (desire) untuk
melakukan kegiatan yang diharapkan oleh komunikator.
Secara teori ciri-ciri minat adalah objeknya merupakan suatu hal tertentu,
minat tidak dibawa sejak lahir, minat dapat berubah – ubah, minat tidak berdiri
sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek (Wijaya,
Adapun ciri-ciri lain dari minat, yaitu:
a. Minat timbul dari perhatian terhadap suatu objek
b. Setiap orang mempunyai ketertarikan terhadap objek yang diminati.
c. Minat memunculkan kecenderungan hati untuk mencari objek yang disenangi.
d. Minat ditunjukkan dalam bentuk hasrat melakukan kegiatan.
Menurut KBBI Dalam Jaringan
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php), ‘minat’ adalah kecenderungan
hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan dan arti kata ‘beli’ adalah
memperoleh sesuatu melalui penukaran (pembayaran) dengan uang, memperoleh
sesuatu dengan pengorbanan, usaha yang berat.
Berdasarkan pengertian tentang minat dan beli tersebut di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat beli dalam penelitian ini
adalah kecenderungan hati calon konsumen terhadap suatu produk dan akhirnya
mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian.
6. Teknologi Komunikasi
Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikin
pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun
kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, sejak sekarang sudah dapat
diperkirakan terjadinya berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun
bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari
perkembangan keadaan yang dimaksud. Perrubahan-perubahan yang kelak terjadi,
tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi
kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas (Nasution, 1989:6)
Pengertian teknologi komunikasi menurut Rogers (1986) perlengkapan
hardware, struktur organisasi dan nilai – nilai sosial dimana individu – individu
mengumpulkan, memproses, dan tukar - menukar individu lain. Sedangkan
teknologi informasi menurut Ely (1982) mencakup sistem-sistem komunikasi
seperti satelit siaran langsung, kabel interaktif dua arah, penyiaran bertenaga
rendah (low power broadcasting), komputer termasuk Personal Computer dan
Notebook, serta televisi (VCD dan Video tape cassette. (Nasution, 1989). Menurut
Mc. Luhan (1965), teknologi komunikasi dapat membawa seseorang individu
melintasi batas ruang dan waktu serta mendapat informasi yang tidak didapat
sebelumnya. (Noegroho, 2010:3)
1.7 Kerangka Konsep
Kerangka konsep harus dirumuskan sebagai hasil pemikiran rasional yang
bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan
dicapai. Perumusan kerangka konsep itu merupakan bahan yang akan menuntun
dalam merumuskan hipotesa penelitian (Nawawi, 1995: 40).
Konsep merupakan istilah dan definisi yang akan digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak suatu fenomena yang hendak diuji (Singarimbun,
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
• Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor unsur yang menentukan
atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsure lain
(Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan
notebook Acer di media cetak.
• Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor unsur yang ada atau
muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi,
1995:57). Varibel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli mahasiswa
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU.
• Variabel Antara
Variabel antara adalah variabel yang menghubungkan variabel terikat dan
variabel bebas. Variabel antara dalam hubungan ini adalah karakteristik
responden, yaitu mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam USU. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah jenis
1.8 Model Teoritis
Variabel – veriabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep
akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:
Bagan 1: Model Teoritis Variabel Bebas (X)
Iklan notebook Acer di media cetak
Variabel Terikat (Y)
Minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara
Variabel Antara
1.9 Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di
atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian, perlu dibuat operasional variabel
– variabel sebagai berikut:
Tabel 1
Variabel Operasional
Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)
Iklan notebook Acer di
2. Variabel Terikat (Y)
Minat Beli Mahasiswa
a. Perhatian (Attention)
b. Ketertarikan/minat (Interest)
1.10 Definisi Variabel Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep
yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional juga
merupakan unsure penelitian untuk mengetahui bagaimana caranya mengetahui
suatu variabel.
Dalam definisi operasional, akan disampaikan beberapa pengertian di antaranya:
1. Variabel Bebas (X): Iklan notebook Acer di media cetak.
a. Kejelasan pesan adalah suatu bentuk penyampaian pesan dengan
menggunakan kata – kata atau kalimat dan bahasa yang mudah
dimengerti sehingga memiliki kesamaan arti antara komunikator
dengan komunikannya.
b. Tampilan gambar adalah suatu bentuk penggunaan gambar dalam
suatu iklan yang dapat menarik minat khalayaknya.
c. Penggunaan warna adalah suatu bentuk penggunaan warna dalam
suatu iklan yang mampu menarik perhatian khalayaknya.
d. Headline adalah judul atau kepala tulisan iklan yang paling utama
dibaca oleh khalayak pembaca iklan.
e. Body-copy adalah penjelasan tentang suatu produk serta
memberitahukan secara lengkap tentang apa yang dijual kepada
khalayak.
f. Slogan adalah kalimat atau kata-kata yang pada umumnya digunakan
untuk lebih meyakinkan dan memperkuat sikap calon untuk memilih
g. Ilustrasi adalah bentuk-bentuk atau gambaran visual yang bersifat
estetik (indah) yang berfungsi untuk menjelaskan atau menerangkan isi
teks iklan.
2. Variabel Terikat (Y): Minat beli
a. Perhatian (Attention) adalah perhatian terhadap penyajian suatu iklan
di media cetak.
b. Ketertarikan / minat (Interest) adalah perhatian terhadap suatu iklan
yang kan menimbulkan ketertarikan atau minat terhadap produk yang
diiklankan tersebut.
c. Keinginan / hasrat (Desire) adalah timbulnya keinginan untuk
mencoba sebagai pemenuhan kebutuhan karena merasa produk
1.11 Hipotesa
Hipotesa tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesa adalah pernyataan yang
diterima sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya.
Hipotesa yang diajukan dalam peneliitian ini adalah:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara iklan notebook Acer yang disajikan di
media cetak terhadap minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Ha : Terdapat pengaruh antara iklan iklan notebook Acer yang disajikan di
media cetak terhadap minat beli mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi
II.1.1 Pengertian Komunikasi
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai
tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya
komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations).
Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu
sama lain dan menimbulkan interaksi social (intercommunication). Komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara
lisan maupun tidak langsung melalui media. (Effendy, 1992:5).
Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah
komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio
yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang
bermakna umum atau bersama-sama. Maksudnya, bila seseorang menyampaikan
pesan komunikasi kepada orang lain maka terlebih dahulu harus menyadarkan
persamaan lambang dengan orang yang dituju sebagai sasaran komunikasi.
(Suwardi, 2005:11)
Menurut Shanon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak
sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal
Book (1980) mengemukakan definisi komunikasi pada mengkhususkan
diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa
komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang mengkehendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antara sesama
manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan
tingkah laku orang lain, (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.
(Cangara, 2004:19)
Everett M. Rogers, seorang pakar sosiologi pedesaan Amerika yang telah
banyak member perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal
penyebaran inovasi membuat definisi bahwa: “Komunikasi adalah proses di mana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud
mengubah tingkah laku mereka” (Cangara, 2004:19)
Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan
adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana pesan menginginkan adanya
perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling
pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi
(Cangara, 2004:19)
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi opini dan lain-lain yang muncul dari
benaknya. Perasaan bisa merupakan keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan
secara sekunder. Secara primer, proses komunikasi adalah proses penyampaian
pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain menggunakan lambang (simbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kiat, isyarat, gambar dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
(Effendy, 2000:11)
Secara sekunder, proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan
sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak.
Surat, telepon, faks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi
yang merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi (Effendy,
II.1.2 Ruang Lingkup Komunikasi A. Bidang Komunikasi
Berdasarkan bidangnya (Amir Purba, 2006:38), komunikasi meliputi
jenis-jenis sebagai berikut:
1. Komunikasi social (social communication)
2. Komunikasi organisasi/managemen (organization/management
communication)
3. Komunikasi bisnis (business communication)
4. Komunikasi politik (political communication)
5. Komunikasi internasional (international communication)
6. Komunikasi antar budaya (intercultural communication)
7. Komunikasi pembangunan (development communication)
8. Komunikasi tradisional (traditional communication)
9. Komunikasi lingkungan (environmental communication)
B. Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya (Amir Purba, 2006:36), komunikasi diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Komunikasi verbal (verbal communication)
2. Komunikasi non verbal (non verbal communication)
a. Komunikasi kial (gestural/body communication)
b. Komunikasi gambar (pictorial communication)
3. Komunikasi tatap muka (face to face communication)
4. Komunikasi bermedia (mediated communication)
C. Tatanan Komunikasi
Berdasarkan situasi komunikan (Effendy, 2003:53) maka dapat
diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut:
1. Komunikasi pribadi (personal communication)
a. Komunikasi intra pribadi (intrapersonal communication)
b. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)
2. Komunikasi kelompok (group communication)
a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
b. Komunikasi kelompok besar (large group communication)
3. Komunikasi massa (mass communication)
a. Komunikasi media massa cetak/pers (printed mass media
communication)
i. Surat kabar (daily)
b. Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media
communication)
i. Radio
ii. Televisi
iii. Film
iv. Lain-lain
4. Komunikasi media (media communication)
a. Surat
b. Telepon
c. Pamflet
d. Poster
e. Spanduk
f. Lain-lain
D. Tujuan Komunikasi
Berdasarkan tujuannya (Effendy, 2003:55), komunikasi terbagi empat,
yaitu:
1. Untuk mengubah sikap (to change the attitude)
4. Untuk mengubah masyarakat (to change the society)
E. Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi, (Effendy, 2003:55), diklasifikasikan menjadi:
1. Komunikasi informatif (informative communication)
2. Komunikasi persuasif (persuasive communication)
3. Komunikasi pervasif (pervasive communication)
4. Komunikasi koersif (coercive communication)
5. Komunikasi instruktif (instructive communication)
6. Hubungan manusiawi (human relation)
F. Metode komunikasi
Metode komunikasi (Effendy, 2003:56), meliputi kegiatan-kegiatan yang
terorganisasi sebagai berikut:
1. Jurnalisme/ jurnalistik (journalism)
a. Jurnalisme cetak (printed journalism)
b. Jurnalisme elektronik (electronic journalism), yaitu radio dan
televisi
2. Hubungan masyarakat (public relation)
3. Periklanan (advertising)
5. Perang urat saraf (psychological warfare)
6. Perpustakaan (library)
7. Lain-lain
II.2 Komunikasi Massa
II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass
communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media
massa). Artinya, komunikasi yang menggunkan media massa. Istilah mass
communication atau communication diartikan sebagai salurannya, yaitu mass
media (media massa) kependekan dari media of mass communication.
Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi
yang dilakukan dengan menggunakan media massa (mass media of
communication). Komunikasi massa adalah komunikasi dengan massa (audiens
atau khalayak sasaran). Massa di sini dimaksudkan sebagai para penerima pesan
(komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama
lain. Pada umumnya proses komunikasi massa tidak menghasilkan umpan balik
(feedback) yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri
massa yaitu:
a. Jumlahnya besar
Massa mengandung pengertian orang banyak, tetapi mereka tidak harus
berada pada satu lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau terpencar
di berbagai lokasi yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat
memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama (Wiryanto, 2000:2)
Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai, ‘komunikasi yang
berlangsung dalam situasi interposed. Ketika antara sumber dan penerimaan tidak
terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada
penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio,
film atau televisi’ (Wiryanto,2000:3)
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan media elektronik). Sebab pada awal perkembangannya saja,
komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication
(media massa komunikasi yaitu media yang dihasilkan oleh teknologi modern.
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner (dalam Erdinaya dkk, 2004:3), yakni komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages communicated through a mass medium to large
number of people).
II.2.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada
komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan
Ciri-ciri komunikasi massa (Nurudin, 2004:16-29), yakni:
1. Komunikator dalam komunikasi melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan
orang artinya gabungan berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain
dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai
sebuah sistem. Sebagaimana sistem itu adalah sekelompok orang.
Pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah,
menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan
dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling
pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan menjadi sumber
informasi.
2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Artinya khalayak dengan beragam pendidikan, jenis kelamin, umur, status
sosial, ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki kepercayaan
atau agama yang beragam.
Menurut Herbert Blumer (dalam Nurudin, 2004:20), adapun ciri tentang
karakteristik audien/komunikan sebagai berikut:
a. Audien dalam komunikasi massa sangatlah heterogen, artinya ia
mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari
b. Berisi individu – individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama
lain. Di samping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain
secara langsung.
c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
3. Pesannya bersifat umum
Pesan – pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang
atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan –
pesannya ditujukan kepada khalayak yang plural.
4. Komunikasinya berlangsung satu arah
Komunikasi berlangsung dari media massa kepada khalayak dan tidak
terjadi sebaliknya. Walaupun komunikasi terjadi dua arah, tetapi bukan
kepada semua khalayak.
5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Adanya keserampakan dalam proses penyebaran pesan – pesan kepada
khalayak. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut
hampir bersamaan.
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan
7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/ palang pintu/
penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyampaian
informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi untuk
menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah data dan mengurangi
pesan – pesannya. Intinya adalah pihak yang ikut menentukan pengemasan
sebuah pesan dari sebuah media massa.
II.3 Media Cetak
Media cetak yang merupakan media statis yang mengutamakan pesan –
pesan visual, merupakan media yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata –
kata, gambar atau fotografi, dalam suatu tata warna serta halaman putih. Fungsi
utama media cetak adalah sebagai wahana penyampaian pesan dan sekaligus
sebagai media penghibur yang dapat memuaskan perasaan keindahan pemirsanya.
Media cetak merupakan suatu dokumen yang merekam segala peristiwa dalam
kehidupan masyarakat, yang ditangkap oleh jurnalis atau desainernya dan
kemudian diubah dalam bentuk informasi yang berupa kata-kata, gambar,
fotografi dan sebagainya.
Dalam hubungannya dengan kegiatan periklanan yang disebut sebagai
media cetak adalah surat kabar, majalah, maupun media–media lain yang
diproduksi lewat proses cetak mencetak (poster, selebaran, brosur dan lain – lain).
produsen kepada khalayak konsumennya yang disampaikan lewat media cetak.
(Riyanto, 2000:19 – 20)
Surat kabar atau koran dan majalah merupakan media massa cetak yang
menjadi alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima), oleh sebab itu agar ppesan yang akan disampaikan oleh
media massa cetak dapat diterima secara efektif oleh khalayaknya, maka media
massa cetak harus memiliki daya tarik.
Boove (dalam Liliweri, 2001:75) mengemukakan media massa cetak yang
baik harus memiliki daya tarik, antara lain:
1. Daya tarik pesan, meliputi isi pesan, tata bahasa, sistem penulisan dan
aktualitas berita.
2. Daya tarik fisik, meliputi gambar (kualitas gambar/ foto dan kualitas
kertas), tata letak, tata warna (teknik pewarnaan dan kualitas warna).
3. Daya tarik kuantitas, meliputi frekuensi terbitnya media massa cetak
tersebut dan jumlah halaman yang tersedia.
4. Daya tarik dengan menggunakan teknik propaganda, untuk
menciptakan daya tarik media massa cetak, maka digunakan public
figure dan slogan.
Surat kabar atau koran dan majalah adalah media massa cetak yang umum
digunakan untuk beriklan. Surat kabar memiliki keuntungan besar dibandingkan
kebanyakan pesaing mereka karena diterima sebagai wahana komunikasi massa
yang paling dipercaya dan diyakini (Lane, dkk; 2009: 424). Periklanan surat kabar
menawarkan banyak manfaat kepada bisnis mulai dari koporasi nasional besar
pendapatan surat kabar dan lebih dari 50 persen total ruang surat kabar dicurahkan
pada periklanan (Lane, dkk; 2009:400).
Dalam periklanan, surat kabar menawarkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Surat kabar menawarkan keluwesan format periklanan dan cakupan
pemirsanya cukup besar pengiklan dapat membeli ruang yang berkisar
dari halaman penuh, iklan empat warna hingga catatan kecil yang
diklasifikasikan. Selain itu, surat kabar menawarkan beragam rencana
periklanan khusus, termasuk pilihan online untuk memungkinkan
pengiklan menjangkau bagian terpilih dari total sirkulasi surat kabar.
2. Surat kabar terutama berguna untuk menjangkau rumah tangga kelas
atas dan pemimpin opini. Tetapi, dibandingkan sebagian besar media
lainnya, surat kabar memiliki jangkauan yang cukup besar dalam
banyak segmen demografi besar.
3. Surat kabar member pengiklan banyak pilihan kreatif, termasuk sisipan
pracetak, periklanan dalam edisi internet mereka dan kemempuan
untuk menyampaikan sampel produk.
4. Surat kabar menyediakan lingkungan kredibilitas dan kecepatan yang
tidak tertandingi oleh kebanyakan media. Banyak survey
memperlihatkan bahwa konsumen memandang periklanan surat kabar
sebagai sumber informasi maupun periklanan yang penting dan handal
jenis media yang ingin dirangkul oleh pengiklan (Lane, dkk; 2009:392)
serius. Studi menunjukkan bagaimana orang, ketika siap membeli, lebih mencari
iklan di surat kabar atau koran daripada media lain. Surat kabar mudah didapatkan
dan pembaca dapat melihat iklan berkali-kali dan ini tidak bisa dilakukan melalui
televisi atau radio. Kelemahan dari surat kabar atau koran adalah kurang
menjangkau pembaca muda. Selain itu, dari segi pencetakan yang menggunakan
kertas murah yang mudah menyerap tinta. Akibatnya, iklan tidak tampil sebagus
di majalah. Sisipan lepas bisa menutup kelemahan ini, tetapi banyak pembaca
membuang sisipan itu begitu mereka mulai membuka halaman koran.
Majalah juga merupakan salah satu media cetak yang digunakan untuk
beriklan. Semua majalah ditargetkan untuk minat khusus, bisnis, demografi atau
gaya hidup pembaca mereka. Jumlah dan jangkauan majalah khusus member
peluang pada pengiklan untuk meraih pemirsa yang dituju secara sempit atau sulit
dijangkau. Majalah menyediakan visual yang kuat untuk meningkatkan kesadaran
merek dan memiliki kemampuan menyampaikan pesan yang dapat melekat pada
pembaca mereka. Kebanyakan majalah menawarkan beberapa bentuk edisi
regional dan/atau demografi untuk menyediakan penargetan dan peluang yang
lebih besar bagi periklanan yang tidak terlalu bersifat nasional untuk
menggunakan majalah (Lane, dkk; 2009:427).
Bergantung pada produk dan tujuan periklanan, majalah dapat
menawarkan banyak manfaat sebagai wahana media utama atau sekunder. Dalam
suatu hasil studi menunjukan lebih dari separuh pembaca majalah berkata bahwa
mereka bertindak atau berencana akibat penonjolan iklan majalah. Hampir
membeli produk atau jasa yang diiklankan dan sekitar sebelas persen berkata
bahwa mereka mengumpulkan lebih banyak informasi tentang produk atau jasa.
Dalam beriklan di majalah, pengiklan mempertimbangkan keunggulan
majalah, yaitu segmen pasar pembaca majalah yang telah jelas targetnya, seperti
majalah untuk minat khusus, bisnis, demografi atau gaya hidup pembaca mereka.
Majalah merupakan media cetak visual dengan banyak pilihan kreatif. Majalah
menawarkan pengiklan kisaran formal luwes yang luas, seperti sebaran halaman
ganda, warna cerah bahkan sampel produk. Majalah sangat sesuai dengan naskah
panjang (Lane, dkk; 2009:435-436).
Namun, ada beberapa hal penting yang menjadi pertimbangan bagi
pengiklan yang ingin beriklan di majalah, yaitu:
1. Harga yang tinggi. Pada umumnya majalah merupakan media yang
paling mahal biaya beriklannya. Banyak pengiklan perlu menggunakan
beberapa publikasi untuk mencapai tingkat pencapaian yang dapat
diterima. Manakala jumlah majalah dalam jadwal media meningkat
dan resiko tingkat pembaca berganda, maka terjadi tumpang tindih
pembacaan yang tidak dapat diterima.
2. Tanggal penutupan yang panjang. Oleh karena proses pencetakan,
kebanyakan iklan majalah harus dipersiapkan dengan baik sebelum
publikasi. Sebagai contoh, iklan majalah bulanan akan tayang 8 hingga
10 minggu setelah pengiklan memasukkannya. Waktu yang panjang
ini menyulitkan pengiklan untuk bereaksi terhadap kondisi pemasaran
alasan mengapa sebagian besar naskah majalah sangat umum (Lane,
dkk; 2009:440).
II.4 Iklan
II.4.1 Pengertian Iklan
Iklan berasal dari bahasa Arab ‘iqlama’, yang dalam bahasa Indonesia
artinya pemberitahuan, sementara kata ‘advertensi’ berasal dari bahasa Inggris
‘advertising’ atau dalam bahasa Belanda ‘advertentie’, sedangkan reklame berasal
dari bahasa Prancis ‘re-klame’ yang berarti berulang-ulang. Semua istilah di atas
memiliki pengertian yang sama yaitu member informasi tentang suatu barang/jasa
kepada khalayak.
Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali,
1995:45).
Klepper mengungkapkan bahwa iklan atau advertising berasal dari bahasa
latin ‘advore’ yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain
(Liliweri, 2001:20)
Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan
sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa
sebuah media massa atas penyiaran iklannya. Adapun iklannya itu sendiri
biasanya dibuat atas pesanan si pemasang iklan itu, oleh sebuah agen atau biro
iklan atau oleh bagian humas (public relation) lembaga pemasang iklan itu sendiri
Wright mengemukakan bahwa iklan merupakan suatu proses yang
mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu
menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran
tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif (Liliweri, 2001:20)
Pengertian yang diajukan Wright ini mengandung dua makna, yaitu:
1. Iklan dipandang sebagai alat pemasaran
2. Iklan dalam pengertian proses komunikasi yang bersifat persuasif
Namun, keduanya tetap mengandung arti yang sama, yaitu kegiatan
menjual barang, jasa dan gagasan kepada pihak khalayak (Liliweri, 2001: 21)
Masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala
bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan
kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sedangkan menurut The American
Marketing Association (AMA) mengemukakan iklan adalah setiap bentuk
pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan
dan layanan yang bersifat non-personal atas tanggungan sponsor tertentu (Kasali,
1995: 11)
Iklan mengandung enam prinsip dasar, yaitu:
1. Adanya pesan tertentu
Sebuah iklan tidak akan nada tanpa adanya pesan. Tanpa pesan, iklan
tidak akan berwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa
tulisan, gambar atau bentuk apapun, bila di media radio, tidak akan
dan suara apapun, maka ia tidak dapat disebut iklan karena tidak
terdapat pesan.
Pesan yang disampaikan oleh sebuah iklan, dapat berbentuk perpaduan
antara pesan verbal dan pesan non verbal. Pesan verbal adalah pesan
yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Semua pesan yang
bukan pesan verbal adalah pesan non verbal. Sepanjang bentuk non
verbal tersebut mengandung arti, maka ia dapat disebut sebagai sebuah
pesan komunikasi
2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
Pesan iklan ada karena dibuat oleh komunikator. Sebaliknya bila tidak
ada komunikator maka tidak ada pesan iklan. Dengan demikian, cirri
sebuah iklan adalah bahwa sebuah pesan tersebut dibuat dan
disampaikan oleh komunikator atau sponsor tertentu dengan jelas.
Komunikator dalam iklan dapat dating dari perseorangan, kelompok
masyarakat, lembaga atau organisasi, bahkan negara.
3. Dilakukan dengan cara non personal
Dari pengertian iklan yang diberikan, hampir semua menyepakati
bahwa iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukkan secara
non personal. Non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka.
Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media
(yang kemudian disebut dengan media periklanan). Media yang
digunakan dalam kegiatan periklanan secara umum dapat
media surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Sementara yang
termasuk dalam kategori media lini bawah, misalnya poster, leaflet,
folder, spanduk, baliho, balon udara, direct mail, kemasan produk sisi
luar dan kemasan dalam, flyers, dll.
4. Disampaikan untuk khalayak tertentu.
Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditujukan kepada
khalayak tertentu. Dalam dunia periklanan, khalayak sasaran
cenderung bersifat khusus. Pesan yang disampaikan tidak
dimaksudkan untuk diberikan kepada semua orang, melainkan
kelompok target audience tertentu. Sasaran khalayak yang dipilih
tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada dasarnya setiap
kelompok khusus audience memiliki kesukaan, kebutuhan, keinginan,
karakteristik dan keyakinan yang khusus. Dengan demikian, pesan
yang diberikan harus dirancang khusus yang sesuai dengan target
khalayak. Bilamana target audience diganti, maka sudah tentu akan
mempengaruhi bentuk dan strategi pesan iklan. Sebuah bentuk dan
strategi pesan tunggal tidak cocok untuk diterapkan atau ditujukan
kepada semua khalayak.
5. Dalam menyampaikan pesan tersebut, dilakukan dengan cara
membayar.
Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus
dimaknai secara luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan
6. Penyampaian pesan tersebut mengharapkkan dampak tertentu.
Dalam sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan semestinya
merupakan pesan yang efektif. Artinya, pesan yang mampu
menggerakkan khalayak agar mereka mengikuti pesan iklan. Semua
iklan yang dibuat oleh pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan
tertentu, yaitu beberapa dampak tertentu di tengah khalayak. Aneh
rasanya jika membuat pesan iklan namun tidak bermaksud
mendapatkan pengaruh tertentu sebagaimana diharapkan. Dampak
tertentu yang diharapkan oleh pengiklan dapat berupa pengaruh
ekonomis maupun dampak sosial. Pengaruh ekonomis adalah dampak
yang diharapkan diwujudkan oleh iklan untuk maksud – maksud
mendapatkan keuntungan ekonomi. Misalnya laku dan bertambahnya
penjualan produk sehingga mendapatkan keuntungan materi.
Sementara dampak sosial adalah keuntungan non ekonomi, yaitu
terbangunnya citra baik berupa penerimaan sosial oleh masyarakat.
Dalam kajian pemasaran, citra baik yang dibentuk pada akhirnya juga
akan membawa keuntungan ekonomi. Sebab, penerimaan yang baik
oleh masyarakat, yang pada gilirannya akan dipilih oleh konsumen
dibandingkan produk lain. Sebagai contoh perusahaan yang ramah
lingkungan dan banyak berderma. Citra sosial seperti itu pada
umumnya akan membuat masyarakat lebih menerima produk secara
positif dibandingkan produk lain yang tidak memiliki citra sosial.
kecenderungan yang lebih besar untuk memilih produk tersebut
dibandingkan merek lain.
Sebuah pesan iklan disebut efektif bila pesan tersebut mampu
menggambarkan apa yang dikehendaki oleh komunikator secara tepat
dan apa yang dituangkan dalam pesan iklan tersebut mampu dipersepsi
secara sama oleh khalayak dengan apa yang dikehendaki oleh
komunikator. Melalui pesan yang efektif ini diharapkan pesan akan
mampu memberikan dampak tertentu pada khalayak yang sesuai
dengan yang dikehendaki oleh komunikator.
Dari definisi di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa iklan
merupakan kegiatan yang menyangkut penyampaian pesan mengenai suatu
produk atau jasa yang bersifat komersial yang berfungsi untuk menyebarkan
informasi, ide-ide, gagasan ataupun jasa melalui media tertentu yang bertujuan
untuk mempengaruhi khalayak agar mau membeli barang yang ditawarkan.
Sedangkan periklanan merupakan kegiatan komunikasi yang menyangkut
persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap iklan itu sendiri
(Widyatama, 2007:17-24).
II.4.2. Fungsi iklan
Fungsi iklan menurut Alo Liliweri (1998) yang dikutip dari beberapa sumber
seperti Wright (1978), S.W. Dunn (1978) dan Bover (1976) dapat dijelaskan
sebagai berikut: