Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM EKSTENSI
SKRIPSI
PENGAWASAN INTERNAL PERSEDIAAN SUKU CADANG PADA
AUTO 2000 SM RAJA PT. ASTRA INTERNASIONAL MEDAN
Diajukan Oleh :
NAMA : ANDREW BUDI ISNAINI NIM : 040522097
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : ANDREW BUDI ISNAINI NIM : 040522097
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : PENGAWASAN INTERNAL PERSEDIAAN SUKU CADANG PADA AUTO 2000 SM RAJA PT. ASTRA INTERNASIONAL MEDAN
Tanggal ………. Sekretaris Departemen Akuntansi
( Fahmi Natigor Nasution, S.E, M.Acc, Ak )
Tanggal ………. Dekan
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : ANDREW BUDI ISNAINI NIM : 040522097
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : PENGAWASAN INTERNAL PERSEDIAAN SUKU CADANG PADA AUTO 2000 SM RAJA PT. ASTRA INTERNASIONAL MEDAN
Medan, Juli 2009 Menyetujui Pembimbing
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Telah diuji pada Tanggal Juli 2009
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Fahmi Natigor Nasution, S.E, M.Acc, Ak
Pembimbing : Drs. Syahrul Rambe
Pembanding : Drs. Katio
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
“Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang pada Auto 2000 SM Raja PT. Astra Internasional”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi, atau diteliti oleh mahasiswa/i lain dalam konteks skripsi Program Strata-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, Juli 2009 Yang membuat pernyataan
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Alloh SWT atas kelimpahan
berkah dan kasih sayang-Nya yang membimbing dan memampukan penulis dengan
segala hikmah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan yang berjudul:
“Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang pada Auto 2000 SM Raja PT. Astra
Internasional”.
Adapun skripsi ini dususun bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi
Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat,
nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Drs. Asmandio dan Ibunda Mawarni Gustian
Siregar yang tidak mengenal lelah dalam memberikan bantuan bantuan dalam bentuk
material dan spiritual sehingga penulisan skirpsi ini dapat berjalan dengan baik.
2. Kakanda Andrew Fransiska Ayu, S.S.T.P, M.A.P, dan Adinda Nels Suvanni Kusuma
Pertiwi yang telah memberikan masukan, bantuan, dan dorongan semangat yang
besar dalam penulisan skipsi ini.
3. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
4. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departeman Akuntansi S-1
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E, M.Acc, Ak, selaku Sekretasis Departemen
Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku dosen pembimbing Departemen
Akuntasi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan
bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
7. Bapak Drs. Katio, MM, Ak dan Bapak Iskandar Muda, S.E, M.Si, Ak selaku dosen
penguji dan pembanding yang telah memberikan masukan dan arahan dalam
penulisan skripsi ini.
8. Seluruh staff pengajar Departemen Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna kepada penulis
serta seluruh staff pegawai dan administrasi di Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
9. Bapak Fajar Heri Wijaya selaku pimpinan Auto 2000 SM. Raja PT.Astra
Internasional Medan beserta seluruh staff dan karyawan yang telah banyak membantu
dalam memberikan informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan penulisan skirpsi
ini.
10.Sahabat-sahabat penulis: Dina Rosari, Dini Hrp, Dini Nst, Erni , Harry C, Alfian,
Dian, Adrian, Amir, Andi, Elva, Doni A, Melly, Dina N serta seluruh rekan-rekan
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurnakarana keterbatasan penulis
dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi, oleh karena itu penulis mengarapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penusan karya-karya
ilmiah selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang
bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih.
Medan, Juli 2009 Penulis
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai aktifitas pengendalian internal yang di terapkan oleh AUTO 2000, dan untuk mengetahui apakah pengawasan internal persediaan yang dirancangkan perusahaan telah mencapai tujuan.
Dalam penelitian yang dilakukan, penulis mengadakan penelitian dilapangan yang dilandasi oleh teori yang mendukung terhadap pengawasan internal. Oleh karena ini, disamping mendapat gambaran mengenai keadaan sekaligus diharapkan dapat memberikan keterangan yang memadai bagi penulis tentang pemecahan masalah yang dihadapi. Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan sekunder yang dilakukan melalui teknik wawancara dengan responden dari perusahaan serta teknik dekumentasi dengan mengumpulkan data atau dokumen yang dibuat oleh perusahaan yang berhubungan dengan persediaan.
Dari analisis dan evaluasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengawasan internal dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu dengan pengasawasn akuntansi, pengawasan fisik dan pengawasan mutu. Pengawasan internal persediaan di AUTO 2000 masih mempunyai kelemahan yaitu kelemahan dalam kemampuan penyampaian informasi dan komunakasi yang terwujud dalam prosedur akuntansi.
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
ABSTRACT
The objective of research would be to get a clear description of internal control activity adopted by AUTO 2000, and to know whether the internal control of inventory designed by the organization has achieved the goals.
In this research, the writer has conducted the field observation based on the theories supporting the internal control. Therefore, in addition to get the description about the situation, it was also expected to give the sufficient remarks or information for the writer in solving the problems at hand. The type of data used was primary and secondary data conducted through technique of interview with respondents from the organization and also technique for documentation by collecting the data or document supplied by the organization related to inventory.
Based on the analysis and evaluation made, it could be concluded that internal control could be accomplished by three (3) methods: by accounting control, physical control and quality control. Internal control of inventory in AUTO 2000 was still facing some weakness. The weakness in information communication and the communication manifested in accounting procedure.
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional A. Latar Belakang Masalah ………...1
B. Perumusan Masalah ………...4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….4
D. Kerangka Konseptual ………5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Singkat Tentang Pengawasan Internal ………6
1. Pengertian Pengawasan Internal ………...6
2. Unsur – unsur Pengawasan Internal ……….8
B. Pengertian dan Jenis Persediaan ……….11
1. Pengertian Persediaan ……….11
2. Jenis – jenis Persediaan ………...13
C. Pengawasan Internal Persediaan ……….14
1. Lingkungan Pengawasan ………..………..15
2. Penilaian Resiko Persediaan ………...16
3. Informasi dan Komunikasi atas Persediaan ………16
4. Aktivitas Pengawasan atas Persediaan ………21
BAB III METODE PENELITIAN 1. Definisi Operasional Variabel …....……….………28
2. Tempat dan Waktu Penelitian ……….30
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
4. Teknik Pengumpulan Data ………..31
5. Teknik Analisis Data ………...32
BAB IV HASIL PENELITIAN I. Data Penelitian ………..34
A. Gambaran Umum Perusahaan ………....34
1. Sejarah Ringkas Perusahaan ……….34
2. Struktur Organisasi Perusahaan ………36
3. Aktivitas Usaha Perusahaan ………...………….. 40
B. Pengertian dan Jenis Persediaan …,………....40
1. Pengertian Persediaan di AUTO 2000 ………..40
2. Jenis Persediaan di AUTO 2000 ………...41
C. Kebijakan Internal Persediaan di Gudang Suku Cadang ….……..42
D. Lingkungan Pengawasan Internal ………...……….. 42
E. Penilaian Resiko Suku Cadang ………...43
F. Informasi dan Komunikasi Persediaan Suku Cadang ……….44
1. Prosedur Pencatatan Suku Cadang ………44
2. Pelaporan Suku Cadang AUTO 2000 ………...45
G. Pengawasan Internal Persediaan ………46
II. Analisis dan Hasil Penelitian ………..…………..52
1. Lingkungan Organisasi AUTO 2000 ………..52
2. Penilaian Resiko Persediaan ………...53
3. Informasi dan Komunikasi atas Suku Cadang ………54
4. Aktivitas Pengawasan Suku Cadang ………...54
5. Pemantauan Terhadap Persediaan ………...55
6. Pengujian Secara Statistik ………...56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….58
B. Saran ………..…………..…...…… 60
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
Lampiran 1 Struktur organisasi perusahaan PT. Astra Internasional AUTO 2000 Cabang Sisingamangaraja Medan
Lampiran 2 Tabel Koresponden
Lampiran 3 Pendistribusian suku cadang
Lampiran 4 Penerimaan suku cadang
Lampiran 5 Prosedur pembayaran suku cadang
Lampiran 6 Laporan bulanan suku cadang
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada perusahaan terdapat beberapa jenis aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tidak
lancar. Adapun aktiva lancar meliputi kas, persediaan, piutang sedangkan aktiva tidak lancar
meliputi bangunan, kendaraan dan lain sebagainya. Persediaan merupakan salah satu unsur
aktiva yang paling aktif dan penting dalam proses operasi perusahaan, yang secara
berkesinambungan diperoleh atau diproduksi dan dijual, oleh karena itu uraian dan
pengukuran persediaan harus dilakukan secara seksama. Persediaan khususnya penting
karena pos ini secara material dapat mempengaruhi baik pada perhitungan rugi laba maupun
neraca.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 14 (2004 : 14.1), dinyatakan bahwa:
Persediaan adalah aktiva:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal usaha
2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi
atau pemberian jasa
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa persediaan merupakan salah satu faktor
penting dalam setiap perusahaan, maka dapat diketahui bahwa setiap perusahaan memiliki
persediaan dalam kegiatan operasional perusahaan, baik perusahaan jasa, dagang, maupun
manufaktur. Selain itu bahwa persediaan merupakan suatu aktiva milik perusahaan yang
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
tersebut, baik berupa bentuk maupun manfaat dari barang persediaan tersebut. Definisi diatas
juga mengungkapkan bahwa persediaan diperoleh melalui proses produksi sampai menjadi
barang yang siap untuk dijual kepasar, dengan kata lain barang yang dibeli diubah terlebih
dahulu.
Kita ketahui bahwa perusahaan sering menginvestasikan sebagian besar sumber
dananya dalam bentuk barang-barang yang dibeli atau diproduksi. Biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk barang-barang ini tentunya harus dicatat, dikelompokkan, dihitung dan
dilaporkan selama periode akuntasi. Pada akhir periode, biaya dialokasikan diantara aktivitas
periode berjalan dengan aktivitas masa mendatang, yaitu antara barang-barang yang dijual
dalam periode berjalan dan barang-barang yang berada dalam persediaan untuk dijual pada
periode mendatang.
Dalam hal pengadaan persediaan, perusahaan biasanya melakukan pembelian dalam
jumlah besar, karena relatif lebih menguntungkan, hal ini disebabkan adanya kemungkinan
untuk mendapatkan potongan harga pembelian, biaya pengangkutan per unit yang lebih
murah dan penghematan dalam biaya lainnya yang mungkin diperoleh. Namun satu hal yang
harus diperhatikan, hendaknya jumlah persediaan tersebut jangan terlalu besar, sehingga
modal yang tertanam dan biaya-biaya yang ditimbulkan. Dengan adanya persediaan tersebut
juga tidak terlalu besar. Dengan inilah kita kembangkan dasar teroritis untuk menentukan
investasi yang optimal pada persediaan dan kapan waktunya untuk memesan kembali.
Pada proses normal, persediaan suatu perusahaan akan mengalami suatu perubahan
yang disebabkan karena adanya pembelian atau pun penjualan yang dilakukan. Untuk
mengetahui perubahan persediaan tersebut diperlukan pencatatan dan penilaian terhadap
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
menentukan metode penetapan harga pokok persediaan yang sesuai, sehingga perusahaan
tidak akan mengalami kerugian.
Ketelitian dalam hal pencatatan, penilaian dan penetapan harga pokok persediaan
sangat dibutuhkan untuk dapat membuat suatu pelaporan persediaan yang akurat dalam
neraca perusahaan dan dalam prosedur tersebut dibutuhkan pengawasan internal dari
perusahaan itu sendiri yang pada akhirnya juga akan berpengaruh kelancaran operasional
perusahaan. Ketelitian dalam melaporkan persediaan juga akan berpengaruh dalam hal
pengambilan suatu keputusan baik bagi internal perusahaan ataupun eksternal perusahaan.
Untuk kebutuhan pihak internal perusahaan, misalnya keputusan mengenai kapan harus
memesan kembali persediaan, sedangkan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan
misalnya dalam hal investasi pada perusahaan yang bersangkutan, para kreditur dapat
mengetahui komposisi akiva pada perusahan tersebut, oleh karena hal itulah laporan
persediaan yang teliti dan relevan merupakan informasi yang berguna bagi mereka. Hal itu
harus disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan sebagai salah satu pedoman
bagaimana menerapkan perlakuan akuntansi bagi setiap perusahaan.
Pada penelitian skripsi ini penulis melakukan penelitian di Auto SM Raja Astra
Internasional. Perusahaan ini merupakan perusahaan dagang yang menjual mobil dan
menyediakan fasilitas pelayanan purna jual. Untuk menyediakan fasilitas pelayanan purna
jual tersebut pihak Auto 2000 menyediakan fasilitas servis untuk pelanggannya dan untuk
mendukung hal tersebut didirikan part shop dimana part shop ini merupakan gudang suku
cadang yang menediakan segala jenis suku cadang yang dibutuhkan oleh kendaraan yang
akan servis. Penelitian pada gudang suku cadang ini memiliki berbagai jenis persediaan yang
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
servis, oleh karena itu persediaan yang digudang tersebut baik yang masuk maupun yang
keluar harus memiliki pengendalian internal, hal ini dikarenakan perusahaan mengeluarkan
banyak dana untuk persediaan suku cadang ini. Selain itu dalam kasus lain karyawan bagian
gudang suku cadang mengeluarkan persediaan suku cadang secara manual dimana adanya
gangguan komputer yang mengganggu program persediaan suku cadang dan jumlah
persediaan tersebut tidak terinput ke komputer. Selain itu kekurangan jumlah suku cadang
juga terjadi dimana jumlah permintaan suku cadang lebih banyak, sedangkan jumlah suku
cadang sedikit. Dari kasus-kasus tersebut maka persediaan harus dicatat, diklasifikasikan,
dihitung dan dilaporkan dengan baik sehingga perusahaan memperoleh informasi yang akurat
tentang peningkatan jumlah persediaan dan alokasi dari persediaan tersebut dan juga untuk
mencapai target optimal perusahaan. Banyak dan beragamnya jenis persediaan yang dimiliki
oleh Auto 2000 ini menarik untuk diteliti lebih lanjut berkaitan dengan perlakuan akuntansi
persediaan yang diterapkan oleh persahaan karena pencatatan, pengklasifikasian,
penghitungan dan pelaporan beragam persediaan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang
menjadi perumusan masalah dalam penyususnan skripsi adalah :
1. Apakah pengawasan internal persediaan yang dilakukan oleh Auto 2000 SM Raja
Astra Internasional mendukung operasional yang efektif dan efisiensi?
2. Bagaimana prosedur akuntansi yang di terapkan Auto 200 SM Raja Astra
Internasional telah mendukung pengawasan sistem persediaan?
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
Sesuai dengan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah dipaparkan
di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara pengawasan internal persediaan pada gudang suku cadang
di Auto 2000 SM Raja Internasional
2. Untuk dapat mengetahui apakah kebijakan pengawasan internal persediaan suku
cadang yang diterapkan Auto 2000 SM Raja Astra Internasional telah efektif dan
efisien
Dari tujuan yang telah diterapkan, maka manfaat penelitian yang hendak dicapai
adalah:
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya
bagaimana pengawasan internal terhadap persediaan suku cadang pada Auto 2000
SM Raja Astra Internasional
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai secara optimal
3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan dasar perbandingan dalam meneliti masalah
yang sama
D. Kerangka Konseptual
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Singkat Tentang Pengawasan Internal 1. Pengertian Pengawasan Internal
Pengawasan internal merupakan kebijakan dari prosedur spesifikasi yang dirancang
untuk memberikan keyakinan yang menandai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan
penting bagi manajemen perusahaan dapat dipenuhi. Menurut Mulyadi (2001 : 165)
memberikan definisi terhadap pengawasan internal sebagai berikut "Pengawasan internal
meliputi struktur organisasi, metode, ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, memajukan efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.
Pengertian diatas secara garis besar mengelompokkan metode dan tujuan-tujuan
struktur pengawasan internal menjadi dua bagian besar. Tujuan pertama yaitu tujuan dari
salah satu bagian pengawasan internal akuntansi, yaitu menjaga kekayaan organisasi serta
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. sedangkan tujuan kedua meliputi bagian
dari pengawasan internal lainnya yang biasa dikenal dengan pengawasan internal
administrasi, yaitu memajukan efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengertian pengawasan internal menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain sentitas, yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
berikut ini:
a. Keandalan pelaporan keuangan b. Efektifitas dan efisiensi operasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut M Guy (2002 : 253) suatu pengawasan internal yang dapat dikatakan baik
apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Suatu struktur organisasi yang di dalamnya terdapat pemisah tanggung jawab fungsional yang sesuaidengan kebutuhan perusahaan.
b. Suatu sistem yang mencakup prosedur otorisasi dan pencataatn yang sesuai agar memungkinkan pengendalian yang wajar atas harta, hutang, pendapat dan biaya. c. Cara kerja yang wajar harus digunakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
masing-masing organisasi.
d. Kepegawaian dengan mutu yang sepadan dengan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang yang dikerjakan.
Keempat ciri-ciri diatas mempunyai peran yang sama penting. Kelemahan yang
menonjol pada salah satu ciri-ciri diatas menghambat terwujudnya tujuan sistem itu sendiri.
Diperlukan suatu kerja sama diantar ciri-ciri pengawasan internal tersebut. Suatu sistem yang
baik pada suatu perusahaan sejenis dilihat dari perusahaan tersebut, seperti kemampuan dan
struktur organisasi perusahaan dalam melaksanakan pengawasan internal, tingkat keahlian
karyawan, namun semua itu memiliki ciri-ciri yang sama dalam pengawasan internal.
Suatu pengawasan internal diciptakan oleh manajemen perusahaan untuk membantu
menghindari atau setidaknya mengurangi penyimpangan-penyimpangan dan kehandalan
akuntansi. Tetapi pengawasan internal bukan merupakan suatu yang sempurna. Pengawasan
internal mempunyai kendala dan keterbatasan, sehingga pengawasan internal hanya bisa
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
2. Unsur-unsur Pengawasan Internal
Dalam konsep dan pengertian pengawasan internal menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) dan PSA No. 69 : 2002, terdapat lima unsur pengawasan internal. Kelima unsur
tersebut menggambarkan gaya manajemen menjalankan perusahaan dan mengatur ke dalam
kegiatan proses manajemen. Kelima unsur pengawasan internal tersebut yaitu:
a. Lingkungan Pengawasan (Control Environment) b. Penilaian Resiko (Risk Assessment)
c. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) d. Aktifitas Pengawasan (Control Activities)
e. Pemantauan (Monitoring)
Kelima unsur tersebut dapat dikatakan mengandung formalitas dan spesifikasi
implementasi yang berbeda berdasarkan pertimbangan logis dan praktis, tergantung jenis dan
ukuran perusahaan. Suatu satuan usaha yang relatif kecil, dapat memperlunak kelemahan
melalui pengembangan budaya yang memberikan penekanan atau integritas, nilai etika dan
kompetensi.
ad. a. Lingkungan Pengawasan (Control Environment)
Lingkungan pengawasan terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang
mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak dan pemilik perusahaan terhadap
pengawasan interal perusahaan. Lingkungan pengawasan merupakan kombinasi pengaruh
dari berbagai faktor yang membentuk, memperkuat atau memperlemah efektifitas kebijakan
dan prosedur tertentu didalam perusahaan.
menurut M. Guy ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan pengawasan
antara lain:
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
c. Fungsi dewan komisaris dan komite-komite yang dibentuk
d. Metode pengendalian manajemen dalam memudahkan langkah kinerja e. Metode pengendalian manajemen dalam memudahkan langkah kinerja f. Kebijakan dan praktik personalia
g. Pengaruh eksternal
Pengendalian organisasi dan operasional yang efektif tergantung pada sikap pemimpin
perusahaan. Jika pemimpin merasa bahwa pengawasan internal tidak mendapat perhatian
yang berarti, maka pengawasan internal tersebut tidak tercapai.
ad. b. Penilaian Resiko (Risk Assessment)
Penilaian resiko adalah identifikasi analisis dan manajemen resiko entitas yang relevan
dengan penyusunan laporan keuangan yang disaksikan secara wajar sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses penilaian resiko entitas sangat mempengaruhi
kemampuannya dalam mencatat, memproses dan melaporkan data keuangan yang konsisten
dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan, contoh resiko seperti itu adalah sistem
informasi yang baru atau diperbaiki teknologi baru dan operasi luar negeri yang baru.
ad. c. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Sistem informasi pelaporan keuangan yang mencakup sistem akuntasi terdiri metode
dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menyatukan, menganalisis,
mengklarifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi (kejadian dan kondisi) serta untuk
mempertahankan akuntabilitas atas aktiva dan kewajiban yang berkaitan. Sebagai contoh,
sebuah entitas dapat menggunakan jurnal penjualan, buku besar pembantu piutang usaha dan
lain-lain.
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
Aktivitas pengawasan merupakan kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk
mencapai tujuan perusahaan selain dari sistem akuntansi dan unsur-unsur lingkungan
pengawasan. Pada dasarnya aktivitas pengawasan adalah:
a. Prosedur otorisasi yang seharusnya dan jelas
b. Pembagian tugas yang jelas
c. Perencanaan dan penggunaan dekumen yang seharusnya
d. Pengamanan yang cukup atas akses penggunaan aktiva dan catatannya
e. Pengecekan pekerjaan secara independen atas jumlah yang dicatat
Berdasarkan uraian diatas, jelas terlihat bahwa pengawasan internal mengalami suatu
hal yang penting bagi manajemen perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan
adanya pengawasan internal, maka tujuan perusahaan dapat dilaksanakan dengan cepat.
Hal-hal yang dapat menghambat laju perkembangan perusahaan dapat dideteksi penyebabnya
dengan segera. Hal ini disebabkan karena tujuan dari pengawasan internal adalah
menciptakan kehandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, ketaatan atas
ketentuan dan peraturan yang berlaku, dan menjaga kekayaan perusahaan.
ad. e. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk membantu
menjamin bahwa arahan manajemen telah dijalankan dengan tepat dan benar. Ada banyak
pemantauan potensial yang bisa digunakan oleh perusahaan. Salah satunya adalah
pemantauan akuntansi yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal bahwa
tujuan aktifitas pengawasan telah dipenuhi sebagaimana mestinya.
Suatu prosedur dirancang untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan yang rutin terjadi.
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
suatu kegiatan yang terjadi, salah satunya adalah penanganan dalam akuntansi. Sistem
akuntansi yang efektif dan efisien harus mempertimbangkan pembuatan metode dan
mencatat transaksi yang akan:
a. Mengidentifikasikan dan mencatat seluruh transaksi yang sah
b. Menggambarkan transaksi yang tepat waktu dan terperinci
c. Mengukur nilai transaksi yang tepat waktu dan terperinci
d. Menentukan periode terjadinya transaksi pada periode semestinya
e. Menyajikan dengan semestinya dalam laporan keuangan.
Untuk mencapai tujuan pengawasan internal, sistem akuntansi harus berfungsi secara
efektif sampai kepada pelaporan dan penggunaan sumber daya yang ada. Pada intinya konsep
pengawasan internal didasarkan atas dua premis utama yaitu tanggung jawab manajemen dan
jaminan yang memadai. Hal ini dilaksanakan melalui kewajiban dalam pemeliharaan
catatan-catatan yang memadai untuk menjaga harta dan menganalisa pembebanan tanggung jawab.
Oleh sebab itu setiap individu diberikan tanggung jawab untuk tugas dan fungsi tertentu.
Alasan diberikannya tanggung jawab adalah karena:
a. Tanggung jawab harus ditetapkan secara jelas untuk menggambarkan lingkungan
masalah dan mengarah kepada hal tersebut, dan
b. Apabila karyawan telah memahami secara jelas ruang lingkup tanggung jawab,
maka mereka tersorong bekerja lebih keras untuk mengendalikan tanggung jawab
tersebut
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
1. Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14
paragrap 03 mendefinisikan persediaan sebagai berikut "Persediaan adalah aktiva (1) tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, (2) dalam proses produksi dan atau dalam
perjalanan, serta (3) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa".
Dalam paragrap 04 PSAK No.14 lebih ditegaskan apa saja yang dapat dikategorikan sebagai persediaan, yaitu "Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah dipoduksi perusahaan dan termasuk bahan perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi".
Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa persediaan merupakan suatu aktiva milik
perusahaan yang tujuannya untuk dijual tanpa mengadakan perubahan yang mendasar
terhadap barang tersebut. Definisi diatas juga mengungkapkan bahwa persediaan diperoleh
melalui proses produksi sampai menjadi barang yang siap untuk dijual ke pasar, dengan kata
lain barang yang dibeli diubah bentuknya terlebih dahulu.
Rollin Niswonger, Philip E. Fess dan Carl S. Warren (1999 : 359) memberikan
definisi persediaan:
1. Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan dan
2. Bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.
Pengertian persediaan pada perusahaan yang satu tidak sama dengan perusahaan yang
lain. Hal ini dikarenakan aktivitas dan jenis perusahaan yang berbeda-beda. Lebih lanjut Zaki
Baridwan (2000 : 149) memberikan batasan mengenai jenis perusahaan yang menggunakan
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
menjual barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan
perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli barang dan mengubah bentuknya
untuk dapat dijual".
Secara sederhana Skousen (2001 : 513) mengatakan bahwa "Persediaan adalah aktiva
yang disimpan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, dan juga aktiva yang
tersedian untuk digunakan sebagai bahan dalam proses produksi".
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggolongan dalam
persediaan sangatlah bergantung pada tujuan perusahaan dan jenis perusahaan itu sendiri.
Untuk perusahaan manufaktur, yang termasuk dalam persediaan adalah bahan baku
(raw material), barang dalam proses (work in proses), dan barang jadi (finish good). Pada
perusahaan dagang, yang termasuk dalam persediaan adalah barang-barang yang diperoleh
tanpa merubah bentuknya dan diperoleh untuk dijual kembali. Persediaan yang pada
perusahaan tertentu belum pasti merupakan persediaan bagi perusahaan lainnya, sehingga
harus ditetapkan dahulu aktiva mana yang dimiliki perusahaan yang merupakan persediaan.
2. Jenis-jenis Persediaan
Jenis persediaan pada setiap perusahaan akan berbeda tergantung dengan bidang atau
kegiatan normal usaha persahaan tersebut. Berdasarkan bidang usahanya, perusahaan dapat
dibedakan atas perusahaan manufaktur, dagang, dan jasa. Untuk perusahaan manufaktur,
maka jenis persediaan yang dimiliko perusahaan adalah bahan baku (raw material), barang
dalam proses (work in proses), barang jadi (finish good), dan bahan pembantu (factory
supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi. Pada perusahaan dagang, yang
menjadi persediaan adalah barang yang dibeli lalu dijual kembali tanpa mengubah bentuk
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
"Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Untuk perusahaan pabrik, termasuk dalam persediaan adalah barang-barang yang akan digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Persediaan dalam perusahaan pabrik terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi".
Dari uraian diatas diketahui bahwa jenis persediaan yang dimiliki perusahaan dapat
digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu;
1. Persediaan bahan baku (raw material)
2. Persediaan barang dalam proses (work in proses)
3. Persediaan barang jadi (finish good)
Hal yang juga menentukan apakah suatu barang termasuk dalam kelompok persediaan
adalah status kepemilikannya. Persediaan barang ada kalanya masih dalah perjalanan, yang
disebut juga barang dalam perjalanan sehingga perlu diperhatikan persyaratan jual beli
sebelum barang tersebut dikelompokkan sebagai persediaan. Ada dua syarat pernyerahan
barang, yaitu Fob (Free on Board) Destination dan Fob (Free on Board) Shipping Point.
Dalam Free on Board Destination, pemindahan hak milik terjadi bila barang telah diserahkan
ditempat pembeli. Pada Free on Board Shipping Point, perpindahan hak milik terjadi saat
penyerahan ditempat penjual.
C. Pengawasan Internal Persediaan
Pengawasan internal persediaan terdiri dari:
1. Lingkungan Pengawasan
2. Penilaian Resiko Persediaan
3. Informasi dan Komunikasi atas Persediaan
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
ad. 1. Lingkungan Pengawasan
Lingkungan pengawasan merupakan fondasi dari semua unsur pengawasan internal.
Lingkungan pengawasan merupakan efek kumpulan dari beragam faktor pada pembuatan,
penguatan atau mengurangi efektifitas dari kebijakan dan prosedur khusus. Dengan kata lain,
lingkungan pengawasan mengurut keseluruhan kegiatan dari organisasi dan mempengaruhi
kesadaran pengawasan dan karyawan.
Dalam lingkungan pengawasan, faktor yang berpangaruh adalah nilai integritas dan
etika, komitmen kepada kompetisi, filosofi manajemen dan gaya operasional, perhatian dan
arahan yang diberikan oleh dewan direksi dan komitmennya, cara memberi otoritas dan
tanggung jawab, serta kebijakan dan prosedur sumber daya manusia. Lingkungan
pengawasan terhadap persediaan dapat dilihat, dari beberapa hal, yaitu integritas dan etika
dalam penanganan persediaan yang tercermin dari pandangan dan sikap budaya perusahaan
dalam mengani persediaan, sikap pimpinan perusahaan dalam pemberian keputusan terhadap
persediaan, struktur organisasi dalam mempengaruhi pelaksanaan pengawasan persediaan
dimana dilakukan pemisahan fungsi dan tugas yang menunjukkan pembagian kerja.
Salah satu kelemahan dalam lingkungan pengawasan adalah faktor individu /
karyawan perusahaan tersebut, artinya yanag melaksanakan pengawasan persediaan adalah
individu / karyawan yang mengalami keterbatasan sebagai manusia. Jadi, masalah mutu dan
mental karyawan sangat penting dalam lingkungan pengawasan persediaan, sehingga
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
Dalam lingkungan pengawasan terhadap persediaan dapat dilihat dari beberapa hal,
yaitu integritas dan etika dalam penanganan persediaan yang tercermin dari pandangan dan
sikap budaya perusahaan dalam menangani persediaan, sikap pimpinan perusahaan dalam
pemberian keputusan terhadap persediaan, struktur organisasi dalam mempengaruhi
pelaksanaan pengawasan persediaan dimana dilakukan pemisahan fungsi dan tugas yanag
menunjukkan pembagian kerja.
Tanggung jawab dan wewenang yang diberikan karyawan haruslah seimbang dengan
kemampuan karyawan tersebut. Hal ini akan mendukung kesehatan praktik dilapangan.
ad. 2. Penilaian Resiko Persediaan
Penilaian resiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisa dan mengatur resiko
yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Resiko tersebut biasanya berasal dari dalam dan luar
perusahaan berupa tindakan yang terkait yang mungkin diperlukan. Kemudian resiko dapat
timbul apabila elemen pemerosesan transaksi persediaan tidak dirancang dengan baik,
tanggung jawab organisasi dilimpahkan dengan tidak tepat karena manajemen perusahaan
menerima informasi yang tidak akurat atau data tidak lengkap.
Perkembangan dan penggunaan teknologi komputer juga dapat melakukan penilaian
resiko persediaan dalam mempengaruhi tujuan perusahaan. Perkembangan teknologi akan
membawa pada penganalisaan, pengidentifikasian dan mengatur resiko perusahaan kepada
yang lebih baik.
ad. 3. Informasi dan Komunikasi atas Persediaan
Informasi dan komunikasi atas persediaan merupakan kegiatan dari sistem akuntansi
organisasi perusahaan. Ini berarti kegiatan akuntansi merupakan sumber dari informasi dan
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
yang dibuat untuk mengenal, menyusun, menganalisa, menggolongkan, mencatat dan
melaporkan transaksi organisasi dan untuk mempertahankan akuntabilitas yang berhubungan
dengan harta kewajiban dan modal.
Suatu informasi dirancang dan dipasang bukan hanya untuk menghasilkan saldo buku
besar dimana pernyataan keuangan disiapkan, tetapi juga untuk menghasilkan pengendalian
manajemen dan informasi operasional. Jadi, sistem informasi dan komunikasi sangatlah
berdekatan dalam sebuah perusahaan sehingga menghasilkan suatu informasi dan
komunikasi yang baik dalam perusahaan.
Informasi dan komunikasi atas persediaan dimulai dari dokumentasi. Prosedur
akuntansi harus diutamakan pada manual prosedur akuntansi hingga kebijakan dan instruksi
bisa secara tegas diketahui dan diterapkan secara seragam hingga tidak dirancang dengan
baik, dimulai dengan perancangan formulir yang rinci dan ditegaskan kedalam buku besar
sehingga menghasilkan laporan yang dapat dijadikan informasi. Informasi yang dihasilkan
dapat menjadi sumber pengambilan keputusan bagi pihak manajemen perusahaan untuk
dikomunikasi kepada lingkungan pengawasan internal persediaan.
Informasi dan komunikasi atas persediaan dibagi atas dua bagian menurut jenis
perusahaan, yaitu jenis perusahaan dagang dan manufaktur. Persediaan menurut perusahaan
dagang hanya berupa persediaan barang jadi tanpa dilakukan pengubahan lebih lanjut secara
fisik persediaan tersebut, akan tetapi untuk dijual kembali. Sedangkan menurut perusahaan
manufaktur, persediaan terdiri atas bahan baku, barang dalam proses, barang jadi dan bahan
penolong.
Dalam akuntansi persediaan, terdapat dua macam metode pencatatan persediaan yaitu:
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
b. Metode fisik / periodik (physical method)
Untuk menghitung nilai persedaiaan terlebih dahulu harus dihitung jumlah kuantitas
fisik maupun penentuan harga dari tiap jenis persediaan. Perhitungan kuantitas sama
pentingnya dengan penentuan nilai-nilai satuan. Untuk mengetahui jumlah kuantitas
persediaan pada sebuah perusahaan, dapat dilihat dari pencatatan persediaan yang digunakn
oleh perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Zaki Baridwan (2000 : 67) membagi sistem pencatatan persediaan menjadi
dua, Yaitu sistem fisik (periodical) dan sistem buku (perpetual):
1. Sistem fisik adalah sistem pencatatan persediaan yang tidak mengikuti mutasi persediaan sehingga untuk mengetahui jumlah persediaan pada suatu saat tertentu harus diadakan perhitungan fisik atas persediaan barang (stock opname).
2. Sistem buku adalah sistem pancatatan persediaan yang mengikuti mutasi persediaan, baik kuantitasnya maupun harga pokoknya, oleh karena itu jumlah persediaan barang setiap saat dapat diketahui dari rekening persediaan.
Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu
persediaan, pada metode fisik / periodik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja
yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat
dalam kartu persediaan. Untuk mengetahui besar harga pokok persediaan yang dipakai atau
dijual, maka harus dilakukan dengan penghitungan fisik terhadap sisa persediaan yang masih
terdapat digudang pada akhir periode akuntansi.
Mengenai sistem pencatatan persediaan ini, Bambang Subroto dan Bambang Hartadi
(1999 : 90) menerangkang tentang ayat jurnal yang digunakan dalam sistem periodikal,
yakni:
1. Pembelian barang
Pembelian……… xxx
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
2. Pengembalian pembelian barang
Utang / kas……….. xxx
Pengembalian barang dan potongan pembelian………. xxx
3. Penjualan barang
Piutang / kas……….... xxx
Penjualan………. xxx
4. Pengembalian penjualan barang
Penjualan………. xxx
Piutang / kas……… xxx
Bambang Subroto dan Bambang Hartadi (1999 : 90) juga menerangkan tentang ayat
jurnal yang digunakan dalam sistem perpetual, yakni:
1. Pembelian barang
Persediaan barang………... xxx
Utang / kas………... xxx
2. Pengembalian pembelian barang
Utang / kas………. xxx
Persediaan barang……….... xxx
3. Penjualan barang
Piutang / kas………. xxx
Penjualan……….. xxx Harga pokok penjualan……… xxx
Persediaan barang………. xxx
4. Pengembalian penjualan barang
Persediaan barang……… xxx
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. 1 Juli 2004 dibeli barang secara kredit Rp.20.000
b. 4 Juli 2004 dijual barang Rp.15.000 HPP Rp.10.000 secara tunai
c. 5 Juli 2004 barang yang dibeli tanggal 1 Juli dikembalikan karena rusak Rp.2000 d. 7 Juli 2004 dijual barang secara kredit Rp.5000 HPP Rp.4000
e. 9 Juli 2004 barang yang dijual tanggal 4 Juli diterima lagi karena rusak Rp.1000
Maka jurnal pencatatannya adalah sebagai berikut:
Tgl Transaksi Sistem Perodik Sistem Perpetual
1/7 Pembelian pembelian Rp20.000 persediaan barang Rp20.000
Terdapat empat metode penilaian terhadap persediaan, yaitu:
a. Metode FIFO
b. Metode LIFO
c. Metode Rata-Rata
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
Keempat metode diatas merupakan metode penilaian terhadap persediaan, namun
yang sering digunakan adalah metode FIFO dan LIFO. Dalam sistem akuntansi persediaan,
pencatatan dilakukan pada dua fungsi utama dalam struktur organisasi perusahaan, yaitu
fungsi gudang dan fungsi akuntansi
Fungsi gudang menyelenggarakan pembuatan kartu gudang untuk mencatat kuantitas
persediaan dan mutasi jenis barang yang disimpan digudang. Biasanya kartu gudang tidak
berisi tentang data harga pokok tiap jenis persediaan barang, namun hanya berisi informasi
kuantitas tiap jenis persediaan. Kartu gudang di simpan di kantor gudang untuk mencatat
mutasi kuantitas fisik barang digudang. Disamping kartu gudang, bagian gudang juga
menyelenggarakan kartu gudang yang ditempelkan pada tempat penyimpanan barang. Kartu
ini berfungsi sebagai identitas barang yang disimpan, untuk memudahkan pencarian barang
dan sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang.
Fungsi akuntansi menyelenggarakan kartu persediaan yang digunakan untuk mencatat
kuantitas dan harga pokok barang yang menjadi persediaan perusahaan yang disimpan di
gudang. Kartu persediaan ini berfungsi sebagai alat pengawasan terhadap catatan akuntansi
kuantitas barang yang diselenggarakan oleh bagian gudang. Disamping itu, kartu persediaan
ini merupakan rincian rekening kartu persediaan yang bersangkutan dalam buku besar.
ad. 4. Aktivitas Pengawasan atas Persediaan
Aktivitas pengawasan meliputi kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin
bahwa kebijakan manajemen telah dilaksanakan. Kebijakan dam prosedur diitujukan untuk
mengawasi dan mendalikan resiko yang mungkin terjadi dalam pencapaian tujuan
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
a. Rencana organisasi meliputi pemisahan kewajiban untuk mengurangi kesempatan
untuk mengizinkan seseorang berada dalam suatu posisi baik untuk melakukan
atau menutupi kesalahan atau hal tidak biasa dalam tindakan normal
kewajibannya.
b. Prosedur meliputi rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang
memadai untuk membantu menjamin transaksi dan kejadian yang tepat.
c. Akses kepada harta hanya diizinkan bila sesuai dengan otorisasi manajemen.
d. Pemeriksaan dan ulasan independen dibuat atas akuntabilitas harta dan prestasi.
e. Pengawasan pemrosesan informasi diterapkan tunruk memeriksan otorisasi yang
tepat, akurat dan kelengkapan dari transaksi individual.
Aktivitas pengawasan persediaan dapat dijabarkan dalam empat unsur yang meliputi:
a. Pengawasan Pemrosesan Informasi
b. Pemisahan Tugas yang Memadai
c. Pengawasan Fisik atas Persediaan dan Catatan
d. Telaah Kinerja
ad. a. Pengawasan Pemrosesan Informasi
Setiap transaksi persediaan harus diotorisasi dengan tepat dan jelas. Jika setiap
transaksi persediaan dapat dilakukan dengan tidak mengikuti peraturan dan informasi yang
diberikan, tanpa adanya otorisasi yang jelas dan tepat, maka akan terjadi kekacauan
pencatatan akan prosedur transaksi.
Otorosasi dapat berlaku secara umum dan secara khusus. Otorisasi secara umum
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
khusus dilakukan terhadap transaksi individual. Otorisasi umum biasanya tercermin dalam
dokumen transaksi yang bersifat umum.
Persetujuan merupakan kebijakan dalam pengawasan pemrosesan informasi setelah
otorisasi diberikan. Persetujuan dilakukan setelah otorisasi diberikan dan digunakan untuk
mendeteksi transaksi dan aktivitas yang tidak sah. Persetujuan diperlukan untuk menjamin
bahwa karyawan beroperasi didalam bidang otorisasai mereka.
Dalam melakukan pengawasan pemrosesan informasi terhadap persediaan, maka perlu
diketahui sistem dan prosedur dan akuntansi persediaan. Menurut Mulyadi (2001 : 559)
dikatakan bahwa sistem dan prosedur akuntansi persediaan yaitu:
1. Prosedur pencatatan produk jadi yang dijual
2. Prosedur pencatatan harga pokok barang jadi yang dijual
3. Prosedur pencatatan harga pokok barang jadi yang diterima kembali dari pembeli 4. Prosedur pencatatan tamabahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan
produk dalam proses
5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan pemasok 6. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
8. Prosedur dan pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang
9. Sistem penghitungan fisik persediaan
Semua prosedur dan sistem dia atas dimulai dengan catatan dokumen yang
menggambarkan aktivitas sistem akuntansi persediaan. Catatan dan dokumen merupakan
objek fisik, dimana dimulainya suatu transaksi kegiatan sistem persediaan yang dimasukkan
dan diikhtisarkan serta merupakan sumber awal dalam suatu informasi dan dikomunikasikan
sebagai pengawasan persediaan. Ini semua mencakup bukti transaksi dan catatan berupa
laporan-laporan mulai dari pengadaan persediaan, baik itu pembelian hingga dijual kembali.
Dokumen sebagai bukti transaksi harus memadai untuk memberikan keyakinan yang
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
akan dicatat. Dokumen dan catatan sebaiknya disiapkan pada saat terjadinya transaksi atau
segera sesudahnya agar lebih dipercaya dan menghindari kekeliruan, cukup sederhana dan
jelas untuk dimengerti, multiguna dan dirancang dalam bentuk yang mendorong penyajian
yang benar. Misalnya, dokumen harus berisi petunjuk arah yang tepat, ruang kosong untuk
diotorisasi dan persetujuan serta ruang khusus yang dirancang untuk data numeris.
Agar dokumen dapat berfungsi multiguna, maka harus dirancang agar setiap
penyiapan satu dokumen asli akan langsung menghasilkan sejumlah salinan yang
dibutuhkan. Digunakannya dua lembar atau lebih dokumen asli akan menciptakan
penyelewengan. Setiap bukti transaksi harus didukung satu atau lebih dokumen pendukung.
Misalnya bukti pembelian persediaan harus diikuti dengan bukti faktur pembelian dan
didukung dengan dokumen surat pemesanan, surat order pembelian, bukti permintaan
pembelian dan surat pendukung lainnya.
Kegiatan lain dari pengawasan pemrosesan informasi yang harus dilakukan adalah
pengecekan independen yang dapat dilakukan setiap hari atau secara periodikal terhadap
catatan-catatan yang dipegang oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Pengecekan independen meliputi verifikasi atau pembuktian pekerjaan yagn telah dilakukan
oleh bagian tersebut dan pengecekan kesesuaian dokumen-dokumen. Pengecekan harus
dilakukan setiap pihak yang terlibat dalam suatu transaksi atau kejadian yang terjadi dalam
pengelolaan persediaan.
Bentuk pengecekan terhadap persediaan yang umumnya dilakukan adalah
pemeriksaan secara fisik terhadap persediaan itu sendiri lalu dibandingkan dengan kartu
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
ad. b. Pemisahan Tugas yang Memadai
Pemisahan tugas dilakukan dengan alasan untuk memberikan pengecekan silang atas
pekerjaan pihak lain. Selain itu untuk menghindari karyawan melakukan tugas yang saling
bertentangan. Pemisahan tugas juga merupakan kegiatan yang mendukung pengawasan
internal.
Pemisahan tugas yang memadai untuk pengawasan persediaan dapat dilihat dari
pencatatan yang dilakukan oleh bagian gudang maupun bagian akuntansi. Hal ini dilakukan
untuk menghindari adanya penyelewengan ataupun penggelapan terhadap persediaan.
Fenomena yang terjadi dilapangan sering terjadi pelanggaran terhadap standar
operasional perusahaan, seperti pemesanan suku cadang oleh petugas gudang langsung
kepemasok barang tanpa adanya persetujuan atasan terlebih dahulu dan tidak adanya
tindakan stock opname per akhir bulannya yang mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan
wewenang sehingga terjadinya manipulasi oleh petugas gudang, sehingga menjadi
kecurangan yang merugikan perusahaan. Berdasarkan pernyataan diatas diharapkan adanya
perubahan kearah yang lebih baik sehingga data dan kenyataan yang ada lebih akurat.
Persediaan merupakan salah saru unsur aktiva dimana perusahaan menginvestasikan
dana yang cukup besar untuk pengadaannya. Dalam kegiatan operasional perusahaan,
persediaan mengalami peningkatan dan penurunan jumlah disetiap waktunya, oleh sebab itu
diperlukan suatu pengendalian internal agar dapat mengawasi jumlah persediaan baik yang
masuk maupun yang keluar dari gudang, sehingga akan mengurangi dan mengindari
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
pengendalian internal terhadap persediaan, maka informasi yang disajikan akan efisien dan
efektif bagi perusahaan.
ad. c. Pengawasan Fisik atas Persediaan dan Catatan
Bentuk pengawasan fisik maksudnya adalah tidak hanya terletak pada pengawasan
terhadap fisik persediaan saja, tetapi juga terhadap dokumen-dokumen yang mendukungnya.
Bentuk pengawasan terhadap persediaan hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan secara
langsung, dengan menghitung kuantitas serta jenis persediaan yang da digudang. Kemudian
disesuaikan dengan catatan-catatan atau dokumen-deokumen pendukung persediaan tersebut,
baik penerimaan maupun penjalan, melalui kartu gudang, kartu persediaan, kartu order
permintaan pembelian maupun order penjualan.
Mulyadi (2001 : 581) berpendapat bahwa “Pengawasan akan penghitungan fisik
persediaan digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu: (1) Organisasi yang melaksanakan
penghitungan fisik, (2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan (3) Praktik yang sehat”.
ad. d. Telaah Kinerja
Telaah kerja meliputi telaah dan analisa oleh manajemen perusahaan terhadap
laporan-laporan yang memuat perincian terhadap item-item neraca, laporan-laporan laba rugi, atau laporan-laporan
yang menyangkut pelaporan persediaan.
Seorang manajer ditunjuk untuk menelaah laporan yang mengikhtisarkan secara rinci
saldo-saldo perkiraan persediaan. Selanjutnya dari laporan-laporan yang dirinci berdasarkan
jenis persediaan, manajer penerima laporan harus mengadakan analisis untuk menaksir
pemanfaatan persediaan tersebut, apakah telah digunakan sesuai dengan kapasitas yang ada
dan bagaimana tindakan selanjutnya. Apabila kuantitas persediaan yang ada terlalu besar,
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
Pada akhirnya, telaah kinerja merupakan penilaian kinerja pada tiap-tiap bagian, yang
menilai apakah tiap bagian telah bekerja secara optimal sehingga tujuan dari perusahaan
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
BAB III Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan untuk penulisan penelitian skripsi ini meliputi:
1. Definisi Operasional Variabel
Pengendalian internal yang dilakukan untuk persediaan suku cadang meliputi; struktur
organisasi perusahaan, metode yang digunakan untuk menjaga dan mengawasi persediaan
suku cadang perusahaan, dan mengontrol data akuntansi yang disajikan dalam menjalankan
kebijakan yang diterapkan pihak manajemen. Sebagaimana telah diketahui bahwa persediaan
merupakan salah satu harta perusahaan yang harus dijaga dan dikendalikan, hal ini
dikarenakan perusahaan telah menginvestasikan banyak dana untuk persediaan suku cadang
tersebut, oleh karena itu dalam pemasukan dan pengalokasian persediaan harus ada
pengendalian agar dapat menghindari adanya penyalah gunaan yang akan merugikan
perusahaan. Untuk mengukur variabel penelitian dalam hal ini penulis membuat lembar
observasi yang terdiri dari empat jawaban dengan rentang dari sangat tepat sampai tidak
tepat, selain itu setiap pilihan jawaban diberi nilai untuk pernyataan:
Sangat efektif = 5
Efektif = 4
Cukup efektif = 3
Tidak efektif = 2
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
Adapun kisi-kisi dari instrumen analisis sistem pengendalian internal persediaan dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
No. Komponen No. Butir Total
1 Fungsi dan tanggung jawab internal auditor dalam pemeriksaan persediaan
01 s/d 14 14
Daftar pertanyaan
Dengan segala kerendahan hati, saya memohon bantuan Bapak untuk mengisi daftar
pertanyaan ini dengan sejujur-jujurnya, untuk keperluan penelitian mengenai “Fungsi
pengawasan internal persediaan suku cadang. Semoga Bapak akan memberikan manfaat bagi
kita semua. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk menjawab
Tandailah salah satu jawaban yang menurut Bapak benar dengan mengikuti
langkah-langkah dibawah ini:
1. Bacalah pertanyaan berikut ini dengan baik dan seksama
2. Jawablah semua pertanyaan dari setiap bagian dengan cara memberikan tanda
berupa angka 1 s/d 4, pastikan semua pertanyaan telah Bapak jawab.
Nama responden : Bapak Syaiful Hidayat, Husyaini, Abdi, Rinaldi
Jabatan : Kepala Personalia, Partman 1 & 2, Adm Staff 1 & 2
Waktu : April 2008
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
No. Unsur Wawancara Jawaban
1 Apakah pengendalian internal persediaan
digunakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan?
2 Apakah pengendalian internal persediaan digunakan untuk
memberikan informasi yang lebih baik?
3 Apakah perusahaan menggunakan formulir lain dalam mendukung sistem pengendalian internal persediaan?
4 Apakah pengendalian internal persediaan menggunakan prosedur yang jelas dan terpusat pada suatu bagian?
5 Apakah sistem pengendalian internal persediaan mampu
meminimalisasikan kesalahan pencatatan persediaan?
6 Apakah sistem pengendalian internal persediaan memberikan tugas yang jelas dan bersifat korektif?
7 Apakah fungsi dan tanggung jawab sistem pengendalian internal digunakan untuk memfokuskan garis tugas yang jelas dalam hal persediaan?
8 Apakah satuan pengawasan internal yang ada dapat membantu perusahaan dalam mengindari kecurangan terhadap persediaan? 9 Apakah sistem pengendalian internal mendukung pelaksanaan
pengendalian internal?
10 Apakah tidak ada tugas rangkap yang dilakukan dalam
persediaan?
11 Apakah ada bagian yang menangani khusus dalam persediaan? 12 Apakah perusahaan menggunakan prosedur pengendalian dalam
pengawasan persediaan?
13 Apakah prosedur pengendalian yang ada sudah mendukung
terciptanya sistem pengawasan internal persediaan yang baik? 14 Apakah sistem pengendalian internal telah melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dalam pemeriksaan persediaan?
2. Tempat dan Waktu Penelitiaan
Tempat penelitian : Auto 2000 SM. Raja Astra Internasional
061.7362000
Kegiatan Usaha : Penjualan dan servis mobil merek TOYOTA
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
3. Jenis dan Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini penulis membutuhkan data-data pendukung yang
berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan. Data yang diperoleh untuk penulisan
penelitian ini berasal dari pihak perusahaan tempat dilakukannya penelitian ini.
Adapun data tersebut bersumber dari data primer dan data sekunder yaitu:
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh penulis menyangkut objek penelitian dari pihak perusahaan
dan data tersebut belum diolah, dalam hal ini data diperlukan diperoleh dari hasil observasi
dan wawancara.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari pihak perusahaan dan data tersebut sudah diolah,
seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan data lainnya yang
terkait dalam penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan penulis adalah:
1. Observasi yaitu suatu teknik dengan mengumpulkan data secara langsung dan
melakukan pengamatan secara langsung terhadap masalah yang berhubungan
dengan persediaan.
2. Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang
berhubungan langsung dengan objek yang diteliti dalam hal ini dilakukan dengan
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
diinginkan. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran
permasalahan pada penelitian yang dilakukan.
3. Dokumentasi, data diambil berbagai dokumen tentang informasi persediaan pada
Auto 2000 SM Raja Medan.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan variable-variabel yang ada.
Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan sehingga mudah ditafsirkan. Analisis
yang digunakan adalah analisis statistika terhadap jawab. Untuk mengetahui kekuatan
hubungan antara kedua variable berskala ordinal digunakan teknik analisis korelasi
spearmen dengan rumus:
d = beda antara dua pengamataan berpasangan
N = total pengamatan
Kemudian untuk mengetahui tentang keeratan hubungan antara dua variable yang
dianalisis, sebagaimana yang dikemukan oleh Guilford ( Guilford’s empirical rule ) dalam
Harun Al Rasyid ( 1997 : 38 ) sebagai berikut :
Standarisasi Keeratan Hubungan Variabel
Keterangan
0 – 0,2 Sangat Tidak Efektif
>0,2 - <0,4 Tidak Efektif
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
>0,7 - <0,9 Efektif
>0,9 - <1 Sangat Efektif
Nilai yang bertanda positif menunjukkan korelasi X dan Y positif, sebaliknya
nilai yang bertanda negatif menunjukkan korelasi X dan Y negatif. Untuk yang bernilai 0,
menunjukkan tidak adanya korelasi antara X dan Y. hubungan antara X dan Y dikatakan
positif, bila kenaikan (penurunan) X menyebabkan kenaikan (penurunan) Y. Sebaliknya
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
I. Data Penelitian
A. Gambaran Umum Perusahaan. 1. Sejarah Ringkas Perusahaan
PT. Astra International, Tbk Toyota Sales Operation adalah perusahaan swasta Nasional
yang berfungsi sebagai Dealer kendaraan merek Toyota, yang berdiri pada tanggal 20
Februari 1957 di Bandung dan dikelola serta dipimpin oleh William Soeryadjaja, Tjian Kian Tie
dan Liem Peng Hong. Pada tahun 1965 PT.Astra International, Tbk Toyota Sales Operation
memusatkan Kantor pusatnya di Jakarta, dan Kantor Bandung dijadikan sebagai Cabang
pertama. Perusahaan ini awalnya bergerak di bidang usaha eksport basil bumi, selanjutnya
berkembang di bidang usaha permobilan, yaitu Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Truck, dan pada
bidang lain seperti:
- PT. Federal bergerak di bidang pemasaran sepeda motor Honda dan sepeda
Federal.
- United traktor, bergerak di bidang usaha mesin berat pertanian, seperti: Traktor,
Messey Ferguson, Sumitomo, Link belt dan lain-lain.
- Bidang usaha perkantoran dan perdagangan mesin Foto Copy Xerox, minyak pelumas
Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.
- Astra Argo bergerak di bidang usaha pertanian, perkebunan dan perkayuan.
Untuk memperlancar jalannya distribusi maka dibentuk beberapa cabang, perwakilan
dan pengangkatan dealer di kota-kota yang dianggap penting. Sejalan dengan semakin
berkembangnya perekonomian dan pembangunan di Indonesia, yang tadinya memasarkan
beraneka ragam produk, satu demi satu melepaskan diri dan berkembang menjadi perusahaan
baru yang mempunyai Cabang di berbagai kota.
Pada tanggal 1 Juli 1969, PT. Astra International, Tbk Toyota Sales Operation
mendapat pengakuan resmi dari Pemerintah Indonesia sebagai agen tunggal kendaraan bermotor
merek Toyota untuk seluruh Indonesia. Pada tahun 1970 PT. Astra International, Tbk Toyota
Sales Operation membentuk Toyota Division yang khusus menangani distribusi dan
pemasaran kendaraan merek Toyota.
Untuk meningkatkan mutu pemasaran kendaraan merek Toyota di Indonesia maka
Toyota Motor Sales Co, Ltd Jepang, perusahaan berusaha meningkatkan pelayanan kepada
para peminat kendaraan merek Toyota dengan jalan pembinaan industri Toyota, oleh karena itu
akhir tahun 1971 didirikan perusahaan baru dengan nama PT. Toyota Astra Motor.
Perusahaan ini merupakan patungan antara Toyota Motor Sales Co. Ltd Jepang dengan PT.
Astra International Incorporated dengan PT. Gaya Motor dari pihak Indonesia. Setelah
perusahaan ini berdiri maka status agen tunggal kendaraan merek Toyota untuk seluruh Indonesia
dialihkan dari PT. Astra International Incorporated kepada PT. Toyota Astra Motor.
Kegiatan usaha PT. Toyota Astra Motor mencakup lingkungan yang sangat luas,
mulai dari mengimpor kendaraan Toyota bersifat Completely Knocked Down dari Jepang,
kemudian merakitnya pada PT. Multi Astra yang didirikan pada tanggal 13 Agustus 1973 sebagai