TINJAUAN YURIDIS TENTANG REKSADANA SYARIAH SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI BAGI INVESTOR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melenkapi Tugas – Tugas
Dan Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
OLEH
ELFIERA ANGGRAINI DAULAY NIM: 060200038
DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI
FAKULATS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
TINJAUAN YURIDIS TENTANG REKSADANA SYARIAH SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI BAGI INVESTOR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melenkapi Tugas – Tugas
Dan Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
OLEH
ELFIERA ANGGRAINI DAULAY NIM: 060200038
DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI Disetujui Oleh
Ketua Departemen
(
NIP. 19560329 198601 1 001 Prof. Dr. Bismar Nst, SH. MH)
Pembimbing I Pembimbing II
(Prof. Dr. Bismar Nst, SH. MH)
NIP. 19560329 198601 1 001 NIP. 19630215 198903 2 002 (Dr. Sunarmi, SH. M. Hum)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis ucapkan atas kehadiratan Allah SWT, yang
berkat rahmat dan karunia-Nya jualah yang akhirnya dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi yang berjudul “TINJAUAN YURIDIS
TENTANG REKSADANA SYARIAH SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI BAGI INVESTOR” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan yang harus dilengkapi dalam memperoleh gelar sarjana hukum pada
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, kirannya tidak tercipta begitu saja,
melainkan merupakan hasil pelajaran yang Penulis terima selama mengikuti
perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan juga dari data –
data yang didapatkan melalui hasil dari perpustakaan, internet, dan buku –buku
literatur lainnya.
Kemudian dalam skripsi ini Penulis menjumpai banyak hambatan ataupun
halangan baik dalam mencari data ataupun dalam penyelesaian penulisannya. Di
samping itu, juga banyak mendapat saran, bimbingan, dan pengarahan baik yang
bersifat moril maupun materil, serta dorongan dan semangat dari berbagai pihak
yang sangat bermanfaat
Secara khusus, terima kasih yang sebesar – besarnya kepada (ALM) Papa
ABDUL RAZAK DAULAY yang telah banyak mencurahkan cinta dan
sayangnya buat Penulis semasa hidupnya (I Love You Papa), ada dan tiada dirimu
kan selalu ada dalam hatiku dan Bunda MARHAINI yang juga telah banyak
terhingga nilainya, sehingga Penulis dapat melanjutkan pendidikan di Perguruan
Tinggi hingga selesai. (teladan, semangatmu, harapanmu, kebangganmu dan
do’amu membuatku mampu menyelesaikan studyku). Thank yau very much, I love
you). Buat abangku Mhd. Ibrahim F Daulay terima kasih buat do’anya,
perhatiannya kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan study. Buat
abangku Mhd. Usman Z Daulay terima kasih buat do’anya, nasehatnya,
perhatiannya, dukungannya yang telah abang berikan selama ini. Buat kakakku
Fithri Ramahyani Br Daulay terima kasih atas do’anya, supportnya yang telah
kakak berikan buat Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan study di
Perguruan Tinggi.
Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa mengucapkan terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Prof. RUNTUNG SITEPU, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. BISMAR NASUTION, SH. MH selaku kepala bagian
Hukum Ekonomi, Guru besar dan Dosen Hukum Ekonomi, serta Pembimbing
I. Terima kasih yang sebesar – besarnya atas segala bantuan serta
dukungannya yang sangat berguna dan bermanfaat bagi Penulis.
3. Ibu Dr. SUNARMI, SH.M.Hum selaku Pembimbing II dan Dosen Hukum
Ekonomi. Terima kasih yang sebesar – besarnya atas segala bantuan serta
dukungan atas segala bantuan serta dukungan yang sangat berguna dan
4. Ibu CHAIRUL BARIAH, SH.M.Hum selaku Dosen Wali selama mengikut i
perkuliahan dari awal hingga akhir perkuliahan di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh Dosen dan Staf pengajar yang telah mendidik dan membimbing mulai
dari semester awal hingga Penulis menyelesaiakan perkuliahan di kampus
tercinta ini.
6. Seluruh Guru – guru Penulis mulai dari SD (SD SUTINI), SLTP (SLTP
PAHLAWAN NASIONAL) dan SMA (SMA KESATRIA ), yang telah
banyak mendidik, membimbing Penulis.
7. Kepada keluarga besar yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih banyak atas segala perhatian dan dorongan yang kalian berikan
selama ini.
8. Teman – teman terbaikku di SD, SLTP dan di SMA. Buat semua teman –
teman stambuk 06, khususnya Ani, Jesika, Icha, Meci, Nina, Riri, Tiwi,
Yunita. Teman – teman klinisku Jesika, Defriansyah, Newy, Sri Mariani,
Pritha, Elsya, Jimmy, Ifah, Leli dan Anov. Serta teman – teman organisasi di
Permahi, Pramuka, yang pernah dan/atau selalui mengisi hari – hariku dan
juga ada di saat suka maupun duka.
Di atas segalanya Penulis berterima kasih kepada ALLAH SWT yang
memberikan banyak hal yang patut Penulis syukuri. Hanya kepadanya saya
bersujud dan meminta pertolongan.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan Penulis
kekurangannya. Untuk itu, sangat mengaharapkan saran dan kritiknya yang
membangun dari semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini.
Semoga ALLAH SWT melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua dan membalas segala kebaikan dan jasa semua pihak yang
telah membantu secara ikhlas, dan semoga mendapat balasan yang setimpal.
Amin….
Medan, 03 Maret 2010 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL………... vii
DAFTAR GAMBAR………... viii
ABSTRAK………... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Perumusan Masalah………... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan... 9
D. Keaslian Penulisan... 10
E. Tinjauan Kepustakaan... 10
F. Metode Penelitian... 16
G. Sistematika………. 18
BAB II PENGATURAN REKSADANA SYARIAH DI INONESIA A. Pengertian Reksadana Syariah………... 21
B. Sejarah Reksadana Syariah di Indonesia………... 26
C. Jenis dan Bentuk Hukum Reksadana………. 32
D. Pengaturan Reksadana syariah………... 42
BAB III BENTUK – BENTUK PELAKSANAAN PERJANJIAN (AKAD) DALAM MEKANISME INVESTASI REKSADANA SYARIAH A. Para Pihak dalam Reksadana Syariah………... 62
C. Penerapan Prinsip Syariah dalam Pengelolaan Reksadana
Syariah………... 72
D. Bentuk Pelaksanaan Perjanjian (Akad) dalam Mekanisme
Investasi Reksadana Syariah……….. 76
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR
DALAM INVESTASI MELALUI REKSADANA SYARIAH
A. Manfaat dan Risiko Investasi Melalui Reksadana Syariah
1. Manfaat Investasi Melalui Reksadana Syariah………... 88
2. Risiko Investasi Melalui Reksadana Syariah………….. 92
B. Bapepam dan DSN Sebagai Lembaga Pengawas…………. 94
C. Wanprestasi dalam Perjanjian Investasi Reksadana
Syariah……….. 99
D. Perlindungan Hukum Terhadap Investor dalam Investasi
Melalui Reksadana Syariah………... 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………... 111
B. Saran………. 113
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Mekanisme Kerja Reksadana……… 22
Gambar 2. Skema Mekanisme Kegiatan Reksadana Berbentuk Perseroan… 37
Gambar 3. Skema Mekanisme Kegiatan Reksadana Kontrak Investasi
Kolektif (KIK)……….. 39
TINJAUAN YURIDIS TENTANG REKSADANA SYARIAH SEBAGAI
Eksistensi reksadana syariah sebagai suatu bentuk lembaga investasi inovatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan reksadana konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari kebijakan investasi yang dirumuskannya. Dalam melakukan pengelolaan investasi (reinvestment), maka reksadana syariah harus berpedoman kepada nilai – nilai syariah. Pembentukan reksadana syariah sangat memiliki keterkaitan yang erat dengan implementasi konsep ekonomi Islam yang mengacu pada sisitem nilai dan asas – asas pokok filsafat ekonomi Islam yang berpedoman kepada Al Quran serta sumber – sumber hukum Islam lainnya. Skripsi ini mengemukakan permasalahan bagaimana pengaturan reksadana syariah di Indonesia, dan bagaimana bentuk - bentuk pelaksanaan perjanjian (akad) dalam mekanisme investasi melalui reksadana syariah serta bagaimana perlindungan hukum terhadap investor dalam investasi melalu reksadana syariah.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian normatif dengan pengumpulan data secara pustaka (library research) disertai dengan mengumpulkan data dan membaca referensi melalui peraturan, internet dan sumber lainnya, kemudian diseleksi data – data yang layak untuk mendukung penulisan.
Kesimpulan dalam skripsi ini adalah bahwa reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta dengan manajer investasi, maupun antara manajer investasi dengan pengguna investasi. Reksadana syariah sebagai instrumen investasi yang tunduk terhadap peraturan perundang – undangan di bidang pasar modal, harus menerapkan prinsip keterbukaan guna memberikan perlindungan terhadap investor dan reksadana syariah juga dilarang untuk melakukan praktek insider trading serta reksadana syariah juga harus terbebas dari kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam. Adapun saran yang dapat dikemukakan adalah bahwa pemerintah harus mengupayakan sesegera mungkin merealisasi Undang – Undang tentang Pasar Moda Syariah yang dibuat secara efektif dan efisien serta terperinci, termasuk didalamnya pelaksanaan opersional reksadana syariah, sehingga adanya jaminan kepastian hukum mengenai masalah perlindungan investor dalam melakukan investasi melalui reksadana syariah.
Kata Kunci : Reksadana Syariah.
TINJAUAN YURIDIS TENTANG REKSADANA SYARIAH SEBAGAI
Eksistensi reksadana syariah sebagai suatu bentuk lembaga investasi inovatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan reksadana konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari kebijakan investasi yang dirumuskannya. Dalam melakukan pengelolaan investasi (reinvestment), maka reksadana syariah harus berpedoman kepada nilai – nilai syariah. Pembentukan reksadana syariah sangat memiliki keterkaitan yang erat dengan implementasi konsep ekonomi Islam yang mengacu pada sisitem nilai dan asas – asas pokok filsafat ekonomi Islam yang berpedoman kepada Al Quran serta sumber – sumber hukum Islam lainnya. Skripsi ini mengemukakan permasalahan bagaimana pengaturan reksadana syariah di Indonesia, dan bagaimana bentuk - bentuk pelaksanaan perjanjian (akad) dalam mekanisme investasi melalui reksadana syariah serta bagaimana perlindungan hukum terhadap investor dalam investasi melalu reksadana syariah.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian normatif dengan pengumpulan data secara pustaka (library research) disertai dengan mengumpulkan data dan membaca referensi melalui peraturan, internet dan sumber lainnya, kemudian diseleksi data – data yang layak untuk mendukung penulisan.
Kesimpulan dalam skripsi ini adalah bahwa reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta dengan manajer investasi, maupun antara manajer investasi dengan pengguna investasi. Reksadana syariah sebagai instrumen investasi yang tunduk terhadap peraturan perundang – undangan di bidang pasar modal, harus menerapkan prinsip keterbukaan guna memberikan perlindungan terhadap investor dan reksadana syariah juga dilarang untuk melakukan praktek insider trading serta reksadana syariah juga harus terbebas dari kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam. Adapun saran yang dapat dikemukakan adalah bahwa pemerintah harus mengupayakan sesegera mungkin merealisasi Undang – Undang tentang Pasar Moda Syariah yang dibuat secara efektif dan efisien serta terperinci, termasuk didalamnya pelaksanaan opersional reksadana syariah, sehingga adanya jaminan kepastian hukum mengenai masalah perlindungan investor dalam melakukan investasi melalui reksadana syariah.
Kata Kunci : Reksadana Syariah.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang termasuk kategori
negara yang sedang berkembang (deveeloping countries). Adapun yang menjadi
karakteristik dari negara yang berkembang adalah adanya kegiatan pembangunan
di segala bidang yang masing – masing memiliki tujuan atau sasaran.
Pembangunan nasional tersebut dilakukan dengan berlandaskan pada Trilogi
pembangunan, yaitu adanya pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya
menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, serta tercapainya stabilitas nasional yang sehat dan
dinamis.1
Untuk mencapai pertumbuhan dan pemerataan pembangunan di bidang
ekonomi tersebut, maka pembuatan kebijakan moneter diarahkan untuk
mendorong agar lembaga – lembaga keuangan dapat meningkatkan volume dana
masyarakat. Hal tersebut didasarkan pada alasan bahwa dana masyarakat
mempunyai peranan penting dalam proses pembangunan negara. Selain berfungsi Seiring dengan pelaksanaan pembangunan nasional tersebut, maka
pembangunan di bidang ekonomi memperoleh skala prioritas. Adapun sasaran
umum dari pembangunan di bidang ekonomi adalah tercapainya perekonomian
yang mandiri dan tercapainya peningkatan kemakmuran rakyat secara merata.
1
Nindyo Pramono, Sertifikasi Saham PT. Go Pubic dan Hukum Pasar Modal di
sebagai modal utama dalam pembangunan suatu negara, maka dana masyarakat
tersebut juga memiliki dampak positif untuk mengurangi tingkat ketergantungan
negara terhadap jumlah pinjaman asing yang berasal dari suatu organisasi
keuangan internasional ataupun dari negara – negara asing lainnya.2
Dana masyarakat yang mengendap/diam (iddle fund) akan lebih dapat
memberikan nilai manfaat apabila dana dimaksud diproduktifkan. Berkaitan
dengan hal ini ada tiga sasaran yang dapat dijadikan alternatif bagi pihak pemilik
dana iddle untuk dapat memproduktifkan dananya yaitu melalui lembaga
perbankan (banking), investasi langsung (direct investment), dan pasar modal
(capital market).3
Reksadana sebenarnya hanya sebuah fenomena bagaimana suatu jasa di
berikan kepada investor yang ingin berpartisipasi di pasar modal, tetapi tidak Ketiga sasaran investasi tersebut masing – masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan yang membutuhkan perhatian dari pihak – pihak yang
hendak melakukan kegiatan investasi.
Pasar modal sebagai suatu kegiatan dalam penawaran umum dan
perdagangan efek dari perusahaan publik adalah salah satu lembaga pembiayaan
atau wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan alternatif sarana investasi
bagi masyarakat (investor).
Salah satu instrumen/lembaga yang ada di pasar modal adalah reksadana.
Reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi.
2
Abdul Ghofur Anshori, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: PT. Refika Aditama, 2008), hal. 1-2.
3
ingin disibukkan oleh tetek bengkek prosedur, administrasi dan analisis yang
jelimet yang berlaku untuk sebuah pasar modal.4
Prinsip – prinsip syariah di Pasar Modal adalah prinsip – prinsip hukum
Islam dalam kegiatan di bidang Pasar Modal berdasarkan Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN–MUI), baik fatwa DSN–MUI yang
ditetapkan dalam peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan
Lembaga Keuangan (LK) maupun fatwa DSN–MUI yang telah diterbitkan
sebelum ditetapkanya peraturan ini, sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan
dengan peraturan ini dan atau peraturan Bapepam dan LK lain yang didasarkan
pada fatwa DSN – MUI.
Selain kemudahannya dimana
para investor tidak perlu melakukan analisis atau memantau perkembangan
investasinya karena telah di tangani oleh manajer investasi yang profesional, juga
karena keamanan karena reksadana merupakan investasi campuran yang
menggabungkan saham dan obligasi dalam satu produk.
Dalam perkembangannya, seiring dengan maraknya lembaga keuangan
berdasarkan prinsip syariah yang dimulai dengan perbankan ternyata juga
berpengaruh pada lembaga keuangan yang lain, misalnya: asuransi berdasarkan
prinsip syariah, serta Pasar Modal berdasarkan prinsip syariah.
5
Salah satu lembaga yang berperan penting dalam kegiatan pasar modal
adalah perusahaan reksadana, yang saat ini selain reksadana konvensional juga
muncul reksadana yang pengelolaannya berdasarkan prinsip syariah, yang untuk
4
Muhir Fuady, Pasar Modal Moderen (Tinjauan Hukum), (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996), hal. 105.
5
selanjutnya dalam skripsi ini disebut reksadana syariah. Reksadana syariah
merupakan sarana investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi
syariah dalam satu produk yang dikelola oleh manajer investasi.6
Dalam kontek reksadana syariah, manajer investasi menawarkan produk –
produk dari reksadana syariah kepada para investor yang berminat, sementara
dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk
ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah yang dinilai menguntungkan.
7
Dengan demikian reksadana syariah merupakan cara mudah bagi investor untuk
berinvestasi karena dikelola oleh manajemen profesional, adanya diversifikasi
investasi, transparansi informasi, likuid, dan yang lebih penting lagi dikelola
berdasarkan prinsip – prinsip syariah.8
Selain itu, faktor pengawasan juga merupakan hal yang sangat diperlukan
dalam proses implementasi kebijakan yang telah dibuat. Terlebih pada reksadana Munculnya fenomena pasar modal berdasarkan prinsip syariah, termasuk
di dalamnya reksadana syariah memerlukan adanya kebijakan yang harus
didasarkan pada beberapa pertimbangan yang tepat dan proporsional. Kebijakan
dimaksud bisa berasal dari Bapepam sebagai pemegang otoritas pengawasan di
bidang pasar modal, pun bisa berasal dari bursa efek yang dalam kontek Undang –
Undang Pasar Modal merupakan oragnisasi yang berwenang mengeluarkan
peraturan teknis terkait dengan aktivitas perdagangan di lantai bursa, atau sering
disebut sebagai Self Regulatory Organisation (SRO). Serta pengaturan terhadap
reksadana syariah oleh DSN-MUI dalam bentuk fatwa.
6
Abdul Ghofur Anshori, Op. Cit., hal. 2-3.
7
Ibid., hal. 3.
8
syariah sebagai lembaga yang mengelola dana dari investor untuk diinvestasikan
dalam kegiatan – kegiatan yang bersiafat legal, serta harus senantiasa sesuai
dengan prinsip – prinsip syariah. Dalam reksadana syariah, mengenai proses
pengawasan, selain dilakukan oleh Bapepam, juga dilakukan oleh DSN yang
mengawasi terhadap ketaatan reksadana syariah dimaksud terhadap prinsip –
prinsip syariah (sharia compliance) yang telah dituangkan dalam fatwa DSN.
Secara internal juga perlu adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang akan
menjadi pengawas terhadap operasioanl reksadana yang dilakukan oleh manajer
investasi. Tujuan dari adanya pengawasan ini untuk memberikan perlindungan
kepada investor.
Selain pengaturan melalui sarana kebijakan maka diperlukan juga sarana
penunjang lainnya, yang dapat mendukung pelaksanaan pembangunan di bidang
ekonomi, khususnya sektor lembaga keuangan. Adapun sarana penunjang yang
dimaksud adalah dengan dibuatnya tatanan hukum yang mampu mendorong,
mengarahkan, dan mengendalikan berbagai kegiatan pembangunan di bidang
ekonomi. Pembentukan tatanan hukum tersebut merupakan bagian dari politk
hukum nasional yang mengamanatkan untuk melakukan pembuatan dan
perubahan dan tingkat kebutuhan masyarakat.9
Pada dasarnya proses pembentukan dan perubahan produk hukum yang
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat merupakan
refleksi dan sifat norma hukum sebagai suatu norma yang dinamis. Hukum
sebagai alat kontrol sosial (social control) akan selalu berubah dan berkembang
9
seiring dengan berkembangnya suatu masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh kaum Savignian yang menjelaskan bahwa hukum yang
bersifat ideal adalah hukum yang akan selalu beradapatasi dengan tingkat
perkembangan masyarakat.10
10 Ibid.
Diundangkannya Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (UUPM) diharapkan dapat memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat
khususnya untuk mendorong, mengarahkan, dan mengendalikan berbagai kegiatan
pembangunan di bidang ekonomi. Selain itu dengan adanya UUPM diharapakan
pasar modal dapat memberikan kontribusi yang lebih besar sehingga tujuan atau
sasaran umum pembangunan di bidang ekonomi dapat tercapai, khususnya yang
terkait dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, maka pasar modal memiliki peran strategis yaitu sebagai lembaga
pembiayaan bagi dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi masyarakat
termasuk investor kecil maupun menengah.
Seiring dengan peran pasar modal tersebut, maka seringkali terdapat suatu
persepsi yang muncul dalam benak masyarakat umum, terutama dari calon
investor yang berasal dari golongan menegah, bahwa untuk dapat berinvestasi di
pasar modal memerlukan modal yang cukup besar dan keahlian khusus untuk
menganalisis pergerakan harga saham termasuk instrumen pasar modal lainnya.
Oleh karena itu, untuk menghilangkan persepsi yang demikian, maka UUPM telah
mengintrodusir suatu lembaga investasi baru yang dikenal dengan nama
Dengan adanya lembaga reksadana diharapkan dapat menciptakan persepsi
baru bahwa untuk berinvetasi di pasar modal sangat mudah dan modal yang
diperlukan tidak terlalu besar. Selain itu, munculnya lembaga reksadana juga
merupakan simbol yang mempertegas persepsi bahwa pasar modal bukan
merupakan wadah yang didominasi dan dimonopoli oleh investor – investor yang
memiliki modal besar saja. Melalui reksadana, masyarakat strata menengah ke
bawah dapat pula berpartisipasi untuk melakukan investasi dan juga menikmati
keuntungan yang menjanjikan dari saham dan instrumen investasi lainnya. Hal
tersebut juga seiring dengan tujuan utama pendirian reksadana untuk memperluas
basis pemodal lokal, sehingga semakin luas basis tersebut maka semakin
bekembang pula pasar modal di Indonesia.11
Secara faktual sejak dibentuk pertama kali pada tahun 1997, pada
kenyataannya eksistensi reksadana syariah berhasil menarik minat investor. Hal
tersebut dapat dilihat dengan adanya kenaikan nilai investasi reksadana syariah
samapi dengan tahun 2003 sebesar 17 % (tujuh belas per seratus).
Dalam perkembangannya, kemudian muncul bentuk inovatif dari lembaga
reksadana yang mekanisme pengelolaanya didasarkan prinsip – prinsip syariah
(Reksadana syariah). Munculnya reksadana syariah tersebut didorong oleh adanya
keinginan penerapan sistem bagi hasil dalam mekanisme pembagian
keuntungannya.
12
11
Ibid., hal. 5.
12
Ibid., hah. 6.
Kemudian
pula indeks syariah di bursa efek yang lebih dikenal dengan nama Jakarta Islamic
Index (JII)
Reksadana syariah juga sering disebut dengan istilah Islamic Investment
atau syariah Mutual Fund yang merupakan lembaga intermediasi yang membantu Surplus Uint (investor) dalam melakukan penempatan dana yang untuk
selanjutnya diinvestasikan kembali (reinvestment) kepada pihak – pihak yang
membutuhkan dana (deficit unit) sebagai tambahan modal kerja. Selain untuk
memberikan kemudahan bagi calon investor untuk berinvestasi di pasar modal
maka pembentukan Islamic Investment Fund atau syariah Mutual Fund juga
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kelompok investor yang menginginkan
keuntungan dari sumber dan mekanisme investasi yang bersih dan dapat
dipertanggungjawabkan secara religius serta tidak bertentangan dengan prinsip –
prinsip syariah.13
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang
menjadi pokok permasalahan adalah:
1. Bagaimanakah pengaturan reksadana syariah di Indonesia?
2. Bagaimanakah bentuk – bentuk pelaksanaan perjanjian (akad) dalam
mekanisme investasi melalui reksadana syariah?
3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap investor dalam investasi melalui
reksadana syariah?
13
C. Tujuan dan Manfaat Peneilitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaturan reksadana syariah di indonesia
2. Untuk menjelasakan bentuk pelaksanaan dari perjanjian (akad) dalam
mekanisme investasi melalui reksadana syariah.
3. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadapat investor dalam investasi
melalui reksadana syariah.
Selain dari tujuan di atas, penulisan skripsi ini juga memberikan manfaat
antara lain:
a. Secara Teoritis
Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah ini akan memberikan
pandangan dan pemahaman baru tentang reksadana syariah yang dapat
dijadikan alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan
memperoleh return investasi dari sumber yang bersih dan dapat dipertanggung
jawabkan secara syariah.
b. Secara Praktis
Secara praktis, pembahasan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para
pembaca terutama bagi para pihak yang terlibat dalam reksadana syariah dan
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang perlindungan hukum terhadap
D. Keaslian Penulis
Tinjauan yuridis tentang reksadana syariah sebagai alternatif investasi bagi
investor yang diangkat menjadi judul, skripsi ini merupakan hasil karya Penulis
sendiri dan belum pernah ditulis sebelumnya di fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara .
Dilihat dari permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan karya asli dengan melihat
dasar – dasar yang telah ada baik melalui literatur yang diperoleh dari
perpustakaan dan dari media masa baik media cetak maupun media elektronik,
yang dituangkan dalam skripsi ini. Bila ternyata suatu saat nanti terdapat judul
yang sama dengan skripsi ini, setelah skripsi ini dibuat, maka akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya.
E. Tinjauan Kepustakaan
Istilah investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire (memakai),
sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan investment. Istilah hukum
investasi berasal dari terjemahan bahasa Inggris yaitu investment of law. Dalam
peraturan perundang – undangan tidak ditemukan pengertian hukum investasi.
Untuk mengetahui arti dari hukum investasi tersebut, maka harus dicari dari
berbagai pandangan para ahli dan kamus hukum.
Para ahli dalam bidang investasi memiliki pandangan yang berbeda
mengenai konsep teoretis tentang investasi. Fitzgeral, mengartikan investasi
yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan
barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang”.14
Kamaruddin Ahmad mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
investasi adalah “Menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut”. Dalam defenisi tersebut, investasi dikontruksikan sebagai sebuah kegiatan
untuk menarik sumber dana yang digunakan untuk pemberian barang modal, dan
barang modal itu akan menghasilkan produk baru.
15
A.Abdurrahman,
Dalam defenisi ini, investasi difokuskan pada penempatan uang atau dana
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan sebagaimana yang diharapkan.
16
mengemukakan bahwa investasi (investment)
mempunyai dua makna, yakni: (1) Investasi berarti pembelian saham, obligasi dan
benda – benda tidak bergerak, setelah diadakan analisis akan menjamin modal
yang dilekatkan dan memberikan hasil memuaskan. Faktor – faktor tersebut yang
membedakan investasi dengan spekulasi. (2) Dalam teori ekonomi, inve stasi
berarti pembelian alat produksi (termasuk di dalamnya benda – benda untuk
dijual) dengan modal berupa uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)17
14
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelanggaraan Investasi di Pasar Modal
Syariah Indonesia, (Jakarta: Perdana Media Grup, 2009), hal. 183. 15
Ibid.
16
Ibid.
17
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) Ed ke-4, hal. 386.
disebutkan yang dimaksud dengan investasi berarti: (1) Penanaman
uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh
Dari berbagai pengertian investasi seperti tersebut di atas, tampak ada
perbedaan istilah dengan “penanaman modal”. Pada hakikatnya kedua istilah
tersebut mempunyai arti yang sama. Dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal dikemukakan bahwa “Penanaman Modal adalah
segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik oleh penanaman modal dalam
negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia”.
Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa investasi dan penanaman
modal adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum,
menyisihkan suatu usaha dengan harapan pada suatu waktu tertentu akan
mendapat hasil.
Hampir setiap hari kata “investasi” diperbincangkan banyak orang., tetapi
sebenarnya yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah “Metod of purchasing
asset in order to gain profit in the form of reasonably predictable income (dividen, interset or rentals) and/or appreciation over the long term”.18
18
Abdul Manan., Op. Cit., hal. 185.
Sejumlah hasil penanaman dana dalam jumlah tertentu yang sangat
ditentukan oleh kemampuan memprediksi masa depan, memprediksi masa depan
inilah yang membedakan istilah “investasi” dan “spekulasi”.
Investasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak lansung. Investasi
Reksadana sebagai salah satu instrumen pasar modal, merupakan salah
satu alternatif investasi yang sangat menarik terutama pemodal yang memiliki
dana yang relatif kecil.
Iwan P Pontjawinoto mengatakan bahwa:19
Ada 3 (tiga) hal yang terkait dari defenisi tersebut
“Reksa dana adalah kumpulan
dana dari pemodal yang mempunyai tujuan investasi yang bersamaan”. Karena itu
pemodal harus mempelajari tujuan dan kebijakan investasi reksadana yang
dicantumkan dalam prospektus.
Prospektus adalah suatu dokumen yang berisikan keterangan yang
dianggap penting dari suatu penawaran efek yang pasti akan terjadi. Dokumen
tersebut akan digunakan untuk emiten dan para penjamin emisi untuk menarik
minat pemodal penawaran efek.
Menurut Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang
dimaksud dengan reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam
bentuk portofolio efek oleh manajer investasi.
20
Portofolio efek adalah kumpulan surat – surat berharga (obligasi) saham,
surat – suart berharga komersial, dan lain – lain.
, yaitu: (1) adanaya
dana dari masyarakat investor; (2) dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio
efek; (3) dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana
yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para investor, sedangkan
manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
19
Marzuki Usman, Bunga Rampai Reksa Dana, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1997), hal. 17.
20
Menurut pasal 1 angka 11 Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal, disebutkan bahwa “Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan
usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio
investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi. Dana
pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatannya usahanya”.
Sedangkan, makna umum dari reksadana syariah (Islamic Investment
Funds) tidak jauh berbeda dengan makna reksadana pada umumnya. Yang
membedakan reksadana konvensional dengan reksadana syariah terletak pada
operasionalnya, dimana reksadana menggunakan ketentuan prinsip syariah.
Prinsip syariah di reksadana digunakan dalam bentuk akad antara pemilik moda
(rab al-mal) dengan manajer investasi (amil), pemilihan dan pelaksanaan
transaksi investasi, dan dalam penentuan pembagian hasil.
Islamic Investment Fund merupakan lembaga intermediaris yang
membantu surplus unit melakukan penempatan dan untuk diinvestasikan. Salah
satu tujuan dari reksadana syariah adalah memenuhi kebutuhan kelompok investor
yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih
dan dapat dipertanggungjawabkan secara religius, serta sejalan dengan
prinsip-prinsip syariah.
Dengan demikian, reksadana syariah adalah suatu wadah yang digunakan
oleh masyarakat untuk berinvestasi secara kolektif, di mana pengelolaan dan
kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Oleh karena itu, reksadana
syariah tidak boleh menginvestasikan dananya pada bidang-bidang yang
dari perusahaan yang pengelolaan dan produknya bertentangan dengan syariat
Islam; pabrik makanan atau minuman yang mengandung alkohol, daging babi,
rokok, tembakau, jasa keuangan konvensional, pornografi, pelacuran, serta bisnis
hiburan yang berbau maksiat.21
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor
20/DSN-MUI/IX/2000, Reksadana Syariah adalah “Reksadana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal
sebagai pemilik harta (shahibul maal/rabb al maal) dengan manajer investasi
sebagai wakil shahibul maal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil
shahibul maal dengan pengguna investasi”.22
Dari defenisi yang diuraikan di atas terdapat beberapa karakteristik
reksadana syariah,23
1. Batasan investasi reksadana syariah yaitu:
Batasan investasi reksadana syariah tidak akan membeli saham yang
diterbitkan oleh perusahaan yang jenis dan ruang lingkup kegiatannya
usahanya tidak sesuai dengan prinsip syariah Islam, yaitu perusahaan yang
memproduksi, memakai atau memberikan jasa – jasa yang tidak sesuai dengan
prinsip syariah Islam.
2. Keberadaan Dewan Pengawas Syariah - Dewan Nasional Syariah.
Dewan pengawas syariah bertugas memberikan arahan kegiatan Manajer
Investasi agar sentiasa sesuai dengan syariah Islam.
21 Yusuf Muhammad, Bisnis Syariah, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), hal. 178.
22
Pasal 6 angka 1 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
23
3. Tata Cara Investasi
Investasi dalam reksadana syariah dilakukan dengan menghindari Gharar
(resiko yang tidak wajar) dan Masyir (bersifat judi).
4. Penyisihan Pendapatan
Pendapatan yang tidak sesuai dengan syariah Islam harus disisihkan dan akan
dikeluarkan dalam laporan keuangan
5. Penyaluran Zakat Maal
Manajer investasi menawarkan jasa untuk memotong zakat Maal para
pemodal .
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan
dengan permasalahan yang diangkat di dalamnya. Dengan demikian, penelitian
menganalisis hukum yang tertulis.
2. Data dan Sumber Data
Dalam menyusun skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah
bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.
Bahan hukum primer, yaitu bahan – bahan hukum yang mengikat dan
terdiri Undang – Undang Dasar 1945, Undang – Undang, Peraturan Pemeintah,
Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah. Bahan – bahan
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti RUU, hasil – hasil penelitian atau
pendapat pakar hukum.
Bahan tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukm sekunder, seperti kamus (hukum),
ensiklopedia.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
penelitian hukum normatif. Dengan pengumpulan data secara studi pustaka
(library Reseach).
Penulis menggunakan suatu penelitian kepustakaan/library reseach.
Dalam hal ini penelitian hukum dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan
atau disebut dengan penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan
cara meneliti bahan pustaka yang disebut dengan data sekunder, berupa perundang
– undangan, karya ilmiah para ahli, sejumlah buku – buku, artikel – artikel baik
dari surat kabar, majalah maupun media elektronik yang semua itu dimaksudkan
untuk memperoleh data – data atau bahan – bahan yang bersifat teoritis yang
dipergunakan sebagi dasar dalam penelitian.
4. Analisis Data
Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini termasuk ke
merupakan kegiatan untuk melakukan analisis terhadap permasalahan yang
dibahas. Analisis data dilakukan dengan:24
a. Mengumpulkan bahan – bahan hukum yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti.
b. Memilih Kaidah – kaidah hukum/ doktrin yang sesuai dengan peneiltian.
c. Mensistematisasikan kaidah – kaidah hukum, azas atau pasal atau doktrin
yang ada.
d. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif kualitatif.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjadi salah satu metode yang dipakai dalam
melakukan penulisan skripsi ini, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam
menyusun serta mempermudah pembaca untuk memahami dan mengerti isi dari
skripsi ini. Keseluruhan skripsi ini meliputi 5 (lima) bab yang secara garis besar
isi bab – bab di uraikan sebagi berikut:
BAB PERTAMA : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,
tinjauan kepustakaan, metode penulisan serta sistematika
penulisan.
24
BAB KEDUA : PENGATURAN REKSADANA SYARIAH DI
INDONESIA
Dalam bab ini akan diuraikan tentang pengertian
reksadana syariah, sejarah reksadana syariah di Indonesia,
jenis dan bentuk badan hukum reksadana, pengaturan
reksadana syariah.
BAB III : BENTUK – BENTUK PELAKSANAAN PERJANJIAN
(AKAD) DALAM MEKANISME INVESTASI
REKSADANA SYARIAH
Dalam bab ini akan diuraikan tentang para pihak dalam
reksadana syariah, hak dan kewajiaban para pihak dalam
reksadana syariah, penerapan prinsip syariah dalam
pengelolaan reksadana syariah, bentuk pelaksanaan
perjanjian (akad) dalam mekanisme investasi melalui
reksadana syariah.
BAB KEEMPAT : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR
DALAM INVESTASI MELALUI REKSADANA
SYARIAH
Dalam bab ini akan diuraikan tentang manfaat dan risiko
investasi melalui reksadana syariah, Bapepam dan DSN
sebagai lembaga pengawas, wanprestasi dalam perjanjian
terhadap investor dalam investasi melalui reksadana
syariah.
BAB KELIMA : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan yang
merupak jawaban dari permasalahan yang dikemukakan
BAB II
PENGATURAN REKSADANA SYARIAH DI INONESIA
A. Pengertian Reksadana Syariah
Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan unit trust yang berarti unit
(saham) kepercayaan dan di Amerika dikenal dengan sebutan mutual fund yang
berarti dana bersama dan di Jepang dikenal dengan sebutan investment fund yang
berarti pengelolaan dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan.25 Secara
bahasa reksadana tersusun dari dua konsep, yaitu reksa yang berarti jaga atau
pelihara dan konsep dana yang berarti (himpunan) uang. Dengan demikian secara
bahasa reksadana berarti kumpulan uang dipelihara.26
Secara istilah, menurut Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, reksadana adalah “Wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari Reksadana merupakan dana bersama yang dioperasikan oleh suatu
perusahaan investasi yang mengumpulkan uang dari pemegang saham dan
menginvestasikannya ke dalam saham, obligasi, opsi, komoditas, atau sekuritas
pasar uang. Reksadana seperti ini menawarkan keunggulan diversifikasi dan
manajemen profesional kepada investor. Untuk jasa ini mereka biasanya
membebankan suatu biaya manajemen, biasanya 1% atau kurang dari aktiva per
tahun.
25
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangna Syariah, (Medan: Prenada Media, 2009), hal. 165.
26
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi”.27
Upaya pemilihan portofolio efek merupakan upaya minimalisasi risiko di
mana diversifikasi adalah solusinya. Diversifikasi merupakan proses konstruksi
portofolio dengan melibatkan beberapa instrumen investasi yang berbeda –
beda.
Dari defenisi di atas reksadana dapat dipahami sebagai suatu wadah di
mana masyarakat dapat menginvestasikan dananya oleh pengurusnya, yaitu
manajer investasi, dana tersebut diinvestasikan ke portofolio efek.
28
Cara diversifikasi bisa di satu instrumen maupun lintas instrumen. Cara
diversifikasi lintas instrumen dapat dilakukan dengan membeli beberapa jenis
instrumen investasi yang berbeda – beda, misalnya sebagian dana diinvestasikan
di saham, sebagian di obligasi dan sebagian yang lain di bank.29
Dana yang dikelola oleh manajer investasi merupakan dana milik investor.
Dalam hal ini manajer investasi adalah pihak yang dipercayakan untuk mengelola
dana. Manajer investasi adalah pihak yang kegiatannya usahanya mengelola
portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif
untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank
yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku30
27
Pasal 1 angka 27 Undang–Undang No. 8 Tahun 1995 tantang Pasar Modal.
28
. Nasabah di sini bisa berarti individu atau institusi misalnya
perusahaan, yayasan, dana pensiun atau reksadana. Manajer investasi dalam
perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan penyelesaian transaksi reksadana,
melakukan penyimpanan, penjagaan, dan pengadministrasian kekayaan reksadana.
Gambar 1
Berinvestasi pada reksadana tidaklah sulit, cukup hubungi manajer
investasi reksadana yang anda pilih, kemudian isi formulir penyertaan modal/
pembelian unit penyertaan dan transfer uang ke bank kustodian. Setelah itu bukti
setor dan formulir yang telah diisi dikrimkan ke manajer investasi tersebut.
Peserta akan mendapat tanda bukti penyertaan modal di reksadana yang
dikirimkan langsung ke alamat peserta. Besarnya uang investasi minimal
ditentukan oleh manajer investasi dan telah tercantum resmi dalam prospektus
Di samping reksadana konvensional, telah hadir pula reksadana syariah.
Reksadana syariah merupakan alternatif karena adanya sikap ambivalensi
(mendua) pada diri umat Islam, di satu isi ingin menginvestasikan modal yang
dimiliki pada reksadana, tetapi di sisi yang lain memiliki ketakutan melanggar
ketentuan – ketentuan yang ada dalam syariat Islam.32 Oleh karena itu, kehadiran
reksadana syariah bisa menghindarkan umat Islam dari pelanggaran terhadap
syariat Islam, karena reksadana syariah dalam operasionalnya menggunakan
prinsip – prinsip syariah. Di samping itu, reksadana syariah hadir sebagai salah
satu model dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan pasar modal Indonesia.33
Menurut Ossama Nassar reksadana syariah atau Islamic Investment Funds
adalah:
Reksadana syariah merupakan cara mudah bagi investor untuk berinvestasi karena
dikelola manajemen profesional, diversifikasi investasi, transparansi informasi,
dan likuid.
34
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik
harta (sahib sl-mal/ rabb mal) dengan manajer investasi sebagai wakil sahib al-Merupakan intermediaries yang membantu surplus unit melakukan penempatan dana yang diinvestasikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kelompok investor yang menginginkan memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih yang dapat dipertanggungjawabkan secara religius, yang memang sejalan sengan prinsip syariah. Karenanya dipenuhinya nilai syariah ini menjadi tujuan paling utama.
mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal dengan
pengguna investasi.35 Dengan demikian, reksadana syariah adalah reksadana yang
pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu kepada syariah Islam.
Reksadana syariah tidak akan menginvestasikan dananya pada obligasi dari
perusahaan yang pengelolaannya atau produknya bertentangan dengan syariah
Islam misalnya pabrik minuman beralkohol, industri pertenakan babi, jasa
keuangan yang melibatkan riba dalam operasionalnya dan bisnis yang
mengandung maksiat.36
Reksadana syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat
dijadikan alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan (+) return
dari sumber yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara syariah. Tujuan
utama reksadana syariah bukan semata – mata hanya mencari keuntungan, tetapi
juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, komitmen pada nilai –
nilai religiusitas, meskipun tanpa harus mengabaikan kepentingan para investor.37
Reksadana syariah akan memiliki peranan besar dalam pembangunan
ekonomi, karena dapat memobilisasi dana dari masyarakat pemodal untuk
pertumbuhan dan pengembangan perusahaan nasional baik Badan Usaha Milik
Neagar (BUMN) maupun swasta. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para
pemodal kecil yang ingin berperan serta dalam kegiatan pasar modal, meskipun
dengan penyertaan dana yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko
yang sedikit.
35
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
36
Andri Soemitra, Op. Cit., hal. 168-169.
37
B. Sejarah Reksadana Syariah di Indonesia
Reksadana mulai dikenal sejak abad ke-19. Cikal bakal Industri bisa
dirunut pada tahun 1870, ketika Robert Fleming, seorang tenaga pembukuan
pabrik tekstil dari Skotlandia, dikirim ke Amerika untuk mengelola investasi milik
bosnya. Di Amerika ia melihat peluang investasi baru, yang muncul menyusul
berakhirnya Perang Saudara.
Ketika pulang ke negerinya, Robert Fleming menceritakan temuannya
tersebut kepada beberapa temannya. Ia berniat untuk memanfaatkan peluang
tersebut, tetapi ia tidak mempunyai cukup modal. Masalah ini mendorongnya
untuk mengumpulkan uang dari teman – temannya dan kemudian membentuk the
Scottish American Investment Trust, perusahaan menajemen investasi pertama di
Inggris, pada 1873. Perusahaan ini mirip dengan apa yang sekarang dikenal sebagi
reksadana tertutup (Closed-end fund).
Di Indonesia, instrumen reksadana mulai dikenal pada tahun 1995, yakni
dengan diluncurkannya PT. BDNI Reksadana. Berdasarkan sifatnya BDNI
Reksadana adalah reksadana tertutup mirip the Scottish American Investment
Trust. Seiring dengan hadirnya Undang – Undang Pasar modal pada tahun 1995,
mulailah reksadana tumbuh secara aktif. Reksadana yang tumbuh dan
berkembang pesat adalah reksadana terbuka. Jika pada tahun 1995 tumbuh 1
reksadana dengan dana yang dikelola sebesar Rp. 356 miliar, maka pada tahun
reksadana terbuka atau reksadana yang berupa kontrak investasi kolektif dengan
total dana yang dikelola sebesar Rp. 5,02 miliar.38
Hadirnya Bank Muamalat, Asuransi Takaful, dan tumbuhnya lembaga
keuangan syariah menimbulkan sikap optimis meningkatnya lembaga keuangan
syariah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi yang berbasis
pada investor muslim. Bapepam mulai melakukan inisiatif untuk mewadahi
muslim, maka mulai tahun 1997 dihadirkan reksadana syariah dengan produknya
yang bernama Danareksa syariah, yang disahkan keberadaanya oleh Bapepam
pada tanggal 12 Juni 1997. Reksadana syariah yang diidrikan itu berbentuk
kontrak investasi kolektif (KIK) berdasarkan UUPM, yang dituangkan dalam
Akta Nomor 24 tanggal 12 Juni 1997 yang dibuat di hadapan Notaris Djedjem
Wijaya, di Jakarta antara PT. Danareksa Fund Management sebagai manajer
investasi dengan Citibank N.A. Jakarta sebagai Bank kustodian. PT. Danareksa
Fung Management sendiri, sebagai manajer investasi diirikan pada tanggal 1 Juli
1992, yang kemudian dilegitimasi oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat
keputusan nomor C2/7283.HT.01.YH.92 tanggal 3 September 1992.39
Nilai investasi reksadana di Indonesia mengalami perkembangan yang
cukup signifikan apabila dibandingkan dengan tingkat nilai pertumbuhan jenis
investasi lainnya. Sampai Februari 2005, total dana kelolaan industri ini berjumlah
lebih dari Rp 110 triliun. Perkembangan ini ditunjang oleh regulasi pasar modal
yang kondusif, jumlah manajer investasi yang meningkat, munculnya produk unit
38
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hal. 201.
39
link yang berbasiskan investasi dan asuransi, dan keluarnya surat utang negara dan
obligasi korporasi 40
Perkembangan reksadana syariah di Indonesia juga mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Sampai Agustus 2005 total dana kelolaan
syariah mencapai Rp 1,5 triliun dan hingga akhir tahun 2005 telah terdapat 17
reksadana syariah telah dinyatakan efektif oleh Bapepam.41
Perkembangan ini terhambat dengan terjadinya krisis yang menimpa
reksadana Indonesia sehingga total dana kelolaan tinggal hanya 28 triliun per
Desember 2005. Kejadian ini dipicu oleh peningkatan harga minyak dunia,
depresiasi rupiah, dan kenaikan tingkat suku bunga yang membuat investor
reksadana memindahkan dana mereka ke instrumen investasi lain. Krisis ini juga
menimpa reksadana syariah. Total dana kelolaanya turun menjadi hanya Rp 415
miliar rupiah.42
40
Nurul Huda dan Musatafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Pernada Meida Grup, 2007), hal. 128.
41
Ibid.
42
Ibid., hal. 128-129.
Meskipun dipengaruhi oleh faktor eksternal di atas, salah satu hal yang
justru memiliki pengaruh besar terhadap krisis reksadana pada media kedua 2005
adalah terjadinya redemption besar – besaran yang dilakukan para investornya.
Pemahaman sebagian investor yang salah terhadap investasi pada reksadana dan
perilaku terhadap risiko yang irasional telah membuat mereka justru menarik dana
mereka secara bersamaan dalam jumlah besar sehingga menyebabkan turunnya
Namun dalam hal yang menarik terjadi selama krisis. Meskipun akhirnya
juga tertimpa krisis, reksadana syariah tidak mengalami krisis secepat reksadana
konvensional. Jika pada reksadana konvensional, krisis telah terjadi pada bulan
Maret 2005, reksadana syariah baru mengalami bulan Septembar 2006. salah satu
hal yang memungkinkan adalah adanya perbedaan pengetahuan dan perilaku
investor reksadana syariah dengan konvensional.43
Beberapa reksadana Syariah yang diluncurkan pada tahun 2004, sebagai
berikut:
44
1. Pada Januari 2004, PT Permodalan Nasional Madani Investment Management
(PNM-IM) melakukan kerja sama dengan bank Internasional Indonesia (BII)
Syariah Platinum Acces untuk memasarkan reksadana syariah. BII Syariah
Platinum Acces, dalam hal ini, berperan sebagai agen penjual sekaligus bank
penerima pembayaran reksadana PNM syariah yang dikelola PNM-IM.
2. Agustus 2004, Manajer investasi PT Andalan Artha Advisindo (AAA)
Sekuritas bekerja sama dengan unit usaha syariah Bank Danamon
meluncurkan produk reksadana syariah. Produk reksadana yang diberi nama
AAA Syariah Fund tersebut dimaksudkan untuk melayani nasabah yang
membutuhkan layanan pengelolaan investasi berprinsip syariah.
3. September 2004, PT Permodalan Nasional Madani Investment Management
(PNM-IM) meluncurkan dua produk reksadana terbarunya, yatiu reksadana
PNM Amanah Syariah dan reksadana PNM PUAS (Pasar Unag Andalan
43
Ibid., hal. 129. 44
Saya). Kedua jenis reksadana ini melengkapi produk reksadana PNM-IM yang
sudah lebih dahulu dipasarkan.
4. November 2004, Bank Syariah Mandiri meluncurkan produk reksadana
syariah. Bekerja sama dengan Mandiri Sekuritas selaku manajer investasi dan
Deutche Bank sebagai Bank kustodian, produk reksadana syariah ini
menawarkan pilihan investasi dengan return yang lebih menarik kepada
nasabah BSM.
5. Desember 2004, Manajemen PT Bhakti Asset Management (BAM)
mengeluarkan produk reksadana baru yang di beri nama BIG Dana Syariah.
Reksadana ini merupakan reksadana terbuka Kontrak Invetasi Kolektif (KIK)
dengan hasil investasi yang bersih dari unsur riba dan gharar.
Dari segi return reksadana syariah masih lebih kecil dari reksadana
konvensional, hal ini disebabkan portofolio reksadana syariah masih sangat
terbatas (misalnya tidak boleh investasi pada pasar valuta asing kecuali spot
market, tidak boleh menginvestasikan dana pada sektor usaha yang tidak halal
seperti perbankan konvensioanl, rokok, atau perusahaan yang memproduksi
minuman keras). Hasil penelitian Karim Busness Consulting (KBC) rata – rata
reksadana syariah untuk kategori pendapatan tetap (fix income) memberikan
return 11,60. Sedangkan, reksadana konvensional memberikan return rata – rata
13,89. Untuk kategori campuran pun, reksadana syariah memberi return di bawah
reksadana konvensional. Reksadana memberikan return rata – rata 23,62 dan
reksadana dengan fix income masih kompetitif dibandingkan dengan reksadana
konvensional.45
NO.
Tabel 1
Reksadana yang Terbit dengan Skim Syariah
Nama Reksadana Jenis Manajer
Investasi
Peluncuran
1. BNI Dana Syariah Pendp. Tetap BNI Securities 23-Apr-2004
2. Dompet Dhuafa Batasa Syariah
Pendp. Tetap Batasa Capital 26-Jul-2004
3. I Haji Syariah Fund Pendp. Tetap Insight
Pendp. Tetap Lautandhana 09-Sep- 2005
6. AAA Syariah Fund Campuran AAA Sekuritas 28-Des-2004
7. AAA Amanah Syariah Fund
Campuran AAA Sekuritas 21-Jun-2005
8. Batasa Syariah Campuran Batasa Capital 22-Jul-2003
9. BNI Dana Plus Syariah
Campuran BNI Scurities 23-Apr-2004
10. BSM Investa Syariah
Campuran Mandiri Mi 25-Jun-2004
11. Danareksa Syariah Berimabang
Campuran Danareksa 01-Dea-2000
12. PNM Syariah Campuran PNM
Investment
25-Mei-2000
13. IPB Syariah Campuran Kresna Graha
Sek.
15-Des-2005
Sumber: Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution.
Perkembangan investasi reksadana sangat dipengaruhi oleh pengetahuan
investor dan perilaku investor terhadap risiko. Investor seharusnya memiliki
45
pengetahuan dalam membedakan sarana – sarana/instrumen investasi yang hendak
mereka pakai dan menyesuaikan dengan profil risiko yang bisa di terima.
C. Jenis dan Bentuk Hukum Reksadana 1. Jenis Reksadana
Pembagian jenis reksadana dapat di lakukan dengan beberapa cara, antara
lain, yaitu bila ditinjau dari sifatnya, tujuan investasinya serta dari jenis
investasinya.
Ditinjau dari sifatnya, reksadana terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Reksadana Terbuka (open-end Fund)
Open-end fund biasa dikenl di Indonesia dengan sebutan reksadana
terbuka. Reksadana terbuka (open-end fund) merupakan perusahaan investasi
yang menawarkan dan membeli kembali saham – sahamnya dari investor sampai
sejumlah unit penyertaan yang sudah dikeluarkan.46
Reksadana terbuka dapat dibedakan lagi berdasarkan dikenakan atau
tidaknya biaya penjualan (service charge) dan biaya pembelian kembali
(redemption fee). Pengenaan biaya komisi tersebut dinamakan load funds,
sedangkan apabila tanpa biaya dinamakan no-load funds. Load funds menetapkan
biaya sales/entry charge, sehingga harga penawaran sebuah unit penyertaan Berbeda dengan reksadana
tertutup, reksadana terbuka memberi peluang untuk menjual/membeli kembali
unit penyertaan. Meskipun tidak tercatat di bursa efek, reksadana terbuka lebih
disukai investor karena lebih likuid. Artinya, unit penyertaannya lebih mudah
dituangkan dengan harga pasar dari pada saham reksadana tertutup.
46
adalah sebesar Nilai Aktiva Bersih (NAB) ditambah biaya penjualan tersebut.
Karena biaya penjualannya dikenakan di muka, maka dinamakan up-front load
funds. Begitu pula sebaliknya, no-load funds tidak mengenakan biaya penjualan
(sales charge) untuk pembelian awal, sehingga harga penawarannya akan sama
dengan NAB. Akan tetapi, biasanya pada saat melakukan penjualan kembali
(redemption), perusahaan investasi jenis ini menetapkan adanya redemption/exit,
sehingga harga unit penyertaan adalah NAB ditambah biaya penjualan kembali
(redemption fee). Dan biaya penjualannya dikenakan di belakang, maka
dinamakan back-and load funds.47
1) Reksadana dapat mengeluarkan atau menjual saham atau unit penyertaan baru
secara terus menerus sepanjang ada pemodal yang bersedia membelinya. Di samping yang telah disebutkan, terdapat ciri – ciri lain dari reksadana
terbuka, yaitu:
2) Saham atau unit penyertaan reksadana tidak perlu dicatat di burs efek, dan
dapat diperjual belikan di luar bursa (over the counter).
3) Pemodal dapat menjual kembali saham atau unit penyertaan reksadana yang
dimilikinya kepada reksadana.
4) Harta jual atau beli saham atau unit penyertaan reksadana berdasarkan NAB
yang setiap harinya harus dihitung oleh bank kustodian.
Nilai Aktiva Bersih merupakan jumlah aktiva atau kekayaan reksadana
setelah dikurangi kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per unit penyertaan
merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah nilai unit penyertaan yang telah
beredar (dimiliki investor) pada saat tertentu. NAB persaham/unit dihitung setiap
hari oleh bank kustodian setelah menerima dana dari manajer investasi. Besarnya
NAB berfluktuasi setiap harinya, tergantung dari perubahan nilai efek portofolio.
Meningkatnya NAB mengindikasikan naiknya nilai investasi pemegang saham
atau unit penyertaan. Begitu pula sebaliknya, menurun berarti berkurangnya nilai
investasi pemegang unit penyertaan.48
b. Reksadana Tertutup (close-endFund)
Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan
pengertian tentang reksadana terbuka sebagai suatu reksadana yang dapat
menawarkan dan membeli kembali saham – sahamnya dari para pemodal sampai
dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan.
Closed-end fund (reksadana tertutup) adalah sautu bentuk reksadana di
Amerika Serikat yang serupa dengan reksadana tertutup di Indonesia. Reksadana
tertutup atau closed-end fund adalah reksadana yang jumlah saham beredarnya
tidak berubah. Dengan demikian, reksadana tertutup hanya dapat menjual saham
reksadana kepada investor sampai batas jumlah modal dasar dalam anggaran
dasar.49
Disebut reksadana tertutup, karena reksadana ini tertutup dalam jumlah
saham yang bisa diterbitkan, atau dalam hal menerima masuknya investor baru
melalui penerbitan saham baru. Reksadana tertutup ini tidak membeli kembali
(redeem) saham – sahamnya yang telah dijual kepada investor. Dengan kata lain,
48
Ibid., hal. 81.
49
investor tidak dapat menjual kembali saham – saham yang telah dibeli kepada
reksadana yang bersangkutan.
Pada reksadana tertutup, penawaran umum sama seperti proses emisi
saham dari perusahaan yang go publik. Setelah masa penawaran berakhir, maka
saham itupun akan dicatatkan dan diperdagangkan di lantai bursa, seperti hanya
saham perusahaan lainnya. Jadi, apabila seseorang investor ingin membeli saham
reksadana, maka investor tersebut harus membelinya melalui bursa efek. Karena
saham reksadana tidak bisa dibeli atau dijual kembali pada perusahaan reksadana
yang mengeluarkan saham semula, maka disebut “closed”.50 Di bursa efek Jakarta
telah tercatat PT BDNI Reksadana sebagai reksadana tertutup pertama yang
mendaftarkan diri di Indonesia. 51
1) Reksadana hanya dapat mengeluarkan atau menjual sahamnya sampai batas
modal dasar.
Sedangkan ciri – ciri lain dari reksadana tertutup adalah:
2) Tidak membeli kembali saham – sahamnya yang telah dijual kepada investor.
3) Investor tidak dapat menjual kembali saham reks dana yang dimiliki.
4) Reksadana dicatat di bursa efek (pasar sekunder)
c. Unit Investment Trusts
Reksadana dengan jenis Unit Investment Trust (UIT) merupakan suatu
perusahaan di bidang investasi yang membeli portofolio efek dengan
menggunakan kumpulan dana (harta kekayaan) dari pemegang saham atau unit
penyertaan. Portofolio obligasi kemudian akan disimpan pada Trustee (biasanya
50
Ibid., hal. 83.
51
bank) sebagai kustodian lansung sampai dengan batas jatuh tempo dari obligasi –
obligasi tersebut. Setelah jatuh tempo maka dibayar kepada pemegang saham atau
unit penyertaan UIT, yang sudah membeli saham atau unit penyertaan dari UIT
pada saat penawaran umum pertama kali UIT tersebut. UIT tidak memberikan hak
untuk bersuara sebagaimana halnya saham dalam reksadana perseroan terbatas. 52
Bila ditinjau dari portofolio investasinya, terdapat 4 (empat) jenis
reksadana yaitu:
Sebagaimana suatu reksadana terbuka yang tidak memiliki direksi dan
menerbitkan efek yang dapat dijual kembali, pemegang saham atau unit
penyertaan UIT dapat melakukan redeem atau penjualan kembali unit penyertaan
tersebut dan menawarkannya kembali kepada publik.
53
1) Reksadana Pasar Uang (money market funds)
Reksadana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek yang bersifat utang
dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga
likuiditas dan pemeliharaan modal.
2) Reksadana Pendapatan Tetap (fixed income funds)
Reksadana jenis ini melakukan investasi sekurang – kurangnya 80 %dari
aktiva dalam bentuk efek yang bersifat utang. Reksadana ini memiliki risiko
relatif lebih besar dari reksadana pasar uang. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
52
Ibid.
53
3) Reksadana Saham (equity funds)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang – kurangnya 80 % dari aktiva
alam bentuk efek yang bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada
saham, maka risikonya lebih tinngi dari dua jenis reksadana sebelumnya,
namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
4) Reksadana Campuran (discretionary funds)
Reksadana jenis ini melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan
efek yang bersifat utang.
Dilihat dari tujuan investasinya, terdapat 3 (tiga) jenis reksadana yaitu
sebagai berikut:54
1) Growth funds
Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana.
Reksadana jenis ini biasanya mengalokasikan dananya pada saham.
2) Income fund
Reksadana yang mengutamakan pendapatan konsten. Reksadana jenis ini
mengalokasikan dananya pada surat utang atau obligasi.
3) Safety fund
Reksadana yang lebih mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan.
Reksadana jenis ini umumnya mengalokasikan dananya di pasar uang, seperti
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan surat utang jangka pendek.
54
2. Bentuk Hukum Reksadana
Untuk melakukan investasi, para calon investor akan lebih baik apabila
mengetahui bentuk dan macam reksadana yang akan digunakan sebagai tempat
invstasi. Dari segi sifatnya, menurut Pasal 18 ayat 1 Undang – Undang Pasar
Modal bentuk badan hukum reksadana dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Reksadana Perseroan
Reksadana berbentuk perseroan adalah suatu Perseroan Terbatas (PT)
yang dari sisi badan hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya, perbedaan
hanya terletak pada jenis usaha yang dijalankan. Dalam bentuk ini, perusahaan
penerbit reksadana menghimpun dana melalui penjualan saham kepada para
investor, sehingga mereka memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut.
Hasil dari penjualan saham kemudian diinvestasikan ke dalam berbagai jenis efek
(surat berharga) yang diperdagangkan di pasar modal atau pasar uang.55
Reksadana berbentuk perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu
perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan portofolio investasi pada surat
berharga yang tersedia di pasar investasi. Dari pengelolaan tersebut, PT reksadana
akan memperoleh keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai aset perusahaan
(sekaligus nilai sahamnya), yang kemudian akan dibagi hasilkan kepada para
investor yang memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut.56
Adapun ciri – ciri reksadana berbadan hukum perseroan adalah:57
1) Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT).
2) Pengelola kekayaan reksadana dengan manajer investasi yang ditunjuk.
55
Burhanuddin Susanto, Op. Cit., hal. 79.
56
Ibid.
57
3) Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara manajer
investasi dengan bank kustodian.
Gambar 2
Skema Mekanisme Kegiatan Reksadana Berbentuk Perseroan
Pernyataan
b. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Reksadana kontrak investasi kolektif (KIK) merupakan kontrak antara
manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan di
mana manajer investasi diberi kewenangan untuk mengelola portofolio investasi