Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL DAN AIR REBUSAN KULIT BATANG INGUL (Toona sinensis M. Roem)
TERHADAP BEBERAPA BAKTERI
SKRIPSI
Oleh:
REINA FAHWID SIREGAR 071524054
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL DAN AIR REBUSAN KULIT BATANG INGUL (Toona sinensis M. Roem)
TERHADAP BEBERAPA BAKTERI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
REINA FAHWID SIREGAR 071524054
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
Lembar Pengesahan Skripsi
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL DAN AIR REBUSAN KULIT BATANG INGUL (Toona sinensis M. Roem)
TERHADAP BEBERAPA BAKTERI Oleh:
REINA FAHWID SIREGAR NIM 071524054
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Pada Tanggal : Agustus 2009
Disetujui oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji
(Drs. Nahitma Ginting, M.Si., Apt.) (Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS., Apt.) NIP 195406281983031002 NIP 130535838
Pembimbing II (Drs. Nahitma Ginting, M.Si., Apt.) NIP 195406281983031002
(Dra. Masfria, MS., Apt) (Dra. Erly Sitompul, M.Si., Apt.) NIP 195707231986012001 NIP 195006121980021001
(Dra. Suwarti Aris, M.Si., Apt.) NIP 195107231982032001
Dekan
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi ini untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana Farmasi pada
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
terimakasih yang tiada hentinya kepada Ibunda tercinta Kembarni Chaniago dan
Ayahanda Halif Siregar serta Adinda Andry Fahreza siregar yang telah
memberikan kasih sayang, doa serta dorongan kepada penulis selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang
tulus kepada :
1. Bapak Drs. Nahitma Ginting M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Masfria MS.,
Apt., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan selama penelitian hingga
selesainya penulisan skripsi ini
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah mensahkan dan
memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini
3. Ibu Dr. Julia Reveny, Apt., selaku dosen wali yang selama ini telah
banyak membina dan membimbing penulis selama masa pendidikan
4. Bapak Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS., Apt., Ibu Dra. Erly
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada
penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini
5. Bapak Kepala Laboratorium Farmakognosi dan Mikrobiologi USU
atas segala fasilitas yang diberikan hingga penelitian ini dapat
terselasaikan
6. Bapak/Ibu dosen Fakultas Farmasi USU yang telah memberikan
didikan dan bimbingan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas
Farmasi USU
7. Teman – teman farmasi ekstensi stambuk 07 rani, hani, evi, delly, iza,
reny, puji fahma, ike, ulfa, silmy yang telah memberikan semangat dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi ini.
8. Teman – teman Ekstensi Farmasi stambuk 2007 terima kasih buat
kebersamaannya.
9. Serta semua pihak yang langsung maupun tidak langsung telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala
kebaikan yang telah diberikan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin
Medan, Agustus 2009
Penulis
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etanol dan Ekstrak Air Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri
Abstrak
Berbagai macam penyakit dapat diobati dengan memanfaatkan ramuan
dari tumbuh – tumbuhan yang mudah didapat di sekitar rumah, penggunaan
ramuan tumbuhan tersebut secara tradisional tidak ada efek samping yang
ditimbulkan seperti yang terjadi pada pengobatan kimia. Salah satu tumbuhan obat
tersebut adalah kulit batang ingul (Toona sinensis M. Roem). Kulit batang ini
dimanfaatkan masyarakat untuk pengobatan diare dan disentri. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol dan ekstrak air
kulit batang ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis.
Ekstraksi dilakukan secara perkolasi dengan menggunakan pelarut etanol
dan Ekstrak air diperoleh dengan perebusan kulit batang ingul (Toona sinensis M.
Roem) segar. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar
menggunakan pencadang punch hole.
Hasil penelitian diperoleh kadar air 7,32%. Pengujian Aktivitas antibakteri
ekstrak etanol dan ekstrak air kulit batang ingul (Toona sinensis M. Roem)
menunjukkan hasil yang berbeda. Pada konsentrasi 75 mg/ml ekstrak etanol telah
memberikan aktivitas antibakteri untuk Escherichia coli, Bacillus subtilis dan
konsentrasi 100 mg/ml untuk bakteri Shigella dysenteriae, sedangkan ekstrak air
memberikan aktivitas pada konsentrasi 200 mg/ml untuk bakteri Escherichia coli,
Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis. Konsentrasi terkecil yang masih
menghambat pertumbuhan bakteri untuk ekstrak etanol adalah 6 mg/ml untuk
bakteri Escherichia coli dan Shigella dysenteriae, konsentrasi 8 mg/ml untuk
Bacillus subtilis dan ekstrak air adalah 8 mg/ml untuk Escherichia coli dan
Shigella dysenteriae, konsentrasi 10 mg/ml untuk bakteri Bacillus subtilis.
Kata kunci : Toona sinensis M. Roem, Escherichia coli, Shigella dysenteriae,
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
Antibacterial Activity Test of Ethanol and Water Extract of Ingul (Toona sinensis M. Roem) Cortex for Several Bacterials
Abstract
There are many kinds of disease could be cured with use the ingredients of
plants that easy found in around of house, the use of plant ingredients haven’t side
effect like chemical cure. One of medicinal plants is ingul (Toona sinensis M.
Roem). It is used by society for diarrhea and dysentry. The purpose of this
research is to know cause of giving ethanol and water extract of ingul cortex
(Toona sinensis M. Roem) for growth bacterial Escherichia coli, Shigella
dysenteriae and Bacillus subtilis.
Extraction is done by percolatian with use ethanol solvent and water
extract is gotten by boiling fresh ingul (Toona sinensis M. Roem) cortex.
Antibacterial activity test is done by Agar Diffussion Method with use disk punch
hole.
The result of this research is percent of water 7,32%. Antibacterial activity
test between ethanol extract and water extract of ingul cortex (Toona sinensis M.
Roem) shows a different result. Concentration 75 mg/ml ethanol extract gives
antibacterial activity for Escherichia coli and Bacillus subtilis, concentration 100
mg/ml for Shigella dysenteriae. Water extract gives antibacterial activity at
concentratian 200 mg/ml for Escherichia coli, Shigella dysenteriae and Bacillus
subtilis. Minimum inhibitory concentration of ethanol extract is 6 mg/ml for
Escherichia coli and Shigella dysenteriae, concentration 8 mg/ml for Bacillus
subtilis and water extract is 8 mg/ml for Escherichia coli and Shigella
dysenteriae, concentration 10 mg/ml for Bacillus subtilis.
Key words : Toona sinensis M. Roem, Escherichia coli, Shigella dysenteriae,
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... ABSTRACT ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Hipotesis ... 3
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Manfaat ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Uraian Tumbuhan ... 4
2.1.1 Penyebaran dan Habitat ... 4
2.1.2 Meliaceae ... 4
2.1.3 Deskripsi Tumbuhan ... 4
2.1.4 Sistematika Tumbuhan ... 5
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
2.1.6 Kegunaan... 5
2.1.7 Uraian Kandungan Kimia Tumbuhan ... 6
2.2 Metode Ekstraksi ... 11
2.3 Uraian Bakteri ... 13
2.3.1 Sejarah ... 13
2.3.2 Morfologi Bakteri ... 13
2.3.3 Escherichia coli ... 14
2.3.4 Shigella dysenteriae ... 14
2.3.5 Bacillus subtilis ... 15
2.3.6 Susunan Sel Bakteri ... 15
2.3.7 Fase Pertumbuhan Bakteri ... 16
2.3.8 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri ... 17
2.4 Diare ... 19
2.5 Disentri Basiler... 19
2.6 Uji Kepekaan Terhadap Antibakteri Secara in vitro ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22
3.1 Alat – alat ... 22
3.2 Bahan – bahan ... 22
3.3 Penetapan Kadar Air... 23
3.4 Pembuatan pereaksi ... 23
3.4.1 Larutan Pereaksi Mayer ... 23
3.4.2 Larutan Pereaksi Bouchardat ... 24
3.4.3 Larutan Pereaksi Dragendorff ... 24
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
3.4.5 Larutan Pereaksi Besi (III) Klorida ... 24
3.4.6 Larutan Pereaksi Timbal (II) Asetat ... 24
3.4.7 Pereaksi Lieberman Bouchard ... 24
3.4.8 Pereaksi Asam Klorida 2 N ... 25
3.4.9 Pereaksi Natrium Hidroksida 2 N ... 25
3.4.10 Pereaksi Asam Sulfat 2 N... 25
3.5 Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 25
3.5.1 Pemeriksaan Alkaloida ... 25
3.5.2 Pemeriksaan Flavonoida ... 26
3.5.3 Pemeriksaan Saponin ... 26
3.5.4 Pemeriksaan Glikosida ... 26
3.5.5 Pemeriksaan Tanin ... 27
3.5.6 Pemeriksaan Steroida/Triterpenoida ... 27
3.5.7 Pemeriksaan Glikosida Antrakinon ... 27
3.6 Pengambilan Sampel dan Pengolahan Sampel ... 28
3.6.1 Pengambilan Sampel ... 28
3.6.2 Identifikasi sampel ... 28
3.6.3 Pembuatan Simplisia ... 28
3.6.4 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 28
3.6.5 Pembuatan Ekstrak Air Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 29
3.7 Pembuatan Media ... 29
3.7.1 Pembuatan Media Nutrient Agar ... 29
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
3.7.3 Pembuatan Agar Miring ... 30
3.7.4 Suspensi Standart Mc. Farland ... 30
3.8 Sterilisasi Alat ... 31
3.9 Pembiakan Bakteri ... 31
3.9.1 Pembuatan Stok Kultur ... 31
3.9.2 Penyiapan Inokulum ... 31
3.10 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 32
3.10.1 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 32
3.10.2 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 38
4.1 Kesimpulan ... 38
4.2 Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia, Ekstrak Etanol
dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 35
Tabel 2 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap Bakteri
Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis ... 35
Tabel 3 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Air Rebusan
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap Bakteri
Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis ... 36
Tabel 4 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etanol
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap Bakteri
Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis ... 50
Tabel 5 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Air Rebusan
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap Bakteri
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Tumbuhan Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 41
Gambar 2 Bagan Pembuatan Simplisia ... 44
Gambar 3 Bagan Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul
(Toona sinensis M. Roem) ... 45
Gambar 4 Bagan Pengolahan Pembuatan Ekstrak Air
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 46
Gambar 5 Bagan Pembuatan Stok Kultur dan Bagan Pembuatan
Inokulum ... 47
Gambar 6 Bagan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 48
Gambar 7 Bagan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 49
Gambar 8 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap
Bakteri Shigella dysenteriae ... 51
Gambar 9 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap
Bakteri Bacillus subtilis ... 52
Gambar 10 Hasil Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap
Bakteri Escherichia coli ... 53
Gambar 11 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Air Rebusan
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap
Bakteri Escherichia coli ... 54
Gambar 12 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Air Rebusan
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap Bakteri
Shigella dysenteriae ... 55
Gambar 13 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Air Rebusan
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap Bakteri
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Identifikasi Tumbuhan ... 41
Lampiran 2 Gambar Tumbuhan Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 42
Lampiran 3 Data Perhitungan Kadar Air ... 43
Lampiran 4 Gambar Bagan Pembuatan Simplisia ... 44
Lampiran 5 Gambar Bagan Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 45
Lampiran 6 Gambar Bagan Pembuatan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 46
Lampiran 7 Gambar Bagan Pembuatan Stok Kultur dan Bagan Pembuatan Inokulum ... 47
Lampiran 8 Gambar Bagan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 48
Lampiran 9 Gambar Bagan Uji Aktivitas Antibakteri Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 49
Lampiran 10 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis ... 50
Lampiran 11 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) ... 50
Lampiran 12 Gambar Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap Bakteri Shigella dysenteriae ... 51
Lampiran 13 Gambar Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap Bacillus subtilis ... 52
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
Lampiran 15 Gambar Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Air Rebusan
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem)
terhadap Bakteri Escherichia coli ... 54
Lampiran 16 Gambar Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Air Rebusan
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem)
terhadap Bakteri Shigella dysenteriae ... 55
Lampiran 17 Gambar Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Air Rebusan
Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem)
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak zaman dahulu masyarakat indonesia telah mengenal dan
menggunakan tanaman berkhasiat obat. Berbagai macam penyakit dan keluhan
ringan maupun berat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh –
tumbuhan tertentu yang mudah didapat di sekitar pekarangan rumah dan hasilnya
pun memuaskan. Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan ramuan
tumbuhan secara tradisional tidak ada efek samping yang ditimbulkan seperti
yang terjadi pada pengobatan kimiawi (Thomas, 1992).
Obat – obat tradisional selain menggunakan bahan ramuan dari tumbuh –
tumbuhan tertentu terdapat di sekitar pekarangan rumah, juga tidak mengandung
resiko yang membahayakan bagi pasien dan mudah dikerjakan (dibuat) oleh siapa
saja dalam keadaan mendesak sekalipun. Peralatan yang dibutuhkan dalam
pembuatan ramuan tradisional ini pun sangat mudah didapatkan. Bahkan, kita
juga bisa memanfaatkan peralatan yang telah ada seperti panci, gelas, sendok dan
saringan. Yang perlu diperhatikan adalah kebersihan peralatan yang digunakan.
Kebersihan ini perlu dijaga agar tidak terkontaminasi bakteri yang dapat
merugikan (Thomas, 1992 : Agromedia, 2008).
Cara meracik ramuan tradisional dapat berbeda – beda. Ada dengan cara
perebusan, ada dengan cara pemarutan, ada pula dengan cara penggilingan atau
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
sama lain. Cara – cara ini berhubungan dengan jenis penyakit yang akan diobati
dan cara pemakaian obat yang dihasilkan (Redaksi Agromedia, 2008).
Di Sumatera Utara khususnya di daerah Karo masih banyak tumbuhan
yang digunakan sebagai sumber obat. Salah satunya adalah Ingul (Toona sinensis
M. Roem) dari suku Meliaceae. Beberapa bagian pohon terutama kulit batang dan
akar sering digunakan untuk ramuan obat, yaitu untuk mengobati diare dan
disentri, pengawet minuman, penyemprot hama pada tanaman jeruk. Kayunya
tergolong kayu yang awet, tahan pemanasan dan perendaman dalam air selama
bertahun – tahun, kayu dari pohon ingul termasuk kayu yang bernilai tinggi dan
lebih tahan lama dibandingkan kayu jenis yang lain, sedangkan daunnya
digunakan untuk lalapan (Dharmawati, 2002).
Berbagai jenis penyakit yang menyerang tubuh manusia disebabkan oleh
berbagai jenis bakteri, diantaranya penyakit diare dan disentri yang banyak
diderita oleh masyarakat Indonesia. Salah satu penyebab penyakit diare dan
disentri adalah Escherichia coli dan Shigella dysenteriae yang merupakan bakteri
gram negatif. Kasus ini banyak terdapat di negara – negara berkembang dengan
standar hidup yang rendah, dimana dehidrasi akibat diare dan disentri merupakan
salah satu penyebab kematian, sedangkan Bacillus subtilis yaitu bakteri gram
positif yang merupakan salah satu mikroba yang menimbulkan keracunan pada
makanan (Dwijoseputro, 1978).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian uji aktivitas
antibakteri dari ekstrak etanol dan air rebusan kulit batang ingul (Toona sinensis
M. Roem) terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah ekstrak etanol dan air rebusan kulit batang ingul (Toona sinensis
M. Roem) memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia
coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis.
2. Apakah ekstrak etanol dan air rebusan kulit batang ingul (Toona sinensis
M. Roem) memberikan aktivitas yang berbeda terhadap bakteri
Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis.
1.3 Hipotesis
1. Ekstrak etanol dan air rebusan kulit batang Ingul (Toona sinensis M.
Roem) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli,
Shigella dysenteriae dan Bacillus subtilis.
2. Ekstrak etanol dan air rebusan memberikan aktivitas antibakteri yang
berbeda terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan
Bacillus subtilis.
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak etanol dan air rebusan kulit batang ingul (Toona sinensis M. Roem)
terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Bacillus
subtilis.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang aktivitas
antibakteri dari tanaman Ingul (Toona sinensis M. Roem) terhadap bakteri
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Tumbuhan
2.1.1 Penyebaran dan Habitat
Toona sinensis (sinonim. Cedrela sinensis A. Juss) adalah spesies Toona
yang terdapat di Asia Tenggara, Korea Selatan dan Utara, bagian Tenggara India,
Myanmar, Malaysia dan bagian Barat Indonesia. Dalam bahasa Malaysia disebut
suren. Jenis ini dijumpai di hutan – hutan primer maupun sekunder, dan banyak
tumbuh di hutan pedesaan, sering ditemukan di sepanjang sungai didaerah bukit
dan lereng – lereng pada ketinggian 1.200 – 2700 m dpl (Dharmawati, 2002).
2.1.2 Meliaceae
Tumbuhan yang tergolong dalam suku Meliaceae biasanya berupa semak
atau pohon, mempunyai kelenjar resin atau kelenjar minyak, daun majemuk
menyirip, duduknya tersebar, tanpa daun penumpu, bunga aktinomorf. Kelopak
seringkali kecil, terdiri atas 4 – 5 daun kelopak. Buahnya berupa buah kendaga
atau buah batu. Biji dengan atau tanpa endosperm, seringkali bersayap.
Sekitar 750 jenis tumbuhan merupakan warga suku ini, terbagi dalam
kurang lebih 50 marga, tersebar di daerah – daerah iklim panas. Misalnya Melia
azedarach, Aglaia odorata sebagai tanaman hias, bunga sering digunakan sebagai
pewangi pakaian. Cedrella odorata, penghasil kayu sedar (Gembong, 1991).
2.1.3 Deskripsi Tumbuhan
Pohon berukuran sedang sampai besar, dapat mencapai tinggi 25 m.
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
kelihatan licin pada pohon yang muda, menjadi pecah dan terasa kasar pada pohon
yang sudah tua. Daunnya lebar, kadang – kadang mengelompok di ujung cabang,
panjangnya 50 – 70 cm, dengan 8 – 20 pasang anak daun. Permukaan dan tulang
daun sebelah atas umumnya berbulu. Bunga dihasilkan pada musim panas, bunga
dijumpai di ujung cabang, berukuran kecil, dengan diameter 4 – 5 mm, berwarna
putih atau pink pucat. Buah berupa kapsul dengan panjang 2 – 3,5 cm, buah terdiri
dari beberapa ruang yang di dalamnya terdapat beberapa benih (Dharmawati,
2008).
2.1.4 Sistematika Tumbuhan
Menurut hasil identifikasi tanaman dari LIPI Bogor diperoleh :
Dunia : Tumbuh - tumbuhan
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Toona
Spesies : Toona sinensis M. Roem
2.1.5 Nama Daerah
Nama daerah dari pohon ingul adalah ingul (Karo).
2.1.6 Kegunaan
Daun – daun muda digunakan sebagai sumber sayur di Cina dan Malaysia.
Daunnya memiliki aroma sehingga dapat menggantikan bawang, selain itu
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
daunnya mengandung racun yang dapat menyebabkan kejang hebat dan kematian.
Buah, kulit batang dan akarnya digunakan sebagai obat tradisional yaitu diare
kronik dan anemia, astringen. Bubuk akar digunakan sebagai minuman penyegar
dan peluruh seni (diuretik). Kayunya sangat keras, berwarna kemerahan, bernilai
tinggi serta memiliki sifat kayu yang baik. Banyak digunakan untuk pembuatan
furnitur atau perabot rumah (Anonim, 2008: Bocker, 1963).
2.1.7 Uraian Kandungan Kimia Tumbuhan
1. Alkaloida
Alkaloida merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar.
Alkaloida mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik.
Alkaloida mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol sehingga digunakan
secara luas dalam bidang pengobatan (Harborne, 1987).
Ada dua tipe pereaksi yang digunakan dalam skrining fitokimia untuk
mendeteksi alkaloida, yaitu pereaksi pengendap alkaloida dan pereaksi
penyemprot atau pencelup. Beberapa pereaksi uji yang sering digunakan adalah
Mayer, Bouchardat, dan Dragendorff (Farnsworth, 1966).
2. Flavonoida
Menurut perkiraan 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh
tumbuhan diubah menjadi flavonoida. Flavonoida merupakan salah satu golongan
fenol yang terbesar. Sebenarnya flavonoida terdapat dalam semua tumbuhan hijau
sehingga pastilah ditemukan pula dalam dalam telaah ekstrak tumbuhan
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
Flavonoida dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6 – C3 – C6
artinya kerangka karbonnya terdiri atas 2 gugus C6 (cincin benzen tersubstitusi
disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.
Kerangka dasar dari flavonoida adalah sebagai berikut:
Flavonoida sering terdapat sebagai glikosida. Flavonoida mencakup
banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan
mulai dari fungus sampai angiospermae. Pada tumbuhan tinggi, flavonoida
terdapat baik dalam bagian vegetatif maupun dalam bunga. Sebagai pigmen bunga
flavonoida berperan jelas dalam menarik burung dan serangga penyerbuk bunga.
Beberapa kemungkinan fungsi flavonoida untuk tumbuhan yang mengandungnya
ialah pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus
serta kerja terhadap serangga (Robinson, 1995).
3. Saponin
Saponin mula – mula diberi nama demikian karena sifatnya yang
menyerupai sabun (bahasa latin sapo berarti sabun). Saponin tersebar luas diantara
tanaman tinggi. Saponin merupakan senyawa berasa pahit, menusuk,
menyebabkan bersin dan mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Saponin
adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok
dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel
darah merah. Dalam larutan yang sangat encer saponin sangat beracun untuk ikan,
dan tumbuhan yang mengandung saponin telah digunakan sebagai racun ikan
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
selama beratus – ratus tahun. Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba juga
(Robinson, 1995: Gunawan, 2004).
4. Tanin
Tanin merupakan sejenis kandungan kimia tumbuhan yang bersifat fenol
mempunyai rasa sepat dan memiliki kemampuan menyamak kulit. Tanin terdapat
luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam
jaringan kayu.
Secara kimia tanin tumbuhan dibagi menjadi dua golongan yang tersebar
tidak merata dalam dunia tumbuhan. Tanin terkondensasi atau tanin katekin lebih
penting dari segi penyamakan. Tanin terkondensasi hampir terdapat di dalam paku
– pakuan dan gimnospermae. Tanin terhidrolisiskan penyebarannya terbatas pada
tumbuhan berkeping dua. Tanin terhidrolisiskan mengandung ikatan ester yang
dapat terhidrolisis jika dididihkan dalam asam klorida encer (Harborne (1987):
Robinson (1995)).
5. Glikosida
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa,
yaitu gula dan bukan gula. Bagian gula biasa disebut glikon sementara bagian
bukan gula disebut aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat
maka senyawa ini disebut glikosida (Gunawan, 2004).
Menurut Farnsworth 1996, pembagian glikosida berdasarkan ikatan yang
menghubungkan bagian gula dan bukan gula adalah :
1. C – glikosida, jika atom C yang menghubungkan bagian gula dan
bagian bukan gula.
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
2. O – glikosida, jika atom O menghubungkan bagian gula dan bagian
bukan gula.
Contoh : salisin
3. N – glikosida, jika atom N yang menghubungkan bagian gula dengan
bagian bukan gula.
4. S – glikosida, jika thiol (SH) yang menghubungkan bagian gula
dengan bagian bukan gula.
Contoh : sinigrin
O
6. Antrakinon
Golongan kuinon alam terbesar terdiri atas antrakuinon. Beberapa
antrakuinon merupakan zat warna penting dan yang lainnya sebagai pencahar. O-C6H11O5
OH O OH
CH2OH
H C6H11O5
CH2OH
SO2K
C6H11O5
C
N C3H5
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
Keluarga tumbuhan yang kaya akan senyawa jenis ini adalah Rubiaceae,
Rhamnaceae, Polygonaceae.
Struktur dasar antrakinon adalah
Antrakuinon biasanya berupa senyawa kristal bertitik leleh tinggi, larut
dalam pelarut organik biasa, senyawa ini biasanya berwarna merah, tetapi yang
lainnya berwarna kuning sampai coklat, larut dalam larutan basa dengan
membentuk warna violet merah (Robinson, 1995).
7. Steroida/Triterpenoida
Triterpenoida adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik,
yaitu skualena. Triterpenoida adalah senyawa tanpa warna, berbentuk kristal,
sering kali bertitik leleh tinggi dan aktif optik. Uji yang banyak digunakan ialah
reaksi Lieberman – Bouchard (anhidrida asetat - H2SO4 pekat) yang dengan
kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau biru.
Triterpenoida dapat dibagi menjadi empat golongan senyawa yaitu
triterpena sebenarnya, steroida, saponin dan glikosida jantung. Saponin dan
glikosida jantung merupakan triterpena atau steroida yang terutama terdapat
sebagai glikosida. O O
1
2
3
4 5
6 7
8
9
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
Steroida adalah triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin
siklopentana perhidrofenantrena. Steroida terdapat dalam bentuk bebas dan
sebagai glikosida sederhana (Harborne, 1987).
2.2 Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair (Depkes
RI, 2000).
Jenis ekstraksi yang tepat sudah tentu tergantung pada tekstur dan
kandungan air bahan tumbuhan pada senyawa yang diisolasi, untuk mengekstraksi
senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan terlebih dahulu enzimnya
diinaktifkan dengan etanol mendidih atau mengeringkan bagian tumbuhan yang
akan digunakan (Harborne, 1987).
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa
cara (Depkes RI, 2000) yaitu :
Cara dingin
a. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan.
Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya.
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak
(perkolat) yang jumlahnya 1 - 5 kali bahan.
Cara panas
a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik.
b. Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya
pendingin balik.
c. Digesti
Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur
yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum
dilakukan pada temperatur 40 – 50oC. d. Infus
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit (Depkes RI, 1979). e. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30 oC) dan
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
2.3. Uraian Bakteri 2.3.1. Sejarah
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van leeuwenhoek pada tahun
1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium
diperkenalkan oleh Ehrenberg pada tahun 1928, diambil dari kata Yunani yang
memiliki arti sel yang berukuran kecil (Anonim , 2009).
Bakteri berasal dari kata Latin yaitu bacterium yang berarti tongkat atau
batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme
yang bersel satu, tidak berklorofil, berkembang biak dengan pembelahan diri,
serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop (Dwijoseputro,
1978).
2.3.2. Morfologi Bakteri
Berdasarkan bentuk morfologi, bakteri dapat dibagi atas tiga golongan
yaitu : golongan basil, kokus dan golongan spiral. Basil berbentuk seperti tongkat
pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu berupa basil. Basil dapat
bergandeng – gandengan panjang, bergandengan dua – dua, atau terlepas satu
sama lain, yang bergandeng – gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua –
dua disebut diplobasil.
Kokus bentuknya seperti bola – bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak
golongan basil. Spiral ialah bakteri yang bengkok serupa spiral. Bakteri yang
berbentuk spiral tidak banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
2.3.3. Escherichia coli
Escherichia coli atau biasa disingkat E.coli adalah salah satu spesies
utama bakteri gram negatif, tidak berkapsul dan bersifat motil. Pada umumnya
bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini hidup pada tinja dan dapat
menyebabkan masalah kesehatan pada manusia seperti diare, muntaber dan
masalah pencernaan lainnya (Anonim , 2009).
Sistematika : (Buchanan and Gibbons, 1974)
Dunia : Tumbuh - tumbuhan
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies: Escherichia coli
Escherichia coli merupakan flora normal saluran pencernaan manusia dan
hewan yang dapat berubah menjadi oportunis patogen bila hidup di luar usus.
Escherichia coli tumbuh pada suhu antara 10 – 40oC, dengan suhu optimum 37oC. pH optimum untuk pertumbuhannya adalah pada 7,0 – 7,5. Bakteri ini relatif
sangat sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada suhu pasteurisasi
makanan atau selama pemasakan makanan (Supardi dan Sukamto, 1999).
2.3.4. Shigella dysentriae
Shigella merupakan suatu bakteri patogen yang dapat menyebabkan gejala
penyakit shigellosis atau sering disebut disentri basiler. Shigella adalah suatu
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
Shigella dapat tumbuh pada suhu 37oC. Bakteri ini sensitif terhadap panas dan
tahan terhadap konsentrasi garam 5-6%. Bakteri ini menyerupai genus
Escherichia, hanya mempunyai perbedaan utama karena Shigella bersifat
nonmotile. Genus Shigella dibedakan menjadi 4 subgroup atau spesies yaitu :
subgroup A, Shigella dysenteriae; subgroup B, Shigella flexneri; subgroup C,
Shigella boydii, dan subgroup D, Shigella sonnei (Supardi dan Sukamto, 1999).
Sistematika: (Buchanan and Gibbons, 1974)
Dunia : Tumbuh - tumbuhan
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies: Shigella dysenteriae
2.3.5. Bacillus subtilis
Bacillus subtilis yang dikenal sebagai bakteri gram positif berasal dari
genus bacillus. Kebanyakan anggota genus ini adalah organisme saprofit yang
lazim terdapat dalam tanah, air, udara dan tumbuh – tumbuhan. Bacillus subtilis
berbentuk batang dan memiliki kemampuan untuk membentuk pelindung
endospora serta dapat hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim (Brooks,
1996).
Bacillus subtilis jarang bersifat patogen, namun ada beberapa strain dari
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
sehingga menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan diare dan muntah pada
manusia yang memakannya (Hare, 1956).
Sistematika: (Buchanan and Gibbons, 1974)
Dunia : Tumbuh - tumbuhan
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies: Bacillus subtilis
2.3.6. Susunan Sel Bakteri
Sel bakteri terdiri dari dinding luar, sitoplasma dan bahan inti. Dinding
luar terdiri atas tiga lapis, dari luar ke dalam berturut – turut yaitu lapisan lendir,
dinding sel dan membran sitoplasma. Dinding sel bakteri terdiri atas bermacam –
macam bahan organik seperti selulosa, hemiselulosa, khitin, hal itu tergantung
pada spesies bakteri. Membran sitoplasma merupakan bungkus daripada
sitoplasma, dan membran ini ikut menyusut bersama – sama dengan menyusutnya
pada waktu mengalami plasmolisis (Dwijoseputro, 1978).
2.3.7. Fase Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan mikroorganisme ditunjukkan oleh adanya peningkatan
jumlah mikroorganisme. Ada empat macam fase pertumbuhan mikroorganisme,
yaitu fase lag, fase log (fase eksponensial), fase stasioner dan fase kematian.
Fase lag merupakan fase adaptasi, yaitu fase penyesuaian mikroorganisme
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
sel, yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel. Lama fase lag tergantung pada
kondisi dan jumlah awal mikroorganisme dan media pertumbuhan (Pratiwi,
2008).
Fase log (fase eksponensial) merupakan fase dimana mikroorganisme
tumbuh dan membelah pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika
mikroorganisme, sifat media dan kondisi pertumbuhan. Hal yang dapat
menghambat laju pertumbuhan adalah bila satu atau lebih nutrisi dalam kultur
habis. Sehingga hasil mikroorganisme yang bersifat racun akan tertimbun dan
menghambat pertumbuhan (Pratiwi, 2008).
Fase stasioner merupakan fase dimana pertumbuhan mikroorganisme
berhenti dan terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang membelah dan jumlah
sel yang mati. Pada fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik.
Pada fase kematian jumlah sel yang mati meningkat. Faktor penyebabnya
adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk buangan yang toksik
(Pratiwi, 2008).
2.3.8. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri 2.3.8.1. Suhu
Mikroorganisme dapat dibagi berdasarkan suhu optimum pertumbuhan.
Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum diantara 0 – 20oC disebut
psikofil. Mikroorganisme yang tumbuh cepat pada kisaran suhu 20 – 50oC disebut mesofil. Sedangkan mikroorganisme yang tumbuh pada kisaran suhu 50 - 100oC
disebut thermofil. Beberapa mikroorganisme dapat bertahan pada suhu tinggi
meskipun pada suhu tersebut tidak dapat tumbuh, kelompok ini disebut
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
2.3.8.2. Tekanan Osmotik
Osmosis merupakan perpindahan air melewati membran semipermiabel
karena ketidakseimbangan material terlarut dalam media. Dalam larutan hipotonik
air akan masuk ke dalam sel mikroorganisme, sedangkan dalam larutan hipertonik
air akan keluar dari dalam sel mikroorganisme sehingga membran sel mengkerut
dan lepas dari dinding sel (plasmolisis), serta menyebabkan sel secara metabolik
tidak aktif. Untuk melihat pengaruh tekanan osmotik pada pertumbuhan, bakteri
digoreskan pada berbagai media yang mempunyai konsentrasi garam dan
karbohidrat yang berbeda (Lay, 1994: Pratiwi, 2008).
2.3.8.3. Pengaruh pH
Sewaktu pertumbuhan mikroorganisme seringkali terjadi perubahan pH
media. Perubahan pH terjadi dengan cepat dalam lingkungan tertutup, sehingga
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Untuk mencegah perubahan pH
seringkali ditambahkan larutan penyangga dalam media (Lay, 1994).
2.3.8.4. Pengaruh Oksigen
Mikroorganisme seringkali dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan
kebutuhannya akan oksigen (O2) yaitu : aerob obligat, anaerob obligat, anaerob
fakultatif, anaerob aerotoleran dan mikroaerofil.
Mikroorganisme yang memerlukan oksigen untuk hidupnya disebut aerob
obligat atau aerob, misalnya Pseudomonas fluorescens. Kelompok oragnisme
yang tidak dapat hidup bila ada oksigen disebut anaerob obligat atau anaerob,
misalnya Clostridium tetani . Beberapa mikroorganisme mampu tumbuh dalam
lingkungan dengan ataupun tanpa oksigen disebut anaerob fakultatif, misalnya
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
pertumbuhannya tidak dipengaruhi oleh oksigen disebut anaerob aerotoleran.
Kelompok mikroaerofil mencakup mikroorganisme yang memerlukan oksigen,
namun hanya dapat tumbuh bila kadar oksigen diturunkan menjadi 15% atau
kurang. Kelompok ini tumbuh subur bila kadar oksigen sekitar 5 – 10% (Lay,
1994).
2.4. Diare
Fisiologi. Dalam lambung, makanan dicerna menjadi bubur (chymus),
kemudian diteruskan ke usus halus untuk diuraikan lebih lanjut oleh enzim –
enzim. Setelah terjadi resorpsi, sisa chymus tersebut yang terdiri dari 90% air dan
sisa – sisa makanan yang sukar dicernakan, diteruskan ke usus besar. Bakteri –
bakteri yang biasanya selalu berada di usus besar mencernakan lagi sisa – sisa
(serat – serat) tersebut, sehingga sebagian besar dari serat dapat diserap pula
selama perjalanan melalui usus besar. Airnya juga diresorpsi kembali, sehingga
lambat laun isi usus menjadi lebih padat (Tjay, 2002).
2.5. Disentri Basiler
Disentri basiler atau shigellosis (entritis Shigella) adalah penyakit infeksi
usus yang diakibatkan oleh beberapa jenis basil gram- negatif dari genus Shigella
(Yun, dys = nyeri, buruk ; enteron = usus, ; it is = radang.
Gejalanya adalah demam sampai 39-40oC, menggigil, radang mukosa, terutama dari usus besar, dengan kejang dan nyeri perut, mulas serta diare
berlendir dengan darah (Tjay, 2002).
2.6 Uji Kepekaan Terhadap Antibakteri Secara In Vitro
Aktivitas (potensi) antibakteri dapat ditunjukkan pada kondisi yang sesuai
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
digunakan yaitu penetapan dengan lempeng silinder atau “lempeng” dan
penetapan dengan cara “tabung” atau turbidimetri. Metode pertama berdasarkan
difusi antibiotik dari silinder yang dipasang tegak lurus pada lapisan agar padat
dalam cawan petri, sehingga bakteri yang ditambahkan dihambat pertumbuhannya
pada daerah berupa lingkaran atau zona disekeliling silinder yang berisi larutan
antibiotik. Metode turbidimetri berdasarkan atas hambatan pertumbuhan biakan
mikroba dalam larutan serbasama antibiotik dalam media cair yang dapat
menumbuhkan mikroba dengan cepat bila terdapat antibiotik (Depkes RI, 1995).
Ada beberapa macam metode uji antimikroba antara lain:
1. Metode difusi
Metode disc diffusion
Metode disc diffusion (test Kirby & Bauer) untuk menentukan aktivitas
agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media
agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar
tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media agar (Pratiwi,
2008).
2. Metode Dilusi
Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair (broth dilution) dan
dilusi padat (solid dilution).
a. Metode dilusi cair (broth dilution test)
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau
kadar hambat minimum dan MBC (minimum bactericidal concentration) atau
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
pengenceran antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba
uji. Larutan uji antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya
pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan
sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa
penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba, dan diinkubasi selama 18 –
24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai
KBM (Pratiwi, 2008).
b. Metode dilusi padat (solid dilution test)
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media padat
(solid). Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU
Medan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental
parametrik, parameter yang diukur adalah diameter hambat terhadap pertumbuhan
bakteri Escherichia coli (ATCC 25922), Shigella dysenteriae, dan Bacillus
subtilis dengan metode difusi agar menggunakan pencetak lubang (punch hole),
kemudian daya hambat (zona jernih) diukur dengan menggunakan jangka sorong.
3.1 Alat – alat
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian adalah : alat – alat gelas,
inkubator (Fisher Scientific), oven (Gallenkamp), autoklaf (SN 210 Yamato),
hotplate (Fison), lemari pendingin (Karl Kolb), mortir dan stamfer, statif dan
klem, tabung perkolator, rotary evaporator (Heidolph WB 2000), freeze dryer
(Edward), seperangkat alat destilasi, aspirator, labu tentukur (Pyrex), maat pipet,
pipet volume, penangas air, cawan penguap, pencetak lubang (punch hole),
bunsen, kawat ose, neraca analitik (Mettler Toledo), neraca kasar (Ohaus), jangka
sorong, penangas air, cawan petri.
3.2 Bahan – bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit batang
ingul (Toona sinensis M. Roem) dan bahan yang berkualitas pro analisa (Merck) :
natrium klorida. akuadest, nutrient agar, etanol 96%, raksa (II) klorida, natrium
hidroksida 2 N, kalium iodida, iodium, bismut (III) nitrat, alfa naftol, asam nitrat,
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
asam asetat anhidrat, natrium sulfat anhidrat, benzen, besi (III) klorida, timbal (II)
asetat, isopropanol, toluen. Bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli
(ATCC 25922), Shigella dysenteriae, Bacillus subtilis.
3.3 Penetapan Kadar Air Simplisia
Penetapan Kadar air dilakukan dengan metode azeotropi (Destilasi
Toluen). Alat meliputi labu alas 500 ml, alat penampung, tabung penerima 5 ml
berskala 0,05 ml pendingin, tabung penyambung, pemanas.
Cara Penetapan : Kedalam labu alas bulat dimasukkan 200 ml toluen dan 2 ml air
suling, didestilasi selama 2 jam, biarkan dingin selama 30 menit dan dibaca
volume air pada tabung penerima. Selanjutnya kedalam labu dimasukkan 5 g
serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati – hati selama
15 menit. Setelah toluen mendidih kecepatan tetesan penyulingan dinaikkan
hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin
dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung
penerima dibiarkan dingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah
sempurna volume dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume yang
dibaca sesuai kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air
dihitung dalam persen v/b (WHO, 1992).
3.4 Pembuatan pereaksi 3.4.1 Larutan Pereaksi Mayer
Sebanyak 1,36 g raksa (II) klorida dilarutkan dalam 60 ml air,
ditambahkan pada larutan 5 g kalium iodida dalam 10 ml air, encerkan dengan air
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
3.4.2 Larutan Pereaksi Bouchardat
Dilarutkan 4 g kalium iodida dalam air, kemudian ditambahkan 2 gram
iodium dalam air hingga 100 ml (Depkes RI, 1979).
3.4.3 Larutan Pereaksi Dragendorff
Dilarutkan 8 g bismut nitrat dalam 20 ml asam nitrat dan 27,2 g kalium
iodida dalam 50 ml air. Dicampurkan kedua larutan dan diamkan sampai memisah
sempurna. Diambil larutan jernih dan encerkan dengan air secukupnya hingga 100
ml (Depkes RI, 1980).
3.4.4 Larutan Pereaksi Molish
Sebanyak 3 g alfa naftol dilarutkan dengan sedikit etanol, kemudian
ditambahkan asam nitrat 0,5 N secukupnya hingga diperoleh 100 ml (Depkes RI,
1980).
3.4.5 Larutan Pereaksi Besi (III) Klorida 1%
Sebanyak 1,0 g besi (III) klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml
(Depkes RI, 1979).
3.4.6 Larutan Pereaksi Timbal (II) Asetat
Sebanyak 15,17 g timbal (II) asetat dilarutkan dalam akuadest bebas CO2
secukupnya hingga 100 ml (Depkes RI, 1979).
3.4.7 Larutan Pereaksi Lieberman Bouchard
5 bagian asam sulfat P dicampurkan dengan 50 bagian etanol 95% P. Lalu
5 bagian asetat anhidrida ditambahkan secara hati – hati ke dalam campuran
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
3.4.8 Pereaksi Asam Klorida 2 N
Sebanyak 17 ml asam klorida pekat diencerkan dengan air suling hingga
100 ml (Depkes RI, 1979).
3.4.9 Pereaksi Natrium Hidroksida 2 N
Sebanyak 8, 002 g natrium hidroksida dilarutkan dalam akuades bebas
CO2 hingga diperoleh 100 ml larutan.
3.4.10 Pembuatan Asam Sulfat 2 N
Sebanyak 5,5 ml asam sulfat pekat diencerkan dengan air suling hingga
100 ml (Depkes RI, 1979).
3.5 Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem)
3.5.1 Pemeriksaan Alkaloida
Serbuk simplisia 0,5 g ditambah 1 ml HCl 2 N dan 9 ml air suling,
dipanaskan diatas penangas air selama 2 menit, didinginkan dan disaring.
Filtratnya dipakai untuk uji.
- Filtrat 3 tetes ditambah 2 tetes larutan pereaksi Mayer, terbentuk endapan
menggumpal berwarna putih atau kuning.
- Filtrat 3 tetes ditambah 2 tetes pereaksi Bouchardat terbentuk endapan
coklat sampai hitam.
- Filtrat 3 tetes ditambah 2 tetes pereaksi Dragendorff terbentuk warna
merah atau jingga.
Alkaloida disebut positif jika terjadi endapan atau kekeruhan paling sedikit
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
3.5.2 Pemeriksaan Flavonoida
Sebanyak 10 g serbuk simplisia ditambah air panas, dididihkan selama 5
menit dan disaring dalam keadaan panas. Kedalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g
serbuk Mg Dan 1 ml amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah.
Flavonoida positif jika warna merah kuning, jingga pada lapisan amil
alkohol (Farnsworth, 1966).
3.5.3 Pemeriksaan Saponin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia, dimasukkan dalam tabung reaksi,
ditambahkan air panas, didinginkan kemudian dikocok kuat – kuat selama 10
detik. Jika terbentuk buih yang mantap setinggi 1 – 10 cm, tidak kurang dari 10
menit dan tidak hilang dengan penambahan HCl 2 N menunjukkan adanya
saponin (Depkes RI, 1979).
3.5.4 Pemeriksaan Glikosida
Sebanyak 3 g serbuk simplisia ditimbang lalu disari dengan 30 ml
campuran dari 7 bagian etanol 95% dan 3 bagian air suling. Ke dalam campuran
ditambahkan HCl 2 N dan direfluks selama 30 menit, didinginkan lalu disaring.
Diambil 20 ml filtrat, ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal (II) asetat
0,4 M, dikocok, didiamkan 5 menit lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 ml
campuran 2 bagian isopropanol dan 3 bagian kloroform, diulangi sebanyak 3 kali.
Pada kumpulan sari ditambahkan natrium sulfat anhidrat, disaring dan diuapkan
pada temperatur tidak lebih dari 50oC. Sisanya dilarutkan dalam 2 ml metanol.
Larutan sisa digunakan untuk percobaan berikut:
0,1 ml larutan percobaan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, diuapkan di atas
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
Molish. Kemudian secara perlahan ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat melalui
dinding tabung. Glikosida positif bila terbentuk cincin berwarna ungu pada batas
kedua cairan (Depkes RI, 1979).
3.5.5 Pemeriksaan Tanin
Sebanyak 1 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml air suling, lalu
dipanaskan, disaring. Filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna.
Larutan diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi (III)
klorida 1%, jika terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya
tanin (Farnsworth, 1966).
3.5.6 Pemeriksaan Steroida dan Triterpenoida
Sejumlah 1 g serbuk dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam. Disaring,
filtrat diuapkan dicawan penguap, sisanya ditambahkan asam asetat anhidrat –
H2SO4 pekat (pereaksi Lieberman Buochard), apabila terbentuk warna ungu atau
merah yang berubah menjadi biru ungu menunjukkan adanya
steroida/triterpenioda (Harborne, 1987).
3.5.7. Pemeriksaan Glikosida Antrakinon
Sebanyak 0,2 g serbuk simplisia dicampur dengan 5 ml asam sulfat 2 N,
dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 ml benzen, dikocok dan
didiamkan. Lapisan benzen dipisahkan dan disaring. Dikocok lapisan benzen
dengan 2 ml NaOH 2 N, didiamkan. Lapisan air berwarna merah menunjukkan
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
3.6 Pengambilan dan Pembuatan Simplisia 3.6.1 Pengambilan Sampel
Sampel yang diambil adalah kulit batang dari tumbuhan Ingul (Toona
sinensis M. Roem) yang tua, diperoleh dari desa Lau Buluh, kecamatan Kuta
Buluh Mole, kabupaten Karo. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif
yaitu tanpa membandingkan dengan tanaman yang sama dari daerah lain.
3.6.2 Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium ”Bogoriense” Bidang Botani
Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI, Bogor (hasil dapat dilihat pada
lampiran 1 halaman 41). 3.6.3 Pembuatan Simplisia
Kulit batang ingul (Toona sinensis M. Roem) yang telah dikumpulkan
dibersihkan dari pengotor, selanjutnya dicuci di bawah air mengalir sampai bersih,
ditiriskan, ditimbang berat basah 2,5 kg, kemudian dikeringanginkan, lalu
dimasukkan ke dalam lemari pengering suhu 40 – 50oC, ditimbang berat kering yaitu 1,4 kg, kemudian diserbukkan dengan menggunakan blender, serbuk yang
dihasilkan diayak hingga diperoleh serbuk yang halus dan seragam. Kemudian
hasilnya disimpan ditempat kering dan terlindung dari cahaya matahari
(Gunawan, 2004).
3.6.4 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem)
Sebanyak 400 g serbuk simplisia dimasukkan dalam bejana tertutup dan
dibasahi dengan 200 ml cairan penyari etanol, didiamkan selama 3 jam. Kemudian
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
ditekan hati – hati, selanjutnya dituangi dengan cairan penyari secukupnya sampai
cairan penyari mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan
penyari, lalu perkolator ditutup, dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran
perkolator dibuka dan diatur cairan menetes dengan kecepatan 20 tetes per menit,
dan dipasang reservoir penyari sehingga tetap dapat dipertahankan selapis cairan
penyari diatas serbuk simplisia sampai tetesan perkolat yang keluar tidak
berwarna lagi atau cairan yang terakhir keluar bila diuapkan tidak meninggalkan
sisa. Perkolat yang dihasilkan di rotary evaporator pada suhu 50oC, perkolat kental
yang dihasilkan difreeze dryer dan diperoleh ekstrak kering (Depkes RI, 1979).
3.6.5 Pembuatan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem)
Sebanyak 500 gram sampel kulit batang ingul segar (Toona sinensis M.
Roem) dimasukkan ke dalam periuk tanah, lalu ditambahkan 2 liter akuadest,
dipanaskan pada api besar sampai mendidih, kemudian pemanasan dilanjutkan
pada api kecil sampai setengahnya, disaring, filtratnya dipekatkan hingga kira –
kira 100 ml, lalu diuapkan di penangas air sampai diperoleh ekstrak kering.
3.7 Pembuatan Media
3.7.1 Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
Komposisi : Ekstrak daging 3,0 g
Pepton 5,0 g
Agar 15,0 g
Cara Pembuatan :
Sebanyak 23 g Nutrient Agar (NA) ditimbang, disuspensikan kedalam air
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
dimasukkan kedalam labu dan disterilkan didalam autoklaf pada suhu 121oC
selama 15 menit (Difco, 1977).
3.7.2 Larutan NaCl 0,9%
Komposisi : Natrium klorida 9 g
Air suling hingga 1000 ml
Cara Pembuatan :
Sebanyak 9 g natrium klorida ditimbang dan dilarutkan dengan air suling
steril, dimasukkan dalam labu tentukur 1000 ml sampai larut sempurna,
ditambahkan air suling steril sampai garis tanda, dimasukkan dalam erlenmeyer
steril yang bertutup, kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit (Depkes RI, 1979).
3.7.3 Pembuatan Agar Miring
Ke dalam tabung reaksi dituangkan 3 ml media NA, diletakkan pada sudut
kemiringan 30 – 45o dan dibiarkan memadat , kemudian disimpan di dalam lemari pendingin (Lay, 1994).
3.7.4 Suspensi Standar Mc. Farland
Komposisi : Larutan Barium klorida dihidrat (BaCl2.2H2O) 1,175% 0,5 ml
Larutan Asam sulfat 1% 99,5 ml
Cara Pembuatan :
Dicampurkan kedua larutan diatas kedalam tabung reaksi dan dikocok
homogen. Apabila kekeruhan suspensi bakteri uji adalah sama dengan kekeruhan
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
3.8 Sterilisasi Alat
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian aktivitas antibakteri ini
disterilkan terlebih dahulu. Alat – alat gelas disterilkan dalam oven pada suhu
170oC selama ± 2 jam, jarum ose dan pinset dibakar dengan pembakaran diatas api langsung dan media disterilkan di autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit (Lay dan Hastowo, 1992).
3.9 Pembiakan Bakteri 3.9.1 Pembuatan Stok Kultur
Diambil satu koloni bakteri Escherichia coli dengan menggunakan jarum
ose steril, lalu ditanamkan pada media Nutrient Agar miring dengan cara
menggores. Setelah itu di inkubasi dalam inkubator pada suhu 36 ± 1oC selama 18
– 24 jam. Hal yang sama dilakukan pada bakteri Shigella dysenteriae dan Bacillus
subtilis.
3.9.2 Penyiapan Inokulum
Bakteri Escherichia coli dari stok kultur diambil dengan jarum ose steril
lalu disuspensikan dalam tabung yang berisi 10 ml larutan NaCl 0,9% sampai
didapat kekeruhan yang sama dengan standar Mc. Farland dan diperoleh
konsentrasi suspensi bakteri adalah 108 CFU/ml. Setelah itu dilakukan
pengenceran dengan memipet 0,1 ml biakan bakteri (108 CFU/ml) dimasukkan dalam tabung steril dan ditambahkan larutan NaCl 0,9% sebanyak 9,9 ml dan
dikocok homogen, diperoleh suspensi bakteri dengan konsentrasi 106 CFU/ml.
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
3.10 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem)
3.10.1 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona
sinensis M. Roem)
Dipipet sebanyak 0,1 ml suspensi bakteri Escherichia coli konsentrasi 106 CFU/ml ke dalam cawan petri steril. Kemudian ditambah media NA sebanyak 20
ml dengan suhu 45 – 50oC. setelah itu cawan digoyang diatas permukaan meja agar media dan suspensi bakteri tercampur rata. Pada media yang telah padat
dibuat lubang dengan menggunakan cakram pencetak lubang (punch hole), lalu
ditetesi sebanyak 0,1 ml ekstrak etanol kulit batang ingul dengan berbagai
konsentrasi 400 mg/ml , 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml, 75 mg/ml, 50 mg/ml,
25 mg/ml, 10 mg/ml, 8 mg/ml, 6 mg/ml, 5 mg/ml dan etanol sebagai kontrol, lalu
pra inkubasi selama 15 menit. Kemudian dimasukkan dalam inkubator pada suhu
36 ± 1oC selama 18 – 24 jam. Setelah itu diukur diameter lubang dengan menggunakan jangka sorong. Hal yang sama dilakukan pada Shigella dysenteriae
dan Bacillus subtilis.
3.10.2 Uji Aktivitas Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M.
Roem)
Dipipet sebanyak 0,1 ml suspensi bakteri Escherichia coli konsentrasi 106 CFU/ml ke dalam cawan petri steril. Kemudian ditambah media NA sebanyak 20
ml dengan suhu 45 – 50oC. setelah itu cawan digoyang diatas permukaan meja
agar media dan suspensi bakteri tercampur rata. Pada media yang telah padat
dibuat lubang dengan menggunakan cakram pencetak lubang (punch hole) lalu
Reina Fahwid Siregar : Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol Dan Air Rebusan Kulit Batang Ingul (Toona sinensis M. Roem) Terhadap Beberapa Bakteri, 2009.
dengan berbagai konsentrasi 400 mg/ml , 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml, 75
mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml, 10 mg/ml, 8 mg/ml, 6 mg/ml, 5 mg/ml da