LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
FARMASI KOMUNITAS
di
Apotek Ina
Medan
Disusun oleh :
Dewi Lumban Batu, S.Farm. 073202015
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
Lembar Pengesahan
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
FARMASI KOMUNITAS
di
Apotek Ina
Medan
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun oleh:
Dewi Lumban Batu, S.Farm 073202015
Apotek Ina
Medan
Pembimbing,
Pagar Sudirman, S.Si., Apt
SP: KP.01.01.V.5.2.1928
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apoteker di apotek Ina, Jalan S. M. Raja No. 310 A Medan
Pada kesempatan ini, penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Pagar Sudirman, S.Si., Apt selaku pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Profesi sampai penyusunan laporan ini selesai.
2. Bapak Pagar Sudirman, S.Si., Apt dan keluarga selaku Pemilik Sarana Apotek (PSA) di apotek Ina yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi di apotek Ina.
3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan.
4. Bapak Drs. Wiryanto, Apt selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.
5. Seluruh karyawan di apotek Ina Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan PKP.
Semoga Tuhan memberikan balasan atas semua kebaikan yang telah diberikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang Farmasi.
Medan, Maret 2008
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
RINGKASAN ... vi
2.2 Peranan Apoteker Pengelola Apotek ... 4
2.3 Sarana dan Prasarana... 5
2.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya ... 6
2.5 Pengertian dan Fungsi Manajemen ... 6
2.6 Pengelolaan Obat dan Perbekalan Farmasi ... 7
2.6.1 Pengadaan ... 8
2.6.2 Penyimpanan dan Penataan... 8
2.6.3 Penjualan dan Pelayanan... 9
2.6.4 Administrasi ... 9
2.7 Perpajakan ... 10
2.7.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21) ... 10
2.7.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh) pasal 25 ... 11
2.7.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)...11
2.7.4 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)... 12
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK INA ... 13
3.1 Letak ... 13
3.4.1 Perencanaan Pembelian... 14
3.4.2 Pelaksanaan Pembelian ... 14
3.5 Penyimpanan dan Penataan... 15
3.6 Pelayanan ... 16
3.6.1 Pelayanan Resep Tunai ... 16
3.6.2 Pelayanan Penjualan Bebas... 16
3.6.3 Pelayanan Swamedikasi ... 17
BAB IV PEMBAHASAN ... 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 21
5.1 Kesimpulan ... 21
5.2 Saran... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pesanan Obat ke PBF... 24
Lampiran 2. Formulir Surat Pesanan Psikotropika ... 25
Lampiran 3. Formulir Surat Pesanan Narkotika ... 26
Lampiran 4. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika ... 27
Lampiran 5. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Psikotropika ...28
RINGKASAN
Telah dilakukan praktek kerja profesi di apotek swasta (Apotek Ina) yang merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi apoteker, yang bertujuan agar mahasiswa mampu memahami permasalahan apotek secara profesional sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kaidah-kaidah profesi yang berlaku, juga untuk mengetahui dan melihat secara langsung peranan dan tugas apoteker pengelola apotek sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pengelola yang profesional.
Praktek kerja profesi di apotek swasta (Apotek Ina) dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2007 sampai dengan 8 Januari 2008 dengan jumlah jam efektif sebanyak 225 jam.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Dalam upaya kesehatan ini diperlukan sumber daya kesehatan, yaitu tenaga
kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan kesehatan, pembiayaan kesehatan,
pengolahan kesehatan, serta penelitian dan pengembangan kesehatan.
Berdasarkan Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, satu-satunya
profesi yang diberi wewenang untuk mengatur, mengawasi dan melaksanakan
segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan kefarmasian adalah apoteker.
Salah satu bentuk pekerjaan kefarmasian yang dilakukan oleh seorang apoteker
adalah pelayanan obat dengan segala informasi yang menyertainya di apotek.
Apotek termasuk salah satu sarana kesehatan. Apotek, dalam menjalankan
fungsinya bersifat dwi fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi sosial. Fungsi
ekonomi menuntut agar apotek dapat memperoleh laba untuk menjaga
kelangsungan usaha sedangkan fungsi sosialnya adalah untuk pemerataan
distribusi obat dan sebagai salah satu tempat pelayanan informasi obat kepada
masyarakat. Dalam mengelola apotek dibutuhkan seorang apoteker pengelola
apotek (APA) yang tidak hanya mampu dari segi teknis kefarmasian tapi harus
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat
ke pasien yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care).
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan
obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Salah satu bentuk pelayanan yang
dapat diberikan seorang apoteker di apotek kepada masyarakat seperti pelayanan
obat dengan cara Komunikasi, Informasi Dan Edukasi (KIE). Dengan cara ini
diharapkan dapat memperoleh keterangan-keterangan yang berkaitan dengan obat,
sehingga penggunaannya secara baik dan rasional
1.2 Tujuan
Dengan dilaksanakannya kerja profesi ini, diharapkan agar mahasiswa
kelak sebagai calon apoteker mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai
apoteker pengelola apotek secara profesional sesuai dengan kode etik serta
BAB II
TINJAUAN APOTEK
2.1 Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 992/Menkes/SK/X/ 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli
Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika. Perbekalan kesehatan adalah semua
bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. .
Tugas dan fungsi Apotek menurut PP No. 25 tahun 1980, meliputi:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan.
2. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau
bahan obat.
3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
Selain memiliki fungsi sosial sebagai tempat pengabdian dan
pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat serta perbekalan
farmasi, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek
memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan
mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja tetapi juga
dari segi manajemen. Oleh karena itu, apoteker harus dibekali dengan
pengetahuan manajemen dan ekonomi.
2.2 Peranan Apoteker Pengelola Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1027/Menkes/SK/IX/2004, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan
telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di
Indonesia sebagai apoteker.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat
Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku seterusnya selama Apoteker Pengelola
Apotek bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan seorang Apoteker
Pengelola Apotek harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, yaitu:
1. Ijazah apoteker telah terdaftar di Departemen Kesehatan.
2. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker.
3. Memiliki Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Penugasan (SP) dari Menteri
Kesehatan.
4. Sehat fisik dan mental untuk melaksanakan tugas sebagai Apoteker.
5. Tidak bekerja di Perusahaan Farmasi atau apotek lain.
Dalam pengelolaan apotek, apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan
menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan
yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri
efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan memberi pendidikan dan peluang
untuk meningkatkan pengetahuan.
2.3 Sarana dan Prasarana
Apotek sebaiknya berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh
masyarakat seperti dekat pemukiman penduduk, pusat perbelanjaan, dan halaman
parkir yang cukup memadai. Apotek harus dapat dengan mudah dikunjungi oleh
masyarakat. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah
dari aktifitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk
menunjukkan kualitas dan daya tarik bagi apotek serta mengurangi resiko
kesalahan penyerahan.
Untuk itu apotek harus memiliki :
1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien
2. Tempat untuk menyediakan informasi bagi pasien termasuk penempatan
brosur atau materi informasi
3. Ruang tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja
dan kursi serta lemari untuk menyimpan buku-buku dan catatan medikasi
pasien
4. Ruang racikan
5. Keranjang sampah yang tersedia untuk petugas maupun pasien
6. Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan
obat dan barang-barang lain yang tersusun rapi, terlindung dari debu,
kelembaban dan cahaya yang berlebihan serta diletakkan pada kondisi
2.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya
Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku meliputi: perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO
(First in First out) dan FEFO (First expire First out).
2.5 Pengertian dan Fungsi Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-
sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting dianalisis
untuk kelayakan suatu usaha. Tujuan suatu perusahaan akan lebih mudah tercapai
apabila memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses manajemen. Proses
manajemen ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam
manajemen. Masing-masing fungsi ini tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, tetapi
harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Apabila salah satu fungsi tidak
dapat dijalankan secara baik, maka tujuan yang ditetapkan akan sulit tercapai.
Adapun fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan
bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan.
Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan
jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan
sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.
3. Kepemimpinan (actuating)
Kepemimpinan adalah proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan
dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan/manajer harus
menggerakkan bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang
telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk
dan memberi motivasi.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas
apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi
penyimpangan maka harus segera dikendalikan, yaitu dengan mencari
penyebabnya dan melakukan perbaikan terhadap sebab terjadinya penyimpangan.
2.6 Pengelolaan Obat dan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan yang dimaksud adalah segala pekerjaan yang mengarah pada
dapat dijaminnya ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan
kualitas yang benar, termasuk juga sistem pengendalian keuangan beserta sumber
daya manusianya.
Pengelolaan obat/perbekalan farmasi di apotek akan mempengaruhi
kelengkapan, harga, pelayanan, dan persediaan obat serta keuangan yang pada
2.6.1 Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi disebut juga pembelian. Pembelian harus
menyesuaikan dengan hasil penjualan, sehingga ada keseimbangan antara
penjualan dan pembelian. Keseimbangan ini tidak hanya antara pembelian dengan
penjualan total, tetapi harus lebih rinci lagi yaitu antara penjualan dan pembelian
dari setiap jenis obat. Obat yang laku keras (fast moving) harus dibeli dalam
jumlah relatif banyak dibandingkan obat yang laku lambat (slow moving) .
Dalam pengadaan perbekalan farmasi harus dipertimbangkan pemilihan
distributor meliputi legalitas, harga yang kompetitif, pelayanan yang cepat,
potongan harga yang diberikan, tenggang waktu pembayaran yang ditawarkan
serta dapat membeli dalam jumlah yang sedikit.
2.6.2 Penyimpanan dan Penataan
Obat atau barang dagangan yang sudah dibeli tidak semuanya langsung
dapat dijual. Oleh karena itu harus disimpan dalam gudang dahulu dengan tujuan
antara lain supaya aman atau tidak hilang, tidak mudah rusak, dan mudah
terawasi. Jadi gudang harus memenuhi beberapa ketentuan antara lain:
1. Merupakan ruang tersendiri dalam apotek
2. Cukup aman dan dapat dikunci dengan baik
3. Tidak kena sinar matahari langsung
4. Tersedia rak yang cukup baik
5. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran ,kering bersih, dan lain-lain
Untuk kegiatan penyimpanan tentunya difokuskan pada tujuan agar tetap
yang ditetapkan. Dalam hal ini jelas juga memerlukan wawasan pendukung yang
memadai serta tenaga yang cukup terlatih.
2.6.3 Penjualan dan Pelayanan
Penjualan obat dan perbekalan farmasi dapat berupa pelayanan resep, obat
bebas, kosmetika dan alat kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kepada
konsumen ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Kelengkapan obat, merupakan hal yang harus dipenuhi dalam berbagai jenis,
golongan dan bentuk sediaannya.
2. Harga obat merupakan faktor yang menentukan dalam persaingan. Harga
obat yang wajar bagi kemampuan masyarakat sekitar apotek perlu
dipertimbangkan sehingga masyarakat dapat memperoleh obat dengan harga
yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.
3. Pelayanan merupakan faktor daya tarik dan pemikat.
2.6.4 Administrasi
Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang
dilakukan oleh suatu perusahaan, seperti juga sistem usaha lain kegiatan
pengendalian operasional di apotek harus dilakukan secara cermat demi
tercapainya tertib administrasi dan manajemen yang baik. Administrasi sangat
diperlukan dalam pengelolaan suatu apotek untuk memperoleh sumber informasi
yang dapat dipercaya dalam rangka pengambilan keputusan oleh apoteker
pengelola apotek. Oleh sebab itu, diperlukan strategi khusus yang terencana
Administrasi yang dilakukan di apotek meliputi:
1. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan seluruh informasi mengenai arus
uang dan barang meliputi buku kas, pembelian, penjualan, dan lain-lain.
2. Administrasi pelaporan yaitu pencatatan seluruh kegiatan yang mencakup
obat-obat narkotik dan psikotropik.
2.7 Perpajakan
Apotek sebagai tempat usaha, sudah pasti harus membayar pajak. Pajak
adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari
kekayaannya atau penghasilannya (hasil pendapatan) kepada negara menurut
peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan
dipergunakan untuk kepentingan masyarakat.
2.7.1 Pajak penghasilan (PPh pasal 21)
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada masyarakat yang
berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima dan diperolehnya berupa gaji,
upah, honor, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan/jabatan atau sebagai imbalan atas jasa,
untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Sesuai dengan pasal 17 UU No.10 Tahun 1994, yang telah diubah dalam
UU No.17 Tahun 2000, besarnya tarif umum pajak penghasilan bagi wajib pajak
Tabel 1. Tarif Umum Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Penghasilan Kena Pajak % Pajak
Sampai dengan Rp 25.000.000
Rp 25.000.000 s/d Rp 50.000.000
Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000
Rp 100.000.000 s/d Rp 150.000.000
Di atas Rp 200.000.000
5 %
10 %
15 %
25 %
35 %
2.7.2 Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25
Pajak penghasilan badan adalah pajak yang dipungut dari perusahaan atas
laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan
pada penghasilan bersih.
2.7.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Menurut UU No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah, tarif PPN secara umum adalah
10 % untuk semua barang kena pajak (BKP). PPN yang harus disetor ke kas
negara oleh pengusaha kena pajak (PKP) merupakan selisih dari pajak masukan
dengan pajak keluaran.
Pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan, selisihnya merupakan
pajak yang harus disetor ke kas negara selambat-lambatnya tanggal 15 bulan
berikutnya dan dilaporkan ke kantor pelayanan pajak. Jika pajak masukan lebih
dikompensasikan dengan utang pajak dalam masa berikutnya atau dapat diminta
kembali.
2.7.4 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-Undang
No. 20 Tahun 2000. Yang menjadi subjek Wajib Pajak PBB adalah orang atau
badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh
manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat
atas bangunan.
Yang menjadi objek PBB adalah Bumi dan Bangunan. Bumi adalah
permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi
meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa tambak perairan)
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK INA
3.1Letak
Apotek Ina berlokasi dijalan Sisingamangaraja No.310A Medan. Lokasi
Apotek Ina tergolong strategis karena terletak di daerah pertokoan, pusat
perbelajaan,pemukiman penduduk dan tempat-tempat pelayanan kesehatan lain
seperti praktek dokter, klinik dan rumah sakit serta mudah dijangkau oleh
kendaraan umum
3.2 Struktur Organisasi
PSA/APA
Kasir Penjualan bebas Asisten apoteker Administrasi
Struktur organisasi apotek Ina
Apotek Ina dalam melaksanakan kegiatannya memiliki 4 orang karyawan
yang bekerja secara rutin yang terdiri dari 2 orang asisten apoteker, 1 orang
3.3 Pelaksanaan Kegiatan Apotek
Kegiatan apotek dilakukan setiap hari kerja mulai pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 23.00 WIB, dimana pengaturan tenaga kerja dibagi dalam
dua shift, shift pagi dan shift malam. Waktu pergantian shift pada pukul 15.00
WIB.
3.4 Pengadaan Perbekalan Farmasi
Pengadaan perbekalan farmasi pada apotek Ina meliputi perencanaan
pembeliaan, pelaksanaan pembelian dan pemantauan hasil pembelian.
3.4.1 Perencanaan Pembelian
Perencanaan Pembelian di apotek Ina dilakukan sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan barang yang sudah habis atau stok yang sedikit, dapat dilihat pada
buku penjualan dan pada kotak tempat penyimpanan obat yang dicatat kedalam
buku barang kosong/pesanan.
3.4.2 Pelaksanaan Pembelian
Pengadaan sediaan farmasi di apotek Ina melalui Pedagang Besar Farmasi
(PBF) yang resmi sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pengadaan sediaan
farmasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Petugas setiap hari melakukan pemeriksaan rutin terhadap resep dan penjualan
bebas. Setiap perbekalan farmasi yang berkurang atau telah habis dicatat
dalam buku tertentu.
2. Item dan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan sifat barang apakah slow
moving atau fast moving.
selanjutnya dicatat dalam buku pesanan.
4. Keesokan harinya pesanan barang dapat diberikan pada sales yang
bersangkutan agar segera dapat dipenuhi.
5. Bila ada barang yang tidak dapat disediakan sales, maka apotek akan
menghubungi pemasok lain melalui telepon.
Khusus untuk pembelian narkotika, pemesanan dilakukan langsung ke
PBF Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pesanan langsung narkotika
(Formulir Negara-9) rangkap 4 yang ditandatangani apoteker pengelola apotek
(APA).
3.5 Penyimpanan dan Penataan
Apotek Ina tidak mempunyai gudang khusus untuk menyimpan barang.
Stok barang dalam jumlah banyak disimpan dalam rak-rak tertentu. Penyusunan
barang diapotek Ina berdasarkan bentuk sediaan, secara alfabetis dan
menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Obat-obat diruang peracikan
ditempatkan pada kotak-kotak yang mencantumkan nama obat dan harga obat.
Penyimpanan perbekalan farmasi di apotek dilakukan sebagai berikut :
1. Obat bebas dan bebas terbatas disimpan di etalase penjualan bebas
berdasarkan efek farmakologinya.
2. Obat keras disimpan diruang peracikan yang disusun menurut bentuk
sediaan kemudian diurutkan secara alphabetis.
3. Barang yang fast moving yang di pesan dalam jumlah besar, sebagian
disimpan digudang sebagai stok.
5. Sediaan suppositoria dan obat yang penyimpanannya dibawah suhu kamar
disimpan dalam lemari pendingin.
6. Narkotika dan psikotropika disimpan di lemari khusus.
3.6 Pelayanan
Kegiatan pelayanan di apotek Ina dapat berupa pelayanan resep tunai,
penjualan obat bebas, kosmetik, alat kesehatan, suplemen kesehatan dan susu.
3.6.1 Pelayanan Resep Tunai
Prosedur pelayanan resep tunai, yaitu:
1. Asisten apoteker (AA) menerima resep dari pasien dan memeriksa
kelengkapan resep dan apakah obat yang tertulis dalam resep ada atau tidak.
Jika ada, maka dihitung harga obat dalam resep tersebut, dan diberitahu
kepada pembeli.
2. Ditanya kepada pembeli apakah jadi membeli semua obat atau tidak. Jika ya,
maka AA mempersiapkan obatnya, diracik yang perlu diracik, lalu diberi
etiket, diperiksa, dan dikemas.
3. Obat diserahkan kepada pembeli dan diberikan informasi mengenai
pemakaian obat seperlunya, dan jika perlu sekalian dijelaskan kegunaan dari
masing-masing obat tersebut.
4. Pembeli membayarkan harga resep ke kasir.
5. Resep asli disimpan untuk diarsipkan.
3.6.2 Pelayanan Penjualan Bebas
Pelayanan penjualan bebas dilakukan sebagai berikut:
barang dan menginformasikan harga.
2. Bila harga sesuai maka barang diserahkan dengan memberikan informasi
tentang cara pemakaian obat dan pasien membayar obat di kasir.
3. Petugas penjualan bebas maupun asisten apoteker mencatat barang yang dijual
pada buku penjualan bebas.
3.6.3 Pelayanan Swamedikasi
Prosedur pelayanan swamedikasi di apotek Ina meliputi :
1. Pasien datang dan langsung berjumpa dengan apoteker. Jika apoteker
kebetulan tidak berada di apotek, maka pasien dilayani oleh asisten apoteker.
2. Pasien akan menyampaikan keluhan-keluhan yang dirasakannya yang
berhubungan dengan kesehatannya.
3. Apoteker atau asisten apoteker memilih cara pengobatan yang sesuai dengan
keluhan pasien tersebut, dan bila pasien sudah setuju dengan pengobatan yang
diberikan, apoteker akan segera menyediakan obatnya dan kemudian
menyerahkannya kepada pasien disertai dengan pemberian informasi yang
diperlukan.
3.7 Administrasi
Administrasi yang dilakukan di apotek Ina, meliputi:
1. Buku pemesanan barang, yaitu buku yang mencatat semua barang yang
akan dipesan dari distributor.
2. Buku pembelian, yaitu buku yang mencatat seluruh pembelian barang dari
distributor, lengkap dengan tanggal, jumlah, jenis dan harga barang.
melalui resep maupun penjualan bebas.
4. Buku hutang dagang, yaitu buku yang mencatat pembelian secara kredit.
5. Buku pencatatan OKT, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan
pengeluaran golongan OKT (psikotropika).
6. Buku pencatatan narkotika, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan
pengeluaran obat-obat golongan narkotika.
7. Laporan narkotika dan psikotropika
Untuk obat-obat golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali dalam satu
bulan. Sedangkan untuk obat-obat psikotropika, pelaporannya dilakukan satu kali
dalam 6 bulan. Laporan-laporan ini ditandatangani APA dan ditujukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Propsu, dengan tembusan kepada Kepala Balai Besar
BAB IV
PEMBAHASAN
Apotek Ina merupakan salah satu tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Selain
mempunyai fungsi ekonomi, apotek juga memiliki fungsi sosial yaitu selalu
mengutamakan pelayanan yang baik. Hal ini dilakukan baik untuk pelayanan
resep maupun tanpa resep (penjualan bebas), diutamakan keamanan dan
kemanjuran obat-obat tersebut terhadap pasien (patient oriented).
Pemilihan lokasi apotek Ina cukup strategis, berada di areal pemukiman
penduduk dan daerah pertokoan, di pinggir jalan raya, berdekatan dengan
sarana-sarana kesehatan lain seperti prakter dokter, klinik, rumah sakit, dan transportasi
yang lancar.
Pengelolaan perbekalan kesehatan di apotek Ina dilakukan menurut
posedur yang telah ditetapkan yaitu perencanaan dan pelaksanaan pembelian,
penerimaan, penyimpanan dan penjualan. Perencanaan pembelian dilakukan
berdasarkan kebutuhan pada ruang racikan dan penjualan bebas, yang disesuaikan
dengan memperhatikan sifat sediaan farmasi tersebut, apakah fast moving atau
slow moving sehingga dapat mengurangi terjadinya penumpukan obat-obat yang
menyebabkan kadaluarsa.
Secara umum, pelayanan diapotek Ina telah dilakukan dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari pelayanan dan keramahan para karyawan akan tetapi jumlah
karena banyaknya apotek pesaing di sekitar apotek Ina. Beberapa strategi yang
dilakukan oleh apotek Ina yaitu berusaha melengkapi persediaan obat, berusaha
melayani resep dengan cepat dan tepat, serta berusaha meningkatkan mutu
pelayanan. .
Apotek Ina juga berusaha melakukan pelayanan informasi obat kepada
pasien yang membutuhkan dengan berdasarkan patient oriented, seperti pasien
yang melakukan self medication. Apoteker Pengelola Apotek (APA) berperan
penting dalam setiap pelayanan ini, terutama pada peranannya dalam pemberian
informasi mengenai obat yang diperlukan oleh pasien yang bertujuan untuk
mewujudkan penggunaan obat yang tepat, aman dan rasional sehingga dapat
meningkatkan kesehatan pasien. Pelayanan yang diberikan di Apotek Ina secara
cepat dan tepat sehingga pasien merasa dihargai. Sedangkan hal ini bagi apotek
dapat menarik pelanggan atau pasien yang lebih banyak untuk datang ke apotek.
Akan tetapi, pelayanan informasi ini tidak selalu dapat diterapkan di apotek Ina,
sebab terkadang ada pasien yang belum menyadari nilai positif (manfaat) dari
pelayanan ini, sehingga pasien buru-buru menolak diberikan pelayanan. Ataupun
terkadang ada pasien yang terlalu percaya diri dan merasa benar dengan
pemahamannya mengenai obat, sehingga tidak mau mendengarkan informasi yang
akan diberikan.
Dengan demikian, Apotek Ina telah berusaha melakukan fungsinya
sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentu juga
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Apotek Ina dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA)
yang sekaligus sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang aktif dalam
pelayanan farmasi.
2. Lokasi apotek Ina sangat strategis, karena mudah dijangkau, di pinggir
jalan raya, dekat dengan pemukiman penduduk dan daerah pertokoan,
serta sarana-sarana kesehatan lainnya seperti praktek dokter, klinik, dan
rumah sakit.
3. Pelaksanaan KIE di apotek Ina Medan tidak selalu diterapkan karena
terkadang belum adanya kesadaran pasien akan nilai positifnya.
4. Pengadaan obat-obatan di apotek Ina dilaksanakan dibawah pengawasan
apoteker berdasarkan kebutuhan dan persediaan, dan perbekalan tersebut
diperoleh dari pemasok yang yang legal dan dapat dipercaya.
5. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya di apotek
5.2 Saran
1. Sebaiknya apotek Ina lebih melengkapi jumlah item obat sehingga
kebutuhan pasien akan obat dapat dipenuhi.
2. Sebaiknya disediakan ruang khusus untuk konseling bagi pasien yang
membutuhkan. Sebab memberikan layanan konseling juga dapat menjadi
salah satu strategi untuk meningkatkan konsumen.
3. Sebaiknya dilakukan pemantauan yang lebih intensif terhadap tanggal
kadaluarsa sedian farmasi yang ada di apotek untuk menghindari
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1995. Manajemen Farmasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Depkes RI. 1992. Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992.
Depkes RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Ibrahim, Y.H.M. 1998. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi pertama. Bogor: Kencana.
Prabowo, Y. 2004. Akuntansi Perpajakan Terapan. Edisi Revisi. Jakarta: Grasindo.
Seto, S., dkk. 2004. Manajemen Farmasi Lingkup Apotek, Farmasi Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi, dan Industri Farmasi. Cetakan pertama. Surabaya: Airlangga University Press.
LAPORAN LATIHAN KERJA PROFESI
DI APOTEK INA MEDAN
RESEP
Disusun oleh :
Dewi Lumban Batu
073202015
Pembimbing :
Pagar Sudirman. Ssi, Apt
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
R/ Vitazym No X
Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep disimpulkan pasien menderita
gangguan pada lambung.
II. Three Prime Question Penjelasan dokter tentang obat : Obat ini untuk mengobati gangguan pada
lambung dan menghilangkan rasa sakit.
Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Obat diminum secara teratur,
antasida diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Pasien lekas sembuh
III. Spesialite obat pada resep
No Nama Obat
Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1 Vitazym (Kimia farma)
Pancreatin 50mg Papain 10 mg Empedu sapi 50mg Kunyit 35mg Ekstrak hati 50mg Besi ,Mg,Cu,Seng,K ,Fosfor,Iodium,Vit
B1,Vit B2,Vit B6,Vit B12,VitC,Pantotenat, Nikotinamid
2 Antasida Aluminium,Mg
Hidroksida gel kering 461mg, simetikon 20mg
Magasida Tiamisin HCl 50mg
Vit B6 10mg,Vit B12 10mcg,trimetil xantin 50mg
Nervalgin (Kresna jaya)
K Analgetik
Resep yang diberikan sesuai dengan diagnosa pasien karena setiap obat yang
diberikan bertujuan untuk pengobatan gangguan pada lambung.
IV. Pelayanan Informasi
1. Vitazym
a. Kegunaan : Gangguan pencernaan pada lambung dan usus
b. Bentuk obat : Tablet
c. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet
d. Hal-hal yang diinformasikan :
- Obat diminum sebelum makan atau saat perut kosong untuk
melindungi lambung dan usus dari pengaruh dan reaksi yang
terjadi akibat penggunaan obat lain.
2. Antasida
a. Kegunaan : Mengurangi kelebihan asam lambung dan tukak pada
lambung dan usus 12 jari, gastritis, perut kembung, perasaan penuh
pada lambung.
b. Bentuk obat : Tablet
d. Hal-hal yang diinformasikan :
- Obat diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
- Obat dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan
- Dianjurkan banyak minum air selama pengobatan
3. Neuralgin
a. Kegunaan : menghilangkan rasa sakit seprti sakit kepala, mialgia,
neuralgia,sakit gigi, sakit menstruasi.
b. Bentuk obat : Tablet
c. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet
d. Hal-hal yang diinformasikan :
- Jika nyeri telah sembuh pemakaian obat dihentikan
- Obat diminum sesuai aturan
R/ Bioquin Cream tube I
SUE Malam
Maxivit cap No X
S1dd I
Cerini tab No X
S1dd I
Pro : Dewi ( 20 thn)
I. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep tersebut disimpulkan bahwa
pasien menderita alergi yang menyebabkan timbulnya flek hitam pada kulit
wajah.
II. Three Prime Question Penjelasan dokter tentang obat : Obat ini untuk mengobati alergi dan
mengurangi flek hitam yang terjadi karena alergi tersebut.
Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Obat diminum secara teratur,
bioquin dipakai malam hari dan dioleskan tipis.
Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Pasien lekas sembuh
III. Spesialite obat pada resep
No Nama Obat Komposisi Produk lain
Gol Khasiat
1 Bioquin Hidrokinon 20mg
Melanox (Surya dermanto)
W Hiperpigmentasi
2 Maxivit Betakaroten 5000 IU, Vit E
Resep di atas sesuai dengan diagnosa pasien karena setiap obat yang diberikan
untuk pengobatan alergi pada kulit wajah.
IV. Pelayanan obat pada resep
1. Bioquin
a. Kegunaan : Hiperpigmentasi
b. Bentuk obat : Cream
c. Cara pakai : Dioleskan tipis pada kulit pada malam hari
c. Hal-hal yang diinformasikan :
- Selama pengobatan kurangi kulit kontak langsung dengan
matahari
- Dioleskan tipis-tipis
- Jika terjadi efek samping yang berat hubungi dokter
- Penyimpanan pada tempat yang sejuk, kering dan terhindar dari
2. Maxivit
a. Kegunaan : Antioksidan
b. Bentuk obat : Tablet
c. Cara Pakai : 1 kali sehari 1 tablet
d. hal-hal yang perlu diinformasikan :
- Obat diminum sesuai aturan
3. Cerini
a. Kegunaan : Rinitis, alergi
b. Bentuk obat : Tablet
c. Cara Pakai : 1 kali sehari 1 tablet
d. Hal-hal yang diinformasikan :
- Obat diminum sesuai aturan yang ada dan jangan menambah dosis
yang dianjurkan dokter
R/ Cap Rifampisin mg 120
Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep disimpulkan bahwa pasien
menderita penyakit TBC.
II. Three Prime Question Penjelasan dokter tentang obat : Obat ini untuk mengobati TBC dan akan
menyebabkan warna merah pada urin, tinja, keringat, air ludah.
Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Obat diminum secara teratur, dan
pengobatan dilakukan rutin sesuai anjuran dokter.
Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Pasien lekas sembuh.
III. Spesialite obat pada resep
No Nama Obat Komposisi Produk lain
Gol Khasiat
1 Rifampisin Rifampisin 450mg
Resep diberikan sesuai diagnosa pasien karena setiap obat yang diberikan
IV. Pelayanan Informasi
1. Obat diracik menjadi satu dan dibagi dalam tiap-tiap bungkus serbuk bagi.
a. Kegunaan : Pengobatan TBC
b. Bentuk obat : Serbuk
c. Cara pakai : 1 kali sehari 1 bungkus
d. Hal-hal yang diinformasikan :
- Obat ini dapat menyebabkan urin, tinja, air ludah, keringat dan
air mata menjadi kemerahan karena adanya rifampisin.
- Bagi pasien yang menggunakan lensa kontak disarankan untuk
tidak digunakan karena akan bereaksi atau berubah warna.
- Minum obat dengan teratur sesuai jadwal yang ditentukan
dokter.
- Penyimpanan di tempat yang kering, sejuk dan terhindar dari
R/ Ciprofloxacin 500 mg No X
S2dd I
R/ Decolgen No X
S3dd I
Pro : Bonita Simamora (35 thn)
I. Kasus
Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep disimpulkan bahwa pasien
menderita flu.
II. Three Prime Question Penjelasan dokter tentang obat : Obat ini untuk mengobati flu yang sudah lama
diderita pasien .
Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Obat diminum secara teratur, jika flu
sudah sembuh pemakaian decolgen dihentikan, antibiotik diminum sesuai
anjuran dokter.
Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Pasien lekas sembuh.
III. Spesialite obat pada resep
No Nama Obat Komposisi Produk
Resep diberikan sesuai diagnosa pasien karena setiap obat yang diberikan
IV. Pelayanan Informasi
1. Ciprofloxacin
a. Kegunaan : Infeksi saluran nafas, saluran cerna, saluran urogenital,
kulit dan jaringan lunak, tulang dan sendi.
b. Bentuk obat : Tablet
c. Cara pakai : 2 kali sehari 1 tablet
d. Hal-hal yang diinformasikan :
- Obat diminum sesuai aturan dan jangan menghentikan
pemakaian obat meskipun sudah nerasa sembuh.
- Dianjurkan untuk banyak minum air selama pengobatan
2. Decolgen
a. Kegunaan : meringan kan gejala flu seperti demam, sakit kepala,
hidung tersumbat dan bersin-bersin.
b. Bentuk obat : Tablet
c. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet
d. Hal-hal yang diinformasikan :
- Jika gejala flu sudah sembuh sebaiknya pemakaian obat
dihentikan.
- Obat jangan digunakan pada jangka waktu yang lama maupun
dosis yang tinggi tanpa konsultasi dengan dokter.
- Selama pengobatan dianjurkan tidak mengendarai kendaraan
R/ Tab Alleron No X
S3dd tab I
R/ Tab Dexametason No X
S3dd tab I
R/ Tab Amoxicillin 500 No X
S3 dd tab I
Pro : Eva Susanti (25 thn)
I. Kasus
Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep disimpulkan bahwa pasien
menderita alergi pada kulit.
II. Three Prime Question Penjelasan dokter tentang obat : Obat ini untuk mengobati alergi pada kulit.
Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Obat diminum secara teratur sesuai
dosis yang dianjurkan dokter.
Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Pasien lekas sembuh
dan tidak terjadi reaksi alergi yang lain.
III. Spesialite obat pada resep
No Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
Resep diberikan sesuai diagnosa pasien karena setiap obat yang diberikan
IV. Pelayanan Informasi
1. Alleron
a. Kegunaan : Alergi seperti urtikaria, dermatitis, rinitis.
b. Bentuk obat : Tablet
c. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet
d. Hal-hal yang diinformasikan :
- Obat diminum sesuai aturan dan petunjuk dari dokter.
- Jika gejala tidak berkurang atau gejala berlanjut maka hubungi
dokter.
- Bila terjadi reaksi alergi yang lebih berat hentikan pemakaian
obat dan hubungi dokter.
2. Dexametason
a. Kegunaan : Inflamasi, reumatoid atritis, dermatitis, alergi,asma bronkial.
b. Bentuk obat : tablet
c. cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet
d. Hal- hal yang diinformasikan :
- Pemakaian obat jangan melebihi dosis yang ditetapkan dan bila
gejala masih tetap atau bertambah buruk konsultasikan pada dokter.
- pemakaian dihentikan jika terjadi reaksi yang lebih berat.
3. Amoxicillin
a. Kegunaan : Infeksi saluran nafas, saluran urogenital, kulit dan jaringan
lunak.
c. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet
d. Hal-hal yang diinformasikan :
- Obat diminum sesuai aturan dan jangan menghentikan
pemakaian obat meskipun sudah nerasa sembuh.
Lampiran 1. Formulir Surat Pesanan
APOTIK INA
No. SIA : 442/2613/III/06
Nama APA : Pagar Sudirman, S.Si., Apt Alamat : Jl. S. M. Raja No. 310 A
Medan
Telepon : 7852034
Kepada YTH:
Pimpinan PBF... ... di - ... Dengan hormat,
Bersama ini kami memesan obat sebagai berikut:
No. NAMA OBAT SATUAN JUMLAH OBAT KETERANGAN
Demikian dan terima kasih atas perhatian Saudara.
Medan, ………...
Lampiran 2. Formulir Surat Pesanan Psikotropika
Nomor :
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Alamat :
Jabatan : Mengajukan permohonan kepada:
Nama Perusahaan :
Alamat :
Jenis psikotropika sebagai berikut:
Untuk keperluan Apotek: INA
Alamat: Jl. S. M. Raja No. 310 A Medan
Medan, ………...
Apoteker Penanggung Jawab
Pagar Sudirman S.Si., Apt
Lampiran 3. Formulir Surat Pesanan Narkotika
Rayon : Model N. 9.
No. S. P. : Lembar ke 1/2/3/4
SURAT PESANAN NARKOTIKA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ………..
Jabatan : ………..
Alamat Rumah : ………..
Mengajukan pesanan narkotika kepada:
Nama Distributor : ………..
Alamat dan No. Telp. : ………..
………..
sebagai berikut :
Narkotika tersebut akan dipergunakan untuk keperluan
A p o t i k ……... Lembaga
Medan,………..
Pemesan
Lampiran 4. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika
LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN OBAT NARKOTIKA
Nama Apotik : Apotik Ina N - 19
Nomor SIA : 442/2613/III/06 Bulan :
Alamat & Telp : Jl. S. M. Raja No 310 A Medan Tahun :
Telp. 7852034
Kab / Kodya : Medan
PEMASUKAN PENGGUNAAN
No NAMA SEDIAAN SATUAN PERSEDIAAN
Lampiran 5. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Psikotropika
LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN JADI PSIKOTROPIKA
P - 13
SATUAN PERSEDIAAN
AWAL