• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di PT. Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di PT. Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) Medan"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI KOMUNITAS

di

Apotek Ina

Medan

Disusun oleh :

Dewi Lumban Batu, S.Farm. 073202015

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

(2)

Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI KOMUNITAS

di

Apotek Ina

Medan

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan

Disusun oleh:

Dewi Lumban Batu, S.Farm 073202015

Apotek Ina

Medan

Pembimbing,

Pagar Sudirman, S.Si., Apt

SP: KP.01.01.V.5.2.1928

Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apoteker di apotek Ina, Jalan S. M. Raja No. 310 A Medan

Pada kesempatan ini, penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Pagar Sudirman, S.Si., Apt selaku pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Profesi sampai penyusunan laporan ini selesai.

2. Bapak Pagar Sudirman, S.Si., Apt dan keluarga selaku Pemilik Sarana Apotek (PSA) di apotek Ina yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi di apotek Ina.

3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan.

4. Bapak Drs. Wiryanto, Apt selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.

5. Seluruh karyawan di apotek Ina Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan PKP.

Semoga Tuhan memberikan balasan atas semua kebaikan yang telah diberikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang Farmasi.

Medan, Maret 2008

(4)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

RINGKASAN ... vi

2.2 Peranan Apoteker Pengelola Apotek ... 4

2.3 Sarana dan Prasarana... 5

2.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya ... 6

2.5 Pengertian dan Fungsi Manajemen ... 6

2.6 Pengelolaan Obat dan Perbekalan Farmasi ... 7

2.6.1 Pengadaan ... 8

2.6.2 Penyimpanan dan Penataan... 8

2.6.3 Penjualan dan Pelayanan... 9

2.6.4 Administrasi ... 9

2.7 Perpajakan ... 10

2.7.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21) ... 10

2.7.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh) pasal 25 ... 11

2.7.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)...11

2.7.4 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)... 12

BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK INA ... 13

3.1 Letak ... 13

(5)

3.4.1 Perencanaan Pembelian... 14

3.4.2 Pelaksanaan Pembelian ... 14

3.5 Penyimpanan dan Penataan... 15

3.6 Pelayanan ... 16

3.6.1 Pelayanan Resep Tunai ... 16

3.6.2 Pelayanan Penjualan Bebas... 16

3.6.3 Pelayanan Swamedikasi ... 17

BAB IV PEMBAHASAN ... 19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 21

5.1 Kesimpulan ... 21

5.2 Saran... 22

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pesanan Obat ke PBF... 24

Lampiran 2. Formulir Surat Pesanan Psikotropika ... 25

Lampiran 3. Formulir Surat Pesanan Narkotika ... 26

Lampiran 4. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika ... 27

Lampiran 5. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Psikotropika ...28

(7)

RINGKASAN

Telah dilakukan praktek kerja profesi di apotek swasta (Apotek Ina) yang merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi apoteker, yang bertujuan agar mahasiswa mampu memahami permasalahan apotek secara profesional sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kaidah-kaidah profesi yang berlaku, juga untuk mengetahui dan melihat secara langsung peranan dan tugas apoteker pengelola apotek sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pengelola yang profesional.

Praktek kerja profesi di apotek swasta (Apotek Ina) dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2007 sampai dengan 8 Januari 2008 dengan jumlah jam efektif sebanyak 225 jam.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

Dalam upaya kesehatan ini diperlukan sumber daya kesehatan, yaitu tenaga

kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan kesehatan, pembiayaan kesehatan,

pengolahan kesehatan, serta penelitian dan pengembangan kesehatan.

Berdasarkan Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, satu-satunya

profesi yang diberi wewenang untuk mengatur, mengawasi dan melaksanakan

segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan kefarmasian adalah apoteker.

Salah satu bentuk pekerjaan kefarmasian yang dilakukan oleh seorang apoteker

adalah pelayanan obat dengan segala informasi yang menyertainya di apotek.

Apotek termasuk salah satu sarana kesehatan. Apotek, dalam menjalankan

fungsinya bersifat dwi fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi sosial. Fungsi

ekonomi menuntut agar apotek dapat memperoleh laba untuk menjaga

kelangsungan usaha sedangkan fungsi sosialnya adalah untuk pemerataan

distribusi obat dan sebagai salah satu tempat pelayanan informasi obat kepada

masyarakat. Dalam mengelola apotek dibutuhkan seorang apoteker pengelola

apotek (APA) yang tidak hanya mampu dari segi teknis kefarmasian tapi harus

(9)

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat

ke pasien yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care).

Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan

obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Salah satu bentuk pelayanan yang

dapat diberikan seorang apoteker di apotek kepada masyarakat seperti pelayanan

obat dengan cara Komunikasi, Informasi Dan Edukasi (KIE). Dengan cara ini

diharapkan dapat memperoleh keterangan-keterangan yang berkaitan dengan obat,

sehingga penggunaannya secara baik dan rasional

1.2 Tujuan

Dengan dilaksanakannya kerja profesi ini, diharapkan agar mahasiswa

kelak sebagai calon apoteker mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai

apoteker pengelola apotek secara profesional sesuai dengan kode etik serta

(10)

BAB II

TINJAUAN APOTEK

2.1 Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 992/Menkes/SK/X/ 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan

pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan

lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli

Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika. Perbekalan kesehatan adalah semua

bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. .

Tugas dan fungsi Apotek menurut PP No. 25 tahun 1980, meliputi:

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah

jabatan.

2. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau

bahan obat.

3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang

diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

Selain memiliki fungsi sosial sebagai tempat pengabdian dan

pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat serta perbekalan

farmasi, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek

memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan

(11)

mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja tetapi juga

dari segi manajemen. Oleh karena itu, apoteker harus dibekali dengan

pengetahuan manajemen dan ekonomi.

2.2 Peranan Apoteker Pengelola Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1027/Menkes/SK/IX/2004, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan

telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di

Indonesia sebagai apoteker.

Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat

Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku seterusnya selama Apoteker Pengelola

Apotek bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan seorang Apoteker

Pengelola Apotek harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, yaitu:

1. Ijazah apoteker telah terdaftar di Departemen Kesehatan.

2. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker.

3. Memiliki Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Penugasan (SP) dari Menteri

Kesehatan.

4. Sehat fisik dan mental untuk melaksanakan tugas sebagai Apoteker.

5. Tidak bekerja di Perusahaan Farmasi atau apotek lain.

Dalam pengelolaan apotek, apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan

menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan

yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri

(12)

efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan memberi pendidikan dan peluang

untuk meningkatkan pengetahuan.

2.3 Sarana dan Prasarana

Apotek sebaiknya berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh

masyarakat seperti dekat pemukiman penduduk, pusat perbelanjaan, dan halaman

parkir yang cukup memadai. Apotek harus dapat dengan mudah dikunjungi oleh

masyarakat. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah

dari aktifitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk

menunjukkan kualitas dan daya tarik bagi apotek serta mengurangi resiko

kesalahan penyerahan.

Untuk itu apotek harus memiliki :

1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien

2. Tempat untuk menyediakan informasi bagi pasien termasuk penempatan

brosur atau materi informasi

3. Ruang tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja

dan kursi serta lemari untuk menyimpan buku-buku dan catatan medikasi

pasien

4. Ruang racikan

5. Keranjang sampah yang tersedia untuk petugas maupun pasien

6. Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan

obat dan barang-barang lain yang tersusun rapi, terlindung dari debu,

kelembaban dan cahaya yang berlebihan serta diletakkan pada kondisi

(13)

2.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya

Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya

dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku meliputi: perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO

(First in First out) dan FEFO (First expire First out).

2.5 Pengertian dan Fungsi Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-

sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting dianalisis

untuk kelayakan suatu usaha. Tujuan suatu perusahaan akan lebih mudah tercapai

apabila memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses manajemen. Proses

manajemen ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam

manajemen. Masing-masing fungsi ini tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, tetapi

harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Apabila salah satu fungsi tidak

dapat dijalankan secara baik, maka tujuan yang ditetapkan akan sulit tercapai.

Adapun fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan

kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan

bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan.

(14)

Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau

pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan

jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan

sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.

3. Kepemimpinan (actuating)

Kepemimpinan adalah proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan

dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan/manajer harus

menggerakkan bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang

telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk

dan memberi motivasi.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas

apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi

penyimpangan maka harus segera dikendalikan, yaitu dengan mencari

penyebabnya dan melakukan perbaikan terhadap sebab terjadinya penyimpangan.

2.6 Pengelolaan Obat dan Perbekalan Farmasi

Pengelolaan yang dimaksud adalah segala pekerjaan yang mengarah pada

dapat dijaminnya ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan

kualitas yang benar, termasuk juga sistem pengendalian keuangan beserta sumber

daya manusianya.

Pengelolaan obat/perbekalan farmasi di apotek akan mempengaruhi

kelengkapan, harga, pelayanan, dan persediaan obat serta keuangan yang pada

(15)

2.6.1 Pengadaan

Pengadaan perbekalan farmasi disebut juga pembelian. Pembelian harus

menyesuaikan dengan hasil penjualan, sehingga ada keseimbangan antara

penjualan dan pembelian. Keseimbangan ini tidak hanya antara pembelian dengan

penjualan total, tetapi harus lebih rinci lagi yaitu antara penjualan dan pembelian

dari setiap jenis obat. Obat yang laku keras (fast moving) harus dibeli dalam

jumlah relatif banyak dibandingkan obat yang laku lambat (slow moving) .

Dalam pengadaan perbekalan farmasi harus dipertimbangkan pemilihan

distributor meliputi legalitas, harga yang kompetitif, pelayanan yang cepat,

potongan harga yang diberikan, tenggang waktu pembayaran yang ditawarkan

serta dapat membeli dalam jumlah yang sedikit.

2.6.2 Penyimpanan dan Penataan

Obat atau barang dagangan yang sudah dibeli tidak semuanya langsung

dapat dijual. Oleh karena itu harus disimpan dalam gudang dahulu dengan tujuan

antara lain supaya aman atau tidak hilang, tidak mudah rusak, dan mudah

terawasi. Jadi gudang harus memenuhi beberapa ketentuan antara lain:

1. Merupakan ruang tersendiri dalam apotek

2. Cukup aman dan dapat dikunci dengan baik

3. Tidak kena sinar matahari langsung

4. Tersedia rak yang cukup baik

5. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran ,kering bersih, dan lain-lain

Untuk kegiatan penyimpanan tentunya difokuskan pada tujuan agar tetap

(16)

yang ditetapkan. Dalam hal ini jelas juga memerlukan wawasan pendukung yang

memadai serta tenaga yang cukup terlatih.

2.6.3 Penjualan dan Pelayanan

Penjualan obat dan perbekalan farmasi dapat berupa pelayanan resep, obat

bebas, kosmetika dan alat kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kepada

konsumen ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Kelengkapan obat, merupakan hal yang harus dipenuhi dalam berbagai jenis,

golongan dan bentuk sediaannya.

2. Harga obat merupakan faktor yang menentukan dalam persaingan. Harga

obat yang wajar bagi kemampuan masyarakat sekitar apotek perlu

dipertimbangkan sehingga masyarakat dapat memperoleh obat dengan harga

yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.

3. Pelayanan merupakan faktor daya tarik dan pemikat.

2.6.4 Administrasi

Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang

dilakukan oleh suatu perusahaan, seperti juga sistem usaha lain kegiatan

pengendalian operasional di apotek harus dilakukan secara cermat demi

tercapainya tertib administrasi dan manajemen yang baik. Administrasi sangat

diperlukan dalam pengelolaan suatu apotek untuk memperoleh sumber informasi

yang dapat dipercaya dalam rangka pengambilan keputusan oleh apoteker

pengelola apotek. Oleh sebab itu, diperlukan strategi khusus yang terencana

(17)

Administrasi yang dilakukan di apotek meliputi:

1. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan seluruh informasi mengenai arus

uang dan barang meliputi buku kas, pembelian, penjualan, dan lain-lain.

2. Administrasi pelaporan yaitu pencatatan seluruh kegiatan yang mencakup

obat-obat narkotik dan psikotropik.

2.7 Perpajakan

Apotek sebagai tempat usaha, sudah pasti harus membayar pajak. Pajak

adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari

kekayaannya atau penghasilannya (hasil pendapatan) kepada negara menurut

peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan

dipergunakan untuk kepentingan masyarakat.

2.7.1 Pajak penghasilan (PPh pasal 21)

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada masyarakat yang

berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima dan diperolehnya berupa gaji,

upah, honor, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk

apapun sehubungan dengan pekerjaan/jabatan atau sebagai imbalan atas jasa,

untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Sesuai dengan pasal 17 UU No.10 Tahun 1994, yang telah diubah dalam

UU No.17 Tahun 2000, besarnya tarif umum pajak penghasilan bagi wajib pajak

(18)

Tabel 1. Tarif Umum Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

Penghasilan Kena Pajak % Pajak

Sampai dengan Rp 25.000.000

Rp 25.000.000 s/d Rp 50.000.000

Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000

Rp 100.000.000 s/d Rp 150.000.000

Di atas Rp 200.000.000

5 %

10 %

15 %

25 %

35 %

2.7.2 Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25

Pajak penghasilan badan adalah pajak yang dipungut dari perusahaan atas

laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan

pada penghasilan bersih.

2.7.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Menurut UU No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang

dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah, tarif PPN secara umum adalah

10 % untuk semua barang kena pajak (BKP). PPN yang harus disetor ke kas

negara oleh pengusaha kena pajak (PKP) merupakan selisih dari pajak masukan

dengan pajak keluaran.

Pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan, selisihnya merupakan

pajak yang harus disetor ke kas negara selambat-lambatnya tanggal 15 bulan

berikutnya dan dilaporkan ke kantor pelayanan pajak. Jika pajak masukan lebih

(19)

dikompensasikan dengan utang pajak dalam masa berikutnya atau dapat diminta

kembali.

2.7.4 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-Undang

No. 20 Tahun 2000. Yang menjadi subjek Wajib Pajak PBB adalah orang atau

badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh

manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat

atas bangunan.

Yang menjadi objek PBB adalah Bumi dan Bangunan. Bumi adalah

permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi

meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa tambak perairan)

(20)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS APOTEK INA

3.1Letak

Apotek Ina berlokasi dijalan Sisingamangaraja No.310A Medan. Lokasi

Apotek Ina tergolong strategis karena terletak di daerah pertokoan, pusat

perbelajaan,pemukiman penduduk dan tempat-tempat pelayanan kesehatan lain

seperti praktek dokter, klinik dan rumah sakit serta mudah dijangkau oleh

kendaraan umum

3.2 Struktur Organisasi

PSA/APA

Kasir Penjualan bebas Asisten apoteker Administrasi

Struktur organisasi apotek Ina

Apotek Ina dalam melaksanakan kegiatannya memiliki 4 orang karyawan

yang bekerja secara rutin yang terdiri dari 2 orang asisten apoteker, 1 orang

(21)

3.3 Pelaksanaan Kegiatan Apotek

Kegiatan apotek dilakukan setiap hari kerja mulai pukul 08.00 WIB

sampai dengan pukul 23.00 WIB, dimana pengaturan tenaga kerja dibagi dalam

dua shift, shift pagi dan shift malam. Waktu pergantian shift pada pukul 15.00

WIB.

3.4 Pengadaan Perbekalan Farmasi

Pengadaan perbekalan farmasi pada apotek Ina meliputi perencanaan

pembeliaan, pelaksanaan pembelian dan pemantauan hasil pembelian.

3.4.1 Perencanaan Pembelian

Perencanaan Pembelian di apotek Ina dilakukan sesuai dengan kebutuhan

berdasarkan barang yang sudah habis atau stok yang sedikit, dapat dilihat pada

buku penjualan dan pada kotak tempat penyimpanan obat yang dicatat kedalam

buku barang kosong/pesanan.

3.4.2 Pelaksanaan Pembelian

Pengadaan sediaan farmasi di apotek Ina melalui Pedagang Besar Farmasi

(PBF) yang resmi sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pengadaan sediaan

farmasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Petugas setiap hari melakukan pemeriksaan rutin terhadap resep dan penjualan

bebas. Setiap perbekalan farmasi yang berkurang atau telah habis dicatat

dalam buku tertentu.

2. Item dan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan sifat barang apakah slow

moving atau fast moving.

(22)

selanjutnya dicatat dalam buku pesanan.

4. Keesokan harinya pesanan barang dapat diberikan pada sales yang

bersangkutan agar segera dapat dipenuhi.

5. Bila ada barang yang tidak dapat disediakan sales, maka apotek akan

menghubungi pemasok lain melalui telepon.

Khusus untuk pembelian narkotika, pemesanan dilakukan langsung ke

PBF Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pesanan langsung narkotika

(Formulir Negara-9) rangkap 4 yang ditandatangani apoteker pengelola apotek

(APA).

3.5 Penyimpanan dan Penataan

Apotek Ina tidak mempunyai gudang khusus untuk menyimpan barang.

Stok barang dalam jumlah banyak disimpan dalam rak-rak tertentu. Penyusunan

barang diapotek Ina berdasarkan bentuk sediaan, secara alfabetis dan

menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Obat-obat diruang peracikan

ditempatkan pada kotak-kotak yang mencantumkan nama obat dan harga obat.

Penyimpanan perbekalan farmasi di apotek dilakukan sebagai berikut :

1. Obat bebas dan bebas terbatas disimpan di etalase penjualan bebas

berdasarkan efek farmakologinya.

2. Obat keras disimpan diruang peracikan yang disusun menurut bentuk

sediaan kemudian diurutkan secara alphabetis.

3. Barang yang fast moving yang di pesan dalam jumlah besar, sebagian

disimpan digudang sebagai stok.

(23)

5. Sediaan suppositoria dan obat yang penyimpanannya dibawah suhu kamar

disimpan dalam lemari pendingin.

6. Narkotika dan psikotropika disimpan di lemari khusus.

3.6 Pelayanan

Kegiatan pelayanan di apotek Ina dapat berupa pelayanan resep tunai,

penjualan obat bebas, kosmetik, alat kesehatan, suplemen kesehatan dan susu.

3.6.1 Pelayanan Resep Tunai

Prosedur pelayanan resep tunai, yaitu:

1. Asisten apoteker (AA) menerima resep dari pasien dan memeriksa

kelengkapan resep dan apakah obat yang tertulis dalam resep ada atau tidak.

Jika ada, maka dihitung harga obat dalam resep tersebut, dan diberitahu

kepada pembeli.

2. Ditanya kepada pembeli apakah jadi membeli semua obat atau tidak. Jika ya,

maka AA mempersiapkan obatnya, diracik yang perlu diracik, lalu diberi

etiket, diperiksa, dan dikemas.

3. Obat diserahkan kepada pembeli dan diberikan informasi mengenai

pemakaian obat seperlunya, dan jika perlu sekalian dijelaskan kegunaan dari

masing-masing obat tersebut.

4. Pembeli membayarkan harga resep ke kasir.

5. Resep asli disimpan untuk diarsipkan.

3.6.2 Pelayanan Penjualan Bebas

Pelayanan penjualan bebas dilakukan sebagai berikut:

(24)

barang dan menginformasikan harga.

2. Bila harga sesuai maka barang diserahkan dengan memberikan informasi

tentang cara pemakaian obat dan pasien membayar obat di kasir.

3. Petugas penjualan bebas maupun asisten apoteker mencatat barang yang dijual

pada buku penjualan bebas.

3.6.3 Pelayanan Swamedikasi

Prosedur pelayanan swamedikasi di apotek Ina meliputi :

1. Pasien datang dan langsung berjumpa dengan apoteker. Jika apoteker

kebetulan tidak berada di apotek, maka pasien dilayani oleh asisten apoteker.

2. Pasien akan menyampaikan keluhan-keluhan yang dirasakannya yang

berhubungan dengan kesehatannya.

3. Apoteker atau asisten apoteker memilih cara pengobatan yang sesuai dengan

keluhan pasien tersebut, dan bila pasien sudah setuju dengan pengobatan yang

diberikan, apoteker akan segera menyediakan obatnya dan kemudian

menyerahkannya kepada pasien disertai dengan pemberian informasi yang

diperlukan.

3.7 Administrasi

Administrasi yang dilakukan di apotek Ina, meliputi:

1. Buku pemesanan barang, yaitu buku yang mencatat semua barang yang

akan dipesan dari distributor.

2. Buku pembelian, yaitu buku yang mencatat seluruh pembelian barang dari

distributor, lengkap dengan tanggal, jumlah, jenis dan harga barang.

(25)

melalui resep maupun penjualan bebas.

4. Buku hutang dagang, yaitu buku yang mencatat pembelian secara kredit.

5. Buku pencatatan OKT, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan

pengeluaran golongan OKT (psikotropika).

6. Buku pencatatan narkotika, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan

pengeluaran obat-obat golongan narkotika.

7. Laporan narkotika dan psikotropika

Untuk obat-obat golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali dalam satu

bulan. Sedangkan untuk obat-obat psikotropika, pelaporannya dilakukan satu kali

dalam 6 bulan. Laporan-laporan ini ditandatangani APA dan ditujukan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Propsu, dengan tembusan kepada Kepala Balai Besar

(26)

BAB IV

PEMBAHASAN

Apotek Ina merupakan salah satu tempat dilakukannya pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Selain

mempunyai fungsi ekonomi, apotek juga memiliki fungsi sosial yaitu selalu

mengutamakan pelayanan yang baik. Hal ini dilakukan baik untuk pelayanan

resep maupun tanpa resep (penjualan bebas), diutamakan keamanan dan

kemanjuran obat-obat tersebut terhadap pasien (patient oriented).

Pemilihan lokasi apotek Ina cukup strategis, berada di areal pemukiman

penduduk dan daerah pertokoan, di pinggir jalan raya, berdekatan dengan

sarana-sarana kesehatan lain seperti prakter dokter, klinik, rumah sakit, dan transportasi

yang lancar.

Pengelolaan perbekalan kesehatan di apotek Ina dilakukan menurut

posedur yang telah ditetapkan yaitu perencanaan dan pelaksanaan pembelian,

penerimaan, penyimpanan dan penjualan. Perencanaan pembelian dilakukan

berdasarkan kebutuhan pada ruang racikan dan penjualan bebas, yang disesuaikan

dengan memperhatikan sifat sediaan farmasi tersebut, apakah fast moving atau

slow moving sehingga dapat mengurangi terjadinya penumpukan obat-obat yang

menyebabkan kadaluarsa.

Secara umum, pelayanan diapotek Ina telah dilakukan dengan baik. Hal

ini dapat dilihat dari pelayanan dan keramahan para karyawan akan tetapi jumlah

(27)

karena banyaknya apotek pesaing di sekitar apotek Ina. Beberapa strategi yang

dilakukan oleh apotek Ina yaitu berusaha melengkapi persediaan obat, berusaha

melayani resep dengan cepat dan tepat, serta berusaha meningkatkan mutu

pelayanan. .

Apotek Ina juga berusaha melakukan pelayanan informasi obat kepada

pasien yang membutuhkan dengan berdasarkan patient oriented, seperti pasien

yang melakukan self medication. Apoteker Pengelola Apotek (APA) berperan

penting dalam setiap pelayanan ini, terutama pada peranannya dalam pemberian

informasi mengenai obat yang diperlukan oleh pasien yang bertujuan untuk

mewujudkan penggunaan obat yang tepat, aman dan rasional sehingga dapat

meningkatkan kesehatan pasien. Pelayanan yang diberikan di Apotek Ina secara

cepat dan tepat sehingga pasien merasa dihargai. Sedangkan hal ini bagi apotek

dapat menarik pelanggan atau pasien yang lebih banyak untuk datang ke apotek.

Akan tetapi, pelayanan informasi ini tidak selalu dapat diterapkan di apotek Ina,

sebab terkadang ada pasien yang belum menyadari nilai positif (manfaat) dari

pelayanan ini, sehingga pasien buru-buru menolak diberikan pelayanan. Ataupun

terkadang ada pasien yang terlalu percaya diri dan merasa benar dengan

pemahamannya mengenai obat, sehingga tidak mau mendengarkan informasi yang

akan diberikan.

Dengan demikian, Apotek Ina telah berusaha melakukan fungsinya

sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentu juga

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Apotek Ina dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA)

yang sekaligus sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang aktif dalam

pelayanan farmasi.

2. Lokasi apotek Ina sangat strategis, karena mudah dijangkau, di pinggir

jalan raya, dekat dengan pemukiman penduduk dan daerah pertokoan,

serta sarana-sarana kesehatan lainnya seperti praktek dokter, klinik, dan

rumah sakit.

3. Pelaksanaan KIE di apotek Ina Medan tidak selalu diterapkan karena

terkadang belum adanya kesadaran pasien akan nilai positifnya.

4. Pengadaan obat-obatan di apotek Ina dilaksanakan dibawah pengawasan

apoteker berdasarkan kebutuhan dan persediaan, dan perbekalan tersebut

diperoleh dari pemasok yang yang legal dan dapat dipercaya.

5. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya di apotek

(29)

5.2 Saran

1. Sebaiknya apotek Ina lebih melengkapi jumlah item obat sehingga

kebutuhan pasien akan obat dapat dipenuhi.

2. Sebaiknya disediakan ruang khusus untuk konseling bagi pasien yang

membutuhkan. Sebab memberikan layanan konseling juga dapat menjadi

salah satu strategi untuk meningkatkan konsumen.

3. Sebaiknya dilakukan pemantauan yang lebih intensif terhadap tanggal

kadaluarsa sedian farmasi yang ada di apotek untuk menghindari

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1995. Manajemen Farmasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Depkes RI. 1992. Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992.

Depkes RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Ibrahim, Y.H.M. 1998. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi pertama. Bogor: Kencana.

Prabowo, Y. 2004. Akuntansi Perpajakan Terapan. Edisi Revisi. Jakarta: Grasindo.

Seto, S., dkk. 2004. Manajemen Farmasi Lingkup Apotek, Farmasi Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi, dan Industri Farmasi. Cetakan pertama. Surabaya: Airlangga University Press.

(31)

LAPORAN LATIHAN KERJA PROFESI

DI APOTEK INA MEDAN

RESEP

Disusun oleh :

Dewi Lumban Batu

073202015

Pembimbing :

Pagar Sudirman. Ssi, Apt

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(32)
(33)

R/ Vitazym No X

Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep disimpulkan pasien menderita

gangguan pada lambung.

II. Three Prime Question Penjelasan dokter tentang obat : Obat ini untuk mengobati gangguan pada

lambung dan menghilangkan rasa sakit.

Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Obat diminum secara teratur,

antasida diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.

Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Pasien lekas sembuh

III. Spesialite obat pada resep

No Nama Obat

Komposisi Produk lain Gol Khasiat

1 Vitazym (Kimia farma)

Pancreatin 50mg Papain 10 mg Empedu sapi 50mg Kunyit 35mg Ekstrak hati 50mg Besi ,Mg,Cu,Seng,K ,Fosfor,Iodium,Vit

B1,Vit B2,Vit B6,Vit B12,VitC,Pantotenat, Nikotinamid

(34)

2 Antasida Aluminium,Mg

Hidroksida gel kering 461mg, simetikon 20mg

Magasida Tiamisin HCl 50mg

Vit B6 10mg,Vit B12 10mcg,trimetil xantin 50mg

Nervalgin (Kresna jaya)

K Analgetik

Resep yang diberikan sesuai dengan diagnosa pasien karena setiap obat yang

diberikan bertujuan untuk pengobatan gangguan pada lambung.

IV. Pelayanan Informasi

1. Vitazym

a. Kegunaan : Gangguan pencernaan pada lambung dan usus

b. Bentuk obat : Tablet

c. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet

d. Hal-hal yang diinformasikan :

- Obat diminum sebelum makan atau saat perut kosong untuk

melindungi lambung dan usus dari pengaruh dan reaksi yang

terjadi akibat penggunaan obat lain.

2. Antasida

a. Kegunaan : Mengurangi kelebihan asam lambung dan tukak pada

lambung dan usus 12 jari, gastritis, perut kembung, perasaan penuh

pada lambung.

b. Bentuk obat : Tablet

(35)

d. Hal-hal yang diinformasikan :

- Obat diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.

- Obat dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan

- Dianjurkan banyak minum air selama pengobatan

3. Neuralgin

a. Kegunaan : menghilangkan rasa sakit seprti sakit kepala, mialgia,

neuralgia,sakit gigi, sakit menstruasi.

b. Bentuk obat : Tablet

c. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet

d. Hal-hal yang diinformasikan :

- Jika nyeri telah sembuh pemakaian obat dihentikan

- Obat diminum sesuai aturan

(36)
(37)

R/ Bioquin Cream tube I

SUE Malam

Maxivit cap No X

S1dd I

Cerini tab No X

S1dd I

Pro : Dewi ( 20 thn)

I. Kasus

Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep tersebut disimpulkan bahwa

pasien menderita alergi yang menyebabkan timbulnya flek hitam pada kulit

wajah.

II. Three Prime Question Penjelasan dokter tentang obat : Obat ini untuk mengobati alergi dan

mengurangi flek hitam yang terjadi karena alergi tersebut.

Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Obat diminum secara teratur,

bioquin dipakai malam hari dan dioleskan tipis.

Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Pasien lekas sembuh

(38)

III. Spesialite obat pada resep

No Nama Obat Komposisi Produk lain

Gol Khasiat

1 Bioquin Hidrokinon 20mg

Melanox (Surya dermanto)

W Hiperpigmentasi

2 Maxivit Betakaroten 5000 IU, Vit E

Resep di atas sesuai dengan diagnosa pasien karena setiap obat yang diberikan

untuk pengobatan alergi pada kulit wajah.

IV. Pelayanan obat pada resep

1. Bioquin

a. Kegunaan : Hiperpigmentasi

b. Bentuk obat : Cream

c. Cara pakai : Dioleskan tipis pada kulit pada malam hari

c. Hal-hal yang diinformasikan :

- Selama pengobatan kurangi kulit kontak langsung dengan

matahari

- Dioleskan tipis-tipis

- Jika terjadi efek samping yang berat hubungi dokter

- Penyimpanan pada tempat yang sejuk, kering dan terhindar dari

(39)

2. Maxivit

a. Kegunaan : Antioksidan

b. Bentuk obat : Tablet

c. Cara Pakai : 1 kali sehari 1 tablet

d. hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Obat diminum sesuai aturan

3. Cerini

a. Kegunaan : Rinitis, alergi

b. Bentuk obat : Tablet

c. Cara Pakai : 1 kali sehari 1 tablet

d. Hal-hal yang diinformasikan :

- Obat diminum sesuai aturan yang ada dan jangan menambah dosis

yang dianjurkan dokter

(40)
(41)

R/ Cap Rifampisin mg 120

Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep disimpulkan bahwa pasien

menderita penyakit TBC.

II. Three Prime Question Penjelasan dokter tentang obat : Obat ini untuk mengobati TBC dan akan

menyebabkan warna merah pada urin, tinja, keringat, air ludah.

Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Obat diminum secara teratur, dan

pengobatan dilakukan rutin sesuai anjuran dokter.

Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Pasien lekas sembuh.

III. Spesialite obat pada resep

No Nama Obat Komposisi Produk lain

Gol Khasiat

1 Rifampisin Rifampisin 450mg

Resep diberikan sesuai diagnosa pasien karena setiap obat yang diberikan

(42)

IV. Pelayanan Informasi

1. Obat diracik menjadi satu dan dibagi dalam tiap-tiap bungkus serbuk bagi.

a. Kegunaan : Pengobatan TBC

b. Bentuk obat : Serbuk

c. Cara pakai : 1 kali sehari 1 bungkus

d. Hal-hal yang diinformasikan :

- Obat ini dapat menyebabkan urin, tinja, air ludah, keringat dan

air mata menjadi kemerahan karena adanya rifampisin.

- Bagi pasien yang menggunakan lensa kontak disarankan untuk

tidak digunakan karena akan bereaksi atau berubah warna.

- Minum obat dengan teratur sesuai jadwal yang ditentukan

dokter.

- Penyimpanan di tempat yang kering, sejuk dan terhindar dari

(43)
(44)

R/ Ciprofloxacin 500 mg No X

S2dd I

R/ Decolgen No X

S3dd I

Pro : Bonita Simamora (35 thn)

I. Kasus

Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep disimpulkan bahwa pasien

menderita flu.

II. Three Prime Question Penjelasan dokter tentang obat : Obat ini untuk mengobati flu yang sudah lama

diderita pasien .

Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Obat diminum secara teratur, jika flu

sudah sembuh pemakaian decolgen dihentikan, antibiotik diminum sesuai

anjuran dokter.

Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Pasien lekas sembuh.

III. Spesialite obat pada resep

No Nama Obat Komposisi Produk

Resep diberikan sesuai diagnosa pasien karena setiap obat yang diberikan

(45)

IV. Pelayanan Informasi

1. Ciprofloxacin

a. Kegunaan : Infeksi saluran nafas, saluran cerna, saluran urogenital,

kulit dan jaringan lunak, tulang dan sendi.

b. Bentuk obat : Tablet

c. Cara pakai : 2 kali sehari 1 tablet

d. Hal-hal yang diinformasikan :

- Obat diminum sesuai aturan dan jangan menghentikan

pemakaian obat meskipun sudah nerasa sembuh.

- Dianjurkan untuk banyak minum air selama pengobatan

2. Decolgen

a. Kegunaan : meringan kan gejala flu seperti demam, sakit kepala,

hidung tersumbat dan bersin-bersin.

b. Bentuk obat : Tablet

c. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet

d. Hal-hal yang diinformasikan :

- Jika gejala flu sudah sembuh sebaiknya pemakaian obat

dihentikan.

- Obat jangan digunakan pada jangka waktu yang lama maupun

dosis yang tinggi tanpa konsultasi dengan dokter.

- Selama pengobatan dianjurkan tidak mengendarai kendaraan

(46)
(47)

R/ Tab Alleron No X

S3dd tab I

R/ Tab Dexametason No X

S3dd tab I

R/ Tab Amoxicillin 500 No X

S3 dd tab I

Pro : Eva Susanti (25 thn)

I. Kasus

Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep disimpulkan bahwa pasien

menderita alergi pada kulit.

II. Three Prime Question Penjelasan dokter tentang obat : Obat ini untuk mengobati alergi pada kulit.

Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : Obat diminum secara teratur sesuai

dosis yang dianjurkan dokter.

Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat : Pasien lekas sembuh

dan tidak terjadi reaksi alergi yang lain.

III. Spesialite obat pada resep

No Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Resep diberikan sesuai diagnosa pasien karena setiap obat yang diberikan

(48)

IV. Pelayanan Informasi

1. Alleron

a. Kegunaan : Alergi seperti urtikaria, dermatitis, rinitis.

b. Bentuk obat : Tablet

c. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet

d. Hal-hal yang diinformasikan :

- Obat diminum sesuai aturan dan petunjuk dari dokter.

- Jika gejala tidak berkurang atau gejala berlanjut maka hubungi

dokter.

- Bila terjadi reaksi alergi yang lebih berat hentikan pemakaian

obat dan hubungi dokter.

2. Dexametason

a. Kegunaan : Inflamasi, reumatoid atritis, dermatitis, alergi,asma bronkial.

b. Bentuk obat : tablet

c. cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet

d. Hal- hal yang diinformasikan :

- Pemakaian obat jangan melebihi dosis yang ditetapkan dan bila

gejala masih tetap atau bertambah buruk konsultasikan pada dokter.

- pemakaian dihentikan jika terjadi reaksi yang lebih berat.

3. Amoxicillin

a. Kegunaan : Infeksi saluran nafas, saluran urogenital, kulit dan jaringan

lunak.

(49)

c. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet

d. Hal-hal yang diinformasikan :

- Obat diminum sesuai aturan dan jangan menghentikan

pemakaian obat meskipun sudah nerasa sembuh.

(50)

Lampiran 1. Formulir Surat Pesanan

APOTIK INA

No. SIA : 442/2613/III/06

Nama APA : Pagar Sudirman, S.Si., Apt Alamat : Jl. S. M. Raja No. 310 A

Medan

Telepon : 7852034

Kepada YTH:

Pimpinan PBF... ... di - ... Dengan hormat,

Bersama ini kami memesan obat sebagai berikut:

No. NAMA OBAT SATUAN JUMLAH OBAT KETERANGAN

Demikian dan terima kasih atas perhatian Saudara.

Medan, ………...

(51)

Lampiran 2. Formulir Surat Pesanan Psikotropika

Nomor :

SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Jabatan : Mengajukan permohonan kepada:

Nama Perusahaan :

Alamat :

Jenis psikotropika sebagai berikut:

Untuk keperluan Apotek: INA

Alamat: Jl. S. M. Raja No. 310 A Medan

Medan, ………...

Apoteker Penanggung Jawab

Pagar Sudirman S.Si., Apt

(52)

Lampiran 3. Formulir Surat Pesanan Narkotika

Rayon : Model N. 9.

No. S. P. : Lembar ke 1/2/3/4

SURAT PESANAN NARKOTIKA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ………..

Jabatan : ………..

Alamat Rumah : ………..

Mengajukan pesanan narkotika kepada:

Nama Distributor : ………..

Alamat dan No. Telp. : ………..

………..

sebagai berikut :

Narkotika tersebut akan dipergunakan untuk keperluan

A p o t i k ……... Lembaga

Medan,………..

Pemesan

(53)

Lampiran 4. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika

LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN OBAT NARKOTIKA

Nama Apotik : Apotik Ina N - 19

Nomor SIA : 442/2613/III/06 Bulan :

Alamat & Telp : Jl. S. M. Raja No 310 A Medan Tahun :

Telp. 7852034

Kab / Kodya : Medan

PEMASUKAN PENGGUNAAN

No NAMA SEDIAAN SATUAN PERSEDIAAN

(54)

Lampiran 5. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Psikotropika

LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN JADI PSIKOTROPIKA

P - 13

SATUAN PERSEDIAAN

AWAL

Gambar

Tabel 1. Tarif Umum Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam                 Negeri

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Jimly Asshiddiqie dari kutipan-kutipan di atas dapat diketahui bahwa setiap pemohon haruslah (i) salah satu dari keempat kelompok subjek hukum tersebut diatas;

Berdasarkan hasil uji korelasi bivariat antara variabel bebas tingkat stres dan variabel terikat nilai SDLR dengan metode Spearman diperoleh nilai signifikansi

Hal ini terlihat bahwa t hitung t tabel yaitu 2,62 2,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode

aliran sungai (Metode F.J. Mock) dari tahun 1999 sampai dengan 2013 pada Pos AWLR Belencong diperoleh besarnya debit yang dihasilkan oleh Model Mock lebih kecil

(multikultural) sehingga dapat diasumsikan bahwa keberagaman suku tersebut akan memengaruhi penggunaan bahasa, yaitu BI dan BBT. Sebagai contoh, leksikon flora ‘pinus’ tidak

- Tidak termasuk Aquic Humudept, karena tidak memiliki deplesi redoks berkroma 2 atau kurang pada satu horison atau lebih di dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral serta

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Universitas Sumatera Utara... Universitas