• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Latihan Aerobik Intensitas Ringan Dan Sedang Terhadap Jumlah Trombosit Pada Remaja Putri Di Universitas Prima Indonesia tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Latihan Aerobik Intensitas Ringan Dan Sedang Terhadap Jumlah Trombosit Pada Remaja Putri Di Universitas Prima Indonesia tahun 2008"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA REMAJA PUTRI DI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

TAHUN 2008

TESIS

Oleh

I NYOMAN EHRICH LISTER 067008007/BM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH LATIHAN AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA REMAJA PUTRI DI

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA TAHUN 2008

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan dalam Program Ilmu Biomedik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

I NYOMAN EHRICH LISTER 067008007/BM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

Judul Tesis : PENGARUH LATIHAN AEROBIK INTENSITAS

RINGAN DAN SEDANG TERHADAP JUMLAH

TROMBOSIT PADA REMAJA PUTRI DI

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA TAHUN 2008 Nama Mahasiswa : I Nyoman Ehrich Lister

Nomor Pokok : 067008007 Program Studi : Ilmu Biomedik

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.dr.Yasmeini Yazir) (Prof.Dr.Herbert Sipahutar, M.Sc, M.Si)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(dr.Yahwardiah Siregar, Ph.D) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B., MSc)

(5)

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau terbitan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2008 Penulis

(6)

ABSTRAK

Studi WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik, penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif merupakan penyebab 60% kematian dan 43% beban penyakit global. Latihan aerobik yang dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip latihan yang benar akan memberikan pengaruh dan adaptasi biologis yang baik terhadap tubuh dan akan meningkatkan kualitas fisik.

Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh latihan aerobik intensitas ringan dan latihan intensitas sedang terhadap jumlah trombosit darah pada remaja putri.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah randomized pretest-postest control group design. Subjek penelitian terdiri atas 30 orang remaja putri (umur 18-20 tahun), mahasiswa pada Program studi D III Kebidanan Universitas Prima Indonesia T.A. 2007-2008. Subjek dibagi secara random atas tiga kelompok yang sama, yaitu kelompok kontrol, kelompok latihan aerobik intensitas ringan, dan kelompok latihan aerobik intensitas sedang. Program latihan dilakukan dengan naik turun bangku setinggi 33 cm dengan frekuensi 3 kali seminggu, selama 3 minggu. Beban latihan 59 % HRmaxuntuk kelompok dengan latihan aerobik intensitas ringan

dan 79% HRmaxuntuk kelompok latihan aerobik intensitas sedang. Hasil pemeriksaan

trombosit pre dan post dianalisis secara deskriptif maupun inferensial dengan uji normalitas, uji t berpasangan danpairwise comparisondengan LSD

Berdasarkan hasil uji t berpasangan maka diperoleh hasil sebagai berikut: (1) tidak ada perbedaan jumlah trombosit yang bermakna antara pretest dan posttest pada kelompok kontrol (p = 0,81), (2) ada perbedaan yang bermakna antara pretes dan posttes pada kelompok latihan dengan intensitas ringan (p = 0,03), dan (3) ada perbedaan yang bermakna antara pretes dan posttes pada kelompok latihan dengan intensitas sedang (p = 0,02).

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan aerobik intensitas ringan dan sedang terhadap peningkatkan jumlah trombosit.

(7)

A study conducted by WHO (World Health Organization) states that more than 2 million of deaths every year are due to a lack of physical movement/activity. Non-contagious and degenerative diseases cause 60% of deaths and 43% of the global disease load. Aerobic exercise performed according to correct principles will positively influence adaptation in the human body and can increase physical well being well.

The present research aims at identifying the influence of light intensity aerobic exercise and moderate intensity aerobic exercise on blood platelets of female university students.

This research employs a randomized pretest-postest control group design. The subjects of this research comprise 30 female students (aged 18-20 years) at the University of Prima Indonesia, from the Midwifery program 2007/2008. Subjects were randomly divided into 3 groups; namely, a control group, a group of light intensity aerobic exercise and a group of moderate intensity aerobic exercise. The exercise program was stepping up and down a 33 cm high bench 3 times a week, for 3 weeks. Exercise load was 59% of the HRmax for the light intensity aerobic exercise

group and 79% of the HRmax for the moderate intensity aerobic exercise group. The

results of pre- and post- examination were then desciptively and differentially analysed with normality testing, paired t-test and pairwise comparison with LSD.

Based on the results of the paired t-test, we observed: (1) there is no significant difference between pre and post-test results within the control group (p=0.81), (2) there is a significant difference between pre and post-test results within the light intensity aerobic exercise group (p=0.03), and (3) There is a significant difference between pre and post-test results within the moderate intensity aerobic exercise group (p=0.02)

Based on the results above, it can be concluded that light intensity aerobic exercise and moderate intensity aerobic exercise increase the number of platelets in our subjects.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan kasih karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini dengan judul “ Pengaruh Latihan Aerobik Intensitas Ringan dan Sedang Terhadap Jumlah Trombosit Pada Remaja Putri di Universitas Prima Indonesia Tahun 2008” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 2 pada Program Studi Biomedik Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Proses penulisan Tesis ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak, pada kesempatan ini ucapan terimakasih saya sampaikan kepada yang terhormat:

1. Prof.dr.Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B., MSc, selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

3. dr.Yahwardiah Siregar, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Biomedik Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

(9)

atas bimbingan, masukan dan dukungan yang diberikan untuk penyelesaian tesis ini.

6. Dr.Jhon Pieter Sinaga, M.Kes, selaku pembanding dalam ujian Tesis ini yang telah meluangkan waktu dan memberi saran-saran untuk perbaikan.

7. Dr.dr.Rosita Djuwita Sembiring, Sp.PK, selaku pembanding dalam ujian Tesis ini yang telah meluangkan waktu serta memberikan saran-saran untuk perbaikan.

8. Prof.dr.Djakobus Tarigan, AAI, DAAK, selaku Rektor Universitas Prima Indonesia, yang telah memberikan izin untuk penelitian ini.

9. Seluruh staf dosen Program Studi Biomedik Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan pembelajaran selama penulis mengikuti pendidikan.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran-saran yang membangun untuk perbaikan Tesis ini. Penulis berharap Tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang fisiologi olahraga.

Medan, Agustus 2008 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ………...………… v

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 4

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Latihan Aerobik 2.1.1. Pengertian ... 6

2.1.2. Manfaat Latihan Aerobik Terhadap Kesehatan. ... 7

2.1.3. Aerobic Stepping... 8

2.2. Hemopoesis... 9

2.3. Komponen Darah... 10

2.4. Hemostasis... 11

2.4.1. Respon hemostasis... 12

2.4.2. Pemeriksaan fungsi hemostasis... 14

2.5. Trombosit 2.5.1. Produksi trombosit... 14

2.5.2. Struktur trombosit... 15

2.5.3. Antigen trombosit... 16

2.5.4. Fungsi trombosit... 16

2.5.5. Reaksi pelepasan trombosit... 16

2.5.6. Uji fungsi trombosit... 17

2.5.7. Hitung darah dan pemeriksaan sediaan hapus darah ... 17

2.5.8. Masa perdarahan ... 18

2.5.9. Thrombopoietin ... 28

2.6. Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Trombosit... 19

2.7. Kerangka Konsep... . 22

(11)

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 24

3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian... 24

3.3. Alat dan Bahan... 24

3.4. Populasi dan Sampel... 25

3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1. Perlakuan... 26

3.5.2. Pengamatan... 28

3.6. Variabel dan Defenisi Operasional... 29

3.7. Analisa Data... 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.2. Gambaran Lokasi Penelitian ... 31

4.3. Hasil Analisa Statistik Deskriptif ... 31

4.4. Hasil Analisa Statistik Inferensial ... 33

BAB V . PEMBAHASAN ... 36

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 41 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ... viii

(13)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Metodologi pelatihan olahraga berperan penting dalam upaya pembentukan dan peningkatan status kesehatan individu. Latihan kondisi fisik (physical conditioning) yang dilakukan secara teratur dengan dosis yang tepat dapat memberi manfaat bagi program kesehatan, kebugaran, prestasi serta program penatalaksanaan fungsi-fungsi tubuh. Latihan fisik juga dapat menjadi modulator dalam pengelolaan pembuluh darah dan sirkulasi non farmakologis (Lee dan Lip, 2003).

(14)

2

Latihan aerobik yang dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip latihan yang benar akan memberi pengaruh dan adaptasi biologis yang baik terhadap tubuh. Suatu latihan yang dilakukan sesuai dengan prinsip dasarnya dapat meningkatkan kualitas fisik. Warburton dkk (2006) mencatat berbagai perbaikan parameter kualitas biologis sebagai hasil dari latihan aerobik yang benar, antara lain perubahan kimia, peningkatan volume sekuncup, peningkatan volume semenit, peningkatan volume darah dan haemoglobin, pengaruh pada tingkat seluler, peningkatan jumlah dan diameter mitokondria, peningkakan aktifitas berbagai jenis enzim yang terlibat dalam siklus Kreb dan transfer elektron.

Latihan aerobik adalah olahraga dengan menggunakan energi dari sistem glikolisis aerobik. Dengan menggunakan sistem energi aerobik, latihan fisik dapat dilakukan dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 3 menit. Kapasitas kerja secara aerobik ditentukan oleh kemampuan kerja paru dan jantung sebagai pompa darah ke seluruh tubuh. Kapasitas ini dapat ditingkatkan melalui berbagai bentuk latihan dengan beban ringan dan waktu yang lama. Salah satu bentuk latihan aerobik yang sederhana tetapi memenuhi syarat sebagai latihan untuk meningkatkan kebugaran adalah latihan naik turun bangku. Dengan mengatur intensitas dan waktu latihan naik turun bangku secara tepat diharapkan akan memberi efek latihan aerobik yang baik pula (Power dan Edward, 2007).

(15)

dkk., 2002; Lippi, 2006). Trombosit merupakan keping darah yang sangat aktif berperan dalam proses hemostasis. Hemostasis adalah istilah umum untuk menyatakan seluruh mekanisme yang digunakan tubuh untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau hilangnya darah. Fungsi trombosit merupakan bagian yang penting dari mekanisme hemostasis tersebut. Turunnya kadar trombosit darah atau trombositopenia akan berimbas pada terganggunya proses pembekuan darah, dan ini mengkibatkan gangguan upaya tubuh untuk memelihara sirkulasi dan viskositas darah (Saripin dkk, 2002). Sebaliknya apabila terjadi kelebihan jumlah trombosit maka dapat mengakibatkan thrombus vena atau arteri.

Faktor yang berkontribusi terhadap thrombosis pembuluh darah menurut teori Triad Virchow (Dickson, 2004) adalah perubahan pada aliran darah normal (stasis), perlukaan/cedera pada pembuluh darah endotelium, kelainan pada konstituen darah (hypercoagulability). Keadaan-keadaan ini akan mengakibatkan hiperkoagulasi.

(16)

4

Latihan intensitas berat dapat menyebabkan hiperkoagulasi sebagai akibat oleh peningkatan kosentrasi F VIII dan pemendekan waktu terjadinya APTT (Activated Partial Tromboplastin Time)(Wang, 2006).

1.2. Perumusan Masalah

Perubahan-perubahan yang diharapkan akan terjadi terhadap tubuh sebagai produk latihan fisik dengan benar antara lain perubahan kimia, peningkatan volume sekuncup, peningkatan volume semenit, peningkatan volume darah dan haemoglobin, pengaruh pada tingkat seluler, peningkatan jumlah dan diameter mitokondria, peningkatan berbagai aktifitas enzim siklus Kreb dan transfer elektron. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan memakai metode yang berbeda, masih ada kontroversi hasil penelitian hubungan antara latihan fisik dengan jumlah trombosit dan hemostasis primer. Berdasarkan perumusan masalah diatas maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah:

1. Seberapa besarkah pengaruh latihan aerobik intensitas ringan terhadap jumlah trombosit darah ?

(17)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh latihan aerobik intensitas ringan dan latihan intensitas sedang terhadap jumlah trombosit darah pada remaja putri.

Secara khusus penelitian ini bertujuan:

1. Untuk melihat adakah pengaruh latihan aerobik intensitas ringan dengan jumlah trombosit darah pada remaja putri di Universitas Prima Indonesia.

2. Untuk melihat adakah pengaruh latihan aerobik intensitas sedang dengan jumlah trombosit darah pada remaja putri di Universitas Prima Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan keilmuan terutama ilmu biomedik tentang pengaruh latihan aerobik intensitas ringan dan sedang terhadap peningkatan jumlah trombosit darah.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Latihan Aerobik 2.1.1. Pengertian

Latihan aerobik adalah salah satu jenis olahraga yang dilakukan secara terus menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh, misalnya jogging, senam, renang, bersepeda dan lain-lain. Jenis olahraga yang lain adalah anaerobik yaitu olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dipenuhi seluruhnya oleh tubuh, misalnya angkat besi, lari sprint, tenis lapangan, bulu tangkis, dan lain-lain (Karim dan Faizati, 2002).

(19)

2.1.2. Manfaat latihan aerobik terhadap kesehatan

Kegiatan olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Berbagai hasil penelitian (Karim dan Faizati, 2002; Warburton dkk, 2006; Cadroy dkk, 2002) sangat mendukung pernyataan tersebut:

a. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai dengan: denyut nadi istirahat menurun; isi sekuncup bertambah, kapasitas bertambah, penumpukan asam laktat berkurang, meningkatkan pembuluh darah kolateral, meningkatkan HDL kolesterol, mengurangi aterosklerosis.

b. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada anak yaitu mengoptimalkan pertumbuhan, pada orang dewasa menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung dan lutut.

c. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera

d. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal

e. Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, infeksi (meningkatkan sistem imunitas)

f. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh.

(20)

8

tergantung pada beberapa faktor, diantaranya tipe latihan fisik, durasi, dan intensitas. Efek latihan juga terkait dengan faktor jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) dan kebiasaan (antara orang yang bekerja duduk terus menerus dengan orang-orang yang terbiasa latihan) (Cadroy dkk, 2002).

2.1.3 Aerobic stepping

Step tes dikembangkan untuk mengukur latihan aerobik menggunakan alat tes yang sederhana. Peralatan yang dibutuhkan bervariasi tergantung tes yang akan dilakukan. Ketinggian bangku bervariasi antara 15 - 50 cm. Ketinggian bangku untuk pria sekitar 40 cm, dan untuk wanita 33 cm. Keuntungan dari step tes ini adalah peralatan yang dibutuhkan murah, mudah dibawa (dipindahkan), pengukuran lebih sederhana (Adams, 2002).

Tabel 2. 1. Klasifikasi Intensitas Olahraga yang Dianjurkan Oleh CDC dan ACSM

Intensitas % VO2max %HRmax Category RPE

scale

MET

Sangat Ringan <30 <35 <10 <3

Ringan 30-49 35-59 10-11 3-4

Sedang 50-74 60-79 12-13 5-6

Berat 75-84 80-89 14-16 7-8

Sangat berat >85 >90 >16 >8

(21)

merupakan faktor penentu dalam mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular. Klasifikasi intensitas olahraga yang dianjurkan oleh CDC dan ACSM dapat dilihat pada Tabel 2.1 (Wang, 2006).

2.2 Hemopoiesis (Pembentukan Sel Darah)

Hemopoesis atau hematopoesis adalah proses pembentukan darah. Pada manusia, lokasi di mana hemopoesis berlangsung mengalami perubahan sejalan dengan pertambahan usia atau tingkat perkembangan. Kantung yolk (yolk sac), hati, limpa dan sumsum tulang adalah organ-organ yang terlibat dalam produksi sel darah pada manusia (Bakta, 2007). Beberapa minggu pertama periode gestasi, kantung yolk adalah tempat utama terjadinya hemopoiesis, tetapi sejak usia enam minggu sampai bulan ke 6 - 7 masa janin, hati dan limpa mengambil alih peran kantung yolk sebagai organ utama yang berperan dan terus memproduksi sel darah sampai sekitar umur 2 minggu neonatus. Sumsum tulang adalah tempat yang paling penting sejak usia 6-7 bulan kehidupan janin dan menjadi satu-satunya sumber sel darah baru selama masa anak dan dewasa yang normal (Hoffbrand dkk, 2005; Kawthalkar, 2006; Bakta, 2007).

(22)

10

masa dewasa, sumsum tulang hemopoietik terbatas pada tulang rangka sentral serta ujung-ujung proksimal os femur dan humerus. Bahkan pada daerah hemopoietik tersebut, sekitar 50% sumsum tulang terdiri dari lemak. Sumsum berlemak biasanya dapat berubah kembali untuk hemopoiesis, dan pada banyak penyakit juga terjadi perluasan hemopoiesis pada tulang panjang. Hati dan limpa dapat kembali berperan hemopoietik seperti pada masa janin (hemopoiesis ekstramedular) (Hoffbrand dkk, 2005).

Menurut Bakta (2007), bahan-bahan utama yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah:

a. asam folat dan vitamin B12, merupakan bahan pokok pembentuk inti sel. b. besi: sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.

c. cobalt, magnesium, Cu, Zn. d. asam amino.

e. vitamin lain: vitamin C, B kompleks, dan lain-lain.

2.3 Komponen Darah

(23)

Darah berfungsi dalam metabolisme tubuh, antara lain sebagai alat pengangkut (pengedar), pengatur suhu tubuh dan pertahanan tubuh dan peredaran oksigen pada tubuh (Kawthalkar, 2006).

a. Oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah merah.

b. Darah yang dipompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru melepaskan CO2

dan mengambil O2dibawa menuju serambi kiri.

c. O2dari serambi kiri disalurkan ke bilik kiri.

d. Dari bilik kiri O2 dibawa ke seluruh tubuh oleh sel darah merah untuk

pembakaran (oksidasi)

e. Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari jantung membawa oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung membawa karbondioksida.

f. Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung membawa karbondioksida menuju paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen dibawa ke jantung.

2.4 Hemostasis

(24)

12

melibatkan sistem vaskuler, sistem trombosit, sistem koagulasi dan sistem fibrinolisis (Bakta, 2007).

Untuk mendapatkan faal hemostasis yang baik maka keempat sistem tersebut harus bekerja sama dalam suatu proses yang berkeseimbangan dan saling mengontrol. Kelebihan atau kekurangan suatu komponen akan menyebabkan kelainan. Kelebihan fungsi hemostasis akan menyebabkan thrombosis, sedangkan kekurangan faal hemostasis akan menyebabkan perdarahan(hemorrhagic diathesis)(Bakta, 2007).

Faal hemostasis untuk dapat berjalan normal memerlukan tiga langkah. Langkah I, hemostasis primer, yaitu pembentukan primary platelet plug, Langkah II, hemostasis sekunder yaitu pembentukan stable hemostatic plug (platelet + fibrin plug). Langkah III, fibrinolisis yang menyebabkan lisis dari fibrin setelah dinding vaskuler mengalami reparasi sempurna sehingga pembuluh darah kembali paten (Bakta, 2007).

2.4.1 Respon hemostasis

(25)

a. Vasokonstriksi

Vasokonstriksi segera pada pembuluh darah yang terluka dan konstriksi refleks pada arteri kecil dan arteriol di sekitarnya menyebabkan perlambatan awal aliran darah ke daerah perlukaan, jika terdapat kerusakan yang luas, reaksi vaskuler ini mencegah keluarnya darah. Aliran darah yang berkurang memungkinkan aktivasi kontak pada trombosit dan faktor koagulasi. Zatamine vasoaktivedantromboksan A2 yang dilepaskan dari trombosit serta fibrinopeptida yang dilepaskan selama pembentukan fibrin, juga mempunyai aktifitas vasokonstriksi.

b. Reaksi trombosit dan pembentukan sumbat hemostasis primer

Setelah timbul kerusakan pada lapisan endotel, terjadi perlekatan awal trombosit pada jaringan ikat terpajan, yang diperkuat oleh VWF. Kolagen yang terpajan dan trombin yang dihasilkan pada lokasi cedera menyebabkan trombosit melepaskan isi granulanya dan juga mengaktifkan sintesis prostaglandin yang menyebabkan pembentukan tromboksan A2.

c. Stabilitas sumbat trombosit oleh fibrin

(26)

14

menyediakan fosfolipid membrane yang berlimpah. Trombin yang dihasilkan pada daerah cedera, mengubah fibrinogen plasma yang terlarut menjadi fibrin, memperkuat agregasi dan sekresi trombosit, dan juga mengaktifkan faktor XI dan XII serta kofaktor V dan VIII. Komponen fibrin pada sumbat hemostasis bertambah sejalan dengan autolisis trombosit yang sudah berfusi dan setelah beberapa jam, seluruh sumbat hemostasis tersebut berubah menjadi massa padat fibrin yang berikatan silang.

2.4.2 Pemeriksaan fungsi hemostasis

Pemeriksaan fungsi hemostasis adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui faal hemostasis serta kelainan yang terjadi. Pemeriksaan faal hemostasis sangat penting dalam mendiagnosa diatesis hemoragik (Bakta, 2007). Gangguan hemostasis dengan perdarahan abnormal dapat terjadi akibat kelainan vaskular, trombositopenia (gangguan fungsi trombosit), atau gangguan pembekuan darah.

Menurut Bakta (2007), pemeriksaan faal hemostasis terdiri atas:

a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik bertujuan untuk mencari riwayat perdarahan abnormal, mencari kelainan yang mengganggu faal hemostasis, riwayat perdarahan dalam keluarga, riwayat pemakaian obat.

(27)

dari thrombin time, stabilitas bekuan dalam salin fisiologik dan 5M urea, tes parakoagulasi.

c. Tes khusus terdiri dari: tes faal trombosit, tes ristocetin, pengukuran faktor spesifik (faktor pembekuan), pengukuran alpha-2 antiplasmin.

2.5 Trombosit

2.5.1 Produksi trombosit

Trombosit dihasilkan dalam sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit. Prekursor megakariosit - megakarioblast muncul melalui proses diferensiasi dari sel induk hemopoietik. Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti endomitotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatan duanya (Pietrnynzak dkk, 2004; Hoffbrand dkk, 2005).

(28)

16

2.5.2 Struktur trombosit

Glikoprotein permukaan sangat penting dalam reaksi dan agregasi trombosit yang merupakan kejadian awal yang mengarah pada pembentukan sumbat trombosit selama hemostasis. Di bagian dalam trombosit terdapat kalsium, nukleotida (terutama adenosin difosfat(ADP) danadenosin trifosfat(ATP), dan serotonin yang terkandung dalam granula padat elektron. Granula spesifik (lebih sering dijumpai) mengandung antagonis heparin, faktor pertumbuhan yang berasal dari trombosit (platelet derived growth factor, PDGF), tromboglobulin, fibrinogen, VWF dan faktor pembekuan lain (Hoffbrand, dkk, 2005).

2.5.3 Antigen trombosit

Beberapa protein permukaan trombosit telah terbukti merupakan antigen penting dalam autoimunitas yang spesifik terhadap trombosit dan disebut sebagai antigen trombosit manusia (human plateled antigen, HPA). Trombosit juga mengekspresikan antigen ABO dan antigen leukosit manusia (human leucocyte antigen, HLA) klas I, tetapi tidak mengekspresikan HLA klas II (Hoffbrand dkk, 2005).

2.5.4 Fungsi trombosit

(29)

fungsinya (Hoffbrand dkk, 2005). Fungsi trombosit yang normal yaitu berperan dalam haemostasis, pembekuan darah, phagositosis, dan lain-lain (Keele, 2004).

2.5.5 Reaksi pelepasan trombosit

Pemajanan kolagen atau kerja trombin menyebabkan sekresi isi granula trombosit, yang meliputi ADP, serotonin, fibrinogen, enzim lisosom, -tromboglobulin, dan faktor penetral heparin. Kolagen dan trombin mengaktifkan sintetis prostaglandin trombosit. Terjadi pelepasan diasilgliserol (yang mengaktifkan fosforilasi protein melalui protein kinase C) dan inositol trifosfat (yang menyebabkan pelepasan ion kalsium intrasel) dari membran yang menyebabkan pembentukan suatu senyawa yang labil yaitu tromboksan A 2 yang menurunkan kadar adenosin monofosfat siklik (cAMP) dalam trombosit serta mencetuskan reaksi pelepasan (Hoffbrand dkk, 2005).

2.5.6 Uji fungsi trombosit

(30)

18

2.5.7 Hitung darah dan pemeriksaan sediaan hapus darah

Trombositopenia merupakan penyebab lazim dari perdarahan abnormal, sehingga pasien dengan kecurigaan kelainan darah awalnya harus diperiksa hitung darahnya, termasuk hitung trombosit dan pemeriksaan sediaan hapus darah (Hoffbrand, 2005).

2.5.8 Masa perdarahan

Masa perdarahan adalah pemeriksaan yang berguna untuk fungsi trombosit yang abnormal termasuk diagnosis defisiensi VWF. Masa perdarahan abnormal yang disebabkan oleh sebab vaskular. Pemeriksaan ini meliputi pemasangan dan pemompaan manset tekanan darah pada lengan atas, setelah itu dibuat insisi kecil pada permukaan fleksor kulit lengan bawah. Perdarahan normalnya berhenti dalam 3-8 menit (Hoffbrand dkk, 2005).

2.5.9. Thrombopoietin

Istilah thrombopoietin (TPO) digunakan pertama sekali oleh Kelemen pada tahun 1958, untuk menggambarkan substansi humoral yang bertanggungjawab untuk meningkatkan produksi trombosit setelah terjadi trombositopenia. Trombopoietin juga berhubungan dengan c-Mpl ligand, mpl ligand, megapoietin dan pertumbuhan megakariosit serta faktor pertumbuhan. Trombopoietin merupakan cytokin yang potensial secara fisiologis dalam memproduksi trombosit (Pavitran, 2002).

(31)

trombosit yang banyak. Sebagian kecil trombopoietin diproduksi oleh otak dan testes. Trombopoietin disintesis dan secara cepat dilepaskan seperti layaknya erytropoiesis. Mengikuti turunnya jumlah trombosit maka level trombopoietin meningkat secara maksimal dalam waktu 8 jam dan mencapai puncaknya dalam 24 jam (Pavitran, 2002; Wolber dan Jelkman, 2002).

Pada faktor pertumbuhan hemopoietic, trombopoietin memiliki waktu hidup yang lebih panjang kira-kira 30 jam. PE Gylasi dari trombopoietin lebih lanjut meningkatkan waktu hidup plasma menjadi 10 kali lipat. Mengikuti sistem ini jumlah trombosit mulai meningkat setelah 3-5 hari, hal ini dikarenakan trombopoietin dipengaruhi oleh stimulasi produksi dan maturasi dari megakariosit (Pavitran, 2002).

2.6 Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Jumlah Trombosit Latihan aerobik yang dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip latihan yang benar akan memberikan pengaruh dan adaptasi biologis yang baik terhadap tubuh. Apabila suatu latihan dilakukan sesuai dengan prinsip dasarnya akan meningkatkan kualitas fisik. Perubahan-perubahan yang terjadi baik terhadap tubuh, antara lain: perubahan kimia, peningkatan volume sekuncup, peningkatan volume semenit, peningkatan volume darah dan haemoglobin, pengaruh pada tingkat seluler, meningkatkan jumlah dan diameter mitokondria, meningkatkan berbagai aktifitas enzim yang diperlukan untuk siklus Kreb dan transfer elektron (Warburton, 2006)

(32)

20

patogenesis dan progresif dari penyakit kardiovaskuler. Hasil dari beberapa penelitian mengidentifikasi peningkatan jumlah trombosit sebesar 18-80% segera setelah melakukan latihan treadmill atau olahraga mengayuh sepeda. Besarnya jumlah penambahan trombosit dengan latihan yang dilakukan sesaat (akut) dipengaruhi oleh beratnya latihan. Peningkatan jumlah trombosit disebabkan oleh latihan yang dilakukan sesaat berhubungan dengan pelepasan trombosit dari sumsum tulang, pembuluh darah limpa dan sirkulasi pulmonari intravaskular (Wang, 2006).

Latihan aerobik dengan intensitas sedang menghasilkan katekolamin dengan jumlah yang sedikit dan nitrit oxide (NO) yang lebih tinggi dari pembuluh sel endotelial. Nitrit oxide mencegah formasi thrombus dibawah aliran yang besar dan melemahkan agonist dan menyebabkan peningkatan regulasi dari P-selectin dan GPIIb/IIIa komplek dengan regulasi negatif cGMP dalam trombosit (Wang, 2006).

Latihan fisik yang berat dapat menaikkan pelepasan epineprin yang dapat menyebabkan pelepasan vWF dari sel endotel dan mempertinggi aggregasi trombosit lewat aktivasi trombosit reseptor 2-adrenergik. Epineprin dapat bersinergi dengan

stress latihan untuk menyebabkan aggregasi trombosit dan respon sinergi tergantung antara interaksi VWF-GPIb, dan fungsi GPIIb/IIIb kompleks. Pada penelitian awal mengatakan bahwa latihan fisik berat memperbaiki penampilan dari reseptor 2

(33)

trombosit (Ca2+), bahwa exocytosis dari granula dan translokasi berikutnya dari P-selectin dalam trombosit dapat meningkat pada latihan berat. Pelepasan endogenous dari epinephrine dan aktivasi trombosit reseptor 2-adrenergik disebabkan oleh

latihan berat dapat menjadi sebagian penjelasan mempertinggi aggregasi trombosit lewat interaksi VWF-GPIb, aktivasi GPIIb/IIIa dan P-selectin selama latihan berat (Wang, 2006; Kingwell, 2000).

Investigasi klinik menemukan bahwa latihan dengan intensitas berat dan akut dapat mempertinggi resiko kejadian thrombosis pembuluh darah mayor dan kejadian cardiac arrest primer sementara. Berdasarkan penelitian sebelumnya latihan dengan intensitas berat, meningkatkan daya adhesi trombosit pada permukaan lapisan fibrinogen dan ADP menyebabkan aggregasi. Latihan dengan intensitas berat (83% VO2max) mengaktivasi fibrinolisis darah dan koagulasi secara simultan. Latihan

intensitas berat dapat menyebabkan hiperkoagulasi sebagai akibat oleh peningkatan kosentrasi F VIII dan pemendekan dari APTT (Activated Partial Tromboplastin Time)(Wang, 2006).

Hiperkoagulasi dapat mengakibatkan terjadinya thrombosis. Thrombosis adalah terbentuknya massa bekuan darah intravaskular pada orang yang masih hidup (Bakta, 2007). Berdasarkan teori Virchow’s Triad (Dickson, 2004; Lowe, 2003), ada tiga faktor yang berkontribusi terhadap thrombosis, yaitu (lihat juga Gambar 1):

(34)

22

b. Perlukaan/cedera pada pembuluh darah endotelium, misalnya pada keadaan, kerusakan vena yang disebabkan oleh tekanan yang sangat berat.

[image:34.595.133.483.275.488.2]

c. Kelainan konstituen darah (hypercoagulable state), misalnya pada keadaan hiperviskositas, defisiensi antitrombin III, nephrotik sindrom, perubahan setelah trauma berat atau terbakar, penyebaran kanker, kehamilan dan persalinan, ras, umur, perokok, kegemukan. Keadaan-keadaan ini akan mengakibatkan hiperkoagulasi.

Gambar 1. Skema Teori Virchow’s Triad

Pada thrombosis arterial ketiga faktor tersebut memegang peranan penting, tetapi pada thrombosis vena, thrombosis dapat terjadi pada dinding pembuluh darah yang masih intak, berarti yang berperanan penting adalah faktor aliran darah (stasis) dan keadaan hiperkoagulabel.

THROMBOSIS

(35)

2.7 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas Pretest Perlakuan Postest Variabel Terikat

Variabel Kontrol

2.8 Hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh latihan aerobik intensitas ringan dan sedang terhadap peningkatan jumlah trombosit (Ho : 1= 2).

Ha : Ada pengaruh latihan aerobik intensitas ringan dan sedang terhadap peningkatan jumlah trombosit (Ha : 1≠ 2).

1. Latihan Aerobik Intensitas Ringan 2. Latihan aerobik

Intensitas Sedang 3. Kontrol

Jumlah Trombosit

Berat badan Tinggi badan

Umur

01 x 02

01 x 02

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan yang berlokasi di Jalan Belanga No.1 Sp.Ayahanda Medan. Universitas ini berdiri sejak tahun 2005 sesuai dengan SK Mendiknas RI No: 151/D/0/2005. UNPRI mengasuh lebih 20 program studi, salah satu diantaranya adalah program studi D III Kebidanan.

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga minggu, dari tanggal 09 Juni 2008 sampai tanggal 27 Juni 2008.

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik mengikuti rancangan randomized pre test dan post- test control group design. Penelitian dilakukan untuk membandingkan jumlah trombosit sebelum dan sesudah perlakuan pada 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan latihan aerobik intensitas ringan dan kelompok latihan aerobik dengan intensitas sedang.

3.3 Alat dan Bahan

(37)

badan (merek GEA), meteran tinggi badan, metronome,pulse oximeter model CMS-50 D (Medical Systems Co Ltd.), termometer pengukur suhu ruangan, tabung gelas darah (Vacutainer EDTA 0.5 mg), spuit 5 cc merek terumo dan haematology cell counterType ABX Pentra 60 ABX Diagnostics France.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Universitas Prima Indonesia Program Studi D III Kebidanan Angkatan 2007/2008 berjumlah 90 orang dengan umur berkisar antara 18-20 tahun.

3.4.2 Sampel dan sampling

Besar sampel pada penelitian ini ditetapkan sebanyak 30 orang. Tehnik pemilihan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Selanjutnya membagi menjadi 3 kelompok secara random. Kelompok I adalah kelompok kontrol tanpa perlakuan, kelompok 2 adalah kelompok perlakuan latihan aerobik intensitas ringan dan kelompok 3 adalah kelompok perlakuan latihan aerobik intensitas sedang.

Kriteria inklusi:

a. Bersedia menjadi subjek penelitian. b. Berusia antara 18-20 tahun.

(38)

26

Kriteria eksklusi

a. Mengalami tanda-tanda kelelahan pada saat latihan sehingga tidak mampu menyelesaikan latihan.

b. Mengalami menstruasi pada hari terakhir latihan.

3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1. Perlakuan

Program latihan ini dilakukan dengan naik turun bangku setinggi 33 cm. Frekuensi latihan dilakukan 3 kali seminggu, selama 3 minggu. Latihan dilakukan pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas belajar.

Sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu semua subjek penelitian dikondisikan terhadap lingkungan penelitian selama satu minggu. Seluruh subjek penelitian terlebih dahulu mengisi lembar persetujuan sebagai subjek penelitian (informed consent). Pada awal dilaksanakan tes terlebih dahulu dilakukan pengambilan darah masing-masing subjek penelitian secara Intra Vena (IV) pada venamediana cubiti.

Persiapan subjek penelitian yang dilakukan sebelum latihan (Adams, 2002): a. Tidak melakukan latihan pada hari latihan aerobik

b. Istirahat minimal 5 menit sebelum tes dimulai

(39)

d. Tidak mengkonsumsi makanan stimulans (tembakau, kopi, teh, cola, coklat, dan lain-lain) 3 hari sebelum dilakukan latihan aerobik

e. Tidak menderita distensi kandung kemih

f. Menggunakan pakaian dan sepatu olahraga (sepatu tennis dan short).

Urutan langkah-langkah yang dilakukan selama pelaksanaanstep testadalah: 1. Peneliti mengukur dan mencatat suhu ruangan.

2. Peneliti menyuruh subjek penelitian berdiri di depan bangku setinggi 33 cm. 3. Peneliti menyiapkan metronome, dan melakukan setting pada 90 b.min1

4. Peneliti meminta subjek penelitian untuk memulai melangkah pada awal bunyi metronome.

5. Peneliti memulaistart timersegera setelah subjek penelitian mulai bergerak. 6. Peneliti dapat membantu dengan irama dengan menghitung dengan suara keras:

satu-naik, dua-naik, tiga-turun, empat-turun.

7. Peneliti mendorong subjek penelitian untuk tetap semangat saat melangkah naik dan turun bangku.

8. Peneliti menghentikan latihan dan metronom pada saat subjek penelitian mencapai target 59 % HRmax untuk subjek penelitian dengan latihan aerobik

intensitas ringan dan 79% HRmax untuk subjek penelitian latihan aerobik

intensitas sedang.

9. Subjek penelitian diminta segera duduk setelah meyelesaikan latihan.

(40)

28

3.5.2. Pengamatan

(41)

3.6 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

[image:41.595.117.507.307.648.2]

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas, yaitu latihan aerobik intensitas ringan dan intensitas sedang, variabel terikat, yaitu jumlah trombosis, dan variabel kontrol, yaitu berat badan, tinggi badan dan umur. Defenisi operasional masing-masing variabel ditampilkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel-variabel Penelitian

No. Variabel Defenisi operasional Skala Hasil ukur

1. Variabel bebas: 1.1. Latihan aerobik

intensitas ringan

Program latihan naik turun bangku yang dilakukan dengan beban latihan 59% kemampuan HRmax

Interval 59% HRmax

1.2. Latihan aerobik intensitas sedang

Program latihan naik turun bangku yang dilakukan dengan beban latihan 79% kemampuan HRmax

Interval 79% HRmax

2. Variabel terikat:

2.1. Jumlah trombosit Jumlah trombosit dalam darah sampel yang dihitung dengan menggunakanhaematology cell counter,sebelum dan sesudah program latihan

Rasio 103/ mm3

3. Variabel kontrol:

3.1. Berat badan Ukuran berat badan subjek penelitian yang ukur dengan timbangan berat badan

Rasio Kilogram

3.2. Tinggi badan Ukuran tinggi badan subjek penelitian yang diukur dengan pita sentimeter

Rasio Centimeter

3.3. Umur Suatu batasan yang menunjukkan lamanya hidup seseorang, yang dihitung dari tahun kelahiran sampai dilakukan penelitian

(42)

30

3.7 Analisa Data

(43)

HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisa deskriptif

Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) minggu berturut-turut mulai dari tanggal 09 Juni 2008 sampai tanggal 27 Juni 2008. Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan komputer. Sesuai dengan kriteria eksklusi yang sudah ditetapkan oleh peneliti bahwa apabila subjek penelitian pada hari terakhir latihan mengalami menstruasi maka akan dieksklusi. Pada saat hari terakhir penelitian pada kelompok latihan aerobik intensitas sedang ada 1 (satu) orang subjek penelitian.

Dilakukan interassay quality control untuk menentukan akurasi alat haematologi cell counter. Hasil perhitungan interassay quality control didapat koefisien variasi sebesar 4%.

Data jumlah trombosit yang sudah didapatkan selanjutnya dianalisis dengan analisa deskriptif (Tabel 4.1dan Tabel 4.2), dilanjutkan dengan statistik inferensial dengan uji t (t-test) danpairwise comparisondengan LSD.

(44)

32

[image:44.595.116.510.308.519.2]

badan antara kelompok latihan intensitas ringan dan sedang sebesar 1,20. Rerata tinggi badan pada kelompok kontrol dan kelompok latihan intensitas sedang tidak ada perbedaan, rerata tinggi badan pada kelompok latihan intensitas ringan ada perbedaan sebesar 0,60. Rerata umur pada kelompok kontrol dan kelompok latihan intensitas ringan tidak ada perbedaan, dengan kelompok latihan intensitas sedang ada perbedaan sebesar 0,10.

Tabel 4.1. Rata-rata, (± SD) Umur, Berat Badan dan Tinggi Badan Subjek Penelitian Kelompok Kontrol, Kelompok Latihan Intensitas Ringan, dan Kelompok Latihan Intensitas Sedang di Universitas Prima Indonesia Tahun 2008

No. Variabel Kelompok Latihan

Kontrol Intensitas Ringan Intensitas Sedang

1. Berat Badan 48,80 ± 1,55 49,50 ± 2,83 48,30 ± 1,16

2. Tinggi Badan 151,50 ± 1,18 152,10 ± 2,08 151,50 ± 1,50

3. Umur 19,20 ± 0,63 19,30 ± 0,67 19,20 ± 0,78

Tabel 4.2. Rata-rata (± SD) Jumlah Trombosit Kelompok Kontrol, Kelompok Latihan Intensitas Ringan dan Kelompok Latihan Intensitas Sedang Sebelum (Pre) dan Setelah (Post) Perlakuan di Universitas Prima Indonesia Tahun 2008

No. Variabel (Jumlah Trombosit)

Kelompok Latihan

Kontrol Intensitas Ringan Intensitas Sedang

1. Sebelum perlakuan (Pre)

301,20 ± 66,65 322,30 ± 89,93 349,11 ± 46,18

2. Setelah perlakuan (Post)

(45)

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada masing-masing kelompok terjadi peningkatan rerata jumlah trombosit. Pada kelompok kontrol, rerata jumlah trombosit pre sebesar 301,20 dan rerata jumlah trombosit post sebesar 304,80. Ada kenaikan rerata jumlah trombosit sebesar 4. Pada kelompok latihan intensitas ringan rerata jumlah trombosit pre latihan sebesar 322,30 dan rerata jumlah trombosit post latihan sebesar 375,50, ada kenaikan rerata jumlah trombosit sebesar 54. Pada kelompok latihan dengan intensitas sedang rerata jumlah trombosit pre latihan sebesar 349,11, dan rerata jumlah trombosit post latihan sebesar 374,44, ada kenaikan rerata jumlah trombosit sebesar 26.

4.1.2. Analisa bivariat

[image:45.595.119.440.358.436.2]

Sebelum melakukan uji t berpasangan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data dengan menggunakan hasil uji Shapiro-Wilk (karena sampel kecil kurang dari 50) (Tabel 4.3).

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Data Dengan Menggunakan Shapiro – Wilk Pada Kelompok Kontrol, Kelompok Latihan Aerobik Intensitas Ringan dan Sedang

No. Variabel (JumlahTrombosit)

Kelompok Latihan

Kontrol Intensitas Ringan Intensitas Sedang

df Sig df Sig df sig

1. Sebelum perlakuan (Pre)

10 0,23 10 0,13 9 0,89

2. Setelah perlakuan (Post)

(46)

34

Berdasarkan hasil uji normalitas didapat hasil pada masing-masing kelompok baik pre dan post memiliki nilai signifikansi > 0.05 yang berarti data berdistribusi dengan normal.

[image:46.595.109.514.330.513.2]

Pada analisis bivariat menggunakan uji statistik t berpasangan. Karena syarat data berdistribusi normal sudah terpenuhi, maka uji hipotesis dilakukan dengan uji t berpasangan dan hasilnya ditampilkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil Uji t – berpasangan Pada Kelompok Kontrol, Latihan Aerobik Intensitas Ringan dan Sedang di Universitas Prima Indonesia Tahun 2008

No. Kelompok latihan MeanPretest±SD MeanPosttest±SD MeanDif ± SDDif t Value p

1. Kontrol 301,20 66,65 304,80 48,76 -3,60 47,56 -0,23 0,81 2. Intensitas Ringan 322,30 89,93 375,5 66,54 -53,20 64,63 -2,60 0,03 3. Intensitas Sedang 349,11 46,18 374,44 47,55 -25,33 26,48 -2,87 0,02 p = <0,05

Berdasarkan hasi uji t berpasangan dengan tingkat kemaknaan p =<0,05 maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Tidak ada perbedaan jumlah trombosit yang bermakna (p = 0,81) antara pretest dan posttest pada kelompok kontrol,

b. Ada perbedaan jumlah trombosit yang bermakna (p = 0,03) antara pretes dan posttes pada kelompok latihan dengan intensitas ringan,

(47)
[image:47.595.110.508.217.298.2]

Tabel 4.5. Hasil Uji Pairwise Comparison dengan LSD (Least Significant Different) Jumlah Trombosit Posttest Antara Kelompok Kontrol, Latihan Intensitas Ringan dan Sedang

Variabel (Jumlah

Trombosit) Kontrol Intensitas Ringan Intensitas Sedang

Kontrol - p = 0,09 p = 0,01

Intensitas Ringan - p = 0,70

Intensitas Sedang

-Hasil uji LSD, seperti ditampilkan pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa: a. Tidak ada perbedaan yang bermakna (p = 0,09) dalam jumlah trombosit posttes

antara kelompok kontrol dan kelompok latihan intensitas ringan,

b. Ada perbedaan yang sangat bermakna (p = 0,01) dalam jumlah trombosit postest antara kelompok kontrol dan kelompok latihan intensitas sedang,

(48)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisa Deskriptif

Berdasarkan hasil analisa secara deskriptif dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan rerata jumlah trombosit pada ketiga kelompok. Kenaikan jumlah trombosit pada setiap subjek penelitian berada dalam batas normal. Pada kelompok kontrol kenaikan rerata jumlah trombosit jauh lebih rendah dibandingkan dengan pada kelompok latihan aerobik intensitas ringan dan sedang. Pada kelompok latihan aerobik intensitas ringan dan sedang keduanya menunjukkan kenaikan jumlah trombosit yang jauh lebih tinggi. Apabila dibandingkan hasil rerata antara latihan aerobik intensitas ringan dan sedang, maka pada latihan aerobik intensitas sedang lebih meningkatkan jumlah trombosit.

(49)

permukaan laut. Kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi tingginya kadar trombosit dalam darah (trombositosis) yaitu: alergi, aspyksia, perdarahan, patah tulang dan trauma. Kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan rendahnya kadar trombosit dalam darah (trombositopenia) yaitu infeksi akut, leukemia akut, splenomegali, typoid, TBC (Sembulingan, 2006).

Pada penelitian ini pengendalian yang dilakukan terhadap tinggi badan dan berat badan subjek penelitian tujuannya untuk menyesuaikan dengan tinggi bangku yang digunakan untuk latihan.

Menurut asumsi peneliti, latihan atau olahraga yang dilakukan secara teratur dan mengikuti kaidah-kaidah olahraga yang benar akan berdampak pada peningkatan jumlah trombosit darah. Pada penelitian ini latihan aerobik naik turun bangku yang dilakukan adalah selama 3 (tiga) minggu, secara signifikan menaikkan jumlah trombosit dalam darah.

5.2 Hasil Analisa Statistik Inferensial

Berdasarkan hasil uji t berpasangan yang telah dilakukan, terbukti bahwa latihan naik turun bangku yang dilakukan secara teratur selama 3 (tiga) minggu berturut-turut baik pada intensitas latihan ringan dan sedang secara signifikan meningkatkan jumlah trombosit darah. Bila dibandingkan hasil uji antara latihan aerobik intensitas ringan (59% HRmax) dengan latihan aerobik intensitas sedang (79%

HRmax), maka didapatkan hasil bahwa latihan aerobik intensitas sedang memiliki nilai

(50)

38

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumn ya yang dilakukan oleh (Saripin dkk, 2002) yang menemukan bahwa latihan aerobik intensitas sedang memiliki nilai kemaknaan lebih tinggi dalam mempengaruhi jumlah trombosit dibandingkan latihan dengan intensitas ringan.

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh El-Sayed dkk, (2005), yang mempelajari interaksi antara latihan dan trombosit dalam kesehatan dan penyakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latihan atau olahraga terbukti mempengaruhi peningkatan jumlah trombosit dalam darah.

Trombosit sangat diperlukan dalam proses haemostatis normal. Peningkatan jumlah trombosit disebabkan oleh latihan yang dilakukan sesaat berhubungan dengan pelepasan trombosit dari sumsum tulang, pembuluh darah limpa dan sirkulasi pulmonari intravaskular (Wang 2006).

Latihan aerobik dengan intensitas sedang menghasilkan katekolamin dengan jumlah yang sedikit dan Nitrit Oxide (NO) yang lebih tinggi dari pembuluh sel endotelial. NO mencegah formasi thrombus di bawah aliran yang besar dan melemahkan agonist dan menyebabkan peningkatan regulasi dari P-selectin dan GPIIb/IIIa komplek dengan regulasi negatif cGMP dalam trombosit (Wang, 2006).

(51)

dan fungsinya. Fungsi trombosit yang tidak normal berpengaruh pada kejadian stroke, angina,coronary artery disease acut, myocardial infraction(El-Sayed dkk, 2005).

Peningkatan jumlah trombosit setelah melakukan latihan aerobik dengan intensitas sedang, yang pertama adalah karena faktor Nitrit Oxide (NO) yang lebih tinggi dari pembuluh sel endothelial, sehingga terjadi pelepasan trombosit dari sumsum tulang maupun pembuluh limpa. Pelepasan trombosit disebabkan oleh stimulasi simpatis atau nor adenalin pada saat olahraga sehingga memicu limpa untuk melepaskan trombosit (Keele,dkk,2004).

Latihan yang dilakukan secara teratur dan dalam waktu yang lama akan meningkatkan produksi trombosit dalam darah, karena olahraga ringan & sedang memicu peningkatan trombopoetin yang di sekresi oleh ginjal dan hati. Pada saat olahraga terjadi peningkatan kebutuhan oksigen tubuh, sehingga merangsang pembentukan trombopoetin, akibatnya terjadi peningkatan pembentukan trombosit di sumsum tulang.

Pada penelitian ini peningkatan jumlah trombosit dalam batas normal, sehingga tidak ada pengaruh pada fungsi haemodinamik dan menguntungkan pada fungsi haemostasis.

(52)

40

(53)

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti, dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

a. latihan aerobik intensitas ringan ternyata meningkatkan jumlah trombosit (p = 0,03)

b. latihan aerobik intensitas sedang ternyata meningkatkan jumlah trombosit (p = 0,02)

dan tidak ada perbedaan peningkatan jumlah trombosit antara latihan aerobik intensitas ringan dan sedang

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat disarankan untuk melakukan latihan atau olahraga dengan intensitas ringan atau sedang serta memperhatikan prinsip-prinsip olahraga yang benar sehingga berdampak baik terhadap kesehatan.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian pengaruh latihan aerobik terhadap aktivitas trombosit termasuk fungsi trombosit.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, G.M. 2002. Exercise Physiology, Laboratory Manual (Fourth Edition). McGraw-Hill Companies Inc, New York

Bakta, I Made. 2007.Hematologi Klinik Ringkas.EGC, Jakarta

Cadroy, Y., Pillard, F., Sakariassen, K.S., Thalamas, C., Boneu, B., Riviere, D. 2002. Strenuous but not Moderate Exercise Increases the Thrombotic Tendency in Healhty Sedentary Male Volunteers. Tersedia pada http://www.jap.physiology.org. Diakses tanggal 18 April 2008

Dickson, B.C. 2004. Venous Trombosis: On the History of Virchow’s Triad. University of Toronto Medical Journal , Volume 81, Number 3,Halaman 166-171.

El-Sayed, Mahmoud, Nagia, Zeinab. 2005. Aggregation and Activation of Blood Platelets in Exercise and Training. Tersedia pada http://www.sportsmedicine.com Diakses tanggal 18 April 2008.

Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E., Moss, P.A.H. 2005. Kapita Selekta Hematologi (Edisi 4). EGC, Jakarta

Junqueira, L, Carlos., Carneiro, Jose., Kelley, Robert. 1998. Histologi Dasar (Edisi ke-8).EGC, Jakarta

Karim, Faizati. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Depkes RI, Jakarta

Kawthalkar, Shirish. 2006. Essentials of Haematology. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) LTD, New Delhi

Keele, A.C., Neil, E., Joels, N., Samson Wright’s Applied Physiology, 13th edition, Oxford University Press, New Delhi, India

Kingwell, A.B., 2000,Nitric Oxide-Mediated Metabolic Regulation During Exercise: Effects of Training in Health and Cardiovascular Disease, The FASEB Journal Volume 14, hal.1685-1694

Lee, Kaeng W., Lip, Gregory, Y. 2003. Effects of Lifesyle on Hemostasis, Fibrinolysis, and Platelet Reactivity. Tersedia pada http://www.archinternmed.com. Diakses tanggal 19 April 2008

(55)

Lowe, G.D.O, 2003, Virchow’s Triad Revisited: Abnormal Flow, Tersedia pada http://www.krager.com/pht. Diakses tanggal 12 April 2008

Pavithran, K.,2002, Thrombopoietin, tersedia pada www.medicine.online.com . Diakses tanggal 15 Agustus 2008.

Pietrynczak-Litwiejko., Szkudlarek., Pietrewicz, T.M. 2004. Bone Marrow Megakaryocytes in Human Ontogenesis. Tersedia pada http://www.acmebio.com. Diakses tanggal 18 April 2008

Powers, Scott., Howley, Edward. 2007. Exercise Physiology, Theory and Application to Fitness and Performance (Sixth Edition). McGraw-Hill Companies.Inc, Newyork

Saripin, Tjitra Wardani, Widjaja, N.M, Liben, P. 2002. Pengaruh Latihan Aerobik Intensitas Ringan dan Aerobik Intensitas Sedang Terhadap Jumlah Trombosit dan Waktu Penjendalan Darah.Konas IAFI, halaman 147-151. Bali, Indonesia

Sembulingan, K dan Sembulingan, P., 2006, Essentials of Medical Physiology, Jaypee Brothers, Medical Publisers (P) LTD, New Delhi, India

Skelly, William., Darby, Lynn., Phillips, Kristen. 2003. Physiological And Biomechanical Responses To Three Different Landing Surfaces During Step Aerobics, Journal of Exercise Physiologi Online. Tersedia pada http://www. jep.com Diakses tanggal 10 April 2008

Wang, Jong- Shyan. 2005. Exercise Prescription and Thrombogenesis, Journal of Biomedical Science, volume 13, halaman 753-761

Warburton, Darren., Nicol, Chrystal Whitney., Bredin, Shannon. 2006 Health Benefits of Phisycal Activity: the Evidence, Canadian Medical Association Journal 174(6): Tersedia pada http://www.cmej.org. Diakses tanggal 10 April 2008

Gambar

Tabel 2. 1. Klasifikasi Intensitas Olahraga yang Dianjurkan Oleh CDC dan
Gambar 1. Skema Teori Virchow’s Triad
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel-variabel Penelitian
Tabel 4.1. Rata-rata, (± SD) Umur, Berat Badan dan Tinggi Badan Subjek
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara hasil belajar Praktek Kerja Industri (Praktik indutri) dengan kesiapan kerja peserta didik kelas XII SMK Negeri

Yunus Bengkulu merupakan rujukan dari RS Tiara Sella Bengkulu dengan keluhan dua hari yang lalu pasien rujukan dari RS Tiara Sella Bengkulu dengan keluhan dua hari yang lalu

[r]

• Secara umum steganografi merupakan seni atau ilmu yang digunakan untuk menyembunyikan pesan rahasia dengan segala cara sehingga selain orang yang dituju, orang lain segala

Inti General Yaja Steel, data jumlah kendaraan yang melewati persimpangan Jrakah, data suhu, arah dan kecepatan angin, kelembaban udara selama pemantauan, data

Dari hasil wawancara kepada klien ND (inisial) usia 12 tahun yang sudah mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh tim pendamping menyatakan

Dari situlah dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin meluas dalam usaha untuk memperluas penanaman kedelai, adapun cara yang digunakan dalam proses ini yaitu

Dalam tuturan ini pihak mempelai laki-laki dan keluarganya, mengungkapkan rasa hormat mereka kepada mempelai perempuan dan keluarganya, serta mereka merendahkan diri untuk