• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanggulangan Kejahatan Money Laundering Melalui Kebijakan Kriminal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penanggulangan Kejahatan Money Laundering Melalui Kebijakan Kriminal"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENANGGULANGAN KEJAHATAN MONEY LAUNDERING

MELALUI KEBIJAKAN KRIMINAL

TESIS

Oleh :

YUSUF

047005045/HK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

M O N E Y L A U N D R I N G C R I M E P R E V E N T I O N T H R O U G H

The advance of technology and financial globalization enable domestic and international transaction to be done is a few seconds. The current development economic globalization has made the economy of developing countries open for the flow of finance from the advanced countries and vice versa. This condition can be surely used by those who want to get the benefit from the illegal activities such as insider trading and money laundering. Money laundering has the potential to agitate financial community resulted from the big amount of money involved in the activities, legal private sectors, and the integrity of financial markets; to make a government lose its control of its economic policy; to cause the distortion and instability of economy, the loss of revenue gained from taxes; to jeopardize the government's effort of privatizing state-owned enterprises; to ruin the government's reputation; and to generate high social cost. These big impacts of money laundering require a country, especially a developing country like Indonesia, to establish a criminal policy to prevent money laundering activity. Therefore, this study focuses on the development of money laundering regulation in Indonesia, the characteristics of money laundering criminal act, and the policy of money laundering crime prevention.

This analytical descriptive study describes, analyzes, and analytically explains the money laundering crime prevention through criminal policy. Through the normative legal approach, this study looks at the problems based on the existing regulations obtained from library research. The primary and secondary data used in this study were then qualitatively analyzed.

The result of study reveals that the effort to control and prevent the criminal act of money laundering is by assuring that an activity is a criminal act in the positive law. The development of money laundering regulation in Indonesia started from the time when Law No.15/2002 on Money Laundering was put into effect which then was amended by Law No.25/2003. These laws authorize law upholders to do a series of money laundering prevention activities and practice several supporting policies and minimize the scope of the money laundering criminals who use financial institution to

(3)

do their activities by applying the principle of knowing the bank customers and the indication of suspicious financial transaction. The criminals normally have high social status or commonly called as white collar crime which is very different from conventional crime with the purpose of hiding the crime origin conducted by the doer through the phases of placement, layering, and integration.

(4)

P E N A N G G U L A N G A N K E J A H A T A N M O N E Y L A U N D E R I N G M E L A L U I

Kemajuan teknologi dan globalisasi keuangan menyebabkan transaksi dalam negeri dan antarnegara dimungkinkan berlangsung hanya beberapa detik. Perkembangan globalisasi ekonomi sekarang ini telah menyebabkan terbukanya ekonomi negara-negara berkembang bagi arus dana dari negara-negara maju begitu juga sebaliknya, keadaan tersebut di atas tentu dapat dipergunakan oleh orang-orang yang ingin mendapatkan keuntungan dari perbuatan yang tidak halal yaitu menyelamatkan uang yang diperolehnya dari misalnya, perdagangan narkotika, hasil korupsi, insider trading dalam jual beli saham, penyeludupan senjata, pemalsuan kartu kredit, judi dan sebagainya. Kegiatan Money Laundering juga mempunyai potensi untuk merongrong masyarakat keuangan (financial community) sebagai akibat demikian besarnya jumlah uang yang terlibat dalam kegiatan tersebut, selain itu money laundering dapat berdampak merongrong sektor swasta yang sah, merongrong integritas pasar-pasar keuangan, mengakibatkan hilangnya kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonominya, timbulnya distrosi dan ketidakstabilan ekonomi, hilangnya pendapatan negara dari sumber pembayaran pajak. membahayakan upaya privatisasi perusahaan-perusahaan negara yang dilakukan oleh pemerintah, rusaknya reputasi negara dan menimbulkan biaya social yang tinggi. Dampak yang begitu besar dan kegiatan pencucian uang inilah p e n y e b a b s u a t u n e g a r a p e r l u m e n e t a p k a n s u a t u k e b i j a k a n k r i m i n a l u n t u k menanggulanginya terutama negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu pada penelitian ini memfokuskan masalah pada perkembangan pengaturan pencucian uang di Indonesia, karakteristik tindak pidana pencucian uang dan kebijakan penangulangan kejahatan pencucian uang.

(5)

penelitian kepustakaan. Dalam menelaah penelitian kepustakaan pada tesis ini digunakan data primer. skunder dan tersier yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa usaha untuk mengendalikan dan menanggulangi tindak pidana pencucian uang adalah menentukan suatu perbuatan sebagai suatu tindak pidana (kriminalisasi) di dalam hukum positif. Perkembangan pengaturan pencucian uang di Indonesia dimulai dari lahirnya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering) yam!, selanjutnya diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003. undang-undang ini memberikan kewenangan bagi aparat penegak hukum untuk melakukan serangkaian proses pemberantasan tindak pidana pencucian uang. beserta beberapa kebijakan yang mendukung dan memperkecil ruang lingkup pelaku kejahatan pencucian uang yang menggunakan lembaga keuangan sebagai tempat tumbuh dan suburnya pencucian uang yakni penerapan prinsip mengenal nasabah dan indikasi transaksi keuangan yang mencurigakan. Pelaku kejahatan pada umumnya memiliki status sosial yang tinggi atau lazim dikatakan sebagai white collar crime yang sangat berbeda dengan kejahatan konvensional dengan maksud untuk menyamarkan asal usul kejahatan yang dilakukan oleh pelaku melalui tahap placement, layering dan integration.

Referensi

Dokumen terkait

Catatan (1) FOB cash costs terdiri dari biaya penambangan, biaya penjualan dan pemasaran dan pembayaran royalti; tidak termasuk depresiasi dan amortisasi eksplorasi dan

Jeri: “Aku enggak ada bontot kak, cuma buku, pensil sama topi kak” 10.. Aurel: “Bontotku mie goleng kak di masak

Dari data yang diperoleh tentang pemerolehan jenis kata pada anak usia lima tahun dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan jenis kata anak-anak di Taman Kanak- Kanak Kartika 1—17

Dan kelebihan yang terpenting dari teori ini adalah penekanan mereka pada penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang lebih dan akurat, sebagaimana yang diperlihatkan oleh Boas

Pemilik institusional berdasarkan besar dan hak suara yang dimiliki memiliki insentif untuk memastikan bahwa manajemen membuat keputusan yang dapat memaksimalkan

Dalam meningkatkan pelayanan bongkar muat, sebaiknya tidak hanya dengan menambah unit HMC, misalkan: dengan penambahan kapasitas dermaga, pengaturan jadwal kedatangan kapal yang

dalam wilayah Negara Republik Indonesia telah dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan Domestik dan dokumen lain yang disyaratkan, yang sah

software Aplikasi khusus apotek dengan rencana biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.000.000,00 dan indikator keberhasilan yang diharapkan adalah berkurangnya waktu yang diperlukan