• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstuksi Realitas Teks Naskah Pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah-Celah Langit Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konstuksi Realitas Teks Naskah Pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah-Celah Langit Bandung"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTRUKSI REALITAS TEKS NASKAH PAGELARAN TANAH KOMUNITAS TEATER CELAH CELAH LANGIT BANDUNG

(Analisis Wacana Teks Naskah pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah Celah Langit Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

Sawitri Dian Ekawati NIM 41807131

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

ABSTRAK

KONSTRUKSI REALITAS TEKS NASKAH PAGELARAN TANAH KOMUNITAS TEATER CELAH CELAH LANGIT BANDUNG (Analisis Wacana Teks Naskah pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah Celah

Langit Bandung)

Penyusun: Sawitri Dian Ekawati

NIM. 41807131

Skripsi ini dibawah bimbingan, Iin Rahmi Handayani S.Sos., M.Ikom

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Konstruksi Realitas Teks Naskah Pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah-Celah langit Bandung. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui teks kritik sosial pada pagelaran tanah , kognisi sosial kritik sosial pada pagelaran tanah , Konteks sosial kritik sosial pada pagelaran, dan analisis wacana tanah komunitas Celah-Celah Langit Bandung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan yang berjumlah 5 (lima) orang. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, studi literatur, internet searching, juga triangulasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan evaluasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa makna tanah yang diangkat merupakan awal dari kehidupan, Kognisi sosial penulis merupakan pengalaman penulis baik tertulis maupun tidak tertulis. Pada konteks sosial, Iman Soleh mengajak pemahaman penonton kepada kesadaran untuk menghargai tanah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Berdasarkan analisis diatas seorang penulis Berdasarkan analisis diatas seorang penulis teks naskah teater banyak sekali menggunakan dalam bentuk kiasan dalam menyampaikan pesan yang akan disampaiakan, kognisi seorang penulis dalam memahami peristiwa yang terjadi dan kemudian dikembangkan dalam setiap paragraph sehingga terbentuknya suatu teks naskah yang kemudian di sebarluaskan kepada masyarakat banyak melalui pagelaran teater. Pada konteks, bagaimana persepsi penonton mengenai tulisan yang dibuat oleh para pembuat naskah dan disajikan dalam pagelaran teater.

(3)

ABSTRACT

CONSTRUCTION REALITY TEXT SCRIPT PERFORM 'TANAH' COMMUNITY THEATER OF CELAH - CELAH LANGIT

(Discourse Analysis Text Script performances 'Tanah' Community Theatre of Celah Celah Langit Bandung)

Editors:

Sawitri Dian Ekawati NIM. 41807131

This research under the guidance of,

Iin Rahmi Handayani, S. Sos., M. Si

This study intends to find out the reality of Text Scrolls Construction show 'Tanah Community Theatre Celah Celah Langit Bandung. The purpose of this research is to find texts of social criticism on the performances of 'Tanah', the social cognition of social critique on the performances of 'Tanah', and discourse analysis of Tanah Community Theatre Celah Celah Langit Bandung.

This study used a qualitative approach with the informant, amounting to 5 (five) persons. Data obtained through in-depth interviews, observation, literature study, internet searching, as well as triangulation. The data analysis techniques used are data reduction, data collection, data presentation, drawing conclusions, and evaluation.

From the results of research can be concluded that the theme of the Community Theatre Celah Celah Langit Bandung very interesting, and in the selection of the title was already quite interesting, simple and assertive, Social Cognition authors of the manuscript of this land is connected with the culture and everyday life.

The results showed that the above analysis by an author Based on an analysis of the manuscript text writer using a lot of theater in the form of metaphor in conveying the message that will tell, an author of cognition in understanding the events that occurred.

(4)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah meridhoi segala jalan dan upaya peneliti dalam menyelesaikan Penelitian yang berjudul Konstruksi Realitas Teks Naskah Tanah Komunitas Teater Celah Celah Langit Bandung ( Analisis Wacana Teks Naskah

Tanah Komunitas Teater Celah Celah Langit Bandung, dan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna mendapat nilai akhir bagi kelulusan di tingkat srata satu (S1).

Hasil penelitian ini peneliti persembahkan kepada orang tua peneliti, saudara, dan juga teman-teman yang selalu memberikan dukungan, nasehat dan pelajaran hidup yang sangat berarti bagi peneliti. Kesabaran dan ketegarannya menjadi hal yang sangat berarti.

Ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya peneliti tujukan kepada kedua orang tua yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik moral, spiritual dan material serta doa kepada peneliti hingga detik ini. Doa ananda, semoga dapat membahagiakan orang tua. Seperti apa yang mama dan papa harapkan untuk menjadi manusia yang berguna setidaknya untuk hidup ananda. Amien

(5)

vii

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A. selaku Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, yang telah menandatangani surat pengantar permohonan penelitian peneliti.

2. Bapak Manap Solihat, S.Sos., M.Si, selaku Ketua program studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Ibu Melly Maulin S.Sos, MSi, selaku selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Ralations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung

4. Ibu Iin Rahmi Handayani S.Sos., M.Si selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sekaligus Dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, dukungan, motivasi, menghibur dan semangat kepada peneliti.

5. Adiyana Slamet, S.IP., M.Si selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan arahan, dukungan, menghibur dan semangat kepada peneliti.

6. Ari prasetyo S.Sos., M.Si selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan arahan, dukungan, menghibur dan semangat kepada peneliti. 7. Ibu Rismawaty, S.Sos,. M.Si, selaku Dosen Program Studi Ilmu

Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. sekaligus dosen wali Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan banyak dukungan, motivasi, dan menghibur peneliti .

(6)

viii

9. Kepada seluruh staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah ikut membantu setiap proses untuk penelitian.

10.Ibu Astri Ikawati, A.Md.Kom, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu penulis dalam hal administrasi perkuliahan.

11.Untuk keluargaku, neneku tercinta Lasyatun, ayahku Yophi Alpha heryanto, mama Eky , Cici Dewi, Om Sodikin, Ci Ari, Om Deni, Onyx, Rivany, Diadra, serta untuk semua anggota keluarga yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih untuk semua doa dan dukungan yang telah diberiakan.

12.Terima kasih Kepada Iman Soleh dan keluarga, Peri Sandi, Dery Saefulloh (Aconk), Koi Harry Pagabdian Yusup, Dellu uye, Derru, yadi, cucu, bintang, ape, idil, dan teman teman Celah Celah Langit yang lain . 13.Terima Kasih Kepada Harry Pangabdia Yusup, Babbete Stroes, Joost

Larakker, dan Sharon Jason telah memberi warna di hari-hari saya,finger in head yala yala.

(7)

ix

peneliti selama masa kuliah. Terima kasih untuk segala tawa, canda, dan haru yang telah diberikan.

15.Terima kasih kepada Wahyu Sutejo Putra yang sudah memberi motivasi dan tawa setiap hari, Eko nugroho, Moli, om bagus, otot, sena, adi biho, rani biho, dika mehong, tile, very, dan sandy yang sudah memberi keceriaan dan nasihat kepada penulis.

16.Terimakasih kepada teman-teman Ik Jurnalistik seperjuangan selama masa penelitian,. Terima kasih untuk semangat dan dukungan yang telah diberikan.

17.Terima kasih kepada teman teman event organation Ardan, om Mbien, Ait bombay, Dini putih, Titi sumenep, wulan daun, Intan Suha, Dena, Away, Robi dan semuanya.

18.Terima kasih untuk The panic dan kawan-kawan, akis, agi, eko, uum, adit, koi, tesa dan sonang, kexnroll dan anak mamihnya, mbie putra petir, eky dan ucrit, jaya, bang tigor dan friska, nisa restiani, keep rockin guys, yeah!

19.Terimakasih kepada semua yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah bertukaran pikiran, menghibur dan memberikan semangat kepada penulis. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan penulisan laporan penelitian ini semoga dapat memberikan .Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Celah-Celah Langit (CCL) merupakan salah satu organisasi informal di lingkungan teater yang secara resmi berdiri pada 22 Mei 1998 dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pengembangan bakat seni teater khususnya di Kota Bandung. CCL dalam pentas-pentas teaternya merujuk pada gagasan atau visinya untuk membuat teater dekat dengan masyarakat.

Proses teaternya bersinggungan dengan ratusan mahasiswa penghuni kontrakan yang mengelilinginya, warga Ledeng, para pedagang, anak-anak dan bahkan ayam-ayam yang berkeliaran di halaman yang ditumbuhi pepohonan. Dari prosesnya selalu saja ada anak-anak, tukang parkir terminal, para mahasiswa maupun warga Ledeng yang secara sengaja ataupun tidak sengaja turut menyaksikannya. Sehingga, proses kreatif teater CCL senantiasa memperhitungkan dan mempertimbangkan kehadiran masyarakat Ledeng sebagai publik apresiatornya.

(9)

2

belajar dari masyarakat, hadir untuk masyarakat. Dia adalah media penguatan nilai-nilai masyarakat.

Iman Soleh adalah penggerak untuk seluruh kegiatan teater CCL. Sebagai seorang seniman, Iman merasa beruntung karena para tetangganya banyak yang sudah lama berkesenian. Namun, di era rezim Orde Baru talenta berkesenian para tetangga Iman itu tidak terekspresikan secara optimal karena berbagai kendala, seperti masalah tempat, dana, dan perizinan. Interaksi yang dibangun CCL memungkinkan warganya akrab dengan kesenian dan para pelakunya, karena seringnya CCL mengundang dan mengakomodir pementasan dari luar memungkinkan pertukaran budaya dan interaksi sosial terbina di sana. Masyarakat Ledeng, terutama anak-anak menjadi terbiasa oleh perbedaan dan keberlainan termasuk di dalamnya ekspresi estetik-artistik yang menyertainya.

Interaksi ini berdampak pada kesadaran dan melahirkan pengertian, simpati, partisipasi dan kecintaan. Anak-anak adalah penonton teater yang sangat antusias di Ledeng. Tidak sedikit warga Ledeng yang tidak punya latar belakang kesenian akhirnya turut bermain dalam garapan teater CCL.

(10)

3

yang dirancang bertujuan untuk mempromosikan, mengembangkan bakat para pemain serta mengkritiki permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar masyarakat. Teater lahir dari masyarakat, belajar dari masyarakat, hadir untuk masyarakat.

Harapan dari tema yang diangkat oleh seniman pastilah mempunyai kecenderungan dalam maksud dan tujuan karya tersebut diwujudkan, adalah sebuah tujuan agar para panikmat seni bisa memahami karya yang ditampilkan agar terjadi apa yang dinamakan komunikasi, sehingga pesan yang ingin disampaikan seniman kepada penikmat seni atau yang lain dapat difahami dengan jelas sehingga tidak menutup kemungkinan sebuah karya seni berfungsi juga sebagai media pengingatan atau bahkan penyadaran, interaksi yang diharapkan dengan munculnya karya seni yang bertemakan kritik sosial merupakan sebuah kemajuan dalam berkesenian, sebab karya-karya yang dibuat akan sangat menarik untuk dinikmati dengan tidak bernada menggurui atau memaksakan kehendak, pesan yang terdapat dalam karya akan dapat tersampaikan dengan lebih menarik dan menyenangkan.

Ketertarikan peneliti dalam mengangkat tema tanah pada pageleran teater komunitas Celah-Celah Langit Bandung karena tanah merupakan persoalan yang biasa didengar dan menjadi biasa untuk sebagian orang, tetapi sebenarnya tanah merupakan persoalan mengenai rasa menghargai tempat dimana manusia berpijak dan mencari penghasilan untuk kehidupan.

(11)

4

Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Selain itu, tanah memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam berbagai kehidupan, terlebih lagi sebagai tempat bermukim/perumahan. Maraknya pembangunan di berbagai bidang kehidupan, menyebabkan tanah menjadi komoditi yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi dan sulit dikendalikan. Kondisi demikian terutama diakibatkan oleh kebutuhan lahan yang terus meningkat dengan sangat pesat sementara ketersediaannya terbatas, dan tidak mungkin dapat diproduksi seperti kebutuhan lainnya. Sehingga tidak jarang menimbulkan konflik pertanahan baik berupa konflik kepemilikan dan penguasaan, maupun konflik yang menyangkut penggunaan tanah itu sendiri.

(12)

5

yang dianut masyarakat. Jadi, meskipun seniman hidup dalam suatu masyarakat dengan tata nilainya sendiri, dan dia belajar hidup dengan tata nilai tersebut, ia juga punya kebebasan untuk menyetujui atau tidak menyetujui tata nilai masyarakat itu. Dengan demikian seniman memang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial kemasyarakatan itu sendiri sehingga kehidupan yang ada tetap akan mempengaruhi setiap karya yang akan diciptakannya, sehingga seniman juga dapat terpengaruh segala kejadian, dalam hal ini bisa yang sifatnya baik ataupun buruk.

Seniman dalam mengambil tema kritik dalam karyanya dengan sendirinya sudah menempatkan fungsi dari seni sebagai alat untuk berkomunikasi .Istilah kritik, atau orang Inggris menyebutnya dengan

criticism berasal dari bahasa Yunani kritikos yang rapat hubunganya dengan

krinein yang artinya lebih kurang mengamat, membanding,memisahkan dan menimbang. Di Yunani ada kata krites yang maksudnya hakim. Dengan

krinein berarti juga menghakimi.

(13)

6

yang baik dan mana yang tidak, sehingga keadaan akan berhenti atau monoton serta tidak berkembang, maka apabila kita tinjau lebih dalam dari permasalahan ini, memang kritik itu penting dalam kehidupan manusia, sebagaimana setiap umat beragama pasti memerlukan rambu-rambu atau pedoman dalam menjalani kehidupan hal ini dibuktikan dengan adanya kitab suci yang menyertai setiap agama yang ada, yang juga dapat digunakan juga sebagai alat kontrol dalam kehidupan. Seniman adalah bagian dalam kehidupan sosial, kehidupan sosial diliputi oleh kemajemukan dari permasalahan dan kejadian yang ada, sehingga bagi diri seniman kehidupan merupakan suatu lahan dalam menemukan ide atau gagasan dalam menciptakan sebuah karya seni, dengan kepekaan dan kehalusan dalam mengolah rasa, maka penemuan ide bisa terjadi dengan melihat, mendengar, dan menyelami bersama kehidupan yang sedang berjalan secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga seniman dapat menciptakan karyanya sesuai perasaan yang sedang berlangsung dalam hal ini adalah kejadian yang berhubungan dengan kehidupan sosial atau politik.

Maka dapat dikatakan bahwa kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem sosial atau proses bermasyarakat.

(14)

7

Teater sebagai sebuah seni pertunjukan tidak telepas dari aspek tanda dan simbol kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang merupakan bahan bakar penciptaan bagi penulis maupun pekerja seni teater lainnya akan membangun karya seni pertunjukan penuh dengan tanda dan simbol-simbol kehidupan. Tanda dan simbol yang sifatnya universal tersebut oleh banyak ilmuwan diyakini sebagai dasar dari semua komunikasi.

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

Berkomunikasi merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. dalam usahanya untuk mengembangkan berbagai macam cabang disiplin komunikasi dalam teater khususnya, menegaskan bahwa yang paling penting yaitu :

1.tanda dan simbol, 2.bahasa, dan 3.wacana.

(15)

8

masing-masing individu. Karenanya sangat potensial terjadi peristiwa yang sama dikonstruksi secara berbeda. Dalam konstruksi realitas, bahasa merupakan unsur utama. Ia merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada tulisan, cerita ataupun ilmu pengetahuan tanpa ada bahasa. keberadaan bahasa tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan realitas, melainkan bisa menentukan gambaran (citra) yang akan muncul di benak khalayak. Bahasa yang dipakai penulis, ternyata mampu mempengaruhi cara melafalkan (pronounciation), tata bahasa (grammar), susunan kalimat (syntax), perluasan dan modifikasi perbendaharaan kata, dan akhirnya mengubah dan atau mengembangkan percakapan (speech), bahasa (language) dan makna (meaning).

maka penulis tertarik mengambil judul Konstruksi Realitas Teks Naskah Pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah-Celah langit Bandung .

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah penelitian, penulis ingin membatasi permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah penelitian, penulis ingin membatasi permasalahan sebagai berikut:

(16)

9

2. Bagaimana kognisi sosial pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung?

3. Bagaimana Konteks sosial pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung?

4. Bagaimana Konstruksi Realitas teks naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah Celah Langit Bandung?

1.3Maksud dan tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian

Maksud dan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mengetahui mengenai sejauhmana konstruksi realitas pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu dan menjawab pertanyaan yang ada pada indentifikasi masalah, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana teks pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung.

2. Untuk mengetahui bagaimana kognisi sosial pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung.

3. Untuk mengetahui bagaimana pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung.

(17)

10

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penulis berharap penelitian ini dapat menjadi pengembangan ilmiah, terutama bagi ilmu komunikasi umumnya dan pengembangan ilmu humas khususnya yang menyangkut dengan komunikasi kelompok serta pengembangan ilmiah tentang komunitas atau kelompok yang berpartisipasi dengan masyarakat.

1.4.2 Kegunaan Praktis

A. Kegunaan Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk meneliti lebih lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang sama dalam konteks komunikasi kelompok.

B. Kegunaan Bagi Universitas

(18)

11

C. Kegunaan bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi mengenai Kritik sosial dalam pagelaran teater khususnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka pemikiran praktis

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini, peneliti akan mencoba menjelaskan pokok masalah penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Penelitian ini didasari pula pada kerangka pemikiran secara teoritis maupun praktis dengan fokus penelitian adalah analisis wacana.

Analisis wacana adalah suatu disiplin ilmu yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam komunikasi. Stubbs (1983:1) mengatakan bahwa analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti dan menganalisis bahasa yag digunakan secara alamiah, baik lisan atau tulis, misalnya pemakaian bahasa dalam komunikasi sehari-hari.(Stubbs, 1983 : 1)

(19)

12

menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Analisis wacana lazim digunakan untuk menemukan makna wacana yang persis sama atau paling tidak sangat ketat dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana lisan, atau oleh penulis dalam wacana tulis.

Analisis wacana kritis adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasa dari sebuah teks (realita sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks harus disadari akan adanya kepentingan. Oleh karena itu, analisis yang terbentuk nantinya disadari telah dipengaruhi dari penulis dari berbagai faktor. Selain itu harus disadari pula bahwa dibalik wacana itu terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.

(20)

13

tubuh, ucapan, lambang, gambar visual, dan bentuk-bentuk semiosis lainnya.

Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya berdasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus diamati. Di sini, dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahua kenapa teks bisa semacam itu. Penelitian mengenai wacana tidak bisa mengekslusi seakan-akan teks adalah bidang yag kosong, sebaliknya teks adalah bagian kecil dari struktur besar masyarakat.

(21)

14

bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.

Model dari analisis Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Model Analisis Teun A Van Dijk

Sumber : Eriyanto, Analisis Wacana 2001 A. Teks

Van dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan masing-masing bagian saling mendukung. Van dijk membaginya kedalam tiga tingkatan:

1. Struktur makro

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari suatu teks yag dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Elemen wacana Van Dijk yang akan diamati dalam struktur makro adalah :

Konteks sosial

[image:21.595.199.467.275.447.2]
(22)

15

a. Temantik

Tema atau topik yang dikedepankan dalam suatu berita. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh penulis dalam hasil tulisan tersebut. Topik menunjukan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu tulisan.

2. Superstruktur

Superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun secara utuh. Elemen yang akan diteliti pada superstruktur adalah :

a. Skematik

Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukan bagaimaa bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

3. Struktur mikro

(23)

16

a. Semantik

Makna yang ingin ditekanka dalam suatu teks dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi sisi yang lain.

b. Sintaksis

Bentuk dan sususnan kalimat yang dipilih, seperti koherensi dan kata ganti.

c. Stilistik

Pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks, seperti leksikon yaitu pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata yang dipakai tidak hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan pemaknaa seseorang terhadap fakta dan realitas.

d. Retoris

Penekaanan kata yang dipilih menggunakan penekanan, seperti grafis, metafora dan ekspresi.

B. Kognisi Sosial

(24)

17

tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pamakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.

Peristiwa dipahami dan dimengerti didasarkan pada skema. Van Dijk menyebut skema ini sebagai model. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental di mana tercakup di dalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial, dan peristiwa. Skema menunjukan bahwa kita menggunakan struktur mental untuk menyeleksi dan memproses informasi yang datang dari lingkungan. Skema sangat ditentukan oleh pengalaman dan sosialisasi. Sebagai sebuah struktur mental, skema menolong kita menjelaskan realitas dunia yang kompleks.

(25)

18

Pemahaman realitas dipengaruhi oleh pengalaman dan memori. Model yang tertanam dalam ingatan tidak hanya berupa gambaran pengetahuan, tetapi juga pendapat atau penilaian mengenai sebuah peristiwa. Penilaian itu mempunyai pengaruh besar pada teks yang ditemukan sat menggambarkan pembuat teks. C. Konteks Sosial

Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat sehingga untuk meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Titik penting dari analisis kognisi sosial adalah untuk menunjukan makna yang dihayati bersama. Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini ada dua poin yang penting :

1. Kekuasaan ( power )

Van Dijk mendefinisikan kekuasaa tersebut sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok ( atau anggotanya ), satu kelompok untuk mengontrol kelompok (atau anggota) dari kelompok lain.

(26)

19

2. Akses ( acces )

Analisis wacana Van Dijk, memperhatikan bagaimana akses di antara masing masing kelompok dalam masyarkat. Akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk mengontrol kesadaran khalayak lebih besar, tetapi juga menentukan topik apa dan isi wacana apa yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak.

1.5.2 Kerangka konseptual

Pada kerangka konseptual ini pengumpulan data dengan pencarian informasi mengenai kritik sosial dalam tema tanah pada pegelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung.

(27)

20

terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.

Teun A Van Dijk menggambarkan tiga dimensi wacana yaitu :

1. Teks

Teks meneliti mengenai bagaimana struktur teks dan strategi wacana dipakai untuk menegaskan tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung.Van dijk membaginya kedalam tiga tingkatan:

a. Struktur makro

Makna tanah menjadi makna global yang akan menjadi topik yang diamati. Peneliti mengamati makna global pada teks naskah Tanah pada pagelaran yang dilakukan komunitas celah-celah langit Bandung.

b. Superstruktur

(28)

21

c. Struktur mikro

Makna wacana yang diamati dari bagian kecil dari teks atau naskah tanah yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.

2. Kognisis Sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Struktur naskah tanah menunjukan sejumlah makna mengenai permasalahan tanah, dengan tema tanah teks naskah tanah bercerita pentingnya menghargai tanah tempat manusia berpijak dan mencari penghidupan. Pada teks tanah itu pula turut memasukan beberapa unsur ide, opini dan pendapat para pembuat naskah tanah itu, termasuk pula ideologi dari para pemain dan sutradara Iman Soleh yang turut andil membuat naskah.

3. Konteks Sosial

(29)

22

dengan tanah yang berkembang dalam masyarakat. Titik penting dalam penelitian dari analisis ini adalah untuk menunjukan makna yang dihayati bersama. Menurut Van Dijk, ada dua poin yang penting dalam analisis mengenai masyaakat ini :

b. Kekuasaan ( power )

Kekuasaan di sini merupakan kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok, satu kelompok untuk mengontrol kelompok lain. Kekuasaan pengetahuan disini, tentu saja Iman Soleh sebagai penggerak dan pembuat naskah Tanah dalam komunitas Celah-celah Langit Bandung yag mengontrol secara fisik, langsung, dan persuasif.

c. Akses (acces)

(30)

23

1.6 Pertanyaan Penelitian

Adapun beberapa pertanyaan penelitian yang akan diajukan:

1. Bagaimana Teks pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung?

a. Apakah arti tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung?

b. Bagaimana naskah tanah dapat diproduksi? c. Dari mana inspirasi tema tanah tersebut?

d. Apakah semua anggota ikut terlibat dalam pembuatan naskah tanah pada pagelaran teater ini?

e. Seberapa lama pembuatan naskah tanah ?

2. Bagaimana kognisi sosial pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung?

a. Apa makna dari tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung?

b. Bagaimana pendapat anda mengenai tema tanah yang diangkat? c. Ideologi apa yang mendasari terbentuknya naskah tersebut? d. Bagaimana pagelaran teater ini dalam memandang manusia?

e. Bagaimana peranan sosial dalam tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung?

f. Peristiwa apa yang melatar belakangi pembuatan naskah tema Tanah? 3. Bagaimana konteks sosial pada naskah pagelaran tanah komunitas teater

(31)

24

a. Bagaimana struktur sosial masyarakat dalam pagelaran teater ini? b. Pengetahuan apa yang kita dapat dalam pagelaran teater tema tanah

pada komunitas celah-celah langit Bandung?

c. Bagaimana pagelaran teater tema tanah ini diproduksi? d. Bagaimana cara mengontrol para pemain teater?

e. Bagaimana akses penyebaran pagelaran teater tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung?

1.7Subjek Penelitian dan Informan 1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu keseluruhan objek dimana terdapat beberapa narasumber atau informan yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Wawancara akan dilakukan berdasarkan kriteria tertentu kepada subjek penelitian.Wawancara akan dilakukan kepada pembuat naskah yaitu para pemain teater komunitas Celah-Celah Langit Bandung dan Iman Soleh sebagai salah satu penulis dan sutradara pagelaran teater tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung. Menurut Webster s New Collegiate Dictionary :

(32)

25

1.7.2 Informan Penelitian

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang, karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Informan dalam penelitian ini yaitu berasal dari wawancara langsung yang disebut sebagai narasumber. Adapun definisi narasumber menurut Bagong Suyatna adalah Peranan informan dalam mengambil data yang akan digali dari orang-orang tertentu yang dinilai menguasai persoalan yang hendak diteliti, mempunyai keahlian dan berwawasan cukup (Suyatna, 2005 :72)

Informan dipilih secara purposive (purposive sampling) berdasarkan aktivitas mereka dan kesediaan mereka untuk mengeksplorasi pengalaman mereka secara sadar dam tidak sadar. Peneliti dapat memilih informan, atau bisa juga informan yang mengajukan secara sukarela.

(33)

26

Pengambilan informan secara sengaja sesuai dengan persyaratan atau kriteria tertentu yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan informan yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.

Informan diambil berdasarkan penilaian (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan informan. Oleh karenanya agar tidak sangat subjektif, sebagai penulis, penulis memahami ciri dan karakteristik objek atau informan yang sesuai dengan persyaratan dan tujuan penelitian sehingga memperoleh data yang akurat.

Data informan tersebut ditampilkan sebagai berikut :

Table 1.1 Informan Penelitian

No Nama Keterangan

1 Iman Soleh Sutradara dan editor 2 Dhery Saefulloh Pemain

3 Peri Sandi Pemain 4 Harry Pangabdian Maulana Yususf pemain 5 Pardi petani

[image:33.595.144.523.468.650.2]
(34)

27

1.8Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah dengan teknik analisis Wacana.

Analisis wacana menurut Kartomiharjo adalah

Cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat.Analisis wacana lazim digunakan untuk menemukan makna wacana yang persis sama atau paling tidak sangat ketat dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana lisan, atau oleh penulis dalam wacana tulis.

(Kartomiharjo, 1999 : 21)

Analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Wacana adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan ini dilakukan diantaranya dengan menempatkan diri pada posisi sang pembicara denga penafsiran mengikuti struktur makna dari sang pembicara.

Berdasarkan analisisnya, ciri dan sifat wacana menurut Syamsuddin (1992 : 6) analisis wacana dapat dikemukakan sebagai berikut :

(35)

28

2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks, dan situasi.

3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik.

4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa.

5. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional.

Ciri- ciri dasar lain dapat diramu dari pendapat beberapa ahli, seperti Merrit, Sclegloff, dan Sacls, Fraser, Searle, Richard, Halliday, Hasan, dan Horn, antara lain sebagai berikut. (Syamsuddin, 1992 :6) 1. Analisis wacana bersifat interpretatif pragmatis, baik bentuk bahasa

maupun maksudnya

2. Analisis wacana banyak bergantung pada interpretasi terhadap konteks dan pengetahuan yang luas.

3. Semua unsur yang terkandung di dalam wacana dianalisis sebagai suatu rangkaian.

4. Wujud bahasa dalam wacana itu lebih jelas karena didukung oleh situasi yang tepat.

(36)

29

Berdasarkan penjelasan teknik analisis wacana dan mengetahui dengan jelas kritik sosial dalam tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung.

1.9Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti berupa: 1. Analisis wacana

Analisis wacana adalah suatu disiplin ilmu yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam komunikasi.

Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti dan menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah baik lisan maupun tulisan, misalnya pemakaian bahasa dalam komunikasi sehari-hari . (Stubbs, 1983 : 1)

Apabila digambarkan, makan skema penelitian dan metode yang bisa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah :

a. Teks

(37)

30

b. Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi penulis dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis. Metode penelitian yang dipakai adalah wawancara mendalam.

c. Konteks Sosial

Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa yang digambarkan. Metode yang dipakai adalah studi pustaka, dan penelusuran sejarah.

2. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Untuk memperoleh informasi secara akurat dari narasumber langsung sebagai data primer, peneliti melakukan metode wawancara. Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dalam pelaksanaannya mengadakan Tanya jawab terhadap orang-orang yang erat kaitannya dengan permasalahan, baik secara tertulis maupun lisan guna memperoleh keterangan atas masalah yang diteliti :

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) sebagai orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu . (Koentjaradiningrat, 1986:136)

(38)

31

verifikasi teori yang timbul dilapangan, kemudian terus-menerus disempurnakan selama penelitian berlangsung.

3. Observasi

Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatannya terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan Observasi naturalistik dalam konteks natural tertentu selama periode tertentu, dengan menggunakan sejumlah teknik pengumpulan informasi. Para peneliti lapangan meneliti segala hal tempat ,pola pola relasi personal, reaksi orang pada kejadian dan sebagainya.

4. Studi Literatur

Dalam studi literatur ini penulis menganut sistem kepustakaan terbuka dimana dengan mengumpulkan data atau keterangan melalui bahan bacaan mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik kepustakaan ini diharapkan mendapat dukungan teori dalam pembahasan masalah, yaitu dengan mengutip pendapat-pendapat para ahli, hal ini diharapkan akan memeperjelas dan memperkuat pembahasan yang akan diuraikan.

5. Dokumentasi

(39)

32

6. Penelusuran Data Online

Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah :

Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online

seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis (Bungin, 2008: 148). Dari pendapat Burhan Bungin yang dikutip diatas, peneliti menggunakan sumber yang online sebagai data pendukung untuk kebutuhan informasi penelitian ini, baik dengan menggunakan jasa

search engine seperti: google, yahoo, dan blog karena didalam situs ini banyak informasi-informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian ini. Jadi, sudah selayaknya untuk mendapatkan informasi yang berkaitan, yang bisa didapat dari jaringan online untuk umum.

1.10 Teknik Analisa Data

Suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau pengujian yang sistematik mengenai suatu hal dalam rangka mengetahui bagian-bagian, hubungan diantara bagian, dan hubungan bagian dengan keseluruhan. Menurut Bodgan & Biklen bahwa:

(40)

33

penting dan apa yang dipelajari, dan memmutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bodgan dan Biklen dalam Moleong, 2005:248)

Logika yang dilakukan dalam penarikan kesimpulan penelitian kualitatif bersifat induktif (dari yang khusus kepada yang umum), seperti dikemukakan Faisal (dalam Bungin, 2003: 68-69):

[image:40.595.109.534.469.761.2]

Dalam penelitian kualitatif digunakan logika induktif abstraktif. Suatu logika yang bertitik tolak dari khusus ke umum ; bukan dari umum ke khusus sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif. Karenanya, antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak. (Faisal, 2003 : 68-69)

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 TAHAP

PERSIAPAN Pengajuan Judul

Persetujuan Judul

2 TAHAP

PENELITIAN

Wawancara

3 TAHAP

PENYUSUNAN Pengolahan Data

(41)

34

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di komunitas Celah Celah Langit daerah Ledeng Bandung. Penelitian yang dilakukan tidak terfokus pada satu tempat, tetapi dilakukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan informan.

1.11.2Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini kurang lebih selama 5 bulan, yaitu mulai dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juli 2011.

1.12. Sistematika Penulisan

Penulisan Penelitian ini dapat diuraikan dengan sistematika berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

(42)

35

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Mencakup tentang tinjauan mengenai komunikasi, tinjauan tentang analisis wacana kritik social.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Mencakup gambaran umum Celah Celah Langit Bandung (meliputi; sejarah, visi misi, moto, logo), khususnya kepada para pemain dan sutradara yang sekaligus pembuat naskah

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Terdiri atas Analisis Data Responden dan Analisis Data Penelitian dan pembahasan data penelitian.

BAB V : PENUTUP

(43)

36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi secara bebas dipergunakan oleh setiap orang dalam masyarakat. Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. (Effendy 1998:9)

komunikasi atau proses komunikasi harus adanya persamaan makna antara komunikator dengan komunikan, sehingga pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat direrima dengan baik oleh komunikan (Effendy, 2003:9).

Komunikasi juga sebagai penyebaran informasi dari pimpinan kepada bawahan. Untuk lebih jelas penulis kemukakan mengenai pengertian komunikasi.

(44)

37

Sedangkan menurut Kartini Kartono (1982:23) mengemukakan bahwa komunikasi adalah kapasitas individu dan kelompok untuk menyampaikan perasaan, pikiran, ide-ide sendiri kepada orang lain .

Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh kesamaan arti atau makna diantara mereka

2.1.2Tujuan Komunikasi

Kegiatan komunikasi yang manusia lakukan sehari-hari tentu memiliki suatu tujuan tertentu yang berbeda-beda yang nantinya diharapkan dapat tercipta saling pengertian. Berikut tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy:

1. Perubahan sikap (Attitude change) 2. Perubahan pendapat (Opinion change) 3. Perubahan prilaku (Behavior change)

4. Perubahan sosial (Social change) (Effendy, 2003 : 8)

(45)

38

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Komunikasi dalam pelaksanaannya memiliki berbagai macam fungsi dalam kehidupan manusia, seperti berikut ini ;

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2003 :8)

Dari poin tersebut diatas, biasanya selalu ada dan terkandung pada setiap pesan yang disampaikan, baik melalui media cetak atau elektronik ataupun pada lisan dan tulisan. Penyampaian informasi ini merupakan hal umum dan biasa dalam kehidupan sehari-hari, mendidik

(to educate) biasanya fungsi ini dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai pengajar (guru, dosen), hiburan merupakan salah satu fungsi komunikasi yang cukup diminati karena adanya faktor kesenangan, mempengaruhi (to influence) biasanya bersatu dengan penyampaian informasi.

2.1.4 Proses Komunikasi

Komunikasi tidak bisa terlepas dari proses. Oleh karena itu apakah suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik atau tidak tergantung dari proses yang berlangsung tersebut. Menurut Rusady Ruslan proses komunikasi adalah :

(46)

39

pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) atau antar kedua belah pihak. (Ruslan 1999 : 69). Sementara itu menurut onong Uchjana Effendy proses komunikasi terbagi dua tahap, berikut uraiannya :

1. Proses komunikasi secara primer

Proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering digunakan diantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain lain. (Effendy, 1984 : 11-17).

(47)

40

melainkan puluhan juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara yang disiarkan melalui radio atau televisi.

2.1.5 Komponen - Komponen Dalam Proses Komunikasi

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi terdiri dari proses yang di dalamnya terdapat unsur atau komponen. Menurut Effendy (2005:6), Ruang Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator) dan Komunikan (communicant) 2. Pesan (message)

3. Media (media) 4. Efek (effect) 5. Lingkungan

Untuk itu, Lasswell memberikan paradigma bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

2.1.5.1. Komunikator dan Komunikan

Komunikator dan komunikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator sering juga disebut sebagai sumber atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.

(48)

41

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga (Cangara, 2004:23).

Begitu pula dengan komunikator atau penerima, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.

Cangara menjelaskan, Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara . Selain itu, dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber .

Cangara pun menekankan:

Kenallah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan komunikasi (Cangara, 2004:25).

2.1.5.2. Pesan

Pesan yang dalam bahasa Inggris disebut message, content, atau

(49)

42

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda (Cangara, 2004:23).

2.1.5.3. Media

Media dalam proses komunikasi yaitu, Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima (Cangara, 2004:23).

Media yang digunakan dalam proses komunikasi bermacam-macam, tergantung dari konteks komunikasi yang berlaku dalam proses komunikasi tersebut. Komunikasi antarpribadi misalnya, dalam hal ini media yang digunakan yaitu pancaindera.

Selain itu, Ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi (Cangara, 2004:24).

Lebih jelas lagi Cangara menjelaskan, dalam konteks komunikasi massa media, yaitu:

(50)

43

2.1.5.4. Efek

Efek atau dapat disebut pengaruh, juga merupakan bagian dari proses komunikasi. Namun, efek ini dapat dikatakan sebagai akibat dari proses komunikasi yang telah dilakukan. Seperti yang dijelaskan Cangara, masih dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi , pengaruh atau efek adalah:

Perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang (De Fleur, 1982, dalam Cangara, 2004:25).

Oleh sebab itu, Cangara mengatakan, Pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan (Cangara, 2004:25).

2.1.5.5 Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

(51)

44

jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.

Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa terjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Dimensi psikologis ini bisa disebut dimensi internal.

Sedangkan dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai.

Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi. (Cangara, 2005 : 23). 2.1.6 Lingkup Komunikasi

(52)

45

Para mahasiswa acap kali mengklasifikasikan aspek-aspek komunikasi ke dalam jenis-jenis yang satu sama lain berbeda konteksnya. Berikut ini adalah penjenisan komunikasi berdasarkan konteksnya :

A. Bidang Komunikasi

yang dimaksud dengan bidang ini adalah bidang pada kehidupan manusia, dimana diantara jenis kehidupan yang satu dengan jenis kehidupan lain terdapat perbedaan yang khas, dan kekhasan ini menyangkut pula proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya, komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut:

1. komunikasi sosial (social communication)

2. komunikasi organisasi atau manajemen (organizational or management communication)

3. komunikasi bisnis (business communication) 4. komunikasi politik ( political communication )

5. komunikasi internasional ( international communication ) 6. komunikasi antar budaya ( intercultural )

7. komunikasi pembangunan ( development ) 8. komunikasi tradisional ( traditional )

B. Sifat Komunikasi ditinjau dari sifatnya komunikasi dklasifikasikan sebagai berikut:

(53)

46

b. komunikasi tulisan

2. komunikasi nirverbal ( nonverbal ) a. kial ( gestural )

b. gambar ( pictorial ) c. tatap muka (face to face) d. bermedia (mediated) C. Tatanan Komunikasi

Tatanan komunikasi adalah proseskomunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikasi seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut: 1. Komunikasi Pribadi ( personal )

a. komunikasi intrapribadi (intrapersonal ) b. komunikasi antarpribadi (interpersonal) 2. Komunikasi kelompok (group)

a. komunikasi kelompok kecil b. komunikasi kelompok besar 3. komunikasi massa

a. komunikasi media massa cetak (printed mass media)

b. komunikasi media massa elektronik (electronic mass media) D. Fungsi Komunikasi

(54)

47

a. Menginformasikan ( to Inform ) b. Mendidik (to educate )

c. Menghibur (to entertaint ) d. mempengaruhi (to influence)

E. Metode Komunikasi

Istilah metode dalam bahasa Inggris Method berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis.

Atas dasar pengertian diatas, Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu , Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:56), metode komunikasi meliputi kegiatan2 yang teroganisaasi sebagai berikut :

1. jurnalisme

a. jurnalisme cetak b. jurnalisme elektronik 2. hubungan masyarakat 3. periklanan

(55)

48

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Untuk memberikan batasan tentang komunikasi massa dan setiap bentuk komunikasi massa memiliki cirri tersendiri. Begitu mendengar istilah komunikasi massa, biasanya yang muncul dibenak seseorang adalah bayangan tentang surat kabar, radio, televise atau film.

Banyak pakar komunikasi yang mengartikan komunikasi massa dari berbagai sudut pandang, seperti halnya Jalaludin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, menjabarkan bahwa komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara dan sesaat. (Rahkmat, 1993:77)

Sedangkan, definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yang dikutip peneliti dalam buku Komunikasi Massa, yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. (Ardiyanto dan Erdinaya, 2004:3)

Berbeda halnya dengan Effendy yang mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televise yang ditujukan kepada kepada umum, dan film yang dipertunjukan gedung-gedung bioskop. (Effendy, 2003:79)

(56)

49

disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan yang luas yang dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media yang termasuk media massa adalah radio, televisi, surat kabar, majalah, film, dan sebagainya.

2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa secara umum menurut Karlinah dalam buku karangan Ardiyanti dan Erdinaya (2004:19-22), Komunikasi Massa, antara lain adalah:

1. Fungsi Informasi

Fungsi informasi dari media massa adalah penyebar informasi yang merupakan suatu kebutuhan pembaca, pendengar atau pemirsa.

2. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan dari media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya, karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik, melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembacanya.

3. Fungsi Mempengaruhi

(57)

50

Untuk mengembangkan wawasan kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain, karena melalui komunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal ini sesuai dengan fungsi komunikasi massa, yakni fungsi proses pengembangan mental.

5. Fungsi Adaptasi Lingkungan

Fungsi adaptasi lingkungan adalah setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut.

6. Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat control utama dan pengaturan lingkungan.

2.2.3 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Ciri-ciri komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy. Yaitu: a. komunikator pada komunikasi massa melembaga

b. pesan komunikasi massa bersifat umum

(58)

51

Komunikator melakukan komunikasi atas nama organisasi atau institusi, maupun instansi. Mempunyai struktur organisasi garis tanggung jawab tertentu sesuai dengan kebijakan dan peraturan lembaganya.

Komunikasi massa menyampaikan pesan yang ditujukan kepada umum, karena mengenai kepentingan umum pula. Maka komunikasi yang ditujukan perorangan atau sekelompok orang tertentu tidak termasuk ke dalam komunikasi massa. Komunikasi massa mencapai komunikasn dari berbagai golongan, berbagai tingkat pendidikan, usia, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.

Komunikasi melalui media massa dapat dinikmati oleh komunikan yang jumlahnya tidak terbatas dan terpisah secara geografis pada saat yang sama.

Komunikasi massa menyebarkan pesan yang menyangkut masalah kepentingan umum. Oleh karenanya, siapapun dapat memanfaatkannya. Komunikan tersebar dan terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda beda.

2.3 Tinjauan tentang Jurnalistik

2.3.1 Pengertian dan Sejarah Jurnalistik

(59)

52

tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang-orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik.

MacDougall dalam buku jurnalistik teori dan praktik, menyebutkan bahwa jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Jurnalisme sangat penting di mana pun dan kapan pun. Jurnalisme sangat diperlukan dalam suatu Negara demokratis. Tak peduli perubahan-perubahan apa pun di masa depan, baik perubahan social, ekonomi, politik maupun yang lainnya. Tak dapat dibayangkan, akan pernah ada saatnya ketika tiada seorang pun yang fungsinya mencari berita tentang peristiwa yang terjadi dan menyampaikan berita tersebut kepada khalayak ramai, dibarengi dengan penjelasan tentang peristiwa itu.

(60)

53

2.4Tinjauan Tentang Komunitas

Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.

Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati.

Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :

1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil

2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dll

(61)

54

misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.

Karakter komunitas dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya yaitu :

1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.

2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan

(62)

55

2.5Tinjauan tentang Teater 2.5.1 Pengertian Teater

Teoritikus sastra Rene Wellek dan Austin Warren (1989 : 298 ) mengatakan teater termasuk salah satu genre karya sastra disamping novel, puisi, dan cerpen. Istilah teater berasal dari kebudayaan barat ( Oemarjati, 1971 : 14 ). Semula di Yunani istilah teater muncul dari upacara agama, yakni pemujaan terhadap para dewa. Pada zaman Aeschylus (525 456 SM ) makna kata teater telah terkandung pengertian kejadian , risalah , karangan (Oemarjati, 1971 : 14). Panuti Sudji-man ( 1983 : 20 ) mengatakan teater sebagai karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dari emosi lewat lakuan dan dialog, dan drama lazimnya dipentaskan. Drama memang cukup dekat dengan cerita rekaan atau fiksi.

(63)

56

Teater sebagai sebuah seni pertunjukan tidak telepas dari aspek tanda dan simbol kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang merupakan bahan bakar penciptaan bagi penulis maupun pekerja seni teater lainnya akan membangun karya seni pertunjukan penuh dengan tanda dan simbol-simbol kehidupan.

Tanda dan simbol yang sifatnya universal tersebut oleh banyak ilmuwan diyakini sebagai dasar dari semua komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbil-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka dan lain-lain.

John Powers, dalam usahanya untuk mengembangkan berbagai macam cabang disiplin komunikasi, menegaskan bahwa yang paling penting dalam komunikasi adalah pesan. Menurut Powers, pesan memiliki tiga unsur yaitu:

1. tanda dan simbol, 2. bahasa,

3. wacana.

Teater sebagai sebuah karya seni pertunjukan akan mengangkat pesan tentang kehidupan, tentang norma, tentang kebaikan, keburukan, kejahatan, dan berbagai watak karakter manusia untuk ditampilkan di atas panggung.

(64)

57

dalam berbagai macam cara yang menarik perhatian. Setiap ada tindakan orang akan menjadi sadar terhadap tanda, menginterpretasikan tanda dan kemudian memutuskan bagaimana cara meresponnya.

Simbol-simbol dari penulis naskah yang dibawakan oleh aktor melalui interpreatsi sutradara berfungsi untuk mengkomunikasikan konsep, gagasan umum, pola, atau bentuk. Oleh Susane Langer konsep disebut makna yang dipegang bersama antara para komunikator, tetapi masing-masing komunikator juga akan memiliki kesan atau makna pribadi yang mengisi gambaran umum tersebut.

Dalam konteks teater yang didasarkan pada peran dan fungsinya, seni pertunjukan lebih dekat disebut sebagai media komunikasi. Sejalan dengan itu, maka wilayah seni pertunjukan sebagai media komunikasi antara kreator ( seniman ) dan apresiator ( penonton ), antara pelaku seni dan penikmat seni, menjadi sesuatu yang diciptakan oleh keduanya. Sebagai media komunikasi, seni pertunjukan memiliki progresivitas dalam menciptakan ragam dan format sajian untuk mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan masyarakat pendukungnya.

2.6Tinjauan Tentang Tanah

(65)

58

Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Kata tanah seperti banyak kata umum lainnya, mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian tradisional tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman daratan, tanpa memperhitungkan tanah tersebut mempunyai horizon yang keliatan atau tidak. Pengertian ini masih merupakan arti yang paling umum dari kata tersebut, dan perhatian yang terbesar pada tanah terpusat pada pengertian ini. Orang menganggap tanah adalah penting, oleh karena tanah mendukung kehidupan tanam-tanaman yang memasok pangan, serat, obat-obatan, dan berbagai keperluan lain manusia, juga karena mampu menyaring air serta mendaur ulang limbah. Tanah menutupi permukaan bumi sebagai lapisan yang sambung menyambung, terkecuali pada batuan tandus, pada wilayah yang te

Gambar

Gambar 1.1
Table 1.1
Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Gambar 3.1 Logo Celah Celah Langit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun, biasanya untuk eksplorasi nikel digunakan metode IP karena metode ini dapat mendeteksi anomali resistivitas meski dalam jumlah yang sangat kecil yang

Anda tidak perlu menggali atau menembok tanah untuk membuat kolam, tetapi cukup dengan membuat kerangka dari kayu, lalu menutupnya dengan plastik atau terpal, alhasil kolam sudah

Struktur batin dalam pantun manyerakan marapulai dan anak daro ini merupakan makna yang terkandung di dalam puisi yang tidak secara langsung dapat kita hayati. Struktur

dari ilmu yang lama itu dapat saja menjadi menolak kebenaran terdahulu.. dan kekeliruan yang dimunculkan dari ebuah

Step kedua yaitu tahap life cycle inventory , dilaksanakan kegiatan inventory seluruh data terkait emisi yang diperkirakan akan terjadi, kebutuhan bahan baku, konsumsi energi,

Dalam pengantar buku antologi yang disusun oleh Toer (2003) tersebut dijelaskan bahwa karya H. Kommer yang berjudul lengkap Tjerita Nji Paina”-Satoe Anak Gadis jang Amat Berboedi

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan penelitian tindakan ini adalah memperbaiki proses pembelajaran dengan menerapkan model

Pada skala untuk mengukur variabel kualitas attachment, yaitu kualitas attachment remaja terhadap ibu, kualitas attachment remaja terhadap ayah, kualitas