SKRIPSI
ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI
INDONESIAMETODE
VECTOR AUTOREGRESSION
(VAR)
OLEH:
TEKLA MONIKA HALOHO
080501130
PROGRAM STUDI STRATA 1 EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Uang giral adalah uang yang diterbitkan oleh bank umum berupa surat berharga sebagai ganti uang tunai yang disimpannya (uang tabungan) seperti: cek, bilyet giro, wesel bank, perintah membayar. Perkembangan uang giral di indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat yang juga mempengaruhi perkembangan ekonomi makro di indonesia.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis permintaan uang giral di indonesia. Pengumpulan data diperoleh dari data skunder yaitu data uang giral , produk domestik bruto, inflasi dan tingkat suku bunga, 1988 sampai dengan tahun 2011 (24 observasi).. Data-data tersebut bersumber dari Badan Pusat statistik, Bank Indonesia. Penentuan jumlah observasi didasarkan atas stabilitas lag struktur dalam model penelitian. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan metode Vector Autoregression (VAR), Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD) yang sebelumnya diuji menggunakan uji Unit Roots Test dan uji Kointegrasi Durbin-Watson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama produk domestik bruto, inflasi dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan uang giral di indonesia. Dengan membandingkan besaran koefisien dari masing-masing variabel terlihat bahwa produk domestik bruto merupakan variabel utama yang memberikan kontribusi paling besar dalam hubungannya dengan permintaan uang giral di indonesia.
ABSTRACT
Demand depositsaremoneyissuedbycommercial banksin the form ofsecuritiesin lieuof cashdeposit(savings) such as: checks, giro, bank drafts, payorders. Development ofdemand depositsinIndonesiahave increasing year after yearalso affectmacroeconomicdevelopments in Indonesia.
The purposeof this studn for an analyze thedemand fordemand depositsin Indonesia. The collection of dataobtainedfromsecondary datais datademand deposits, gross domestic product, inflationand interest rates, 1988to 2011(24 observations). These data aresourcedfromthe Central Bureau ofstatistics, theBankIndonesia. Determination ofthe number ofobservationsbased on thestability of thelagstructurein
the modelstudy. The model usedin this studyisthemethod
ofeconometricmodelsVectorAutoregression(VAR), ImpulseResponseFunction(IRF)
andVarianceDecomposition(VD) whichwas previously testedusing
theTestUnitRootsTestandDurbin-Watson cointegrationtest.
The results showed thattogetherthe gross domesticproduct, inflationandinterest ratessignificantly affect thedemand fordemand depositsin Indonesia. By comparing themagnitude ofthe coefficientofeach variableis seen thatthe gross domestic productis themain variablesthat have a contribute inrelation to The demand for demand deposits in indonesia
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat, kesempatan, kekuatan serta pengharapan yang tiada habisnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Adalah menjadi kewajiban bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk membuat suatu skripsi dalam rangka menyelesaikan masa kuliahnya. Untuk mencapai gelar itulah penulis membuat suatu skripsi yang berjudul
“ Analisis Permintaan Uang Giral Di Indonesian Metode Vector Autoregression
(VAR) “.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Orang tua tercinta (A.Sihaloho) dan (N.Sijabat) yang penuh kasih sayang memberikan bantuan semangat dan doa yang begitu besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Eknomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan yang sangat berguna, telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan masukan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
6. Kakak (Minar Rayani Sihaloho, Amd komputer), Abang (Thamrin Taripar Sinaga), Adik (Menki Suyantri Sihaloho) yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti selanjutnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan ke depan.
Medan, Penulis
Juni 2012
DAFTAR ISI
Judul Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTARISI ... v
1.4 Manfaat penelitian………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
2.1 Uang……….. 8
2.1.1 Pengertian, Fungsi, Jenis Uang………... 8
2.1.2 Uang Giral………... 10
2.1.2.1 Pengertian dan Proses terjadinya uang Giral……... 10
2.1.2.2 Bentuk – bentuk uang Giral……….... 11
2.2 Uang dan Perbankan……….... 14
2.3 Kliring………... 15
2.4 Teori Permintaan uang………... 17
2.4.1 Teori Permintaan Uang Klasik………... 17
2.4.2 Teori Permintaan Uang Keynesian…... 18
2.4.2 Teori Permintaan uang Friedman………. 25
2.5 Produk Domestik Bruto (PDB)………. 28
2.6.1 Pengertian Inflasi………... 30
2.6.2 Jenis-jenis Inflasi……….. 30
2.6.3 Teori-teori Inflasi……….. 32
2.6.4 Dampak Inflasi……….... 35
2.7 Suku Bunga………...….. 36
2.7.1 Pengertian Suku Bunga………... 36
2.7.2 Jenis Suku Bunga………. 37
2.7.3 Teori Suku Bunga……… 38
2.7.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga.. 40
2.7.5 Komponen yang menentukan Bunga Kredit……….. 41
2.8 Penelitian Terdahulu………. 42
2.8 Kerangka Konseptual Penelitian……….. 49
2.9 Hipotesis Penelitian……….. 51
BAB III METODE PENELITIAN... 52
3.1 Ruang Lingkup Penelitian……….. 52
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian……….. 52
3.3 Pengolahan data……… 52
3.3.1 Uji Akar Unit……… 53
3.3.2 Uji Kointegrasi……….. 53
3.3.3 Vector Autoregressive………... 54
3.4 Model Analisis……….. 56
3.5 Defenisi Operasional……… 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 58
4.1 Hasil……….. 58
4.1.1 Perkembangan Makro Ekonomi Indonesia………. 58
4.1.2 Permintaan Uang Giral……… 63
4.1.3 Perkembangan Product Domestik Bruto (PDB)…………. 64
4.1.4 Perkembangan Inflasi……….. 66
4.2 Hasil Hipotesis………... 68
4.2.5 Uji Akar Unit……… 68
4.2.6 Uji Kointegrasi……….. 73
4.2.7 Analisis Metode VAR……….. 75
4.2.7.1 Impulse response Function (IRF)……… 77
4.2.7.2 Variance Decomposition……….. 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 88
5.1 Kesimpulan………... 88
5.2 Saran………. 89
DAFTARPUSTAKA………... 90
Daftar Gambar
Gambar Judul Halaman
2.1Permintaan Uang Untuk Transaksi………. 18
2.2Permintaan Uang Dengan Tingkat Bunga Normal………. 21
2.3.Permintaan Uang Spekulasi……… 22
2.4Kerangka Penelitian………. 45
4.1Impluse Response Function………. 80
Daftar Tabel
Tabel Judul Halaman
4.1Perkembangan Uang Giral di Indonesia Periode 1988-2011………. 64
4.2Perkembangan Produk Domestik Bruto Periode 1988-2011………. 65
4.3Perkembangan Inflasi Periode 1988-2011………... 66
4.4Perkembangan Suku Bunga SBI Periode 1988-2011……… 67
4.5Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada Y………… 69
4.6Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X1……….. 70
4.7Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X2……….. 71
4.8Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X3………… 72
4.9Uji Kointegrasi Augmented Dickey-Fuller………. 73
4.10Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test setelah Uji Kointegrasi ... ... 74
4.11 Hasil estimasi VAR………. 75
4.12Impluse Response Function Y………. 77
4.13Impluse Response Function X1……….. 78
4.14Impluse Response Function X2……….. 79
4.15Impluse Response Function X3……….. 80
4.16Variance Decomposition Y……….. 82
4.17Variance Decomposition X1……… 83
4.18Variance Decomposition X2……… 84
Daftar Lampiran
Lampiran Judul Halaman
1. Perkembangan Ekonomi Makro Indonesia... ... 90
2. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada Y…………... 91
3. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X1………... 92
4. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X2………... 93
5. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X3………….... 94
6. Uji Kointegrasi Augmented Dickey-Fuller………... 95
7. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test setelah Uji Kointegrasi ... ... 96
8. Hasil estimasi VAR………... 97
9. Impluse Response Function Y………... 98
10. Impluse Response Function X1………... 99
11.Impluse Response Function X2………… ………...100
12. Impluse Response Function X3………... 101
13. Variance Decomposition Y………... 102
14. Variance Decomposition X1……….. 103
15. Variance Decomposition X2………... 104
ABSTRAK
Uang giral adalah uang yang diterbitkan oleh bank umum berupa surat berharga sebagai ganti uang tunai yang disimpannya (uang tabungan) seperti: cek, bilyet giro, wesel bank, perintah membayar. Perkembangan uang giral di indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat yang juga mempengaruhi perkembangan ekonomi makro di indonesia.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis permintaan uang giral di indonesia. Pengumpulan data diperoleh dari data skunder yaitu data uang giral , produk domestik bruto, inflasi dan tingkat suku bunga, 1988 sampai dengan tahun 2011 (24 observasi).. Data-data tersebut bersumber dari Badan Pusat statistik, Bank Indonesia. Penentuan jumlah observasi didasarkan atas stabilitas lag struktur dalam model penelitian. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan metode Vector Autoregression (VAR), Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD) yang sebelumnya diuji menggunakan uji Unit Roots Test dan uji Kointegrasi Durbin-Watson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama produk domestik bruto, inflasi dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan uang giral di indonesia. Dengan membandingkan besaran koefisien dari masing-masing variabel terlihat bahwa produk domestik bruto merupakan variabel utama yang memberikan kontribusi paling besar dalam hubungannya dengan permintaan uang giral di indonesia.
ABSTRACT
Demand depositsaremoneyissuedbycommercial banksin the form ofsecuritiesin lieuof cashdeposit(savings) such as: checks, giro, bank drafts, payorders. Development ofdemand depositsinIndonesiahave increasing year after yearalso affectmacroeconomicdevelopments in Indonesia.
The purposeof this studn for an analyze thedemand fordemand depositsin Indonesia. The collection of dataobtainedfromsecondary datais datademand deposits, gross domestic product, inflationand interest rates, 1988to 2011(24 observations). These data aresourcedfromthe Central Bureau ofstatistics, theBankIndonesia. Determination ofthe number ofobservationsbased on thestability of thelagstructurein
the modelstudy. The model usedin this studyisthemethod
ofeconometricmodelsVectorAutoregression(VAR), ImpulseResponseFunction(IRF)
andVarianceDecomposition(VD) whichwas previously testedusing
theTestUnitRootsTestandDurbin-Watson cointegrationtest.
The results showed thattogetherthe gross domesticproduct, inflationandinterest ratessignificantly affect thedemand fordemand depositsin Indonesia. By comparing themagnitude ofthe coefficientofeach variableis seen thatthe gross domestic productis themain variablesthat have a contribute inrelation to The demand for demand deposits in indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sistem pembayaran telah berubah sepanjang waktu, demikian pula dengan
bentuk uang.bagi ekonom uang memiliki arti yang berbeda dengan pendapatan atau
kekayaan.Uang merupakan satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran, yang
merupakan alat yang digunakan masyarakat umum dalam kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kehidupannya yakni dalam proses transaksi jual beli barang dan
jasa.Semua kegiatan pembayaran dalam transaksi ekonomi memerlukan
uang.Penggunaan uang terus berkembang, uang kartal (uang kertas dan logam)
kebanyakan dipakai dalam transaksi kecil, diketahui pemakaian uang kartal memiliki
kendala dalam efisiensi Hal itu bisa terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan
(cash handling) terbilang mahal.belum lagi memperhitungkan inefisiensi dalam
waktu pembayaran.Misalnya,ketika Anda menunggu melakukan pembayaran di loket
pembayaran yang relatif memakan waktu cukup lama karena antrian yang panjang.
Sementara itu, bila melakukan transaksi dalam jumlah besar juga mengundang risiko
seperti pencurian, perampokan dan pemalsuan uang. Menyadari ketidak-nyamanan
dan inefisien memakai uang kartal, BI berinisiatif menciptakan beberapa jenis sarana
dalam bentuk surat-surat berharga yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
surat-surat lainnya yang dapat dipergunakan sebagai alat tukar menukar atau alat
pembayaran yang sah. Sarana Bank ini disebut Uang Giral. Uang giral dianggap
lebih mudah- digunakan karena tinggal menuliskan sejumlah uang yang akan
digunakan oleh pembeli dan diberikan oleh penjual dimana penjual tinggal
menukarkan ke bank untuk memperoleh uang kartal ( currencies ).
Beberapa studi yang menampilkananalisis jangka panjang dengan pendekatan
yang relative tentang permintaan uang.Studi ini diarahkan pada beberapa persoalan,
yang pertama menganalisis dalam prespektif jangka pendek maupun jangka panjang
tentang permintaan uang Giral. Penelitian ini mencoba mengkonfirmasi
pengendalian jumlah uang beredar dalam hal uang giral yang pengaruhnya sangat
besar dalam kinerja perekonomian.
Uang giral yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam lalu lintas pembayaran
meningkat dari tahun ketahun. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan
penggunaan jasa-jasa perbankan oleh masyarakat. Dalam memperlancar pembayaran
uang giral, Bank menggunakan kliring yang merupakan pemindahbukuan dari suatu
rekening ke rekening lain, pada kantor bank yang sama atau dari suatu bank ke bank
lain dengan cara tukar-menukar surat-surat berharga yang hasil perhitungannya
diselesaian pada watu tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak nasabah atau bank yang melakukan kliring makan akan semakin tinggi pulak
tingkat permintaan uang giral.
Perkembangan tekhnologi telah mengubah jumlah uang yang diminta untuk suatu
perlu memegang semua pendapatannya dalam bentuk uang kartal.Uang giral
merupakan bagian alat pembayaran yang digunakan oleh Bank umum dan- sangat
berkaitan dengan perekonomian masyarakat.Keterlibatan uang giral dalam kegiatan
transaksi pembayaran ekonomi terutama pada sektor perbankan.
Perkembangan tekhnologi memungkinkan adanya transaksi tanpa adanya transfer
(perpindahan) sejumlah uang secara nyata (tangible), namun transaksi diselesaikan
dengan mengubah rekening bank pembeli dan penjual. Perkembangan teknologi
transaksi demikian tidak dapat diartikan bahwa perekonomian sudah tidak
mempergunakan uang secara literer dan menjadikan suatu perekonomian tanpa uang
sebagaimana jaman barter. Fakta tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin
berkembangnya tekhnologi membuat para pelaku ekonomi menjadi semakin cerdas
dalam mengurai jumlah uang yang ada dalam perekonomian berupa rekening bank.
Dalam pemenuhan kebutuhan akan uang giral dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Kliring ,Suku bunga, inflasi, pendapatan serta tabungan yang cukup memberikan
pengaruh terhadap permintaan uang giral di masyarakat Indonesia.
Menurut Keynes salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan uang
adalah keinginan untuk bertransaksi. Dalam hal pelaksanaan transaksi hal yang
berpengaruh adalah pendapatan. Keynes berpendapat bahwa semakin tinggi
pendapatan menyebabkan permintaan akan uang akan meningkat. Tingkat pendapatan
nasional merupakan salah satu indikator tingkat keberhasilan pembangunan di
Indonesian, tingkat pendapatan juga dapat digunakan sebagai cerminan kesejahteraan
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan uang juga dipengaruhi oleh tingkat
suku bunga perbankan. Dengan pergerakan tingkat suku bunga akan- berpengaruh
pada keputusan pribadi, seperti memutuskan untuk dikonsumsi atau ditabung, akan
membeli rumah atau tidak, atau memutuskan untuk membeli obligasi atau menaruh
dana dalam tabungan.menurut teori klasik, tabungan merupakan fungsi dati tingkat
suku bunga, dimana pergerakan suku bunga pada perekonomian akan mempengaruhi
tabungan (saving) yang terjadi Manusia dihadapkan pada dua pilihan yakni
memegang uang tunai atau menyimpannya pada lembaga keuangan yang nantinya
akan disebut sebagai uang giral. Masyarakat juga harus mengetahui sejumlah
keuntungan-keuntungan yang diperoleh antara memegang uang tunai ataupun
menyimpannya dalam lembaga keuangan guna mendapatkan pendapatan bunga.
Sejak awal tahun 1960-an inflasi di Indonesia bervariasi. Akhir tahun 1960,
laju inflasi melonjak dari 1% menjadi 5% dan pada 1974 laju inflasi mencapai dua
digit, inflasi melonjak diatas 10% pada tahun 1979 dan 1980.hingga pada akhir tahun
1990 sampai pada 1005 laju inflasi berada pada tingkat 2%. inflasi kadang naik
kadang turun. Sumber episode inflasi adalah tingkat pertumbuhan uang yang beredar,
hanya dengan mengurangi tingkat pertumbuhan uang beredar hingga tingkat yang
rendah makan inflasi dapat diatasi (Milton Friedman).
Di Indonesia fungsi intermediasi sangat diperlukan dalam rangka
memperlancar suatu kerangka pembangunan ekonomi makro dengan tujuan
pertumbuhan GNP riil, pengangguran yang rendah serta kestabilan harga. Mekanisme
yakni seperti modal kerja. Fungsi intermediasi ini dapat- berjalan dengan baik
apabila dua belah pihak yakni pengusaha dan masyarakat memiliki kepercayaan
terhadap bank, apabila proses intermediasi berjalan dengan baik pihak yang memiliki
kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana dalam perekonomian secara
keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Pihak yang
mempunyai kelebihan dana akan memperoleh manfaat pendapatan bunga dari dana
yang disimpan di bank. Sementara itu, pihak-pihak yang membutuhkan dana
memperoleh manfaat yaitu untuk membiayai kekurangannya.
Proporsi penggunaan uang giral yang semakin meningkat mencerminkan
bahwa kebiasaan masyarakat dalam menggunakan uang giral semakin meningkat. Hal
ini juga menunjukkan bahwa sejalan dengan berkembangnya dunia usaha maka
keperluan dan kepercayaan masyarakat akan jasa-jasa lembaga perbankan juga
semakin bertambah. Berdasarkan uraian diatas penulis berusaha untuk membahas
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uarain diatas maka beberapa rumusan masalah yang dapat diambil
sebagai kajian dalam penelitian ini, antara lain :
1. Apakah ada pengaruh kondisi keseimbangan jangka pendek dan jangka
panjang, Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap permintaan uang giral di
Indonesia?
2. Apakah ada pengaruh keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek,
Inflasi terhadap permintaan uang giral di Indonesia?
3. Apakah ada pengaruh kondisi keseimbangan jangka pendek dan jangka
panjang, variabel Suku Bunga (SBI) terhadap permintaan uang giral di
Indonesia?
1.3. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keseimbangan jangka pendek dan
jangka panjang pada variabel Produk Domestik Bruto terhadap permintaan
uang giral di Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keseimbangan jangka pendek dan
jangka panjang pada variabel Inflasi terhadap permintaan uang giral di
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keseimbangan jangka pendek dan
jangka panjang pada variabel Suku Bunga terhadap permintaan uang giral di
Indonesia.
1.4. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antaralain :
1. Sebagai bahan studi ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak yang ingin
mengetahui permintaan uang giral di Indonesia.
2. Sebagai bahan kajian untuk melakukan penelitian selanjutnya atau sebagai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Uang
2.1.1 Pengertian, fungsi dan Jenis uang
Uang adalah sesuatu yang diterima masyarakat umum sebagai alat yang
digunakan dalam transaksi pembayaran.
Secara umum uang memiliki fungsi:
1. Alat Tukar
Hampir semua transaksi dalam perekonomian kita sekarang ini, uang dalam
bentuk mata uang atau cek adalah sebagai alat tukar(medium of exchange). Uang
digunakan untuk membayar barang dan jasa. Penggunaan uang sebagai alat tukar
dapat mendorong efisiensi dalam perekonomian karena dapat meminimumkan
waktu yang diperlukan dalam transaksi barang dan jasa.
2. Satuan Hitung
Fungsi kedua uang adalah sebagai satuan hitung (unit of account) sedemikian
rupa sehingga uang dapat digunakan untuk menghitung nilai dalam
Penggunaan uang sebagai satuan hitung dapat menurunkan biaya transaksi dalam
perekonomian dengan mengurangi jumlah kombinasi harga-harga yang harus
diperhatikan.
3. Alat penyimpan nilai
Uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (store of value) uang mewakili daya
beli sepanjang waktu. Alat penyimpan nilai digunakan untuk menyimpan daya
beli dari saat pendapatan diterima sampai waktunya nanti dibelanjakan. Fungsi
uang ini sangat berguna karena sebagian besar masyarakat tidak ingin
menghabiskan pendapatannya secepat dari saat menerimanya, tetapi lebih suka
menundanya sampamembutuhkannya untuk berbelanja.
4. Standar pembayaran dimasa mendatang
Sebagai ukuran pembayaran masa depan uang terkait dengan transaksi utang
piutang atau transaksi kredit atau kegiatan ekonomi yang balas jasanya tidak
diberikan saat itu juga. Pembayaran untuk masa mendatang tersebut
dimungkinkan karena uang memiliki standar fungsi pembayaran dimasa
mendatang. Dengan fungsi tersebut berapa balas jasa atau pembayaran masa
mendatang dapat dihitung lebih mudah karena diukur dengan daya beli
disbanding diukur dengan komoditas tertentu.
Berdasarkan lembaga yang mengeluarkan uang, uang dapat dibedakan atas
duan jenis yakni:
1. Uang kartal. merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank sentral baik berupa
2. Uang Giral. merupakan uang yang diterbitkan oleh bank umum berupa surat
berharga sebagai ganti uang tunai yang disimpannya (uang tabungan) seperti:
cek, bilyet giro, wesel bank, perintah membayar (Muhammad abdulkadir).
2.1.2 Uang Giral
2.1.2.1. Pengertian dan Proses Terjadi Uang Giral
Seperti yang diuraikan diatas uang giral adalah uang yang diterbitkan oleh bank
umum berupa surat berharga sebagai ganti uang tunai yang disimpannya (uang
tabungan) seperti: cek, bilyet giro, wesel bank, perintah membayar (Muhammad
abdulkadir).
Uang giral dapat dibilang mudah, praktis karena dalam melakukan transaksi
seseorang tidak perlu membawa uang secara banyak dan kontan.
Uang giral dapat terjadi apabila:
a. Seseorang menyetor uang ke bank dan bank mencatatnya sebagai rekening
Koran atas nama penyetor. Saat itu terjadi perubahan uang kartal menjadi
uang giral. Penyetor menerima buku blanko cek dari bank tersebut.
Dimana buku blanko cek tersebut dapat ditukarkan sewaktu-waktu apabila
b. Seseorang telah memiliki rekening Koran di bank, ia menerima piutang
dari debitnya melalui bank tersebut selanjutnya oleh bank uang itu
dimasukkan kerekening korang orang tersebut.
c. Seseorang menjual surat-surat berharga ke bank, kemudian bank tidak
membayar secara tunai tetapi, dimasukkan ke rekening Koran sipenjual.
Fungsi uang giral adalah untuk menarik dan pemindahbukuan tabungan
dari rekening giro nasabah dan alat lalu lintas pembayaran modern.
2.1.2.2 Bentuk-bentuk uang giral
Karena kemajuan perdagangan dan perekonomian, banyak transaksi yang nilainya
cukup besar. Untuk pembayaran transaksi yang lebih besar ini, jika dibayar dengan
uang kartal kurang praktis dan kurang ekonomis karena waktu dan biaya serta
resikonya besar. Untuk memenuhi pembayaran ini mka diciptakanlah uang giral,
uang giral ini antara lain adalah:
1. Cek. Menurut Fress-warren, cek adalah suatu instrument tertulis yang
ditandatangani oleh penabung yang isinya menyuruh bank untuk membayar
sejumlah uang kepada orang yang dituju. Jadi, cek merupakan surat perintah
membayar tidak bersyarat yang merupakan pengganti alat pembayaran yang
sah, yaitu uang.
Ketentuan cek menurut KUHD pasal 178-299 dan surat Edaran bank Indonesia
sebagai berikut:
b. Perintah talk bersyarat untuk membayar sejumlah uang
c. Nama si tertarik atau nama bank
d. Tanggal dan tempat cek ditarik
e. Tanda tangan sipenarik
f. Tempat dimana pembayaran harus dilakukan
g. Bermaterai sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
h. Ukuran harus sama dengan ketentuan Bank Indonesia
Jenis-jenis cek:
a. Cek atas nama adalah cek yang nama pemiliknya dituliskan pada cek
tersebut dan bank hanya akan membayar kepada orang/badan tersebut.
b. Cek atas unjuk adalah cek yang tertera tulisan atas nama pembawanya.
Bank akan membayar kepada siapa saja yang membawa atau menunjjukan
dan menguangkan cek kepada bank.
c. Cek tunai (cash cheque) adalah cek yang dapat dicairkan secara tunai
kepada bank , baik cek atas nama maupun cek atas unjuk.
d. Cek silang (cash cheque) adalah cek yang disilang dengan dua garis pada
pojok kiri atas penariknya dengan tujuan cek tersebut hanya dapat
dipindahbukukan.
e. Cek mundur adalah cek yang tanggal jatuh temponya mundur atau diberi
tanggal kemudian
f. Cek kosong adalah cek yang dananya kurang atau tidak ada dana yang
g. Cek fiat adalah cek yang difiat oleh bank penerbit dengan maksud
merupakan jaminan bahwa dananya telah disisikan, tetapi penyisihannya
dilarang sehingga cek fiat itu kosong dan ada klaim dari pemegangnya
h. Cek kadaluarsa adalah cek yang masa berlakunya telah habis (70 hari )
dari tanggal jatuh temponya.
i. Cek bank atau wesel cek adalah cek yang diterbitkan oleh bank untuk
nasabah, baik atas nama maupun atas unjuk dan di bank mana akan
dicairkan. Bank penerbit dan bank pencair harus merupakan bank yang
sama anatar kota.
1. Bilyet giro
Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan
dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang
bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebut namanya. Surat
perintah ini digolongkan sebagai salah satu bentuk surat kuasa.
Syarat formal bilyet Giro harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Nama bilyet giro dan nomor bilyet giro yang bersangkutan;
b. Nama tertarik;
c. Perintah yang jelas dan tampa syarat untuk memindahbukukan dana atas
beban rekening penarik;
d. Nama dan nomor rekening pemegang;
f. Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam
huruf selengkap-lengkapnya;
g. Tempat dan tanggal penarikan;
h. Tanda tangan, nama jelas, dan dilengkapi dengan cap/stempel sesuai
dengan persyaratan pembukuan rekening;
2. Commercial paper
Commersial paper adalah surat pengakuan utang tampa jaminan aset.
Penjualan surat berharga ini kepada public tidak memerlukan izin bapepam
(Badan Pengawas pasar Modal) dan tidak perlu adanya prospectus, bahkan
relative lebih mudah dibandingkan pengajuan kredit kepada bank.
2.2. Uang dan Perbankan
Bank berasal dari bahasa italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran
uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan
yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,
meminjam uang dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang
dimaksud dengan bank dalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali nkepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu
menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan
memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti,
bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih senang menabung.
Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran
kegiatan utama tersebut.
Neraca perbankan adalah daftar asset dan kewajiban bank dan juga
penggunaan dana bank tersebut (asset). Bank memperoleh dana dengan meminjam
dan dengan menerbitkan kewajiban lainnya seperti deposito. Bank menggunakan
dana tersebut untuk mendapatkan aset seperti surat berharga (securitas) dan
pinjaman. Bank membuat keuntungan dengan menetapkan suku bunga atas
kepemilikan aset surat berharga dan pinjaman yang lebih tinggi daripada beban-beban
atas kewajibannya.
Rekening giro adalah rekening bank yang memperbolehkan pemiliknya
menulis cek untuk pihak ketiga. Rekening giro meliputi semua rekening dimana cek
dapat ditarik. Rekening giro merupakan sumber dana bank yang penting, rekening
giro pada pasar uang dapat ditarik deposan setiap saat yang merupakan aset deposan
karena merupakan bagian dari kekayaannya.
Di dunia perbankan terdapat istila
mendengar istlah kliring ini ketika ada seseorang yang mentrasnfer uang atau dana
antar bank yang berbeda, misalnya dari bank Mandiri ke bank BCA atau sebaliknya.
Kata Kliring sebenarnya berasal dari istilah asing, yaitu dalam bahasa inggris yang
berbunyi Clearing, kliring merupakan salah satu istilah di dunia perbankan dan
keuangan yang menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya
kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan
tersebut.
Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh
lebih cepat dari pada waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi pelaksanaan aset
transaksi. Kliring melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian
eksposur kredit, untuk memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai
dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu
melaksanakan penyelesaian kesepakatannya. Yang termasuk dalam proses kliring
antara lain pelaporan / pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi
posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan.
Secara umum kliring melibatkan lembaga keuangan yang memiliki
permodalan yang kuat yang dikenal dengan sebutan Mitra Pengimbang Sentral (MPS)
atau dalam istilah asingnya dikenal dengan central counterparty. MPS ini menjadi
pihak dalam setiap transaksi yang terjadi baik sebagai penjual maupun sebagai
pembeli. Dalam hal terjadinya kegagalan penyelesaian atas suatu transaksi maka
Amerika Serikat, kliring antar bank dapat terlaksana melalui Automated Clearing
House (ACH), dimana aturan dan regulasinya diatur oleh NACHA – The Electronic
Payments Association,yang sebelumnya bernama National Automated Clearing
House Association, serta Federal Reserve. Jaringan ACH ini akan bertindak selaku
pusat fasilitas kliring untuk semua transaksi transfer dana secara elektronik.
Kliring antar bank atas cek dilaksanakan oleh bank koresponden dan Federal
Reserve. Sedangkan di negara kita sendiri yaitu Indonesia, untuk kliring antar bank
atas transfer dana secara elektronik dan atas cek dilaksanakan oleh bank sentral yaitu
Bank Indonesia (BI). Sedangka
P.T Kliring Penjaminan Efek Indonesia atau KPEI dan proses kliring atas transaksi
kontrak berjangka dilaksanakan olek P.T Kliring Berjangka Indonesia atau KBI.
2.4. Teori Permintaan uang
Teori permintaan uang adalah suatu teori mengenai bagaimana nilai nominal
dari pendapatan agregat ditentukan hal tersebut juga menjelaskan berapa banyak uang
yang harus dipegang dengan jumlah pendapatan agregat. Pengaruh kegiatan ekonomi
terhadap jumlah uang beredar telah dijelaskan oleh para ahli ekonomi, teori
permintaan uang yang utama yaitu teori Keynesian dan klasik.
2.4.1. Teori Permintaan uang klasik
Teori ini dikembangkan para ekonom klasik pada abad -19 dan awal abad -20,
teory ini dikembangkan oleh Irving Fisher dalam hasil risetnya, fisher membahas
keterkaitan antara jumlah total uang beredar dan jumlah pengeluaran dari barang dan
dan Y adalah tingkat pendapatan. Fisher mengatakan bahwa kecepatan peredaran
uang disebabkan oleh institusi di dalam perekonomian yang mempengaruhi cara
individu melakukan transaksi. Kalau masyarakat menggunakan kartu kredit dan kartu
debit untuk melakukan transaksinya, sebagaimana yang dilakukan saat ini, sehingga
penggunaan uang menjadi berkurang ketika melakukan pembelian sebaliknya kalau
dalam pembelian menggunakan uang tunai maka lebih banyak uang yang digunakan
untuk melakukan transaksi. fisher berpendapat bahwa bentuk institusi dan tehnologi
dari suatu perekonomian akan mempengaruhi percepatan secara lambat uang beredar
sepanjang waktu, sehingga percepatan biasanya konstan dalam jangka pendek.
Selanjutnya para ekonom klasik ( termasuk fisher) berpandangan bahwa upah
dan harga sangat fleksibel, mereka meyakini bahwa tingkat output agregat yang
dihasilkan dalam perekonomian selama kondisi normal akan tetap dalam pengerjaan
penuh (full employement) sehingga pendapatan agregat dalam persamaan pertukaran
dapat diperlakukan sebagai konstan dalam jangka pendek. Pandangan tersebut dapat
digambarkan dengan persamaan sederhana berikut yang dikenal sebagai persamaan
kuantitas uang.
MV = PT
M= jumlah uang beredar, dimana uang tersebut hanya digunakan untuk transaksi
V = kecepatan uang beredar, yang menunjukkan berapa kali perputaran uang
dalam perekonomian dalam waktu satu tahun.
P = Rata- rata harga per transaksi
2.4.2Teori ekonomi keynesian
Dalam bukunya yang terkenal di tahun 1936 The general Theory of
Employement Interest, and Money, Jhon Maynard Keynes mengabaikan pandangan
klasik mengenai percepatan adalah konstan dan mengembangkan teori permintaan
uang yang dia sebut sebagai teori oreferensi likuiditas ( liquidity preference theory).
Yang mengajukan pertanyaan: mengapa seseorang memegang uang? Ia merumuskan
ada tiga motif dibalik permintaan akan uang: motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan
motif spekulasi.
a. Motif transaksi
Dalam pendekatan klasik seorang di asumsikan memegang uang karena uang
sebagai alat pertukaran yang dapat di gunakan untuk melakukan transaksi. transaksi
ini sering terjadi tidak bersamaan waktunya dengan penerimaan uang. Pengeluaran ini
sering tidak bisa diperkirakan terlebih dahulu sehingga sangat diperlukan adanya
uang kas ditangan.
Keynes mengatakan bahwa permintaan uang untuk bertujuan transaksi ini
tergantung daripada pendapatan. Semakin tinggi pendapatan seseorang. Makin besar
keinginan akan uang untuk transaksi. seseorang atau masyarakat yang tingkat
pendapatannya tinggi biasanya melakukan transaksi lebih banyak disbanding
masyarakat yang pendapatannya ditunjukkan pada gambar 2.1
Mt
0 (Y/P)
1
Gambar 2.1 Permintaan Uang untuk Transaksi
Permintaan uang untuk transaksi riil ditunjukkan dengan LI. Terlihat semakin
tinggi pendapatan maka semakin banyak juga uang yang dipegang untuk keperluan
transaksi (Mt). hubungan antara permintaan uang untuk transaksi dengan pendapatan
riil (y/p) tidak selalu linier. Berbeda dengan kaum klasik. Keynes lebih menekankan
analisisnya pada motif spekulasi yaitu peranan tingkat bunga dalam menentukan
permintaan uang spekulasi.
b. Motif berjaga-jaga
Keynes mengatakan bahwa seseorang memegang uang sebagai antisipasi
terhadap kebutuhan yang tidak terduga. Misalnya bilan seseorang ingin membeli
stereo yang bagus; dia akan pergi ke toko yang memberikan diskon 50% dari stereo
yang di ingikan apa bila dia memgan uang untuk berjaga-jaga terhadap apa yang
terjadi, dia bisa langsung membeli stereo tersebut; kalau dia tidak memegang uang
untuk berjaga-jaga dia tidak akan mendaptkan keuntungan dari diskon tersebut. Uang
berjaga-jaga yang ada ditangan dapat di gunakan sewaktu-waktu apabila ingin
membayar perbaikan mobil atau masuk rumah sakit.Keynes meyakini bahwa orang
memegan uang untuk berjaga-jaga untuk jumlah tertentu di tentukan oleh tingkat
,permintaan untuk uang berjaga-jaga proposianal terhadap pendapatan, maka
hubungan ini dapat diekspresikan sebagai berikut:
Mt = f(Y)
Dimana:
Mt = permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
Y = Pendapatan
c. Motif Spekulasi
Keynes juga menyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas
yang lebih dari kebutuhannya untuk keperluan transaksi. Namun demikian Keynes
memfokuskan analisisnya pada permintaan uang untuk spekulasi. Menurut Keynes,
orang bersedia memegang uang melebihi kebutuhan untuk transaksi. Hal ini karena
uang merupakan salah satu bentuk kekayaan. Uang kas yang disimpan ini memenuhi
fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan (store of value). Dalam istilah yang
lebih modern sering disebut permintaan uang untuk penimbun kekayaan (asset
demand for money).
Besarnya permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini ditentukan oleh
perbandingan hasil dari bentuk kekayaan yang lain. Misalnya ada dua bentuk
kekayaan, Uang (Money M) dan Obligasi (Bond B), apabila memegang uang, maka
hasil yang diperoleh tidak ada namun memperoleh kemudahan untuk melakukan
transaksi. Dengan memegang obligasi seseorang akan memperoleh bunga. Dengan
memegang uang kas. Alasanya, pertama apabila tingkat bunga naik berarti ongkos
memegang uang kas (oportunity cost of holding money) makin besar atau tinggi.
Orang lebih baik memegang obligasi. Keinginan masyarakat akan uang kas
akan makin kecil, sebaliknya makin rendah tingkat bunga makin besar keinginan
masyarakat untuk memegang kas. Kedua, hipotesis Keynes bahwa masyarakat
menganggap akan adanya tingkat bunga “normal” berdasarkan pengalaman, terutama
pengalaman tingkat bunga yang baru-baru terjadi. Tingkat bunga normal artinya suatu
tingkat bunga yang menyebabkan masing-masing
orang bersikap indifferent (tidak acuh) apakah ia akan memegang uang atau
obligasi. Selain itu, setiap terjadi perubahan atau penyimpangan, tingkat bunga
diharapkan akan kembali ke tingkat bunga normal ini. Jadi, apabila tingkat bunga
kenyataanya berada diatas tingkat normal, maka masyarakat mengharapkan tingkat
bunga tidak akan naik lagi, bahkan diperkirakan akan turun atau kembali ke tingkat
bunga normal. Apabila suatu saat tingkat bunga berada diatas tingkat bunga normal
maka seluruh uang yang dialokasikan untuk spekulasi akan diwujudkan dalam bentuk
obligasi dan pada tingkat uang berada dibawah tingkat bunga normal ia akan
memegang uang kas seluruhnya. Hubungan antara tingkat bunga normal dengan
jumlah uang yang dipegang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
r
0
Ms
Msp
Gambar 2.2 Permintaan Uang Dengan Tingkat Bunga Normal
Misalnya tingkat bunga normal adalah r*. pada tingkat bunga yang terjadi
lebih tinggi dari r*, uang yang dipegang akan berupa obligasi (sehingga M
s, jumlah
uang untuk spekulasi nol), sedangkan pada tingkat bunga di bawah r* seluruh uang
untuk spekulasi dipegang dalam bentuk kas (M
s banyak). Pada tingkat bunga sama
dengan r* maka ia tidak acuh apakah memegang kas atau obligasi (dalam grafik
dicerminkan oleh segi empat Or*AM
s).
Permintaan uang untuk spekulasi oleh seseorang (individu) berbentuk patah
seperti pada Gambar 2.2. Hal ini karena harapan mengenai suku bunga yang akan
terjadi sudah pasti. Pada suku bunga di atas r* harapan untuk memperoleh
“keuntungan (gain)” dari obligasi positif, sehingga orang mengalokasikan uangnya
dalam bentuk obigasi semua. Pada Gambar 2.2, untuk r > r* banyaknya M
sp = 0. Pada
saat suku bunga dibawah atau lebih rendah dari r* harapan memperoleh keuntungan
dari obligasi negatif sehingga orang lebih senang memegang uang daripada
memegang obligasi. Pada r < r*, banyaknya uang yang dipegang untuk spekulasi
sama dengan total kekayaan. Pada saat r = r* harapan memperoleh keuntungan dari
obligasi sama dengan nol sehingga orang bersikap acuh tak acuh apakah memegang
Obligasi adalah surat berharga yang memberikan hasil (return r) yang tetap
jumlahnya. Nilai sekarang (present discounted value, PDV) dari r (selama memegang
obligasi) ini merupakan harga sekarang dari obligasi. Nilai sekarang dari suatu
penerimaan yang akan diterima di masa mendatang besarnya berbanding terbalik
dengan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga maka akan semakin rendah PDV
dari r maka semakin rendah harga sebuah obligasi. Dengan demikian apabila tingkat
bunga berada diatas tingkat bunga normal, orang berharap tingkat bunga akan turun
(harga obligasi naik), orang lebih baik memegang obligasi. Demikian sebaliknya
apabila tingkat bunga kenyataanya dibawah normal, masyarakat akan memperkirakan
tingkat bunga akan naik kembali pada tingkat bunga normal tersebut. Harga surat
berharga diperkirakan akan turun (sebab tingkat bunga naik) sehingga mereka akan
menjual surat berharga dan dengan demikian keinginan memegang uang kas naik.
Ketergantungan permintaan uang kas untuk spekulasi terhadap tingkat bunga
ditunjukkan pada Gambar 2.3 yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara
tingkat bunga (r) dengan permintaan uang untuk spekulasi (L
2).
r
0 Msp
Gambar 2.3 Permintaan Uang Untuk Spekulasi
Untuk suatu perekonomian dianggap bahwa terdapat suatu rentang (range)
suku bunga normal. Tiap orang memiliki harapan berbeda mengenai seberapa besar
laju perubahan suku bunga menuju normal. Dengan kata lain tiap orang memiliki
harapan memperoleh keuntungan dari obligasi dengan tingkat yang berbeda-beda.
Pada umumnya semakin rendah suku bunga semakin besar orang berharap suku
bunga akan naik. Dengan kata lain semakin banyak orang ingin memegang uang
(menjual obligasi). Demikian sebaliknya pada tingkat bunga yang tinggi. Permintaan
uang untuk spekulasi akan berupa kurva dengan slope negatif seperti pada Gambar
2.3.
2.4.3. Teori Permintaan Uang Friedman
Teori permintaan uang Friedman ini dikenal dengan "restatement" of the
quantity theory (penegasan kembali tentang teori kuantitas). Friedman menyatakan
bahwa uang pada prinsipnya merupakan salah satu bentuk kekayaan. Permintaan
uang (mirip dengan permintaan akan suatu barang) tergantung pada tiga hal, yaitu: (a)
total kekayaan yang dimiliki, dalam segala macam bentuk kekayaan ini merupakan
kendala anggaran (budget constraint) dalam perilaku konsumen; (b) harga dan
keuntungan (return) dari masing-masing bentuk kekayaan; dan (c) selera dan
marginal dari proses substitusi antar bentuk kekayaan seperti uang, obligasi, saham,
surat berharga dan bentuk kekayaan yang lain (baik manusiawi maupun non
manusiawi).
Dalam definisinya yang paling luas, kekayaan seseorang adalah seluruh
sumber "pendapatan" atau jasa yang dapat dikonsumsi. Salah satu bentuk kekayaan
ini adalah kapasitas produktif dari manusia. Dengan demikian bentuk kekayaan yang
pertama yang dapat dimiliki seseorang adalah kapasitas produksi manusia (sumber
daya manusia). Kapasitas manusia berhubungan erat dengan besarnya harapan
memperoleh penghasilan di masa depan. Dengan demikian semakin kaya seseorang
harapan pendapatan di masa depan semakin besar. Apabila kekayaan adalah W,
pendapatan adalah y dan suku bunga adalah r; maka W = y/
r menunjukkan nilai
sekarang dari pendapatan di masa depan. Bila W P maka YP akibatnya jumlah uang
yang dipegang juga akan naik.
Keuntungan dalam memegang uang berupa kemudahan dalam melakukan
transaksi. Secara riil, besarnya keuntungan memegang uang ini dipengaruhi oleh
volume barang yang ditransaksikan. Untuk per unit uang yang dipegang, volume
barang yang dapat ditransaksikan ditentukan oleh harga barang, P. Dengan demikian
keuntungan memegang uang tergantung tingkat harga, P.
Obligasi (Bond, B), misalnya obligasi berperiode tidak terbatas (perpetual),
merupakan surat hak memperoleh pendapatan sejumlah nominal tertentu setiap
berbentuk dua macam, yaitu: penerimaan per periode yang nilai nominalnya tetap
dan perubahan harga obligasi (bisa kenaikan maupun penurunan). Dengan demikian
besarnya keuntungan memegang senilai satu rupiah obligasi dapat ditulis sebagai r
b -
(l/r
b).(drb/dt).
Seperti Obligasi, Saham (Equity, E) dianggap sebagai hak memperoleh aliran
pendapatan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Keuntungan memiliki saham
dapat berbentuk tiga macam, yaitu: sejumlah uang nominal konstan (tertentu) setiap
tahun (apabila tidak terdapat perubahan tingkat harga umum, P) besarnya tergantung
deviden yang diberikan oleh perusahaan, kenaikan atau penurunan nilai nominal
akibat perubahan harga, dan perubahan harga saham (dapat terjadi akibat perubahan
tingkat bunga maupun tingkat harga). Secara ringkas, keuntungan memegang setiap
satu rupiah saham dapat ditulis menjadi r
e + (l/P)(dP/ dt)- (l/re).(dre/dt).
Bentuk kekayaan fisik memberikan aliran keuntungan yang tidak berupa uang
(nominal) namun berupa aliran barang atau jasa konsumsi. Secara nominal,
aliranbarang dan jasa konsumsi ini dapat dinilai sesuai dengan perkembangan harga.
Dengan demikian keuntungan memegang setiap rupiah bentuk kekayaan fisik adalah
perubahan harga, (l/P)(dP/dt).
Selanjutnya, bentuk kekayaan yang lain adalah kekayaan yang bersifat
manusiawi (human wealth). Di dalam perekonomian modern tanpa adanya
perbudakan, menilai kekayaan manusiawi tidak mudah. Tidak mudah menentukan
Salah satu cara untuk menentukan nilai kekayaan manusiawi ini adalah dengan
mengandaikan adanya kontrak penyerahan sejumlah aliran jasa dari tenaga kerja
pada periode tertentu dengan imbalan pendapatan uang. Selanjutnya nilai pasar
kekayaan manusiawi bukan sebesar aliran uang ini namun sebesar investasi
yangharus dilakukan supaya seseorang mampu menghasilkan aliran pendapatan
tersebut. Dengan kata lain nilai kekayaan manusiawi ini dinilai sebesar kekayaan
non-manusiawi yang harus diinvestasikan (dialihkan) menjadi kekayaan manusiawi.
Dalam bentuknya yang demikian kekayaan manusiawi tidak dapat dinilai dalam
artian harga pasar. Untuk setiap waktu tertentu komposisi kekayaan seseorang selalu
terdiri atas kekayaan manusiawi dan non-manusiawi. Komposisi ini mungkin saja
berubah-ubah, namun pada suatu titik waktu dianggap konstan. Dengan demikian,
apabila w merupakan rasio antara kekayaan non-manusiawi dengan kekayaan
manusiawi, atau rasio antara aliran pendapatan dari kekayaan non-manusiawi dengan
aliran pendapatan dari kekayaan manusiawi, w ini mencerminkan rasio antara
kekayaan (wealth) dengan pendapatan (income). Besar kecilnya nilai w
merupakancerminan besar kecilnya kekayaan manusiawi yang perlu diperhitungkan
di dalam analisis permintaan uang.
Preferensi seseorang dalam memegang berbagai bentuk kekayaan, u, sama
pengertiannya dengan preferensi seseorang dalam memilih mengkonsumsi suatu
barang. Dengan demikian untuk bisa langsung diterima sebagai salah satu variabel
penentu besar kecilnya jumah uang yang diminta.
Jika seseorang ingin menilai kondisi perekonomian seseorang, maka yang
pertama akan dilakukan adalah melihat berapa banyak pendapatanyya, seseorang
akan memiliki pendapatan tinggi relatif mudah mencukupi berbagai kebutuhan
hidupnya, serta menikmati kemewahan. Logika yang sama jugak berlaku untuk
perekonomian secara keseluruhan. Untuk menilai suatu Negara tergolong kaya atau
miskin, yang pertama kita lihat adalah seberapa banyak pendapatan total dari semua
orang yang tinggal dinegara tersebut. Mankiw, 2004;5).
Nilai PDB suatu periode tertentu merupakan hasil perkalian antara harga
barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan. Misalkan dalam
perekonomian yang hanya memproduksi satu jenis produk saja yaitu baju. Selama
tahun 2011 diproduksi sebanyak 1500 potong baju. Bila terjual satu potong baju
adalah 30.000, maka PDBtahun 2011 besarnya adalah Rp. 30 juta.
PDB hanya mencakup barang dan jasa akhir yaitu barang yang dijual kepada
pengguna terakhir. Sikat gigi, pasta gigi adalah contoh barang akhir, jadi yang
menentukan adalah siapa yang membeli barang dan jasa akhir. PDB menghitung dua
hal sekaligus, yakni pendapatan total setiap orang dalam perekonomian, serta
pengeluaran total atas seluruh output (berupa barang dan jasa) dari perekonomian
yang bersangkutan. Alasan mengapa PDB dan GNP dapat mengukur kedua hal
tersebut adalah bahwa pendapatan dan pengeluaran merupakan dua sisi dari satu mata
uang yang sama . jadi, bagi sebuah perekonomian secara keseluruhan, pendapatan
Alasan berikut yang dapat kita simak untuk menjelaskan mengapa pendapatan
suatu perekonomian selalu sama dengan pengeluaran adalah setiap transaksi pasti
melibatkan dua belah pihak, yakni pembeli dan penjual. Setiap rupiah yang
dibelanjakan oleh pihak pembeli adalah rupiah yang diterima oleh penjual.
Komponen-komponen PDB:
1. Konsumsi (consumption) adalah pengeluaran rumah tangga atas berbagai
barang dan jasa.
2. Investasi (investment) adalah pembelian berbagai peralatan modal, persediaan,
dan struktur bisnis, seperti pembelian yang dilakukan sebuah perusahaan
dalam membangun sebuah pabrik. Investasi juga mencakup pembelian rumah
baru ( meskipun dilakukan oleh rumah tangga, para ekonom sepakat bahwa
pembelian rumah baru merupakan bagian dari investasi).
3. Pembelian atau belanja Negara (government purchases) mencakup seluruh
pengeluaran atas berbagai barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah
(semua instansi, semua tingkatan mulai dari pemerintah pusat dan daerah).
4. Ekspor neto (net export) adalah pembelian yang dilakukan oleh pihak asing
atas berbagai barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri (ekspor)
dikurangi oleh pembelian oleh penduduk setempat atas berbagai barang dan
jasa yang diproduksi diluar negeri (impor)
2.6. Inflasi
Ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para ekonom mengenai inflasi
yakni:
1. Milton friedman mengatakan bahwa inflasi adalah kenaikan tingkat harga
secara terus menerus dan cepat.
2. Tajul kwalwaty; inflasi adalah suatu keadaan yang mengidentifikasikan
semakin melemahnya daya beli diikuti semakin merosotnya nilai riil
(intrinsic) mata uang suatu Negara.
3. Ryan C. Amacher and Holley H. Ulbrich dalam bukunya Principles of
Microeconomics. Menjelaskan bahwa terjadinya inflasi merupakan akibat dari
kenaikan tingkat harga diatas harga rata-rata yang berlaku umum yang dapat
diukur dengan indeks harga barang-barang konsumsi dari tahun-ketahun.
2.6.2 Jenis- jenis Inflasi
Inflasi dapat digolongkan dalam berbagai kategori, yang ditentukan berdasarkan
beberapa hal, yaitu:
1. Berdasarkan asal inflasi:
a. Domestic inflation, inflasi yang berasal dari dalam negeri. Kenaikan
harga-harga disebabkan karena adanya kejutan (shock) dari dalam negeri.
b. Imported inflation, inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya
pengaruh kenaikan harga dari luar negeri. Kenaikan harga-harga terjadi
secara absolute.
a. Creeping Inflation, atau mild inflation atau inflasi merayap adalah inflasi
yang terjadi dengan laju pertumbuhan berlangsung lambat (merayap).
Creeping inflasion biasanya terjadi di Negara-negara sedang berkembang
karena terjadinya melekat dengan pembangunan itu sendiri.
b. Hyper inflasi, atau galloping inflation adalah inflasi yang sangat berat
yang timbul akibat adanya kenaikan harga-harga umum yang sangat cepat.
Hyper inflation sangat berbahaya karena dapat merusak struktur
perekonomian Negara.
3. Berdasarkan Bobot inflasi:
a. Inlasi ringan, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung
secara perlahan dan berada pada posisi satu digit atau dibawah 10% per
tahun.
b. Inlasi sedang, adalah inflasi dengan tingkat laju pertumbuhan berada
diantara 10-30% pertahun atau melebihi dua digit dan sangat mengancam
struktur perekonomian suatu Negara.
c. Inflasi berat, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan 30-100% per tahun.
Pada kondisi demikian, sector-sektor produksi hamper lumpuh total
kecuali yang dikuasai oleh Negara.
d. Inflasi sangat berat, disebut juga sebagai hyper Inflation, adalah inflasi
dengan laju pertumbuhan melampaui 100% per tahun, sebagaimana terjadi
pada masa perang dunia ke II. Untuk keperluan perang terpaksa harus
4. Berdasarkan penyebab terjadinya Inflasi:
a. Demand pull Inflation, inflasi ini timbul karena permintaan keseluruhan
yang tinggi diastu pihak, dipihak lain kondisi produksi telah mencapai
kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah harga naik.
Dan bila hal ini berlangsung terus-menerus akan menyebabkan inflasi
yang berkepanjangan.
b. Cost Push Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh turunnya produksi
karena naiknya biaya produksi. Akibat naiknya biaya produksi, maka para
produsen akan menaikkan harga-harga.
c. Combined Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena pengaruh pergeseran
permintaan dan penawaran masyarakat. Dengan demikian harga yang
timbul disebabkan oleh permintaan masyarakat yang kuat dan juga adanya
tuntutan dari buruh atau pengusaha yang menyebabkan kenaikan ongkos.
2.6.3 Teori-teori Inflasi
Ada beberapa teori yang membahas tentang inflasi yakni:
1. Teori Kuantitas
Teori ini merupakan teori yang paling tua dan merupakan teori yang mendekati
inflasi dari segi permintaan. Teori ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh
kelompok ekonom dari Chiago University, yang juga dikenal sebagai kelompok
kenaikan jumlah uang beredar. Harga-harga akan naik karena adanya kelebihan uang
yang diciptakan atau diproduksi oleh bank sentral. Meningkatnya jumlah uang
beredar berarti meningkatnya saldo kas yang dimiliki oleh rumah tangga konsumen
dan akibatnya akan meningkatkan pengeluaran konsumsi masyarakat. Peningkatan
konsumsi masyarakat akan mengakibatkan kenaikan tingkat harga, sehingga akan
berakibat terjadinya inflasi. Inflasi akan berhenti dengan sendirinya jika tidak terjadi
penambahan uang beredar.
2. Teori Keynes dan teori tekanan Biaya (Cost Push Theory)
Teori inflasi menurut pendekatan ini mengatakan bahwa inflasi terjadi karena suatu
kelompok masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya, sehingga
proses inflasi merupakan proses tarik-menarik antar golongan masyarakat untuk
memperoleh bagian yang lebih besar dari pada yang mampu disediakan oleh
masyarakat itu sendiri. Golongan yang berhasil dengan aspirasinya akan
mencerminkan penghasilannya dengan suatu permintaan yang efektif. Kalau hal ini
selalu terjadi maka akan menimbulkan suatu kesenjangan inflasi. Tekanan dari
golongan ini akan mengakibatkan kenaikan biaya. Menurut aliran teori ini, untuk
mengetahui proses inflasi perkiraan diamati factor kelembagaan yang dapat
mempengaruhi upah dan harga. Adanya suatu kesenjangan di atas akan menaikkan
harga-harga dan laju inflasi. Proses inflasi akan berlangsung secara terus-menerus
selama masih terjadi perbedaan antara permintaan efektif.
Teori merupakan teori inflasi yang didasarkan pada pengalaman di Negara-negara
Amerika latin dan mengaitkan timbulnya inflasi. Karenanya pula sering disebut
inflasi jangka panjang. Pada umumnya Negara-negara berkembang adalah eksportir
bahan baku mentah yang merupakan masukan industry Negara-negara maju, secara
teoritis mereka berharap bahwa ekspor mereka dapat meningkat apabila mereka dapat
meningkat apabila mereka mengadakan perdagangan internasional. Kenaikan ekspor
ini dengan sendirinya dapat dipakai untuk membiayai program pembangunan dan
juga impor barang-barang yang mereka butuhkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain: harga barang ekspor di pasar dunia yang tidak menguntungkan,
elastisitas kurva penawaran barang-barang ekspor yang umuimnya tidak elastis dan
batasan yang dibutuhkan oleh Negara-negara industry. Akibatnya ekspor mereka
tidak cukup kuat untuk mendukung program-program pembangunan yang terlalu
ditargetkan dan juga impor. Permasalahannya adalah komponen barang-barang
subtitusi impor tersebut masih juga diimpor dan ongkos produksinya relativ lebih
tinggi. Jelaslah bahwa dengan tingginya ongkos akan mengakibatkan harga
barang-barang tersebut menjadi lebih mahal. Dengan sendirinya proses ini akan saling
kait-mengait dengan sektor lain yang menggunakan barang-barang subtitusi impor
tersebut, sehingga harga terpengaruh untuk naik. Disamping faktor di atas, kenaikan
harga juga terjadi adanya ketidakselarasan antara produksi barang-barang kebutuhan
pokok pangan dengan pertumbuhan penduduk. Jika pertumbuhan produksi pangan
kecil daripada pertumbuhan penduduk, berarti penawaran pangan lebih kecil daripada
permintaan pangan, akibatnya cenderung naik dan inflasi terjadi.
2.6.4 Dampak inflasi
Inflasi pada umunya memberikan dampak yang kurang baik terhadap
perekonomian. Akan sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam
jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa
inflasi dapat menurunkan tingkat pengangguran atau inflasi dapat dijadikan satu cara
untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan sebagainya.
Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak negativ dan dampak positif
dari inflasi yakni sebagai berikut:
1. Bila harga barang naik secara terus-menerus, maka masyarakat akan panik
sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena satu sisi ada
masyarakat yang berlebihan uang memborong barang, sementara yang
kekurangan uang yang tidak bisa membeli barang, akibatnya Negara rentan
terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut, maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak
bank yang rush, akibatnya bank kekurangan dana dan berdampak pada tutup
atau bangkrut, atau rendahnya dana investasi yang tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kenaikan harga untuk memperbesar
keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasar sehingga harga yang
4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan
konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber
produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjangan, maka produsen banyak yang bangkrut karena
produknya relative semakin mahal sehingga tidak mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang
mengarah kepada sentiment kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan.
7. Dampak positif dari inflasi adalah bagi pengusaha barang-barang mewah yang
mana barangnya lebih laku pada saat harganya semakin tinggi.
8. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengonsumsi, produksi akan
diusahakan sedemikian efisien dan konsumtifisme akan dapat ditekan.
9. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industry kecil dalam negeri
menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
10. Tingkat pengangguran akan cenderung menurun karena masyarakat akan
tergerak.
2.7.Suku Bunga
2.7.1. Pengertian suku bunga
Suku bunga dapat dikatakan sebagai biaya yang dikeluarkan sebagai balas jasa
dikatakan sebagai harga yang harus dikeluarkan bank kepada nasabah yang
menyimpan dananya di bank, dan sisi lain juga dapat dikatakan sebagai harga yang
dibayar nasabah kepada bank atas dana yang telah dipinjamkan (nasabah yang
memperoleh pinjaman).
2.7.2. Jenis Suku Bunga
Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak terdapat jenis suku bunga yakni:
a. Suku bunga dasar
Suku bunga dasar adalah tingkat bunga yang ditentukan oleh bank sentral atas
kredit yang diberikan oleh perbankan dan tingkat bunga yang telah ditetapkan bank
sentral untuk mendiskontokan surat-surat berharga yang ditarik atau diambil oleh
bank sentral. Dasar perhitungan suku bunga ini juga dipakai oleh bank komersil
untuk menghitung suku bunga kredit yang dikenakan pada nasabahnya.
b. Suku bunga efektif
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang dibayar atas harga beli suatu obligasi
(BOND). Semakin rendah harga pembelian obligasi dengan tingkat bunga nominal
tertentu, maka semakin tinggi tingkat bunga efektifnya dan sebaliknya. Jadi ada
hubungan terbalik antara harga yang dibayarkan untuk obligasi dengan tingkat bunga
efektifnya.
c. Suku bunga Nominal
Suku bunga nominal (nominal rate) adalah tingkat suku bunga yang dibayarkan
tampa dilakukan penyesuaian terhadap akibat inflasi.
Suku bunga padanan adalah suku bunga yang besarnya dihitung setiap hari
(bunga harian), setiap minggu ( bunga mingguan), setiap bulan (bunga bulanan), dan
setiap tahun (bunga tahunan) untuk sejumlah pinjaman atau investasi selama jangka
waktu tertentu yang apabila dihitung secara anuitas (bunga berbunga) akan
memberikan penghasilan bunga dalam jumlah yang sama.
Berdasarkan kegiatan bank dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana dari
masyarakat (dalam hubungannya dengan nasabah) maka suku bunga dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu:
a. Bunga simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai ransangan atas balas
jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya dibank yang merupakan harga
yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh: giro, bunga tabunga,
dan bunga deposito.
b. Bunga pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga atau harga yang diberikan oleh nasabah
(peminjam) kepada bank atas dana atau pinjaman yang diberikan kepadanya.
Contoh: bunga kredit.
2.7.3 Teori Suku bunga
Oleh Prof. Marget dari London School of Economics, teori bunga aliran
klasik dinamakan“The pure theory Of interest”. Menurut teori itu, tinggi rendahnya
tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan modal. Jadi bunga
modal terlalu dianggap sebagai harga barang-barang dan jasa-jasa, dimana tinggi
rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demikian pula tinggi
rendahnya tingkat bunga modal ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan
modal. Dasarnya adalah “price determined by supply and demand” (Darmawan,
1998;81).
b.Teori bunga dari aliran Neo Klasik
Teori ini dikemukakan oleh Roberson dan dinamakan “ the loanable fund
theory of interest”. Dasar teori ini hamper sama dengan teori bunga aliran klasik.
Perbedaannya terletak pada suatu perbaikan ke arah segi penawaran akan modal saja,
menurut aliran klasik, saving (supply of capital) hanya berbentuk simpanan saja.
Sedangkan menurut teori Loanable Fund, saving itu sendiri terdiri atas;
simpanan, penciptaan uang baru, dan saldo uang yang diaktifkan (active idle
balance). Maka dari itu supply of capital menurut teori ini akan lebih besar daripada
menurut teori klasik. Oleh dasar teori tersebut sama dengan teori klasik, maka kritik
dari J.M Keynes adalah sama, yaitu bahwa tingkat bunga tidak dapat ditentukan
begitu saja karena tidak diketahui tingkat pendapatan yang akan mempengaruhi
saving, maka tingkat bunga pun tidak diketahui. Menurut Keynes tingkat bunga dapat
ditentukan tinggi-rendahnya jika tingkat pendapatan telah diketahui dan tetap tidak
c.Teori Keynes
Permintaan akan uang yang menurut Keynes disebut liquity of preference
(permintaan uang) tergantung dari tingkat bunga. Permintaan akan uang mempunyai
hubungan negative dengan tingkat bunga. Keynes menyatakan bahwa masyarakat
mempunyai keyakinan adalah suatu keyakinan bahwa ada tingkat bunga yang normal.
Apabila tingkat bunga turun dibawah tingkat normal, makin banyak orang yakin
bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat norma. Jika mereka memegang surat
berharga diwaktu bunga naik, maka harganya akan turun, dan mereka akan menderita
kerugian (capital loss). Mereka akan menghindari kerugian ini dengan mengurangi
surat berharga yang dipegangnya, dengan sendirinya akan menambah uang kas yang
dipegang pada tingkat bunga naik(Wijaya, 2003:223).
Hubungan permintaan uang negativ dengan tingkat bunga juga berkaitan
dengan ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money). Makin
tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos memegang uang kas, sehingga
keinginan memegang uang kas juga akan turun, sebalinya jika tingkat bunga turun,
berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah, sehingga permintaan uang kas
akan bertambah.
2.7.4. faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bunga
1. kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, makan
dapat dilakukak oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan