• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUHGAYA JONGKOK MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V DI SD N 2 YOGYAKARTA KECAMATAN GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUHGAYA JONGKOK MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V DI SD N 2 YOGYAKARTA KECAMATAN GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang disalurkan melalui suatu proses pembelajaran, dengan

mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai ialah bemacam-macam mencakup pengembangan individu secara menyeluruh, yaitu aspek jasmani, aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani yang dilaksanakan di sekolah memiliki peranan sangat penting yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Hal tersebut bertujuan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat.

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani di dalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga yang terangkum kurikulum Pendidikan Jasmani. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam Pendidikan Jasmani yaitu atletik.

(2)

siswa Sekolah Dasar (SD) adalah pembelajaran gerak dasar lompat jauh. Lompat jauh terdiri dari 3 gaya, yaitu gaya jongkok, gaya berjalan di udara dan gaya menggantung. Dari ketiga gaya tersebut, proses pelaksanaan gerak dasarnya terdiri dari 4 tahapan gerak, yaitu lari awalan, sikap bertolak, sikap melayang dan sikap mendarat.

Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh yang diajarkan bagi tingkat pemula, karena gaya jongkok tersebut memiliki tingkat kompleksitas yang rendah dibandingkan dengan gaya dalam lompat jauh yang lainnya. Meskipun pelaksanan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dinilai mudah, tidak halnya dengan siswa kelas V di SD Negeri 2 Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus Tahun

Pelajaran 2011/2012.

(3)

belum mampu mencapai nilai KKM yang telah ditentukan, yaitu ≥ 70. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan penulis saat proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, hanya diperoleh hasil ketuntasan belajar sebesar 20%, artinya hanya terdapat 6 siswa yang

dikatakan tuntas dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

Dilihat dari permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut, pembelajaran atletik merupakan kombinasi antara kegembiraan gerak dan tantangan tugas gerak yang dekat dengan

pengalaman nyata. Dengan demikian guru harus dapat memanfaatkan penggunaan alat bantu untuk memotivasi siswa melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan

memberikan materi yang merangsang dalam pembelajaran, yaitu menggunakan modifikasi alat bantu berupa box kayu, simpai dengan kardus dan botol aqua yang digantung di atas bak lompatan serta bola plastik yang diletakkan di posisi pendaratan agar siswa senang dalam mengikuti pembelajaran lebih lanjut.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud

mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Yogyakarta Pringsewu dengan judul “Peningkatan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Alat Bantu Pada siswa Kelas V di SD Negeri 2 Yogyakarta Kec Gadingrejo Kab. Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut :

(4)

2. Rendahnya hasil belajar keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam atletik pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Yogyakarta.

3. Belum optimalnya penggunaan alat bantu dalam proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok di sekolah tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah dengan alat bantu berupa box kayu, simpai dengan kardus dan botol aqua yang digantung di atas bak lompatan serta bola plastik yang diletakkan di posisi pendaratan dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam atletik pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013?”

D. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah siswa di SD Negeri 2 Yogyakarta Kabupaten Pringsewu.

2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah siswa kelas V di SD Negeri 2 YogyakartaKabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SD Negeri 2 Yogyakarta Kabupaten Pringsewu.

(5)

berupa box kayu, simpai dengan kardus dan botol aqua yang digantung di atas bak lompatan serta bola plastik yang diletakkan di posisi pendaratan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam atletikpada siswa kelas V di SD Negeri 2 Yogyakarta Kabupaten PringsewuTahun Pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan alat bantu.

2. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam atletikpada siswa kelas V di SD Negeri 2 Yogyakarta Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013 setelah diberikan tindakan dengan menggunakan modifikasi alat bantu berupa box kayu, simpai dengan kardus dan botol aqua yang digantung di atas bak lompatan serta bola plastik yang diletakkan di posisi pendaratan.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberi bahan

masukan dan tambahan informasi ilmiah bagi peneliti lain, peserta didik, guru Pendidikan Jasmani khususnya berkenaan dengan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam atletikdengan menggunakan modifikasi alat bantu. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :

(6)

Sebagai tambahan informasi bagi siswa kelas V di SD Negeri 2 Yogyakarta Kabupaten Pringsewu tentang perlunya penggunaan modifikasi alat bantu dalam proses

pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam atletik.

2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Sebagai tambahan pengetahuan bagi guru pendidikan jasmani dan kesehatan mengenai bentuk modifikasi alat bantu yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam atletik bagi anak didiknya.

3. Bagi Peneliti Lain

(7)

ABSTRAK

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUHGAYA JONGKOK MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V DI SD N 2 YOGYAKARTA KECAMATAN

GADINGREJO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

SUWADI

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar lompat jauhpada siswa kelas V SD Negeri 2 Yogyakarta, Kec. Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun pelajaran 2012/2013 dengan alat bantu berupa box yang terbuat dari kayu, simpai dari kardus serta botol aqua yang digantung diatas bak lompat dan bola plastik yang diletakan diposisi pendaratan siswa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dengan menggunakan tiga siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Yogyakarta, Kec. Gadingrejo Tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 15 putra dan 13 putri. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar lompat jauh.

(8)

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUHGAYA JONGKOK MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V DI SD N 2 YOGYAKARTA KECAMATAN

GADINGREJO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

SUWADI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(9)

DAFTAR ISI

E. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 13

F. Modifikasi Alat Bantu... 15

G. Kerangka Pikir ... 17

H. Hipotesis ... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Metode Penelitian ... 20

(10)

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 39

A. Simpulan ... 39

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(11)

I. KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar

yang sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi

dengan lingkunganya.

Sedangkan menurut Djamarah (2006:13) belajar juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang

ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan.Tentu saja

perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab

masuknya kesan-kesan yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah

perubahan yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan dengan ditandai adanya perubahan pada diri individu tersebut baik secara

kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Istilah pembelajaran berasal dari kata instruction, menunjuk pada kegiatan, yaitu bagaimana

para siswa belajar dan para siswa mengajar atau dapat dikatakan proses belajar mengajar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:17) pembelajaran adalah proses, cara,

(12)

Undang-Undang RI. No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 20 pembelajaran adalah proses interaksi para

siswa dengan pendidik dan sumber balajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan

menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:297) pembelajaran adalah kegiatan secara terprogram

dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian

pembelajaran, yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk memungkinkan

terjadinya kegiatan belajar pada diri siswa berguna untuk mencapai tujuan belajar. Dengan

melalui kegiatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran merupakan aspek yang sangat

penting dan mempunyai hubungan fungsional untuk mencapai tujuan intruksional. Untuk itu

seorang guru harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajaran mana yang sesuai

untuk pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses

pembelajaran secara efektif dalam kegiatan interaksional. Pembelajaran yang tepat

ditentukan berdasarkan analisis terhadap hal-hal tertentu. Dengan demikian kegiatan

pembelajaran dengan sendirinya harus memperhatikan faktor - faktor internal dan eksternal

yang merupakan faktor yang penting dalam menentukan pembelajaran.

B. Belajar Gerak

Gerak dasar bagi anak-anak merupakan kebutuhan yang sangat penting, oleh sebab itu

mereka harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan keterampilan

geraknya. Untuk dapat mengembangkan keterampilan geraknya, maka seseorang harus

(13)

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular dan

diekspresikan dalam gerak tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola

gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk mengerti gerakan yang

dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk

mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan

pola gerakan yang dipelajari.

Sedangkan keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien

dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol

atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin kompleks pola gerak yang harus

dilakukan semakin kompleks pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan

ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

Menurut Lutan (1998: 205) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif

permanen, yaitu Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan gerak, menurut Fitts dan Posner

(1967) dalam Lutan (1998: 156) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif,

b) Tahap Fiksasi, dan c) Tahap Otomatis.

a. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik. Dalam tahap ini

peserta didik harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang akan dilakukan. Peserta

didik harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai

tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana

pelaksanaan yang tepat.

(14)

Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui tahap praktik

secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan, peserta

didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu

benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola

gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan

secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan

terhadap gerakan akan semakin meningkat.

c. Tahap Otomatis

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka

akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat diartikan bahwa pada diri

anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga

mendekati pola gerak refleks yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor

unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol

terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan cermat.

C. Pendidikan Jasmani

Ruang lingkup Pendidikan Jasmani pada umumnya terletak pada pendidikan yang bertujuan

untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada siswa, dan hal ini sangat

penting untuk dipahami oleh setiap guru Pendidikan Jasmani. Menurut Abdul Ghofur yang

dikutip oleh Abdullah Arma dan Agus Manadji (1994:5) Pendidikan Jasmani adalah suatu

proses pendidikan seseorang baik sebagai perorangan ataupun sebagai anggota masyarakat

yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam

rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan

(15)

Pada dasarnya pengertian Pendidikan Jasmani sendiri merupakan terjemahan dari physical

education yang digunakan di Amerika.Sedangkan makna dari Pendidikan Jasmani sendiri

adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi arti pendidikan disini adalah

proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk

mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian Pendidikan

Jasmani adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematis,

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan

keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif

bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha pendewasaan sikap seseorang,

melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang dalam hal ini proses atau aktivitas gerak

jasmani itu sendiri.

D. Atletik

Atletik adalah aktivitas jasmani yang kompetitif atau dapat dilombakan yang meliputi

beberapa nomor lomba yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak dasar manusia, seperti

berjalan, berlari, melompat dan melempar (Ballesterros, 1993: 1).

Kata atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlonyang berlomba atau bertanding. Istilah

atletik di Indonesia diartikan sebagai cabang olahraga yang memperlombakan meliputi

nomor perlombaan jalan cepat 3 km, 5 km, 10 km, 20 km, 30 km, 50 km, lari 100 m, 200 m,

400 m, 800 m, 1500 m, 3000 m, 5000 m, 10000 m, marathon, lari gawang (100 m untuk

(16)

jangkit, lompat tinggi, lompat tinggi galah, dan lemparLempar lembing, lempar cakram,

tolak peluru, lontar martil(Bahagia, yoyo.dkk, 2000: 9).

Atletik dimulai sejak diadakan olimpiade modern yang pertam kali di laksanakan di kota

Athena pada tahun 1896 dan terbentuknya organisasi atletik internasional, yaitu

International Amateur Athletic of Federation (IAAF).

Selain membantu memelihara keadaan kesegaran jasmani dan mempertajam prestasi diri,

atletik juga memberikan latihan riset tentang gerak tubuh manusia yang memiliki

keuntungan sebagai sarana yang tepat dalam proses pengukuran dalam hal waktu dan jarak.

E. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok

Tujuan umum pelaksanaan gerak dasar lompat jauh adalah upaya untuk memperoleh jarak

lompatan sejauh-jauhnya. Oleh karena itu, di samping memiliki kemampuan melakukan lari

awalan yang baik, juga harus didukung dengan kemampuan dari tolakan kaki atau

tumpuan.Kelangsungan gerak dalam lompat jauh dapat dibagi atas 4 tahap, yaitu lari awalan,

tahap menolak, tahap melayang di udara dan tahap mendarat (Depdikbud, 1978/1979: 200).

a. Tahap lari awalan

Guna melakukan lari awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal

sebelum mencapai balok lompatan (Depdikbud, 1978/1979: 200).Karakteristik

pelaksanaan lari awalan dalam lompat jauh, yaitu panjang lari awalan bervariasi antara 10

langkah (untuk pemula)dan gerakan saat lari sama dengan lari sprint. Saat berlari

kecepatan meningkat terus menerus sampai mencapai balok tumpuan.

(17)

Saat melakukan tolakan, kaki harus menolak dengan kuat tanpa kehilangan kecepatan

agar tercapai hasil tolakan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, saat melakukan tolakan

kaki diayunkan ke depan secara aktif untuk membantu naiknya badan dan untuk menjaga

keseimbangan badan sewaktu melakukan tahap melayang di udara. Cara melakukan tahap

menolak pada lompat jauh, yaitu kaki terkuat menolak pada balok tumpuan dengan aktif

dan cepat dengan suatu gerakan “ke bawah dan ke belakang”. Waktu bertolak adalah

dipersingkat, pembengkokkan minimum dari kaki penumpu. Paha kaki didorong ke posisi

horizontal. Kemudian sendi-sendi mata kaki, lutut, dan pinggang diluruskan penuh.

c. Tahap melayang di udara pada gaya jongkok

Hal yang paling penting saat melakukan tahap melayang di udara adalah menjaga

keseimbangan badan dan mengusahakan tahanan udara sekecil mungkin (Depdikbud,

1978/1979: 201). Pada lompat jauh gaya jongkok upaya tersebut dapat dilakukan dengan

cara kaki yang melakukan tolakan ditekuk kemudian ditarik ke depan dan ke atas saat

mendekati fase akhir pada tahap gerak melayang. Kelangsungan gerak tahap melayang

dalam lompat jauh gaya jongkok , yaitu tungkai ayun dipertahankan pada posisi tolak,

tungkai tolak mengikuti selama waktu melayang, kemudian tungkai yang melakukan

tolakan ditekuk lalu ditarik ke depan dan ke atas mendekati akhir gerak melayang,

selanjutnya kedua tungkai diluruskan ke depan untuk mendarat.

d. Tahap mendarat

Tujuan dari tahap mendarat adalah mendapatkan suatu posisi dengan kedua kaki

menyentuh pasir sehingga menghaslkan jarak lompatan sejauh mungkin. Tahap mendarat

(18)

dibengkokkan ke depan, kedua lengan ditarik ke depan kemudian pinggul didorong ke

depan menuju titik pendaratan.

Gambar 1. Rangkaian keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

F. Modifikasi Alat Bantu

Menurut Bahagia, Yoyo. Dkk. (2000:1) modifikasi merupakan salah satu usaha yang

dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (developmentally

appropriate practice), artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan

kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Oleh sebab itu DAP

termasuk didalamnya ukuran tubuh siswa harus selalu dijadikan prinsip utama dalam

memodifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah yang dipakai untuk

mengerjakan sesuatu“ ( KBBI,2003:52) alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan

yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Alat bantu dalam proses

pembelajaran dinilai penting karena dengan adanya alat bantu ini maka dengan mudah

(19)

guru lebih mudah dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga

dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses pembelajaran lebih efektif dan

efesien.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa modifikasi alat bantu pembelajaran adalah

proses pengubahan segala sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan

untuk mempermudah siswa dalam melakukan proses pembelajaran sehingga pembelajaran

yang terjadi berjalan dengan efektif dan efisien.

Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan modifikasi alat bantuberupa box kayu pada

siklus pertama dengan tujuan untuk memperbaiki cara siswa melakukan tolakan, simpai

dengan kardus dan botol aqua yang digantung di atas bak lompatan pada siklus kedua

dengan tujuan untuk memperbaiki pelaksanaan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok siswa

dari tahap lari awalan, tahap menolak dan sikap melayang di udara serta bola plastik yang

diletakkan di posisi pendaratan pada siklus ketiga dengan tujuan untuk meningkatkan

motivasi siswa dalam melakukan pendaratan dengan jarak lompatan yang maksimal. Selain

itu, tujuan penulis memilih modifikasi alat bantu tersebut adalah untuk mempermudah siswa

dalam hal melakukan rangkaian gerak dasar lompat jauh gaya jongkok secara keseluruhan,

yaitu dari yahap lari awalan hingga tahap mendarat. Selain itu, penggunaan modifikasi alat

bantu tersebut memiliki nilai praktis dan ekonomis serta memiliki resiko cidera yang kecil

karena mudah dibuat dengan harga yang relatif terjangkau sehingga siapapun dapat

melakukan serta menggunakan modifikasi alat tersebut untuk meningkatkan hasil

pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

(20)

Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang diberikan di setiap tingkat

pendidikan, baik tingkat SD, SMP ataupun SMA yang diajarkan melalui aktivitas jasmani.

Dalam proses pembelajaran tersebut, Pendidikan Jasmani mengajarkan kepada peserta didik

mengenai berbagai macam karakteristik keterampilan gerak dasar dari berbagai macam

cabang olahraga yang tercantumdalam kurikulum Pendidikan Jasmani, salah satunya yaitu

cabang olahraga atletik. Cabang olahraga atletik itu sendiri terbagai lagi ke dalam beberapa

nomor perlombaan, salah satunya yaitu nomor lompat.

Pada pembelajaran nomor lompat, materi yang diajarkan di tingkat SD yaitu, lompat jauh

gaya jongkok. Materi lompat jauh gaya jongkok tersebut memiliki satu kesatuan rangkaian

gerak dasar yang memiliki kompleksitas cukup rendah dibandingkan dengan lompat jauh

gaya menggatung dan berjalan di udara. Namun hal tersebut tidaklah sejalan jika diajarkan

di tingkat SD. Bagi siswa SD pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dinilai sebagai materi

pembelajaran yang cukup sulit untuk dikuasai karena memiliki tingkat kompleksitas gerak

yang sulit. Hal tersebut merupakan sesuatu permasalahan yang harus dicarikan solusi bagi

para guru Pendidikan Jasmani agar siswanya mampu melakukan rangkaian keterampilan

gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan baik dan benar.

Bertitik tolak dari permasalahn tersebut, seorang guru Pendidikan Jasmani dituntut untuk

mampu menciptakan dan menggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran yang berfungsi

untuk mempermudah siswanya dalam melakukan tugas gerak dalam materi pembelajaran

yang diajarkan. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis berusaha untuk melakukan

modifikasi alat bantu pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan meggunakan alat

bantu berupa box kayu, simpai dengan kardus dan botol aqua yang digantung di atas bak

(21)

jauh gaya jongkok. Dengan menggunakan modifikasi alat bantu tersebut yang dibuat dengan

menarik dan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan serta perkembangan siswa SD tanpa

menghilangkan karakteristik dan fungsi alat pembelajaran yang sebenarnya, penulis

berkeyakinan bahwa usaha penulis tersebut dalam menggunakan modifikasi alat bantu dapat

menghasilkan suatu perubahan pada proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada

siswa SD yang diasuh oleh penulis, yaitu berupa peningkatan hasil pembelajaran gerak dasar

lompat jauh siswa.

H. Hipotesis

Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua penggalan kata yaitu

hupo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori) karena hipotesis merupakan

pernyataan sementara yang masih lemah keberadaannya, maka perlu diuji kebenarannya.

Selanjutnya Sudjana (2006:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai

suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan

pengecekkan atau dengan kata lain, yaitu hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban

sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah.

Maka, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Jika pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam atletik diajarkan dengan

menggunakan modifikasi alat bantuberupa box kayu, simpai dengan kardus dan botol aqua

yang digantung di atas bak lompatan serta bola plastik yang diletakkan di posisi pendaratan

(22)
(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Bahagia, yoyo, dkk. 2000. Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdikbut : Jakarta.

Ballesteros, Jose Manuel. 1993. Pedoman Dasar Melatih Atletik. Alih bahasa oleh Suyono Danusayogo. Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi, Pelatihan Atletik PASI. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta.

Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Propesi Guru. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Muller, Harald. 2000. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Alih bahasa oleh Suyono Danusayogo. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi IAAF. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyanto.1993. Belajar Gerak. Jakarta: KONI Pusat

Surisman. 1997. Laporan PTK : Upaya Meningkatkan Kreatifitas Siswa Melalui Alat Peraga dalam Proses Belajar Mengajar matematika di SD. 2 Segalamide Bandar Lampung.

Tarigan, Herman. 2010. Belajar Motorik. Universitas Lampung:Bandar Lampung.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Toho Cholik Motohir dan Gusril. 2004. Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-anak. Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga, Direktorat Jendral Olahraga

Depdiknas. Jakarta.

Universitas Lampung. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, Arma dan Agusmanaji. 1994. Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindak Kelas. PT Aksara : Jakarta.

Bahagia, yoyo, dkk. 2000. Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdikbud : Jakarta.

Ballesteros, Jose Manuel. 1993. Pedoman Dasar Mengajar Atletik. Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi Pelatih Atletik PASI: Jakarta.

Depdikbud. 1978-1979. Tuntunan Mengajar Atletik. Jakarta : Proyek Pembinaana Pemassalan dan Pembibitan Olahraga.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Muller, Harald. 2000. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Alih bahasa oleh Suyono Danusayogo. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi IAAF. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana. 2006. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Surisman. 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran. Lampung : Universitas Lampung.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

(25)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. RubrikPenilaianKeterampilanGerakDasarLompatJauhGaya Jongkok.. ... 28

2. DeskripsiHasilPembelajaranLompatJauhGaya Jongkok ... 31

(26)

MOTTO

Allah memberikanhikmahkepadasiapa yang menghendaki-

Nyadanbarangsiapa yang diberikanhikmah,

sesungguhnyatelahdiberikebajikan yang banyak, dantakada yang

dapatmengambilpelajaran, kecuali orang-orang yang berakal

( Al-Baqarah : 269 )

Menuntunilmutakadabataswaktudisampingitujanganlahengkaubertanya

apa yang diberikannegaradanbangsakepadamutetapibertanyalahapa yang

kamu

(27)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

anugerah dan hidayah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan karya terbaikku kepada kedua orang tuaku, Ibunda

SaminemAyahda Barno Siswoyo , dan Kakak dan adik-adiku yang telah

memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan

menjadi yang terbaik.

Yang tercinta dan tersayang yang selalu setia mendampingiku dalam suka

dan duka dalam keseharian dalam segenap kehidupan dalam suka dan duka yang

tak henti-hentinya memberikan dorongan dan dukungan Isteriku Eliyana dan

anak-anakku Candra Wijaya, Afik ferlian, dan Thiara Ratnasari.

(28)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul PeningkatanGerakDasarLompatJauh Gaya JongkokMelaluiAlat Bantu PadasiswaKelas V di SD Negeri 2 Yogyakarta KecGadingrejoKab. PringsewuTahunPelajaran 2012/2013”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, dan PLT Prodi Penjaskes, serta segenap dosen FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Heru Sulistianta, M.Or. selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan kepercayaan kepada penulis.

4. Bapak Drs. Surisman, S. Pd. M.Pd selaku pembahas dan penguji utamadan Pembimbing

Akademik.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Kepala SDN 1 SepangjayaKedaton Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis,

(29)
(30)

1

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 2 Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2012/2013, karena dalam penelitian ini memerlukan suatu

metode kaji tindak untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dalam

proses pembelajaran. PTK atau Classroom Action Research (CAR) adalah

penelitian tindakan yang dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan pihak lain

untuk melaksanakan penelitiannya.

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan

inovatif yang "dicoba sambil berjalan" dalam mendeteksi dan memecahkan

masalah (Arikunto, 2008 : 82).

Dalam penelitian ini peneliti merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan di

setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Dalam pelaksanaanya, setiap

proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya.

Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan

siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian tersebut.

Adapun ciri-ciri PTK Arikunto (1998 : 82) sebagai berikut :

(31)

2

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.

3. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral

Menurut Suhardjono (2007: 61) Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses

dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan

professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.

Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam

menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan

sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang

digunakan untuk mengukur proses dan pembelajaransiswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah

6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan

praktik pembelajaran secara berkesinambungan, serta untuk pengembangan

kemampuan dan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual

(32)

3

Dalam penelitian ini peneliti merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan di

setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Dalam pelaksanaanya, setiap

proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya.

Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran atau spiral yang disetiap

siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Seperti yang

digambarkan di bawah ini.

Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran atau spiral yang disetiap

siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Seperti yang

digambarkan dibawah ini :

(33)

4

Keterangan:

 Perencanaan adalah menentukan tindakan apa yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap yang

diinginkan.

 Tindakan adalah melaksanakan tindakan apa yang telah direncanakan oleh

penelitisebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang

diinginkan.

 Observasi, yaitu mengamati hasil yang dilaksanakan dengan tes.

 Refleksi, yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atashasil

penelitian dari berbagai kriteria.

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri 2

Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran

2011/2012, yaitu berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 15 putra dan 13 putri.

C. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri 2 Yogyakarta

Kecamatan Peringsewu.

2. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian satu setengah

(34)

5

D. Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai tiga siklus (enam

kali pertemuan) kemudian diantara setiap siklusnya direncanakan kegiatan

tindakan yang berbeda pada setiap siklusnya, akan tetapi setiap siklus saling

berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus

penelitian sebelumnya.

Tes awal

Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran,

yaituboxyang terbuat dari kayu sebagai tumpuan untuk melompat.

2) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus

pertama.

b. Tindakan

1) Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus pertama

adalah siswa dibariskan ke dalam empat sab.

2) Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran

gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan

modifikasi alat bantu berupa box yang terbuat darikayu.

3) Guru memberikan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok bergantian dari awalan hingga sikap mendarat dengan

(35)

6

4) Guru mengoreksi setiap gerak dasar siswa dan memberikan contoh

gerakan yang baik dan benar, kemudian memberikan kesempatan

bagi peserta didik untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami

dalam melakukan rangkaian gerak dasar lompat jauh gaya

jongkokyang diajarkan.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan tes keterampilan gerak

dasar lompat jauh gaya jongkoksiswa secara individu bersama 3 orang

testor dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan berupa

lembar penilaian gerak dasar lompat jauh gaya jongkokdalam atletik.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasar lompat jauh

gaya jongkokyang telah diajarkan.

d. Refleksi

Hasil observasi pada siklus pertama disimpulkan dan didiskusikan .

Kemudian guru mendiskusikan tindakan untuk siklus kedua berupa

penggunaan simpai dan kardus serta botol aqua yang digantung di atas

bak lompat jauh. Sebagai perbaikan dari kekurangan yang nampak pada

siswa yang terdapat pada siklus pertama, maka menjadi bahan refleksi

untuk memperbaiki tindakanpada siklus kedua.

Siklus II

(36)

7

1) Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran,

yaitu penggunaan modifikasi alat bantu berupa simpai dan kardus

serta botol aqua yang digantung di atas bak lompat jauh.

2) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus

kedua.

b) Tindakan

1) Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus kedua

adalah siswa dibariskan kedalam empat sab.

2) Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran

gerak dasar lompat jauh gaya jongkokdengan menggunakan

modifikasi alat bantu berupa simpai dan kardus serta botol aqua

yang digantung di atas bak lompat jauh.

3) Guru memberikan pembelajaranlompat jauh gaya

jongkokbergantian dari awalan hingga sikap mendarat dengan

menggunakan modifikasi alat bantu berupa simpai dan kardus serta

botol aqua yang digantung di atas bak lompat jauh selama dua kali

pertemuan.

4) Guru mengoreksi setiap gerak dasar siswa dan memberikan contoh

gerakan yang baik dan benar, kemudian memberikan kesempatan

bagi peserta didik untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami

dalam melakukan rangkaian gerak dasar lompat jauh gaya

jongkokyang diajarkan.

(37)

8

Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan tes keterampilan gerak

dasar lompat jauh gaya jongkoksiswa secara individu bersama 3 orang

testor dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan berupa

lembar penilaian gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam atletik.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasar lompat jauh

gaya jongkok yang telah diajarkan.

d) Refleksi

Hasil observasi pada siklus kedua disimpulkan dan didiskusikan .

Kemudian guru mendiskusikan tindakan untuk siklus ketiga berupa

penggunaan bola plastik yang diletakkan diposisi pendaratan siswa.

Sebagai perbaikan dari kekurangan yang nampak pada siswa yang

terdapat pada siklus kedua, maka menjadi bahan refleksi untuk

memperbaiki tindakan pada siklus ketiga.

Siklus III

a) Perencanaan

1) Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran,

yaitu penggunaan modifikasi alat bantu berupa bola plastik yang

diletakkan diposisi pendaratan siswa.

2) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus

ketiga.

b) Tindakan

1) Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus ketiga

(38)

9

2) Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran

gerak dasar lompat jauh gaya jongkokdengan menggunakan

modifikasi alat bantu berupa bola plastik yang diletakkan diposisi

pendaratan siswa.

3) Guru memberikan pembelajaranlompat jauh gaya

jongkokbergantian dari awalan hingga sikap mendarat dengan

menggunakan modifikasi alat bantu berupa bola plastik yang

diletakkan diposisi pendaratan siswa selama dua kali pertemuan.

4) Guru mengoreksi setiap gerak dasar siswa dan memberikan contoh

gerakan yang baik dan benar, kemudian memberikan kesempatan

bagi peserta didik untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami

dalam melakukan rangkaian gerak dasar lompat jauh gaya

jongkokyang diajarkan.

c) Observasi

Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan tes keterampilan gerak

dasar lompat jauh gaya jongkoksiswa secara individu bersama 3 orang

testor dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan berupa

lembar penilaian gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dalam atletik.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasar lompat jauh

gaya jongkok yang telah diajarkan.

(39)

10

Hasil observasi pada siklus ketiga disimpulkan dan didiskusikan.

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkokdalam atletik dengan menghitung berapa persen tingkat

keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa dan disajikan dalam bentuk

data.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan

PTK (penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning

ham dalam Muhajir (1997: 58) menyatakan “alat untuk ukur instrument dalan

PTK dikatan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi

untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.

Alat ukur itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar

lompat jauh gaya jongkok dalam atletik.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data

dianalisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :

P

=

100 %

(Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan.

(40)

11

N : Jumlah siswa yang mengikuti tes.

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan

tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 70 atau prosentase pencapaian 67 %

secara perorangan.

a. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 80 % siswa

yang telah mendapat nilai ≥ 70 (Depdiknas 2004, dalam Murjo 200: 15)

Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah

siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari pada sesudah siklus

kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan sisklus dan seterusnya, atau

Gambar

Gambar 1. Rangkaian keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
Gambar 2. Siklus Penelitian Kaji Tindak Hopkins dalam Sanjaya (2010:56)

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana aktivitas pengungkapan CSR yang telah dilaksanakan oleh perusahaan pertanian dan pertambangan, kemudian

Sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar diarahkannya buah pare sebagai alternatif yang berkhasiat salah satunya sebagai antipiretik dan dibuat dalam sediaan infusa

My beloved Daddy for being everything to me. I’m so grateful being your first daughter.. Designing a set material for English Conversation at SMP Negeri 15

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Letak tingkat kesulitan siswa di dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang; (2) Hubungan motivasi belajar siswa

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan alih fungsi lahan pertanian untuk rumah tinggal. Moleong, 2014, Metodologi Penenlitian Kualitatif,

[r]

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA DI KUMON SETIABUDI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Analisis studi kelayakan bisnis pada Jawatop Bakery di Kelurahan Pasteur,Kecamatan Sukajadi Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |