• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekuitas Merek ( Brand Equity) dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung ( Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Ekuitas Merek ( Brand Equity) dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung ( Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Pengaruh Ekuitas Merek ( Brand Equity) dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsun ( Studi Kasus MahasiswaUniversitas Sumatera Utara)

OLEH

Agnes Salidesi Ginting

100502029

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung (Studi Kasus Mahasiswa

Universitas Sumatera Utara)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian, mengetahui dan

menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian terhadap smartphone

merek Samsung di Universitas Sumatera Utara. Jenis Penelitian adalah asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera

Utara yang menggunakan smartphone merek Samsung. Data yang digunakan

adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan

kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Penelitian ini

menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan

proportional sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif dengan signifikasi 5%.

Hasil penelitian secara simultan bahwa brand awareness,brand

association, perceived quality,brand loyalty, dan harga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan

secara parsial bahwa perceived quality dan harga berpengaruh positif dan signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian. Brand awareness, brand association ,brand loyalty berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian

Kata Kunci : Kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas, loyalitas

(3)

ABSTRACT

The Effect of Brand Equity and Price Toward Purchasing Decisions Smartphone Samsung at University of North Sumatera

The purpose of this research is to investigate and analyze the influence of brand equity on purchasing decisions, to investigate and analyze the influence of price on purchasing decisions smartphone Samsung in University of North Sumatera, The research used aaosiative.

Population of research are students who use smartphone Samsung at University of North Sumatera. The data used are primary and secondary data abtained trough in study of documentation and measurement questionnaire using Likert scale. This study used 96 respondents in the sample taken by proportional sampling. The analyticalmethod used is descriptive method with signification 5 %.

Result based on simultaneously shape that brand awareness,brand association, perceived quality,brand loyalty and price have a significant positive effect on purchasing decisions.the partial shape perceived quality and price in a positive effect and significant on purchasing decisions ,brand awareness, brand association. Brand loyalty in a positive effect and no significant effect on purchasing decisions

(4)

Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus dan

Bunda Maria atas segala berkat dan karunia-Nya kepada penulis melalui

kesehatan, pengetahuan, pengalaman dan kesempatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Ekuitas Merek ( Brand Equity) dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung ( Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sumatera Utara).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat

bantuan dari berbagai pihak , maka dalam kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala

bimbingan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih terutama untuk kedua orang tua penulis,

Jason Ginting SH dan Siti Ramah Br.Sinuhaji, atas perhatian, doa , pengorbanan , dukungan , serta cinta kasih yang begitu besar selama ini tanpa

mengenal lelah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,SE,M.Ec,Ak, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE,ME Selaku Ketua Departemen Manajemen

Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Marhayanie,M.si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen

pembaca penilai penulis yang telah memberikan saran masukan untuk

kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.si, selaku Ketua Prodi S-1

(5)

5. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE,M.S selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan saran kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara atas segala dediksinya selama ini

7. Adik Penulis Irna Ameta Ginting, Meilani Amelia Ginting, Chrisshella

Margaretha Ginting, Chrisshelly Margereta Ginting yang telah

memberikan semangat dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Hizkia Christian M Damanik atas bantuan, kasih sayang, semangat, dan

doa untuk penulis dalam penulisan skripsi ini.

9. Untuk Bi uda Rita, Godiva Chakierra, Pak uda Agus , Kakak Siska

Feronika, Bi Evi, Bi Binje, Nenek Biring untuk semua doa dan semangat

untuk penulis.

10.Sahabat dan teman penulis Alfin, Ridha, Tria, Rishe, Ramlah, Rini, Wiwit,

Febri, Oki dan seluruh teman-teman stambuk 2010 khususnya untuk anak

PMP yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah memberikan

dorongan dan bantuan selama pembuatan skripsi.

11.Teman-teman di Lembaga Kesenian Universitas Sumatera Utara (LK

USU), semua dosen pengajar tari dan teman teman OMK St.Fransiskus

Asisi yang telah memberikan semangat,doa dan kebersamaan selama ini.

12.Semua pihak yang tulus dan ikhlas memberikan doa dan dukungan

sehingga dapat terselesaikanya skripsi ini.

Medan, Maret 2014

Peneliti

(6)
(7)
(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(9)
(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul

Halaman

2.1 Tahapan Pembelian Konsumen……….. 9

2.2 Tahapan Penetapan Harga……….. 16

2.3 Konsep Ekuitas Merek………... 24

2.4 Kerangka Konsep………... 39

4.1 Logo Samsung ……….. 60

4.2 Histogram ………... 73

4.3 Normal P – Plot of Regression Standardized Residual.. 74

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul

Halaman

I Kuesioner Penelitian ……… 99 II Uji Validitas dan Reabilitas ………... 102 III Tabulasi Jawaban Responden Uji Validitas

(12)

ABSTRAK

Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung (Studi Kasus Mahasiswa

Universitas Sumatera Utara)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian, mengetahui dan

menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian terhadap smartphone

merek Samsung di Universitas Sumatera Utara. Jenis Penelitian adalah asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera

Utara yang menggunakan smartphone merek Samsung. Data yang digunakan

adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan

kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Penelitian ini

menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan

proportional sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif dengan signifikasi 5%.

Hasil penelitian secara simultan bahwa brand awareness,brand

association, perceived quality,brand loyalty, dan harga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan

secara parsial bahwa perceived quality dan harga berpengaruh positif dan signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian. Brand awareness, brand association ,brand loyalty berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian

Kata Kunci : Kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas, loyalitas

(13)

ABSTRACT

The Effect of Brand Equity and Price Toward Purchasing Decisions Smartphone Samsung at University of North Sumatera

The purpose of this research is to investigate and analyze the influence of brand equity on purchasing decisions, to investigate and analyze the influence of price on purchasing decisions smartphone Samsung in University of North Sumatera, The research used aaosiative.

Population of research are students who use smartphone Samsung at University of North Sumatera. The data used are primary and secondary data abtained trough in study of documentation and measurement questionnaire using Likert scale. This study used 96 respondents in the sample taken by proportional sampling. The analyticalmethod used is descriptive method with signification 5 %.

Result based on simultaneously shape that brand awareness,brand association, perceived quality,brand loyalty and price have a significant positive effect on purchasing decisions.the partial shape perceived quality and price in a positive effect and significant on purchasing decisions ,brand awareness, brand association. Brand loyalty in a positive effect and no significant effect on purchasing decisions

(14)

BAB 1

PENDUHULUAN

1.1Latar Belakang

Persaingan dalam teknologi pada era globalisasi saat ini sangatlah ketat. Salah

satu teknologi yang mengalami kemajuan yang pesat adalah teknologi informasi

dan komunikasi. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi trend

dalam semua kalangan masyarakat.Salah satu teknologi informasi dan komunikasi

yang berkembang sangat cepat pada saat ini adalah handphone. Handphone kini

sudah menjadi salah satu kebutuhan penting pada setiap golongan masyarakat

karena besarnya kebutuhan masyarakat untuk dapat saling berkomunikasi dengan

cepat terutama pada jarak jauh.

Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang

pekerja di pabrikan Motorola dengan handphone model pertama yaitu DynaTAC.

Telepon seluler yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar

800 gram. Penemuan inilah yang telah mengubah dunia selamanya. Kemudian

berkembang menjadi teknologi CDMA dan GSM,lalu memasuki era Smartphone.

Telepon cerdas (smartphone) adalah

kemampuan tingkat tinggi.

Perusahaan juga perlu memahami dengan baik perilaku keputusan pembelian

konsumen yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat

(15)

konsumen bebas memilih produk dengan merek apa yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen.

Keputusan Pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan

pilihannya dan akan melakukan pembelian produk , serta mengkonsumsinya

(Suharno, 2010 : 9). Keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi oleh Ekuitas

Merek. Menurut Tjiptono (2004:38) Ekuitas merek adalah serangkaian aset dan

kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbolnya, yang

menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada

perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut.

Elemen-elemen dari ekuitas merek adalah, Brand awareness yaitu

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu

merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran Brand Awareness

dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak

konsumen. Brand Association yaitu segala kesan yang muncul di benak seseorang

terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Perceived Quality yaitu

persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk

atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan .Brand

Loyalty yaitu ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Kepuasan

adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal pada suatu

(16)

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh harga dari produk tersebut.

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa

lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan

suatu barang atau jasa, (Tjiptono,2004: 151). Besarnya harga yang dibayarkan

untuk dapat memiliki sebuah produk menjadi pertimbangan dalam hal mengambil

keputusan pembelian. besarnya harga harus sesuai dengan jenis produk dan

kualitas dari produk, besarnya harga produk juga dipengaruhi oleh Equitas merek

dari produk tersebut. Dalam penyusunan ini obyek yang digunakan adalah

handphone dalam kategori smartphone merek Samsung yang dikeluarkan oleh

Samsung Group.

Samsung Group merupakan salah satu perusahaan elektronik terbesar di dunia

yang didirikan di Daegu, Korea pada tahun 1938 yang dalam bahasa Korea

Samsung memiliki arti yaitu Tiga Bintang. Samsung selalu ingin memberikan

yang terbaik bagi para pelanggannya dengan mempertimbangkan setiap

permintaan dan meyakinkan pelanggan bahwa apa yang diinginkan oleh

pelanggan dapat disediakan oleh Samsung melalui berbagai jenis Smartphone

yang dikeluarkan.

Smartphone Samsung memberikan kemudahan terutama bagi mahasiswa.

Smartphone pertama kali diberi nama Simon; dirancang ole

kemudian diikuti oleh yang lainnya termasuk oleh Samsung . Smartphone

Samsung memiliki aplikasi dan fitur-fitur yang lebih memudahkan para

(17)

Negeri di Medan yaitu Universitas Sumatera Utara. Saat ini mahasiswa dituntut

untuk lebih cepat tanggap dalam informasi mengenai berita begitupun

materi-materi perkuliahan. Hal ini menjadi alasan mahasiswa untuk menggunakan

smarphone pada masa kini.

Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap perusahaan karena

penetapan harga ini bukanlah kekuasaan atau kewenangan mutlak dari seorang

pengusaha. Dengan kata lain,penetapan harga mempengaruhi kemampuan

bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen.

Agar perusahaan Samsung dapat menjadi pilihan utama konsumen mengambil

keputusan dalam pembelian smartphone dalam semua lapisan masyarakat maka

Samsung melakukan segmentasi pada setiap konsumennya. Segmentasi dilakukan

agar setiap masyarakat baik dari golongan bawah, menengah dan atas memilih

Samsung pada saat memutuskan pilihan dalam membeli produk smartphone.

Saat ini Samsung telah menjadi perusahaan yang sangat terkenal di mata

dunia. Merek yang dibangun oleh perusahaan Samsung telah mendapat nilai yang

tinggi dimata pelanggan. Pangsa pasar Samsung semakin meluas dengan

mengeluarkan berbagai jenis smartphone yang kini pangsa pasar Samsung

menjadi nomor 1 dalam penjualan produk. Hal ini tentu karena besarnya pengaruh

dari ekuitas merek Samsung dan harga yang sesuai dengan kualitas sehingga

pelanggan lebih memutuskan pembelian smartphone pada merek Samsung.

Bahkan secara umum bisa dirasakan pengguna smartphone Samsung terutama

(18)

berbagai kalangan yang menggunakan produk smartphone Samsung. Smartphone

saat ini selain sebagai suatu kebutuhan akan teknologi informasi tetapi juga telah

menjadi gaya hidup bagi beberapa kalangan terutama kalangan remaja.Varian

produk smartphone samsung yang beragam dan tingkat harga yang mampu

tersegmentasi dengan baik membuat produk smartphone Samsung ini sendiri bisa

diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia.

Berikut beberapa varian produk smartphone Samsung dan perbandingan

harganya dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Daftar Harga Smartphone Merek Samsung 2013

Tipe Smartphone Samsung Harga Baru Harga Bekas

Samsung Galaxy Infinite SCH-I759 Rp. 2.299.000,- Rp. -

Samsung Galaxy S4 zoom SM-C1010 Rp. 5.499.000,- Rp. -

Samsung Galaxy Ace 3 GT-S7270 Rp. 3.500.000,- Rp. -

Samsung Galaxy Young S6310 Rp. 1.250.000,- Rp. 1.050.000,-

Samsung Galaxy S4 I9500 Rp. 6.750.000,- Rp. 5.900.000,-

Samsung Galaxy Tab 3 8.0 SM-T310 Rp. 4.500.000,- Rp. -

Samsung Galaxy Tab 2 7.0 P3100 Rp. 1.950.000,- Rp. 1.550.000,-

Samsung Galaxy Tab 7.7 P6800 Rp. 4.000.000,- Rp. 3.650.000,-

Samsung Galaxy Tab P1000 Rp. - Rp. 1.850.000,-

(19)

Mahasiswa Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu pangsa pasar

yang potensial dalam menggunakan smartphone merek Samsung. Mahasiswa

USU yang menyakini kualitas dan fasilitas smartphone merek samsung tidaklah

ragu dalam mengambil keputusan dalam pembelian smartphone merek Samsung.

Bersarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul: “ Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

” Apakah ekuitas merek (Brand Equity) yang terdiri dari variabel kesadaran

merek (Brand Awareness), asosiasi merek (Brand Association), persepsi kualitas

(Perceived Quality), dan loyalitas merek (Brand Loyalty) serta harga secara

bersama-sama dan parsial berpengaruh positif dan signifikan dalam pengambilan

keputusan pembelian produk Smartphone merek Samsung pada mahasiswa di

(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Ekuitas merek dan harga terhadap

keputusan pembelian Smartphone merek Samsung di Universitas Sumatera

Utara.

2. Mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk Smartphone merek

Samsung

1.4 Manfaat Penelitian

Setiapkan penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak yang

terkait secara langsung maupun semua pihak yang akan membacanya. Adapun

manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :

1.Bagi Samsung

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi

dan pengetahuan untuk bahan pertimbangan dan evaluasi dari equitas merek dan

harga terhadap keputusan pembelian konsumen dalam rangka untuk dapat

memenuhi permintaan konsumen.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk

menerapkan teori- teori dalam literatur dari bangku kuliah dalam bidang

pemasaran,khususnya yang berkaitan dengan ekuitas merek dan harga untuk

melihat keputusan pembelian konsumen.

(21)

Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti

lainnya dimasa yang akan datang dan diharapkan dapat memperkaya kajian

(22)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN, KERANGKA KONSEPTUAL

DAN HIPOTESIS

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Keputusan Pembelian

2.1.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Proses keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh bermacam-macam

dorongan. Walaupun keputusan untuk membeli sama sekali tidak bisa dipaksakan

oleh produsen, akan tetapi adanya motif-motif pembelian itu maka para produsen

dapat mempengaruhi atau memperbesar kecenderungan para konsumen tersebut

untuk membeli dengan berbagai cara diantaranya dengan mengadakan promosi

untuk mengkomunikasikan keunggulan-keunggulan produk yang dihasilkan agar

calon pembeli tertarik. Pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian

terpenting dalam tingkah laku konsumen secara umum dan merupakan titik awal

dari keseluruhan pola konsumsi konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:179) keputusan pembelian

merupakan hasil dari suatu proses yang terdiri dari lima tahap : pengenalan

kebutuhan , pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan

perilaku pasca pembelian. Setiadi (2003:415) mengatakan bahwa keputusan

pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan

untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu

(23)

2.1.1.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar

harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan

membuat suatu ketetapan bagaimana konsumen membuat keputusan

pembeliannya. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179) mengemukakan proses

pembelian tersebut melalui 5 (lima) tahapan. Tahapan pembelian konsumen

tersebut antara lain:

Sumber: Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar pemasaran (2008:179)

Gambar 2.1

Tahapan Pembelian Konsumen

Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah

memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja

pada tahap-tahap itu. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.

Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan

kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan

internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang atau rangsangan

(24)

pada saat keutuhan disadari. Pengembangan media suasana di mal atau pusat

perbelanjaan sering menimbulkan pembelian spontan, tanpa perencanaan

sebelumnya. Orang yang sebelumnya tidak menyadari kebutuhan dan tidak

berencana membeli, menjadi tiba-tiba membeli.

2. Pencarian Informasi

Informasi adalah hal utama yang akan digunakan konsumen dalam

mengambil keputusan membeli atau tidak membeli suatu produk. Seseorang

konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi

yang lebih banyak. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber

informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari

masing-masing sumber terhadap keputusan pembelian.

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan tahap proses keputusan pembelian dimana

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam

sekelompok pilihan.dalam tahapan ini pembeli telah memiliki beberapa pilihan,

dan membandingkan diantara pilihan tersebut dengan kriteria yang ditentukan

secara pribadi. Kriteria perbandingan menyangkut manfaat yang diperoleh dari

masing- masing pilihan misalnya : kesesuaian ukuran, keawetan, fungsi, gengsi,

kemudahan perawatan , harga pasca pembelian, kualitas dan warna. Harga yang

mereka harus bayarkan juga menjadi kriteria pada masing-masing pilihan dan

dibandingkan dengan manfaatnya. Dengan membandingkan masing-masing

pilihan tersebut, akan dapat diperoleh pilihan–pilihan yang mungkin dari yang

(25)

dapat melakukan evaluasi mendalam, namun ada pula yang melakukan evaluasi

sederhana. Hal ini tergantung dengan resiko dan jenis produk yang akan

dibelinya.

4. Keputusan Membeli

Tahap ini adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan

melakukan pembelian produk. Pembelian sendiri secara fisik bisa dilakukan oleh

konsumen, namun bisa juga oleh orang lain. Terdapat perbedaan antara konsumen

dan pembeli. Misalnya pada pembelian sabun mandi keluarga, bisa jadi yang

membeli adalah pembantu, sedangkan yang mengkonsumsi keluarga. Dalam hal

ini, konsumen juga melakukan konsumsi produk yang dibelinya, dan mulai bisa

merasakan manfaat yang diterima, dan mulai bisa membandingkan dengan

harapan yang sebelumnya dimiliki. Pada saat ini pula konsumen akan merasakan

kepuasan atau ketidakpuasan.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Tahap ini merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen

mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian dan konsumsi dilakukan dan

berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan. Konsumen

tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan

penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak

akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga

periode sesudah pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa

(26)

produk tersebut. Jika daya guna produk produk tersebut dibawah harapan

pelanggan, pelanggan tersebut akan merasa dikecewakan. Tetapi, jika memenuhi

harapan, pelanggan tersebut akan merasa puas, dan jika melebihi harapan, maka

pelanggan tersebut akan merasa sangat puas.

2.1.2 Strategi Pemasaran: Bauran Pemasaran

Strategi bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan

yang merupakan intidari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan

oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:81) ‘’bauran pemasaran (marketing

mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

mengejar tujuan pemasaran. Meliputi, produk (product), harga (price), tempat

(place), dan promosi (promotion).

Adanya anggapan bahwa pelanggan merupakan bagian dari bauran

pemasaran adalah sebuah kesalahan. Pelanggan bukanlah bagian dari strategi,

namun merupakan target dari strategi tersebut. karena itu, pelanggan menjadi

pusat dari segala bentuk strategi bauran pemasaran

Menurut Cannon (2008:44), ada wilayah tertentu di tiap wilayah strategi:

1. Produk

Yang terdiri atas: manfaat, kualitas, aksesori, pemasangan, instruksi,

(27)

2. Tempat

Yang terdiri atas: saluran distribusi, target pasar, jenis dan lokasi toko,

dan cara pendistribusian

3. Promosi

Yang terdiri atas: tujuan, tenaga penjual, iklan (target, jenis iklan, jenis

media, penulisan teks), promosi penjualan, dan publisitas.

4. Harga

Yang terdiri atas: tujuan pasar, fleksibilitas, tingkatan pada siklus hidup

produk, masalah geografis, dan diskon.

2.1.2.1 Produk ( Product)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:81), produk adalah segala sesuatu

yang dapat dinikmati konsumen. Produk dapat dipasarkan oleh

Marketer,Marketer harus dapat mengembangkan nilai tambahan dari produknya

selain kegunaan dasarnya sebagai produk, agar dapat dibedakan dan bersaing

dengan produk lain, (Lupiyoadi,2001:59).

2.1.2.2 Saluran Distribusi ( Place )

Saluran distribusi dapat juga dikatakan sebagai saluran pemasaran. Kotler

(2005:48) mengemukakan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian

organisaasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan

(28)

Pemasar perlu menjamin bahwa produk yang ditawarkan akan tersedia

pada saat konsumen membutuhkan dimanapun, kapanpun dan berapapun.

aktivitas terpenting dari distribusi dalam menjaga kemudahan dan kenyamanan

dalam memperoleh produk yang diinginkan pasar sasaran.

2.1.2.3 Promosi ( Promotion)

Promosi adalah salah satu bagian dari bauran pemasaran yang sangat besar

perananya. Promosi merupakan suatu komunikasi penjual dan pembeli yang

bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak

mengenal menjadi mengenals ehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat

produk tersebut ( Saladin, 2007:123) .

Promosi juga merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan baik kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Tujuan utama dari promosi adalah

menginformasikan , mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan

pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya(Cannon,

2008:75)

2.1.2.4 Harga ( Price) 2.1.2.4.1 Pengertian Harga

Dalam arti sempit harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas

(29)

konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat (dari) memiliki atau

menggunakan barang dan jasa (Kotler dan Armstrong ,2008:263).

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 63) menyatakan bahwa

harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur yang lainnya hanya unsur biaya saja.Harga juga salah satu elemen yang paling fleksibel dari bauran pemasaran dan merupakan salah satu penyebab laku tidaknya sebuah produk atau jasa yang ditawarkan.

Konsep harga dalam pemasaran memiliki beberapa istilah, tergantung

jenis produk dan kebiasaan pemakainya. Harga biasanya menggunakan istilah

harga untuk produk jenis barang.

2.1.2.4.2 Dimensi Harga

Menurut Kotler dan Keller ( 2009: 63) menyatakan bahwa dimensi harga terdiri

dari :

1. Daftar Harga ( List Price)

Informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar konsumen

mempertimbangkan untuk membeli.

2. Rabat/ Diskon ( Discount )

(30)

3. Potongan Harga Khusus ( Allowance )

Potongan harga khusus oleh potongan harga yang diberikan produsen /

penjual kepada konsumen pada saat event tertentu.

2.1.2.4.3 Penetapan harga

Penetapan harga produk memerlukan tahapan-tahapan yang secara cermat

perlu diperhatikan.

Dalam masing-masing tahapan akan terdapat beberapa keputusan penting,

yang akan menentukan keberhasilan kebijakan harga di pasar. Beberapa langkah

tahapan penetapan harga:

Menetapkan tujuan harga

Mengestimasi permintaan

Mengevaluasi lingkungan harga

Memilih strategi harga

Mengembangkan taktik harga

Sumber : Sutarso dan Suharno, Marketing in Practice, 2010

Gambar 2.2

(31)

Menetapkan Tujuan Harga

Kebijakan harga diawali dengan mengembangkan tujuan harga terlebih

dahulu. Terdapat beberapa tujuan yang bisa digunakan dalam penetapan harga :

1. Mencapai penjualan dan atau bagian pasar dengan proporsi tertentu

2. Mencapai proporsi atau jumlah keuntungan tertentu

3. Memberikan efek tertentu terhadap persaingan, misalnya penetapan harga

ditujukan untuk menjaga pesaing tidak masuk, dengan menekan harga

serendah-rendahnya, atau untuk mengimbangi penawaran asing.

4. Memberikan kepuasan kepada konsumen, dengan membuat penetapan harga

yang transparan, dan untuk mempertahankan konsumen.

5. Memberikan citra tertentu agar citra produk tertentu bisa dicapai.

Mengestimasi Permintaan

Mengestimasi permintaan bearti menentukan perkiraan jumlah permintaan

yang akan terjadi dalam pemasaran produk. Prinsip dalam penetapan permintaan

adalah bahwa cara estimasi dan faktor apa yang diperhatikan, serta elemen apa

saja yang dihitung sangat tergantung dengan produk yang dipasarkan.

Menentukan Biaya

Menetapkan permintaan akan membantu pemasar dalam menetapkan jumlah

produk yang dapat dijual dengan asumsi harga tertentu. Yang paling penting

(32)

dengan harga yang akan ditetapkan. Pemasar perlu melihat komponen biaya yang

harus dipertimbangkan yang terdiri dari komponen biaya tetap,dan komponen

biaya variabel

Mengevaluasi Lingkungan Harga

Faktor penentu harga yang berasal dari lingkungan sekitar juga akan

menjadi pertimbangan dalam menetapkan harga. Harga bukan hanya

permasalahan mikro perusahaan, namun juga perlu memperhatikan makro

lingkungan. Terkait dengan harga terdapat beberapa faktor yang perlu

diperhatikan, yaitu tingkat ekonomi, persaingan, distributor, tren konsumen dan,

peraturan pemerintah. Kesemua aspek perlu dievaluasi agar penetapan harga tetap

sesuai dengan perkembangan dan kondisi lingkungan. Sehingga dalam kaitan ini,

aspek harga bisa dijadikan alat untuk mencapai keunggulan kempetitif

perusahaan.

Memilih Strategi Harga

Memilih strategi harga berarti menentukan bagaimana harga akan

didasarkan, agar harga menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Beberapa

strategi harga dapat dilakukan melalui bebrapa pendekatan yaitu, strategi

berdasarkan biaya, berdasarkan permintaan, berdasarkan persaingan dan

berdasarkan kebutuhan konsumen.

(33)

Mengembangkan Taktik Harga

Dalam mengembangkan taktik harga, pemasar bisa menggunakan berbagai

cara. Cara yang biasa digunakan adalah :

1. Harga untuk produk individu

2. Harga untuk beberapa produk

3. Harga berdasarkan distribusi

4. Potongan untuk anggota saluran

2.1.2.4.4 Perubahan Harga

Perubahan harga adalah menetapkan harga naik atau turun dari sebelumnya,

yang bersifat permanen. Hal yang penting yang melingkupi perubahan harga ini

adalah siapa yang memulai dan bagaimana bereaksi atas perubahan harga.

Memprakarsai Penurunan Harga

Perubahan harga dengan menurunkan harga dapat dilakukan jika harga yang

berlaku saat tertentu tidak atau kurang meningkatkan penjualan. Dalam hal ini

perusahaan selanjutnya menurunkan harga dengan harapan dapat mendorong

penjualan. Penurunan pangsa pasar ketika menghadapi persaingan harga kuat juga

(34)

Memprakarsai Peningkatan Harga

Peningkatan harga seringkali tidak bisa dihindarkan, jika struktur biaya tidak

bisa tertutup dengan harga dalam jangka panjang. Hal ini bisa disebabkan

kenaikan harga-harga barang,sehingga biaya produksi akan meningkat.

2.1.3 Merek

2.1.3.1 Pengertian Merek

Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan

identitas untuk membedakan dari produk-produk pesaing yang dihasilkan

perusahaan lain, dengan identitas khusus produk tertentu akan lebih mudah

dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada

pembelian ulang produk tersebut.

Menurut Kotler dan Keller (2009: 332) Merek adalah nama, istilah, tanda,

simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual.

Sebuah nama, logo, singkatan, desain, atau apa saja yang dikatakan sebagai

merek, harus memenuhi tiga hal:

1. Dapat mengidentifikasi arti mengklarifikasi karakteristik dan sifat dari

produk atau layanan,

2. Memiliki entitas, artinya merek itu mewakili sesuatu yang ada, janji akan

nilai, artinya merek menjanjikan apa yang akan diberikan kepada pembeli

(35)

Merek pada dasarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten

memberikan keistimewaan manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli. Merek-merek

terbaik memberikan jaminan mutu akan tetapi merek lebih dari sekedar simbol.

Merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas. Namun pemberian nama

merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol, karena

ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek yaitu :

1. Atribut Produk

Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya kualitas, gengsi,

nilai jual kembali, desain dan lain-lain.

2. Manfaat

Suatu merek lebih dari sekumpulan atribut, pelanggan tidak membeli atribut

tapi membeli manfaat yang ditawarkan produk tersebut. Dengan demikian atribut

harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

3. Nilai

Merupakan nilai-nilai yang dianut produsen yang tercermin dalam merek.

4. Budaya

Merek juga memiliki budaya tertentu.

5. Kepribadian

Merek juga memproyeksikan kepribadian tertentu. Sering kali merek

menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau

(36)

6. Pemakai

Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau yang menggunakan

produk tersebut.

Jika Perusahaan memperlakukan merek sebagai suatu nama saja maka

perusahaan telah kehilangan makna pemberian merek. Tantangan dalam

pemberian merek adalah untuk mengembangkan sekumpulan

pengertian-pengertian yang mendalam tentang merek. Dengan kata lain, jika konsumen dapat

memvisualisasikan semua dimensi merek, maka merek tersebut dapat memiliki

makna yang dalam dan jika sebaliknya maka merek tersebut tidak memiliki

makna yang dalam.

Memperhatikan keenam dimensi di atas, maka pemasar harus memutuskan

pada dimensi manakah identitas merek diletakan. Kesalahan yang sering

dilakukan oleh pemasar adalah hanya mempromosikan atribut-atribut merek saja.

2.1.3.2 Ekuitas Merek (Brand Equity)

2.1.3.2.1 Pengertian Ekuitas Merek ( Brand Equity )

Ekuitas berarti nilai. Nilai sebuah merek sebenarnya didapatkan dari kata-kata

dan tindakan konsumennya. Keputusan pembelian konsumen didasarkan pada

faktor-faktor yang menurut merek penting, semakin banyak faktor yang dinilai

penting maka merek tersebut dapat dikatakan sebagai merek yang bernilai.

Ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban merek yang terkait

(37)

nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau

pelanggan perusahaan tersebut (Tjiptono,2004:38).

Ferrinadewi (2008:169) Brand Equity atau ekuitas merek adalah sejumlah

asset dan kewajiban yang berhubungan dengan merek, namanya, dan simbol, yang

menambah atau mengurangi nilai produk atau jasa bagi perusahaan atau bagi

pelanggannya.

2.1.3.2.2 Membangun Ekuitas Merek (Brand Equity)

Kriteria dalam merancang dan memilih elemen-elemen merek untuk

membangun ekuitas merek yaitu :

1. Mudah diingat

2. Memiliki arti tertentu

3. Mengandung daya tarik secara estetika

4. Dapat digunakan baik untuk maupun dalam kategori produk, lintas

geografis dan budaya serta segmen pasar.

5. Mudah diadaptasi dan fleksibel sepanjang waktu

6. Terlindungi secara hukum dari pesaing.

2.1.3.2.3 Konsep Brand Equity

Konsep ekuitas merek mempengaruhi proses keputusan pembelian yaitu bahwa merek juga membantu meyakinkan konsumen, dimana mereka membeli

(38)

membeli barang-barang bukan sekedar sebuah karakteristik barang-barang

tertentu. Hal tersebut dijelaskan dengan gambar dibawah.

BrandAwareness Perceived Quality Brand Association

Brand Ekuity

Brand Loyalty Other

proprietary

Memberikan Nilai kepada pelanggan

dengan memperkuat

Memberikan Nilai kepada perusahaan

dengan memperkuat

1. Interpretasi/ Proses informasi

2. Rasa percaya diri dalam pembelian

3. Pencapaian kepuasan dari

pelanggan

1. Efisiensi dan efektivitas program

Pemasaran

2. Brand Loyalty

3. Harga / Laba

4. Perluasan Merek

Sumber : Aaker dalam Durianto (2001:5)

Gambar 2.3

(39)

2.1.3.2.4 Elemen-elemen Ekuitas Merek (Brand Equity)

Elemen-elemen utama dalam ekuitas merek ada empat, yaitu:

1. Kesadaran Merek (Brand Awareness)

2. Asosiasi Merek (Brand Association)

3. Kesan Kualitas (Perceived Quality)

4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

2.1.3.2.4.1Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori

produk tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena

terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang

dilibatkan,(Durianto,2001:54).

Peran Brand Awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan

pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Awareness dikatakan tinggi jika

konsumen dapat mengingat merek , baik sebelum proses pembelian , ketika dalam

proses pembelian, maupun ketika konsumen mengkonsumsi produk pesaing. 4

(40)

1.Unawareof brand (Tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek,

dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

2. Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang

pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.

3. Brand recall (Pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang

untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan

dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas

pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.

4. Top of mind (Puncak pikiran)

Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan

dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling

banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain,

merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam

benak konsumen.

4 indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen

aware terhadap sebuah brand antara lain:

1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa

(41)

2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut

termasuk dalam kategori tertentu.

3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke

dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.

4. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek

ketika sedang menggunakan produk/layanan pesaing.

2.1.3.2.4.2 Asosiasi Merek (Brand Association)

Asosiasi Merek (Brand Association) adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan

yang terkait dengan merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya

pengalaman konsumen dalam mengonsumsi suatu merek atau dengan semakin

seringnya penampakan suatu merek dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi

jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain

(Durianto ,2001:69).

Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan

dengan berbagai hal berikut:

1) Atribut produk

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi

positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini

efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung

(42)

2 )Atribut tak berwujud

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya

persepsikualitas,kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan

serangkaian atribut yang objektif.

3) Manfaat bagi pelanggan

Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan

maka biasanya terdapat hubungan antara keduanya. Manfaat bagi

pelangganterbagi menjadi dua, yaitu manfaat rasional dan manfaat psikologis.

Manfaatrasional erat kaitannya dengan atribut dari prouk yang dapat menjadi

bagiandari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis

seringkali merupakan konsekuensi ekstrim dalam proses pembentukan

sikap,berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau

menggunakan merek tersebut.

4) Harga relatif

Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini diawali dengan

penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

5) Penggunaan

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu

(43)

6) Pengguna/pelanggan

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah

tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.

7) Orang terkenal/khalayak

Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer

asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

8) Gaya hidup/kepribadian

Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi

para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya

hidup yang hampir sama.

9) Kelas produk

Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.

10) Para pesaing

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan

mengungguli pesaing.

11) Negara/wilayah geografis.

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan

(44)

yang telah disebutkan, beberapa merek juga memiliki asosiasi dengan hal lain

yang belum disebutkan di atas.

2.1.3.2.4.3 Kesan Kualitas (Perceived Quality)

Perceived Quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan

dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Perceived Quality ini akan

membentuk persepsi kualitas dari suatu produk di mata pelanggan

(Durianto,2001:96).

Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat

menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung

kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek.

Perceived Quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan

menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Sebaliknya,jika Perceived

Quality pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan

lama di pasar.

Karena Perceived Quality merupakan persepsi dari pelanggan maka

Perceived Quality tidak dapat ditentukan secara objektif. Persepsi pelanggan akan

melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki

kepentingan (yang diukur secara relatif) yang berbeda-beda terhadap suatu produk

atau jasa.

Menurut Griffin ( 2005 :98) Perceived Quality dibagi dalam tujuh dimensi

(45)

1) Kinerja: melibatkan berbagai karakteristik operasional utama. Karena faktor

kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, sering kali pelanggan mempunyai

sikap yang berbeda dalam menilai atribut-atribut kinerja ini.

2) Pelayanan: mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan dalam produk

tersebut.

3) Ketahanan: mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.

4) Keandalan: konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu

pembelian ke pembelian berikutnya.

5) Karakteristik produk: bagian-bagian tambahan dari produk. Penambahan ini

biasanya digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk

terlihat hampir sama. Bagian-bagian tambahan ini memberi penekanan bahwa

perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai

perkembangan.

6) Kesesuaian dengan spesifikasi: merupakan pandangan mengenai kualitas

proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan dan teruji.

7) Hasil: mengarah kepada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam

dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan ”hasil akhir”

produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai

(46)

2.1.3.2.4.4 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Brand Loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.

Kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal

pada suatu merek. Kepuasan terutama menjadi pengukuran di bisnis jasa.

Sementara itu loyalitas merupakan hasil akumulasi pengalaman penggunaan

produk (Durianto,2001:126).

Brand Loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas

terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba

perusahaan di masa mendatang. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan

melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak

alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang

lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya.

Terdapat beberapa tingkatan Brand Loyalty. Masing-masing tingkatannya

menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat

dimanfaatkan. Adapun tingkatan Brand Loyalty tersebut adalah sebagai berikut:

1) Switcher (berpindah-pindah)

Pelanggan yang ada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan

yang berada pada tingkat yang paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan

untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek yang lain

(47)

paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk

karena harganya murah.

2) Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)

Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai

pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya, atau setidaknya

mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengonsumsi merek tersebut. Pada

tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan

keinginan untuk membeli produk yang lain atau berpindah merek terutama jika

peralihan tersebut memerlukan usaha,biaya,maupun berbagai pengorbanan lain.

Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini membeli suatu merek didasarkan atas

kebiasaan mereka selama ini.

3) Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)

Pada tingkatan ini pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka

mengonsumsi merek tersebut,meskipun demikian mereka mungkin saja

memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost

(biaya beralih) yang terkait dengan waktu,uang,atau risiko kinerja yang melekat

dengan tindakan mereka beralih merek.

4) Liking the brand (menyukai merek)

Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yan

sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan

emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh

(48)

penggunaan sebelumnya baik yang dialami oleh kerabatnya ataupun disebabkan

oleh Perceived Quality yang tinggi.

5) Comitted buyer (pembeli yang komit)

Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki

suatu kebanggaan sebagai pengguna merek dan bahkan merek tersebut menjadi

sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu

ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu

aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan

mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain.

Tiap tingkatan Brand Loyalty mewakili tantangan pemasaran yang berbeda

dan juga mewakili tipe aset yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya.

Bagi merek yang belum memiliki brand equity yang kuat, porsi terbesar dari

konsumennya berada pada tingkatan switcher. Selanjutnya porsi terbesar kedua

ditempati oleh konsumen yang berada pada taraf habitual buyer, dan seterusnya

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Widayanti (2009) dengan judul “Analisis Pengaruh

Ekuitas Merek Air Minum Berkarbonasi Merek Fanta, Coca-cola dan Sprite

Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMS

Surakarta)” menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Adapun

variabel penelitian ini adalah ekuitas merek sebagai variabel bebas (X) terdiri dari

(49)

keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y). Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa pada minuman berkarbonasi merek Fanta keputusan pembelian

konsumen dipengaruhi oleh brand awareness dan brand association. Pada

minuman berkarbonasi merek Coca-cola keputusan pembelian konsumen

dipengaruhi oleh brand awareness dan perceived quality, sedangkan pada

minuman berkarbonasi merek Sprite keputusan pembelian konsumen dipengaruhi

oleh brand awareness, brand association dan brand loyalty. Namun, berdasarkan

hasil pengujian secara simultan dapat diketahui bahwa ekuitas merek merupakan

faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian minuman berkarbonasi merek

Fanta, Coca-cola, dan Sprite.

Dwi Wahyuni Megawati (2010) yang berjudul “Pengaruh Brand Equity

Terhadap Keputusan Pembelian Donat Kemasan Paket Pada J.CO Donuts &

Coffee Cabang Sun Plaza Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh brand equity yang terdiri dari kesadaran merek (brand awareness),

asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (perceived quality) dan

loyalitas merek (brand loyalty) terhadap keputusan pembelian donat kemasan

paket pada J.CO Donuts & Coffee Cabang Sun Plaza Medan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda

menunjukkan bahwa elemen brand equity yang terdiri dari kesadaran merek,

asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek, berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian donat kemasan paket pada J.CO.

Analisis koefisien determinasi didapat nilai Adjusted R² sebesar 30.8% yang

(50)

menggunakan variabel bebas yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi

kualitas, loyalitas merek dan sisanya 69.2% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Manurung (2007) dengan judul “Pengaruh Brand Equity Teh Botol Sosro

Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara (USU) Medan”. Dari penelitian ini diperoleh hasil

bahwa variabel bebas ekuitas merek (brand equity), yaitu brand awareness (X1)

dan brand association (X2) dan brand loalty (X4) tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat (keputusan pembelian mahasiswa F-KG USU

Medan), sedangkan perceived quality (X3) secara parsial berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian mahasiswa F-KG USU

Medan). Sementara untuk variabel yang lebih dominan mempengaruhi keputusan

pembelian mahasiswa F-KG USU Medan adalah variabel perceived quality (X3).

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor- faktor penting yang telah diketahui dalam

suatu masalah tertentu.

Keputusan pembelian merupakan hasil dari suatu proses yang terdiri dari lima

tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

(51)

Harga adalah jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu,Kotler

(2009:120). Harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat

harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga diantara

berbagai kelompok pelanggan.

Ekuitas merek/ Brand Equity adalah serangkaian aset dan kewajiban yang

terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbol yang menambah atau nilai yang

diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan.

Menurut Aaker dalam Durianto, dkk (2001:4) menyebutkan terdapat beberapa

dimensi dalam mengukur ekuitas merek dalam uraian berikut:

a. Brand Awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali

atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori

produk tertentu.

b. Brand Association adalah segala hal yang berkaitan dengan nilai dan pencitraan

mengenai merek suatu produk yang dapat menciptakan perbedaan, alasan untuk

membeli, dan perasaan positif.

c. Perceived Quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau

keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang

diharapkan.

d. Brand Loyalty merupakan suatu ukuran ketertarikan seorang pelanggan pada

(52)

Definisi diatas menunjukkan bahwa nilai sebuah merek bagi perusahaan

diciptakan melalui konsumen. Aktivitas konsumen dalam pembelajaran dan

keputusan pembeliannya dapat membentuk dan mendorong terbentuknya brand

equity. Dengan kata lain sumber brand equity adalah ketika konsumen menyadari

keberadaan merek dan memiliki asosiasi merek yang unik, kuat dan cenderung

positif.

Berdasarkan teori pendukung tersebut, maka kerangka konseptual dalam

penelitian ini dapat dibuat sebagai berikut :

Kesadaran Merek

Sumber : Aaker dalam Durianto, dkk, (2001) dan Kotler & Armstrong (2008), diolah Gambar 2.4

(53)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara tentang hubungan

antar variabel- variabel dalam penelitian, dan merupakan pernyataan paling

spesifik. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual maka peneliti

menetapkan hipotesis didalam penelitian ini yaitu:

1. Ekuitas Merek yang terdiri dari Brand Awareness, Brand association,

Perceived Quality, Brand Loyalty dan harga berpengaruh secara positif dan

signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian smartphone merek

Samsung di Universitas Sumatera Utara

2. Brand Awareness berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap

keputusan pembelian smartphone merek Samsung di Universitas Sumatera Utara

3. Brand Association berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap

keputusan pembelian smartphone merek Samsung di Universitas Sumatera Utara

4. Perceived Quality berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap

keputusan pembelian smartphone merek Samsung di Universitas Sumatera Utara

5. Brand Loyalty berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap

keputusan pembelian smartphone merek Samsung di Universitas Sumatera Utara

6. Harga berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap keputusan

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian asosiatif. Penelitian

asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menghubungkan dua variabel atau

lebih untuk melihat pengaruh (Sugiyono,2008:11). Oleh karena itu penelitian ini

akan menganalisis pengaruh Ekuitas merek yang terdiri dari Kesadaran Merek

(Brand Awareness) (X1), Asosiasi Merek (Brand Association) (X2),Kesan

Kualitas (Perceived Quality) (X3), Loyalitas Merek (Brand Loyalty) (X4),serta

Harga (X5) terhadap Keputusan pembelian (Y) smartphone merek Samsung di

Universitas Sumatera Utara.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi pengguna

smartphone merek Samsung di Universitas Sumatera Utara di Jalan Dr. Mansyur

No.9 Padang Bulan Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2014

sampai Februari 2014.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independen (X) yaitu Ekuitas Merek yang terdiri dari

Kesadaran Merek (X1), Asosiasi Merek (X2), Kesan Kualitas (X3),

(55)

2. Variabel Dependen (Y) adalah Keputusan Pembelian (Y)

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, defenisi

variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat baik secara

positif atau negatif. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah :

1.1Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Brand awareess adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu

kategori produk tertentu

1.2Asosiasi Merek (Brand Association)

Brand association (asosiasi merek) adalah segala kesan yang muncul di

benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek

1.3Kesan Kualitas (Perceived Quality)

Perceived Quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap

keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan

berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

1.4Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Brand Loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu

(56)

1.5Harga ( Price)

Harga adalah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan

manfaat dari memiliki atau menggunakan smartphone merek Samsung.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Dalam penelitian ini variabel terikat yang digunakan adalah Keputusan

Pembelian.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel,Defenisi Variabel dan Skala Ukur

Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala

3. Gaya Hidup Skala Likert

(57)

Lanjutan

Sumber : Aaker dalam Durianto (2001), Kotler (2005)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2008:132). Penggunaan

skala pengukuran ini adalah untuk mengetahui keberadaan variabel ekuitas merek

(58)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Sumber: Sugiyono (2008:132)

3.6 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2008:133). Populasi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Program S1 Reguler

angkatan 2010 sampai 2013 pengguna smartphone merek Samsung di Universitas

Sumatera Utara yang tidak diketahui jumlahnya

Tabel 3.3

Jumlah Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Program S1 Reguler Angkatan 2010 sampai 2013

No Skala Pengukuran Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

FAKULTAS 2010 2011 2012 2013

Kedokteran 424 522 539 286

Hukum 400 578 587 355

(59)

Sumber di rmahasiswa.usu.ac.id (15 Oktober 2013), biro administrasi Universitas Sumatera Utara 2013 (Diolah)

Dari Tabel 3.3 didapatkan bahwa jumlah mahasiswa angkatan 2010

sebanyak 4193 orang, angkatan 2011 sebanyak 4855, angkatan 2012 sebanyak

5325 orang dan angkatan 2013 sebanyak 5405 orang. Sehingga jumlah angkatan

2010 sampai 2013 sebanyak 19.778

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Teknik pengambilan sampel adalah

melalui teknik accidental. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian

FAKULTAS 2010 2011 2012 2013

Ekonomi 611 821 744 367

Kedokteran Gigi 207 216 221 141

Ilmu Budaya 515 480 536 702

Matematika dan IPA 283 283 339 277

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 561 600 668 878

Ilmu Kesehatan Masyarakat 216 296 541 590

Keperawatan 129 138 139 132

Psikologi 117 124 124 96

Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi 185 230 262 216

Farmasi 135 167 164 106

(60)

adalah mahasiswa dan mahasiswi pengguna smartphone Samsung minimal satu

bulan di Universitas Sumatera Utara sehingga untuk menentukan sampel

digunakan rumus, Supramono :

�(��)2(2�)(�)

Keterangan :

n = jumlah sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α

Jika α = 0,05 → Z = 1,96

Jika α = 0,01 → Z = 1,67

p = estimator proporsi populasi

q = 1 – p

d = tingkat kesalahan (standard error) yang dapat ditoleransi

Untuk memperoleh jumlah sampel (n) yang besar dan nilai p yang belum

diketahui, maka dapat digunakan p= 0,5.Dengan demikian, jumlah sampel yang

mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

n= (1,96)

2(0,5)(0,5)

(0,1)2

(61)

Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode proportional sampling , yaitu teknik pengambilan sampel dari tiap- tiap

sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya, (Sugiono,2008 : 82).

Dengan pembagian sampel masing-masing fakultas menggunakan rumus Prasetyo

dan Jannah (2005) yaitu :

������ = ��������

������������� ������������

Tabel 3.4

Jumlah Sampel Mahasiswa pada Masing- Masing Fakultas di Universitas Sumatera Utara Program S1-Reguler 2010 sampai 2013

Fakultas Jumlah Populasi Jumlah Sampel ( Orang )

Kedokteran 1771 1771

Matematika dan IPA 1183 1182

(62)

Fakultas Jumlah Populasi Jumlah Sampel ( Orang )

Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi

893 893

19778 � 96 = 5

Farmasi 572 572

19778

x 96 = 3

Teknik 2743 2743

19778 � 96 = 14

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (diolah)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder,

yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden

terpilih pada tempat penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan

kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pernyataan mengenai variabel

penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti memperoleh data

(63)

3.8 Metode Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi daftar pernyataan kepada sampel

(responden) penelitian yaitu pengguna smartphone merek Samsung

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku,

jurnal ilmiah,penelusuran internet, dan literatur yang berhubungan dengan

penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas berfungsi untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

skala dinyatakan valid apabila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan

mengukur apa yang seharusnya diukur dalam penelitian. Skala pengukuran yang

tidak valid maka tidak memberikan manfaat bagi peneliti karena tidak mengukur

yang seharusnya dan melakukan yang seharusnya dilakukan , dengan kriteria

sebagi berikut :

1. Jika rhitung >r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Harga Smartphone Merek Samsung 2013
Gambar 2.1 Tahapan Pembelian Konsumen
Tahapan Penetapan HargaGambar 2.2
Gambar 2.3 Konsep Ekuitas Merek yang mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi perusahaan smartphone merek Samsung hendaknya terus membangun ekuitas merek yang kuat untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, jika dilihat dari hasil

Variabel pribadi, dan psikologis mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

³3HQJDUXK Kesadaran Merek (Brand Awareness), Persepsi Kualitas (Perceived Quality), dan Asosiasi Merek (Brand Association) terhadap Keputusan Pembelian melalui

Adapun judul dari Laporan Akhir ini adalah Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa DIII Jurusan

Variabel pribadi, dan psikologis mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Arief Rahendy dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Android (Studi Kasus Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Dalam bagian ini disajikan hasil statistik mengenai pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian telepon seluler merek Samsung Galaxy pada mahasiswa Universitas

Artikel ini membahas mengenai pengaruh Jerome Polin sebagai Brand Ambassador Smartphone Samsung terhadap keputusan pembelian konsumen di