• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan dan Produksi Jagung Hibrida pada Berbagai Campuran Pupuk Kandang Sapi dan NPKMg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertumbuhan dan Produksi Jagung Hibrida pada Berbagai Campuran Pupuk Kandang Sapi dan NPKMg"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 : Deskripsi Tanaman Jagung PIONEER 23 Tanggal dilepas : 29 Juli 2003

Asal : F1 dari silang tunggal (single cross) antara galur murni 30B80 dengn M30B80, keduanya adalah galur murni tropis yang dikem-bangkan oleh Pioneer Hi-Bred(Thailand) Co., Ltd. dan Hi-reddan Philippines, Inc. Umur : Berumur agak dalam 50% polinasi : + 56 hari50% Keragaman tanaman : Sangat seragam

Perakaran : Baik

Kerebahan : Tahan rebah

Bentuk malai : Besar, tegak, dan terbuka Warna malai : Ungu

Warna sekam : Hijau keunguan

Warna rambut : Hijau terang/putih dengan warna kemerahan di ujungnya Tongkol : Sedang, panjang, dan silindris

Kedudukan tongkol : Di pertengahan tinggi tanaman (+ 100 cm) Kelobot : Menutup biji dengan baik

Tipe biji : Semi mutiara Warna biji : Oranye

Baris biji : Tidak lurus dan rapat Jumlah baris/tongkol : 12 - 14 baris

Bobot 1000 biji : + 301 g

Rata-rata hasil : 6,3 t/ha pipilan kering Potensi hasil : 10,5 t/ha pipilan kering

Ketahanan :-Tahan terhadap bercak daun, kelabu C. maydis, dan busuk tongkolDiplodia

- Cukup tahan terhadap busuk tongkol Gibberella, hawar daun,H.turcicum, karat daun, dan virus; serta ketahanan sedang terhadapperkecambahan tongkol

(2)
(3)

Lampiran 3 : Bagan Letak Tanaman dalam Plot Penelitian

Keterangan:

: 35 cm : 10 cm

U

S

1,2 m

2,8 m 20 cm

70 cm

U

(4)
(5)
(6)

Lampiran 6. Analisis Tanah

RESEARCH AND DEVELOPMENT

PT NUSA PUSAKA KENCANA ANALITICAL & QC LABORATORY

P.O Box 35 Bahilang Estate – Tebing Tinggi Deli 20600 - North Sumatera Indonesia Telp. (0621) 22070

SOIL ANALYSIS REPORT

No. Lab. Ref Kode Sampel N(%) C (%)

Exchangeable

Cation pH Av P

Ca Mg K H2O Bray II

1 1582738 Sampel

(7)

Lampiran 7. Analisis Pupuk Kandang Sapi

RESEARCH AND DEVELOPMENT

PT NUSA PUSAKA KENCANA ANALITICAL & QC LABORATORY

P.O Box 35 Bahilang Estate – Tebing Tinggi Deli 20600 - North Sumatera Indonesia Telp. (0621) 22070

FERTILIZER ANALYSIS REPORT

No. Lab. Ref Type

Fertilizers Parameter Result Test Method

(8)

Lampiran 8. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 9. Sidik ragam tinggi tanaman 2 MST

(9)

Lampiran 10. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 11. Sidik ragam tinggi tanaman 3 MST

(10)

Lampiran 12. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 13. Sidik ragam tinggi tanaman 4 MST

(11)

Lampiran 14. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 15. Sidik ragam tinggi tanaman 5 MST

(12)

Lampiran 16. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 17. Sidik ragam tinggi tanaman 6 MST

(13)

Lampiran 18. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 19. Sidik ragam tinggi tanaman 7 MST

(14)

Lampiran 20. Data Pengamatan Luas Daun Umur 8 MST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 21. Sidik ragam Luas Daun Umur 8 MST

(15)

Lampiran 22. Data Pengamatan Diameter Batang 8 MST (mm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 23. Sidik Ragam Diameter Batang 8 MST

(16)

Lampiran 24. Data Pengamatan Jumlah Baris per Tongkol

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 25. Sidik Ragam Jumlah Baris per Tongkol

(17)

Lampiran 26. Data Pengamatan Diameter Tongkol (mm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 27. Sidik Ragam Diameter Tongkol

(18)

Lampiran 28. Data Pengamatan Panjang Tongkol (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 29. Sidik Ragam Panjang Tongkol

(19)

Lampiran 30. Data pengamatan Bobot Kering Akar (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 31. Sidik Ragam Bobot Kering Akar

(20)

Lampiran 32. Data pengamatan Bobot Biji Kering per Sampel (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 33. Sidik Ragam Bobot Biji Kering per Sampel

(21)

Lampiran 34. Data pengamatan Bobot100 Butir Biji (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 35. Sidik Ragam Bobot 100 Biji

(22)

Lampiran 36. Data pengamatan Produksi per Plot (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 37. Sidik Ragam Produksi per plot

SK db JK KT F.hit F.05 Ket

Blok 2 309601.91 154800.96 0.83 3.21 tn

Perlakuan 14 3667083.78 261934.56 1.41 1.92 tn

Galat 28 5215665.42 186273.77

Total 44 9192351.11

(23)

Lampiran 38. Data Pengamatan Produksi per Hektar (ton)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 39. Sidik Ragam Produksi per Hektar

(24)

Lampiran 40. Foto Penelitian

Bobot Kering Akar Pacak Sampel Plot Tanaman

Pukan Sapi Bobot 100 Biji Masa Generatif

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Alfons dan Aryantoro. 1993. Populasi dan Pemupukan N dan K Tanaman Jagung Varietas TC 1 di Seram Maluku. Jurnal Agrikan Vol. 8 (1)

Aria, B. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Frekuensi Pemberian Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering. J.Agritrop, 26 4): 21.

Badan Pusat Statistik, 2013. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Edisi 34. Jakarta.

Bakhri, S., 2007. Budidaya Jagung Dengan Konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BTTP). Sulawesi Tengah.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Lampung.

Balai Penelitian Tanah 2008. Perangkat Uji Tanah Kering. Warta. Penelitian dan PengembanganPertanian. Vol. 30, No. 5. P.13

Damanik, M. M. B., Hasibuan, B. E., Fauzi, Sarifuddin, dan H. Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.

Fattah, 2010. Efektifitas Pupuk Organik Saputra Nutrient pada Tanaman Jagung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan. Dalam: Prosiding Pekan Serealia Nasional : 1-7.

Hakim, N. 2006. Pengelolaan Kesuburan Tanah Masam dengan Teknologi Pengapuran Terpadu. Padang. Andalas University Press. 204 halaman.

Hartatik, W. dan L.R. Widowati, 2010. Pupuk Kandang. http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 09 September 2015.

(26)

Musnawar. 2003. Pupuk Organik Cair don Padat Pembuatan Bokasi. Penebar Swadaya . Jakarta .75 Hal.

Nurhayati 2005. Pemanfaatan Lahan Pertanian Untuk Tanaman Pangan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Onzie, P. 2014. Respons pertumbuhan dan Produksi tanaman jagung hibrida terhadap pemberian kompos limbah jagung dan pup[uk KCL. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Parnata, A. 2004.Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka. Jakarta

Pinus Lingga. 1991. Jenis dan Kandungan Hara pada Beberapa Kotoran Ternak. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) ANTANAN. Bogor

Poerwowidodo. 1991. Gatra Tanah dalam Pembangunan Hutan Tanaman di Indonesia. Penerbit Rajawali. Jakarta.

Purnomo, J. 2007. Respon tanaman jagung terhadappemberian pupuk fosfat pada tanah Inceptisol dariBogor. Dalam: D. Subardja, R. Saraswati, Mamat H.S., P. Setyanto, D. Setyorini, Wahyunto, M. Noordan Irawan (Eds). Pros. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Hari Pangan.Sedunia 2007. Bandar Lampung, 25-26 Oktober2007, hal. 377-394.

Ridwan, 2009. Pemanfaatan Bahan Organik dan Bahan Organik Insitu pada Budidaya Jagung Lahan Kering. Jurnal Ilmah Tambua, Vol 8 No 3 : Hal 421-425. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat. Rosmarkam, Adan N.W.,Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

(27)

Sowunmi, F. A dan Akintola, J. O. 2009. Effect of Climatic Variability on Maize Production in Nigeria. Journal of Environmental and Earth Sciencel 2(1) : 19 – 30.

Steenis, C. G. G. J., 2003. Flora. Pradnya Paramitha, Jakarta .

Subekti, N.A., Syafruddin., Roy Efendi., dan Sri Sunarti. 2010. Morfologi Tanaman dan Fase Pertmbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serelia, Maros.

Sudarto, M. Zairin,Awaludin Hipi dan Ari Surahman, 2003.Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Pastura(1):2.

Sudjiati, 1989. Tekhnik Pemupukan Tanaman jagung, Institut pertanian Bogor. Bogor.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik : Pemasyarakatan dan Pengembangan. Kanisius.

Sutedjo, M.M., 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta.

Tawakkal, I. 2009. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Gycine max L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi. Jurnal. USU Press. Medan.

Winarso, S. 2005.Kesuburan Tanah; Dasar Kesehatan Tanah dan Kualitas Tanah. Gaya Media. Yogyakarta

.

(28)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan petani Desa Tanjung Anom.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai dengan bulan

Januari 2016.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung hibrida

varietas P23, pupuk kandang sapi, pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl dan

dolomite sebagai faktor perlakuan.

Alat yang digunakan adalah cangkul, meteran, timbangan digital, jangka

sorong, gembor, pacak sampel, plank nama, buku tulis, kalkulator, dan

hand sprayer.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)

non-faktorial dengan 15 taraf perlakuan campuran pupuk

kandang sapi + NPKMg, yaitu:

P0 = Kontrol

P1 = Pukan sapi (5 ton/ha) + N (300 kg urea/ha)

P2 = Pukan sapi (5 ton/ha) + P (217 kg TSP/ha)

(29)

P8 = Pukan sapi (5 ton/ha) + P (217 kg TSP/ha) + K (120 kg KCl/ha)

P9 = Pukan sapi (5 ton/ha)+ P (217 kg TSP/ha) + Mg (400 kg

Dolomite/ha)

P10 = Pukan sapi (5 ton/ha) + K (120 kg KCl/ha) + Mg (400 kg

Dolomite/ha)

P11 = Pukan sapi (5 ton/ha) + N (300 kg urea/ha) + P (217 kg TSP/ha)

+ K (120 kg KCl/ha)

P12 = Pukan sapi (5 ton/ha) + N (300 kg urea/ha) + P (217 kg TSP/ha)

+ Mg (400 kg Dolomite/ha)

P13 = Pukan sapi (5 ton/ha) + N (300 kg urea/ha) + K (120 kg KCl/ha)

+ Mg (400 kg Dolomite/ha)

P14 = Pukan sapi (5 ton/ha) + N (300 kg urea/ha) + P (217 kg TSP/ha)

+ K (120 kg KCl/ha) + Mg (400 kg Dolomite/ha)

Jumlah blok : 3 blok

Jarak tanam : 70 cm x 20cm

Jumlah plot percobaan : 45 plot

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar blok : 50 cm

Jumlah tanaman per plot : 24 tanaman

(30)

Model linear dari rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yij=µ+ ρi + τj + εij

i=1,2,3 (r) j=1,2,3,4,5....15 (t)

Yij = Hasil pengamatan pada blok ke-i dan perlakuan ke-j

µ = Rataan umum

ρi = Pengaruh blok ke-i

τj = Pengaruh pelakuan campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg ke-j

εij = Pengaruh galat pada blok ke-i dan perlakuan ke-j.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lahan

Areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang

tumbuh pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran

280 cm x 120 cm. Parit drainase dibuat dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak

antar blok 50 cm dengan jumlah plot adalah 45 plot.

Penanaman

Benih ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan sedalam 2-3 cm

sebanyak 2 benih per lubang tanam, setelah itu lubang tanam ditutup dengan

tanah.

Pemupukan

(31)

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman

dilakukan pada pagi atau sore hari.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan apabila dalam 1 lubang tanam tumbuh lebih dari 1

tanaman. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST. Penjarangan

dilakukan dengan memotong tanaman yang tumbuhnya tidak baik, dipotong

dengan menggunakan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu, mencabut gulma dengan

tangan untuk menghindari persaingan antara gulma dan tanaman dalam

mendapatkan air dan unsur hara dari dalam tanah yang. Penyiangan dilakukan

sesuai dengan kondisi di lapangan.

Panen

Pemanenan dilakukan setelah tanaman memenuhi kriteria panen, yakni

90% daun telah menguning, klobot jagung telah mengering ataupun umur

tanaman berkisar ±104 hst.

(32)

ini dimulai setelah tanaman berumur 2 MST sampai 7 MST yang dilakukan setiap

minggu.

Luas Daun

Pengamatan luas daun (cm2) dilakukan dengan menghitung pada saat 8

MST. Daun yang dihitung adalah daun yang bagian tengah dengan menggunakan

meteran. Dengan rumus : Panjang x lebar x konstanta

Diameter Batang

Pengukuran diameter batang (mm) dilakukan pada 8 MST dengan

menggunakan jangka sorong yakni dengan mengukur pada dua sisi batang.

Pengukuran dilakukan ± 10 cm dari pangkal batang.

Panjang Tongkol

Panjang tongkol (cm) diambil pada saat tanaman sudah panen.

Pengambilan parameter dilakukan dengan menggunakan meteran.

Diameter tongkol

Diameter tongkol (cm) diambil pada saat tanaman sudah panen.

Pengambilan parameter dilakukan dengan menggunakan jangka sorong digital.

Jumlah baris/tongkol

Jumlah baris biji/tongkol (biji) diambil setelah tanaman sudah panen.

Pengambilan parameter digunakan dengan cara menghitung baris biji pada setiap

(33)

kemudian akar dibersihkan lalu diovenkan pada suhu 70oC hingga bobot kering

akar konstan.

Bobot biji kering per sampel

Berat biji kering per sampel (g) ditimbang sesudah tongkol dikeringkan

selama 3-4 hari di bawah terik matahari pada cuaca cerah dan dipipil untuk

mendapatkan pipilan kering dengan kadar ± 18%. Berat pipilan kering ditimbang

pada masing – masing sampel dengan menggunakan timbangan analitik.

Bobot 100 butir biji

Bobot 100 butir biji (g) diambil biji kering secara acak pada masing -

masing perlakuan sebanyak 100 butir, kemudian ditimbang dengan menggunakan

timbangan analitik.

Produksi per plot

Produksi per plot (g) dihitung dengan menimbang bobot pipilan kering

dari setiap plot perlakuan.

Produksi per hektar

Produksi per hektar (ton) dihitung dengan mengkonversikan dari hasil per

(34)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian sidik ragam dapat dilihat

bahwa perlakuan campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg tanaman jagung

berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 6, 7 MST dan diameter

batang 8 MST dan berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan lain.

Tinggi Tanaman

Data pengamatan tinggi tanaman jagung umur 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 MST dan

sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 8 sampai 19 yang menunjukkan

bahwa perlakuan campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg berpengaruh nyata

terhadap tinggi tanaman jagung umur 6 dan 7 MST. Tinggi tanaman jagung umur

(35)

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg, tinggi tanaman umur 2 MST tanaman jagung tertinggi pada

perlakuan pukan sapi + P + Mg (P9) yakni 42.45 cm dan terendah pada perlakuan

pukan sapi + P (P2) yakni 35.56 cm.

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg, tinggi tanaman umur 3 MST tanaman jagung tertinggi pada

perlakuan pukan sapi + N (P1) yakni 65.73 cm dan terendah pada perlakuan

pukan sapi + K (P3) yakni 49.93 cm.

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg, tinggi tanaman umur 4 MST tanaman jagung tertinggi pada

perlakuan pukan sapi + N (P1) yakni 99.77 cm dan terendah pada perlakuan

pukan sapi + K (P3) yakni 74.43 cm.

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg, tinggi tanaman umur 5 MST tanaman jagung tertinggi pada

perlakuan pukan sapi + N + K + Mg (P13) yakni 144.83 cm dan terendah pada

perlakuan control (P0) yakni 101.28 cm.

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg, tinggi tanaman umur 6 MST tanaman jagung tertinggi pada

perlakuan pukan sapi + N + K + Mg (P13) yakni 190.23 cm yang berbeda nyata

(36)

Luas Daun

Data pengamatan luas daun jagung umur 8 MST dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 20 sampai 21 yang menunjukkan bahwa campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun tanaman jagung.

Data luas daun tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Daun tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada perlakuan campuran pupuk kandang

(37)

campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg berpengaruh nyata terhadap diameter

batang tanaman jagung.

Diameter batang tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan

NPKMg dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Diameter batang tanaman tanaman jagung pada campuran pupuk

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada perlakuan campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg, diameter batang tanaman jagung terbesar pada perlakuan pukan

sapi + N + P + K + Mg (P14) yakni 20.15 cm yang berpengaruh nyata dengan P3

dan P9 dan berpengaruh tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

(38)

Jumlah baris per tongkol tanaman jagung pada campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah baris per tongkol tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg

Perlakuan Jumlah Baris per Tongkol (baris)

P0 12.67

Tabel 4 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg, jumlah baris per tongkol tanaman jagung terbanyak

pada perlakuan pukan sapi + N + P + K + Mg (P14) yakni 13.60 dan rendah pada

perlakuan pukan sapi + K (P2) yakni 12.53.

Diameter Tongkol

Data pengamatan diametr tongkol tanaman jagung dan sidik ragamnya

(39)

Tabel 5. Diameter tongkol tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi

Tabel 5 menunjukkan bahwa pada perlakuan campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg , diameter tongkol tanaman jaugng terbesar pada perlakuan

pukan sapi + N + Mg (P7) yakni 43.42 mm dan terkecil pada perlakuan pukan sapi

+ P + Mg (P9) yakni 40.01 mm.

Panjang Tongkol

Data pengamatan panjang tongkol tanaman jagung dan sidik ragamnya

dapat dilihat pada Lampiran 28 sampai 29 yang menunjukkan bahwa perlakuan

campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg berpengaruh tidak nyata terhadap

(40)

Tabel 6. Panjang tongkol tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi

Tabel 6 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg, panjang tongkol tanaman jagung terpanjang pada

perlakuan pukan sapi + N + P + K + Mg (P14) yakni 19.78 cm dan terpendek pada

perlakuan pukan sapi + K (P2) yakni 15.69 cm.

Bobot Kering Akar

Data pengamatan bobot kering akar tanaman jagung dan sidik ragamnya

dapat dilihat pada Lampiran 30 sampai 31 yang menunjukkan bahwa perlakuan

(41)

Tabel 7. Bobot kering akar tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg

Perlakuan Bobot Kering Akar (g)

P0 23.61

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg, bobot kering akar tanaman jagung terberat pada

perlakuan campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg berpengaruh tidak nyata

(42)

Tabel 8. Bobot biji kering per sampel tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg

Perlakuan Bobot biji kering per Sampel (g)

P0 110.87

Tabel 8 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg, bobot biji kering per sampel tanaman jagung terberat

pada perlakuan pukan sapi + N (P1) yakni 154.40 g dan terendah pada perlakuan

pukan sapi + K (P2) yakni 101.47 g.

Bobot Kering 100 Biji

Data pengamatan bobot kering 100 biji tanaman jagung dan sidik

ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 34 sampai 35 yang menunjukkan bahwa

(43)

Tabel 9. Bobot kering 100 biji tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg

Perlakuan Bobot Kering 100 Biji (g)

P0 28.00

Tabel 9 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg, bobot kering 100 biji tanaman jagung terberat pada

perlakuan pukan sapi + K + Mg (P10) yakni 29.54 g dan terendah pada perlakuan

pukan sapi + P + Mg (P9) yakni 25.70 g.

Produksi per Plot

Data pengamatan produksi per plot tanaman jagung dan sidik ragamnya

dapat dilihat pada Lampiran 36 sampai 37 yang menunjukkan bahwa perlakuan

campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg berpengaruh tidak nyata terhadap

(44)

Tabel 10. Produksi per plot tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg

Perlakuan Produksi per Plot (g)

P0 2171.00

Tabel 10 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg, produksi per plot tanaman jagung terberat pada

perlakuan pukan sapi + N + K + Mg (P13) yakni 3091.33g dan terendah pada

perlakuan kontrol (Po) yakni 2171.00g.

Produksi per Hektar

Data pengamatan produksi per hektar tanaman jagung dan sidik ragamnya

dapat dilihat pada Lampiran 38 sampai 39 yang menunjukkan bahwa perlakuan

(45)

Tabel 11. Produksi per hektar tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg

Perlakuan Produksi per Hektar (g)

P0 6.46

Tabel 11 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg, produksi per hektar tanaman jagung terberat pada

perlakuan pukan sapi + N + K + Mg (P13) yakni 9.20 ton dan terendah pada

perlakuan kontrol (Po) yakni 6.46 ton.

Pembahasan

Dari hasil statistik diperoleh bahwa perlakuan campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 6, 7 MST,

diameter batang dan berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun, jumlah baris per

(46)

perlakuan Pupuk kandang sapi + N + P + K (P11)sebesar 217,93 cm. Dan nilai

rataan tertinggi diameter batang pada perlakuan pupuk kandang sapi + N + P + K

+ Mg (P14) sebesar 20,15 cm. Hal ini disebabkan kombinasi pupuk pada perlakuan

P11 dan P14 cukup lengkap. Unsur hara makro ditambah dengan bahan organik

dari pupuk kandang sapi sangat membantu dalam pertumbuhan masa vegetatif

tanaman jagung. Dengan adanya penambahan pupuk kandang sapi juga dapat

mempermudah penyerapan unsur hara dengan memperbaiki sifat fisik dan

biologis tanah. Sehingga sangat membantu perakaran tanaman dalam menyerap

air dan unsur hara yang dibutuhkan jagung dalam pertumbuhannya. Hal ini sesuai

dengan Musnawar (2003) yang menyatakan bahwa pupuk kandang sapi

mempunyai unsur hara yang lengkap yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman

karena mengandung unsur hara makro dan mikro yang dapat merangsang

pertumbuhan.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pemberian campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg pada tanaman menunjukkan pengaruh tidak nyata

terhadap luas daun. Dari hasil yang didapat nilai rataan tertinggi yaitu pada

campuran pupuk kandang sapi, N, K dan Mg (P13). Dalam pemberian campuran

pupuk tersebut dapat meningkatkan kualitas luas daun namun kandungan unsur

hara tersebut tidak cukup mendukung karena pada masa tanam yaitu pada musim

(47)

cahaya bertanggung jawab terhadap kegiatan fotosintesis dan sejumlah pengikatan

N melalui reaksi kimia.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pemberian campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg pada tanaman menunjukkan pengaruh tidak nyata

terhadap jumlah baris per tongkol, diameter tongkol dan panjang tongkol. Hal ini

disebabkan karena penyerapan unsur hara dan air yang belum optimal akibat

kondisi lingkungan yang rentan berubah-ubah sehingga penyebaran unsur hara

didalam tanaman tidak merata. Hal ini sesuai dengan Sowunmi dan Akintola,

(2009) bahwa variabilitas iklim dan perubahan berperan langsung dalam budidaya

tanaman jagung, sering merugikan, pengaruh pada kuantitas dan kualitas produksi

pertanian. Iklim suatu daerah sangat berhubungan dengan vegetasi dan dengan

ekstensi jenis tanaman yang dapat dibudidayakan. Suhu, curah hujan,

kelembaban, sinar matahari (panjang hari) adalah iklim penting elemen yang

mempengaruhi produksi tanam.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pemberian campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg pada tanaman menunjukkan pengaruh tidak nyata

terhadap bobot kering akar, bobot kering per sampel, bobot kering 100 biji,

produksi per plot dan produksi per hektar. Pada tumbuhan, daun merupakan

tempat terjadinya proses fotosintesis. Dimana sangat berpengaruh dan berbanding

(48)

peranan penting dalam tanaman, yaitu dalam peristiwa-peristiwa fisiologis,

misalnya sebagai berikut: berperan dalam metabolisme karbohidrat, nitrogen dan

sintesa protein, mengaktifkan berbagai enzim, mempercepat pertumbuhan,

menambah resistensi tanaman, dan mengatur pergerakan stomata.

Perlakuan terbaik pada percobaan ini adalah pemberian pupuk kandang

sapi + N + K + Mg (P13) dibandingkan pada perlakuan pupuk kandang sapi + N +

P + K + Mg (P14) yang diketahui lebih lengkap komposisi haranya. Hal ini dapat

dipengaruhi oleh keadaan tanah yang bersifat masam dimana hara P menjadi tidak

tersedia bagi tanaman karena terikat oleh ion Al dan Fe yang terdapat pada tanah

tersebut. Hal ini sesuai literatur Mukhlis dkk (2011) yang menyatakan bahwa

ketersediaan unsur hara P dalam bentuk H2PO4- dan HPO42-, menurun secara

nyata pada tanah masam. Ion Al dan Fe yang larut dalam tanah masam akan

berikatan dengan H2PO4- dan HPO42- membentuk senyawa Al-P sebagai varisit

dan Fe-P sebagai strengit yang tidak larut, terendapkan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa penanaman

dilakukan pada saat musim hujan dimana tanaman jagung merupakan tanaman C4

yang membutuhkan intensitas cahaya tinggi dalam perkembangannya dan pupuk

yang diberikan menjadi tercuci (leaching). Hal ini sesuai dengan pendapat

Nurhayati (2005), yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman yang baik dapat

(49)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Perlakuan campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg memberikan

pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6, 7 MST dan diameter batang.

2. Perlakuan campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg berpengaruh tidak

nyata terhadap terhadap luas daun, jumlah baris per tongkol, diameter

tongkol, panjang tongkol, bobot kering akar, bobot kering per sampel,

bobot kering 100 biji, bobot kering per plot dan bobot kering per hektar.

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian campuran pupuk kandang sapi dan

NPKMg pada tanah yang berbeda ataupun menggunakan jagung dengan varietas

(50)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Menurut Steenis (2003), tanaman jagung diklasifikasikan dalam Kingdom:

Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas:

Monocotyledonae, Ordo : Poales, Famili : Poaceae, Genus : Zea dan

Spesies: Zea mays L.

Jagung mempunyai akar serabut dengan dengan tiga macam akar, yaitu (a)

akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal

adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar

yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar adventif

berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar kait atau penyangga adalah akar

adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah

(Subekti et al., 2010).

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk

silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat

tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi

tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu

kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith).

Panjang batang jagung berkisar antara 60 cm – 300 cm atau lebih tergantung pada

(51)

dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun

(Wirawan dan Wahab, 2007).

Jagung disebut juga tanaman berumah satu karena bunga jantan dan bunga

betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina (tongkol) muncul dari axillary

apical tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apical di ujung

tanaman. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang

matang pada tongkol. Hampir 95% dari persariannya berasal dari serbuk sari

tanaman lain dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Karena

itu disebut juga tanaman bersari bebas (Subekti et al., 2010).

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.

Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada

bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang

terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang

jumlahnya selalu genap (Suprapto dan Marzuki, 2002).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan tidak menuntut persyaratan

lingkungan yang begitu ketat. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk

pertumbuhan terbaik antara 27 0C – 32 0C. Akan tetapi, untuk pertumbuhan yang

(52)

mm/bulan selama masa pertumbuhan, atau sekitar 200 mm/tahun

(Panggabean, 2014).

Variabilitas iklim dan perubahan berperan langsung dalam budidaya

tanaman jagung, sering merugikan, pengaruh pada kuantitas dan kualitas produksi

pertanian. Iklim suatu daerah sangat berhubungan dengan vegetasi dan dengan

ekstensi jenis tanaman yang dapat dibudidayakan. Suhu, curah hujan,

kelembaban, sinar matahari (panjang hari) adalah iklim penting elemen yang

mempengaruhi produksi tanam. Keseluruhan prediktabilitas dari unsur-unsur

iklim sangat penting untuk hari-hari dan perencanaan jangka menengah pertanian

operasi ( Sowunmi dan Akintola, 2009 ).

Tanah

Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan

baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutaman

nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak

(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008).

Tanaman jagung dapat tumbuh pada ketinggian 50-1800 m dpl. Tetapi

ketinggian optimal adalah 50 - 600 mdpl. Untuk berproduksi secara optimal

memerlukan tanah yang gembur, subur dan kaya akan unsur hara, aerasi dan

(53)

sulfur. Pupuk kandang juga mengandung hormon creatin, asam indol asetat dan

auksin yang dapat merangsang pertumbuhan (Musnawar, 2003).

Di antara jenis pukan, pukan sapi yang mempunyai kadar serat yang tinggi

seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang

cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan

langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama.

Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan

N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman

utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pukan sapi harus

dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pukan sapi dengan rasio C/N di

bawah 20 (Hartatik dan Widowati, 2010).

Tabel 1. Kandungan hara dari Pupuk Kandang % Sumber

Sumber : Pinus Lingga (1991)

Aplikasi pupuk kandang untuk lahan pertanian tanaman jagung manis

yang sudah terlanjur rusak, harus lebih dari 5 ton/ha. Dosis 5 ton/ha per musim

(54)

Pupuk N

Dalam klasifikasi pupuk, pupuk nitrogen ialah pupuk yang mempunyai

komponen utama unsur N sebagian unsur hara, pupuk N terdiri dari pupuk N

organik yang terdapat pada pupuk-pupuk organik dan pupuk N anorganik

(buatan). Kedua golongan pupuk tersebut dapat dibedakan menkjadi tiga bentuk

yaitu : (1) bentuk organik, (2) bentuk ammonia (NH4+) dan (3) bentuk nitrat

(NO3-) (Damanik et al., 2010).

Pupuk P dan K memegang peranan penting dalam peningkatan produksi

tanaman selain pupuk N. Saat ini penggunaan pupuk pada tanaman jagung belum

rasional dan berimbang. Pupuk yang rasional dan berimbang dapat tercapai

apabila takaran pupuk memperhatikan status hara serta kebutuhan tanaman untuk

mencapai hasil yang optimal (Balai Penelitian Tanah 2008). Pupuk N memegang

peran sangat penting dalam peningkatan produksi jagung. Saat ini penggunaan

pupuk pada tanaman jagung belum rasional dan berimbang. Petani pada umumnya

memberikan pupuk, terutama N sangatlah berlebih mencapai 700 kg/ha seperti

yang terjadi di Jawa Timur. Padahal harga pupuk semakin mahal dari tahun ke

tahun sehingga mengurangi keuntungan petani.

Kondisi kekurangan cahaya berakibat terganggunya metabolisme,

sehingga menyebabkan menurunnya laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat.

(55)

Pupuk P

Efektivitas pupuk fosfat yang diberikan kedalam tanah dipengaruhi oleh

dua faktor yakni ukuran butiran pupuk dan cara pemberian pupuk. Makin halus

ukuran butir, efektivitasnya makin tinggi, artinya pupuk yang diberikan akan

cepat larut dan membentuk H2PO4 didalam larutan tanah sehingga dapat

mempercepat tanaman menyerap unsur tersebut (Damanik et al., 2010).

Pemupukan P akan meningkatkan percabangan akar dan perkembangan

akar lateral serta ini akan meningkatkan penggunaan dan pengangkutan P oleh

tanaman. Dengan meningkatnya akar maka pertumbuhan trubus juga akan

semakin baik karena suplai nutrisi ke bagian batang dan daun juga menjadi

tercukupi (Poerwowidodo, 1991).

Santoso et al., (2000) telah melakukan penelitian pemupukan SP-36 pada

tanah Typic Dystropept di Desa Pauh Menang, Provinsi jambi yang menunjukkan

bahwa pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 57 kg P/ha dapat meningkatkan hasil

jagung 600%. Juga dilaporkan bahwa pemberian SP-36 yang terus menerus setiap

musim tanam menghasilkan penimbunan residu pupuk P dan meningkatkan status

P tanah. Pemberian SP-36 dengan dosis 40 kg P/ha meningkatkan bobot pipilan

jagung kering 1,5 kali dibanding tanpa pupuk P (Purnomo, 2007).

Ketersediaan unsur hara P, dalam bentuk H2PO4- dan HPO42-, menurun

(56)

Pupuk K

Kandungan K dalam daun tanaman jagung tanpa pengolahan lebih rendah

daripada untuk tanaman jagung yang ditanam dengan pengolahan konvensional.

Hal ini mungkin disebabkan oleh letak K yang diberikan ataupun aerasi tanah

yang lebih buruk. K yang cukup dapat dipasok dengan menggunakan suatu

takaran yang lebih tinggi dan tanpa pengolahan (Damanik et al., 2010).

Kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan

P,mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong

unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman,

maupun dalam xylem dan floem. Tanaman yang kekurangan kalium

memperlihatkan gejala lemahnya batang tanaman sehingga tanaman mudah roboh

dan produksi merosot, walaupun sering tidak menampakkan gejala defisiensi,

serta menyebabkan kadar karbohidrat berkurang dan rasa manis buah berkurang

(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Kalium berfungsi untuk pembentukan protein dan karbohidrat.

Memperkuat jaringan tanaman dan berperan dalam pembentukan antibodi

tanaman yang bisa melawan penyakit dan kekeringan (Parnata,2004). Kebutuhan

K dalam pembentukan karbohidrat sebesar 120 ppm (Winarso, 2005).

Kebutuhan K pada tanaman jagung berubah sesuai dengan proses yang

(57)

Sebenarnya K mempunyai peranan penting dalam tanaman, yaitu dalam

peristiwa-peristiwa fisiologis, misalnya sebagai berikut: berperan dalam

metabolisme karbohidrat (berperan dalam pembentukan pati, pemecahannya, serta

translokasi pati tersebut), berperan dalam metabolisme nitrogen dan sintesa

protein, mengaktifkan berbagai enzim (invertase, peptase, diatase, dan katalase),

mempercepat pertumbuhan jaringan meristimatik, menambah resistensi tanaman,

dan mengatur pergerakan stomata dan hal yang berhubungan dengan air atau

mempertahankan turgor tanaman yang dibutuhkan dalam proses fotosintesa dan

proses-proses lainnya agar dapat berlangsung dengan baik. Oleh tanaman pupuk

K diserap dalam bentuk K+ (Sutejo, 2002).

Pupuk Mg

Sumber utama pupuk magnesium diperoleh dari batuan dolomit, garam

pahit, dan kieserit. Pupuk dolomit sebenarnya banyak digunakan sebagai bahan

pengapur pada tanah-tanah masam. Efisiensi pupuk dolomit sangant tergantung

pada kehalusannya, semakin halus pupuk tersebut semakin efektif sebagai pupuk

(Damanik et al., 2010).

Untuk meningkatkan produksi jagung dan mengurangi fiksasi P pada

Andisol dapat dilakukan dengan tindakan penambahan pupuk buatan, bahan

organik, dan kapur. Kapur merupakan salah satu bahan mineral kalsit atau dolomit

(58)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) termasuk bahan pangan utama kedua setelah beras.

Sebagai tanaman serealia, jagung biasa tumbuh hampir di seluruh dunia. Sebagai

salah satu sumber bahan pangan, jagung telah menjadi komoditas utama. Bahkan,

dibeberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan bahan pangan utama. Tidak

hanya sebagai bahan pangan, jagung juga dikenal sebagai salah satu bahan pakan

ternak dan industri (Bakhri, 2007).

Menurut data Badan Pusat Statistik produksi jagung tahun 2012 sebesar

19,38 juta ton pipilan kering atau meningkat sebanyak 1,73 juta ton (9,83 persen)

dibanding tahun 2011. Peningkatan produksi tersebut terjadi di Jawa sebesar 1,24

juta ton dan di luar Jawa sebesar 0,49 juta ton. Peningkatan produksi terjadi

karena adanya peningkatan luas panen seluas 95,22 ribu hektar (2,46 persen) dan

produktivitas sebesar 3,28 kuintal/hektar (7,19 %) (Badan Pusat Statistik, 2013).

Untuk dapat tumbuh dan berproduksi optimal, tanaman jagung

memerlukan hara yang cukup selama pertumbuhannya. Karena itu, pemupukan

merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya jagung. Dalam hal pemupukan,

kendala utama yang dihadapi petani dalam penerapan teknologi adalah tingginya

(59)

ditingkat petani, peningkatan harga pupuk dan kelangkaan pupuk buatan

akhir-akhir ini, maka kita perlu mencari alternatif menggantikan pemakaian pupuk

kimia tanpa menurunkan hasil (Murni dan Arief, 2008). Alternatif tersebut adalah

melalui penggunaan pupuk organik seperti pemakaian pupuk kandang sapi.

Salah satu alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah adalah melalui

penggunaan pupuk organik yaitu pupuk kandang kotoran sapi. Beberapa

kelebihan pupuk kandang kotoran sapi antara lain adalah untuk memperbaiki

struktur tanah, dan berperan juga sebagai penguraian bahan organik oleh mikro

organisme tanah. Bahan organik mempunyai daya serap yang besar terhadap air

tanah, oleh karena itu pupuk kandang kotoran sapi padat mempunyai pengaruh

yang positif terhadap hasil tanaman (Tawakkal, 2009)

Dengan menggunakan pupuk kandang sapi dan pemberian pupuk kimia

diharapkan kita dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk

meningkatkan ketersediaan unsur hara/bahan organik tanah dengan pemberian

pupuk kandang dan pupuk kimia sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan

dan produksi jagung.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung hibrida pada

(60)

Kegunaan Penelitian

1. Skripsi sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pertanian di

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

(61)

ABSTRAK

YOZIE DHARMAWAN. Pertumbuhan dan produksi jagung hibrida pada berbagai campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg dibawah bimbingan JONATAN GINTING dan LISA MAWARNI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung hibrida pada berbagai campuran pupuk sandang sapi dan NPKMg. Penelitian dilakukan di lahan masyarakat di Desa Tanjung Anom pada Oktober 2015 sampai Januari 2016.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial, Parameter yang digunakan adalah tinggi tanaman, luas daun, diameter batang, bobot kering akar, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris per tongkol, bobot biji kering per sampel, bobot 100 biji per sampel, produksi per plot, produksi per hektar. Perlakuan campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6, 7 MST dan diameter batang. Perlakuan campuran pupuk kandang sapi NPKMg berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun, jumlah baris per tongkol, diameter tongkol, panjang tongkol, bobot kering akar, bobot kering per sampel, bobot kering 100 biji, bobot kering per plot dan bobot kering per hektar. Perlakuan campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg terbaik pada perlakuan pupuk kandang sapi (5 ton/ha) + N (300 kg urea/ha) + K (120 kg KCl/ha) + Mg (400 kg Dolomit/ha) yakni 9,20 per hektar.

(62)

ABSTRACT

YOZIE DHARMAWAN. The growth and production of hybrid corn at

various manure cow mixture and NPKMg, supervised by JONATAN GINTING and LISA MAWARNI. The purpose of research is to find out the growth and production of hybrid corn at various manure cow mixture and NPKMg. This research was conducted at Tanjung Anom Village from October 2015 until January 2016.

This research used Randomized Design Non Factorial, The parameterswhich used were plant height, leaf area, steam diameter, dry root weight, cob length, cob diameter, number of rows per cob, dry seed weight per sample, 100 seeds weight per sample, production per plot, production per hectare. Application of manure cow mixture and NPKMg significant effect to plant height 6, 7 MST and steam diameter. Application of manure cow mixture and NPKMg no signifacant effect to leaf area, number of rows per co, cob diameter, cob length, dry root weight, dry weight per sample, dry 100 seeds weight, dry weight per plot, dry weight per hectare. The best application of manure cow mixture (5 ton/ha) + N (300 kg urea/ha) + K (120 kg KCl/ha) + Mg (400 kg Dolomit/ha) is 9,20 per hectare.

(63)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg

SKRIPSI

OLEH

YOZIE DHARMAWAN

110301254

(64)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg

SKRIPSI

OLEH

YOZIE DHARMAWAN 110301254

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

(65)

Judul Skripsi :Pertumbuhan dan produksi jagung hibrida pada berbagai campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg

Nama : Yozie Dharmawan

NIM : 110301254

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Jonatan Ginting, M.S. Ir. Lisa Mawarni, M.P.

Ketua Anggota

Mengetahui,

(66)

ABSTRAK

YOZIE DHARMAWAN. Pertumbuhan dan produksi jagung hibrida pada berbagai campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg dibawah bimbingan JONATAN GINTING dan LISA MAWARNI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung hibrida pada berbagai campuran pupuk sandang sapi dan NPKMg. Penelitian dilakukan di lahan masyarakat di Desa Tanjung Anom pada Oktober 2015 sampai Januari 2016.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial, Parameter yang digunakan adalah tinggi tanaman, luas daun, diameter batang, bobot kering akar, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris per tongkol, bobot biji kering per sampel, bobot 100 biji per sampel, produksi per plot, produksi per hektar. Perlakuan campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6, 7 MST dan diameter batang. Perlakuan campuran pupuk kandang sapi NPKMg berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun, jumlah baris per tongkol, diameter tongkol, panjang tongkol, bobot kering akar, bobot kering per sampel, bobot kering 100 biji, bobot kering per plot dan bobot kering per hektar. Perlakuan campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg terbaik pada perlakuan pupuk kandang sapi (5 ton/ha) + N (300 kg urea/ha) + K (120 kg KCl/ha) + Mg (400 kg Dolomit/ha) yakni 9,20 per hektar.

(67)

ABSTRACT

YOZIE DHARMAWAN. The growth and production of hybrid corn at

various manure cow mixture and NPKMg, supervised by JONATAN GINTING and LISA MAWARNI. The purpose of research is to find out the growth and production of hybrid corn at various manure cow mixture and NPKMg. This research was conducted at Tanjung Anom Village from October 2015 until January 2016.

This research used Randomized Design Non Factorial, The parameterswhich used were plant height, leaf area, steam diameter, dry root weight, cob length, cob diameter, number of rows per cob, dry seed weight per sample, 100 seeds weight per sample, production per plot, production per hectare. Application of manure cow mixture and NPKMg significant effect to plant height 6, 7 MST and steam diameter. Application of manure cow mixture and NPKMg no signifacant effect to leaf area, number of rows per co, cob diameter, cob length, dry root weight, dry weight per sample, dry 100 seeds weight, dry weight per plot, dry weight per hectare. The best application of manure cow mixture (5 ton/ha) + N (300 kg urea/ha) + K (120 kg KCl/ha) + Mg (400 kg Dolomit/ha) is 9,20 per hectare.

(68)

RIWAYAT HIDUP

Yozie Dharmawan, dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 19

Maret 1994 dari Ayah Abdul Razak dan Ibu Agustina Harahap. Penulis

merupakan putra kedua dari empat bersaudara.

Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Medan dan pada tahun yang

sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur UMB Mandiri. Penulis

memilih progam studi Agroekoteknologi.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Surya

Bratasena Plantation di Kabupaten Sorek, Riau pada tahun 2014, melaksanakan

(69)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah ”Pertumbuhan dan Produksi Jagung

Hibrida Pada Berbagai Campuran Pupuk Kandang Sapi dan NPKMg” yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Progam Studi

Agoekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah

Abdul Razak dan Ibu Agustina Harahap yang telah memberikan dukungan

finansial dan spiritual. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Dr. Ir. Jonatan Ginting, MS, selaku ketua komisi pembimbing dan

Ir. Lisa Mawarni, MP, selaku anggota pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada teman – teman angkatan 2011

dan adik – adik angkatan 2014 serta seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah berkontribusi dalam kelancaran

studi dan penyelesaian skripsi ini.

(70)

DAFTAR ISI Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

Bahan dan Alat ... 12

(71)

Penyiangan ... 15

Panen ... 15

Pengamatan Parameter ... 15

Tinggi Tanaman ... 15

Luas Daun ... 16

Diameter batang ... 16

Panjang Tongkol ... 16

Diameter Tongkol ... 16

Jumlah baris/tongkol ... 16

Bobot Kering Akar ... 17

Bobot biji Kering per Sampel ... 17

Bobot 100 butir biji Kering ... 17

Produksi per plot ... 17

Produksi per hektar ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 18

Pembahasan ... 29

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 33

Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA

(72)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Tinggi tanaman jagung umur 2-7 MST pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg ... 18 5. Diameter tongkol tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi

dan NPKMg ... 23 6. Panjang tongkol tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi

dan NPKMg ... 24 7. Bobot kering akar tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi

dan NPKMg ... 25 8. Bobot kering per sampel tanaman jagung pada campuran pupuk

kandang sapi dan NPKMg ... 26 9. Bobot kering 100 biji tanaman jagung pada campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg ... 27 10. Bobot kering per plot tanaman jagung pada campuran pupuk kandang

sapi dan NPKMg ... 28 11. Bobot kering per hektar tanaman jagung pada campuran pupuk kandang

(73)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Deskripsi Tanaman Jagung ... 38

2. Bagan Plot Penelitian ... 39

3. Bagan Letak Tanaman Dalam Plot Penelitian ... 40

4. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 41

5. Kebutuhan Pupuk Tanaman Jagung ... 42

6. Data Analisis Tanah ... 43

7. Data Analisis Pukan Sapi ... 44

8. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Umur 2 MST... 45

9. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 2 MST ... 45

10. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Umur 3 MST... 46

11. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 3 MST ... 46

12. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Umur 4 MST... 47

13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 4 MST ... 47

14. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Umur 5 MST... 48

15. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 5 MST ... 48

16. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Umur 6 MST ... 49

17. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 6 MST ... 49

18. Data PengamatanTinggi Tanaman Umur 7 MST... 50

19. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 7 MST ... 50

26. Data Pengamatan Panjang Tongkol ... 54

27. Sidik Ragam Panjang Tongkol... 54

28. Data Pengamatan Diameter Tongkol ... 55

29. Sidik Ragam Diameter Tongkol... 55

30. Data pengamatan Jumlah Baris per Tongkol ... 56

31. Sidik Ragam Jumlah Baris per Tongkol ... 56

32. Data pengamatan Bobot Biji Kering per Sampel ... 57

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman jagung umur 2-7 MST pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg
Tabel 2. Luas Daun tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg
Tabel 3. Diameter batang tanaman tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg
Tabel 4. Jumlah baris per tongkol tanaman jagung pada campuran pupuk kandang sapi dan NPKMg
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi pupuk kandang sapi tidak meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah, kecuali pemberian pupuk kandang sapi hingga dosis 10 ton/ha meningkatkan tinggi tanaman umur

Data pengamatan jumlah anakan bawang merah umur 2 sampai 7 MST dan sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 29 sampai 42 yang menunjukkan perlakuan pemberian jenis dan dosis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 2 minggu setelah tanam (MST), 3 MST, 4 MST, 5 MST, jumlah

struktur tanah, dan berperan juga sebagai penguraian bahan organik oleh mikro. organisme

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 2 minggu setelah tanam (MST), 3 MST, 4 MST, 5 MST, jumlah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 2 minggu setelah tanam (MST), 3 MST, 4 MST, 5 MST, jumlah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perlakuan pemberian pupuk kandang sapi hingga 6 kg/plot berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga,

Interaksi pemberian pupuk organik cair bonggol pisang dan pupuk kandang sapi memberikan pengaruh nyata pada parameter jumlah daun di 2 MST dan dengan rata-rata 5,08 helai 4 MST dengan