DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
HR Ridwan; (1991) Hukum Administrasi Negara, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada Pers, Jakarta
Ali Jafar H.M; (1998) Buku Pengantar Hukum Administrasi Negara (umum), Fakultas Hukum Univesitas Sumatera Utara, Medan
Effendi Lutfi; (2004) Pokok-pokok Hukum Administrasi, Bayumedia Publishing, Malang, Jawa Timur
Pelly Zainul, Muhammad Ja’far Ali & Muhammad Zain; (1967) Beberapa Cetakan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, Medan
H.M. Jafar Ali; (1998) Pengantar Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan
Koentjoro Halim Diana; (2004) Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Bojongkerta, Ciawi Bogor Selatan
Situmorang & Dra. Cormentyna Sitanggang; (1994) Hukum Administrasi
Pemerintahan Di Daerah, Sinar Grafika, Jakarta
Gie Liang The; (1983) Administrasi Perusahaan Modren, Yogyakarta, Cetakan ke-14.
Manullang M; (1986) Pengantar Ekonomi Perusahaan, Liberty, Yogyakarta, Cetakan ke-13.
Hadjon, Philipus Mandiri; (1993) Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya
B. Peraturan Perundang-undangan
Bab III pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999 tentang Azas-azas Umum Penyelenggaraan Negara
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1999 Tentang Pers
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik
C. Sumber lainnya
BAB III
PROSEDUR PENGURUSAN IZIN PENDIRIAN DAN PENYIARAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PROPINSI SUMATERA UTARA
A. Kebijaksanaan Perizinan Dalam Hal Penyiaran
TVRI (Televisi Republik Indonesia) adalah stasiun televisi pertama
yang mengudara di Indonesia. Pertama siaran pada 17 Agustus 1962,
TVRI menjadi salah satu proyek ambisius dari Soekarno yang pada waktu
itu menginginkan agar negerinya tidak disebut terbelakang dan
ketinggalan zaman, dan TVRI saat itu diproyeksikan untuk menyongsong
pelaksanaan Asian Games IV yang merupakan pesta olahraga pertama
yang diselenggarakan Indonesia.
pengawasan pada izin siaran karena saat ini ada beberapa lembaga
penyiaran khususnya televisi yang sudah melakukan siaran namun belum
memilki izin siaran. Dengan adanya pengawasan tersebut maka lembaga
penyiaran khususnya televisi yang belum memiliki izin siaran dapat
ditertibkan.
Komisi Penyiaran Indonesia adalah lembaga negara yang bersifat
independen mengatur hal-hal penyiaran yang ada di pusat dan di daerah
yang tugas dan wewenangnya diatur dalam Undang-undang Nomor 32
Tahun 2002 sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran.
Dalam menjalankan fungsi, tugas, wewenang dan kewajibannya, KPI
Pusat diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan
KPI mempunyai tugas dan kewajiban :
a. menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan
benar sesuai dengan hak asasi manusia;
b. ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran;
c. ikut membangun iklim persaingan yang sehat antar lembaga penyiaran
dan industri terkait;
d. memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata, dan seimbang;
e. menampung, meneliti, dan menindaklanjuti aduan, sanggahan, serta
kritik dan apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan penyiaran;
dan
f. menyusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang
menjamin profesionalitas di bidang penyiaran.
Undang-undang Penyiaran No 32 Tahun 2002 merupakan dasar
utama bagi pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia. Semangatnya
adalah pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik harus
dikelola oleh sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan
pemodal maupun kepentingan kekuasaan. Berbeda dengan semangat
dalam Undang-undang penyiaran
sebelumnya, yaitu Undang-undang No. 24 Tahun 1997 pasal 7
yang berbunyi "Penyiaran dikuasai oleh negara yang pembinaan dan
pengendaliannya dilakukan oleh pemerintah", menunjukkan bahwa
penyiaran pada masa itu merupakan bagian dari instrumen kekuasaan yang
Berdasarkan UU No 32 tahun 2002 tentang penyiaran, secara tegas
memberi tuntunan kepada setiap penyelenggara penyiaran, bahwa setiap
kegiatan penyiaran di Indonesia harus diselenggarakan berdasarkan
Pancasila dan UUD Negara RI tahun 1945 dengan azas manfaat, adil dan
merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman, kemitraan, etika,
kemandirian, kebebasan dan bertanggung jawab.
Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh
integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan
bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan
umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis
adil dan sejahtera serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut di atas, khususnya tentang kemandirian,
demokratisasi, rasa keadilan dan fungsi ekonomi serta kebudayaan dalam
rangka terbinanya watak dan jati diri bangsa sekaligus terwujudnya
semangat otonomi daerah dengan tumbuh dan berkembangnya potensi
daerah, maka kehadiran Permen kominfo no 43 tahun 2009 dipandang
relevan dalam kondisi saat ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, Undang-Undang nomor 40 tahun
1999 tentang pers, pasal (6) mengamanatkan bahwa pers nasional
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya
supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati
Kebhinekaan.
c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,
akurat dan benar.
d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan kepentingan umum.
e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Setiap pendirian Lembaga Penyiaran di Indonesia, apakah
Lembaga Penyiaran Publik (LPP) lokal maupun nasional. Lembaga
Penyiaran Swasta (LPS), Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK), Lembaga
Penyiaran Berlangganan (LPB) harus memenuhi persyaratan perizinan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Khusus mengenai tata cara dan Persyaratan Perizinan bagi
Lembaga Penyiaran Publik (LPP) telah diatur di dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2005 Tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik serta Informatika
Ketentuan umum mengenai persyaratan perizinan penyelenggaraan
penyiaran dikutip dalam Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 11 tahun
2005 yaitu :
1. Siaran, penyiaran, penyiaran radio, penyiaran televisi, siaran iklan niaga,
siaran iklan layanan masyarakat, lembaga penyiaran dan izin
penyelenggaraan penyiaran.
2. Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk
badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat indipenden, netral, tidak
komersial, dan berfungsi memeberikan layanan untuk kepentingan
masyarakat.
3. Lembaga penyiaran publik lokal adalah lembaga penyiaran yang berbentuk
badan hukum yang didirikan oleh pemerintah daerah, menyelengarakan
kegiatan penyiaran radio atau penyiaran televisi, bersifat independen,
netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk
kepentingan masyarakat yang siarannya berjaringan dengan Radio
Republik Indonesia untuk radio dan Televisi Republik Indonesia (TVRI)
untuk televisi.
4. Iuran Penyiaran adalah sejumlah uang yang dibayarkan masyarakat kepada
negara sebagai wujud peran serta masyarakat untuk menandai penyiaran
publik yang akan dipertanggungjawabkan secara periodik kepada
5. Dewan pengawas adalah organ lembaga penyiaran publik yang berfungsi
mewakili masyarakat, pemerintah, dan unsur lembaga penyiaran publik
yang menjalankan tugas pengawasan untuk mencapai tujuan lembaga
penyiaran publik.
6. Dewan direksi adalah unsur pimpinan lembaga penyiaran publik yang
berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan lembaga penyiaran
publik.
7. Pemohon adalah pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah daerah untuk
memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran Lembaga Penyiaran Publik
Lokal.
8. Programa adalah kegiatan penyelenggaraan siaran yang berisikan
serangkaian program acara siaran yang ditujukan kepada khalayak dan
wilayah tertentu.
9. Siaran lokal adalah siaran yang ditujukan untuk masyarakat diwilayah
jangkauan satu kabupaten/kota sesuai wilayah layanan siaran.
10. Siaran regional adalah siaran yang ditujukan untuk masyarakat di wilayah
jangkauan suatu provinsi sesuai wilayah layanan siaran.
11. Siaran nasional adalah siaran yang ditujukan untuk masyarakat di seluruh
wilayah negara Republik Indonesia.
12. Siaran internasional adalah siaran yang ditujukan untuk masyarakat yang
13. Klasifikasi acara siaran adalah pengelompokan acara siaran berdasarkan
isi siaran yang dikaitkan dengan usia dan khalayak sasaran.
14. Forum rapat bersama adalah suatu wadah koordinasi antara komisi
penyiaran Indonesia dan pemerintah di tingkat pusat yang berwenang
memutuskan untuk menerima atau menolak permohonan izin
penyelenggaraan penyiaran.
15. Pemerintah adalah menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh
presiden atau gubernur.
16. Komisi penyiaran Indonesia yang selanjutnya disebut KPI adalah lembaga
negara yang bersifat independen yang ada di pusat dan di daerah, sebagai
wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran, yang tugas dan
wewenangnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002
tentang penyiaran.
17. Mentri adalah mentri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
dibidang komunikasi dan informatika.
Siaran TVRI (Televisi Republik Indonesia) sebagai sub sistem
jaringan penyiaran nasional. Harus berperan aktif menyukseskan
kedelapan tugas tersebut diatas melalui penyelenggaraan siaran televisi
Profesional dalam arti bahwa teknik-teknik komunikasi dilaksanakan
secara maksimal dalam penyelenggaraan siaran. Demikian pula dalam
pengelolaan lembaga radio siarannya.
Bertanggung jawab dalam arti bahwa profesi penyelenggaraan siaran
televisi tetap diletakkan dalam kerangka turut memelihara stabilitas
nasional.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan lembaga penyiaran publik
lokal, baik secara kelembagaan maupun dalam penyelenggaraan
penyiarannya, bersifat independen, netral, dan tidak komersial. Televisi
Republik Indonesia (TVRI) dan lembaga penyiaran publik lokal berfungsi
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan
perekat sosial, serta pelestarian budaya bangsa, dengan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan seluruh lapisan masyarakat dan
menjalankan fungsi pelayanan untuk kepentingan masyarakat melibatkan
partisipasi publik berupa keikutsertaan di dalam siaran, evaluasi, iuran
penyiaran, dan sumbangan masyarakat, sesuai dengan ketentuan peraturan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan lembaga penyiaran publik
lokal bertujuan menyajikan program siaran yang mendorong terwujudnya
sikap mental masyarakat yang beriman dan bertakwa, cerdas,
memperkukuh integrasi nasional dalam rangka membangun masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatan Televisi Republik indonesia (TVRI)
menyelenggarakan kegiatan penyiaran lokal, regional, nasional dan
internasional.TVRI menyelenggarakan siaran dengan sistem stasiun
jaringan yang menjangkau seluruh wilayah negara kesatuan Republik
Indonesia, TVRI cabang meneruskan siaran dari pusat dan
menyelenggarakan kegiatan penyiaran sendiri yang bermuatan lokal, untuk
menunjang kualitas operasional penyiaran TVRI dapat menyelenggarakan
kegiatan siaran iklan dan usaha lain yang sah yang terkait dengan
penyelenggaraan penyiaran.
Jangka waktu berlakunya izin penyelenggaraan penyiaran untuk
Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan lembaga penyiaran publik lokal
adalah 10 (sepuluh) tahun, jangka waktu berlakunya izin tersebut
diperpanjang secara langsung oleh mentri setelah mendapat laporan dari
lembaga penyiaran publik lokal tentang berakhirnya jangka waktu
berlakunya izin penyelenggaraan penyiaran.
Biaya perizinan TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal wajib
membayar biaya izin penyelenggaraan penyiaran dan perpanjangannya
serta biaya hak penggunaan frekuensi melalui kas negara. Biaya izin
penyelenggaraan penyiaran dan perpanjangan serta biaya hak penggunaan
frekuensi ditanggung oleh negara melalui anggaran pendapatan dan
belanja negara untuk TVRI, dan melalui anggaran pendapatan dan belanja
daerah untuk lembaga penyiaran publik lokal. Biaya perizinan ditetapkan
Sumber pembiayaan TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal
berasal dari:
a. Iuran penyiaran.
b. Anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan
belanja daerah.
c. Sumbangan masyarakat.
d. Siaran iklan.
e. Usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.
Penerimaan yang diperoleh dari sumber pembiayaan melalui iuran
penyiaran, sumbangan masyarakat, siaran iklan, usaha lain yang sah yang
terkait dengan penyelenggaraan penyiaran merupakan penerimaan negara
yang dikelola langsung secara transparant untuk membiayai lembaga
penyiaran publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
B. Pendirian dan Perizinan Televisi Republik Indonesia (TVRI)
Sebelum Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) Medan
dibangun, masyarakat memperoleh informasi aktual melalui mass media
yaitu surat kabar dan majalah. Masyarakat juga memperoleh informasi
melalui media elektronik yang hanya mengeluarkan gelombang suara,
semakin lengkap dengan dibangunnya stasiun pemancar siaran televisi
yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Medan.28
Pembangunan Stasiun TVRI Medan adalah rencana dan
perjuangan dari pemerintah Sumatera Utara yaitu: unsur TNI, Pemerintah
Daerah, DPRD Sumatera Utara, dan Pertamina, yang menggabungkan diri
kedalam satu wadah kepanitiaan “Yayasan Pembangunan TVRI Sumatera
Utara” pada tanggal 27 Juni 1967 yang dipimpin oleh Letkol Wahid Lubis
dan Ketua Harian adalah Letkol Ridwan Hutagalung. Tujuan dari
pembentukan ini adalah panitia yang bertugas dalam pencarian dana
pembangunan dan dana untuk pembelian sejumlah alat penyiaran.
Sejumlah pinjaman yang diusahakan oleh panitia akhirnya
terkumpul, yaitu sebesar US $ 40.000 dari Ibnu Sutowo pimpinan P.N
Pertamina.Dana yang terkumpul ini segera direalisasikan untuk pembelian
peralatan pemancar berkapasitas 75 Watt dan peralatan studio sederhana.
Panitia juga melakukan peminjaman kepada P.N Pertamina untuk dana
pendirian gedung-gedung dan menara pemancar. Bekerja secara intensif
selama 45 hari berupa pemasangan Broadcasting Eguipment, Air
Conditioning System dan Lighting System (perlengkapan penyiaran dan
tower) untuk studio Medan, sehingga tanggal 9 Desember 1970 Stasiun
TVRI Medan menyiarkan program pertamanya, dengan jangkauan
siarannya diperkirakan meliputi: Kisaran, Tanjung Balai, Tebing Tinggi,
28
Hikma Kusumaningrat, dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori Dan Praktek, Jakarta:
Pangkalan Susu, Pangkalan Brandan, dan Langsa, atau dengan radius
siaran mencapai 150 Km dari pusat pemancar yang berada Medan.
Setelah menyelesaikan masa percobaan selama 45 hari dengan
siaran pemutaran Film Cerita, maka peralatan TVRI dinyatakan berhasil,
sehingga TVRI sudah memulai program penyiarannya setiap hari.
Program acara yang ditayangkan Stasiun TVRI Medan sejak tahun 1970
hingga tahun 1975, hanyalah acara yang disusun di Medan sendiri. Pada
babakan ini hubungan antara TVRI pusat dengan TVRI yang ada di daerah
hanyalah bidang materi siaran.
Pokok siaran selama lima tahun tanpa menggabungkan diri dengan
TVRI pusat, Stasiun TVRI Medan memfokuskan dirinya menyiarkan
berbagai informasi dan acara yang bernuansa kedaerahan. Acara yang
ditayangkan dari TVRI merupakan program yang bertujuan sebagai
pendorong proses pembangunan dengan menyuguhkan antara aspirasi
rakyat kepada pemerintah dan demikian sebaliknya menyampaikan
program pembangunan dari pemerintah kepada masyarakat. Fungsi siaran
yang ditujukan sebagai penyambung antara pemerintah dan masyarakat
ataupun menghubungkan masyakat dengan masyarakat lainnya diharapkan
menjadi pendorong proses perubahan sosial dari masyarakat
keterbelakangan informasi semakin terjawab.
Kondisi masyarakat yang semakin kritis dan membutuhkan
informasi yang lebih variatif dan mengglobal (lebih beragam dan luas)
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut akan informasi-informasi
berita yang lebih bagus lagi. Bukti masyarakat Sumatera Utara kekurangan
informasi terlihat dari beberapa anggota keluarga di Sumatera Utara,
terutama yang tinggal di daerah pesisir Sumatera Utara seperti Kabupaten
Asahan, Kotamadya Tanjung Balai, dan sebagian kabupaten Langkat lebih
memilih siaran yang disalurkan dari negara tetangga Malaysia sebagai
alasannya adalah karena siaran TV Malaysia lebih mudah.
TVRI (Televisi Republik Indonesia) merupakan lembaga penyiaran
yang telah berdiri dan ditetapkan sebagai lembaga penyiaran publik
sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang nomor 32 tahun 2002
tentang penyiaran. TVRI (Televisi Republik Indonesia) berkedudukan di
ibukota negara Republik Indonesia dan cabang-cabangnya berada di
daerah.
Lembaga penyiaran publik lokal merupakan lembaga penyiaran
yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh pemerintah daerah
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atas usul
masyarakat. Lembaga penyiaran publik lokal dapat didirikan di daerah
provinsi, kabupaten, atau kota dengan kriteria dan persyaratan sebagai
berikut:
a. Belum ada stasiun penyiaran Televisi Republik Indonesia (TVRI) di
daerah tersebut,
c. Tersedianya sumber daya manusia yang profesional dan sumber daya
lainnya sehingga lembaga penyiaran publik lokal mampu melakukan
paling sedikit 3 (tiga) jam siaran per hari dengan materi siaran yang
proporsional,
d. Operasional siaran diselenggarakan secara berkesinambungan.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) mendapatkan izin
penyelenggaraan penyiaran yang berlaku untuk stasiun pusat dan seluruh
cabangnya dengan melaporkan secara tertulis tentang keberadaannya dan
mengajukan permohonan tertulis kepada mentri. Untuk memperoleh izin
penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran publik lokal, pemohon
mengajukan permohonan izin tertulis kepada mentri melalui komisi
penyiaran publik (KPI) dengan mengisi formulir yang disediakan dan
memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam peraturan
pemerintah.
Permohonan izin tersebut dikirimkan masing-masing kepada mentri
dan komisi penyiaran publik (KPI) dibuat dalam dua rangkap, dengan
melampirkan persyaratan administratif, program siaran dan teknik
penyiaran sebagai berikut :
a. Latar belakang maksud dan tujuan pendirian serta mencantumkan nama,
visi, misi, dan format siaran yang akan diselenggarakan,
c. Uraian tentang struktur organisasi mulai dari unit kerja tertinggi sampai
unit kerja terendah, termasuk uraian tata kerja yang melekat pada setiap
unit kerja,
d. Uraian tentang waktu siaran, presentase mata acara, pola acara siaran,
sumber materi acara, khalayak sasaran,
e. Daftar inventaris sarana dan prasarana yang akan digunakan (termasuk
peralatan studio dan pemancar, jumlah dan jenis studio serta perhitungan
biaya investasinya)
f. Gambar tata ruang studio dan stasiun pemancar, peta lokasi studio dan
stasiun pemancar, wilayah jangkauan, dan wilayah layanannya.
g. Usulan saluran frekuensi dan kontur diagramyang diinginkan.
h. Spesifikasi teknik dan sistem peralatan yang akan digunakan beserta
diagram blok sistem peralatan.
Setelah menerima berkas surat permohonan sebagaimana dimaksud
diatas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melakukan:
a. Evaluasi kelengkapan persyaratan uji substantif permohonan sesuai
dengan kewenangan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI),
b. Dengar pendapat dengan pemohon setelah diterimanya berkas
Apabila persyaratan dan kelengkapan permohonan tidak dipenuhi
maka Komisi Penyiaran Publik (KPI) memberitahukan secara tertulis
kepada pemohon atau kuasanya agar persyaratan tersebut dipenuhi paling
lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya surat
pemberitahuan, apabila persyaratan dan kelengkapan tidak dipenuhi dalam
waktu tersebut, maka pemohon dianggap mengundurkan diri.
Dalam jangka waktu paling lama 45 (empat puluh lima) hari kerja
terhitung sejak dipenuhinya persyaratan dan hasil evaluasi dengar
pendapat dengan pemohon, sementara mentri menetapkan jangka waktu
paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya atau tidak
diterimanya rekomendasi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI),
Mentri menerbitkan keputusan penolakan atau persetujuan izin
penyelenggaraan penyiaran sesuai hasil dari kesepakatan dari forum rapat
bersama, keputusan penolakan atau persetujuan izin penyelenggaraan
penyiaran diterbitkan oleh mentri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
setelah ada hasil kesepakatan forum rapat bersama.keputusan penolakan
atau persetujuan izin penyelenggaraan penyiaran disampaikan kepada
pemohon melalui Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Setelah mendapatkan izin penyelenggaraan penyiaran, Lembaga
Penyiaran Publik lokal wajib melalui masa uji coba siaran paling lama 1
(satu) tahun penyiaran, sebelum memperoleh izin tetap penyelenggaraan
pembangunan infrastruktur, pengurusan proses penetapan frekuensi,
pelaksanaan uji coba siaran dan evaluasi penyelenggaraan uji coba siaran.
Setelah melalui masa uji coba dan menyatakan siap untuk
dievaluasi, pemohon mengajukan permohonan kepada mentri untuk
dilakukan evaluasi penyelenggaraan uji coba siaran, untuk melaksanakan
evaluasi penyelenggaraan uji coba siaran dibentuk tim uji coba siaran yang
terdiri atas unsur pemerintah dan Komisi Penyiaran Publik (KPI) yang
ditetapkan oleh mentri.
Selama masa uji coba siaran Lembaga Penyiaran Publik Lokal
dilarang, Menyelenggarakan siaran iklan, kecuali siaran iklan layanan
masyarakat, memungut biaya yang berkenaan dengan penyelenggaraan
penyiaran. Kriteria tentang penetapan lulus masa uji coba siaran meliputi :
persyaratan administratif, program siaran, dan teknik penyiaran.
Masa uji coba siaran berakhir setelah lembaga Penyiaran Publik
Lokal apabila :
a. Dinyatakan lulus oleh tim uji coba siaran karena telah memenuhi kriteria
b. Dinyatakan tidak lulus oleh tim uji coba siaran karena sampai batas waktu
1 (satu) tahun lembaga penyiaran televisi tidak dapat memenuhi kriteria
c. Dinyatakan tidak lulus oleh tim uji coba siaran karena sampai batas waktu
1 (satu) tahun untuk lembaga penyiaran televisi dan diberikan peringatan
Mentri menerbitkan keputusan izin tetap penyelenggaraan penyiaran
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah uji coba siaran dinyatakan
lulus dan mentri mencabut keputusan izin penyelenggaraan penyiaran paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah uji coba siaran dinyatakan tidak
lulus, dan kemudian disampaikan kepada pemohon melalui Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI), ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penetapan lulus
masa uji coba siaran diatur dengan peraturan mentri.
Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 memiliki asas,
tujuan, fungsi, dam arah yaitu :
Penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas
manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman,
kemitraan, etika, kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab.
Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh
integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman
dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan
kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang
mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri
penyiaran Indonesia.
Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi
perekat sosial. Dalam menjalankan fungsi, penyiaran juga mempunyai
fungsi ekonomi dan kebudayaan.
Penyiaran diarahkan untuk :
a. menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri
bangsa;
c. meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
d. menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa;
e. meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan disiplin nasional;
f. menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran aktif masyarakat
dalam pembangunan nasional dan daerah serta melestarikan lingkungan
hidup;
g. mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan yang sehat di
bidang penyiaran;
h. mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan
pemerataan, dan memperkuat daya saing bangsa dalam era globalisasi;
i. memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab;
j. memajukan kebudayaan nasional.
Adapun hal-hal yang mendorong pendirian TVRI propinsi
seperti yang terkandung dalam Undang-undang Keterbukaan Informasi
Publik pada Undang-undang Keterbukaan Publik Nomor 14 Tahun 2008.
Setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh
setiap pengguna informasi publik, informasi publik yang dikecualikan
bersifat ketat dan terbatas. Setiap informasi publik dapat diperoleh setiap
pemohon informasi publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan
cara sederhana. Informasi publik yang dikecualikan bersifat rahasia yang
sesuai dengan Undang-undang, kepatutan dan kepentingan umum yang
didasarkan oleh pengujian tentang konsensi yang timbul apabila sesuatu
informasi yang diberikan oleh masyarakat serta setelah dipertimbangkan
dengan seksama bahwa menutup informasi publik dapat melindungi
kepentingan yang lebih besar atau malah sebaliknya.
Undang-undang Keterbukaan Publik Nomor 14 tahun 2008
bertujuan :
a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan
kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan
keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;
b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
kebijakan publik;
c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan
d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang
transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat
dipertanggungjawabkan;
e. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup
orang banyak;
f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan
bangsa; dan/atau
g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan
Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
C. Syarat-syarat Penyelenggaraan Siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan penyiaran
sebagai berikut :
a. Syarat memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran
1. Programa Siaran dan Penggunaan Frekuensi
TVRI atau RRI dapat menyelenggarakan beberapa programa siaran
dengan menggunakan beberapa saluran frekuensi radio yang diperlukan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Lembaga penyiaran publik lokal
menyelenggarakan 1 (satu) programa siaran dengan 1 (satu) saluran
Untuk menyelenggarakan programa siaran TVRI disediakan
alokasi frekuensi 20 % (dua puluh persen) dari jumlah saluran frekuensi
yang ada disetiap wilayah layanan siaran. Dalam hal di suatu wilayah
layanan siaran hanya tersedia kurang dari 10 (sepuluh) saluran frekuensi
maka TVRI disediakan paling sedikit 2 (dua) saluran. Penyelenggara
penyiaran publik wajib membuat peta jangkauan siaran dan sistem
peralatan transmisi yang direncanakan di satu wilayah layanan siaran.
2. Cakupan Wilayah Siaran Lokal, Regional, Nasional, dan Internasional
Cakupan wilayah siaran lokal TVRI dan lembaga penyiaran publik
adalah cakupan wilayah layanan siaran yang meliputi wilayah di sekitar
tempat kedudukan lembaga penyiaran yang bersangkutan atau wilayah
satu kabupaten/kota.
Cakupan wilayah siaran regional TVRI adalah cakupan wilayah
layanan siaran yang meliputi wilayah satu provinsi. Cakupan wilayah
siaran nasional TVRI adalah cakupan wilayah layanan siaran yang
meliputi seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, sedengkan
cakupan wilayah siaran internasional TVRI adalah cakupan wilayah yang
meliputi di luar wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.
3. Jaringan Siaran
Sistem jaringan siaran hanya dapat diselenggarakan oleh TVRI,
seluruh atau oleh beberapa stasiun penyiaran, sistem jaringan siaran
diselenggarakan dengan cara:
a) Jaringan regional,
b) Jaringan nasional,
c) Jaringan internasional.
4. Isi Siaran
Isi siaran TVRI atau lembaga penyiaran publik lokal televisi wajib
memuat paling sedikit 60 % (enam puluh persen) materi acara yang
berasal dari dalam negeri. Isi siaran TVRI dan lembaga penyiaran publik
lokal wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak
khusus yaitu, anak-anak dan remaja, dengan menyiarakan materi acara
pada waktu yang tepat dan lembaga penyiaran publik dimaksud wajib
mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai isi
siaran.
Isi siaran TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal wajib dijaga
netralitasnyadan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan
tertentu. Isi siaran TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal dilarang:
a) Bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong,
b) Menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan
narkotika dan obat terlarang, atau
Isi siaran TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal dilarang
memperolok, merendahkan, melecehkan, dan/atau mengabaikan nilai-nilai
agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.
Isi siaran TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal yang dikemas dalam
materi acara siaran yang berasal luar negeri dapat disiarkan dengan tidak
merugikan kepentingan nasional dan tata nilai yang berlaku di Indonesia
serta tidak merusak hubungan dengan negara sahabat. Isi siaran wajib
mengikuti pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran yang
ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia.
5. Klasifikasi Acara Siaran
TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal wajib membuat
klasifikasi acara siaran sesuai khalayak sasaran. Pembuat klasifikasi acara
siaran didasarkan pada pertimbangan isi dan waktu siaran acara serta usia
khalayak dan khalayak sasaran.
Klasifikasi film, sinetron, dan acara tertentu lembaga penyiaran
publik televisi wajib mencantumkan kode layak tonton yang terdiri atas:
a) Layak untuk anak,
b) Perlu didampingi orang tua,
c) Semua umur,
Standar program tersebut diatas ditetapkan oleh Komisi Penyiaran
Indonesia.
6. Bahasa Siaran
Bahasa pengantar utama dalam penyelenggaraan program siaran
nasional harus bahasa Indonesia yang baik dan benar, apabila diperlukan,
bahasa daerah dapat digunkan sebagai bahasa pengantar dalam
penyelenggaraan program siaran muatan lokal untuk mendukung acara
tertentu.
Bahasa asing hanya dapat digunakan sebagai bahasa pengantar
pada acara siaran tertentu untuk siaran dalam negeri. Untuk siaran
programa luar negeri, bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa
pengantar untuk seluruh waktu siaran.
Acara siaran berbahasa asing dapat disiarkan dalam bahasa aslinya
dan khusus untuk penyiaran televisi harus diberi teks bahasa Indonesia
atau secara selektif disulihsuarakan kedalam bahasa Indonesia sesuai
dengan keperluan acara tertentu.
Sulih suara bahasa asing kedalam bahasa Indonesia dibatasi paling
banyak 30% (tiga puluh persen) dari jumlah acara berbahasa asing yang
disiarkan, bahasa isyarat dapat digunakan dalam acara tertentu televisi
untuk khalayak tuna rungu tanpa mengganggu artistik siaran. Acara
televisi berbahasa daerah yang disiarkan secara nasional harus disertai teks
7. Relai dan Siaran Bersama
RRI (Radio Republik Indonesia) dan TVRI melakukan relai dan
siaran bersama dengan lembaga penyiaran lain, baik lembaga penyiaran
dalam negeri maupun lembaga penyiaran luar negeri. Relai siaran dari luar
negeri dapat berupa relai siaran acara tetap atau relai siaran acara tidak
tetap bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kerja sama, dan
persahabatan antarnegara.
Durasi, jenis, dan jumlah acara relai siaran acara tetap dari luar
negeri di batasi, TVRI daerah dan lembaga penyiaran publik lokal televisi
wajib merelai TVRI pusat pada acara dan waktu tertentu sesuai pola acara
yang telah ditentukan. Antar stasiun Radio Republik Indonesia dan TVRI
dapat melakukan siaran bersama dan sindikasi siaran untuk acara tertentu
guna meningkatkan mutu layanan siaran.
8. Hak Siar dan Ralat Siaran
TVRI dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal wajib melakukan ralat
apabila isi siaran dan/atau berita diketahui terdapat kekeliruan dan/atau
kesalahan atas isi siaran dan/atau berita. Ralat atau pembetulan dilakukan
dalam jangka waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) jam berikutnya, dan
apabila tidak memungkinkan untuk dilakukan, ralat dapat dilakukan pada
kesempatan pertama serta mendapat perlakuan utama, ralat seperti tersebut
tidak membebaskan tanggung jawab atau tuntutan hukum yang diajukan
9. Arsip Siaran
TVRI dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal wajib menyimpan
bahan atau materi siaran paling sedikit untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
setelah disiarkan. Bahan siaran yang memiliki nilai sejarah, nilai
informasi, atau nilai penyiaran yang tinggi wajib diserahkan untuk
disimpan pada lembaga yang ditunjuk untuk menjaga kelestariannya sesuai
dengan peratuan perundang-undangan.
10. Siaran Iklan
Materi siaran iklan harus sesuai kode etik periklanan, persyaratan
yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Publik (KPI) dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Siaran iklan niaga yang
disiarkan yang disiarkan pada acara siaran untuk anak-anak wajib
mengikuti standar siaran untuk anak-anak.
Iklan rokok pada lembaga penyelenggara penyiaran Televisi hanya
dapat disiarkan pada pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu
setempat. TVRI dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal wajib menyediakan
waktu untuk siaran iklan layanan masyarakat yang dilakukan dalam waktu
yang tersebar mulai dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 22.00 waktu
setempat dengan harga khusus, atau jika dalam keadaan darurat ditetapkan
oleh pemerintah sesuai dengan keperluan.
Waktu siaran TVRI dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal paling
Waktu siaran iklan layanan masyarakat paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari siaran iklannya setiap hari. Materi siaran iklan wajib
menggunakan sumber daya dalam negeri.
11. Jasa Tambahan Penyiaran
Jasa tambahan penyiaran dilakukan di luar layanan utama.
Pelaksanaan jasa penyiaran tambahan wajib menggunakan standar sistem
dan memenuhi kinerja teknik yang ditetapkan. Ketentuan lebih lanjut
mengenai izin, standar sistem, dan kinerja teknik jasa tambahan penyiaran
yang diatur dengan Peraturan Mentri.
b. Syarat Teknis dan Peralatan
Perangkat transmisi penyiaran yang digunakan atau dioperasikan
untuk keperluan penyelenggaraan penyiaran wajib memiliki standar
nasional dan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam merancang
sistem peralatan, baik peralatan produksi, penyiaran maupun teknik
umum, yang diantaranya adalah :
a. Memenuhi persyaratan internasional dan nasional;
b. Adanya jaminan kontinuitas dukungan suku cadang (biasanya sekitar
10 tahun ) dan layanan purnajual;
d. Kemudahan memperoleh suku cadang;
e. Praktis dalam pengoperasian dan pemeliharan;
f. Pengalaman pengguna sebelumnya;
g. Peralatan yang digunakan kompetitor;
h. Kemudahan pengembangan sistem peralatan dikemudian hari
(upgrading) sejalan dengan peningkatan kebutuhan.
- Konfigurasi Peralatan
Berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya,
disusun daftar kebutuhan peralatan dengan disertai gambar secara block
diagram ( garis besar ), mencakup :
a. Peralatan produksi antara lain terdiri atas : Camera system ( studio kamera
dan Electronic News Gathering /Electronic Field Production kamera ),
video system, audio system, editing ( and dubbing) system,VCR (voice record) system, lighting system, master control, production control, communication control, communication system, mobile production unit,
pemeliharaan peralatan (maintenance equipment) , dan lain-lain.
b. Peralatan penyiaran antara lain meliputi : sending VCR system, continuity
studio equipment, camera system, audio system, video system, lighting system, master control ( bersama dengan bagian produksi ) dan peralatan
transmisi seperti pemancar, microwave link, up and down link.
generator sets ) sebagai kelengkapan mobile production unit atau small
silent generator set, alat pendingin ( AC ) untuk studio dan ruang
peralatan, alat komunikasi stationary atau portable: handy talky, mobile
BAB IV
ASPEK-ASPEK YANG MENGHAMBAT KEPROFESIONALITASAN KINERJA TELEVISI REPUBLIK INDONESIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
A. Gambaran Umum Sejarah Berdirinya TVRI dan Perkembangannya dari Masa ke Masa
a. Awal Berdirinya Tvri
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama
di Indonesia, yang mengudara sejak tahun 1962 di Jakarta dan Starvision
Plus pada tanggal 23 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan
Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari
Istana Negara Jakarta.Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI
kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta dan di
Jakarta Timur di Sentul Pada Tanggal 24 Agustus 1962 sejak Capcom di
Jepang pada tahun 1979 dan di Jakarta Indonesia sejak tahun 1983.
Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan
khusus yang dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua
kali). Pada tahun 80-an dan 90-an TVRI tidak diperbolehkan
menayangkan iklan. Tetapi pada akhirnya TVRI kembali menayangkan
iklan.Status TVRI saat ini adalah Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian
biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara. TVRI memonopoli
siaran televisi di Indonesia sebelum tahun 1989 ketika didirikan televisi
b. Latar Belakang Berdirinya TVRI
Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk
memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan
Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV.
Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK
Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan
Televisi.
Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di
Wina mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan saat itu, Maladi
untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya
tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut:
1. Membangun studio di Senayan (TVRI sekarang).
2. Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 kw dengan tower 80
meter
3. Mempersiapkan software (program dan tenaga)..
Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran
percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII
dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan
berkekuatan 100 watt. Kemudian pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara
untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan
Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963
tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden
RI. Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran
Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara
berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan, Surabaya, Ujungpandang (Makassar),
Manado, Denpasar dan Balikpapan (bantuan Pertamina).
c. Pembangunan Stasiun Produksi Keliling TVRI
Mulai tahun 1977, secara bertahap di beberapa ibu kota Provinsi
dibentuklah Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi
sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari:
1. SPK Jayapura
2. SPK Ambon
3. SPK Kupang
4. SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI stasiun
Surabaya)
5. SPK Semarang
6. SPK Bandung
7. SPK Banjarmasin
8. SPK Pontianak
9. SPK Banda Aceh
10.SPK Jambi
11.SPK Padang
d. Status TVRI pada Era Orde Baru
Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari
organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status
Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV,
dan Film, Departemen Penerangan Republik Indonesia.
Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah
menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan
pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua
jalur) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan
usaha-usaha Pemerintah.
Pada garis besarnya tujuan kebijakan Pemerintah dan
program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang
modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, yang
bertujuan supaya tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah
dan mental spiritual. Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya
harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio
TVRI yang berkedudukan di ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat
dan baik.
Semua pelaksanaan TVRI baik di ibu kota maupun di Daerah harus
meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi
suatu well-integrated mass media (media massa yang terintegrasikan
Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan
siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain
sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang
manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran/birokrasi.
e. TVRI di Era Reformasi
Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun
2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan
(Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan
bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI. Bulan Oktober
2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001
tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN
untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan Republik
Indonesia|Departemen Keuangan RI untuk urusan keuangan.
Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9
tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di
bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara
BUMN.
Selanjutnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
32 tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga
Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh
negara. Semangat yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga
publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial. Peraturan Pemerintah
Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan
pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan
perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan
seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi
yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi
tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai
seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen
penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1
Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia.
Ke 27 TVRI Stasiun Daerah tersebut adalah :
1. TVRI Stasiun DKI Jakarta
2. TVRI Stasiun Nangroe Aceh Darussalam
3. TVRI Stasiun Sumatera Utara
4. TVRI Stasiun Sumatera Selatan
5. TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten
6. TVRI Stasiun Jawa Tengah
7. TVRI Stasiun Jogyakarta
8. TVRI Stasiun Jawa Timur
9. TVRI Stasiun Bali
11. TVRI Stasiun Kalimantan Timur
12. TVRI Stasiun Sumatera Barat
13. TVRI Stasiun Jambi
14. TVRI Stasiun Riau dan Kepulauan Riau
15. TVRI Stasiun Kalimantan Barat
16. TVRI Stasiun Kalimantan Selatan
17. TVRI Stasiun Kalimantan Tengah
18. TVRI Stasiun Papua
19. TVRI Stasiun Bengkulu
20. TVRI Stasiun Lampung
21. TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara
22. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur
23. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat
24. TVRI Stasiun Gorontalo
25. TVRI Stasiun Sulawesi Utara
26. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
27. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara
TVRI dewasa ini dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan
Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang
penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan
mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan
Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI
dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik dibidang Manajemen,
Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan.Sehubungan dengan itu Direksi
TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan
dibidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan
dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang
kurang memiliki nilai jual.
Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya
manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi
kualifikasi yang diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI
melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang
dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan
untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai
keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.
Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk
mengisi fungsi tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari
tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI
yang tersedia. Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI
benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari
berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar
baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme
Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI
akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang
penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.
Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei
2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun
relay TVRI sebanyak 395 buah, yang tersebar diseluruh Indonesia.
Karyawan TVRI pada Tahun Anggaran 2007 berjumlah 6.099,
terdiri atas 5.085 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1.014 orang
Tenaga Honor/Kontrak yang tersebar di seluruh Indonesia dan sekitar
1.600 orang di antaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun
Pusat Jakarta.
TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu (VHF)
Very High Frekuensi dan (UHF) Ultra High Frekuensi. Kota-kota yang
telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan,
selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.
TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam,
mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB dengan substansi acara bersifat
PERATURAN DEWAN DIREKSI LPP. TVRI NOMOR: 155/PRTR/DIREKSI-TVRI/2016 TANGGAL : 29 DESEMBER 2015
KEPALA TVRI
STASIUN SUMATERA UTARA
ZAINUDIN LATUCONSINA,SE,M.Si NIP : 196010221993031001 KEPALA BIDANG PROGRAM
DAN PENGEMBANGAN USAHA
I KETUT LENENG, SH NIP : 196212311982031063
KEPALA SEKSI PROGRAM SYAHRANI
NIP : 196311181983021002
KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN USAHA
HERI FRISTANTO, SE,MM NIP : 196509111986031003
KEPALA BIDANG BERITA
SUHERMANTO, SE NIP :
196302021983021001
KEPALA SEKSI PRODUKSI BERITA SRI RUKMINI,SH NIP : 196710091994032004
KASIE. CURRENT AFFAIR DAN SIARAN OLAH RAGA
ZULKIFLI, S.IP, M.Si NIP : 196305291983021001
KEPALA BAGIAN KEUANGAN
BUSTAMI, SE,MM NIP : 196712121991031004
KEPALA SUBBAGIAN PERBENDAHARAAN
AFIFFUDIN NIP : 195805271981031006
KEPALA SUBBAGIAN AKUNTANSI F E R N A N D E NIP : 195807121981031011
KEPALA BIDANG TEKNIK
SUHERMAN, S.sos NIP : 196303151982031002
KEPALA SEKSI TEKNIK PRODUKSI & PENYIARAN
Drs. TAMPE MALEM TRG NIP : 196211281982031001
KEPALA SEKSI TEKNIK TRANSMISI M. SUHAIRI NIP : 196312311983031062
KEPALA SEKSI FASILITASI TRANSMISI KESUMA WIJAYA NIP : 196408111983021002
KEPALA BAGIAN UMUM
BAMBANG R SITEPU,SE,MM NIP : 195806271987031003
KEPALA SUBBAGIAN SDM LIZA TRIMURTI, SE NIP : 196809121995012001
KEPALA SUBBAGIAN PERLENGKAPAN
B. Struktur Organisasi Pada TVRI
Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai kerangka struktur dalam suatu pekerjaan dari banyak orang yang dilakukan untuk mencapai
dan mewujudkan suatu tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada
setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh sekelompok orang, masing-masing
pekerjaan itu mengandung sejumlah wewenang, tugas dan tanggung jawab
tertentu pula. Keseluruhan aktivitas disusun secara sistematis dan
kerjasama sehingga pencapaian tujuan dapat lebih efektif.
Bagan organisasi atau struktur organisasi menggambarkan tempat
kedudukan pimpinan dan membantu menentukan batas-batas wewenang,
tanggung jawab dan tanggung jawab pelaporan. Struktur organisasi sangat
penting dalam pengembangan perusahaan karena akan memperlihatkan
tanggung jawab setiap orang dalam memperlakukan rencana-rencana
manajemen. Pengembangan yang terkoordinasi antara struktur organisasi
perusahaan dengan sistem pembayaran upah dan pelaporan itulah yang
disebutkan pelaporan pertanggung jawaban. Pada umumnya suatu bagan
oganisasi didasarkan atas konsep lini-staf (lini staf concept), yang
khususnya berguna bila bidang produksi perusahaan itu masih sederhana
dan tidak akan banyak berubah dimasa yang akan datang. Asumsi dari
dasar konsep lini staff adalah bahwa semua posisi atau divisi fungsional
dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok :
Kelompok lini yaitu para pejabat yang mengambil keputusan dan
memberikan saran-saran atau melaksanakan fungsi-fungsi tekhnis. Bentuk
bagan organisasi ini didasarkan atas konsep kerjasama fungsional dari
manajemen.
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan
diantara individu-individu di dalam suatu kelompok yang digambarkan
dalam suatu bagan organisasi atau diagram yang memperlihatkan
garis-garis besar hubungan-hubungan tersebut menurut fungsi-fungsi di dalam
usaha dan arus tanggung jawab serta wewenang. Maka untuk lebih
jelasnya, disini dikutip perumusan tentang struktur organisasi menurut
pendapat
George R. Terry sebagai berikut :
“Struktur organisasi dapat dirumuskan sebagai : perwujudan yang
menunjukkan tanggung jawab yang diberikan atau tanggung jawab atas
setiap fungsi yang bersangkutan. Struktur organisasi dapat dipandang
sebagai kerangka menyeluruh yang menghubung-hubungkan fungsi-fungsi
dari suatu badan usaha dan menetapkan hubungan-hubungan yang tetap
diantara pegawai-pegawai yang nyata istilah “organisasi” dipakai secara silih berganti dengan struktur organisasi.”29
Agar suatu organisasi dapat benar-benar mencapai tujuan secara
penuh, maka struktur organisasi harus memenuhi dua syarat, yaitu efisien
dan efektif dan sehat. Struktur organisasi yang efisien berarti bahwa
organisasi itu memiliki susunan yang logis dan bebas dari segala
29
sumber pergeseran segenap satuan didalamnya dapat mencapai
perbandingan yang terbaik antara usaha dengan hasil kerjanya, baik
mengenai mutu maupun hasil kerjanya. Struktur organisasi yang sehat
berarti bahwa organisasi itu mempunyai bentuk dan susunan yang teratur
dimana masing-masing bidang kerja dan jabatannya dapat menjalankan
tugas dan wewenang yang merupakan satuan-satuan tertentu dalam
lingkungannya dengan tanpa kesimpang siurannya.
Struktur organisasi yang tidak mengikuti pola yang efisien dan
sehat, biasanya akan mekar susunannya menjadi berlipat ganda dengan
tidak menambah kegiatan yang dilakukan dan hasil kerja yang dicapai.
Dengan demikian dalam setiap organisasi agar tercapai struktur
organisasi yang baik, perlulah diadakan pedoman tertentu yang sering
disebut dengan azas-azas organisasi itu. Azas-azas ini walaupun
merupakan kebenaran-kebenaran yang dapat diterapkan secara umum,
namun penerapannya tidak bisa dipastikan. Oleh karenanya azas-azas
tersebut lebih banyak bersifat sebagai ukuran-ukuran bagi organisasi yang
baik. Menurut pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan
tanggung jawab dari pimpinan sampai pada satuan-satuan yang terbawah
dalam organisasi, bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan dalam empat
bentuk organisasi. Dan masing-masing bentuk mempunyai kebaikan dan
kekurangan tersendiri. Keempat bentuk organisasi tersebut yaitu :
1. Bentuk organisasi garis
3. Bentuk organisasi garis dan staf
4. Bentuk organisasi fungsional dan staf.30
Semua bentuk struktur organisasi diatas mempunyai kegunaan
masing-masing. Bentuk yang tepat bagi suatu organisasi tergantung pada
luas perusahaan, tujuan, dan keperluan serta sumber-sumber keuangan
organisasi yang bersangkutan juga lingkungan disekitarnya. Jadi
bermacam-macam faktor hendaknya dipertimbangkan dalam penyusunan
struktur organisasi yang tepat.
Melalui struktur organisasi yang tepat maka tugas-tugas pekerjaan
dapat ditetapkan, sehingga tanggung jawab dapat dipastikan dengan cepat.
Selanjutnya melalui organisasi pekerjaan yang efisien dapat dilaksanakan
dengan prinsip spesialisasi yang lebih tajam dan komunikasi yang lancar
sehingga dapat menghemat biaya dan waktu.
Setelah penulis menguraikan pengertian dari pada struktur
organisasi, maka pada kesempatan ini penulis ingin menjelaskan dan
menguraikan struktur organisasi pada kantor TVRI. Untuk melihat
besarnya organisasi termasuk didalamnya satuan-satuan pemerintah dan
tanggung jawab dari pucuk pimpinan sampai kebawahan dan sebaliknya,
dalam garis besarnya dapatlah dilihat dengan cepat batas-batas tugas setiap
satuan-satuan organisasi dan peralihannya pada suatu bagan struktur
organisasi yang jelas.
30
Bentuk struktur organisasi TVRI Medan adalah bentuk organisasi
garis dan staf dimana biasanya dianut oleh organisasi besar, daerah
kerjanya yang luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka
ragam dan agak rumit. Sehingga membutuhkan banyak karyawan dimana
terlihat adanya satuan komando dari setiap bagian bidang yaitu wewenang
dan tanggung jawab berjalan dengan bertingkat. Pimpinan selalu
didampingi oleh staf pimpinan yang ahli dibidangnya masing-masing,
pada bentuk organisasi daris dan staf ini, pengambilan keputusan yang
sehat lebih mudah dapat diambil, karena adanya staf ahli yang membantu
tugas-tugas pokok dan membantu merumuskan suatu masalah sehingga perwujudan “ the right man in the right place” (orang yang tepat di tempat
yang tepat) dapat dengan mudah dilaksanakan.
Dengan menganut bentuk organisasi dan staf, organisasi
bagaimanapun besarnya, apapun tujuannya dan betapapun kompleksnya
struktur organisasi akan banyak membantu perusahaan dalam mengelola
aktivitasnya. Di dalam sebuah organisasi, pembagian tugas pekerjaan
adalah keharusan mutlak dan tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang
tindih menjadi amat besar. Pembagian tugas pekerjaan akhirnya akan
menghasilkan departemen-departemen dan job discription dari
masing-masing tugas yang diberikan. Dengan pembagian tugas pekerjaan,
ditetapkan sekaligus susunan organisasi (struktur organisasi), tugas dan
fungsi-fungsi masing-masing unit dalam organisasi, hubungan-hubungan
mengarahkan usaha perusahaan yang berhubungan dengan
prilakuorang-orang yang baik di dalam maupun di luar perusahaan. Suatu bagan
organisasi yang didasarkan atas konsep kerjasama fungsionaldimana
pemegang saham dari bentuknya dapat terlihat distruktur organisasi.
Untuk lebih jelasnya pada halaman berikut ini penulis gambarkan bagan
struktur organisasi dari TVRI.
C. Aspek-aspek Yang Perlu Diperhatikan Untuk Menambah Keprofesionalitasan TVRI Sumatera Utara
Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk mendukung
sebuah lembaga penyiaran publik khususnya TVRI Propinsi Sumatera
Utara yang profesional, aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian
adalah:
a. Birokrasi Yang Panjang
Penyiaran TVRI Propinsi Sumatera utara dalam menyiarkan berita
terkesan lambat dalam memberikan informasi kepada masyarakat
dikarenakan banyaknya melalui peraturan birokrasi yang sangat panjang,
sehingga TVRI sebagai televisi Publik selalu didahului oleh
televisi-televisi swasta, hal ini mengakibatkan turunnya minat masyarakat untuk
menonton siaran TVRI. Contohnya: pada saat jatuhnya pesawat hercules
TVRI didahului televisi swasta dalam menyiarkan berita, hal tersebut
b. Tower Pemancar yang Kurang Tinggi
Secara teknis dia memaparkan, gedung yang sedang dibangun oleh
Agung Podomoro City di Jalan Guru Patimpus, Medan, yang
berketinggian lebih dari 100 meter mengakibatkan jalur studio Transmitter
Line berupa Trans Microwave, terhalang.
Trans Microwave tidak dapat mengirimkan sinyal dari studio TVRI
di Jalan Putri Hijau ke pemancar di daerah. Adapun jalur Microwave
TVRI Sumut selama ini berada di Medan, Bandar Baru, Tebinggtinggi,
Pematang Siantar dan Simarjarunjung.
Dengan adanya hambatan tersebut studio stasiun televisi pertama
di luar Pulau Jawa itu tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
Data yang dirangkum bisnis menyebutkan, saat ini stasiun televisi yang
resmi beroperasi mulai 28 Desember 1970 tersebut memiliki dua unit
studio.Dalam pengoperasiannya, mereka didukung oleh 20 transmisi yang
tersebar di berbagai wilayah Provinsi Sumatra Utara.
Dengan berbagai sarana pendukung itu, TVRI Sumut mengklaim
siaran televisinya dapat ditangkap hingga radius 26.833,06 Km2 atau
37,43% luas wilayah provinsi.Dari perhitungan jangkauan itu, siaran
televisi TVRI Sumut dapat diakses oleh 8.840.098 orang atau 66,34% dari
total populasi Sumatra Utara.
c. Pendanaan
Permasalahan sumber dana untuk pembiayaan kegiatan operasional
sebuah organisasi. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sumber
dana yang sah untuk lembaga penyiaran publik adalah berasal dari:
- Iuran penyiaran
- APBN atau APBD
- Sumbangan masyarakat
- Siaran iklan
- Usaha lain yang yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan
penyiaran
Saat ini mayoritas pendanaan TVRI berasal dari APBN, pada tahun
2010, TVRI menerima Rp. 550 milyar dari APBN dan Rp. 206 milyar
yang berasal dari non-APBN. Penerimaan dari negara masih lebih besar
jika dibandingkan dari penerimaan non-APBN.
Kekurangan dana operasional dan investasi menjadi alasan utama
bagi tidak baiknya kinerja TVRI saat ini. ini tentunya sangat ironis karena
TVRI adalah pelopor media televisi di Indonesia dengan segudang pengalaman. TVRI adalah bagai “universitas pertelevisian” paling unggul
di Indonesia, karena begitu stasiun-stasiun televisi swasta bermunculan,
TVRI menjadi tempat berguru dan tak sedikit juga pegawai TVRI yang
kemudian loncat kedalam televisi swasta, hal ini menjadi penyebab
turunnya kinerja TVRI, karena banyak pegawai-pegawai TVRI yang
memiliki kinerja yang baik berpindah dengan alasan kesejahteraan yang
lebih baik, karena perannya yang begitu penting dan strategis pemerintah
tersebut, termasuk dalam mencari kepastian pendanaan bagi lembaga
penyiaran publik.
Pemasukan dari iuran masyarakat, sebenarnya memiliki potensi
yang baik untuk meningkatkan pendanaan TVRI. TVRI sebelumnya bukan
tanpa usaha dalam hal ini, yaitu penarikan iuran dari PT. Pos dan giro yang
kemudian dialihkan kepada PT. Mekatama Raya. Tetapi pada akhirnya
persoalan iuran masyarakat ini menjadi runyam karena persoalan
ketidaktransparannya pengurusan iuran tersebut. Di Indonesia pada saat ini
ada sekitar 40 (empat puluh) juta penduduk lebih yang memiliki pesawat
televisi, dan ini merupakan angka yang cukup besar jika dapat
dimanfaatkan secara maksimal, meskipun tidak 100 % (seratus persen)
dari seluruh jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi
membayar iuran. Masalahnya ialah program siaran TVRI pada saat ini
sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat karena dianggap tidak
menarik, sehingga masyarakat tidak memiliki keharusan untuk membayar
iuran. Jadi, apabila bermaksud untuk menarik iuran kepada masyarakat
yang pertama kali perlu untuk diperbaiki adalah kualitas, kreatifitas dan
variasi program siaran. Namun kebijakan iuran masyarakat ini juga
memiliki resiko resistensi dari masyarakat sebagaimana mereka dulu
menolak pegawai dari perusahaan penarik iuran televisi pada tahun
1990-an. Maka, sumber dana yang paling relevan adalah APBN dan APBD.
Memang ada sumber pendanaan lain yang bisa dimanfaatkan adalah
penyiaran publik yang tidak komersial, itupun hanya berupa iklan layanan
masyarakat. Disinilah letak peran pemerintah, karena pemerintah sudah
menetapkan TVRI harus tidak bersifat komersial, maka kita tidak bisa
mendudukan TVRI untuk untuk berebut porsi belanja iklan dengan
stasiun-stasiun swasta. Jika memposisikan iklan akan memasang iklan
pada siaran posisi rating yang tinggi, padahal rating hanya diukur
berdasarkan seberapa besar suatu program siaran disukai oleh pemerintah.
Maka peran dan kewajiban TVRI sebagai lembaga penyiaran publik tidak
akan tercapai.
APBN atau APBD merupakan salah satu sumber dana yang legal
untuk menunjang kegiatan lembaga penyiaran publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. TVRI saat ini mendapatkan penerimaan
dana yang bersumber dari APBN pada mata anggaran atau belanja
lain-lain, dan hal ini tentunya tidak sesuai dengan perundang-undangan
keuangan negara selain menimbulkan ketidakpastian penganggaran dalam
APBN. Salah satu pangkal masalahnya adalah tidak jelasnya status
lembaga penyiaran publik, karena memang tidak ada undang-undang yang
mengenal lembaga penyiaran publik sebagai sebuah badan hukum.
d. Sarana dan Prasarana Yang Memadai
Sarana dan prasarana penyiaran pendukung kegiatan penyiaran
juga sangat penting, terutama adalah sarana dan prasarana studio dari
pemancar. Saat ini TVRI memiliki 376 satuan transmisi yang tersebar di
sudah tidak dapat beroperasi. Dari 376 satuan transmisi, 30 lokasi dengan
sumber dana dari proyek perbaikan pada stasiun pemancar tv,