• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pemberian Izin Penyiaran dalam Aspek Hukum Administrasi Negara (Studi di TVRI Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Pemberian Izin Penyiaran dalam Aspek Hukum Administrasi Negara (Studi di TVRI Sumatera Utara)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

HR Ridwan; (1991) Hukum Administrasi Negara, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada Pers, Jakarta

Ali Jafar H.M; (1998) Buku Pengantar Hukum Administrasi Negara (umum), Fakultas Hukum Univesitas Sumatera Utara, Medan

Effendi Lutfi; (2004) Pokok-pokok Hukum Administrasi, Bayumedia Publishing, Malang, Jawa Timur

Pelly Zainul, Muhammad Ja’far Ali & Muhammad Zain; (1967) Beberapa Cetakan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara, Medan

H.M. Jafar Ali; (1998) Pengantar Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan

Koentjoro Halim Diana; (2004) Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Bojongkerta, Ciawi Bogor Selatan

Situmorang & Dra. Cormentyna Sitanggang; (1994) Hukum Administrasi

Pemerintahan Di Daerah, Sinar Grafika, Jakarta

Gie Liang The; (1983) Administrasi Perusahaan Modren, Yogyakarta, Cetakan ke-14.

Manullang M; (1986) Pengantar Ekonomi Perusahaan, Liberty, Yogyakarta, Cetakan ke-13.

Hadjon, Philipus Mandiri; (1993) Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya

(2)

B. Peraturan Perundang-undangan

Bab III pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999 tentang Azas-azas Umum Penyelenggaraan Negara

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1999 Tentang Pers

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran

Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik

C. Sumber lainnya

(3)

BAB III

PROSEDUR PENGURUSAN IZIN PENDIRIAN DAN PENYIARAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PROPINSI SUMATERA UTARA

A. Kebijaksanaan Perizinan Dalam Hal Penyiaran

TVRI (Televisi Republik Indonesia) adalah stasiun televisi pertama

yang mengudara di Indonesia. Pertama siaran pada 17 Agustus 1962,

TVRI menjadi salah satu proyek ambisius dari Soekarno yang pada waktu

itu menginginkan agar negerinya tidak disebut terbelakang dan

ketinggalan zaman, dan TVRI saat itu diproyeksikan untuk menyongsong

pelaksanaan Asian Games IV yang merupakan pesta olahraga pertama

yang diselenggarakan Indonesia.

pengawasan pada izin siaran karena saat ini ada beberapa lembaga

penyiaran khususnya televisi yang sudah melakukan siaran namun belum

memilki izin siaran. Dengan adanya pengawasan tersebut maka lembaga

penyiaran khususnya televisi yang belum memiliki izin siaran dapat

ditertibkan.

Komisi Penyiaran Indonesia adalah lembaga negara yang bersifat

independen mengatur hal-hal penyiaran yang ada di pusat dan di daerah

yang tugas dan wewenangnya diatur dalam Undang-undang Nomor 32

Tahun 2002 sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran.

Dalam menjalankan fungsi, tugas, wewenang dan kewajibannya, KPI

Pusat diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan

(4)

KPI mempunyai tugas dan kewajiban :

a. menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan

benar sesuai dengan hak asasi manusia;

b. ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran;

c. ikut membangun iklim persaingan yang sehat antar lembaga penyiaran

dan industri terkait;

d. memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata, dan seimbang;

e. menampung, meneliti, dan menindaklanjuti aduan, sanggahan, serta

kritik dan apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan penyiaran;

dan

f. menyusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang

menjamin profesionalitas di bidang penyiaran.

Undang-undang Penyiaran No 32 Tahun 2002 merupakan dasar

utama bagi pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia. Semangatnya

adalah pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik harus

dikelola oleh sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan

pemodal maupun kepentingan kekuasaan. Berbeda dengan semangat

dalam Undang-undang penyiaran

sebelumnya, yaitu Undang-undang No. 24 Tahun 1997 pasal 7

yang berbunyi "Penyiaran dikuasai oleh negara yang pembinaan dan

pengendaliannya dilakukan oleh pemerintah", menunjukkan bahwa

penyiaran pada masa itu merupakan bagian dari instrumen kekuasaan yang

(5)

Berdasarkan UU No 32 tahun 2002 tentang penyiaran, secara tegas

memberi tuntunan kepada setiap penyelenggara penyiaran, bahwa setiap

kegiatan penyiaran di Indonesia harus diselenggarakan berdasarkan

Pancasila dan UUD Negara RI tahun 1945 dengan azas manfaat, adil dan

merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman, kemitraan, etika,

kemandirian, kebebasan dan bertanggung jawab.

Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh

integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan

bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan

umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis

adil dan sejahtera serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut di atas, khususnya tentang kemandirian,

demokratisasi, rasa keadilan dan fungsi ekonomi serta kebudayaan dalam

rangka terbinanya watak dan jati diri bangsa sekaligus terwujudnya

semangat otonomi daerah dengan tumbuh dan berkembangnya potensi

daerah, maka kehadiran Permen kominfo no 43 tahun 2009 dipandang

relevan dalam kondisi saat ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, Undang-Undang nomor 40 tahun

1999 tentang pers, pasal (6) mengamanatkan bahwa pers nasional

(6)

a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.

b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya

supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati

Kebhinekaan.

c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,

akurat dan benar.

d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal

yang berkaitan dengan kepentingan umum.

e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Setiap pendirian Lembaga Penyiaran di Indonesia, apakah

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) lokal maupun nasional. Lembaga

Penyiaran Swasta (LPS), Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK), Lembaga

Penyiaran Berlangganan (LPB) harus memenuhi persyaratan perizinan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Khusus mengenai tata cara dan Persyaratan Perizinan bagi

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) telah diatur di dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2005 Tentang

Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik serta Informatika

(7)

Ketentuan umum mengenai persyaratan perizinan penyelenggaraan

penyiaran dikutip dalam Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 11 tahun

2005 yaitu :

1. Siaran, penyiaran, penyiaran radio, penyiaran televisi, siaran iklan niaga,

siaran iklan layanan masyarakat, lembaga penyiaran dan izin

penyelenggaraan penyiaran.

2. Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk

badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat indipenden, netral, tidak

komersial, dan berfungsi memeberikan layanan untuk kepentingan

masyarakat.

3. Lembaga penyiaran publik lokal adalah lembaga penyiaran yang berbentuk

badan hukum yang didirikan oleh pemerintah daerah, menyelengarakan

kegiatan penyiaran radio atau penyiaran televisi, bersifat independen,

netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk

kepentingan masyarakat yang siarannya berjaringan dengan Radio

Republik Indonesia untuk radio dan Televisi Republik Indonesia (TVRI)

untuk televisi.

4. Iuran Penyiaran adalah sejumlah uang yang dibayarkan masyarakat kepada

negara sebagai wujud peran serta masyarakat untuk menandai penyiaran

publik yang akan dipertanggungjawabkan secara periodik kepada

(8)

5. Dewan pengawas adalah organ lembaga penyiaran publik yang berfungsi

mewakili masyarakat, pemerintah, dan unsur lembaga penyiaran publik

yang menjalankan tugas pengawasan untuk mencapai tujuan lembaga

penyiaran publik.

6. Dewan direksi adalah unsur pimpinan lembaga penyiaran publik yang

berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan lembaga penyiaran

publik.

7. Pemohon adalah pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah daerah untuk

memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran Lembaga Penyiaran Publik

Lokal.

8. Programa adalah kegiatan penyelenggaraan siaran yang berisikan

serangkaian program acara siaran yang ditujukan kepada khalayak dan

wilayah tertentu.

9. Siaran lokal adalah siaran yang ditujukan untuk masyarakat diwilayah

jangkauan satu kabupaten/kota sesuai wilayah layanan siaran.

10. Siaran regional adalah siaran yang ditujukan untuk masyarakat di wilayah

jangkauan suatu provinsi sesuai wilayah layanan siaran.

11. Siaran nasional adalah siaran yang ditujukan untuk masyarakat di seluruh

wilayah negara Republik Indonesia.

12. Siaran internasional adalah siaran yang ditujukan untuk masyarakat yang

(9)

13. Klasifikasi acara siaran adalah pengelompokan acara siaran berdasarkan

isi siaran yang dikaitkan dengan usia dan khalayak sasaran.

14. Forum rapat bersama adalah suatu wadah koordinasi antara komisi

penyiaran Indonesia dan pemerintah di tingkat pusat yang berwenang

memutuskan untuk menerima atau menolak permohonan izin

penyelenggaraan penyiaran.

15. Pemerintah adalah menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh

presiden atau gubernur.

16. Komisi penyiaran Indonesia yang selanjutnya disebut KPI adalah lembaga

negara yang bersifat independen yang ada di pusat dan di daerah, sebagai

wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran, yang tugas dan

wewenangnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002

tentang penyiaran.

17. Mentri adalah mentri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya

dibidang komunikasi dan informatika.

Siaran TVRI (Televisi Republik Indonesia) sebagai sub sistem

jaringan penyiaran nasional. Harus berperan aktif menyukseskan

kedelapan tugas tersebut diatas melalui penyelenggaraan siaran televisi

(10)

Profesional dalam arti bahwa teknik-teknik komunikasi dilaksanakan

secara maksimal dalam penyelenggaraan siaran. Demikian pula dalam

pengelolaan lembaga radio siarannya.

Bertanggung jawab dalam arti bahwa profesi penyelenggaraan siaran

televisi tetap diletakkan dalam kerangka turut memelihara stabilitas

nasional.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan lembaga penyiaran publik

lokal, baik secara kelembagaan maupun dalam penyelenggaraan

penyiarannya, bersifat independen, netral, dan tidak komersial. Televisi

Republik Indonesia (TVRI) dan lembaga penyiaran publik lokal berfungsi

sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan

perekat sosial, serta pelestarian budaya bangsa, dengan senantiasa

berorientasi kepada kepentingan seluruh lapisan masyarakat dan

menjalankan fungsi pelayanan untuk kepentingan masyarakat melibatkan

partisipasi publik berupa keikutsertaan di dalam siaran, evaluasi, iuran

penyiaran, dan sumbangan masyarakat, sesuai dengan ketentuan peraturan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan lembaga penyiaran publik

lokal bertujuan menyajikan program siaran yang mendorong terwujudnya

sikap mental masyarakat yang beriman dan bertakwa, cerdas,

memperkukuh integrasi nasional dalam rangka membangun masyarakat

(11)

Dalam melaksanakan kegiatan Televisi Republik indonesia (TVRI)

menyelenggarakan kegiatan penyiaran lokal, regional, nasional dan

internasional.TVRI menyelenggarakan siaran dengan sistem stasiun

jaringan yang menjangkau seluruh wilayah negara kesatuan Republik

Indonesia, TVRI cabang meneruskan siaran dari pusat dan

menyelenggarakan kegiatan penyiaran sendiri yang bermuatan lokal, untuk

menunjang kualitas operasional penyiaran TVRI dapat menyelenggarakan

kegiatan siaran iklan dan usaha lain yang sah yang terkait dengan

penyelenggaraan penyiaran.

Jangka waktu berlakunya izin penyelenggaraan penyiaran untuk

Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan lembaga penyiaran publik lokal

adalah 10 (sepuluh) tahun, jangka waktu berlakunya izin tersebut

diperpanjang secara langsung oleh mentri setelah mendapat laporan dari

lembaga penyiaran publik lokal tentang berakhirnya jangka waktu

berlakunya izin penyelenggaraan penyiaran.

Biaya perizinan TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal wajib

membayar biaya izin penyelenggaraan penyiaran dan perpanjangannya

serta biaya hak penggunaan frekuensi melalui kas negara. Biaya izin

penyelenggaraan penyiaran dan perpanjangan serta biaya hak penggunaan

frekuensi ditanggung oleh negara melalui anggaran pendapatan dan

belanja negara untuk TVRI, dan melalui anggaran pendapatan dan belanja

daerah untuk lembaga penyiaran publik lokal. Biaya perizinan ditetapkan

(12)

Sumber pembiayaan TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal

berasal dari:

a. Iuran penyiaran.

b. Anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan

belanja daerah.

c. Sumbangan masyarakat.

d. Siaran iklan.

e. Usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.

Penerimaan yang diperoleh dari sumber pembiayaan melalui iuran

penyiaran, sumbangan masyarakat, siaran iklan, usaha lain yang sah yang

terkait dengan penyelenggaraan penyiaran merupakan penerimaan negara

yang dikelola langsung secara transparant untuk membiayai lembaga

penyiaran publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

B. Pendirian dan Perizinan Televisi Republik Indonesia (TVRI)

Sebelum Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) Medan

dibangun, masyarakat memperoleh informasi aktual melalui mass media

yaitu surat kabar dan majalah. Masyarakat juga memperoleh informasi

melalui media elektronik yang hanya mengeluarkan gelombang suara,

(13)

semakin lengkap dengan dibangunnya stasiun pemancar siaran televisi

yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Medan.28

Pembangunan Stasiun TVRI Medan adalah rencana dan

perjuangan dari pemerintah Sumatera Utara yaitu: unsur TNI, Pemerintah

Daerah, DPRD Sumatera Utara, dan Pertamina, yang menggabungkan diri

kedalam satu wadah kepanitiaan “Yayasan Pembangunan TVRI Sumatera

Utara” pada tanggal 27 Juni 1967 yang dipimpin oleh Letkol Wahid Lubis

dan Ketua Harian adalah Letkol Ridwan Hutagalung. Tujuan dari

pembentukan ini adalah panitia yang bertugas dalam pencarian dana

pembangunan dan dana untuk pembelian sejumlah alat penyiaran.

Sejumlah pinjaman yang diusahakan oleh panitia akhirnya

terkumpul, yaitu sebesar US $ 40.000 dari Ibnu Sutowo pimpinan P.N

Pertamina.Dana yang terkumpul ini segera direalisasikan untuk pembelian

peralatan pemancar berkapasitas 75 Watt dan peralatan studio sederhana.

Panitia juga melakukan peminjaman kepada P.N Pertamina untuk dana

pendirian gedung-gedung dan menara pemancar. Bekerja secara intensif

selama 45 hari berupa pemasangan Broadcasting Eguipment, Air

Conditioning System dan Lighting System (perlengkapan penyiaran dan

tower) untuk studio Medan, sehingga tanggal 9 Desember 1970 Stasiun

TVRI Medan menyiarkan program pertamanya, dengan jangkauan

siarannya diperkirakan meliputi: Kisaran, Tanjung Balai, Tebing Tinggi,

28

Hikma Kusumaningrat, dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori Dan Praktek, Jakarta:

(14)

Pangkalan Susu, Pangkalan Brandan, dan Langsa, atau dengan radius

siaran mencapai 150 Km dari pusat pemancar yang berada Medan.

Setelah menyelesaikan masa percobaan selama 45 hari dengan

siaran pemutaran Film Cerita, maka peralatan TVRI dinyatakan berhasil,

sehingga TVRI sudah memulai program penyiarannya setiap hari.

Program acara yang ditayangkan Stasiun TVRI Medan sejak tahun 1970

hingga tahun 1975, hanyalah acara yang disusun di Medan sendiri. Pada

babakan ini hubungan antara TVRI pusat dengan TVRI yang ada di daerah

hanyalah bidang materi siaran.

Pokok siaran selama lima tahun tanpa menggabungkan diri dengan

TVRI pusat, Stasiun TVRI Medan memfokuskan dirinya menyiarkan

berbagai informasi dan acara yang bernuansa kedaerahan. Acara yang

ditayangkan dari TVRI merupakan program yang bertujuan sebagai

pendorong proses pembangunan dengan menyuguhkan antara aspirasi

rakyat kepada pemerintah dan demikian sebaliknya menyampaikan

program pembangunan dari pemerintah kepada masyarakat. Fungsi siaran

yang ditujukan sebagai penyambung antara pemerintah dan masyarakat

ataupun menghubungkan masyakat dengan masyarakat lainnya diharapkan

menjadi pendorong proses perubahan sosial dari masyarakat

keterbelakangan informasi semakin terjawab.

Kondisi masyarakat yang semakin kritis dan membutuhkan

informasi yang lebih variatif dan mengglobal (lebih beragam dan luas)

(15)

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut akan informasi-informasi

berita yang lebih bagus lagi. Bukti masyarakat Sumatera Utara kekurangan

informasi terlihat dari beberapa anggota keluarga di Sumatera Utara,

terutama yang tinggal di daerah pesisir Sumatera Utara seperti Kabupaten

Asahan, Kotamadya Tanjung Balai, dan sebagian kabupaten Langkat lebih

memilih siaran yang disalurkan dari negara tetangga Malaysia sebagai

alasannya adalah karena siaran TV Malaysia lebih mudah.

TVRI (Televisi Republik Indonesia) merupakan lembaga penyiaran

yang telah berdiri dan ditetapkan sebagai lembaga penyiaran publik

sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang nomor 32 tahun 2002

tentang penyiaran. TVRI (Televisi Republik Indonesia) berkedudukan di

ibukota negara Republik Indonesia dan cabang-cabangnya berada di

daerah.

Lembaga penyiaran publik lokal merupakan lembaga penyiaran

yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh pemerintah daerah

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atas usul

masyarakat. Lembaga penyiaran publik lokal dapat didirikan di daerah

provinsi, kabupaten, atau kota dengan kriteria dan persyaratan sebagai

berikut:

a. Belum ada stasiun penyiaran Televisi Republik Indonesia (TVRI) di

daerah tersebut,

(16)

c. Tersedianya sumber daya manusia yang profesional dan sumber daya

lainnya sehingga lembaga penyiaran publik lokal mampu melakukan

paling sedikit 3 (tiga) jam siaran per hari dengan materi siaran yang

proporsional,

d. Operasional siaran diselenggarakan secara berkesinambungan.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) mendapatkan izin

penyelenggaraan penyiaran yang berlaku untuk stasiun pusat dan seluruh

cabangnya dengan melaporkan secara tertulis tentang keberadaannya dan

mengajukan permohonan tertulis kepada mentri. Untuk memperoleh izin

penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran publik lokal, pemohon

mengajukan permohonan izin tertulis kepada mentri melalui komisi

penyiaran publik (KPI) dengan mengisi formulir yang disediakan dan

memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam peraturan

pemerintah.

Permohonan izin tersebut dikirimkan masing-masing kepada mentri

dan komisi penyiaran publik (KPI) dibuat dalam dua rangkap, dengan

melampirkan persyaratan administratif, program siaran dan teknik

penyiaran sebagai berikut :

a. Latar belakang maksud dan tujuan pendirian serta mencantumkan nama,

visi, misi, dan format siaran yang akan diselenggarakan,

(17)

c. Uraian tentang struktur organisasi mulai dari unit kerja tertinggi sampai

unit kerja terendah, termasuk uraian tata kerja yang melekat pada setiap

unit kerja,

d. Uraian tentang waktu siaran, presentase mata acara, pola acara siaran,

sumber materi acara, khalayak sasaran,

e. Daftar inventaris sarana dan prasarana yang akan digunakan (termasuk

peralatan studio dan pemancar, jumlah dan jenis studio serta perhitungan

biaya investasinya)

f. Gambar tata ruang studio dan stasiun pemancar, peta lokasi studio dan

stasiun pemancar, wilayah jangkauan, dan wilayah layanannya.

g. Usulan saluran frekuensi dan kontur diagramyang diinginkan.

h. Spesifikasi teknik dan sistem peralatan yang akan digunakan beserta

diagram blok sistem peralatan.

Setelah menerima berkas surat permohonan sebagaimana dimaksud

diatas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melakukan:

a. Evaluasi kelengkapan persyaratan uji substantif permohonan sesuai

dengan kewenangan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI),

b. Dengar pendapat dengan pemohon setelah diterimanya berkas

(18)

Apabila persyaratan dan kelengkapan permohonan tidak dipenuhi

maka Komisi Penyiaran Publik (KPI) memberitahukan secara tertulis

kepada pemohon atau kuasanya agar persyaratan tersebut dipenuhi paling

lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya surat

pemberitahuan, apabila persyaratan dan kelengkapan tidak dipenuhi dalam

waktu tersebut, maka pemohon dianggap mengundurkan diri.

Dalam jangka waktu paling lama 45 (empat puluh lima) hari kerja

terhitung sejak dipenuhinya persyaratan dan hasil evaluasi dengar

pendapat dengan pemohon, sementara mentri menetapkan jangka waktu

paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya atau tidak

diterimanya rekomendasi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI),

Mentri menerbitkan keputusan penolakan atau persetujuan izin

penyelenggaraan penyiaran sesuai hasil dari kesepakatan dari forum rapat

bersama, keputusan penolakan atau persetujuan izin penyelenggaraan

penyiaran diterbitkan oleh mentri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja

setelah ada hasil kesepakatan forum rapat bersama.keputusan penolakan

atau persetujuan izin penyelenggaraan penyiaran disampaikan kepada

pemohon melalui Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

Setelah mendapatkan izin penyelenggaraan penyiaran, Lembaga

Penyiaran Publik lokal wajib melalui masa uji coba siaran paling lama 1

(satu) tahun penyiaran, sebelum memperoleh izin tetap penyelenggaraan

(19)

pembangunan infrastruktur, pengurusan proses penetapan frekuensi,

pelaksanaan uji coba siaran dan evaluasi penyelenggaraan uji coba siaran.

Setelah melalui masa uji coba dan menyatakan siap untuk

dievaluasi, pemohon mengajukan permohonan kepada mentri untuk

dilakukan evaluasi penyelenggaraan uji coba siaran, untuk melaksanakan

evaluasi penyelenggaraan uji coba siaran dibentuk tim uji coba siaran yang

terdiri atas unsur pemerintah dan Komisi Penyiaran Publik (KPI) yang

ditetapkan oleh mentri.

Selama masa uji coba siaran Lembaga Penyiaran Publik Lokal

dilarang, Menyelenggarakan siaran iklan, kecuali siaran iklan layanan

masyarakat, memungut biaya yang berkenaan dengan penyelenggaraan

penyiaran. Kriteria tentang penetapan lulus masa uji coba siaran meliputi :

persyaratan administratif, program siaran, dan teknik penyiaran.

Masa uji coba siaran berakhir setelah lembaga Penyiaran Publik

Lokal apabila :

a. Dinyatakan lulus oleh tim uji coba siaran karena telah memenuhi kriteria

b. Dinyatakan tidak lulus oleh tim uji coba siaran karena sampai batas waktu

1 (satu) tahun lembaga penyiaran televisi tidak dapat memenuhi kriteria

c. Dinyatakan tidak lulus oleh tim uji coba siaran karena sampai batas waktu

1 (satu) tahun untuk lembaga penyiaran televisi dan diberikan peringatan

(20)

Mentri menerbitkan keputusan izin tetap penyelenggaraan penyiaran

paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah uji coba siaran dinyatakan

lulus dan mentri mencabut keputusan izin penyelenggaraan penyiaran paling

lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah uji coba siaran dinyatakan tidak

lulus, dan kemudian disampaikan kepada pemohon melalui Komisi Penyiaran

Indonesia (KPI), ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penetapan lulus

masa uji coba siaran diatur dengan peraturan mentri.

Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 memiliki asas,

tujuan, fungsi, dam arah yaitu :

Penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas

manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman,

kemitraan, etika, kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab.

Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh

integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman

dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan

kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang

mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri

penyiaran Indonesia.

Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi

(21)

perekat sosial. Dalam menjalankan fungsi, penyiaran juga mempunyai

fungsi ekonomi dan kebudayaan.

Penyiaran diarahkan untuk :

a. menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri

bangsa;

c. meningkatkan kualitas sumber daya manusia;

d. menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa;

e. meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan disiplin nasional;

f. menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran aktif masyarakat

dalam pembangunan nasional dan daerah serta melestarikan lingkungan

hidup;

g. mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan yang sehat di

bidang penyiaran;

h. mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan

pemerataan, dan memperkuat daya saing bangsa dalam era globalisasi;

i. memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab;

j. memajukan kebudayaan nasional.

Adapun hal-hal yang mendorong pendirian TVRI propinsi

(22)

seperti yang terkandung dalam Undang-undang Keterbukaan Informasi

Publik pada Undang-undang Keterbukaan Publik Nomor 14 Tahun 2008.

Setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh

setiap pengguna informasi publik, informasi publik yang dikecualikan

bersifat ketat dan terbatas. Setiap informasi publik dapat diperoleh setiap

pemohon informasi publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan

cara sederhana. Informasi publik yang dikecualikan bersifat rahasia yang

sesuai dengan Undang-undang, kepatutan dan kepentingan umum yang

didasarkan oleh pengujian tentang konsensi yang timbul apabila sesuatu

informasi yang diberikan oleh masyarakat serta setelah dipertimbangkan

dengan seksama bahwa menutup informasi publik dapat melindungi

kepentingan yang lebih besar atau malah sebaliknya.

Undang-undang Keterbukaan Publik Nomor 14 tahun 2008

bertujuan :

a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan

kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan

keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;

b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan

kebijakan publik;

c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan

(23)

d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang

transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat

dipertanggungjawabkan;

e. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup

orang banyak;

f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan

bangsa; dan/atau

g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan

Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

C. Syarat-syarat Penyelenggaraan Siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan penyiaran

sebagai berikut :

a. Syarat memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran

1. Programa Siaran dan Penggunaan Frekuensi

TVRI atau RRI dapat menyelenggarakan beberapa programa siaran

dengan menggunakan beberapa saluran frekuensi radio yang diperlukan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Lembaga penyiaran publik lokal

menyelenggarakan 1 (satu) programa siaran dengan 1 (satu) saluran

(24)

Untuk menyelenggarakan programa siaran TVRI disediakan

alokasi frekuensi 20 % (dua puluh persen) dari jumlah saluran frekuensi

yang ada disetiap wilayah layanan siaran. Dalam hal di suatu wilayah

layanan siaran hanya tersedia kurang dari 10 (sepuluh) saluran frekuensi

maka TVRI disediakan paling sedikit 2 (dua) saluran. Penyelenggara

penyiaran publik wajib membuat peta jangkauan siaran dan sistem

peralatan transmisi yang direncanakan di satu wilayah layanan siaran.

2. Cakupan Wilayah Siaran Lokal, Regional, Nasional, dan Internasional

Cakupan wilayah siaran lokal TVRI dan lembaga penyiaran publik

adalah cakupan wilayah layanan siaran yang meliputi wilayah di sekitar

tempat kedudukan lembaga penyiaran yang bersangkutan atau wilayah

satu kabupaten/kota.

Cakupan wilayah siaran regional TVRI adalah cakupan wilayah

layanan siaran yang meliputi wilayah satu provinsi. Cakupan wilayah

siaran nasional TVRI adalah cakupan wilayah layanan siaran yang

meliputi seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, sedengkan

cakupan wilayah siaran internasional TVRI adalah cakupan wilayah yang

meliputi di luar wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.

3. Jaringan Siaran

Sistem jaringan siaran hanya dapat diselenggarakan oleh TVRI,

(25)

seluruh atau oleh beberapa stasiun penyiaran, sistem jaringan siaran

diselenggarakan dengan cara:

a) Jaringan regional,

b) Jaringan nasional,

c) Jaringan internasional.

4. Isi Siaran

Isi siaran TVRI atau lembaga penyiaran publik lokal televisi wajib

memuat paling sedikit 60 % (enam puluh persen) materi acara yang

berasal dari dalam negeri. Isi siaran TVRI dan lembaga penyiaran publik

lokal wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak

khusus yaitu, anak-anak dan remaja, dengan menyiarakan materi acara

pada waktu yang tepat dan lembaga penyiaran publik dimaksud wajib

mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai isi

siaran.

Isi siaran TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal wajib dijaga

netralitasnyadan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan

tertentu. Isi siaran TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal dilarang:

a) Bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong,

b) Menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan

narkotika dan obat terlarang, atau

(26)

Isi siaran TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal dilarang

memperolok, merendahkan, melecehkan, dan/atau mengabaikan nilai-nilai

agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.

Isi siaran TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal yang dikemas dalam

materi acara siaran yang berasal luar negeri dapat disiarkan dengan tidak

merugikan kepentingan nasional dan tata nilai yang berlaku di Indonesia

serta tidak merusak hubungan dengan negara sahabat. Isi siaran wajib

mengikuti pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran yang

ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia.

5. Klasifikasi Acara Siaran

TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal wajib membuat

klasifikasi acara siaran sesuai khalayak sasaran. Pembuat klasifikasi acara

siaran didasarkan pada pertimbangan isi dan waktu siaran acara serta usia

khalayak dan khalayak sasaran.

Klasifikasi film, sinetron, dan acara tertentu lembaga penyiaran

publik televisi wajib mencantumkan kode layak tonton yang terdiri atas:

a) Layak untuk anak,

b) Perlu didampingi orang tua,

c) Semua umur,

(27)

Standar program tersebut diatas ditetapkan oleh Komisi Penyiaran

Indonesia.

6. Bahasa Siaran

Bahasa pengantar utama dalam penyelenggaraan program siaran

nasional harus bahasa Indonesia yang baik dan benar, apabila diperlukan,

bahasa daerah dapat digunkan sebagai bahasa pengantar dalam

penyelenggaraan program siaran muatan lokal untuk mendukung acara

tertentu.

Bahasa asing hanya dapat digunakan sebagai bahasa pengantar

pada acara siaran tertentu untuk siaran dalam negeri. Untuk siaran

programa luar negeri, bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa

pengantar untuk seluruh waktu siaran.

Acara siaran berbahasa asing dapat disiarkan dalam bahasa aslinya

dan khusus untuk penyiaran televisi harus diberi teks bahasa Indonesia

atau secara selektif disulihsuarakan kedalam bahasa Indonesia sesuai

dengan keperluan acara tertentu.

Sulih suara bahasa asing kedalam bahasa Indonesia dibatasi paling

banyak 30% (tiga puluh persen) dari jumlah acara berbahasa asing yang

disiarkan, bahasa isyarat dapat digunakan dalam acara tertentu televisi

untuk khalayak tuna rungu tanpa mengganggu artistik siaran. Acara

televisi berbahasa daerah yang disiarkan secara nasional harus disertai teks

(28)

7. Relai dan Siaran Bersama

RRI (Radio Republik Indonesia) dan TVRI melakukan relai dan

siaran bersama dengan lembaga penyiaran lain, baik lembaga penyiaran

dalam negeri maupun lembaga penyiaran luar negeri. Relai siaran dari luar

negeri dapat berupa relai siaran acara tetap atau relai siaran acara tidak

tetap bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kerja sama, dan

persahabatan antarnegara.

Durasi, jenis, dan jumlah acara relai siaran acara tetap dari luar

negeri di batasi, TVRI daerah dan lembaga penyiaran publik lokal televisi

wajib merelai TVRI pusat pada acara dan waktu tertentu sesuai pola acara

yang telah ditentukan. Antar stasiun Radio Republik Indonesia dan TVRI

dapat melakukan siaran bersama dan sindikasi siaran untuk acara tertentu

guna meningkatkan mutu layanan siaran.

8. Hak Siar dan Ralat Siaran

TVRI dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal wajib melakukan ralat

apabila isi siaran dan/atau berita diketahui terdapat kekeliruan dan/atau

kesalahan atas isi siaran dan/atau berita. Ralat atau pembetulan dilakukan

dalam jangka waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) jam berikutnya, dan

apabila tidak memungkinkan untuk dilakukan, ralat dapat dilakukan pada

kesempatan pertama serta mendapat perlakuan utama, ralat seperti tersebut

tidak membebaskan tanggung jawab atau tuntutan hukum yang diajukan

(29)

9. Arsip Siaran

TVRI dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal wajib menyimpan

bahan atau materi siaran paling sedikit untuk jangka waktu 1 (satu) tahun

setelah disiarkan. Bahan siaran yang memiliki nilai sejarah, nilai

informasi, atau nilai penyiaran yang tinggi wajib diserahkan untuk

disimpan pada lembaga yang ditunjuk untuk menjaga kelestariannya sesuai

dengan peratuan perundang-undangan.

10. Siaran Iklan

Materi siaran iklan harus sesuai kode etik periklanan, persyaratan

yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Publik (KPI) dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Siaran iklan niaga yang

disiarkan yang disiarkan pada acara siaran untuk anak-anak wajib

mengikuti standar siaran untuk anak-anak.

Iklan rokok pada lembaga penyelenggara penyiaran Televisi hanya

dapat disiarkan pada pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu

setempat. TVRI dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal wajib menyediakan

waktu untuk siaran iklan layanan masyarakat yang dilakukan dalam waktu

yang tersebar mulai dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 22.00 waktu

setempat dengan harga khusus, atau jika dalam keadaan darurat ditetapkan

oleh pemerintah sesuai dengan keperluan.

Waktu siaran TVRI dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal paling

(30)

Waktu siaran iklan layanan masyarakat paling sedikit 30% (tiga puluh

persen) dari siaran iklannya setiap hari. Materi siaran iklan wajib

menggunakan sumber daya dalam negeri.

11. Jasa Tambahan Penyiaran

Jasa tambahan penyiaran dilakukan di luar layanan utama.

Pelaksanaan jasa penyiaran tambahan wajib menggunakan standar sistem

dan memenuhi kinerja teknik yang ditetapkan. Ketentuan lebih lanjut

mengenai izin, standar sistem, dan kinerja teknik jasa tambahan penyiaran

yang diatur dengan Peraturan Mentri.

b. Syarat Teknis dan Peralatan

Perangkat transmisi penyiaran yang digunakan atau dioperasikan

untuk keperluan penyelenggaraan penyiaran wajib memiliki standar

nasional dan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam merancang

sistem peralatan, baik peralatan produksi, penyiaran maupun teknik

umum, yang diantaranya adalah :

a. Memenuhi persyaratan internasional dan nasional;

b. Adanya jaminan kontinuitas dukungan suku cadang (biasanya sekitar

10 tahun ) dan layanan purnajual;

(31)

d. Kemudahan memperoleh suku cadang;

e. Praktis dalam pengoperasian dan pemeliharan;

f. Pengalaman pengguna sebelumnya;

g. Peralatan yang digunakan kompetitor;

h. Kemudahan pengembangan sistem peralatan dikemudian hari

(upgrading) sejalan dengan peningkatan kebutuhan.

- Konfigurasi Peralatan

Berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya,

disusun daftar kebutuhan peralatan dengan disertai gambar secara block

diagram ( garis besar ), mencakup :

a. Peralatan produksi antara lain terdiri atas : Camera system ( studio kamera

dan Electronic News Gathering /Electronic Field Production kamera ),

video system, audio system, editing ( and dubbing) system,VCR (voice record) system, lighting system, master control, production control, communication control, communication system, mobile production unit,

pemeliharaan peralatan (maintenance equipment) , dan lain-lain.

b. Peralatan penyiaran antara lain meliputi : sending VCR system, continuity

studio equipment, camera system, audio system, video system, lighting system, master control ( bersama dengan bagian produksi ) dan peralatan

transmisi seperti pemancar, microwave link, up and down link.

(32)

generator sets ) sebagai kelengkapan mobile production unit atau small

silent generator set, alat pendingin ( AC ) untuk studio dan ruang

peralatan, alat komunikasi stationary atau portable: handy talky, mobile

(33)

BAB IV

ASPEK-ASPEK YANG MENGHAMBAT KEPROFESIONALITASAN KINERJA TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Gambaran Umum Sejarah Berdirinya TVRI dan Perkembangannya dari Masa ke Masa

a. Awal Berdirinya Tvri

Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama

di Indonesia, yang mengudara sejak tahun 1962 di Jakarta dan Starvision

Plus pada tanggal 23 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan

Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari

Istana Negara Jakarta.Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI

kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta dan di

Jakarta Timur di Sentul Pada Tanggal 24 Agustus 1962 sejak Capcom di

Jepang pada tahun 1979 dan di Jakarta Indonesia sejak tahun 1983.

Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan

khusus yang dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua

kali). Pada tahun 80-an dan 90-an TVRI tidak diperbolehkan

menayangkan iklan. Tetapi pada akhirnya TVRI kembali menayangkan

iklan.Status TVRI saat ini adalah Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian

biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara. TVRI memonopoli

siaran televisi di Indonesia sebelum tahun 1989 ketika didirikan televisi

(34)

b. Latar Belakang Berdirinya TVRI

Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk

memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan

Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV.

Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK

Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan

Televisi.

Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di

Wina mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan saat itu, Maladi

untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya

tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut:

1. Membangun studio di Senayan (TVRI sekarang).

2. Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 kw dengan tower 80

meter

3. Mempersiapkan software (program dan tenaga)..

Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran

percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII

dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan

berkekuatan 100 watt. Kemudian pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara

untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan

(35)

Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963

tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden

RI. Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran

Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara

berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan, Surabaya, Ujungpandang (Makassar),

Manado, Denpasar dan Balikpapan (bantuan Pertamina).

c. Pembangunan Stasiun Produksi Keliling TVRI

Mulai tahun 1977, secara bertahap di beberapa ibu kota Provinsi

dibentuklah Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi

sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari:

1. SPK Jayapura

2. SPK Ambon

3. SPK Kupang

4. SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI stasiun

Surabaya)

5. SPK Semarang

6. SPK Bandung

7. SPK Banjarmasin

8. SPK Pontianak

9. SPK Banda Aceh

10.SPK Jambi

11.SPK Padang

(36)

d. Status TVRI pada Era Orde Baru

Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari

organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status

Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV,

dan Film, Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah

menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan

pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua

jalur) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan

usaha-usaha Pemerintah.

Pada garis besarnya tujuan kebijakan Pemerintah dan

program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang

modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, yang

bertujuan supaya tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah

dan mental spiritual. Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya

harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio

TVRI yang berkedudukan di ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat

dan baik.

Semua pelaksanaan TVRI baik di ibu kota maupun di Daerah harus

meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi

suatu well-integrated mass media (media massa yang terintegrasikan

(37)

Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan

siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain

sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang

manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran/birokrasi.

e. TVRI di Era Reformasi

Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun

2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan

(Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan

bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI. Bulan Oktober

2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001

tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN

untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan Republik

Indonesia|Departemen Keuangan RI untuk urusan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9

tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di

bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara

BUMN.

Selanjutnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

32 tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga

Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh

negara. Semangat yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga

(38)

publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial. Peraturan Pemerintah

Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan

pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan

perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan

seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi

yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi

tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai

seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen

penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1

Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia.

Ke 27 TVRI Stasiun Daerah tersebut adalah :

1. TVRI Stasiun DKI Jakarta

2. TVRI Stasiun Nangroe Aceh Darussalam

3. TVRI Stasiun Sumatera Utara

4. TVRI Stasiun Sumatera Selatan

5. TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten

6. TVRI Stasiun Jawa Tengah

7. TVRI Stasiun Jogyakarta

8. TVRI Stasiun Jawa Timur

9. TVRI Stasiun Bali

(39)

11. TVRI Stasiun Kalimantan Timur

12. TVRI Stasiun Sumatera Barat

13. TVRI Stasiun Jambi

14. TVRI Stasiun Riau dan Kepulauan Riau

15. TVRI Stasiun Kalimantan Barat

16. TVRI Stasiun Kalimantan Selatan

17. TVRI Stasiun Kalimantan Tengah

18. TVRI Stasiun Papua

19. TVRI Stasiun Bengkulu

20. TVRI Stasiun Lampung

21. TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara

22. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur

23. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat

24. TVRI Stasiun Gorontalo

25. TVRI Stasiun Sulawesi Utara

26. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah

27. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara

TVRI dewasa ini dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan

Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang

penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan

mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan

(40)

Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI

dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik dibidang Manajemen,

Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan.Sehubungan dengan itu Direksi

TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan

dibidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan

dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang

kurang memiliki nilai jual.

Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya

manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi

kualifikasi yang diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI

melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang

dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan

untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai

keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.

Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk

mengisi fungsi tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari

tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI

yang tersedia. Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI

benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari

berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar

baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme

(41)

Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI

akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang

penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.

Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei

2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun

relay TVRI sebanyak 395 buah, yang tersebar diseluruh Indonesia.

Karyawan TVRI pada Tahun Anggaran 2007 berjumlah 6.099,

terdiri atas 5.085 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1.014 orang

Tenaga Honor/Kontrak yang tersebar di seluruh Indonesia dan sekitar

1.600 orang di antaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun

Pusat Jakarta.

TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu (VHF)

Very High Frekuensi dan (UHF) Ultra High Frekuensi. Kota-kota yang

telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan,

selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.

TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam,

mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB dengan substansi acara bersifat

(42)

PERATURAN DEWAN DIREKSI LPP. TVRI NOMOR: 155/PRTR/DIREKSI-TVRI/2016 TANGGAL : 29 DESEMBER 2015

KEPALA TVRI

STASIUN SUMATERA UTARA

ZAINUDIN LATUCONSINA,SE,M.Si NIP : 196010221993031001 KEPALA BIDANG PROGRAM

DAN PENGEMBANGAN USAHA

I KETUT LENENG, SH NIP : 196212311982031063

KEPALA SEKSI PROGRAM SYAHRANI

NIP : 196311181983021002

KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN USAHA

HERI FRISTANTO, SE,MM NIP : 196509111986031003

KEPALA BIDANG BERITA

SUHERMANTO, SE NIP :

196302021983021001

KEPALA SEKSI PRODUKSI BERITA SRI RUKMINI,SH NIP : 196710091994032004

KASIE. CURRENT AFFAIR DAN SIARAN OLAH RAGA

ZULKIFLI, S.IP, M.Si NIP : 196305291983021001

KEPALA BAGIAN KEUANGAN

BUSTAMI, SE,MM NIP : 196712121991031004

KEPALA SUBBAGIAN PERBENDAHARAAN

AFIFFUDIN NIP : 195805271981031006

KEPALA SUBBAGIAN AKUNTANSI F E R N A N D E NIP : 195807121981031011

KEPALA BIDANG TEKNIK

SUHERMAN, S.sos NIP : 196303151982031002

KEPALA SEKSI TEKNIK PRODUKSI & PENYIARAN

Drs. TAMPE MALEM TRG NIP : 196211281982031001

KEPALA SEKSI TEKNIK TRANSMISI M. SUHAIRI NIP : 196312311983031062

KEPALA SEKSI FASILITASI TRANSMISI KESUMA WIJAYA NIP : 196408111983021002

KEPALA BAGIAN UMUM

BAMBANG R SITEPU,SE,MM NIP : 195806271987031003

KEPALA SUBBAGIAN SDM LIZA TRIMURTI, SE NIP : 196809121995012001

KEPALA SUBBAGIAN PERLENGKAPAN

(43)

B. Struktur Organisasi Pada TVRI

Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai kerangka struktur dalam suatu pekerjaan dari banyak orang yang dilakukan untuk mencapai

dan mewujudkan suatu tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada

setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh sekelompok orang, masing-masing

pekerjaan itu mengandung sejumlah wewenang, tugas dan tanggung jawab

tertentu pula. Keseluruhan aktivitas disusun secara sistematis dan

kerjasama sehingga pencapaian tujuan dapat lebih efektif.

Bagan organisasi atau struktur organisasi menggambarkan tempat

kedudukan pimpinan dan membantu menentukan batas-batas wewenang,

tanggung jawab dan tanggung jawab pelaporan. Struktur organisasi sangat

penting dalam pengembangan perusahaan karena akan memperlihatkan

tanggung jawab setiap orang dalam memperlakukan rencana-rencana

manajemen. Pengembangan yang terkoordinasi antara struktur organisasi

perusahaan dengan sistem pembayaran upah dan pelaporan itulah yang

disebutkan pelaporan pertanggung jawaban. Pada umumnya suatu bagan

oganisasi didasarkan atas konsep lini-staf (lini staf concept), yang

khususnya berguna bila bidang produksi perusahaan itu masih sederhana

dan tidak akan banyak berubah dimasa yang akan datang. Asumsi dari

dasar konsep lini staff adalah bahwa semua posisi atau divisi fungsional

dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok :

Kelompok lini yaitu para pejabat yang mengambil keputusan dan

(44)

memberikan saran-saran atau melaksanakan fungsi-fungsi tekhnis. Bentuk

bagan organisasi ini didasarkan atas konsep kerjasama fungsional dari

manajemen.

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan

diantara individu-individu di dalam suatu kelompok yang digambarkan

dalam suatu bagan organisasi atau diagram yang memperlihatkan

garis-garis besar hubungan-hubungan tersebut menurut fungsi-fungsi di dalam

usaha dan arus tanggung jawab serta wewenang. Maka untuk lebih

jelasnya, disini dikutip perumusan tentang struktur organisasi menurut

pendapat

George R. Terry sebagai berikut :

“Struktur organisasi dapat dirumuskan sebagai : perwujudan yang

menunjukkan tanggung jawab yang diberikan atau tanggung jawab atas

setiap fungsi yang bersangkutan. Struktur organisasi dapat dipandang

sebagai kerangka menyeluruh yang menghubung-hubungkan fungsi-fungsi

dari suatu badan usaha dan menetapkan hubungan-hubungan yang tetap

diantara pegawai-pegawai yang nyata istilah “organisasi” dipakai secara silih berganti dengan struktur organisasi.”29

Agar suatu organisasi dapat benar-benar mencapai tujuan secara

penuh, maka struktur organisasi harus memenuhi dua syarat, yaitu efisien

dan efektif dan sehat. Struktur organisasi yang efisien berarti bahwa

organisasi itu memiliki susunan yang logis dan bebas dari segala

29

(45)

sumber pergeseran segenap satuan didalamnya dapat mencapai

perbandingan yang terbaik antara usaha dengan hasil kerjanya, baik

mengenai mutu maupun hasil kerjanya. Struktur organisasi yang sehat

berarti bahwa organisasi itu mempunyai bentuk dan susunan yang teratur

dimana masing-masing bidang kerja dan jabatannya dapat menjalankan

tugas dan wewenang yang merupakan satuan-satuan tertentu dalam

lingkungannya dengan tanpa kesimpang siurannya.

Struktur organisasi yang tidak mengikuti pola yang efisien dan

sehat, biasanya akan mekar susunannya menjadi berlipat ganda dengan

tidak menambah kegiatan yang dilakukan dan hasil kerja yang dicapai.

Dengan demikian dalam setiap organisasi agar tercapai struktur

organisasi yang baik, perlulah diadakan pedoman tertentu yang sering

disebut dengan azas-azas organisasi itu. Azas-azas ini walaupun

merupakan kebenaran-kebenaran yang dapat diterapkan secara umum,

namun penerapannya tidak bisa dipastikan. Oleh karenanya azas-azas

tersebut lebih banyak bersifat sebagai ukuran-ukuran bagi organisasi yang

baik. Menurut pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan

tanggung jawab dari pimpinan sampai pada satuan-satuan yang terbawah

dalam organisasi, bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan dalam empat

bentuk organisasi. Dan masing-masing bentuk mempunyai kebaikan dan

kekurangan tersendiri. Keempat bentuk organisasi tersebut yaitu :

1. Bentuk organisasi garis

(46)

3. Bentuk organisasi garis dan staf

4. Bentuk organisasi fungsional dan staf.30

Semua bentuk struktur organisasi diatas mempunyai kegunaan

masing-masing. Bentuk yang tepat bagi suatu organisasi tergantung pada

luas perusahaan, tujuan, dan keperluan serta sumber-sumber keuangan

organisasi yang bersangkutan juga lingkungan disekitarnya. Jadi

bermacam-macam faktor hendaknya dipertimbangkan dalam penyusunan

struktur organisasi yang tepat.

Melalui struktur organisasi yang tepat maka tugas-tugas pekerjaan

dapat ditetapkan, sehingga tanggung jawab dapat dipastikan dengan cepat.

Selanjutnya melalui organisasi pekerjaan yang efisien dapat dilaksanakan

dengan prinsip spesialisasi yang lebih tajam dan komunikasi yang lancar

sehingga dapat menghemat biaya dan waktu.

Setelah penulis menguraikan pengertian dari pada struktur

organisasi, maka pada kesempatan ini penulis ingin menjelaskan dan

menguraikan struktur organisasi pada kantor TVRI. Untuk melihat

besarnya organisasi termasuk didalamnya satuan-satuan pemerintah dan

tanggung jawab dari pucuk pimpinan sampai kebawahan dan sebaliknya,

dalam garis besarnya dapatlah dilihat dengan cepat batas-batas tugas setiap

satuan-satuan organisasi dan peralihannya pada suatu bagan struktur

organisasi yang jelas.

30

(47)

Bentuk struktur organisasi TVRI Medan adalah bentuk organisasi

garis dan staf dimana biasanya dianut oleh organisasi besar, daerah

kerjanya yang luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka

ragam dan agak rumit. Sehingga membutuhkan banyak karyawan dimana

terlihat adanya satuan komando dari setiap bagian bidang yaitu wewenang

dan tanggung jawab berjalan dengan bertingkat. Pimpinan selalu

didampingi oleh staf pimpinan yang ahli dibidangnya masing-masing,

pada bentuk organisasi daris dan staf ini, pengambilan keputusan yang

sehat lebih mudah dapat diambil, karena adanya staf ahli yang membantu

tugas-tugas pokok dan membantu merumuskan suatu masalah sehingga perwujudan “ the right man in the right place” (orang yang tepat di tempat

yang tepat) dapat dengan mudah dilaksanakan.

Dengan menganut bentuk organisasi dan staf, organisasi

bagaimanapun besarnya, apapun tujuannya dan betapapun kompleksnya

struktur organisasi akan banyak membantu perusahaan dalam mengelola

aktivitasnya. Di dalam sebuah organisasi, pembagian tugas pekerjaan

adalah keharusan mutlak dan tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang

tindih menjadi amat besar. Pembagian tugas pekerjaan akhirnya akan

menghasilkan departemen-departemen dan job discription dari

masing-masing tugas yang diberikan. Dengan pembagian tugas pekerjaan,

ditetapkan sekaligus susunan organisasi (struktur organisasi), tugas dan

fungsi-fungsi masing-masing unit dalam organisasi, hubungan-hubungan

(48)

mengarahkan usaha perusahaan yang berhubungan dengan

prilakuorang-orang yang baik di dalam maupun di luar perusahaan. Suatu bagan

organisasi yang didasarkan atas konsep kerjasama fungsionaldimana

pemegang saham dari bentuknya dapat terlihat distruktur organisasi.

Untuk lebih jelasnya pada halaman berikut ini penulis gambarkan bagan

struktur organisasi dari TVRI.

C. Aspek-aspek Yang Perlu Diperhatikan Untuk Menambah Keprofesionalitasan TVRI Sumatera Utara

Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk mendukung

sebuah lembaga penyiaran publik khususnya TVRI Propinsi Sumatera

Utara yang profesional, aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian

adalah:

a. Birokrasi Yang Panjang

Penyiaran TVRI Propinsi Sumatera utara dalam menyiarkan berita

terkesan lambat dalam memberikan informasi kepada masyarakat

dikarenakan banyaknya melalui peraturan birokrasi yang sangat panjang,

sehingga TVRI sebagai televisi Publik selalu didahului oleh

televisi-televisi swasta, hal ini mengakibatkan turunnya minat masyarakat untuk

menonton siaran TVRI. Contohnya: pada saat jatuhnya pesawat hercules

TVRI didahului televisi swasta dalam menyiarkan berita, hal tersebut

(49)

b. Tower Pemancar yang Kurang Tinggi

Secara teknis dia memaparkan, gedung yang sedang dibangun oleh

Agung Podomoro City di Jalan Guru Patimpus, Medan, yang

berketinggian lebih dari 100 meter mengakibatkan jalur studio Transmitter

Line berupa Trans Microwave, terhalang.

Trans Microwave tidak dapat mengirimkan sinyal dari studio TVRI

di Jalan Putri Hijau ke pemancar di daerah. Adapun jalur Microwave

TVRI Sumut selama ini berada di Medan, Bandar Baru, Tebinggtinggi,

Pematang Siantar dan Simarjarunjung.

Dengan adanya hambatan tersebut studio stasiun televisi pertama

di luar Pulau Jawa itu tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.

Data yang dirangkum bisnis menyebutkan, saat ini stasiun televisi yang

resmi beroperasi mulai 28 Desember 1970 tersebut memiliki dua unit

studio.Dalam pengoperasiannya, mereka didukung oleh 20 transmisi yang

tersebar di berbagai wilayah Provinsi Sumatra Utara.

Dengan berbagai sarana pendukung itu, TVRI Sumut mengklaim

siaran televisinya dapat ditangkap hingga radius 26.833,06 Km2 atau

37,43% luas wilayah provinsi.Dari perhitungan jangkauan itu, siaran

televisi TVRI Sumut dapat diakses oleh 8.840.098 orang atau 66,34% dari

total populasi Sumatra Utara.

c. Pendanaan

Permasalahan sumber dana untuk pembiayaan kegiatan operasional

(50)

sebuah organisasi. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sumber

dana yang sah untuk lembaga penyiaran publik adalah berasal dari:

- Iuran penyiaran

- APBN atau APBD

- Sumbangan masyarakat

- Siaran iklan

- Usaha lain yang yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan

penyiaran

Saat ini mayoritas pendanaan TVRI berasal dari APBN, pada tahun

2010, TVRI menerima Rp. 550 milyar dari APBN dan Rp. 206 milyar

yang berasal dari non-APBN. Penerimaan dari negara masih lebih besar

jika dibandingkan dari penerimaan non-APBN.

Kekurangan dana operasional dan investasi menjadi alasan utama

bagi tidak baiknya kinerja TVRI saat ini. ini tentunya sangat ironis karena

TVRI adalah pelopor media televisi di Indonesia dengan segudang pengalaman. TVRI adalah bagai “universitas pertelevisian” paling unggul

di Indonesia, karena begitu stasiun-stasiun televisi swasta bermunculan,

TVRI menjadi tempat berguru dan tak sedikit juga pegawai TVRI yang

kemudian loncat kedalam televisi swasta, hal ini menjadi penyebab

turunnya kinerja TVRI, karena banyak pegawai-pegawai TVRI yang

memiliki kinerja yang baik berpindah dengan alasan kesejahteraan yang

lebih baik, karena perannya yang begitu penting dan strategis pemerintah

(51)

tersebut, termasuk dalam mencari kepastian pendanaan bagi lembaga

penyiaran publik.

Pemasukan dari iuran masyarakat, sebenarnya memiliki potensi

yang baik untuk meningkatkan pendanaan TVRI. TVRI sebelumnya bukan

tanpa usaha dalam hal ini, yaitu penarikan iuran dari PT. Pos dan giro yang

kemudian dialihkan kepada PT. Mekatama Raya. Tetapi pada akhirnya

persoalan iuran masyarakat ini menjadi runyam karena persoalan

ketidaktransparannya pengurusan iuran tersebut. Di Indonesia pada saat ini

ada sekitar 40 (empat puluh) juta penduduk lebih yang memiliki pesawat

televisi, dan ini merupakan angka yang cukup besar jika dapat

dimanfaatkan secara maksimal, meskipun tidak 100 % (seratus persen)

dari seluruh jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi

membayar iuran. Masalahnya ialah program siaran TVRI pada saat ini

sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat karena dianggap tidak

menarik, sehingga masyarakat tidak memiliki keharusan untuk membayar

iuran. Jadi, apabila bermaksud untuk menarik iuran kepada masyarakat

yang pertama kali perlu untuk diperbaiki adalah kualitas, kreatifitas dan

variasi program siaran. Namun kebijakan iuran masyarakat ini juga

memiliki resiko resistensi dari masyarakat sebagaimana mereka dulu

menolak pegawai dari perusahaan penarik iuran televisi pada tahun

1990-an. Maka, sumber dana yang paling relevan adalah APBN dan APBD.

Memang ada sumber pendanaan lain yang bisa dimanfaatkan adalah

(52)

penyiaran publik yang tidak komersial, itupun hanya berupa iklan layanan

masyarakat. Disinilah letak peran pemerintah, karena pemerintah sudah

menetapkan TVRI harus tidak bersifat komersial, maka kita tidak bisa

mendudukan TVRI untuk untuk berebut porsi belanja iklan dengan

stasiun-stasiun swasta. Jika memposisikan iklan akan memasang iklan

pada siaran posisi rating yang tinggi, padahal rating hanya diukur

berdasarkan seberapa besar suatu program siaran disukai oleh pemerintah.

Maka peran dan kewajiban TVRI sebagai lembaga penyiaran publik tidak

akan tercapai.

APBN atau APBD merupakan salah satu sumber dana yang legal

untuk menunjang kegiatan lembaga penyiaran publik sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. TVRI saat ini mendapatkan penerimaan

dana yang bersumber dari APBN pada mata anggaran atau belanja

lain-lain, dan hal ini tentunya tidak sesuai dengan perundang-undangan

keuangan negara selain menimbulkan ketidakpastian penganggaran dalam

APBN. Salah satu pangkal masalahnya adalah tidak jelasnya status

lembaga penyiaran publik, karena memang tidak ada undang-undang yang

mengenal lembaga penyiaran publik sebagai sebuah badan hukum.

d. Sarana dan Prasarana Yang Memadai

Sarana dan prasarana penyiaran pendukung kegiatan penyiaran

juga sangat penting, terutama adalah sarana dan prasarana studio dari

pemancar. Saat ini TVRI memiliki 376 satuan transmisi yang tersebar di

(53)

sudah tidak dapat beroperasi. Dari 376 satuan transmisi, 30 lokasi dengan

sumber dana dari proyek perbaikan pada stasiun pemancar tv,

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Ilmiah ini, membuat situs Jajak Pendapat Perangkat Keras tentang Kartu VGA dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP (Personal Home Page) dan HTML (Hypertext Markup

ABSTRAKSI Analisis Kepuasan Masyarakat Atas Kualitas Pelayanan Di Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur Tinus Ndjurumbaha Universitas Terbuka tin us.nd j urum bahard~tZma i

Data hasil penelitian pada table merupakan pernyataan responden terhadap hal yang memmotivasi mereka untuk memanfaatkan catalog dalam penelusuran informasi.dari hasil

Para aktor ekonomi tersebut, dalam aktivitas ekonomi ditentukan oleh masyarakat luas (Zusmelia, dkk, 2015: 108).. 7 Masalah perekonomian adalah masalah yang terus

Berdasarkan komponen makna dari segi bahan dan ciri ditemukan dua belas kelompok peralatan rumah tangga BTMDLL, yaitu (1) leksem alat rumah tangga yang terbuat

dilanggarnya properti ke-6 maka properti ini telah memenuhi requirement -nya, yaitu ketika keseluruhan command sudah terkirim maka masternode akan mengosongkan

Konsumen 78 persen merasa puas dengan daging ayam yang dibeli dan sisanya 12 persen tidak puas dengan alasan timbangan yang kurang pas dan keadaan daging yang tidak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter siswa melalui kegiatan keagamaan di MTs Negeri Wonosegoro Kab. Fokus masalah yang