• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Metode Simpleks Dengan Algoritma Titik Interior Dalam Penyelesaian Masalah Program Linier

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Metode Simpleks Dengan Algoritma Titik Interior Dalam Penyelesaian Masalah Program Linier"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2005. Prinsip-Prinsip Riset Operasi. Erlangga. Jakarta.

Dantzig, G. and Thapa, M.N. 1997. Linear Programming, 1: Introduction.

Springer. New York.

Hiller, F.S, and Lieberman, G.J (1990). Introdustion to Operation Research. McGraw-Hill, Inc. Singapore.

Kusumadewi, S, H. 2008. Penyelesaian Masalah Optimisasi Dengan Teknik Heuristik. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Siagian, P. 2006. Penelitian Operasional: Teori dan Praktek. Universitas Indonesia. Jakarta

Siswanto. 2006. Operations Research. Erlangga, Jakarta.

Sitorus, P. 1997. Program Linier. Universitas Trisakti. Jakarta

Supranto, M .A. J.,1983. Linear Programming. Universitas Indonesia. Jakarta

Syahputra, M.R. 2012. Metode Branch and Bound Untuk Menyelesaikan

Multi-Objective Integer Programming. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Taylor, B.W. 2001. Sains Manajemen: Pendekatan Matematika untuk Bisnis.

Salemba Empat. Jakarta.

Wirdasari. Dian. 2009. Metode Simpleks Dalam Program Linier. Jurnal

(2)

53

Wijaya, Andi. 2012. Pengantar Riset Operasi. Penerbit Mitra Wacana Media.

(3)

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Permasalahan Program Linier

Program linier sangat penting dalam berbagai bidang studi. Program linier paling

banyak digunakan dalam bidang bisnis dan ekonomi. Fungsi tujuan dapat

berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya yang ada untuk

mendapatkan keuntungan yang maksimal, atau biaya minimal, sedangkan fungsi

kendala mengambarkan batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang dialokasikan

secara optimal ke berbagai kegiatan.

Industri yang memanfaatkan program linier diantaranya ialah industri

transportasi, energi, manufaktur dan telekomunikasi. Program linier juga berguna

dalam membuat model berbagai macam masalah yang berkaitan dengan

perencanaan, perancangan rute, penjadwalan, pemberian tugas dan desain. Tujuan

dari program linier adalah menentukan nilai-nilai dari variabel-variabel keputusan

yang memaksimalkan atau meminimalkan sebuah fungsi objektif linier dimana

variabel-variabel keputusannya tunduk kepada kendala linier. Secara umum,

sebuah program linier adalah sebuah kasus paling sederhana dari masalah optimasi

dengan kendala.

3.2Aplikasi Masalah Program Linier

Sebuah perusahaan kecil memproduksi 4 jenis produk yang berbeda yang

masing-masing membutuhkan 3 macam bahan baku, yaitu A, B, dan C. Produk tersebut

dikerjakan melalui 2 proses pengerjaan manual, yaitu Proses I, dan Proses II.

Setiap unit produk I membutuhkan 10 ons bahan baku A, 6 ons bahan baku B, dan

12 ons bahan baku C. Setiap unit produk II membutuhkan 8 ons bahan baku A, 10

ons bahan baku B, dan 12 ons bahan baku C. Setiap unit produk III membutuhkan

(4)

32

produk IV membutuhkan 14 ons bahan baku A, 12 ons bahan baku B, dan 13 ons

bahan baku C. Akibat keterbatasan gudang bahan baku dan dana yang ada, bahan

baku yang disediakan tiap minggu adalah sebesar 240 kg bahan baku A, 18 kg

bahan baku B, dan 25 kg bahan baku C.

Setiap unit Produk I membutuhkan waktu 4 jam pada proses I, dan 2 jam

pada proses II. Setiap unit produk II membutuhkan waktu 3 jam pada proses I dan

4 jam pada proses II. Setiap unit produk III membutuhkan waktu 5 jam pada

proses I dan 3 jam pada proses II. Setiap unit produk IV membutuhkan 6 jam pada

proses I dan 5 jam pada proses II. Jumlah karyawan pada proses I sebanyak 18

orang, sedangkan pada proses II sebanyak 20 orang. Perusahaan bekerja dengan 1

shift, mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 dengan istirahat selama 1 jam mulai

pukul 12.00 hingga 13.00, selama 6 hari kerja dalam 1 minggu.

Keuntungan per unit untuk produk I adalah sebesar Rp 4.000,-, keuntungan

per unit produk II adalah sebesar Rp 6.000,-, keuntungan per unit produk III

sebesar Rp 5.500,- dan keuntungan per unit produk IV adalah sebesar Rp 7.000,-.

Informasi bagian pemasaran menyatakan bahwa berapa pun jumlah produk yang

dibuat perusahaan, akan terserap seluruhnya oleh pasar. Berdasarkan kondisi

tersebut, berapakah keuntungan maksimum yang bisa diperoleh oleh perusahaan ?

(Kusumadewi, 2008 dengan modifikasi).

Dalam penyelesaian kasus ini, selanjutnya satuan bahan baku dinyatakan dalam

ons. Jam kerja karyawan per minggu dapat dihitung:

 Pada proses I ditetapkan karyawan sejumlah 18 orang, dengan jam kerja selama 7 jam selama 6 hari per minggu. Maka jam kerja per minggu pada

proses I adalah : .

 Pada proses II ditetapkan karyawan sejumlah 20 orang, dengan jam kerja selama 7 jam selama 6 hari minggu. Maka jam kerja per minggu pada

(5)

3.2.1 Penyelesaian Menggunakan Metode Simpleks Kasus ini dapat ditabulasikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Bentuk Tabulasi Permasalahan

Sumber Produk Kapasitas ( ons)

I II III IV Maksimum Toleransi

Untuk meyelesaikan permasalahn di atas, langkah yang dilakukan adalah

merumuskan karakteristik pada program linier biasa, yaitu:

1. Menentukasn variabel keputusan

Fungsi tujuan dari permasalahan ini adalah memaksimalkan keuntungan dari

tiap produk yang akan diproduksi, yakni produk I, produk II, produk III dan

produk IV sehingga dapat dirumuskan menjadi:

3. Merumuskan fungsi kendala

a. Fungsi kendala pada bahan baku A

(6)

34

c. Fungsi kendala pada bahan baku C

d. Fungsi kendala berdasarkan jam kerja karyawan per minggu pada proses I

e. Fungsi kendala berdasarkan jam kerja karyawan per minggu pada proses II

Sehingga permasalahan diatas dapat dituliskan sebagai berikut:

Maksimumkan:

Dengan kendala :

Dengan menambahkan variabel slack maka persamaan menjadi:

Maksimumkan:

Dengan kendala:

(7)

4. Membuat tabel simpleks awal

Tabel 3.2 Tabel Awal Metode Simpleks

Basis

4.000 6.000 5.500 7.000 0 0 0 0 0

0 10 8 12 14 1 0 0 0 0 2.400

0 6 10 8 12 0 1 0 0 0 1.800

0 12 12 15 13 0 0 1 0 0 2.500

0 4 3 5 6 0 0 0 1 0 756

0 2 4 3 5 0 0 0 0 1 840

-4.000 -6.000 -5.500 -7.000 0 0 0 0 0 0

Keterangan:

 Pada baris -7.000 paling minimum, maka masuk dalam basis.

 Kunci Baru dikalikan

 Baris yang baru:

 Baris yang baru: )

 Baris yang baru:

(8)

36

 Pada baris -2500 paling minimum, maka masuk dalam basis.

(9)

6.000 -0,5 1 -0,5 0 0 0,25 0 -0,5 0 72

 Kunci Baru dikalikan

(10)

38

 Kunci Baru dikalikan

(11)

Karena baris , maka persoalan diatas telah optimal dengan

untuk dan .

Keuntungan maksimum akan diperoleh jika produk II diproduksi sebanyak

129,6296 unit, produk III diproduksi sebanyak 62,963 unit dan tidak memproduksi

produk I dan produk IV dengan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp

1.124.074,00. Dengan kondisi di atas diperoleh dari kendala berdasarkan bahan

baku bahwa:

1. Pada bahan baku A dibutuhkan sebanyak:

dengan

dan .

ons.

2. Pada bahan baku B dibutuhkan sebanyak:

dengan

dan .

ons.

3. Pada bahan baku C dibutuhkan sebanyak:

dengan

dan .

Dengan kondisi di atas diperoleh dari kendala berdasarkan waktu proses bahwa:

1. Lama waktu pada proses I selama:

dengan dan

.

menit.

2. Lama waktu pada proses I selama:

dengan dan

(12)

40

menit.

3.2.2 Penyelesaian Menggunakan Algoritma Titik Interior Maksimumkan:

Dengan kendala:

Dengan menambahkan variabel slack, persamaan menjadi:

Maksimumkan:

(13)

; ;

Proses iterasi akan berhenti apabila nilai

Diambil titik awal penyelesaian adalah

Diperoleh nilai

Iterasi 1

1. D =

(14)

42

3.

(15)

5.

(16)

44

7.

8.

Diperoleh nilai .

Karena nilai maka dilakukan iterasi selanjutnya.

Iterasi 2

1. D =

(17)

3.

4.

5.

(18)

46

7.

8.

Diperoleh nilai 1,115.655,48

Karena nilai maka dilakukan iterasi selanjutnya.

Iterasi 3

1. D =

(19)

=

3.

4.

5.

(20)

48

7.

8.

Diperoleh nilai 1.121.680,359

Karena nilai maka dilakukan iterasi selanjutnya.

Iterasi 4

Diperoleh nilai 1.122.31440

Karena nilai maka dilakukan iterasi selanjutnya.

(21)

Diperoleh nilai 1.124.074,725

Karena nilai maka dilakukan iterasi selanjutnya.

Iterasi 6

Diperoleh nilai 1.124.074,17

Karena nilai maka dilakukan iterasi berhenti. Diperoleh hasil

1.124.074,17, dengan nilai dan

. Sehingga keuntungan maksimum yang diperoleh oleh perusahaan

adalah Rp.1.124.074,101. Dengan kondisi di atas diperoleh dari kendala

berdasarkan bahan baku bahwa:

1. Pada bahan baku A dibutuhkan sebanyak:

dengan

dan .

ons.

(22)

50

dengan

dan .

ons.

3. Pada bahan baku C dibutuhkan sebanyak:

dengan

dan .

ons

Dengan kondisi di atas diperoleh dari kendala berdasarkan waktu proses bahwa:

1. Lama waktu pada proses I selama:

dengan

dan .

menit.

2. Lama waktu pada proses I selama:

dengan

dan .

(23)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penulis menyimpulkan

bahwa:

1. Metode simpleks dan algoritma titik interior di dalam contoh kasus

program linier dengan 4 variabel mempunyai kompleksitas yang sama

dengan nilai fungsi tujuan .

2. Karena metode simpleks dan algoritma titik interior di dalam masalah

program linier mempunyai kompleksitas yang sama, maka dapat dilihat

running time kedua algoritma yaitu:

a) Running time metode simpleks memiliki 4 iterasi.

b) Running time algortima titik interior memiliki 6 iterasi.

3. Metode simpleks lebih efisien dibandingkan algoritma titik interior dalam

menyelesaikan masalah program linier.

4.2 Saran

1. Penelitian yang penulis lakukan hanya sebatas permasalahan dengan

sedikit variabel, penulis berharap ada penelitian lebih lanjut dengan

menggunakan banyak variabel pada permasalahan program linier.

2. Penelitian yang diterapkan hanya fokus dalam penggunaan metode

simpleks pada program linier, penulis berharap ada penelitian lebih lanjut

tentang cara menyelesaikan permasalahan program linier dengan metode

(24)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Matriks

2.1.1 Definisi Matriks

Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka (elemen-elemen) yang disusun

menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi panjang, di mana

panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom-kolom dan baris-baris.

Matriks pada dasarnya merupakan alat yang ampuh di dalam pemecahan

persoalan-persoalan yang terdiri dari lebih dari dua persamaan dengan beberapa

variabel dan memudahkan di dalam pembuatan analisis-analisis yang mencakup

hubungan antara variabel-variabel.

Pada awalnya matriks ditemukan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh

seorang ilmuan yang berasal dari Inggris yang bernama Arthur Cayley

(1821-1895) yang mana studi yang dilakukan untuk meneliti persamaan linier dan

transformasi linier awal dari semua ini matriks dianggap sebagai sebuah

permainan karena matriks dapat diaplikasikan, sedangkan pada tahun 1925

matriks digunakan sebagai kuantum dan pada perkembangannya matriks

digunakan dalam berbagai bidang. Di dalam memecahkan persoalan operation

research atau linier programming, matriks memegang peranan penting terutama

sebagai landasan yang kuat untuk memahami pengertian-pengertian pemecahan

dasar, metode simpleks dan lain sebagainya.

Sebuah matriks dinotasikan dengan simbol huruf besar seperti atau

dan sebagainya. Apabila suatu matriks A terdiri dari m baris dan n kolom, maka

(25)

Keterangan :

A = , i = 1, 2, ..., m dan j = 1, 2, ..., n.

merupakan elemen matriks A dari baris i dan kolom j, i dan j dinamakan

indeks (subcript), yaitu petunjuk letak (posisi) bagi setiap elemen.

Elemen-elemen: , , ..., , ..., disebut diagonal pokok (main diagonal).

Matriks tereduksi adalah matriks yang tiap kolom dan tiap barisnya

mengandung atau memiliki paling sedikit satu buah angka 0 dan elemen-elemen

lainnya bernilai non-negatif. Untuk mendapatkan matriks tereduksi, maka tiap

baris atau kolom yang belum mengandung angka 0 dikurangi dengan nilai terkecil

pada baris atau kolom tersebut.

2.1.2 Jenis-jenis Matriks

Beberapa jenis matriks sebagai berikut:

1. Matriks kuadrat

Matriks kuadrat adalah matriks yang memiliki baris dan kolom yang sama

banyak. Dalam suatu matriks kuadrat, elemen-elemen disebut

(26)

10

2. Matriks diagonal

Matriks kuadrat dinamakan matriks diagonal jika semua elemen di

luar diagonal utama adalah nol, untuk dan paling tidak satu

elemen pada diagonal pokok untuk . Jumlah elemen-elemen

diagonal utama suatu matriks kuadrat disebut trace ditulis .

3. Matriks Identitas

Matriks disebut matriks identitas dan biasa diberi symbol

4. Matriks singular

Matriks kuadrat dikatakan singular jika semua elemen pada salah

satu baris atau kolom adalah nol atau jika semua kofaktor dari elemen suatu

baris atau kolom sama dengan nol. Untuk melihat kesingularan suatu matriks

adalah dengan menghitung determinan matriks tersebut. Apabila

determinannya sama dengan nol maka matriks tersebut singular.

5. Matriks orthogonal

Matriks kuadrat dikatakan dapat didiagonalisasi secara orthogonal

jika terdapat matriks orthogonal sehingga berlaku . Matriks

orthogonal didefinisikan sebagai matriks kuadrat yang inversnya sama dengan

transposenya, sehingga dan adalah matriks orthogonal.

(27)

Ada beberapa operasi dalam matriks, yaitu :

1. Perkalian matriks dengan skalar

Jika adalah matriks dan adalah suatu skalar, maka hasil kali

dengan adalah matriks

dengan .

2. Perkalian matriks dengan matriks

Jika adalah matriks dan adalah matriks maka

hasil kali dari matriks dan matriks ditulis dengan adalah matriks

.

3. Penjumlahan matriks

Jika adalah matriks dan adalah matriks maka

penjumlahan matriks dan matriks yang ditulis dengan dengan:

(2.1)

4. Transpose matriks

Jika adalah matriks maka matriks dengan dan

disebut dengan transpose dari matriks

Matriks yang umum dapat ditulis:

(28)

12

a. Jika matriks non singular, maka adalah non singular dan

b. Jika dan adalah matriks non singular, maka adalah non singular dan

c. Jika adalah matriks non singular, maka .

2.2 Program Linier

Pemrograman linier adalah salah satu model yang umum digunakan dalam

masalah pengalokasian sumber daya secara optimal. Pemrograman linier meliputi

kegiatan untuk mencapai hasil yang optimal dari antara alternatif-alternatif yang

mungkin menggunakan model matematis berbentuk fungsi linier. Program linier

disusun oleh George B. Dantzig tahun 1947 pada saat memimpin Air Force

Statistical Control’s Combat Analysis Branch di Pentagon. Saat Dantzig menganalisis masalah perencanaan Air Force dia menyadari dapat merumuskan

sistem ketidaksamaan linier. Hal di atas merupakan awal pemberian nama untuk teknik “program dan struktur linier” yang belakangan ini disederhanakan menjadi program linier (Taylor, 2001).

(29)

Program linier merupakan model matematika untuk mendapatkan alternatif

penggunaan terbaik atas sumber-sumber organisasi. Kata sifat linier digunakan

untuk menunjukkan fungsi-fungsi matematika yang digunakan dalam bentuk linier

dalam arti hubungan langsung dan proporsional. Program menyatakan

penggunaan teknik matematika tertentu. Jadi, program linier adalah suatu teknik

perencanaan yang bersifat analitis menggunakan model matematis dengan tujuan

menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan optimum terhadap

persoalan (Aminuddin, 2005).

Program linier adalah suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu

problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan

(memaksimalkan atau meminimalkan) dan kendala-kendala yang ada ke dalam

model matematik persamaan linier. Program linier sering digunakan dalam

penyelesaian problema-problema alokasi sumber daya, seperti dalam bidang

manufacturing, pemasaran, keuangan, personalia, administrasi, dan lain

sebagainya (Parlin Sitorus, 1997).

Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan

pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang

bersaing, dengan cara terbaik yang mungkin dilakukan. Pokok pikiran utama

dalam menggunakan program linier adalah merumuskan masalah dengan jelas

dengan menggunakan sejumlah informasi yang tersedia. Sesudah masalah

terumuskan dengan baik, maka langkah berikut ialah menerjemahkan masalah ke

dalam bentuk model matematika (P. Siagian, 2006).

Program linier berkaitan dengan maksimalisasi atau minimalisasi fungsi

tujuan linier dengan beberapa variabel yang memiliki kesamaan dan ketaksamaan

fungsi kendala. Program linier menggunakan model matematis untuk menjelaskan persoalan yang dihadapinya. Sifat “linier” memberi arti bahwa seluruh fungsi matematis dalam model merupakan fungsi yang linier, demikian kata program

merupakan sinonim untuk perencanaan. Dengan demikian program linier adalah

perencanaan aktivitas-aktivitas untuk memperoleh suatu hasil yang optimum,

yaitu suatu hasil yang mencapai tujuan terbaik di antara alternatif yang layak

(30)

14

2.2.1 Persyaratan Penyelesaian Program Linier

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam merumuskan suatu problema keputusan

ke dalam model matematik persamaan linier adalah sebagai berikut (Parlin

Sitorus, 1997):

1. Tujuan

Apa yang menjadi tujuan permsasalahan yang dihadapi yang ingin dipecahkan

dan dicari jalan keluarnya. Tujuan ini harus jelas dan tegas yang disebut fungsi

tujuan.

2. Alternatif Perbandingan

Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin diperbandingkan,

misalnya antara kombinasi waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan waktu

terlambat dan biaya terendah.

3. Sumber Daya

Sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan yang terbatas.

4. Perumusan Kuantitatif

Fungsi tujuan dan kendala harus dapat dirumuskan secara kuantitatif sesuai

dengan yang disebut dalam model matematika.

5. Keterkaitan Peubah

Peubah-peubah yang membentuk fungsi tujuan dan kendala tersebut harus

(31)

2.2.2 Model Umum Matematik Program Linier

Model umum program linier dapat dirumuskan ke dalam bentuk matematik

sebagai berikut (Parlin Sitorus, 1997):

Dengan kendala:

dan

Keterangan:

= Fungsi tujuan

= Variabel keputusan

= Nilai kontribusi dari variabel keputusan

= Koefisien teknologi dari variabel keputusan dalam kendala ke-

= Sumber daya yang tersedia dalam kendala ke-

2.2.3 Karakteristik Program Linier

Karakteristik-karakteristik dalam program linier yang biasa digunakan untuk

memodelkan suatu masalah dan memformulasikannya secara matematik, yaitu

(Siswanto, 2006):

1. Variabel Keputusan

(32)

16

Variabel keputusan adalah variabel yang secara lengkap menguraikan

keputusan-keputusan yang akan dibuat.

2. Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan merupakan suatu hubungan linier dari variabel keputusan yang

berupa fungsi maksimum atau minimum.

3. Fungsi Kendala

Fungsi kendala merupakan batasan-batasan dalam penyelesaian program linier

yang harus diperhatikan. Kendala diekspresikan dalam persamaan dan

pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linier dari variabel keputusan

yang mencerminkan keterbatasan sumber daya dalam suatu masalah.

2.2.4 Asumsi dalam Program Linier

Dalam membangun model dari formulasi suatu persoalan akan digunakan

karakteristik-karakteristik yang biasa digunakan dalam persoalan program linier,

yaitu (Syahputra, 2012):

1. Linieritas (Linierity)

Fungsi tujuan (objective function) dan fungsi kendala (constraint) dibuat dalam

fungsi linier. Sifat linieritas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan

beberapa cara, misalnya dengan menggunakan grafik.

2. Kesetaraan (Propotionality)

a. Kontribusi setiap variabel keputusan terhadap fungsi tujuan adalah sebanding dengan nilai variabel keputusan.

b. Kontribusi suatu variabel keputusan terhadap ruas kiri dari setiap pembatas juga sebanding dengan nilai variabel keputusan itu.

3. Penambahan (Addivity)

Sifat penambahan mengasumsikan bahwa tidak terdapat bentuk perkalian silang pada model, baik bagi fungsi tujuan maupun fungsi kendala.

4. Pembagian (Divisibility)

(33)

Nilai variabel keputusan harus lebih besar atau sama dengan nol.

6. Kepastian (Certainty)

Koefisien pada fungsi tujuan ataupun fungsi kendala merupakan suatu nilai

pasti, bukan merupakan suatu nilai dengan peluang tertentu.

Asumsi-asumsi tersebut harus dipenuhi apabila ingin menyelesaikan

masalah model program linier. Jika asumsi-asumsi tersebut tidak dapat

terpenuhi, persoalan dapat diselesaikan dengan program matematika lain

seperti integer programming nonlinier programming, goal programming dan

dynamic programming.

Suatu masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian.

Algoritma yang digunakan tidak saja harus benar tetapi harus efisien. Efisiensi

suatu algoritma dari waktu eksekusi algoritma dan kebutuhan ruang memori.

Algoritma yang efisien adalah algoritma yang meminimumkan kebutuhan waktu

dan ruang. Dengan menganalisis beberapa algoritma untuk suatu masalah, dapat

diidentifikasi satu algoritma yang paling efisien. Besaran yang digunakan untuk

menjelaskan model pengukuran waktu dan ruang ini adalah kompleksitas

algoritma.

Kompleksitas dari suatu algoritma merupakan ukuran seberapa banyak

komputasi yang dibutuhkan algoritma tersebut untuk menyelesaikan masalah.

Secara informal, algoritma yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam

waktu yang singkat memiliki kompleksitas yang rendah, sementara algoritma yang

membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan masalahnya mempunyai

kompleksitas yang tinggi. Kompleksitas algoritma terdiri dari dua macam yaitu

kompleksitas waktu dan kompleksitas ruang. Beberapa metode yang dipakai untuk

mengurangi tingkat kompleksitas adalah metode algoritma titik interior yang

dikembangkan oleh N. Karmarkar pada tahun 1984. Algoritma titik interior

memiliki tingkat komplekitas yang sama dengan metode simpleks, maka masalah

(34)

18

2.3 Metode Grafik

Metode grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk

memecahkan permasalahan program linier. Metode ini menggunakan pendekatan

grafik dalam pengambilan keputusan dengan seluruh fungsi kendala dibuat dalam

satu bagian gambar kemudian diambil keputusan melalui grafik tersebut untuk

menentukan nilai variabel keputusan yang optimum. Metode ini hanya dapat

menyelesaikan dua variabel keputusan, apabila memiliki lebih dari dua variabel

keputusan maka metode ini tidak dapat digunakan (Parlin Sitorus, 1997).

Langkah-langkah metode grafik (Andi wijaya 2012):

1. Mengidentifikasi variabel keputusan dan memformulasikan dalam simbol

matematis.

2. Mengidentifikasikan tujuan yang akan dicapai dan kendala-kendala.

3. Memformulasikan tujuan dan kendala ke dalam fungsi matematik.

4. Membuat grafik untuk kendala-kendala yang ada dalam satu bagian. Untuk

membuat grafik fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan ( dan

diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk persamaan (

5. Menentukan daerah layak pada grafik. Daerah layak dapat dilihat dari

pertidaksamaan pada kendala. Apabila kendala berbentuk maka daerah

arsiran terjadi pada bagian kiri atau bawah atau kiri bawah, tetapi apabila

kendala berbentuk , maka daerah arsiran dilakukan di kanan atau kanan atas.

Apabila berbentuk persamaan ( maka daerah layak terjadi di sepanjang

grafik atau garis.

6. Menentukan titik-titik variabel keputusan pada daerah layak.

Contoh 2.1

Sebuah perusahaan memiliki pabrik yang akan memproduksi dua jenis produk

yaitu kain sutera dan kain wol. Untuk memproduksi kedua produk diperlukan

bahan baku benang sutera, bahan baku benang wol dan tenaga kerja. Maksimum

(35)

keuntungan. Kebutuhan setiap unit produk akan bahan baku dan jam tenaga kerja

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.1 Kebutuhan Bahan Baku, Waktu Tenaga Kerja dan Maksimum

Langkah-langkah dalam pengerjaan metode grafik:

(36)

20

,

b.

c.

,

Gambar 2.1 Fungsi Kendala

5. Menentukan daerah layak pada grafik.

(37)

Gambar 2.3 Himpunan Penyelesaian

a. Titik A:

b. Titik B:

c. Titik C:

d. Titik D:

(38)

22

e. Titik E:

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Hasil Perhitungan

Jadi berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 2.2 diperoleh nilai

berada pada titik C dengan dan

2.4 Metode Simpleks

Metode simpleks merupakan prosedur aljabar yang bersifat iteratif yang secara

sistematis dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel ke pemecahan dasar

fisibel lainnnya, dilakukan secara berulang-ulang sehingga tercapai suatu

pemecahan dasar yang optimum dan setiap langkah menghasilkan suatu nilai dari

fungsi tujuan yang selalu lebih besar atau sama dari iterasi sebelumnya (Parlin

Sitorus, 1997).

Cara yang paling sederhana untuk menyelesaikan permasalahan program

linier adalah dengan pendekatan grafikal. Cara tersebut hanya bisa diterapkan

untuk program linier dengan dua variabel keputusan. Pada kenyataannya sebagian

besar permasalahan program linier mempunyai lebih dari dua variabel keputusan.

(39)

mengajukan suatu metode yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan program

linier yang disebut metode simpleks. Metode simpleks merupakan prosedur

aljabar yang bersifat iteratif yang bergerak selangkah demi selangkah, dimulai dari

titik ekstrim pada daerah feasible (ruang sousi) menuju titik ekstrem yang

optimum (Aminuddin 2005).

Dalam menyelesaikan permasalahan program linier dengan metode

simpleks, bentuk dasar yang digunakan haruslah merupakan bentuk standar, yaitu

bentuk formulasi yang memenuhi ketentuan berikut ini (Mustafa dan Parkhan,

1999).

1. Seluruh pembatas linier harus berbentuk persamaan dengan ruas kanan yang

nonnegatif.

2. Seluruh peubah keputusan harus merupakan peubah nonnegatif.

3. Fungsi tujuannya dapat berupa maksimasi atau minimasi.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengubah bentuk permasalahan

program linier yang belum standar ke dalam bentuk standar permasalahan

program linier sesuai dengan ketentuan Pembatas linier (linier constraint) yang

terdiri dari:

a. Pembatas linier bertanda ”≤” dapat dijadikan suatu persamaan ”=”

dengan cara menambahkan ruas kiri dari pembatas linier itu dengan slack

variable (peubah penambah). Slack variabel pada umumnya digunakan

untuk mewakili jumlah kelebihan ruas kanan pembatas linier

dibandingkan dengan ruas kirinya. Pada pembatas linier bertanda ”≤”, ruas

kanan umumnya mewakili batas ketersediaan sumber daya sedangkan ruas

kiri umumnya mewakili penggunaan sumber daya tersebut yang dibatasi oleh

berbagai kegiatan yang berbeda (peubah) dari suatu model program linier

sehingga slack variable dapat diartikan untuk mewakili jumlah sumber daya

yang tidak dipergunakan.

b. Pembatas linier bertanda ”≥” dapat dijadikan suatu persamaan ”=”

dengan cara mengurangkan ruas kiri dari pembatas linier itu dengan surplus

(40)

24

ruas kanan umumnya mewakili penetapan persyaratan spesifikasi minimum,

sehingga surplus variabel dapat diartikan untuk mewakili jumlah kelebihan

sesuatu dibandingkan spesifikasi minimumnya.

c. Ruas kanan dari suatu persamaan dapat dijadikan bilangan nonnegatif dengan

cara mengalikan kedua ruas dengan -1.

d. Arah pertidaksamaan berubah apabila kedua ruas dikalikan dengan -1.

e. Pembatas linier dengan pertidaksamaan yang ruas kirinya berada dalam tanda

mutlak dapat diubah menjadi dua pertidaksamaan.

Berikut langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan program

linier dengan metode simpleks (Handayani, 2014):

1. Konversikan formulasi persoalan ke dalam bentuk standar.

Agar persamaan garis batasan memenuhi persyaratan penyelesaian daerah

kelayakan (feasible) maka semua pertidaksamaan diubah menjadi persamaan

dengan cara menambahkan variabel slack, surplus dan variabel buatan

(artifisial variabel) pada tiap batasan (constraint) serta memberi harga nol pada

setiap koefisien tujuannya. Batasan dapat dimodifikasi sebagai berikut:

a. Untuk batasan bernotasi diubah ke dalam bentuk persamaan dengan

menambahkan variabel slack.

b. Untuk batasan bernotasi atau diselesaikan dengan menambahkan

variabel surplus dan variabel buatan. Dengan penambahan variabel buatan

ini akan merusak sistem batasan, hal ini dapat diatasi dengan membuat

suatu bilangan penalty M (M bilangan positif yang sangan besar) sebagai

harga dari variabel buatan tersebut dalam fungsi tujuan. Untuk kasus

maksimasi maka dibuat –M sebagai harga dari variabel buatan dan untuk

kasus minimasi dibuat +M sebagai harga dari variabel buatan. Cara

pendekatan ini dikenal dengan metode M besar (Big M method).

(41)

Tabel 2.3 Bentuk Tabel Simpleks

positif untuk kasus maksimasi atau yang memiliki nilai yang paling

negatif untuk kasus minimasi.

4. Pilih baris kunci yang memiliki nilai indeks terkecil. Nilai indeks adalah

perbandingan nilai kanan dengan kolom kunci,

5. Tentukan nilai elemen cell, yaitu nilai perpotongan antara kolom kunci dan

b. Baris Z baru dan baris-baris lainnya ditentukan dengan cara:

Baris lama – (nilai kolom kunci baris yang sesuai × baris kunci baru)

c. Letakkan nilai-nilai baris yang baru diperoleh ke dalam tabel.

7. Lakukan uji optimalisasi. Jika semua koefisien pada baris sudah

(42)

26

ada lagi yang bernilai negatif (untuk kasus minimasi) berarti sudah optimal.

Jika kriteria belum terpenuhi, diulangi dari langkah 3.

2.5 Algoritma Titik Interior

Titik interior merupakan titik-titik yang beradadi dalam daerah layak. ada dua

langkah yang diperlukan dari metode titik interior, yaitu mencarik arah layak yang

memperbaiki nilai fungsi sasaran pada titik tertentu dari setiap iterasi dan

menentukan besar langkah yang menghasilkan titik baru yang berada pada daerah

layak yang memperbaiki nilai fungsi sasaran. Algoritma titik interior di bagi

dalam empat kelas utama yaitu, affine scaling methods, metode proyektif atau

dikenal dengan metode Karmarkar, path following methods dan potential

reduction methods.

Algoritma titik interior pertama kali diperkenalkan oleh Narendra

Karmarkar (1984) dari Laboratorium AT & T mengenai algoritma baru untuk

menyelesaikan masalah-masalah pemrograman linier yang besar. Algoritma titik

interior merupakan metode untuk menyelesaikan masalah pemrograman linier

yang memotong atau menembus interior dari daerah fisibel untuk mencapai suatu

solusi optimal. Titik interior merupakan titik-titik yang berada di dalam daerah

fisibel (Hillier & Lieberman, 1990). Dasar teori algoritma ini menggunakan

konsep gradien dan proyeksi.

Algoritma titik interior dalam menyelesaikan persoalan program linier

secara fundamental berbeda dari metode simpleks. Langkah awal dalam algoritma

titik interior yaitu menentukan titik awal pemecahan masalah. Titik awal algoritma

titik interior dari dalam himpunan fisibel dan bergerak menuju verteks optimal.

Algoritma titik interior berhenti menemukan solusi yang memiliki nilai fungsi

tujuan lebih kecil atau sama dengan nilai berhenti yang telah ditentukan pertama

kali. Gagasan dasar dari algoritma titik interior dapat dilihat dalam permasalahan

program linier berikut:

Maksimumkan

(43)

Agar masalah program linier menjadi bentuk standar, maka ditambahkan variabel

pengetat pada masalah program linier di atas, sehingga menjadi:

Maksimumkan

dengan kendala

dengan adalah variabel slack.

Gambar 3.1 Permasalahan untuk Memaksimalkan Nilai

Gambar 3.1 menggambarkan permasalahan untuk memaksimalkan nilai .

Ruang pemecahan diketahui dengan ruas dan arah kenaikan adalah arah

postif . Iterasi dimulai dari titik interior C dalam ruang penyelesaian (garis AB).

gradien fungsi tujuan ( di C adalah arah yang membuat fungsi tujan

meningkat dengan cepat. Jika satu titik sembarang ditempatkan di sepanjang

gradien itu dan kemudian memproyeksikannya secara tegak lurus terhadap ruang

penyelesaian (garis ), maka diperoleh titik baru . Dari sudut pandang nilai ,

titik yang baru ini lebih baik dari titik awal .

Perbaikan seperti ini diperoleh dengan bergerak dalam arah yang

merupakan gradien garis hasil proyeksi atau disebut sebagai gradien terproyeksi.

(44)

28

yang lebih dekat dengan titik optimum. Dapat diperkirakan jika bergerak

dengan sangat hati-hati dalam arah gradien terproyeksikan, maka akan dicapai

titik optimum . Langkah-langkah yang dihasilkan di sepanjang gradien

terproyeksi tidak akan meleset dari titik optimum di dan dalam kasus dimensi

pada umumnya. Arah yang diciptakan oleh gradien terproyeksi tidak akan

menyebabkan terjebaknya algoritma tersebut di titik yang bukan optimum.

Prosedur gradien yang diproyeksikan akan menjauh dari titik ke arah optimum

di (

Penggunaan algoritma titik interior untuk menyelesaikan masalah program

linier harus diubah terlebih dahulu kedalam bentuk kanonik karmarkar dan

memenuhi beberapa asumsi metode karmarkar (Bazaraa, 2010). Bentuk kanonik

dari karmarkar adalah:

= koefisien variabel fungsi tujuan

= vector kolom berukuran m dari 0

Semua batasan kendala merupakan persamaan homogen kecuali untuk

kendala 1 yang merupakan kendala untuk mendefinisikan sebuah

simpleks n dimensi. Algoritma titik interior memiliki konsep atau pemikiran dasar

sebagai berikut:

1. Bergerak melalui daerah fisibel menuju suatu penyelesaian optimal.

(45)

3. Mengubah daerah layak tersebut untuk menempatkan penyelesaian percobaan

yang sedekat mungkin pada titik pusatnya dan dengan demikian

memungkunkan peningkatan yang besar bilamana melaksanakan konsep yang

pertama.

2.6Langkah-langkah Algoritma Titik Interior Langkah–langkah pengerjaan algoritma titik interior:

1. Mengidentifikasi variabel keputusan, fungsi tujuan, dan fungsi kendala.

2. Memformulasikan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan fungsi kendala ke

dalam bentuk program linier.

3. Diubah dalam bentuk maximize (diperluas) dengan menambahkan variabel

slack pada fungsi kendala.

4. Jika program linier sudah dalam bentuk minimize (diperluas), maka

permasalahan dapat diselesaikan dengan algoritma titik interior dengan langkah

sebagai berikut:

(46)

30

Langkah 7: Hitung ,

Langkah 8: Hitung , jika penyelesaian percobaan ini tidak berubah

dari percobaan sebelumnya maka algoritma telah memuat suatu

penyelesaian optimal.

Keterangan:

= Matriks koefisien kendala

= Perkalian antara matriks kofisien kendala dan matriks diagonal dari

percobaan awal

= Vektor kolom dari koefisien fungsi tujuan

= Tingkat kemiringan

= Matriks proyeksi

= Tingkat kemiringan yang diproyeksikan

= Penyelesaian percobaan awal baru

Kenaikan dalam nilai adalah proporsional terhadap , nilai

mengukur proporsi jarak yang dapat ditempuh sebelum meninggalkan daerah

layak. Suatu nilai yang mendekati batas atas 1 adalah baik sebagai langkah berarti

ke arah optimalitas dalam proses iterasi. Narendra Karmarkar mengemukakan

(47)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, ilmu mengenai operasi riset banyak digunakan dan

diterapkan oleh manusia, terutama diterapkan pada bidang ekonomi yaitu pada

dunia usaha. Setiap pelaku usaha atau pelaku ekonomi pasti melakukan apa yang

disebut dengan prinsip ekonomi, yaitu dengan usaha atau modal yang sedikit

mampu menghasilkan keuntungan yang banyak, sehingga muncul masalah

optimisasi. Masalah optimisasi tersebut meliputi meminimumkan biaya atau

memaksimumkan keuntungan dengan kapasitas sumber daya yang ada agar

mampu mendapatkan hasil yang optimal.

Program linier pertama kali diperkenalkan oleh George Dantzig (1947)

yang pada awalnya banyak dipakai pada bidang perencanaan militer, khususnya

dalam perang dunia II oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat dan Inggris.

Metode pengerjaan program linier umumnya menggunakan metode grafik dan

metode simpleks. Program linier merupakan sebagai instrumen pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan pengalokasian sumber daya dalam mencapai

tujuan tertentu. Sumber daya berupa uang, tenaga kerja, material, mesin, fasilitas,

ilmu pengetahuan, teknologi, keahlian, waktu dan ruang. Sumber daya ini sifatnya

terbatas.

Program linier merupakan suatu cara yang lazim digunakan dalam

pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal.

Persoalan pengalokasian akan muncul apabila seseorang diharuskan untuk

memilih atau menentukan tingkat aktivitas yang akan dilakukannya, di mana

masing-masing aktivitas membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya

terbatas (Mustafa & Parkhan, 1999).

Program linier berperan sebagai alat untuk membantu dalam pengambilan

keputusan manajemen dengan cara mengidentifikasi kombinasi sumber daya yang

(48)

2

diperkenalkan di akhir dasawarsa pada tahun 1940 program linier telah

terbukti merupakan salah satu alat operasi riset yang efektif. Keberhasilannya

berakar dari keluasannya dalam menjabarkan berbagai situasi kehidupan nyata

seperti di bidang militer, industri dan bidang yang lain.

Dalam pengambilan suatu keputusan, permasalahan dalam dunia nyata

memiliki lebih dari satu tujuan. Hal ini menandakan bahwa program linier standar

yang hanya mengoptimalkan satu tujuan atau satu kriteria tidak selalu efektif

dalam pengambilan suatu keputusan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis

memilih judul tugas akhir Perbandingan Metode Simpleks dengan Algoritma

Titik Interior dalam Penyelesaian Program Linier”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

menyelesaikan program linier dengan menggunakan algoritma titik interior dan metode simpleks.

Dalam hal ini, penulis ingin membandingkan antara kedua metode tersebut, metode apakah yang

paling efisien dalam menyelesaikan program linier.

1.3Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan batasan masalah sebagai berikut:

1. Banyaknya variabel yang digunakan adalah sebanyak 4 variabel.

2. Efisiensi hanya diukur berdasarkan banyaknya iterasi dalam penyelesaian contoh kasus dengan

(49)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah untuk menentukan metode

apakah yang paling efisien di antara metode simpleks dan algoritma titik interior

dalam menyelesaikan masalah program linier.

1.5 Kontribusi Penelitian

Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Referensi utama atau sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian

tentang program linier.

2. Bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan

program linier.

1.6 Tinjauan Pustaka

Sebagai sumber pendukung teori dalam penulisan ini, penulis mengambil

beberapa pustaka yang memberikan kontribusi dalam penyelesaian penulisan ini.

Andi Wijaya (2012) menyatakan bahwa dalam program linier terdapat dua

fungsi yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan menggambarkan apa

yang ingin di capai dengan menggunakan sumber daya yang ada. Fungsi tujuan

digambarkan dalam bentuk maksimasi dan minimasi. Fungsi kendala

menggambarkan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan untuk mencapai

tujuan optimal.

J. Supranto M. A. (1983) menyatakan persoalan program linier adalah

suatu persoalan untuk menentukan besarnya masing-masing nilai variabel

sedemikian rupa sehingga nilai fungsi tujuan atau fungsi objektif yang linier

menjadi optimum (maksimun atau minimum) dengan memperhatikan

(50)

4

P. Siagian (2006) menyatakan persoalan dalam program linier

diterjemahkan ke dalam bentuk model matematika. Bentuk umum program linier

dapat ditulis sebagai:

Dengan kendala:

dan

Keterangan:

= Fungsi tujuan = Variabel keputusan j

= Nilai kontribusi dari variabel keputusan j

= koefisien dari variabel keputusan j dalam kendala ke-i = Jumlah sumber daya yang tersedia dalam kendala ke-i m = Jumlah sumber daya yang tersedia

n = Jumlah kegiatan

Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan

pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang

bersaing, dengan cara terbaik yang mungkin dilakukan. Pokok pikiran utama

dalam menggunakan program linier adalah merumuskan masalah dengan jelas (1.1)

(51)

terumuskan dengan baik, maka langkah berikut ialah menerjemahkan

masalah ke dalam bentuk model matematika (P. Siagian, 2006).

Parlin Sitorus (1994) menyatakan metode simpleks di mulai dari titik awal

dan bergerak ke titik ekstrem yang memiliki nilai penyelesaian optimal. Langkah

untuk menyelesaikan masalah program linier dengan menggunakan metode

simpleks adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah ke dalam metode simpleks.

2. Menyusun tabel simpleks awal.

3. Mencari nilai optimal tabel simpleks.

4. Mangidentifikasi variabel yang akan masuk ke dalam tabel simpleks.

5. Mengidentifikasi variabel yang akan keluar dari tabel simpleks.

6. Menyusun tabel simpleks baru.

7. Mencari nilai optimal tabel simpleks yang baru.

J. Supranto M.A. (1983) menyatakan metode simpleks adalah suatu

metode yang secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel ke

pemecahan dasar fisibel lainnya yang dilakukan secara berulang-ulang (dengan

jumlah ulangan yang terbatas) sehingga akhirnya tercapai suatu pemecahan dasar

yang optimum dan pada setiap iterasi menghasilkan suatu nilai dari fungsi tujuan

yang selalu lebih besar atau sama dari iterasi sebelumnya.

Dian (2009) menyatakan metode simpleks merupakan salah satu teknik

penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan

keputusan dalam permasalahan yang berhubungan dengan pengalokasian sumber

daya secara optimal. Metode simpleks digunakan untuk mencari nilai optimal dari

program linier yang melibatkan banyak pembatas dan lebih dari dua variabel.

Pada tahun 1984, seorang matematikawan bernama Narendra Karmarkar

berhasil mengemukakan suatu algoritma baru untuk menyelesaikan masalah

program linier yang besar dalam waktu yang cukup singkat yaitu algoritma titik

interior. Metode Karnarkar untuk menyelesaikan masalah program linier pada

(52)

6

yaitu bentuk kanonik Karmarkar. Algoritma titik interior merupakan

algoritma yang dibangun dengan beberapa iterasi dengan menentukan titik-titik

interior yang masuk dalam daerah solusi penyelesaian yang diperoleh sebagai

daerah layak.

Algoritma titik interior membutuhkan perhitungan yang relatif lebih besar

untuk persoalan program linier yang berukuran kecil dan lebih cepat diselesaikan

dengan metode simpleks, sedangkan untuk kendala yang lebih besar algoritma

titik interior lebih efisien dibandingkan metode simpleks.

Hamdy A. Taha (1992) dalam bukunya „Pengantar Operasi Riset‟

menyatakan proses formulasi masalah program linier umum ke dalam bentuk titik

interior adalah:

1. Mengubah masalah program linier umum ke dalam bentuk yang diperluas.

2. Menentukan arah pergerakan mula-mula dari titik interior.

3. Memproyeksikan titik yang berada di luar daerah layak dan pemusatan

4. Mengubah kembali menjadi koordinat semula.

Algoritma titik interior yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimisasi

terlebih dahulu disederhanakan dengan menghilangkan faktor-faktor ataupun

kendala yang dapat di kerjakan dengan proses iterasi.

1.7 Metodologi Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Penelitian ini diawali dengan mempelajari dan mengenal lebih dalam tentang

metode simpleks, algoritma titik interior dan program linier. Penulis membaca

dan mempelajari beberapa buku dan jurnal yang berkaitan persoalan program

(53)

2. Menjelaskan definisi program linier, metode simpleks dan algoritma titik

interior.

3. Menjelaskan permasalahan program linier, metode simpleks dan algoritma titik

interior.

4. Mejelaskan contoh penyelesaian program linier, metode simpleks dan

algoritma titik interior.

(54)

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN

MASALAH PROGRAM LINIER

ABSTRAK

Program linier adalah suatu model yang melibatkan fungsi-fungsi linier yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber secara optimal. Pokok pikiran menggunakan program linier adalah merumuskan masalah dari informasi yang tersedia dan menerjemahkan ke dalam model matematika. Metode simpleks merupakan metode yang efisien untuk menyelesaikan permasalahan program linier. Algoritma titik interior adalah metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah program linier. Titik awal algoritma titik interior dari dalam himpunan fisibel dan bergerak menuju verteks optimal. Tujuan dari penulisan ini adalah menyelesaikan masalah program linier yang memuat n variabel dan m kendala dengan menggunakan kedua metode tersebut. Keefisienan kedua metode di ukur berdasarkan banyaknya iterasi yang diperoleh dalam menyelesaikan permasalahan program linier. Pada penelitian ini, permasalahan program linier dengan metode simpleks akan diperoleh hasil apabila dan pada algoritma titik interior diperoleh hasil apabila nilai Z sama

dengan nilai sebelumnya atau lebih kecil.

(55)

PROGRAMMING PROBLEMS

ABSTRACT

Linear programming is a program which involved function and can be used in solving problem of limited source allocation optimally. The main ideas used in linear program is defining problem of information provided and transforming into mathematical model. Simpleks method is one of effisient algorithm for solving problem of linear programming. Interior point algorithm is a new means which can be used to solve these great problems. The objective of this paper is solving linear programming problem which contain n variables and m constaints using those two methods, then comparing how efficient method are, by counting the number of iteration for each methods. Based on the result, linear programming problem by the simpleks method will result if and the interior point

algorithm results obtained when the value of is equal to the previous value or

smaller.

(56)

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA

TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN

MASALAH PROGRAM LINIER

SKRIPSI

AGUSTINA ANGGREINI SITORUS

120803060

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(57)

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA

TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN

MASALAH PROGRAM LINIER

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains

AGUSTINA ANGGREINI SITORUS

120803060

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(58)

PERSETUJUAN

Judul : Perbandingan Metode Simpleks Dengan Algoritma Titik Interior Dalam Penyelesaian Masalah Program Linier

Kategori : Skripsi

Nama : Agustina Anggreini Sitorus Nomor Induk Mahasiswa : 120803060

Program Studi : Sarjana (S1) Matematika Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juni 2016

Komisi Pembimbing:

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Drs. Partano Siagian, M.Sc. Drs. Agus Salim Harahap, M.Si. NIP.19511227 198003 1 001 NIP. 19540828 198103 1 004

Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua

Prof. Dr. Tulus, M.Si.

(59)

PERNYATAAN

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN

MASALAH PROGRAM LINIER

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2016

(60)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha

Penyayang, dengan limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan judul Perbandingan Metode Simpleks Dengan

Algoritma Titik Interior Dalam Penyelesaian Program Linier.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Agus Salim Harahap,

M.Si selaku pembimbing 1 dan Bapak Drs. Partano Siagian, M.Sc selaku

pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Faigiziduhu Bu‟ulolo, M.Si

dan Ibu Dr. Elly Rosmaini, M.Si selaku dosen pembanding yang telah

memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si. Ph.D dan Ibu Dr. Mardiningsih,

M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA-USU Medan.

Terima kasih kepada Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S selaku Dekan

FMIPA-USU serta seluruh civitas akademika di lingkungan FMIPA-FMIPA-USU Medan.

Akhirnya yang teristimewa kepada Ayahanda Tipak Sitorus dan Ibunda Erida

Samosir serta saudara-saudari penulis yang selalu mendoakan, memberi semangat

dan bantuan baik secara moril maupun material kepada penulis. Semoga segala

bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang

lebih baik dari Tuhan Yesus Kristus.

Penulis,

(61)

ABSTRAK

Program linier adalah suatu model yang melibatkan fungsi-fungsi linier yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber secara optimal. Pokok pikiran menggunakan program linier adalah merumuskan masalah dari informasi yang tersedia dan menerjemahkan ke dalam model matematika. Metode simpleks merupakan metode yang efisien untuk menyelesaikan permasalahan program linier. Algoritma titik interior adalah metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah program linier. Titik awal algoritma titik interior dari dalam himpunan fisibel dan bergerak menuju verteks optimal. Tujuan dari penulisan ini adalah menyelesaikan masalah program linier yang memuat n variabel dan m kendala dengan menggunakan kedua metode tersebut. Keefisienan kedua metode di ukur berdasarkan banyaknya iterasi yang diperoleh dalam menyelesaikan permasalahan program linier. Pada penelitian ini, permasalahan program linier dengan metode simpleks akan diperoleh hasil apabila dan pada algoritma titik interior diperoleh hasil apabila nilai Z sama

dengan nilai sebelumnya atau lebih kecil.

(62)

COMPARISON SIMPLEX METHOD AND INTERIOR POINT ALGORITHMS IN SOLVING LINEAR

PROGRAMMING PROBLEMS

ABSTRACT

Linear programming is a program which involved function and can be used in solving problem of limited source allocation optimally. The main ideas used in linear program is defining problem of information provided and transforming into mathematical model. Simpleks method is one of effisient algorithm for solving problem of linear programming. Interior point algorithm is a new means which can be used to solve these great problems. The objective of this paper is solving linear programming problem which contain n variables and m constaints using those two methods, then comparing how efficient method are, by counting the number of iteration for each methods. Based on the result, linear programming problem by the simpleks method will result if and the interior point

algorithm results obtained when the value of is equal to the previous value or

smaller.

(63)

DAFTAR ISI

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tinjauan Pustaka 2

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Kontribusi Penelitian 6

1.7 Metodologi Penelitian 6

Bab 2 LANDASAN TEORI 8

2.4 Metode Simpleks 22

2.5 Algoritma Titik Interior 25

2.6 Langkah-langkah Algoritma Titik Interior 28

Bab 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 30

3.1 Permasalahan Program Linier 30

3.2 Aplikasi Kasus Masalah Program Linier 30 3.2.1 Penyelesaian Kasus 2 dengan Metode Simpleks 32 3.2.2 Penyelesaian Kasus 2 dengan Algoritma Titik Interior 38

Bab 4 KESIMPULAN DAN SARAN 48

(64)

4.2 Saran 48

(65)

Nomor Judul Halaman Tabel

2.1 Kebutuhan Bahan Baku, Waktu Tenaga Kerja 18

2.2 Hasil Perhitungan 21

2.3 Bentuk Tabel Simpleks 24

3.1 Bentuk Tabulasi Permasalahan 33

3.2 Tabel Awal Metode Simpleks 35

3.3 Iterasi 1 36

3.4 Iterasi 2 36

3.5 Iterasi 3 37

(66)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2.1 Grafik Fungsi Kendala 19

2.2 Grafik daerah layak 20

2.3 Grafik Himpunan Penyelesaian 20

Gambar

Tabel 3.1 Bentuk Tabulasi Permasalahan
Tabel 3.2 Tabel Awal Metode Simpleks
Tabel 3.4 Iterasi 2
Tabel 3.5 Iterasi 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menunjukkan perbandingan waktu eksekusi antara metode simpleks dan metode titik interior dalam menyelesaikan masalah optimasi linear

Karya ilmiah ini bertujuan untuk menunjukkan perbandingan waktu yang diperlukan antara metode simpleks dan metode interior dalam menyelesaikan masalah OL

Konsep dasar dari metode simpleks direvisi adalah jika suatu program linier diasumsikan memiliki solusi fisibel basis, maka nilai variabel basis dan fungsi

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana mengembangkan multi- media pada pokok bahasan program linier yang menggunakan metode simpleks yang valid

Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahn yang berhubungan dengan

Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahn yang berhubungan dengan

Algoritma Titik Interior menggunakan tiga unsur utama, yaitu formula Program Linier tidak standar, transformasi proyektif, dan fungsi potensial yang dapat digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pada ” Primal Program Linear Menggunakan Algoritma Interior Point Dan Metode Simplex " dilakukan dengan cara menyelesaikan primal program linier dengan