LAMPIRAN 1
DATA RIWAYAT HIDUP
Nama : Rijena Karina Abigael Bangun
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Januari 1996
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jln. Sei Kapuas No. 28 Medan Orang Tua : Ayah : David Bangun, S.E.
Ibu : Nellyani Kembaren, S.E.
Riwayat Pendidikan :
1. TK Happy Holy Kids Medan (1999 – 2001) 2. SD Santo Antonius I Medan (2001 – 2007) 3. SMP Santo Thomas I Medan (2007 – 2009) 4. SMA Santo Thomas 1 Medan (2009 – 2012)
5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2012 – sekarang)
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Seksi Publikasi dan Dokumentasi Perayaan Natal FK USU 2013 2. Anggota Seksi Publikasi dan Dokumentasi Pengabdian Masyarakat
LAMPIRAN 2
LEMBAR PENJELASAN
Saya Rijena Karina Abigael Bangun, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sedang melaksanakan penelitian berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pengobatan Sendiri pada Masyarakat di Lingkungan II Kelurahan Babura Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan”.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengobatan sendiri di Lingkungan II Kelurahan Babura Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan. Adapun manfaat dari penelitian ini bagi saudara/i adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengobatan sendiri.
Saya akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kuesioner untuk menilai perilaku pengobatan sendiri saudara/i.
Partisipasi saudara/i bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini, saudara/i tidak dikenakan biaya apapun.
Saya mengucapkan terima kasih kepada saudara/i yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan saudara/i dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitan ini diharapkan saudara/i bersedia untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan yang telah peneliti persiapkan.
LAMPIRAN 3
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : Alamat : Telp/Hp :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti secara terperinci dan jelas tentang penelitian “Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pengobatan Sendiri pada Masyarakat di Lingkungan II Kelurahan Babura Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia diikutkan dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan,_______________2015 Yang membuat pernyataan
LAMPIRAN 4
KUESIONER UNTUK RESPONDEN
Karakteristik Responden
1. Nama : ………..
2. Umur :
a. 18 – 28 thn b. 29 – 39 thn c. 40 – 50 thn d. 51 – 59 thn e. >59 thn
3. Jenis Kelamin : L/P
4. Status Perkawinan : Kawin/Tidak Kawin
5. Alamat : ……….……..
6. Nomor Telp : ……….………..
7. Pendidikan terakhir : a. Tidak tamat SD b. SD
c. SMP d. SMA/SMK e. Perguruan Tinggi 8. Pekerjaan :
a. Tidak/Belum Bekerja b. Pelajar/mahasiswa c. PNS
d. Pegawai Swasta e. Wiraswasta f. Ibu rumah tangga g. Tenaga kesehatan
Pendahuluan
1. Apakah Saudara pernah meminum obat bebas yang dibeli tanpa resep dokter dalam 3 bulan terakhir?
a. Ya b. Tidak
(Jika jawaban “Tidak”, maka berhenti disini)
2. Di manakah Saudara/I/Bapak/Ibu memperoleh obat tersebut? a. Apotek
b. Warung c. Toko obat d. Supermarket
e. Lainnya, sebutkan: ………...……….……….. 3. Darimana Saudara/I/Bapak/Ibu memperoleh informasi mengenai obat bebas
yang diminum?
a. Iklan dari media cetak/elektronik
b. Pengalaman penggunaan obat pribadi/keluarga c. Petugas kesehatan (dokter, apoteker, petugas apotek) d. Rekomendasi orang lain
e. Lainnya, sebutkan: ………...……….. 4. Penyakit dengan keluhan sakit apa yang Saudara obati dengan pengobatan
sendiri? a. Flu
b. Cidera ringan c. Alergi
d. Nyeri
e. Lainnya, sebutkan: ………...……….………. 5. Obat apa yang diminum untuk penyakit yang Saudara derita?
6. Apa alasan Saudara membeli obat secara bebas? a. Hemat waktu
b. Hemat biaya
c. Lokasi pelayanan kesehatan jauh
d. Lainnya, sebutkan: ……….
Pengetahuan
1. Menurut Saudara/I/Bapak/Ibu, benarkah arti dari pengobatan sendiri adalah suatu cara mengobati penyakit dengan menggunakan obat yang dibeli tanpa resep dokter?
a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu
2. Apakah obat-obat yang memiliki tanda lingkaran warna hijau atau biru pada kemasannya adalah obat-obat yang boleh dibeli tanpa resep dokter?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
3. Apakah jenis obat batuk yang diminum untuk mengobati batuk kering sama dengan obat batuk untuk mengobati batuk berdahak?
a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu
4. Apakah oralit adalah obat yang paling dianjurkan untuk diminum ketika mengalami diare?
a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
6. Jika parasetamol diminum sebagai obat demam tanpa resep dokter, apakah obat boleh diminum hingga lebih dari 2 hari?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
7. Apakah obat-obat yang boleh dibeli tanpa resep dokter selalu memiliki dosis 3x sehari?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
8. Jika dosis obat adalah 3x sehari, apakah berarti obat seharusnya diminum setiap 8 jam?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
9. Apakah indikasi yang ada di kemasan obat berisi keterangan tentang penyakit yang dapat diobati obat tersebut?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
10. Jika menyimpan obat di rumah, apakah setiap obat harus disimpan di dalam kemasan aslinya?
Tindakan
1. Jika obat yang Saudara/I/Bapak/Ibu minum telah habis namun penyakit tidak juga sembuh, apakah tindakan yang Saudara/I/Bapak/Ibu lakukan selanjutnya?
a. Membeli kembali obat yang sebelumnya telah pernah diminum b. Mengganti dengan obat yang lain yang lebih sesuai
c. Konsultasi dengan dokter
d. Lainnya, sebutkan: ………...……… 2. Apabila penyakit yang Saudara/I/Bapak/Ibu derita telah sembuh, apa
tindakan selanjutnya?
a. Tidak lagi diminum, disimpan untuk digunakan kembali b. Tidak lagi diminum, dan dibuang
c. Meminum sampai habis
d. Lainnya, sebutkan: ………...……… 3. Apakah Saudara/I/Bapak/Ibu mematuhi aturan pakai obat yang disediakan?
a. Ya b. Tidak
c. Tidak membaca aturan pakai obat
4. Apa yang terlebih dahulu Saudara/I/Bapak/Ibu perhatikan sebelum obat digunakan?
a. Tanggal kadaluarsa obat b. Aturan pakai obat c. Warna obat d. Bau obat
e. Lainnya, sebutkan: ………...……… 5. Saat Saudara/I/Bapak/Ibu meminum obat cair/syrup, apa yang anda
gunakan?
a. Sendok rumah tangga
b. Sendok takar dalam kemasan obat
6. Saat mengonsumsi obat, apakah Saudara/I/Bapak/Ibu mengikuti dosis yang tertera di kemasan obat?
a. Ya b. Tidak
c. Tidak membaca dosis yang tertera
7. Apa yang Saudara/I/Bapak/Ibu lakukan apabila terlupa minum obat? a. Minum dosis yang terlupa segera setelah ingat saat belum mendekati
dosis berikutnya
b. Tidak minum dosis yang terlupa saat belum mendekati dosis berikutnya
c. Minum obat dua dosis sekaligus atau dalam waktu berdekatan
8. Apakah Saudara/I/Bapak/Ibu membaca kontraindikasi yang tertera di kemasan obat?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah Saudara/I/Bapak/Ibu membaca efek samping yang mungkin timbul?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah Saudara/I/Bapak/Ibu mematuhi cara penyimpanan obat yang tertera pada kemasan obat?
a. Ya b. Tidak
Sikap
No Pertanyaan SS S R TS STS
1. Pengobatan sendiri lebih menguntungkan masyarakat 2. Penggunaan obat pada
pengobatan sendiri yang tidak sesuai dengan aturan dapat membahayakan kesehatan 3. Bagaimana pendapat Saudara
tentang seseorang melakukan pengobatan sendiri dengan alasan lebih murah?
4. Pengobatan sendiri dalam penggunaannya berlangsung singkat
5. Obat yang kita gunakan dalam pengobatan sendiri dapat dikatakan bermanfaat jika sesuai dengan aturan
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
LAMPIRAN 8
1. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Bagian Pengetahuan a. Output Uji Validitas
Correlations
b. Output Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.789 10
2. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Bagian Sikap a. Output Uji Validitas
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 TotalP
P1 Pearson Correlation 1 .102 .479* .232 .182 .753** Sig. (2-tailed) .669 .033 .325 .443 .000
N 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation .102 1 .301 .000 .327 .447* Sig. (2-tailed) .669 .198 1.000 .159 .048
N 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation .479* .301 1 .356 .344 .846** Sig. (2-tailed) .033 .198 .124 .137 .000
N 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation .232 .000 .356 1 .280 .514* Sig. (2-tailed) .325 1.000 .124 .233 .020
N 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation .182 .327 .344 .280 1 .540* Sig. (2-tailed) .443 .159 .137 .233 .014
N 20 20 20 20 20 20
TotalP Pearson Correlation .753** .447* .846** .514* .540* 1 Sig. (2-tailed) .000 .048 .000 .020 .014
N 20 20 20 20 20 20
b. Output Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.619 5
3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Bagian Tindakan a. Output Uji Validitas
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TotalP P1 Pearson Correlation 1 .409 .131 .327 .355 .085 .080 .000 .000 .121 .546*
Sig. (2-tailed) .074 .583 .159 .125 .723 .738 1.000 1.000 .611 .013
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation .409 1 .242 .136 -.099 .165 .156 .185 .339 .169 .485* Sig. (2-tailed) .074 .304 .566 .679 .487 .512 .436 .144 .477 .030
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation .131 .242 1 .484* .088 .314 .237 .164 .328 .269 .577** Sig. (2-tailed) .583 .304 .030 .713 .178 .315 .490 .158 .251 .008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation .327 .136 .484* 1 .428 -.165 -.044 -.031 .123 .000 .445* Sig. (2-tailed) .159 .566 .030 .060 .487 .852 .898 .605 1.000 .049
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation .355 -.099 .088 .428 1 -.136 .032 .356 .134 .244 .512* Sig. (2-tailed) .125 .679 .713 .060 .567 .893 .123 .574 .300 .021
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation .085 .165 .314 -.165 -.136 1 .714** .255 .255 .349 .492* Sig. (2-tailed) .723 .487 .178 .487 .567 .000 .278 .278 .131 .027
P7 Pearson Correlation .080 .156 .237 -.044 .032 .714** 1 .391 .241 .247 .534* Sig. (2-tailed) .738 .512 .315 .852 .893 .000 .088 .307 .293 .015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation .000 .185 .164 -.031 .356 .255 .391 1 .375 .456* .548* Sig. (2-tailed) 1.000 .436 .490 .898 .123 .278 .088 .103 .043 .012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation .000 .339 .328 .123 .134 .255 .241 .375 1 .456* .548* Sig. (2-tailed) 1.000 .144 .158 .605 .574 .278 .307 .103 .043 .012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation .121 .169 .269 .000 .244 .349 .247 .456* .456* 1 .630** Sig. (2-tailed) .611 .477 .251 1.000 .300 .131 .293 .043 .043 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TotalP Pearson Correlation .546* .485* .577** .445* .512* .492* .534* .548* .548* .630** 1 Sig. (2-tailed) .013 .030 .008 .049 .021 .027 .015 .012 .012 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Output Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
No
pembelian Informasi Obat Keluhan Obat Alasan Jenis Obat
Golo
obat pribadi/keluarga Flu Molexflu
Hemat
obat pribadi/keluarga Alergi Voltaren
Hemat
Tangga Apotek Petugas kesehatan Flu Decolgen
Hemat waktu
Obat Batuk & Pilek B 4. M. Soni 46 Laki-laki Kawin SMA/SMK Lainnya Apotek Rekomendasi orang lain Alergi Hydrocortisone Hemat
biaya
Tinggi Lainnya Apotek
Iklan dari media
cetak/elektronik Nyeri Panadol
Hemat
cetak/elektronik Demam Panadol
Hemat
Tangga Warung Rekomendasi orang lain Flu Molex flu
Hemat
Tangga Apotek Rekomendasi orang lain Flu Flutamol
Hemat
cetak/elektronik Demam Panadol
10. Jniata 39 Perempu
an Kawin SD
Wiraswast
a Warung
Iklan dari media
cetak/elektronik Flu Paramex
Hemat
Swasta Apotek Petugas kesehatan Flu Sanaflu
Hemat
obat pribadi/keluarga Flu Mixagrip
Hemat
obat pribadi/keluarga Batuk OBH
Hemat
hasiswa Apotek Rekomendasi orang lain Flu
Panadol Cold &
cetak/elektronik Flu Bodrex
Hemat
cetak/elektronik Demam Panadol
Hemat
obat pribadi/keluarga Nyeri Parasetamol
Hemat
cetak/elektronik Flu Mixagrip
Lokasi
cetak/elektronik Flu Mixagrip
Lokasi pelayan
an
kesehat
cetak/elektronik Demam Panadol
Hemat
Swasta Toko obat Rekomendasi orang lain Flu Procold
Hemat
cetak/elektronik Flu Mixagrip Lainnya
Obat Batuk
obat pribadi/keluarga Flu Panadol
Hemat
cetak/elektronik Demam Bodrex
Hemat
obat pribadi/keluarga Flu Ultraflu
Hemat
Swasta Apotek Petugas kesehatan Flu Mixagrip
Hemat waktu
Obat Batuk & Pilek W 27. J.B.Silalahi 42 Perempu
an Kawin SMA/SMK
Wiraswast
a Toko obat
Iklan dari media
cetak/elektronik Flu Molexflu
Hemat
obat pribadi/keluarga Batuk
Vicks Formula
obat pribadi/keluarga Flu Ultraflu
Hemat
Tangga Warung Rekomendasi orang lain Nyeri Paramex
31. Dmaria 31 Perempu
an Kawin SMA/SMK
Ibu Rumah
Tangga Apotek Rekomendasi orang lain Nyeri Cataflam
Hemat
a Warung Rekomendasi orang lain Flu Sanaflu
Hemat
cetak/elektronik Panu Kalpanax
Hemat
obat pribadi/keluarga Flu Paramex
Lokasi
a Apotek Petugas kesehatan Nyeri Bodrex
Hemat
Tangga Apotek Rekomendasi orang lain Flu
Paramex Flu &
cetak/elektronik Demam Bodrex
Lokasi
Swasta Warung Rekomendasi orang lain Nyeri
kesehat an jauh
39. Non 40 Laki-laki Kawin SMA/SMK Lainnya Warung Iklan dari media
cetak/elektronik Nyeri Parasetamol
Lokasi
m bekerja Apotek Petugas kesehatan Demam Panadol
Hemat
cetak/elektronik Nyeri Parasetamol
Lokasi
obat pribadi/keluarga Flu Molexflu
Hemat
Swasta Apotek Rekomendasi orang lain Flu
Paramex Flu &
Tinggi PNS Toko obat Petugas kesehatan Flu Sanaflu Lainnya
Obat Batuk
cetak/elektronik Flu Sanaflu
Hemat
Tangga Apotek Petugas kesehatan
Darah
rendah Sangobion Lainnya
47. Susil 51 Perempu
an Kawin SMA/SMK
Ibu Rumah
Tangga Apotek
Iklan dari media
cetak/elektronik Demam Panadol
Hemat
obat pribadi/keluarga Nyeri Paramex
Hemat
obat pribadi/keluarga Nyeri Parasetamol
Lokasi
cetak/elektronik Flu Panadol
Hemat
obat pribadi/keluarga Nyeri Paramex
Hemat
obat pribadi/keluarga Flu Molexflu
Hemat
obat pribadi/keluarga Demam Panadol
Hemat
cetak/elektronik Batuk OBH
Hemat
cetak/elektronik Flu Bodrex
57. W.K 24 Laki-laki Tidak
cetak/elektronik Demam Panadol
Hemat
cetak/elektronik Flu Paramex
Hemat
m bekerja Apotek Petugas kesehatan Flu Ultraflu
Hemat
hasiswa Apotek Rekomendasi orang lain Demam Biogesic
Lokasi
cetak/elektronik Demam Parasetamol Lainnya
Analgesik
obat pribadi/keluarga Demam Parasetamol
Hemat
obat pribadi/keluarga Nyeri Paramex
Hemat
obat pribadi/keluarga Flu Panadol
66. N. Christy 18 Perempu
cetak/elektronik Demam Parasetamol
Hemat
et Rekomendasi orang lain Flu
Panadol Cold &
cetak/elektronik Gastritis Promag
Hemat
m bekerja Apotek Petugas kesehatan Gastritis Ranitidine
Hemat
obat pribadi/keluarga Nyeri Paramex
Hemat
cetak/elektronik Flu Ultraflu
Hemat
hasiswa Apotek Rekomendasi orang lain Flu Sanaflu
Hemat
obat pribadi/keluarga Demam Parasetamol
Hemat
obat pribadi/keluarga Flu Panadol
75. J. Sihaloho 31 Laki-laki Kawin SMA/SMK Pegawai
Swasta Apotek Petugas kesehatan Demam Panadol
Hemat
hasiswa Apotek Petugas kesehatan Flu Panadol
Hemat
Tangga Apotek Petugas kesehatan Nyeri Panadol
Hemat
Swasta Apotek Petugas kesehatan Flu
Panadol Cold &
hasiswa Warung Rekomendasi orang lain Nyeri
Asam
obat pribadi/keluarga Flu Parasetamol
Hemat
an Kawin SD Lainnya Apotek Rekomendasi orang lain Nyeri Paramex
84. H. Zidulu 40 Laki-laki Kawin Tidak
tamat SD Lainnya Warung Rekomendasi orang lain Flu
Paramex Flu &
a Warung Rekomendasi orang lain Nyeri Ponstan
Hemat
Tangga Warung Rekomendasi orang lain Nyeri Ponstan
Hemat
cetak/elektronik Nyeri Paramex
Hemat
cetak/elektronik Nyeri Bodrex
Hemat
obat pribadi/keluarga Flu Panadol
Hemat
cetak/elektronik Demam Panadol
Lokasi
cetak/elektronik Flu Mixagrip
Hemat
53 Laki-laki Kawin Perguruan Tinggi
Pegawai
Swasta Warung
Pengalaman penggunaan
obat pribadi/keluarga Nyeri Bodrex
93. M.
cetak/elektronik Nyeri Bodrex
Hemat
Tinggi PNS Apotek Rekomendasi orang lain
Cidera
obat pribadi/keluarga Flu Sanaflu
Hemat
hasiswa Toko obat
Pengalaman penggunaan
obat pribadi/keluarga Nyeri
Asam
hasiswa Apotek Petugas kesehatan Alergi Dextamine
Hemat biaya
No. Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total Pengetahuan
1. B. Sinaga 2 0 2 0 2 1 2 1 2 2 14 Sedang
2. P. Sinaga 0 0 0 0 2 0 2 0 2 2 8 Buruk
3. E. Pardede 2 2 2 2 2 1 1 0 2 2 16 Sedang
4. M. Soni 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 16 Sedang
5. T. Sagala 0 0 2 0 0 2 2 0 2 2 10 Buruk
6. D. Asmara 0 0 2 2 2 1 1 2 0 2 12 Sedang
7. C. Febryanti 2 0 2 2 2 0 2 0 2 1 13 Sedang
8. D. Panginangin 0 2 1 0 2 1 2 2 2 1 13 Sedang
9. Ysmn 1 0 1 2 2 2 0 0 0 0 8 Buruk
10. Jniata 2 0 2 2 2 1 1 0 2 2 14 Sedang
11. I. A. Pelawi 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 19 Baik
12. R. Sibarani 2 0 2 2 2 2 1 1 2 2 16 Sedang
13. Irwat 1 0 2 2 2 1 2 2 2 2 16 Sedang
14. E.A.Z 1 0 2 2 2 1 1 1 2 2 14 Sedang
15. E. Sitanggang 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 17 Baik
16. A. Sinurat 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 16 Sedang
17. I. Sibarani 1 0 2 2 2 2 2 1 2 1 15 Sedang
18. L. Mustika 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 18 Baik
19. R. Samosir 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 18 Baik
20. S. Tumanggor 1 0 2 2 2 0 2 2 2 1 14 Sedang
21. M. Sujanah 2 0 2 2 2 1 1 1 2 2 15 Sedang
22. L. Natalia 2 0 2 1 2 1 1 1 2 2 14 Sedang
23. Rbert 1 0 0 1 2 0 1 2 2 2 11 Buruk
24. N. Situmorang 2 0 2 2 2 2 1 2 2 2 17 Baik
25. Sulastri 0 0 2 2 2 1 2 1 2 1 13 Sedang
26. J. Siahaan 2 0 2 1 2 1 1 2 2 2 15 Sedang
27. J.B.Silalahi 0 0 2 2 2 1 1 0 2 1 11 Buruk
28. S. Simanjuntak 1 0 2 2 1 1 1 1 2 2 13 Sedang
29. Strisno 0 0 2 0 2 1 0 0 2 1 8 Buruk
30. E.P.Pelawi 2 0 2 2 1 1 0 0 2 1 11 Buruk
31. Dmaria 1 0 2 2 2 2 1 1 2 2 15 Sedang
32. J. Samosir 1 0 2 2 2 2 1 1 2 2 15 Sedang
33. D 1 0 2 1 2 2 2 1 2 2 15 Sedang
34. D.Halawa 1 1 0 2 2 2 1 1 0 2 12 Sedang
35. F. Lase 1 0 2 0 2 1 2 1 2 2 13 Sedang
36. R. Simatupang 0 0 2 0 0 2 2 1 1 2 10 Buruk
37. Senny 1 0 2 2 2 0 2 2 2 2 15 Sedang
38. Safer 2 0 2 1 1 2 2 0 2 2 14 Sedang
39. Non 1 0 2 2 2 0 2 2 2 2 15 Sedang
40. M. Lase 0 0 2 2 2 2 2 0 2 0 12 Sedang
41. Rob 1 0 2 2 2 0 2 2 2 2 15 Sedang
42. V. Agust 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 14 Sedang
43. J. Sitinjak 2 0 2 2 2 2 1 2 2 1 16 Sedang
44. J. Tarigan 0 2 2 2 1 2 2 2 0 2 15 Sedang
45. Pret 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 16 Sedang
46. Far 1 0 0 2 2 2 1 0 2 2 12 Sedang
47. Susil 0 1 2 2 1 1 2 0 2 1 12 Sedang
48. S. Wati 0 2 2 2 2 1 2 0 2 1 14 Sedang
49. Waljin 0 0 2 1 0 1 0 1 2 2 9 Buruk
50. T. Pragusti 2 0 2 2 2 1 0 0 2 2 13 Sedang
51. Suc 0 0 2 0 2 1 2 0 2 2 11 Buruk
52. Tumir 2 2 2 2 2 0 2 0 2 1 15 Sedang
53. Sat 2 2 2 2 2 1 2 0 2 2 17 Baik
54. L. Padang 2 0 2 2 2 2 1 0 2 2 15 Sedang
55. Ob 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 17 Baik
56. V. Karokaro 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 17 Baik
57. W.K 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 18 Baik
58. W. Kembaren 0 1 2 0 2 1 1 2 2 2 13 Sedang
59. D. Putri 0 0 1 1 0 1 0 0 2 1 6 Buruk
60. E. Purba 1 0 2 1 2 1 1 2 2 1 13 Sedang
61. R. Cardela 0 0 2 0 2 2 0 0 0 2 8 Buruk
62. A. Permana 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 Baik
63. P. Danella 0 2 2 2 2 1 2 1 2 2 16 Sedang
64. A. Situmorang 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 18 Baik
65. N. Panjaitan 0 0 2 2 0 0 2 1 2 2 11 Buruk
66. N. Christy 0 0 2 0 2 2 0 0 0 2 8 Buruk
67. I. Aneraini 1 0 2 1 2 1 2 2 2 2 15 Sedang
68. M. Sitohang 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 17 Baik
69. H. Waki 1 0 2 2 0 0 2 0 2 2 11 Buruk
70. Marsl 1 0 2 2 2 2 0 2 2 1 14 Sedang
71. R. Purba 0 0 2 2 2 2 2 1 2 2 15 Sedang
72. R. Sabrina 2 0 2 2 2 1 2 0 2 0 13 Sedang
73. A. kaur 0 2 2 2 2 1 2 1 2 2 16 Sedang
74. Jo 0 2 2 2 2 1 2 1 2 2 16 Sedang
75. J. Sihaloho 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 16 Sedang
76. D. Fitriani 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 18 Baik
77. M. Tambunan 2 0 2 2 2 1 1 2 2 2 16 Sedang
78. A. Yohana 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik
80. A. Situm 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 18 Baik
81. F. Novianti 0 0 2 1 2 1 2 2 2 0 12 Sedang
82. Tri 0 2 2 2 2 1 2 1 2 2 16 Sedang
83. V. Lase 0 2 0 1 0 0 0 0 0 1 4 Buruk
84. H. Zidulu 0 0 2 0 2 1 1 0 2 1 9 Buruk
85. Fidel 1 0 2 2 2 1 1 2 2 2 15 Sedang
86. H. Siahaan 0 0 2 2 1 1 0 2 2 2 12 Sedang
87. Ti 2 0 2 2 2 1 1 0 2 2 14 Sedang
88. R. Sitorus 2 0 2 2 2 1 2 0 2 2 15 Sedang
89. L. Sitorus 0 0 2 2 2 1 2 0 2 1 12 Sedang
90. Rido 0 0 2 2 2 1 2 0 2 0 11 Buruk
91. E. ulen 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 17 Baik
92. T. Simanjuntak 1 0 2 2 2 1 2 0 2 1 13 Sedang
93. M. Margaret 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 17 Baik
94. D. Irene 2 0 2 2 2 1 2 0 2 2 15 Sedang
95. E. Lubis 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 16 Sedang
96. B. Wardim 1 0 0 2 2 2 1 2 2 2 14 Sedang
97. E. Lbis 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 18 Baik
Range Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 19 19.6 19.6 19.6
Sedang 60 61.9 61.9 81.4
Buruk 18 18.6 18.6 100.0
Range SIkap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 5 5.2 5.2 5.2
Sedang 83 85.6 85.6 90.7
Buruk 9 9.3 9.3 100.0
Total 97 100.0 100.0
No. Nama P1 P2 P3 P4 P5 Total Sikap 89. L. Sitorus 2 4 5 3 5 19 Sedang
90. Rido 3 5 2 3 5 18 Sedang
91. E. ulen 4 4 2 2 5 17 Sedang
92. T. Simanjuntak 1 4 2 4 4 15 Sedang 93. M. Margaret 4 3 5 3 4 19 Sedang
94. D. Irene 4 5 2 3 4 18 Sedang
95. E. Lubis 2 4 4 4 5 19 Sedang
96. B. Wardim 2 3 3 3 4 15 Sedang
90. Rido 2 3 2 2 2 2 2 1 2 0 18 Sedang
91. E. ulen 1 3 2 3 1 2 2 1 2 2 19 Sedang
92. T. Simanjuntak 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 17 Sedang
93. M. Margaret 3 3 2 3 1 2 2 1 2 2 21 Baik
94. D. Irene 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 22 Baik
95. E. Lubis 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 20 Baik
96. B. Wardim 3 3 2 3 1 2 2 1 2 2 21 Baik
97. E. Lbis 3 3 2 3 1 2 2 1 2 2 21 Baik
Range Tindakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 76 78.4 78.4 78.4
Sedang 18 18.6 18.6 96.9
Buruk 3 3.1 3.1 100.0
55
DAFTAR PUSTAKA
Afolabi, A. O., 2008. Factors Influencing The Pattern of Self-Medication in An Adult Nigerian Population. Annals of African Medicine, 17(3), pp.120-127 Angeles, C. P., Medina, F. ML., Molina, R. JF., 1992. Self medication in urban
population of Cuernavaca, Morelos. Salud Publica Mex, 34(5), pp. 54-61 Aoyama, I., Koyama, S., Hibino, H., 2012. Self-medication behaviors among
Japanese consumers: sex, age, and SES differences and caregivers' attitudes toward their children's health management. Asia Pac Fam Med, 11(1), p.7 Auta, A., Omale, S., Folorunsho, T. J., David, S., & Banwat, S. B., 2012.
Medicine Vendors: Self-medication Practices and Medicine Knowledge. N Am J Med Sci, 4(1), pp. 24-28
Awad, A. & Eltayeb, I., 2007. Self-medication practices with antibiotics and antimalarials among Sudanese undergraduate university students. Ann Pharmacother, [online] 41(7). Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17565044 [Accessed 12 May 2015]. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta, p.40.
Bourne, H. & Zastrow, M., 2012. Reseptor Obat & Farmakodinamik. Dalam: B. Katzung, ed.,Farmakologi Dasar & Klinik, 10th ed. Jakarta: EGC, pp.30, 32-33, 58.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1997. Kompendia Obat Bebas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, p.x.
56
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, p.11.
Hassali, M. A., Shafie, A. A., Al-Qazaz, H., Tambyappa, J., Palaian, S., Hariraj, V., 2011. Self-medication practices among adult population attending community pharmacies in Malaysia: an exploratory study. Int J Clin Pharm, 33, pp.794-799.
Hermawati, D., 2012. Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung di Dua Apotek Kecamatan Cimanggis, Depok. [online] Available at:
http://www.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20309254-S42683%20-Dian%20hermawati.pdf / [Accessed 20 May 2015].
Jas, A., 2007. Perihal Resep & Dosis Serta Latihan Menulis Resep. Medan: USU Press, pp.69-70.
Jihani, M. A., 2014. Hubungan pengetahuan dan sikap pasien dengan tindakan membeli obat sendiri tanpa resep dokter (swamedikasi) antibiotika pada apotek swasta di wilayah kerja puskesmas mataram tahun 2014.
Katzung, B., 2012. Farmakologi Dasar & Klinik. 10th ed. Jakarta: EGC, pp.69, 77.
Kemenkes RI, 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep. Jakarta.
Kemenkes RI, 1983. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.2380/1983. Jakarta. Kemenkes RI, 1993. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.917/1993. Jakarta. Kemenkes RI, 1994. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.386/1994. Jakarta. Kristina, S., Prabandari, Y. & Sudjaswadi, R., 2008. Perilaku pengobatan sendiri
57
Notoatmodjo, S., 2010. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, pp.25-28, 43-44, 46-55.
Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919/Menkes/Per/X/1993 tentang Kriteria
Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep., 1993. Jakarta.
Purwanti, S., 2011. Gambaran Perilaku Pengobatan Sendiri Pada Masyarakat di RW 04 Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung. [online] Available at: http://www.scribd.com/doc/184073203/gambaran-perilaku- pengobatan-sendiri-pada-masyarakat-di-rw-04-kelurahan-dago-kecamatan-coblong-kota-bandung#scribd [Accessed 20 November 2015]
Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 5th ed. Jakarta: Sagung Seto.
Setiawati, A., Suyatna, F. & Gunawan, S., 2011. Pengantar Farmakologi. Dalam: S. Gunawan and R. Setiabudy, ed., Farmakologi dan Terapi, 5th ed. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p.27.
Silva, M., Soares, M. & Muccillo-Baisch, A., 2012. Self-medication in university students from the city of Rio Grande, Brazil. BMC Public Health, 12(1), p.339.
Supardi, S. & Notosiswoyo, M., 2005. Pengobatan Sendiri Sakit Kepala, Demam, Batuk dan Pilek pada Masyarakat di Desa Ciwalen, Kecamatan
Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.Majalah Ilmu Kefarmasian, II(03), pp.134 - 144.
Supardi, S. & Notosiswoyo, M., 2006. Pengaruh Penyuluhan Obat Menggunakan Leaflet Terhadap Perilaku Pengobatan Sendiri di Tiga Kelurahan Kota Bogor. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 9(4), pp.213-219.
58
Pengobatan Sendiri di Pedesaan. Buletin Penelitian Kesehatan, 25(3,4), pp.26-33.
Supardi, S., Sampurno, O. & Notosiswoyo, M., 2002. Pengobatan Sendiri yang Sesuai dengan Aturan pada Ibu-ibu di Jawa Barat. Buletin Penelitian Kesehatan, 30(1), pp.11-21.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan., 1992. Jakarta.
Webber, D. E. & Williams, J. R., 2006. A Discussion Paper on the Future of Self Care and its Implications for Physicians. World Medical Journal, 52(3), pp.66-72.
Widodo, R., 2004. Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat. Yogyakarta: Kreasi Wacana, pp.63-64, 122.
Worku, S., & Abebe, G., 2003. Practice of self-medication in Jimma Town, Ethiop. J. Health Dev, 17, pp.111-116.
World Health Organization, 1998. The Role of the Pharmacist in Self-Care and Self-Medication. p.3.
World Self-Medication Industry, 2008. Advertising of nonprescription medicines to the public. p.6.
World Self-Medication Industry, (n.d.). What is Self-Medication?. [online] Available at:
25
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
3.2. Definisi Operasional
1. Pengobatan sendiri, adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mengatasi sakit atau keluhan yang dialaminya, dengan memilih dan menggunakan obat-obatan modern, tanpa bantuan tenaga ahli medis. Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
2. Pengetahuan, adalah mengenai kemampuan responden mengenal, memahami, dan mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pengobatan sendiri.
Cara ukur : Wawancara Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : a. Buruk, bila responden memperoleh skor <60% b. Sedang, bila responden memperoleh skor 60% - 80% c. Baik, bila responden memperoleh skor >80%
Skala ukur : Ordinal
Pengetahuan Sikap Tindakan Usia
Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Pekerjaan
26
3. Sikap, yaitu reaksi atau respons tertutup responden, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (setuju-tidak setuju).
Cara ukur : Wawancara Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : Sikap berdasarkan pada skala Lickert
a. Buruk, bila responden memperoleh skor <60% b. Sedang, bila responden memperoleh skor 60% - 80% c. Baik, bila responden memperoleh skor >80%
Skala ukur : Ordinal
4. Tindakan, adalah respons terbuka yang dapat dilihat oleh orang lain, yakni berupa praktik responden dalam melakukan pengobatan sendiri.
Cara ukur : Wawancara Alat ukur : Kuesioner Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : a. Buruk, bila responden memperoleh skor <60% b. Sedang, bila responden memperoleh skor 60% - 80% c. Baik, bila responden memperoleh skor >80%
5. Usia, adalah lama waktu hidup responden (sejak dilahirkan). Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : a. 18-28 tahun
b. 29-39 tahun c. 40-50 tahun d. 51-59 tahun e. > 59 tahun Skala ukur : Interval
6. Jenis kelamin, adalah jenis kelamin responden. Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : a. Laki-laki
27
Skala ukur : Nominal
7. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang diikuti oleh responden dan dinyatakan lulus.
Cara ukur : Wawancara Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : a. Tidak tamat SD b. SD
c. SMP d. SMA/SMK e. Perguruan Tinggi Skala ukur : Ordinal
8. Pekerjaan, adalah aktivitas utama responden, yang dikategorikan atas: Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : a. Wiraswasta
b. Pegawai Swasta c. PNS
d. Ibu Rumah Tangga e. Tidak/Belum Bekerja f. Pelajar/mahasiswa g. Tenaga Kesehatan Skala ukur : Nominal
9. Status perkawinan, adalah status responden berdasarkan riwayat pernikahan, yang dikategorikan atas:
Cara ukur : Wawancara Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : a. Kawin
28
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Soekidjo (2010), maka jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif dengan desain penelitian adalah “cross-sectional”.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan II, Kelurahan Babura Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari pengumpulan data sampai pelaporan hasil penelitian adalah dari bulan Juli 2015 sampai bulan Oktober 2015.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah masyarakat di Lingkungan II, Kelurahan Babura Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah masyarakat yang memenuhi kriteria inklusi di Lingkungan II, Kelurahan Babura Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut: a. Kriteria inklusi:
1. Berusia antara 18-65 tahun
2. Tercatat sebagai penduduk di Lingkungan II Kelurahan Babura Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.
3. Pernah melakukan pengobatan sendiri.
29
5. Sehat jasmani dan rohani b. Kriteria ekslusi:
1. Tidak berada di lokasi saat pengambilan data dilakukan. 2. Tidak bersedia diwawancarai.
Keterangan:
n : Besar Sampel
Zα : Tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti (peneliti menetapkan α = 0,05 dan Zα penelitian ini sebesar 1,96)
P : Proporsi kategori (0.5) Q : 1-P = 1 - 0.5 = 0,5
d : Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki 10% atau 0,1
� =
�∝2 �2=
,9 2 , ,
, 2
=
96,04Dari perkiraan rumus di atas, didapatkan bahwa jumlah sampel yang dapat mewakili populasi ialah 97 orang. Sampel diambil dengan menggunakan metode accidental sampling, yaitu pengambilan responden yang tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2012). Sampel yang dipilih yaitu masyarakat yang pernah melakukan pengobatan sendiri, yang ditemui selama masa penelitian, dan memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.Pengambilan data primer dilakukan dengan teknik wawancara dengan menggunakan instrumen kuesioner.
30
4.5. Aspek Pengukuran Data
Beberapa pertanyaan akan ditanyakan melalui wawancara kepada para responden dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Pertanyaan untuk mengetahui karakteristik responden yang melakukan pengobatan sendiri berjumlah 8 pertanyaan. Pertanyaan pendahuluan yang ditanyakan terlebih dahulu untuk memperoleh informasi umum seputar pengobatan sendiri yang dilakukannya berjumlah 6 pertanyaan. Pertanyaan untuk menilai pengetahuan masyarakat tentang pengobatan sendiri berjumlah 10 pertanyaan. Pertanyaan untuk menilai tindakan masyarakat dalam pengobatan sendiri berjumlah 10 pertanyaan. Sedangkan untuk menilai sikap masyarakat terhadap pengobatan sendiri berjumlah 5 pertanyaan. Total semua pertanyaan berjumlah 39 pertanyaan.
Ketentuan penilaian untuk variabel pengetahuan, pemberian skor jawabannya yaitu:
a.
Ya, maka skor diberi nilai 2b.
Tidak, maka skor diberi nilai 1c.
Tidak tahu, maka skor diberi nilai 0Ada beberapa pertanyaan, yaitu pertanyaan nomor 3, 6, dan 7 yakni:
1. Apakah jenis obat batuk yang diminum untuk mengobati batuk kering sama dengan obat batuk untuk mengobati batuk berdahak?
2. Jika parasetamol diminum sebagai obat demam tanpa resep dokter, apakah obat boleh diminum hingga lebih dari 2 hari?
3. Apakah obat-obat yang boleh dibeli tanpa resep dokter selalu memiliki dosis 3x sehari?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut skor jawabannya adalah: a. Tidak, maka skor diberi nilai 2
b. Ya, maka skor diberi nilai 1
c. Tidak tahu, maka skor diberi nilai 0
31
Ketentuan penilaian untuk variabel sikap berdasarkan skala Lickert. Pemberian skor jawabannya yaitu:
a. Sangat setuju, maka skor diberi nilai 5 b. Setuju, maka skor diberi nilai 4 c. Ragu-ragu, maka skor diberi nilai 3 d. Tidak setuju, maka skor diberi nilai 2 e. Sangat tidak setuju, maka skor diberi nilai 1 Maka penilaian sikap dikategorikan sebagai berikut:
a. Buruk, bila responden memperoleh skor <60% b. Sedang, bila responden memperoleh skor 60% - 80% c. Baik, bila responden memperoleh skor >80%
Ketentuan penilaian untuk variabel tindakan, pemberian skor jawabannya dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini. Skor x yang dimaksudkan pada tabel tersebut yaitu skor yang disesuaikan sendiri oleh peneliti pada jawaban lainnya tersebut apabila responden tidak menjawab jawaban pada pilihan yang tersedia.
Tabel 4.1. Skoring Jawaban Kuesioner Tindakan
Nomor Soal
Skor Jawaban
a b c d e
Soal 1 1 2 3 x -
Soal 2 3 2 1 x -
Soal 3 2 1 0 - -
Soal 4 3 2 1 1 x
Soal 5 1 2 x - -
Soal 6 2 1 0 - -
Soal 7 3 2 1 - -
Soal 8 2 1 - - -
Soal 9 2 1 - - -
32
4.6. Metode Analisis Data
33
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan II, Kelurahan Babura Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan. Kelurahan Babura Sunggal ini terdiri dari 11 lingkungan. Lingkungan II, yang merupakan populasi penelitian, adalah jl. Sei Kapuas, yang penduduknya berjumlah 1735 jiwa. Di sekitar lokasi penelitian juga terdapat beberapa apotek, warung, toko obat, dan supermarket yang juga menjual obat-obatan.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah penduduk di Lingkungan II, Kelurahan Babura Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal yang melakukan pengobatan sendiri, berusia antara 18 sampai 65 tahun. Total responden adalah sebanyak 97 orang.
Dari keseluruhan total responden, diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya, meliputi: umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Diperoleh juga data mengenai pembelian obat yang umumnya dilakukan responden, seperti lokasi pembelian obat, sumber informasi obat yang diperoleh, keluhan yang diobati, obat apa yang digunakan, dan alasan pembelian obat secara bebas. Data lengkap mengenai karakteristik keseluruhan responden dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah.
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%)
18 - 28 42 43,3
29 - 39 21 21,6
40 - 50 20 20,6
51 - 59 10 10,3
> 59 4 4,1
34
Dari Tabel 5.1, dapat dilihat responden terbanyak adalah berusia antara 18 sampai 28 tahun, yaitu berjumlah 42 responden (43,3%). Sedangkan responden yang paling sedikit adalah berusia di atas 59 tahun, yaitu berjumlah 4 responden (4,1%).
Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 29 29,9
Perempuan 68 70,1
Total 97 100,0
Dari Tabel 5.2, dapat dilihat bahwa responden jenis kelamin perempuan merupakan responden terbanyak yaitu berjumlah 68 responden (70,1%). Sedangkan responden jenis kelamin laki-laki berjumlah 29 responden (29,9%).
Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Status Perkawinan Frekuensi Persentase (%)
Kawin 57 58,8
Tidak Kawin 40 41,2
Total 97 100,0
Dari Tabel 5.3, dapat dilihat bahwa responden terbanyak adalah yang berstatus kawin, yaitu berjumlah 57 responden (58,8%). Sedangkan responden yang berstatus tidak kawin berjumlah 40 responden (41,2%).
Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)
Tidak tamat SD 3 3,1
SD 7 7,2
SMP 2 2,1
SMA/SMK 51 52,6
Perguruan Tinggi 34 35,1
35
Dari Tabel 5.4, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA/SMK, dengan jumlah responden sebanyak 51 responden (52,6%). Sedangkan tingkat pendidikan terakhir yang paling sedikit adalah SMP, dengan jumlah responden sebanyak 2 responden (2,1%).
Tabel 5.5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Tidak/belum bekerja 5 5,2
Pelajar/mahasiswa 26 26,8
PNS 7 7,2
Pegawai swasta 16 16,5
Wiraswasta 16 16,5
Ibu rumah tangga 20 20,6
Tenaga kesehatan 1 1,0
Lainnya 6 6,2
Total 97 100,0
Dari tabel 5.5, dapat dilihat bahwa responden terbanyak adalah yang bekerja sebagai pelajar/mahasiswa, yaitu berjumlah 26 responden (26,8%). Sedangkan responden yang paling sedikit adalah yang bekerja sebagai tenaga kesehatan, yaitu berjumlah 1 responden (1,0%). Jenis pekerjaan yang termasuk ke dalam kategori lainnya ini, antara lain sopir, pembantu rumah tangga, tukang besi, tukang potong kelapa, dan tukang becak.
Tabel 5.6. Distribusi Lokasi Pembelian Obat Responden
Dari tabel 5.6, dapat dilihat bahwa responden paling banyak membeli obat di apotek, yaitu sebanyak 50 responden (51,5%). Sedangkan responden paling sedikit membeli obat di toko obat, yaitu sebanyak 5 responden (5,2%).
Lokasi Pembelian Obat Frekuensi Persentase (%)
Apotek 50 51,5
Warung 33 34,0
Toko obat 5 5,2
Supermarket 9 9,3
36
Tabel 5.7. Distribusi Sumber Informasi Obat yang Diterima Responden
Dari tabel 5.7, dapat dilihat bahwa sumber informasi obat yang diterima responden yang terbanyak adalah iklan media cetak/elektronik, yaitu sebanyak 36 responden (37,1%). Sedangkan jumlah responden yang paling sedikit adalah responden yang memperoleh informasi dari petugas kesehatan, yaitu sebanyak 14 responden (14,4%).
Tabel 5.8. Distribusi Keluhan Penyakit yang Dialami Responden
Keluhan Frekuensi Persentase (%)
Flu 45 46,4
Cidera ringan 2 2,1
Alergi 3 3,1
Nyeri 23 23,7
Demam 17 17,5
Batuk 3 3,1
Lainnya 4 4,1
Total 97 100,0
Dari tabel 5.8, dapat dilihat bahwa keluhan penyakit terbanyak yang dialami responden adalah keluhan flu, yaitu sebanyak 45 responden (46,4%) yang mengalami keluhan tersebut. Sedangkan keluhan penyakit yang paling sedikit dialami responden adalah cidera ringan, yaitu sebanyak 2 responden (2,1%) yang mengalami keluhan tersebut.
Sumber Informasi Obat Frekuensi Persentase (%)
Iklan media cetak/elektronik 36 37,1
Pengalaman penggunaan obat pribadi/keluarga 27 27,8
Petugas kesehatan 14 14,4
Rekomendasi orang lain 20 20,6
37
Tabel 5.9. Distribusi Jenis Obat Berdasarkan Kelas MIMS yang Digunakan Responden
Dari tabel 5.9, dapat dilihat bahwa jenis obat yang terbanyak digunakan oleh responden adalah kelas analgesik (non opiat) dan antipiretik, yaitu sebanyak 53 responden (54,6%) yang menggunakan obat kelas tersebut. Sedangkan jenis obat yang paling sedikit digunakan oleh responden adalah kelas antihistamin dan antialergi, yaitu sebanyak 1 responden (1,0%) yang menggunakan obat kelas tersebut. Kelas obat yang masuk ke dalam kategori lainnya adalah penisilin, antijamur dan antiparasit topical, vitamin dan mineral, kortikosteroid topikal, dan antiseptik dan desinfektan kulit.
Tabel 5.10. Distribusi Golongan Obat yang Digunakan Responden
Golongan Obat Frekuensi Persentase (%)
Obat Bebas 42 43,3
Obat Keras 11 11,3
Obat Bebas Terbatas 44 45,4
Total 97 100,0
Dari tabel 5.10, dapat dilihat bahwa golongan obat terbanyak yang digunakan responden adalah obat bebas terbatas, yaitu sebanyak 44 responden (45,4%) yang menggunakan golongan obat tersebut. Sedangkan golongan obat yang paling sedikit digunakan adalah obat keras, yaitu sebanyak 11 responden (11,3%).
Subkelas Obat Frekuensi Persentase (%)
Antihistamin & Antialergi 1 1,0
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) 3 3,1
Obat Batuk & Pilek 33 34,0
Analgesik (Non Opiat) & Antipiretik 53 54,6 Antasid, Obat Antirefluks & Antiulserasi 2 2,1
Lainnya 5 5,2
38
Tabel 5.11. Distribusi Alasan Responden Membeli Obat Tanpa Resep Dokter
Alasan Responden Frekuensi Persentase (%)
Hemat waktu 51 52,6
Hemat biaya 32 33,0
Lokasi pelayanan kesehatan jauh 11 11,3
Lainnya 3 3,1
Total 97 100,0
Dari tabel 5.11, dapat dilihat bahwa alasan responden membeli obat tanpa resep dokter terbanyak adalah karena hemat waktu, yaitu sebanyak 51 responden (52,6%). Sedangkan alasan responden yang paling sedikit dimasukkan ke dalam kategori lainnya, yaitu dua responden mengatakan alasan beliau membeli obat tanpa resep dokter adalah karena beliau merasa penyakit yang dideritanya adalah penyakit ringan, dan alasan seorang responden yang lain adalah untuk mengobati sementara.
5.1.3. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Pengobatan Sendiri Tingkat pengetahuan responden yang diperoleh berguna untuk menggambarkan pengetahuan responden terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan sendiri. Terdapat 10 pertanyaan dalam kuesioner yang ditanyakan dalam wawancara untuk mengukur tingkat pengetahuan responden.
Ada 3 tingkatan pengetahuan dalam penelitian ini, yaitu pengetahuan baik, sedang, dan buruk. Tingkat pengetahuan responden dikatakan baik apabila skor total untuk pengetahuan adalah lebih dari 80%. Apabila skor total untuk pengetahuan adalah antara 60% sampai 80%, maka tingkat pengetahuan responden adalah sedang. Sedangkan tingkat pengetahuan responden dikatakan buruk apabila skor total untuk pengetahuan adalah kurang dari 60%.
Tabel 5.12. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Pengobatan Sendiri
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 19 19,6
Sedang 60 61,9
Buruk 18 18,6
39
Dari tabel 5.12, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mayoritas adalah sedang, yaitu sebanyak 60 responden (61,9%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah sebanyak 19 responden (19,6%). Sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan buruk adalah sebanyak 18 orang (18,6%). Distribusi jawaban responden untuk kuesioner pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.13.
Tabel 5.13. Distribusi Jawaban Responden Untuk Kuesioner Pengetahuan
No. Pertanyaan f %
1. Apakah arti dari pengobatan sendiri adalah suatu cara
mengobati penyakit dengan menggunakan obat yang dibeli tanpa resep dokter?
Ya 37 38,1
Tidak 29 29,9
Tidak Tahu 31 32,0
2. Apakah obat yang memiliki tanda lingkaran hijau atau biru
pada kemasannya adalah obat-obat yang boleh dibeli tanpa resep dokter?
Ya 29 29,9
Tidak 3 3,1
Tidak Tahu 65 67,0
3. Apakah jenis obat batuk yang diminum untuk mengobati
batuk kering sama dengan obat batuk untuk mengobati batuk berdahak?
Ya 7 7,2
Tidak 84 86,6
Tidak Tahu 6 6,2
4. Apakah oralit adalah obat yang paling dianjurkan untuk
diminum ketika mengalami diare?
Ya 74 76,3
Tidak 11 11,3
Tidak Tahu 12 12,4
5. Apakah parasetamol adalah obat yang dapat digunakan
untuk mengobati demam dan juga sakit kepala?
Ya 83 85,6
Tidak 7 7,2
Tidak Tahu 7 7,2
6. Apakah obat parasetamol sebagai obat demam boleh
diminum hingga lebih dari 2 hari?
Ya 47 48,5
Tidak 38 39,2
40
7. Apakah obat-obat yang boleh dibeli tanpa resep dokter
selalu memiliki dosis 3x sehari?
Ya 34 35,1
Tidak 49 50,5
Tidak Tahu 14 14,4
8. Dosis obat 3x sehari apakah berarti obat seharusnya
diminum setiap 8 jam?
Ya 36 37,1
Tidak 27 27,8
Tidak Tahu 34 35,1
9. Apakah indikasi yang ada di kemasan obat berisi keterangan
tentang penyakit yang dapat diobati obat tersebut?
Ya 88 90,7
Tidak 1 1,0
Tidak Tahu 8 8,2
10. Apakah setiap obat harus disimpan di dalam kemasan
aslinya?
Ya 69 71,1
Tidak 23 23,7
Tidak Tahu 5 5,2
5.1.4. Sikap Responden Terhadap Pengobatan Sendiri
Pengukuran sikap responden berguna untuk menggambarkan bagaimana sikap responden terhadap pengobatan sendiri. Terdapat 5 pertanyaan dalam kuesioner bagian sikap yang ditanyakan dalam wawancara untuk mengukur sikap responden.
Ada 3 tingkatan sikap dalam penelitian ini, yaitu sikap baik, sedang, dan buruk. Sikap responden dikatakan baik apabila skor total untuk sikap adalah lebih dari 80%. Apabila skor total untuk sikap adalah antara 60% sampai 80%, maka sikap responden adalah sedang. Sedangkan sikap responden dikatakan buruk apabila skor total untuk sikap adalah kurang dari 60%.
Tabel 5.14. Sikap Responden Terhadap Pengobatan Sendiri
Sikap Frekuensi Persentase (%)
Baik 5 5,2
Sedang 83 85,6
Buruk 9 9,3
41
Dari tabel 5.14, dapat dilihat bahwa sikap responden mayoritas adalah sedang, yaitu sebanyak 83 responden (85,6%). Responden yang memiliki sikap baik terhadap pengobatan sendiri adalah sebanyak 5 responden (5,2%). Sedangkan responden yang memiliki sikap buruk adalah sebanyak 9 responden (9,3%). Distribusi jawaban responden untuk kuesioner sikap dapat dilihat pada tabel 5.15.
Tabel 5.15. Distribusi Jawaban Responden Untuk Kuesioner Sikap
No. Pertanyaan Sangat
setuju
1. Pengobatan sendiri
lebih menguntungkan masyarakat.
9 9,3 33 34,0 26 26,8 26 26,8 3 3,1
2. Penggunaan obat pada
pengobatan sendiri
3. Bagaimana pendapat
Saudara tentang
4. Pengobatan sendiri
dalam penggunaannya
5.1.5. Tindakan Responden Dalam Melakukan Pengobatan Sendiri
42
Ada 3 tingkatan tindakan dalam penelitian ini, yaitu tindakan baik, sedang, dan buruk. Tindakan responden dikatakan baik apabila skor total untuk tindakan adalah lebih dari 80%. Apabila skor total untuk tindakan adalah antara 60% sampai 80%, maka tindakan responden adalah sedang. Sedangkan tindakan responden dikatakan buruk apabila skor total untuk tindakan adalah kurang dari 60%.
Tabel 5.16. Tindakan Responden Dalam Melakukan Pengobatan Sendiri
Tindakan Frekuensi Persentase (%)
Baik 40 41,2
Sedang 52 53,6
Buruk 5 5,2
Total 97 100,0
Dari tabel 5.16, dapat dilihat bahwa responden mayoritas melakukan pengobatan sendiri dengan tindakan sedang, yaitu sebanyak 52 responden (53,6%). Responden dengan tindakan baik adalah sebanyak 40 responden (41,2%). Sedangkan responden dengan tindakan buruk adalah sebanyak 5 responden (5,2%). Distribusi jawaban responden untuk kuesioner tindakan dapat dilihat pada tabel 5.17.
Tabel 5.17. Distribusi Jawaban Responden Untuk Kuesioner Tindakan
No. Pertanyaan f %
1. Tindakan jika penyakit belum sembuh
Membeli kembali obat yang sebelumnya telah pernah diminum
16 16,5 Mengganti dengan obat yang lain yang lebih sesuai 16 16,5
Konsultasi dengan dokter 65 67,0
2. Tindakan jika penyakit sudah sembuh
Tidak lagi diminum, disimpan untuk digunakan kembali 55 56,7
Tidak lagi diminum, dan dibuang 25 25,8
Meminum sampai habis 17 17,5
3. Patuh terhadap aturan pakai
Ya 84 86,6
Tidak 4 4,1
Tidak membaca aturan pakai obat 9 9,3
43
Tanggal kadaluarsa obat 56 57,7
Aturan pakai obat 33 34,0
Warna obat 3 3,1
Bau obat 5 5,2
5. Yang digunakan untuk meminum obat cair/syrup
Sendok rumah tangga 47 48,5
Sendok takar dalam kemasan obat 50 51,5
6. Mengikuti dosis yang tertera di kemasan obat
Ya 88 90,7
Tidak 3 3,1
Tidak membaca dosis yang tertera 6 6,2
7. Tindakan apabila terlupa meminum obat
Minum dosis yang terlupa segera setelah ingat saat belum mendekati dosis berikutnya
33 34,0 Tidak minum dosis yang terlupa saat belum mendekati dosis
berikutnya
56 57,7 Minum obat dua dosis sekaligus atau dalam waktu
berdekatan
8 8,2 8. Membaca kontraindikasi pada kemasan obat
Ya 51 52,6
Tidak 46 47,4
9. Membaca efek samping pada kemasan obat
Ya 75 77,3
Tidak 22 22,7
10. Mematuhi cara penyimpanan obat yang tertera pada kemasan obat
Ya 50 51,5
Tidak 10 10,3
44
5.2. Pembahasan
Mayoritas responden yang melakukan pengobatan sendiri adalah umur 18 – 28 tahun, yaitu sebanyak 42 responden (43,3%). Data ini dapat dilihat pada tabel 5.1. Ini dapat dikarenakan bahwa pada umur ini masyarakat rata-rata sangat produktif dan aktif, sehingga apabila memiliki suatu keluhan penyakit, mereka lebih memilih mengobati sendiri terlebih dahulu agar lebih efisien, daripada langsung berkonsultasi dengan dokter. Pada penelitian yang dilakukan di Jepang oleh Aoyama, Koyama, dan Hibino (2012), hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok usia tidak berpengaruh terhadap bagaimana perilaku pengobatan sendiri mereka dan terhadap pemilihan obat-obatan untuk pengobatan sendiri. Penelitian yang dilakukan pada masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten Sleman oleh Kristina, Prabandari, dan Sudjaswadi (2008), mayoritas responden yang melakukan pengobatan sendiri adalah berusia > 30 tahun (66,7%). Responden yang paling sedikit pada penelitian yang telah dilakukan adalah berusia > 59 tahun, yaitu sebanyak 4 responden (4,1%). Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada masyarakat Nigeria oleh Afolabi (2008), yang menunjukkan bahwa rentang usia responden yang paling sedikit adalah > 54 tahun (4,4%).
45
diutarakan peneliti tersebut adalah bahwa perempuan banyak terlibat dalam pengobatan anggota keluarganya dibandingkan dengan responden laki-laki. Pada penelitian yang dilakukan di kota Jimma, Ethiopia oleh Worku dan Abebe (2003), juga menunjukkan bahwa responden terbanyak yang melakukan pengobatan sendiri adalah perempuan (61,9%), dibandingkan laki-laki (38,1%).
Mayoritas responden adalah berstatus kawin, yaitu sebanyak 57 responden (58,8%). Penelitian yang dilakukan pada masyarakat Nigeria oleh Afolabi (2008), juga menunjukkan bahwa responden terbanyak yang melakukan pengobatan sendiri adalah berstatus kawin (52,2 %). Pada penelitian yang dilakukan di Kuala Lumpur, Malaysia oleh Hassali dkk. (2010) juga menunjukkan bahwa responden terbanyak yang melakukan pengobatan sendiri adalah berstatus kawin (57,6%). Data status perkawinan ini dapat dilihat pada tabel 5.3. Karena mayoritas responden pada penelitian yang telah dilakukan ini adalah perempuan, maka hal ini dapat disebabkan karena mayoritas responden perempuan yang berstatus kawin ini lebih banyak berada di rumah untuk mengurus rumah tangga dan juga mengurus anak di rumah, sehingga lebih memilih melakukan pengobatan sendiri dengan alasan hemat waktu, dimana data penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan alasan mereka membeli obat secara bebas adalah hemat waktu.
46
Pekerjaan responden mayoritas adalah pelajar/mahasiswa (26,8%). Data ini dapat dilihat pada tabel 5.5. Pada penelitian yang dilakukan di RW 04 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung oleh Purwanti (2011), pekerjaan responden mayoritas adalah ibu rumah tangga (88,8%). Perbedaan mayoritas pekerjaan responden ini dapat disebabkan oleh perbedaan cara pengambilan sampel pada penelitian. Pada penelitian yang dilakukan Purwanti (2011), sampel penelitian adalah keluarga yang melakukan pengobatan sendiri, dengan diwakili oleh ibu sebagai respondennya. Sedangkan pada penelitian ini, sampel yang diambil yaitu seluruh masyarakat yang tinggal di lokasi penelitian, dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah tertera pada bab 4. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan pada masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten Sleman oleh Kristina, Prabandari, dan Sudjaswadi (2008), peneliti mengkategorikan pekerjaan responden menjadi bekerja dan tidak bekerja. Hasil penelitian tersebut menunjukkan responden terbanyak adalah yang bekerja (78,7%).
Data pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden membeli obat di apotek (51,5%). Data ini dapat dilihat pada tabel 5.6. Ini menunjukkan responden membeli obat secara bebas di tempat yang layak atau benar, karena adanya keberadaan seorang apoteker di apotek yang dapat menjelaskan tentang penggunaan obat yang dibeli responden dengan benar. Keterlibatan penuh tenaga kesehatan membantu memastikan keberhasilan self care (perawatan diri), yang dalam hal ini yaitu self medication (pengobatan sendiri) (Webber dan Williams, 2006). Pada penelitian yang dilakukan pada masyarakat di RW 04 Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung, oleh Purwanti (2011), menunjukkan bahwa responden paling banyak membeli obat di warung (57,2%), diikuti dengan apotek (24,5%).