PEDOMAN WAWANCARA
1. Identitas Subyek Penelitian
Nama : ...
TTL : ...
Alamat asal : ...
Alamat kos : ...
Umur : ...
Jurusan/ Fakultas : ...
Semester : ...
2. Daftar Pertanyaan
Subyek Penelitian : Mahasiswa yang menggunakan online shop
A. Perilaku konsumsi mahasiswa FISIP pada produk online
1. Kebutuhan apa saja yang anda konsumsi dalam menggunakan jasa
online ?
2. Apa yang anda beli ketika berbelanja melalui jasa online shop?
3. Bagaimana perasaan anda ketika menggunakan online shop untuk
memenuhi konsumsi anda?
4. Berapa kali anda dalam satu bulan membeli barang dengan
menggunakan online shop?
5. Berapa persentase dari kiriman orang tua yang anda gunakan gunakan
untuk membeli barang dengan menggunakan jasa online dalam satu
bulan ?
6. Berapa banyak uang yang anda keluarkan dalam satu bulan untuk
membeli barang yang anda inginkan di online shop?
konsumsi anda? Jika iya mengapa demikian?
8. Bagaimana pengaruh jasa online shop tersebut terhadap perasaan anda
mengenai kepuasan yang anda dapatkan dan nilai prestis bagi anda?
9. Apakah pola konsumsi anda menjadi berubah setelah anda mengenal
online shop ?
10. Bagaimana perubahan yang anda rasakan setelah anda menggunakan
jasa online shop ?
B. Faktor-faktor yang melatarbelakangi mahasiswa FISIP dalam belanja
online
1. Sebelum ada online shop dimana anda sering membeli kebutuhan
konsumsi?
2. Setelah ada online shop apa yang anda rasakan?
3. Siapa yang mengenalkan anda dengan online shop?
4. Apakah anda juga memperkenalkan online shop bagi teman atau
orang terdekat anda?
5. Apakah ada saling tukar informasi antar teman yang menggunakan
online shop dalam pemilihan berbelanja?
6. Hal-hal apa yang membuat anda tertarik menggunakan jasa online
shop dalam pemilihan berbelanja?
7. Menurut ada apa saja kelebihan dalam pemilihan berbelanja
menggunakan jasa online shop?
8. Selain kelebihan adakah kekurangan dalam berbelanja
menggunakan online shop?
9. Menurut anda apa yang mendorong anda memilih jasa online shop
C. Makna belanja online bagi mahasiswa FISIP
1. Tahukah anda mengenai jasa pembelian online? Menurut anda apa itu
online shop?
2. Apakah Anda pernah berbelanja melalui jasa online? Jika pernah
bagaimana pengalaman anda saat melakukannya?
3. Mengapa Anda memilih online shop dalam pemilihan berbelanja?
4. Pendapat anda tentang pembelian melalui jasa online ?
5. Siapa yang memeperkenalkan anda dengan online shop?
6. Kapan anda mengenal online shop?
7. Dimanakah biasanya Anda menggunakan Internet untuk mengakses
pembelian melalui online shop?
8. Tujuan apa saja yang inginkan ketika anda memilih online shop dalam
berbelanja?
9. Seberapa petingkah online shop bagi pemilihan berbelanja anda?
10. Keuntungan apa sajakah yang anda dapatkan ketika anda
menggunakan jasa online shop?
11. Perubahan apa sajakah yang begitu nampak ketika anda menggunakan
jasa online shop?
12. Bagaimana pengaruh kebutuhan konsumsi anda terhadap jasa online
shop?
13. Kepuasan seperti apa yang anda dapatkan dalam berbelanja
menggunakan jasa online shop?
14. Selain anda mendapatkan barang yang anda inginkan nilai apalagi
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Siska
Usia : 21 tahun
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Semester : 7
2. Nama : Debby
Usia : 20 tahun
Jurusan : Administrasi Bisnis
Semester : 6
3. Nama : Fitri
Usia : 22 tahun
Jurusan : Ilmu Kesejahteraan Sosial
Semester : 8
4. Nama : Putri
Usia : 21 tahun
Jurusan : Ilmu Politik
Semester : 7
5. Nama : Fani
Usia : 22 tahun
Jurusan : Ilmu Sosiologi
Semester : 8
6. Nama : Ade
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Semester : 9
7. Nama : Yanti
Usia : 22 tahun
Jurusan : Ilmu Kesejahteraan Sosial
Semester : 8
8. Nama : Clara
Usia : 23 tahun
Jurusan : Sosiologi
DAFTAR PUSTAKA
Dari Sumber Buku:
Abdullah, Irwan. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 2006.
Ariyanto, Puguh. Hubungan antara Keinovatifan dengan Perilaku Membeli pada Remaja Putri. Skripsi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. 2003.
Baudrillard, Jean P. Mayarakat Konsumsi, Kreasi Wacana: Yogyakarta. 2004.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di masyarakat. Kencana grup: Yogyakarta. 2008.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Kencana: Jakarta. 2007.
David, Chaney. Lifestyle, sebuah pengantar komprehensif. Jalasutra: Yogyakarta. 2009.
Giddens, Anthony. Konsekuensi-Konsekuensi Modernitas. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004.
Ibrahim, Idi Subandy. Lifestyle ecstasy: Kebudayaan pop dalam masyarakat komoditas Indonesia. Jalasutra: Yogyakarta. 2004.
Indrakusuma, J. Ellitan. Analisis Multi Atribut yang Mempengaruhi Preferensi Bekerja Online Produk Tiket Pesawat di Kalangan Mahasiswa UKWMS. 2008.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta,Prenhallindo. 1997.
Laohapensang, O. Factors influencing internet shopping behaviour: a survey of
consumers in Thailand, Journal of Fashion Marketing and Management. 2009.
Mietha, Jurnal
Sarwono, W, Sarlito. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers. 2005.
Sulianta, Feri. Smart Online Marketer. Andi: Yogyakarta. 2011.
Soedjatmiko, Haryanto. Saya Berbelanja maka Saya Ada. Yogyakarta: JalaSutra. 2008.
Spread Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media. 2005.
Spradley, James.P. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT. Tira Wacana Yogya. 1997.
Sumber Internet :
Sumber Skripsi :
Inggrid, 2006. Facebook (Studi Deskriptif Mengenai Facebook di Kalangan
Mahasiswa FISIP USU), Antropologi FISIP USU.
Lubiyana, Khalida. 2010. Eksposur Media Massa Televisidan Internet Sebagai
Stimulant Perilaku Konsumsi (Studi Deskriptif Gaya Hidup dan Masyarakat
BAB III
PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA FISIP USU TERHADAP PRODUK ONLINE
Perilaku konsumtif adalah keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang
yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan hanya untuk mencapai
kepuasan maksimal batin mahasiswa. Perilaku konsumtif didorong karena telah
banyaknya tempat-tempat hiburan,mall dan tempat perbelanjaan, kafe, dan
lain-lain sehingga pola konsumsi telah berubah yang mulanya hanya untuk memenuhi
kebutuhan menjadi sarana pembentukan identitas diri dalam pergaulan
sehari-hari3
Perilaku konsumtif tersebut dialami oleh mahasiswa pada umumnya.
Mahasiswa konsumtif memilih menghabiskan waktunya berada di mallsaat
pulang kuliah ataupun pada hari libur untuk mengkonsumsi barang-barang yang
kurang diperlukan dan berada di tempat hiburan demi kepuasan semata untuk
meningkatkan prestise .
4
3
Lubiyana, Khalida. 2010. Eksposur Media Massa Televisidan Ineternet Sebagai Stimulant Perilaku Konsumsi (Studi Deskriptif Gaya Hidup dan Masyarakat Konsumsi di Kalangan Remaja Putri di Surabaya), Sosiologi FISIP UNAIR.
. Dalam setiap perilakunyamahasiswa bersikap konsumtif
untuk mendapatkan pakaian, gadget, sepatu, serta tempat-tempat yang
menawarkan gaya hidup modern yaitu kafe, restoran cepat saji, dan tempat
bioskop.
4
Keberadaan media massa dan iklan yang dapat ditemui dapat mengubah
perilaku sosial dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Media merupakan unsur
penting dalam pergaulan sosial masa kini.Sebagaimana belanja dengan sistem
online yang menggunakan media massa sebagai alat pemasaran. Media
menciptakan suatu gaya hidup dan akan dilihat oleh masyarakat, sehingga tanpa
disadari masyarakat mengikutinya. Seperti Siska dan baju yang dikenakan selalu
mengikuti trend masa kini. Perilaku konsumsi yang dia tunjukan karena diterpa
oleh produk-produk yang dia lihat di media baik itu elektronik, cetak bahkan
media online.
Bagi Siska, demikian biasa sapaan teman-temannya, penampilan itu nomor
satu. Inilah hal utama yang diperhatikan ketika ingin kekampus. Karena, baginya
orang-orang selalu memperhatikan dalam hal berpakaian. Apalagi menurutnya
berpakaian itu harus mencocokkan antara baju, tas bahkan sepatu. Berikut
penuturan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi semester 6 Siska (21 tahun)
sebagai berikut :
”Penampilan itu penting sekali, di mana-manakan orang-orang selalu menyoroti penampilannya, setidaknya kita harus terlihat rapi. Apalagi komunikasi yah, yang jelas pintar-pintarnya kita lah mencocokkan apa yang kita kenakan”.
Online shop bagi Siska sudah tidak asing, baginya tokoonline yang
bermunculan sekarang itu sangat membantu dirinya menemukan pakaian-pakaian
Menurut Siska, dia bisa berbelanja dua kali sebulan lewat online shop.
Bahkan untuk membeli satu item, dia mengeluarkan uang sebanyak tiga ratus ribu
rupiah. Menurut Siska, dia mulai tertarik belanja onlinesejak memiliki facebook.
Facebook merupakan akun yang sangat mudah untuk membeli barang. Cukup
dengan berteman di facebook, memilih barang, mentransfer uang, barang yang
diinginkan langsung dikirim ke rumah. Mengunjungi toko online yang ada di akun
facebook merupakan salah satu bagian aktivitas dari kesehariannya. Berikut
pemamparannya:
“Pertama kali tau online shopping itu awalnya dari akun facebook, kan banyak itu sekarang shop-shop online di FB, lebih simple. Kalau uang yang saya keluarkan sekitar 300 ribuanlah termaksud juga sama ongirnya”.
Yang menarik ketika disinggung mengenai apakah pernah membeli buku
via online, Siska mengatakan tidak pernah, sambil tertawa. Identiknya bahwa
mahasiswa lekat dengan buku tidak tampak disini. Berikut alasannya:
”Kalau buku, jujur saya tidak pernah beli lewat online shop. Soalnya bisa beli di titi gantung, lagian di perpustakaan, sudah banyak tersedia”.
Siska mengaku bahwa kegiatannya belanja online sudah merasukinya
terlalu berlebihan karena rasa inginnya memiliki barang tersebut. Berikut
pemaparannya:
“Perilaku saya terbilang boros mungkin oleh sebagian orang, akan tetapi saya berbelanja bukan didasarkan bahwa saya tidak membutuhkan barang-barang tersebut, itu karena saya memang butuh. Soal penampilan saya menurut saya biasa-biasa
saja, orang-orang seumuran saya juga
bilang konsumtif karena selalu ngiutin tren-trenan kali yahh.. hahaha..”
Siska juga menjelaskan bahwa belanja itu merupakan kesenangan dan
kebutuhan juga. Dia menambahkan penampilan ke kampus itu penting, maka
untuk terus menunjang penampilan harus terlihat menarik, caranya dengan
berbelanja barang-barang yang dibutuhkan. Berikut pernyataanya :
”Belanja satu kebutuhan dan kesenangan bagi saya. Dan saya sangat sangat senang berbelanja. Untuk menunjang penampilan kalau ke kampus. Yang jelas penampilan itu penting, karena kita di kampus itu dilihat oleh banyak orang, asalkan jangan terlihat aneh saja.”
Belanja online bagi siska merupakan aktivitas yang sangat penting, untuk
menunjang penampilan sehari-hari ketika berada di kampus atau dikeramaian
pada saat di luar rumah. Belanja online sangat membantunya dalam hal mencari
suatu mode atau trend berpakaian saat ini.
Mahasiswa memilih untuk membeli online agar tidak dikatakan gagap
teknologi. Mahasiswa akan merasa lebih nyaman masuk menjadi manusia
modern. Pembuktian dari manusia modern adalah salah satu cara dengan mengerti
perubahan yang ada seperti perubahan cara berbelanja yang saat ini sering disebut
dengan online shop. Seperti yang diungkapkan oleh Debby (20 tahun) mahasiswa
Jurusan Aministrasi Bisnis:
“Sebenarnya membeli di toko bisa, tetapi saya ingin di online, biar kelihatan ngikutin zaman aja”.
Media online bagi Debby salah satu pemicu untuk membeli sesuatu yang
hal belanja online, menurut Debby ini sebuah pengaruh trend saja. Seperti yang
dituturkannya :
“Karna temen-temen yang lain pada belanja online saya jadi ikut-ikutan aja mau nyoba gimana rasanya belanja di internet, trus barang yang dijual juga bagus-bagus, di online shop juga gak pasaran modelnya”
Debby juga mengungkapkan jika belanja adalah kesenangan sekaligus
kebutuhan baginya. Tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh informan
sebelumnya, bahwa Debby juga sangat memperhatikan penampilannya jika
berangkat ke kampus.
Fitri (22 tahun) Mahasiswa FISIP semester 8 Jurusan Ilmu Kesejahteraan
Sosial ini menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi barang dengan online
merasa puas dan senang. Perkenalan yang singkat dengan online shop sudah
menjadi kebutuhan baginya untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Berikut
wawancara dengan Fitri:
“Belanja itu sebuah kebutuhan untuk saya. Karna ingin terlihat menarik pasti ujung-ujungnya belanja. Entah pakaian, atau barang-barang lain yang lagi trend. Saya bahkan hampir setiap malam membuka akun dan melihat barang-barang atau foto barang yang di tag di facebook saya. Lagian saya banyak berteman dengan shop-shop online di pertemanan facebook saya. Saya senang ketika kebutuhan saya terpenuhi jadi kalau gak beli online rasanya ada yang kurang, udah biasa soalnya”.
Fitri menyatakan bahwa tindakannya mengkonsumsi barang online adalah
disinggung tentang berapa sering dia memesan barang-barang lewat online shop,
Fitri menjelaskan bahwa tidak begitu sering. Fitri mengaku bahwa :
“Kadang dalam sebulan saya hanya membeli barang satu atau dua kali. Tapi kalau membuka atau melihat barang-barang online shop, hampir setiap malam.”
Mengunjungi toko online yang ada di media sosial merupakan kegiatan
yang bisa mengusir kejenuhan baginya. Kegiatan belanja online baginya hanya
kesenangan semata, maka dari itu Fitri memasukkan kegiatan belanja online
sebagai rutinitasnya. Berteman dengan toko-tokomedia sosial di facebookmenjadi
salah satu hiburannya ketika suntuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Seperti yang
diungkapkannya berikut ini:
“Kalau punya teman online shop di facebook itu seru rasanya karna bisa lebih tau produk yang lagi up to date lewat foto-foto produk yang mereka upload, jadi kalau saya lagi suntuk dengan tugas-tugas kampus suka lihat-lihat foto-foto itu sembari menghilangkan kebosanan aja. Hehe...”
Meskipun sudah hampir satu tahun mengkonsumsi barang lewat online
shop Fitri sekalipun belum pernah tertipu oleh jasa online shop.Awalnya juga
sedikit takut untuk melakukan pemesanan lewat online shop namun dengan
kejelian Fitri untuk mencari informasi mengenai alur, cara, dan kejelasan online
shopmembuat Fitri merasa nyaman mengkonsumsi barang lewat online shop
karena memberikan warna sendiri bagi pemenuhan konsumsi juga memberikan
satu nilai yaitu nilai eksistensi diri di lingkungan sekitar.
Ketika ditanya bagaimana cara memilih toko online yang jujur, Fitri
mengecek di halaman media sosial Facebook dan Twitter dari toko online tersebut
dan bisa dilihat dari jumlah fans atau jumlah like(penyuka), pengikut, juga dari
komentar-komentar sesama pengguna media sosialdan bisa melihat penjualnya
aktif dalam menjawab pertanyaan yang masuk.
Foto 4
Barang yang Dibeli dari Online Shop
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar diatas adalah contoh gambar barang belanjaannya yang di beli
melalui online shop. Kemeja dan T-Shirt serta bukti pembayaran transaksi pada
3.1. Pergeseran Pola Belanja
Perkembangan teknologi mengalami perubahan pesat saat ini, juga diikuti
dengan kemajuan dalam dunia media massa.Seperti contohnya, di dalam dunia
internet yang semakin ramai dengan berbagai sosial media dan aplikasi menarik
dan dapat diakses melalui smartphone/handpone/tablet. Dalam penelitian
ini,ditemukan bahwa teknologi telah memasuki kehidupan mahasiswa FISIP
USU. Setiap hari mereka selalu menggunakan media massa elektronik, internet
dan televisi yang semuanya berhubungan dengan kemajuan
teknologi.Perkembangan media massa tersebut juga diiringi dengan
perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi dalam dunia internet ini membuat
mayoritas mahasiswa mengatakan bahwa mereka mengakses internet setiap
harinya.Kini mengakses internet dapat dilakukan melalui
handphone/smartphone.Sehingga tidak lagi perlu menyalakan
komputerataulaptop.Kemajuan teknologi dalam dunia gadget itu pula diiringi
semakin banyak social media, aplikasi, blog, website, maupun online shop di
dunia internet.
Saat ini berbagai program acara maupun iklan dari berbagai produk dapat
dijumpai di media massa dan media sosial. Tayangan tersebut seperti iklan, gaya
hidup dan model pakaian yang dikenakan oleh artis di dalam sinetron, film, iklan
yang dibintangi oleh tokoh idolamereka yang paling sering mempengaruhi
perilaku konsumsi. Iklan yangditampilkan atau divisualisasikan secara unik,
berlebihan dan nyata dengan kalimat yang sangat memikat, sehingga membuat
Apalagi sekarang ini, apapun bisa didapatkan dengan mudahnya di dalam
internet termasuk urusan berbelanja.Tak heran sekarang banyak dijumpai
onlineshop yang ada di berbagai media sosialseperti facebook, twitter, instagram,
blog, website, katalog online, maupun stylebarang dan gaya hidup artis atau
pengguna internet lainnya dari foto yang diposting di sosialmedia.Gambar-gambar
atau kalimat-kalimat yang ada di dalam internet yang dapat mempengaruhi minat
konsumsi mahasiswa sangat beragam saat ini.Gambar dari produk-produk yang
ditampilkan dalam website dan online shop di sosial media tersebut dikemas
secara menarik dan diberikan keterangan lengkap mengenai detailproduk tersebut.
Sehingga semakin menarik perhatian siapapun yang melihat produk tersebut
untuk membelinya. Trendfashion style yang ada di dunia internet ini juga lebih up
to date dibandingkan di toko konvensional.Tidak hanya gambar-gambar di online
shop saja yang mampu membuat menarik pembeli, tetapi gambar-gambar yang
diupload oleh artis ataupun teman yang ada disosial media juga dapat membuat
mahasiswa tergoda untuk membeli barang yang sama seperti yang digunakan oleh
mereka.Hal ini menimbulkan kesadaran bagi mahasiswa apa yang artis tersebut
gunakan merupakan sesuatu yang up to date atau sedang booming dan layak untuk
diikuti.
Perilaku konsumsiyang mereka lakukan menggeser pola belanja saat ini,
dengan dipengaruhi apa yang didapatkan atau dilihat melalui media massa yang
menjadi semakin konsumtif dan hedonistic 5
5
Hedonistic merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.
dalam melakukan perilaku
konsumsinya.Untuk berbelanja memenuhi kebutuhan primernya seperti pakaian,
sepatu, tas mereka cenderung ingin tampil untuk mengikuti perkembangan jaman
serta merek dari pakaian tersebut. Model pakaian yang sedang up to date yang
sering mereka lihat di media massa seperti televisi dan internet menjadikan acuan
merek untuk tampil trendy mengikuti zaman, Terlebih untuk berbelanja pakaian,
mahasiswa sering berbelanja pakaian sampai lebih dari dua kali setiap bulannya
untuk mengikuti trend model atau motif fashion apa yang sedang up date.Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Putri (21 tahun) mahasiswa Jurusan Ilmu Politik:
“Online Shop saat ini lagi nge-hits banget, soalnya di toko online barangnya jarang ada di toko offline, buat aku online shop juga sangat membantu dalam model berbusana. Karena biasanya barang yang ditawarkan selalu update”.
Pernyataan Putri membuktikan bahwa online shop di kalangan
mahasiswaFISIPsudah begitu terkenal. Putri menyatakan bahwa online shop
sangat membantu untuk memilih model berbusana karena di online shop barang
selalu update.
Menyinggung masalah model pakainan yang up to date informan ini
sangat tau banyak mengenai mode-mode pakaian yang lagi trend saat ini. Semua
itu didapatnya karena rajin mencarike toko-toko online. Penampilan baginya
menjadi kebutuhan menunjang ketika ke kampus. Seperti yang diutarakannya :
“Kalau soal penanpilan itu menjadi prioritas bagiku. Saya harus menyediakan pakaian-pakaian, sepatu yang berbeda dengan yang lain agar bisa pede. Saya gak nyaman lihat orang pakai sesuatu yang sama dengan punyaku. Jadi biasanya, baju-baju atau sepatu bahkan tas aku order langsung lewat online shop”.
Cewek yang memakai jilbab di kampus ini mengaku, bahwa dia selalu
berpenampilan sesuai dengan tempatnya. Maksudnya, bahwa dia tidak ingin
terlihat berlebihan ketika berada di kampus. Seperti yang diungkapkannya :
“Bagi saya penampilan memang penting bagi saya, orang selalu melihat kita pertama kali itu dari penampilan kita. Tapi kalau saya sendiri, penampilan harus kita sesuaikan dengan sikon, misalnya kalau kita berada di kampus tidak mungkin kita berdandan ketika kita ingin ke mal atau penampilan kita ketika mau pergi nongkrong ke café”.
Kalau berbicara penampilan pasti tidak terlepas darimana mendapatkan
baju-baju atau yang lainnya. Putri mengaku dia adalah tipekal orang yang senang
berbelanja karena kebutuhannya.Untuk kegiatan berbelanja, Putri tidak terlalu
pusing. Biasanya dia memesan baju lewat sepupunya yang kebetulan mempunyai
shop online yang berada di Jakarta. Untuk penampilan, uang yang menjadi salah
satu penunjang. Seperti pernyataannya sebagai berikut :
Foto 5
Online Shop di Facebook
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar tersebut merupakan salah satu contoh toko online yang sering di
kunjungi oleh Fani (22 tahun) mahasiswa Jurusan Ilmu Sosiologi. Facebook
adalah salah satu media sosial yang menghubungkan Fani dengan toko online ini.
Informan ini adalah salah satu yang gemar belanjaonline. Media online menjadi
salah satu pemicu informan tersebut untuk membeli. Menurut Fani, dengan
adanya media seseorang dapat melihat sesuatu yang baru, unik dan keren untuk
memperlengkap penampilannya. Sama seperti dalam hal berbelanja online,
menurut Fani ini sebuah pengaruh trend saja. Masyarakat Indonesia tidak dapat
melihat atau tinggal diam melihat hal-hal yang baru, jadi harus mencoba baru
mereka bisa tenang, ungkapnya. Berikut peryataannya :
“saya sering membuka akun-akun di internet ketika ingin mencari barang-barang seperti baju, aksesoris, bahkan pernah mengorder seprai melalui akun facebook. Hahaa…, kalau saya malas untuk
di kampus sangat padat jadi belanja via online yang lebih saya pilih.”
Fani mengungkapkan malas untuk berbelanja ke mall sebab keterbatasan
waktunya dengan kegiatan kampus dan tugas-tugas kampus menjadi halangan
dirinya untuk mencari dan membeli barang yang diinginkannya, namun dengan
adanya online shopmempermudah membeli barang-barang yang sulit ditemukan
di toko atau di mall.Online shop bisa dikatakan sebagai pasar elektronik, dimana
segala macam kebutuhan yang diinginkan dapat dengan mudah dicari dan
didapatkan. Hal itu membuat online shop memiliki tempat sendiri di hati sebagian
mahasiswa. Visual yang menarik membuat mata dimanjakan oleh tampilan awal
barang yang disajikan oleh online shop.
Tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh informan sebelumnya,
Fani juga sangat memperhatikan penampilannya jika berangkat ke kampus.
Karena menurutnya kampus juga merupakan tempat untuk bersaing dan tentunya
kelihatan cantik.Kampus yang seharusnya dianggap sebagai tempat belajar yang
cukup kompeten karena mahasiswa dapat menggantungkan impian, cita- cita, dan
masa depan. Ruang kuliah sebagai pusat ilmu dimana mahasiswa tidak sekedar
datang untuk kuliah, dan ujian, tetapi kampus menjadi agen pengembangan bakat
dan penanaman nilai-nilai, sehingga dari ruang kuliah dan berbagai kegiatan
kampus diharapkan akan lahir mahasiswa yang kreatif, kritis, bertanggungjawab,
dan bermoral.
Bagi Fani, uang merupakan salah satu faktor pendukung ketika ingin
dapat kita beli. Untuk berbelanja, Fani terkadang berbelanja kebanyakan di toko
offline tapi menurutnya dia sering juga mencoba berbelanja lewat online shop.
Seperti yang dituturkannya :
“Online Shopping memang sangat asik, karena kita tinggal pilih barang, masukkan kode, sms adminnya, transfer uang dan barang langsung dikirimkan ke rumah kita. Shopping tanpa harus bermacet-macet di jalan, tanpa harus banyak buang-buang waktu kita. Kegiatan online shopping sangat memudahkan kita, dan shop online itu juga punya banyak pilihan barang, dari fashion, elektronik, buku semuanya lengkap.”
Belanja online sudah menjadi kebiasaan buat Fani, selain bisa menghemat
waktu juga bisa bebas memilih barang-barang yang disukai tanpa harus keluar
masuk toko seperti toko offline. Dengan bermodal koneksi internet saja berbelanja
online sangatlah mudah, Fani bisa menjelajahi semua toko online baik dalam
maupun luar negeri.
Belanja lewat toko onlinememang sangat membantu untuk jenis-jenis
barang yang tidak didapatkan di sekitar kita. Seperti yang diungkapkan Fani,
bahwa ketika ingin membeli barang lewat toko online maka harus terima juga
resikonya, kegiatan ini sangat memudahkan dan juga penuh resiko. Seperti yang
diungkapkannya :
barangnya tidak kunjung datang, rusak atau yang lain-lain, seperti itu…”
Selain untuk kegiatan belanjaonline, internet bagi Fani merupakan salah
satu aktivitas untuk menghilangkan kejenuhan baginya. Internet menyediakan
banyak fasilitas seperti chatting, facebook-kan, twitter-an, dan lain-lain
sebagainya. Seperti yang diungkapkannya :
“Yang saya paling senang dengan internet di kampus bisa online berjam-jam karna ada wifi dan tidak ada capenya menurut saya. Mau lewat laptop atau sekarang yang saya sangat gemari lewat smartphone, kita bisa bbm-an, twitteran, bahkan facebookan sama teman atau admin dari shop online. itu semua sangat asik”.
Salah satu perubahan yang tampak dan menjadi topik perbincangan yang
hangat adalah pola berbelanja dengan cara menggunakan fasilitas internet. Fani
menganggap bahwa belanja online adalah kegiatan yang memenuhi kepuasan
dirinya sendiri.
3.2. Istilah Komunikasi Belanja Online
Istilah-istilah khas yang terdapat pada jasa online shop hanya akan ditemui
jika menggunakan jasa online shop. Pasar tradisional dan modern mungkin tidak
akan menggunakan istilah-istilah yang ada pada online shop karena istilah
tersebut merupakan trendseter komunikasi baru pada online shop. Komunikasi
bahasa yang hanya dapat dikomunikasikan dengan sesama pengguna jasa online
shop. Hal itu di perjelas dengan pernyataan Putri (21 tahun) sebagai berikut:
dan sebagainya. Awalnya saya tidak tahu tapi sekarang sudah paham”
Perubahan pola interaksi terhadap penggunaan online shop juga
merupakan salah satu kriteria dari proses sosial yang dinamis. Perubahan
komunikasi dalam transaksi belanja merupakan salah satu bukti bahwa
masyarakat selalu dinamis. Komunikasi yang mengalami perkembangan yang
semula komunikasi pada proses transaksi menggunakan komunikasi verbal
menuju kepada komunikasi non verbal, yang sebenarnya tujuannya sama yaitu
untuk mengkomunikasikan proses jual beli namun dengan perubahan zaman
adapun pergeseran bahasa untuk berkomunikasi. Pernyataan yang sama
diungkapkan oleh Putri (21 tahun) mahasiswa Jurusan Ilmu Politik
mengungkapkan bahwa terdapat istilah–istilah khas yang ada di online shop.
Ungkapan Putri sebagai berikut :
“Online shop itu punya istilah bahasa yang sedikit beda misalnya kalau memanggil costumer wanita pakai istilah sist”.
Istilah “sister” yang disingkat “sist” dalam Bahasa Indonesia berarti
panggilan untuk perempuan dan dipakai dalam belanja onlineuntuk berinteraksi
agar penjual dan pembeli menjalin hubungan yang terkesan akrab layaknya
seseorang yang sudah dekat.
Adapun istilah yang digunakan dalam berkomunikasi menggunakan jasa
online shop. Berikut adalah istilah yang khas yang sering digunakan dalam online
Tabel 3
Istilah Khas dalam Belanja Online
Istilah Khas Arti
Bookmark Lokasi penempatan sebuah web page untuk
disimpankan di browser, sehingga memudahkan
saat mengunjungi toko online itu lagi.
Landing Page Halaman web tujuan ketika sebuah link di klik.
Landing Page berisi penjelasan tentang produk.
Cart Keranjang adalah sebutan online shop untuk
menyimpan item produk yang dipilih
Check Out Proses mengakhiri belanja disebuah online shop
seperti halnya kasir.
Ebanking Elektronik bank yaitu layanan untuk memudahkan
transaksi bank menggunakan media internet.
Paypal Media pembayaran yang digunakan untuk transaksi
online di luar negeri.
PM atau Privat Message digunakan untuk saling berkirim pesan antara
penjual dan customer/pembeli.
Live Chat Fasilitas yang terdapat disebuah online shop yang
memberikan kesan.
COD. Cash On Delivery adalah layanan antar langsung produk ke tangan
customer.
Rekber rekening bersama adalah pihak ketiga yang menjadi mediator
pembayaran antara customer dan penjual.
Testimonial adalah arus balik dari customer yang pernah
membeli atau mencoba produk yang ditawarkan.
Soldout adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan
barang yang dipilih custumer habis atau tidak
tersedia.
harus menunggu barang yang di pesan sesuai
dengan jumlah kuota pemesanan.
Ongkir singkatan dari ongkoskirim yang berarti adalah jasa
pengiriman barang online.
Agan atau Gan Nama panggilan yang sering digunakan untuk
customer laki-laki.
Sister atau Sist Nama panggilan yang sering digunakan untuk
customer perempuan.
Sumber:
3.3. Produk yang Dikonsumsi
Konsumsi barang melalui jasa online shop bagi mahasiswa saat ini sudah
menjadi fenomena nyata yang ada pada kondisi mahasiswa FISIP. Sebagian
mahasiswa mengetahui apa itu online shop walaupun tidak semua mahasiswa
menggunakan jasa tersebut sebagai pemenuhan kebutuhan. Mahasiswa yang
sudah merasa mendapatkan keuntungan akan tetap menggunakan online shop
dalam memenuhi kebutuhannya. Komoditas barang yang sering di konsumsi para
pengguna jasa online shop ini adalah sebagian besar untuk memenuhi konsumsi
sandang. Pakaian salah satu yang sangat diminati para pengguna jasa online shop.
Mahasiswa laki-laki atau perempuan komoditas barang-barang konsumsi hampir
sama yaitu pakaian.
Informan yang satu ini seorang cowok, yang sampai sekarang masih
terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Administrasi Negara angkatan 2009 ini
smarthphonemiliknya. Walaupun seorang cowok,Ade termaksud tipe orang yang
senang belanjaonline.
Penampilan bagi Ade bukan hal terpenting, asal tidak ketinggalan saja,
tambahnya. Teknologi yang serba canggih sekarang ini, membuat cowok yang
satu ini tertarik untuk mencoba hal-hal yang baru lewat dunia maya. Termaksud
dengan memanfaatkan internet untuk berbelanja barang-barang yang sulit
didapatkan di daerah tempat tinggalnya. Berikut penuturannya:
“Walaupun saya cowo’ tapi saya sering juga belanja, apalagi sekarang belanja dengan sistem online, lebih asik soalnya kadang barang yang di toko offline biasa barang yang dicari tidak ada dijual langsung di Medan, jadi kebanyakan barangnya lebih bagus kalau toko via online”.
Mengunjungi toko online bagi Ade bisa juga dikatakan rutin tiap kali
membuka internet. Ini berarti bahwa kegiatan belanja online telah menjadi
kebutuhan baginya, berikut ini pernyataannya:
“Saya lumayan sering belanja online, kalau dalam sebulan itu bisa satu sampai dua kali pesan barang. Biasanya yang saya pesan itu barang-barang elektronik dan juga baju. Kalau biaya yang saya siapkan tidak cukup banyak, palingan itu 500 ribu sebulan.”
Satu hal yang menarik dalam wawancara ketika ketika ditanya mengenai
apakah pernah belanja buku atau membuka toko buku online, informan cowok ini
mengaku tidak pernah membuka atau membeli buku di toko online. Ini menjadi
hal yang menarik karena, biasanya mahasiswa yang identiknya dengan buku
kuliah justru tidak diutamakan. Alasannya setiap orang bahwa kalau membeli
Intinya bahwa, belanja online bagi Ade adalah memenuhi kebutuhannya,
dalam mencari barang-barang yang dia tidak dapatkan di daerah tempat
tinggalnya. Toko online merupakan fasilitas yang amat sangat penting untuk
memenuhi keinginanya dalam mendapatkan barang dengan cepat, murah
terjangkau oleh kantong mahasiswa.
Berbagai macam barang yang sering dikonsumsi oleh sebagian mahasiswa
yang menggunakan online shop antara lain :
Tabel 4
Subjek Penelitian dan Barang Konsumsi
No Nama Subjek Barang-barang yang di konsumsi
1. Siska Pakaian, aksesoris,kosmetik
2 Debby Pakaian, sepatu, tas.
3 Fitri Pakaian, jam tangan, tas, sepatu
4 Putri Pakaian, dompet, tas
5 Fani Pakaian, aksesoris, produk kecantikan
6 Ade Handphone, pakaian, jam tangan
7 Yanti Pakaian, aksesoris
8 Clara Pakaian, tas, aksesoris kamar
Tabel diatas merupakan barang-barang yang dibeli melalui online shop.
Beberapa barang sangat terlihat dominan yang sering dikonsumsi menggunakan
jasa online shop adalah pakaian. Fashion merupakan produk yang banyak
dipasarkan melalui media sosial, karena fashion banyak digemari oleh kalangan
mahasiswa. Fashion adalah apa yang selama ini dikenakan pada tubuh seseorang.
diferensiasi yang bersifat kontradiktif dan dinamika fashion sedemikian rupa
sehingga popularitas ekspansinya mengakibatkan kerusakan dirinya sendiri.
Namun pada kenyataannya sekarang mahasiswa sangat tertarik terhadap fashion,
karena fashion itu merupakan gambaran dari identitas diri seseorang.
Yanti adalah seorang mahasiswi Kesejahteraan Sosial FISIP yang sangat
suka dengan aktivitas berbelanja. Baginya berbelanja merupakan kebutuhannya.
Yanti mengatakan kebutuhan karena belanja bukan untuk dirinya saja tetapi untuk
kesenangan orang lain juga. Yanti juga punya toko online, barang-barang yang
dijualnya segala macam pakaian ala korea yang di pesan langsung dari Kota
Bandung secaraonline. Menurutnya, aktivitas belanja dengan memanfaatkan
internet sebagai salah satu fasilitas teknologi sekarang ini betul-betul
mempermudah Yanti dalam berbisnis. Artinya bahwa Yanti dengan mudah
memesan barang tanpa harus jauh-jauh keKota Bandung. Seperti dalam
pernyataannya berikut ini:
“Online Shopping itu mempermudah kita, tanpa harus kemana-mana kita sudah bisa dapatkan barangnya, cukup transfer barang dikirim”
Media online betul-betul memberikan sesuatu yang baru bagi masyarakat.
Media juga dapat menciptakan seseorang terjebak dalam permainan pasar, artinya
bahwa kita masuk dalam dunia konsumerisme. Seperti halnya Yanti, tertarik
belanja online awalnya karena terdorong oleh lingkungan sekitarnya seperti
teman-temannya yang senang memakai pakaian ala korean style, dari situlah
”Media online memberikan saya ide untuk membuka usaha, dengan memanfaatkan internet saya dapat berbelanja dalam jumlah banyak di beberapa kota besar. Kalau dikatakan bahwa media memicu saya berprilaku konsumtif itu memang benar, tapi saya berprilaku demikian karena sebuah tuntutan yang saya harus kerjakan”
Peranan media online disini terlihat dapat membentuk perilaku seseorang,
dengan adanya media seseorang lebih pintar dalam melihat hal-hal yang
menghasilkan ide untuk berbisnis. Belanja menurutnya adalah hobi sekaligus
kebutuhan baginya. Dengan kesenangannya berbelanja online, Yanti telah
merintis usaha melalui media sosial dan menawarkan barang-barang jenis pakaian
dan aksesoris.
Latarbelakang mahasiswi ini berbelanja bukan hanya sekedar
kebutuhannya semata, tapi untuk kebutuhan dan kesenangan orang lain atau bisa
dikatakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Ini dapat kita lihat lewat
pernyataannya berikut ini :
“Pertama karena saya sekarang pedagang jadi shopping merupakan kebutuhan bagi saya, bisa diartikan bahwa saya shopping demi memenuhi kebutuhan orang lain untuk kebutuhan pribadi saya juga, hahaha”.
Belanja online saat ini sudah sangat disenangi oleh para mahasiswa
bahkan remaja-remaja. Uang bukan penghalang bagi mereka untuk berbelanja.
Apapun yang mereka suka bisa langsung beli, hanya dengan minta sama
orangtuanya.
Awalnya Yanti mencoba belanja via online, karena usulan dari teman
multiplay.com, Yanti mulai mencoba melihat-lihat trend yang digemari
masyarakat Medan. Aksesoris bahkan pakaian ala korean style menjadi
pilihannya. Seperti penuturannya berikut ini :
“Pertamanya itu saya belanja lewat situs internet tertentu, tapi sekarang saya gabung di multiplay semacam situs yang pertama kali menyedikan shopping online. Kebetulan sekarang pengguna Facebook dan Smartphone banyak jadi saya lebih suka memasarkan lewat akun ini”.
Memasarkan barang lewat akun Facebook dan Smarthphone terbilang
ampuh saat ini. Jumlah pengguna facebook yang banyak membuat seseorang
dengan gampang memasarkan. Dengan men-tag foto ke semua pertemanan kita,
barang langsung dapat dilihat oleh orang-orang.
Internet menawarkan fasilitas yang lengkap, ramai diakses oleh setiap
kalangan dari atas sampai bawah. Ini yang membuatnya senang bebelanja toko
online dibanding harus memesan langsung ke toko offline yang ada di Indonesia.
Untuk frekuensi membeli barang, responden ini mengatakan bahwa dia dapat
10-15 kali dalam sebulan memesan barang. Seperti dalam penegasannya berikut ini :
“Kalo saya beli lewat toko offline, pasti harganya sudah mahal, karena sudah kena pajak., iya kan. Kalo saya pesan dari Bandung via online bisa lebih murah, harganya bisa lebih murah sekitar 50% gitu. Pembelian barang bisa sampai 10-15 kali dalam sebulan, tergantung orderan atau pesanan pelanggan saya”.
Bagi Yanti, usaha online shop menguntungkan baginya maka dia
menggelutinya. Banyaknya orang-orang disekitarnya yang menyukai produk dari
barang-barang atau pakaian Korean style yang dibeli lewat belanja online.
Akhirnya belanja online menjadi suatu kebutuhan baginya, dan dia belanja untuk
memenuhi kebutuhan orang lain juga.
3.4. Jenis Transaksi Pembayaran
Banyaknya pilihan transaksi metode pembayaran belanja online saat ini
disatu sisi memudahkan, tapi di sisi lain juga menyulitkan pelanggan yang tidak
paham. Sebab, tanpa adanya pengetahuan yang cukup mengenai metode
pembayaran online pembeli akan menganggap belanja online itu rumit dan
memilih untuk berbelanja secara konvensional saja.
Ada beberapa proses transaksi pembayaran pada online shop antara lain
sebagai berikut:
3.4.1. Transfer Langsung
Dalam transaksi secara online, ada suatu cara dalam pembayaran. Sebelum
membayar pembeli melakukan pemesanan terlebih dahulu. Bila pembeli
melakukan pembelian di toko online atau sebuah situs maka pemebeli dapat
memilih suatu barang yang akan dibeli. Setelah memilih kemudian melakukan
negoisasi dengan pihak penjual. Selanjutnya calon pembeli diharuskan membayar
harga barang yang sudah disepakati termasuk dengan biaya ongkos kirimnya.
Bukti pengiriman dan penerimaan barang akan diterima setelah transaksi
Pembeli biasanya melakukan pembayaran dengan transfer langsung
melalui bank. Setelah pembayaran secara langsung selesai barang akan langsung
dikirim ke alamat pembeli. Model transaksi langsung ini adalah yang sering
dilakukan dan sangat diminati. Selain praktis juga lebih efisien waktu karena tidak
harus meluangkan waktu yang lama.
Berikut adalah bukti penerimaan barang melalui transfer langsung yang
dikirim melalui salah satu jasa pengiriman yang ada di Indonesia:
Foto 6
Contoh Bukti Penerimaan Barang Lewat JNE
Sumber: Dokumen Pribadi
Keberadaan jasa kurir sebagai pihak ketiga untuk berkirim barang yang
dijual online adalah salah satu yang menjadi penyangga bisnis online. Tanpa
keberadaan mereka, bisnis online tidak akan bisa semarak saat ini, bahkan trend
-nya antara penyedia jasa kurir pun bersaing untuk memeberikan biaya murah
1. Layanan informasi untuk mengalkulasi biaya pengiriman barang
2. Anda bisa melakukan pengecekan (tracking) perihal barang yang sudah dikirm
dengan menginputkan nomor resi. Hal ini dilakukan langsung menggunakan
website yang disediakan pihak jasa kurir.
3. Menggunakan berbagai metode pengepakan barang. Beberapa barang yang
cukup berharga dikenakan asuransi untuk pengamanan bahkan barang yang rapuh
akan dikemas sedemikian rupa untuk menjaganya tepat dalam kondisi baik.
Bahkan mahkluk hidup yang diperdagangkanpun dikemas sedemikian rupa agar
sampai di tujuan dengan baik.
4. Berbagai paket pengiriman. Mulai dari paket besok sampai, paket regular, atau
paket biaya termurah. Sehingga penggunan dapat mengalkulasi layanan seperti
apa yang hendak digunakan untuk berkirim barang.
Beberapa jasa kurir yang sering digunakan untuk bisnis online antara lain:
1. TIKI (Tititipan Kiat)
2. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)
3. Paket POS
Seperti halnya Debby, responden ini mengungkapkan bahwa barang yang
sering dibeli menggunakan jasa online shop ini adalah dengan cara transfer
langsung dan menggunakan jasa pengiriman. Seperti yang diutarakannya :
simple jadi gak ribet, JNE salah satu jasa pengiriman yang sering saya pakai, lebih terpercaya dan cepat”
Ungkapan Debby membuktikan bahwa penggunaan jasa online shop lebih
ditekankan pada sistem kepercayaan, selain itu juga ada sisi lain yang diminati
oleh para pengguna jasa online shop ini ialah kepraktisan dalam membeli barang
yang diinginkan.
Debby menambahkan bahwa jasa pengiriman barang juga sangat berperan
dalam proses pembelian online. Jasa pengiriman barang yang terpercaya dan cepat
juga menjadi alasan Debby untuk selalu menggunakan jasa pengiriman barang
tersebut dalam proses pengiriman barang. menceritakan selalu menggunakan jasa
pengiriman barang disalah-satu jasa pengiriman ternama di kota Medan tersebut
sehingga memberikan informasi tambahan untuk memperoleh data penelitian.
3.4.2. COD (Cash On Delivery)
Cara transaksi ini adalah cara paling konvensional digunakan. Cash On
Delivery (COD) merupakan transaksi dimana penjual dan pembeli bertatap muka
langsung dan pembeli menyerahkan uangnya secara langsung biasanya barang
atau jasa yang dibeli juga ditransaksikan secara langsung kecuali jika pesanan.
Metode ini adalah cara yang kurang efektif namun lebih aman jika dibanding
metode lain. Maka dari itu, masih banyak yang melakukan dengan metode ini.
Kelemahannya utamanya adalah jika tempat penjual dan pembeli berjauhan,
3.5. Masalahyang Muncul Ketika Belanja Online
Pengalaman Clara (23 tahun) mengenai kesan ketika menggunakan jasa
online shop. Menurutnya online shop memberikan warna baru dalam
mengkonsumsi barang. Clara yang dahulu mengkonsumsi barang dengan
langsung mengunjungi toko atau pasar sekarang sudah sering menggunakan
online shop untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Mahasiswa jurusan
Sosiologi yang sudah mengenal online shop sejak dua tahun lalu ini mengaku
dalam setiap bulan pasti membeli barang lewat toko online dan hampir dua puluh
persen kiriman orang tua dibelanjakan untuk kepentingan pribadinya. Bagi Clara
uang bukan sesuatu yang sulit, keadaan ekonomi orangtuanya yang lebih
membuat informan ini mampu membeli suatu produk barang tanpa harus bekerja.
Uang bulanan terkadang habis sebelum waktunya dikarenakan seringnya Clara
belanja diluar kendali.
Selama dua tahun belanja onlineClara menceritakan beberapa kali tertipu
dengan barang yang dibelinya lewat online shop. Alasannya pernah tertipu karena
terkadang tidak mencari informasi yang jelas mengenai toko online yang di
kunjunginya. Menurutnya kejeliannya dalam mencari informasi masih sangat
kurang, dikarenakan Clara sudah terlanjur suka dan kemudian langsung memesan.
Berikut penuturannya:
Meskipun pengalamannya dalam membeli produk melalui online pernah
kecewa saat barang diantarkan ke rumahnya berbeda dengan model dan warna di
pesan,dan barang tidak kunjung datang,hal itu tidak membuat Clara kapok untuk
tetap belanja secara online. Tapi menjadikan pengalaman buruk itu menjadi
pelajaran berharga di kemudian hari.Seperti yang diutarakannya :
“Kalau kapoksihenggak karna menurutku kalau kita lebih teliti buat cari penjual yang jujur dijamin gak bakal ketipu lagi, cukup untuk gak belanja di tempat penjual yang udah pernah nipu aku aja, karna gak semua penjual seperti itu”
Belanja sudah menjadi hobi bagi banyak wanita, termasuk Claragemar
berbelanja tak hanya di pasar tradisional, mall, bahkan melalui
belanjaonline.Selain menjadi hobi, barang-barang dionline shopping membuat
Clara tergugah untuk membelinya. Apalagi bujukan dan rayuan iklan di dunia
maya yang menjadi tak dapat membuat Clara menghindar. Berikut penuturannya :
“Akuhobi shopping, soalnya kalau belanja itu untuk mendapatkan penampilan yang terbaik di kalangan teman-teman. Dah gitu gak mesti keluar rumah karna ada online shopping, suka banget sama online shop.
Online Shop saat ini merupakan warna baru pemilihan berbelanja bagi
sebagian mahasiswa, bukan hanya menjadi suatu pemenuhan kebutuhan akan
tetapi ada faktor yang lebih dominan. Sebagian mahasiswa memilih untuk
menggunakan jasa online shop karena berbagai alasan yang dipaparkan oleh
beberapa narasumber. Pada awalnya ajang coba-coba dan selanjutnya menjadi
suatu kebutuhan baik itu kebutuhan lahiriah dan bahkan batiniah. Mahasiswa
sekedar ajang coba-coba, pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan, memenuhi
kepuasan sesaat, sebagai ajang eksistensi diri dilingkungan sekitar sampai menjadi
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA FISIP BELANJA ONLINE
Dari pemaknaan informan terhadap belanja online, dapat dilihat bahwa,
belanjaonline sebagai suatu aktivitas yang sangat membantu dalam hal mencari
barang-barang yang sulit didapatkan di toko offline. Selain itu dengan adanya
internet membuka pemikiran bagi mahasiswa untuk menjadikan internet sebagai
lahan usaha mereka contohnya saja, membuka toko online di akun facebook.
Internet menjadi ruang yang tidak hanya sebagai tempat mencari bahan-bahan
kuliah, sebagai tempat mempererat jejaring sosial, tempat menemukan
mode-mode fashion, mencari ketenangan, menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas
kuliah.Aktifitas yang dlakukan sudah menjadi “rutinitas” bagi mereka. Maka
belanjaonline sudah menjadi sebuah gaya hidup atau dapat dikatakan sebagai
sebuah budaya dikalangan mahasiswa.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi mahasiswa melakukan belanja online
diantaranya sebagai berikut:
4.1. Efisiensi Waktu
Belanja online dikatakan efisien karena tidak ada tenaga yang dikeluarkan
(untuk jalan dari toko satu ke toko yang lain). Konsumen lebih memilih belanja
offline yang membutuhkan waktu yang relatif lama, dan di toko online barang
yang dijual biasanya sudah disertakan spesifikasi barang yang sangat lengkap.
4.2. Akses yang Mendukung
Saat ini semakin majunya teknologi membuat konsumen dengan mudah
mengakses internet. Pada zaman sekarang ini, apapun bisa didapatkan di dalam
internet termasuk urusan berbelanja. Tak heran sekarang ini banyak sekali
dijumpai online shop yang ada di berbagai media sosial, website khusus dari suatu
brand, ataupun katalog online dari sebuah produk. Gambar-gambar atau
kalimat-kalimat yang ada di dalam internet yang dapat mempengaruhi minat konsumsi
konsumen sangat beragam saat ini, seperti banyaknya online shop yang ada di
sosial media.
Asumsi ini diperkuat oleh pernyataan Siska (21 tahun) Mahasiswa Jurusan
Ilmu Komunikasisebagai berikut:
“Kalau aku sukanya belanja online itu gampang karna sekarang kita punya alat yang bisa mengakses contohnya blackberry. Tinggal mencari barang yang diinginkan langsung ke toko online lalu order, transfer, barang sampai ke rumah”.
Bagi Siska belanja online memudahkan dalam membeli suatu produk yang
diinginkan tanpa harus datang ke tokonya secara langsung. Dari penjelasannya
tersebut dapat disimpulkan online shop sudah menjadi hal yang umum di
kalangan mahasiswa.Kemajuan teknologi yang sangat pesat dalam dunia internet
ini membuat mayoritas responden mengatakan mengakses internet setiap harinya.
kemajuan teknologi yang berkembang semakin pesat. Saat ini mengakses internet
dapat dilakukan melalui handphone/smartphone. Sehingga tidak lagi perlu untuk
menyalakan komputer/laptop. Kemajuan teknologi dalam dunia gadget itu pula
diiringi semakin banyak social media, applikasi, blog, website, maupun online
shop di dunia internet.
4.3. Perbandingan Harga
Toko online tidak membutuhkan biaya tetap yang tinggi seperti sewa
gedung dan karyawan yang banyak, toko online juga tidak dibebani aneka
pungutan liar yang biasa dikenakan pada toko offline. Untuk belanja online hanya
diperlukan sedikit biaya ongkos kirim dan biaya pulsa. Karena itu toko online
dapat memangkas harga jualnya tanpa mengurangi kualitas barang yang dijual.
4.4. Sebagai Pemenuhan Prestise
Perilaku-perilaku konsumsi yang mahasiswa lakukan terpengaruh dengan
apa yang mereka dapatkan atau lihat melalui media massa sangat beragam. Mulai
dari intensitas mereka mengunjungi mall atau pusat perbelanjaan, merek yang
mereka pilih dan tempat makan atau nongkrong yang biasa mereka kunjungi. Dari
paparan atau tayangan yang ada di dalam media massa tersebut, mayoritas
mahasiswa menjadi semakin konsumtif dan hedonistic dalam melakukan perilaku
konsumsinya. Untuk berbelanja memenuhi kebutuhan primernya seperti pakaian,
sepatu, tas mereka cenderung ingin tampil untuk mengikuti perkembangan jaman
serta merek dari pakaian tersebut. Model pakaian yang sedang up to date yang
merek untuk tampil trendy mengikuti zaman, terlebih untuk berbelanja pakaian,
responden sering berbelanja pakaian sampai lebih dari empat kali setiap bulannya
untuk mengikuti trend model atau motif fashion apa yang sedang booming dipakai
banyak orang dan tentunya oleh artis-artis pula.
4.5. Ketersedian Barang di Pasar
Ada kalanya sebuah barang yang konsumen cari sangat sulit didapatkan di
tempat tinggal konsumen, misalnya jika konsumen ingin membeli suatu produk
dan ternyata produk tersebut tidak ada di Medan tapi ada sebuah toko online di
Jakarta yang menjual barang itu, mau tidak mau, konsumen harus membeli barang
itu dari toko online yang berpusat di Jakarta.
Sebagian besar responden mengganggap faktor yang melatarbelakangi
mereka belanja dikarenakan kebutuhan dan kesenangan baginya, tapi tanpa
disadari mereka menjadi seseorang yang konsumeris. Artinya, apa yang mereka
anggap kebutuhan belum tentu merupakan sebuah kebutuhan yang sebenarnya.
Mereka hanya dikuasai oleh para kaum kapitalis yang membuat suatu produk
semenarik mungkin sehingga, konsumen terperdaya dan membuat mereka harus
membeli. Mungkin ini yang membuat mereka menyebut shopping itu sebuah
kebutuhannya, walaupun tidak semua responden yang menggap demikian.
Lewat produk, trend, merek, gaya, dan tanda-tanda yang ditawarkan,
media online menjaring masyarakat khususnya mahasiswa dan para remaja untuk
terperangkap di dalam budaya konsumsi. Lebih jauh, konsumsi yang meliputi
sosial dengan kelompok sosial yang lain. Terlihat pada para informan, aktivitas
belanja hanya dijadikan sebagai interaksi antara individu dengan masyarakat.
Bagi informan media online benar-benar menawarkan hal-hal yang baru
bahkan kenyamanan bagi mereka, sehingga secara tidak sadar mereka telah
terperangkap dalam ruang gaya hidup yang ditawarkan kaum kapitalis. Dari
sinilah mereka dikuasai oleh kekuatan pasar, yang menyimulasi
kebutuhan-kebutuhan mereka yang semestinya barang-barang tersebut bukan sesuatu yang
sangat dibutuhkannya baginya. Mereka akan menjadi orang-orang yang memiliki
sifat konsumtif.
Belanjaonline merupakan kegiatan yang digemari bagi kedelapan
informan. Disini penulis menganalisis kegiatan ini dari aspek gaya hidup. Pada
mulanya belanja hanya merupakan suatu konsep yang menunjukkan suatu sikap
untuk mendapatkan barang-barang sebagai keperluan sehari-hari dengan cara
menukarkan sejumlah uang sebagai pengganti barang tersebut. Akan tetapi,
konsep belanja itu sendiri telah berkembang sebagai sebuah cerminan gaya hidup
dan rekreasi di kalangan masyarakat. Belanja merupakan suatu gaya hidup
tersendiri, yang bahkan menjadi suatu kegemaran bagi sejumlah orang.
Jika dilihat dari hasil penelitian, responden memaknai gaya hidup sebagai
tindakan yang membedakan dirinya dengan orang lain sehingga mereka ingin
dikatakan memiliki ciri khas. Misalnya saja, dalam hal berpakaian, jenis musik
pakaian pun dijadikan gaya hidup. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi
yang berinteraksi dengan lingkungan.
Dari sini dapat dilihat peranan media online yang membuat seseorang
dapat ketergantungan. Dengan adanya media online seseorang dapat lebih mudah
untuk mencari informasi atau melihat hal-hal yang baru sedang orang-orang
bicarakan atau trend-trend yang terbaru dikalangan masyarakat berduit. Internet
menjadi gaya hidup baru sekarang ini. sebagai seorang mahasiswa, para informan
dituntut untuk selalu kelihatan keren ketika berada di kampus. Ini semua karena
pengaruh media, baik itu media elektronik, media cetak, bahkan media online.
Misalnya saja, pihak produsen sengaja membuat suatu iklan atau film dengan
tema remaja, di dalam iklan atau film tersebut bukan saja cerita yang masyarakat
tonton, akan tetapi masyarakat juga melihat dari cara selebriti atau pemeran film
atau sinetron berpakaian, berdandan dan sebagainya.
Seperti halnya pemahaman gaya menurut pandangan informan selalu
arahnya ke fashion, style, mode. Mahasiswa yang dilihat sebagai kaum terpelajar
yang seyogyanya berbelanja buku untuk menunjang pelajaran dikampus malah
lebih mementingkan hasrat mereka untuk memilih berbelanja barang-barang yang
mereka inginkan.
Perilaku semacam ini dikenal sebagai perilaku konsumtif mahasiswa.
Hal-hal yang ingin mereka beli dapat langsung dibeli. Terlihat dari hampir semua
informan, suatu barang yang mereka inginkan dapat mereka dapatkan dengan
membeli sesuatu yang mereka perlukan tak terkecuali busana yang menunjang
penampilannya. Pendapatan orang tua mereka yang terbilang lebih dari segi
keuangan membuat mahasiwa atau informan ini merasa dapat membeli.
Giddens 6
Belanjadijadikan sebagai sebuah kebutuhan yang mereka anggap sebagai
suatu kebutuhan sebenarnya itu bukan merupakan kebutuhan sebenarnya. Kaum
kapitalis yang bermain di dalam menciptakan suatu kebutuhan. Pasar menciptakan
barang yang disukai konsumen, membuat iklan atau promosi semenarik mungkin, merumuskan bahwa gaya hidup semakin penting dalam
penyusunan identitas diri dan aktivitas keseharian. Kenapa sampai dikatakan
demikian karena, dasar pemikiran ini ingin mengklaim bahwa bergaya merupakan
kebutuhan pokok, sama posisinya akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Seperti yang diungkapkan hampir seluruh informan bahwa:
“Belanja merupakan kesenangan dan kebutuhan bagi saya”
Giddens ingin menunjukkan gaya hidup ini tidak lagi masuk pada wilayah
kelompok tertentu saja, tapi hampir semua kini kehidupan. Faham ideologis gaya
hidup telah menggantikan nilai-nilai kultural, yang tadinya hanya untuk
pemenuhan kebutuhan hidup, menjadi gaya, menjadi bagian keseharian yang
menjadi tanda, bahwa pecinta gaya ini ada serta menandai identitas kelompok
yang muncul sebagai akibat dukungan media.
6
sehingga terdapat kesan bahwa produk yang ditawarkan produsen itu layak
dijadikan sebagai salah satu barang yang wajib kita miliki.
Sama halnya dengan hasil penelitian yang peneliti dapatkan, penampilan
ke kampus sudah bukan barang asing lagi yang mereka lakukan. Berdandan dan
berpakaian semenarik mungin merupakan hal biasa yang dijumpai di
universitas-universitas. Sehingga menurut para informan, bagaimana menciptakan suatu gaya
tersendiri sehingga orang-orang disekeliling dapat memperhatikan mereka.
Kebutuhan seorang mahasiswa seperti buku pelajaran bukan lagi sebuah
keharusan yang mereka harus beli. Gaya hidup yang mereka anut sekarang telah
bergeser nilainya, penampilan yang ditawarkan media menjadi prioritas oleh
hampir sebagian besar mahasiswa, karena kampus selain tempat mencari inli
dapat digunakan sebagai tempat gaul-gaulan, nongkrong, dan pamer-pamer
barang yang mereka miliki dengan mahasiswa lain. Seperti pernyataan Informan:
“Mengenai buku pelajaran sebagai seorang mahasiswa, tidak perlu membeli lewat online shop. Di toko-toko buku juga ada di sediakan, dapat pinjam di perpustakaan pinjam milik teman, atau bahkan bahan kuliah dapat langsung di searching di internet”
Sementara menurut pandangan Giddens, bahwa kehidupan sistem sosial
tidak mempunyai kebutuhan apapun, yang memiliki kebutuhan hanyalah manusia
sebagai pelaku sosial. Tentu saja keputusan untuk bergaya dikembalikan pada
manusia, sebagai pelaku budaya. Image negatif dan positif tentang gaya hidup
sesuatu, merupakan konsekuensi masing-masing yang harus diterima oleh
tersebut. Batasan moral dan etika ketimuran atau kebarat-baratan, merupakan
perdebatan yang tidak akan pernah selesai dan akan terus berlangsung, selama
masih ditemukan sesuatu yang dianggap sebagai pertentangan kode etik sosial dan
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Belanja
Online sebagai Gaya Hidup Masa kini Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera
Utara, maka yang dapat dikemukakan sebagai kesimpulan dari pembahasan hasil
penelitian. Pemaknaan responden dapat dikatakan sebuah fakta bahwa
kebanyakan mahasiswa atau informan memilih berbelanja dikarenakan kebutuhan
untuk menunjang penampilannya ke kampus, bahkan dengan belanjamahasiswa
dapat lebih yakin dengan produk-produk yang mereka kenakan karena intinya
bahwa apa yang mereka pesan lewat online shop dapat berbeda dengan apa yang
orang kenakan disekitar kita.
Mahasiswa USU memaknai belanja onlinesebagai ajang mampu tidaknya
memanfaatkan teknologi zaman sekarang, terlihat dari kebiasaan dan ketertarikan
mahasiswa sekarang menggunakan internet.Dengan adanya media online
masyarakat atau khususnya dalam penelitian ini mahasiswa USU mampu melihat
trendfashion di media online dengan membuka media sosial sebagai
penghubungnya sehingga mereka dikatakan tidak ketinggalan zaman, dapat
dikatakan bahwa mahasiswa USU memaknai belanja online sebagai kiblat dari
segi fashion.
Belanja onlinemenjadi perubahan gaya hidup yang terjadi oleh mahasiswa,
teman yang lain, dalam artian bahwa lewat penampilan mereka dapat melihat
status sosial atau status ekonomi dari masing-masing orang. Terjadinya perubahan
membeli mahasiswa sekarang, yang seyogyanya mahasiswa membeli buku tetapi
lebih memilih membeli hal-hal yang berkaitan dengan penampilannya. Ini
dikarenakan adanya pengaruh media elektronik yang memicu mahasiwa membeli
di luar kesadarannya, misalnya saja iklan-iklan yang ditayangkan di televisi,
sinetron-sinetron remaja yang berperan sebagai mahasiswa, disini hanya
memperlihatkan cara berpakaian kaum selebriti yang nantinya membuat
mahasiswa mengkonsumsi hal yang sama ketika berada di kampus.
Penggunaan jasa online shop saat ini sedikit banyak mampu mengubah
pola berkonsumsi mahasiswa, yang pada mulanya mengkonsumsi barang atau jasa
adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi karena berkaitan dengan aktivitas
yang sesuai dengan fungsinya namun saat ini berubah atau beralih pada pola
untuk membentuk suatu identitas yang di dukung oleh objek sekitarnya atau
komunitasnya. Secara sosiologi komsumsi memiliki pengertian sebagai
pemanfaatan barang dan materi lebih dari daya fungsi yang tujuannya mengacu
pada pemanfaatan keinginaan, mimpi, komunikasi, dan eksis (nilai prestise). Pada
tataran yang nyata konsumsi dikontruksikan sebagai “srategi keinginan” untuk
memaksimalkan dunia (kenyataan, sosial, sejarah).
Kampus yang seharusnya hanya sarana belajar mahasiswa kini dengan
berbagai faktor yang mempengaruhi berkembangnya gaya hidup konsumtif di
kalangan mahasiswa, kampus lantas berubah menjadi tempat ajang pamer
online bagi Informan yaitu ketertarikan terhadap fashion yang dipasarkan via
online merupakan karna adanya akses yang mendukung menjadi faktor terbesar
yang mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam memanfaatkan media sosial
sebagai media pemasaran fashion. Tidak hanya karena alasan itu saja, tentunya
perilaku yang di ambil mahasiswa karena adanya informasi yang lebih lengkap
dan up to date mengenai fashion yang ditawarkan online shopping tentunya hal
tersebut dapat meningkatkan kecenderungan oleh mahasiswa untuk melakukan
konsumsi.
Belanja dijadikan atau dianggap sebagai sebuah kebutuhan bagi sebagian
besar Informan. Hal ini sangat menguntungkan bagi para pemilik modal (kaum
kapitalis), sehingga secara tidak sadar mereka telah terperangkap dalam ruang
gaya hidup yang ditawarkan kaum kapitalis. Media online benar-benar
menawarkan hal-hal yang baru bahkan kenyamanan bagi mereka. Dari sinilah
mereka dikuasai oleh kekuatan pasar, yang menyimulasi kebutuhan-kebutuhan
mereka yang semestinya barang-barang tersebut bukan sesuatu yang sangat
dibutuhkannya baginya. Mereka akan menjadi orang-orang yang memiliki sifat
konsumtif. Artinya bahwa apa yang mereka anggap kebutuhan belum tentu
merupakan sebuah kebutuhan yang sebenarnya. Mereka hanya dikuasai oleh para
kaum kapitalis yang membuat suatu produk semenarik mungkin sehingga,
konsumen di perdaya dan membuat mereka harus membeli. Mungkin ini yang
membuat mereka menyebut “shopping”itu sebagai kebutuhannya.
Teknologi pada zaman sekarang merupakan bentuk dari suatu perubahan
cara manusia berkonsumsi adalah salah satu bentuk perubahan perilaku sosial
yang membuktikan bahwa manusia adalah mahkluk yang dinamis. Mengingat
perubahan dan perkembangan di era globalisasi yang semakin maju. Fenomena
belanja online sudah menyebar diberbagai kalangan. Perubahan konsumsi
sebagian kalangan yang terjadi pada kehidupan sosial secara tidak langsung akan
mempengaruhi kehidupan sosial. Belanja online memberikan warna baru bagi
perubahan konsumsi masyarakat, belanja online bukan hanya sekedar perubahan
pemilihan berbelanja, namun sudah menjadi bagian dari perubahan sosial budaya
dalam masyarakat tidak terkecuali kalangan mahasiswa.
Pemaparan hasil wawancara dengan berbagai subjek penelitian dapat
disimpulkan bahwa fenomena online shop di kalangan mahasiswa khususnya
FISIP sudah menjadi pokok perbincangan yang hangat. Online shop bukan hanya
sekedar pilihan berbelanja namun sebagai bukti bahwa adanya pergeseran dan
perubahan cara belanja mahasiswa FISIP dalam memanfaatkan teknologi yang
ada.
5.2. Saran
Penulis dapat memberikan saran kepada para mahasiswa FISIP yang
cenderung memilih online shop dalam memenuhi kebutuhan yaitu bahwa online
shop memberikan berbagai kemudahan yang instan dalam transaksinya, selain itu
juga sebagai bahan pertimbangan mahasiswa FISIP membuktikan bahwa online
shop juga menimbulkan kekecewaan karena barang yang diinginkan tidak sesuai
menjadi bahan pertimbangan bagi semua pihak yang menggunakan online shop
sebagai cara belanja untuk pemenuhan kebutuhan.
Saran yang diberikan kepada para pengguna jasa online shop adalah
dengan menggunakan situs resmi yang terpercaya dan memilih kualitas barang
yang tinggi ketika melakukan transaksi belanja online. Online shop memberikan
berbagai kemudahan dalam proses transaksinya oleh sebab itu disarankan kepada
para pengguna jasa online shop harus lebih jeli memanfaatkan jasa tersebut dan