Lampiran 1. Gambar Alat dan Sampel
Sampel Kopi Krimer
Nama sampel : Tora Bika Creamy Latte
Wadah/kemasan : Plastik Sachet
Pabrik : PT. TORABIKA EKA SEMESTA
Komposisi : Krimer nabati, kopi instan, perisa, susu bubuk skim, kakao
bubuk, ekstrak malt bubuk, pemanis buatan sukralosa.
Nomor registrasi : BPOM RI MD 667031017022
Rangkaian Alat Ekstraksi Soxhlet
Lampiran 2. Gambar Hasil Ekstraksi Lemak Pada Kopi Krimer
Hasil Ekstraksi Lemak Ditimbang Diatas Neraca Analitik
Perhitungan
Kadar lemak dari hasil rata – rata ketiga penimbangan : Kadar Lemak (%) = W11 + W12 + W13
3
= 29,84% + 29,80% + 29,80% 3
Diketahui :
Kadar lemak dari hasil rata – rata ketiga penimbangan : Kadar Lemak (%) = W11 + W12 + W13
3
= 29,86% + 29,83%+ 29,82% 3
Diketahui :
Kadar lemak dari hasil rata – rata ketiga penimbangan : Kadar Lemak (%) = W11 + W12 + W13
3
= 29,79% + 29,78% + 29,78% 3
Kadar lemak dari hasil akhir semua penimbangan di rata – rata kan :
Kadar Lemak (%) = 29,81% + 29,83% + 29,78%
Lampiran 3. SNI Syarat Mutu Kopi Gula Krimer Dalam Kemasan
Nomor SN : SNI 7708:2011
SK Penetapan : 241/KEP/BSN/12/2011
No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan - -
9.1. Angka lempeng total (35°C, 48 jam) Koloni/g Maks. 5x105
9.2. Bakteri Coliform APM/g Maks. 20
9.3. Salmonella sp. - Negatif/25g
9.4. Staphylococcus aureus Koloni/25g Maks. 1 x 10²
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Hal.73.
Anonim. (2008). Biologi Tanaman Kopi. https://kopiagus.wordpress.com/2008/ 04/30/biologi-tanaman-kopi. Diakses Pada Tanggal 20-07-2016.
Anonim2. (2015). Penetapan Lemak Dengan Metode Ekstraksi Soxhlet
http://www.docfoc.com/penetapan-lemak-dengan-metode-ekstraksi-soxhlet-565c4dd51aa53. Diakses Pada Tanggal 20-07-2016.
Barasi, M.E. (2007). Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal.37.
Budiyanto, M., dan Agus, K.(2004). Dasar - Dasar Ilmu Gizi. Cetakan Ketiga. Malang: UMM Press. Hal.34.
Gaman, M.P., dan Serington, K.B. (1994). Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Edisi Kedua.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. Hal.74 – 195.
Hayati, R., Marliah, A., dan Rosita, F. (2012). Sifat Kimia Dan Evaluasi Sensori Bubuk Kopi Arabika. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Darussalam. Hal. 115.
Irianto, D.P. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta. Hal. 75.
Kartasapoetra, G., dan Marsetyo, H. (1991). Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta. Hal.71, 73-75.
Ketaren, S. (1986). Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal. 3-17, 61, 188-189.
Najiyati, S., dan Danarti.(1997). Budidaya Tanaman Kopi dan Penanganan PascaPanen. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal.1.
Novandhy, C. (2008). Krimer. http://www.santos-krimer.co.id/ind/index.php? option=com_content&view=article&id=53&Itemid=63. Diakses Pada Tanggal 20-07-2016.
Panji,T. (2015). Metode Ekstraksi Dengan Ekstraktor Soxhlet.
http://www.edubio.info/2015/01/metode-ekstraksi-dengan-ekstraktor.html. Diakses Pada Tanggal 20-07-2016.
Prawirokusumo, S. (1994). Ilmu Gizi Komparatif. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta. Hal. 66.
Sutidja, T. (1991). Makanan dan Kesehatan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.21-22. Taufik. (2012). Krimer. http://creamers-creamer.blogspot.co.id/2012/02/krimer.
html. Diakses Pada Tanggal 20-07-2016.
Wikipedia.(2005). Kopi. https://id.wikipedia.org/wiki/Kopi. Diakses Pada Tanggal 20-07-2016.
Wikipedia2. (2007). Ekstraksi. https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi. Diakses Pada Tanggal 20-07-2016.
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Makanan Minuman Hasil
Pertanian Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan yang berada di Jalan
Sisingamangaraja No. 24 Medan pada tanggal 03 – 31 Maret 2016.
3.2Alat, Bahan dan Sampel Percobaan 3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan adalahalat soxhlet, batang pengaduk, batu didih,
botol semprot, corong, desikator, erlenmeyer, gelas ukur, kaca arloji, kertas
saring, labu alas bulat, klem, neraca analitik, oven, penangas air listrik, spatula,
Hidrolisis Lemak: Ditimbang 4-5 g sampel di dalam beaker glass 300-500
ml (W). Ditambahkan 45 ml akuades mendidih sambil diaduk hingga homogen.
lalu didihkan perlahan-lahan selama 15 menit.Kaca arloji dicuci dengan 100 ml
akuades dan dimasukkan air pembilas kedalam beaker. Endapan disaring
menggunakan kertas saring bebas lemak (kertas saring 41). Beaker dibilas 3 kali
dengan akuades, dilakukan pencucian endapan dengan akuades hingga sampel
bebas klor, dapat ditentukan dengan penambahan 1-3 tetes AgNO3 0,1 M pada
filtrat, jika tidak terdapat endapan putih (AgCl) maka endapan sampel telah bebas
klor. Kertas saring serta endapan sampel dimasukkan kedalam oven suhu 100 °C
selama 6-18 jam.
3.3.2Ekstraksi
Ekstraksi: Labu kosong berisi batu didih ditimbang (W0), kemudian
dituangkan n-heksan (C6H14) sebanyak 2/3 kapasitas labu di atas penangas.
Disambungkan dengan alat ekstraksi soxhlet. Dimasukkan thimble ekstraksi atau
selongsong berisi sampel untuk di ekstraksi ke dalam alat Soxhlet, diekstraksi
selama 4 jam dengan siklus ekstraksi lebih dari 30 kali. Labu beserta lemak
dikeringkan didalam oven pada suhu 100°C selama 2 jam.Labu didinginkan
dalam desikator dan setelah dingin ditimbang lemak di atas neraca analitik (W1).
Diulangi pengeringan sampai bobot tetap pada lemak yang dilakukan sampai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan
Tabel 4.1 Data Perhitungan Kadar Lemak Pada Kopi Krimer
NO W W0 W1 KADAR LEMAK (%)
W1 : Berat sampel + Berat Labu, Setelah Dikeringkan (g)
4.2 Hasil
Hasil penetapan kadar lemak pada kopi krimer yang dilakukan di balai
riset standarisasi (baristand) pada tanggal 22-24 maret 2016 pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.2 DataHasil Penetapan Kadar Lemak Pada Kopi Krimer
NO SAMPEL HASIL (%) KADAR MINIMUM (%)
4.3 Pembahasan
Berdasarkan percobaan ini proses ekstraksi selama 4 jam dengan siklus
ekstraksi lebih dari 30 kalidilakukan sampai tidak ada lagi lemak yang terkandung
di dalam sampel. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, rata-rata kadar lemak
yang diperoleh dari hasil percobaan adalah 29,80%. Disimpulkan bahwa
berdasarkan syarat Standar Nasional Indonesia 7708:2011, bahwa kadar lemak
dalam kopi krimer yang dianalisis tersebut haruslah minimumatau lebih dari
6,0%, dengan demikian, kopi krimer yang dianalisis tersebut mempunyai kualitas
yang bagus untuk dikonsumsi oleh konsumen.
Lemak yang ada di dalam krimer ( Non dairy creamer ) adalah lemak
nabati, Salah satu keunggulan lemak nabati adalah tidak mengandung laktosa,
sehingga penggunaan lemak nabati pada produk non dairy creamer sangat aman
terutama bagi penderita lactose intolerance. Secara ekonomi, bahan baku lemak
nabati relatif lebih murah dibandingkan dengan susu, sehingga harga produk pada
akhirnya juga relatif murah dan terjangkau(Novandhy, 2008).
Lemak termasuk zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam
air.Namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform (CHCl3),
benzene (C6H6) dan n-heksan (C6H14). Lemak juga berfungsi sebagai sumber dan
pelarut bagi vitamin A, D, E dan K (Winarno, 1992).
Lemak berguna sebagai bahan cadangan dan bahan pembakaran yang
sewaktu - waktu dapat digunakan, lemak juga berguna untuk melindungi bagian -
bagian tubuh kita yang halus dan melindungi ujung - ujung tulang, itulah
sebabnya pada persendian terdapat lemak, agar pergeseran antara tulang - tulang
Lemak memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat
pengosongan lambung sehingga lemak memberikan rasa kenyang lebih lama.
Disamping itu lemak memberi tekstur yang disukai. Lemak dalam pangan juga
berfungsi untuk meningkatkan palatibilitas (rasa enak, lezat). Sebagian besar
senyawa atau zat yang bertanggung jawab terhadap flavor pangan bersifat larut
dalam lemak (Budiyanto, 2004).
Lemak yang disimpan pria dewasa sehat memiliki kandungan lemak
sekitar 17% dari berat badannya, sedangkan perempuan sekitar 27%. Sebagian
besar dari lemak ini terletak pada jaringan subkutan. Deposit lemak dalam rongga
dada dan abdomen bertambah meningkatnya kegemukan, dan dikaitkan dengan
peningkatan resiko kesehatan (Barasi, 2007).
Lemak Nabati dan Hewani dalam kewujudannya ada yang mudah terlihat,
seperti : lemak hewani yang sering dijual di pasar, mentega, keju, dan lain – lain.
Sedangkan lemak yang tidak mudah terlihat yaitu lemak yang masi dalam bentuk
susu, kacang – kacangan, kuning telur, alpokat, dan lain – lain.
Kekurangan lemak dapat menimbulkan pengurangan ketersediaan energi,
karena energi harus terpenuhi maka terjadilah katabolisme atau perombakan
protein, cadangan lemak yang semakin berkurang akan sangat berpengaruh
terhadap berat badan, berupa penurunan berat badan.Kekurangan asam lemak
akan berpengaruh terhadap tubuh, berupa gangguan pada pertumbuhannya, berupa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
- Kadar lemak di dalam sampel kopi krimer dalam kemasan yang diperoleh
adalah sebesar 29,80%.
- Kadar lemak di dalam kopi krimer yang diuji memenuhi persyaratan menurut SNI 7708:2011 yaitu kadar lemak tidak kurang dari 6,0%.
5.2 Saran
- Perlunya pengawasan yang baik pada saat proses pengerjaan baik mulai dari penimbangan sampel sampai hasil di peroleh.
- Sebaiknya dalam proses ekstraksi lemak dalam alat soxhlet dilakukan selama 6 jam agar lemak dapat terekstraksi sempurna dan kadar lemak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kopi
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan
dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang
dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua spesies pohon kopi yang dikenal secara
umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea
arabica).
Tanaman kopi memiliki buah yang terdiri dari daging dan biji buah.
Daging buah terdiri atas tiga bagian lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging
(mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi
umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang hanya
mengandungsatu butir atau bahkan tidak berbijisama sekali. Biji ini terdiri dari
atas kulit biji dan lembaga. Lembaga atau sering disebut (endosperm) yaitu bagian
biji dari tumbuhan merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan
untuk membuat minuman kopi (Anonim, 2008).
Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu
dari pemanenan biji kopi, untukhasil yang bermutu buah kopi dipetik setelah betul – betul matang yaitu saat kulit buah berwarna merah.Tahap matang kopi
memerlukan waktu dari kuncup bunga 8 – 11 bulan untuk robusta dan 6 – 8 bulan
untuk arabika, kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan
sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan
tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau
2.2 Krimer
Krimer (Non dairy creamer) adalah produk pengganti susu atau krim yang
merupakanproduk emulsi lemak dalam air, dibuat dari minyak nabati yang
dihidrogenasi denganpenambahan bahan tambahan pangan yang diizinkan.
Produk dapat berupa bubuk ataucairan dan umumnya digunakan untuk menambah
cita rasa pada makanan dan minuman.
Secara fungsional, non dairy creamer memiliki banyak kelebihan dibanding
dengan produk susu pada umumnya. Sisi bahan baku, non dairy creamer
menggunakan minyak nabati sebagai sumber lemaknya. Salah satu keunggulan
lemak nabati adalah tidak mengandung laktosa, sehingga penggunaan lemak
nabati pada produk non dairy creamer sangat aman terutama bagi penderita
lactose intolerance (Novandhy, 2008).
Krimer nabati (Non dairy creamer) disebut sebagai krimer tiruan yang
dibuat berdasarkan bahan penyusun berupa minyak nabati, protein, penstabil,
emulsifier yang digabungkan menjadi suatu larutan dan kemudian di keringkan
dengan pengeringan semprot. Industri makanan, dibutuhkan suatu standar
parameter kualitas produk untuk mengatur dan menjamin hasil yang produk atau
jasa yang dihasilkan. Parameter kualitas yang dimiliki oleh produk non dairy
creamer, antara lain bulk density dan white spot. Bulk density merupakan sifat
fisik bahan pangan khusus biji - bijian, tepung - tepungan dan serbuk. Bulk density
adalah perbandingan antara berat unit per volume dari sebuah powder dan
biasanya dinyatakan dalam bentuk g/100ml. White spot merupakan parameter
kualitas non dairy creamer yang berbentuk bintik putih dan muncul di permukaan
2.3 Lemak
Lemak merupakan ikatan organik yang terdiri dari unsur – unsur karbon
(C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat
pelarut tertentu, misalnya: kloroform (CHCl3), benzene (C6H6) dan n-heksan
(C6H14). Lemak dan minyak mempunyai struktur kimia umum yang sama. Lemak
mengandung sejumlah besar asam - asam lemak jenuh yang terdistribusi diantara
trigliserida - trigliserida. Adanya asam - asam lemak tidak jenuh akan
menyebabkan lebih rendahnya titik lincir (slip point) yaitu suhu dimana lemak
atau minyak mulai mencair. Pada umumnya, lemak diperoleh dari bahan hewani
(Gaman dan Serington, 1994).
Lemak berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin A, D, E dan K.
Lemak dan minyak hampir terdapat disemua bahan pangan dengan kandungan
yang berbeda - beda, tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan
sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Penambahan lemak
dimaksudkan untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa
bahan pangan. Lemak yang ditambahkan ke dalam bahan pangan atau dijadikan
bahan pangan membutuhkan persyaratan dan sifat - sifat tertentu. Berbagai bahan
pangan seperti daging, ikan, telur, susu, alpokat, kacang tanah dan beberapa jenis
sayuran mengandung lemak atau minyak yang biasanya termakan bersama bahan
tersebut. Lemak dan minyak tersebut dikenal sebagai lemak tersembunyi
(invisible fat), sedangkan lemak atau minyak yang telah diekstraksi dari bahan
nabati dan dimurnikan dikenal sebagai lemak biasa atau lemak kasat mata (visible
fat), lemak termasuk dalam kelompok senyawa yang disebut lipida, yang pada
umumnya bersifat yaitu tidak larut dalam air. Penanganan dan pengolahan bahan
trigliserida. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, hal ini disebabkan
kandungannya yang tinggi akan lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung
ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi (Winarno,
1992).
2.3.1 Sumber lemak
Sumber utama lemak ada dua jenis lemak yang kita kenal yaitu lemak
nabati dan lemak hewani. Lemak nabati adalah lemak yang bersumber dari
tumbuh - tumbuhan, yaitu: kacang - kacangan, tahu, tempe dan santan kelapa
yang mengandung lemak nabati. Lemak hewani adalah lemak yang bersumber
dari hewan, yaitu: susu, ikan, keju, daging dan masih banyak lagi.
Kadar lemak yang terkandung dalam beberapa bahan makanan adalah:
Tabel 2.1 Nilai lemak pada bahan makanan (gram/100 gram)
Bahan Makanan Nilai Lemak Bahan Makanan Nilai Lemak
Minyak kacang tanah 100,0 Lemak sapi 90,0
Minyak kelapa sawit 100,0 Mentega 81,6
2.3.2 Pembagian Lemak
Reaksi hidrolisis lemak, dalam reaksi hidrolisis lemak tersebut akan
diubah menjadi asam – asam lemak dan gliserol.
O
yaitu trigliserida, phospholipida dan sterol. Lemak di dalam pangan atau jaringan,
lemak tersusun sebagian besar atas trigliserida (95 - 98%), dan sisanya
phospholipid dan cholesterol, lemak dapat dibedakan berdasarkan:
1. Lemak Sederhana/Lemak Bebas
Lebih dari 95% lemak terdiri atas trigliserida yang terbagi menjadi 2
jenis,yaitu:
Asam lemak jenuh, asam yang mengandung semua ikatan atom karbonnya
2. Lemak Campuran
Lemak campuran mempunyai komposisi lemak bebas ditambah dengan
senyawa kimia lain, seperti:
a. Phospholipid, merupakan komponen membran sel, komponen dan
struktur otak, jaringan saraf, bermanfaat untuk penggumpalan darah,
lechitin termasuk phospholipid.
b. Glycolipid, mempunyai ikatan dengan karbohidrat dan nitrogen.
c. Lipoprotein, terdiri atas HDL (High Density Lipoprotein), LDL
(LowDensity Lipoprotein) dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein).
3. Derivat Lemak/Turunan Lemak
Yaitu senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lemak sederhana dan
lemak campuran, contohnya: asam lemak dan gliserol (Prawirokusumo,
1994).
Lemak dan minyak dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Lemak yang dikonsumsi tanpa dimasak, misalnya: mentega, margarin dan
lemak yang dipergunakan dalam kembang gula.
2. Lemak yang dimakan bersama dengan bahan pangan, atau dijadikan
sebagai medium penghantar panas dalam memasak bahan pangan,
Beberapa yang membedakan antara lemak dan minyak, yaitu:
1. Minyak
a. Berasal dari Tumbuhan
b. Umumnya tidak jenuh (terdapat ikatan rangkap)
c. Mudah rusak / tengik
d. Berwujud cair
e. Titik leleh rendah
2. Lemak
a. Berasal dari hewan
b. Umumnya jenuh (tidak terdapat ikatan tangkap)
c. Tidak mudah rusak / tengik
d. Berwujud padat
e. Titik leleh tinggi
Berdasarkan proses pembentukkannya, lemak digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Lemak esensial (tidak dapat dihasilkan oleh tubuh, sehingga harus ada di
dalam makanan), seperti: coklat, susu dan mentega.
2. Lemak non esensial (dapat dihasilkan oleh tubuh melalui proses
interkonvensi bahan makanan), seperti: asam lemak palmitat, linoleat, dan
oleat (Irianto, 2007).
2.3.3 Fungsi Lemak
Tersedianya lemak di dalam tubuh ternyata banyak kegunaannya, hal ini
dapat diketahui dari fungsi – fungsi lemak tersebut mengenai fungsinya ini dapat
1. Fungsi Utamanya:
a. Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh, pelindung kehilangan
panas tubuh atau pengatur temperatur tubuh;
b. Sebagai penghemat protein, dalam hal ini kalau tersedianya energi
dalam tubuh telah tercukupi oleh lemak dan karbohidrat, maka
pemanfaatan protein untuk penimbul energi dapat dikurangi atau tidak
diperlukan;
c. Sebagai penghasil asam lemak esensial, dikarenakan asam lemak
esensial ini tidak dapat dibentuk dalam tubuh melainkan harus tersedia
dari luar, berasal dari makanan, untuk pertumbuhan dan pencegahan
terjadinya peradangan kulit/dermatitis;
d. Sebagai pelarut vitamin tertentu, seperti A, D, E, dan K sehingga dapat
dipergunakan tubuh.
2. Fungsi Lainnya :
a. Sebagai pelumas di antara persediaan makanan dan membantu
pengeluaran sisa - sisa makanan dari dalam tubuh:
b. Sebagai penangguh perasaan lapar sehubungan dengan dicernanya
lemak lebih lama, selain itu lemak juga memberi cita rasa lebih tahan
lama dan lebih memuaskan pada makanan yang dikonsumsi
(Kartasapoetra dan Marsetyo, 1991).
2.4 Metode Ekstraksi Soxhlet
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat yang menggunakan
pelarut berdasarkan perbedaan kelarutannya (Wikipedia2, 2007). Soxhlet adalah
Alat ini ditemukan oleh Franz von Soxhlet pada tahun 1879 dan pada awalnya
hanya digunakan untuk mengekstraksi lemak dari material padatnya. Suatu
senyawa yang memiliki kelarutan yang sangat spesifik dengan larutan tertentu
dapat dipisahkan dengan mudah dengan proses filtrasi sederhana. Namun apabila
senyawa tersebut memiliki kelarutan yang terbatas, dapat digunakan ekstraktor
soxhlet untuk memisahkan senyawa tersebut dari material asalnya (Panji, 2015).
Metode ekstraksi soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih
sedikit, waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang
digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa
yang tahan panas. Prinsip soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang
selalu baru, sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik.
Penetapan kadar lemak dengan metode ekstrasi soxhlet ini dilakukan
dengan cara mengeluarkan lemak dari sampel dengan pelarut anhydrous. Pelarut
anhydrous merupakan pelarut yang benar - benar bebas air, contohnya: kloroform
(CHCl3), benzene (C6H6) dan n-heksan (C6H14). Hal ini bertujuan supaya bahan -
bahan yang larut air tidak terekstraksi dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi (Coffea sp) merupakan tanaman yang menghasilkan sejenis
minuman. Minuman tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk bubuk.
Kopi bubuk adalah biji kopi yang telah disangrai, digiling atau ditumbuk hingga
menyerupai serbuk halus, Sebelum kopi dipergunakan sebagai bahan minuman,
terlebih dahulu dilakukan proses roasting. "Flavor" kopi yang dihasilkan selama
proses roasting tergantung pada jenis kopi hijau yang dipergunakan, cara
pengolahan biji kopi, penyangraian, penggilingan, penyimpanan dan metode
penyeduhannya akan menentukan cita rasa dari kopi tersebut (Hayati, dkk.,2012).
Minuman kopi sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, aromanya yang
harum, rasanya yang khas dan nikmat, serta khasiatnya yang dapat memberikan
rangsangan menyegarkan badan membuat kopi cukup akrab dilidah dan digemari.
Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman, tetapi juga mempunyai arti
ekonomi yang cukup penting. Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi
sumber nafkah bagi banyak petani. Tanpa pemeliharaan yang berarti. Tanaman
kopi sudah bisa memberikan hasil yang cukup lumayan untuk menambah
penghasilan (Najiyanti dan Danarti, 1997).
Penambahan krimer di dalam kopi membuat rasa cream pada kopi, krimer
berbentuk bubuk atau cair pada umumnya krimer berwarna putih dan terbuat dari
lemak nabati. Kopi krimer biasanya tidak menggunakan susu, meskipun di
kemasannya disebutkopi susu. Kandungan lemak dalam Krimer ada beberapa
gurih dan dalam jumlahpemakaiannya yang sedikit tidaklah berbahaya.
Semakintinggi kandungan lemakakan semakin gurih rasanya (Taufik, 2012).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk memilihjudul “Penetapan Kadar Lemak Pada Kopi Krimer Dalam Kemasan”, agar dapat
diketahuiapakah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan SNI 7708 Tahun
2011 yaitu jumlah kadar lemak pada kopi krimer minimum atau diatas dari 6,0%.
1.2 Tujuan Percobaan
- Untuk penetapan kadar lemak yang terdapat pada kopi krimer dalam
kemasan.
- Untuk mengetahui apakah kadar lemak yang terkandung di dalam kopi
krimer tersebut sesuai dengan kadar lemak yang ditetapkan oleh SNI
7708:2011.
1.3 Manfaat Percobaan
- Memberi informasi nilai kadar lemak yang terkandung di dalam kopi krimer dalam kemasan yang diuji.
- Memberi informasi tentang metode yang digunakan untuk penetapan kadar
PENETAPAN KADAR LEMAK PADA KOPI KRIMER DALAM KEMASAN
ABSTRAK
Kopi merupakan bahan minuman sudah tidak asing lagi, aromanya yang harum, rasanya yang khas dan nikmat, serta khasiatnya yang dapat memberikan rangsangan menyegarkan badan membuat kopi cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat, kopi dengan penambahan krimer membuat rasa cream pada kopi, krimer terbuat dari lemak nabati,kopi krimer biasanya tidak menggunakan susu, meskipun di kemasannya disebutkopi susu.
Penelitian ini dilakukan menggunakan sampel kopi krimer kemasan yang dijual di pasaran, untuk penetapan kadar lemak percobaan ini dilakukan dengan metode ekstraksi soxhlet.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar lemak yang terdapat pada kopi krimer dalam kemasan dan untuk mengetahui apakah kadar lemak yang terkandung di dalam kopi krimer tersebut sesuai dengan yang ditetapkan oleh SNI 7708 Tahun 2011, yaitu syarat kadar lemak minimum atau lebihdari 6,0%. Hasil yang diperoleh adalah kadar lemak dalam kopi krimer mencapai 29,8% dan hasil tersebut masih memenuhi syarat SNI 7708 Tahun 2011.
PENETAPAN KADAR LEMAK PADA KOPI KRIMER
DALAM KEMASAN
TUGAS AKHIR
OLEH:
RIDHO RIZKY MULYA SILAEN NIM 132410102
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Ridho Rizky Mulya Silaen
Nomor Induk Mahasiswa : 132410102
Program Studi : D3 Analis Farmasi dan Makanan
Judul Tugas Akhir : Penetapan Kadar Lemak Pada Kopi Krimer Dalam
Kemasan
Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar Ahli Madya di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya didalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.
Medan, September 2016 Yang Membuat Pernyataan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,
Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir berjudul “Penetapan Kadar
Lemak Pada Kopi Krimer Dalam Kemasan”. Tugas akhir ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma
III Analis Farmasi dan Makanan di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari
hambatan-hambatan dan kesulitan dalam menyelesaikannya. Penulis menyadari bahwa tugas
akhir ini dapat terselesaikan dengan baik karena bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yaitu kepada:
1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
telah meluangkan waktu dan memberikan nasihat dan bimbingan hingga
4. Bapak Alhamra, seluruh staf dan pegawai Balai Riset dan Standardisasi
Industri Medan (Baristand).
5. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
6. Teristimewa kepada orang-orang terkasih yang selalu menjadi bagian
inspirasi: Ayahanda Arsyad Silaen dan Ibunda Fatmawati br. Manurung,
serta kepada saudara penulis yang senantiasa selalu mendoakan, memberi
semangat dan mendukung penulis dalam keadaan apapun.
7. Sahabat-sahabat di D3 Analis Farmasi dan Makanan angkatan 2013 untuk
kebersamaan, kerjasama dan kenangan selama 3 tahun masa perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih kurang dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
guna penyempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Medan, Juli 2016 Penulis,
PENETAPAN KADAR LEMAK PADA KOPI KRIMER DALAM KEMASAN
ABSTRAK
Kopi merupakan bahan minuman sudah tidak asing lagi, aromanya yang harum, rasanya yang khas dan nikmat, serta khasiatnya yang dapat memberikan rangsangan menyegarkan badan membuat kopi cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat, kopi dengan penambahan krimer membuat rasa cream pada kopi, krimer terbuat dari lemak nabati,kopi krimer biasanya tidak menggunakan susu, meskipun di kemasannya disebutkopi susu.
Penelitian ini dilakukan menggunakan sampel kopi krimer kemasan yang dijual di pasaran, untuk penetapan kadar lemak percobaan ini dilakukan dengan metode ekstraksi soxhlet.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar lemak yang terdapat pada kopi krimer dalam kemasan dan untuk mengetahui apakah kadar lemak yang terkandung di dalam kopi krimer tersebut sesuai dengan yang ditetapkan oleh SNI 7708 Tahun 2011, yaitu syarat kadar lemak minimum atau lebihdari 6,0%. Hasil yang diperoleh adalah kadar lemak dalam kopi krimer mencapai 29,8% dan hasil tersebut masih memenuhi syarat SNI 7708 Tahun 2011.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Percobaan ... 2
1.3 Manfaat Percobaan ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1Kopi ... 3
2.2Krimer ... 4
2.3Lemak ... 5
2.3.1 Sumber Lemak ... 6
2.3.2 Pembagian Lemak ... 7
2.4Metode Ekstraksi Soxhlet ... 10
BAB III METODE PENGUJIAN ... 12
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ... 12
3.2 Alat, Bahan dan Sampel ... 12
3.2.1 Alat ... 12
3.2.2 Bahan ... 12
3.2.3 Sampel ... 12
3.3 Prosedur ... 12
3.3.1 Hidrolisis ... 12
3.3.2 Ekstraksi ... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14
4.1Perhitungan ... 14
4.2Hasil ... 14
4.3Pembahasan ... 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 17
5.1Kesimpulan ... 17
5.2Saran ... 17
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Gambar Alat dan Sampel ... 20
2 Gambar Hasil Ekstraksi Lemak Pada Kopi Krimer ... 22
3 Perhitungan ... 23